studiperencanaanpembangunan pltu batubara asam...

46
StudiPerencanaan Pembangunan PLTU Batubara Asam Asam 650 MW × 10 Unit Dalam Rangka Interkoneksi Kalimantan - Jawa OLEH : Gilang Velano 2204 100 050 Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 1 Ir. Syarifuddin Mahmudsyah, M.Eng Ir. Syarifuddin Mahmudsyah, M.Eng Dosen Pembimbing 2 Dosen Pembimbing 2 Ir. Ir. Teguh Teguh Yuwono Yuwono 2204 100 050

Upload: vocong

Post on 25-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Studi Perencanaan Pembangunan PLTU Batubara Asam

Asam 650 MW × 10 Unit Dalam Rangka Interkoneksi

Kalimantan - Jawa

OLEH :

Gilang Velano

2204 100 050

Dosen Pembimbing 1Dosen Pembimbing 1

Ir. Syarifuddin Mahmudsyah, M.EngIr. Syarifuddin Mahmudsyah, M.Eng

Dosen Pembimbing 2Dosen Pembimbing 2

Ir. Ir. TeguhTeguh YuwonoYuwono

2204 100 050

ABSTRAK

• Saat ini permintaan tenaga listrik masih terkonsentrasi di wilayah Jawa-Bali yang

menyerap sekitar 77% kebutuhan listrik. pertumbuhan permintaan listrik yang

sangat cepat di pulau Jawa telah mengakibatkan kurangnya cadangan listrik.

Reserve margin yang hanya 16% membuat kondisi kelistrikan di Jawa menjadi

tidak sehat. Oleh karena itu direncanakan cara-cara untuk mengatasinya yaitu

dengan merencanakan pembangunan PLTU Batubara Asam Asam 6500 MW

dalam rangka interkoneksi Kalimantan - Jawa. dalam rangka interkoneksi Kalimantan - Jawa.

• Perencanaan pembangunan tersebut akan dianalisa dari aspek teknis,aspek

ekonomis dan aspek lingkungannya. Kemudian akan ditentukan cara mana yang

paling aman, efektif dan efisien untuk memenuhi permintaan listrik di pulau

Jawa. Hasil akhir dari analisa ini adalah perencanaan pembangunan PLTU

Batubara Asam Asam 6500 MW unit dalam rangka interkoneksi Kalimantan -

Jawa adalah solusi yang lebih tepat dan diharapkan dapat mengatasi

permasalahan kelistrikan di pulau Jawa.

LATAR BELAKANG

Kondisi ketenagalistrikan di Indonesia saat ini :

• Gangguan dan penurunan produksi listrik dari beberapa

pembangkit listrik besar sepanjang 2007 sampai sekarang.

Permintaan tenaga listrik masih terkonsentrasi di wilayah

Jawa-Bali yang menyerap sekitar 77% kebutuhan listrik.Jawa-Bali yang menyerap sekitar 77% kebutuhan listrik.

• Terjadi krisis energi listrik beberapa tahun terakhir di

Kalimantan Selatan.

• Harga BBM yang semakin meningkat dan meningkatkan

penggunaan energi alternatif lain.

PERMASALAHAN

1. Kondisi eksisting energi dan ketenagalistrikan diKalimantan.

2. Apa tujuan dari perencanaan pembangunan PLTU BatubaraAsam Asam 10 x 650 MW.

3. Berapa BPP harga jual PLTU Asam Asam dan pengaruhnyaterhadap tarif dasar listrik (TDL) regional Kalimantan

3. Berapa BPP harga jual PLTU Asam Asam dan pengaruhnyaterhadap tarif dasar listrik (TDL) regional KalimantanSelatan.

BATASAN MASALAH

• Analisa peramalan kebutuhan energi listrik dan kondisi kelistrikan di Kalimantan dan Jawa.

• Pembahasan dari sisi teknis hanya menjelaskan mengenai PLTU batubara.

• Pembahasan dari sisi ekonomi hanya memperkirakan biaya yang harus dikeluarkan untuk proyek

• Pembahasan dari sisi ekonomi hanya memperkirakan biaya yang harus dikeluarkan untuk proyek pembangunan PLTU batubara untuk interkoneksi Kalimantan – Jawa.

• Analisa ketersediaan energi batubara yang ada di Kalimantan.

• Pembahasan perkiraan dampak lingkungan yang akan timbul pada daerah sekitar PLTU batubara.

TUJUAN PENELITIAN

1. Mengetahui kondisi kelistrikan terkini di Kalimantan– Jawa.

2. Meningkatkan kualitas dari PLTU Batubara AsamAsam.

3. Memperkirakan interkoneksi listrik Kalimantan –3. Memperkirakan interkoneksi listrik Kalimantan –Jawa dari PLTU Batubara Asam Asam.

TEORI PENUNJANGTEORI PENUNJANG

KALIMANTAN SELATAN

• Kalimantan Selatan secara geografi terletak di sebelah selatan pulau Kalimantan

dengan luas wilayah 37.530,52 km2. Ibukota dari Kalimantan Selatan adalah

Banjarmasin. Laju Pertumbuhan PDRB Kalimantan Selatan adalah 5,04%.

Kalimantan Selatan

• Daerah yang paling luas di Propinsi Kalimantan Selatan adalah Kabupaten

Kotabaru dengan luas 9.422,73 km², kemudian Kabupaten Banjar dengan

luas 4.672,68 km², sedangkan daerah yang paling sempit adalah Kota

Banjarmasin dengan luas 367,12 km².

• Sampai dengan tahun 2004 membawahi sebanyak 11 kabupaten/kota dan

pada tahun 2005 menjadi 13 kabupaten/kota sebagai akibat dari adanya pada tahun 2005 menjadi 13 kabupaten/kota sebagai akibat dari adanya

pemekaran wilayah kabupaten Hulu Sungai Utara dengan Kabupaten

Balangan dan Kabupaten Kotabaru dengan Kabupaten Tanah Bumbu. Luas

wilayah propinsi tersebut sudah termasuk wilayah laut propinsi

dibandingkan propinsi Kalimantan Selatan.

• Luas wilayah masing-masing Kabupaten Tanah Laut 9,94 %; Tanah Bumbu

13,50%; Kotabaru 25,11%; Banjar 12,45%; Tapin 5,80%; Tabalong 9,59%;

Balangan 5,00%; Batola 6,33%; Banjarbaru 0,97% dan Banjarmasin 0,19%.

Data Kependudukan

IPM Kalsel

• Dapat dilihat bahwa rata-rata IPM

di Indonesia pada tahun 2007

adalah 70,59 dan rata-rata

reduksi shortfall-nya sebesar 1,64

sedangkan provinsi Kalimantan

Selatan terletak pada posisi 26 Selatan terletak pada posisi 26

dengan IPM dan reduksi shortfall-

nya sebesar 68,01 dan 0,82.

RE Kalsel

KELISTRIKAN KALIMANTANKELISTRIKAN KALIMANTAN

Kondisi Kalimantan Selatan dan Tengah

Beban puncak

untuk Kalselteng

adalah 320 MW

Kondisi sistem 1 mei 2010

Kondisi Kalimantan Barat

Kondisi di beban puncak

KALBAR yaitu :

Pontianak : 136 MW

Singkawang : 44,5 MW

Ketapang : 17 MW

Sanggau : 15 MWSanggau : 15 MW

Jadi, Total dari beban puncak

di Kalimantan Barat adalah

sebesar 202,5 MW

Kondisi Kalimantan Timur

Beban puncak

untuk Kaltim

adalah 280 MW

Kondisi Kalimantan

• Kondisi di Kalimantan adalah dimana Kalselteng,

Kaltim, dan Kalbar di Interkoneksi menjadi satu.

• Sehingga total dari beban puncak yang ada di

Kalimantan adalah sebesar 747,5 MW. Menurut data Kalimantan adalah sebesar 747,5 MW. Menurut data

tanggal 1 mei 2010.

• Kondisi di Kalbar belum terealisasi sepenuhnya,

Sehingga beban puncak di Kalimantan keseluruhan

adalah hanya sebesar 545 MW.

Data Beban Puncak

Regresi Linier

• Cara dengan menggunakan regresi linier:

Proyeksi Energi Terjual, Jumlah Pelanggan per Sektor, Jumlah Penduduk, dan PDRB

DKL 3.01

• Cara dengan menggunakan DKL 3.01:

Proyeksi Konsumsi Energi Listrik per Kelompok Pelanggan (GWh) dengan Metode DKL 3,01

Perbandingan Metode Regresi Dengan

DKL 3,01

Analisa TeknisAnalisa Teknis

Potensi Batubara di Indonesia

Di Indonesia, endapan batubara yang bernilai ekonomis terdapat di cekungan tersier, yang terletak di bagian barat paparan sunda ( termasuk pulau Sumatera dan pulau Kalimantan), pada umumnya endapan batubara ekonomis tersebut dapat dikelompokkan sebagai batubara berumur eosen atau sekitar tersier bawah, kira-kira 45 juta tahun yang lalu dan miosen atau sekitar tersier atas, kira-kira 20 juta tahun yang lalu menurut skala geologi.

Potensi Batubara Kalsel

PLTU dibangkitkan memakai

bahan bakar batu bara yang

dipasok dari Kalimantan

Selatan. Batu bara dikirimkan

dengan kapal kargo dan dengan kapal kargo dan

dibongkar muat pada fasilitas

batu bara.

Pembangkit yang ada di Kalsel

Neraca Daya Kalimantan dan Jawa

Dari neraca daya pulau Kalimantan dan pulau Jawa di atas

dapat diketahui bahwa selisih antar daya mampu yang

dibangkitkan PLN dengan beban puncak pelanggan sudah

sangat dekat.

PLTU ASAM ASAM

• Lokasi PLTU Asam Asam 10 x 650 MW di Desa Asam Asam, Kecamatan Jorong, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan.

• Biaya Investasi PLTU Batubara

Cara Kerja PLTU

Bagian-Bagian Penting PLTU

1. Ketel Uap (Boiler)Memanaskan air bersuhu rendah dan bertekanan rendah menjadi uap bertekanan yang sesuai dengan yang diperlukan

2. Turbin UapUntuk merubah energi mekanis menjadi energi listrik

3. Desalination Plant3. Desalination PlantDesalination adalah proses pengolahan air laut menjadi air tawar, dengan memisahkan air laut dari garamnya.

4. CondensorUntuk mengkondensasikan uap bekas proses denganair pendingin yang digunakan kembali sebagai air pengisi ketel uap.

Analisa Ketersediaan Batubara

Sehingga tidak ada masalah dari segi penyediaan batubara karena

HANYA 0,087% DARI CADANGAN YANG ADA DI KALIMANTAN SELATAN

• Kebutuhan batubara untuk produksi 1 kwh:

Kebutuhan batubara untuk produksi 1 kwh

= Konsumsi energi / Energi listrik

= (31.693.680.000 kg/tahun) / (48.399.000.000 = (31.693.680.000 kg/tahun) / (48.399.000.000

KWh/tahun)

= 0,65 kg/KWh

Biaya bahan bakar

• Harga batu bara saat ini bersumber dari Indonesian

Coal Index Report per maret 2009 adalah USD 68

per ton. Dengan asumsi 1 USD senilai Rp. 10000

maka dapat di hitung :

Harga = US$ 68 / ton

= US$ 0,0685/kg atau Rp. 685/kg

Biaya modal

Biaya Operasi dan Perawatan

Sehingga dari data diatas biaya operasi dan perawatan

untuk PLTU batubara yang berkapasitas 650 MW dengan

faktor kapasitas sebesar 75% digunakan biaya operasi

6500 MW. Maka biaya operasi dan perawatan PLTU

Batubara 6500 MW adalah 0,022 cent/kWh.

Biaya Pembangkitan

• Biaya pembangkitan energi listrik berbahan batubara

Bila harga 1 US$ = Rp 10.000,00Biaya Pokok Produksi Pembangkit

(Rp/Kwh): 1611

Dari perhitungan di

samping, tampak

bahwa pada suku bunga

6%, 9%, dan 12% nilai

NPV-nya positif. Hal ini NPV-nya positif. Hal ini

berarti bahwa investasi

untuk PLTU Batubara

pada suku bunga

tersebut layak untuk

dilaksanakan

• Dapat diketahui bahwa

dengan suku bunga

12%, 9%, dan 6% dana

investasi dapat

dikembalikan pada dikembalikan pada

tahun ke-3 sejak PLTU

Batubara beroperasi.

Peranan PLTU Asam Asam 10 x 650 MW (1)

Peranan PLTU Asam Asam 10 x 650 MW (2)

PLTU Asam Asam dibangun bertahap dimulai

dari tahun 2012. PLTU Asam Asam unit I

selesai dan mulai beroperasi pada tahun 2014.

PLTU Asam Asam 650 MW x 10 unit telah PLTU Asam Asam 650 MW x 10 unit telah

selesai seluruhnya pada tahun 2034.

Peranan PLTU Asam Asam 10 x 650 MW (3)

Dampak Lingkungan

• Pada tahap operasi PLTU Asam Asam mempunyai dampak lingkungan yang

sekarang menjadi pusat perhatian dunia, yaitu mengenai pemanasan

global (global warming) yang diakibatkan dari gas CO2. PLTU Batubara

merupakan penghasil terbesar gas CO2.

• Perlindungan terhadap kondisi lingkungan sangat diperlukan, hal ini

dikarenakan lingkungan merupakan tempat sumber energi. Apabila dikarenakan lingkungan merupakan tempat sumber energi. Apabila

lingkungannya rusak, maka sumber energi akan tercemar dan kontinuitas

sumber energi tidak akan berlangsung.

• Dengan ratifikasi “kyoto protocol” menunjukkan komitmen negara maju

terkait global warming untuk insentif atau carbon credit terhadap

pembangunan (clean development mechanism) berdasarkan seberapa

besar pengurangan CO2 dibandingkan dengan base line yang telah

ditetapkan.

Dampak Lingkungan

KESIMPULAN

• Produksi batubara Kalimantan Selatan realisasi mencapai 71,9 jutaton, dimana 68,2 juta ton dijual baik lokal maupun internasional, yaitu sebanyak 48,3 juta ton dan 19,9 juta ton berurutan. Pada Tahun 2008, produksi diperkirakan akan mencapai 78,5 juta ton. Produksi ini diharapkan dapat terus meningkat di tahun-tahun mendatang, atau setidaknya selama lima tahun ke depan. Target produksi 2009 yang ditetapkan sebesar 86,8 juta ton, sedangkan produksi 2009 yang ditetapkan sebesar 86,8 juta ton, sedangkan 2010 diperkirakan mencapai 97,4 juta ton, mencapai puncaknya dari 101,1 juta ton pada tahun 2011. Pada tahun 2012 produksi batubara diperkirakan sedikit menurun, sebesar 96,4 juta ton.

• Alasan pembangunan PLTU Asam Asam 6500 MW adalah sebagaibeban dasar dan PLTD digunakan sebagai beban puncak.

• BPP harga jual adalah Rp. 1.611/ kWh dan sedang harga TDL regional Kalimantan Selatan adalah Rp. 600 /kWh. Jadi PLTU Asam Asam mengalami defisit atau mengalami kerugian dan membutuhkan subsidi dari pemerintah.

SARAN

• Seringnya terjadi pemadaman di berbagai wilayah Kalimantan Selatan oleh PLN, karena konsumsi energi listrik yang semakinbanyak oleh konsumen dan adanya gangguan pada salah satupembangki. Hal ini tidak diikuti dengan berkembangnyapembangkit, dimana efisiensi pembangkit yang sudah tua akansemakin kecil, sehingga daya mampunya semakin lama semakinturun. PLN wilayah Kalimantan Selatan harus lebih seringturun. PLN wilayah Kalimantan Selatan harus lebih seringmensosialisasikan program DSM (Demand Side Management) yaitudengan cara penghematan energi pada jam-jam beban puncak.

• Segera dibangun pembangkit baru lagi dengan kapasitas yang lebih besar, karena sumber daya energi baru terbarukan melimpah ruah dan untuk perkembangan kebutuhan listrik yang selalu meningkat yang harus diikuti dengan penambahan pembangkit baru. Memberikan peluang atau penawaran kepada perusahaan swasta nasional maupun Internasional untuk membangun pembangkit tenaga listrik.

TERIMA KASIHTERIMA KASIH