pengaturan jumlah pelepah untuk kapasitas … · pelepah merupakan organ fotosintesis dan...

38
PENGATURAN JUMLAH PELEPAH UNTUK KAPASITAS PRODUKSI OPTIMUM KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) IGNATIUS HARRY TRI PAMBUDI DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015

Upload: dangquynh

Post on 24-Mar-2019

255 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGATURAN JUMLAH PELEPAH UNTUK KAPASITAS … · Pelepah merupakan organ fotosintesis dan transpirasi pada tanaman kelapa ... Kata kunci: jumlah pelepah, periode, produksi optimum

PENGATURAN JUMLAH PELEPAH UNTUK KAPASITAS

PRODUKSI OPTIMUM KELAPA SAWIT

(Elaeis guineensis Jacq.)

IGNATIUS HARRY TRI PAMBUDI

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2015

Page 2: PENGATURAN JUMLAH PELEPAH UNTUK KAPASITAS … · Pelepah merupakan organ fotosintesis dan transpirasi pada tanaman kelapa ... Kata kunci: jumlah pelepah, periode, produksi optimum
Page 3: PENGATURAN JUMLAH PELEPAH UNTUK KAPASITAS … · Pelepah merupakan organ fotosintesis dan transpirasi pada tanaman kelapa ... Kata kunci: jumlah pelepah, periode, produksi optimum

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaturan Jumlah

Pelepah untuk Kapasitas Produksi Optimum Kelapa Sawit (Elaeis guineensis

Jacq.) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum

diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber

informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak

diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2015

Ignatius Harry Tri Pambudi

NIM A24090070

Page 4: PENGATURAN JUMLAH PELEPAH UNTUK KAPASITAS … · Pelepah merupakan organ fotosintesis dan transpirasi pada tanaman kelapa ... Kata kunci: jumlah pelepah, periode, produksi optimum

ABSTRAK

IGNATIUS HARRY TRI PAMBUDI. Pengaturan Jumlah Pelepah untuk

Kapasitas Produksi Optimum Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.). Dibimbing

oleh SUWARTO dan SUDIRMAN YAHYA

Pelepah merupakan organ fotosintesis dan transpirasi pada tanaman kelapa

sawit. Pengaturan jumlah pelepah belum mempunyai standard yang sesuai dengan

kondisi lingkungan lahan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh jumlah

pelepah optimum yang mendukung produksi tertinggi tanaman kelapa sawit.

Percobaan dilaksanakan di kebun PT. Kimia Tirta Utama, Grup Astra Agro

Lestari, Kabupaten Siak, Riau dari Februari hingga Juni 2013. Percobaan

menggunakan rancangan acak kelompok satu faktor dengan enam perlakuan dan

tiga ulangan. Hasil penelitian menunjukkan kombinasi jumlah pelepah dan

periode mempertahankan pelepah mampu meningkatkan bobot tandan buah segar,

jumlah tandan dan tandan buah segar rata-rata tanaman berumur < 8 tahun, 8 – 13

tahun, > 13 tahun. Perlakuan F (49-56 pada awal musim hujan dan 41-48 pada

musim hujan sampai musim kemarau) merupakan perlakuan terbaik dibandingkan

perlakuan yang lain.

Kata kunci: jumlah pelepah, periode, produksi optimum

ABSTRACT

IGNATIUS HARRY TRI PAMBUDI. Palm Leaves Quantity Controlling for

Optimum Production Capacity of Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.). Supervised

by SUWARTO and SUDIRMAN YAHYA

Palm stems are photosynthesis and transpiration organ of oil palm plants.

Stems quantity controlling has never had an appropriate standard which is suitable with environmental condition. This research aims to calculate an optimum

quantity of palm stems which support the highest oil palm production.

Experiments were conducted in PT. Kimia Tirta Utama plantation, Astra Agro

Lestari Group, Siak District, Riau from February until June 2013. The

experiments used a single factor with six treatments and three repetition of

randomized block. The results show that the combination of stems quantity and

time period have been able to increase the fresh fruit bunch weight, bunch

quantity and average fresh fruit bunch production of plants attain the age < 8

years, 8 – 13 years, > 13 years. The best treatment are F (49-56 at the beginning of

rainy season and 41-48 from rainy until dry season) than others treatment.

Key words: stems quantity, periode, optimum stems

Page 5: PENGATURAN JUMLAH PELEPAH UNTUK KAPASITAS … · Pelepah merupakan organ fotosintesis dan transpirasi pada tanaman kelapa ... Kata kunci: jumlah pelepah, periode, produksi optimum

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pertanian

pada

Departemen Agronomi dan Hortikultura

PENGATURAN JUMLAH PELEPAH UNTUK KAPASITAS

PRODUKSI OPTIMUM KELAPA SAWIT

(Elaeis guineensis Jacq.)

IGNATIUS HARRY TRI PAMBUDI

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2015

Page 6: PENGATURAN JUMLAH PELEPAH UNTUK KAPASITAS … · Pelepah merupakan organ fotosintesis dan transpirasi pada tanaman kelapa ... Kata kunci: jumlah pelepah, periode, produksi optimum
Page 7: PENGATURAN JUMLAH PELEPAH UNTUK KAPASITAS … · Pelepah merupakan organ fotosintesis dan transpirasi pada tanaman kelapa ... Kata kunci: jumlah pelepah, periode, produksi optimum

Judul Skripsi : Pengaturan Jumlah Pelepah untuk Kapasitas Produksi Optimum

Kelapa Sawit (Elaeis guineensi Jacq.)

Nama : Ignatius Harry Tri Pambudi

NIM : A24090070

Disetujui oleh

Dr Ir Suwarto, MSi

Pembimbing I

Prof Dr Ir Sudirman Yahya, MSc

Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Agus Purwito, MSc.Agr

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Page 8: PENGATURAN JUMLAH PELEPAH UNTUK KAPASITAS … · Pelepah merupakan organ fotosintesis dan transpirasi pada tanaman kelapa ... Kata kunci: jumlah pelepah, periode, produksi optimum

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat dan berkat-Nya sehingga penelitian dan penulisan skripsi

yang berjudul Pengaturan Jumlah Pelepah untuk Produksi Optimum Kelapa Sawit

(Elaeis guineensis Jacq.) berhasil diselesaikan.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut

mendukung dan membantu, baik dari segi moril maupun materil sehingga skripsi

ini dapat terselesaikan. Penulis khususnya mengucapkan terima kasih pada:

1. Dr Ir Suwarto, M.Si. dan Prof Dr Ir Sudirman Yahya, M.Sc. yang telah

memberikan arahan, bimbingan, dorongan, petunjuk dan nasehat selama

pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi.

2. Dr Ir Ahmad Junaedi, M.Si sebagai dosen penguji skripsi yang telah

memberikan saran, masukan dan kritik untuk penyempurnaan skripsi.

3. Dr Ir Abdul Qadir, M.Si. selaku dosen pembmbing akademik yang telah

membimbing penulis selama menjalani studi.

4. Ibu kiki selaku asisten divisi penelitian dan sebagai pembimbing lapang

selama kegiatan penelitian berlangsung.

5. Bapak Suhermanto sekeluarga yang memberikan perhatian dan kasih

sayangnya selama menjalani penelitian.

6. Orang tua serta kakak atas doa, kasih sayang, perhatian dan

kepercayaannya terhadap penulis.

7. Teman-teman Agronomi dan Hortikultura ’46 serta teman-teman Wisma

Galih yang telah memberikan dukungannya.

8. Seluruh keluarga besar PT Kimia Tirta Utama Grup Astra Agro Lestari,

Siak, Riau.

Semoga Tuhan selalu memberkati dan memberikan berkat yang setimpal

dengan niat dan keikhlasan kita. Besar harapan bahwa skripsi ini akan

memberikan manfaat bagi kita semua

Bogor, Juli 2015

Ignatius Harry Tri Pambudi

Page 9: PENGATURAN JUMLAH PELEPAH UNTUK KAPASITAS … · Pelepah merupakan organ fotosintesis dan transpirasi pada tanaman kelapa ... Kata kunci: jumlah pelepah, periode, produksi optimum

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN viii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan 2

Hipotesis 2

TINJAUAN PUSTAKA 2

Botani Kelapa Sawit 2

Syarat Tumbuh Kelapa Sawit 4

Pengelolaan Tajuk 4

Penunasan Pelepah 5

Teknik Penunasan Tanaman Kelapa Sawit 5

METODE 6

Tempat dan Waktu 6

Bahan dan Alat 6

Metode Penelitian 6

Metode Pelaksanaan 7

HASIL DAN PEMBAHASAN 8

Kondisi Umum 8

Produksi TBS Kelompok Umur < 8 Tahun 10

Produksi TBS Kelompok Umur 8 − 13 Tahun 12

Produksi TBS Kelompok Umur > 13 Tahun 14

Produksi TBS Kumulatif Semua Kelompok Umur 17

SIMPULAN DAN SARAN 19

Simpulan 19

Saran 19

DAFTAR PUSTAKA 20

RIWAYAT HIDUP 26

Page 10: PENGATURAN JUMLAH PELEPAH UNTUK KAPASITAS … · Pelepah merupakan organ fotosintesis dan transpirasi pada tanaman kelapa ... Kata kunci: jumlah pelepah, periode, produksi optimum

DAFTAR TABEL

1 Perlakuan jumlah pelepah pada periode musim dalam setahun 6

2 Pengaruh kombinasi jumlah pelepah dan periode mempertahankan

pelepah terhadap bobot TBS/bulan selama 3 tahun pada tanaman

umur < 8 tahun 10

3 Pengaruh kombinasi jumlah pelepah dan periode mempertahankan

pelepah terhadap BTR selama 3 tahun pada tanaman

umur < 8 tahun 11

4 Pengaruh kombinasi jumlah pelepah dan periode mempertahankan

Pelepah terhadap jumla tandan/bulan selama 3 tahun pada tanaman

Umur < 8 tahun 12

5 Pengaruh kombinasi jumlah pelepah dan periode mempertahankan

pelepah terhadap bobot TBS/bulan selama 3 tahun pada tanaman

umur 8 sampai 13 tahun 13

6 Pengaruh kombinasi jumlah pelepah dan periode mempertahankan

pelepah terhadap BTR selama 3 tahun pada tanaman

umur 8 sampai 13 tahun 13

7 Pengaruh kombinasi jumlah pelepah dan periode mempertahankan

Pelepah terhadap jumlah tandan/bulan selama 3 tahun pada tanaman

umur 8 sampai 13 tahun 14

8 Pengaruh kombinasi jumlah pelepah dan periode mempertahankan

pelepah terhadap bobot TBS/bulan selama 3 tahun pada tanaman

umur > 13 tahun 15

9 Pengaruh kombinasi jumlah pelepah dan periode mempertahankan

pelepah terhadap BTR selama 3 tahun pada tanaman

umur > 13 tahun 15

10 Pengaruh kombinasi jumlah pelepah dan periode mempertahankan

Pelepah terhadap jumlah tandan/bulan selama 3 tahun pada tanaman

umur > 13 tahun 16

11 Pengaruh kombinasi jumlah pelepah dan periode mempertahankan

pelepah terhadap bobot TBS/bulan kumulatif selama 3 tahun

pada semua kelompok umur 17

12 Pengaruh kombinasi jumlah pelepah dan periode mempertahankan

pelepah terhadap BTR kumulatif selama 3 tahun

pada semua kelompok umur 18 13 Pengaruh kombinasi jumlah pelepah dan periode mempertahankan

Pelepah terhadap jumlah tandan/bulan kumulatif selama 3 tahun

pada semua kelompok umur 18

Page 11: PENGATURAN JUMLAH PELEPAH UNTUK KAPASITAS … · Pelepah merupakan organ fotosintesis dan transpirasi pada tanaman kelapa ... Kata kunci: jumlah pelepah, periode, produksi optimum

DAFTAR GAMBAR

1 Tata letak baris dalam plot (a. letak baris pengamatan 7

pembatas dan penyangga; b. tanaman contoh)

2 Defisiensi hara (a. kahat B; b. kahat K) dan aplikasi pemupukan

(c. pupuk Dolomite; d. kompos tandan kosong) 10

DAFTAR LAMPIRAN

1 Bagan pengacakan perlakuan 21

2 Data produksi kebun PT KTU tahun 2013 21

3 Data curah hujan KTU tahun 2003 sampai 2012 22

4 Peta kedalaman gambut PT. KTU 23

5 Peta kedalaman air tanah PT. KTU 24

6 Peta status unsur hara kalium (K) PT KTU 25

Page 12: PENGATURAN JUMLAH PELEPAH UNTUK KAPASITAS … · Pelepah merupakan organ fotosintesis dan transpirasi pada tanaman kelapa ... Kata kunci: jumlah pelepah, periode, produksi optimum
Page 13: PENGATURAN JUMLAH PELEPAH UNTUK KAPASITAS … · Pelepah merupakan organ fotosintesis dan transpirasi pada tanaman kelapa ... Kata kunci: jumlah pelepah, periode, produksi optimum

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan tanaman penghasil

minyak dan lemak nabati. Tanaman ini memiliki prospek ekonomi yang tinggi

karena memiliki banyak produk turunan yang dapat dihasilkan dari minyak sawit

mentah (Crude palm oil/CPO). Alokasi produk turunan CPO, yaitu 80%

diperuntukkan untuk produk makanan dan 20% untuk industri non pangan

(Basiron dan chan 2004). Fungsi yang beragam membuat sawit menjadi

komoditas unggulan dalam sektor perkebunan.

Tantangan saat ini dalam memenuhi permintaan yang tinggi akan minyak

sawit adalah kendala teknis dalam peningkatan produksi sawit. Produktivitas yang

masih rendah pada saat ini yang rata-rata hanya 20 ton TBS/ha/tahun dan

rendemen 20%. Produktivitas ini sangat jauh dari visi sawit Indonesia tahun 2020,

yaitu memproduksi TBS 35 ton/ha dan rendemen 26% (Nurkhoiry 2011).

Tantangan yang lain adanya penurunan produksi sawit yang dipengaruhi oleh

perubahan iklim global. Kemarau yang panjang yang tejadi pada saat diferensiasi

kelamin bunga menyebabkan primordial bunga dominan berkelamin jantan.

Kekeringan yang terjadi sebelum antesis juga menyebabkan terjadinya keguguran

bunga (Mangoensoekarjo 2008). Kemarau yang berkepanjangan mengakibatkan

penurunan produksi sawit hingga 50% dari produksi normal (Nurkhoiry 2011).

Pahan (2008) menyatakan, bahwa kapasitas produksi tanaman kelapa sawit

ditentukan oleh ukuran tajuk atau luas daun sebagai permukaan fotosintesis.

Faktor-faktor seperti cahaya, suhu, konsentrasi CO2, air, dan keadaan hara

merupakan faktor utama yang mempengaruhi laju fotosintesis, pertumbuhan dan

juga produktivitas tanaman. Apabila air dan hara tidak menjadi pembatas, laju

fotosintesis bersih ditentukan oleh intensitas cahaya yang masuk sampai daun

terbawah.

Ukuran tajuk selain menunjukkan luas permukaan fotosintesis juga

menunjukkan luas permukaan transpirasi (Lakitan 1993). Pengaturan luas

permukaan daun diperlukan untuk menyeimbangkan antara kapasitas fotosintesis

bersih dan pemenuhan permintaan transpirasi tanaman.

Hubungan antara proses fotosintesis dan transpirasi bersifat dinamis karena

di Indonesia terjadi dua musim yaitu musim hujan dan kemarau. Perbedaan antara

musim tersebut berkaitan dengan fluktuasi ketersediaan air dan intensitas radiasi

matahari. Ketersediaan air pada musim hujan sangat tinggi tetapi dengan

intensitas radiasi yang rendah, sehingga proses transpirasi dapat berlangsung

normal akan tetapi laju fotosintesis menjadi berkurang. Musim kemarau memiliki

intensitas radiasi yang tinggi namun terjadi defisit air sehingga laju fotosintesis

tinggi namun menyebabkan proses transpirasi menjadi terganggu. Luas tajuk yang

tinggi juga akan memperparah transpirasi tanaman kelapa sawit.

Pengaturan ukuran tajuk atau jumlah pelepah yang dipertahankan pada

setiap musim perlu dilakukan karena untuk menyeimbangkan antara kapasitas

fotosintesis bersih dan pemenuhan transipirasi tanaman. Ukuran tajuk yang optimum pada setiap musim akan mengoptimumkan kapasitas produksi sawit

pada setiap musim.

Page 14: PENGATURAN JUMLAH PELEPAH UNTUK KAPASITAS … · Pelepah merupakan organ fotosintesis dan transpirasi pada tanaman kelapa ... Kata kunci: jumlah pelepah, periode, produksi optimum

2

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh jumlah pelepah optimum yang

mendukung produksi tertinggi tanaman kelapa sawit. Hasil penelitian ini

diharapkan dapat menjadi dasar acuan bagi manajemen kebun dalam pengelolaan

tajuk.

Hipotesis

Pengaturan jumlah dan periode mempertahankan pelepah berpengaruh

terhadap produksi tanaman kelapa sawit pada beberapa umur tanaman yang

berbeda.

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Kelapa Sawit

Menurut Hartley (1977) spesies kelapa sawit terbagi menjadi tiga yaitu

Elaeis guineensis, E. odora dan E, oleifera. Kelapa sawit yang dibudidayakan di

Indonesia adalah spesies Elaeis guineensis. Lubis (2008) menyatakan bahwa

Elaeis berasal dari Elaion berarti minyak dalam bahasa Yunani. Guineensis

berasal dari Guinea (pantai barat Afrika), Jacq berasal dari nama Botanist

Amerika Jacquin.

Taksonomi dari tanaman kelapa sawit adalah :

Divisi : Tracheopyita

Subdivisi : Pteropsida

Kelas : Angiospermeae

Subkelas : Monocotyledoneae

Ordo : Cocoideae

Famili : Palmae

Subfamili : Cocoideae

Genus : Elaeis

Spesies : Elaeis guineensis Jacq.

Varietas E. guineensis (kelapa sawit) cukup banyak dan diklasifikasikan

dalam berbagai hal. Kelapa sawit dibedakan atas tipe buah, bentuk luar, tebal

cangkang, warna buah dan lain-lain. Berdasarkan warna buah varietas kelapa

sawit terbagi menjadi varietas Nigrescens, Virescens, dan Albescens (Lubis

2008). Varietas yang sering digunakan di Indonesia adalah varietas Nigrescens

yang memiliki warna buah violet sampai hitam waktu muda dan menjadi merah-

kuning setelah matang dan dengan komposisi buah tipe tenera karena

menghasilkan minyak paling banyak (Mangoensoekarjo 2008).

Kelapa sawit merupakan tanaman monokotil. Batangnya tumbuh lurus dapat mencapai ketinggian 15-20 m, umumnya tidak bercabang dan tidak mempunyai

kambium. Tanaman ini berumah satu atau monoecious, bunga jantan dan betina

Page 15: PENGATURAN JUMLAH PELEPAH UNTUK KAPASITAS … · Pelepah merupakan organ fotosintesis dan transpirasi pada tanaman kelapa ... Kata kunci: jumlah pelepah, periode, produksi optimum

3

terdapat pada satu pohon. Perkembangan bunga tiap jenis berkembang terpisah.

Bunga dapat menyerbuk sendiri atau silang (Mangoensoekarjo 2008).

Kelapa sawit memiliki akar primer yang tumbuh dari pangkal batang (bole)

mencapai ribuan jumlahnya dengan diameter 5 - 10 mm. Akar primer ini

kebawah hanya mencapai kedalaman 1.5 m. Akar primer yang mati akan segera

diganti dengan yang baru. Akar sekunder tumbuh dari akar primer, diameternya 2

- 4 mm. Akar tersier akan tumbuh dari akar sekunder, diameternya 0.7 - 1.5 mm

dan dari akar tersier akan muncul akar kuartener dengan diameter 0.1 - 0.5 mm

(Mangoensoekarjo 2008).

Batang kelapa sawit mengalami pembengkakan pada pangkalnya (bole)

yang terjadi karena internodia (ruas batang) dalam masa pertumbuhan awal yang

tidak memanjang. Fenomena tersebut terjadi pada saat umur tanaman kurang dari

3 tahun. Bongkol batang ini berfungsi memperkokoh posisi pohon pada tanah agar

dapat berdiri tegak (Mangoensoekarjo 2008).

Pertumbuhan tinggi tanaman berlangsung cukup lambat dan tergantung dari

varietas dan jenisnya. Tanaman ini hanya memiliki satu titik tumbuh terminal,

sehingga menyebabkan pertumbuhan tinggi tanaman yang lambat hanya mampu

untuk mengakomodasi penempelan pelepah pada batang (Mangoensoekarjo

2008). Pertumbuhan batang sawit juga bersifat phototropi sehingga apabila

ternaungi menyebabkan pertumbuhan batang menjadi lebih cepat dan diameter

batang menjadi kecil (Lubis 2008).

Daun kelapa sawit memiliki susunan daun menyirip. Letak daun pada

batang mengikuti pola tertentu yang disebut filotaksis. Daun yang berurutan dari

bawah ke atas membentuk suatu spiral dengan rumus daun 1/8. Spiral ada yang

berputar ke kiri dan ke kanan, tetapi kebanyakan arah putaran ke arah kanan.

Filotaksis ini penting diketahui agar dapat menentukan letak daun ke-9, ke-17, dan

lain-lain yang akan digunakan sebagai standar pengukuran pertumbuhan dan

pengambilan contoh daun (Lubis 2008).

Daun terdiri atas tangkai daun (petiole) yang pada kedua tepinya terdapat

dua baris duri (spines). Tangkai daun bersambung dengan tulang daun utama

(rachis), yang jauh lebih panjang dari tangkai dan pada kiri-kanannya terdapat

anak-anak daun (pinnata). Tiap anak daun terdiri atas tulang anak daun (lidi) dan

helai daun (lamina). Jumlah produksi daun adalah 30 - 40 daun per tahun pada

tanaman yang berumur 5 - 6 tahun. Produksi jumlah daun akan menurun menjadi

20 - 25 daun per tahun setelah berumur lebih dari 6 tahun (Mangoensoekarjo

2008).

Luas permukaan daun dipengaruhi perbedaan umur dan juga jenis varietas

yang ditanam. Luas permukaan daun dapat mencapai 10 - 15 m² pada tanaman

dewasa yang berumur 10 tahun atau lebih. Luas permukaan daun dapat dihitung

dengan rumus (Lubis, 2008):

L = 2 k (dxlp) L = Luas permukaan daun l = lebar anak daun rata-rata contoh

k = faktor koreksi (0.55) p = panjang anak daun rata-rata contoh

d = ∑ anak daun satu sisi daun ke-17

Bunga tumbuh dari ketiak daun (axil). Semua ketiak daun menghasilkan

bakal karangan bunga tetapi sebagian di antaranya mengalami aborsi pada

stadium dini, sehingga tidak semua ketiak daun menghasilkan tandan buah.

Pembentukan karangan bunga pada pohon memerlukan waktu sekitar 20 bulan

Page 16: PENGATURAN JUMLAH PELEPAH UNTUK KAPASITAS … · Pelepah merupakan organ fotosintesis dan transpirasi pada tanaman kelapa ... Kata kunci: jumlah pelepah, periode, produksi optimum

4

sejak fase primordial. Waktu yang dibutuhkan bunga sampai antesis sekitar 33 -

34 bulan (Mangoensoekarjo 2008).

Buah kelapa sawit termasuk jenis buah keras (drupe), menempel dan

bergerombol pada tandan buah. Bagian-bagian buah terdiri atas eksokarp (kulit

buah), mesokarp (sabut), dan biji. Eksokarp dan mesokarp disebut perikarp.

Bagian mesokarp merupakan bagian yang menghasilkan minyak kelapa sawit

(CPO). Biji terdiri atas endokarp (cangkang) dan inti (kernel). Bagian inti terdiri

atas endosperm dan embrio. Bagian embrio terdapat bakal daun, haustorium, dan

bakal akar. Bagian biji yang menghasilkan minyak inti kelapa sawit adalah bagian

inti (Mangoensoekarjo 2008).

Syarat Tumbuh Kelapa Sawit

Kelapa sawit dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik pada daerah

tropika basah dengan kelas iklim A, B, dan C menurut klasifikasi Schmidth &

Ferguson. Tanaman ini dapat ditanam pada ketinggian dengan elevasi mencapai

850 m diatas permukaan laut (dpl). Jumlah curah hujan yang baik untuk tanaman

sawit adalah 2000-2500 mm/tahun dengan hujan agak merata sepanjang tahun,

atau dapat dibawah 2000 mm/tahun tetapi tidak memiliki defisit air sebanyak

250 mm (Lubis, 2008). Rata-rata suhu maksimum antara 29 − 32 °C dan rata-rata

suhu minimum 22 − 24 °C. Penyinaran yang konstan dengan lama penyinaran

(fotoperiodesitas) sekurang-kurangnya 5 jam/hari untuk seluruh bulan dalam

setahun, dan beberapa bulan diantaranya dengan fotoperiodesitas sampai 7

jam/hari (Mangoensoekarjo 2008).

Kelapa sawit dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah seperti podsolik,

latosol, hidromorfik kelabu, regosol, andosol, organosol, dan alluvial. Tanah yang

baik untuk pertumbuhan sawit juga harus memiliki solum yang tebal sekitar 80

cm. Kemasaman tanah yang optimum adalah dengan pH 5 − 5.5 (Lubis, 2008).

Tanah dengan pH dibawah 4 perlu dilakukan pengapuran untuk menaikkan pH

agar ketersedian hara menjadi berlimpah.

Pengelolaan Tajuk

Pengelolaan tajuk (canopy management) merupakan suatu perlakuan

pengaturan dan pemeliharaan kanopi atau tajuk atau daun tanaman. Pengelolaan

tajuk yang tepat merupakan aspek kunci maksimalisasi produksi tanaman.

Efisiensi tajuk yaitu merubah CO2 dan radiasi matahari menjadi karbohidrat harus

lebih besar daripada respirasi. Pasokan karbohidrat untuk pertumbuhan vegetatif

dan generatif ditentukan ukuran luas permukaan hijau daun sebagai penangkap

radiasi matahari (Pahan 2008).

Daun kelapa sawit dihasilkan dalam urutan yang teratur. Daun muda yang

sudah mengembang sempurna secara konvensional dinamakan daun nomor satu,

sedangkan daun yang masih terbungkus seludang dinamakan daun nomor nol.

Perkembangan dan menuanya daun kelapa sawit secara individual terjadi dalam

arah basipetal (dari atas ke bawah) (Pahan 2008).

Page 17: PENGATURAN JUMLAH PELEPAH UNTUK KAPASITAS … · Pelepah merupakan organ fotosintesis dan transpirasi pada tanaman kelapa ... Kata kunci: jumlah pelepah, periode, produksi optimum

5

Luas daun meningkat secara progresif pada umur sekitar 8 sampai 10 tahun

setelah tanam. Meningkatnya luas daun dengan bertambahnya umur tanaman

terutama disebabkan oleh bertambahnya anak daun dan rata-rata ukurannya.

Produksi daun per tahun pada tanaman yang secara genetik sama, tetapi ditanam

pada lingkungan yang berbeda memiliki perbedaan pertumbuhan tajuk. Perbedaan

tersebut disebabkan oleh perbedaan curah hujan dan kesuburan tanah. Lingkungan

yang lebih favorable umumnya mempercepat terjadinya puncak laju produksi

daun pada tanaman muda (Pahan 2008).

Penunasan Pelepah

Kegiatan penunasan pelepah merupakan salah satu kegiatan pemeliharaan

tanaman sawit menghasilkan. Penunasan merupakan upaya untuk mengatur

jumlah pelepah yang perlu dipertahankam atau tinggal di pohon (PPKS 2007).

Tujuan yang lain dalam kegiatan penunasan adalah untuk memudahkan proses

pemanenan, melancarkan terjadinya proses penyerbukan secara alami,

memudahkan pengamatan buah yang matang panen, dan menjaga sanitasi

tanaman (Risza 2010).

Teknik Penunasan Tanaman Kelapa Sawit

Teknik kegiatan penunasan yang sering dilakukan bernama teknik songgo

satu dan songgo dua. Teknik yang paling sering dilakukan adalah songgo dua,

dimana jumlah pelepah daun yang disisakan dua spiral dari tandan buah yang

paling bawah. Songgo satu tidak terlalu berbeda dengan songgo dua, yaitu dengan

cara menyisakan satu spiral pelepah yang terdapat pada tandan buah paling bawah

(Lubis, 2008).

Teknik songgo dua sering dilakukan pada tanaman kelapa sawit untuk

mendapatkan Indeks Luas Daun (ILD) yang optimum. ILD adalah rasio luas daun

terhadap luas lahan. Nilai ILD yang optimum pada tanaman kelapa sawit yaitu 5 −

7. Nilai ILD dipengaruhi oleh waktu penyinaran, temperatur udara, kelembamban

tanah, dan karakteristik genetik tanaman. ILD akan optimum jika penutupan tajuk

optimum. Penutupan tajuk dianggap optimum jika lebih dari 80% radiasi matahari

yang datang dapat diserap oleh tanaman atau saat perlepah dari tiga pokok saling

menutupi (Pahan 2008).

Page 18: PENGATURAN JUMLAH PELEPAH UNTUK KAPASITAS … · Pelepah merupakan organ fotosintesis dan transpirasi pada tanaman kelapa ... Kata kunci: jumlah pelepah, periode, produksi optimum

6

METODE

Tempat dan Waktu

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di kebun PT. Kimia Tirta Utama, Grup

Astra Agro Lestari, Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Kegiatan penelitian ini

dilakukan selama lima bulan dari Februari hingga Juni 2013. Kegiatan penelitian

ini merupakan bagian dari penelitian yang masih berlangsung dan telah memasuki

tahun ke-3. Penelitian ini dimulai dari bulan September 2010 dan berakhir pada

bulan Juni 2013.

Bahan dan Alat

Bahan tanaman yang digunakan pada penelitian ini adalah tanaman kelapa

sawit varietas Marihat. Penelitian ini menggunakan 3 kelompok percobaan umur

penanaman pada areal tanaman menghasilkan, yaitu :

1. Umur > 13 tahun dengan tahun tanam 1994 dengan jenis tanah mineral

2. Umur 8 − 13 tahun dengan tahun tanam 1999 dengan jenis tanah organik

3. Umur < 8 tahun dengan tahun tanam 2004 dengan jenis tanah organik

Peralatan percobaan yang digunakan adalah yang lazim digunakan di kebun

seperti parang, dodos, egrek dan timbangan. Alat-alat khusus untuk mengukur

keadaan lingkungan tumbuh seperti luxmeter untuk mengukur intensitas cahaya

dan thermo-hygrometer untuk mengukur suhu dan kelembaban.

Metode Penelitian

Percobaan terdiri atas 3 set lokasi (blok) dengan umur tanam yang berbeda,

yaitu blok OB 20 (umur lebih dari 13 tahun), blok OA 2 (umur 8 sampai 13 tahun)

dan blok OK 16 (umur kurang dari 8 tahun). Rancangan perlakuan yang

digunakan adalah bersifat faktorial dengan faktor tunggal, yaitu kombinasi antara

jumlah pelepah dan periode waktu mempertahankan jumlah pelapah. Rancangan

lingkungan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK) dengan 3

ulangan tiap kelompok umur tanaman.

Tabel 1 Perlakuan jumlah pelepah pada periode musim dalam setahun

Kombinasi

perlakuan

Jumlah pelepah per periode

Awal musim hujan

(Sep-Des)

Musim hujan

(Jan-Apr)

Musim kemarau

(Mei-Ags)

A (41-48, 41-48, 41-48) 41-48 41-48 41-48

B (41-48, 41-48, 49-56) 41-48 41-48 49-56

C (41-48, 49-56, 49-56) 41-48 49-56 49-56

D (49-56, 49-56, 49-56) 49-56 49-56 49-56

E (49-56, 49-56, 41-48) 49-56 49-56 41-48

F (49-56, 41-48, 41-48) 49-56 41-48 41-48

Page 19: PENGATURAN JUMLAH PELEPAH UNTUK KAPASITAS … · Pelepah merupakan organ fotosintesis dan transpirasi pada tanaman kelapa ... Kata kunci: jumlah pelepah, periode, produksi optimum

7

Taraf perlakuan untuk kombinasi faktor jumlah pelepah dan periode waktu

mempertahankan jumlah pelepah adalah 6 taraf kombinasi seperti tabel 1 diatas.

Tiap kombinasi perlakuan pada masing-masing kelompok umur tanaman diulang

3 kali.

Model aditif linear untuk rancangan yang digunakan adalah :

Yij = µ + 𝜏i + βj + 𝜀ij

(Gomez dan Gomez, 1995)

Keterangan :

Yij : nilai peubah yang diamati

µ : rataan umum

𝜏i : pengaruh perlakuan ke-i

βj : pengaruh kelompok ke-j

𝜀ij : pengaruh galat percobaan

Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis

ragam dengan uji F pada taraf 5% dan dilihat hingga taraf 10%. Jika berbeda

nyata maka dilanjutkan dengan uji Duncan Multitple Range Test (DMRT).

Metode Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian ini merupakan penelitian berkelanjutan dan memiliki

jangka waktu penelitian selama 3 tahun. Penelitian ini telah dimulai dari bulan

September sampai bulan Desember 2010 (Catur wulan I tahun I), Januari sampai

April 2011 (Catur wulan II tahun I), Mei sampai Agustus 2011 (Catur wulan III

tahun I), September sampai bulan Desember 2011 (Catur wulan I tahun II),

Januari sampai April 2012 (Catur wulan II tahun II), Mei sampai Agustus 2012

(Catur wulan III tahun II) dan September sampai bulan Desember 2012 (Catur

wulan I tahun III).

Persiapan

Tahap awal pelaksanaan penelitian ini dimulai dengan persiapan lapangan

percobaan berupa melihat tata letak plot-plot sesuai dengan pengacakan perlakuan

dan blok (Lampiran 1). Perlakuan penunasan dilakukan sesuai dengan kode

perlakuan untuk masing-masing plot. Satu plot perlakuan terdiri atas 6 baris

tanaman kelapa sawit dengan rincian 2 baris ditengah sebagai baris pengamatan, 2

baris pinggirnya sebagai baris pembatas, 2 baris terluar sebagai baris penyangga.

X X X

X X X

X X X

X X X

X X X

X X X

1 2 3 4 5 A

Gambar 1 Tata letak baris dalam plot (a. letak baris pengamatan,

pembatas dan penyangga; b. tanaman contoh)

b

Page 20: PENGATURAN JUMLAH PELEPAH UNTUK KAPASITAS … · Pelepah merupakan organ fotosintesis dan transpirasi pada tanaman kelapa ... Kata kunci: jumlah pelepah, periode, produksi optimum

8

Baris pengamatan diambil 5 tanaman contoh yang teracak didalamnya.

Pengulangan perlakuan dilakukan sebanyak 3 kali. Tata letak baris tanaman dalam

setiap plot dan tanaman contoh dapat dilihat dalam Gambar 1 diatas.

Pemeliharaan

Kegiatan pemeliharaan tanaman dilakukan sesuai dengan jadwal kegiatan

pemeliharaan rutin yang terdapat di perkebunan. Kegiatan pemeliharan tersebut

meliputi kegiatan pemupukan hara makro maupun mikro, pengendalian gulma,

serta pengendalian hama dan penyakit.

Kegiatan penunasan (pruning) dilakukan berdasarkan taraf kombinasi

perlakuan yang diberikan untuk masing-masing plot. Kegiatan penunasan

dilakukan diluar jadwal penunasan rutin kebun, karena penunasan merupakan

perlakuan yang diberikan terhadap tanaman.

Pemanenan

Panen dilakukan pada buah yang telah masak dengan kriteria TBS mencapai

fraksi 3 yaitu TBS telah matang dengan buah bagian luar memberondol 50 % −

75% (Pahan 2008). Kegiatan pemanenan dilakukan mengikuti rotasi panen yang

terdapat di kebun. Rotasi panen 6/7 yaitu 6 hari panen dalam waktu 7 hari. Panen

pada plot penelitian dilakukan setiap satu minggu, namun rotasi ini dapat berubah

sesuai dengan kondisi yang terjadi di kebun. Kondisi-kondisi tersebut berupa

adanya panen puncak dan libur kerja sehingga tenaga kerja kurang.

Pengamatan

Pengamatan dilakukan terhadap peubah hasil. Peubah pengamatan hasil

dilakukan pada saat panen. Peubah pengamatan hasil panen meliputi pengamatan

jumlah TBS/plot, jumlah TBS tanaman contoh, bobot TBS/plot, bobot TBS

tanaman contoh dan bobot TBS rata-rata. Pengamatan hasil dilakukan pada 5

tanaman contoh/plot pada 2 baris pengamatan. Pengamatan peubah hasil

dilakukan setiap rotasi panen di kebun.

Data hasil panen lain yang perlu ditambahkan yaitu data hasil pengamatan

tahun I dan tahun II. Data keadaan lingkungan tumbuh yang diperlukan untuk

mendukung hasil penelitian berupa data iklim mikro (suhu dan kelembaban), data

curah hujan dan data kesesuaian lahan (jenis tanah dan kemiringan lahan).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum

Lahan penelitian sudah memenuhi syarat untuk budidaya kelapa sawit, yaitu

terletak pada ketinggian kurang dari 100 m dpl (meter diatas permukaan laut).

Keadan iklim di KTU termasuk tipe iklim B (daerah basah) menurut klasifikasi

Schmidth-Ferguson. Curah hujan selama 10 tahun terakhir (tahun 2003 ̶ 2012)

yaitu sebesar 1979.2 mm/tahun dengan 8.6 bulan basah, 1.3 bulan kering dan

rata-rata hari hujan 98.7 hari/tahun (Lampiran 3). Selama percobaan berlangsung

rata-rata suhu berada pada 28.2 ºC dengan kelembaban udara rata-rata 76 %.

Page 21: PENGATURAN JUMLAH PELEPAH UNTUK KAPASITAS … · Pelepah merupakan organ fotosintesis dan transpirasi pada tanaman kelapa ... Kata kunci: jumlah pelepah, periode, produksi optimum

9

Kondisi lahan di blok OK 16 dan OA 02 relatif datar dengan tingkat

kemiringan 0 − 8 % dan blok OB 20 memiliki kemiringan landai dengan tingkat

kemiringan 8 − 15 %. Jenis tanah di blok OK 16 dan OA 02 termasuk dalam jenis

tanah histosol sub grup typic haplohemist. Lapisan saprik pada lapisan atas

dengan kedalaman 30 ̶ 50 cm dan hemik pada lapisan bawah. Kedalaman gambut

termasuk sangat dalam antara 300 − 500 cm tetapi ada beberapa lokasi di blok OA

02 dengan gambut dangkal kedalaman kurang dari 100 cm (Lampiran 4). Menurut

Adiwiganda (2007), tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dan berproduksi dengan

baik pada berbagai ketebalan tanah gambut dengan syarat tanah gambut memiliki

tingkat pelapukan saprik sampai hemosaprik. Selanjutnya, untuk jenis tanah di

blok OB 20 termasuk dalam jenis tanah ultisol.

Kesesuaian lahan di blok OK 16 dan OA 02 termasuk kedalam lahan kelas

S3 (agak sesuai) dengan faktor pembatas gambut hemik di lapisan bawah (Noor

2001). Pemanfaatan lahan gambut dengan kelas kesesuain S3 harus diimbangi

dengan peningkatan kesuburan tanah, pengelolaan air dan gambut. Upaya yang

telah dilakukan di dalam meningkatkan kesuburan tanah dan pengelolaan air

diantaranya memberikan tanah mineral di sekitar piringan untuk penempatan

pupuk, penambahan pupuk tambahan MOP (Muriate of Potash) dan Dolomite

(Gambar 2), pembubunan pokok doyong, menjaga tinggi muka air tanah 50

sampai 75 cm dengan cara membuat saluran drainase, dan memonitor ketinggian

muka air tanah menggunakan phiezometer.

Kesesuaian lahan di blok OB 20 termasuk kedalam lahan kelas S3 (agak

sesuai) dengan faktor pembatas bahan organik rendah dan defisit air tanah. Upaya

yang telah dilakukan untuk meningkatkan kadar bahan organik dan kebutuhan air

tanaman diantaranya, yaitu penambahan bahan organik berupa tandan kosong

(Gambar 2) dan abu boiler, pembuatan rorak di dekat piringan, dan membuat

embung penampung air.

Hama yang ditemui selama penelitian adalah ulat api, rayap (Coptotermes

cuvignathus), dan tikus (Rattus sp.). Hama ulat api yang menyerang ada beberapa

jenis yaitu Setora nitens, Darna trima dan Thosea asigna. Hama ini menyerang

tanaman kelapa sawit dengan kategori serangan rendah, tetapi muncul setiap

bulan. Pengendalian hama ulat api dilakukan dengan pengendalian secara

mekanik dan hayati. Hama rayap hanya menyerang beberapa tanaman di blok OK

16 dan OA 02 dengan kategori sedang. Hama tikus hanya teridentifikasi pada blok

OK 16 dan OA 02 sedangkan blok OB 20 tidak terlihat karena tanaman terlalu

tinggi untuk diamati. Hama ini menyerang dengan kategori rendah dan

dikendalikan dengan pengendalian hayati dan kultur tekhnis.

Penyakit yang menyerang tanaman sawit lebih banyak karena gangguan

fisiologi tanaman berupa defisiensi hara, kerusakan angin dan tersambar petir.

Penyakit defisiensi hara yang terlihat yaitu defisiensi hara K, Mg, B, dan Cu

dengan kondisi penyakit ringan hingga sedang (Gambar 2), terutama pada blok

OK 16 dan OA 02 yang menyebabkan pelepah tua cepat mengering.

Penanggulangan penyakit dengan cara pemupukan tambahan disesuaikan dengan

gejala defisiensi hara yang terlihat dan kategori dari kondisi tanaman. Kerusakan

yang disebabkan angin menyebabkan tanaman sawit patah batang dan pokok

tumbang pada blok OK 16 dan OA 02. Penanggulangan dilakukan dengan

pembubunan pokok doyong. Kerusakan tersambar petir terjadi pada blok OB 20,

disebabkan ketinggian tanaman lebih dari 7 meter dan kondisi lahan yang landai.

Page 22: PENGATURAN JUMLAH PELEPAH UNTUK KAPASITAS … · Pelepah merupakan organ fotosintesis dan transpirasi pada tanaman kelapa ... Kata kunci: jumlah pelepah, periode, produksi optimum

10

Gambar 2 Defisiensi hara (a. kahat B; b. kahat K) dan aplikasi pemupukan

(c. pupuk Dolomite; d. kompos tandan kosong)

Produksi TBS Kelompok Umur < 8 Tahun

Bobot TBS/bulan

Bobot TBS/hektar/bulan pada tanaman kelapa sawit umur < 8 tahun

dipengaruhi secara cenderung nyata oleh kombinasi jumlah pelepah dan periode

waktu menurunkan pelepah pada tahun 2010-2011. Pelepah kelapa sawit yang

dipertahankan sesuai perlakuan kombinasi C (41-48, 49-56, 49-56), D (49-56, 49-

56, 49-56), E (49-56, 49-56, 41-48) dan F (49-56, 41-48, 41-48) memiliki bobot

TBS/hektar/bulan/bulan tertinggi. Bobot TBS/hektar/bulan/bulan paling rendah

adalah tanaman dengan jumlah pelepah A (41-48, 41-48, 41-48) (Tabel 2).

Kombinasi jumlah pelepah dan periode mempertahankan pelepah menunjukan

tidak berpengaruh nyata terhadap bobot TBS/hektar/bulan/bulan pada tahun 2011-

2012 dan 2012-2013.

Tabel 2 Pengaruh kombinasi jumlah pelepah dan periode mempertahankan

pelepah terhadap bobot TBS/bulan selama 3 tahun pada tanaman

umur < 8 tahun

Perla

kuan

Bobot TBS

2010-2011 2011-2012 2012-2013

kg/ha/

bulan*

kg/pokok/

bulan**

kg/ha/

bulan

kg/pokok/

bulan

kg/ha/

bulan

kg/pokok/

bulan

A 626.9 b 10.4 ab 998.8 8.7 1361.6 9.4

B 706.9 ab 7.2 c 986.4 6.9 1542.7 9.0

C 842.5 a 8.6 bc 1053.0 9.6 1663.2 9.9

D 787.1 a 8.9 abc 1036.1 9.2 1491.8 10.0

E 810.2 a 10.1 ab 1035.7 8.4 1597.9 9.7

F 867.1 a 10.8 a 1078.9 9.4 1536.2 8.8

Rata-

rata 781.7 9.4 1031.5 8.7 1532.2 9.4

Keterangan : Nilai pada kolom yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda

nyata pada uji Duncan pada taraf **) 5% dan *) 10%. Perlakuan jumlah pelepah

yang dipertahankan per periodenya A (41-48, 41-48, 41-48), B ( 41-48, 41-48, 49-

56), C (41-48, 49-56, 49-56), D (49-56, 49-56, 49-46), E (49-56, 49-56, 41-48), F

(49-56, 41-48, 41-48)

Kombinasi jumlah pelepah dan periode mempertahankan pelepah tanaman

kelapa sawit umur < 8 tahun menunjukkan pengaruh secara nyata terhadap bobot TBS/pokok/bulan pada tahun 2010-2011. Kombinasi F (49-56, 41-48, 41-48)

d

c b a

Page 23: PENGATURAN JUMLAH PELEPAH UNTUK KAPASITAS … · Pelepah merupakan organ fotosintesis dan transpirasi pada tanaman kelapa ... Kata kunci: jumlah pelepah, periode, produksi optimum

11

menunjukkan hasil yang paling tinggi dibandingkan perlakuan yang lain. Bobot

TBS/pokok/bulan paling rendah ditunjukkan oleh kombinasi B (41-48, 41-48, 49-

56) dibandingkan dengan perlakuan yang lain (Tabel 2).

Kombinasi jumlah pelepah dan periode mempertahankan pelepah tanaman

kelapa sawit umur < 8 tahun memiliki pengaruh yang cenderung nyata tehadap

BTR pada tahun 2010-2011. Kombinasi jumlah pelepah dan periode

mempertahankan pelepah E (49-56, 49-56, 41-48) dan F (49-56, 41-48, 41-48)

menunjukkan hasil tertinggi dibandingkan dengan perlakuan yang lain (Tabel 3).

Tabel 3 Pengaruh perlakuan kombinasi jumlah pelepah dan periode

mempertahankan pelepah terhadap BTR selama 3 tahun pada

tanaman umur < 8 tahun

Perlakuan BTR (kg/tandan)

2010-2011 2011-2012 2012-2013

A (41-48, 41-48, 41-48) 8.2 ab 9.2 10.2

B (41-48, 41-48, 49-56) 7.4 b 8.7 10.7

C (41-48, 49-56, 49-56) 7.7 ab 9.9 10.4

D (49-56, 49-56, 49-56) 8.0 ab 9.0 11.4

E (49-56, 49-56, 41-48) 8.5 a 8.5 10.4

F (49-56, 41-48, 41-48) 8.4 a 9.1 10.4

Rata-rata 8.0 9.1 10.6 Keterangan : Nilai pada kolom yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda

nyata pada uji Duncan pada taraf 10%

Kombinasi jumlah pelepah dan periode mempertahankan pelepah pada

tanaman berumur < 8 tahun secara statistik menunjukkan pengaruh yang

cenderung nyata terhadap bobot TBS/hektar/bulan dan BTR pada tahun pertama.

Selanjutnya, juga berpengaruh nyata terhadap bobot TBS/pokok/bulan/bulan pada

tahun pertama. Hasil terbaik pada ketiga parameter tersebut diperoleh perlakuan F

(49-56, 41-48, 41-48), walaupun ada beberapa perlakuan yang tidak berbeda nyata

dengan perlakuan F (49-56, 41-48, 41-48) yaitu perlakuan C (41-48, 49-56, 49-

56), D (49-56, 49-56, 49-56), E (49-56, 49-56, 41-48) namun hanya terdapat pada

salah satu parameter. Perlakuan F (49-56, 41-48, 41-48) dapat memberikan hasil

terbaik disebabkan kondisi tanaman umur < 8 tahun yang masih pendek. Tanaman

pendek memudahkan memanen buah tanpa memotong pelepah sehingga jumlah

pelepah tepat sesuai perlakuan. Menurut penelitian Gromikora et al (2014) jumlah

pelepah 49-56 pada awal musim hujan dapat memberikan hasil terbaik karena

cahaya dan air masih tersedia berimbang, sedangkan pada musim hujan dan

kemarau dengan jumlah pelepah 41-48 dapat mendukung produksi secara optimal

karena pada musim hujan terdapat faktor pembatas cahaya dan musim kemarau

terdapat faktor pembatas air.

Jumlah Tandan/bulan

Kombinasi jumlah pelepah dan periode mempertahankan pelepah

menunjukkan pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap jumlah tandan/hektar

tanaman kelapa sawit umur < 8 tahun pada tahun 2010-2011 hingga tahun 2012-2013 (Tabel 4). Berdasarkan nilai rataan jumlah tandan/hektar didapatkan bahwa

jumlah tandan mengalami kenaikan produksi selama 3 tahun. Peningkatan

tertinggi rataan jumlah tandan kelapa sawit pada semua perlakuan terjadi pada

Page 24: PENGATURAN JUMLAH PELEPAH UNTUK KAPASITAS … · Pelepah merupakan organ fotosintesis dan transpirasi pada tanaman kelapa ... Kata kunci: jumlah pelepah, periode, produksi optimum

12

tahun 2012-2013. Peningkataan jumlah tandan pada tahun 2012-2013 mencapai

32 tandan/hektar/bulan dibandingkan tahun sebelumnya.

Tabel 4 Pengaruh kombinasi jumlah pelepah dan periode mempertahankan

pelepah terhadap jumlah tandan/hektar selama 3 tahun pada

tanaman umur < 8 tahun

Perla

kuan

2010-2011 2011-2012 2012-2013

TBS/ha/

Bulan

TBS/pokok

/bulan

TBS/ha/

Bulan

TBS/pokok/

bulan

TBS/ha/

Bulan

TBS/pokok/

bulan

A 105.6 1.1 112.3 0.9 130.3 0.9

B 100.1 1.0 111.1 0.8 148.9 0.8

C 111.5 1.1 120.1 1.0 164.1 0.9

D 118.5 1.1 115.6 1.0 145.3 0.9

E 112.4 1.2 120.6 0.9 154.1 0.9

F 117.5 1.2 122.6 1.0 151.3 0.9

Rata

-rata 111.6 1.1 117.0 0.9 149.0 0.9

Keterangan : Perlakuan jumlah pelepah yang dipertahankan per periodenya A (41-48, 41-48, 41-

48), B ( 41-48, 41-48, 49-56), C (41-48, 49-56, 49-56), D (49-56, 49-56, 49-46), E

(49-56, 49-56, 41-48), F (49-56, 41-48, 41-48)

Kombinasi jumlah pelepah dan periode mempertahankan pelepah tanaman

kelapa sawit umur < 8 tahun tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap

jumlah tandan/pokok pada tahun 2010-2011 hingga tahun 2012-2013. Rataan

jumlah tandan/pokok tertinggi terjadi pada tahun 2010-2011 (Tabel 3). Jumlah

tandan/pokok tanaman umur < 8 tahun mengalami penurunan produksi dari tahun

ke tahun.

Produksi TBS Kelompok Umur 8 − 13 Tahun

Bobot TBS/bulan

Kombinasi jumlah pelepah dan periode mempertahankan pelepah tanaman

kelapa sawit umur 8 − 13 tahun tidak berpengaruh nyata terhadap bobot

TBS/hektar/bulan pada tahun 2010-2011 hingga 2012-2013. Sama seperti

penelitian Franzedo (2011) menyatakan bahwa kombinasi tersebut tidak

signifikan meningkatkan bobot TBS/hektar/bulan tanaman kelapa sawit varietas

Marihat berumur > 8 tahun. Berdasarkan rataan bobot TBS/hektar/bulan

didapatkan kenaikan bobot TBS berkisar antara 32 dan 254 kg/hektar (Tabel 5).

Pengaruh aplikasi terhadap rataan bobot TBS tahun 2012-2013 meningkat

dibandingkan tahun 2011-2012. Peningkatan produksi tersebut disebabkan oleh

bertambahnya umur tanaman dan bulan basah dengan curah hujan yang tinggi

yang mencapai lebih dari 200 mm/bulan. Menurut penelitian Hazriani (2004),

menyatakan bahwa meningkatnya ketersediaan air menyebabkan pada waktu

pengisian buah berjalan baik sehingga berat buah meningkat.

Hasil uji statistik menunjukkan kombinasi jumlah pelepah dan periode

mempertahankan pelepah tidak berpengaruh nyata terhadap bobot

TBS/pokok/bulan (Tabel 5). Nilai rataan bobot TBS/pokok/bulan pada tahun

2011-2012 mengalami penurunan berkisar antara 1.5 dan 6.6 kg/pokok

dibandingkan tahun sebelumnya. Pengaruh kombinasi aplikasi terhadap rataan

Page 25: PENGATURAN JUMLAH PELEPAH UNTUK KAPASITAS … · Pelepah merupakan organ fotosintesis dan transpirasi pada tanaman kelapa ... Kata kunci: jumlah pelepah, periode, produksi optimum

13

bobot TBS/pokok/bulan tahun 2012-2013 pada semua perlakuan meningkat 0.3 –

8.6 kg/pokok dibanding tahun sebelumnya.

Tabel 5 Pengaruh kombinasi jumlah pelepah dan periode mempertahankan

pelepah terhadap bobot TBS/bulan selama 3 tahun pada tanaman

umur 8 sampai 13 tahun

Perla

kuan

Bobot TBS

2010-2011 2011-2012 2012-2013

kg/ha/bln kg/pkk/bln kg/ha/bln kg/pkk/bln kg/ha/bln kg/pkk/bln

A 1370.7 15.0 1402.6 8.4 1542.3 17.0

B 1447.3 14.3 1749.2 14.0 1908.0 18.1

C 1422.3 13.0 1618.8 11.6 1698.3 9.6

D 1444.7 14.7 1576.1 12.2 1574.2 16.6

E 1240.9 16.4 1494.6 14.6 2024.4 19.4

F 1629.3 14.8 1329.3 16.2 1691.2 16.5

Rata-

rata 1432.3 14.7 1536.7 13.0 1739.7 16.3

Keterangan : Perlakuan jumlah pelepah yang dipertahankan per periodenya A (41-48, 41-48, 41-

48), B ( 41-48, 41-48, 49-56), C (41-48, 49-56, 49-56), D (49-56, 49-56, 49-46), E

(49-56, 49-56, 41-48), F (49-56, 41-48, 41-48)

Kombinasi jumlah pelepah dan periode mempertahankan pelepah tanaman

berumur 8 – 13 tahun menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap BTR tahun

2010-2011 dan 2012-2013. Kombinasi jumlah pelepah dan periode

mempertahankan pelepah tahun 2010-2011 pada perlakuan A (41-48, 41-48, 41-

48) dan D (49-56, 49-56, 49-56) menunjukkan hasil tertinggi dibandingkan

perlakuan yang lain. BTR terbaik pada tahun 2012-2013 perlakuan F (49-56, 41-

48, 41-48) (Tabel 6).

Tabel 6 Pengaruh perlakuan kombinasi jumlah pelepah dan periode

mempertahankan pelepah terhadap BTR selama 3 tahun pada

tanaman umur 8 sampai 13 tahun

Perlakuan BTR (kg/tandan)

2010-2011 2011-2012 2012-2013

A (41-48, 41-48, 41-48) 17.1 a 14.7 13.2 b

B (41-48, 41-48, 49-56) 14.8 bc 15.2 15.7 a

C (41-48, 49-56, 49-56) 14.3 c 13.7 13.2 b

D (49-56, 49-56, 49-56) 16.5 a 14.4 14.7 ab

E (49-56, 49-56, 41-48) 14.8 bc 14.3 13.9 b

F (49-56, 41-48, 41-48) 16.2 ab 16.2 16.2 a

Rata-rata 15.6 14.7 14.5 Keterangan : Nilai pada kolom yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda

nyata pada uji Duncan pada taraf 5%

Perubahan yang terjadi antara perlakuan terbaik pada tahun 2010-2011 dan

perlakuan terbaik tahun 2012-2013 disebabkan faktor pemanen yang belum

paham dalam mempertahankan pelepah sesuai jumlah yang ditentukan pada tahap

awal penelitian. Selanjutnya, diindikasikan terdapat serangan penyakit kuning

Page 26: PENGATURAN JUMLAH PELEPAH UNTUK KAPASITAS … · Pelepah merupakan organ fotosintesis dan transpirasi pada tanaman kelapa ... Kata kunci: jumlah pelepah, periode, produksi optimum

14

gambut (peat yellowing) dengan gejala tanaman yang terserang yaitu banyak

pelepah-pelepah tua yang mati mengering (Purba 2009). Tanaman kelapa sawit

yang mengalami kuning gambut akan menurunkan produksi jumlah dan ukuran

tandan, selain itu juga mengurangi ketahanan tanaman terhadap penyakit

(Mangoensoekarjo 2007).

Jumlah tandan/bulan

Kombinasi jumlah pelepah dan periode mempertahankan pelepah tanaman

umur 8 sampai 13 tahun menunjukkan pengaruh yang tidak berbeda nyata

terhadap jumlah tandan/hektar/bulan pada tahun 2010-2011 sampai 2012-2013

(Tabel 7). Berdasarkan nilai rataan jumlah tandan/hektar/bulan tahun 2011-2012

didapatkan bahwa peningkatan jumlah tandan berkisar antara 2 dan 20

tandan/hektar dibandingkan tahun sebelumnya. Pengaruh kombinasi aplikasi

terhadap rataan jumlah tandan tahun 2012-2013 pada semua perlakuan meningkat

pada kisaran antara 3 dan 31 tandan/hektar/bulan dibanding tahun sebelumnya.

Tabel 7 Pengaruh kombinasi jumlah pelepah dan periode mempertahankan

pelepah terhadap jumlah tandan/bulan selama 3 tahun pada

tanaman umur 8 − 13 tahun

Perla

kuan

2010-2011 2011-2012 2012-2013

TBS/ha/

bln

TBS/pkk/

bln

TBS/ha/

bln

TBS/pkk/

Bln

TBS/ha/

Bln

TBS/pkk/

Bln

A 95.1 0.9 97.0 0.7 106.2 1.3

B 99.6 1.0 119.8 0.9 127.6 1.1

C 104.6 0.9 124.9 0.8 128.4 0.7

D 94.7 0.9 107.3 0.9 105.4 1.1

E 90.4 1.1 99.1 1.0 129.1 1.4

F 104.3 1.0 85.9 1.0 116.4 0.9

Rata-

rata 98.4 1.0 106.9 0.9 118.9 1.1

Keterangan : Perlakuan jumlah pelepah yang dipertahankan per periodenya A (41-48, 41-48, 41-

48), B ( 41-48, 41-48, 49-56), C (41-48, 49-56, 49-56), D (49-56, 49-56, 49-46), E

(49-56, 49-56, 41-48), F (49-56, 41-48, 41-48)

Kombinasi jumlah pelepah dan periode mempertahankan pelepah tidak

berpengaruh nyata terhadap jumlah tandan/pokok/bulan pada tahun 2010-2011

sampai 2012-2013 (Tabel 7). Nilai rataan jumlah tandan/pokok tahun 2011-2012

mengalami penurunan jumlah tandan berkisar 0.1 – 0.2 tandan/pokok. Nilai rataan

jumlah tandan/pokok/bulan tanaman umur 8 – 13 tahun pada tahun 2012-2013

mengalami peningkatan sebesar 0.2 – 0.6 tandan/pokok/bulan dibandingkan tahun

sebelumnya.

Produksi TBS Kelompok Umur > 13 Tahun

Bobot TBS/bulan

Kombinasi jumlah pelepah dan periode mempertahankan pelepah kelapa

sawit umur > 13 tahun tidak berpengaruh nyata terhadap bobot TBS/hektar/bulan

pada tahun 2010-2011 sampai 2012-2013. Kombinasi jumlah pelepah dan periode

mempertahankan pelepah tidak berpengaruh nyata terhadap bobot

Page 27: PENGATURAN JUMLAH PELEPAH UNTUK KAPASITAS … · Pelepah merupakan organ fotosintesis dan transpirasi pada tanaman kelapa ... Kata kunci: jumlah pelepah, periode, produksi optimum

15

TBS/hektar/bulan karena penunasan pada pelepah tua atau pelepah terbawah

hanya mempengaruhi bobot TBS dalam skala yang kecil (Rosenfeld 2009). Nilai

rataan bobot TBS/hektar/bulan pada tahun 2011-2012 mengalami penurunan

sebesar 311 – 448 kg/hektar dibandingkan tahun sebelumnya. Nilai rataan bobot

TBS/hektar/bulan pada tahun 2012-2013 mengalami peningkatan sebesar 61 –

172 kg/hektar dibandingkan tahun sebelumnya (Tabel 8).

Tabel 8 Pengaruh kombinasi jumlah pelepah dan periode mempertahankan

pelepah terhadap bobot TBS/bulan selama 3 tahun pada tanaman

umur > 13 tahun

Perla

kuan

Bobot TBS

2010-2011 2011-2012 2012-2013

kg/ha/bln kg/pkk/bln kg/ha/bln kg/pkk/bln kg/ha/bln kg/pkk/bln

A 1904.9 13.0 b 1576.4 9.6 1748.2 12.7

B 1974.5 9.0 b 1637.8 10.9 1713.1 12.3

C 2063.7 11.7 b 1752.8 11.2 1915.2 14.5

D 1990.0 14.3 b 1541.9 11.6 1602.8 12.9

E 2002.4 11.9 b 1636.3 13.1 1778.1 14.4

F 2040.4 20.7 a 1615.3 10.2 1777.3 13.6

Rata-

rata 1996 13.6 1626.7 11.1 1755.8 13.4 Keterangan : Nilai pada kolom yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda

nyata pada uji Duncan pada taraf 5%. Perlakuan jumlah pelepah yang dipertahankan

per periodenya A (41-48, 41-48, 41-48), B ( 41-48, 41-48, 49-56), C (41-48, 49-56,

49-56), D (49-56, 49-56, 49-46), E (49-56, 49-56, 41-48), F (49-56, 41-48, 41-48)

Kombinasi jumlah pelepah dan periode mempertahankan pelepah kelapa

sawit umur > 13 tahun berpengaruh nyata terhadap bobot TBS/pokok/bulan pada

tahun 2010-2011. Kombinasi yang memiliki nilai paling tinggi terdapat pada

perlakuan F (49-56, 41-48, 41-48) (Tabel 8). Jumlah pelepah yang lebih banyak

pada musim hujan memaksimalkan penyerapan radiasi matahari. Hal ini

dibuktikan oleh Affandi (2014) yang menyatakan bahwa intersepsi radiasi di

bawah kanopi sebesar 14 % dari radiasi yang diterima tajuk. Radiasi matahari

yang terserap semakin tinggi semakin meningkatkan proses fotosintesis.

Tabel 9 Pengaruh perlakuan kombinasi jumlah pelepah dan periode

mempertahankan pelepah terhadap BTR selama 3 tahun pada

tanaman umur > 13 tahun

Perlakuan BTR (kg/tandan)

2010-2011 2011-2012 2012-2013

A (41-48, 41-48, 41-48) 22.3 c 22.1 23.6 ab

B (41-48, 41-48, 49-56) 21.8 c 21.6 23.0 b

C (41-48, 49-56, 49-56) 24.1 bc 22.5 24.3 a

D (49-56, 49-56, 49-56) 24.9 b 22.8 24.1 a

E (49-56, 49-56, 41-48) 25.9 ab 23.1 23.2 b

F (49-56, 41-48, 41-48) 27.8 a 21.4 22.9 b

Rata-rata 24.4 22.2 23.5 Keterangan : Nilai pada kolom yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda

nyata pada uji Duncan pada taraf 5%

Page 28: PENGATURAN JUMLAH PELEPAH UNTUK KAPASITAS … · Pelepah merupakan organ fotosintesis dan transpirasi pada tanaman kelapa ... Kata kunci: jumlah pelepah, periode, produksi optimum

16

Kombinasi jumlah pelepah dan periode mempertahankan pelepah kelapa

sawit umur > 13 tahun berpengaruh nyata terhadap BTR pada tahun 2010-2011

dan 2012-2013. Nilai BTR tertinggi pada tahun 2010-2011 terdapat pada

perlakuan F (49-56, 41-48, 41-48). Sebaliknya, nilai paling rendah terdapat pada

perlakuan A (41-48, 41-48, 41-48) dan B (41-48, 41-48, 49-56). Nilai BTR

tertinggi pada tahun 2012-2013 diperoleh perlakuan C (41-48, 49-56, 49-56) dan

D (49-56, 49-56, 49-56) (Tabel 9).

Perubahan yang terjadi antara perlakuan terbaik pada tahun 2010-2011 dan

perlakuan terbaik tahun 2012-2013 karena jumlah pelepah pada tahun 2012-2013

tidak sesuai perlakuan akibat dari tanaman yang sudah terlalu tinggi yang

menghambat pemanenan buah, sehingga untuk memudahkan pemanenan pada

tanaman yang tinggi diperlukan penurunan pelepah penyangga buah. Keadaan

tersebut menyebabkan pemangkasan berlebih pada tanaman kelapa sawit. Sesuai

dengan Breure (2010) yang menyatakan bahwa tanaman berumur > 10 tahun

memiliki LAI rendah karena over pruning yang mengakibatkan produksi bobot

TBS/hektar rendah.

Jumlah tandan/bulan

Kombinasi jumlah pelepah dan periode mempertahankan pelepah kelapa

sawit umur > 13 tahun tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah

tandan/hektar/bulan pada tahun 2010-2011 sampai 2012-2013 (Tabel 9).

Berdasarkan nilai rataan jumlah tandan/hektar/bulan tahun 2011-2012 mengalami

penurunan 7 – 16 tandan/hektar/bulan dibandingkan tahun sebelumnya. Kondisi

pertanaman yang tinggi pada kelapa sawit yang berumur > 13 tahun menyulitkan

pekerja dalam melakukan penyerbukan secara manual sehingga menghambat

proses polinasi. Cekaman kekeringan dan polinasi yang buruk, yang diakibatkan

oleh keduanya atau secara terpisah akan memicu rendahnya produksi tandan

(Harun dan Noor 2002).

Tabel 10 Pengaruh kombinasi jumlah pelepah dan periode mempertahankan

pelepah terhadap jumlah tandan/bulan selama 3 tahun pada

tanaman umur > 13 tahun

Perlak

uan

2010-2011 2011-2012 2012-2013

TBS/ha/

bln

TBS/pkk

/bln

TBS/ha/

bln

TBS/pkk/

Bln

TBS/ha/

bln

TBS/pkk/

bln

A 89.2 0.6 72.7 0.4 82.1 0.5

B 88.3 0.4 81.5 0.5 88.1 0.5

C 96.7 0.6 84.4 0.5 96.7 0.6

D 88.6 0.6 77.2 0.5 81.5 0.5

E 89.7 0.7 81.3 0.6 88.9 0.6

F 87.9 0.5 80.8 0.5 89.9 0.6

Rata-

rata 90.1 0.6 79.7 0.5 87.9 0.6

Keterangan : Perlakuan jumlah pelepah yang dipertahankan per periodenya A (41-48, 41-48, 41-

48), B ( 41-48, 41-48, 49-56), C (41-48, 49-56, 49-56), D (49-56, 49-56, 49-46), E

(49-56, 49-56, 41-48), F (49-56, 41-48, 41-48)

Kombinasi jumlah pelepah dan periode mempertahankan pelepah kelapa

sawit umur > 13 tahun tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah tandan/pokok/bulan pada tahun 2010-2011 sampai 2012-2013 (Tabel 10).

Page 29: PENGATURAN JUMLAH PELEPAH UNTUK KAPASITAS … · Pelepah merupakan organ fotosintesis dan transpirasi pada tanaman kelapa ... Kata kunci: jumlah pelepah, periode, produksi optimum

17

Berdasarkan nilai rataan jumlah tandan/pokok/bulan tahun 2011-2012 terlihat

mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.

Kombinasi jumlah pelepah dan periode mempertahankan pelepah tidak

berpengaruh nyata terhadap jumlah tandan karena produksi jumlah tandan lebih

dipengaruhi perbandingan antara bunga betina dan seluruh bunga (seks rasio).

Menurut Siregar (1998) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

seks rasio meliputi umur tanaman, jumlah hari kering, penyinaran matahari dan

curah hujan. Selanjutnya, Harun dan Noor (2002) menyatakan jumlah tandan

dipengaruhi pemupukan dan polinasi.

Produksi TBS Kumulatif Semua Kelompok Umur

Bobot TBS kumulatif selama 3 tahun

Berdasarkan hasil pengamatan bobot TBS kumulatif dari tanaman berumur

< 8 tahun dan 8 – 13 tahun menunjukkan bahwa kombinasi tersebut berpengaruh

nyata. Kombinasi tersebut berpengaruh nyata terhadap bobot TBS/pokok/ 3 tahun

pada tanaman berumur < 3 tahun dan 8 – 13 tahun. Selain itu juga berpengaruh

cenderung nyata terhadap bobot TBS/ha/3 tahun pada tanaman berumur 8 – 13

tahun. Perlakuan terbaik untuk bobot TBS/pokok/ 3 tahun pada tanaman < 8

tahun adalah perlakuan A (41-48, 41-48, 41-48), C (41-48, 49-56, 49-56), D (49-

56, 49-56, 49-56), E (49-56, 49-56, 41-48) dan F (49-56, 41-48, 41-48). Perlakuan

pada tanaman 8 – 13 tahun untuk bobot TBS/ha/3 tahun terbaik adalah B (41-48,

41-48, 49-56) dan untuk bobot TBS/pokok/3 tahun yang terbaik adalah B (41-48,

41-48, 49-56), E (49-56, 49-56, 41-48) dan F (49-56, 41-48, 41-48) (Tabel 11).

Tabel 11 Pengaruh kombinasi jumlah pelepah dan periode mempertahankan

pelepah terhadap bobot TBS kumulatif semua kelompok umur

selama 3 tahun

Perla

kuan

Bobot TBS kumulatif 3 tahun

Umur < 8 tahun Umur 8 – 13 tahun Umur > 13 tahun

ton/ha/

3 tahun

kg/pkk/

3 tahun**

ton/ha/

3 tahun *

kg/pkk/

3 tahun**

ton/ha/

3 tahun

kg/pkk/

3 tahun

A 34.8 312.9 a 36.0 b 308.2 ab 55.8 374.4

B 36.3 251.8 b 48.2 a 414.4 a 56.8 364.8

C 34.5 319.1 a 39.9 ab 292.2 b 61.1 387.2

D 37.5 309 a 40.4 ab 363.1 ab 54.8 419.2

E 34.1 307.9 a 40.0 ab 403.2 a 57.8 435.2

F 37.8 319.6 a 43.1 ab 395.1 a 58.0 387.2

Rata-

rata 35.8 303.4 41.3 362.7 57.4 394.7

Keterangan : Nilai pada kolom yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda

nyata pada uji Duncan pada taraf **) 5% dan *) 10%. Perlakuan jumlah pelepah

yang dipertahankan per periodenya A (41-48, 41-48, 41-48), B ( 41-48, 41-48, 49-

56), C (41-48, 49-56, 49-56), D (49-56, 49-56, 49-46), E (49-56, 49-56, 41-48), F

(49-56, 41-48, 41-48)

Perlakuan jumlah pelepah yang dipertahankan berubah selama setahun

menunjukkan hasil bobot TBS lebih tinggi dibandingkan tanaman dengan jumlah

pelepah tetap sepanjang tahun pada tanaman berumur < 8 dan 8 – 13 tahun.

Secara tidak langsung pengaturan jumlah pelepah mengefisienkan penggunaan air

Page 30: PENGATURAN JUMLAH PELEPAH UNTUK KAPASITAS … · Pelepah merupakan organ fotosintesis dan transpirasi pada tanaman kelapa ... Kata kunci: jumlah pelepah, periode, produksi optimum

18

pada tanaman terutama pada waktu musim kemarau. Menurut Sunarko (2007)

curah hujan dan lamanya penyinaran matahari memiliki korelasi dengan produksi

kelapa sawit. Selanjutnya, Tanaman kelapa sawit yang mengalami cekaman

kekeringan pada saat pembentukan kelamin akan menurunkan seks rasio (Siregar

1998).

Pengaturan jumlah pelepah juga berpengaruh nyata terhadap BTR kumulatif

pada tanaman berumur 8 – 13 dan > 13 tahun. Nilai BTR yang terbaik dapat

dilihat pada Tabel 12 di bawah, untuk tanaman berumur 8 – 13 tahun adalah

perlakuan F (49-56, 41-48, 41-48) dan tanaman berumur > 13 tahun adalah

perlakuan E (49-56, 49-56, 41-48) dan F (49-56, 41-48, 41-48). Hal ini

menunjukkan bahwa tanaman berumur 8 – 13 tahun dan > 13 tahun dengan

jumlah pelepah berubah selama setahun memiliki nilai BTR lebih tinggi

dibandingkan tanaman dengan jumlah pelepah tetap.

Tabel 12 Pengaruh perlakuan kombinasi jumlah pelepah dan periode

mempertahankan pelepah terhadap BTR kumulatif selama 3

tahun pada semua kelompok umur

Perlakuan BTR (kg/tandan)

Umur < 8 Umur 8-13 Umur > 13

A (41-48, 41-48, 41-48) 9.2 15.1 ab 22.7 b

B (41-48, 41-48, 49-56) 8.9 15.3 ab 22.1 b

C (41-48, 49-56, 49-56) 9.3 13.8 c 23.6 ab

D (49-56, 49-56, 49-56) 9.2 15.2 ab 23.9 ab

E (49-56, 49-56, 41-48) 9.1 14.3 bc 24.1 a

F (49-56, 41-48, 41-48) 9.3 16.1 a 24.1 a

Rata-rata 9.2 14.9 23.4

Keterangan : Nilai pada kolom yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda

nyata pada uji Duncan pada taraf 5%

Jumlah tandan/bulan

Berdasarkan hasil pengamatan jumlah tandan kumulatif dari tanaman

berumur < 8 tahun dan 8 – 13 tahun menunjukkan bahwa kombinasi tersebut

berpengaruh nyata. Kombinasi tersebut berpengaruh nyata terhadap jumlah

tandan/pokok/ 3 tahun pada tanaman berumur < 3 tahun dan 8 – 13 tahun. Selain

itu juga berpengaruh cenderung nyata terhadap jumlah tandan/ha/3 tahun pada

tanaman berumur 8 – 13 tahun. Perlakuan terbaik untuk jumlah tandan/pokok/ 3

tahun pada tanaman < 8 tahun adalah perlakuan D (49-56, 49-56, 49-56), E (49-

56, 49-56, 41-48) dan F (49-56, 41-48, 41-48). Perlakuan pada tanaman 8 – 13

tahun untuk jumlah tandan/ha/3 tahun terbaik adalah B (41-48, 41-48, 49-56) dan

untuk jumlah tandan/pokok/3 tahun yang terbaik adalah B (41-48, 41-48, 49-56),

E (49-56, 49-56, 41-48) (Tabel 13).

Berdasarkan hasil di atas dapat disarankan bahwa jumlah pelepah yang

dipertahankan pada waktu musim hujan lebih banyak dibandingkan pada waktu

musim kemarau. musim hujan mempengaruhi ketersediaan air yang tinggi

sehingga dengan jumlah pelepah yang tinggi mampu mengoptimalkan proses

fotosintesis, sedangkan pada musim kemarau dengan jumlah pelepah yang lebih sedikit akan berguna untuk mengefisienkan penggunaan air oleh tanaman. Jumlah

pelepah yang sesuai untuk dipertahankan adalah perlakuan F (49-56, 41-48, 41-

48) karena pada waktu musim hujan jumlah pelepah yang lebih banyak lebih

Page 31: PENGATURAN JUMLAH PELEPAH UNTUK KAPASITAS … · Pelepah merupakan organ fotosintesis dan transpirasi pada tanaman kelapa ... Kata kunci: jumlah pelepah, periode, produksi optimum

19

mudah dicapai, sedangkan pada waktu musim kemarau pelepah tua lebih cepat

mengering terutama di tanah gambut.

Tabel 13 Pengaruh kombinasi jumlah pelepah dan periode mempertahankan

pelepah terhadap jumlah tandan/bulan kumulatif selama 3 tahun

pada semua kelompok umur

Perlak

uan

Umur < 8 Umur 8 – 13 Umur > 13

TBS/ha/

3 tahun

TBS/pkk/

3 tahun**

TBS/ha/

3 tahun*

TBS/pkk/

3 tahun**

TBS/ha/

Bln

TBS/pkk/

Bln

A 3260.7 28.0 b 2434.0 b 20.3 b 2643.2 16.5

B 3965 27.7 b 3217.2 a 26.0 ab 2723.2 16.5

C 3658.7 26.7 b 2987.0 ab 21.1 b 2963.2 18.0

D 4144.7 33.7 a 2756.7 ab 24.0 ab 2624 18.1

E 3894 31.2 a 2864.0 ab 29.9 a 2771.2 19.6

F 4276.7 34.0 a 2717.3 ab 24.5 ab 2758.4 16.8

Rata-

rata 3866.6 30.2 2829.4 24.3 2747.2 17.6

Keterangan : Nilai pada kolom yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda

nyata pada uji Duncan pada taraf **) 5% dan *) 10%. Perlakuan jumlah pelepah

yang dipertahankan per periodenya A (41-48, 41-48, 41-48), B ( 41-48, 41-48, 49-

56), C (41-48, 49-56, 49-56), D (49-56, 49-56, 49-46), E (49-56, 49-56, 41-48), F

(49-56, 41-48, 41-48)

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Kombinasi jumlah pelepah dan periode waktu mempertahankan pelepah

dapat mendukung produksi tertinggi tanaman kelapa sawit. Kombinasi jumlah

pelepah dan periode waktu mempertahankan pelepah efektif untuk meningkatkan

bobot TBS, jumlah tandan, dan bobot tandan rata-rata.

Kombinasi jumlah pelepah dan periode mempertahankan pelepah yang

efektif untuk mendukung produksi optimum tanaman kelapa sawit berumur < 8

tahun, 8 sampai 13 tahun dan > 13 tahun adalah perlakuan F (49-56, 41-48, 41-

48).

Saran

Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan jumlah pelepah

dengan ketersedian air dalam tanah untuk mendapatkan hasil yang lebih

komprehensif. Selain itu, dalam pelaksanaannya pada waktu pengamatan dan

pemberian perlakuan pada tanaman harus dilakukan dengan lebih teratur dan

terorganisir untuk menghindari kehilangan data pengamatan untuk menjaga

keakuratan data. Tempat penelitian diusahakan dipisahkan dengan kebun produksi

dan terpisah dengan unit penelitian yang lain untuk menjaga kehomogenan data.

Page 32: PENGATURAN JUMLAH PELEPAH UNTUK KAPASITAS … · Pelepah merupakan organ fotosintesis dan transpirasi pada tanaman kelapa ... Kata kunci: jumlah pelepah, periode, produksi optimum

20

DAFTAR PUSTAKA

Adiwiganda R. 2007. Manajemen Tanah dan Pemupukan Budidaya Perkebunan.

Mangoensoekarjo S, editor. Yogyakarata (ID): Gadjah Mada University

Press.

Affandi AB. 2014. Karakteristik radiasi matahari pertanaman kelapa sawit

(Implikasinya terhadap iklim mikro dan potensi tanaman sela) [skripsi].

Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.

Basiron Y, Chan KW. 2004. The oil palm and its sustainability. J. Oil Palm Res.

16: 1-10.

Breure CJ. 2010. Rate of leaf expansion : A criterion for identifying oil palm

(Elaeis guineensis Jacq.) types suitable for planting at high densities. NJAS-

Wageningen J. Life sci. 57 : 141-147.

Fransedo A. 2011. Pengaturan jumlah pelepah untuk kapasitas produksi optimum

tanaman kelapa sawit (Elaeis guneensis Jacq.) [skripsi]. Bogor (ID) : Institut

Pertanian Bogor.

Gomez KA, Gomez AA. 1995. Prosedur Statistik untuk Penelitian Pertanian.

Jakarta (ID): UI Press. 698 hal.

Growmikora N. 2013. Permodelan pertumbuhan dan produksi kelapa sawit

berbagai taraf dan periode penunasan pelepah [tesis]. Bogor (ID): Institut

Pertanian Bogor.

Harun MH, Noor MRM. 2002. Fruit set and oil palm bunch components. J. Oil

Palm Res. 14(2) : 24-33.

Hartley CWS. 1977. The Oil Palm Second Edition. London (GB): Longman

Group Limited. 806 p.

Hazriani R. 2004. Hubungan antara ketersedian air tanah dengan produksi tandan

buah kelapa sawit di area pt. Sinar Dinamika Kapuas 1 kabupaten Sintang

[tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Lakitan B. 1993. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta (ID) : PT Raja

Grafindo Persada. 205 hal.

Lubis AU. 2008. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Indonesia Ed ke-2.

Medan (ID): Pusat Penelitian Kelapa Sawit. 362 hal

Mangoensoekarjo S. 2007. Manajemen Tanah dan Pemupukan Budidaya

Perkebunan. Mangoensoekarjo S, editor. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada

University Press.

Mangoensoekarjo S. 2008. Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit. Yogyakarta

(ID): Gadjah Mada University Press. 605 hal.

Noor M. 2001. Pertanian Lahan Gambut Potensi dan Kendala. Yogyakarta (ID):

Kanisius.

Nurkhoiry R. 2011. Ekspansi lahan sawit berkurang. PPKS Kelapa Sawit Dalam

Berita Edisi April-Juni 2011.

Nurkhoiry R. 2011. Perlu terobosan teknologi tingkatkan produktivitas kelapa sawit. PPKS Kelapa Sawit Dalam Berita Edisi April-Juni 2011: 27-30

Pahan I. 2008. Kelapa Sawit, Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir.

Jakarta (ID) : Penebar Swadaya. 411 hal.

[PPKS] Pusat Penelitian Kelapa Sawit. 2007. Budidaya Kelapa Sawit. Medan

(ID): Pusat Penelitian Kelapa Sawit. 157 hal.

Page 33: PENGATURAN JUMLAH PELEPAH UNTUK KAPASITAS … · Pelepah merupakan organ fotosintesis dan transpirasi pada tanaman kelapa ... Kata kunci: jumlah pelepah, periode, produksi optimum

21

Purba RY. 2009. Penyakit-Penyakit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di

Indonesia. Medan (ID): Pusat Penelitian Kelapa Sawit.

Risza S. 2010. Masa Depan Perkebuanan Kelapa Sawit Indonesia. Yogyakarta

(ID): Kanisius. 236 hal.

Rosenfeld E. 2009. Effect of pruning on the health of palms. Arboriculture &

Urban Forestry 35 (6) : 294−299

Siregar HH. 1998. Model simulasi produksi kelapa sawit berdasarkan karateristik

kekeringan kasus kebun kelapa sawit Lampung [tesis]. Bogor (ID) :Institut

Pertanian Bogor.

Sunarko. 2007. Petunjuk Praktis Budidaya dan Pengolahan Kelapa Sawit. Jakarta

(ID): Agromedia Pustaka.

Lampiran 1 Bagan pengacakan perlakuan

Kelompok

umur (tahun) Blok Ulangan Acak Perlakuan Pelepah

< 8 OB-

20

1 A B C D E F

2 F A B C D E

3 E F A B C D

8 − 13 OA-2

1 D E F A B C

2 C D E F A B

3 B C D E F A

13 OK-

16

1 A B C D E F

2 F A B C D E

3 E F A B C D

Page 34: PENGATURAN JUMLAH PELEPAH UNTUK KAPASITAS … · Pelepah merupakan organ fotosintesis dan transpirasi pada tanaman kelapa ... Kata kunci: jumlah pelepah, periode, produksi optimum

22

Lampiran 3 Data curah hujan KTU tahun 2003 sampai 2012

Bulan 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH

Jan 14 315 5 65 3 40 14 167 7 123 3 65 9 143 1 99 5 265 5 102

Feb 9 114 5 118 2 9 8 73 4 55 5 258 8 140 10 245 2 44 12 163

Mar 17 273 15 263 6 144 8 71 4 44 12 480 16 180 11 227 8 87 10 240

Apr 19 275 12 198 6 117 9 134 11 319 14 221 9 186 6 58 15 196 13 221

Mei 9 146 9 181 7 118 12 229 11 179 5 86 10 201 7 252 8 162 8 190

Jun 7 176 5 91 2 12 4 79 5 74 9 125 3 29 6 89 4 105 6 72

Jul 8 145 13 235 0 0 4 93 7 105 6 202 1 60 9 190 8 281 6 154

Ags 6 144 6 112 0 0 3 65 2 24 7 101 10 103 6 61 5 94 4 96

Sep 5 124 7 88 2 23 9 155 12 155 12 406 12 273 6 97 6 112 8 214

Okt 9 270 11 317 10 173 6 62 8 264 7 213 8 246 4 100 11 260 16 261

Nov 7 179 7 170 13 371 11 187 12 218 8 368 7 137 3 39 17 346 25 452

Des 12 180 8 123 8 164 15 345 11 243 9 120 9 280 10 176 11 232 15 248

Jumlah 122 2341 103 1971 59 1170 103 1660 94 1801 97 2645 102 1977 79 1632 100 2184 128 2411

BB 12 9 6 6 8 10 10 6 9 10

BK 0 0 6 0 3 0 1 2 1 0 Keterangan: HH : Hari hujan CH rata-rata = 1979.2 mm/tahun

CH : Curah hujan (mm) HH rata-rata = 98.7 hari

BB : Bulan basah (>100 mm) Q = 𝑅𝑎𝑡𝑎 −𝑟𝑎𝑡𝑎 𝐵𝐾

𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝐵𝐵

Q : Nilai untuk menentukan batas-batas iklim = 1.3

8.6

Klasifikasi iklim menurut Schmidth-Ferguson: = 0.151 (tipe iklim B)

A : Daerah sangat basah E : Daerah agak kering

B : Daerah basah F : Daerah kering

C : Daerah agak basah G : Daerah sangat kering

D : Daerah sedang H : Daerah ekstrim

Page 35: PENGATURAN JUMLAH PELEPAH UNTUK KAPASITAS … · Pelepah merupakan organ fotosintesis dan transpirasi pada tanaman kelapa ... Kata kunci: jumlah pelepah, periode, produksi optimum

23

Lampiran 4 Peta kedalaman gambut PT. KTU

Page 36: PENGATURAN JUMLAH PELEPAH UNTUK KAPASITAS … · Pelepah merupakan organ fotosintesis dan transpirasi pada tanaman kelapa ... Kata kunci: jumlah pelepah, periode, produksi optimum

24

Lampiran 5 Peta kedalaman air tanah PT. KTU

Page 37: PENGATURAN JUMLAH PELEPAH UNTUK KAPASITAS … · Pelepah merupakan organ fotosintesis dan transpirasi pada tanaman kelapa ... Kata kunci: jumlah pelepah, periode, produksi optimum

25

Lampiran 6 Peta status unsur hara kalium (K) PT KTU

Page 38: PENGATURAN JUMLAH PELEPAH UNTUK KAPASITAS … · Pelepah merupakan organ fotosintesis dan transpirasi pada tanaman kelapa ... Kata kunci: jumlah pelepah, periode, produksi optimum

26

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sragen, provinsi Jawa Tengah pada tanggal 31 Juli

1990. Penulis merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Y.A. Sudarsono dan

Ibu C. Tini Lestari.

Tahun 2003 penulis lulus dari SD N Mojo Sragen, kemudian pada tahun

2006 penulis menyelesaikan studi di SMP N 5 Sragen. Selanjutnya penulis lulus

dari SMA N 2 Sragen pada tahun 2009. Tahun 2009 penulis diterima di

departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB melalui jalur

USMI. Tahun 2009 penulis menjadi Komti kelas A01 TPB-46 IPB. Tahun 2011-

sekarang aktif sebagai pengurus UKM KEMAKI (Keluarga Mahasiswa Katolik)

sebagai anggota divisi kerohanian. Penulis juga mengikuti kepanitian Farmer

Field Day pada tahun 2010 sebagai anggota divisi acara. Tahun 2012 menjadi

anggota divisi logistik dan transportasi pada acara Kuliah Lapang AGH 46.

Selanjutnya ditahun yang sama menjadi ketua pelaksana Misa Awal Tahun Ajaran

(MATA) 2012.

Selama perkuliahan, penulis pernah mengikuti Kuliah Kerja Profesi (KKP)

IPB di desa Juntikedokan, kecamatan Juntinyuat, kabupaten Indramayu, Jawa

Barat pada bulan Juni sampai Agustus 2012. Sebagai tugas akhir, penulis

melakukan penelitian dengan judul: Pengaturan Jumlah Pelepah untuk Kapasitas

Produksi Optimum Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di bawah bimbingan

Dr Ir Suwarto, Msi dan Prof Dr Ir Sudirman Yahya, Msc.