sumber ajaran agama islam
DESCRIPTION
sumber ajaran agama islam terdiri dari al quran, hadits dan ijtihad. menjelaskan bagaimana pengaplikasian sumber ajaran agama islam dalam kehidupan sehari hari dan lingkungan sekitarTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia adalah makhluk pilihan dan yang dimuliakan oleh Allah
SWT dari makhluk yang lainnya, yaitu dengan keistimewaan yang
dimilikinya, seperti akal yang mampu menangkap sinyal-sinyal kebenaran,
merenungkannya, dan kemudian memilihnya. Dengan akal yang dimilikinya,
manusia diharapkan mampu memilah dan memilih nilai-nilai kebenaran,
kebaikan, dan keindahan yang tertuang dalam risalah para rasul. Selain itu,
manusia juga diciptakan untuk mengaplikasikan beban-beban ilahiah yang
mengandung maslahat dalam kehidupannya. Ia membawa amanah ilahiah
yang harus diimplementasikan dalam kehidupan nyata. Keberadaannya di
alam memiliki arti yang hakiki, yaitu menegakkan khilafah. Keberadaannya
tidaklah untuk huru-hara dan tanpa hadaf ‘tujuan’ yang berarti. Dan manusia
mempunyai tanggung jawab dimuka bumi untuk menjadi khalifah yang dapat
mencontoh dan meneruskan nilai-nilai luhur dari Rasulullah.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa kelebihan dan fungsi manusia menurut Islam?
1.2.2 Bagaimana tanggung jawab manusia sebagai khalifah dimuka bumi?
1.2.3 Apa tantangan global yang dihadapi manusia sebagai khalifah?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Untuk mengetahui dan memahami kelebihan dan fungsi manusia
menurut Islam.
1.3.2 Untuk mengetahui dan memahami tanggung jawab manusia sebagai
khalifah dimuka bumi.
1.3.3 Untuk mengetahui dan memahami tantangan global yang dihadapi
manusia sebagai khalifah.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
2.1.2 Manusia
Pengertian manusia dapat dilihat dari berbagai segi. Secara bahasa
manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang
berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang mampu menguasai
makhluk lain. Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau
sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus)
atau seorang individu (Anonymous a, 2014).
Dalam Al-Quran manusia dipanggil dengan beberapa istilah,
antara lain al-insaan, al-naas, al-abd, dan bani adam dan sebagainya.
Al-insaan berarti suka, senang, jinak, ramah, atau makhluk yang sering
lupa. Al-naas berarti manusia (jama’). Al-abd berarti manusia sebagai
hamba Allah. Bani adam berarti anak-anak Adam karena berasal dari
keturunan nabi Adam (M. Daud Ali, 1998).
2.2.2 Khalifah
Menurut bahasa, Khalifah (خليفة Khalīfah) merupakan mashdar
dari fi’il madhi khalafa , yang berarti : menggantikan atau menempati
tempatnya. Sedangkan dalam pengertian syariah, Khalifah digunakan
untuk menyebut orang yang menggantikan Nabi Muhammad SAW
(setelah beliau wafat) dalam kepemimpinan Negara Islam. Menurut
Imam Al-Juwayni (1085M), Khalifah adalah kepemimpinan yang
bersifat menyeluruh (riyasah taammah) sebagai kepemimpinan yang
berkaitan dengan urusan khusus dan urusan umum dalam kepentingan-
kepentingan agama dan dunia (Anonymous, 2014).
2.2.3 Globalisasi
Istilah globlisasi berasal dari kata globe (peta dunia yang
berbentuk bola). Globalisasi adalah suatu proses dibentuknya suatu
tatanan, aturan, dan sistem yang berlaku bagi bangsa-bangsa di seluruh
dunia. Globalisasi tidak mengenal adanya batas-batas wilayah; bahkan
2
tidak mengenal aturan lokal, regional, kebijakan negara yang dapat
mengurangi ruang gerak masuknya nilai, ide, pikiran atau gagasan yang
dianggap sudah merupakan kemauan masyarakat dunia harus
dihilangkan. Globalisasi berlaku di semua bidang kehidupan, seperti
politik, ekonomi, sosial, budaya dan sebagainya (Rowland, 2012).
2.3 Konsep Pembahasan
2.3.1 Kelebihan Dan Fungsi Manusia Menurut Islam
Kelebihan dan fungsi manusia dibandingkan makhluk lain dapat
dilihat dari berbagai ciri utama, yaitu:
Manusia yang paling unik, dijadikan dalam bentuk yang paling baik,
ciptaan Allah yang paling sempurna. Firman Allah:
“Sesungguhnya Kami telah menjadikan manusia dalam bentuk yang
sebaik-baiknya” (QS. At-Tin:4)
Keunikan manusia dapat terlihat pada bentuk struktur tubuh, gejala-
gejala yang ditimbulkan jiwanya, mekanisme yang terjadi pada setiap
organ tubuhnya, proses pertumbuhannya melalui tahapan tertentu, dan
sebagainya. Hubungan timbal balik antara manusia dengan
llingkungan hidupnya, ketergantungannya pada sesuatu menunjukan
adanya kekuasaan yang berada diluar manusia itu sendiri.
Manusia diciptakan Allah untuk mengabdi kepada-Nya. Dalam Al-
Quran surat Az-Zariyat:
“Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia, kecuali utnutk mengabdi
kepada-Ku” (QS. Az-Zariyat: 56)
Mengabdi kepada Allah dapat dilakukan manusia melalui dua jalur,
yaitu jalur khusus dan jalur umum. Jalur khusus merupakan ibadah
yang dilakukan dengan ketentuan oleh Allah sedang rinciannya
dijelaskan oleh Rasulullah, contohnya: shalat, puasa, zakat, haji.
Sedangkan jalur umum dapat dilakukan dengan beramal saleh.
3
Manusia dilengkapi dengan akal perasaan dan kemauan atau
kehendak.
Dengan akal dan kehendaknya manusia akan tunduk dan patuh kepada
Allah, menjadi muslim. Tetapi dengan akal dan kehendaknya juga
manusia dapat tidak percaya, tidak tunduk dan tidak patuh kepada
kehendak Allah, bahkan mengingkari-Nya, menjadi kafir. Karena itu
di dalam Al-Quran ditegaskan oleh Allah:
…..
“Dan katakan bahwa kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu.
Barangsiapa yang mau beriman hendaklah ia beriman, dan
barangsiapa yang tidak ingin beriman, biarlah ia kafir…..”
(QS. Al-Kahfi: 29)
Dalam surat Al-Insan juga dijelaskan:
“Sesungguhnya kami telah menunjukinya jalan yang lurus (kepada
manusia), ada manusia yang syukur, ada pula manusia yang kafir”.
(QS. Al-Insaan: 3)
Manusia memiliki akhlaq.
Berakhlaq adalah ciri utama mausia dibandngkan makhluk lain.
Artinya manusia adalah makhluk yang diberikan Allah
kemampuan untuk membedakan yang baik dengan yang buruk.
Dalam Islam kedudukan akhlak sangat penting, ia menjadi
komponen ketiga dalam Islam. Kedudukan ini dapat dilihat di
dalam sunnah Nabi yang mengatakan bahwa beliau diutus
hanyalah untuk menyempurnakan akhlak
manusia yang mulia.
2.3.2 Tanggung Jawab Manusia Sebagai Khalifah Dimuka Bumi
Antara anugerah utama Allah kepada manusia ialah pemilihan
manusia untuk menjadi khalifah atau wakil-Nya di bumi. Dengan ini
manusia berkewajiban menegakkan kebenaran, kebaikan, mewujudkan
4
kedamaian, menghapuskan kemungkaran serta penyelewengan dan
penyimpangan dari jalan Allah. Firman Allah SWT:
“Dan (ingatlah) tatkala Tuhan engkau berkata kepada Malaikat :
“Sesungguhnya Aku hendak menjadikan di bumi seorang khalifah”.
Berkata mereka : “Apakah Engkau hendak menjadikan padanya orang
yang merusak di dalam nya dan menumpahkan darah, padahal kami
bertasbih dengan memuji Engkau dan memuliakan Engkau ?” Dia
berkata : “Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui”. (QS. Al-baqarah : 30)
Pada dasarnya, akhlak yang diajarkan Alquran terhadap
lingkungan bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah.
Kekhalifahan menuntut adanya interaksi antara manusia dengan
sesamanya dan manusia terhadap alam. Kekhalifahan mengandung arti
pengayoman, pemeliharaan, serta pembimbingan, agar setiap makhluk
mencapai tujuan penciptaannya. Sebagai seorang khalifah, apa yang
dilakukan tidak boleh hanya untuk kepentingan diri pribadi dan tidak
hanya bertanggung jawab pada diri sendiri saja. Oleh karena itu, semua
yang dilakukan harus untuk kebersamaan sesama umat manusia dan
hamba Allah, serta pertanggung jawabannya pada tiga instansi, yaitu :
1. Pertanggung jawaban pada diri sendiri.
2. Pertanggung jawaban pada masyarakat.
3. Pertanggung jawaban pada Allah.
Sebagai makhluk Allah, manusia mendapat amanat yang
harusdipertanggung jawabkan dihadapan-Nya. Tugas hidup yang dipikul
manusia dimuka bumi adalah tugas kekhalifahan, yaitu tugas
kepemimpinan; wakil Allahdi muka bumi untuk mengelola dan
memelihara alam.
5
Khalifah berarti wakil atau pengganti yang memegang kekuasaan.
Manusia menjadi khalifah, berarti manusia memperoleh mandat Allah
untuk mewujudkan kemakmuran di muka bumi. Kekuasaan yang
diberikan kepada manusia bersifat kreatif, yang memungkinkan dirinya
mengolah dan mendayagunakan apa yang ada di muka bumi untuk
kepentingan hidupnya sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan
oleh Allah.
Kekuasaan manusia sebagai khalifah Allah dibatasi oleh ketentuan-
ketentuan yang telah digariskan oleh yang diwakilinya, yaitu hukum-
hukum Allah baik yang tertulis dalam kitab suci (al-qaul), maupun yang
tersirat dalamkandungan pada setiap gejala alam semesta (al-kaun).
Seorang wakil yang melanggar batas ketentuan yang diwakili
adalah wakil yang mengingkari kedudukan dan peranannya serta
mengkhianati kepercayaan yang diwakilinya. Oleh karena itu dia diminta
pertanggungjawaban terhadap penggunaan kewenangannya dihadapan
yang diwakilinya, sebagaimana firman Allah dalam surat Fathir : 39.
“Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi.
Barangsiapa yang kafir, maka (akibat) kekafirannya menimpa dirinya
sendiri. Dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah
akan menambah kemurkaan pada sisi Tuhannya dan kekafiran orang-
orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kerugian
mereka belaka”. (QS. Fathir : 39)
Ketika memerankan fungsinya sebagai khalifah Allah di muka
bumi, ada dua peranan penting yang diamanahkan dan dilaksanakan
manusia sampai hari kiamat.
Pertama, memakmurkan bumi (al ‘imarah). Yakni dengan
mengexploitasi alam dengan sebaik-baiknya dengan adil dan merata
dengan tetap menjaga kekayaan agar tidak punah, supaya generasi
berikutnya dapat melanjutkan exploitasi itu.
Kedua, memelihara bumi dari upaya-upaya perusakan yang datang
dari pihak manapun (ar ri’ayah). Melihara bumi dalam arti luas termasuk
juga memelihara akidah dan akhlak manusianya sebagai SDM (sumber
6
daya manusia). Memelihara dari kebiasaan jahiliyah, yaitu merusak dan
menghancurkan alam demi kepentingan sesaat. Karena sumber daya
manusia yang rusak akan sangat potensial merusak alam. Oleh karena itu,
hal semacam itu perlu dihindari.
Dua peran yang dipegang manusia dimuka bumi, sebagai khalifah
dan ‘abdun merupakan keterpaduan tugas dan tanggung jawab yang
melahirkan dinamika hidup yang sarat dengan kreatifitas dan amaliyah
yang selalu berpihak pada nilai-nilai kebenaran.
Dua sisi tugas dan tanggungjawab ini tertata dalam diri setiap
muslim sedemikian rupa. Apabila terjadi ketidakseimbangan, maka akan
lahir sifat-sifat tertentu yang menyebabkan derajat manusia meluncur
jatuh ketingkat yang paling rendah.
2.4 Analisis Masalah
Manusia adalah seorang khalifah atau pemimpin yang seharusnya
mampu mengayomi, memelihara, terhadap apa yang menjadi
tanggungjawabnya. Namun, pada kenyataannya banyak pemimpin yang tidak
amanah terhadap kedudukannya. Seperti yang kita ketahui bahwa di negeri
kita sendiri, di Indonesia, masih banyak jajaran pemimpin yang melakukan
tindakan tidak mencerminkan wujud seorang pemimpin.
Kasus mengenai impor daging sapi yang dilakukan oleh oknum-oknum
yang terlibat di dalamnya. Dalam kasus ini ada beberapa nama yang diseret
diduga menjadi tersangka. Seorang pengusaha bisnis yang namanya cukup
telah tercemar dengan berbagai skandal dan kasus, Ahmad Fathanah, menjadi
salah satu tersangka kasus daging impor ini. Menurut Harian Kompas Online
pada tanggal 11 Maret 2014, Direktur Utama PT Indoguna Utama Maria
Elizabeth Liman didakwa menyuap Luthfi Hasan Ishaaq selaku anggota
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sebesar Rp 1,3 miliar. Uang itu diberikan
melalui rekan dekat Luthfi, Ahmad Fathanah, terkait pengaturan kuota impor
daging sapi. Menurut Jaksa Supardi, Pemberian uang ini akan digunakan
untuk mempengaruhi pejabat Kementerian Pertanian (Kementan) agar
memberi persetujuan atau rekomendasi permohonan kuota impor daging
tahun 2013. Jaksa menjelaskan, mulanya Elizabeth meminta bantuan pada
7
Fathanah agar PT Indoguna mendapat penambahan kuota impor daging sapi.
Sebab, permohonan kuota impor daging sapi oleh PT Indoguna selalu ditolak
oleh Kementan. Fathanah menyanggupi karena kenal dekat dengan Luthfi
yang saat itu menjabat Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Menteri
Pertanian Suswono juga merupakan kader PKS.
Setelah itu, Elizabeth juga meminta bantuan pada Fathanah melalui
Elda Devianne Adiningrat untuk dipertemukan dengan Luthfi. Elizabeth
akhirnya bertemu Luthfi. Dalam pertemuan itu, Luthfi menyanggupi
permintaan Elizabeth untuk dipertemukan dengan Suswono. Pertemuan
berikutnya, Fathanah mengatakan bahwa Luthfi akan membantu Elizabeth
dalam pengurusan penambahan kuota impor daging. "Selanjutnya terdakwa
menyampaikan akan mendukung dana untuk PKS," kata Jaksa Irene Putri.
Disepakati, jika penambahan kuota impor daging untuk PT Indoguna
disetujui sebanyak 8000 ton, maka Elizabeth bersedia menyediakan fee
kepada Luthfi sebesar Rp 5000 per kilogram atau total Rp 40 miliar.
Kemudian, untuk pemberian awal, Elizabeth memberikan uang untuk Luthfi
Rp 300 juta yang disebut untuk keperluan acara PKS di Medan. Elizabeth
memerintahkan anak buahnya Arya Abdi Effendy untuk menyiapkan dana
tersebut dan diserahkan pada Elda. Elda lalu menghubungi Fathanah bahwa
telah disediakan uang. Selanjutnya, Elizabeth dan Fathanah kembali
melakukan pertemuan. Saat itu, Fathanah meminta Elizabeth menyiapkan Rp
1 miliar agar PT Indoguna diprioritaskan untuk mendapat penambahan kuota.
Fathanah kemudian mendatangi kantor Indoguna untuk mengambil uang
tersebut. "Fathanah kemudian menghubungi Luthfi, memberitahukan uang
pemberian terdakwa telah diterima," ujar jaksa.
Setelah mendapat uang tersebut, Fathanah bertemu mahasiswi bernama
Maharany Suciono di Hotel Le Meredien, Jakarta. Uang tersebut belum
sampai ke tangan Luthfi karena Fathanah dan teman wanitanya itu ditangkap
petugas KPK saat berada dalam kamar Hotel Le Meridien.
Berdasarkan kasus diatas, manusia yang diutus sebagai khalifah tidak
seharusnya menyalahi wewenang atas nama jabatan. Seorang pemimpin
harusnya mampu memprioritaskan kepentingan rakyat banyak dibandingkan
8
kepentingan satu pihak saja. Kasus diatas menggambarkan bagaimana
seorang pemimpin mampu tergoda dengan sejumlah harta hanya untuk
sebuah kemudahan transaksi yang dilakukan oleh satu pihak saja, bagaimana
jika pihak lain juga menginginkan hal yang sama. Apabila kasus semacam ini
tidak cepat diusut dan ditemukan pola kejadiannya, maka aka nada kasus dan
oknum-oknum lain yang melakukan hal yang sama meskipun dengan pola
yang berbeda.
Suap, hukumnya sangat jelas diharamkan oleh Al-Qur’an dan Sunnah
serta Ijma, baik bagi yang memberi maupun yang menerima.
Di dalam Al-Qur’an, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
م�وال� أ م�ن� فر�يق�ا �وا �ل �ك أ �ت ل � �ام �ح�ك ال �لى إ �ها ب �وا �د�ل وت اط�ل� �ب �ال ب �م ك �ن ي ب �م ك م�وال
أ �وا �ل �ك أ ت وال
م�ون ع�ل ت �م� نت وأ � �م �ث �اإل� ب �اس� الن
Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian lain di antara
kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta
itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebagian daripada harta
benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.
[Al-Baqarah : 188]
Sedangkan dari Sunnah.
ى� : ش ت �لم�ر� و�ا اش�ى، الر الله� و�ل� س� ر عن ل ل قا �ن� ب الله� �د� عب ع�مر عن�
Dari Ibnu Umar Radhiyallahu anhu , ia berkata : “Rasulullah Shallallahu
alaihi wa sallam melaknat yang memberi suap dan yang menerima suap”.[HR
At-Tirmidzi, 1/250; Ibnu Majah, 2313 dan Hakim, 4/102-103; dan Ahmad
2/164,190. Syaikh Al-Albani berkata,”Shahih.” Lihat Irwa’ Ghalil 8/244]
(Ustadz Armen, 2007).
9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang diberikan kelebihan-
kelebihan berbeda dengan makhluk lainnya serta amanah sebagai seorang
khalifah atau pemimpin. Dalam menjalankan hidupnya, manusia tidak
terlepas dari suatu hal yang dinamakan globalisasi. Globalisasi yang
merupakan suatu proses dibentuknya suatu tatanan, aturan, dan sistem yang
berlaku bagi bangsa-bangsa di seluruh dunia ini tidak dibatasi oleh suatu hal
apapun bahkan agama. Banyak hal yang akan dihadapi oleh manusia dalam
menjalani hidupnya sebagai khalifah termasuk tantangan di dunia globalisasi
tidak terkecuali seorang pemimpin yang memanfaatkan jabatannya demi
terlaksananya kepentingan kelompok tertentu.
3.2 Saran
Sebagai manusia yang telah mengetahui perannya, alangkah baiknya jika
kita melaksanakan peran kita, tugas kita sebagai seorang khalifah di bumi ini
dengan baik. Manusia telah diberi kelebihan oleh Allah SWT, oleh karena itu
dengan kelebihan tersebut kita akan mampu menjalankan tugas kita sebagai
seorang khalifah dengan tetap berusaha untuk mendapatkan ridho Allah
SWT.
10
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. Daud. 1998. Pendidikan Agama Islam. PT Raja Grafindo Persada : Jakarta
Anonymous a. 2014. Pengertian Manusia. [Online, tersedia di :
http://kamelia11.wordpress.com/tag/pengertian-manusia-menurut-
para-ahli/]. Diakses pada tanggal 11 Maret 2014.
Anonymous b. 2014. Pengertian Khalifah. [Online, tersedia di :
http://khalifah000.wordpress.com/pengertian-khalifah/]. Diakses pada
tanggal 12 Maret 2014.
Anonymous c. 2014. Manusia sebagai Khalifah. [Online, tersedia di :
http://awullia.blogspot.com/2013/07/fungsi-manusia-dalam-
islam.html]. Diakses pada tanggal 13 Maret 2014.
Halim, Armen. 2007. Hukum Seputar Suap dan Hadiah. [Online, tersedia di :
http://almanhaj.or.id/content/2283/slash/0/hukum-seputar-suap-dan-
hadiah/]. Diakses pada tanggal 13 Maret 2014
Pasaribu, Rowland. 2012. Modul 14 Dampak Globalisasi. Universitas Gunadarma
Jakarta
Rizkia, Nisrina. 2011. Makalah Agama Dan Etika Islam: Hakikat Manusia Dalam
Pandangan Islam. [Online, tersedia di :
http://diaharrazy.files.wordpress.com/2011/10/hakekat-manusia-
dalam-pandangan-islam.pdf]. Diakses pada tanggal 13 Maret 2014
11
MAKALAH AGAMA
Konsep Manusia (Khalifah Problem dan Tantangan Global)
Kelompok 1
Oleh:
Ayu Novita Marlini 125040100111017
Rosfi Rahmania Effendi 125040100111025
Kelas F
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
12
Kata Pengantar
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas
berkat dan limpahan rahmatNya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu dan tanpa halangan yang berarti sehingga dapat mempersembahkan
sebuah makalah dengan judul " Konsep Manusia (Khalifah Problem dan
Tantangan Global)", yang menurut kami dapat memberikan manfaat yang besar
bagi kita untuk mempelajari Pendidikan Agama Islam.
Makalah ini disusun berdasarkan studi literatur yang di dapat dari buku
maupun dari internet. Kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pendidikan
Agama Islam yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami
menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada makalah
ini. Oleh karena itu kami menerima segala bentuk kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.
Terima kasih, dan semoga makalah ini bisa memberikan sumbangsih
positif bagi kita semua. Amin.
Malang, 13 Maret 2014
Penulis
13i
Daftar Isi
14ii