sukmawati - digilibadmin.unismuh.ac.id

144
PENGARUH KEPEMIMPINAN GURU DAN MOTIVASI SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SMP KELAS VIII DI KABUPATEN MAROS Tesis oleh SUKMAWATI Nomor Induk Mahasiswa: 105040906414 PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER BAHASA INDONESIA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2016

Upload: others

Post on 04-Oct-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

PENGARUH KEPEMIMPINAN GURU DAN MOTIVASI SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

SISWA SMP KELAS VIII DI KABUPATEN MAROS

Tesis

oleh

SUKMAWATI Nomor Induk Mahasiswa: 105040906414

PROGRAM PASCASARJANA

MAGISTER BAHASA INDONESIA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2016

Page 2: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

HALAMAN PENGESAHAN

TESIS

PENGARUH KEPEMIMPINAN GURU DAN MOTIVASI SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA

SMP KELAS VIII DI KABUPATEN MAROS

DISUSUN OLEH SUKMAWATI

NIM. 105040906414

Menyetujui Komisi Pembimbing

Pembimbing I, Pembimbing II, Prof. Dr. H. M. Ide Said D. M., M. Pd. Dr. Sitti Aida Azis, M. Pd.

Mengetahui

Direktur Program Pascasarjana, Ketua Program Studi Magister Bahasa Indonesia,

Prof. Dr. H. M. Ide Said D. M., M. Pd. Dr. A. Rahman Rahim, M. Hum.

Page 3: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

HALAMAN PERBAIKAN TESIS

Judul : Pengaruh Kepemimpinan Guru dan Motivasi Siswa terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa SMP Kelas VIII di Kabupaten Maros

Nama : Sukmawati

NIM : 105040906414

Program Studi : Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

Telah diuji dan dipertahankan di depan panitia Penguji pada

Seminar Hasil pada tanggal 21 Juni 2016 dan telah dapat diterima

sebagai salah satu syarat untuk mengikuti proses ujian tutup dengan

beberapa perbaikan.

1. Prof. Dr. H. M. Ide Said D. M., M. Pd. ...………………………… ( Pembimbing I )

2. Dr. Sitti Aida Azis, M. Pd. …………………………… ( Pembimbing II )

3. Dr. Salam, M. Pd. ……………………………. ( Penguji I )

4. Dr. A. Rahman Rahim, M. Hum. ……………………………. ( Penguji II )

Page 4: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Sukmawati

NIM : 105040906414

Program Studi : Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya tulis ini

benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan

pengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila

dikemudian hari terbukti atau atau dapat dibuktikan bahwa sebagian

atau keseluruhan tesis ini hasil karya orang lain, saya bersedia

menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Makassar, Juni 2016

Yang menyatakan,

Sukmawati

Page 5: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

ABSTRAK Sukmawati. 2016. Pengaruh Kepemimpinan Guru dan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa SMP Kelas VIII di Kabupaten Maros. (Dibimbing oleh M. Ide Said D. M. dan Sitti Aida Aziz.

Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan Pengaruh Kepemimpinan Guru dan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa SMP Kelas VIII di Kabupaten Maros.

Jenis penelitian ini adalah penelitian Ex-Post Facto. Populasi penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 5 Mandai, SMP Negeri 4 Bantimurung, dan SMP Negeri 3 Camba. Sampel berjumlah 99 orang dengan pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik sampling area dilakukan dengan cara mengambil wakil dari setiap daerah /wilayah geografis yang ada. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pemberian angket kepemimpinan guru dan angket untuk mengukur motivasi belajar siswa.

Data di analisis secara deskriptif dan inferensial (menggunakan statistik uji-t dengan bantuan program SPSS versi 20,0) pada taraf tidak signifikansi lebih besar dari 5% atau d = 0,05. Hasil analisis diperoleh nilai F = 2.965 signifikasi pada taraf 5 persen, karena nilai P = 0,000 < 0,05, R = 0,058 dan t = 2,232 untuk kepemimpinan guru dan 0.638 untuk motivasi belajar. Hal ini berarti bahwa kepemimpinan guru dan motivasi siswa berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar bahasa Indonesia siswa di SMP Negeri 5 Mandai, SMP Negeri 4 Bantimurung, dan SMP Negeri 3 Camba.

Page 6: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGESAHAN ii

HALAMAN PERBAIKAN TESIS iii

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS iv

KATA PENGANTAR v

ABSTRAK viii

ABSTRACT ix

DAFTAR ISI x

DAFTAR TABEL xiii

DAFTAR GAMBAR xiv

DAFTAR LAMPIRAN xv

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 8

C. Tujuan Penelitian 9

D. Manfaat Penelitian 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR 11

A. Kepemimpinan 11

B. Motivasi Belajar 25

C. Hasil Belajar Bahasa Indonesia 31

D. Kerangka Pikir 41

E. Hipotesis 42

Page 7: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

BAB III METODE PENELITIAN 43

A. Jenis dan Desain Penelitian 43

B. Definisi Operasional Variabel 44

C. Lokasi dan Waktu Penelitian 45

D. Populasi dan Sampel Penelitian 45

E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumentasi Penelitian 46

F. Teknik Analisis Data 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 50

A. Analisis Deskriptif Variabel Kepemimpinan Guru,

Motivasi Belajar, dan Hasil Belajar 50

1. Kepemimpinan Guru 51

2. Motivasi Belajar 52

3. Hasil Belajar Bahasa Indonesia 54

4. Hasil Pengujian Hipotesis 55

B. Pembahasan Hasil Penelitian 66

BAB V PENUTUP 72

A. Simpulan 72

B. Saran 73

DAFTAR PUSTAKA 75

RIWAYAT HIDUP 77

LAMPIRAN 79

Page 8: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

DAFTAR TABEL

Nomor

Halaman

3.1 Empat Aspek Keterampilan Berbahasa 34

3.2 Kategori Hasil Belajar Kognitif Siswa 49

4.1 Deskripsi Persepsi Kepemimpinan Guru 51

4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Persepsi

terhadap Kepemimpinan Guru 52

4.3 Deskripsi Motivasi Belajar 52

4.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Motivasi Belajar Siswa 53

4.5 Deskripsi Hasil Belajar Siswa 54

4.6 Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil Belajar

Bahasa Indonesiai Siswa SMP di Kabupaten Maros 55

4.7 Hasil Analisis Varians Kepemimpinan Guru dan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa SMP di Kabupaten Maros 58

4.8 Hasil Uji–t untuk Variabel Kepemimpinan Guru Mengajar dan

Motivasi Belajar 58 4.9 Hasil Analisis Varians Motivasi Belajar Siswa

terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa SMP di Kabupaten Maros 61

4.10 Hasil Uji-t terhadap Kepemimpinan Guru 61

4.11 Hasil Analisis Varians Motivasi Belajar Siswa terhadap Hasil Belajar Siswa SMP di Kabupaten Maros 63

Page 9: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

4.12 Hasil Uji-t untuk Variabel Motivasi Hasil Belajar Siswa 64

xi

Page 10: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Halaman

2.1 Kerangka Pikir Penelitian 42

2.2 Desain Penelitian 43

xii

Page 11: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

Halaman

LAMPIRAN A. INSTRUMEN PENILAIAN

A.1 Angket Kepemimpinan Guru 80

A.2 Angket Motivasi Belajar 86

A.3 Tes Hasil Belajar Bahasa Indonesia 89

LAMPIRAN B. ANALISIS DATA

B.1 Daftar Nilai Kepemimpinan Guru dan Motivasi Belajar

91

B.2 Analisis Statistik Deskriptif dan Inferensial

107

Kepemimpinan Guru

B.3 Analisis Statistik Deskriptif dan Inferensial Motivasi Belajar 110

B.4 Analisis Statistik Deskriptif dan Inferensial Hasil Belajar 113

LAMPIRAN C. DOKUMENTASI

LAMPIRAN D. PERSURATAN

Page 12: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id
Page 13: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id
Page 14: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id
Page 15: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id
Page 16: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Salah satu tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam

pembukaan UUD 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan

tersebut diperjelas dalam visi dan misi pendidikan nasional yang

mengemukakan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah membentuk

manusia Indonesia seutuhnya sesuai dengan fitrahnya, yaitu pribadi yang

beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

demokratis, menjunjung tinggi hak asasi manusia, menguasai ilmu

pengetahuan, teknologi, memiliki kesehatan jasmani dan rohani, memiliki

keterampilan hidup yang berharkat dan bermartabat serta memiliki tanggung

jawab kemasyarakatan dan kebangsaan yang mampu mewujudkan

kehidupan bangsa yang cerdas dan berdaya saing di era global (Biro Hukum

dan Hubungan Masyarakat, 2002).

Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seseorang

dalam upaya memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai positif

dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar. Pembelajaran dapat

melibatkan dua pihak, yaitu siswa sebagai pebelajar dan guru sebagai

fasilitator. Menurut Utami (2003:1) meskipun fasilitas pendidikan lengkap dan

canggih, namun bila tidak ditunjang oleh keberadaan guru yang berkualitas,

maka mustahil akan menimbulkan proses belajar dan pembelajaran yang

Page 17: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

2

maksimal. Guru sebagai pelaksana pendidikan nasional merupakan faktor

kunci. Peningkatan prestasi belajar siswa akan dipengaruhi oleh kualitas

proses pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, untuk meningkatkan prestasi

belajar siswa, proses pembelajaran di kelas harus berlangsung dengan baik,

berdaya guna dan berhasil guna. Kegiatan pembelajaran yang terpenting

adalah terjadinya proses belajar (learning process). Sebab sesuatu dikatakan

hasil belajar kalau memenuhi beberapa ciri berikut : (1) belajar sifatnya

disadari, dalam hal ini siswa merasa bahwa dirinya sedang belajar, timbul

dalam dirinya motivasi-motivasi untuk memiliki pengetahuan yang diharapkan

sehingga tahapan-tahapan dalam belajar sampai pengetahuan itu dimiliki

secara permanen (retensi) betul-betul disadari sepenuhnya, (2) hasil belajar

diperoleh siswa melalui proses, dalam hal ini pengetahuan diperoleh tidak

secara spontanitas, instant, namun bertahap (sequensial).

Sikap guru terhadap proses pembelajaran, akan mewarnai perilaku

guru dalam melaksanakan tugas mengajar. Sedangkan mengajar merupakan

tugas utama seorang guru yang wajib berdampak positif untuk dirinya dan

siswa, baik guru berperan sebagai fasilitator, pembimbing, maupun sebagai

pencipta lingkungan belajar. Proses pembelajaran itu merupakan proses

interaksi akademis antara guru dan siswa di tempat, pada waktu dengan isi

yang diatur sedemikian rupa oleh sekolah dengan aspek-aspek pokok yang

terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Kelancaran proses

pendidikan dan pengajaran di sekolah banyak ditentukan oleh sikap dan

perilaku guru dalam melaksanakan tugas mengajar. Pengaruh guru terhadap

Page 18: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

3

kepemimpinan di sekolah diperkirakan berpengaruh pula terhadap

bagaimana perilaku memimpin siswa dengan motivasi belajar.

Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang menentukan

kesuksesan manajemen sekolah. Sebagaimana dikemukakan oleh

Nurkolis (2005:152) setidaknya ada empat alasan kenapa diperlukan figur

pemimpin, yaitu: 1) banyak orang memerlukan figur pemimpin, 2) dalam

beberapa situasi seorang pemimpin perlu tampil mewakili kelompoknya, 3)

sebagai tempat pengambilalihan resiko bila terjadi tekanan terhadap

kelompoknya, dan 4) sebagai tempat untuk meletakkan kekuasaan.

Kepemimpinan yang baik tentunya sangat berdampak pada tercapai atau

tidaknya tujuan organisasi karena pemimpin memiliki pengaruh terhadap

kinerja organisasi yang dipimpinnya.

Kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk mencapai

tujuan merupakan bagian dari kepemimpinan. Konsep kepemimpinan erat

sekali hubungannya dengan konsep kekuasaan, dengan kekuasaan

pemimpin memperoleh alat untuk mempengaruhi perilaku para pengikutnya.

Sebagaimana telah dikemukakan di atas, bahwa dalam upaya meningkatkan

mutu pendidikan, aspek utama yang ditentukan adalah kualitas guru. Untuk

itu, upaya awal yang dilakukan dalam peningkatan mutu pendidikan adalah

kualitas guru, motivasi siswa, dan prestasi belajar siswa. Kualifikasi

pendidikan guru sesuai dengan prasyarat minimal yang ditentukan oleh

syarat-syarat seorang guru yang profesional. Guru profesional yang

dimaksud adalah guru yang berkualitas, berkompetensi, dan guru yang

Page 19: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

4

dikehendaki untuk mendatangkan prestasi belajar serta mampu

mempengaruhi proses belajar mengajar siswa yang nantinya akan

menghasilkan prastasi belajar siswa yang baik.

Proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik apabila didukung

oleh guru yang memunyai kepemimpinan yang tinggi, karena guru

merupakan ujung tombak dan pelaksana terdepan pendidikan anak-anak di

sekolah dan sebagai pengembang kurikulum. Guru yang memunyai

kepemimpinan yang baik akan mampu menumbuhkan semangat dan

motivasi belajar siswa yang lebih baik, yang pada akhirnya akan mampu

meningkatkan kualitas pembelajaran.

Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas pembelajaran adalah

variabel guru. Guru memunyai pengaruh yang cukup dominan terhadap

kualitas pembelajaran, karena gurulah yang bertanggung jawab terhadap

proses pembelajaran di kelas, bahkan sebagai penyelenggara pendidikan di

sekolah. Faktor guru yang paling dominan mempengaruhi kualitas

pembelajaran adalah kepemimpinan guru. Kepemimpinan guru merupakan

faktor yang dominan dalam menentukan kualitas pembelajaran. Artinya kalau

guru yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran memunyai kepemimpinan

yang bagus, akan mampu meningkatkan sikap dan motivasi belajar siswa

yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas pembelajaran, begitu juga

sebaliknya. Kepemimpinan guru yang berpengaruh terhadap motivasi belajar

siswa adalah kepemimpinan guru dalam kelas. Meningkatnya kualitas

pembelajaran, akan mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat

Page 20: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

5

dipahami karena guru yang memunyai kepemimpinan bagus dalam kelas

akan mampu menjelaskan pelajaran dengan baik, mampu menumbuhkan

motivasi belajar siswa dengan baik, mampu menggunakan media

pembelajaran dengan baik, mampu membimbing, dan mengarahkan siswa

dalam pembelajaran sehingga siswa akan memiliki semangat dalam belajar,

senang dengan kegiatan pembelajaran yang diikuti, dan merasa mudah

memahami materi yang disajikan oleh guru sehingga hasil belajar menjadi

lebih baik.

Kepemimpinan dipandang sebagai hasil perkalian antara

kemampuan dan motivasi. Kemampuan menunjuk pada kecakapan

seseorang dalam mengerjakan tugas-tugas tertentu. Orang akan

mengerjakan tugas yang terbaik jika memiliki kemauan dan keinginan untuk

melaksanakan tugas itu dengan baik. Berdasarkan ungkapan tersebut di atas

berarti kepemimpinan guru berkaitan dengan kompetensi guru, artinya untuk

memiliki kepemimpinan yang baik guru harus didukung dengan kompetensi

yang baik. Tanpa memiliki kompetensi yang baik seorang guru tidak akan

mungkin dapat memiliki kepemimpinan yang baik. Sebaliknya, seorang guru

yang memiliki kompetensi yang baik belum tentu memiliki kepemimpinan

yang baik. Dunia kerja guru yang sebenarnya adalah membelajarkan siswa

dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

Pengaruh kepemimpinan para guru di sekolah merupakan upaya guru

secara keseluruhan akan memunyai pengaruh terhadap hasil belajar para

siswa. Makin kuat para guru berbagi kepercayaan mengenai kemampuan

Page 21: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

6

instruksional, makin baik prestasi akademik para siswa. Oleh karena itu, jika

menghadapi hambatan, orang yang memunyai kemampuan diri kolektif lebih

mungkin akan terus untuk menyelesaikan problem.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti, guru di SMP Negeri

3 Camba didominasi oleh guru senior yang sudah memiliki banyak

pengalaman mengajar di sekolah. Fasilitas penunjang pembelajaran yang

ada juga sudah terbilang lengkap seperti LCD, perpustakaan, laptop dan

laboratorium tetapi hanya laptop dan perpustakaan yang sering digunakan itu

pun hanya guru-guru tertentu saja yang berinisiatif untuk menggunakan

laptop dan perpustakaan. Guru -guru kebanyakan masih melakukan kegiatan

belajar di dalam kelas dengan menggunakan metode ceramah.

Sebagian siswa di SMP Negeri 3 Camba cenderung jenuh dan kurang

memperhatikan di dalam proses belajar mengajar ketika guru mengajar

dengan berbagai alasan, ada yang beralasan gurunya membosankan terlalu

serius dan monoton dalam mengajar. Siswa lebih memperhatikan atau fokus

dalam proses belajar mengajar ketika yang mengajar guru yang lebih

bervariasi dalam mengajar dan membuat suasana di dalam kelas lebih

menyenangkan seperti diajak belajar di perpustakaan dan berdiskusi dengan

teman.

Berdasarkan penelitian pendahuluan melalui wawancara dengan

sebagian siswa di SMP Negeri 3 Camba terdapat gejala problematik sebagai

berikut:

1. Ada beberapa guru yang kreatif dan ada beberapa guru yang kurang

Page 22: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

7

kreatif. Ketika yang mengajar guru yang kurang kreatif, siswa

cenderung bosan karena guru hanya fokus dalam menyampaikan

materi. Ketika yang mengajar guru kreatif, siswa lebih termotivasi

untuk mengikuti pelajaran karena proses pembelajaran tidak hanya

berlangsung didalam kelas tetapi juga diluar kelas seperti di

perpustakaan.

2. Ada beberapa guru yang dapat mengelola kelas dengan baik dan

proses pembelajaran lebih menyenangkan, ada juga beberapa guru

yang kurang bisa mengelola kelas dengan baik dan proses

pembelajaran yang dilaksanakan kurang menyenangkan.

3. Ada beberapa guru yang dalam mengajar bisa menyampaikan materi

dengan baik kepada siswa sehingga siswa dapat mengerti apa materi

yang diajarkan tetapi ada juga beberapa guru yang dalam

menyampaikan materi kurang bisa diterima oleh siswa sehingga siswa

kurang mengerti apa materi yang disampaikan.

Banyaknya materi pembelajaran yang harus dikuasai siswa dalam

waktu yang terbatas menjadikan mata pelajaran ini merupakan mata

pelajaran yang berbasis hafalan tanpa memahami substansi dan konsep

secara utuh. Pada pembelajaran bahasa Indonesia, sangat dibutuhkan suatu

kegiatan yang melibatkan siswa dalam memecahkan masalah, karena tidak

semua materi pelajaran yang disajikan dapat langsung dipahami jika hanya

disampaikan melalui ceramah. Pada proses pemecahan masalah inilah

dituntut kemampuan guru dalam memimpin sebuah proses pembelajaran.

Page 23: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

8

Berkaitan dengan kenyataan yang dikemukakan di atas, dapat

dikatakan bahwa hasil belajar bahasa Indonesia dipengaruhi oleh beberapa

faktor, baik faktor dari dalam (internal) maupun faktor dari luar (eksternal).

Oleh karena itu, faktor penyebab kesulitan siswa khususnya yang

mempengaruhi hasil belajar bahasa Indonesia perlu diteliti secara sistematis,

sehingga karakteristik siswa yang diduga memunyai pengaruh terhadap hasil

belajar bahasa Indonesia dapat ditelusuri secara lebih saksama.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, penulis

bermaksud mengadakan penelitian untuk mengetahui pengaruh

kepemimpinan guru dan motivasi siswa terhadap hasil belajar bahasa

Indonesia siswa SMP di Kabupaten Maros.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada bagian pendahuluan,

maka dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh kepemimpinan guru terhadap hasil belajar bahasa

Indonesia siswa kelas VIII SMP di Kabupaten Maros ?

2. Bagaimana pengaruh motivasi siswa terhadap hasil belajar bahasa

Indonesia siswa kelas VIII SMP di Kabupaten Maros ?

3. Bagaimana pengaruh kepemimpinan guru dan motivasi siswa

terhadap hasil belajar bahasa Indonesia siswa kelas VIII SMP di

Kabupaten Maros ?

Page 24: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

9

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Mendeskripsikan pengaruh kepemimpinan guru terhadap hasil belajar

bahasa Indonesia siswa kelas VIII SMP di Kabupaten Maros.

2. Mendeskripsikan pengaruh motivasi siswa terhadap hasil belajar bahasa

Indonesia siswa kelas VIII SMP di Kabupaten Maros

3. Mendeskripsikan pengaruh kepemimpinan guru dan motivasi siswa

terhadap hasil belajar bahasa Indonesia siswa kelas VIII SMP di

Kabupaten Maros

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan :

1. Manfaat Teoretis

a. Mengembangkan khazanah ilmu pengetahuan terkait dengan

kepemimpinan guru dan pengembangan motivasi belajar siswa.

b. Memberikan gambaran pengaruh kepemimpinan guru dan motivasi

belajar siswa SMP di Kabupaten Maros.

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan masukan bagi siswa dalam upaya peningkatan proses

hasil belajar bahasa Indonesia siswa SMP di Kabupaten Maros.

b. Sebagai bahan masukan bagi guru, khususnya guru bahasa

Indonesia tentang variabel terhadap hasil belajar bahasa Indonesia

Page 25: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

10

sehingga guru dapat memotivasi dan mengarahkan siswa untuk dapat

meningkatkan kemampuan yang dimiliki dan memperbaiki kebiasaan

belajarnya.

c. Menambah wawasan pembaca dan sebagai bahan referensi bagi

peneliti lain pada kajian yang relevan.

Page 26: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Kepemimpinan

1. Pengertian Kepemimpinan

Sagala (2009:114) menyatakan bahwa kepemimpinan berasal dari

kata pemimpin, maksudnya adalah orang yang dikenal dan berusaha

mempengaruhi para pengikutnya untuk merealisir visinya.

Soekanto (2001:318) menyatakan bahwa kepemimpinan adalah

kemampuan pemimpin atau leader untuk mempengaruhi orang yang dipimpin

atau pengikut-pengikutnya. Sehingga orang lain tersebut bertingkah laku

sebagaimana dikehendaki oleh pemimpin tersebut. Kadangkala dibedakan

antara kepemimpinan sebagai kedudukan dan kepemimpinan sebagai suatu

proses sosial. Sebagai kedudukan, kepemimpinan merupakan suatu

kompleks dari hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang dapat dimiliki oleh

seseorang atau suatu badan. Sebagai suatu proses sosial, kepemimpinan

meliputi segala tindakan yang dilakukan seseorang atau suatu badan yang

menyebabkan gerak dari warga masyarakat.

Danim (2004:10) menyatakan bahwa kepemimpinan adalah setiap

tindakan yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk mengkoordinasi

dan memberi arahan kepada individu atau kelompok lainnya yang tergabung

dalam wadah tertentu untuk mencapai tujuan yang telah diterapkan

sebelumnya.

Page 27: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

12

Berdasarkan pengertian para ahli di atas dapat ditarik suatu

kesimpulan, kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi seseorang

atau kelompok sehingga sasaran yang dicita-citakan dapat tercapai.

2. Syarat-Syarat Kepemimpinan

Kartono (2006:36) mengungkapkan bahwa konsepsi mengenai

persyaratan kepemimpinan itu harus selalu dikaitkan dengan tiga hal penting,

yaitu sebagai berikut: a. Kekuasaan ialah kekuatan, otoritas, dan legalitas yang memberikan

wewenang kepada pemimpin guna mempengaruhi dan menggerakkan

bawahan untuk berbuat sesuatu.

b. Kewibawaan ialah kelebihan, keunggulan, keutamaan, sehingga orang

mampu “Mbawani” atau mengatur orang lain, sehingga orang tersebut

patuh pada pemimpin, dan bersedia melakukan perbuatan-perbuatan

tertentu.

c. Kemampuan ialah segala daya, kesanggupan, kekuatan, dan kecakapan

atau keterampilan teknis maupun sosial, yang dianggap melebihi dari

kemampuan anggota biasa.

Dari pengertian di atas kepemimpinan mengandung beberapa unsur

pokok antara lain:

a. Kepemimpinan melibatkan orang lain dan adanya situasi kelompok atau

organisasi tempat pemimpin dan anggotanya berinteraksi.

b. Dalam kepemimpinan terjadi pembagian kekuasaan dan proses

Page 28: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

13

mempengaruhi bawahan oleh pemimpin.

c. Adanya tujuan bersama yang harus dicapai.

Asta Brata (dalam Soekanto, 2001:322) menyatakan kepemimpinan

yang akan berhasil, harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a. Indra-brata, yang memberikan kesenangan jasmani.

b. Yama-brata, yang menunjukkan pada keahlian dalam kepastian hukum.

c. Surya-brata, yang menggerakkan bawahan dengan mengajak mereka

untuk bekerja persuasion.

d. Caci-brata, yang memberikan kesenangan rohaniah.

e. Bayu-brata, yang menunjukkan keteguhan pendidikan dan rasa tidak

segan-segan untuk turut merasakan kesukaran-kesukaran pengikut-

pengikutnya.

f. Dhana-brata, menunjukkan pada suatu sikap yang patut dihormati.

g. Paca-brata, yang menunjukkan kelebihan di dalam ilmu pengetahuan,

kepandaian dan keterampilan.

h. Agni-brata, yaitu sifat memberikan semangat kepada anak buah.

3. Sifat-Sifat Kepemimpinan

Purwanto (2005:55) mengemukakan bahwa ada 6 sifat yang

diperlukan dalam kepemimpinan pendidikan adalah sebagai berikut:

a. Rendah Hati dan Sederhana

Seorang pemimpin pendidikan hendaknya jangan memunyai sikap

sombong atau merasa lebih mengetahui daripada yang lain. Hendaknya lebih

Page 29: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

14

banyak mendengarkan dan bertanya daripada berkata dan menyuruh.

Kelebihan pengetahuan dan kelebihan kesanggupan yang dimiliki hendaknya

dipergunakan untuk membantu yang lain atau anak buah, bukan untuk

dipamerkan dan dijadikan kebanggaan. b. Bersifat Suka Menolong

Pemimpin hendaknya selalu siap sedia untuk membantu anggota-

anggotanya tanpa diminta bantuannya. Akan tetapi, bantuan yang diberikan

jangan sampai dirasakan sebagai paksaan sehingga orang yang memerlukan

bantuan itu justru menolaknya meskipun sangat memerlukannya. Demikian

pula seseorang pemimpin hendaknya selalu bersedia untuk mendengarkan

kesulitan-kesulitan yang disampaikan oleh anggota-anggotanya meskipun

mungkin tidak akan dapat menolongnya. Hal ini sangat penting untuk

mempertebal kepercayaan anggota-anggotanya bahwa benar-benar tempat

perlindungan dan pembimbing mereka.

c. Sabar dan Memiliki Kestabilan Emosi

Seorang pemimpin pendidikan hendaklah memiliki sifat sabar. Jangan

lekas merasa kecewa dan memperlihatkan kekecewaannya dalam

menghadapi kegagalan atau kesukaran, dan sebaliknya, jangan lekas

merasa bangga dan sombong jika kelompoknya berhasil. Sifat ini akan

memberikan perasaan aman kepada anggota-anggotanya. Mereka tidak

merasa dipaksa, ditekan, atau selalu dikejar-kejar dalam menjalankan

tugasnya. Mereka bebas membicarakan persoalan-persoalan di antara

mereka sendiri dan dengan pemimpinnya.

Page 30: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

15

d. Percaya pada Diri Sendiri

Seorang pemimpin hendaknya menaruh kepercayaan sepenuhnya

kepada anggota-anggota; percaya bahwa mereka akan dapat melaksakan

tugasnya masing-masing dengan sebaik-baiknya, yang dipimpin harus

merasa pula bahwa mereka mendapat kepercayaan sepenuhnya untuk

melaksanakan tugas-tugas yang dipercayakan kepada mereka. Kepercayaan

pemimpin seperti itu hanya timbul atau ada pada diri seorang pemimpin yang

memunyai kepercayaan sepenuhnya kepada diri seorang pemimpin yang

memunyai kepercayaan sepenuhnya kepada diri sendiri; percaya pada

kesanggupan sendiri. Percaya kepada kemampuan dan kesanggupan sendiri

tidak memerlukan pengawasan atas diri untuk melakukan apa yang telah

diterima sebagai tugas dan tidak merasa perlu untuk selalu mengawasi

anggota-anggota kelompok. e. Jujur, Adil, dan dapat Dipercaya

Sikap percaya kepada diri sendiri pada anggota-anggota kelompok

dapat timbul karena adanya kepercayaan mereka terhadap pemimpinnya.

Karena mereka menaruh kepercayaan kepada pemimpin, maka akan

menjalankan semua kewajiban dengan rasa patuh dan bertanggung jawab.

Untuk menimbulkan sikap patuh yang demikian, pemimpin harus patuh pula

pada diri sendiri, selalu menepati janji, tidak lekas mengubah haluan, hati-hati

dalam mengambil putusan dan teliti dalam melaksanakannya, berani

mengakui kesalahan dan kekurangan sendiri, dan sebagainya. Dengan kata

Page 31: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

16

lain pemimpin hendaknya jujur, adil, dan dapat dipercaya. Pemimpin

hendaklah konsekuen terhadap orang lain dan terhadap diri sendiri selalu

berusaha agar sikap dan tindakan tidak bertentangan dengan perkataan,

menjaga satu kata dengan perbuatan. 4. Pengertian Pemimpin

Kartono (1992:33) menyatakan bahwa pemimpin adalah seorang

pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan khususnya kecakapan di satu

bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama

melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau beberapa

tujuan.

Fairchild (dalam Kartono, 1992:34) mengemukakan bahwa pemimpin

dalam arti luas ialah seorang yang memimpin, dengan jalan memprakarsai

tingkah laku sosial dengan mengatur, menunjukkan, mengorganisir atau

mengontrol usaha orang lain, atau melalui prestise, kekuasaan atau posisi.

Dalam pengertian yang terbatas, pemimpin ialah seorang yang membimbing-

memimpin dengan bantuan kualitas-kualitas persuasif dan akseptansi atau

penerimaan secara sukarela oleh para pengikut.

Berdasarkan pengertian para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

pemimpin adalah seseorang yang memunyai kemampuan atau kecakapan

lebih unggul daripada yang lainnya sehingga dapat mempengaruhi orang lain

demi tercapainya suatu tujuan.

Page 32: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

17

5. Ciri-Ciri Seorang Pemimpin yang Berhasil

De Bono (dalam Munandar, 2001:174) menyatakan bahwa ada empat

macam faktor (dua ciri pribadi dan dua lainnya merupakan faktor di luar

dirinya) yang menentukan keberhasilan seseorang atau sekelompok orang.

Kedua ciri pribadi adalah sebagai berikut: a. A little madness, orang yang tahu dengan pasti dan jelas apa yang ia

inginkan dan memiliki dorongan yang sangat kuat untuk mencapai tujuan.

b. Very talented, orang yang memunyai bakat yang sangat menonjol di

bidang tertentu.

Kedua faktor lainnya adalah sebagai berikut:

a. Rapid growth fiedl. Orang yang bekerja dalam bidang yang berkembang

sangat cepat memunyai peluang lebih banyak untuk berhasil, daripada

orang yang bekerja di bidang yang tidak dapat berkembang dengan cepat.

b. Luck. Ada orang yang kebetulan berada di tempat pada saat yang tepat

untuk melakukan usahanya. Ada orang lain yang selalu kesulitan dalam

memulai usahanya.

6. Kepemimpinan Guru

a. Pengertian Kepemimpinan Guru

Istilah kepemimpinan berasal dari kata pimpin yang artinya bimbing

atau tuntun kemudian lahirlah kata memimpin yang artinya membimbing atau

menuntun dan kata pemimpin yang artinya orang yang berfungsi memimpin,

membimbing atau menuntun.

Page 33: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

18

G.R. Terry (dalam Thoha, 1996:227) mengemukakan bahwa

kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi orang-orang agar

diarahkan mencapai tujuan organisasi.

Pendapat di atas menekankan bahwa kepemimpinan mencakup

kegiatan mempengaruhi orang lain agar tujuan yang diinginkan dapat

tercapai. Hal senada dikemukakan oleh Handayaningrat (1993:64) bahwa:

Kepemimpinan adalah sebagai suatu proses di mana pimpinan digambarkan akan memberi perintah/ pengarahan, bimbingan atau mempengaruhi pekerjaan orang lain dalam memiliki dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Syamsi (1994:138) mengemukakan bahwa :

Kepemimpinan adalah suatu seni tentang cara untuk mempengaruhi orang lain kemudian mengarahkan keinginan, kemampuan dan kegiatan mereka untuk mencapai tujuan si pemimpin.

Jadi kepemimpinan pada hakikatnya adalah kemampuan untuk

mempengaruhi orang lain dan berkaitan dengan kegiatan mempelopori,

membimbing, mengatur, menggerakkan dan mengontrol atau pengawasan.

Keberhasilan seorang pemimpin tergantung kepada kemampuannya untuk

mempengaruhi. Dengan kata lain, kepemimpinan dapat diartikan sebagai

komunikasi langsung atau tidak langsung, dengan maksud untuk

menggerakkan orang-orang tersebut agar dengan penuh pengertian,

kesadaran, dan dengan hati bersedia mengikuti kehendak pemimpin itu.

Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang yang memiliki kemampuan

tersebut.

Page 34: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

19

Untuk memperjelas tentang pengertian pemimpin dapat dilihat

pendapat berikut:

Kartono (1992:33) mengemukakan bahwa:

Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan atau kelebihan khusus kelebihan di suatu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau beberapa tujuan.

Faichid (Kartono, 1992: 33) mengemukakan bahwa:

Pemimpin adalah seseorang yang memimpin, dengan memprakarsi tingkah laku sosial dalam mengatur, menunjukkan, mengorganisir, atau mengontrol usaha / upaya orang lain, atau melalui prestise, kekuasaan, atau posisi (pengertian luas).Pemimpin ialah seseorang yang membimbing, memimpin dengan bantuan kualitas-kualitas secara persuasifnya dan akseptesisnya / penerimaan secara rela oleh pengikutnya.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pemimpin

adalah seorang yang memunyai kemampuan untuk menggerakkan orang lain

sekaligus mempengaruhi orang untuk melakukan sesuatu sesuai dengan

tujuan yang hendak dicapai. Pemimpin yang dimaksud dalam kajian ini

adalah guru-guru di sekolah yang harus berperan dalam upaya pembentukan

moralitas siswa.

Menurut Nawawi (1985:123), guru diartikan sebagai orang yang

bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang ikut bertanggung

jawab dalam membantu anak-anak mencapai kedewasaan masing-masing.

Berdasarkan pendapat di atas, pada hakikatnya guru merupakan

orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang memiliki

kualifikasi sebagai guru. Pekerjaan sebagai guru sebenarnya tidak bisa

Page 35: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

20

dilakukan oleh sembarang orang tanpa memiliki keahlian sebagai guru.

Orang yang pandai berbicara sekalipun belum dapat disebut sebagai guru.

Untuk menjadi guru diperlukan syarat-syarat khusus, apalagi sebagai guru

yang profesional yang harus menguasai seluk-beluk pendidikan dan

pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang perlu dibina dan

dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu atau pendidikan prajabatan.

Dengan demikian, kepemimpinan guru merupakan kemampuan guru dalam

mengarahkan siswa di sekolah yang di dukung oleh kemampuan yang dimiliki

oleh guru.

b. Tugas-Tugas Guru

Ada beberapa prinsip umum yang harus dipengang oleh guru Bahasa

Indonesia dalam menjalankan tugasnya. Menurut Nasution (dalam Wirawan,

2014) prinsip-prinsip umum yang harus dipengang oleh guru bahasa

Indonesia dalam menjalankan tugasnya adalah sebagai berikut:

1) Guru yang baik memahami dan menghormati siswa.

2) Guru yang baik harus menghormati bahan pelajaran yang

diberikannya.

3) Guru hendaknya menyesuaikan bahan pelajaran yang diberikan

dengan kemampuan siswa.

4) Guru hendaknya menyesuaikan metode mengajar dengan

pelajarannya.

5) Guru yang baik mengaktifkan siswa dalam belajar.

Page 36: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

21

6) Guru yang baik memberikan pengertian, bukan hanya dengan kata-

kata belaka. Hal ini untuk menghindari verbalisme pada murid.

7) Guru menghubungkan pelajaran pada kehidupan siswa.

8) Guru terikat dengan texs book.

9) Guru yang baik tidak hanya mengajar dalam arti menyampaikan

pengetahuan, melainkan senantiasa membentuk kepribadian

siswanya.

Dengan diundangkannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14

Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (UUTGD), guru ditetapkan sebagai

suatu profesi sejajar dengan profesi lainnya , seperti: hakim, dokter, dan

insinyur. Di samping itu, ditentukan kewajiban profesionalnya dan hak-hak

dijamin oleh undang-undang. UUTDG menyatakan bahwa guru adalah

pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada

pendidikan anak dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan

pendidikan menengah.

Untuk menjadi guru minimal harus memunyai empat kompetensi.

Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku

yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai guru dalam melaksanakan

tugasnya.

1) Kompetensi Profesional

Guru perlu memunyai kompetensi profesional. Kompetensi ini

diatur dalam pasal 7 dan 8 UUTGD. Guru merupakan profesi khusus yang

Page 37: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

22

dilaksanakan dengan mengacu kepada prinsip sebagai berikut:

a) Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme.

b) Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,

ketakwaan, dan akhlak mulia.

c) Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai

dengan bidang tugas.

d) Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas.

e) Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan.

f) Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja.

g) Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara

berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat.

h) Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas

keprofesionalan.

i) Memiliki organisasi profesi yang memunyai wewenang mengatur hal-hal

yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.

j) Kompetensi profesional diperoleh melalui pendidikan formal di universitas

dan program pengembangan sumber daya manusia. Untuk pendidikan

formal keguruan untuk semua level pendidikan dasar diperlukan guru

minimal tamatan Diploma IV atau Sarjana S1. Para guru juga harus

mengikuti berbagai program pengembangan sumber daya manusia sesuai

dengan mata pelajaran yang diampunya. Misalnya, untuk guru bahasa

Indonesia mengikuti berbagai pelatihan bahasa Indonesia berupa metode

pembelajaran maupun materi ajar.

Page 38: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

23

2) Kompetensi Pedagogik

Kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik, kompetensi ini

antara lain meliputi kemampuan:

a) Menguasai kurikulum dan satuan pembelajaran mata pelajaran yang

diampunya.

b) Mendeskripsikan tujuan pembelajaran.

c) Memilih materi untuk proses pembelajaran setiap temu muka dengan para

siswa di kelas, laboratorium, perpustakaan, dan di lapangan olah raga.

d) Mampu mengorganisir materi dalam proses pembelajaran.

e) Menguasai berbagai metode pembelajaran dan penggunaannya dalam

mengajar.

f) Menentukan sumber belajar/ alat peraga dan media teknologi

pembelajaran.

g) Menyusun perangkat penilaian hasil belajar.

h) Menentukan teknik penilaian dan evaluasi hasil pembelajaran.

i) Memanajemeni waktu untuk proses pembelajaran.

3) Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial adalah suatu konsep yang kompleks dan multi

dimensial yang terdiri dari sosial, emosional (mempengaruhi peraturan),

kognitif (informasi, keterampilan untuk memproses dan memperoleh,

pembuatan perspektif), dan perilaku (keterampilan percakapan, perilaku

prososial), keterampilan dan motivasi dan ekspektansi (perkembangan moral,

kemampuan diri) kebutuhan adaptasi sosial yang berhasil. Kompetensi sosial

Page 39: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

24

juga merefleksikan suatu kemampuan untuk mengambil perspektif mengenai

situasi belajar dari pengalaman masa lalu, dan menerapkan pembelajaran

tersebut terhadap perubahan dalam interaksi sosial.

Dalam dunia pendidikan, kompetensi sosial guru merupakan

kompetensi guru dalam kaitan lingkungan internal dan lingkungan eksternal

suatu sekolah. Karakteristik kompetensi sosial guru sebagai berikut

a) Megetahui dan memahami para pemangku kepentingan yang ada di

lingkungan internal dan lingkungan ekternal dan berupaya untuk

berinteraksi dengan mereka.

b) Memunyai kemampuan untuk berinteraksi dan berkomunikasi serta

memanfaatkan para pemangku kepentingan untuk mendukung proses

pembelajaran yang ia laksanakan di kelasnya.

c) Memunyai kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif, empati, dan

santun dengan semua pemangku kepentingan sekolah, dan dengan para

anggota profesi guru dan profesi lainnya.

d) Bersifat inklusif, bersikap dan bertindak objektif tidak diskriminatif

berdasarkan jenis kelamin, agama, ras, gender, status social.

e) Sebagai pegawai yang dapat dipindahtugaskan guru harus mampu cepat

beradaptasi di tempat tugas baru di seluruh Indonesia.

4) Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian guru merupakan pribadi yang sangat

menentukan berhasil atau tidaknya tujuan program pembelajaran di sekolah.

Agar program pembelajaran berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan,

Page 40: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

25

guru harus memunyai kompetensi kepribadian tertentu. Karakteristik guru

yang memunyai kompetensi kepribadian tersebut antara lain:

a) Memahami dan menerapkan filsafat moral Pancasila dalam proses

pembelajaran dan kehidupan sehari-hari di rumah, di sokolah, dan di

masyarakat.

b) Menghormati dan menerapkan norma-norma agama, hukum, moral, etika

dan budaya Indonesia.

c) Menunjukkan pribadi yang berintegritas tinggi, berakhlak mulia, dapat

diteladani oleh para siswa dan masyarakat.

d) Mencintai dan mendedikasikan hidupnya kepada layanan pendidikan,

kepada para anak didiknya, bekerja keras, dan berdisiplin untuk

mengubah dan memberikan nilai tambah kepada mereka.

e) Merasa terpanggil dan bangga kepada profesinya sebagai guru dan

bertanggung jawab untuk melaksanakan dan mengembangkan

profesinya.

f) Memunyai etos kerja tinggi sebagai pendidik, belajar sepanjang hayat,

dan berdisiplin.

g) Menjunjung tinggi profesi, kode etik profesi, dan organisasi profesi guru.

B. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi

Motif adalah daya dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk

melakukan sesuatu, atau keadaan seseorang atau organisme yang

Page 41: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

26

menyebabkan kesiapannya untuk memulai serangkaian tingkah laku atau

perbuatan, sedangkan motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan

motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan

dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang

mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan

tertentu (Uno, 2008).

Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan sebab seseorang

yang tidak memunyai motivasi dalam belajar tidak akan mungkin melakukan

aktivitas belajar. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Nur (2001:3)

bahwa siswa yang termotivasi dalam belajar sesuatu akan menggunakan

proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa

itu akan menyerap dan mengendapkan materi itu dengan lebih baik.

Jadi motivasi adalah suatu kondisi yang mendorong seseorang untuk

berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.

2. Macam-Macam Motivasi

Menurut jenisnya motivasi dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Motivasi Intrinsik

Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam individu, apakah

karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain

sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan

sesuatu atau belajar (Uno, 2008).

Page 42: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

27

Menurut Winata (dalam Erriniati, 1997) ada beberapa strategi

dalam mengajar untuk membangun motivasi intrinsik. Strategi tersebut

adalah antara lain :

1) Mengaitkan tujuan belajar dengan tujuan siswa. 2) Memberikan

kebebasan dalam memperluas materi pelajaran sebatas yang pokok.

3) Memberikan banyak waktu ekstra bagi siswa untuk mengerjakan

tugas dan memanfaatkan sumber belajar di sekolah. 4) Sesekali

memberikan penghargaan pada siswa atas pekerjaannya. 5) Meminta

siswa untuk menjelaskan hasil pekerjaannya.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi instrinsik

adalah motivasi yang timbul dari dalam individu yang berfungsinya

tidak perlu dirangsang dari luar. Seseorang yang memiliki motivasi

intrinsik dalam dirinya maka secara sadar akan melakukan suatu

kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya.

b. Motivasi ekstrinsik

Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar

individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari

orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau

melakukan sesuatu atau belajar. Misalnya seseorang mau belajar

karena ia disuruh oleh orang tuanya agar mendapat peringkat pertama

di kelasnya (Uno, 2008).

Sedangkan menurut Djamarah (2002), motivasi ekstrinsik

adalah kebalikan dari motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah

Page 43: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

28

motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari

luar.

Beberapa cara membangkitkan motivasi ekstrinsik dalam

menumbuhkan motivasi instrinsik antata lain:

1) Kompetisi (persaingan), guru berusaha menciptakan persaingan

diantara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya,

berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai

sebelumnya dan mengatasi prestasi orang lain.

2) Membuat tujuan sementara atau dekat), pada awal kegiatan

belajar mengajar guru, hendaknya terlebih dahulu menyampaikan

kepada siswa TIK yang akan dicapai sehingga dengan demikian

siswa berusaha untuk mencapai TIK tersebut.

3) Tujuan yang jelas, motif mendorong individu untuk mencapai

tujuan. Makin jelas tujuan, makin besar nilai tujuan bagi individu

yang bersangkutan dan makin besar pula motivasi dalam

melakukan sesuatu perbuatan.

4) Kesempurnaan untuk sukses, kesuksesan dapat menimbulkan

rasa puas, kesenangan dan kepercayaan terhadap diri sendiri,

sedangkan kegagalan akan membawa efek yang sebaliknya.

Dengan demikian, guru hendaknya banyak memberikan

kesempatan kepada anak untuk meraih sukses dengan usaha

mandiri, tentu saja dengan bimbingan guru.

Page 44: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

29

5) Minat yang besar, motif akan timbul jika individu memiliki minat

yang besar.

6) Mengadakan penilaian atau tes. Pada umumnya semua siswa mau

belajar dengan tujuan memperoleh nilai yang baik. Hal ini terbukti

dalam kenyataan bahwa banyak siswa yang tidak belajar bila tidak

ada ulangan. Akan tetapi, bila guru mengatakan bahwa lusa akan

diadakan ulangan lisan, barulah siswa giat belajar dengan

menghafal agar ia mendapat nilai yang baik. Jadi, angka atau nilai

itu merupakan motivasi yang kuat bagi siswa.

Dari uraian di atas diketahui bahwa motivasi ekstrinsik adalah

motivasi yang timbul dari luar individu yang berfungsinya karena

adanya perangsang dari luar, misalnya adanya persaingan, untuk

mencapai nilai yang tinggi, dan lain sebagainya.

3. Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa

Telah disepakati oleh ahli pendidikan bahwa guru merupakan

kunci dalam proses belajar mengajar. Bila hal ini dilihat dari segi nilai

lebih yang dimiliki oleh guru dibandingkan dengan siswanya. Nilai lebih

ini dimiliki oleh guru terutama dalam ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh

guru bidang studi pengajarannya. Namun demikian nilai lebih itu tidak

akan dapat diandalkan oleh guru, apabila ia tidak memiliki teknik-teknik

yang tepat untuk mentransferkan kepada siswa.

Page 45: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

30

Donald (dalam Hamalik, 2003) motivasi adalah perubahan energi

dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan

reaksi untuk mencapai tujuan.

Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi

yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan

perusahaan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi untuk kemudian

bertindak atau melakukan sesuatu.

Pengertian motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak

baik dari dalam diri maupun dari luar siswa (dengan menciptakan

serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu) yang

menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar,

sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.

Disamping itu kegiatan mengajar adalah suatu aktivitas yang sangat

kompleks, karena itu sangat sukar bagi guru bahasa Indonesia

bagaimana caranya mengajar dengan baik agar dapat meningkatkan

motivasi siswa dalam belajar bahasa Indonesia.

Untuk merealisasikan keinginan tersebut, maka ada beberapa

prinsip umum yang harus dipengang oleh guru bahasa Indonesia dalam

menjalankan tugasnya. Menurut Nasution (dalam Wirawan, 2014) prinsip-

prinsip umum yang harus dipengang oleh guru bahasa Indonesia dalam

menjalankan tugasnya adalah antara lain :

a) Guru yang baik memahami dan menghormati siswa. b) Guru yang

baik harus menghormati bahan pelajaran yang diberikannya. c) Guru

Page 46: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

31

hendaknya menyesuaikan bahan pelajaran yang diberikan dengan

kemampuan siswa. d) Guru hendaknya menyesuaikan metode mengajar

dengan pelajarannya. e) Guru yang baik mengaktifkan siswa dalam

belajar. f) Guru yang baik memberikan pengertian, bukan hanya dengan

kata-kata belaka. Hal ini untuk menghindari verbalisme pada murid. g)

Guru menghubungkan pelajaran pada kehidupan siswa. h) Guru terikat

dengan texs book. i) Guru yang baik tidak hanya mengajar dalam arti

menyampaikan pengetahuan, melainkan senantiasa membentuk

kepribadian siswanya.

Peranan guru bahasa Indonesia dalam mengajar bahasa Indonesia

dapat dikatakan sangat dominan, begitu pula dalam meningkatkan motivasi

belajar siswa tampaknya guru yang mengetahui akan kemampuan siswa-

siswanya baik secara individual maupun secara kelompok, guru mengetahui

persoalan-persoalan belajar dan mengajar, guru pula yang mengetahui

kesulitan-kesuliatan siswa terhadap pelajaran bahasa Indonesia dan

bagaimana cara memecahkannya.

C. Hasil Belajar Bahasa Indonesia

1. Hasil Belajar

Istilah hasil belajar tersebut tersusun dari dua kata yakni dari kata

hasil dan belajar. menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, hasil diartikan

sebagai sesuatu yang telah dicapai dari apa yang dilakukan atau apa yang

telah dikerjakan sebelumnya.

Page 47: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

32

Hasil belajar menurut Gagne dan Driscoll (dalam Sopah, 2000), adalah

kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa akibat perbuatan belajar dan

yang dapat diamati melalui penampilan siswa (Learner’s Performance).

Sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Dick dan Reiser (dalam Sopah,

2000), mengatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan

yang dimiliki siswa sebagai hasil kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar

ditandai dengan adanya perubahan perilaku yang terjadi pada diri seseorang

yang melakukannya. Hasil belajar bahasa Indonesia merupakan suatu

puncak dari proses belajar, hasil belajar tersebut dapat terjadi karena adanya

evaluasi yang dilakukan oleh guru. Jika dikaitkan dengan belajar Indonesia

maka hasil belajar Indonesia merupakan suatu hasil yang diperoleh siswa

dalam menekuni dan mempelajari Indonesia. Menurut Slameto (2003), hasil

belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor dari dalam (faktor

internal) maupun dari luar (faktor eksternal). Faktor internal adalah faktor

jasmaniah, psikologis, dan faktor kelelahan (misalnya intelegensi, perhatian,

minat, bakat, motivasi, kematangan, kesiapan) sedangkan yang termasuk

faktor eksternal adalah faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat

(misalnya guru, kurikulum, dan model pembelajaran). Bloom (dalam Sopah,

2000), mengemukakan tiga faktor utama yang mempengaruhi hasil belajar,

yaitu: kemampuan kognitif, motivasi berprestasi, dan kualitas pembelajaran.

Hasil belajar yang nampak dari kemampuan yang diperoleh siswa,menurut

Gagne dapat dilihat dari lima kategori, yaitu: keterampilan intelektual

Page 48: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

33

(intellectual skills), informasi verbal (verbal information), strategi kognitif

(cognitif strategies), keterampilan motorik (motor skills), dan sikap (attitudes).

Dalam kegiatan belajar mengajar, keterampilan intelektual dapat dilihat ketika

siswa menggunakan simbol untuk berinteraksi dengan lingkungan. Informasi

verbal dapat dilihat ketika siswa menyatakan suatu konsep atau pengertian

(Uno,2008).

Bloom dalam taksonominya tehadap hasil belajar (Taksonomi Bloom)

mengkategorikan hasil belajar pada tiga ranah atau kawasan, yaitu (1) ranah

kognitif (cognitive domain), (2) ranah afektif (affective domain), dan (3) ranah

Psikomotor (motor skill domain). Kawasan kognitif mengacu pada respon

intelektual, seperti pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis,

dan evaluasi. Ranah afektif mengacu pada respon sikap, sedangakan ranah

psikomotor berhubungan dengan perbuatan fisik (action) (Uno, 2008).

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan-

kemampuan yang menjadi hasil belajar, diklasifikasikan dalam tiga kategori

besar, yaitu :

a. Dimensi kognitif meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep atau

prinsip yang telah dipelajari dan kemampuan-kemampuan intelektual

seperti mengaplikasikan prinsip atau konsep dan menganalisis.

b. Dimensi afektif mencakup pemilikan minat, sikap dan nilai-nilai yang

ditanamkan dalam proses belajar mengajar.

Page 49: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

34

c. Dimensi psikomotor mencakup kemampuan yang berupa keterampilan

fisik.

Taksonomi pembelajaran sampai sekarang masih digunakan dan

relevan dengan perkembangan pendidikan di Indonesia. Taksonomi ini

digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebagai pengetahuan yang

menjadi aspek kompetensi. Perbedaan mendasar antara taksonomi revisi

dengan taksonomi yang lama adalah dalam hal pemisahan antara dimensi

pengetahuan (knowledge) dan dimensi proses kognitif (cognitive processes).

1. Bahasa Indonesia

Keterampilan berbahasa (language skills) mencakup empat

keterampilan, yaitu:

a. Keterampilan menyimak (listening skills)

b. Keterampilan berbicara (speaking skills)

c. Keterampilan membaca (reading skills)

d. Keterampilan menulis (writing skills)

Keempat keterampilan berbahasa itu saling berkait satu sama lain,

sehingga untuk mempelajari salah satu keterampilan berbahasa,

beberapa keterampilan berbahasa lainnya juga akan terlibat.

Tabel 3.1. Empat Aspek Keterampilan Berbahasa

Ciri-ciri Lisan Tulisan

Reseptif Mendengarkan Membaca

Produktif Berbicara Menulis

Page 50: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

35

Dalam memperoleh keterampilan berbahasa biasanya melalui suatu

hubungan urutan yang teratur: mula-mula, pada masa kecil, sudah belajar

menyimak/ mendengarkan bahasa, kemudian berbicara, membaca, dan

menulis. Dengan demikian, rangkaian pemerolehan keterampilan berbahasa,

yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, kemudian menulis.

Keterampilan menyimak dan berbicara dipelajari sebelum memasuki

sekolah, sedangkan keterampilan membaca dan menulis pada umumnya

dipelajari di sekolah. Keempat aspek keterampilan berbahasa berhubungan

satu sama lain.

a. Keterampilan Menyimak (Listening Skills)

Menyimak merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa ragam

lisan yang bersifat reseptif. Dengan demikian, menyimak tidak sekadar

kegiatan mendengarkan tetapi juga memahaminya. Ada dua jenis situasi

dalam menyimak, yaitu situasi menyimak secara interaktif dan situasi

menyimak secara noninteraktif. Menyimak secara interaktif terjadi dalam

percakapan tatap muka dan percakapan di telepon atau yang sejenisnya.

Dalam menyimak jenis ini, saling bergantian melakukan aktivitas menyimak

dan berbicara. Oleh karena itu, ada kesempatan untuk bertanya guna

memperoleh penjelasan, meminta lawan bicara mengulang apa yang

diucapkan olehnya atau mungkin memintanya berbicara agak lebih lambat.

Kemudian, contoh situasi-situasi mendengarkan noninteraktif, yaitu

mendengarkan radio, tv, film, khotbah, atau menyimak dalam acara-acara

seremonial. Dalam situasi menyimak noninteraktif tersebut, kita tidak dapat

Page 51: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

36

meminta penjelasan dari pembicara, tidak bisa pembicara mengulangi apa

yang diucapkan, dan tidak bisa meminta pembicaraan diperlambat.

Berikut ini adalah keterampilan-keterampilan mikro yang terlibat ketika

berupaya untuk memahami apa yang didengar, yaitu pendengar harus

mampu menguasai beberapa hal berikut:

1) Menyimpan/mengingat unsur bahasa yang didengar menggunakan

daya ingat jangka pendek.

2) Berupaya membedakan bunyi-bunyi yang membedakan arti dalam

bahasa target.

3) Menyadari adanya bentuk-bentuk tekanan dan nada, warna suara,

intonasi, dan adanya reduksi bentuk-bentuk kata.

4) Membedakan dan memahami arti kata-kata yang didengar.

5) Mengenal bentuk-bentuk kata khusus.

6) Mendeteksi kata-kata kunci yang mengidentifikasi topik dan gagasan.

7) Menebak makna dari konteks.

8) Mengenal kelas-kelas kata.

9) Menyadari bentuk-bentuk dasar sintaksis.

10) Mengenal perangkat-perangkat kohesif .

11) Mendeteksi unsur-unsur kalimat seperti subjek, predikat, objek,

preposisi, dan unsur-unsur lainnya.

Page 52: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

37

b. Keterampilan Berbicara (Speaking Skills)

Berbicara merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa ragam lisan

yang bersifat produktif. Sehubungan dengan keterampilan berbicara ada tiga

jenis situasi berbicara, yaitu interaktif, semiinteraktif, dan noninteraktif.

Situasi-situasi berbicara interaktif, misalnya percakapan secara tatap muka

dan berbicara lewat telepon yang memungkinkan adanya pergantian antara

berbicara dan menyimak, dan juga memungkinkan untuk meminta klarifikasi,

pengulangan atau dapat meminta lawan bicara memperlambat tempo bicara

dari lawan bicara. Kemudian, ada pula situasi berbicara yang semiinteraktif,

misalnya alam berpidato di hadapan umum secara langsung. Dalam situasi

ini, audiens memang tidak dapat melakukan interupsi terhadap pembicaraan,

namun pembicara dapat melihat reaksi pendengar dari ekspresi wajah dan

bahasa tubuh mereka. Beberapa situasi berbicara dapat dikatakan betul-betul

bersifat noninteraktif, misalnya berpidato melalui radio atau televisi.

Berikut ini beberapa keterampilan mikro yang harus dimiliki dalam

berbicara. Seorang pembicara harus dapat:

1) Mengucapkan bunyi-bunyi yang berbeda secara jelas sehingga

pendengar dapat membedakannya.

2) Menggunakan tekanan dan nada serta intonasi yang jelas dan tepat

sehingga pendengar dapat memahami apa yang diucapkan

pembicara.

Page 53: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

38

3) Menggunakan bentuk-bentuk kata, urutan kata, serta pilihan kata yang

tepat.

4) Menggunakan register atau ragam bahasa yang sesuai terhadap

situasi komunikasi, termasuk sesuai ditinjau dari hubungan antara

pembicara dan pendengar.

5) Berupaya agar kalimat-kalimat utama jelas bagi pendengar.

6) Berupaya mengemukakan ide-ide atau informasi tambahan guna

menjelaskan ide-ide utama.

7) Berupaya agar wacana berpautan secara selaras sehingga pendengar

mudah mengikuti pembicaraan.

c. Keterampilan Membaca (Reading Skills)

Membaca merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa ragam

tulis yang bersifat reseptif. Keterampilan membaca dapat dikembangkan

secara tersendiri, terpisah dari keterampilan menyimak dan berbicara. Tetapi,

pada masyarakat yang memiliki tradisi literasi yang telah berkembang, sering

kali keterampilan membaca dikembangkan secara terintegrasi dengan

keterampilan menyimak dan berbicara.

Keterampilan-keterampilan mikro yang terkait dengan proses

membaca yang harus dimiliki pembaca adalah:

1) Mengenal sistem tulisan yang digunakan.

2) Mengenal kosakata.

Page 54: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

39

3) Menentukan kata-kata kunci yang mengidentifikasikan topik dan

gagasan utama.

4) Menentukan makna-makna kata, termasuk kosakata split, dari konteks

tertulis.

5) Mengenal kelas kata gramatikal, yaitu kata benda, kata sifat, dan

sebagainya.

6) Menentukan konstituen-konstituen dalam kalimat, seperti subjek,

predikat, objek, dan preposisi.

7) Mengenal bentuk-bentuk dasar sintaksis.

8) Merekonstruksi dan menyimpulkan situasi, tujuan-tujuan, dan

partisipan.

9) Menggunakan perangkat kohesi, leksikal, dan gramatikal guna

menarik kesimpulan-kesimpulan.

10) Menggunakan pengetahuan dan perangkat-perangkat kohesif leksikal

dan gramatikal untuk memahami topik utama atau informasi utama.

11) Membedakan ide utama dari detail-detail yang disajikan.

12) Menggunakan strategi membaca yang berbeda terhadap tujuan-

tujuan membaca yang berbeda, seperti skimming untuk mencari ide-

ide utama atau melakukan studi secara mendalam.

d. Keterampilan Menulis (Writing Skills)

Menulis merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa ragam

tulis yang bersifat produktif. Menulis dapat dikatakan keterampilan berbahasa

Page 55: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

40

yang paling rumit di antara jenis-jenis keterampilan berbahasa lainnya. Ini

karena menulis bukanlah sekadar menyalin kata-kata dan kalimat-kalimat;

melainkan juga mengembangkan dan menuangkan pikiran-pikiran dalam

suatu struktur tulisan yang teratur.

Berikut ini keterampilan-keterampilan mikro yang diperlukan dalam

menulis, penulis perlu untuk:

1) Menggunakan ortografi dengan benar, termasuk di sini penggunaan

ejaan.

2) Memilih kata yang tepat.

3) Menggunakan bentuk kata dengan benar.

4) Mengurutkan kata-kata dengan benar.

5) Menggunakan struktur kalimat yang tepat dan jelas bagi pembaca.

6) Memilih genre tulisan yang tepat, sesuai dengan pembaca yang dituju.

7) Mengupayakan ide-ide atu informasi utama didukung secara jelas oleh

ide-ide atau informasi tambahan.

8) Mengupayakan terciptanya paragraf dan keseluruhan tulisan koheren

sehingga pembaca mudah mengikuti jalan pikiran atau informasi yang

disajikan.

9) Membuat dugaan seberapa banyak pengetahuan yang dimiliki oleh

pembaca sasaran mengenai subjek yang ditulis dan membuat asumsi

mengenai hal-hal yang belum mereka ketahui dan penting untuk

ditulis. Dikutip dari : http://derianggraini.blogspot.com

Page 56: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

41

D. Kerangka Pikir Keberhasilan sebuah sekolah sangat erat hubungannya dengan

kinerja dan kepemimpinan guru, bahkan dapat dikatakan bahwa kinerja guru

merupakan salah satu indikator untuk mengetahui keberhasilan sekolah.

Kinerja guru dapat dikatakan berhasil apabila mampu melaksanakan tugas

dan mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Dalam

menjalankan peran sebagai pendidik, seorang guru harus mampu

menyeimbangkan antara kemampuan memimpin, manajemen, dan bidang

pengajaran.

Oleh karena itu, kemampuan kepemimpinan dan memotivasi siswa

dalam belajar menjadi bagian amat penting bagi seorang guru dalam

mempengaruhi, mendorong, membimbing, mengarahkan, dan menggerakan

sumber-sumber daya pendidikan guna mencapai tujuan sekolah yang telah

ditetapkan, sehingga dengan kemampuan tersebut akan lebih mendorong

terlaksananya penyelenggaraan pendidikan di sekolah dengan baik dan tepat

pula.

Motivasi merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil

belajar. Motivasi belajar yang besar cenderung menghasilkan hasil belajar

yang tinggi, sebaliknya motivasi belajar yang kurang akan menghasilkan hasil

belajar yang rendah, peningkatan minat belajar siswa diharapkan akan

menghasilkan hasil belajar yang bermutu.

Untuk lebih jelasnya berikut dikemukakan kerangka pikir yang menjadi

dasar asumsi peneliti dalam melakukan kegiatan penelitian sebagai berikut:

Page 57: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

42

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian

E. Hipotesis

Hipotesis dalam penulisan proposal ini adalah:

1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kepemimpinan guru

terhadap hasil belajar bahasa Indonesia siswa kelas VIII SMP di

Kabupaten Maros.

2. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi siswa

dengan hasil belajar bahasa Indonesia kelas VIII SMP di Kabupaten

Maros

3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kepemimpinan guru

dan motivasi siswa terhadap hasil belajar bahasa Indonesia kelas VIII

SMP di Kabupaten Maros

Pengembangan SDM

Mutu Kepemimpinan

Belajar Bahasa Indonesia

Temuan

Motivasi

Page 58: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

43

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Ex-Post Facto, yang bertujuan untuk

mengetahui apakah variabel kepemimpinan guru (X1) dan variabel motivasi

siswa (X2) memunyai pengaruh terhadap variabel hasil belajar bahasa

Indonesia (Y). Adapun desain penelitiannya adalah :

Gambar 2.2 Desain Penelitian

(Sumber : Sugiyono (2010:68)

Keterangan :

X1 : Kepemimpinan guru X2 : Motivasi siswa

Y : Hasil belajar

X1

X2

Y

Page 59: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

44

B. Definisi Operasional Variabel

Secara operasional, variabel-variabel yang diselidiki didefinisikan

sebagai berikut :

1. Kepemimpinan guru adalah pemaknaan siswa terhadap kompetensi

yang dimiliki oleh guru dengan indikator penyajian mata pelajaran,

cara mengevaluasi hasil belajar, hubungan guru dengan siswa dan

tanggung jawab profesional guru yang diukur dengan menggunakan

angket yang diisi berdasarkan pendapat siswa.

2. Motivasi siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah semangat

atau dorongan yang timbul pada diri siswa untuk memperoleh hasil

belajar bahasa Indonesia yang maksimal, sehingga menimbulkan

ketekunan dan kecintaan serta kerja keras untuk mencapai hasil

belajar itu tanpa merasakan adanya tekanan dari pihak manapun.

Motivasi yang dimaksud tercermin dari skor yang dicapai oleh

responden setelah diberikan instrumen berupa skala penilaian motivasi

belajar.

3. Hasil belajar bahasa Indonesia yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah skor yang menunjukkan tingkat penguasaan dan pemahaman

siswa kelas VIII SMP di Kabupaten Maros dalam mata pelajaran

bahasa Indonesia yang diketahui dari hasil belajar siswa.

Page 60: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

45

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan pada tingkat SMP di Kabupaten Maros

(SMP Negeri 5 Mandai, SMP Negeri 4 Bantimurung , SMP Negeri 3 Camba).

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP di Kabupaten Maros.

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 7 Maret 2016 sampai dengan

1 Mei 2016.

D. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi merupakan bagian yang penting keberadaannya, ketelitian

dalam menggunakan populasi sangat menentukan keberhasilan penelitian

yang akan dilakukan oleh peneliti. Riduan (2008:8) menjelaskan pengertian

populasi adalah objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan

memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.

Adapun populasi dalam penelitian ini yaitu SMP di Kabupaten Maros.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik sampling

yang digunakan adalah sampling area. Menurut Arikunto (2008:116)

penentuan pengambilan sampel sebagai berikut: Apabila kurang dari 100

lebih baik diambil semua hingga penelitiannya merupakan penelitian

populasi. Jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-

25%. Seperti dikemukakan Riduan (2008:15) mengenai sampling area

(sampling wilayah/daerah) ialah teknik sampling yang dilakukan dengan cara

mengambil wakil dari setiap daerah/wilayah geografis yang ada. Sampel

dalam penelitian ini yaitu siswa SMP di Kabupaten Maros (SMP Negeri 5

Page 61: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

46

Mandai, Kecamatan Mandai, SMP Negeri 3 Camba, Kecamatan Camba, dan

SMP Negeri 4 Bantimurung, Kecamatan Bantimurung) berjumlah 99 orang.

E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh skor variabel penelitian, digunakan tiga jenis

instrumen, yaitu (1) Angket kepemimpinan guru, (2) Angket motivasi belajar,

dan (3) dokumentasi nilai hasil belajar. Adapun rincian dari instrumen-

instrumen tersebut sebagai berikut :

1. Angket Kepemimpinan Guru

Kuesioner ini terdiri dari 36 item pernyataan, bertujuan mengukur

kepemimpinan guru. Bentuk alat ukur motivasi belajar adalah skala penilaian

model Likert, dimana setiap itemnya dilengkapi dengan tiga pilihan jawaban

tertutup. Skor pilihan jawaban tersebut bergantung kepada bentuk

pernyataan itemnya.

2. Kuesioner/ Skala Penilaian Motivasi Belajar

Kuesioner ini terdiri dari 30 item pernyataan, bertujuan mengukur

motivasi belajar siswa. Instrumen ini disusun dengan indikator sebagai

berikut: (1) Rasa ingin tahu dan rasa senang / tertarik; (2) Semangat; (3)

Percaya diri; (4) Manfaat yang dirasakan.

Bentuk alat ukur motivasi belajar adalah skala penilaian model Likert,

dimana setiap itemnya dilengkapi dengan lima pilihan jawaban, yaitu : Sangat

setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (R), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak

Setuju (STS). Skor pilihan jawaban tersebut bergantung kepada bentuk

pernyataan itemnya. Untuk pernyataan positif skornya masing-masing

Page 62: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

47

adalah SS = 5, S = 4, R = 3, TS = 2, STS = 1

3. Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar bahasa Indonesia mencakup empat keterampilan,

yaitu: keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan

membaca, dan keterampilan menulis. Tes tersebut disusun sebanyak 50

nomor untuk siswa kelas VIII SMP di Kabupaten Maros dalam bentuk pilihan

ganda. Setiap butir soal dilengkapi dengan empat pilihan jawaban. Salah satu

di antara keempat pilihan jawaban tersebut terdapat kunci jawaban yang

benar, sedangkan pilihan jawaban lainnya salah. Setiap butir, jika jawaban

benar skor 1 dan 0 jika salah.

Aspek yang diukur melalui instrumen hasil belajar bahasa Indonesia

adalah aspek kognitif yang terdiri atas tiga jenjang kemampuan, yaitu:

ingatan, pemahaman, dan penerapan atau aplikasi.

F. Teknik Analisis Data

Data yang sudah terkumpul dianalisis menggunakan dua macam

teknik statistik, yaitu teknik statistik deskriptif dan teknik statistik inferensial.

Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik skor

responden penelitian untuk masing-masing variabel, dengan menggunakan

rata-rata, standar deviasi, skor maksimum variabel frekuensi. Statistik

inferensial dipergunakan untuk menguji hipotesis penelitian dan menjawab

pertanyaan penelitian yang belum terjawab melalui analisis statistik deskiptif

Page 63: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

48

untuk keperluan tersebut dipergunakan analisis korelasi dan analisis regresi

multiple

Analisis statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis

penelitian yang telah diajukan untuk keperluan tersebut digunakan analisis

regresi lincar ganda.

Model analisis regresi yang digunakan adalah sebagai berikut :

Ŷ = β1 + β1X1 + β2X2 + ε (Walpole,1993)

Keterangan:

Ŷ = Skor kriterium (hasil belajar bahasa Indonesia),

Β0 = parameter konstanta regresi,

β1, β2 = parameter koefisien regresi,

X1 = skor prediktor pertama (sikap belajar siswa),

X2 = skor prediktor kedua (kebiasaan belajar ),

e = skor kekeliruan baku yang diasumsikan berdistribusi normal

dengan mean nol dan varians 2 .

Data yang diperoleh dari sampel penelitian berupa data kuantitatif.

Data tersebut dianalisis dengan dua macam teknik analisis statistik, yaitu

analisis deskriptif dan analisis inferensial.

1. Parameter kepemimpinan guru yang diamati dalam bentuk angket terdiri

atas 36 item pernyataan yang diisi oleh siswa, pemberian skor pada

setiap item yang didasarkan dengan empat alternatif pilihan sebagai

berikut :

a. Sangat Baik : 4

Page 64: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

49

b. Baik : 3

c. Cukup : 2

d. Kurang : 1

Untuk mengetahui skor keempat nilai tersebut maka dipergunakan skala

Likert.

2. Analisis motivasi belajar siswa terhadap pembelajaran bahasa Indonesia

dilakukan dengan menggunakan skala Likert, di mana setiap itemnya

dilengkapi dengan lima pilihan jawaban kuesioner ini terdiri dari 30 item

pernyataan untuk pernyataan positif, yaitu skornya masing-masing

Sangat setuju (SS) = 5, Setuju (S) = 4, Ragu-ragu (R) = 3, Tidak setuju

(TS) = 2, Sangat tidak setuju (STS) = 1 sedangkan untuk pernyataan

negatif skornya masing-masing adalah SS = 1, S = 2, R = 3, TS = 4 dan

STS = 5. Respon siswa pada instrumen motivasi dihitung persentasinya

3. Hasil belajar kognitif siswa yang diperoleh dikategorikan berdasarkan

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), (Departemen Pendidikan

Nasional, 2013) kategori tersebut, sebagai berikut :

Tabel 3.2. Kategori Hasil Belajar Kognitif Siswa

Skor / Nilai Kategori 85 – 100

65 – 84

55 – 64

35 – 54

0 – 34

Sangat tinggi

Tinggi

Cukup

Rendah

Sangat rendah

Page 65: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

50

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab IV ini, dikemukakan hasil-hasil penelitian berkaitan dengan

variabel-variabel penelitian, baik sebagai hasil analisis statistik deskriptif

maupun hasil analisis inferensial. Hasil-hasil yang diperoleh merupakan

jawaban dari pernyataan-pernyataan dan pertanyaan yang diajukan sesuai

dengan rumusan masalah penelitian.

Hal-hal pokok yang disajikan pada bagian ini adalah pengaruh

kepemimpinan guru dan motivasi siswa terhadap hasil belajar siswa SMP di

Kabupaten Maros. Unit analisis adalah siswa dan menjadi sampel atau

responden dalam penelitian ini. Karakteristik yang dimaksud difokuskan

pada variabel-variabel yang diperhatikan, yaitu: kepemimpinan guru, motivasi

belajar dan hasil belajar siswa SMP Kabupaten Maros. Untuk menganalisis

data hasil penelitian tersebut dipergunakan program pengolahan data SPSS

versi 20.00.

A. Analisis Deskriptif Variabel Kepemimpinan Guru, Motivasi

Belajar, dan Hasil Belajar Bahasa Indonesia

Deskripsi data hasil penelitian, dimaksudkan untuk memberikan

gambaran umum mengenai penyebaran/distribusi data, baik berupa ukuran

Page 66: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

51

penyebaran, ukuran pemusatan maupun distribusi frekuensi. Nilai-nilai yang

disajikan setelah diolah dari data mentah dengan menggunakan metode

statistik deskriptif, yaitu nilai rata-rata, modus, median, nilai maksimum,

minimum, dan distribusi frekuensi.

Berdasarkan banyaknya variabel dan merujuk kepada masalah

penelitian, maka deskripsi data dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian,

yaitu: (1) kepemimpinan guru, (2) motivasi belajar, dan (3) hasil belajar

siswa SMP di Kabupaten Maros. Hasil perhitungan data statistik deskriptif

masing-masing variabel secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 3. Uraian

singkat hasil analisis statistik deskriptif sebagai berikut:

1. Kepemimpinan Guru

Hasil analisis statistik deskriptif diperoleh ukuran pemusatan tentang

kepemimpinan guru pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Deskripsi Kepemimpinan Guru

Statistik Kepemimpinan Guru

Rata-rata

Median

Modus

Skor tertinggi

Skor terendah

104,03

107,00

117

136

64

Sumber: lampiran hal. 107

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa rata-rata kepemimpinan

guru adalah 104,03, median 107,00, modus 117. Sedangkan nilai tertinggi

Page 67: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

52

kepemimpinan guru adalah 136 dan nilai terendah 64.

Adapun distribusi frekuensi dan persentase variabel kepemimpinan

guru dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase terhadap Kepemimpinan Guru

Nilai Interval Kategori Kepemimpinan Guru Frekuensi Persentase

(%) 144 – 180

108 – 143

72 – 107

36 – 71

Sangat Baik

Baik

Cukup

Kurang

0

11

56

32

0

11

57

32

Jumlah 99 100

Sumber: lampiran hal. 107

Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa persentase kepemimpinan Guru

yang dikategorikan memiliki nilai sangat baik, 0 % dan 11 % berada pada

kategori baik dengan frekuensi 11 responden, 57 % dikategorikan cukup baik

dengan frekuensi 56 responden, 32% dikategori Kurang dengan frekuensi 32

responden.

2. Motivasi Belajar

Hasil perolehan data motivasi belajar siswa dapat dilihat melalui Tabel

4.3 berikut:

Tabel 4.3 Deskripsi Motivasi Belajar

Statistik Motivasi Belajar

Rata-rata

Median

104,24

104,00

Page 68: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

53

Modus

Skor tertinggi

Skor terendah

104

138

77

Sumber: lampiran hal. 110

Tampak bahwa ketiga ukuran pemusatan tersebut menunjukkan

perbedaan yang mencolok, tetapi karena skor rata-rata lebih tinggi dari

median, maka dapat dikatakan bahwa lebih banyak motivasi belajar siswa

SMP di Kabupaten Maros berada di atas rata-rata. Berdasarkan perolehan

skor tertinggi dan skor terendah relatif besar, maka dapat dikatakan bahwa

penyebaran data motivasi belajar siswa SMP di Kabupaten Maros cenderung

heterogen.

Adapun distribusi Frekuensi dan variabel motivasi belajar siswa SMP

di Kabupaten Maros dapat dilihat pada Tabel 4.5

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Motivasi Belajar Siswa

Nilai Interval Kategori Motivasi Belajar Siswa Frekuensi Persentase

(%) 126 – 150

102 – 125

78 – 101

54 – 77

30 – 53

Sangat Tinggi

Tinggi

Cukup

Rendah

Rendah Sekali

3

55

40

1

0

3

56

40

1

0

Jumlah 99 100

Sumber: lampiran hal. 110

Tabel 4.4 di atas terlihat bahwa motivasi belajar siswa baik. Hal ini

Page 69: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

54

terlihat dari distribusi nilai motivasi siswa yang berada pada kategori sangat

tinggi sebanyak 3% dengan frekuensi 3 responden, kategori tinggi sebanyak

56% dengan frekuensi 55 orang, kategori cukup sebanyak 40% dengan

frekuensi 40 responden, kategori rendah sebanyak 1% dengan frekuensi 1

orang. Sedangkan pada kategori rendah sekali tidak ada.

3. Hasil Belajar Bahasa Indonesia

Hasil analisis statistik deskripsi diperoleh ukuran pemusatan tentang

hasil belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Deskripsi Hasil Belajar Siswa

Statistik Hasil Belajar Siswa

Rata-rata

Median

Modus

Skor tertinggi

Skor terendah

73,10

74,00

76

84

52

Sumber: lampiran hal. 113

Tampak bahwa ketiga ukuran pemusatan tersebut menunjukkan

perbedaan yang mencolok, tetapi karena skor rata-rata lebih kecil dari

median, maka dapat dikatakan bahwa lebih banyak hasil belajar siswa SMP

di Kabupaten Maros berada di atas rata-rata. Berdasarkan perolehan skor

tertinggi dan skor terendah relatif besar, maka dapat dikatakan bahwa

penyebaran data variabel hasil belajar siswa SMP di Kabupaten Maros

cenderung heterogen.

Page 70: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

55

Keseluruhan nilai yang diperoleh siswa pada mata pelajaran Bahasa

Indonesia jika dikelompokkan dalam tabel pengkategorian hasil belajar siswa

menurut BNSP (2008) seperti pada Bab III maka dapat disajikan sebagai

berikut:

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil Belajar Bahasa Indonesia siswa SMP di Kab. Maros

Nilai Interval Kategori Hasil Belajar Siswa Frekuensi Persentase

(%) 85 – 100

65 – 84

55 – 64

35 – 54

0 – 34

Sangat Tinggi

Tinggi

Cukup

Rendah

Sangat Rendah

0

86

10

3

0

0

87

10

3

0

Jumlah 99 100

Sumber: lampran hal. 113

Tabel 4.6 di atas terlihat bahwa hasil belajar siswa baik. Hal ini terlihat

dari distribusi nilai hasil belajar siswa yang berada pada kategori tinggi

sebanyak 87% dengan frekuensi 86 responden, kategori cukup sebanyak

10% dengan frekuensi 10 orang, kategori rendah sebanyak 3% dengan

frekuensi 3 responden. Sedangkan pada kategori sangat rendah tidak ada.

4. Hasil Pengujian Hipotesis

Dalam penelitian ini telah diajukan tiga hipotesis, yang diuji dengan

menggunakan statistik inferensial melalui teknik analisis regresi. Hipotesis

tersebut diuji dengan menggunakan teknik regresi sederhana dan regresi

ganda. Pemilihan model regresi yang dipandang sesuai dengan data

Page 71: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

56

dilakukan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:

a. Memperhatikan diagram pencar antara variabel bebas dengan variabel

terikat yang akan dilibatkan dalam model.

b. Berpegang pada landasan teori yang berkaitan dengan setiap variabel

yang diperhatikan (karakteristik dari skor variabel-variabel yang

memungkinkan dilakukannya pemodelan dalam matematis).

c. Mempertimbangkan pemakaian variabel kategori atau variabel indikator

atau mempelajari perbedaan antar kelompok (Agung, 1992)

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan program

SPSS seperti yang disajikan pada lampiran 3, maka diperoleh hasil-hasil

regresi sebagai berikut:

1. Hipotesis "Kepemimpinan guru dan motivasi belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar bahasa Indonesia siswa kelas VIII SMP di Kabupaten Maros "

Berdasarkan hasil analisis regresi linier jamak pasangan antara

kepemimpinan guru mengajar motivasi belajar, dan hasil belajar bahasa

Indonesia siswa SMP di Kabupaten Maros diketahui bahwa nilai koefisien

regresi b1 yang diperoleh adalah sebesar 0,088, b2 yang diperoleh adalah

sebesar 0.047 dan nilai konstanta sebesar 87.133. Dari uraian tersebut,

maka dapat dijelaskan persamaan regresi antara variabel kepemimpinan

guru dan motivasi belajar terhadap hasil belajar bahasa Indonesia siswa SMP

di Kabupaten Maros Ŷ = 87,133 + 0,088 X1 + 0,047 X2. Model persamaan

regresi tersebut memberikan pengertian bahwa setiap perubahan satu unit

Page 72: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

57

kepemimpinan guru mengajar dan unit satu motivasi belajar siswa

diharapkan terjadi jumlah hasil belajar siswa SMP

di Kabupaten Maros masing-masing sebesar 0.088 dan 0.047 pada

konstanta 87.133.

Untuk mengetahui apakah model persamaan garis regresi dapat

digunakan untuk menarik kesimpulan atau apakah persamaan garis regresi

yang telah diperoleh signifikan atau tidak, dapat diketahui dengan

menggunakan analisis varians (uji-F). Kriteria penilaiannya adalah Fhitung >

Ftabel. Dari hasil perhitungan, ternyata diperoleh nilai Fhitung sebesar 2,965

nilai P = 0,000. Dengan demikian model persamaan regresi yang diperoleh

dapat dinyatakan signifikan, pada taraf signifikansi alpha 0,05 maupun pada

taraf signifikansi alpha 0,01 sehingga persamaan regresi Ŷ = 87.133 + 0,088

X1 + 0,047 X2 dapat dipakai untuk menjelaskan hubungan antara

kepemimpinan guru mengajar dan motivasi belajar dengan hasil belajar

bahasa Indonesia siswa SMP di Kabupaten Maros.

Untuk lebih jelasnya hasil analisis varians untuk regresi ganda,

hubungan antara kepemimpinan guru dan motivasi belajar dengan hasil

belajar bahasa Indonesia siswa SMP di Maros, dapat dilihat pada tabel 4.7

di bawah ini.

Page 73: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

58

Tabel 4.7 Hasil Analisis Variansi Kepemimpinan Guru dan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa SMP di Kabupaten Maros

Sumber Variasi

Derajat Bebas

Jumlah Kuadrat

Rata-rata kuadrat Fhitung P

Model

Error

Total

2

96

98

263.750

4269.239

4532.990

131.875

44.471

2.95 0,000

Penerapan uji-t untuk menyelidiki pengaruh dari variabel

kepemimpinan guru mengajar dan motivasi belajar terhadap hasil belajar

bahasa Indonesia siswa SMP di Kabupaten Maros, dapat dilihat pada tabel

4.8 berikut:

Tabel 4.8 Hasil Uji-t untuk Variabel Kepemimpinan Guru Mengajar dan Motivasi Belajar

Variabel Nilai t Signifikansi t (P)

Konstanta

Kepemimpinan guru

Motivasi belajar siswa

10.697

2.232

0.638

0,000

0,028

0,025

Berdasarkan tabel 4.8 tersebut dapat dijelaskan pengaruh variabel

kepemimpinan guru dan motivasi belajar terhadap hasil belajar Bahasa

Indonesia siswa SMP di Kabupaten Maros, bahwa nilai t hitung yang tampak

dalam tabel sehubungan dengan kepemimpinan guru mengajar dan motivasi

belajar di atas bersifat nyata atau signifikan pada taraf kepercayaan 0,5

Page 74: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

59

persen, karena nilai t hitung 2.232 > nilai P = 0,000. Hal ini menunjukkan

bahwa penduga parameter koefisien regresi β1 yaitu b1 = 0,088, juga bersifat

nyata dengan arah Tinggi dan nilai t hitung 0.638 > nilai P = 0.025, juga

bersifat nyata dengan arah Tinggi.

Berdasarkan tabel 4.8 di atas, dapat dijelaskan bahwa nilai Fhitung

2.965 > 0,000. jauh lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05 yang digunakan

dalam penelitian ini. Hal ini berarti model regresi yang dipilih dipandang

cocok. Hipotesis statistik Ho : 1 = 2 = 0 lawan H1 : Paling sedikit satu i

0 diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk tingkat kepercayaan (95%),

variabel persepsi kepemimpinan guru mengajar dan motivasi belajar secara

bersama-sama berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa SMP di

Kabupaten Maros. Untuk menyelediki hubungan variabel kepemimpinan guru

dan motivasi belajar terhadap hasil belajar bahasa Indonesia siswa SMP di

Kabupaten Maros dapat diketahui melalui hasil analisis ry.Xl2. Dari hasil

analisis diperoleh nilai sebesar 0,241, artinya semakin tinggi kepemimpinan

guru mengajar siswa dan semakin tinggi motivasi belajar siswa, maka makin

tinggi hasil belajar siswa. Koefisien determinasi (R2) sebesar 0,058 berarti

5,8 % variasi skor hasil belajar siswa dapat dijelaskan secara bersama-sama

kepemimpinan guru dan motivasi belajar siswa.

2. Hipotesis yang diajukan adalah " Kepemimpinan guru berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar siswa SMP di Kabupaten Maros"

Berdasarkan hasil analisis regresi linier sederhana pasangan data

Page 75: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

60

kepemimpinan guru dengan hasil belajar siswa SMP di Kabupaten Maros

diketahui bahwa nilai koefisien regresi bI yang diperoleh adalah sebesar

0,092, dan nilai konstanta sebesar 82.650. Dari uraian tersebut, maka dapat

dijelaskan persamaan regresi antara variabel kepemimpinan guru mengajar

terhadap hasil belajar siswa SMP di Maros adalah Ŷ = 82.650 + 0,092 X1.

Model persamaan regresi tersebut memberikan pengertian bahwa

setiap perubahan satu unit kepemimpinan guru mengajar diharapkan terjadi

jumlah hasil belajar siswa SMP di Kabupaten Maros sebesar 0,092 pada

konstanta 82.650.

Untuk mengetahui apakah model persamaan garis regresi dapat

digunakan untuk menarik kesimpulan atau apakah persamaan garis regresi

yang telah diperoleh signifikan atau tidak, dapat diketahui dengan

menggunakan analisis varians (uji-F). Kriteria penilaiannya adalah Fhitung >

Ftabel. Dari hasil perhitungan, ternyata diperoleh nilai Fhitung sebesar 5.558 nilai

P = 0,020. Dengan demikian model persamaan regresi yang diperoleh dapat

dinyatakan signifikan, pada taraf signifikansi 0,05 maupun pada taraf

signifikansi alpha 0,01 sehingga persamaan regresi Ŷ = 82.650 + 0,092 X1.

Dapat dipakai untuk menjelaskan pengaruh kepemimpinan guru mengajar

terhadap hasil belajar siswa SMP di Kabupaten Maros.

Untuk lebih jelasnya hasil analisis varians untuk regresi sederhana

pengaruh kepemimpinan guru mengajar terhadap hasil belajar siswa SMP di

Kabupaten Maros, dapat dilihat pada tabel 4.9 di bawah ini.

Page 76: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

61

Tabel 4.9 Hasil Analisis Variansi Kepemimpinan Guru terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa SMP di Kabupaten Maros

Sumber Variasi

Derajat Bebas

Jumlah Kuadrat

Rata-rata kuadrat Fhitung P

Model Error Total

1 97 98

245.657 4287.333 4532.990

245.657 44.199

5.558 0,020

Penerapan uji-t untuk menyelidiki pengaruh dari variabel

kepemimpinan guru mengajar terhadap hasil belajar siswa SMP di

Kabupaten Maros, dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut:

Tabel 4.10 Hasil uji-t terhadap Kepemimpinan Guru

Variabel Nilai t Signifikan t (P) Kepemimpinan guru 2.358 0,020

Berdasarkan tabel tersebut dapat dijelaskan pengaruh variabel

kepemimpinan guru mengajar terhadap hasil belajar siswa SMP di

Kabupaten Maros, bahwa nilai t hitung yang nampak dalam tabel

sehubungan dengan kepemimpinan guru mengajar di atas bersifat nyata atau

signifikan pada taraf kepercayaan 0,5 persen, karena nilai t hitung 2.358 >

nilai P = 0,020. Hal ini menunjukkan bahwa penduga parameter koefisien

regresi β1 yaitu b1 = 0,092, juga bersifat nyata dengan arah positif.

Untuk menyelediki hubungan variabel kepemimpinan guru mengajar

terhadap hasil belajar siswa SMP di Kabupaten Maros dapat diketahui

melalui hasil analisis R. Dari hasil analisis diperoleh nilai sebesar 0,233,

Page 77: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

62

artinya semakin tinggi persepsi siswa terhadap kepemimpinan guru

mengajar, maka makin tinggi hasil belajar siswa SMP di Kabupaten Maros.

Untuk mengetahui apakah pernyataan tersebut signifikan atau tidak,

digunakan uji t. Hasil analisis diketahui bahwa nilai t-hit = 2.358 dengan p =

0,020. Dengan demikian, hipotesis yang menunjukkan terdapat pengaruh

positif kepemimpinan guru mengajar terhadap hasil belajar siswa SMP di

Kabupaten Maros signifikan pada taraf signifikansi alpha 0,05 maupun alpha

0,01 dan hipotesis diterima. Hasil analisis selanjutnya diperoleh nilai R2 =

0,054. Nilai ini memberikan pengertian bahwa kontribusi kepemimpinan guru

mengajar terhadap hasil belajar siswa = 5.9 persen, dan 94.1 persen

dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam model analisis ini.

3. Hipotesis yang diajukan adalah "Motivasi belajar berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa SMP di Kabupaten Maros"

Berdasarkan hasil analisis regresi linier sederhana pasangan data

motivasi belajar dengan hasil belajar siswa SMP di Kabupaten Maros

diketahui bahwa nilai koefisien regresi b1 yang diperoleh adalah sebesar

0,071, dan nilai konstanta sebesar 80.452. Dari uraian tersebut, maka dapat

dijelaskan persamaan regresi antara Variabel motivasi belajar siswa terhadap

Hasil belajar siswa SMP di Kabupaten Maros adalah Ŷ = 80.452+ 0,071 X2.

Model persamaan regresi tersebut memberikan pengertian bahwa

setiap perubahan satu unit motivasi belajar siswa diharapkan terjadi jumlah

Hasil belajar siswa sebesar 0,071 pada konstanta 80.452.

Untuk mengetahui apakah model persamaan garis regresi dapat

Page 78: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

63

digunakan untuk menarik kesimpulan atau apakah persamaan garis regresi

yang telah diperoleh signifikan atau tidak, dapat diketahui dengan

menggunakan analisis varians (uji-F). Kriteria penilaiannya adalah Fhitung >

Ftabel. Dari hasil perhitungan, ternyata diperoleh nilai Fhitung sebesar 0.911,

nilai P = 0,000. Dengan demikian model persamaan regresi yang diperoleh

dapat dinyatakan signifikan, pada taraf signifikansi 0,05 maupun pada taraf

signifikansi alpha 0,01 sehingga persamaan regresi Ŷ = 80.452+ 0,071 X2.

Dapat dipakai untuk menjelaskan pengaruh motivasi belajar siswa terhadap

Hasil belajar siswa SMP di Kabupaten Maros. Untuk lebih jelasnya hasil

analisis varians untuk regresi sederhana pengaruh motivasi belajar siswa

terhadap hasil belajar siswa SMP di Kabupaten Maros, dapat dilihat pada

tabel 4.11 di bawah ini.

Tabel 4.11 Hasil Analisis Variansi Motivasi Belajar Siswa terhadap Hasil Belajar Siswa SMP di Kabupaten Maros

Sumber Variasi

Derajat Bebas

Jumlah Kuadrat

Rata-rata kuadrat Fhitung P

Model

Error

Total

1

97

98

42.199

4490.791

4532.990

42.199

46.297

0.911 0,000

Penerapan uji-t untuk menyelidiki pengaruh dari variabel motivasi

belajar terhadap hasil belajar siswa SMP di Kabupaten Maros, dapat dilihat

pada tabel 4.12 berikut:

Page 79: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

64

Tabel 4.12 Hasil Uji-t untuk Variabel Motivasi Hasil Belajar Siswa

Variabel Nilai t Signifikansi t (P)

Motivasi belajar siswa 0.955 0,000

Berdasarkan tabel tersebut dapat dijelaskan pengaruh variabel

motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar siswa SMP di Kabupaten

Maros, bahwa nilai t hitung yang nampak dalam tabel sehubungan dengan

motivasi belajar siswa di atas bersifat nyata atau signifikan pada taraf

kepercayaan 0,5 persen, karena nilai t hitung 0.955 > nilai P = 0,000. Hal ini

menunjukkan bahwa penduga parameter koefisien regresi β1 yaitu b1 =

0,071, juga bersifat nyata dengan arah positifi.

Untuk menyelediki pengaruh variabel motivasi belajar siswa terhadap

hasil belajar siswa SMP di Kabupaten Maros dapat diketahui melalui hasil

analisis R. Dari hasil analisis diperoleh nilai sebesar 0,096, artinya semakin

baik motivasi belajar siswa, maka makin tinggi hasil belajar siswa siswa SMP

di Kabupaten Maros.

Untuk mengetahui apakah pernyataan tersebut signifikan atau tidak,

digunakan uji t. Hasil analisis diketahui bahwa nilai t-hit = 0.955 dengan p =

0,000. Dengan demikian, hipotesis yang menunjukkan terdapat pengaruh

positif motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar siswa signifikan pada

taraf signifikansi alpha 0,05 maupun alpha 0,01 dan hipotesis diterima. Hasil

analisis selanjutnya diperoleh nilai R2 = 0,009. Nilai ini memberikan

pengertian bahwa kontribusi motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa

Page 80: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

65

0,9 persen, dan 99.1 persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk

dalam model analisis ini

4. Pengaruh masing-masing variabel bebas

a) Pengujian keberartian variabel kepemimpinan guru dalam mengajar (X1)

Hipotesis yang berkaitan dengan pengaruh variabel kepemimpinan

guru terhadap variabel hasil belajar siswa SMP di Kabupaten Maros,

menunjukkan bahwa nilai t1 = 2.358 atau p = 0,020 dan b1 = 0,092 > 0

(positif), sehingga dengan menetapkan taraf signifikansi 0,05 disimpulkan

bahwa Ho ditolak atau H1 diterima. Hal ini berarti bahwa variabel bebas

kepemimpinan guru secara signifikan berpengaruh positif terhadap variabel

hasil belajar siswa setelah memperhatikan keterlibatan variabel motivasi

belajar siswa. Berdasarkan hasil tersebut, maka disimpulkan kepemimpinan

guru mengajar secara signifikan berpengaruh positif terhadap hasil belajar

siswa SMP di Kabupaten Maros setelah memperhitungkan keterlibatan

variabel motivasi belajar siswa.

b) Pengujian keberartian variabel motivasi belajar siswa (X2)

Hasil pengujian keberartian variabel motivasi belajar siswa dapat

dilihat pada tabel 4.12. Hipotesis yang berkaitan dengan pengaruh variabel

motivasi belajar siswa terhadap variabel hasil belajar siswa SMP di

Kabupaten Maros, menunjukkan bahwa nilai t2 = 0.955 atau p = 0,000 dan b2

= 0,071 > 0 (positif), sehingga dengan menetapkan taraf signifikansi 0,05

disimpulkan bahwa Ho ditolak atau H1 diterima. Hal ini berarti bahwa variabel

Page 81: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

66

motivasi belajar siswa secara signifikan berpengaruh positif terhadap

variabel hasil belajar siswa setelah memperhitungkan keterlibatan

kepemimpinan guru mengajar. Berdasarkan hasil tersebut, maka disimpulkan

bahwa motivasi belajar siswa secara signifikan berpengaruh positif terhadap

hasil belajar siswa setelah memperhitungkan keterlibatan variabel

kepemimpinan guru.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan landasan teori dan hasil-hasil penelitian yang telah

diperoleh serta fenomena di lapangan maka pada bab ini dikemukakan

pembahasan hasil-hasil penelitian sebagai berikut:

1. Kepemimpinan guru dan motivasi belajar berpengaruh positif dan

signifikian terhadap hasil belajar bahasa Indonesia siswa kelas VIII

SMP di Kabupaten Maros.

Hasil penelitian membuktikan kepemimpinan guru dan

motivasi belajar berpengaruh positif dan signifikian terhadap hasil

belajar bahasa Indonesia siswa kelas VIII SMP di Kabupaten Maros.

Hasil ini menunjukkan bahwa peningkatan atau penurunan hasil belajar

bahasa Indonesia dipengaruhi oleh kepemimpinan guru dan motivasi

belajar. Dari hasil analisis diperoleh nilai F = 2.965 signifikasi pada

taraf 5 persen, karena nilai P = 0,000 < 0,05, R = 0,058 dan t =

2,232 untuk kepemimpinan guru dan 0.638 untuk motivasi belajar.

Page 82: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

67

Hal ini berarti ada pengaruh yang positif dan signifikan

kepemimpinan guru mengajar terhadap hasil belajar bahasa

Indonesia siswa SMP di Kabupaten Maros. Nilai koefisien

determinasinya 0,058 yang berarti bahwa 5.8 persen hasil belajar

bahasa Indonesia siswa SMP di Kabupaten Maros dapat dijelaskan

oleh kepemimpinan guru mengajar dan 94,2 persen ditentukan oleh

variabel lain yang tidak masuk dalam penelitian ini, hal ini berarti

bahwa semakin tinggi kepemimpinan guru mengajar maka akan

semakin baik pula hasil belajar bahasa Indonesia siswa SMP di

Kabupaten Maros.

Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto (2003), bahwa hasil

belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor dari dalam (faktor

internal) maupun dari luar (faktor eksternal). Faktor internal adalah faktor

jasmaniah, psikologis, dan faktor kelelahan (misalnya intelegensi,

perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan, kesiapan) sedangkan yang

termasuk faktor eksternal adalah faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor

masyarakat (misalnya guru, kurikulum, dan model pembelajaran).

Berdasarkan pendapat tersebut, secara teoritik kepemimpinan guru

mempengaruhi hasil belajar siswa. Paparan teori tersebut menunjukkan

bahwa hasil penelitian sesuai dengan teori yang dikemukakan.

2. Kepemimpinan guru berpengaruh positif dan signifikian terhadap

hasil belajar bahasa Indonesia siswa kelas VIII SMP di Kabupaten

Maros.

Page 83: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

68

Hasil penelitian membuktikan kepemimpinan guru

berpengaruh positif dan signifikian terhadap hasil belajar Bahasa

Indonesia siswa kelas VIII SMP di Kabupaten Maros. Hasil ini

menunjukan bahwa peningkatan atau penurunan hasil belajar Bahasa

Indonesia dipengaruhi oleh kepemimpinan guru. Dari hasil analisis

diperoleh nilai F = 5.558 signifikasi pada taraf 5 persen, karena nilai

P = 0,000 < 0,05, R = 0,233 dan t = 2.358 untuk kepemimpinan

guru. Hal ini berarti ada pengaruh yang positif dan signifikan

kepemimpinan guru mengajar terhadap hasil belajar bahasa

Indonesia siswa SMP di Kabupaten Maros. Nilai koefisien

determinasinya 0,054 yang berarti bahwa 5,4 persen hasil belajar

bahasa Indonesia siswa SMP di Kabupaten Maros dapat dijelaskan

oleh kepemimpinan guru mengajar dan 94,6 persen ditentukan oleh

variabel lain yang tidak masuk dalam penelitian ini, hal ini berarti

bahwa semakin tinggi kepemimpinan guru mengajar maka akan

semakin baik pula hasil belajar bahasa Indonesia siswa SMP di

Kabupaten Maros. Robins, berpendapat informasi-informasi tentang

suatu kepemimpinan, peristiwa atau kegiatan dapat diterima melalui

proses pengamatan, pendengaran, apa yang dirasakan oleh siswa

tentang kepemimpian guru baik yang terkait dengan pengarahan guru

mengenai cara mengikuti pembelajaran, pengarahan guru mengenai cara

mengikuti pembelajaran, dukungan guru untuk mengikuti pembelajaaran,

Memberi bimbingan tentang cara mengerjakan soal-soal latihan dan

Page 84: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

69

tugas, guru memberi kesempatan kesempatan kepada siswa untuk

menyampaian ide dan mengambil keputusan, guru memberi kesempataan

kepada siswa untuk bertanggung jawab terhadap tugas, guru mengajak

saya bertukar pikiran atau ide, guru memberikan dorongan kepada saya

dan guru mempercayakan kepada siswa untuk mengambil keputusan

. Informasi yang diterima diseleksi oleh individu sesuai dengan

kepentingan utama masing-masing, dan dipahami menurut kebiasaan

masing-masing siswa. Kepemimpinan guru sehari yang dilihat, dirasakan

oleh siswa yang dihasilkan merupakan pandangan realita siswa yang

dikonstruksi menurut gambaran masing-masing siswa, dan siswa bisa

mengatakan bahwa bila seseorang memandang apa yang dicontohkan

oleh guru misalnya guru memberi bimbingan tentang cara mengerjakan

soal-soal latihan dan tugas serta mencoba menafsirkan apa yang

dilihatnya, maka penafsirannya itu akan syarat dipengaruhi oleh

karakteristik-karakteristik pribadi dari pelaku orang itu.

3. Motivasi belajar berpengaruh positif dan signifikian terhadap hasil

belajar bahasa Indonesia siswa kelas VIII SMP di Kabupaten Maros.

Hasil analisis statistik deskriptif untuk variabel motivasi belajar

diperoleh jumlah frekuensi responden sebanyak 1 responden atau 1%, 40

responden atau 40% dengan kategori cukup, dan 55 responden atau

56% dengan kategori tinggi dan sangat tinggi sebanyak 3 responden atau

3%, sehingga disimpulkan bahwa tingkat motivasi belajar siswa SMP di

Page 85: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

70

Kabupaten Maros termasuk pada kategori tinggi. Berdasarkan pengujian

hipotesis diperoleh nilai korelasi antara motivasi belajar dengan hasil

belajar bahasa Indonesia siswa adalah 0,241 dengan nilai signifikan 0,000

kurang dan 0,05. Dengan demikian hipotesis nol (H0) "tidak ada pengaruh

signifikan antara motivasi belajar dengan hasil belajar bahasa Indonesia

siswa" ditolak, yang berarti penerimaan H1 atau ”ada pengaruh yang

signifikan motivasi belajar terhadap hasil belajar bahasa Indonesia.

Hasil penelitian membuktikan motivasi belajar berpengaruh positif

dan signifikian terhadap hasil belajar bahasa Indonesia siswa kelas

VIII SMP di Kabupaten Maros. Hasil ini menunjukan bahwa peningkatan

atau penurunan hasil belajar bahasa Indonesia dipengaruhi oleh motivasi

belajar. Dari hasil analisis diperoleh nilai F = 2.965 signifikasi pada

taraf 5 persen, karena nilai P = 0,000 < 0,05, R = 0,241 dan t =0,955

untuk motivasi belajar. Hal ini berarti ada pengaruh yang positif dan

signifikan motivasi terhadap hasil belajar bahasa Indonesia siswa

SMP di Kabupaten Maros. Nilai koefisien determinasinya 0,96 yang

berarti bahwa 0.96 persen hasil belajar bahasa Indonesia siswa

SMP di Kabupaten Maros dapat dijelaskan oleh motivasi belajar dan

0,4 persen ditentukan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam

penelitian ini, hal ini berarti bahwa semakin tinggi motivasi belajar

maka akan semakin baik pula hasil belajar bahasa Indonesia siswa

SMP di Kabupaten Maros. Hasil ini sesuai dengan pendapat

Djamarah (2002) motivasi adalah suatu pendorong yang mengubah

Page 86: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

71

energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk

mencapai tujuan tertentu. Dalam proses belajar, motivasi sangat

diperlukan sebab seseorang yang tidak memunyai motivasi dalam belajar

tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini sesuai dengan

yang diungkapkan oleh Nur (2001:3) bahwa siswa yang termotivasi dalam

belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi

dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan menyerap dan

mengendapkan materi itu dengan lebih baik. Siswa yang memiliki motivasi

tinggi dalam belajar akan mempengaruhi hasil belajarnya.

Page 87: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

72

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik

simpulan sebagai berikut:

1. Kepemimpinan guru berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil

belajar bahasa Indonesia siswa SMP di Kabupaten Maros. Berdasarkan

hasil analisis diperoleh nilai F = 5.558 signifikasi pada taraf 5 persen,

karena nilai P = 0,000 < 0,05, R = 0,233 dan t = 2.358 untuk

kepemimpinan guru. Nilai koefisien determinasinya 0,054 yang

berarti bahwa 5,4 persen hasil belajar bahasa Indonesia siswa SMP

di Kabupaten Maros dapat dijelaskan oleh kepemimpinan guru

mengajar dan 94,6 persen ditentukan oleh variabel lain yang tidak

masuk dalam penelitian ini. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi

kepemimpinan guru mengajar maka akan semakin baik pula hasil

belajar bahasa Indonesia siswa SMP di Kabupaten Maros.

2. Motivasi belajar siswa berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil

belajar bahasa Indonesia siswa SMP di Kabupaten Maros. berdasarkan

hasil analisis diperoleh nilai F = 2.965 signifikasi pada taraf 5 persen,

karena nilai P = 0,000 < 0,05, R = 0,241 dan t =0,955 untuk motivasi

belajar. Nilai koefisien determinasinya 0,96 yang berarti bahwa 0.96

Page 88: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

73

persen hasil belajar bahasa Indonesia siswa SMP di Kabupaten

Maros dapat dijelaskan oleh motivasi belajar dan 0,4 persen

ditentukan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam penelitian ini,

hal ini berarti bahwa semakin tinggi motivasi belajar maka akan

semakin baik pula hasil belajar bahasa Indonesia siswa SMP di

Kabupaten Maros.

3. Kepemimpinan guru dan motivasi belajar berpengaruh positif dan

signifikan terhadap hasil belajar bahasa Indonesia siswa SMP di

Kabupaten Maros. hasil analisis diperoleh nilai F = 2.965 signifikasi

pada taraf 5 persen, karena nilai P = 0,000 < 0,05, R = 0,058 dan t =

2,232 untuk kepemimpinan guru dan 0.638 untuk motivasi belajar.

Nilai koefisien determinasinya 0,058 yang berarti bahwa 5.8 persen

hasil belajar bahasa Indonesia siswa SMP di Kabupaten Maros

dapat dijelaskan oleh kepemimpinan guru mengajar dan 94,2 persen

ditentukan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam penelitian ini.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan yang telah dikemukakan,

maka berikut ini diajukan saran yang diharapkan dapat menjadi

pertimbangan, sehubungan dengan upaya peningkatan kepemimpinan guru

dan motivasi belajar siswa SMP di Kabupaten Maros.

1. Bagi guru SMP secara umum, sebagai pelaksana proses pembelajaran di

kelas hendaknya guru berupaya semaksimal mungkin memberikan

Page 89: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

74

arahan agar siswa selalu berpersepsi baik kepada kepemimpinan Guru.

2. Untuk meningkatkan kepemimpinan guru dan motivasi belajar siswa:

a. pengelola pendidikan diharapkan dapat merancang sistem

pembelajaran yang dapat merangsang atau meningkatkan kepemimpinan

guru dan motivasi belajar; b. bagi guru, hendaknya menciptakan suasana

pembelajaran yang menyenangkan, bermakna, dan dialogis bagi siswa;

c. bagi orang tua, hendaknya memberikan motivasi belajar kepada

anaknya.

3. Bagi siswa secara umum, sebagai generasi harapan bangsa pada masa

yang akan datang hendaknya meningkatkan motivasi belajar sendiri yang

memungkinkan untuk mencapai keberhasilan secara optimal.

Page 90: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

75

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Bina Aksara. Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Departemen Pendidikan

Nasional 2013. Jakarta. Biro Hukum Masyarakat. 2002. Pendidikan untuk Masyarakat Indonesia Baru.

Jakarta: Gramedia. Danim, Sudarwan. 2004. Motivasi, Kepemimpinan, dan Efektivitas Kelompok.

Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa

Cipta. Erriniati. 1997. Penerapan Strategi Motivasi Siswa dalam Proses Belajar

Mengajar Fisika Kelas VII B Tahun Pelajaran 1996/1997 di SLTP 23 Surabaya. Skripsi: tidak dipublikasikan Universitas Negeri Surabaya.

Hamalik, Oemar. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Handayaningrat, Soewarno. 1993. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat.

Jakarta: Bumi Aksara. http://derianggraini.blogspot.com. Diakses pada14 Januari 2016, pukul 16.20. Kartono, Kartini. 1992. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: PT Raja-Raja

Grafindo. Munandar, Ashar Sunyoto. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta:

UIP. Nawawi, Hadari.1985. Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas.Jakarta:

Gunung Agung. . Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya: University

Surabaya Press. Nurkolis. 2005. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: PT. Gramedia

Widiasarana Indonesia

Page 91: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

76

Prawirosentono, Suryadi (1999). Kebijakan Kinerja Karyawan, Kiat Membangun Organisasi Kompetititif Menjelang Perdagangan Bebas. Yogyakarta: BPFE.

Purwanto, Ngalim. 2005. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja

Rosdakarya. Riduan. 2008. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung:

Alfabeta. Sagala, Syaiful. 2009. Kemampuan Profesi Guru dan Tenaga Kependidikan.

Bandung: Alfabeta. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rieneka Cipta. Soekanto, Soerjono. 2001. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja

Grafindo Persada. Sopah, Djamaah. Pengaruh Model Pembelajaran dan Motivasi Berprestasi

terhadap Hasil Belajar. (Jakarta: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No. 022) h. 121-137.

Srimulyo. 2006. Perangkat Variabel. Jakarta. Insan Cendekia. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Syamsi, Ibnu. 1994. Pokok-pokok Organisasi dan Manajemen. Jakarta:

Rineka Cipta. Thoha, Miftah. 1996. Perilaku Organisasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama. Uno, Hamzah B. 2008. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran.

Jakarta: PT Bumi Aksara. Utami, Neni. 2003. Kualitas dan Profesionalisme Guru. Artikel dari

http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/102/15/0802htm UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Depdiknas. Walpole, Ronald E. 1993. Pengantar Statistika. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama. Wirawan. 2014. Kepemimpinan Teori, Psikologi, Perilaku Organisasi, Aplikasi, dan Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Page 92: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

77

RIWAYAT HIDUP

Sukmawati, Lahir tanggal 26 Maret 1971 di

Ujung Pandang Provinsi Sulawesi Selatan.

Penulis anak ketiga dari enam bersaudara,

hasil buah kasih dari pasangan H. Usman Said

dan Hj. Nurmiati.

Penulis menikah tanggal 17 Oktober 1999 dengan Muhammad Jafar,

S. Pd., anak kedua pasangan Muh. Saleh dan Hj. Hasinang, asal Camba

Kabupaten Maros.. Buah dari pernikahan dikaruniai seorang penyejuk hati

dan belahan jiwa Muh. Farhan Mubarak, lahir tanggal 22 September 2000.

Penulis menempuh pendidikan dasar di SD Negeri Mattoangin 1 Ujung

Pandang tamat 1984, kemudian melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 5

Ujung pandang tamat 1987. Penulis melanjutkan pendidikan di SMTK Negeri

Ujung Pandang Jurusan Tata Busana tamat 1990. Penulis melanjutkan

pendidikan ke jenjang lebih tinggi di Universitas Muhammadiyah Makassar di

Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Bahasa dan Sastra

Indonesia tamat 1995 dengan skripsi berjudul “Sosial-Pelitik dalam Kumpulan

Puisi Tirani Karya Taufik Ismail”.

Pada tanggal 1 Februari 1998, penulis diangkat menjadi CPNS guru

dan ditempatkan di SMP Negeri 1 Camba, Kabupaten Maros. Pada tahun

2007 SMP Negeri 1 Camba telah berubah nama menjadi SMP Negeri 3

Camba.

Page 93: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

78

Pada tahun 2014 penulis melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi lagi

pada jenjang Strata 2 di Universitas Muhammadiyah Makassar dengan

memilih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Untuk

memperoleh gelar Magister Pendidikan, maka penulis menyusun tesis

dengan judul “Pengaruh Kepemimpinan Guru dan Motivasi Siswa terhadap

Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa SMP Kelas VIII di Kabupaten Maros”.

Page 94: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

79

LAMPIRAN A INSTRUMEN PENILAIAN

A.1 ANGKET KEPEMIMPINAN GURU A.2 ANGKET MOTIVASI BELAJAR A.3 TES HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

Page 95: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

80

LAMPIRAN A.1 ANGKET KEPEMIMPINAN GURU

KUESIONER KEPEMIMPINAN GURU DALAM PEMBELAJARAN

Nama : Nama Sekolah:

1) Kuesioner ini terdiri dari 36 item pernyataan, bertujuan mengukur kepemimpinan guru, isilah seluruh kuesioner ini sesuai dengan petunjuk pengisian.

2) Apa yang Anda isi tidak ada kaitannya dengan nilai Anda, oleh karena itu, isilah setiap item pernyataan dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan apa yang Anda alami, rasakan, dan lakukan setelah mengikuti pelajaran dalam tiga pertemuan terakhir.

3) Pastikan Anda telah mengisi seluruh pernyataan dalam kuesioner ini. Mohon dijawab pertanyaan-pertanyaan berikut sesuai dengan pengamatan para siswa terhadap guru selama pembelajaran 3 minggu ini. Petunjuk pengisian: Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang tersedia sesuai yang diamati siswa selama pembelajaran pada mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas. 1. Apakah guru memberikan banyak pengarahan saat Anda tidak mampu

dan tidak mau mengikuti pembelajaran dengan baik? a. Kurang b. Cukup c. Baik d. Sangat baik

2. Apakah guru memberikan sedikit pengarahan saat Anda sudah mampu tetapi tidak mau mengikuti pembelajaran dengan baik?

a. Kurang b. Cukup c. Baik d. Sangat baik

3. Apakah guru memberikan banyak pengarahan saat Anda tidak mampu tetapi mau mengikuti pembelajaran dengan baik?

a. Kurang b. Cukup c. Baik d. Sangat baik

Page 96: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

81

4. Apakah guru memberikan banyak dukungan ketika Anda tidak mampu tetapi memunyai keinginan untuk mengikuti pembelajaran?

a. Kurang b. Cukup c. Baik d. Sangat baik

5. Apakah guru memberikan banyak dukungan saat Anda sudah mampu tetapi kurang yakin dalam mengikuti pembelajaran?

a. Kurang b. Cukup c. Baik d. Sangat baik

6. Apakah guru memberikan sedikit pengarahan saat Anda sudah mampu dan mau dalam mengikuti pembelajaran?

a. Kurang b. Cukup c. Baik d. Sangat baik

7. Apakah guru memberikan sedikit dukungan saat Anda sudah mau dan mampu dalam mengikuti pembelajaran?

a. Kurang b. Cukup c. Baik d. Sangat baik

8. Apakah guru memberikan sedikit dukungan saat Anda tidak mampu dan tidak mau mengikuti pembelajaran?

a. Kurang b. Cukup c. Baik d. Sangat baik

9. Apakah guru mengawasi secara ketat saat Anda tidak mampu dan tidak ingin mengerjakan soal-soal yang diberikan guru?

a. Kurang b. Cukup c. Baik d. Sangat baik

10. Apakah guru memberitahukan tentang bagaimana cara mengerjakan soal latihan saat Anda tidak mampu dan tidak ingin mengerjakan?

a. Kurang b. Cukup c. Baik d. Sangat baik

11. Apakah guru memberitahukan tentang apa yang harus Anda lakukan saat Anda tidak mampu dan tidak mau mengerjakan tugas?

a. Kurang

Page 97: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

82

b. Cukup c. Baik d. Sangat baik

12. Apakah guru berusaha secara aktif mendengarkan Anda saat Anda sudah mampu tetapi tidak ingin mengerjakan tugas?

a. Kurang b. Cukup c. Baik d. Selal

13. Apakah guru memberikan kesempatan kepada Anda untuk menyampaikan ide atau pendapat saat Anda sudah mampu tetapi tidak yakin dalam menyelesaikan tugas?

a. Kurang b. Cukup c. Baik d. Sangat baik

14. Apakah guru memberikan kesempatan kepada Anda untuk membuat keputusan sendiri saat Anda sudah mampu dan bersedia dalam mengerjakan tugas?

a. Kurang b. Cukup c. Baik d. Sangat baik

15. Apakah guru memberikan sebagian besar tanggung jawab dalam mengerjakan tugas kepada Anda saat Anda sudah mampu tetapi tidak yakin dalam mengerjakan?

a. Kurang b. Cukup c. Baik d. Sangat baik

16. Apakah guru melibatkan Anda mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dalam contoh soal saat Anda sudah mampu tetapi tidak ingin mengerjakan?

a. Kurang b. Cukup c. Baik d. Sangat baik

17. Apakah guru memberikan kesempatan kepada Anda untuk terlibat mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan saat Anda dalam keadaan tidak mampu tetapi memunyai kemauan?

a. Kurang b. Cukup c. Baik d. Sangat baik

Page 98: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

83

18. Apakah guru memberikan kebebasan kepada Anda untuk melaksanakan dan memutuskan sendiri tentang bagaimana mengerjakan tugas saat Anda sudah mampu dan mau mengerjakan tugas?

a. Kurang b. Cukup c. Baik d. Sangat baik

19. Apakah guru meningkatkan komunikasi dengan Anda saat Anda tidak mampu tetapi mau dalam mengerjakan tugas?

a. Kurang b. Cukup c. Baik d. Sangat baik

20. Apakah guru mengajak Anda bertukar pikiran atau ide saat Anda sudah mampu tetapi tidak ingin mengerjakan tugas?

a. Kurang b. Cukup c. Baik d. Sangat baik

21. Apakah guru menunjukkan di mana harus melaksanakan tugas saat Anda tidak mau dan tidak mampu dalam melaksanakan tugas?

a. Kurang b. Cukup c. Baik d. Sangat baik

22. Apakah guru memberikan contoh cara penyelesaian soal dengan jelas saat Anda tidak mampu dan tidak mau mengerjakan tugas?

a. Kurang b. Cukup c. Baik d. Sangat baik

23. Apakah guru mengajak Anda menyusun keputusan secara bersama-sama mengenai tugas saat Anda sudah mampu tetapi tidak ingin mengerjakan tugas?

a. Kurang b. Cukup c. Baik d. Sangat baik

24. Apakah guru tidak mengawasi dengan ketat saat Anda sudah mampu dan bersedia melaksanakan tugas dengan baik?

a. Kurang b. Cukup c. Baik d. Sangat baik

Page 99: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

84

25. Apakah guru memberikan kesempatan kepada Anda untuk menyampaikan saran-saran dalam mengerjakan tugas saat Anda tidak mampu tetapi mau dalam mengerjakan tugas?

a. Kurang b. Cukup c. Baik d. Sangat baik

26. Apakah guru memberikan dorongan kepada Anda saat Anda tidak mampu tetapi Anda memunyai kemauan mengerjakan tugas?

a. Kurang b. Cukup c. Baik d. Sangat baik

27. Apakah guru mengijinkan Anda memutuskan sendiri bagaimana mengerjakan soal saat Anda sudah mampu dan mau mengerjakan?

a. Kurang b. Cukup c. Baik d. Sangat baik

28. Apakah guru berusaha mendengarkan ide dari Anda saat Anda dalam keadaan tidak mampu tetapi memunyai keinginan mengerjakan tugas?

a. Kurang b. Cukup c. Baik d. Sangat baik

29. Apakah guru memberikan pengawasan kepada Anda saat Anda kurang mampu tetapi memunyai kemauan untuk mengerjakan tugas?

a. Kurang b. Cukup c. Baik d. Sangat baik

30. Apakah guru membuat keputusan sendiri saat Anda tidak mampu dan tidak ingin mengerjakan tugas?

a. Kurang b. Cukup c. Baik d. Sangat baik

31. Apakah komunikasi dua arah antara guru dan Anda rendah saat Anda sudah mampu dan mau mengerjakan tugas dengan baik?

a. Kurang b. Cukup c. Baik d. Sangat baik

32. Apakah guru memberikan penjelasan tentang tugas dengan jelas kepada Anda saat Anda tidak mampu dan tidak mau melaksanakan tugas?

Page 100: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

85

a. Kurang b. Cukup c. Baik d. Sangat baik

33. Apakah guru memberikan banyak dorongan kepada Anda saat Anda sudah mampu tetapi tidak mau mengerjakan tugas dengan baik?

a. Kurang b. Cukup c. Baik d. Sangat baik

34. Apakah keputusan dalam pelaksanaan tugas berada pada guru saat Anda tidak mampu tetapi memunyai keinginan untuk terlibat dalam mengerjakan tugas?

a. Kurang b. Cukup c. Baik d. Sangat baik

35. Apakah guru memberikan sedikit dorongan saat Anda sudah mampu dan mau mengerjakan tugas?

a. Kurang b. Cukup c. Baik d. Sangat baik

36. Apakah guru membiarkan Anda mencoba menyelesaikan tugas sendiri saat Anda sudah mampu dan mau mengerjakan tugas?

a. Kurang b. Cukup c. Baik d. Sangat baik

Page 101: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

86

LAMPIRAN A.2 ANGKET MOTIVASI BELAJAR

KUESIONER MOTIVASI BELAJAR

Nama : Nama Sekolah :

1) Kuesioner ini terdiri dari 30 item pernyataan, bertujuan mengukur motivasi belajar siswa. Isilah seluruh kuesioner ini sesuai dengan petunjuk pengisian.

2) Apa yang Anda isi tidak ada kaitannya dengan nilai Anda, oleh karena itu isilah setiap item pernyataan dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan apa yang Anda alami, rasakan, dan lakukan setelah mengikuti pelajaran dalam tiga pertemuan terakhir.

3) Pastikan Anda telah mengisi seluruh pernyataan dalam kuesioner ini. Petunjuk Pengisian Isilah dengan tanda check (√) pada kolom dari setiap nomor pernyataan yang paling sesuai dengan apa yang anda alami. Pengertian yang ada dalam kolom tersebut adalah sebagai berikut. SS = Sangat Setuju S = Setuju RR = Ragu-Ragu TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju

No PERNYATAAN PILIHAN

SS S RR TS STS

1. Anda belajar dan mengerjakan tugas secara mandiri.

2. Waktu senggang di luar jam sekolah Anda manfaatkan untuk belajar.

3. Jadwal belajar di rumah Anda buat sendiri dan Anda laksanakan tepat waktu.

4. Anda menyediakan waktu khusus untuk mengulang pelajaran yang sudah diajarkan di sekolah.

5. Anda berusaha mencari sumber bacaan yang dianjurkan guru.

6. Sebelum tugas dikumpulkan Anda memeriksa apakah sudah lengkap atau belum.

Page 102: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

87

7. Anda mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah (PR) tepat waktu.

8. Anda tidak bosan jika belajar mata pelajaran tertentu.

9. Anda tidak malas untuk memperbaiki pekerjaan Anda yang salah.

10. Anda tidak mudah menyerah menyelesaikan tugas atau PR yang diberikan guru.

11. Anda bertanya jika materi yang diajarkan guru belum jelas.

12. Anda bertanya kepada teman yang lebih mengerti tentang materi pelajaran yang belum Anda mengerti.

13. Anda berani jika Anda harus bertanya kepada siapa pun tentang materi pelajaran yang belum Anda mengerti.

14. Anda belajar bersama dengan teman-teman untuk mengerjakan tugas atau PR yang sulit.

15. Jika guru membentuk kelompok belajar Anda ingin menjadi ketua kelompok.

16. Wajar jika Anda ditunjuk menjadi pemimpin dalam diskusi kelompok.

17.

Anda tidak malas memahami kompetensi yang akan dicapai dalam suatu mata pelajaran dan berkeinginan untuk mencapainya.

18. Ketika pembelajaran berlangsung, Anda lebih banyak aktif.

19. Jika guru menulis catatan-catatan penting di papan tulis, Anda tidak malas menyalinnya dalam buku Anda.

20.

Jika guru memberi tahu cara mengerjakan tugas atau PR, Anda tidak malas mencatat cara-caranya dan mencoba menerapkannya ketika belajar di rumah.

21. Jika guru menunjukkan buku-buku yang perlu dibaca, Anda mencari dan membacanya.

22. Jika guru mengumumkan hasil ulangan di depan kelas, Anda bersemangat lagi dalam belajar.

Page 103: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

88

23. Jika nilai hasil ulangan Anda rendah, Anda berkeinginan untuk mencapai nilai yang tinggi pada ulangan berikutnya.

24. Jika nilai hasil ulangan Anda tinggi, Anda berusaha mempertahankan dengan belajar lebih keras lagi.

25.

Jika guru mengembalikan tugas atau PR dengan beberapa catatan, Anda memperhatikan catatan tersebut untuk perbaikan pada tugas atau PR selanjutnya.

26.

Jika guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya, Anda memanfaatkan kesempatan tersebut untuk bertanya.

27. Jika guru memberi pertanyaan, Anda berusaha menjawabnya sebelum teman lain menjawabnya.

28.

Jika guru memberi pujian terhadap pertanyaan, jawaban, tugas/PR dan hasil ulangan Anda, semangat belajar Anda meningkat.

29. Jika guru memberi saran kepada Anda, maka saran tersebut Anda ingat dan Anda melaksanakan saran tersebut.

30.

Jika guru membantu Anda bagaimana cara-cara menarik kesimpulan tentang materi yang sedang dibahas, maka cara-cara tersebut Anda gunakan dalam pembahasan materi lain.

Page 104: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

89

TES HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA Nama : Nama Sekolah : Berilah tanda silang (X) huruf a,b,c, atau d pada jawaban yang paling benar! 1. Bacalah paragraf berikut!

Manusia kreatif tidak begitu saja menerima sesuatu apa adanya. Mereka sangat baik mencari cara untuk memperbaiki keadaan. Mereka baik memikirkan sesuatu yang tidak dipikirkan orang lain. Mereka memandang masalah sebagai peluang. Mereka terbiasa memikirkan hal-hal kecil yang biasa kita terima apa adanya setiap hari. Gagasan utama paragraf tersebut adalah …. a. terimalah apa adanya c. kreativitas manusia terbatas b. ciri-ciri manusia kreatif d. masalah merupakan peluang

2. Perhatikan kalimat-kalimat berikut! 1) Kami baru sampai ke Panti Weda pukul 09.30 wita. 2) Perjalanan ke Panti Weda, kami mulai tepat pukul 07.00 wita. 3) Akibatnya rombongan terhenti. 4) Namun, baru seperempat jam kendaraan melaju, salah satu ban bus

bocor. 5) Setelah diperbaiki oleh kru bus, perjalanan kami lanjutkan pada pukul

08.00 wita. Kalimat-kalimat tersebut dapat disusun menjadi laporan yang runtut dengan susunan …. a. 5), 4), 3), 2), 1) c. 3), 2), 1), 4), 5) b. 4), 2), 1), 3), 5) d. 2), 4), 3), 5), 1)

3. Bacalah paragraf berikut! Karakter tumbuh dari kebiasaan yang kita lakukan. Karakter juga berhubungan dengan tabiat atau watak seseorang. Jika baik, maka sesorang akan dinilai sebagai orang yang berkarakter positif. Kunci utama dari pembangun karakter sebenarnya terletak pada tindakan-tindakan nyata yang kita lakukan dengan konsisten. Karena itu, apa yang ingin kita bentuk tergantung pada sikap keseharian kita. Simpulan isi paragraf tersebut adalah …. a. karakter bisa dibentuk oleh siapa pun yang menginginkannya b. karakter tumbuh secara turun-temurun serta sesuai kebiasaan c. setiap orang berkarakter karena itu ia perlu mempertahankannya d. karakter tumbuh dari kebiasaan sehingga perlu dipupuk secara

konsisten 4. Siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Camba mengadakan karya wisata ke

Museum Radya Pustaka, Surakarta. Laporan kunjungan yang tepat berdasrkan ilustrasi tersebut adalah ….

Page 105: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

90

a. Museum Radya Pustaka terletak di Jalan Slamet Riyadi. Di depan gedung museum, para pengunjung akan menjumpai sebuah patung R. Rangga Warsita. Patung ini diresmikan oleh Presiden Soekarno pada tahun 1953. Di depan dan di belakang patung ini terdapat prasasti yang menggunakan aksara Jawa.

b. Museum Radya Pustaka didirikan oleh Kanjeng Raden Adipati Sosrodiningrat IV di dalem Kepatihan pada tanggal 28 Oktober 1890. Kanjeng Raden Adipati Sosrodiningrat IV pernah menjabat sebagai Patih Pakubuwono IX dan Pakubuwono X.

c. Kami berkumpul di halaman sekolah pukul 07.00 wib. Setelah beberapa saat menunggu, akhirnya rombongan kami berangkat. Perjalanan menuju Museum Radya Pustaka sungguh mengasyikkan.

d. Museum Radya Pustaka memiliki koleksi yang terdiri atas berbagai macam arca, pusaka adat, wayang kulit, dan buku-buku kuno. Koleksi buku kuno yang banyak dicari itu di antaranya Wulang Reh karangan Pakubuwono IV.

5. Bacalah paragraf berikut! Ada beberapa cara yang dilakukan untuk menghemat pengeluaran. Pertama, kita beralih dari mobil ke sepeda motor. Kedua, memangkas keperluan berdasarkan prioritas. Ketiga, belanja sesuai dengan daftar rencana belanja. Keempat, harus pandai mengendalikan keinginan berbelanja. Simpulan isi paragraf tersebut adalah …. a. Kita harus berusaha memiliki uang b. Kita harus pandai mengatur pengeluaran c. Kita membeli perabotan rumah tangga d. Kita membeli alat-alat canggih

6. Perhatikan kalimat-kalimat berikut!

1) Kompleks Istana Kepresidenan terdiri atas Istana Merdeka dan Istana Negara.

2) Selanjutnya, kami mulai menjelajahi seisi kompleks Istana Kepresidenan.

3) Istana Negara menghadap ke Jalan Veteran. 4) Pukul 09.00 wib rombongan kami tiba di Istana Kepresidenan. 5) Istana Medeka menghadap ke Taman Monumen Nasional (Monas). Kalimat-kalimat tersebut akan menjadi laporan yang baik dengan susunan …. a. 5), 2), 1), 3), 4) c. 3), 1), 2), 5), 4) b. 4), 2), 1), 5), 3) d. 2), 4), 3), 1), 5)

7. Bacalah paragraf berikut!

Penguasaan yang mendalam mengenai bahasa merupakan tolak ukur keberhasilan seorang wartawan. Kemahiran berbahasa wartawan akan memudahkannya memanipulasi bahasa sesuai dengan tujuan yang

Page 106: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

91

ingin dicapainya. Pilihan kata yang tepat dapat membangkitkan emosi pembaca. Sebaliknya, pilihan kata yang ceroboh dapat menimbulkan reaksi yang tidak dihadapkan. Simpulan isi paragraf tersebut adalah …. a. Wartawan memang menguasai bahasa. b. Wartawan pandai mengolah bahasa. c. Wartawan harus terampil berbahasa. d. Wartawan pintar memanipulasi bahasa.

8. Perhatikan kalimat-kalimat berikut ini! 1) Sejak berdiri pada Agustus 2005 yang lalu, SD Negeri Madani terus

berupaya meningkatkan kualitas dan prestasi. 2) Dalam melaksanakan O2SN tingkat provinsi, kali ini tiga siswa meraih

medali emas. 3) Menurut kepala SD Negeri Madani, peningkatan prestasi siswa, baik

dalam kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler dilakukan oleh segenap pengelola di sekolah yang dipimpinnya.

4) Terbukti di berbagai kejuaraan banyak siswa SD Negeri Madani yang berhasil menorehkan prestasi.

5) Ketiga siswa tersebut meraih medali emas di bidang olahraga tenis meja, pencak silat, dan badminton.

Kalimat-kalimat laporan tersebut dapat disusun menjadi paragraf padu dengan susunan …. a. 3), 4), 5), 1), 2) c. 2), 5), 4), 1), 3) b. 1), 3), 2), 4), 5) d. 1), 3), 4), 2), 5)

9. Pertahatikan Petunjuk Berikut! Cara Membuat Jus Mangga 1) Kupas buah mangga yang sudah masak dan lepaskan dagingnya dari

bijinya. 2) [….] 3) Tambahkan es batu. 4) Tambahkan gula pasir dan susu secukupnya. 5) [….] 6) Hidupkan blender selama tiga menit. 7) Tuangkan jus mangga ke dalam lima gelas. Kalimat yang tepat untuk bagian rumpang petunjuk tersebut adalah …

a. 2) Masukkan ke dalam blender. 5) Beri air matang dingin secukupnya. b. 2) Beri air matang dingin secukupnya. 5) Masukkan ke dalam blender. c. 2) Tambahkan butiran es batu lagi. 5) Siapkan lima gelas yang sudah dicuci. d. 2) Hidupkan blendernya. 5) Beri air matang dingin sebanyak-banyaknya.

Page 107: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

92

10. Bacalah ilustrasi berikut! Untuk membudidayakan gemar membaca, sekolah mengadakan lomba membuat sinopsis buku fiksi dan membuat rangkuman buku nonfiksi. Agar memacu motivasi peserta, panitia membuat slogan. Slogan yang tepat sesuai ilustrasi tersebut adalah …. a. Membaca untuk mengisi waktu. b. Membaca itu sangat penting. c. Pengetahuan diperoleh dari membaca. d. Sinopsis dilombakan, membaca dibudayakan.

11. Bacalah kutipan surat berikut!

Kalimat yang tepat untuk melengkapi bagian penutup surat tersebut adalah …. a. Atas perhatian Bapak, kami sampaikan terima kasih. b. Atas perhatiannya, kami ucapkan banyak terima kasih. c. Atas perhatian semuanya diucapkan terima kasih. d. Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.

12. Perhatikan petunjuk berikut! 1) Pilihlah tanaman rambutan yang tingginya antara 80-100 cm. 2) Irislah kulit dahan jenis lain yang ada mata tunasnya dengan ukuran

yang sama dengan kupasan kulit dahan yang pertama. 3) Bungkus tempelan kulit dahan tersebut pada bagian kupasan dahan

pertama. 4) Tempelkan kulit rambutan tersebut pada bagian kupasan dahan

tanaman yang pertama. 5) Kupaslah kulit pada dahan yang sudah tua.

Agar menjadi petunjuk mencangkok tanaman rambutan yang runtut, urutan kalimat yang tepat adalah …. a. 1)- 2)- 4)- 5)- 3) c. 1)- 5)- 2)- 4)- 3) b. 1)- 4)- 5)- 2)- 3) d. 1)- 5)- 4)- 2)- 3)

Terkait dengan perlunya perhatian terhadap masyarakat miskin, kami mohon Saudara mengirim data para siswa dari keluarga tidak mampu. Data kami tunggu April 2016. [ . . . .]

Page 108: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

93

13.

Perbaikan yang tepat alamat surat tersebut adalah …. a. Yth. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Maros

Jalan Asoka 3, Maros b. Yth. Bapak Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Maros

Jln. Asoka 3, Maros c. Kepada Yth. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Maros

Jalan Asoka 3, Maros d. Yth. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Maros

Jln Asoka 3, Maros 14. Bacalah kalimat-kalimat berikut!

Cara Menyimak Berita dari Radio 1) Tangkap semua suara yang terdengar dari radio. 2) Pusatkan perhatian pada radio. 3) Catat hal-hal penting dari berita yang didengar dari radio. 4) Ciptakan suasana tenang.

Petunjuk cara menyimak tersebut runtut apabila disusun dengan urutan … .

a. 2)- 4)- 1)- 3) c. 4)- 2)- 1)- 3) b. 2)- 4)- 3)- 1) d. 4)- 2)- 3)- 1)

15. Bacalah ilustrasi berikut! Untuk mendukung program penghijauan dan kesehatan lingkungan, Kepala Desa Timpuseng membuat slogan yang berhubungan dengan program tersebut. Slogan yang benar adalah …. a. Hijaukan desaku dengan menanam sejuta pohon. b. Lingkungan hijau cermin lingkungan sehat. c. Manfaatkan lahan kosong untuk menanam tanaman.

Kepada Yth. Bapak Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Maros Jalan Asoka 3 Maros Dengan hormat, kami mengharap kehadiran Saudara pada hari, tanggal: Senin, 4 April 2016 waktu : pukul 10.00 WITA tempat : Aula Pendopo acara : rapat bulanan

Page 109: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

94

d. Biasakan hidup di lingkungan hijau.

16. Perhatikan ilustrasi berikut! Lomba keterampilan PMR akan diadakan oleh OSIS SMP Negeri 4 Bantimurung. Pesertanya adalah sekolah-sekolah yang berada di sekitar sekolah tersebut. Lomba bertujuan untuk mengasah keterampilan PMR dan juga sebagai wadah silaturrahmi antarsekolah di lingkungan SMP Negeri 4 Bantimurung. Slogan yang tepat sesuai ilustrasi adalah …. a. Asahlah keterampilan PMR Kita. b. Jadilah nimor satu di bidang PMR. c. Tunjukkan kemampuan dalam lomba PMR. d. Lomba PMR mempererat tali silaturrahmi.

17. Ester Gayatri adalah sosok wanita nomor satu di Asia. Ia menekuni

profesi langka sebagai pilot penguji pesawat terbang. Pilot penguji merupakan profesi langka yang pada umumnya didominasi kaum laki-laki. Beruntunglah IPTN karena memiliki wanita itu. Dengan segala kecintaannya pada profesi ini, dia korbankan hidupnya untuk menguji pesawat-pesawat baru yang diproduksi IPTN. Pertanyaan wawancara yang tepat untuk mengetahui alasan pemilihan profesi tersebut adalah …. a. Bagaimanakah pandangan Anda terhadap profesi ini? b. Apakah yang membuat Anda memilih profesi langka bagi kaum

wanita? c. Apakah keberatan yang Anda rasakan dalam menjalani profesi ini? d. Kapan Anda memulai karier sebagai penerbang?

18. Perkembangan media komunikasi yang digunakan Indonesia saat ini

bermacam-macam. Media tersebut seperti buku, majalah, surat kabar, radio, televisi, dan telepon. Dari segi kualitas, televisi dan ponsel mengungguli media lainnya. Televisi mampu merekam dan menampilkan garis, warna, gerak dan gambar. Televisi bahkan dapat menayangkan suatu peristiwa secara lengkap saat terjadinya suatu peristiwa. Tanggapan yang logis dari isi berita tersebut adalah …. a. Madia komunikasi yang termahal dan paling banyak digunakan

adalah televisi. b. Televisi mampu merekam dan menampilkan gambar, garis, warna,

gerak, dan suara.

Page 110: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

95

c. Bermacam-macam media komunikasi yang ada di Indonesia, televisi dan ponsel jarang digunakan.

d. Memang benar televisi memiliki keunggulan sebab dapat menayangkan peristiwa secara lengkap dan langsung.

19. Partisipasi Setiowati dalam lomba baca puisi di kecamatan sudah tepat karena Setiowati pernah menjadi juara pertama tingkat kabupaten. Sanggahan logis terhadap isi pernyataan tersebut adalah …. a. Biar juaranya banyak sebaiknya Setiowati tidak diikut sertakan. b. Ikutnya Setiowati dalam lomba tingkat kecamatan merendahkan

derajatnya. c. Beri kesempatan kepada siswa lain agar memiliki pengalaman lomba. d. Penempatan Setiowati dalam lomba sudah tepat karena berpeluang

menang.

20. Pewawancara : Sejak kapan Bapak bertugas sebagai pengamat Gunung Merapi? Tokoh : Sejak saya selesai menempuh pendidikan S2 tahun 1992. Pewawancara : Bagaimanakah masyarakat sekitar Gunung Merapi menyikapi keadaan Gunung Merapi yang semakin aktif?

Tokoh : Mereka cenderung mempercayai isyarat alam daripada pendapat para ahli

Pewawancara : . . . . Tokoh : Sebagai petugas, saya wajib memberikan informasi berdasarkan hasil pengamatan Direktorat Vulkanologi.. Pertanyaan yang tepat untuk melengkapi wawancara tersebut adalah …. a. Apakah Bapak puas terhadap kepercayaan mereka terhadap Gunung

Merapi? b. Mengapa penduduk sekitar Gunung Merapi lebih percara isyarat

alam? c. Bagaimana hasil pengamatan Bapak terhadap aktifnya merapi? d. Langkah apa yang Bapak tempuh untuk mengatasi kepercayaan

mereka?

21. Pertanyaan yang isinya berkaitan dengan tugas sebagai petugas pos adalah …. a. Berapa jumlah rata-rata surat yang Bapak antarkan setiap hari? b. Apakah kendaraan inventaris itu Bapak rawat secara rutin? c. Mengapa Bapak memilih bekerja sebagai seorang petugas?

Page 111: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

96

d. Siapah yang mendorong Bapak mengantarkan surat tugas ini? 22. Pada acara penamatan kelas IX, sambutan-sambutan terdiri atas ….

1) Sambutan guru 2) Sambutan kepala sekolah 3) Sambutan UPTD Pendidikan 4) Sambutan ketua panitia Susunan acara sambutan yang tepat adalah …. a. 1)- 3)- 2)- 4) c. 4)- 1)- 2)- 3) b. 1)- 2)- 3)- 4) d. 4)- 1)- 3)- 2)

23. Di antara pertanyaan-pertanyaan berikut yang baik dalam sebuah diskusi adalah …. a. Saudara ini bagaimana? Apakah Saudara mampu melakukan semua

ini tanpa bantuan orang lain? b. Maaf, saya wakil dari kelas VIII A masih belum paham dengan

pernyataan pemakalah tentang gagasan persami. Apakah seluruh siswa dapat mengikuti ataukah hanya diwakili oleh beberapa kelas saja? Terima kasih.

c. Saya tidak setuju dengan gagasan Anda. Apakah Anda akan tetap ngotot mempertahankan gagasan itu? Jika demikian, kami tidak akan mengikutinya.

d. Penjelasan Anda tentang persami sangat mengagumkan. Akan tetapi, kami masih kurang paham akan maksud kegiatan tersebut. Bolehkah kami mengajukan sebuah pertanyaan tak berharga ini?

24. Tugas peserta dalam diskusi adalah sebagai berikut, kecuali …. a. Mengikuti dan mematuhi aturan dalam diskusi. b. Menguasai masalah yang didiskusikan. c. Menyampaikan masalah yang didiskusikan. d. Menghargai pendapat orang lain.

25. Di antara kalimat berikut yang merupakan kalimat penolakan dalam diskusi yang paling tepat adalah …. a. Saya rasa pendapat Saudara tidak logis, maka perlu dipikirkan lagi. b. Saya tidak setuju dengan pendapat tersebut. c. Saya kurang setuju dengan pendapat Saudara karena tidak memiliki

dasar yang jelas. d. Menurut saya, pendapat Saudara Rafli perlu dipertimbangkan lagi

karena sulit dilaksanakan. 26. Perhatikan tanya jawab wawancara berikut ini!

Pewawancara: . . . .

Page 112: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

97

Narasumber : Penebangan hutan secara liar akan berdampak buruk terhadap lingkungan. Pertanyaan yang sesuai untuk jawaban narasumber tersebut adalah …. a. Apa dampak penebangan hutan secara liar? b. Apa maksud penebangan hutan secara liar? c. Mengapa penebangan hutan secara liar dilarang? d. Siapa yang melarang penebangan hutan secara liar?

27. Teks untuk mengerjakan soal nomor 27, 28, 29! Hari kedua, kami sudah tiba di Pelabuhan Gili Manuk sekitar pukul 01.00. Semua siswa yang turun dari kapal masuk ke dalam bus. Di hari kedua ini, beberapa agenda sudah kami rencanakan. Di antaranya, ke Pantai Sanur, Tanjung Benoa, Garuda Wisnu Kencana, dan Pantai Kuta. Kami tiba di Pantai Sanur sekitar pukul 05.30 wita. Kami merasakan kesegaran udara pagi di Pantai Sanur. Beberapa saat kemudian, kami menikmati indahnya matahari terbit. Kutipan di atas merupakan bagian . . .. dalam laporan perjalanan. a. pendahuluan c. kesimpulan b. isi d. saran

28. Kutipan di atas merupakan bagian dari laporan . . . . a. perjalanan c. penelitian b. praktikum d. studi banding

29. Hal yang dilaporkan pada teks laporan tersebut adalah . . . . a. Keindahan suasana Pelabuhan Gili Manuk. b. Kegiatan studi wisata pada hari kedua. c. Kesegaran udara Tanjung Benua. d. Kunjungan ke Garuda Wisnu Kencana

30. Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Kalimat tersebut termasuk bahasa . . . . a. slogan c. iklan b. poster d. imbauan

31. Bacalah kutipan berita berikut kemudian kerjakan soal nomor 31 dan 32! Teks berita I Sekitar 7.000 hektar hutan mangrove hancur di Kawasan Laguna Segara Anakan, Kabupaten Cilacap, Jawa tengah. Kasus itu terjadi sejak tahun 1984 sehingga menghancurkan berbagai biota laut dan tempat pemijahan puluhan jenis ikan. Bahkan, kondisi tersebut ikut mengancam ekosistem perairan selatan Jawa dan kepunahan hutan mangrove.

Page 113: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

98

Teks berita II Warga pendatang dari Ciamis, Jawa Barat, membabati mangrove. Bahkan mereka menggarap tanah timbul menjadi areal pertanian. Penebangan liar juga dilakukan guna memanfaatkan kayu mangrove sebagai material bahan bangunan. Hal itu menyebabkan hutan mangrove semakin terancam kepunahan.

Kesamaan informasi teks berita tersebut adalah …. a. Upaya penyelamatan hutan mangrove b. Pemanfaatan biota di hutan mangrove c. Terancam punahnya hutan mangrove d. Penanaman kembali hutan mangrove

32. Perbedaan penyajian kedua kutipan berita tersebut adalah … a. Teks berita I diawali dengan apa, sedangkan berita II diawali dengan di

mana b. Teks berita I diawali dengan apa, sedangkan berita II diawali dengan

siapa c. Teks berita I diawali dengan kapan, sedangkan berita II diawali dengan

siapa d. Teks berita I diawali dengan kapan, sedangkan berita II diawali dengan

apa 33. Perhatikan denah berikut!

Perjalanan yang paling efektif menuju stadion olahraga dari sekolah adalah dari … a. Jalan Mars ke barat ke Jalan Matahari lalu ke selatan ke Jalan

Merkurius.

Page 114: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

99

b. Jalan Mars ke selatan menuju kantor pos lalu ke ke barat ke Jalan Merkurius.

c. Sekolah ke Jalan Mars, ke barat ke Jalan Bumi lalu ke utara ke Jalan Merkurius.

d. Jalan Matahari melewati rumah sakit di Jalan Venus lalu ke barat ke Jalan Merkurius.

34. Perhatikan denah berikut!

Suatu hari Ryan hendak ke toko sepatu. Sampai di depan masjid, bensin motornya hampir habis. Ryan memutuskan ke pompa bensin sebelum melanjutkan ke toko sepatu.

Jl. Kenanga

Jl. R

osel

a

Jl. M

elat

i

Jl. Mawar

Jl. K

ambo

jaJl. Anggrek

Toko Sepatu

Masjid

Pompa bensin

Rumah Ryan

N

Perjalanan paling pendek yang harus ditempuh Ryan sesuai ilustrasi

tersebut adalah …. a. Jalan Mawar, depan masjid, Jalan Kamboja, toko sepatu. b. Jalan Mawar, pompa bensin, Jalan Kenanga, Jalan Rosela, Jalan

Kamboja, toko sepatu. c. Jalan Mawar, Jalan Rosela, Jalan Kenanga, pompa bensin, Jalan Mawar,

toko sepatu. d. Rumah Ryan, Jalan Melati, Jalan Mawar, pompa bensin, Jalan Mawar,

Jalan Rosela, toko sepatu. 35. Cermatilah kutipan drama berikut!

1) Bu Mastur : Cepatlah, Nak! Panggilkan dokter untuk Bapakmu! 2) Dedi : Bu, saya nggak berani. Lagian sayakan baru main. 3) Maya : Sudahlah, Bu. Biar aku saja yang memanggil dokter. 4) Bu Mastur : Jangan, Maya. Kamukan lagi kurang sehat, tidak bisa

cepat. 5) Maya : Habis kalau Mas Dedi tidak mau, siapa lagi? Biar Maya

minta tolong Joko saja. Maya berangkat dulu, Bu.

Page 115: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

100

Kalimat yang menggambarkan suasana kekhawatiran orang tua terhadap anaknya terdapat dalam dialog bernomor …. a. 1) b. 2) c. 3) d. 4)

36. Baca dan cermati kutipan drama berikut! Ibu : (Sambil duduk menonton TV) Adi, kemari sebentar, Nak! Adi : Ya, Bu. Ada apa, Bu? Ibu : Ibu dengar kabar Adi luka. Benarkah itu? Adi : Benar, Bu! Sudah diobati, tidak berat. Ibu : Coba ibu lihat, sini! Latar dalam kutipan drama tersebut adalah .... a. rumah sakit b. sekolah c. rumah d. kamat tidur

37. Perhatikan denah berikut!

Perjalanan yang paling efektif bila kita akan menuju Lokasi dari Fuji

Image adalah ... a. Jalan P. Polim, Jalan Masjid menuju ke lokasi. b. Jalan Darmawangsa, Jalan R.S. Fatmawati ke lokasi. c. Jalan R.S. Fatmawati, Jalan H. Saidi Guru ke lokasi. d. Jalan Darmawangsa, Jalan P. Polim menuju ke lokasi

Page 116: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

101

38. Cermatilah teks berita berikut!

Paragraf teks berita yang sesuai ilustrasi tersebut adalah…. a. Jumat, 30 Desember 2015 tepatnya pukul 00.15 telah menjadi

musibah kebakaran di Jalan Sunan Bonang No. 16 Jambi. Tidak ada korban jiwa karena rumah kosong. Polisi sedang menyelidiki penyebab musibah kebakaran tersebut.

b. Jumat, 30 Desember 2015 tepatnya pukul 12.15 telah terjadi musibah kebakaran di Jalan Sunan Bonang No. 16, Jambi. Penyebab kebakaran diduga korsleting arus pendek. Tidak ada korban jiwa karena rumah kosong.

c. Jumat, 30 Desember 2015 tepatnya pukul 00.15 telah terjadi musibah kebakaran di Jalan Sunan Bonang No. 16, Jambi. Penyebab kebakaran diduga kompor meledak. Tidak ada korban jiwa karena rumah kosong.

d. Jumat, 30 Desember 2015 tepatnya pukul 00.15 telah terjadi musibah kebakaran di Jalan Sunan Bonang No. 16, Jambi. Penyebab kebakaran diduga korsleting arus pendek .Ada dua korban jiwa yang tidak tertolong.

39. Kutipan cerpen

Latar tempat peristiwa tersebut adalah…

a. Tempat tidur b. Di ruang keluarga c. Di ruang meja makan d. Di belakang dekat dapur

Kebakaran rumah terjadi di Jalan Sunan Bonang No. 16 Jambi.Tidak ada korban jiwa karena rumah kosong, kejadian itu pada pukul 00.15, Jumat, 30 Desember 2015.Penyebab kebakaran masih diselidiki.

Keluarga Pak Jabal sedang duduk-duduk santai. Mereka sedang memperbincangkan sesuatu.“ Begini,” kata Fadil mulai menjelaskan gagasannya. “ Kita perlu membangun satu kamar tidur. Tempatnya di belakang dekat dapur, “ tambah Fadil.

“ Ya, saya setuju akan ide itu, “ kata Ibu Jabal. “ Betul, saya juga setuju hal itu, “ sambung Firda. “ Benar ada kamar tidur buat tamu, “ kata Firda lagi. “ Nah, semuanya setuju, “ sambung Fadil lagi.

“Tunggu dahulu, “ sela Pak Jabal. “ harus jelas berapa biayanya. Dari mana sumbernya?“ kata beliau.

Page 117: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

102

40. Perhatikan kutipan puisi berikut !

Kata yang tepat untuk melengkapi kutipan puisi tersebut adalah… a. 1) semua

2) menuntut b. 1) kasihmu 2) berdoa c. 1) jasamu 2) bersimpuh d. 1) air mata 2) restu

41. Tuhan, pelankanlah malam tiba agar kami berdua tidak kehilangan arah jalan yang kami tempuh masih jauh

Tuhan, sisihkanlah mendung itu jika gerimis, sakit ibuku kambuh jalan yang kami tempuh masih jauh

Tuhan berikanlah kekuatan untuk menempuh hidup ini kami tahu derita hari ini adalah bahagia esok hari

Tema puisi tersebut adalah ….

a. kepasrahan b. keyakinan c. peralanan d. permintaan

42. Suasana puisi tersebut adalah . . . .

a. iba b. sepi c. riang d. senang

Ibu, Dengan apa kubalas [….] 1) Dengan uang beribu-ribu

Ah, Itu sesuatu yang tabu Apakah aku harus [….] 2) Di atas pangkuanmu Ya, ini mungkin lebih seru

Page 118: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

103

43. Bacalah kutipan cerpen berikut dengan saksama

(1)Keesokan harinya, betapa terkejutnya Sabir melihat onggokan onderdil sepedanya sudah lenyap dari tempatnya.(2) Padahal hari itu dia sudah ada janji dengan Pak Wahid untuk membeli kelengkapan onderdil darinya. (3)Dengan langkah mantap didekatinya teman-temannya di ruang makan.

(4)“Saya tahu siapa di antara kalian yang mengambil onderdil sepeda saya. Mungkin satu atau dua di antara kalian,” ucap Sabir sambil menatap Diki dan Bondan, “saya tidak mengancam, tetapi saya kira setiap orang memunyai kewajiban mempertahankan haknya. Onderdil sepeda itu hak milik saya. Kalau sampai besok pagi tidak kembali tahu apa akibatnya.” Diki dan Bondan tampak pucat wajahnya.

Bukti latar tempat pada kutipan cerita tersebut ditandai nomor ... a. pertama c. ketiga b. kedua d. keempat

44. "Tidakkah kau sadari bahwa kau mendurhakai, Yati?"

Katanya tiba-tiba setelah kami, kau dan dia, diam lama sekali. Mukanya masih merah seperti tadi.

"Tidak," jawabku tenang. "Aku tak tahu kenapa ibu dulu punya anak aku." "Itu satu kebetulan," katanya menenangkan. ”Kalau aku boleh memilih, aku tidak ingin terlahir di bumi ini,” kataku

sedikit kesal. "Itu sebabnya kau kau bikin aturan sendiri sedangkan lain-lainnya

tidak?" tanyanya penuh selidik. Amanat kutipan cerpen tersebut adalah.... a. Jangan menyesali hal yang sudah terjadi! b. Sebaiknya menghindar dari perbuatan durhaka! c. Selesaikan permasalahan dengan aturan sendiri! d. Hindari pertikaian sesama anggota keluarga!

45. 1) Camat Camba

2) Kepala SMP Negeri 3 Camba 3) Kepala Dinas Pendidikan Kab. Maros 4) Pembina OSIS

Urutan tepat orang yang membawakan kata sambutan dalam sebuah acara!

a. 1), 2), 3), 4) b. 2), 1), 4), 3) c. 4), 2), 1), 3) d. 4), 1), 2), 3)

Page 119: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

104

46. Bacalah kutipan puisi berikut dengan saksama!

Puisi I Puisi II Saat ku menyerah Aku coba sampai bisa Saat ku putus asa Aku coba berlatih keras

Saat aku kebingungan Kucoba untuk bertanya Saat aku bersemangat Semangatku menyala nyala

semut itu begitu kecil tubuhmu berangkat bertaut pijak gotong gotong dalam ketangguhan benda sebesar gunungpun pastikan terangkat

hidupmu ajarkan kebersamaan saling gandeng tangan tuk semua urusan

Perbedaan amanat kedua puisi tersebut adalah ...

Puisi I Puisi II a Tetap semangat dalam

menghadapi masalah. Dalam hidup ini hendaknya sangat baik bekerja sama.*

b Saling bergandengan tangan setiap saat.

Tetap semangat menjalani hidup meski sulit.

c Lebih baik tangan di atas daripada di bawah.

Setiap orang memunyai kebebasan bekerja.

d Setiap orang memunyai kebebasan bekerja.

Lebih baik tangan di atas daripada di bawah.

47. Perhatikan kedua kutipan novel berikut!

Kutipan Novel I Kutipan Novel II

... Oto berhenti di muka rumah. Suparta turun, lalu membuka pintu di tempat duduk Ratna dan membimbing tangan istrinya serta menurunkan dia dengan perkataan, “Selamat datang ke pondok kita, Nana!”Ratna amat tercengang melihat papan yang dilekatkan di depan rumah, di bawah atapnya, yang berukir perkataan “RATNA”. ...

...”Tentu, telah saya baik saya mimikirkannya itu. Ada hati saya tertarik ke sana. Tetapi agaknya tertarik itu terutama disebabkan keinginan hendak tahu sesuatu yang belum diketahui. Kalau sudah tahu...takut saya kalau-kalau saya ingin pulang kembali ke pulau Jawa ini. Tetapi janganlah engkau susahkan benar, di mana engkau merasa senang, saya akan merasa senang di sisimu.” ...

Page 120: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

105

Perbedaan sudut pandang kedua kutipan novel tersebut adalah .... Kutipan Novel I Kutipan Novel II

a Tokohnya ada empat orang Tokohnya ada empat orang b Amanatnya jelas Amanatnya tidak ada c Latar tempatnya tidak jelas Latar tempatnya jelas d Sudut pandang orang ketiga Sudut pandang orang pertama*

48. Cermati kutipan naskah drama berikut! Mami : Almiraa....! [setengah berteriak dari dapur] Almira : Ada apa, Mi? Mami : Tolong antarkan cheese cake ini ke rumah Bu Wanda. Almira : ... 1] Mami : Vano masih kuliah. Lagipula, dia itu kan pemalu banget. Almira : ... 2) [Mama matanya melotot ke Almira] Dialog yang tepat untuk melengkapi naskah drama tersebut adalah ...

a. 1) Ya ampun, Mi. Aku baru pulang belanja. 2) Pemalu? Males iya.* b. 1) Baik, Mi. Kak Vano yang pesan, ya? 2) Iya. Mana kue yang mau kuantar? c. 1) Tidak mau, Mi. Itu kan tugas Vano? 2) Tapi Kak Vano bintang kelas,Mi. d. 1) Di mana rumah Bu Wanda, Mi? 2) Kak Vano teman Kak Bagas, Mi?

49. Bacalah teks berita berikut dengan seksama!

Teks Berita 1 Teks Berita 2

Perahu para nelayan di Banaran, Galur, Kulonprogo hanya diparkir di pantai. Hal itu terjadi karena saat ini ombak laut mencapai 6 sampai 7 meter. Ombak besar menyurutkan mereka untuk melaut dan lebih banyak melakukan kegiatan perbaikan alat.

Masa sulit ratusan nelayan Tambaklorok, Semarang belum berlalu. Meski ketinggian gelombang pasang cenderung mengalami penurunan, mereka belum berani memaksimalkan aktivitas di laut lepas. Mereka beranggapan gelombang laut masih membahayakan keselamatan jiwa.

Kesamaan informasi kedua teks berita tersebut adalah …. a. Perahu nelayan banyak yang tidak dimanfaatkan. b. Resiko yang dihadapi oleh para nelayan di laut. c. Aktivitas nelayan melaut terganggu gelombang tinggi. d. Tingginya gelombang laut akibat nelayan tidak melaut.

Page 121: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

106

50. Bacalah teks berikut dengan saksama!

TEKS 1 TEKS 2

Yogyakarta kembali diguyur hujan selama 6 jam yang menyebabkan beberapa wilayah dilanda banjir. Banjir kali ini lebih parah dibandingkan sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh debit air yang mencapai ketinggian 50 cm, air keruh, berbau, dan menyebabkan gatal.

Jumat (3/12) sore, Kota Yogyakarta kembali diguyur hujan deras. Di Jalan Kolombo genangan air setinggi lutut orang dewasa. Beberapa kendaraan tampak macet karena kemasukan air.

Perbedaan cara penyajian kedua teks berita tersebut adalah

Teks 1 Teks 2 a siapa, kapan, apa di mana, apa, bagaimana b di mana, bagaimana, mengapa kapan, di mana, bagaimana c bagaimana, apa, kapan kapan,di mana, mengapa d di mana, apa, bagaimana bagaimana, apa, di mana

Page 122: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

107

LAMPIRAN

DESKRIPSI KEPEMIMPINAN GURU

Statistics

Kepemimpinan

N Valid 99

Missing 0

Mean 104.03

Median 107.00

Mode 117

Std. Deviation 17.249

Variance 297.519

Range 72.00

Minimum 64.00

Maximum 136.00

Sum 10299

Kepemimpinan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 64 1 1.0 1.0 1.0

69 1 1.0 1.0 2.0

73 1 1.0 1.0 3.0

75 1 1.0 1.0 4.0

76 3 3.0 3.0 7.1

77 1 1.0 1.0 8.1

79 2 2.0 2.0 10.1

80 1 1.0 1.0 11.1

81 1 1.0 1.0 12.1

Page 123: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

108

82 2 2.0 2.0 14.1

83 1 1.0 1.0 15.2

84 2 2.0 2.0 17.2

85 2 2.0 2.0 19.2

86 1 1.0 1.0 20.2

87 3 3.0 3.0 23.2

88 1 1.0 1.0 24.2

89 1 1.0 1.0 25.3

90 1 1.0 1.0 26.3

91 1 1.0 1.0 27.3

92 2 2.0 2.0 29.3

93 3 3.0 3.0 32.3

95 2 2.0 2.0 34.3

96 1 1.0 1.0 35.4

97 1 1.0 1.0 36.4

99 1 1.0 1.0 37.4

101 2 2.0 2.0 39.4

102 2 2.0 2.0 41.4

103 2 2.0 2.0 43.4

104 2 2.0 2.0 45.5

105 2 2.0 2.0 47.5

106 2 2.0 2.0 49.5

107 3 3.0 3.0 52.5

108 2 2.0 2.0 54.5

109 2 2.0 2.0 56.6

111 2 2.0 2.0 58.6

112 1 1.0 1.0 59.6

113 3 3.0 3.0 62.6

114 2 2.0 2.0 64.6

Page 124: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

109

115 3 3.0 3.0 67.7

116 3 3.0 3.0 70.7

117 7 7.1 7.1 77.8

118 3 3.0 3.0 80.8

119 1 1.0 1.0 81.8

120 4 4.0 4.0 85.9

121 3 3.0 3.0 88.9

124 1 1.0 1.0 89.9

126 1 1.0 1.0 90.9

128 1 1.0 1.0 91.9

129 3 3.0 3.0 94.9

130 1 1.0 1.0 96.0

132 1 1.0 1.0 97.0

135 2 2.0 2.0 99.0

136 1 1.0 1.0 100.0

Total 99 100.0 100.0

Page 125: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

110

DESKRIPSI MOTIVASI

Statistics

X2 Motivasi Belajar

N Valid 99

Missing 0

Mean 104.24

Median 104.00

Mode 104

Std. Deviation 9.306

Variance 86.594

Skewness .741

Std. Error of Skewness .243

Kurtosis 2.300

Std. Error of Kurtosis .481

Range 61

Minimum 77

Maximum 138

Sum 10320

X2 Motivasi Belajar

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 77 1 1.0 1.0 1.0

88 1 1.0 1.0 2.0

91 4 4.0 4.0 6.1

92 3 3.0 3.0 9.1

93 2 2.0 2.0 11.1

94 1 1.0 1.0 12.1

95 2 2.0 2.0 14.1

Page 126: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

111

96 4 4.0 4.0 18.2

97 4 4.0 4.0 22.2

98 5 5.1 5.1 27.3

99 4 4.0 4.0 31.3

100 2 2.0 2.0 33.3

101 4 4.0 4.0 37.4

102 4 4.0 4.0 41.4

103 2 2.0 2.0 43.4

104 8 8.1 8.1 51.5

105 5 5.1 5.1 56.6

106 7 7.1 7.1 63.6

107 5 5.1 5.1 68.7

108 7 7.1 7.1 75.8

109 4 4.0 4.0 79.8

110 4 4.0 4.0 83.8

111 1 1.0 1.0 84.8

112 4 4.0 4.0 88.9

113 1 1.0 1.0 89.9

114 2 2.0 2.0 91.9

115 1 1.0 1.0 92.9

117 1 1.0 1.0 93.9

123 1 1.0 1.0 94.9

124 1 1.0 1.0 96.0

125 1 1.0 1.0 97.0

129 1 1.0 1.0 98.0

132 1 1.0 1.0 99.0

138 1 1.0 1.0 100.0

Total 99 100.0 100.0

Page 127: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

112

Page 128: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

113

ANALISIS STATISTIK DESKRIPTIF DAN INFERENSIAL HASIL BELAJAR

Statistics

Y = Hasil Belajar

N Valid 99

Missing 0

Mean 73.10

Median 74.00

Mode 76

Std. Deviation 6.801

Variance 46.255

Skewness -1.020

Std. Error of Skewness .243

Kurtosis 1.108

Std. Error of Kurtosis .481

Range 32

Minimum 52

Maximum 84

Sum 7237

Y = Hasil Belajar

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 52 2 2.0 2.0 2.0

54 1 1.0 1.0 3.0

60 3 3.0 3.0 6.1

62 5 5.1 5.1 11.1

63 1 1.0 1.0 12.1

64 1 1.0 1.0 13.1

66 3 3.0 3.0 16.2

Page 129: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

114

68 5 5.1 5.1 21.2

70 7 7.1 7.1 28.3

72 11 11.1 11.1 39.4

74 13 13.1 13.1 52.5

76 22 22.2 22.2 74.7

78 7 7.1 7.1 81.8

80 11 11.1 11.1 92.9

82 3 3.0 3.0 96.0

84 4 4.0 4.0 100.0

Total 99 100.0 100.0

Analisis Inferensial

Variables Entered/Removedb

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 X2, X1a . Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: Y

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .241a .058 .039 6.669

a. Predictors: (Constant), X2, X1

b. Dependent Variable: Y

Page 130: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

115

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 263.750 2 131.875 2.965 .000a

Residual 4269.239 96 44.471

Total 4532.990 98

a. Predictors: (Constant), X2, X1

b. Dependent Variable: Y

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 87.133 8.146 10.697 .000

X1 .088 .039 .223 2.232 .028

X2 .047 .073 .064 .638 .025

a. Dependent Variable: Y

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 70.34 77.11 73.10 1.641 99

Residual -19.893 11.559 .000 6.600 99

Std. Predicted Value -1.685 2.442 .000 1.000 99

Std. Residual -2.983 1.733 .000 .990 99

a. Dependent Variable: Y

Page 131: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

116

Page 132: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

117

Variables Entered/Removedb

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 X1a . Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: Y

Page 133: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

118

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .233a .054 .044 6.648

a. Predictors: (Constant), X1

b. Dependent Variable: Y

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 245.657 1 245.657 5.558 .020a

Residual 4287.333 97 44.199

Total 4532.990 98

a. Predictors: (Constant), X1

b. Dependent Variable: Y

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 82.650 4.105 20.133 .000

X1 .092 .039 .233 2.358 .020

a. Dependent Variable: Y

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 70.17 76.78 73.10 1.583 99

Residual -19.819 11.355 .000 6.614 99

Std. Predicted Value -1.853 2.321 .000 1.000 99

Std. Residual -2.981 1.708 .000 .995 99

Page 134: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

119

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 70.17 76.78 73.10 1.583 99

Residual -19.819 11.355 .000 6.614 99

Std. Predicted Value -1.853 2.321 .000 1.000 99

Std. Residual -2.981 1.708 .000 .995 99

a. Dependent Variable: Y

Page 135: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

120

Variables Entered/Removedb

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 X2a . Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: Y

Page 136: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

121

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .096a .009 .000 6.804

a. Predictors: (Constant), X2

b. Dependent Variable: Y

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 42.199 1 42.199 .911 .000a

Residual 4490.791 97 46.297

Total 4532.990 98

a. Predictors: (Constant), X2

b. Dependent Variable: Y

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 80.452 7.730 10.408 .000

X2 .071 .074 .096 .955 .000

a. Dependent Variable: Y

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 70.72 75.02 73.10 .656 99

Residual -21.048 11.234 .000 6.769 99

Std. Predicted Value -3.628 2.928 .000 1.000 99

Std. Residual -3.093 1.651 .000 .995 99

Page 137: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

122

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 70.72 75.02 73.10 .656 99

Residual -21.048 11.234 .000 6.769 99

Std. Predicted Value -3.628 2.928 .000 1.000 99

Std. Residual -3.093 1.651 .000 .995 99

a. Dependent Variable: Y

Page 138: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

123

Page 139: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

124

Correlations

Control Variables Y X1

X2 Y Correlation 1.000 -.222

Significance (2-tailed) . .028

df 0 96

X1 Correlation -.222 1.000

Significance (2-tailed) .028 .

df 96 0

Correlations

Control Variables Y X2

X1 Y Correlation 1.000 -.065

Significance (2-tailed) . .025

df 0 96

X2 Correlation -.065 1.000

Significance (2-tailed) .025 .

df 96 0

.

Page 140: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

125

DOKUMENTASI

Page 141: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

126

Page 142: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

127

Page 143: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

128

Page 144: SUKMAWATI - digilibadmin.unismuh.ac.id

129

PERSURATAN