studi tentang pengukuran dan pemetaan kadastral pada pelaksanaan prona tahun 2015 di indonesia...

61
KERJA PRAKTIK – RG141335 STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG) MUHAMMAD IRSYADI FIRDAUS NRP 3512100015 JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2015

Upload: muhammad-irsyadi-firdaus

Post on 09-Jan-2017

2.010 views

Category:

Engineering


17 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)

KERJA PRAKTIK – RG141335

STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN

KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN

2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR

PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)

MUHAMMAD IRSYADI FIRDAUS NRP 3512100015

JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya 2015

Page 2: STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)

KERJA PRAKTIK – RG141335

STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN

KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN

2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR

PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)

MUHAMMAD IRSYADI FIRDAUS

NRP 3512100015

JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya 2015

Page 3: STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)

ii

LEMBAR PENGESAHAN

STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN

KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN

2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR

PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)

LAPORAN KERJA PRAKTIK

Oleh :

Muhammad Irsyadi Firdaus (3512 100 015)

Disetujui oleh Pembimbing :

1. I Gede Astawa, A. Ptnh ( )

(KASUBSI Tematik dan Potensi Tanah)

2. Abdul Wachid, SH ( )

(KASUBSI Pengukuran dan Pemetaan )

Mengetahui,

KASI Survei Pengukuran dan Pemetaan

Kantor Pertanahan Kabupaten Lumajang

Miftahul Fahmi, A.Ptnh

NIP. 19670313 198903 1 003

Page 4: STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

segala limpahan Rahmat, Hidayah dan Karunia-Nya, sehingga

penulisa dapat menyelesaikan laporan kerja praktik di Badan

Pertanahan Nasional Kabupaten Lumajang dengan judul “Studi

Tentang Pengukuran Dan Pemetaan Pada Pelaksanaan

PRONA Tahun 2015 Di Indonesia (Studi Kasus: Kantor

Pertanahan Kabupaten Lumajang)” ini dengan baik.

Selama pelaksanaan kerja praktik, banyak pihak yang telah

membantu penulis sehingga kerja praktik ini dapat berjalan dengan

baik. Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada: 1. Orang tua atas doa dan restu serta atas semua dukungan selama

Magang.

2. Bapak Dr. Ir. Muhammad Taufik selaku Ketua Jurusan Teknik

Geomatika FTSP ITS.

3. Bapak Drs. Tonton Sudiyanto, MH. selaku Kepala Kantor

Pertanahan Kabupaten Lumajang dan Bapak Miftahul Fahmi,

A. Ptnh. selaku KASI Survei Pengukuran dan Pemetaan.

4. Bapak Abdul Wachid, SH atas bimbingan dan arahannya

selama magang di BPN Lumajang dan Bapak I Gede Astawa,

A. Ptnh. atas bimbingan dan arahannya selama magang di BPN

Lumajang.

5. Seluruh pegawai dan staf di Kantor Pertanahan Kabupaten

Lumajang atas semua bantuan selama magang.

6. Sahabat-sahabat Teknik Geomatika – ITS Angkatan 2012 atas

dukungan dan semangat yang telah diberikan.

Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penulisan

laporan magang ini. oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami

harapkan untuk perbaikan laporan ini.

Lumajang, Agustus 2015

Penulis

Page 5: STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)

iv

STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN

KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN

2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR

PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)

Nama Mahasiswa :Muhammad Irsyadi Firdaus

NRP :3512 100 015

Jurusan :Teknik Geomatika FTSP – ITS

Pembimbing :I Gede Astawan, A. Ptnh.

Abstrak

Kebijakan pemerintah mengenai pengadaan sertifikat tanah

secara kolektif bagi masyarakat adalah program PRONA (Proyek

Operasi Nasional Agraria). Tujuan proyek ini adalah untuk

menumbuhkan kesadaran hukum masyarakat dalam bidang

Pertanahan sebagai usaha untuk berpartisipasi dalam

menciptakan stabilitas sosial politik serta pembangunan di

bidang Ekonomi.

Metode yang digunakan dalam studi ini adalah

mengidentifikasi dan mengetahui mekanisme pengukuran dan

pemetaan pada kegiatan PRONA di kabupaten lumajang, yang

dilaksanakan Kantor Pertanahan Lumajang. Kemudian

membuat peta bidang digital serta melakukan transformasi

koordinat UTM ke TM 3 menggunakan Software Global Mapper

versi 14.

Hasil studi ini berupa penjelasan pelaksanaan teknis dalam

program PRONA serta membuat informasi sederhana peta dasar

pendaftaran tanah mengenai pemilik tanah, luas dan nomer

identifikasi bangunan ( NIB )

Kesimpulan studi magang ini, dari program PRONA yang

dibagikan Kantor Pertanahan Lumajang kepada masyarakat

peserta PRONA di kabupaten lumajang dengan total peserta

3.950 objek bidang tanah. Pengukuran bidang tanah

menggunakan metode terrestrial secara polar dengan unsur

Page 6: STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)

v

sudut dan jarak. Serta peta pendaftaran tanah yang dijadikan

sebagai keperluan pembukuan tanah.

Kata Kunci: PRONA, Pengukuran, Pemetaan, Kadastral.

Page 7: STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)

vi

DAFTAR ISI

Halaman Judul ....................................................................... i

Halaman Pengesahan ............................................................ ii

Kata Pengantar ....................................................................iii

Abstrak ................................................................................ iv

Daftar Isi .............................................................................. vi

Daftar Gambar ...................................................................viii

Daftar Tabel ......................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN .................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................... 1

1.2 Tujuan ........................................................................ 2

1.3 Manfaat ...................................................................... 2

BAB II MANEJEMEN PEKERJAAN .................................. 3

2.1 Waktu Pelaksanaan dan Volume Pekerjaan ............... 3

2.2 Lingkup Pekerjaan ...................................................... 5

2.3 Pelaksana Pekerjaan .................................................... 5

2.4 Tahapan Pengolahan Data ........................................... 5

2.4.1 Pengumpulan Data ................................................ 5

2.4.2 Pengolahan Data ................................................... 6

2.4.3 Penyajian Data ...................................................... 6

2.5 Struktur Organisasi .................................................... 7

BAB III TINJAUAN PUSTAKA ......................................... 9

3.1 PRONA (Proyek Operasi Nasional Agraria) ............. 9

3.2 Pengukuran Bidang Tanah ......................................... 11

3.3 Penggambaran Bidang Tanah .................................... 12

3.4 Pemetaan Hasil Ukuran .............................................. 13

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ............................. 16

4.1 Alat dan Bahan ........................................................... 16

4.2 Spesifikasi Alat .......................................................... 16

4.2.1 Perangkat Keras (Hardware) ................................ 16

4.2.2 Perangkat Lunak (Software) ................................. 17

4.3 Metodologi Penelitian ................................................ 21

4.4 Jadwal Pekerjaan ........................................................ 23

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN ........................... 24

Page 8: STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)

vii

5.1 Tahap Pengolahan Data ........................................... 24

5.2 Analisa Hasil ........................................................... 34

BAB VI PENUTUP ............................................................. 38

6.1 Kesimpulan.............................................................. 38

6.2 Saran ........................................................................ 38

DAFTAR PUSTAKA........................................................... 39

LAMPIRAN ......................................................................... 41

Page 9: STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Bidang Survei Pengukuran dan

Pemetaan ........................................................... 7

Gambar 4.1 Software Universal Maps Downloader (UMD)17

Gambar 4.2 Software AutoCAD Land Desktop 2009 ......... 19

Gambar 4.3 Software Global Mapper v. 14.0 ..................... 20

Gambar 4.4 Diagram Alir Pelaksanaan Pekerjaan .............. 21

Gambar 5.1 Universal Maps Downloader 7.327 ................. 24

Gambar 5.2 Bagian-bagian Universal Maps Downloader .. 25

Gambar 5.3 Status Log Windows UMD 7.327 ................... 26

Gambar 5.4 Status selesai pada log windows UMD ........... 27

Gambar 5.5 Langkah-langkah Map Combiner .................... 27

Gambar 5.6 File output pada UMD 7.327 ........................... 28

Gambar 5.7 Software Global Mapper v. 14 ........................ 28

Gambar 5.8 Langkah-langkah membuka file ...................... 29

Gambar 5.9 Langkah-langkah menyeleksi area yang

akan di Crop .................................................... 29

Gambar 5.10 Langkah-langkah mengeksport format file .... 30

Gambar 5.11 Kotak dialog Select Export Format ............... 30

Gambar 5.12 Kotak dialog ECW Export Options ............... 31

Gambar 5.13 Proses Eksport File ........................................ 31

Gambar 5.14 File Output ..................................................... 32

Gambar 5.15 Tampilan area yang di cropping .................... 32

Gambar 5.16 Sketsa peta bidang ......................................... 33

Gambar 5.17 Pemberian Nomor Identifikasi Bidang (NIB) 34

Page 10: STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Volume Pekerjaan Magang Kantor Pertanahan

Kabupaten Lumajang ............................................. 3

Tabel 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras ................................ 16

Tabel 4.2 Jadwal Pekerjaan Kerja Praktik di Kantor Pertanahan

Kabupaten Lumajang ........................................... 23

Tabel 5.1 Perbandingan Teknis dengan SOP (Standard

Operasional Prosedur) .......................................... 36

Page 11: STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris, dimana sebagian

besar masyarakatnya memiliki mata pencaharian sebagai petani.

Hal yang tidak dapat dipisahkan dari petani adalah tanah yang

digunakan sebagai lahan persawahan. Jadi pada dasarnya,

manusia dan tanah mempunyai hubungan yang sangat erat,

sangat alami dan tidak terpisahkan. Hal ini dapat dimengerti dan

dipahami, karena tanah merupakan tempat tinggal, tempat

pemberi makan, tempat mereka dilahirkan, tempat ia

dimakamkan bahkan tempat leluhurnya.

Pemanfaatan tanah dan penggunaan lahan merupakan suatu

rangkaian aktifitas manusia atas daratan misalnya permukiman,

perdagangan, pertanian. Penguasaan dan kepemilikan tanah yang

resmi merupakan hal yang terpenting, supaya tidak terjadi berbagai

macam masalah mengenai sengketa agrarian dengan pelanggaran

hak – hak asasi manusia.

Kebijakan pemerintah mengenai pengadaan sertifikat tanah

secara kolektif bagi masyarakat adalah program PRONA (Proyek

Operasi Nasional Agraria). Tujuan proyek ini adalah untuk

menumbuhkan kesadaran hukum masyarakat dalam bidang

Pertanahan sebagai usaha untuk berpartisipasi dalam

menciptakan stabilitas sosial politik serta pembangunan di

bidang Ekonomi.

PRONA (Proyek Operasi Nasional Agraria) dengan aspek

teknis pengukuran dan pemetaan mempunyai hubungan yang

saling memenuhi. Oleh karena itu, studi dalam laporan magang ini

tujuannya adalah untuk mengetahui mekanisme secara teknis

mengenai pengukuran dan pemetaan serta mengevaluasinya.

Pekerjaan Magang di BPN Lumajang ini yaitu Studi Tentang

Pengukuran Dan Pemetaan Pada Pelaksanaan PRONA Tahun 2015

Di Indonesia (Studi Kasus: Kantor Pertanahan Kabupaten

Lumajang).

Page 12: STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)

2

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari Studi Tentang Pengukuran Dan

Pemetaan Pada Pelaksanaan PRONA adalah sebagai berikut:

1 Mengetahui bagaimana pelaksanaan PRONA di Indonesia

khususnya di Kantor Pertanahan Kabupaten Lumajang.

2 Mengetahui bagaimana aspek teknis pengukuran dan

pemetaan dari pelaksanaan PRONA sudah sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

3 Memberikan sistem informasi sederhana pada hasil

penggambaran peta pendaftaran tanah.

1.3 Manfaat

Manfaat dari Studi Tentang Pengukuran Dan Pemetaan Pada

Pelaksanaan PRONA adalah sebagai berikut :

1 Mengetahui pelaksanaan PRONA di Indonesia khususnya

di Kantor Pertanahan Kabupaten Lumajang.

2 Mengetahui aspek teknis pengukuran dan pemetaan dari

pelaksanaan PRONA sudah sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

3 Mampu memberikan sistem informasi sederhana pada

hasil penggambaran peta pendaftaran tanah.

Page 13: STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)

3

BAB II

MANAJEMEN PEKERJAAN

2.1 Waktu Pelaksanaan dan Volume Pekerjaan Magang ini dilaksanakan di Kantor Pertanahan Kabupaten

Lumajang, yang berlokasi di Jalan Jendral Panjaitan No. 108,

Lumajang, mulai tanggal 27 Juli 2015 sampai 21 Agustus 2015.

Dengan volume pekerjaan Magang ini dapat dilihat dalam tabel

berikut :

Tabel 2.1 Volume Pekerjaan Magang Kantor Pertanahan

Kabupaten Lumajang

No. Waktu Pelaksana Pekerjaan

1 27 Juli 2015 Pertemuan awal sekaligus

penerimaan kerja praktik

dengan Instansi BPN

Lumajang oleh KASI Survei

Pengukuran dan Pemetaan

yaitu Pak Miftahul Fahmi,

A.Ptnh. dan penugasan awal

yaitu review tentang

keinginan yang ingin

didapatkan ketika kerja

praktik di Kantor Petanahan

Nasional Kab. Lumajang.

2 28 Juli 2015 Pengarahan kerja praktik di

KanTah Lumajang dan

pengenalan Instansi.

3 29 Juli 2015 Studi literatur tentang

pengambilan citra satelit dan

pengolahan citra satelit

4 30 Juli 2015 Studi literatur dan Install

Software Universal Maps

Downloader

Page 14: STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)

4

5 31 Juli 2015 Pengukuran bidang tanah di

Lapangan.

6 3 Agustus 2015 Studi literatur dan

pengambilan citra satelit.

7 4 Agustus 2015 Pemilihan citra satelit Karena

ada citra yang tidak

ditemukan

8 5 Agustus 2015 Pengukuran bidang tanah di

Lapangan.

9 6 Agustus 2015 Mengcropping Citra Satelit

menggunakan Global Mapper

V.14

10 7 Agustus 2015 Merektifikasi Citra Satelit

dengan menggunakan

software AutoCAD 2009

11 10 Agustus 2015 Pengolahan data pengukuran

12 11 Agustus 2015 Penggambaran bidang tanah

13 12 Agustus 2015 Studi literatur mengenai peta

dasar pendaftaran, peta

pendaftaran dan peta bidang

tanah serta pemberian NIB

(Nomor Induk Bidang)

14 13 Agustus 2015 Mengikuti penyerahan

sertifikat PRONA di desa

selok awar-awar kepada

masyarakat.

15 14 Agustus 2015 Pengambilan sample

pengukuran PRONA,

Blangko pengukuran PRONA

serta pengambilan

dokumentasi.

16 18 Agustus 2015 Pembuatan laporan magang

17 19 Agustus 2015 Pembuatan laporan magang

18 20 Agustus 2015 Presentasi laporan magang

19 21 Agustus 2015 Revisi laporan magang

Page 15: STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)

5

2.2 Lingkup Pekerjaan

Adapun lingkup pekerjaan selama Kerja Praktik di Kantor

Pertanahan Nasional Kabupaten Lumajang meliputi:

1 Melakukan proses pengambilan citra satelit melalui UMD

(Universal Maps Downloader) dengan zoom 19 daerah

kabupaten lumajang.

2 Melakukan pengolahan citra satelit dengan menggunakan

global mapper v.14 dan AutoCAD Land Desktop 2009.

3 Melakukan pengukuran dan pemetaan bidang tanah di

lapangan dengan menggunakan alat roll meter atau Total

Station.

4 Melakukan pengolahan dan penggambaran hasil

pengukuran di lapangan.

5 Menganalisa aspek pengukuran dan pemetaan dari

pelaksanaan PRONA tersebut.

2.3 Pelaksana Pekerjaan

Pelaksana dalam kerja praktik ini adalah mahasiswa

Jurusan Teknik Geomatika FTSP-ITS yang berjumlah satu

orang, yaitu:

1 Nama : Muhammad Irsyadi Firdaus

NRP : 3512 100 015

No. HP : 081237276230

2.4 Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan

2.4.1 Pengumpulan Data

Adapun data yang digunakan dalam pelaksanaan magang

adalah

1. Data teknis pengukuran pada kegiatan PRONA tahun

2015 berasal dari Kantor Pertanahan Lumajang.

2. Peta Bidang hasil kegiatan pengukuran PRONA

3. Data mengenai penerima ( Subjek ) tanah atau bidang

tanah objek PRONA berasal dari Kantor Pertanahan

Lumajang.

Page 16: STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)

6

4. Peta google satelit yang digunakan untuk overlay

dengan peta bidang.

2.4.2 Pengolahan Data

Dalam tahap ini, pengolahan data yang dilakukan adalah

sebagai berikut:

1. Mengambil citra satelit untuk area kabupaten

lumajang dengan menggunakan software Universal

Maps Downloader (UMD) dengan zoom 19 dan

mengkombined potongan citra tersebut sehingga

membentuk peta citra satelit kabupaten lumajang.

2. Mentransformasikan peta citra satellite dari proyeksi

UTM ke proyeksi TM 30 dengan menggunakan global

mapper versi 14 sehingga didapatkan peta citra satelit

dengan proyeksi TM 30.

3. Data hasil pengukuran diolah dengan menggunakan

software AutoCAD Land Desktop 2009 sehingga

didapatkan sketsa bidang tanah.

4. Hasil sketsa Bidang tersebut harus ditampalkan

dengan peta citra untuk mengetahui apakah bidang

tersebut sudah sesuai dengan peta citra yang

selanjutnya diberikan legenda sehingga berupa peta

bidang tanah dengan pemberian NIB (Nomor

Identifikasi Bidang).

5. Pembuatan peta pendaftaran tanah, dimana peta

bidang tanah tersebut akan dipindahkan ke peta

pendaftaran tanah.

2.4.3 Penyajian Data

Dalam tahap penyajian data pada Kerja Praktik ini sebagai

berikut :

1. Pembuatan laporan kerja praktik mengenai studi

pengukuran dan pemetaan kegiatan PRONA di Kantor

Pertanahan kabupaten lumajang.

Page 17: STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)

7

2. Pembuatan power point dari studi pengukuran dan

pemetaan kegiatan PRONA di Kantor Pertanahan

kabupaten lumajang.

3. Pembuatan peta pendaftaran tanah dan peta bidang

tanah dari hasil studi pengukuran dan pemetaan

kegiatan PRONA di Kantor Pertanahan kabupaten

lumajang.

2.5 Struktur Organisasi Instansi

Struktur Organisasi Bidang Survei Pengukuran dan

Pemetaan

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Bidang Survei Pengukuran

dan Pemetaan

1. KASI Survei Pengukuran dan Pemetaan

TUGAS : Melakukan survei, pengukuran dan pemetaan

bidang tanah, ruang dan perairan; perapatan kerangka dasar,

pengukuran batas kawasan/ wilayah, pemetaan tematik dan

survei potensi tanah, penyiapanpembinaan surveyor

berlisensi dan pejabat penilai tanah.

Kepala Kantor

Pertanahan Kabupaten Lumajang

KASI Survei Pengukuran dan Pemetaan

KASUBSI PENGUKURAN

DAN PEMETAAN

KASUBSI TEMATIK

DAN POTENSI TANAH

Page 18: STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)

8

FUNGSI :

a. Pelaksanaan survei, pengukuran dan pemetaan bidang

tanah, ruang dan perairan;

b. Perapatan kerangka dasar, pengukuran batas kawasan/

wilayah, pemetaan tematik dan survei potensi tanah,

pembinaan surveyor berlisensi;

c. Perapatan kerangka dasar orde 4 dan pengukuran batas

kawasan/ wilayah;

d. Pengukuran, perpetaan, pembukuan bidang tanah, ruang

dan perairan;

e. Survei, pemetaan, pemeliharaan dan pengembangan

pemetaan tematik dan potensi tanah;

f. Pelaksanaan kerjasama teknis surveyor berlisensi dan

pejabat penilai tanah;

g. Pemeliharaan peralatan teknis.

2 TUGAS KASUBSI

a. KASUBSI Pengukuran dan Pemetaan: Menyiapkan

perapatan kerangka dasar orde 4, penetapan batas bidang

tanah dan pengukuran bidang tanah, batas kawasan/

wilayah, kerjasama teknis surveyor berlisensi, pembinaan

surveyor berlisensi dan memelihara peta pendaftaran,

daftar tanah,peta bidang tanah, surat ukur, gambar ukur

dan daftar-daftar lainnya di bidang pengukuran.

b. KASUBSI Tematik dan Potensi Tanah: Menyiapkan

survei, pemetaan, pemeliharaan dan pengembangan

pemetaan tematik, survei potensi tanah, pemeliharaan

peralatan teknis komputerisasi dan pembinaan pejabat

penilai tanah.

Page 19: STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)

9

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 PRONA (Proyek Operasi Nasional Agraria)

Proyek Operasi Nasional Agraria, salah satu bentuk

kegiatan legalisasi aset dan pada hakekatnya merupakan

proses administrasi pertanahan yang meliputi: adjudikasi,

pendaftaran tanah sampai dengan penerbitan sertipikat/

tanda bukti hak atas tanah dan diselenggarakan secara

massal. Kegiatan ini pada prinsipnya merupakan kegiatan

pendaftaran tanah pertama kali yang dilaksanakan secara

terpadu dan ditujukan bagi segenap lapisan masyarakat

terutama bagi golongan ekonomi lemah dan menyelesaikan

secara tuntas terhadap sengketa-sengketa tanah yang bersifat

strategis.

Di dalam penetapan lokasi PRONA perlu memperhatikan

kondisi wilayah dan infrastruktur pertanahanan yang tersedia.

1. Kondisi Wilayah.

Lokasi Kegiatan PRONA diarahkan pada wilayah-wilayah

sebagai berikut:

Desa miskin/tertinggal;

Daerah pertanian subur atau berkembang;

Daerah penyangga kota, pinggiran kota atau daerah

miskin kota;

Daerah pengembangan ekonomi rakyat;

Daerah lokasi bencana alam;

Daerah permukiman padat penduduk serta mempunyai

potensi cukup besar untuk dikembangkan;

Daerah diluar sekeliling transmigrasi;

Daerah penyangga daerah Taman Nasional;

Daerah permukiman baru yang terkena pengembangan

prasarana umum atau relokasi akibat bencana alam.

Page 20: STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)

10

2. Infrastruktur Pertanahan.

Penetapan lokasi wilayah desa/ kelurahan PRONA,

hendaknya memperhatikan ketersediaan infrastruktur

pertanahan, antara lain:

Rencana umum tata ruang wilayah;

Inventarisasi pengaturan, pemilikan, penggunaan dan

pemanfaatan tanah (IP4T);

Peta penatagunaan tanah;

Peta pengukuran dan pendaftaran tanah

(fotogrametis);

Infrastruktur titik dasar teknik dan peta dasar

pendaftaran;

Teknologi informasi dan komunikasi;

Mobil dan peralatan larasita; dan

Infrastruktur lainnya.

Adapun luas dan jumlah tanah obyek pronah adalah sebagai

berikut:

1. Tanah Negara.

Tanah non pertanian dengan luas sampai dengan 2.000

m2 (dua ribu meter persegi), kecuali obyek PRONA

yang berlokasi wilayah Kab/ Kota Kantor Pertanahan

tipe A sampai dengan luas 500 m2 (lima ratus meter

persegi); dan

Tanah pertanian dengan luas sampai 2 ha (dua hektar).

2. Penegasan konversi/pengakuan hak.

Tanah non pertanian dengan luas sampai dengan 5.000

m2 (lima ribu meter persegi), kecuali obyek PRONA

yang berlokasi wilayah Kab/ Kota Kantor Pertanahan

tipe A sampai dengan luas 1.000 m2 (seribu meter

persegi); dan

Tanah pertanian dengan luas sampai 5 Ha (lima hektar).

Page 21: STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)

11

3. Jumlah bidang tanah.

Bidang tanah yang dapat didaftarkan atas nama seseorang

atau 1 (satu) peserta dalam kegiatan PRONA paling

banyak 2 (dua) bidang tanah

3.2 Pengukuran Bidang Tanah

Untuk keperluan pendaftaran hak, Pengukuran bidang

tanah dilaksanakan setelah selesai melakukan penetapan batas

dan pemasangan tanda-tanda batas pada bidang yang

dimohon.

Pengukuran bidang tanah dilaksanakan untuk menentukan

posisi / letak geografis, batas, luas, dan bentuk geometris

bidang tanah untuk keperluan pendaftaran hak atas tanah atau

untuk pelayanan DIK PPL bidang pengukuran. Pengukuran

untuk keperluan pendaftaran hak atas tanah dilaksanakan

untuk pembuatan peta pendaftaran, peta bidang tanah,

lampiran sertipikat (berupa surat ukur), dan terutama untuk

mendapatkan data ukuran bidang tanah sebagai unsur

pengembalian batas apabila karena sesuatu hal batas-batas

bidang tanah tersebut hilang.

Pengukuran bidang tanah dapat dilaksanakan dengan

metode :

1. Metode Terrestris

Pengukuran bidang tanah dengan cara terestris untuk

pendaftaran tanah sistematik maupun sporadik, adalah

pengukuran secara langsung di lapangan dengan cara

mengambil data berupa ukuran sudut dan/atau jarak, yang

dikerjakan dengan teknik-teknik pengambilan data trilaterasi

(jarak), triangulasi (sudut) atau triangulaterasi (sudut dan

jarak).

Page 22: STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)

12

2. Metode Fotogrametris (menggunakan peta foto/ blow up

foto)

Pengukuran bidang tanah dengan cara fotogrametris

adalah pengukuran dengan menggunakan sarana foto udara.

3. Metode lainnya (metode pengamatan GPS).

Pengukuran bidang tanah dengan metode pengamatan

GPS adalah pengukuran dengan menggunakan sinyal-sinyal

gelombang elektromagnetik yang dipancarkan dari minimal 4

satelit GPS.

3.3 Penggambaran Bidang Tanah

Hasil pengukuran bidang tanah untuk keperluan

pendaftaran hak atas tanah digambarkan atau dipetakan pada

gambar ukur dan peta pendaftaran. Penulisan dan

penggambaran hasil ukur dibedakan menurut metode

pengukuran dan penggunaan alat ukurnya.

1. Jika data ukuran bidang tanah dihasilkan dengan metode

terestris (metode offset secara trilaterasi) dengan

menggunakan alat meetband atau EDM, maka data ukuran

dituliskan langsung di gambar ukur (DI 107) beserta sket

bidang tanah tersebut dengan dilengkapi deskripsi lokasi

dan titik ikat yang digunakan.

2. Jika data ukuran bidang tanah dihasilkan dengan metode

terestris (metode polar) dengan menggunakan alat ukur

theodolite dan meetband atau EDM, maka data ukuran

dituliskan pada DI 103 dan gambar ukur (DI 107) beserta

sket bidang tanah tersebut dengan dilengkapi deskripsi

lokasi dan titik ikat yang digunakan.

3. Jika data ukuran bidang tanah dihasilkan dengan metode

terestris (metode polar) dengan menggunakan alat ukur

total station, maka data ukuran disajikan dalam bentuk

print out & file data, kemudian dijadikan satu dengan

Page 23: STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)

13

gambar ukurnya. Sket bidang tanah dan deskripsi lokasi

digambarkan pada gambar ukur tersebut, termasuk titik

ikat yang digunakan.

4. Jika data ukuran bidang tanah dihasilkan dari penggunaan

peta foto/ blow up foto (hasil fotogrametris), maka data

ukuran berupa hasil kartiran bidang tanah di peta foto/blow

up foto udara tersebut, yang kemudian dilampirkan pada

gambar ukur dengan cara overlay atau copy.

5. Jika data ukuran bidang tanah dihasilkan dari pengamatan

GPS, maka data ukuran disajikan dalam bentuk print out

baseline & file data, kemudian dijadikan satu dengan

gambar ukurnya (DI 107).

6. Keseluruhan hasil ukur tersebut kemudian harus dipetakan

ke dalam peta pendaftaran.

7. Pemetaan bidang tanah untuk hasil kartiran peta foto

dilaksanakan dengan mengutip batas-batas bidang tanah

yang telah ditetapkan dan memetakannya pada lembaran

peta pendaftaran.

3.4 Pemetaan Hasil Ukuran

Peta pendaftaran adalah peta yang menggambarkan bidang

atau bidang-bidang tanah yang batas-batasnya telah

ditetapkan oleh pejabat yang berwenang untuk keperluan

pendaftaran tanah. Peta pendaftaran ini menginformasikan

mengenai letak, bentuk, batas, dan luas serta nomor

identifikasi bidang dari setiap bidang tanah.

Peta pendaftaran yang digunakan untuk kegiatan sehari-

hari di Kantor Pertanahan haruslah peta dalam sistem

koordinat tertentu dan format peta tertentu. Sistem koordinat

tertentu artinya untuk suatu peta pendaftaran hanya

menggunakan sistem koordinat nasional (TM-30). Sedangkan

Page 24: STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)

14

format peta tertentu artinya peta pendaftaran menggunakan

format nasional sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Proses pemetaan hasil ukuran memenuhi ketentuan-

ketentuan berikut ini :

1. Jika peta pendaftaran yang berasal dari peta foto/ blow up

foto, maka pemetaannya dilaksanakan dengan

memplotkan batas bidang tanah hasil kartiran yang telah

diidentifikasi serta telah diukur di lapangan. Pemetaan

bidang tanah yang dimaksud harus telah mendapat koreksi

dan adjustment posisi relatif antar bidang.

2. Jika peta pendaftaran yang berasal dari peta garis dimana

hasil ukuran lapangannya telah dikartir pada peta dasar

pendaftaran tersebut, maka pemetaannya dilaksanakan

dengan memplotkan batas-batas bidang tanah dengan

terlebih dahulu mengidentifikasi minimal 2 (dua) titik

sekutu yang digunakan. Garis basis dari 2 titik sekutu

digunakan sebagai dasar untuk mentransformasi/ menyalin

bidang tanah dari peta dasar pendaftaran ke peta

pendaftaran. Titik sekutu yang dimaksud adalah titik yang

sama yang diidentifikasi dan diukur baik di peta maupun

di lapangan dalam sistem koordinat TM-30.

3. Jika tidak tersedia peta dasar pendaftaran yang memuat

kartiran hasil ukuran dari gambar ukur, maka pembuatan

peta pendaftarannya dapat dilakukan bersamaan dengan

pengukuran bidang. Peta pendaftaran yang dimaksud

berasal dari kartiran hasil ukuran yang tertuang pada

gambar ukurnya.

4. Untuk memastikan seluruh hasil ukuran telah terpetakan

pada peta pendaftaran, maka Petugas Ukur menyerahkan

seluruh berkas pemetaan kepada Kepala Sub Seksi

Pengukuran atau koordinator pemetaan. Kasubsi

Page 25: STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)

15

Pengukuran/ Koordinator Pemetaan berkewajiban untuk

memeriksanya dan membubuhi paraf serta keterangan

pada Gambar Ukur dengan bunyi “telah terpetakan”.

5. Petakan seluruh bidang-bidang tanah terdaftar pada peta

pendaftaran.

6. Setiap bidang tanah yang dipetakan pada peta pendaftaran

telah memiliki Nomor Identifikasi Bidang (NIB) tanah

yang unik/ khusus untuk satu desa/kelurahan.

7. Jika sebagian/ sekelompok bidang tanah tidak dapat

dipetakan dalam skala yang sedang dikerjakan atau tidak

dapat diplotkan pada peta pendaftaran yang ada karena

alasan kartografi, maka kelompok bidang tersebut

dipetakan pada skala kecil dari 1 : 1.000.

8. Pilihlah metode penyalinan/ pengutipan bidang-bidang

tanah dari peta dasar pendaftaran untuk pembuatan peta

pendaftaran.

9. Pembuatan peta pendaftaran harus sama dan berimpit

dengan salib sumbu (grid) sistem koordinat nasional TM-

30.

Page 26: STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)

16

BAB IV

METODOLOGI PEKERJAAN

4.1 Alat dan Bahan

Dalam pekerjaan ini alat yang digunakan adalah

sebagai berikut.

1 Perangkat keras (hardware)

- 1 unit Laptop merk ASUS X200MA

2 Perangkat lunak (software)

- Sistem operasi berbasiskan Windows 8.1.

- Sistem aplikasi berupa Microsoft tools 2013

(Microsoft Word, Microsoft Excel dan Microsoft

Power Point)

- Sistem aplikasi berupa software AutoCAD 2009

- Sistem aplikasi berupa software UMD (Universal

Maps Downloader) v. 7.327

- Sistem aplikasi berupa software Global Mapper 14

3 Bahan yang digunakan adalah

- Data teknis pengukuran pada kegiatan PRONA tahun

2015 yang berasal dari Kantor Pertanahan Lumajang.

- Peta Bidang hasil kegiatan pengukuran PRONA

- Data mengenai penerima ( Subjek ) tanah atau bidang

tanah objek PRONA yang berasal dari Kantor

Pertanahan Lumajang.

4.2 Spesifikasi Alat

4.2.1 Perangkat Keras (Hardware)

Spesifikasi Laptop ASUS X200MA adalah

sebagai berikut.

Tabel 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras

Operating system Windows 8.1 64-bit

System Manufacturer ASUSTek Computer

Inc.

System Model X200MA

Page 27: STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)

17

Processor Intel® Celeron®

CPU N2920

@1.86GHz

Memory 4.00 GB (3.87 GB

usable)

4.2.2 Perangkat Lunak (Software)

a. Software Universal Maps Downloader (UMD)

Gambar 4.1 Software Universal Maps

Downloader (UMD)

Perangkat lunak yang dikembangkan oleh

allmapsoft,merupakan suatu progam perangkat

lunak yang digunakan dalam pengambilan citra

satelit. Perangkat ini memiliki 17 jenis citra setelit

diantaranya Google Street Maps, Google Satelite

Maps, Google Terrain Maps, Google Hybrid

Maps, Bing Street Maps, Bing Satelite Maps, Bing

Hybrid Maps, OpenStreetMap Map,

OpenStreetMap Transport, , OpenStreetMap

Cycle Map, OpenStreetMap Mapguest Open,

OpenStreetMap Humanitarian, Yandex Map dan

Yandex Satelite. Namun UMD memiliki

kemampuan lainnya seperti dapat melakukan

Page 28: STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)

18

Combined potongan citra sehingga citra tersebut

utuh sesuai dengan kehendak kita.

Software Universal Maps Downloader

(UMD) adalah desktop perangkat lunak untuk

mengambil citra satelit dengan tingkat pembesaran

yang tinggi.

b. Software Microsoft Office (MS Word, MS Excel,

dan MS Power Point)

Microsoft Office Word adalah perangkat

lunak pengolah kata (word processor) andalan

Microsoft. Pertama kali diterbitkan pada 1983

dengan nama Multi-Tool Word untuk Xenix,

versi-versi lain kemudian dikembangkan untuk

berbagai sistem operasi, misalnya DOS (1983),

Apple Macintosh (1984), SCO UNIX, OS/2, dan

Microsoft Windows (1989).

Microsoft Office Excel adalah sebuah

program aplikasi lembar kerja spreadsheet yang

dibuat dan didistribusikan oleh Microsoft

Corporation untuk sistem operasi Microsoft

Windows dan Mac OS. Aplikasi ini memiliki

fitur kalkulasi.

Page 29: STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)

19

c. Software AutoCAD Land Desktop 2009

Gambar 4.2 Software AutoCAD Land Desktop

2009

CAD adalah singkatan dari Computer

Aided Design, yang diterjemahan ke dalam

Bahasa Indonesia sebagai : merancang dengan

bantuan computer. AutoCAD adalah salah satu

software menggambar teknik (drafting) yang

sangat dikenal di dunia teknik. Tingkat

keakuratannya yang sangat tinggi menjadikan

AutoCAD sebagai salah satu alat bantu (tools)

untuk menggambar di kalangan teknik. Tidak

mengherankan apabila beberapa bidang teknik

sangat intensif menggunakan AutoCAD sebagai

alat bantu gambar, di antaranya adalah Teknik

Arsitektur, Teknik Sipil, Teknik Mesin, dan lain-

lain yang sangat erat dengan pembuatan dan

penggunaan gambar teknik.

Page 30: STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)

20

d. Software Global Mapper 14.0

Gambar 4.3 Software Global Mapper v. 14.0

Global Mapper adalah salah satu perangkat lunak

yang cukup populer sering digunakan oleh kalangan

praktisi GIS (geographics information system) atau

orang-orang yang berkecimpung di bidang pemetaan.

Salah satu keistimewaan program ini adalah

kompatibilitasnya dengan banyak sekali format file.

Sehingga dapat digunakan oleh banyak orang dari

latar belakang pengetahuan perangkat lunak lain yang

berbeda-beda..

File data Anda dapat di-upload sebagai lapisan.

Misalnya, Model Elevasi Digital (DEM), dapat di-

upload dengan peta topografis yang dipindai, untuk

menciptakan tampilan 3D pada peta. Citra udara

digital dapat diletakkan di atas permukaan bersama

dengan vektor kontur untuk menciptakan gambar

yang menakjubkan dan informatif. Hasilnya dapat

dicetak, atau area kerja dapat diekspor ke citra arsiran

resolusi tinggi untuk digunakan dalam presentasi atau

laporan.

Global Mapper® bukan sekadar perangkat

serbaguna, namun memiliki fungsi built-in untuk

perhitungan jarak dan area, pembauran arsir dan

penyesuaian kontras, melihat elevasi, dan perhitungan

garis pandang, serta kemampuan tingkat lanjut seperti

Page 31: STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)

21

rektifikasi citra, pembuatan kontur dari data

permukaan, analisis tampilan arah aliran dari data

permukaan, serta triangulasi dan melakukan gridding

data titik 3D. Tugas berulang dapat diselesaikan

dengan menggunakan fungsi bahasa script yang built-

in atau konversi batch secara menyeluruh. 4.3 Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan

Alur metodologi pelaksanaan pada magang ini dapat

digambarkan dalam diagram alir sebagai berikut :

Gambar 4.4 Diagram Alir Pelaksanaan Pekerjaan

Persiapan

Identifikasi

Teknis Pengukuran

Penggambaran

Overlay

Proyeksi

TM 30

Analisa

Peta Pendaftaran Tanah

Informasi / data

mengenai penerimaam

untuk obyek PRONA

Identifikasi

Pemberian NIB

Peta Citra Satelit

Tidak

Ya

Page 32: STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)

22

Keterangan Diagram Alir:

1. Persiapan

Persiapan yang dilakukan dalam studi ini adalah

persiapan bahan-bahan penelitian antara lain: Data

teknis pengukuran, Peta Bidang hasil kegiatan

pengukuran, dan data mengenai penerima ( Subjek )

tanah atau bidang tanah objek .

2. Identifikasi

Data-data hasil pengukuran dan peta bidang tersebut

di identifikasi sesuai dengan aspek pengukuran dan

pemetaan kadastral.

3. Teknis Pengukuran

Teknis pengukuran meliputi: alat yang digunakan,

spesifikasi alat, metode pengukuran serta teknis

pemasangan patok.

4. Penggambaran

Pada proses penggambaran dilakukan secara

manuskrip dengan skala tertentu kemudian dibuat

secara digital untuk menghasilkan pengukuran peta

objek PRONA secara digital, dan pemberian NIB

(Nomor Identifikasi Bangunan) dilakukan pada

pembuatan manuskrip serta pada peta digital.

Memberi informasi nama penerima (subyek) pada

peta bidang tersebut untuk di umumkan pada

masyarakat yang memiliki tanah atau pihak lain

apabila adanya hak yang dilanggar baik mengenai

luas tanah, status kepemilikan dan bentuk bidang

tanah

5. Overlay

Proses overlay adalah proses penampalan bidang tanah

dengan citra satelit yang sudah di rektifikasi dengan

proyeksi TM 30. Jika belum terproyeksi di TM 30 atau

tidak sesuai dengan citra satelit maka proses

penggambaran harus diulang

Page 33: STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)

23

6. Analisa

Analisa hasil pelaksanaan pengukuran dan pemetaan

kegiatan PRONA sesuai dengan aspek pengukuran

dan pemetaan kadastral secara keseluruhan dari awal

sampai akhir.

7. Peta Pendaftaran Tanah

Hasil pengukuran dan pemetaan tersebut adalah peta

pendaftaran tanah. Dimana peta pendaftaran tanah

tersebut merupakan kutipan peta dasar pendaftaran.

4.4 Jadwal Pekerjaan

Magang yang dilaksanakan mulai tanggal 27 Juli

2015 sampai dengan 21 Agustus 2015, bertempat di

Kantor Pertanahan Nasional Kabupaten Lumajang Jalan

Jendral Panjaitan No. 108, Lumajang Jawa Timur 67312.

Dengan rincian jadwal pekerjaan sebagai berikut:

Tabel 4.2 Jadwal Pekerjaan Kerja Praktek di Kantor Pertanahan

Kabupaten Lumajang

No. Kegiatan Juli Agustus

1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengenalan Instansi

2 Pelaksanaan Kerja

Praktik

a. Studi Literatur

b. Pengumpulan Data

c. Pengolahan Data

3 Penyusunan Laporan

dan Bimbingan

Page 34: STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)

24

BAB V

PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1 Tahap Pengolahan Data

1. Download Citra Satelit dengan Menggunakan

software Universal Maps Download (UMD) versi

7.327

UMD (Universal Maps Downloader) adalah software

berbayar yang dikembangkan oleh allmapsoft.com digunakan

untuk mendownload citra satelit dengan resolusi tinggi yang

diambil dari berbagai satelit citra.

a. Download software UMD (Universal Maps Downloader)

di link berikut

http://rsload.net/soft/manager/10157-universal-maps-

downloader.html

b. Install software UMD tersebut setelah selesai maka akan

muncul tampilan sebagai berikut:

Gambar 5.1 Universal Maps Downloader 7.327

c. Tentukan Left Longitude, Right Longitude, Top Latitude,

dan Bottom Latitude sesuai area yang akan diambil.

Page 35: STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)

25

Gambar 5.2 Bagian-bagian Universal Maps Downloader

7.327

Keterangan Gambar:

1. Task Name: Nama folder dan file *umd dimana file

citra di simpan.

2. Maps Type: Jenis citra setelit, pada UMD terdapat 17

jenis citra setelit diantaranya Google Street Maps,

Google Satelite Maps, Google Terrain Maps, Google

Hybrid Maps, Bing Street Maps, Bing Satelite Maps,

Bing Hybrid Maps, OpenStreetMap Map,

OpenStreetMap Transport, , OpenStreetMap Cycle

Map, OpenStreetMap Mapguest Open,

OpenStreetMap Humanitarian, Yandex Map dan

Yandex Satelite. Pilihlah sesuai dengan yang kita

kehendaki.

3. Zoom Level: Digunakan untuk memperbesar resolusi

citra. Semakin besar zoom level maka semakin tinggi

resolusinya dan sebaliknya, semakin kecil zoom level

– nya maka semakin kecil resolusinya. Zoom level

maks sebesar 21 sedangkan Zoom level min sebesar

1.

4. Batas koordinat area yang akan kita ambil, kotak

dialog tersebut berisi 4 koordinat yaitu Left Longitude

1

2

3

4

5

6

Page 36: STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)

26

(Bujur Barat), Right Longitude (Bujur Timur), Top

Latitude (Lintang Utara/atas), dan Bottom Latitude

(Lintang Selatan/bawah). Koordinat tersebut

disesuaikan dengan letak area yang akan diambil.

Untuk Lintang selatan koordinatnya bernilai (-) dan

Lintang utara koordinatnya bernilai positif.

5. Path to Save: Letak direktori file yang akan disimpan

didalam memori computer.

6. Total Image: Semakin besar zoom level maka semakin

banyak total image yang di download dan sebaliknya

semakin kecil zoom level nya maka semakin sedikit

total image yang di download.

d. Setelah semua terisi maka klik Icon Start dan jendera log

windows akan berjalan yang menampilkan status citra

yang kita download. Tampilannya akan seperti dibawah

ini. Tunggu beberapa saat untuk mendownload.

Gambar 5.3 Status Log Windows UMD 7.327

e. Setelah citra satelit terdownload semua maka kotak dialog

pemberitahuan Stop akan ditampilkan dan klik Ok.

Otomatis semua file citra tersimpan di direktori komputer.

Status pada Log Windows adalah

Page 37: STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)

27

Gambar 5.4 Status selesai pada log windows UMD 7.327

f. Untuk menggabungkan citra, klik Tools > Map Combiner

Gambar 5.5 Langkah-langkah Map Combiner

g. Tunggu beberapa saat, setelah itu citra hasil combined

akan disimpan dalam satu direktori yang sama dengan

direktori file citra sebelumnya. Format citra yang sudah

tercombined adalah .*bmp dengan ukuran file yang saat

besar sesuai dengan resolusi citra yang dipilih sebelumnya.

Download citra sudah selesai.

h. Hasil dari download citra ada 8 file dengan berbagai

macam format file.

Page 38: STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)

28

Gambar 5.6 File output pada UMD 7.327

2. Croping Citra Satelit Menggunakan Global Mapper

Versi 14.0

a Pastikan anda memiliki software Global Mapper

Versi 14.0 atau versi yang lain. Buka Global Mapper

tersebut sehingga tampilannya adalah seperti gambar

dibawah ini.

Gambar 5.7 Software Global Mapper v. 14

b Untuk membuka file citra satelit yang akan di crop

atau dipotong, Pilih File > Open Data File (s) atau

bisa klik Open Your Own Data Files > klik file citra

yang akan ditampilkan.

Page 39: STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)

29

Gambar 5.8 Langkah-langkah membuka file

c Setelah peta citra sudah ditampilkan, selanjutnya

menentukan area yang akan dipotong dengan

mengulangi langkah 2 dengan format file *.dxf atau

*.dwg.

d Langkah selanjutnya setelah citra satelit dan data

vector sudah bertampalan maka blog area yang akan

dicrop dengan cara pilih Edit > Select All Features

With Digitazer Tool. Maka area bounder terasir.

Gambar 5.9 Langkah-langkah menyeleksi area yang

akan di Crop

e Selanjutnya pilih menu File > Export > Export

Raster/Image Format. Pilih sesuai dengan format

yang dikehendaki.

Page 40: STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)

30

Gambar 5.10 Langkah-langkah mengeksport format

file.

Gambar 5.11 Kotak dialog Select Export Format.

f Selanjutnya kotak dialog ECW Export Options akan

muncul pilih menu Export Bounds > Crop to Selected

Area Feature (s) > Ok.

Page 41: STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)

31

Gambar 5.12 Kotak dialog ECW Export Options

g Langkah selanjutnya, Tunggu beberapa saat, proses

cropping sedang berjalan. Setelah selesai cek file

cropping tersebut di direktori penyimpanan yang

dipilih sebelumnya.

Gambar 5.13 Proses Eksport File

Page 42: STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)

32

h Hasil akhirnya adalah sebagai berikut

Gambar 5.14 File ouput

Gambar 5.15 Tampilan area yang di cropping

3. Pengukuran Bidang tanah

Pengukuran bidang yang dilaksanakan oleh Kantor

Pertanahan Lumajang dilakukan secara terrestris dan

menggunakan metode yang sederhana. Tahapan –

tahapannya meliputi :

a. Metode Pengukuran Bidang Tanah

Ada beberapa macam metode pengukuran yang dapat

digunakan dalam pengukuran bidang tanah pada

kegiatan PRONA di Kabupaten Lumajang. Dalam

studi ini Badan Pertanahan Nasional Kabupaten

Lumajang pada saat melakukan pengukuran secara

terrestrial dengan metode polar menggunakan unsur

sudut dan jarak karena metode ini sering dan paling

banyak digunakan dalam pengukuran di lapangan.

Page 43: STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)

33

Pengukuran bidang tanah diikatkan pada poligon

utama atau poligon cabang

b. Alat Untuk Pengukuran bidang Tanah

Alat ukur yang digunakan kantor pertanahan

Lumajang untuk pengukuran bidang tanah tersebut

adalah sebagai berikut :

- Total Station dengan bacaan terkecil sudutnya 1”

- Prisma Sudut dan cermin sudut, alat ini hanya

sebagai alat bantu. Alat ini digunakan untuk

membentuk sudut 900

- Yalon, alat ini dapat dilakukan sebagai alat

bantu untuk menandai batas.

4. Penggambaran Peta Bidang

Peta bidang yang dihasilkan sudah memiliki proyeksi TM

3 jadi sudah memenuhi ketentuan penggambaran sesuai

standard kantor pertanahan Lumajang.

Gambar 5.16 Sketsa peta bidang

5. Pemberian NIB

Pemberian NIB dilakukan setelah peta bidang tersebut

dilakukan digitasi pada software AutoCad Land Desktop

2009 untuk mendapatkan penomeran NIB secara digital.

Selain memberikan NIB pada bidang tanah tersebut

diberikan data penunjang yaitu berupa nama pemilik

bidang tanah yang telah diukur. NIB merupakan

Page 44: STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)

34

penghubung antara Peta pendaftaran dan daftar lainnya

yang ada dalam proses pendaftaran tanah. Dalam

sistem komputerisasi pendaftaran tanah NIB yang unik

diperlukan sebagai penghubung yang efisien antara

data yang diperlukan dan sebagai akses informasi atas

suatu bidang tanah.

Gambar 5.17 Pemberian nomor identifikasi bidang (NIB)

5.2 Analisa Hasil

1. Analisa Pelaksanaan PRONA

Pada wilayah kabupaten lumajang, tanah yang dijadikan

sebagai peserta PRONA adalah sebagian besar tanah

pertanian dan pemukiman. Dan tanah tersebut ditegaskan

oleh kantor pertanahan Lumajang menjadi tanah obyek

PRONA yang telah diukur menjadi peta bidang dan

diberikan kepada yang berhak yaitu pemohon atau

peserta PRONA yang sudah diatur dalam peraturan agraria

2. Analisa Teknis (Pengukuran)

Pada pembuatan jaring atau kerangka polygon utama

Pada titik awal koordinatnya diperoleh menggunakan

GPS handheld Garmin CSx 60 yang telah diatur pada

sistem proyeksi TM 30 tetapi memiliki ketelitian dan

akurasi yang kurang bagus. Pada titik ikat sebaiknya

tidak menggunakan gps handheld karena itu akan

memberikan hasil yang tidak maksimal dan untuk

Page 45: STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)

35

memperoleh ketelitian titik ikat yang sangat akurat lebih

baik menggunakan GPS geodetic.

Pada peralatan pengukuran yang digunakan pada

pengukuran polygon dan pengukuran bidang tanah

menggunakan Total Station dengan bacaan sudut terkecil

adalah 1’’. Pengukuran jarak dilakukan secara EDM

untuk mendapatkan jarak yang tepat dan akurat.

3. Analisa Kendala Teknis

a. Letak titik dasar teknis yaitu orde 3 dengan wilayah

pengukuran letaknya jauh sehingga titik ikat awal

menggunakan koordinat yang didapatkan dari GPS

handheld Gamin 60 CSx.

b. Alat yang digunakan dalam pengukuran kurang

memiliki standard alat yang memenuhi sehingga

tidak memiliki akurasi yang tinggi.

c. Medan pengukuran cukup sulit karena wilayah

pengukuran adalah permukiman atau pertanian

sehingga jalannya pengukuran membutuhkan waktu

yang lama.

d. Data ukuran lapangan yang kurang lengkap seperti

data bidang tanah yang akan diukur, peta situasi dan

petunjuk lokasi.

e. Terbatasnya data, kemampuan peralatan (software &

hardware) yang dipakai.

4. Analisa Penggambaran (Hasil Pengukuran)

Pada proses penggambaran dilakukan secara digital

dari proses awal sampai proses akhir. Yaitu bidang –

bidang tanah dari hasil pengukuran disajikan dalam

bentuk hardcopy yang dikerjakan secara digital dengan

bantuan software. Hasil peta bidang sudah memiliki

sistem proyeksi TM 30 (sesuai Standard Kantor

Pertanahan). Pada informasi yang diberikan juga cukup

lengkap dalam peta bidang tanah tersebut terdapat

pemilik bidang tanah dan bidang kepemilikan

disekitarnya. Pada penomeran NIB (Nomer Identifikasi

Page 46: STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)

36

Bidang) berjumlah 13 digit, yaitu 8 digit pertama merupakan kode propinsi, kabupaten, kecamatan dan

kelurahan/desa tempat bidang tanah terletak, dan 5 digit

terakhir merupakan nomor bidang tanah. 5. Analisa perbandingan antara teknis kegiatan PRONA

dengan SOP (Standard Operasional Prosedur)

Pengukuran dan pemetaan yang berlaku sekarang

pada Kantor Pertanahan Lumajang.

Tabel 5.1 Perbandingan Teknis dengan SOP (Standard

Operasional Prosedur)

Prosedur Teknis

Pengukuran

S O P Keterangan

Titik Ikat Diikatkan pada

koordinat yang

didapat dari GPS

Handheld

Diikatkan pada

titik dasar

nasional orde 3

Tidak sesuai

SOP

Pengukuran

Poligon Utama

Poligon utama

Titik awal

diikatkan pada

koordinat yang

dihasilkan dari

GPS handheld

Poligon utama

pada titik awal

diikatkan pada

titik dasar teknis

orde 3

Tidak sesuai

SOP

Alat Ukur

Poligon Utama

Menggunakan

Total Station

ketelitian

terkecil minimal

1’’

Menggunakan

Total Station

ketelitian terkecil

minimal 1’’

Sesuai SOP

Pengukuran

Poligon

Cabang

Diikatkan pada

poligon utama

Diikatkan pada

poligon utama

Sesuai SOP

Alat Ukur

Poligon

Cabang

Menggunakan

alat ukur sudut

dengan ketelitian

bacaan sudut

terkecil minimal

1’’

Menggunakan alat

ukur sudut dengan

ketelitian bacaan

sudut terkecil

minimal 1’’

Sesuai SOP

Page 47: STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)

37

Pengukuran

Jarak pada

Poligon Utama

dan Cabang

Pengukuran

jarak secara

EDM

Pengukuran jarak

secara EDM

Sesuai SOP

Pengukuran

Bidang tanah

Menggunakan

metode

pengukuran

secara

polar dengan

unsur sudut dan

jarak

Menggunakan

Metode

Offset, mengikat,

polar dan

gabungan metode

Sesuai SOP

Alat

Pengukuran

Bidang tanah

Menggunakan

alat Total Station

Ketelitian

terkecil minimal

1’’

Menggunakan alat

Total Station

ketelitian terkecil

minimal 1’’

Sesuai SOP

Metode

Pengukuran

Jarak

Pengukuran

jarak secara

EDM dan

Rollmeter

Pengukuran jarak

secara EDM dan

Rollmeter

Sesuai SOP

Penggambaran

peta bidang

Dilakukan

secara digital dan

Sistem

Proyeksi TM 3

Dilakukan secara

digital dan Sistem

Proyeksi TM 3

Sesuai SOP

Page 48: STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)

38

BAB VI

PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisa terhadap studi

yang dilakukan, maka kesimpulan yang dapat diambil

adalah:

1. Dalam teknis pengukuran pada kegiatan PRONA di

Kabupaten Lumajang dari hasil evaluasi banyak yang

sudah sesuai dengan Standard Operasional Prosedur

(SOP) pengukuran dan pemetaan karena dari 10 SOP

hanya 2 yang kurang memenuhi standard.

2. Pada studi ini dilakukan pembuatan peta bidang tanah

secara digital dan dilakukan proses transformasi

koordinat untuk mendapatkan peta bidang yang

memiliki sistem koordinat yang benar yaitu dalam TM

30.

3. Peta bidang tanah objek PRONA terdapat penomoran

pada NIB berjumlah 13 digit, yaitu 8 digit pertama

merupakan kode propinsi, kabupaten, kecamatan dan

kelurahan/desa tempat bidang tanah terletak, dan 5 digit

terakhir merupakan nomor bidang tanah.

6.2. Saran

1. Pengukuran teknis di lapangan sebaiknya juru ukur

atau surveyor melaksanakan sesuai dengan standard

operasional prosedur untuk mendapatkan hasil

pengukuran yang sesuai dan akurat supaya tidak

terjadi adanya pembuatan sertipikat tumpang tindih.

2. Apabila di wilayah pengukuran tidak terdapat titik

dasar teknis orde 3 atau orde 4 lebih baik membuat

titik ikat diukur menggunakan GPS Geodetic jadi

tidak didapatkan menggunakan GPS Handheld.

Page 49: STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)

39

3. Sebaiknya juru ukur Kantor Pertanahan Lumajang

menggunakan alat Total Station saat pengukuran

poligon dan bidang tanah supaya diperoleh hasil

bidang tanah yang teliti dan tepat.

Page 50: STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)

39

39

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Buku Pegangan Juru Ukur.

https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/0

2/16/buku-pegangan-juru-ukur/. [diakses pada tanggal 11

Agustus 2015].

Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia. 2013. Petunjuk

Pelaksanaan Teknis Kegiatan PRONA Tahun Anggaran

2013. Jakarta.

Boss Tambang, 2010. Pengukuran dan Pemetaan Kadastral,

URL:http://clipart.peirceinternet.com/. Dikunjungi pada

tanggal 08 October 2010.

Boss Tambang, 2009. Pengukuran Bidang Tanah,

URL:http://clipart.peirceinternet.com/. Dikunjungi pada

tanggal 28 October 2010.

Endratno, Anton, 2007. Pemetaan Bidang Tanah Untuk

Pembuatan Sertipikat Hak Atas Tanah Dengan Sistem

Informasi Geografis ( SIG ). Jurusan Geografi Fakultas

Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang. 2007.

Harsono, Boedi, (1999) Hukum Agraria Indonesia : Sejarah

Pembentukan UUPA, Isi dan Pelaksanaannya, Jakarta,

Djambatan.

Kementerian Agraria Dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan

Nasional. 2015. Sertipikasi PRONA.

http://www.bpn.go.id/Program/Legalisasi-Aset/Program-

Program/Sertipikasi-PRONA. [diakses pada tanggal 11

Agustus 2015].

Peraturan Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan Pertanahan

Nasional Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Ketentuan

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomer 24 Tahun 1997

Tentang Pendaftaran Tanah. Jakarta.

Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia

Nomor 4 Tahun 2006 Tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor

Pertanahan. Jakarta.

Page 51: STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)

40

Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan

Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 2015 Tentang

Program Nasional Agraria (PRONA). Jakarta

Soeprapto, R., ( 1986 ) Undang – undang Pokok Agraria dalam

Praktek, Jakarta, UI Press.

Sumardjono, Maria S.W., ( 2001 ) Kebijakan Pertanahan :

Antara Regulasi dan Implementasi, Jakarta, Kompas.

Syahyuti. 2004. Analisa terhadap kondisi dan perkembangan

berbagai factor prasyarat pelaksanaan reforma agrarian.

Puslitbang Sosek Pertanian, Bogor.

Ummah, Muslihatul. 2010. Evaluasi Tentang Pengukuran dan

Pemetaan Dalam Program Reforma Agraria Dikaitkan

Dengan Standarisasi Teknis, Teknik Geomatika FTSP ITS:

Surabaya

Yuwono, dkk. 2010. Studi Tentang Pengukuran Dan Pemetaan

Pada Pelaksanaan Landreform Di Indonesia. Institut

Teknologi Sepuluh Nopember: Surabaya.

Page 52: STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)

41

LAMPIRAN

Page 53: STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)

42

Gambar 1 Contoh Peta Bidang Tanah

Gambar 2 Contoh Sketsa Bidang Tanah

Page 54: STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)

43

Gambar 3 Contoh Blangko Gambar Ukur DI. 107 A (Tampak

Depan)

Page 55: STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)

44

Gambar 4 Contoh Blangko Gambar Ukur DI. 107 A (Tampak

Belakang)

Page 56: STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)

45

Gambar 5 Identifikasi Obyek PRONA

Gambar 6 Sketsa Bidang Tanah

Page 57: STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)

46

Gambar 7 Fasilitas Pelayanan Kantor Pertanahan Lumajang

Gambar 8 Penyerahan Sertifikat PRONA

Page 58: STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)
Page 59: STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)
Page 60: STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)
Page 61: STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)