sukmawati - digilibadmin.unismuh.ac.id
TRANSCRIPT
PENGARUH KEPEMIMPINAN GURU DAN MOTIVASI SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA
SISWA SMP KELAS VIII DI KABUPATEN MAROS
Tesis
oleh
SUKMAWATI Nomor Induk Mahasiswa: 105040906414
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER BAHASA INDONESIA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2016
HALAMAN PENGESAHAN
TESIS
PENGARUH KEPEMIMPINAN GURU DAN MOTIVASI SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA
SMP KELAS VIII DI KABUPATEN MAROS
DISUSUN OLEH SUKMAWATI
NIM. 105040906414
Menyetujui Komisi Pembimbing
Pembimbing I, Pembimbing II, Prof. Dr. H. M. Ide Said D. M., M. Pd. Dr. Sitti Aida Azis, M. Pd.
Mengetahui
Direktur Program Pascasarjana, Ketua Program Studi Magister Bahasa Indonesia,
Prof. Dr. H. M. Ide Said D. M., M. Pd. Dr. A. Rahman Rahim, M. Hum.
HALAMAN PERBAIKAN TESIS
Judul : Pengaruh Kepemimpinan Guru dan Motivasi Siswa terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa SMP Kelas VIII di Kabupaten Maros
Nama : Sukmawati
NIM : 105040906414
Program Studi : Magister Pendidikan Bahasa Indonesia
Telah diuji dan dipertahankan di depan panitia Penguji pada
Seminar Hasil pada tanggal 21 Juni 2016 dan telah dapat diterima
sebagai salah satu syarat untuk mengikuti proses ujian tutup dengan
beberapa perbaikan.
1. Prof. Dr. H. M. Ide Said D. M., M. Pd. ...………………………… ( Pembimbing I )
2. Dr. Sitti Aida Azis, M. Pd. …………………………… ( Pembimbing II )
3. Dr. Salam, M. Pd. ……………………………. ( Penguji I )
4. Dr. A. Rahman Rahim, M. Hum. ……………………………. ( Penguji II )
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Sukmawati
NIM : 105040906414
Program Studi : Magister Pendidikan Bahasa Indonesia
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya tulis ini
benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan
pengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila
dikemudian hari terbukti atau atau dapat dibuktikan bahwa sebagian
atau keseluruhan tesis ini hasil karya orang lain, saya bersedia
menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Makassar, Juni 2016
Yang menyatakan,
Sukmawati
ABSTRAK Sukmawati. 2016. Pengaruh Kepemimpinan Guru dan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa SMP Kelas VIII di Kabupaten Maros. (Dibimbing oleh M. Ide Said D. M. dan Sitti Aida Aziz.
Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan Pengaruh Kepemimpinan Guru dan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa SMP Kelas VIII di Kabupaten Maros.
Jenis penelitian ini adalah penelitian Ex-Post Facto. Populasi penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 5 Mandai, SMP Negeri 4 Bantimurung, dan SMP Negeri 3 Camba. Sampel berjumlah 99 orang dengan pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik sampling area dilakukan dengan cara mengambil wakil dari setiap daerah /wilayah geografis yang ada. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pemberian angket kepemimpinan guru dan angket untuk mengukur motivasi belajar siswa.
Data di analisis secara deskriptif dan inferensial (menggunakan statistik uji-t dengan bantuan program SPSS versi 20,0) pada taraf tidak signifikansi lebih besar dari 5% atau d = 0,05. Hasil analisis diperoleh nilai F = 2.965 signifikasi pada taraf 5 persen, karena nilai P = 0,000 < 0,05, R = 0,058 dan t = 2,232 untuk kepemimpinan guru dan 0.638 untuk motivasi belajar. Hal ini berarti bahwa kepemimpinan guru dan motivasi siswa berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar bahasa Indonesia siswa di SMP Negeri 5 Mandai, SMP Negeri 4 Bantimurung, dan SMP Negeri 3 Camba.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
HALAMAN PERBAIKAN TESIS iii
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS iv
KATA PENGANTAR v
ABSTRAK viii
ABSTRACT ix
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xiii
DAFTAR GAMBAR xiv
DAFTAR LAMPIRAN xv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 8
C. Tujuan Penelitian 9
D. Manfaat Penelitian 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR 11
A. Kepemimpinan 11
B. Motivasi Belajar 25
C. Hasil Belajar Bahasa Indonesia 31
D. Kerangka Pikir 41
E. Hipotesis 42
BAB III METODE PENELITIAN 43
A. Jenis dan Desain Penelitian 43
B. Definisi Operasional Variabel 44
C. Lokasi dan Waktu Penelitian 45
D. Populasi dan Sampel Penelitian 45
E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumentasi Penelitian 46
F. Teknik Analisis Data 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 50
A. Analisis Deskriptif Variabel Kepemimpinan Guru,
Motivasi Belajar, dan Hasil Belajar 50
1. Kepemimpinan Guru 51
2. Motivasi Belajar 52
3. Hasil Belajar Bahasa Indonesia 54
4. Hasil Pengujian Hipotesis 55
B. Pembahasan Hasil Penelitian 66
BAB V PENUTUP 72
A. Simpulan 72
B. Saran 73
DAFTAR PUSTAKA 75
RIWAYAT HIDUP 77
LAMPIRAN 79
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
3.1 Empat Aspek Keterampilan Berbahasa 34
3.2 Kategori Hasil Belajar Kognitif Siswa 49
4.1 Deskripsi Persepsi Kepemimpinan Guru 51
4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Persepsi
terhadap Kepemimpinan Guru 52
4.3 Deskripsi Motivasi Belajar 52
4.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Motivasi Belajar Siswa 53
4.5 Deskripsi Hasil Belajar Siswa 54
4.6 Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil Belajar
Bahasa Indonesiai Siswa SMP di Kabupaten Maros 55
4.7 Hasil Analisis Varians Kepemimpinan Guru dan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa SMP di Kabupaten Maros 58
4.8 Hasil Uji–t untuk Variabel Kepemimpinan Guru Mengajar dan
Motivasi Belajar 58 4.9 Hasil Analisis Varians Motivasi Belajar Siswa
terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa SMP di Kabupaten Maros 61
4.10 Hasil Uji-t terhadap Kepemimpinan Guru 61
4.11 Hasil Analisis Varians Motivasi Belajar Siswa terhadap Hasil Belajar Siswa SMP di Kabupaten Maros 63
4.12 Hasil Uji-t untuk Variabel Motivasi Hasil Belajar Siswa 64
xi
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
2.1 Kerangka Pikir Penelitian 42
2.2 Desain Penelitian 43
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman
LAMPIRAN A. INSTRUMEN PENILAIAN
A.1 Angket Kepemimpinan Guru 80
A.2 Angket Motivasi Belajar 86
A.3 Tes Hasil Belajar Bahasa Indonesia 89
LAMPIRAN B. ANALISIS DATA
B.1 Daftar Nilai Kepemimpinan Guru dan Motivasi Belajar
91
B.2 Analisis Statistik Deskriptif dan Inferensial
107
Kepemimpinan Guru
B.3 Analisis Statistik Deskriptif dan Inferensial Motivasi Belajar 110
B.4 Analisis Statistik Deskriptif dan Inferensial Hasil Belajar 113
LAMPIRAN C. DOKUMENTASI
LAMPIRAN D. PERSURATAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Salah satu tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam
pembukaan UUD 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan
tersebut diperjelas dalam visi dan misi pendidikan nasional yang
mengemukakan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah membentuk
manusia Indonesia seutuhnya sesuai dengan fitrahnya, yaitu pribadi yang
beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
demokratis, menjunjung tinggi hak asasi manusia, menguasai ilmu
pengetahuan, teknologi, memiliki kesehatan jasmani dan rohani, memiliki
keterampilan hidup yang berharkat dan bermartabat serta memiliki tanggung
jawab kemasyarakatan dan kebangsaan yang mampu mewujudkan
kehidupan bangsa yang cerdas dan berdaya saing di era global (Biro Hukum
dan Hubungan Masyarakat, 2002).
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seseorang
dalam upaya memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai positif
dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar. Pembelajaran dapat
melibatkan dua pihak, yaitu siswa sebagai pebelajar dan guru sebagai
fasilitator. Menurut Utami (2003:1) meskipun fasilitas pendidikan lengkap dan
canggih, namun bila tidak ditunjang oleh keberadaan guru yang berkualitas,
maka mustahil akan menimbulkan proses belajar dan pembelajaran yang
2
maksimal. Guru sebagai pelaksana pendidikan nasional merupakan faktor
kunci. Peningkatan prestasi belajar siswa akan dipengaruhi oleh kualitas
proses pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, untuk meningkatkan prestasi
belajar siswa, proses pembelajaran di kelas harus berlangsung dengan baik,
berdaya guna dan berhasil guna. Kegiatan pembelajaran yang terpenting
adalah terjadinya proses belajar (learning process). Sebab sesuatu dikatakan
hasil belajar kalau memenuhi beberapa ciri berikut : (1) belajar sifatnya
disadari, dalam hal ini siswa merasa bahwa dirinya sedang belajar, timbul
dalam dirinya motivasi-motivasi untuk memiliki pengetahuan yang diharapkan
sehingga tahapan-tahapan dalam belajar sampai pengetahuan itu dimiliki
secara permanen (retensi) betul-betul disadari sepenuhnya, (2) hasil belajar
diperoleh siswa melalui proses, dalam hal ini pengetahuan diperoleh tidak
secara spontanitas, instant, namun bertahap (sequensial).
Sikap guru terhadap proses pembelajaran, akan mewarnai perilaku
guru dalam melaksanakan tugas mengajar. Sedangkan mengajar merupakan
tugas utama seorang guru yang wajib berdampak positif untuk dirinya dan
siswa, baik guru berperan sebagai fasilitator, pembimbing, maupun sebagai
pencipta lingkungan belajar. Proses pembelajaran itu merupakan proses
interaksi akademis antara guru dan siswa di tempat, pada waktu dengan isi
yang diatur sedemikian rupa oleh sekolah dengan aspek-aspek pokok yang
terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Kelancaran proses
pendidikan dan pengajaran di sekolah banyak ditentukan oleh sikap dan
perilaku guru dalam melaksanakan tugas mengajar. Pengaruh guru terhadap
3
kepemimpinan di sekolah diperkirakan berpengaruh pula terhadap
bagaimana perilaku memimpin siswa dengan motivasi belajar.
Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang menentukan
kesuksesan manajemen sekolah. Sebagaimana dikemukakan oleh
Nurkolis (2005:152) setidaknya ada empat alasan kenapa diperlukan figur
pemimpin, yaitu: 1) banyak orang memerlukan figur pemimpin, 2) dalam
beberapa situasi seorang pemimpin perlu tampil mewakili kelompoknya, 3)
sebagai tempat pengambilalihan resiko bila terjadi tekanan terhadap
kelompoknya, dan 4) sebagai tempat untuk meletakkan kekuasaan.
Kepemimpinan yang baik tentunya sangat berdampak pada tercapai atau
tidaknya tujuan organisasi karena pemimpin memiliki pengaruh terhadap
kinerja organisasi yang dipimpinnya.
Kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk mencapai
tujuan merupakan bagian dari kepemimpinan. Konsep kepemimpinan erat
sekali hubungannya dengan konsep kekuasaan, dengan kekuasaan
pemimpin memperoleh alat untuk mempengaruhi perilaku para pengikutnya.
Sebagaimana telah dikemukakan di atas, bahwa dalam upaya meningkatkan
mutu pendidikan, aspek utama yang ditentukan adalah kualitas guru. Untuk
itu, upaya awal yang dilakukan dalam peningkatan mutu pendidikan adalah
kualitas guru, motivasi siswa, dan prestasi belajar siswa. Kualifikasi
pendidikan guru sesuai dengan prasyarat minimal yang ditentukan oleh
syarat-syarat seorang guru yang profesional. Guru profesional yang
dimaksud adalah guru yang berkualitas, berkompetensi, dan guru yang
4
dikehendaki untuk mendatangkan prestasi belajar serta mampu
mempengaruhi proses belajar mengajar siswa yang nantinya akan
menghasilkan prastasi belajar siswa yang baik.
Proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik apabila didukung
oleh guru yang memunyai kepemimpinan yang tinggi, karena guru
merupakan ujung tombak dan pelaksana terdepan pendidikan anak-anak di
sekolah dan sebagai pengembang kurikulum. Guru yang memunyai
kepemimpinan yang baik akan mampu menumbuhkan semangat dan
motivasi belajar siswa yang lebih baik, yang pada akhirnya akan mampu
meningkatkan kualitas pembelajaran.
Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas pembelajaran adalah
variabel guru. Guru memunyai pengaruh yang cukup dominan terhadap
kualitas pembelajaran, karena gurulah yang bertanggung jawab terhadap
proses pembelajaran di kelas, bahkan sebagai penyelenggara pendidikan di
sekolah. Faktor guru yang paling dominan mempengaruhi kualitas
pembelajaran adalah kepemimpinan guru. Kepemimpinan guru merupakan
faktor yang dominan dalam menentukan kualitas pembelajaran. Artinya kalau
guru yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran memunyai kepemimpinan
yang bagus, akan mampu meningkatkan sikap dan motivasi belajar siswa
yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas pembelajaran, begitu juga
sebaliknya. Kepemimpinan guru yang berpengaruh terhadap motivasi belajar
siswa adalah kepemimpinan guru dalam kelas. Meningkatnya kualitas
pembelajaran, akan mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat
5
dipahami karena guru yang memunyai kepemimpinan bagus dalam kelas
akan mampu menjelaskan pelajaran dengan baik, mampu menumbuhkan
motivasi belajar siswa dengan baik, mampu menggunakan media
pembelajaran dengan baik, mampu membimbing, dan mengarahkan siswa
dalam pembelajaran sehingga siswa akan memiliki semangat dalam belajar,
senang dengan kegiatan pembelajaran yang diikuti, dan merasa mudah
memahami materi yang disajikan oleh guru sehingga hasil belajar menjadi
lebih baik.
Kepemimpinan dipandang sebagai hasil perkalian antara
kemampuan dan motivasi. Kemampuan menunjuk pada kecakapan
seseorang dalam mengerjakan tugas-tugas tertentu. Orang akan
mengerjakan tugas yang terbaik jika memiliki kemauan dan keinginan untuk
melaksanakan tugas itu dengan baik. Berdasarkan ungkapan tersebut di atas
berarti kepemimpinan guru berkaitan dengan kompetensi guru, artinya untuk
memiliki kepemimpinan yang baik guru harus didukung dengan kompetensi
yang baik. Tanpa memiliki kompetensi yang baik seorang guru tidak akan
mungkin dapat memiliki kepemimpinan yang baik. Sebaliknya, seorang guru
yang memiliki kompetensi yang baik belum tentu memiliki kepemimpinan
yang baik. Dunia kerja guru yang sebenarnya adalah membelajarkan siswa
dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
Pengaruh kepemimpinan para guru di sekolah merupakan upaya guru
secara keseluruhan akan memunyai pengaruh terhadap hasil belajar para
siswa. Makin kuat para guru berbagi kepercayaan mengenai kemampuan
6
instruksional, makin baik prestasi akademik para siswa. Oleh karena itu, jika
menghadapi hambatan, orang yang memunyai kemampuan diri kolektif lebih
mungkin akan terus untuk menyelesaikan problem.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti, guru di SMP Negeri
3 Camba didominasi oleh guru senior yang sudah memiliki banyak
pengalaman mengajar di sekolah. Fasilitas penunjang pembelajaran yang
ada juga sudah terbilang lengkap seperti LCD, perpustakaan, laptop dan
laboratorium tetapi hanya laptop dan perpustakaan yang sering digunakan itu
pun hanya guru-guru tertentu saja yang berinisiatif untuk menggunakan
laptop dan perpustakaan. Guru -guru kebanyakan masih melakukan kegiatan
belajar di dalam kelas dengan menggunakan metode ceramah.
Sebagian siswa di SMP Negeri 3 Camba cenderung jenuh dan kurang
memperhatikan di dalam proses belajar mengajar ketika guru mengajar
dengan berbagai alasan, ada yang beralasan gurunya membosankan terlalu
serius dan monoton dalam mengajar. Siswa lebih memperhatikan atau fokus
dalam proses belajar mengajar ketika yang mengajar guru yang lebih
bervariasi dalam mengajar dan membuat suasana di dalam kelas lebih
menyenangkan seperti diajak belajar di perpustakaan dan berdiskusi dengan
teman.
Berdasarkan penelitian pendahuluan melalui wawancara dengan
sebagian siswa di SMP Negeri 3 Camba terdapat gejala problematik sebagai
berikut:
1. Ada beberapa guru yang kreatif dan ada beberapa guru yang kurang
7
kreatif. Ketika yang mengajar guru yang kurang kreatif, siswa
cenderung bosan karena guru hanya fokus dalam menyampaikan
materi. Ketika yang mengajar guru kreatif, siswa lebih termotivasi
untuk mengikuti pelajaran karena proses pembelajaran tidak hanya
berlangsung didalam kelas tetapi juga diluar kelas seperti di
perpustakaan.
2. Ada beberapa guru yang dapat mengelola kelas dengan baik dan
proses pembelajaran lebih menyenangkan, ada juga beberapa guru
yang kurang bisa mengelola kelas dengan baik dan proses
pembelajaran yang dilaksanakan kurang menyenangkan.
3. Ada beberapa guru yang dalam mengajar bisa menyampaikan materi
dengan baik kepada siswa sehingga siswa dapat mengerti apa materi
yang diajarkan tetapi ada juga beberapa guru yang dalam
menyampaikan materi kurang bisa diterima oleh siswa sehingga siswa
kurang mengerti apa materi yang disampaikan.
Banyaknya materi pembelajaran yang harus dikuasai siswa dalam
waktu yang terbatas menjadikan mata pelajaran ini merupakan mata
pelajaran yang berbasis hafalan tanpa memahami substansi dan konsep
secara utuh. Pada pembelajaran bahasa Indonesia, sangat dibutuhkan suatu
kegiatan yang melibatkan siswa dalam memecahkan masalah, karena tidak
semua materi pelajaran yang disajikan dapat langsung dipahami jika hanya
disampaikan melalui ceramah. Pada proses pemecahan masalah inilah
dituntut kemampuan guru dalam memimpin sebuah proses pembelajaran.
8
Berkaitan dengan kenyataan yang dikemukakan di atas, dapat
dikatakan bahwa hasil belajar bahasa Indonesia dipengaruhi oleh beberapa
faktor, baik faktor dari dalam (internal) maupun faktor dari luar (eksternal).
Oleh karena itu, faktor penyebab kesulitan siswa khususnya yang
mempengaruhi hasil belajar bahasa Indonesia perlu diteliti secara sistematis,
sehingga karakteristik siswa yang diduga memunyai pengaruh terhadap hasil
belajar bahasa Indonesia dapat ditelusuri secara lebih saksama.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, penulis
bermaksud mengadakan penelitian untuk mengetahui pengaruh
kepemimpinan guru dan motivasi siswa terhadap hasil belajar bahasa
Indonesia siswa SMP di Kabupaten Maros.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada bagian pendahuluan,
maka dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh kepemimpinan guru terhadap hasil belajar bahasa
Indonesia siswa kelas VIII SMP di Kabupaten Maros ?
2. Bagaimana pengaruh motivasi siswa terhadap hasil belajar bahasa
Indonesia siswa kelas VIII SMP di Kabupaten Maros ?
3. Bagaimana pengaruh kepemimpinan guru dan motivasi siswa
terhadap hasil belajar bahasa Indonesia siswa kelas VIII SMP di
Kabupaten Maros ?
9
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Mendeskripsikan pengaruh kepemimpinan guru terhadap hasil belajar
bahasa Indonesia siswa kelas VIII SMP di Kabupaten Maros.
2. Mendeskripsikan pengaruh motivasi siswa terhadap hasil belajar bahasa
Indonesia siswa kelas VIII SMP di Kabupaten Maros
3. Mendeskripsikan pengaruh kepemimpinan guru dan motivasi siswa
terhadap hasil belajar bahasa Indonesia siswa kelas VIII SMP di
Kabupaten Maros
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan :
1. Manfaat Teoretis
a. Mengembangkan khazanah ilmu pengetahuan terkait dengan
kepemimpinan guru dan pengembangan motivasi belajar siswa.
b. Memberikan gambaran pengaruh kepemimpinan guru dan motivasi
belajar siswa SMP di Kabupaten Maros.
2. Manfaat Praktis
a. Memberikan masukan bagi siswa dalam upaya peningkatan proses
hasil belajar bahasa Indonesia siswa SMP di Kabupaten Maros.
b. Sebagai bahan masukan bagi guru, khususnya guru bahasa
Indonesia tentang variabel terhadap hasil belajar bahasa Indonesia
10
sehingga guru dapat memotivasi dan mengarahkan siswa untuk dapat
meningkatkan kemampuan yang dimiliki dan memperbaiki kebiasaan
belajarnya.
c. Menambah wawasan pembaca dan sebagai bahan referensi bagi
peneliti lain pada kajian yang relevan.
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Kepemimpinan
1. Pengertian Kepemimpinan
Sagala (2009:114) menyatakan bahwa kepemimpinan berasal dari
kata pemimpin, maksudnya adalah orang yang dikenal dan berusaha
mempengaruhi para pengikutnya untuk merealisir visinya.
Soekanto (2001:318) menyatakan bahwa kepemimpinan adalah
kemampuan pemimpin atau leader untuk mempengaruhi orang yang dipimpin
atau pengikut-pengikutnya. Sehingga orang lain tersebut bertingkah laku
sebagaimana dikehendaki oleh pemimpin tersebut. Kadangkala dibedakan
antara kepemimpinan sebagai kedudukan dan kepemimpinan sebagai suatu
proses sosial. Sebagai kedudukan, kepemimpinan merupakan suatu
kompleks dari hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang dapat dimiliki oleh
seseorang atau suatu badan. Sebagai suatu proses sosial, kepemimpinan
meliputi segala tindakan yang dilakukan seseorang atau suatu badan yang
menyebabkan gerak dari warga masyarakat.
Danim (2004:10) menyatakan bahwa kepemimpinan adalah setiap
tindakan yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk mengkoordinasi
dan memberi arahan kepada individu atau kelompok lainnya yang tergabung
dalam wadah tertentu untuk mencapai tujuan yang telah diterapkan
sebelumnya.
12
Berdasarkan pengertian para ahli di atas dapat ditarik suatu
kesimpulan, kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi seseorang
atau kelompok sehingga sasaran yang dicita-citakan dapat tercapai.
2. Syarat-Syarat Kepemimpinan
Kartono (2006:36) mengungkapkan bahwa konsepsi mengenai
persyaratan kepemimpinan itu harus selalu dikaitkan dengan tiga hal penting,
yaitu sebagai berikut: a. Kekuasaan ialah kekuatan, otoritas, dan legalitas yang memberikan
wewenang kepada pemimpin guna mempengaruhi dan menggerakkan
bawahan untuk berbuat sesuatu.
b. Kewibawaan ialah kelebihan, keunggulan, keutamaan, sehingga orang
mampu “Mbawani” atau mengatur orang lain, sehingga orang tersebut
patuh pada pemimpin, dan bersedia melakukan perbuatan-perbuatan
tertentu.
c. Kemampuan ialah segala daya, kesanggupan, kekuatan, dan kecakapan
atau keterampilan teknis maupun sosial, yang dianggap melebihi dari
kemampuan anggota biasa.
Dari pengertian di atas kepemimpinan mengandung beberapa unsur
pokok antara lain:
a. Kepemimpinan melibatkan orang lain dan adanya situasi kelompok atau
organisasi tempat pemimpin dan anggotanya berinteraksi.
b. Dalam kepemimpinan terjadi pembagian kekuasaan dan proses
13
mempengaruhi bawahan oleh pemimpin.
c. Adanya tujuan bersama yang harus dicapai.
Asta Brata (dalam Soekanto, 2001:322) menyatakan kepemimpinan
yang akan berhasil, harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Indra-brata, yang memberikan kesenangan jasmani.
b. Yama-brata, yang menunjukkan pada keahlian dalam kepastian hukum.
c. Surya-brata, yang menggerakkan bawahan dengan mengajak mereka
untuk bekerja persuasion.
d. Caci-brata, yang memberikan kesenangan rohaniah.
e. Bayu-brata, yang menunjukkan keteguhan pendidikan dan rasa tidak
segan-segan untuk turut merasakan kesukaran-kesukaran pengikut-
pengikutnya.
f. Dhana-brata, menunjukkan pada suatu sikap yang patut dihormati.
g. Paca-brata, yang menunjukkan kelebihan di dalam ilmu pengetahuan,
kepandaian dan keterampilan.
h. Agni-brata, yaitu sifat memberikan semangat kepada anak buah.
3. Sifat-Sifat Kepemimpinan
Purwanto (2005:55) mengemukakan bahwa ada 6 sifat yang
diperlukan dalam kepemimpinan pendidikan adalah sebagai berikut:
a. Rendah Hati dan Sederhana
Seorang pemimpin pendidikan hendaknya jangan memunyai sikap
sombong atau merasa lebih mengetahui daripada yang lain. Hendaknya lebih
14
banyak mendengarkan dan bertanya daripada berkata dan menyuruh.
Kelebihan pengetahuan dan kelebihan kesanggupan yang dimiliki hendaknya
dipergunakan untuk membantu yang lain atau anak buah, bukan untuk
dipamerkan dan dijadikan kebanggaan. b. Bersifat Suka Menolong
Pemimpin hendaknya selalu siap sedia untuk membantu anggota-
anggotanya tanpa diminta bantuannya. Akan tetapi, bantuan yang diberikan
jangan sampai dirasakan sebagai paksaan sehingga orang yang memerlukan
bantuan itu justru menolaknya meskipun sangat memerlukannya. Demikian
pula seseorang pemimpin hendaknya selalu bersedia untuk mendengarkan
kesulitan-kesulitan yang disampaikan oleh anggota-anggotanya meskipun
mungkin tidak akan dapat menolongnya. Hal ini sangat penting untuk
mempertebal kepercayaan anggota-anggotanya bahwa benar-benar tempat
perlindungan dan pembimbing mereka.
c. Sabar dan Memiliki Kestabilan Emosi
Seorang pemimpin pendidikan hendaklah memiliki sifat sabar. Jangan
lekas merasa kecewa dan memperlihatkan kekecewaannya dalam
menghadapi kegagalan atau kesukaran, dan sebaliknya, jangan lekas
merasa bangga dan sombong jika kelompoknya berhasil. Sifat ini akan
memberikan perasaan aman kepada anggota-anggotanya. Mereka tidak
merasa dipaksa, ditekan, atau selalu dikejar-kejar dalam menjalankan
tugasnya. Mereka bebas membicarakan persoalan-persoalan di antara
mereka sendiri dan dengan pemimpinnya.
15
d. Percaya pada Diri Sendiri
Seorang pemimpin hendaknya menaruh kepercayaan sepenuhnya
kepada anggota-anggota; percaya bahwa mereka akan dapat melaksakan
tugasnya masing-masing dengan sebaik-baiknya, yang dipimpin harus
merasa pula bahwa mereka mendapat kepercayaan sepenuhnya untuk
melaksanakan tugas-tugas yang dipercayakan kepada mereka. Kepercayaan
pemimpin seperti itu hanya timbul atau ada pada diri seorang pemimpin yang
memunyai kepercayaan sepenuhnya kepada diri seorang pemimpin yang
memunyai kepercayaan sepenuhnya kepada diri sendiri; percaya pada
kesanggupan sendiri. Percaya kepada kemampuan dan kesanggupan sendiri
tidak memerlukan pengawasan atas diri untuk melakukan apa yang telah
diterima sebagai tugas dan tidak merasa perlu untuk selalu mengawasi
anggota-anggota kelompok. e. Jujur, Adil, dan dapat Dipercaya
Sikap percaya kepada diri sendiri pada anggota-anggota kelompok
dapat timbul karena adanya kepercayaan mereka terhadap pemimpinnya.
Karena mereka menaruh kepercayaan kepada pemimpin, maka akan
menjalankan semua kewajiban dengan rasa patuh dan bertanggung jawab.
Untuk menimbulkan sikap patuh yang demikian, pemimpin harus patuh pula
pada diri sendiri, selalu menepati janji, tidak lekas mengubah haluan, hati-hati
dalam mengambil putusan dan teliti dalam melaksanakannya, berani
mengakui kesalahan dan kekurangan sendiri, dan sebagainya. Dengan kata
16
lain pemimpin hendaknya jujur, adil, dan dapat dipercaya. Pemimpin
hendaklah konsekuen terhadap orang lain dan terhadap diri sendiri selalu
berusaha agar sikap dan tindakan tidak bertentangan dengan perkataan,
menjaga satu kata dengan perbuatan. 4. Pengertian Pemimpin
Kartono (1992:33) menyatakan bahwa pemimpin adalah seorang
pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan khususnya kecakapan di satu
bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau beberapa
tujuan.
Fairchild (dalam Kartono, 1992:34) mengemukakan bahwa pemimpin
dalam arti luas ialah seorang yang memimpin, dengan jalan memprakarsai
tingkah laku sosial dengan mengatur, menunjukkan, mengorganisir atau
mengontrol usaha orang lain, atau melalui prestise, kekuasaan atau posisi.
Dalam pengertian yang terbatas, pemimpin ialah seorang yang membimbing-
memimpin dengan bantuan kualitas-kualitas persuasif dan akseptansi atau
penerimaan secara sukarela oleh para pengikut.
Berdasarkan pengertian para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
pemimpin adalah seseorang yang memunyai kemampuan atau kecakapan
lebih unggul daripada yang lainnya sehingga dapat mempengaruhi orang lain
demi tercapainya suatu tujuan.
17
5. Ciri-Ciri Seorang Pemimpin yang Berhasil
De Bono (dalam Munandar, 2001:174) menyatakan bahwa ada empat
macam faktor (dua ciri pribadi dan dua lainnya merupakan faktor di luar
dirinya) yang menentukan keberhasilan seseorang atau sekelompok orang.
Kedua ciri pribadi adalah sebagai berikut: a. A little madness, orang yang tahu dengan pasti dan jelas apa yang ia
inginkan dan memiliki dorongan yang sangat kuat untuk mencapai tujuan.
b. Very talented, orang yang memunyai bakat yang sangat menonjol di
bidang tertentu.
Kedua faktor lainnya adalah sebagai berikut:
a. Rapid growth fiedl. Orang yang bekerja dalam bidang yang berkembang
sangat cepat memunyai peluang lebih banyak untuk berhasil, daripada
orang yang bekerja di bidang yang tidak dapat berkembang dengan cepat.
b. Luck. Ada orang yang kebetulan berada di tempat pada saat yang tepat
untuk melakukan usahanya. Ada orang lain yang selalu kesulitan dalam
memulai usahanya.
6. Kepemimpinan Guru
a. Pengertian Kepemimpinan Guru
Istilah kepemimpinan berasal dari kata pimpin yang artinya bimbing
atau tuntun kemudian lahirlah kata memimpin yang artinya membimbing atau
menuntun dan kata pemimpin yang artinya orang yang berfungsi memimpin,
membimbing atau menuntun.
18
G.R. Terry (dalam Thoha, 1996:227) mengemukakan bahwa
kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi orang-orang agar
diarahkan mencapai tujuan organisasi.
Pendapat di atas menekankan bahwa kepemimpinan mencakup
kegiatan mempengaruhi orang lain agar tujuan yang diinginkan dapat
tercapai. Hal senada dikemukakan oleh Handayaningrat (1993:64) bahwa:
Kepemimpinan adalah sebagai suatu proses di mana pimpinan digambarkan akan memberi perintah/ pengarahan, bimbingan atau mempengaruhi pekerjaan orang lain dalam memiliki dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Syamsi (1994:138) mengemukakan bahwa :
Kepemimpinan adalah suatu seni tentang cara untuk mempengaruhi orang lain kemudian mengarahkan keinginan, kemampuan dan kegiatan mereka untuk mencapai tujuan si pemimpin.
Jadi kepemimpinan pada hakikatnya adalah kemampuan untuk
mempengaruhi orang lain dan berkaitan dengan kegiatan mempelopori,
membimbing, mengatur, menggerakkan dan mengontrol atau pengawasan.
Keberhasilan seorang pemimpin tergantung kepada kemampuannya untuk
mempengaruhi. Dengan kata lain, kepemimpinan dapat diartikan sebagai
komunikasi langsung atau tidak langsung, dengan maksud untuk
menggerakkan orang-orang tersebut agar dengan penuh pengertian,
kesadaran, dan dengan hati bersedia mengikuti kehendak pemimpin itu.
Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang yang memiliki kemampuan
tersebut.
19
Untuk memperjelas tentang pengertian pemimpin dapat dilihat
pendapat berikut:
Kartono (1992:33) mengemukakan bahwa:
Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan atau kelebihan khusus kelebihan di suatu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau beberapa tujuan.
Faichid (Kartono, 1992: 33) mengemukakan bahwa:
Pemimpin adalah seseorang yang memimpin, dengan memprakarsi tingkah laku sosial dalam mengatur, menunjukkan, mengorganisir, atau mengontrol usaha / upaya orang lain, atau melalui prestise, kekuasaan, atau posisi (pengertian luas).Pemimpin ialah seseorang yang membimbing, memimpin dengan bantuan kualitas-kualitas secara persuasifnya dan akseptesisnya / penerimaan secara rela oleh pengikutnya.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pemimpin
adalah seorang yang memunyai kemampuan untuk menggerakkan orang lain
sekaligus mempengaruhi orang untuk melakukan sesuatu sesuai dengan
tujuan yang hendak dicapai. Pemimpin yang dimaksud dalam kajian ini
adalah guru-guru di sekolah yang harus berperan dalam upaya pembentukan
moralitas siswa.
Menurut Nawawi (1985:123), guru diartikan sebagai orang yang
bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang ikut bertanggung
jawab dalam membantu anak-anak mencapai kedewasaan masing-masing.
Berdasarkan pendapat di atas, pada hakikatnya guru merupakan
orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang memiliki
kualifikasi sebagai guru. Pekerjaan sebagai guru sebenarnya tidak bisa
20
dilakukan oleh sembarang orang tanpa memiliki keahlian sebagai guru.
Orang yang pandai berbicara sekalipun belum dapat disebut sebagai guru.
Untuk menjadi guru diperlukan syarat-syarat khusus, apalagi sebagai guru
yang profesional yang harus menguasai seluk-beluk pendidikan dan
pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang perlu dibina dan
dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu atau pendidikan prajabatan.
Dengan demikian, kepemimpinan guru merupakan kemampuan guru dalam
mengarahkan siswa di sekolah yang di dukung oleh kemampuan yang dimiliki
oleh guru.
b. Tugas-Tugas Guru
Ada beberapa prinsip umum yang harus dipengang oleh guru Bahasa
Indonesia dalam menjalankan tugasnya. Menurut Nasution (dalam Wirawan,
2014) prinsip-prinsip umum yang harus dipengang oleh guru bahasa
Indonesia dalam menjalankan tugasnya adalah sebagai berikut:
1) Guru yang baik memahami dan menghormati siswa.
2) Guru yang baik harus menghormati bahan pelajaran yang
diberikannya.
3) Guru hendaknya menyesuaikan bahan pelajaran yang diberikan
dengan kemampuan siswa.
4) Guru hendaknya menyesuaikan metode mengajar dengan
pelajarannya.
5) Guru yang baik mengaktifkan siswa dalam belajar.
21
6) Guru yang baik memberikan pengertian, bukan hanya dengan kata-
kata belaka. Hal ini untuk menghindari verbalisme pada murid.
7) Guru menghubungkan pelajaran pada kehidupan siswa.
8) Guru terikat dengan texs book.
9) Guru yang baik tidak hanya mengajar dalam arti menyampaikan
pengetahuan, melainkan senantiasa membentuk kepribadian
siswanya.
Dengan diundangkannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (UUTGD), guru ditetapkan sebagai
suatu profesi sejajar dengan profesi lainnya , seperti: hakim, dokter, dan
insinyur. Di samping itu, ditentukan kewajiban profesionalnya dan hak-hak
dijamin oleh undang-undang. UUTDG menyatakan bahwa guru adalah
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.
Untuk menjadi guru minimal harus memunyai empat kompetensi.
Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku
yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai guru dalam melaksanakan
tugasnya.
1) Kompetensi Profesional
Guru perlu memunyai kompetensi profesional. Kompetensi ini
diatur dalam pasal 7 dan 8 UUTGD. Guru merupakan profesi khusus yang
22
dilaksanakan dengan mengacu kepada prinsip sebagai berikut:
a) Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme.
b) Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,
ketakwaan, dan akhlak mulia.
c) Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai
dengan bidang tugas.
d) Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas.
e) Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan.
f) Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja.
g) Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat.
h) Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan.
i) Memiliki organisasi profesi yang memunyai wewenang mengatur hal-hal
yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.
j) Kompetensi profesional diperoleh melalui pendidikan formal di universitas
dan program pengembangan sumber daya manusia. Untuk pendidikan
formal keguruan untuk semua level pendidikan dasar diperlukan guru
minimal tamatan Diploma IV atau Sarjana S1. Para guru juga harus
mengikuti berbagai program pengembangan sumber daya manusia sesuai
dengan mata pelajaran yang diampunya. Misalnya, untuk guru bahasa
Indonesia mengikuti berbagai pelatihan bahasa Indonesia berupa metode
pembelajaran maupun materi ajar.
23
2) Kompetensi Pedagogik
Kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik, kompetensi ini
antara lain meliputi kemampuan:
a) Menguasai kurikulum dan satuan pembelajaran mata pelajaran yang
diampunya.
b) Mendeskripsikan tujuan pembelajaran.
c) Memilih materi untuk proses pembelajaran setiap temu muka dengan para
siswa di kelas, laboratorium, perpustakaan, dan di lapangan olah raga.
d) Mampu mengorganisir materi dalam proses pembelajaran.
e) Menguasai berbagai metode pembelajaran dan penggunaannya dalam
mengajar.
f) Menentukan sumber belajar/ alat peraga dan media teknologi
pembelajaran.
g) Menyusun perangkat penilaian hasil belajar.
h) Menentukan teknik penilaian dan evaluasi hasil pembelajaran.
i) Memanajemeni waktu untuk proses pembelajaran.
3) Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial adalah suatu konsep yang kompleks dan multi
dimensial yang terdiri dari sosial, emosional (mempengaruhi peraturan),
kognitif (informasi, keterampilan untuk memproses dan memperoleh,
pembuatan perspektif), dan perilaku (keterampilan percakapan, perilaku
prososial), keterampilan dan motivasi dan ekspektansi (perkembangan moral,
kemampuan diri) kebutuhan adaptasi sosial yang berhasil. Kompetensi sosial
24
juga merefleksikan suatu kemampuan untuk mengambil perspektif mengenai
situasi belajar dari pengalaman masa lalu, dan menerapkan pembelajaran
tersebut terhadap perubahan dalam interaksi sosial.
Dalam dunia pendidikan, kompetensi sosial guru merupakan
kompetensi guru dalam kaitan lingkungan internal dan lingkungan eksternal
suatu sekolah. Karakteristik kompetensi sosial guru sebagai berikut
a) Megetahui dan memahami para pemangku kepentingan yang ada di
lingkungan internal dan lingkungan ekternal dan berupaya untuk
berinteraksi dengan mereka.
b) Memunyai kemampuan untuk berinteraksi dan berkomunikasi serta
memanfaatkan para pemangku kepentingan untuk mendukung proses
pembelajaran yang ia laksanakan di kelasnya.
c) Memunyai kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif, empati, dan
santun dengan semua pemangku kepentingan sekolah, dan dengan para
anggota profesi guru dan profesi lainnya.
d) Bersifat inklusif, bersikap dan bertindak objektif tidak diskriminatif
berdasarkan jenis kelamin, agama, ras, gender, status social.
e) Sebagai pegawai yang dapat dipindahtugaskan guru harus mampu cepat
beradaptasi di tempat tugas baru di seluruh Indonesia.
4) Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian guru merupakan pribadi yang sangat
menentukan berhasil atau tidaknya tujuan program pembelajaran di sekolah.
Agar program pembelajaran berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan,
25
guru harus memunyai kompetensi kepribadian tertentu. Karakteristik guru
yang memunyai kompetensi kepribadian tersebut antara lain:
a) Memahami dan menerapkan filsafat moral Pancasila dalam proses
pembelajaran dan kehidupan sehari-hari di rumah, di sokolah, dan di
masyarakat.
b) Menghormati dan menerapkan norma-norma agama, hukum, moral, etika
dan budaya Indonesia.
c) Menunjukkan pribadi yang berintegritas tinggi, berakhlak mulia, dapat
diteladani oleh para siswa dan masyarakat.
d) Mencintai dan mendedikasikan hidupnya kepada layanan pendidikan,
kepada para anak didiknya, bekerja keras, dan berdisiplin untuk
mengubah dan memberikan nilai tambah kepada mereka.
e) Merasa terpanggil dan bangga kepada profesinya sebagai guru dan
bertanggung jawab untuk melaksanakan dan mengembangkan
profesinya.
f) Memunyai etos kerja tinggi sebagai pendidik, belajar sepanjang hayat,
dan berdisiplin.
g) Menjunjung tinggi profesi, kode etik profesi, dan organisasi profesi guru.
B. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi
Motif adalah daya dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk
melakukan sesuatu, atau keadaan seseorang atau organisme yang
26
menyebabkan kesiapannya untuk memulai serangkaian tingkah laku atau
perbuatan, sedangkan motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan
motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan
dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang
mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan
tertentu (Uno, 2008).
Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan sebab seseorang
yang tidak memunyai motivasi dalam belajar tidak akan mungkin melakukan
aktivitas belajar. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Nur (2001:3)
bahwa siswa yang termotivasi dalam belajar sesuatu akan menggunakan
proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa
itu akan menyerap dan mengendapkan materi itu dengan lebih baik.
Jadi motivasi adalah suatu kondisi yang mendorong seseorang untuk
berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.
2. Macam-Macam Motivasi
Menurut jenisnya motivasi dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Motivasi Intrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam individu, apakah
karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain
sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan
sesuatu atau belajar (Uno, 2008).
27
Menurut Winata (dalam Erriniati, 1997) ada beberapa strategi
dalam mengajar untuk membangun motivasi intrinsik. Strategi tersebut
adalah antara lain :
1) Mengaitkan tujuan belajar dengan tujuan siswa. 2) Memberikan
kebebasan dalam memperluas materi pelajaran sebatas yang pokok.
3) Memberikan banyak waktu ekstra bagi siswa untuk mengerjakan
tugas dan memanfaatkan sumber belajar di sekolah. 4) Sesekali
memberikan penghargaan pada siswa atas pekerjaannya. 5) Meminta
siswa untuk menjelaskan hasil pekerjaannya.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi instrinsik
adalah motivasi yang timbul dari dalam individu yang berfungsinya
tidak perlu dirangsang dari luar. Seseorang yang memiliki motivasi
intrinsik dalam dirinya maka secara sadar akan melakukan suatu
kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya.
b. Motivasi ekstrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar
individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari
orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau
melakukan sesuatu atau belajar. Misalnya seseorang mau belajar
karena ia disuruh oleh orang tuanya agar mendapat peringkat pertama
di kelasnya (Uno, 2008).
Sedangkan menurut Djamarah (2002), motivasi ekstrinsik
adalah kebalikan dari motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah
28
motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari
luar.
Beberapa cara membangkitkan motivasi ekstrinsik dalam
menumbuhkan motivasi instrinsik antata lain:
1) Kompetisi (persaingan), guru berusaha menciptakan persaingan
diantara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya,
berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai
sebelumnya dan mengatasi prestasi orang lain.
2) Membuat tujuan sementara atau dekat), pada awal kegiatan
belajar mengajar guru, hendaknya terlebih dahulu menyampaikan
kepada siswa TIK yang akan dicapai sehingga dengan demikian
siswa berusaha untuk mencapai TIK tersebut.
3) Tujuan yang jelas, motif mendorong individu untuk mencapai
tujuan. Makin jelas tujuan, makin besar nilai tujuan bagi individu
yang bersangkutan dan makin besar pula motivasi dalam
melakukan sesuatu perbuatan.
4) Kesempurnaan untuk sukses, kesuksesan dapat menimbulkan
rasa puas, kesenangan dan kepercayaan terhadap diri sendiri,
sedangkan kegagalan akan membawa efek yang sebaliknya.
Dengan demikian, guru hendaknya banyak memberikan
kesempatan kepada anak untuk meraih sukses dengan usaha
mandiri, tentu saja dengan bimbingan guru.
29
5) Minat yang besar, motif akan timbul jika individu memiliki minat
yang besar.
6) Mengadakan penilaian atau tes. Pada umumnya semua siswa mau
belajar dengan tujuan memperoleh nilai yang baik. Hal ini terbukti
dalam kenyataan bahwa banyak siswa yang tidak belajar bila tidak
ada ulangan. Akan tetapi, bila guru mengatakan bahwa lusa akan
diadakan ulangan lisan, barulah siswa giat belajar dengan
menghafal agar ia mendapat nilai yang baik. Jadi, angka atau nilai
itu merupakan motivasi yang kuat bagi siswa.
Dari uraian di atas diketahui bahwa motivasi ekstrinsik adalah
motivasi yang timbul dari luar individu yang berfungsinya karena
adanya perangsang dari luar, misalnya adanya persaingan, untuk
mencapai nilai yang tinggi, dan lain sebagainya.
3. Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Telah disepakati oleh ahli pendidikan bahwa guru merupakan
kunci dalam proses belajar mengajar. Bila hal ini dilihat dari segi nilai
lebih yang dimiliki oleh guru dibandingkan dengan siswanya. Nilai lebih
ini dimiliki oleh guru terutama dalam ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh
guru bidang studi pengajarannya. Namun demikian nilai lebih itu tidak
akan dapat diandalkan oleh guru, apabila ia tidak memiliki teknik-teknik
yang tepat untuk mentransferkan kepada siswa.
30
Donald (dalam Hamalik, 2003) motivasi adalah perubahan energi
dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan
reaksi untuk mencapai tujuan.
Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi
yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan
perusahaan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi untuk kemudian
bertindak atau melakukan sesuatu.
Pengertian motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak
baik dari dalam diri maupun dari luar siswa (dengan menciptakan
serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu) yang
menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar,
sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
Disamping itu kegiatan mengajar adalah suatu aktivitas yang sangat
kompleks, karena itu sangat sukar bagi guru bahasa Indonesia
bagaimana caranya mengajar dengan baik agar dapat meningkatkan
motivasi siswa dalam belajar bahasa Indonesia.
Untuk merealisasikan keinginan tersebut, maka ada beberapa
prinsip umum yang harus dipengang oleh guru bahasa Indonesia dalam
menjalankan tugasnya. Menurut Nasution (dalam Wirawan, 2014) prinsip-
prinsip umum yang harus dipengang oleh guru bahasa Indonesia dalam
menjalankan tugasnya adalah antara lain :
a) Guru yang baik memahami dan menghormati siswa. b) Guru yang
baik harus menghormati bahan pelajaran yang diberikannya. c) Guru
31
hendaknya menyesuaikan bahan pelajaran yang diberikan dengan
kemampuan siswa. d) Guru hendaknya menyesuaikan metode mengajar
dengan pelajarannya. e) Guru yang baik mengaktifkan siswa dalam
belajar. f) Guru yang baik memberikan pengertian, bukan hanya dengan
kata-kata belaka. Hal ini untuk menghindari verbalisme pada murid. g)
Guru menghubungkan pelajaran pada kehidupan siswa. h) Guru terikat
dengan texs book. i) Guru yang baik tidak hanya mengajar dalam arti
menyampaikan pengetahuan, melainkan senantiasa membentuk
kepribadian siswanya.
Peranan guru bahasa Indonesia dalam mengajar bahasa Indonesia
dapat dikatakan sangat dominan, begitu pula dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa tampaknya guru yang mengetahui akan kemampuan siswa-
siswanya baik secara individual maupun secara kelompok, guru mengetahui
persoalan-persoalan belajar dan mengajar, guru pula yang mengetahui
kesulitan-kesuliatan siswa terhadap pelajaran bahasa Indonesia dan
bagaimana cara memecahkannya.
C. Hasil Belajar Bahasa Indonesia
1. Hasil Belajar
Istilah hasil belajar tersebut tersusun dari dua kata yakni dari kata
hasil dan belajar. menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, hasil diartikan
sebagai sesuatu yang telah dicapai dari apa yang dilakukan atau apa yang
telah dikerjakan sebelumnya.
32
Hasil belajar menurut Gagne dan Driscoll (dalam Sopah, 2000), adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa akibat perbuatan belajar dan
yang dapat diamati melalui penampilan siswa (Learner’s Performance).
Sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Dick dan Reiser (dalam Sopah,
2000), mengatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan
yang dimiliki siswa sebagai hasil kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar
ditandai dengan adanya perubahan perilaku yang terjadi pada diri seseorang
yang melakukannya. Hasil belajar bahasa Indonesia merupakan suatu
puncak dari proses belajar, hasil belajar tersebut dapat terjadi karena adanya
evaluasi yang dilakukan oleh guru. Jika dikaitkan dengan belajar Indonesia
maka hasil belajar Indonesia merupakan suatu hasil yang diperoleh siswa
dalam menekuni dan mempelajari Indonesia. Menurut Slameto (2003), hasil
belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor dari dalam (faktor
internal) maupun dari luar (faktor eksternal). Faktor internal adalah faktor
jasmaniah, psikologis, dan faktor kelelahan (misalnya intelegensi, perhatian,
minat, bakat, motivasi, kematangan, kesiapan) sedangkan yang termasuk
faktor eksternal adalah faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat
(misalnya guru, kurikulum, dan model pembelajaran). Bloom (dalam Sopah,
2000), mengemukakan tiga faktor utama yang mempengaruhi hasil belajar,
yaitu: kemampuan kognitif, motivasi berprestasi, dan kualitas pembelajaran.
Hasil belajar yang nampak dari kemampuan yang diperoleh siswa,menurut
Gagne dapat dilihat dari lima kategori, yaitu: keterampilan intelektual
33
(intellectual skills), informasi verbal (verbal information), strategi kognitif
(cognitif strategies), keterampilan motorik (motor skills), dan sikap (attitudes).
Dalam kegiatan belajar mengajar, keterampilan intelektual dapat dilihat ketika
siswa menggunakan simbol untuk berinteraksi dengan lingkungan. Informasi
verbal dapat dilihat ketika siswa menyatakan suatu konsep atau pengertian
(Uno,2008).
Bloom dalam taksonominya tehadap hasil belajar (Taksonomi Bloom)
mengkategorikan hasil belajar pada tiga ranah atau kawasan, yaitu (1) ranah
kognitif (cognitive domain), (2) ranah afektif (affective domain), dan (3) ranah
Psikomotor (motor skill domain). Kawasan kognitif mengacu pada respon
intelektual, seperti pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis,
dan evaluasi. Ranah afektif mengacu pada respon sikap, sedangakan ranah
psikomotor berhubungan dengan perbuatan fisik (action) (Uno, 2008).
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan-
kemampuan yang menjadi hasil belajar, diklasifikasikan dalam tiga kategori
besar, yaitu :
a. Dimensi kognitif meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep atau
prinsip yang telah dipelajari dan kemampuan-kemampuan intelektual
seperti mengaplikasikan prinsip atau konsep dan menganalisis.
b. Dimensi afektif mencakup pemilikan minat, sikap dan nilai-nilai yang
ditanamkan dalam proses belajar mengajar.
34
c. Dimensi psikomotor mencakup kemampuan yang berupa keterampilan
fisik.
Taksonomi pembelajaran sampai sekarang masih digunakan dan
relevan dengan perkembangan pendidikan di Indonesia. Taksonomi ini
digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebagai pengetahuan yang
menjadi aspek kompetensi. Perbedaan mendasar antara taksonomi revisi
dengan taksonomi yang lama adalah dalam hal pemisahan antara dimensi
pengetahuan (knowledge) dan dimensi proses kognitif (cognitive processes).
1. Bahasa Indonesia
Keterampilan berbahasa (language skills) mencakup empat
keterampilan, yaitu:
a. Keterampilan menyimak (listening skills)
b. Keterampilan berbicara (speaking skills)
c. Keterampilan membaca (reading skills)
d. Keterampilan menulis (writing skills)
Keempat keterampilan berbahasa itu saling berkait satu sama lain,
sehingga untuk mempelajari salah satu keterampilan berbahasa,
beberapa keterampilan berbahasa lainnya juga akan terlibat.
Tabel 3.1. Empat Aspek Keterampilan Berbahasa
Ciri-ciri Lisan Tulisan
Reseptif Mendengarkan Membaca
Produktif Berbicara Menulis
35
Dalam memperoleh keterampilan berbahasa biasanya melalui suatu
hubungan urutan yang teratur: mula-mula, pada masa kecil, sudah belajar
menyimak/ mendengarkan bahasa, kemudian berbicara, membaca, dan
menulis. Dengan demikian, rangkaian pemerolehan keterampilan berbahasa,
yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, kemudian menulis.
Keterampilan menyimak dan berbicara dipelajari sebelum memasuki
sekolah, sedangkan keterampilan membaca dan menulis pada umumnya
dipelajari di sekolah. Keempat aspek keterampilan berbahasa berhubungan
satu sama lain.
a. Keterampilan Menyimak (Listening Skills)
Menyimak merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa ragam
lisan yang bersifat reseptif. Dengan demikian, menyimak tidak sekadar
kegiatan mendengarkan tetapi juga memahaminya. Ada dua jenis situasi
dalam menyimak, yaitu situasi menyimak secara interaktif dan situasi
menyimak secara noninteraktif. Menyimak secara interaktif terjadi dalam
percakapan tatap muka dan percakapan di telepon atau yang sejenisnya.
Dalam menyimak jenis ini, saling bergantian melakukan aktivitas menyimak
dan berbicara. Oleh karena itu, ada kesempatan untuk bertanya guna
memperoleh penjelasan, meminta lawan bicara mengulang apa yang
diucapkan olehnya atau mungkin memintanya berbicara agak lebih lambat.
Kemudian, contoh situasi-situasi mendengarkan noninteraktif, yaitu
mendengarkan radio, tv, film, khotbah, atau menyimak dalam acara-acara
seremonial. Dalam situasi menyimak noninteraktif tersebut, kita tidak dapat
36
meminta penjelasan dari pembicara, tidak bisa pembicara mengulangi apa
yang diucapkan, dan tidak bisa meminta pembicaraan diperlambat.
Berikut ini adalah keterampilan-keterampilan mikro yang terlibat ketika
berupaya untuk memahami apa yang didengar, yaitu pendengar harus
mampu menguasai beberapa hal berikut:
1) Menyimpan/mengingat unsur bahasa yang didengar menggunakan
daya ingat jangka pendek.
2) Berupaya membedakan bunyi-bunyi yang membedakan arti dalam
bahasa target.
3) Menyadari adanya bentuk-bentuk tekanan dan nada, warna suara,
intonasi, dan adanya reduksi bentuk-bentuk kata.
4) Membedakan dan memahami arti kata-kata yang didengar.
5) Mengenal bentuk-bentuk kata khusus.
6) Mendeteksi kata-kata kunci yang mengidentifikasi topik dan gagasan.
7) Menebak makna dari konteks.
8) Mengenal kelas-kelas kata.
9) Menyadari bentuk-bentuk dasar sintaksis.
10) Mengenal perangkat-perangkat kohesif .
11) Mendeteksi unsur-unsur kalimat seperti subjek, predikat, objek,
preposisi, dan unsur-unsur lainnya.
37
b. Keterampilan Berbicara (Speaking Skills)
Berbicara merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa ragam lisan
yang bersifat produktif. Sehubungan dengan keterampilan berbicara ada tiga
jenis situasi berbicara, yaitu interaktif, semiinteraktif, dan noninteraktif.
Situasi-situasi berbicara interaktif, misalnya percakapan secara tatap muka
dan berbicara lewat telepon yang memungkinkan adanya pergantian antara
berbicara dan menyimak, dan juga memungkinkan untuk meminta klarifikasi,
pengulangan atau dapat meminta lawan bicara memperlambat tempo bicara
dari lawan bicara. Kemudian, ada pula situasi berbicara yang semiinteraktif,
misalnya alam berpidato di hadapan umum secara langsung. Dalam situasi
ini, audiens memang tidak dapat melakukan interupsi terhadap pembicaraan,
namun pembicara dapat melihat reaksi pendengar dari ekspresi wajah dan
bahasa tubuh mereka. Beberapa situasi berbicara dapat dikatakan betul-betul
bersifat noninteraktif, misalnya berpidato melalui radio atau televisi.
Berikut ini beberapa keterampilan mikro yang harus dimiliki dalam
berbicara. Seorang pembicara harus dapat:
1) Mengucapkan bunyi-bunyi yang berbeda secara jelas sehingga
pendengar dapat membedakannya.
2) Menggunakan tekanan dan nada serta intonasi yang jelas dan tepat
sehingga pendengar dapat memahami apa yang diucapkan
pembicara.
38
3) Menggunakan bentuk-bentuk kata, urutan kata, serta pilihan kata yang
tepat.
4) Menggunakan register atau ragam bahasa yang sesuai terhadap
situasi komunikasi, termasuk sesuai ditinjau dari hubungan antara
pembicara dan pendengar.
5) Berupaya agar kalimat-kalimat utama jelas bagi pendengar.
6) Berupaya mengemukakan ide-ide atau informasi tambahan guna
menjelaskan ide-ide utama.
7) Berupaya agar wacana berpautan secara selaras sehingga pendengar
mudah mengikuti pembicaraan.
c. Keterampilan Membaca (Reading Skills)
Membaca merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa ragam
tulis yang bersifat reseptif. Keterampilan membaca dapat dikembangkan
secara tersendiri, terpisah dari keterampilan menyimak dan berbicara. Tetapi,
pada masyarakat yang memiliki tradisi literasi yang telah berkembang, sering
kali keterampilan membaca dikembangkan secara terintegrasi dengan
keterampilan menyimak dan berbicara.
Keterampilan-keterampilan mikro yang terkait dengan proses
membaca yang harus dimiliki pembaca adalah:
1) Mengenal sistem tulisan yang digunakan.
2) Mengenal kosakata.
39
3) Menentukan kata-kata kunci yang mengidentifikasikan topik dan
gagasan utama.
4) Menentukan makna-makna kata, termasuk kosakata split, dari konteks
tertulis.
5) Mengenal kelas kata gramatikal, yaitu kata benda, kata sifat, dan
sebagainya.
6) Menentukan konstituen-konstituen dalam kalimat, seperti subjek,
predikat, objek, dan preposisi.
7) Mengenal bentuk-bentuk dasar sintaksis.
8) Merekonstruksi dan menyimpulkan situasi, tujuan-tujuan, dan
partisipan.
9) Menggunakan perangkat kohesi, leksikal, dan gramatikal guna
menarik kesimpulan-kesimpulan.
10) Menggunakan pengetahuan dan perangkat-perangkat kohesif leksikal
dan gramatikal untuk memahami topik utama atau informasi utama.
11) Membedakan ide utama dari detail-detail yang disajikan.
12) Menggunakan strategi membaca yang berbeda terhadap tujuan-
tujuan membaca yang berbeda, seperti skimming untuk mencari ide-
ide utama atau melakukan studi secara mendalam.
d. Keterampilan Menulis (Writing Skills)
Menulis merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa ragam
tulis yang bersifat produktif. Menulis dapat dikatakan keterampilan berbahasa
40
yang paling rumit di antara jenis-jenis keterampilan berbahasa lainnya. Ini
karena menulis bukanlah sekadar menyalin kata-kata dan kalimat-kalimat;
melainkan juga mengembangkan dan menuangkan pikiran-pikiran dalam
suatu struktur tulisan yang teratur.
Berikut ini keterampilan-keterampilan mikro yang diperlukan dalam
menulis, penulis perlu untuk:
1) Menggunakan ortografi dengan benar, termasuk di sini penggunaan
ejaan.
2) Memilih kata yang tepat.
3) Menggunakan bentuk kata dengan benar.
4) Mengurutkan kata-kata dengan benar.
5) Menggunakan struktur kalimat yang tepat dan jelas bagi pembaca.
6) Memilih genre tulisan yang tepat, sesuai dengan pembaca yang dituju.
7) Mengupayakan ide-ide atu informasi utama didukung secara jelas oleh
ide-ide atau informasi tambahan.
8) Mengupayakan terciptanya paragraf dan keseluruhan tulisan koheren
sehingga pembaca mudah mengikuti jalan pikiran atau informasi yang
disajikan.
9) Membuat dugaan seberapa banyak pengetahuan yang dimiliki oleh
pembaca sasaran mengenai subjek yang ditulis dan membuat asumsi
mengenai hal-hal yang belum mereka ketahui dan penting untuk
ditulis. Dikutip dari : http://derianggraini.blogspot.com
41
D. Kerangka Pikir Keberhasilan sebuah sekolah sangat erat hubungannya dengan
kinerja dan kepemimpinan guru, bahkan dapat dikatakan bahwa kinerja guru
merupakan salah satu indikator untuk mengetahui keberhasilan sekolah.
Kinerja guru dapat dikatakan berhasil apabila mampu melaksanakan tugas
dan mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Dalam
menjalankan peran sebagai pendidik, seorang guru harus mampu
menyeimbangkan antara kemampuan memimpin, manajemen, dan bidang
pengajaran.
Oleh karena itu, kemampuan kepemimpinan dan memotivasi siswa
dalam belajar menjadi bagian amat penting bagi seorang guru dalam
mempengaruhi, mendorong, membimbing, mengarahkan, dan menggerakan
sumber-sumber daya pendidikan guna mencapai tujuan sekolah yang telah
ditetapkan, sehingga dengan kemampuan tersebut akan lebih mendorong
terlaksananya penyelenggaraan pendidikan di sekolah dengan baik dan tepat
pula.
Motivasi merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil
belajar. Motivasi belajar yang besar cenderung menghasilkan hasil belajar
yang tinggi, sebaliknya motivasi belajar yang kurang akan menghasilkan hasil
belajar yang rendah, peningkatan minat belajar siswa diharapkan akan
menghasilkan hasil belajar yang bermutu.
Untuk lebih jelasnya berikut dikemukakan kerangka pikir yang menjadi
dasar asumsi peneliti dalam melakukan kegiatan penelitian sebagai berikut:
42
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian
E. Hipotesis
Hipotesis dalam penulisan proposal ini adalah:
1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kepemimpinan guru
terhadap hasil belajar bahasa Indonesia siswa kelas VIII SMP di
Kabupaten Maros.
2. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi siswa
dengan hasil belajar bahasa Indonesia kelas VIII SMP di Kabupaten
Maros
3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kepemimpinan guru
dan motivasi siswa terhadap hasil belajar bahasa Indonesia kelas VIII
SMP di Kabupaten Maros
Pengembangan SDM
Mutu Kepemimpinan
Belajar Bahasa Indonesia
Temuan
Motivasi
43
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Ex-Post Facto, yang bertujuan untuk
mengetahui apakah variabel kepemimpinan guru (X1) dan variabel motivasi
siswa (X2) memunyai pengaruh terhadap variabel hasil belajar bahasa
Indonesia (Y). Adapun desain penelitiannya adalah :
Gambar 2.2 Desain Penelitian
(Sumber : Sugiyono (2010:68)
Keterangan :
X1 : Kepemimpinan guru X2 : Motivasi siswa
Y : Hasil belajar
X1
X2
Y
44
B. Definisi Operasional Variabel
Secara operasional, variabel-variabel yang diselidiki didefinisikan
sebagai berikut :
1. Kepemimpinan guru adalah pemaknaan siswa terhadap kompetensi
yang dimiliki oleh guru dengan indikator penyajian mata pelajaran,
cara mengevaluasi hasil belajar, hubungan guru dengan siswa dan
tanggung jawab profesional guru yang diukur dengan menggunakan
angket yang diisi berdasarkan pendapat siswa.
2. Motivasi siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah semangat
atau dorongan yang timbul pada diri siswa untuk memperoleh hasil
belajar bahasa Indonesia yang maksimal, sehingga menimbulkan
ketekunan dan kecintaan serta kerja keras untuk mencapai hasil
belajar itu tanpa merasakan adanya tekanan dari pihak manapun.
Motivasi yang dimaksud tercermin dari skor yang dicapai oleh
responden setelah diberikan instrumen berupa skala penilaian motivasi
belajar.
3. Hasil belajar bahasa Indonesia yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah skor yang menunjukkan tingkat penguasaan dan pemahaman
siswa kelas VIII SMP di Kabupaten Maros dalam mata pelajaran
bahasa Indonesia yang diketahui dari hasil belajar siswa.
45
C. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan pada tingkat SMP di Kabupaten Maros
(SMP Negeri 5 Mandai, SMP Negeri 4 Bantimurung , SMP Negeri 3 Camba).
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP di Kabupaten Maros.
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 7 Maret 2016 sampai dengan
1 Mei 2016.
D. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi merupakan bagian yang penting keberadaannya, ketelitian
dalam menggunakan populasi sangat menentukan keberhasilan penelitian
yang akan dilakukan oleh peneliti. Riduan (2008:8) menjelaskan pengertian
populasi adalah objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan
memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.
Adapun populasi dalam penelitian ini yaitu SMP di Kabupaten Maros.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik sampling
yang digunakan adalah sampling area. Menurut Arikunto (2008:116)
penentuan pengambilan sampel sebagai berikut: Apabila kurang dari 100
lebih baik diambil semua hingga penelitiannya merupakan penelitian
populasi. Jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-
25%. Seperti dikemukakan Riduan (2008:15) mengenai sampling area
(sampling wilayah/daerah) ialah teknik sampling yang dilakukan dengan cara
mengambil wakil dari setiap daerah/wilayah geografis yang ada. Sampel
dalam penelitian ini yaitu siswa SMP di Kabupaten Maros (SMP Negeri 5
46
Mandai, Kecamatan Mandai, SMP Negeri 3 Camba, Kecamatan Camba, dan
SMP Negeri 4 Bantimurung, Kecamatan Bantimurung) berjumlah 99 orang.
E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh skor variabel penelitian, digunakan tiga jenis
instrumen, yaitu (1) Angket kepemimpinan guru, (2) Angket motivasi belajar,
dan (3) dokumentasi nilai hasil belajar. Adapun rincian dari instrumen-
instrumen tersebut sebagai berikut :
1. Angket Kepemimpinan Guru
Kuesioner ini terdiri dari 36 item pernyataan, bertujuan mengukur
kepemimpinan guru. Bentuk alat ukur motivasi belajar adalah skala penilaian
model Likert, dimana setiap itemnya dilengkapi dengan tiga pilihan jawaban
tertutup. Skor pilihan jawaban tersebut bergantung kepada bentuk
pernyataan itemnya.
2. Kuesioner/ Skala Penilaian Motivasi Belajar
Kuesioner ini terdiri dari 30 item pernyataan, bertujuan mengukur
motivasi belajar siswa. Instrumen ini disusun dengan indikator sebagai
berikut: (1) Rasa ingin tahu dan rasa senang / tertarik; (2) Semangat; (3)
Percaya diri; (4) Manfaat yang dirasakan.
Bentuk alat ukur motivasi belajar adalah skala penilaian model Likert,
dimana setiap itemnya dilengkapi dengan lima pilihan jawaban, yaitu : Sangat
setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (R), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak
Setuju (STS). Skor pilihan jawaban tersebut bergantung kepada bentuk
pernyataan itemnya. Untuk pernyataan positif skornya masing-masing
47
adalah SS = 5, S = 4, R = 3, TS = 2, STS = 1
3. Tes Hasil Belajar
Tes hasil belajar bahasa Indonesia mencakup empat keterampilan,
yaitu: keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan
membaca, dan keterampilan menulis. Tes tersebut disusun sebanyak 50
nomor untuk siswa kelas VIII SMP di Kabupaten Maros dalam bentuk pilihan
ganda. Setiap butir soal dilengkapi dengan empat pilihan jawaban. Salah satu
di antara keempat pilihan jawaban tersebut terdapat kunci jawaban yang
benar, sedangkan pilihan jawaban lainnya salah. Setiap butir, jika jawaban
benar skor 1 dan 0 jika salah.
Aspek yang diukur melalui instrumen hasil belajar bahasa Indonesia
adalah aspek kognitif yang terdiri atas tiga jenjang kemampuan, yaitu:
ingatan, pemahaman, dan penerapan atau aplikasi.
F. Teknik Analisis Data
Data yang sudah terkumpul dianalisis menggunakan dua macam
teknik statistik, yaitu teknik statistik deskriptif dan teknik statistik inferensial.
Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik skor
responden penelitian untuk masing-masing variabel, dengan menggunakan
rata-rata, standar deviasi, skor maksimum variabel frekuensi. Statistik
inferensial dipergunakan untuk menguji hipotesis penelitian dan menjawab
pertanyaan penelitian yang belum terjawab melalui analisis statistik deskiptif
48
untuk keperluan tersebut dipergunakan analisis korelasi dan analisis regresi
multiple
Analisis statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis
penelitian yang telah diajukan untuk keperluan tersebut digunakan analisis
regresi lincar ganda.
Model analisis regresi yang digunakan adalah sebagai berikut :
Ŷ = β1 + β1X1 + β2X2 + ε (Walpole,1993)
Keterangan:
Ŷ = Skor kriterium (hasil belajar bahasa Indonesia),
Β0 = parameter konstanta regresi,
β1, β2 = parameter koefisien regresi,
X1 = skor prediktor pertama (sikap belajar siswa),
X2 = skor prediktor kedua (kebiasaan belajar ),
e = skor kekeliruan baku yang diasumsikan berdistribusi normal
dengan mean nol dan varians 2 .
Data yang diperoleh dari sampel penelitian berupa data kuantitatif.
Data tersebut dianalisis dengan dua macam teknik analisis statistik, yaitu
analisis deskriptif dan analisis inferensial.
1. Parameter kepemimpinan guru yang diamati dalam bentuk angket terdiri
atas 36 item pernyataan yang diisi oleh siswa, pemberian skor pada
setiap item yang didasarkan dengan empat alternatif pilihan sebagai
berikut :
a. Sangat Baik : 4
49
b. Baik : 3
c. Cukup : 2
d. Kurang : 1
Untuk mengetahui skor keempat nilai tersebut maka dipergunakan skala
Likert.
2. Analisis motivasi belajar siswa terhadap pembelajaran bahasa Indonesia
dilakukan dengan menggunakan skala Likert, di mana setiap itemnya
dilengkapi dengan lima pilihan jawaban kuesioner ini terdiri dari 30 item
pernyataan untuk pernyataan positif, yaitu skornya masing-masing
Sangat setuju (SS) = 5, Setuju (S) = 4, Ragu-ragu (R) = 3, Tidak setuju
(TS) = 2, Sangat tidak setuju (STS) = 1 sedangkan untuk pernyataan
negatif skornya masing-masing adalah SS = 1, S = 2, R = 3, TS = 4 dan
STS = 5. Respon siswa pada instrumen motivasi dihitung persentasinya
3. Hasil belajar kognitif siswa yang diperoleh dikategorikan berdasarkan
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), (Departemen Pendidikan
Nasional, 2013) kategori tersebut, sebagai berikut :
Tabel 3.2. Kategori Hasil Belajar Kognitif Siswa
Skor / Nilai Kategori 85 – 100
65 – 84
55 – 64
35 – 54
0 – 34
Sangat tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat rendah
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab IV ini, dikemukakan hasil-hasil penelitian berkaitan dengan
variabel-variabel penelitian, baik sebagai hasil analisis statistik deskriptif
maupun hasil analisis inferensial. Hasil-hasil yang diperoleh merupakan
jawaban dari pernyataan-pernyataan dan pertanyaan yang diajukan sesuai
dengan rumusan masalah penelitian.
Hal-hal pokok yang disajikan pada bagian ini adalah pengaruh
kepemimpinan guru dan motivasi siswa terhadap hasil belajar siswa SMP di
Kabupaten Maros. Unit analisis adalah siswa dan menjadi sampel atau
responden dalam penelitian ini. Karakteristik yang dimaksud difokuskan
pada variabel-variabel yang diperhatikan, yaitu: kepemimpinan guru, motivasi
belajar dan hasil belajar siswa SMP Kabupaten Maros. Untuk menganalisis
data hasil penelitian tersebut dipergunakan program pengolahan data SPSS
versi 20.00.
A. Analisis Deskriptif Variabel Kepemimpinan Guru, Motivasi
Belajar, dan Hasil Belajar Bahasa Indonesia
Deskripsi data hasil penelitian, dimaksudkan untuk memberikan
gambaran umum mengenai penyebaran/distribusi data, baik berupa ukuran
51
penyebaran, ukuran pemusatan maupun distribusi frekuensi. Nilai-nilai yang
disajikan setelah diolah dari data mentah dengan menggunakan metode
statistik deskriptif, yaitu nilai rata-rata, modus, median, nilai maksimum,
minimum, dan distribusi frekuensi.
Berdasarkan banyaknya variabel dan merujuk kepada masalah
penelitian, maka deskripsi data dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian,
yaitu: (1) kepemimpinan guru, (2) motivasi belajar, dan (3) hasil belajar
siswa SMP di Kabupaten Maros. Hasil perhitungan data statistik deskriptif
masing-masing variabel secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 3. Uraian
singkat hasil analisis statistik deskriptif sebagai berikut:
1. Kepemimpinan Guru
Hasil analisis statistik deskriptif diperoleh ukuran pemusatan tentang
kepemimpinan guru pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Deskripsi Kepemimpinan Guru
Statistik Kepemimpinan Guru
Rata-rata
Median
Modus
Skor tertinggi
Skor terendah
104,03
107,00
117
136
64
Sumber: lampiran hal. 107
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa rata-rata kepemimpinan
guru adalah 104,03, median 107,00, modus 117. Sedangkan nilai tertinggi
52
kepemimpinan guru adalah 136 dan nilai terendah 64.
Adapun distribusi frekuensi dan persentase variabel kepemimpinan
guru dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut.
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase terhadap Kepemimpinan Guru
Nilai Interval Kategori Kepemimpinan Guru Frekuensi Persentase
(%) 144 – 180
108 – 143
72 – 107
36 – 71
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
0
11
56
32
0
11
57
32
Jumlah 99 100
Sumber: lampiran hal. 107
Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa persentase kepemimpinan Guru
yang dikategorikan memiliki nilai sangat baik, 0 % dan 11 % berada pada
kategori baik dengan frekuensi 11 responden, 57 % dikategorikan cukup baik
dengan frekuensi 56 responden, 32% dikategori Kurang dengan frekuensi 32
responden.
2. Motivasi Belajar
Hasil perolehan data motivasi belajar siswa dapat dilihat melalui Tabel
4.3 berikut:
Tabel 4.3 Deskripsi Motivasi Belajar
Statistik Motivasi Belajar
Rata-rata
Median
104,24
104,00
53
Modus
Skor tertinggi
Skor terendah
104
138
77
Sumber: lampiran hal. 110
Tampak bahwa ketiga ukuran pemusatan tersebut menunjukkan
perbedaan yang mencolok, tetapi karena skor rata-rata lebih tinggi dari
median, maka dapat dikatakan bahwa lebih banyak motivasi belajar siswa
SMP di Kabupaten Maros berada di atas rata-rata. Berdasarkan perolehan
skor tertinggi dan skor terendah relatif besar, maka dapat dikatakan bahwa
penyebaran data motivasi belajar siswa SMP di Kabupaten Maros cenderung
heterogen.
Adapun distribusi Frekuensi dan variabel motivasi belajar siswa SMP
di Kabupaten Maros dapat dilihat pada Tabel 4.5
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Motivasi Belajar Siswa
Nilai Interval Kategori Motivasi Belajar Siswa Frekuensi Persentase
(%) 126 – 150
102 – 125
78 – 101
54 – 77
30 – 53
Sangat Tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Rendah Sekali
3
55
40
1
0
3
56
40
1
0
Jumlah 99 100
Sumber: lampiran hal. 110
Tabel 4.4 di atas terlihat bahwa motivasi belajar siswa baik. Hal ini
54
terlihat dari distribusi nilai motivasi siswa yang berada pada kategori sangat
tinggi sebanyak 3% dengan frekuensi 3 responden, kategori tinggi sebanyak
56% dengan frekuensi 55 orang, kategori cukup sebanyak 40% dengan
frekuensi 40 responden, kategori rendah sebanyak 1% dengan frekuensi 1
orang. Sedangkan pada kategori rendah sekali tidak ada.
3. Hasil Belajar Bahasa Indonesia
Hasil analisis statistik deskripsi diperoleh ukuran pemusatan tentang
hasil belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Deskripsi Hasil Belajar Siswa
Statistik Hasil Belajar Siswa
Rata-rata
Median
Modus
Skor tertinggi
Skor terendah
73,10
74,00
76
84
52
Sumber: lampiran hal. 113
Tampak bahwa ketiga ukuran pemusatan tersebut menunjukkan
perbedaan yang mencolok, tetapi karena skor rata-rata lebih kecil dari
median, maka dapat dikatakan bahwa lebih banyak hasil belajar siswa SMP
di Kabupaten Maros berada di atas rata-rata. Berdasarkan perolehan skor
tertinggi dan skor terendah relatif besar, maka dapat dikatakan bahwa
penyebaran data variabel hasil belajar siswa SMP di Kabupaten Maros
cenderung heterogen.
55
Keseluruhan nilai yang diperoleh siswa pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia jika dikelompokkan dalam tabel pengkategorian hasil belajar siswa
menurut BNSP (2008) seperti pada Bab III maka dapat disajikan sebagai
berikut:
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil Belajar Bahasa Indonesia siswa SMP di Kab. Maros
Nilai Interval Kategori Hasil Belajar Siswa Frekuensi Persentase
(%) 85 – 100
65 – 84
55 – 64
35 – 54
0 – 34
Sangat Tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat Rendah
0
86
10
3
0
0
87
10
3
0
Jumlah 99 100
Sumber: lampran hal. 113
Tabel 4.6 di atas terlihat bahwa hasil belajar siswa baik. Hal ini terlihat
dari distribusi nilai hasil belajar siswa yang berada pada kategori tinggi
sebanyak 87% dengan frekuensi 86 responden, kategori cukup sebanyak
10% dengan frekuensi 10 orang, kategori rendah sebanyak 3% dengan
frekuensi 3 responden. Sedangkan pada kategori sangat rendah tidak ada.
4. Hasil Pengujian Hipotesis
Dalam penelitian ini telah diajukan tiga hipotesis, yang diuji dengan
menggunakan statistik inferensial melalui teknik analisis regresi. Hipotesis
tersebut diuji dengan menggunakan teknik regresi sederhana dan regresi
ganda. Pemilihan model regresi yang dipandang sesuai dengan data
56
dilakukan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:
a. Memperhatikan diagram pencar antara variabel bebas dengan variabel
terikat yang akan dilibatkan dalam model.
b. Berpegang pada landasan teori yang berkaitan dengan setiap variabel
yang diperhatikan (karakteristik dari skor variabel-variabel yang
memungkinkan dilakukannya pemodelan dalam matematis).
c. Mempertimbangkan pemakaian variabel kategori atau variabel indikator
atau mempelajari perbedaan antar kelompok (Agung, 1992)
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan program
SPSS seperti yang disajikan pada lampiran 3, maka diperoleh hasil-hasil
regresi sebagai berikut:
1. Hipotesis "Kepemimpinan guru dan motivasi belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar bahasa Indonesia siswa kelas VIII SMP di Kabupaten Maros "
Berdasarkan hasil analisis regresi linier jamak pasangan antara
kepemimpinan guru mengajar motivasi belajar, dan hasil belajar bahasa
Indonesia siswa SMP di Kabupaten Maros diketahui bahwa nilai koefisien
regresi b1 yang diperoleh adalah sebesar 0,088, b2 yang diperoleh adalah
sebesar 0.047 dan nilai konstanta sebesar 87.133. Dari uraian tersebut,
maka dapat dijelaskan persamaan regresi antara variabel kepemimpinan
guru dan motivasi belajar terhadap hasil belajar bahasa Indonesia siswa SMP
di Kabupaten Maros Ŷ = 87,133 + 0,088 X1 + 0,047 X2. Model persamaan
regresi tersebut memberikan pengertian bahwa setiap perubahan satu unit
57
kepemimpinan guru mengajar dan unit satu motivasi belajar siswa
diharapkan terjadi jumlah hasil belajar siswa SMP
di Kabupaten Maros masing-masing sebesar 0.088 dan 0.047 pada
konstanta 87.133.
Untuk mengetahui apakah model persamaan garis regresi dapat
digunakan untuk menarik kesimpulan atau apakah persamaan garis regresi
yang telah diperoleh signifikan atau tidak, dapat diketahui dengan
menggunakan analisis varians (uji-F). Kriteria penilaiannya adalah Fhitung >
Ftabel. Dari hasil perhitungan, ternyata diperoleh nilai Fhitung sebesar 2,965
nilai P = 0,000. Dengan demikian model persamaan regresi yang diperoleh
dapat dinyatakan signifikan, pada taraf signifikansi alpha 0,05 maupun pada
taraf signifikansi alpha 0,01 sehingga persamaan regresi Ŷ = 87.133 + 0,088
X1 + 0,047 X2 dapat dipakai untuk menjelaskan hubungan antara
kepemimpinan guru mengajar dan motivasi belajar dengan hasil belajar
bahasa Indonesia siswa SMP di Kabupaten Maros.
Untuk lebih jelasnya hasil analisis varians untuk regresi ganda,
hubungan antara kepemimpinan guru dan motivasi belajar dengan hasil
belajar bahasa Indonesia siswa SMP di Maros, dapat dilihat pada tabel 4.7
di bawah ini.
58
Tabel 4.7 Hasil Analisis Variansi Kepemimpinan Guru dan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa SMP di Kabupaten Maros
Sumber Variasi
Derajat Bebas
Jumlah Kuadrat
Rata-rata kuadrat Fhitung P
Model
Error
Total
2
96
98
263.750
4269.239
4532.990
131.875
44.471
2.95 0,000
Penerapan uji-t untuk menyelidiki pengaruh dari variabel
kepemimpinan guru mengajar dan motivasi belajar terhadap hasil belajar
bahasa Indonesia siswa SMP di Kabupaten Maros, dapat dilihat pada tabel
4.8 berikut:
Tabel 4.8 Hasil Uji-t untuk Variabel Kepemimpinan Guru Mengajar dan Motivasi Belajar
Variabel Nilai t Signifikansi t (P)
Konstanta
Kepemimpinan guru
Motivasi belajar siswa
10.697
2.232
0.638
0,000
0,028
0,025
Berdasarkan tabel 4.8 tersebut dapat dijelaskan pengaruh variabel
kepemimpinan guru dan motivasi belajar terhadap hasil belajar Bahasa
Indonesia siswa SMP di Kabupaten Maros, bahwa nilai t hitung yang tampak
dalam tabel sehubungan dengan kepemimpinan guru mengajar dan motivasi
belajar di atas bersifat nyata atau signifikan pada taraf kepercayaan 0,5
59
persen, karena nilai t hitung 2.232 > nilai P = 0,000. Hal ini menunjukkan
bahwa penduga parameter koefisien regresi β1 yaitu b1 = 0,088, juga bersifat
nyata dengan arah Tinggi dan nilai t hitung 0.638 > nilai P = 0.025, juga
bersifat nyata dengan arah Tinggi.
Berdasarkan tabel 4.8 di atas, dapat dijelaskan bahwa nilai Fhitung
2.965 > 0,000. jauh lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05 yang digunakan
dalam penelitian ini. Hal ini berarti model regresi yang dipilih dipandang
cocok. Hipotesis statistik Ho : 1 = 2 = 0 lawan H1 : Paling sedikit satu i
0 diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk tingkat kepercayaan (95%),
variabel persepsi kepemimpinan guru mengajar dan motivasi belajar secara
bersama-sama berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa SMP di
Kabupaten Maros. Untuk menyelediki hubungan variabel kepemimpinan guru
dan motivasi belajar terhadap hasil belajar bahasa Indonesia siswa SMP di
Kabupaten Maros dapat diketahui melalui hasil analisis ry.Xl2. Dari hasil
analisis diperoleh nilai sebesar 0,241, artinya semakin tinggi kepemimpinan
guru mengajar siswa dan semakin tinggi motivasi belajar siswa, maka makin
tinggi hasil belajar siswa. Koefisien determinasi (R2) sebesar 0,058 berarti
5,8 % variasi skor hasil belajar siswa dapat dijelaskan secara bersama-sama
kepemimpinan guru dan motivasi belajar siswa.
2. Hipotesis yang diajukan adalah " Kepemimpinan guru berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar siswa SMP di Kabupaten Maros"
Berdasarkan hasil analisis regresi linier sederhana pasangan data
60
kepemimpinan guru dengan hasil belajar siswa SMP di Kabupaten Maros
diketahui bahwa nilai koefisien regresi bI yang diperoleh adalah sebesar
0,092, dan nilai konstanta sebesar 82.650. Dari uraian tersebut, maka dapat
dijelaskan persamaan regresi antara variabel kepemimpinan guru mengajar
terhadap hasil belajar siswa SMP di Maros adalah Ŷ = 82.650 + 0,092 X1.
Model persamaan regresi tersebut memberikan pengertian bahwa
setiap perubahan satu unit kepemimpinan guru mengajar diharapkan terjadi
jumlah hasil belajar siswa SMP di Kabupaten Maros sebesar 0,092 pada
konstanta 82.650.
Untuk mengetahui apakah model persamaan garis regresi dapat
digunakan untuk menarik kesimpulan atau apakah persamaan garis regresi
yang telah diperoleh signifikan atau tidak, dapat diketahui dengan
menggunakan analisis varians (uji-F). Kriteria penilaiannya adalah Fhitung >
Ftabel. Dari hasil perhitungan, ternyata diperoleh nilai Fhitung sebesar 5.558 nilai
P = 0,020. Dengan demikian model persamaan regresi yang diperoleh dapat
dinyatakan signifikan, pada taraf signifikansi 0,05 maupun pada taraf
signifikansi alpha 0,01 sehingga persamaan regresi Ŷ = 82.650 + 0,092 X1.
Dapat dipakai untuk menjelaskan pengaruh kepemimpinan guru mengajar
terhadap hasil belajar siswa SMP di Kabupaten Maros.
Untuk lebih jelasnya hasil analisis varians untuk regresi sederhana
pengaruh kepemimpinan guru mengajar terhadap hasil belajar siswa SMP di
Kabupaten Maros, dapat dilihat pada tabel 4.9 di bawah ini.
61
Tabel 4.9 Hasil Analisis Variansi Kepemimpinan Guru terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa SMP di Kabupaten Maros
Sumber Variasi
Derajat Bebas
Jumlah Kuadrat
Rata-rata kuadrat Fhitung P
Model Error Total
1 97 98
245.657 4287.333 4532.990
245.657 44.199
5.558 0,020
Penerapan uji-t untuk menyelidiki pengaruh dari variabel
kepemimpinan guru mengajar terhadap hasil belajar siswa SMP di
Kabupaten Maros, dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut:
Tabel 4.10 Hasil uji-t terhadap Kepemimpinan Guru
Variabel Nilai t Signifikan t (P) Kepemimpinan guru 2.358 0,020
Berdasarkan tabel tersebut dapat dijelaskan pengaruh variabel
kepemimpinan guru mengajar terhadap hasil belajar siswa SMP di
Kabupaten Maros, bahwa nilai t hitung yang nampak dalam tabel
sehubungan dengan kepemimpinan guru mengajar di atas bersifat nyata atau
signifikan pada taraf kepercayaan 0,5 persen, karena nilai t hitung 2.358 >
nilai P = 0,020. Hal ini menunjukkan bahwa penduga parameter koefisien
regresi β1 yaitu b1 = 0,092, juga bersifat nyata dengan arah positif.
Untuk menyelediki hubungan variabel kepemimpinan guru mengajar
terhadap hasil belajar siswa SMP di Kabupaten Maros dapat diketahui
melalui hasil analisis R. Dari hasil analisis diperoleh nilai sebesar 0,233,
62
artinya semakin tinggi persepsi siswa terhadap kepemimpinan guru
mengajar, maka makin tinggi hasil belajar siswa SMP di Kabupaten Maros.
Untuk mengetahui apakah pernyataan tersebut signifikan atau tidak,
digunakan uji t. Hasil analisis diketahui bahwa nilai t-hit = 2.358 dengan p =
0,020. Dengan demikian, hipotesis yang menunjukkan terdapat pengaruh
positif kepemimpinan guru mengajar terhadap hasil belajar siswa SMP di
Kabupaten Maros signifikan pada taraf signifikansi alpha 0,05 maupun alpha
0,01 dan hipotesis diterima. Hasil analisis selanjutnya diperoleh nilai R2 =
0,054. Nilai ini memberikan pengertian bahwa kontribusi kepemimpinan guru
mengajar terhadap hasil belajar siswa = 5.9 persen, dan 94.1 persen
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam model analisis ini.
3. Hipotesis yang diajukan adalah "Motivasi belajar berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa SMP di Kabupaten Maros"
Berdasarkan hasil analisis regresi linier sederhana pasangan data
motivasi belajar dengan hasil belajar siswa SMP di Kabupaten Maros
diketahui bahwa nilai koefisien regresi b1 yang diperoleh adalah sebesar
0,071, dan nilai konstanta sebesar 80.452. Dari uraian tersebut, maka dapat
dijelaskan persamaan regresi antara Variabel motivasi belajar siswa terhadap
Hasil belajar siswa SMP di Kabupaten Maros adalah Ŷ = 80.452+ 0,071 X2.
Model persamaan regresi tersebut memberikan pengertian bahwa
setiap perubahan satu unit motivasi belajar siswa diharapkan terjadi jumlah
Hasil belajar siswa sebesar 0,071 pada konstanta 80.452.
Untuk mengetahui apakah model persamaan garis regresi dapat
63
digunakan untuk menarik kesimpulan atau apakah persamaan garis regresi
yang telah diperoleh signifikan atau tidak, dapat diketahui dengan
menggunakan analisis varians (uji-F). Kriteria penilaiannya adalah Fhitung >
Ftabel. Dari hasil perhitungan, ternyata diperoleh nilai Fhitung sebesar 0.911,
nilai P = 0,000. Dengan demikian model persamaan regresi yang diperoleh
dapat dinyatakan signifikan, pada taraf signifikansi 0,05 maupun pada taraf
signifikansi alpha 0,01 sehingga persamaan regresi Ŷ = 80.452+ 0,071 X2.
Dapat dipakai untuk menjelaskan pengaruh motivasi belajar siswa terhadap
Hasil belajar siswa SMP di Kabupaten Maros. Untuk lebih jelasnya hasil
analisis varians untuk regresi sederhana pengaruh motivasi belajar siswa
terhadap hasil belajar siswa SMP di Kabupaten Maros, dapat dilihat pada
tabel 4.11 di bawah ini.
Tabel 4.11 Hasil Analisis Variansi Motivasi Belajar Siswa terhadap Hasil Belajar Siswa SMP di Kabupaten Maros
Sumber Variasi
Derajat Bebas
Jumlah Kuadrat
Rata-rata kuadrat Fhitung P
Model
Error
Total
1
97
98
42.199
4490.791
4532.990
42.199
46.297
0.911 0,000
Penerapan uji-t untuk menyelidiki pengaruh dari variabel motivasi
belajar terhadap hasil belajar siswa SMP di Kabupaten Maros, dapat dilihat
pada tabel 4.12 berikut:
64
Tabel 4.12 Hasil Uji-t untuk Variabel Motivasi Hasil Belajar Siswa
Variabel Nilai t Signifikansi t (P)
Motivasi belajar siswa 0.955 0,000
Berdasarkan tabel tersebut dapat dijelaskan pengaruh variabel
motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar siswa SMP di Kabupaten
Maros, bahwa nilai t hitung yang nampak dalam tabel sehubungan dengan
motivasi belajar siswa di atas bersifat nyata atau signifikan pada taraf
kepercayaan 0,5 persen, karena nilai t hitung 0.955 > nilai P = 0,000. Hal ini
menunjukkan bahwa penduga parameter koefisien regresi β1 yaitu b1 =
0,071, juga bersifat nyata dengan arah positifi.
Untuk menyelediki pengaruh variabel motivasi belajar siswa terhadap
hasil belajar siswa SMP di Kabupaten Maros dapat diketahui melalui hasil
analisis R. Dari hasil analisis diperoleh nilai sebesar 0,096, artinya semakin
baik motivasi belajar siswa, maka makin tinggi hasil belajar siswa siswa SMP
di Kabupaten Maros.
Untuk mengetahui apakah pernyataan tersebut signifikan atau tidak,
digunakan uji t. Hasil analisis diketahui bahwa nilai t-hit = 0.955 dengan p =
0,000. Dengan demikian, hipotesis yang menunjukkan terdapat pengaruh
positif motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar siswa signifikan pada
taraf signifikansi alpha 0,05 maupun alpha 0,01 dan hipotesis diterima. Hasil
analisis selanjutnya diperoleh nilai R2 = 0,009. Nilai ini memberikan
pengertian bahwa kontribusi motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa
65
0,9 persen, dan 99.1 persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk
dalam model analisis ini
4. Pengaruh masing-masing variabel bebas
a) Pengujian keberartian variabel kepemimpinan guru dalam mengajar (X1)
Hipotesis yang berkaitan dengan pengaruh variabel kepemimpinan
guru terhadap variabel hasil belajar siswa SMP di Kabupaten Maros,
menunjukkan bahwa nilai t1 = 2.358 atau p = 0,020 dan b1 = 0,092 > 0
(positif), sehingga dengan menetapkan taraf signifikansi 0,05 disimpulkan
bahwa Ho ditolak atau H1 diterima. Hal ini berarti bahwa variabel bebas
kepemimpinan guru secara signifikan berpengaruh positif terhadap variabel
hasil belajar siswa setelah memperhatikan keterlibatan variabel motivasi
belajar siswa. Berdasarkan hasil tersebut, maka disimpulkan kepemimpinan
guru mengajar secara signifikan berpengaruh positif terhadap hasil belajar
siswa SMP di Kabupaten Maros setelah memperhitungkan keterlibatan
variabel motivasi belajar siswa.
b) Pengujian keberartian variabel motivasi belajar siswa (X2)
Hasil pengujian keberartian variabel motivasi belajar siswa dapat
dilihat pada tabel 4.12. Hipotesis yang berkaitan dengan pengaruh variabel
motivasi belajar siswa terhadap variabel hasil belajar siswa SMP di
Kabupaten Maros, menunjukkan bahwa nilai t2 = 0.955 atau p = 0,000 dan b2
= 0,071 > 0 (positif), sehingga dengan menetapkan taraf signifikansi 0,05
disimpulkan bahwa Ho ditolak atau H1 diterima. Hal ini berarti bahwa variabel
66
motivasi belajar siswa secara signifikan berpengaruh positif terhadap
variabel hasil belajar siswa setelah memperhitungkan keterlibatan
kepemimpinan guru mengajar. Berdasarkan hasil tersebut, maka disimpulkan
bahwa motivasi belajar siswa secara signifikan berpengaruh positif terhadap
hasil belajar siswa setelah memperhitungkan keterlibatan variabel
kepemimpinan guru.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan landasan teori dan hasil-hasil penelitian yang telah
diperoleh serta fenomena di lapangan maka pada bab ini dikemukakan
pembahasan hasil-hasil penelitian sebagai berikut:
1. Kepemimpinan guru dan motivasi belajar berpengaruh positif dan
signifikian terhadap hasil belajar bahasa Indonesia siswa kelas VIII
SMP di Kabupaten Maros.
Hasil penelitian membuktikan kepemimpinan guru dan
motivasi belajar berpengaruh positif dan signifikian terhadap hasil
belajar bahasa Indonesia siswa kelas VIII SMP di Kabupaten Maros.
Hasil ini menunjukkan bahwa peningkatan atau penurunan hasil belajar
bahasa Indonesia dipengaruhi oleh kepemimpinan guru dan motivasi
belajar. Dari hasil analisis diperoleh nilai F = 2.965 signifikasi pada
taraf 5 persen, karena nilai P = 0,000 < 0,05, R = 0,058 dan t =
2,232 untuk kepemimpinan guru dan 0.638 untuk motivasi belajar.
67
Hal ini berarti ada pengaruh yang positif dan signifikan
kepemimpinan guru mengajar terhadap hasil belajar bahasa
Indonesia siswa SMP di Kabupaten Maros. Nilai koefisien
determinasinya 0,058 yang berarti bahwa 5.8 persen hasil belajar
bahasa Indonesia siswa SMP di Kabupaten Maros dapat dijelaskan
oleh kepemimpinan guru mengajar dan 94,2 persen ditentukan oleh
variabel lain yang tidak masuk dalam penelitian ini, hal ini berarti
bahwa semakin tinggi kepemimpinan guru mengajar maka akan
semakin baik pula hasil belajar bahasa Indonesia siswa SMP di
Kabupaten Maros.
Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto (2003), bahwa hasil
belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor dari dalam (faktor
internal) maupun dari luar (faktor eksternal). Faktor internal adalah faktor
jasmaniah, psikologis, dan faktor kelelahan (misalnya intelegensi,
perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan, kesiapan) sedangkan yang
termasuk faktor eksternal adalah faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor
masyarakat (misalnya guru, kurikulum, dan model pembelajaran).
Berdasarkan pendapat tersebut, secara teoritik kepemimpinan guru
mempengaruhi hasil belajar siswa. Paparan teori tersebut menunjukkan
bahwa hasil penelitian sesuai dengan teori yang dikemukakan.
2. Kepemimpinan guru berpengaruh positif dan signifikian terhadap
hasil belajar bahasa Indonesia siswa kelas VIII SMP di Kabupaten
Maros.
68
Hasil penelitian membuktikan kepemimpinan guru
berpengaruh positif dan signifikian terhadap hasil belajar Bahasa
Indonesia siswa kelas VIII SMP di Kabupaten Maros. Hasil ini
menunjukan bahwa peningkatan atau penurunan hasil belajar Bahasa
Indonesia dipengaruhi oleh kepemimpinan guru. Dari hasil analisis
diperoleh nilai F = 5.558 signifikasi pada taraf 5 persen, karena nilai
P = 0,000 < 0,05, R = 0,233 dan t = 2.358 untuk kepemimpinan
guru. Hal ini berarti ada pengaruh yang positif dan signifikan
kepemimpinan guru mengajar terhadap hasil belajar bahasa
Indonesia siswa SMP di Kabupaten Maros. Nilai koefisien
determinasinya 0,054 yang berarti bahwa 5,4 persen hasil belajar
bahasa Indonesia siswa SMP di Kabupaten Maros dapat dijelaskan
oleh kepemimpinan guru mengajar dan 94,6 persen ditentukan oleh
variabel lain yang tidak masuk dalam penelitian ini, hal ini berarti
bahwa semakin tinggi kepemimpinan guru mengajar maka akan
semakin baik pula hasil belajar bahasa Indonesia siswa SMP di
Kabupaten Maros. Robins, berpendapat informasi-informasi tentang
suatu kepemimpinan, peristiwa atau kegiatan dapat diterima melalui
proses pengamatan, pendengaran, apa yang dirasakan oleh siswa
tentang kepemimpian guru baik yang terkait dengan pengarahan guru
mengenai cara mengikuti pembelajaran, pengarahan guru mengenai cara
mengikuti pembelajaran, dukungan guru untuk mengikuti pembelajaaran,
Memberi bimbingan tentang cara mengerjakan soal-soal latihan dan
69
tugas, guru memberi kesempatan kesempatan kepada siswa untuk
menyampaian ide dan mengambil keputusan, guru memberi kesempataan
kepada siswa untuk bertanggung jawab terhadap tugas, guru mengajak
saya bertukar pikiran atau ide, guru memberikan dorongan kepada saya
dan guru mempercayakan kepada siswa untuk mengambil keputusan
. Informasi yang diterima diseleksi oleh individu sesuai dengan
kepentingan utama masing-masing, dan dipahami menurut kebiasaan
masing-masing siswa. Kepemimpinan guru sehari yang dilihat, dirasakan
oleh siswa yang dihasilkan merupakan pandangan realita siswa yang
dikonstruksi menurut gambaran masing-masing siswa, dan siswa bisa
mengatakan bahwa bila seseorang memandang apa yang dicontohkan
oleh guru misalnya guru memberi bimbingan tentang cara mengerjakan
soal-soal latihan dan tugas serta mencoba menafsirkan apa yang
dilihatnya, maka penafsirannya itu akan syarat dipengaruhi oleh
karakteristik-karakteristik pribadi dari pelaku orang itu.
3. Motivasi belajar berpengaruh positif dan signifikian terhadap hasil
belajar bahasa Indonesia siswa kelas VIII SMP di Kabupaten Maros.
Hasil analisis statistik deskriptif untuk variabel motivasi belajar
diperoleh jumlah frekuensi responden sebanyak 1 responden atau 1%, 40
responden atau 40% dengan kategori cukup, dan 55 responden atau
56% dengan kategori tinggi dan sangat tinggi sebanyak 3 responden atau
3%, sehingga disimpulkan bahwa tingkat motivasi belajar siswa SMP di
70
Kabupaten Maros termasuk pada kategori tinggi. Berdasarkan pengujian
hipotesis diperoleh nilai korelasi antara motivasi belajar dengan hasil
belajar bahasa Indonesia siswa adalah 0,241 dengan nilai signifikan 0,000
kurang dan 0,05. Dengan demikian hipotesis nol (H0) "tidak ada pengaruh
signifikan antara motivasi belajar dengan hasil belajar bahasa Indonesia
siswa" ditolak, yang berarti penerimaan H1 atau ”ada pengaruh yang
signifikan motivasi belajar terhadap hasil belajar bahasa Indonesia.
Hasil penelitian membuktikan motivasi belajar berpengaruh positif
dan signifikian terhadap hasil belajar bahasa Indonesia siswa kelas
VIII SMP di Kabupaten Maros. Hasil ini menunjukan bahwa peningkatan
atau penurunan hasil belajar bahasa Indonesia dipengaruhi oleh motivasi
belajar. Dari hasil analisis diperoleh nilai F = 2.965 signifikasi pada
taraf 5 persen, karena nilai P = 0,000 < 0,05, R = 0,241 dan t =0,955
untuk motivasi belajar. Hal ini berarti ada pengaruh yang positif dan
signifikan motivasi terhadap hasil belajar bahasa Indonesia siswa
SMP di Kabupaten Maros. Nilai koefisien determinasinya 0,96 yang
berarti bahwa 0.96 persen hasil belajar bahasa Indonesia siswa
SMP di Kabupaten Maros dapat dijelaskan oleh motivasi belajar dan
0,4 persen ditentukan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam
penelitian ini, hal ini berarti bahwa semakin tinggi motivasi belajar
maka akan semakin baik pula hasil belajar bahasa Indonesia siswa
SMP di Kabupaten Maros. Hasil ini sesuai dengan pendapat
Djamarah (2002) motivasi adalah suatu pendorong yang mengubah
71
energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk
mencapai tujuan tertentu. Dalam proses belajar, motivasi sangat
diperlukan sebab seseorang yang tidak memunyai motivasi dalam belajar
tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini sesuai dengan
yang diungkapkan oleh Nur (2001:3) bahwa siswa yang termotivasi dalam
belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi
dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan menyerap dan
mengendapkan materi itu dengan lebih baik. Siswa yang memiliki motivasi
tinggi dalam belajar akan mempengaruhi hasil belajarnya.
72
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik
simpulan sebagai berikut:
1. Kepemimpinan guru berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil
belajar bahasa Indonesia siswa SMP di Kabupaten Maros. Berdasarkan
hasil analisis diperoleh nilai F = 5.558 signifikasi pada taraf 5 persen,
karena nilai P = 0,000 < 0,05, R = 0,233 dan t = 2.358 untuk
kepemimpinan guru. Nilai koefisien determinasinya 0,054 yang
berarti bahwa 5,4 persen hasil belajar bahasa Indonesia siswa SMP
di Kabupaten Maros dapat dijelaskan oleh kepemimpinan guru
mengajar dan 94,6 persen ditentukan oleh variabel lain yang tidak
masuk dalam penelitian ini. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi
kepemimpinan guru mengajar maka akan semakin baik pula hasil
belajar bahasa Indonesia siswa SMP di Kabupaten Maros.
2. Motivasi belajar siswa berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil
belajar bahasa Indonesia siswa SMP di Kabupaten Maros. berdasarkan
hasil analisis diperoleh nilai F = 2.965 signifikasi pada taraf 5 persen,
karena nilai P = 0,000 < 0,05, R = 0,241 dan t =0,955 untuk motivasi
belajar. Nilai koefisien determinasinya 0,96 yang berarti bahwa 0.96
73
persen hasil belajar bahasa Indonesia siswa SMP di Kabupaten
Maros dapat dijelaskan oleh motivasi belajar dan 0,4 persen
ditentukan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam penelitian ini,
hal ini berarti bahwa semakin tinggi motivasi belajar maka akan
semakin baik pula hasil belajar bahasa Indonesia siswa SMP di
Kabupaten Maros.
3. Kepemimpinan guru dan motivasi belajar berpengaruh positif dan
signifikan terhadap hasil belajar bahasa Indonesia siswa SMP di
Kabupaten Maros. hasil analisis diperoleh nilai F = 2.965 signifikasi
pada taraf 5 persen, karena nilai P = 0,000 < 0,05, R = 0,058 dan t =
2,232 untuk kepemimpinan guru dan 0.638 untuk motivasi belajar.
Nilai koefisien determinasinya 0,058 yang berarti bahwa 5.8 persen
hasil belajar bahasa Indonesia siswa SMP di Kabupaten Maros
dapat dijelaskan oleh kepemimpinan guru mengajar dan 94,2 persen
ditentukan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam penelitian ini.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan yang telah dikemukakan,
maka berikut ini diajukan saran yang diharapkan dapat menjadi
pertimbangan, sehubungan dengan upaya peningkatan kepemimpinan guru
dan motivasi belajar siswa SMP di Kabupaten Maros.
1. Bagi guru SMP secara umum, sebagai pelaksana proses pembelajaran di
kelas hendaknya guru berupaya semaksimal mungkin memberikan
74
arahan agar siswa selalu berpersepsi baik kepada kepemimpinan Guru.
2. Untuk meningkatkan kepemimpinan guru dan motivasi belajar siswa:
a. pengelola pendidikan diharapkan dapat merancang sistem
pembelajaran yang dapat merangsang atau meningkatkan kepemimpinan
guru dan motivasi belajar; b. bagi guru, hendaknya menciptakan suasana
pembelajaran yang menyenangkan, bermakna, dan dialogis bagi siswa;
c. bagi orang tua, hendaknya memberikan motivasi belajar kepada
anaknya.
3. Bagi siswa secara umum, sebagai generasi harapan bangsa pada masa
yang akan datang hendaknya meningkatkan motivasi belajar sendiri yang
memungkinkan untuk mencapai keberhasilan secara optimal.
75
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Bina Aksara. Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Departemen Pendidikan
Nasional 2013. Jakarta. Biro Hukum Masyarakat. 2002. Pendidikan untuk Masyarakat Indonesia Baru.
Jakarta: Gramedia. Danim, Sudarwan. 2004. Motivasi, Kepemimpinan, dan Efektivitas Kelompok.
Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa
Cipta. Erriniati. 1997. Penerapan Strategi Motivasi Siswa dalam Proses Belajar
Mengajar Fisika Kelas VII B Tahun Pelajaran 1996/1997 di SLTP 23 Surabaya. Skripsi: tidak dipublikasikan Universitas Negeri Surabaya.
Hamalik, Oemar. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Handayaningrat, Soewarno. 1993. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat.
Jakarta: Bumi Aksara. http://derianggraini.blogspot.com. Diakses pada14 Januari 2016, pukul 16.20. Kartono, Kartini. 1992. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: PT Raja-Raja
Grafindo. Munandar, Ashar Sunyoto. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta:
UIP. Nawawi, Hadari.1985. Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas.Jakarta:
Gunung Agung. . Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya: University
Surabaya Press. Nurkolis. 2005. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia
76
Prawirosentono, Suryadi (1999). Kebijakan Kinerja Karyawan, Kiat Membangun Organisasi Kompetititif Menjelang Perdagangan Bebas. Yogyakarta: BPFE.
Purwanto, Ngalim. 2005. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya. Riduan. 2008. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung:
Alfabeta. Sagala, Syaiful. 2009. Kemampuan Profesi Guru dan Tenaga Kependidikan.
Bandung: Alfabeta. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rieneka Cipta. Soekanto, Soerjono. 2001. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja
Grafindo Persada. Sopah, Djamaah. Pengaruh Model Pembelajaran dan Motivasi Berprestasi
terhadap Hasil Belajar. (Jakarta: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No. 022) h. 121-137.
Srimulyo. 2006. Perangkat Variabel. Jakarta. Insan Cendekia. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Syamsi, Ibnu. 1994. Pokok-pokok Organisasi dan Manajemen. Jakarta:
Rineka Cipta. Thoha, Miftah. 1996. Perilaku Organisasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama. Uno, Hamzah B. 2008. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran.
Jakarta: PT Bumi Aksara. Utami, Neni. 2003. Kualitas dan Profesionalisme Guru. Artikel dari
http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/102/15/0802htm UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Depdiknas. Walpole, Ronald E. 1993. Pengantar Statistika. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama. Wirawan. 2014. Kepemimpinan Teori, Psikologi, Perilaku Organisasi, Aplikasi, dan Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
77
RIWAYAT HIDUP
Sukmawati, Lahir tanggal 26 Maret 1971 di
Ujung Pandang Provinsi Sulawesi Selatan.
Penulis anak ketiga dari enam bersaudara,
hasil buah kasih dari pasangan H. Usman Said
dan Hj. Nurmiati.
Penulis menikah tanggal 17 Oktober 1999 dengan Muhammad Jafar,
S. Pd., anak kedua pasangan Muh. Saleh dan Hj. Hasinang, asal Camba
Kabupaten Maros.. Buah dari pernikahan dikaruniai seorang penyejuk hati
dan belahan jiwa Muh. Farhan Mubarak, lahir tanggal 22 September 2000.
Penulis menempuh pendidikan dasar di SD Negeri Mattoangin 1 Ujung
Pandang tamat 1984, kemudian melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 5
Ujung pandang tamat 1987. Penulis melanjutkan pendidikan di SMTK Negeri
Ujung Pandang Jurusan Tata Busana tamat 1990. Penulis melanjutkan
pendidikan ke jenjang lebih tinggi di Universitas Muhammadiyah Makassar di
Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Bahasa dan Sastra
Indonesia tamat 1995 dengan skripsi berjudul “Sosial-Pelitik dalam Kumpulan
Puisi Tirani Karya Taufik Ismail”.
Pada tanggal 1 Februari 1998, penulis diangkat menjadi CPNS guru
dan ditempatkan di SMP Negeri 1 Camba, Kabupaten Maros. Pada tahun
2007 SMP Negeri 1 Camba telah berubah nama menjadi SMP Negeri 3
Camba.
78
Pada tahun 2014 penulis melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi lagi
pada jenjang Strata 2 di Universitas Muhammadiyah Makassar dengan
memilih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Untuk
memperoleh gelar Magister Pendidikan, maka penulis menyusun tesis
dengan judul “Pengaruh Kepemimpinan Guru dan Motivasi Siswa terhadap
Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa SMP Kelas VIII di Kabupaten Maros”.
79
LAMPIRAN A INSTRUMEN PENILAIAN
A.1 ANGKET KEPEMIMPINAN GURU A.2 ANGKET MOTIVASI BELAJAR A.3 TES HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA
80
LAMPIRAN A.1 ANGKET KEPEMIMPINAN GURU
KUESIONER KEPEMIMPINAN GURU DALAM PEMBELAJARAN
Nama : Nama Sekolah:
1) Kuesioner ini terdiri dari 36 item pernyataan, bertujuan mengukur kepemimpinan guru, isilah seluruh kuesioner ini sesuai dengan petunjuk pengisian.
2) Apa yang Anda isi tidak ada kaitannya dengan nilai Anda, oleh karena itu, isilah setiap item pernyataan dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan apa yang Anda alami, rasakan, dan lakukan setelah mengikuti pelajaran dalam tiga pertemuan terakhir.
3) Pastikan Anda telah mengisi seluruh pernyataan dalam kuesioner ini. Mohon dijawab pertanyaan-pertanyaan berikut sesuai dengan pengamatan para siswa terhadap guru selama pembelajaran 3 minggu ini. Petunjuk pengisian: Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang tersedia sesuai yang diamati siswa selama pembelajaran pada mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas. 1. Apakah guru memberikan banyak pengarahan saat Anda tidak mampu
dan tidak mau mengikuti pembelajaran dengan baik? a. Kurang b. Cukup c. Baik d. Sangat baik
2. Apakah guru memberikan sedikit pengarahan saat Anda sudah mampu tetapi tidak mau mengikuti pembelajaran dengan baik?
a. Kurang b. Cukup c. Baik d. Sangat baik
3. Apakah guru memberikan banyak pengarahan saat Anda tidak mampu tetapi mau mengikuti pembelajaran dengan baik?
a. Kurang b. Cukup c. Baik d. Sangat baik
81
4. Apakah guru memberikan banyak dukungan ketika Anda tidak mampu tetapi memunyai keinginan untuk mengikuti pembelajaran?
a. Kurang b. Cukup c. Baik d. Sangat baik
5. Apakah guru memberikan banyak dukungan saat Anda sudah mampu tetapi kurang yakin dalam mengikuti pembelajaran?
a. Kurang b. Cukup c. Baik d. Sangat baik
6. Apakah guru memberikan sedikit pengarahan saat Anda sudah mampu dan mau dalam mengikuti pembelajaran?
a. Kurang b. Cukup c. Baik d. Sangat baik
7. Apakah guru memberikan sedikit dukungan saat Anda sudah mau dan mampu dalam mengikuti pembelajaran?
a. Kurang b. Cukup c. Baik d. Sangat baik
8. Apakah guru memberikan sedikit dukungan saat Anda tidak mampu dan tidak mau mengikuti pembelajaran?
a. Kurang b. Cukup c. Baik d. Sangat baik
9. Apakah guru mengawasi secara ketat saat Anda tidak mampu dan tidak ingin mengerjakan soal-soal yang diberikan guru?
a. Kurang b. Cukup c. Baik d. Sangat baik
10. Apakah guru memberitahukan tentang bagaimana cara mengerjakan soal latihan saat Anda tidak mampu dan tidak ingin mengerjakan?
a. Kurang b. Cukup c. Baik d. Sangat baik
11. Apakah guru memberitahukan tentang apa yang harus Anda lakukan saat Anda tidak mampu dan tidak mau mengerjakan tugas?
a. Kurang
82
b. Cukup c. Baik d. Sangat baik
12. Apakah guru berusaha secara aktif mendengarkan Anda saat Anda sudah mampu tetapi tidak ingin mengerjakan tugas?
a. Kurang b. Cukup c. Baik d. Selal
13. Apakah guru memberikan kesempatan kepada Anda untuk menyampaikan ide atau pendapat saat Anda sudah mampu tetapi tidak yakin dalam menyelesaikan tugas?
a. Kurang b. Cukup c. Baik d. Sangat baik
14. Apakah guru memberikan kesempatan kepada Anda untuk membuat keputusan sendiri saat Anda sudah mampu dan bersedia dalam mengerjakan tugas?
a. Kurang b. Cukup c. Baik d. Sangat baik
15. Apakah guru memberikan sebagian besar tanggung jawab dalam mengerjakan tugas kepada Anda saat Anda sudah mampu tetapi tidak yakin dalam mengerjakan?
a. Kurang b. Cukup c. Baik d. Sangat baik
16. Apakah guru melibatkan Anda mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dalam contoh soal saat Anda sudah mampu tetapi tidak ingin mengerjakan?
a. Kurang b. Cukup c. Baik d. Sangat baik
17. Apakah guru memberikan kesempatan kepada Anda untuk terlibat mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan saat Anda dalam keadaan tidak mampu tetapi memunyai kemauan?
a. Kurang b. Cukup c. Baik d. Sangat baik
83
18. Apakah guru memberikan kebebasan kepada Anda untuk melaksanakan dan memutuskan sendiri tentang bagaimana mengerjakan tugas saat Anda sudah mampu dan mau mengerjakan tugas?
a. Kurang b. Cukup c. Baik d. Sangat baik
19. Apakah guru meningkatkan komunikasi dengan Anda saat Anda tidak mampu tetapi mau dalam mengerjakan tugas?
a. Kurang b. Cukup c. Baik d. Sangat baik
20. Apakah guru mengajak Anda bertukar pikiran atau ide saat Anda sudah mampu tetapi tidak ingin mengerjakan tugas?
a. Kurang b. Cukup c. Baik d. Sangat baik
21. Apakah guru menunjukkan di mana harus melaksanakan tugas saat Anda tidak mau dan tidak mampu dalam melaksanakan tugas?
a. Kurang b. Cukup c. Baik d. Sangat baik
22. Apakah guru memberikan contoh cara penyelesaian soal dengan jelas saat Anda tidak mampu dan tidak mau mengerjakan tugas?
a. Kurang b. Cukup c. Baik d. Sangat baik
23. Apakah guru mengajak Anda menyusun keputusan secara bersama-sama mengenai tugas saat Anda sudah mampu tetapi tidak ingin mengerjakan tugas?
a. Kurang b. Cukup c. Baik d. Sangat baik
24. Apakah guru tidak mengawasi dengan ketat saat Anda sudah mampu dan bersedia melaksanakan tugas dengan baik?
a. Kurang b. Cukup c. Baik d. Sangat baik
84
25. Apakah guru memberikan kesempatan kepada Anda untuk menyampaikan saran-saran dalam mengerjakan tugas saat Anda tidak mampu tetapi mau dalam mengerjakan tugas?
a. Kurang b. Cukup c. Baik d. Sangat baik
26. Apakah guru memberikan dorongan kepada Anda saat Anda tidak mampu tetapi Anda memunyai kemauan mengerjakan tugas?
a. Kurang b. Cukup c. Baik d. Sangat baik
27. Apakah guru mengijinkan Anda memutuskan sendiri bagaimana mengerjakan soal saat Anda sudah mampu dan mau mengerjakan?
a. Kurang b. Cukup c. Baik d. Sangat baik
28. Apakah guru berusaha mendengarkan ide dari Anda saat Anda dalam keadaan tidak mampu tetapi memunyai keinginan mengerjakan tugas?
a. Kurang b. Cukup c. Baik d. Sangat baik
29. Apakah guru memberikan pengawasan kepada Anda saat Anda kurang mampu tetapi memunyai kemauan untuk mengerjakan tugas?
a. Kurang b. Cukup c. Baik d. Sangat baik
30. Apakah guru membuat keputusan sendiri saat Anda tidak mampu dan tidak ingin mengerjakan tugas?
a. Kurang b. Cukup c. Baik d. Sangat baik
31. Apakah komunikasi dua arah antara guru dan Anda rendah saat Anda sudah mampu dan mau mengerjakan tugas dengan baik?
a. Kurang b. Cukup c. Baik d. Sangat baik
32. Apakah guru memberikan penjelasan tentang tugas dengan jelas kepada Anda saat Anda tidak mampu dan tidak mau melaksanakan tugas?
85
a. Kurang b. Cukup c. Baik d. Sangat baik
33. Apakah guru memberikan banyak dorongan kepada Anda saat Anda sudah mampu tetapi tidak mau mengerjakan tugas dengan baik?
a. Kurang b. Cukup c. Baik d. Sangat baik
34. Apakah keputusan dalam pelaksanaan tugas berada pada guru saat Anda tidak mampu tetapi memunyai keinginan untuk terlibat dalam mengerjakan tugas?
a. Kurang b. Cukup c. Baik d. Sangat baik
35. Apakah guru memberikan sedikit dorongan saat Anda sudah mampu dan mau mengerjakan tugas?
a. Kurang b. Cukup c. Baik d. Sangat baik
36. Apakah guru membiarkan Anda mencoba menyelesaikan tugas sendiri saat Anda sudah mampu dan mau mengerjakan tugas?
a. Kurang b. Cukup c. Baik d. Sangat baik
86
LAMPIRAN A.2 ANGKET MOTIVASI BELAJAR
KUESIONER MOTIVASI BELAJAR
Nama : Nama Sekolah :
1) Kuesioner ini terdiri dari 30 item pernyataan, bertujuan mengukur motivasi belajar siswa. Isilah seluruh kuesioner ini sesuai dengan petunjuk pengisian.
2) Apa yang Anda isi tidak ada kaitannya dengan nilai Anda, oleh karena itu isilah setiap item pernyataan dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan apa yang Anda alami, rasakan, dan lakukan setelah mengikuti pelajaran dalam tiga pertemuan terakhir.
3) Pastikan Anda telah mengisi seluruh pernyataan dalam kuesioner ini. Petunjuk Pengisian Isilah dengan tanda check (√) pada kolom dari setiap nomor pernyataan yang paling sesuai dengan apa yang anda alami. Pengertian yang ada dalam kolom tersebut adalah sebagai berikut. SS = Sangat Setuju S = Setuju RR = Ragu-Ragu TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju
No PERNYATAAN PILIHAN
SS S RR TS STS
1. Anda belajar dan mengerjakan tugas secara mandiri.
2. Waktu senggang di luar jam sekolah Anda manfaatkan untuk belajar.
3. Jadwal belajar di rumah Anda buat sendiri dan Anda laksanakan tepat waktu.
4. Anda menyediakan waktu khusus untuk mengulang pelajaran yang sudah diajarkan di sekolah.
5. Anda berusaha mencari sumber bacaan yang dianjurkan guru.
6. Sebelum tugas dikumpulkan Anda memeriksa apakah sudah lengkap atau belum.
87
7. Anda mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah (PR) tepat waktu.
8. Anda tidak bosan jika belajar mata pelajaran tertentu.
9. Anda tidak malas untuk memperbaiki pekerjaan Anda yang salah.
10. Anda tidak mudah menyerah menyelesaikan tugas atau PR yang diberikan guru.
11. Anda bertanya jika materi yang diajarkan guru belum jelas.
12. Anda bertanya kepada teman yang lebih mengerti tentang materi pelajaran yang belum Anda mengerti.
13. Anda berani jika Anda harus bertanya kepada siapa pun tentang materi pelajaran yang belum Anda mengerti.
14. Anda belajar bersama dengan teman-teman untuk mengerjakan tugas atau PR yang sulit.
15. Jika guru membentuk kelompok belajar Anda ingin menjadi ketua kelompok.
16. Wajar jika Anda ditunjuk menjadi pemimpin dalam diskusi kelompok.
17.
Anda tidak malas memahami kompetensi yang akan dicapai dalam suatu mata pelajaran dan berkeinginan untuk mencapainya.
18. Ketika pembelajaran berlangsung, Anda lebih banyak aktif.
19. Jika guru menulis catatan-catatan penting di papan tulis, Anda tidak malas menyalinnya dalam buku Anda.
20.
Jika guru memberi tahu cara mengerjakan tugas atau PR, Anda tidak malas mencatat cara-caranya dan mencoba menerapkannya ketika belajar di rumah.
21. Jika guru menunjukkan buku-buku yang perlu dibaca, Anda mencari dan membacanya.
22. Jika guru mengumumkan hasil ulangan di depan kelas, Anda bersemangat lagi dalam belajar.
88
23. Jika nilai hasil ulangan Anda rendah, Anda berkeinginan untuk mencapai nilai yang tinggi pada ulangan berikutnya.
24. Jika nilai hasil ulangan Anda tinggi, Anda berusaha mempertahankan dengan belajar lebih keras lagi.
25.
Jika guru mengembalikan tugas atau PR dengan beberapa catatan, Anda memperhatikan catatan tersebut untuk perbaikan pada tugas atau PR selanjutnya.
26.
Jika guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya, Anda memanfaatkan kesempatan tersebut untuk bertanya.
27. Jika guru memberi pertanyaan, Anda berusaha menjawabnya sebelum teman lain menjawabnya.
28.
Jika guru memberi pujian terhadap pertanyaan, jawaban, tugas/PR dan hasil ulangan Anda, semangat belajar Anda meningkat.
29. Jika guru memberi saran kepada Anda, maka saran tersebut Anda ingat dan Anda melaksanakan saran tersebut.
30.
Jika guru membantu Anda bagaimana cara-cara menarik kesimpulan tentang materi yang sedang dibahas, maka cara-cara tersebut Anda gunakan dalam pembahasan materi lain.
89
TES HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA Nama : Nama Sekolah : Berilah tanda silang (X) huruf a,b,c, atau d pada jawaban yang paling benar! 1. Bacalah paragraf berikut!
Manusia kreatif tidak begitu saja menerima sesuatu apa adanya. Mereka sangat baik mencari cara untuk memperbaiki keadaan. Mereka baik memikirkan sesuatu yang tidak dipikirkan orang lain. Mereka memandang masalah sebagai peluang. Mereka terbiasa memikirkan hal-hal kecil yang biasa kita terima apa adanya setiap hari. Gagasan utama paragraf tersebut adalah …. a. terimalah apa adanya c. kreativitas manusia terbatas b. ciri-ciri manusia kreatif d. masalah merupakan peluang
2. Perhatikan kalimat-kalimat berikut! 1) Kami baru sampai ke Panti Weda pukul 09.30 wita. 2) Perjalanan ke Panti Weda, kami mulai tepat pukul 07.00 wita. 3) Akibatnya rombongan terhenti. 4) Namun, baru seperempat jam kendaraan melaju, salah satu ban bus
bocor. 5) Setelah diperbaiki oleh kru bus, perjalanan kami lanjutkan pada pukul
08.00 wita. Kalimat-kalimat tersebut dapat disusun menjadi laporan yang runtut dengan susunan …. a. 5), 4), 3), 2), 1) c. 3), 2), 1), 4), 5) b. 4), 2), 1), 3), 5) d. 2), 4), 3), 5), 1)
3. Bacalah paragraf berikut! Karakter tumbuh dari kebiasaan yang kita lakukan. Karakter juga berhubungan dengan tabiat atau watak seseorang. Jika baik, maka sesorang akan dinilai sebagai orang yang berkarakter positif. Kunci utama dari pembangun karakter sebenarnya terletak pada tindakan-tindakan nyata yang kita lakukan dengan konsisten. Karena itu, apa yang ingin kita bentuk tergantung pada sikap keseharian kita. Simpulan isi paragraf tersebut adalah …. a. karakter bisa dibentuk oleh siapa pun yang menginginkannya b. karakter tumbuh secara turun-temurun serta sesuai kebiasaan c. setiap orang berkarakter karena itu ia perlu mempertahankannya d. karakter tumbuh dari kebiasaan sehingga perlu dipupuk secara
konsisten 4. Siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Camba mengadakan karya wisata ke
Museum Radya Pustaka, Surakarta. Laporan kunjungan yang tepat berdasrkan ilustrasi tersebut adalah ….
90
a. Museum Radya Pustaka terletak di Jalan Slamet Riyadi. Di depan gedung museum, para pengunjung akan menjumpai sebuah patung R. Rangga Warsita. Patung ini diresmikan oleh Presiden Soekarno pada tahun 1953. Di depan dan di belakang patung ini terdapat prasasti yang menggunakan aksara Jawa.
b. Museum Radya Pustaka didirikan oleh Kanjeng Raden Adipati Sosrodiningrat IV di dalem Kepatihan pada tanggal 28 Oktober 1890. Kanjeng Raden Adipati Sosrodiningrat IV pernah menjabat sebagai Patih Pakubuwono IX dan Pakubuwono X.
c. Kami berkumpul di halaman sekolah pukul 07.00 wib. Setelah beberapa saat menunggu, akhirnya rombongan kami berangkat. Perjalanan menuju Museum Radya Pustaka sungguh mengasyikkan.
d. Museum Radya Pustaka memiliki koleksi yang terdiri atas berbagai macam arca, pusaka adat, wayang kulit, dan buku-buku kuno. Koleksi buku kuno yang banyak dicari itu di antaranya Wulang Reh karangan Pakubuwono IV.
5. Bacalah paragraf berikut! Ada beberapa cara yang dilakukan untuk menghemat pengeluaran. Pertama, kita beralih dari mobil ke sepeda motor. Kedua, memangkas keperluan berdasarkan prioritas. Ketiga, belanja sesuai dengan daftar rencana belanja. Keempat, harus pandai mengendalikan keinginan berbelanja. Simpulan isi paragraf tersebut adalah …. a. Kita harus berusaha memiliki uang b. Kita harus pandai mengatur pengeluaran c. Kita membeli perabotan rumah tangga d. Kita membeli alat-alat canggih
6. Perhatikan kalimat-kalimat berikut!
1) Kompleks Istana Kepresidenan terdiri atas Istana Merdeka dan Istana Negara.
2) Selanjutnya, kami mulai menjelajahi seisi kompleks Istana Kepresidenan.
3) Istana Negara menghadap ke Jalan Veteran. 4) Pukul 09.00 wib rombongan kami tiba di Istana Kepresidenan. 5) Istana Medeka menghadap ke Taman Monumen Nasional (Monas). Kalimat-kalimat tersebut akan menjadi laporan yang baik dengan susunan …. a. 5), 2), 1), 3), 4) c. 3), 1), 2), 5), 4) b. 4), 2), 1), 5), 3) d. 2), 4), 3), 1), 5)
7. Bacalah paragraf berikut!
Penguasaan yang mendalam mengenai bahasa merupakan tolak ukur keberhasilan seorang wartawan. Kemahiran berbahasa wartawan akan memudahkannya memanipulasi bahasa sesuai dengan tujuan yang
91
ingin dicapainya. Pilihan kata yang tepat dapat membangkitkan emosi pembaca. Sebaliknya, pilihan kata yang ceroboh dapat menimbulkan reaksi yang tidak dihadapkan. Simpulan isi paragraf tersebut adalah …. a. Wartawan memang menguasai bahasa. b. Wartawan pandai mengolah bahasa. c. Wartawan harus terampil berbahasa. d. Wartawan pintar memanipulasi bahasa.
8. Perhatikan kalimat-kalimat berikut ini! 1) Sejak berdiri pada Agustus 2005 yang lalu, SD Negeri Madani terus
berupaya meningkatkan kualitas dan prestasi. 2) Dalam melaksanakan O2SN tingkat provinsi, kali ini tiga siswa meraih
medali emas. 3) Menurut kepala SD Negeri Madani, peningkatan prestasi siswa, baik
dalam kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler dilakukan oleh segenap pengelola di sekolah yang dipimpinnya.
4) Terbukti di berbagai kejuaraan banyak siswa SD Negeri Madani yang berhasil menorehkan prestasi.
5) Ketiga siswa tersebut meraih medali emas di bidang olahraga tenis meja, pencak silat, dan badminton.
Kalimat-kalimat laporan tersebut dapat disusun menjadi paragraf padu dengan susunan …. a. 3), 4), 5), 1), 2) c. 2), 5), 4), 1), 3) b. 1), 3), 2), 4), 5) d. 1), 3), 4), 2), 5)
9. Pertahatikan Petunjuk Berikut! Cara Membuat Jus Mangga 1) Kupas buah mangga yang sudah masak dan lepaskan dagingnya dari
bijinya. 2) [….] 3) Tambahkan es batu. 4) Tambahkan gula pasir dan susu secukupnya. 5) [….] 6) Hidupkan blender selama tiga menit. 7) Tuangkan jus mangga ke dalam lima gelas. Kalimat yang tepat untuk bagian rumpang petunjuk tersebut adalah …
a. 2) Masukkan ke dalam blender. 5) Beri air matang dingin secukupnya. b. 2) Beri air matang dingin secukupnya. 5) Masukkan ke dalam blender. c. 2) Tambahkan butiran es batu lagi. 5) Siapkan lima gelas yang sudah dicuci. d. 2) Hidupkan blendernya. 5) Beri air matang dingin sebanyak-banyaknya.
92
10. Bacalah ilustrasi berikut! Untuk membudidayakan gemar membaca, sekolah mengadakan lomba membuat sinopsis buku fiksi dan membuat rangkuman buku nonfiksi. Agar memacu motivasi peserta, panitia membuat slogan. Slogan yang tepat sesuai ilustrasi tersebut adalah …. a. Membaca untuk mengisi waktu. b. Membaca itu sangat penting. c. Pengetahuan diperoleh dari membaca. d. Sinopsis dilombakan, membaca dibudayakan.
11. Bacalah kutipan surat berikut!
Kalimat yang tepat untuk melengkapi bagian penutup surat tersebut adalah …. a. Atas perhatian Bapak, kami sampaikan terima kasih. b. Atas perhatiannya, kami ucapkan banyak terima kasih. c. Atas perhatian semuanya diucapkan terima kasih. d. Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.
12. Perhatikan petunjuk berikut! 1) Pilihlah tanaman rambutan yang tingginya antara 80-100 cm. 2) Irislah kulit dahan jenis lain yang ada mata tunasnya dengan ukuran
yang sama dengan kupasan kulit dahan yang pertama. 3) Bungkus tempelan kulit dahan tersebut pada bagian kupasan dahan
pertama. 4) Tempelkan kulit rambutan tersebut pada bagian kupasan dahan
tanaman yang pertama. 5) Kupaslah kulit pada dahan yang sudah tua.
Agar menjadi petunjuk mencangkok tanaman rambutan yang runtut, urutan kalimat yang tepat adalah …. a. 1)- 2)- 4)- 5)- 3) c. 1)- 5)- 2)- 4)- 3) b. 1)- 4)- 5)- 2)- 3) d. 1)- 5)- 4)- 2)- 3)
Terkait dengan perlunya perhatian terhadap masyarakat miskin, kami mohon Saudara mengirim data para siswa dari keluarga tidak mampu. Data kami tunggu April 2016. [ . . . .]
93
13.
Perbaikan yang tepat alamat surat tersebut adalah …. a. Yth. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Maros
Jalan Asoka 3, Maros b. Yth. Bapak Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Maros
Jln. Asoka 3, Maros c. Kepada Yth. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Maros
Jalan Asoka 3, Maros d. Yth. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Maros
Jln Asoka 3, Maros 14. Bacalah kalimat-kalimat berikut!
Cara Menyimak Berita dari Radio 1) Tangkap semua suara yang terdengar dari radio. 2) Pusatkan perhatian pada radio. 3) Catat hal-hal penting dari berita yang didengar dari radio. 4) Ciptakan suasana tenang.
Petunjuk cara menyimak tersebut runtut apabila disusun dengan urutan … .
a. 2)- 4)- 1)- 3) c. 4)- 2)- 1)- 3) b. 2)- 4)- 3)- 1) d. 4)- 2)- 3)- 1)
15. Bacalah ilustrasi berikut! Untuk mendukung program penghijauan dan kesehatan lingkungan, Kepala Desa Timpuseng membuat slogan yang berhubungan dengan program tersebut. Slogan yang benar adalah …. a. Hijaukan desaku dengan menanam sejuta pohon. b. Lingkungan hijau cermin lingkungan sehat. c. Manfaatkan lahan kosong untuk menanam tanaman.
Kepada Yth. Bapak Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Maros Jalan Asoka 3 Maros Dengan hormat, kami mengharap kehadiran Saudara pada hari, tanggal: Senin, 4 April 2016 waktu : pukul 10.00 WITA tempat : Aula Pendopo acara : rapat bulanan
94
d. Biasakan hidup di lingkungan hijau.
16. Perhatikan ilustrasi berikut! Lomba keterampilan PMR akan diadakan oleh OSIS SMP Negeri 4 Bantimurung. Pesertanya adalah sekolah-sekolah yang berada di sekitar sekolah tersebut. Lomba bertujuan untuk mengasah keterampilan PMR dan juga sebagai wadah silaturrahmi antarsekolah di lingkungan SMP Negeri 4 Bantimurung. Slogan yang tepat sesuai ilustrasi adalah …. a. Asahlah keterampilan PMR Kita. b. Jadilah nimor satu di bidang PMR. c. Tunjukkan kemampuan dalam lomba PMR. d. Lomba PMR mempererat tali silaturrahmi.
17. Ester Gayatri adalah sosok wanita nomor satu di Asia. Ia menekuni
profesi langka sebagai pilot penguji pesawat terbang. Pilot penguji merupakan profesi langka yang pada umumnya didominasi kaum laki-laki. Beruntunglah IPTN karena memiliki wanita itu. Dengan segala kecintaannya pada profesi ini, dia korbankan hidupnya untuk menguji pesawat-pesawat baru yang diproduksi IPTN. Pertanyaan wawancara yang tepat untuk mengetahui alasan pemilihan profesi tersebut adalah …. a. Bagaimanakah pandangan Anda terhadap profesi ini? b. Apakah yang membuat Anda memilih profesi langka bagi kaum
wanita? c. Apakah keberatan yang Anda rasakan dalam menjalani profesi ini? d. Kapan Anda memulai karier sebagai penerbang?
18. Perkembangan media komunikasi yang digunakan Indonesia saat ini
bermacam-macam. Media tersebut seperti buku, majalah, surat kabar, radio, televisi, dan telepon. Dari segi kualitas, televisi dan ponsel mengungguli media lainnya. Televisi mampu merekam dan menampilkan garis, warna, gerak dan gambar. Televisi bahkan dapat menayangkan suatu peristiwa secara lengkap saat terjadinya suatu peristiwa. Tanggapan yang logis dari isi berita tersebut adalah …. a. Madia komunikasi yang termahal dan paling banyak digunakan
adalah televisi. b. Televisi mampu merekam dan menampilkan gambar, garis, warna,
gerak, dan suara.
95
c. Bermacam-macam media komunikasi yang ada di Indonesia, televisi dan ponsel jarang digunakan.
d. Memang benar televisi memiliki keunggulan sebab dapat menayangkan peristiwa secara lengkap dan langsung.
19. Partisipasi Setiowati dalam lomba baca puisi di kecamatan sudah tepat karena Setiowati pernah menjadi juara pertama tingkat kabupaten. Sanggahan logis terhadap isi pernyataan tersebut adalah …. a. Biar juaranya banyak sebaiknya Setiowati tidak diikut sertakan. b. Ikutnya Setiowati dalam lomba tingkat kecamatan merendahkan
derajatnya. c. Beri kesempatan kepada siswa lain agar memiliki pengalaman lomba. d. Penempatan Setiowati dalam lomba sudah tepat karena berpeluang
menang.
20. Pewawancara : Sejak kapan Bapak bertugas sebagai pengamat Gunung Merapi? Tokoh : Sejak saya selesai menempuh pendidikan S2 tahun 1992. Pewawancara : Bagaimanakah masyarakat sekitar Gunung Merapi menyikapi keadaan Gunung Merapi yang semakin aktif?
Tokoh : Mereka cenderung mempercayai isyarat alam daripada pendapat para ahli
Pewawancara : . . . . Tokoh : Sebagai petugas, saya wajib memberikan informasi berdasarkan hasil pengamatan Direktorat Vulkanologi.. Pertanyaan yang tepat untuk melengkapi wawancara tersebut adalah …. a. Apakah Bapak puas terhadap kepercayaan mereka terhadap Gunung
Merapi? b. Mengapa penduduk sekitar Gunung Merapi lebih percara isyarat
alam? c. Bagaimana hasil pengamatan Bapak terhadap aktifnya merapi? d. Langkah apa yang Bapak tempuh untuk mengatasi kepercayaan
mereka?
21. Pertanyaan yang isinya berkaitan dengan tugas sebagai petugas pos adalah …. a. Berapa jumlah rata-rata surat yang Bapak antarkan setiap hari? b. Apakah kendaraan inventaris itu Bapak rawat secara rutin? c. Mengapa Bapak memilih bekerja sebagai seorang petugas?
96
d. Siapah yang mendorong Bapak mengantarkan surat tugas ini? 22. Pada acara penamatan kelas IX, sambutan-sambutan terdiri atas ….
1) Sambutan guru 2) Sambutan kepala sekolah 3) Sambutan UPTD Pendidikan 4) Sambutan ketua panitia Susunan acara sambutan yang tepat adalah …. a. 1)- 3)- 2)- 4) c. 4)- 1)- 2)- 3) b. 1)- 2)- 3)- 4) d. 4)- 1)- 3)- 2)
23. Di antara pertanyaan-pertanyaan berikut yang baik dalam sebuah diskusi adalah …. a. Saudara ini bagaimana? Apakah Saudara mampu melakukan semua
ini tanpa bantuan orang lain? b. Maaf, saya wakil dari kelas VIII A masih belum paham dengan
pernyataan pemakalah tentang gagasan persami. Apakah seluruh siswa dapat mengikuti ataukah hanya diwakili oleh beberapa kelas saja? Terima kasih.
c. Saya tidak setuju dengan gagasan Anda. Apakah Anda akan tetap ngotot mempertahankan gagasan itu? Jika demikian, kami tidak akan mengikutinya.
d. Penjelasan Anda tentang persami sangat mengagumkan. Akan tetapi, kami masih kurang paham akan maksud kegiatan tersebut. Bolehkah kami mengajukan sebuah pertanyaan tak berharga ini?
24. Tugas peserta dalam diskusi adalah sebagai berikut, kecuali …. a. Mengikuti dan mematuhi aturan dalam diskusi. b. Menguasai masalah yang didiskusikan. c. Menyampaikan masalah yang didiskusikan. d. Menghargai pendapat orang lain.
25. Di antara kalimat berikut yang merupakan kalimat penolakan dalam diskusi yang paling tepat adalah …. a. Saya rasa pendapat Saudara tidak logis, maka perlu dipikirkan lagi. b. Saya tidak setuju dengan pendapat tersebut. c. Saya kurang setuju dengan pendapat Saudara karena tidak memiliki
dasar yang jelas. d. Menurut saya, pendapat Saudara Rafli perlu dipertimbangkan lagi
karena sulit dilaksanakan. 26. Perhatikan tanya jawab wawancara berikut ini!
Pewawancara: . . . .
97
Narasumber : Penebangan hutan secara liar akan berdampak buruk terhadap lingkungan. Pertanyaan yang sesuai untuk jawaban narasumber tersebut adalah …. a. Apa dampak penebangan hutan secara liar? b. Apa maksud penebangan hutan secara liar? c. Mengapa penebangan hutan secara liar dilarang? d. Siapa yang melarang penebangan hutan secara liar?
27. Teks untuk mengerjakan soal nomor 27, 28, 29! Hari kedua, kami sudah tiba di Pelabuhan Gili Manuk sekitar pukul 01.00. Semua siswa yang turun dari kapal masuk ke dalam bus. Di hari kedua ini, beberapa agenda sudah kami rencanakan. Di antaranya, ke Pantai Sanur, Tanjung Benoa, Garuda Wisnu Kencana, dan Pantai Kuta. Kami tiba di Pantai Sanur sekitar pukul 05.30 wita. Kami merasakan kesegaran udara pagi di Pantai Sanur. Beberapa saat kemudian, kami menikmati indahnya matahari terbit. Kutipan di atas merupakan bagian . . .. dalam laporan perjalanan. a. pendahuluan c. kesimpulan b. isi d. saran
28. Kutipan di atas merupakan bagian dari laporan . . . . a. perjalanan c. penelitian b. praktikum d. studi banding
29. Hal yang dilaporkan pada teks laporan tersebut adalah . . . . a. Keindahan suasana Pelabuhan Gili Manuk. b. Kegiatan studi wisata pada hari kedua. c. Kesegaran udara Tanjung Benua. d. Kunjungan ke Garuda Wisnu Kencana
30. Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Kalimat tersebut termasuk bahasa . . . . a. slogan c. iklan b. poster d. imbauan
31. Bacalah kutipan berita berikut kemudian kerjakan soal nomor 31 dan 32! Teks berita I Sekitar 7.000 hektar hutan mangrove hancur di Kawasan Laguna Segara Anakan, Kabupaten Cilacap, Jawa tengah. Kasus itu terjadi sejak tahun 1984 sehingga menghancurkan berbagai biota laut dan tempat pemijahan puluhan jenis ikan. Bahkan, kondisi tersebut ikut mengancam ekosistem perairan selatan Jawa dan kepunahan hutan mangrove.
98
Teks berita II Warga pendatang dari Ciamis, Jawa Barat, membabati mangrove. Bahkan mereka menggarap tanah timbul menjadi areal pertanian. Penebangan liar juga dilakukan guna memanfaatkan kayu mangrove sebagai material bahan bangunan. Hal itu menyebabkan hutan mangrove semakin terancam kepunahan.
Kesamaan informasi teks berita tersebut adalah …. a. Upaya penyelamatan hutan mangrove b. Pemanfaatan biota di hutan mangrove c. Terancam punahnya hutan mangrove d. Penanaman kembali hutan mangrove
32. Perbedaan penyajian kedua kutipan berita tersebut adalah … a. Teks berita I diawali dengan apa, sedangkan berita II diawali dengan di
mana b. Teks berita I diawali dengan apa, sedangkan berita II diawali dengan
siapa c. Teks berita I diawali dengan kapan, sedangkan berita II diawali dengan
siapa d. Teks berita I diawali dengan kapan, sedangkan berita II diawali dengan
apa 33. Perhatikan denah berikut!
Perjalanan yang paling efektif menuju stadion olahraga dari sekolah adalah dari … a. Jalan Mars ke barat ke Jalan Matahari lalu ke selatan ke Jalan
Merkurius.
99
b. Jalan Mars ke selatan menuju kantor pos lalu ke ke barat ke Jalan Merkurius.
c. Sekolah ke Jalan Mars, ke barat ke Jalan Bumi lalu ke utara ke Jalan Merkurius.
d. Jalan Matahari melewati rumah sakit di Jalan Venus lalu ke barat ke Jalan Merkurius.
34. Perhatikan denah berikut!
Suatu hari Ryan hendak ke toko sepatu. Sampai di depan masjid, bensin motornya hampir habis. Ryan memutuskan ke pompa bensin sebelum melanjutkan ke toko sepatu.
Jl. Kenanga
Jl. R
osel
a
Jl. M
elat
i
Jl. Mawar
Jl. K
ambo
jaJl. Anggrek
Toko Sepatu
Masjid
Pompa bensin
Rumah Ryan
N
Perjalanan paling pendek yang harus ditempuh Ryan sesuai ilustrasi
tersebut adalah …. a. Jalan Mawar, depan masjid, Jalan Kamboja, toko sepatu. b. Jalan Mawar, pompa bensin, Jalan Kenanga, Jalan Rosela, Jalan
Kamboja, toko sepatu. c. Jalan Mawar, Jalan Rosela, Jalan Kenanga, pompa bensin, Jalan Mawar,
toko sepatu. d. Rumah Ryan, Jalan Melati, Jalan Mawar, pompa bensin, Jalan Mawar,
Jalan Rosela, toko sepatu. 35. Cermatilah kutipan drama berikut!
1) Bu Mastur : Cepatlah, Nak! Panggilkan dokter untuk Bapakmu! 2) Dedi : Bu, saya nggak berani. Lagian sayakan baru main. 3) Maya : Sudahlah, Bu. Biar aku saja yang memanggil dokter. 4) Bu Mastur : Jangan, Maya. Kamukan lagi kurang sehat, tidak bisa
cepat. 5) Maya : Habis kalau Mas Dedi tidak mau, siapa lagi? Biar Maya
minta tolong Joko saja. Maya berangkat dulu, Bu.
100
Kalimat yang menggambarkan suasana kekhawatiran orang tua terhadap anaknya terdapat dalam dialog bernomor …. a. 1) b. 2) c. 3) d. 4)
36. Baca dan cermati kutipan drama berikut! Ibu : (Sambil duduk menonton TV) Adi, kemari sebentar, Nak! Adi : Ya, Bu. Ada apa, Bu? Ibu : Ibu dengar kabar Adi luka. Benarkah itu? Adi : Benar, Bu! Sudah diobati, tidak berat. Ibu : Coba ibu lihat, sini! Latar dalam kutipan drama tersebut adalah .... a. rumah sakit b. sekolah c. rumah d. kamat tidur
37. Perhatikan denah berikut!
Perjalanan yang paling efektif bila kita akan menuju Lokasi dari Fuji
Image adalah ... a. Jalan P. Polim, Jalan Masjid menuju ke lokasi. b. Jalan Darmawangsa, Jalan R.S. Fatmawati ke lokasi. c. Jalan R.S. Fatmawati, Jalan H. Saidi Guru ke lokasi. d. Jalan Darmawangsa, Jalan P. Polim menuju ke lokasi
101
38. Cermatilah teks berita berikut!
Paragraf teks berita yang sesuai ilustrasi tersebut adalah…. a. Jumat, 30 Desember 2015 tepatnya pukul 00.15 telah menjadi
musibah kebakaran di Jalan Sunan Bonang No. 16 Jambi. Tidak ada korban jiwa karena rumah kosong. Polisi sedang menyelidiki penyebab musibah kebakaran tersebut.
b. Jumat, 30 Desember 2015 tepatnya pukul 12.15 telah terjadi musibah kebakaran di Jalan Sunan Bonang No. 16, Jambi. Penyebab kebakaran diduga korsleting arus pendek. Tidak ada korban jiwa karena rumah kosong.
c. Jumat, 30 Desember 2015 tepatnya pukul 00.15 telah terjadi musibah kebakaran di Jalan Sunan Bonang No. 16, Jambi. Penyebab kebakaran diduga kompor meledak. Tidak ada korban jiwa karena rumah kosong.
d. Jumat, 30 Desember 2015 tepatnya pukul 00.15 telah terjadi musibah kebakaran di Jalan Sunan Bonang No. 16, Jambi. Penyebab kebakaran diduga korsleting arus pendek .Ada dua korban jiwa yang tidak tertolong.
39. Kutipan cerpen
Latar tempat peristiwa tersebut adalah…
a. Tempat tidur b. Di ruang keluarga c. Di ruang meja makan d. Di belakang dekat dapur
Kebakaran rumah terjadi di Jalan Sunan Bonang No. 16 Jambi.Tidak ada korban jiwa karena rumah kosong, kejadian itu pada pukul 00.15, Jumat, 30 Desember 2015.Penyebab kebakaran masih diselidiki.
Keluarga Pak Jabal sedang duduk-duduk santai. Mereka sedang memperbincangkan sesuatu.“ Begini,” kata Fadil mulai menjelaskan gagasannya. “ Kita perlu membangun satu kamar tidur. Tempatnya di belakang dekat dapur, “ tambah Fadil.
“ Ya, saya setuju akan ide itu, “ kata Ibu Jabal. “ Betul, saya juga setuju hal itu, “ sambung Firda. “ Benar ada kamar tidur buat tamu, “ kata Firda lagi. “ Nah, semuanya setuju, “ sambung Fadil lagi.
“Tunggu dahulu, “ sela Pak Jabal. “ harus jelas berapa biayanya. Dari mana sumbernya?“ kata beliau.
102
40. Perhatikan kutipan puisi berikut !
Kata yang tepat untuk melengkapi kutipan puisi tersebut adalah… a. 1) semua
2) menuntut b. 1) kasihmu 2) berdoa c. 1) jasamu 2) bersimpuh d. 1) air mata 2) restu
41. Tuhan, pelankanlah malam tiba agar kami berdua tidak kehilangan arah jalan yang kami tempuh masih jauh
Tuhan, sisihkanlah mendung itu jika gerimis, sakit ibuku kambuh jalan yang kami tempuh masih jauh
Tuhan berikanlah kekuatan untuk menempuh hidup ini kami tahu derita hari ini adalah bahagia esok hari
Tema puisi tersebut adalah ….
a. kepasrahan b. keyakinan c. peralanan d. permintaan
42. Suasana puisi tersebut adalah . . . .
a. iba b. sepi c. riang d. senang
Ibu, Dengan apa kubalas [….] 1) Dengan uang beribu-ribu
Ah, Itu sesuatu yang tabu Apakah aku harus [….] 2) Di atas pangkuanmu Ya, ini mungkin lebih seru
103
43. Bacalah kutipan cerpen berikut dengan saksama
(1)Keesokan harinya, betapa terkejutnya Sabir melihat onggokan onderdil sepedanya sudah lenyap dari tempatnya.(2) Padahal hari itu dia sudah ada janji dengan Pak Wahid untuk membeli kelengkapan onderdil darinya. (3)Dengan langkah mantap didekatinya teman-temannya di ruang makan.
(4)“Saya tahu siapa di antara kalian yang mengambil onderdil sepeda saya. Mungkin satu atau dua di antara kalian,” ucap Sabir sambil menatap Diki dan Bondan, “saya tidak mengancam, tetapi saya kira setiap orang memunyai kewajiban mempertahankan haknya. Onderdil sepeda itu hak milik saya. Kalau sampai besok pagi tidak kembali tahu apa akibatnya.” Diki dan Bondan tampak pucat wajahnya.
Bukti latar tempat pada kutipan cerita tersebut ditandai nomor ... a. pertama c. ketiga b. kedua d. keempat
44. "Tidakkah kau sadari bahwa kau mendurhakai, Yati?"
Katanya tiba-tiba setelah kami, kau dan dia, diam lama sekali. Mukanya masih merah seperti tadi.
"Tidak," jawabku tenang. "Aku tak tahu kenapa ibu dulu punya anak aku." "Itu satu kebetulan," katanya menenangkan. ”Kalau aku boleh memilih, aku tidak ingin terlahir di bumi ini,” kataku
sedikit kesal. "Itu sebabnya kau kau bikin aturan sendiri sedangkan lain-lainnya
tidak?" tanyanya penuh selidik. Amanat kutipan cerpen tersebut adalah.... a. Jangan menyesali hal yang sudah terjadi! b. Sebaiknya menghindar dari perbuatan durhaka! c. Selesaikan permasalahan dengan aturan sendiri! d. Hindari pertikaian sesama anggota keluarga!
45. 1) Camat Camba
2) Kepala SMP Negeri 3 Camba 3) Kepala Dinas Pendidikan Kab. Maros 4) Pembina OSIS
Urutan tepat orang yang membawakan kata sambutan dalam sebuah acara!
a. 1), 2), 3), 4) b. 2), 1), 4), 3) c. 4), 2), 1), 3) d. 4), 1), 2), 3)
104
46. Bacalah kutipan puisi berikut dengan saksama!
Puisi I Puisi II Saat ku menyerah Aku coba sampai bisa Saat ku putus asa Aku coba berlatih keras
Saat aku kebingungan Kucoba untuk bertanya Saat aku bersemangat Semangatku menyala nyala
semut itu begitu kecil tubuhmu berangkat bertaut pijak gotong gotong dalam ketangguhan benda sebesar gunungpun pastikan terangkat
hidupmu ajarkan kebersamaan saling gandeng tangan tuk semua urusan
Perbedaan amanat kedua puisi tersebut adalah ...
Puisi I Puisi II a Tetap semangat dalam
menghadapi masalah. Dalam hidup ini hendaknya sangat baik bekerja sama.*
b Saling bergandengan tangan setiap saat.
Tetap semangat menjalani hidup meski sulit.
c Lebih baik tangan di atas daripada di bawah.
Setiap orang memunyai kebebasan bekerja.
d Setiap orang memunyai kebebasan bekerja.
Lebih baik tangan di atas daripada di bawah.
47. Perhatikan kedua kutipan novel berikut!
Kutipan Novel I Kutipan Novel II
... Oto berhenti di muka rumah. Suparta turun, lalu membuka pintu di tempat duduk Ratna dan membimbing tangan istrinya serta menurunkan dia dengan perkataan, “Selamat datang ke pondok kita, Nana!”Ratna amat tercengang melihat papan yang dilekatkan di depan rumah, di bawah atapnya, yang berukir perkataan “RATNA”. ...
...”Tentu, telah saya baik saya mimikirkannya itu. Ada hati saya tertarik ke sana. Tetapi agaknya tertarik itu terutama disebabkan keinginan hendak tahu sesuatu yang belum diketahui. Kalau sudah tahu...takut saya kalau-kalau saya ingin pulang kembali ke pulau Jawa ini. Tetapi janganlah engkau susahkan benar, di mana engkau merasa senang, saya akan merasa senang di sisimu.” ...
105
Perbedaan sudut pandang kedua kutipan novel tersebut adalah .... Kutipan Novel I Kutipan Novel II
a Tokohnya ada empat orang Tokohnya ada empat orang b Amanatnya jelas Amanatnya tidak ada c Latar tempatnya tidak jelas Latar tempatnya jelas d Sudut pandang orang ketiga Sudut pandang orang pertama*
48. Cermati kutipan naskah drama berikut! Mami : Almiraa....! [setengah berteriak dari dapur] Almira : Ada apa, Mi? Mami : Tolong antarkan cheese cake ini ke rumah Bu Wanda. Almira : ... 1] Mami : Vano masih kuliah. Lagipula, dia itu kan pemalu banget. Almira : ... 2) [Mama matanya melotot ke Almira] Dialog yang tepat untuk melengkapi naskah drama tersebut adalah ...
a. 1) Ya ampun, Mi. Aku baru pulang belanja. 2) Pemalu? Males iya.* b. 1) Baik, Mi. Kak Vano yang pesan, ya? 2) Iya. Mana kue yang mau kuantar? c. 1) Tidak mau, Mi. Itu kan tugas Vano? 2) Tapi Kak Vano bintang kelas,Mi. d. 1) Di mana rumah Bu Wanda, Mi? 2) Kak Vano teman Kak Bagas, Mi?
49. Bacalah teks berita berikut dengan seksama!
Teks Berita 1 Teks Berita 2
Perahu para nelayan di Banaran, Galur, Kulonprogo hanya diparkir di pantai. Hal itu terjadi karena saat ini ombak laut mencapai 6 sampai 7 meter. Ombak besar menyurutkan mereka untuk melaut dan lebih banyak melakukan kegiatan perbaikan alat.
Masa sulit ratusan nelayan Tambaklorok, Semarang belum berlalu. Meski ketinggian gelombang pasang cenderung mengalami penurunan, mereka belum berani memaksimalkan aktivitas di laut lepas. Mereka beranggapan gelombang laut masih membahayakan keselamatan jiwa.
Kesamaan informasi kedua teks berita tersebut adalah …. a. Perahu nelayan banyak yang tidak dimanfaatkan. b. Resiko yang dihadapi oleh para nelayan di laut. c. Aktivitas nelayan melaut terganggu gelombang tinggi. d. Tingginya gelombang laut akibat nelayan tidak melaut.
106
50. Bacalah teks berikut dengan saksama!
TEKS 1 TEKS 2
Yogyakarta kembali diguyur hujan selama 6 jam yang menyebabkan beberapa wilayah dilanda banjir. Banjir kali ini lebih parah dibandingkan sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh debit air yang mencapai ketinggian 50 cm, air keruh, berbau, dan menyebabkan gatal.
Jumat (3/12) sore, Kota Yogyakarta kembali diguyur hujan deras. Di Jalan Kolombo genangan air setinggi lutut orang dewasa. Beberapa kendaraan tampak macet karena kemasukan air.
Perbedaan cara penyajian kedua teks berita tersebut adalah
Teks 1 Teks 2 a siapa, kapan, apa di mana, apa, bagaimana b di mana, bagaimana, mengapa kapan, di mana, bagaimana c bagaimana, apa, kapan kapan,di mana, mengapa d di mana, apa, bagaimana bagaimana, apa, di mana
107
LAMPIRAN
DESKRIPSI KEPEMIMPINAN GURU
Statistics
Kepemimpinan
N Valid 99
Missing 0
Mean 104.03
Median 107.00
Mode 117
Std. Deviation 17.249
Variance 297.519
Range 72.00
Minimum 64.00
Maximum 136.00
Sum 10299
Kepemimpinan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 64 1 1.0 1.0 1.0
69 1 1.0 1.0 2.0
73 1 1.0 1.0 3.0
75 1 1.0 1.0 4.0
76 3 3.0 3.0 7.1
77 1 1.0 1.0 8.1
79 2 2.0 2.0 10.1
80 1 1.0 1.0 11.1
81 1 1.0 1.0 12.1
108
82 2 2.0 2.0 14.1
83 1 1.0 1.0 15.2
84 2 2.0 2.0 17.2
85 2 2.0 2.0 19.2
86 1 1.0 1.0 20.2
87 3 3.0 3.0 23.2
88 1 1.0 1.0 24.2
89 1 1.0 1.0 25.3
90 1 1.0 1.0 26.3
91 1 1.0 1.0 27.3
92 2 2.0 2.0 29.3
93 3 3.0 3.0 32.3
95 2 2.0 2.0 34.3
96 1 1.0 1.0 35.4
97 1 1.0 1.0 36.4
99 1 1.0 1.0 37.4
101 2 2.0 2.0 39.4
102 2 2.0 2.0 41.4
103 2 2.0 2.0 43.4
104 2 2.0 2.0 45.5
105 2 2.0 2.0 47.5
106 2 2.0 2.0 49.5
107 3 3.0 3.0 52.5
108 2 2.0 2.0 54.5
109 2 2.0 2.0 56.6
111 2 2.0 2.0 58.6
112 1 1.0 1.0 59.6
113 3 3.0 3.0 62.6
114 2 2.0 2.0 64.6
109
115 3 3.0 3.0 67.7
116 3 3.0 3.0 70.7
117 7 7.1 7.1 77.8
118 3 3.0 3.0 80.8
119 1 1.0 1.0 81.8
120 4 4.0 4.0 85.9
121 3 3.0 3.0 88.9
124 1 1.0 1.0 89.9
126 1 1.0 1.0 90.9
128 1 1.0 1.0 91.9
129 3 3.0 3.0 94.9
130 1 1.0 1.0 96.0
132 1 1.0 1.0 97.0
135 2 2.0 2.0 99.0
136 1 1.0 1.0 100.0
Total 99 100.0 100.0
110
DESKRIPSI MOTIVASI
Statistics
X2 Motivasi Belajar
N Valid 99
Missing 0
Mean 104.24
Median 104.00
Mode 104
Std. Deviation 9.306
Variance 86.594
Skewness .741
Std. Error of Skewness .243
Kurtosis 2.300
Std. Error of Kurtosis .481
Range 61
Minimum 77
Maximum 138
Sum 10320
X2 Motivasi Belajar
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 77 1 1.0 1.0 1.0
88 1 1.0 1.0 2.0
91 4 4.0 4.0 6.1
92 3 3.0 3.0 9.1
93 2 2.0 2.0 11.1
94 1 1.0 1.0 12.1
95 2 2.0 2.0 14.1
111
96 4 4.0 4.0 18.2
97 4 4.0 4.0 22.2
98 5 5.1 5.1 27.3
99 4 4.0 4.0 31.3
100 2 2.0 2.0 33.3
101 4 4.0 4.0 37.4
102 4 4.0 4.0 41.4
103 2 2.0 2.0 43.4
104 8 8.1 8.1 51.5
105 5 5.1 5.1 56.6
106 7 7.1 7.1 63.6
107 5 5.1 5.1 68.7
108 7 7.1 7.1 75.8
109 4 4.0 4.0 79.8
110 4 4.0 4.0 83.8
111 1 1.0 1.0 84.8
112 4 4.0 4.0 88.9
113 1 1.0 1.0 89.9
114 2 2.0 2.0 91.9
115 1 1.0 1.0 92.9
117 1 1.0 1.0 93.9
123 1 1.0 1.0 94.9
124 1 1.0 1.0 96.0
125 1 1.0 1.0 97.0
129 1 1.0 1.0 98.0
132 1 1.0 1.0 99.0
138 1 1.0 1.0 100.0
Total 99 100.0 100.0
112
113
ANALISIS STATISTIK DESKRIPTIF DAN INFERENSIAL HASIL BELAJAR
Statistics
Y = Hasil Belajar
N Valid 99
Missing 0
Mean 73.10
Median 74.00
Mode 76
Std. Deviation 6.801
Variance 46.255
Skewness -1.020
Std. Error of Skewness .243
Kurtosis 1.108
Std. Error of Kurtosis .481
Range 32
Minimum 52
Maximum 84
Sum 7237
Y = Hasil Belajar
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 52 2 2.0 2.0 2.0
54 1 1.0 1.0 3.0
60 3 3.0 3.0 6.1
62 5 5.1 5.1 11.1
63 1 1.0 1.0 12.1
64 1 1.0 1.0 13.1
66 3 3.0 3.0 16.2
114
68 5 5.1 5.1 21.2
70 7 7.1 7.1 28.3
72 11 11.1 11.1 39.4
74 13 13.1 13.1 52.5
76 22 22.2 22.2 74.7
78 7 7.1 7.1 81.8
80 11 11.1 11.1 92.9
82 3 3.0 3.0 96.0
84 4 4.0 4.0 100.0
Total 99 100.0 100.0
Analisis Inferensial
Variables Entered/Removedb
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 X2, X1a . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Y
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .241a .058 .039 6.669
a. Predictors: (Constant), X2, X1
b. Dependent Variable: Y
115
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 263.750 2 131.875 2.965 .000a
Residual 4269.239 96 44.471
Total 4532.990 98
a. Predictors: (Constant), X2, X1
b. Dependent Variable: Y
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 87.133 8.146 10.697 .000
X1 .088 .039 .223 2.232 .028
X2 .047 .073 .064 .638 .025
a. Dependent Variable: Y
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 70.34 77.11 73.10 1.641 99
Residual -19.893 11.559 .000 6.600 99
Std. Predicted Value -1.685 2.442 .000 1.000 99
Std. Residual -2.983 1.733 .000 .990 99
a. Dependent Variable: Y
116
117
Variables Entered/Removedb
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 X1a . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Y
118
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .233a .054 .044 6.648
a. Predictors: (Constant), X1
b. Dependent Variable: Y
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 245.657 1 245.657 5.558 .020a
Residual 4287.333 97 44.199
Total 4532.990 98
a. Predictors: (Constant), X1
b. Dependent Variable: Y
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 82.650 4.105 20.133 .000
X1 .092 .039 .233 2.358 .020
a. Dependent Variable: Y
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 70.17 76.78 73.10 1.583 99
Residual -19.819 11.355 .000 6.614 99
Std. Predicted Value -1.853 2.321 .000 1.000 99
Std. Residual -2.981 1.708 .000 .995 99
119
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 70.17 76.78 73.10 1.583 99
Residual -19.819 11.355 .000 6.614 99
Std. Predicted Value -1.853 2.321 .000 1.000 99
Std. Residual -2.981 1.708 .000 .995 99
a. Dependent Variable: Y
120
Variables Entered/Removedb
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 X2a . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Y
121
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .096a .009 .000 6.804
a. Predictors: (Constant), X2
b. Dependent Variable: Y
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 42.199 1 42.199 .911 .000a
Residual 4490.791 97 46.297
Total 4532.990 98
a. Predictors: (Constant), X2
b. Dependent Variable: Y
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 80.452 7.730 10.408 .000
X2 .071 .074 .096 .955 .000
a. Dependent Variable: Y
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 70.72 75.02 73.10 .656 99
Residual -21.048 11.234 .000 6.769 99
Std. Predicted Value -3.628 2.928 .000 1.000 99
Std. Residual -3.093 1.651 .000 .995 99
122
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 70.72 75.02 73.10 .656 99
Residual -21.048 11.234 .000 6.769 99
Std. Predicted Value -3.628 2.928 .000 1.000 99
Std. Residual -3.093 1.651 .000 .995 99
a. Dependent Variable: Y
123
124
Correlations
Control Variables Y X1
X2 Y Correlation 1.000 -.222
Significance (2-tailed) . .028
df 0 96
X1 Correlation -.222 1.000
Significance (2-tailed) .028 .
df 96 0
Correlations
Control Variables Y X2
X1 Y Correlation 1.000 -.065
Significance (2-tailed) . .025
df 0 96
X2 Correlation -.065 1.000
Significance (2-tailed) .025 .
df 96 0
.
125
DOKUMENTASI
126
127
128
129
PERSURATAN