studi sifat fisik dan mekanik parenkhim pelepah daun
TRANSCRIPT
36 Optimasi Penentuan Kesepakatan Harga..(Hendrastuti, dkk)
STUDI SIFAT FISIK DAN MEKANIK PARENKHIM PELEPAH DAUNKELAPA SAWIT UNTUK PEMANFAATAN SEBAGAI BAHAN ANYAMAN
Yazid Ismi Intara 1) dan Banun Dyah P2)
1)Fakultas Pertanian Universitas. Mulawarman Samarinda2) Program Studi TIP Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura
Korespondensi : [email protected]
ABSTRACT
This study explored the use of parenchyme of palm (Elaeis guinensis Jack) leave sheatas material for woven craft. Important elements of parenchyme including cellulose,hemicellulose, lignin, minerals and extracted components, determine its strength. Mechanicalproperties studied in this work were density, elastic modulus, tensile strength, yield strength,tensile stress, deformation, and elasticity-plasticity. Results showed that in certain size, palmleave sheat parenchyme can be used to replace bamboo or rattan in woven craft. However, sizeof sheat was much larger than that of bamboo or rattan, whilst the fiber was also too rough. Itwas also difficult to extract the parenchyme
Kata kunci: Parenchyme, palm, mechanic properties, chemical properties, and phisycalproperties
PENDAHULUANSebagai produk andalan nasional,
minyak sawit mempunyai prospek yang cukupcerah untuk pertumbuhan ekspor komoditiperkebunan, bila dibandingkan dengan produkminyak nabati lainnya. Usaha untukmeningkatkan produksi masih terusdiusahakan di antaranya dengan perluasanareal perkebunan kelapa sawit olehperkebunan besar negara, perkebunan besarswasta dan perkebunan besar rakyat(Ditjenbun, 2001).
Aktifitas panen pada perkebunansawit merupakan kegiatan mengambil hasildari suatu usaha penanaman (budidaya), yaitumemotong tandan matang, memungut denganmengutip hasil panen, mengangkut hasilpanen ke pabrik. Proses pemanenan sawitselalu diringi dengan aktifitas pemeliharaanyaitu pemotongan pelepah daun sawit (ReaKaltim, 1996). Dari hasil pengamatan bahwasebelum proses pemanenan dilakukanpemotongan pelepah daun kelapa sawit, baikberupa pelepah sangga atau pemotonganpemeliharaan. Pelepah yang telah di potongditaruh di gawangan yang merupakan limbahdengan maksud dijadikan pupuk kompos. Di.perkebunan-perkebunan yang luas limbahpelepah kelapa sawit ini cukup besar karenaselalu ada setiap pemanenan buah sehingga
dapat menjadi potensi pemanfaatan yangprospektif.
Dalam penelitian ini dipelajarikomponen kimia penyusun parenkhimpelepah sawit dan pengukuran serta analisissifat fisik dan mekanik bahan keringparenkhim pelepah sawit. Data-data yangberkaitan dengan komponen kimia serta sifatfisik dan mekanik pelepah kelapa sawit akansangat diperlukan dalam mempelajari sifatfisik dan mekanik bahan tanaman sehinggadapat menjadi pertimbangan gunapemanfaatan bahan tanaman tersebut menjadisuatu produk olahan.
BAHAN DAN METODEPengamatan botani tanaman kelapa
sawit dilakuakan di Faperta UnmulSamarinda. Pengujian sifat fisik dan mekanikdilakukan di Laboratorium Keteknikan Kayu,Jurusan Teknologi Hasil Hutan, FakultasKehutanan IPB dan Laboratorium DIT, JurusanTeknologi Industri Pertanian, FATETA-IPB.Pengujian kandungan/komponen unsurpenyusun bahan/sampel menggunakan jasapengujian bahan di Laboratorium TeknologiIndustri Pertanian IPB.
Bahan dan AlatParenkhim pelepah daun kelapa
sawit dari kebun percobaan Faperta IPB
AGROINTEK Volume 6, No.1 Maret
cikabayan. Ukuran penempang melintangsampel 2.0x2.0 cm dan 0.5x0.5 cm, 1.0x1.0cm, 1.0x1.5 cm, 1.0x2.0 cm untuk melihatgrafik tegangan patah. Alatdigunakan di dalam penelitian ini adalahmesin uji lentur statis Universal TestingMachine (UTM): AMSLER (Tipe 120,Machine Nr 381, Kom Nr 1798, 1973), UTMInstron 3369 made in USA yang langsungterhubung dengan komputer (PC) dandidapatkan data grafik deformasi bahan uji,Deflectometer, Oven untuk pengukuran berakering bahan uji, Alat-alat bantu lain seperti,
Gambar 1. Pengambilan bahan untuk uji pemotongan pelepah dan tandan sawit
.1 Maret 2012
cikabayan. Ukuran penempang melintangsampel 2.0x2.0 cm dan 0.5x0.5 cm, 1.0x1.0cm, 1.0x1.5 cm, 1.0x2.0 cm untuk melihatgrafik tegangan patah. Alat-alat yangdigunakan di dalam penelitian ini adalah
Universal Testing(UTM): AMSLER (Tipe 120,
Machine Nr 381, Kom Nr 1798, 1973), UTMInstron 3369 made in USA yang langsungterhubung dengan komputer (PC) dandidapatkan data grafik deformasi bahan uji,Deflectometer, Oven untuk pengukuran berat
alat bantu lain seperti,
Penggaris, Mistar Ingsut , Kamera Digital,Timbangan digital, Pisau Cutter, Golok dandodos.
Prosedur Penelitian
Pengujian kandungan bahanPengujian kandungan bahan didapat
dengan menggunakan jasa pengujiLaboratorium Teknologi Industri PertanianIPB, sehingga data-data komponen penyusunbahan uji didapatkan.
. Pengambilan bahan untuk uji pemotongan pelepah dan tandan sawit
37
Penggaris, Mistar Ingsut , Kamera Digital,Timbangan digital, Pisau Cutter, Golok dan
Pengujian kandungan bahanPengujian kandungan bahan didapat
dengan menggunakan jasa pengujian olehLaboratorium Teknologi Industri Pertanian
data komponen penyusun
. Pengambilan bahan untuk uji pemotongan pelepah dan tandan sawit
38
Gambar 2. Diagram alir dari penelitian dosen muda dengan batas pelaporan kemajuan
Pengujian sifat fisik dan mekanik bahan1. Parameter Penelitian
a. Berat Jenisb. Lentur Statis
1. Modulus Elastisitas2. Tegangan pada batas elastis3. Tegangan/keteguhan lentur
maksimum4. Daya Lenting
c. Lentur Dinamis1. Deformasi mulur2. Nisbah elastisitas
2. Prosedur Penelitiana. Berat Jenis (Puslitbang Hasil Hutan,
1974)pengukuran berat jenis mengacu padapedoman Pengujian Sifat FisisMekanik Kayu Puslitbang Hasil
Optimasi Penentuan Kesepakatan Harga..(Hendrast
. Diagram alir dari penelitian dosen muda dengan batas pelaporan kemajuanpenelitian
Pengujian sifat fisik dan mekanik bahan
Modulus ElastisitasTegangan pada batas elastisTegangan/keteguhan lentur
Deformasi mulurNisbah elastisitas-plastisitas
Berat Jenis (Puslitbang Hasil Hutan,
pengukuran berat jenis mengacu padapedoman Pengujian Sifat FisisMekanik Kayu Puslitbang Hasil
Hutan (1974), dengan modifikasisesuai dengan pelepah dayang digunakan.
Contoh ujipanjang 2 cm sedangkan lebar dantingginya disesuaikan dengandiameter pelepah daun sawitdimasukkan ke dalam oven dengansuhu 105 + 3oC sampai beratnyakonstan. Selanjutnya contoh ujidimasukkan ke dalam desikatorsampai suhunya konstan danditimbang sampai beratnya konstan.Kemudian contoh uji diukurvolumenya dengan menggunakanmetode celup.
BJ =
Keterangan :BJ : Berat Jenis (g/cm
Optimasi Penentuan Kesepakatan Harga..(Hendrastuti, dkk)
. Diagram alir dari penelitian dosen muda dengan batas pelaporan kemajuan
Hutan (1974), dengan modifikasisesuai dengan pelepah daun sawit
Contoh uji-berukuranpanjang 2 cm sedangkan lebar dantingginya disesuaikan dengandiameter pelepah daun sawit-dimasukkan ke dalam oven dengan
C sampai beratnyakonstan. Selanjutnya contoh ujidimasukkan ke dalam desikatorsampai suhunya konstan danditimbang sampai beratnya konstan.Kemudian contoh uji diukurvolumenya dengan menggunakan
BJ = BKOVKO
Berat Jenis (g/cm3),
AGROINTEK Volume 6, No.1 Maret 2012 39
BKO: Volume Kering Oven (cm3),VKO: Berat Kering (g)
b. Lentur Statis (Puslitbang Hasil Hutan,1974)
Pengukuran keteguhanlentur statis mengacu pada PedomanPengujian Sifat Fisik dan MekanikKayu Puslitbang Hasil Hutan (1974),dengan modifikasi sesuai denganbahan pelepah daun sawit yangdijadikan sampel penelitian.
Contoh uji dengan jaraksangga 30 cm diberi beban padabagian ujungnya. Pada pengujian lenturstatis akan diperoleh parameter sebagaiberikut :1. Besarnya Modulus Elastisitas
(MOE) dapat dihitung denganmenggunakan rumus:
MOE = PeL3
3 Y3. 14 D4
4
2. Besarnya tegangan pada bataselastis dihitung denganmenggunakan rumus
Te = 8 PeL3 . 14 D3
3. Besarnya tegangan maksimumatau ketgangan lentur maksimum(MOU) dapat dihitung denganmenggunakan rumus :MOU = 8 PmaxL
3 . 14 D3
Keterangan :MOE: Modulus Elastisitas
(kg/cm2),Te: Tegangan elastisitas lentur
(kg/cm2),MOU: Keteguhan lentur
maksimum (kg/cm2),DI: Daya lenting (kg m),Pe: Beban pada batas proporsi
(kg),Pmax: Beban maksimum (kg),L: Jarak sangga.
c. Lentur Dinamis (Bodig dan Jayne,1982)
Pembuatan alat uji rancangdan dibuat oleh Puslitbang HasilHutan dengan berdasarkan teorireologi kayu (Bodig dan Jayne,1982). Contoh uji dengan panjang35 cm dengan jarak sangga 30 cm.Pada bagian tengah contoh diberibeban sebesar 60% dari beban batasproporsi. Pembebanan tersebutdilakukan selama satu jam dankemudian beban dilepaskan. Padakeadaan tanpa beban dilakukanpengamatan selama 30 menit untukmemperoleh nilai plastisnya.
P = Te3 . 14 D3
8 LKeterangan : Te: Tegangan pada
batas proporsi(kg/cm2), D:Diameter rata-rata,dan L: Jarak sangga(cm)
Pada pengujian lentur dinamisdiperoleh parameter yaitu :1. Deformasi mulur
Pada pengujian lentur dinamis akandiperoleh dari besarnya defleksi padapembebanan awal (Yto) sampai dengandefleksi setelah pembebanan selama 1 jam(Ytl), yaitu:
Mulur = Ytl – Yto2. Nisbah elestisitas-plastisitas
Besar nisbah elestisitas plastisitasdiperoleh dari besarnya defleksi padapebenaan awal (Yto) dengan alastisitas, yaitunilai defleksi pada pembebanan awal (Yto)
E/PRasio = Elastisitas (Yto)
Elastisitas (Yt2)d. Pengukuran modulus rupture
Pengukuran modulus ruptur dilakukanuntuk mendapatkan grafik pengujianTegangan patah dari sampel uji menggunakanalat UTM Instron yang terhubung padakomputer (PC) sehingga tampilan grafik dapatdilihat dan dianalisa.
40 Optimasi Penentuan Kesepakatan Harga..(Hendrastuti, dkk)
HASIL DAN PEMBAHASANParenkhim dari pelepah segar
memiliki sifat fisik dengan kadar air rata-rataadalah 0.83 %. Pengaruh dari sifat fisiktersebut terhadap penelitian ini belum dapatdibahas secara rinci, namun beberapa lieraturmengenai sifat fisik mekanik bahan pertanianmenyatakan bahwa sifat fisik tersebutberpengaruh nyata terhadap aplikasipembuatan produk terutama pada sifatkelembaban bahan atau kandungan kadar air.Pada bahan uji parenkhim sawit ini dapatdilihat dan dirasakan adanya bentuk formasiserat yang berbeda pada parenkhim pelepah.
Secara makro anatomi padapenampang lintang pelepah daun sawit terdiridari dua bagian, walaupun tidak terlalu jelasperbedaannya. Lapisan luar yang relativepadat dinamakan korteks/jaringan perifer danbagian dalam pelepah daun sawit yangrelative lunak dinamakan jaringan sentral.Tebal jaringan perifer dapat berbeda dari jenisyang satu degan jenis yang lainnya. Duri-duridengan mata telanjang tampak pada bagiansisi lateral pelepah daun sawit yang terhubungpada serat ukuran besar dibagian dalampelepah. Jaringan dalam yang berwarna pucatdisebut parenkinm.
Secara mikro, anatomi pelepah daunsawit terdiri dari tiga jaringan utama yaitukulit, parenkim dasar dan berkas pembuluh.Kulit batang terdiri dari dua lapisan sel yangberfungsi sebgai pelindung. Lapisan pertamadisebut lapisan epidermis dan lapisan keduadisebut lapisan endodermis. Lapisanepidermis sangat keras arena mengandungsenyawa silica, sedangkan lapisan endodermisrelative lunak. Parenkim dasar terdiri daridinding sel dan dinding relative tipis dantersusun dari ukuran serat-serat. Jaringan inimerupakan pengisi pelepah daun sawit yangberfungsi sebagai tempat jaringan pembuluh.
Karakteristik kandungan KomponenKimia
Analisis kimia pelepah daun sawitmenghasilan empat komponen kimia utamadan mineral dalam jumlah kecil. Hasilpengujian kandungan komponen kimiaditunjukan pada Tabel 1.
Komponen-komponen kimia utamapelepah daun sawit terdiri dari selulosa,hemiselulosa, lignin dan zat-zat ekstraktif.Bahan organik berupa mineral atau silikatpada bagian epidermis.
Pelepah daun kelapa sawitberpenampang melintang menyerupai bentuksegitiga, dengan luas penampang 100-112cm2, dengan ketebalan dinding (lapisanepidermis: sklereid dan silica) dapat mencapaihingga 4-6 mm. Parenkhim pelepah daunsawit memiliki dimensi serat sebagai berikut :
Panjang antara 70 sampai 175 cm,diameter serat 008 sampai 0.8 mm,.Sedangkan kandungan air rata-rata bahansekitar 83 % pada parenkhim pelepah segardan 15,1% pada parenkhim pelepah yangsudah dikeringkan.Sifat fisik dan mekanik parenkhimpelepah daun sawit (kering)
Dari hasil pengukuran defleksi,strain dan strength menggunakan alat UTMAmsler serta perhitungan rumus yang ada,maka didapat nilai-nilai seperti tampak padaTabel 2.Berat jenis
Berat jenis adalah nisbah bahandengan volumenya. Di dalam penelitian iniberat jenis didefinisikan sebagai perbadinganmassa bahan kering parenkhim pelepah sawitdan volumenya dalam keadaan kering oven.Berat jenis parenkhim pelepah sawitmempengaruhi sifat-sifat bahan uji yang lainyaitu kadar air, kelenturan, kekerasan danlain-lain
AGROINTEK Volume 6, No.1 Maret 2012 41
Tabel 1. Kandungan kimia batang pelepah daun sawit
Nomor Komponen Kimia Kandungan
1 Selulosa 54.35 – 62.60
2 Lignin 24.50 – 32.803 Hemiselulosa 20.50 – 21.83
4 Zat ekstraktif 2.35 – 13.84
5 Silica 1.60 – 3.50
6 Abu (non organic/silica) 2.30 – 2.60
Tabel 2. Rekapitulasi hasil uji sifat fisik dan mekanik parenkhim pelepah daun sawit (kering )ulangan Berat
jenis(g/cm3)
Modulusalstisitas(kg/cm2)
Teganganpada batasproporsi(kg/cm2)
Teganganmaksimum(kg/cm2)
Dayalenting(kg m)
Deformasimulur (mm)
E / P
1 0.367 12373 167.112 189.285 0.149 0.660 5.363
2 0.367 10760 133.596 169.185 0.164 0.852 5.329
3 0.362 12050 149.328 184.54 0.164 0.700 9.146
4 0.354 10816 141.192 170.605 0.166 0.484 2.734
5 0.382 10929 143.874 179.015 0.172 0.714 4.411
6 0.341 11143 145.074 178.495 0.178 0.684 7.436
rata2 0.362 11345.1 146.696 178.521 0.165 0.682 5.736
Berat jenis ini diduga sangatdipengaruhi oleh anatomi parenkhim pelepahsawit. Anatomi batang parenkhim pelepahsawit yang secara mikro terdiri dari duajaringan utama yaitu parenkim dasar, danberkas pembuluh sangat mempengaruhi massabahan. Jika dihubungkan dengan komponenkimia yang terdapat di dalam parenkhimpelepah sawit maka kandungan selulosa danlignin berpengaruh juga terhadap massabahan. Kerapatan serat sangat ditentukankandungan selulosa dan lignin parenkhimpelepah sawit Selulosa, terkumpul dalamikatan mikrofibril. Kumpulan mikrofibrilmembentuk serat-serat. Serat yang satudengan serat yang lain diikat oleh lignindalam suatu ikatan yang kompak dan tersusunrapat pada batang parenkhim palepah sawit(Pasaribu, 1990). Semakin tinggi kandunganselulosa maka semakin tinggi ikatanmikrofibril. Semakin banyak ikatanmikrofibril semakin banyak serat-serat yangtersusun. Akan tetapi yang paling berperandalam membentuk suatu ikatan yang kompakdan susunan yang rapat adalah kandungan
lignin. Jadi secara tidak langsung berat jenisdipengaruhi oleh kandungan selulosa danlignin. Kandungan selulosa dan ligninberbanding lurus dengan berat jenis.
Kekuatan mekanis sangatdipengaruhi oleh kandungan komponen kimiautama parenkhim pelepah sawit. Komponen-komponen utama tersebut adalah selulosa,hemiselulosa, lignin, dan zat-zat ekstraktif.Lignin sangat berpengaruh terhadapkekompakan berkas pembuluh padaparenkhim pelepah sawit dan secara taklangsung berhubungan dengan sifat kekakuanparenkhim pelepah sawit yang dikeringkansehingga sangat berkaitan dengan plastisitasbahan.Lentur statis
Pengujian lentur statis akanmenurunkan empat parameter yakni moduluselastisitas (MOE), tegangan pada bataselastisitas, tegangan maksimum dan dayalenting.Modulus elastisitas merupakan nisbahantara tegangan dan regangan sepanjang gariselastis kurva tingkah laku tegangan-regangansuatu bahan. Tegangan adalah gaya yang
42 Optimasi Penentuan Kesepakatan Harga..(Hendrastuti, dkk)
tersebar per satuan luas sedangkan reganganadalah perubahan ukuran panjang akibatadanya tegangan. Pada penelitian ini,besarnya tegangan merupakan beban yangmengenai bahan uji, sedangkan besarnyaregangan merupakan defleksi (lengkung)akibat beban tersebut. Hasil analisis rata-rataMOE pada Tabel 2.Tegangan pada batas proporsi
Tegangan pada batas proporsimerupakan nilai beban tertinggi yangdiperlukan agar parenkhim pelepah yangdikeringkan tetap kembali ke bentuk aslinya(semula). Nilai tegangan elatis yang besarmenunjukkan bahwa nilai elastistas bahankering parenkhim pelepah sawit adalah tinggidan sebaliknya nilai tegangan elastis rendahberarti nilai elastisitas, rendah. Interpretasibahwa parenkhim pelepah yang dikeringkanmempunyai tegangan pada batas proporsisehingga diperkirakan mampu menahan bebanmaksimum yang sama untuk masih dapatkembali ke bentuk semula. Denganmengetahui beban maksimum yang masihdapat ditahan, dapat juga diprediksi kegunaanparenkhim pelepah yang dikeringkan dalamaplikasi olahannya dalam batas-batas tidakrusak.Daya lenting
Daya lenting merupakan energi yangtersimpan dalam bahan kering parenkhimpelepah sawit jika bahan dilengkungkansampai batas elastisitasnya. Daya lentingtinggi berarti pada batas elastisitasnyaparenkhim pelepah yang dikeringkanmempunyai energi potensial lebih besardaripada renkhim pelepah yang dikeringkanmempunyai daya lenting rendah
Lentur dinamisLentur dinamis merupakan perilaku
tegangan-regangan yang dipengaruhi olehwaktu atau dengan kata lain melihat pengaruhwaktu terhadap tingkah laku mekanik.Pengujian terhadap lentur dinamismenurunkan dua parameter yang sangatmempengaruhi mutu parenkhim pelepah yangdikeringkan dan daya terima parenkhimpelepah yang dikeringkan sebagai bahan bakuindustri. Dua parameter yang dimaksud adalahmulur dan nisbah elastisitas-plastisitas.
Di dalam penelitian ini yang dapatdikategorikan sebagai deformasi elastis adalah
saat pembebanan dimulai pada waktu to danterjadi defleksi seketika. Besarnya defleksidinyatakan sebagai deformasi elastis.Deformasi selanjutnya yakni deformasi sisa(deformasi elastis yang tertunda dandeformasi elastis). Deformasi elastis yangtertunda tidak dapat diperoleh dari catatandata tetapi hanya dapat diperoleh dari selisihdeformasi sisa dengan deformasi plastis.
Pembebanan pada penelitian inidilakukan pada spesimen selama 1 jam dankemudian selama setengah jam spesimendibiarkan tanpa beban. Defleksi dicatat padawaktu-waktu menit ke-0, 1, 2, 4, 6, 8, 10, 15,30 dan 60. Defleksi pada menit ke-0 (ip)adalah deformasi elastis. Saat bebandilepaskan pada waktu tr,o dan defleksiseketika yang terjadi juga merupakandeformasi elastis. Selama pembebanan yangbesarnya konstan, defleksi akan terusberlanjut. Defleksi permanen yang didapatkansetelah beban dilepaskan dinyatakan sebagaideformasi plastis.Tegangan maksimum
Tegangan maksimum merupakannilai beban maksimuna yang masih dapatditerima oleh bahan sehingga mengalamikerusakan/tidak dapat balik (unrecoverable).Hal ini ditandai dengan tidak bertambahnyabeban sedangkan defleksi tetap terjadi. Nilaitegangan maksimum yang tinggimengindikasikan bahwa diperlukan bebanyang besar untuk dapat merusak bahan keringparenkhim pelepah sawit sedangkan teganganmaksimum yang bernilai rendah bermaknasebaliknya. Diduga kandungan lignin yangberperan dalam penciptaan kondisi ini.Lignin, seperti yang telah disinggungsebelumnya, mempunyai peran dalammenunjang keteguhan mekanis, karenaberfungsi sebagai pengikat antar serat.Semakin tinggi kandungan lignin semakinteguh parenkhim pelepah yang dikeringkantersebut.
Sifat-sifat fisik mekanik bahan yangdidapat sangat penting untuk melihat prospekpemanfaatan limbah pelepah daun sawit untukdiolah menjadi suatu produk. Dapat dicermatibahwa sifat fisik mekanik bahan menunjukanpada ukuran tertentu parenkhim pelepahsawit tersebut bisa dimanfaatkan sebagaipengganti rotan atau bambu, namun ukurantersebut masih cukup besar dibandingkan
AGROINTEK Volume 6, No.1 Maret
rotan dan bambu. Selain itu serat yang sangatkasar menjadi kurang menarik dan kesulitanmengambil parenkhim pelepah sawit tersebutmembuat faktor pembatas untukpengembangannya.
Mempelajari sifat mekanik modulusrupture pada parenkhim pelepah sawityang dikeringkan
Penelitian ini dilanjutkan denganmempelajari sifat mekanik bahan uji dariparenkhim pelepah sawit yang dikeringkanyang telah diseting sesuai ukuran. Ukuranbahan uji diukur ketika parenkhim pelepahsawit masih segar karena lebih mudahdibentuk, namun setelah kering parenkhimpelepah tersebut mengalami penyusuhampir setengah ukuran dimensi penampangmelintangnya sedangkan pada ukuran panjangsusut hingga 3-4 cm. Setelah dikeringkanbahan uji dilakukan pengujian diLaboratorium THH IPB menggunakan UTMInstron yang terhubung ke komputer PC untukdidapat data grafik pengukuran sifat defleksibahan uji. Dari hasil pengujian tersebut datadiolah dan didapatkan grafikGambar 3.
Dari hasil grafik pengukuran tesebutdengan mengambil nilai selisih Δy dan Δx serta persaamaan regresi dari garis linier yangterbentuk maka nilai-nilai sifat fisik mekaniklainnya dapat dicari melaui perhitunganrumusnya masing-masing.
Hasil pengamatan pada grafikpengukuran tersebut maka dari berbagai
Gambar 3. Hasil perbandingan grafik pengukuran sifat defleksi bahan kering dari parenkhimpelepah sawit untuk ukuran penampang melintang 0.5x0.5 cm, 1.0x0.5 cm,1.0x1.0 cm dan 2.0x1.0 cm
.1 Maret 2012
rotan dan bambu. Selain itu serat yang sangatenarik dan kesulitan
mengambil parenkhim pelepah sawit tersebutmembuat faktor pembatas untuk
Mempelajari sifat mekanik modulusrupture pada parenkhim pelepah sawit
Penelitian ini dilanjutkan denganik bahan uji dari
parenkhim pelepah sawit yang dikeringkanyang telah diseting sesuai ukuran. Ukuranbahan uji diukur ketika parenkhim pelepahsawit masih segar karena lebih mudahdibentuk, namun setelah kering parenkhimpelepah tersebut mengalami penyusutanhampir setengah ukuran dimensi penampangmelintangnya sedangkan pada ukuran panjang
4 cm. Setelah dikeringkanbahan uji dilakukan pengujian diLaboratorium THH IPB menggunakan UTMInstron yang terhubung ke komputer PC untuk
grafik pengukuran sifat defleksibahan uji. Dari hasil pengujian tersebut datadiolah dan didapatkan grafik-grafik Pada
Dari hasil grafik pengukuran tesebutdengan mengambil nilai selisih Δy dan Δx serta persaamaan regresi dari garis linier yang
nilai sifat fisik mekaniklainnya dapat dicari melaui perhitungan
Hasil pengamatan pada grafikpengukuran tersebut maka dari berbagai
ukuran penampang melintang dari bahan ujiparenkhim pelepah sawit, menunjukanharapan untuk penggunaan bahan kering dariparenkhim pelepah sawit pada ukuran lebihbesar sebagai pengganti rotan.
Perbandingan produk olahanPotensi bahan kering parenkhim
pelepah sawit untuk dijadikan produk olahanseperti anyaman dicoba dalam penelitdan dibandingkan dengan anyaman daribambu. Dalam pengambilan ukuran untukanyaman bahan kering parenkhim pelepahsawit terdapat beberapa hambatan yaitu;
1. Pemotongan pembentukan ukuran hanyadapat dilakukan pada saat bahan masihsegar
2. Penganyaman lebih mudah bilaparenkhim pelepah masih memilikikandungan air atau tidak terlalukering
3. Penyusutan ukuran dari segar menjadikering cukup signifikan sehinggaakan membuat celahanyaman
4. Penampakan serat yang kasarmenurunkan kualitas atau kuranmenarik
5. Hasil anyaman parenkhim pelepahsawit bila kering menjadi kaku
Hal tersebut berbeda dengan bambu yangterdapat beberapa keunggulan dibandingkanparenkhim pelepah sawit tersebut. Hasilpenganyaman dapat ditunjukan pada4.
. Hasil perbandingan grafik pengukuran sifat defleksi bahan kering dari parenkhimpelepah sawit untuk ukuran penampang melintang 0.5x0.5 cm, 1.0x0.5 cm,1.0x1.0 cm dan 2.0x1.0 cm
43
ukuran penampang melintang dari bahan ujiparenkhim pelepah sawit, menunjukanharapan untuk penggunaan bahan kering dariparenkhim pelepah sawit pada ukuran lebihbesar sebagai pengganti rotan.
Perbandingan produk olahanPotensi bahan kering parenkhim
pelepah sawit untuk dijadikan produk olahanseperti anyaman dicoba dalam penelitian inidan dibandingkan dengan anyaman daribambu. Dalam pengambilan ukuran untukanyaman bahan kering parenkhim pelepahsawit terdapat beberapa hambatan yaitu;
Pemotongan pembentukan ukuran hanyadapat dilakukan pada saat bahan masih
lebih mudah bilaparenkhim pelepah masih memilikikandungan air atau tidak terlalu
Penyusutan ukuran dari segar menjadikering cukup signifikan sehinggaakan membuat celah-celah pada
Penampakan serat yang kasarmenurunkan kualitas atau kurang
Hasil anyaman parenkhim pelepahsawit bila kering menjadi kaku
Hal tersebut berbeda dengan bambu yangterdapat beberapa keunggulan dibandingkanparenkhim pelepah sawit tersebut. Hasilpenganyaman dapat ditunjukan pada Gambar
. Hasil perbandingan grafik pengukuran sifat defleksi bahan kering dari parenkhimpelepah sawit untuk ukuran penampang melintang 0.5x0.5 cm, 1.0x0.5 cm,
44
Gambar 4 . Perbandingan hasil anyaman: a) anyaman parenkhim pelepah sawit danb) anyaman dari bambu tampak lebih halus
KESIMPULAN
1. Komponen penyusun kimia parenkhimpelepah sawit telah didapat dan beberapasifat fisik dan mekanik bahanparenkhim pelepah sawit telah dilakukanpengukuran dan perhitungan pada ukuranbahan uji tertentu.
2. Sifat-sifat fisik mekanik bahan yangdidapat sangat penting untuk melihatprospek pemanfaatan limbah pelepahdaun sawit untuk diolah menjadi suatuproduk.
3. Parenkhim pelepah sawit yangdikeringkan dapat dimanfaatkan sebagaipengganti rotan atau bambu, namunukuran tersebut masih cukup besardibandingkan rotan dan bambu. Selain ituserat yang sangat kasar menjadi kurangmenarik dan kesulitan mengambilparenkhim pelepah sawit tersebutmembuat faktor pembatas untukpengembangannya.
4. Hasil pengamatan pada grafik pengukuranberbagai ukuran penampang melintangdari bahan uji parenkhim pelepah sawit,menunjukan harapan untuk penggunaanbahan kering dari parenkhimsawit pada ukuran lebih besar sebagaipengganti rotan.
Optimasi Penentuan Kesepakatan Harga..(Hendrast
. Perbandingan hasil anyaman: a) anyaman parenkhim pelepah sawit danb) anyaman dari bambu tampak lebih halus
Komponen penyusun kimia parenkhimpelepah sawit telah didapat dan beberapasifat fisik dan mekanik bahan keringparenkhim pelepah sawit telah dilakukanpengukuran dan perhitungan pada ukuran
sifat fisik mekanik bahan yangdidapat sangat penting untuk melihatprospek pemanfaatan limbah pelepahdaun sawit untuk diolah menjadi suatu
Parenkhim pelepah sawit yangdikeringkan dapat dimanfaatkan sebagaipengganti rotan atau bambu, namunukuran tersebut masih cukup besardibandingkan rotan dan bambu. Selain ituserat yang sangat kasar menjadi kurangmenarik dan kesulitan mengambil
enkhim pelepah sawit tersebutmembuat faktor pembatas untuk
Hasil pengamatan pada grafik pengukuranberbagai ukuran penampang melintangdari bahan uji parenkhim pelepah sawit,menunjukan harapan untuk penggunaanbahan kering dari parenkhim pelepahsawit pada ukuran lebih besar sebagai
SARAN
Pengembangan kearah produkpengganti rotan perlu dicoba pada ukuranukuran tertentu.
UCAPAN TERIMAKASIHKami selaku peneliti mengucapkan
terimakasih yang sebesarbantuan dana Penelitian Dosen Muda yangdiberikan oleh Direktorat Penelitian &Pengabdian Kepada Masyarakat, Nomor:009/SP2H/PP/DP2M/III/2007.Jendral Pendidikan Tinggi, DepartemenPendidikan Nasional.
DAFTAR PUSTAKA
Bodig J. dan BA Jane. 1982.Wood andWood CompositsVan Nostrad Reinhold Company
Ditjenbun. 1998-2000. Statistik PerkebunanIndonesia : Kelapa sawitDirektoral Jendral PerkebunanIndonesia.
Pasaribu RA. 1987. Sifat Kimia KayuBalai penelitian Hasil Hutan.
Rea Kaltim, 1996. Pedoman Brevet Dasar IITanaman Kelapa sawitPengembangan. Astra Agro Niagatidak dipublikasikan]
Optimasi Penentuan Kesepakatan Harga..(Hendrastuti, dkk)
. Perbandingan hasil anyaman: a) anyaman parenkhim pelepah sawit dan
Pengembangan kearah produkpengganti rotan perlu dicoba pada ukuran-
UCAPAN TERIMAKASIHKami selaku peneliti mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya atasuan dana Penelitian Dosen Muda yang
diberikan oleh Direktorat Penelitian &Pengabdian Kepada Masyarakat, Nomor:009/SP2H/PP/DP2M/III/2007. DirektoratJendral Pendidikan Tinggi, Departemen
. 1982. Mechanich OfWood andWood Composits. New York:Van Nostrad Reinhold Company
Statistik PerkebunanIndonesia : Kelapa sawit. Jakarta:Direktoral Jendral Perkebunan
Sifat Kimia Kayu. Bogor:n Hasil Hutan.
Pedoman Brevet Dasar IITanaman Kelapa sawit. [Modul 1 :
Astra Agro Niaga yant