studi program pensiun&pesangon
TRANSCRIPT
5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 1/66
1
STUDI TENTANG PROGRAM PENSIUN
PESANGON DAN TUNJANGAN HAR I TUA LAINNYA
BIRO RISET DAN TEKNOLOGI INFORMASI
BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
2007
5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 2/66
i
ABSTRAKSI
Perkembangan dana pensiun yang kurang menggembirakan ditengarai oleh
beberapa sebab. Salah satu kemungkinan diantaranya adalah terjadinya kompetisi
dengan program lain yang sejenis seperti program pesangon yang ditetapkan dalam
Undang-undang Ketenagakerjaan Nomor 13 tahun 2003 (UUK 13/2003). Berbeda
dengan program pensiun yang bersifat sukarela, program pesangon bersifat wajib bagi
setiap karyawan yang memenuhi persyaratan. Akibatnya, perusahaan yang sudah
memiliki dana pensiun menghadapi 2 beban pembiayaan yaitu beban pesangon dan
beban pensiun. Padahal dampak makroekonomi akibat krisis yang berkepanjangan
masih dirasakan dan membawa pengaruh terhadap masyarakat untuk menyisihkan
penghasilannya dalam bentuk iuran pensiun.
Berdasarkan hal tersebut, Tim Studi telah melakukan kajian untuk mengetahui
apakah program pesangon yang terdapat dalam UUK 13/2003 memang merupakan
salah satu faktor yang menghambat perkembangan dana pensiun di Indonesia. Untuk
keperluan studi telah dikumpulkan data melalui penyebaran kuesioner danwawancara. Kuesioner disampaikan bagi pemberi kerja yang mempunyai dana
pensiun serta dana pensiun itu sendiri. Wawancara dilakukan terhadap pengurus dana
pensiun untuk mendapatkan konfirmasi. Analisis data dilakukan melalui analisis
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sebagai pembanding dilakukan analisis yang
sama terhadap dana pensiun.
Faktor-faktor yang diduga mempunyai pengaruh terhadap pemahaman
ketentuan perundangan di bidang ketenagakerjaan adalah profil pemberi kerja/dana
pensiun yang diwakili oleh manajemen (jabatan, divisi, jenis kepemilikan dan sifat
pemberi kerja) dan karakteristik usaha (lokasi, jenis dana pensiun, jenis program
pensiun, nilai aktiva bersih dan rata-rata usia karyawan/peserta). Indikator keterkaitanUUK 13/2003 dengan dana pensiun meliputi pengaturan masalah ketenagakerjaan
secara menyeluruh, pengaturan program pesangon dan kebijakan akibat hadirnya
program pesangon.
Hasil studi menunjukkan bahwa secara umum pemberi kerja dan dana pensiun
tidak memperlihatkan perbedaan dalam menilai keberadaan UUK 13/2003 dan
program pesangon khususnya. Mereka sepakat bahwa keberadaan program pesangon
tidak mengganggu program pensiun yang selama ini sudah ada. Namun demikian
pada kelompok responden pemberi kerja terdapat perbedaan pendapat diantara
subsektor dalam menanggapi beberapa masalah yang ada dalam pengaturan program
pesangon. Subsektor keuangan dan manufaktur di satu sisi dan subsektor lainnya disisi yang lain, berbeda dalam mengungkapkan fakta. Perbedaan pendapat juga terjadi
diantara dana pensiun seperti misalnya antara dana pensiun yang menyelenggarakan
manfaat pasti dengan dana pensiun yang menyelenggarakan iuran pasti. Adanya
perbedaan dan ketidaksepakatan dalam menilai permasalahan program pesangon
sebagaimana diatur dalam UUK 13/2003 ternyata tidak mengakibatkan perubahan
kebijakan yang dibuat terkait dengan dana pensiun.
5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 3/66
ii
KATA PENGANTAR
Kami panjatkan Puji Dan Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
selesainya Studi Tentang Program Pensiun, Pesangon Dan Tunjangan Hari Tua
Lainnya.
Tugas Pokok Tim Studi ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai
penyebab lesunya perkembangan dana pensiun. Hal ini diperlukan mengingat
pemahaman tentang program pensiun yang masih rendah dan adanya program lain
yang kemungkinan membebani perusahaan sehingga program pensiun kurang
diminati.
Tim berharap hasil penelitian dan studi ini dapat bermanfaat bagi
perkembangan dana pensiun di Indonesia dan juga dapat mendorong penelitian lain di
bidang program pensiun.
Akhir kata Tim Studi mengucapkan terimakasih kepada segenap Pihak yang
telah membantu penyelesaian studi ini. Kritik maupun saran yang membangun sangat
diharapkan dalam penyempurnaan penelitian ini.
Jakarta, Desember 2007
Tim Studi Tentang Program
Pensiun, Pesangon Dan
Tunjangan Hari Tua Lainnya.
5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 4/66
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI .................................................................................................................iKATA PENGANTAR..................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .......................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
I.1. Latar Belakang Masalah ................................................................................1
I.2. Permasalahan Penelitian ................................................................................3
I.3. Tujuan Penelitian ...........................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................6
II.1. Program Pesangon .........................................................................................6
II.2. Program Pensiun ............................................................................................9
II.3. Riset Program Pesangon ..............................................................................11
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................................12
III.1. Metode Pengumpulan Data..........................................................................12
III.2. Metode Analisis ...........................................................................................13III.3. Jangka Waktu Penelitian..............................................................................14
III.4. Keterbatasan Studi .......................................................................................14
BAB IV HASIL DAN ANALISIS.............................................................................15
IV.1. Pemberi Kerja ..............................................................................................15
IV.2. Dana Pensiun ...............................................................................................18
IV.3. Peraturan di Bidang Pesangon .....................................................................21
IV.4. Kompensasi Pembayaran Pesangon dan Manfaat Pensiun..........................26
IV.5. Kebijakan Terhadap Program Pensiun.........................................................29
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI....................................................34
V.1. Kesimpulan ..................................................................................................34
V.2. Rekomendasi................................................................................................35
V.2.1. Internal .................................................................................................35
V.2.2. Eksternal ..............................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................37
LAMPIRAN................................................................................................................39
5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 5/66
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Behaviour Motivation for Employee-Provided Pensions ....................10
Tabel 2 Tingkat Kemudahan Pemahaman UU Ketenagakerjaan Berdasarkan
Responden............................................................................................23
Tabel 3 Tingkat Kemudahan Pemahaman UU Ketenagakerjaan Berdasarkan
Jenis Dana Pensiun dan Program Pensiun ...........................................24
Tabel 4 Dana Pensiun Pemberi Kerja dan Rumusan Uang Pesangon ..............25
Tabel 5 Kompensasi Pembayaran Pesangon dan Pensiun Berdasarkan Bidang
Usaha....................................................................................................27
Tabel 6 Pengaruh UU Ketenagakerjaan dan Program Pesangon Terhadap Dana
Pensiun.................................................................................................31
5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 6/66
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Persentase Pengembalian Kuesioner Pemberi Kerja
Berdasarkan Wilayah.................................................................................16
Gambar 2 Jenis Bidang Usaha Pemberi Kerja............................................................17
Gambar 3 Jenis Kepemilikan Pemberi Kerja..............................................................18
Gambar 4 Persentase Pengembalian Kuesioner Dana Pensiun...................................19
Gambar 5 Distribusi Usia Berdasarkan Jenis Dana Pensiun ......................................20
Gambar 6 Distribusi Aktiva Bersih Dana Pensiun .....................................................21
Gambar 7 Kompensasi Pesangon dan Pensiun Berdasarkan Kepemilikan ................28
5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 7/66
vi
The page is intentionally left empty
5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 8/66
1
BAB I PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Masalah
Dalam rangka membangun manusia Indonesia seutuhnya maka pembangunan
ketengakerjaan melalui peningkatan harkat, martabat dan harga diri tenaga kerja perlu
diatur tersendiri. Pemerintah telah menetapkan Undang-undang Nomor 13 Tahun
2003 Tentang Ketenagakerjaan (UUK 13/2003) sebagai payung hukum segala
ketentuan di bidang ketenagakerjaan. Berdasarkan Undang-undang ini, hak-hak dan
perlindungan dasar karyawan pada saat bekerja dilindungi serta hubungan yang
harmonis antara karyawan, pemberi kerja, pemerintah dan masyarakat ditingkatkan.
Melalui penegakan transparansi peraturan diharapkan mampu meningkatkan kualitas
sumber daya manusia, produktivitas, dan daya saing produk Indonesia dan perluasan
kesempatan kerja. Beberapa peraturan perundangan yang mengatur ketenagakerjaan
yang berlaku selama ini merupakan produk masa kolonial yang menempatkan
karyawan sebagai obyek dengan posisi yang kurang menguntungkan.
Salah satu bentuk transparansi serta perhatian pemerintah yang dituangkan
dalam ketentuan itu adalah pemberian pesangon bagi karyawan yang berhenti bekerja
karena pemutusan hubungan kerja. Dalam hal terjadi pemutusan hubungan kerja,
pengusaha atau pemberi kerja diwajibkan untuk membayar sejumlah uang pesangon
dan atau uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak yang seharusnya
diterima karyawan. Khusus untuk pesangon besarnya telah diatur dalam Pasal 156
Undang-undang tersebut. Perhitungan besarnya uang pesangon didasarkan atas
5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 9/66
2
pencapaian masa kerja serta besarnya gaji/upah, misalnya ketentuan nilai terendah
untuk masa kerja kurang dari 1 (satu) tahun adalah 1 (satu) bulan upah sedangkan
nilai terendah untuk masa kerja lebih dari 8 (delapan) tahun adalah 9 (sembilan) bulan
upah. Pembayaran uang pesangon dilakukan pada saat karyawan berhenti bekerja
secara sekaligus karena filosofis pemberian uang pesangon adalah bantuan dana pada
saat karyawan harus mencari pekerjaan setelah terjadi pemutusan hubungan kerja.
Di sisi lain pemerintah juga memperhatikan nasib karyawan setelah tidak
bekerja lagi karena mencapai usia tertentu. Dalam rangka memberikan
kesinambungan penghasilan setelah purna bakti dan memberikan ketenangan bekerja,
pemerintah telah menetapkan Undang-undang Nomor 11 Tahun 1992 Tentang Dana
Pensiun (UUDP 11/1992). Melalui pelaksanaan UUDP ini kegiatan pengumpulan,
pengelolaan serta pembayaran sejumlah uang yang ditujukan bagi karyawan yang
berhenti bekerja setelah mencapai usia tertentu diatur secara lebih baik. Dana pensiun
sebagai suatu badan hukum baru berdasarkan ketentuan UUDP 11/1992 tersebut
mempunyai tugas dan fungsi mengelola serta menjalankan program yang menjanjikan
manfaat pensiun ( pension benefit ). Sistem pendanaan program pensiun dilakukan
melalui pemotongan iuran, baik dari karyawan maupun pemberi kerja, yang kemudian
diinvestasikan dalam beberapa instrumen investasi yang memungkinkan terbentuknya
akumulasi dana yang cukup untuk pembayaran manfaat pensiun dalam memelihara
kesinambungan penghasilan peserta pada hari tua. Pembayaran manfaat pensiun
dilakukan ketika karyawan telah mencapai usia pensiun tertentu sebagaimana
ditetapkan dalam peraturan dana pensiun dari masing-masing dana pensiun yang
dibentuk oleh perusahaan.
Besarnya manfaat pensiun yang menjadi hak peserta didasarkan pada jenis
dana pensiun serta program pensiun yang diikuti. Untuk Dana Pensiun Pemberi Kerja
5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 10/66
3
(DPPK) dikenal 2 program pensiun yaitu Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP atau
Defined Benefit ) dan Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP atau Defined Contribution).
Sedangkan Dana Pensiun Lembaga Keuangan hanya dikenal 1 jenis program yaitu
PPIP. Rumusan manfaat pensiun pada PPMP dihitung berdasarkan rumus yang telah
ditetapkan dalam peraturan dana pensiun dimana komponennya terdiri dari faktor
penghargaan tertentu per tahun masa kerja, masa kerja dan penghasilan dasar pensiun.
Faktor penghargaan ditetapkan maksimal 2,5% per tahun masa kerja. Sedangkan
untuk PPIP besarnya manfaat pensiun berdasarkan nilai akumulasi dana yang tercatat
atas nama akun masing-masing peserta.
Pembayaran manfaat pensiun dilakukan secara bulanan dimulai pada saat
peserta mencapai usia pensiun dipercepat (minimal 10 tahun sebelum usia pensiun
normal). Untuk peserta yang berhenti bekerja namun belum mencapai usia pensiun
dipercepat maka kepada yang bersangkutan belum bisa dibayarkan manfaat
pensiunnya, tetapi harus menunggu minimal sampai usia pensiun dipercepat.
I.2. Permasalahan Penelitian
Pada awal ditetapkannya UUDP 11/1992 perkembangan dana pensiun
menunjukkan peningkatan yang menggembirakan. Pada saat terjadi krisis di
Indonesia pada tahun 1997 dimana pada saat itu banyak perusahaan menghentikan
operasinya, industri dana pensiun justru menunjukkan potensi yang besar dalam
memberikan sumbangan perekonomian Indonesia sebagai sumber dana. Namun
seiring membaiknya proses pemulihan perekonomian Indonesia pasca krisis,
pertumbuhan dana pensiun menunjukkan penurunan. Pada tahun 2003 jumlah DPPK
dan DPLK sebanyak 345, maka pada tahun 2006 jumlahnya tinggal 300. Apabila
dilihat dari pertumbuhannya bahkan telah mengalami pertumbuhan yang negatif yang
5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 11/66
4
berarti lebih banyak dana pensiun yang membubarkan diri dibanding yang
mengajukan permohonan ijin yang baru.
Perkembangan dana pensiun yang kurang menggembirakan ini ditengarai oleh
beberapa sebab salah satu, diantaranya pengaturan program kesejahteraan hari tua
lainnya yang sejenis seperti program pesangon sebagaimana ditetapkan dalam UUK
13/ 2003. Program pesangon pada dasarnya bukan merupakan program yang
berkaitan dengan program kesejahteraan di hari tua melainkan program pemberian
sejumlah uang kepada karyawan akibat pemutusan hubungan kerja. Namun berbeda
dengan program pensiun yang bersifat sukarela, program ini bersifat wajib yang
diikuti oleh setiap karyawan yang memenuhi persyaratan. Sebagaimana telah
disampaikan sebelumnya, program pesangon tersebut menjanjikan pembayaran
manfaat pada saat karyawan berhenti bekerja dan dibayarkan secara sekaligus. Besar
manfaat ditentukan oleh penghasilan dan masa kerja karyawan pada pemberi kerja.
Program ini sepenuhnya dibiayai oleh pemberi kerja. Menilik sifatnya, program ini
pada dasarnya memiliki karakteristik seperti PPIP.
Akibat diwajibkannya program pesangon bagi setiap perusahaan maka
perusahaan yang sudah memiliki dana pensiun menghadapi 2 beban pembiayaan,
pesangon dan pensiun. Sampai saat ini akibat krisis yang berkepanjangan dampak
makroekonomi masih dirasakan. Tingkat pertumbuhan ekonomi yang rendah
membawa pengaruh terhadap kemampuan masyarakat untuk menyisihkan
penghasilannya dalam bentuk iuran pensiun. Padahal, sumber-sumber penghasilan
tersebut sangat berkorelasi dengan pembiayaan program pensiun yang membutuhkan
jangka waktu yang relatif panjang. Bagi sebagian masyarakat khususnya pemberi
kerja dan peserta yang telah mempunyai program pensiun, kemampuan keuangan
mereka menyisihkan sebagian penghasilan dalam membiayai program pensiun makin
5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 12/66
5
terasa berat dengan adanya kewajiban pembiayaan untuk program-program
kesejahteraan lainnya yang sifatnya wajib.
Kondisi tersebut menambah lemah kemampuan keuangan masyarakat dalam
menyisihkan penghasilan yang sifatnya rutin untuk membiayai program pensiun yang
bersifat sukarela. Selain itu, beberapa perusahaan pemberi kerja yang tidak dapat
mengatasi krisis keuangannya banyak yang memutuskan untuk melikuidasi
perusahaannya sehingga berakibat kepada penghentian program pensiun. Faktor lain
yang menimbulkan pemberi kerja mengalami kegagalan menjalankan program
pensiun adalah manajemen arus kas. Ketidakmampuan atau kegagalan pemberi kerja
atau peserta untuk melakukan pengaturan arus kas antara sumber penghasilan yang
diterima dengan pembiayaan program pensiun membawa akibat kepada kesulitan
pendanaan dana pensiun di masa mendatang. Biaya penyelenggaraan program
pensiun merupakan salah satu faktor biaya yang harus dikendalikan selama program
pensiun tersebut berjalan.
I.3. Tujuan Penelitian
Penelitian bertujuan memberikan gambaran mengenai penyebab terjadinya
perkembangan dana pensiun yang kurang menggembirakan melalui pendapat pemberi
kerja dan pengurus dan pensiun. Salah satu kemungkinan penyebab terjadinya
perkembangan yang kurang menggembirakan tersebut adalah hadirnya program
pesangon yang bersifat wajib yang diatur dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan. Melalui penelitian ini diharapkan diperoleh manfaat
berupa masukan bagi regulator (pemerintah), pemberi kerja, dana pensiun dan
masyarakat mengenai perkembangan dana pensiun dan program lain yang sejenis.
5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 13/66
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Program Pesangon
Berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 150 Tahun 2000,
pesangon atau disebut juga uang pesangon merupakan pembayaran uang dari pemberi
kerja (pengusaha) kepada karyawan (pekerja) sebagai akibat adanya pemutusan
hubungan kerja. Besarnya uang pesangon yang diberikan pada umumnya dikaitkan
dengan upah bulanan yang diterima. Jumlah ini dapat juga ditambahkan dengan
komponen lain seperti tunjangan cuti, tunjangan asuransi kesehatan karyawan, nilai
opsi saham atau tunjangan lainnya yang sudah umum dan merupakan hak karyawan di
perusahaan tersebut.
Pada umumnya, pesangon diberikan kepada karyawan yang mengalami
pemutusan hubungan kerja (PHK) dengan alasan normal seperti pengunduran, atau
pensiun. Pemberian uang pesangon juga umum dilakukan oleh perusahaan yang
melikuidasi usahanya. Selain itu, karyawan yang berhenti karena pemecatan dapat
menerima uang pesangon kepada berdasarakan aturan tersendiri. Pengaturan rinci
mengenai pesangon pada umumnya tertulis dalam peraturan perusahaan. Ketentuan
dalam peraturan perusahaan ini mengacu pada aturan yang ditetapkan oleh
pemerintah. Pengaturan pemerintah dalam hal uang pesangon dimaksudkan untuk
mengurangi perselisihan antara buruh dan perusahaan yang akan timbul akibat
kesalahan dalam pemutusan hubungan kerja.
5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 14/66
7
Pengaturan mengenai pesangon di Indonesia didasarkan atas UUK 13/2003.
Hal pesangon yang diatur dalam undang-undang adalah mengenai:
dasar perhitungan uang pesangon
rumusan uang pesangon yang dibayarkan
komponen uang pesangon
kondisi yang mendasari perhitungan dan pembayaran uang pesangon.
Pada praktiknya, pelaksanaan UUK 13/2003 menimbulkan gejolak di
masyarakat terutama masalah yang ada dalam Pasal 156 tentang pesangon. Besar
uang pesangon maksimal sembilan kali gaji kepada pekerja yang bekerja lebih dari
delapan tahun, disamping sejumlah uang penghargaan dan uang penggantian lainnya
dinilai pengusaha sangat memberatkan. Peraturan ini memberikan nilai pesangon
yang sangat tinggi dibanding kebiasaan internasional. Besar Imbalan PHK
berdasarkan UUK 13/2003 termasuk salah satu tertinggi didunia naik 2x lipat dari
kebijakan tahun 1996 dan 3x lipat dari kebijakan tahun 1986 (Posisi Kadin-Apindo
dalam RPP Pesangon, Rapat Kadin Indonesia dan Apindo, Jakarta 27 Juli 2007).
Sementara itu penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Penelitian Ekonomi
Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran pada tahun 2004 yang dikutip dalam
laporan Bank Dunia Unlocking Indonesia’s Domestic Financial Resources : The Role
of Non-Bank Financial Institutions (2006) menyatakan nilai pesangon sebesar kurang
lebih 13 % dari upah membuat biaya pesangon di Indonesia menjadi salah satu negara
yang biaya pesangonnya paling mahal di dunia.
Pada umumnya perusahaan swasta yang memiliki kepedulian yang tinggi telah
mencadangkan dana yang dimilikinya untuk pesangon. Pencadangan dilakukan
dengan mengikuti panduan yang tertera pada International Accounting Standard
(IAS) 19. Aturan ini kemudian diadopsi dalam Pernyataan Standar Akuntasi
5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 15/66
8
Keuangan (PSAK) Nomor 24 (revisi 2004) yang mulai diberlakukan pada laporan
tahunan 2005. Perlakuan akuntansi terhadap sistem pesangon diatur dalam PSAK
Nomor 24 (Revisi 2004) tersebut tentang Akuntansi Biaya Manfaat Pensiun.
Perlakuan akuntansi dan pengungkapan imbalan kerja, mengharuskan perusahaan
untuk mengakui Kewajiban dan Beban atas imbalan-imbalan kerja yang mencakup:
Imbalan Kerja Jangka Pendek – seperti upah, gaji, iuran jaminan sosial, cuti
tahunan, cuti sakit, bagi laba & bonus (jika terhutang dalam waktu 12 bulan
pada akhir perioda pelaporan) dan imbalan non-moneter seperti imbalan
kesehatan, rumah, mobil, barang atau jasa yang diberikan secara cuma-cuma
atau melalui subsidi);
Imbalan Pasca Kerja – seperti program pensiun, asuransi jiwa pasca kerja,
imbalan kesehatan pasca kerja;
Imbalan Jangka Panjang Lainnya – seperti cuti besar, cuti hari raya, imbalan
cacat permanen, dan bagi laba, bonus dan kompensasi yang ditangguhkan (jika
terhutang seluruhnya lebih dari 12 bulan pada akhir perioda pelaporan);
Pesangon Pemutusan Hubungan Kerja;
Imbalan berbasis Ekuitas.
PSAK 24 mengharuskan perusahaan/instansi memperhitungkan kewajiban
perusahaan terhadap karyawan aktif dan pensiunan sesuai dengan janji dan komitmen
perusahaan terhadap karyawan dan pensiunan mulai dari pensiun, kesehatan,
penghargaan dan Simpanan Hari Tua (SHT). Oleh karena banyak karyawan yang
sudah bekerja lebih dari 10 tahun dan juga banyak karyawan yang akan pensiun, maka
beban perusahaan akan semakin tinggi dan hutang perusahaan kepada karyawan akan
meningkat. Untuk kasus di Lembaga Riset Perkebunan Indonesia (LRPI) dengan
jumlah pegawai lebih dari 3.000 orang, maka akan timbul beban puluhan milyar
5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 16/66
9
rupiah dan otomatis kewajiban kepada pegawai akan meningkat dalam jumlah yang
sama. Penerapan PSAK 24 menimbulkan gejolak pada kinerja keuangan pada
berbagai PTP Nusantara yang memiliki jumlah pegawai lebih dari 10.000 orang dan
bahkan salah satu PTPN kewajiban kepada pegawai meningkat sampai dengan empat
ratusan milyar rupiah (Buletin Lembaga Riset Perkebunan Indonesia Vol. 1 Nomor
1/1 tahun 2005).
II.2. Program Pensiun
Selain mengatur pesangon, UUK 13/2003 juga mengatur secara ringkas
tentang manfaat lain bagi karyawan yang telah mencapai usia tertentu yaitu manfaat
pensiun. Penjelasan detil mengenai manfaat pensiun diatur dalam UUDP 11/1992
tentang Dana Pensiun. Dalam UUDP 11/1992 ini, Dana Pensiun didefiniskan sebagai
badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat
pensiun. Penjabaran dana pensiun dilakukan dalam bentuk tabungan yang mempunyai
ciri sebagai tabungan jangka panjang. Artinya, hasil dari tabungan baru dapat
dinikmati setelah karyawan yang bersangkutan pensiun.
Penyelenggaraan tabungan pensiun dilakukan dalam suatu program, yaitu
program pensiun, yang mengupayakan manfaat pensiun bagi pesertanya melalui suatu
sistem pemupukan dan yang lazim disebut sistem pendanaan. Sistem pendanaan suatu
program pensiun memungkinkan terbentuknya akumulasi dana, yang dibutuhkan
untuk memelihara kesinambungan penghasilan peserta program pada hari tua.
Akumulasi dana dari dana pensiun telah berhasil membentuk kumpulan dana
yang sangat besar. Data dari negara-negara anggota Organisation for Economic Co-
operation and Development (OECD) menunjukkan dana pensiun mengelola aset
sebesar 15 trilyun dolar Amerika atau sekitar 80% dari Gross Domestic Product
5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 17/66
10
(GDP) mereka (OECD Guidelines on Pension Fund Asset Management, OECD
Council, January 2006 ).
Peran terbesar Dana Pensiun terlihat jelas di pasar modal. Di Amerika Serikat,
20 dana pensiun dengan aset terbesar berperan sebagai investor institusional yang
menguasai 8% saham dari 10 perusahaan terbesar (Michela Scatigna, Institutional
Investor, Corporate Governance and Pension Funds, Working Paper No.13/01,
CeRp).
Keberhasilan dana pensiun melakukan pemupukan dana menjadi suatu
fenomena yang menarik untuk diteliti. Dalam The Role of Pensions in the Labor
Market: A Survey of the Literature, Industrial and Labor Relations Review, Vol. 47
No. 3, April 1994 dinyatakan mengenai gambaran motivasi yang mendasari
pembentukan program pensiun sebagaimana Tabel 1.
Tabel 1
Behaviour Motivation for Employee-Provided Pensions
Worker side Motivation for Pension
- Tax Qualified Retirement Savings
- Insurance Motivations
- Economic of Scale
- Union Preference
Firm-Side Motivations for Pensions
- Regulating Work Effort
- Regulating Turnover Other than Retirement
- Regulating Retirement
- Regulating Worker Quality
Outcomes Determined byInteraction of Supply and Demand
- Pension-Related Outcomes: Coverage, Plan Type, PlantCharacteristics, Shape and Value of Accrual Pattern
- Retirement
- Other Employment-Related Outcomes: Worker Quantity, IncludingTransition Rates, Worker Quantity and Effort
- Wage-Related Outcomes
Tabel 1 Behaviour Motivation for Employee-Provided Pensions
5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 18/66
11
Penggunaan pensiun sebagai instrumen pengganti pesangon pada sistem
kompensasi yang efisien telah diteliti oleh Edwad P Lazear pada tahun 1982.
Penelitian dilakukan terhadap tiga poin utama yaitu:
1. pesangon sebagai nilai tertinggi untuk pensiun dini.
2. alasan utama keberadaan program pensiun adalah keinginan untuk menciptakan
suatu mekanisme insentif yang dapat berfungsi sebagai alat pembayaran
pesangon yang efisien.
3. nilai upah yang diterima oleh pekerja senior melebihi marginal products mereka.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pensiun merupakan pilihan yang tepat
untuk digunakan sebagai alat pembayaran pesangon secara efektif.
II.3. Riset Program Pesangon
Sistem pesangon menjadi topik kajian yang menarik karena diduga
memberikan dampak negatif terhadap corporate value dan efisiensi ekonomis.
Beberapa penelitian empiris membuktikan bahwa market memperhitungkan berbagai
bentuk employee benefit liabilities. Sebagai contoh, penelitian yang dilakukan oleh
Bulow et al (1987), Feldstein dan Seligman (1981) dan Bodie (1985) menyatakan
bahwa market memperhitungkan nilai dari unfunded pension liabilities. Penelitian
Carroll-Niehaus (1998) menunjukkan bahwa utang manfaat pensiun ( pension
liabilities) mempengaruhi peringkat hutang perusahaan. Penelitian lainnya dilakukan
oleh Mike Orszag dan Mirko Cardinale (2005) menguji hubungan pesangon dan
corporate finance. Dengan menggunakan data akuntasi dari perusahaan di Italy dan
Austria didapat kesimpulan bahwa hubungan antara pesangon dan indikator resiko
pasar (market risk indicator ) tidak signifikan.
5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 19/66
12
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
III.1. Metode Pengumpulan Data
Untuk mengetahui apakah program pesangon yang terdapat dalam UUK13
merupakan salah satu faktor yang menghambat perkembangan dana pensiun di
Indonesia, metode pengumpulan data yang dilakukan dalam studi ini adalah sebagai
berikut:
a. Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan data primer dengan cara mendatangi
obyek yang akan diteliti (responden). Tujuan yang diharapkan dengan melakukan
penelitian lapangan ini adalah untuk memperoleh data, masukan atau informasi
langsung dari responden. Responden pada penelitian ini adalah Pendiri Dana
Pensiun atau Pemberi Kerja (PK) dan Dana Pensiun (DP) secara bersamaan.
Teknik yang dipergunakan adalah:
a.1. Daftar Pertanyaan (Questionaire)
Studi ini menyebarkan daftar pertanyaan melalui surat langsung kepada
responden sehingga data yang dikumpulkan diharapkan benar-benar sesuai
dengan keadaaan yang sebenarnya pada saat studi berlangsung. Kuesioner
ditujukan pada pemberi kerja yang mempunyai kaitan langsung dengan
masalah ketenagakerjaan terutama uang pesangon. Secara garis besar, daftar
pertanyaan disusun dengan sistematika sebagai berikut:
5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 20/66
13
1. Data ringkas mengenai profil responden dan perusahaan pembri kerja dan
dana pensiun
2. Pengaruh atau dampak program pesangon terhadap kebijakan yang dibuat
terkait dengan keberadaan dana pensiun.
a.2 Wawancara (Interview)
Tim studi melakukan pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab
kepada responden yang dianggap dapat memberikan penjelasan langsung baik
data maupun informasi sebagai pelengkap studi ini.
b. Penelitian Pustaka (Library research)
Dalam studi ini cara pertama yang dilakukan oleh tim studi adalah melakukan
pengamatan data dan informasi yang didapatkan melalui membaca, mempelajari,
dan mengutip dari buku literatur, majalah, pendapat, serta sumber-sumber lain
yang berhubungan dengan penelitian ini baik dalam negeri maupun luar negeri.
Informasi tersebut diperoleh dari perpustakaan maupun browsing di internet serta
peraturan perundangan.
III.2. Metode Analisis
Populasi target dari studi tentang pengaruh program pesangon yang terdapat
dalam UUK 13/2003 terhadap perkembangan dana pensiun adalah Pendiri atau
Pemberi Kerja (PK) yang memiliki dana pensiun dan Dana Pensiun (DP). Jumlah
populasi dari masing-masing target adalah 255 pemberi kerja yang memiliki dana
pensiun dan 255 dana pensiun baik dana pensiun pemberi kerja dan dana pensiun
lembaga keuangan. Sedikitnya jumlah populasi responden menyebabkan studi ini
tidak menggunakan metode sampling dalam melakukan penyebaran daftar
pertanyaan. Dengan menggunakan populasi diharapkan informasi yang didapat dari
5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 21/66
14
penyebaran daftar pertanyaan dapat mencerminkan keseluruhan sikap populasi
tersebut.
Adapun metode yang digunakan dalam studi ini adalah metode analisis
deskriptif dengan pendekatan kualitatif yaitu dengan melakukan kegiatan yang
dimulai dari proses penyaringan informasi dihubungkan dengan langkah pemikiran
rasional baik dari sudut pandang teoritis maupun praktis.
III.3. Jangka Waktu Penelitian
Jangka waktu studi ini dimulai dari bulan Agustus 2007 sampai dengan bulan
Oktober 2007 dengan melibatkan staf Biro Riset dan Teknologi Informasi bekerja
sama dengan Biro Dana Pensiun, Bapepam-LK.
III.4. Keterbatasan Studi
Sehubungan dengan adanya kebijakan pengurangan anggaran perjalanan dinas
sesuai Surat Menteri Keuangan Nomor: S.348/MK.02/2007 tanggal 30 Juli 2007 dan
Surat Edaran Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan Nomor: SE-1088/SJ.1/2007
tanggal 2 Agustus 2007 tentang belanja perjalanan dinas tidak mengikat tahun
anggaran 2007 yang pada pokoknya hanya dapat dipergunakan setinggi-tingginya
sebesar 30%, penelitian lapangan dengan melakukan wawancara hanya dapat
dilakukan pada 1 (satu) kota, yaitu Bandung dengan melakukan wawancara terhadap
5 (lima) responden. Untuk responden lain tidak dilakukan penelitian lapangan dan
wawancara tetapi melalui penyebaran kuesioner lewat surat.
5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 22/66
15
BAB IV HASIL DAN ANALISIS
BAB IV
HASIL DAN ANALISIS
Studi Tentang Program Pensiun, Pesangon dan Tunjangan Hari Tua ini
merupakan penelitian awal untuk melihat apakah penurunan jumlah dana pensiun
mempunyai kaitan erat dengan kehadiran program pesangon yang diatur dalam
Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Pertanyaan dalam
penelitian ini hanya membatasi dengan hal-hal yang berkaitan dengan UU Nomor 13
tersebut dan khususnya dengan pasal-pasal yang berhubungan dengan program
pesangon.
IV.1. Pemberi Kerja
Kuesioner dibagikan kepada masing-masing 255 responden yang terdiri dari
pemberi kerja yang mempunyai dana pensiun dan kepada dana pensiun itu sendiri
sehingga total ada 510 kuesioner. Setelah dilakukan verifikasi data terdapat sebanyak
81 pemberi kerja yang telah mengembalikan kuesioner dan dinyatakan memenuhi
kriteria. Di dalam kuesioner terdapat 16 pertanyaan yang meliputi profil ringkas
pengisi dan lembaga yang mengisi. Untuk pertanyaan profil pemberi kerja terdiri dari
7 pertanyaan yaitu : identitas perusahaan yang meliputi jabatan dan divisi pengisi
kuesioner, bidang usaha, jenis kepemilikan, jumlah karyawan dan rata-rata usia
karyawan. Kemudian dilanjutkan mengenai 9 pertanyaan yang terkait dengan program
pesangon sebagaimana dimaksud dalam UUK 13/2003.
Adapun persentase tingkat pengembalian kuesioner bagi pemberi kerja yang
dikirimi kuesioner dapat dilihat pada Gambar 1 dimana Jawa Timur merupakan
5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 23/66
16
provinsi dengan persentase tingkat pengembalian yang paling tinggi diikuti beberapa
daerah lain di Indonesia bagian timur seperti Kalimantan/Sulawesi dan Bali/Nusa
Tenggara/Papua/Maluku. Penyebaran ini tidak menunjukkan kondisi industri dana
pensiun secara keseluruhan. Sebagian besar (65%) dana pensiun berlokasi di DKI
Jakarta sedangkan daerah lain seperti Jabar/Banten hanya 6%, Jateng/DIY 5%, Jatim
5%, Kalimantan/Sulawesi 4% dan sisanya Bali/NTB/NTT/Maluku/Papua 3%.
Gambar 1
Persentase Pengembalian Kuesioner Pemberi Kerja
Berdasarkan WilayahGambar 1 Persentase Pengembalian Kuesioner Pemberi Kerja Berdasarkan
Wilayah
38%
28% 28%31%
62%
55%
38%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
S u m a t e r a
D K I
J a b a r / B a n t
e n
J a t e n
g / D I Y
J a t i m
K a l i m
a n t a n
/ S u l a w
e s i
B a l i / N
T T / N T B
/ P a p u a
Sebagian besar yang mengisi kuesioner untuk pemberi kerja berasal dari
tingkat Manager (31%) dan Direksi (51%). Hal ini sesuai dengan harapan mengingat
jabatan mereka sebagai pengambil keputusan yang menentukan keberadaan program
pesangon dan pensiun dan sekaligus memberi sedikit gambaran mengenai keseriusan
pemberi kerja dalam ikut peduli terhadap masalah ketenagakerjaan. Sebagian besar
dari mereka yang mengisi kuesioner berasal dari divisi Sumber Daya Manusia yang
langsung berkaitan dengan masalah karyawan. Namun demikian ada sekitar 26%
yang bukan berasal dari SDM, Keuangan atau Sekretariat/Humas.
5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 24/66
17
Berdasarkan klasifikasi bidang usaha yang dijalankan oleh pemberi kerja,
terdapat 9 jenis subsektor usaha. Klasifikasi mengenai bidang usaha terbagi atas 9
jenis yang mengikuti klasifikasi sebagaimana dalam pengajuan ijin pendirian dana
pensiun dan distribusinya dapat dilihat pada Gambar 2. Pengklasifikasian bidang
usaha pemberi kerja dapat memberikan gambaran pola berpikir pemberi kerja dari
setiap subsektor industri dalam menanggapi isu penting di bidang ketenagakerjaan.
Sebagaimana terlihat dalam gambar tersebut sebagian besar pemberi kerja yang
mengembalikan kuesioner ternyata berasal dari sektor keuangan, real estat dan jasa
bisnis yakni sebanyak 42% dan kemudian diikuti dari sektor manufaktur sebesar 22%
serta sektor-sektor lainnya yang relatif kecil. Dengan demikian seolah-olah industri
dana pensiun mayoritas (total 64%) dikuasai oleh 2 subsektor ini. Ternyata distribusi
ini tidak berbeda jauh dengan distribusi keseluruhan industri dana pensiun. Data tahun
2003 menunjukkan sebanyak 35% berasal dari industri keuangan dan 34% berasal
dari sektor manufaktur1. Total pada tahun 2003 tersebut subsektor keuangan dan
manufaktur menguasai 69% industri dana pensiun.
Gambar 2
Jenis Bidang Usaha Pemberi KerjaGambar 2 Jenis Bidang Usaha Pemberi Kerja
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
45%
P e r t a
n i a n
P e r t a
m b a
n g a n
M a n u f
a k t u r
L i s t r i k /
G a s / A i r
K o n s t r u k s
i
P e r d a g a n g a n
T r a n s p o r t a s i
K e u a n g a n
P e l a
y a n a n S o
s i a l
1 Laporan Tahunan Dana Pensiun 2003
5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 25/66
18
Dari sisi usia karyawan sebagian besar karyawan rata-rata berusia 31-40 tahun
sebanyak 63%, berusia 41-50 tahun berjumlah 35% dan hanya 2% pada kisaran usia
20-30 tahun. Komposisi yang kurang lebih sama ini juga tercermin dari data dana
pensiun. Pada umumnya memang karyawan perusahaan, terutama dari Dana Pensiun
Pemberi Kerja, ikut menjadi peserta di DPPK tersebut sehingga distribusi usia
karyawan di pemberi kerja dan usia peserta di dana pensiun relatif sama.
Sementara itu berdasarkan jenis kepemilikan pemberi kerja, memberikan
distribusi yang agak merata dengan 32% dari BUMN, PMDN 23%, PMA 20%,
BUMD 14% dan sisanya berasal dari yayasan sosial atau lembaga lain. Gambar 3
menunjukkan distribusi pemberi kerja dilihat dari jenis kepemilikan. Data ini relatif
tidak berbeda dengan industri dana pensiun secara umum sehingga dapat dikatakan
cukup mewakili kondisi industri.
Gambar 3
Jenis Kepemilikan Pemberi Kerja
Gambar 3 Jenis Kepemilikan Pemberi Kerja
BUMN
32%
BUMD
14%PMDN
23%
PMA
20%
LAINNYA
11%
IV.2. Dana Pensiun
Responden Dana Pensiun yang mengembalikan kuesioner ada sebanyak 127
dari 255 kuesioner yang dibagikan. Dari sebanyak 127 tersebut sebanyak 116 atau
5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 26/66
19
91% berasal dari Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) dan sisanya dari Dana Pensiun
Lembaga Keuangan (DPLK). Dari sebanyak 116 DPPK tersebut 102 diantaranya
(88%) menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) dan sisanya
sebanyak 14 menyelenggarakan Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP).
Pertanyaan untuk dana pensiun meliputi 7 pertanyaan yang bersifat profil
ringkas yaitu : jabatan pensgisi kuesioner di dana pensiun, jenis dana pensiun,
program yang diselenggarakan, jumlah peserta, rata-rata usia peserta dan nilai aktiva
bersih. Pertanyaan selanjutnya berupa pertanyaan yang terkait dengan program
pensiun dan pesangon sebanyak 9 pertanyaan.
Tingkat pengembalian kuesioner dana pensiun berdasarkan letak geografis
dapat dilihat pada Gambar 4. Persentase pengembalian kuesioner dana pensiun yang
berasal dari Kalimantan dan Sulawesi lebih tinggi dibanding dana pensiun dari daerah
lain.
Gambar 4
Persentase Pembalian Kuesioner Dana PensiunGambar 4 Persentase Pengembalian Kuesioner Dana Pensiun
63%
47%41%
62%
54%
91%
25%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
S u m a
t e r a
D K I
J a b a
r / B a n t e n
J a t e n
g / D I Y
J a t i m
K a l i m
a n t a n
/ S u l a
w e s i
B a l i / N T
T / N T
B / P a
p u a
5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 27/66
20
Sementara itu berdasarkan distribusi jumlah pesertanya, terdapat 54 dana
pensiun yang mempunyai peserta antara 100-1000 orang, 38 dana pensiun dengan
peserta 1000-5000 orang, 25 dana pensiun yang mempunyai peserta lebih dari 5000
orang dan 2 dana pensiun yang tidak menyampaikan mengenai distribusi pesertanya.
Dari sejumlah peserta tersebut ada sebanyak 54% yang berada dalam rentang usia 31-
40 tahun, 39% berada dalam rentang 41-50 tahun dan sebanyak 5% yang mempunyai
rata-rata usia peserta lebih dari 50 tahun. Untuk peserta muda dengan rata-rata usia
20-30 tahun hanya dimiliki oleh 2 dana pensiun. Berdasarkan program yang dimiliki
sebanyak 66,7% peserta DPPK-PPIP berusia antara 31-40 tahun. Semakin muda usia
peserta dana pensiun yang menyelenggarakan PPIP semakin panjang waktu untuk
mengiur dan semakin besar akumulasi dana yang akan terkumpul yang pada akhirnya
akan memberikan manfaat pensiun yang juga cukup besar. Ternyata berdasarkan
Gambar 5 terlihat pada usia muda dengan kisaran usia 20–30 tahun dan 31– 40 tahun
kebanyakan memilih PPIP sesuai dengan dugaan.
Gambar 5
Distribusi Usia Berdasarkan Jenis Dana Pensiun
Gambar 5 Distribusi Usia Berdasarkan Jenis Dana Pensiun
0%
7%
49%
57%
36% 36%
6%
0%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
20- 30 31-40 41- 50 > 51
MP
IP
5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 28/66
21
Dari sebaran aktiva bersih yang dimiliki dana pensiun banyak diantara mereka
memiliki aktiva bersih sekitar Rp 5 – Rp Rp 50 milyar dan Rp 50 – Rp 500 milyar
yang artinya pada posisi menengah diantara industri dana pensiun di Indonesia.
Gambar 6 menggambarkan posisi aktiva bersih dana pensiun yang diteliti. Distribusi
ini mirip dengan kondisi industri dana pensiun di Indonesia. Laporan Tahunan Dana
Pensiun tahun 2004-2005 memperlihatkan bahwa dana pensiun yang mempunyai
aktiva bersih diatas Rp 500 milyar hanya sekitar 7%, sedangkan yang paling banyak
ada di kisaran Rp 5 milyar s.d. Rp 50 milyar yang mencapai sekitar 75%.
Gambar 6Distribusi Aktiva Bersih Dana Pensiun
Gambar 6 Distribusi Aktiva Bersih Dana Pensiun
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
1 0 0 j
t - 5 m i l y
a r
5 m i l y
a r - 5 0
m i l y
a r
5 0 m i l y
a r - 5 0
0 m i l y a
r
d i a t a s
5 0 0
m i l y
a r
IV.3. Peraturan di Bidang Pesangon Salah satu dugaan munculnya kontroversi UUK 13/2003 khususnya yang
menyangkut program pesangon adalah penulisannya serta penjelasannya yang
mungkin tidak mudah dipahami oleh masyarakat awam. Untuk itu dalam penelitian
ini dirasa perlu untuk menanyakan mengenai soal pemahaman mengenai program
5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 29/66
22
pesangon sebagaimana ditetapkan dalam UUK 13/2003. Hasil kajian ternyata
memberikan masukan bahwa secara umum pengaturan program pesangon
sebagaimana diatur dalam UUK 13/2003 cukup mudah dipahami oleh pemberi kerja
maupun dana pensiun. Sebagian besar responden yang berasal dari 2 kelompok ini
menyatakan demikian. Namun dalam penelitian lebih lanjut terungkap bahwa
persentase yang mengatakan bahwa ketentuan dalam UUK 13/2003 tersebut mudah
dipahami menunjukkan adanya perbedaan diantara pemberi kerja dan dana pensiun.
Sekitar 92,6% dari pemberi kerja mengisyaratkan bahwa UUK 13/2003 tersebut dapat
dengan mudah dipahami, namun hanya ada sebanyak 78,7% responden yang berasal
dari dana pensiun mengatakan hal yang sama (Tabel 2). Perbedaaan pendapat yang
cukup signifikan ini mengindikasikan bahwa pemberi kerja dan pengurus dana
pensiun berbeda dalam menanggapi isu yang berkaitan dengan program pensiun.
Dana pensiun mempunyai perhatian yang lebih terhadap issue yang berkaitan dengan
program pensiun sehingga bagi mereka tidak begitu saja memahami ketentuan yang
berkaitan dengan program pensiun atau ketenagakerjaan. Jumlah kuesioner yang
kembali yang tinggi menunjukkan keseriusan dana pensiun dalam menanggapi
permasalahan ketenagakerjaan.
Secara teknis penulisan bahasa UUK 13/2003 ini mudah dipahami namun bisa
berbeda dalam menginterpretasikannya. Interpretasi bagi pengusaha cukup jelas yaitu
rumusan pesangon yang ditetapkan sangat membebani mereka2
. Mereka beranggapan
bahwa pesangon merupakan biaya yang harus dikeluarkan, sedangkan karyawan
berpendapat bahwa semakin besar pesangon akan memberi ketenangan dalam bekerja
sehingga mereka tidak perlu mengkhawatirakan jika suatu saat harus menghadapi
2 Tim Akademik dari 5 Perguruan Tinggi Negeri, Ringkasan Eksekutif, Hasil Kajian Akademis
Terhadap UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, www.apindo.or.id
5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 30/66
23
pemutusan hubungan kerja. Namun demikian diduga banyak karyawan atau pekerja di
perusahaan yang tidak mengetahui/memahami peraturan tentang ketenagakerjaan3.
Sebagaimana dalam pengisian kuesioner seperti disebutkan di atas, dari
kuesioner yang masuk diketahui bahwa responden yang mengisi kuesioner ini
sebagian besar berasal dari kalangan Manager dan Direksi (81%) sehingga jawaban
yang tercermin mungkin tidak mewakili aspirasi karyawan secara keseluruhan.
Tabel 2Tingkat Kemudahan Pemahaman UU Ketenagakerjaan Berdasarkan
Responden
Responden Ya Tidak Jumlah
Pemberi Kerja 75 6 81
Dana Pensiun 100 23 123
Jumlah 175 29
Apabila pernyataan tersebut diteliti lebih dalam lagi, perbedaan jawaban atas
pertanyaan dimaksud juga ditunjukkan pada 2 jenis program pensiun yang diikuti.
Tabel 3 dibawah memperlihatkan bahwa dari 90 DPPK yang mengatakan mudah
memahami 78 diantaranya berasal dari DPPK yang menyelenggarakan PPMP dan 12
dari PPIP. Sementara itu dari 23 DPPK yang menjawab bahwa UUK 13/2003 tidak
mudah dipahami ada sebanyak 21 berasal dari PPMP dan 2 dari PPIP. Sedangkan 3
responden yang berasal dari DPPK-PPMP tidak menjawab. Sementara itu apabila
dilihat dari jenis program yang diikuti, sebanyak 76,5% dari DPPK-PPMP
mengatakan mudah memahami, 20,6% tidak mudah dan 2,9% sisanya tidak
memberikan jawaban. Sedangkan dari DPPK-PPIP 85,7% responden mengatakan
mudah memahami dan 14,3% mengatakan tidak mudah. Sekali lagi angka ini
memberi gambaran bahwa meskipun secara umum UUK 13/2003 mudah dipahami
oleh DPPK namun yang menyelenggarakan PPMP relatif lebih banyak yang
3 Muslikhudin, Fenomena Pekerja Kontrak, Suara Merdeka, 22 November 2007
5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 31/66
24
menyuarakan bahwa tidak mudah dibanding dana pensiun yang menyelenggarakan
PPIP.
Tabel 3 Tingkat Kemudahan Pemahaman UU Ketenagakerjaan Berdasarkan
Jenis Dana Pensiun dan Program Pensiun
Dana Pensiun Ya Tidak Kosong Total
DPPK 90
(77,6%)
23
(19,8%)
3
(2,6%)
116
PPMP 78 21 3 102
PPIP 12 2 0 14
DPLK 10
(90,9%)
0 1
(9,1%)
11
Total 100 23 4 127
Berdasarkan kuesioner yang disebarkan terdapat sebanyak 63 responden yang
mengirimkan kembali kuesionernya secara bersamaan antara pemberi kerja dan dana
pensiun, sedangkan selebihnya hanya pemberi kerja atau dana pensiun saja yang
mengirimkan kembali. Dari sebanyak 63 responden tersebut yang menyatakan bahwa
rumusan program pesangon besar atau kecil dapat dilihat pada Tabel 4. Ternyata
sebagian besar pemberi kerja (62%) menyatakan bahwa rumusan pesangon tidak
terlalu besar, sedangkan sisanya mengatakan besar. Apabila jawaban pemberi kerja
tersebut dikaitkan dengan jenis program pensiun yang diselenggarakan, dari yang
menjawab bahwa rumusan pesangon cukup besar tersebut ternyata 35% berasal dari
PPMP. Sementara dari PPMP yang menjawab tidak besar sebanyak 51%. Jawaban ini
paling tidak memberi petunjuk awal bahwa ada keterkaitan jawaban pada pertanyaan
tentang mudah/tidaknya pemahaman tentang UUK 13/2003 sebagaimana diuraikan
diatas dengan sisi keuangan yang diwakili pada rumusan besarnya uang pesangon.
Dengan demikian meskipun secara umum responden dari pemberi kerja dan dana
pensiun menyatakan mudah memahami ketentuan dalam UUK 13/2003 serta sebagian
besar juga menyatakan rumusan program pesangon tidak besar, tetapi tetap saja ada
sebanyak 35% responden PPMP yang mengatakan bahwa rumusan itu terlalu besar.
5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 32/66
25
Tabel 4
Dana Pensiun Pemberi Kerja dan Rumusan Uang PesangonTabel 4 Dana Pensiun Pemberi Kerja dan Rumusan Uang Pesangon
Jenis Besar Tidak Besar TotalDPPK 24 (38%) 39 (62%) 63
PPMP 22 (35%) 32 (51%) 54
PPIP 2 (3%) 7 (11%) 9
Ketidaksepakatan mengenai besar uang pesangon itu juga terlihat dari jawaban
responden yang berasal dari sektor-sektor bidang usaha pemberi kerja. Pemberi kerja
yang berasal dari industri non keuangan tidak sepakat mengenai rumusan pesangon
ini. Hanya sekitar 50% yang mengatakan rumusannya tidak besar sementara 50%
lainnya mengatakan besar. Dari sektor keuangan sebanyak 70% mengatakan tidak
besar. Sebagaimana diketahui banyak dana pensiun yang pemberi kerjanya bergerak
dalam bidang keuangan memiliki pertumbuhan aset yang relatif lebih stabil dibanding
dana pensiun yang pemberi kerjanya berasal dari sektor lain. Berdasarkan latar
belakang itu maka pemberi kerja yang bergerak dalam bidang keuangan menganggap
kehadiran program pesangon tidak mengganggu keuangan mereka. Laporan Tahunan
Dana Pensiun tahun 2004-2005 menunjukkan bahwa aktiva bersih dana pensiun yang
pemberi kerjanya berasal dari sektor keuangan dengan nilai aktiva bersih diatas Rp 1
trilyun atau masuk top 10 ada sebanyak 50%. Menurut hasil kuesioner dari responden
yang mempunyai aktiva bersih di atas Rp 500 milyar sebanyak 7 responden, 5
diantaranya (71%) berasal dari sektor keuangan. Data ini sedikit memberi gambaran
mengapa perusahaan yang berasal dari sektor keuangan tidak mempermasalahkan
besaran program pesangon melalui UUK 13/2003. Di lain pihak dalam kajian
akademiknya Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyatakan bahwa rumusan
pesangon sangat besar dan memberatkan sehingga tidak sesuai lagi dengan semangat
pemberian pesangon yang diperuntukkan bagi penghargaan masa kerja dan
5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 33/66
26
kompensasi biaya sosial akibat berubahnya status pekerja yang di PHK dari bekerja
menjadi menganggur serta fungsi pesangon sebagai safety net 4.
Dengan demikian jawaban yang diberikan responden memberikan petunjuk
bahwa di antara pihak pengusaha atau pemberi kerja itu sendiri tidak terjadi
kesepakatan. Artinya asumsi terjadinya dikotomi diantara pemberi kerja sebagaimana
disampaikan diatas layak untuk dilakukan kajian lebih dalam.
IV.4. Kompensasi Pembayaran Pesangon dan Manfaat Pensiun
Besarnya rumusan pesangon yang ditetapkan sedikit banyak akan berpengaruh
kepada cara pembayaran program pensiun. Sebanyak 46 responden atau 57%
mengatakan bahwa mereka tidak melakukan kompensasi terhadap program pesangon.
Artinya program pensiun dan program pesangon masing-masing dibayarkan dengan
cara yang berbeda atau setiap peserta mendapat hak atas program pesangon dan
program pensiun. Sebagaimana diketahui bahwa ketentuan dalam Pasal 167 UUK
13/2003 tersebut memberikan peluang kepada pengusaha untuk memperhitungkan
uang pesangon dengan uang pensiun. Pasal tersebut mengatur mengenai manfaat
pensiun yang iurannya dibayar penuh oleh pengusaha atau oleh pengusaha dan
pekerja. Apabila manfaat pensiun sekaligus yang diterima karyawan lebih kecil dari
uang pesangon, maka selisihnya dibayar oleh pengusaha. Tetapi bila iuran dibayar
oleh pengusaha dan buruh maka yang diperhitungkan dengan uang pesangon adalah
uang pensiun yang iurannya dibayar oleh pengusaha. Namun ketentuan tersebut juga
memungkinkan bagi perusahaan untuk tidak melakukan kompensasi antara uang
pesangon dan uang pensiun. Dengan kata lain peserta dana pensiun akan mendapat
keduanya pada saat berhenti bekerja.
4 Tim Akademik dari 5 Perguruan Tinggi Negeri, Ringkasan Eksekutif Hasil Kajian Akademis
Terhadap UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. www.apindo.or.id,
5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 34/66
27
Tabel 5
Kompensasi Pembayaran Pesangon dan Pensiun Berdasarkan Bidang UsahaTabel 5 Kompensasi Pembayaran Pesangon dan Pensiun Berdasarkan Bidang Usaha
Industri Ya Tidak Total
Pertanian, Kehutanan, Peternakan & Perikanan 2 1 3
Pertambangan & Quarrying 1 2 3Industri Manufaktur 9 9 18
Listrik, Gas & Air 1 0 1
Konstruksi 2 2 4
Perdagangan, Restoran & Hotel 4 3 7
Transportasi, Pergudangan & Komunikasi 0 3 3
Keuangan, Real Estat & Jasa Bisnis 10 24 34
Pelayanan Komunitas Sosial & Personal 6 2 8
Total 35 46 81
Tabel 5 memperlihatkan bahwa secara umum responden tidak melakukan
kompensasi antara uang pensiun dengan pesangon, namun beberapa sektor melakukan
kompensasi. Sektor yang tidak melakukan kompensasi diantara adalah keuangan, real
estat dan jasa bisnis. Sektor lain mempunyai kecenderungan untuk melakukan
kompensasi. Sebagai contoh perusahaan swasta atau yayasan sosial mempunyai
kecenderungan untuk tetap memberikan pesangon atau uang pensiun tetapi tidak
dalam bentuk keduanya. Meskipun tidak menyampaikan alasannya secara rinci tetapi
mereka mengakui berat bagi perusahaan untuk membayar keduanya apalagi
berdasarkan ketentuan yang sekarang berlaku, pencatatan akuntansinya wajib
membentuk cadangan bonus dan uang jasa karyawan. Selain dari pada itu perusahaan
swasta mempunyai tujuan profit oriented dengan mengharapkan laba yang sebesar-
besarnya. Salah satu caranya adalah dengan menghapus pos biaya yang dirasa tidak
perlu. Pesangon dan pensiun dipandang merupakan pos biaya yang cukup besar dan
mempunyai komitmen jangka panjang sehingga perusahaan lebih menyukai untuk
tidak memberikan keduanya secara bersamaan.
Namun di lain pihak perusahaan BUMN atau BUMD cenderung memberikan
keduanya, baik pesangon maupun manfaat pensiun. Perusahaan milik pemerintah dan
5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 35/66
28
milik daerah selain telah lama menyelenggarakan program pensiun karena mengikuti
pola yang dibuat oleh Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang memberikan uang pensiun
kepada karyawannya, juga terkena kewajiban sebagaimana diatur dalam ketentuan
Pasal 156 ayat (1) UUK 13/2003 yang mewajibkan bagi pegawai (non PNS) yang
berhenti bekerja bukan atas kemauan sendiri berhak atas uang pesangon. Upaya untuk
memberikan hanya salah satu uang pesangon atau uang pensiun saja tentu bukan
masalah yang mudah. Gambar 7 memperlihatkan kepemilikan perusahaan terkait
dengan kompensasi antara pesangon dan uang pensiun.
Gambar 7
Kompensasi Pesangon dan Pensiun Berdasarkan KepemilikanGambar 7 Kompensasi Pesangon dan Pensiun Berdasarkan Kepemilikan
0
2
4
6
8
10
12
BUMN BUMD PMDN PMA LAINNYA
Ya
Tdk
Dengan demikian memang terdapat hubungan antara besarnya rumusan
pesangon dengan kompensasi pembayaran pesangon dan pensiun. Yang mengatakan
terlalu besar rumusan pesangon cenderung akan melakukan kompensasi terhadap cara
pembayarannya. Semakin besar rumusan pesangon akan semakin besar
kecenderungan pihak perusahaan akan melakukan kompensasi. Secara tidak langsung
5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 36/66
29
program pesangon dan program pensiun merupakan 2 program yang saling
berkompetisi.
Meskipun demikian melalui penelitian ini ditemukan adanya beberapa
perusahaan yang tidak mengkompensasikan antara uang pesangon dengan uang
pensiun dan bahkan mereka menyatakan adanya program pesangon dan program
pensiun tidak mengakibatkan kenaikan biaya pegawai secara siginifikan. Sebagian
lagi berpendapat program pesangon tidak mengakibatkan terganggunya pendanaan
program pensiun. Namun kenyataannya pendapat ini bertolak belakang dengan fakta
yang ada karena gelombang demonstrasi buruh pada saat pembahasan revisi UUK
13/2003 ditengarai karena pihak pengusaha keberatan atas uang pesangon sehingga
berusaha untuk mengurangi besaran rumusan uang pesangon dari ketentuan di UU
tersebut5. Pengusaha atau pemberi kerja lebih memilih untuk menggunakan tenaga
outsourcing dibanding mengangkat pegawai tetap. Tenaga outsourcing relatif lebih
tinggi upahnya, tetapi dalam pembiayaan keseluruhan bisa menjadi lebih murah.
Karena dengan menggunakan tenaga outsource, biaya pegawai yang tadinya termasuk
fixed cost (biaya tetap) akan berubah menjadi variable cost (biaya tidak tetap).
Perusahaan dengan fleksibel bisa mengatur berapa biaya pegawai yang harus
dikeluarkan, disesuaikan dengan kondisi bisnis mereka saat itu. Sedangkan menurut
pekerja hampir semua tenaga outsourcing tidak memiliki hak-hak untuk pesangon dan
hak lainnya. Artinya, jika dia memperoleh pemutusan hubungan kerja tidak akan
memperoleh baik uang pesangon maupun uang pensiun serta asuransi6.
IV.5. Kebijakan Terhadap Program Pensiun
5
Pemerintah Tetap Revisi UU 13/2003, Upaya Mencari Keseimbangan Kepentingan, Kompas 1 April20066 Demi Sebuah Efisiensi Perusahaan, Pikiran Rakyat, 8 November 2007
5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 37/66
30
Menarik untuk dikaji adalah jawaban responden atas pertanyaan tentang kaitan
antara program pensiun dengan program pesangon. Sebanyak lebih dari 60%
responden mengatakan bahwa ketentuan mengenai pesangon sebagaimana dimaksud
dalam UUK 13/2003 tidak mempengaruhi kebijakan terkait dengan dana pensiun.
Dengan kata lain kedua program tidak menunjukkan kecenderungan yang
bertentangan. Program pesangon bukan menjadi kendala atau terlebih ancaman bagi
keberadaan program pensiun di perusahaan. Jawaban ini nampak secara jelas
tercermin dari jawaban responden yang berasal dari sektor keuangan, real estat dan
jasa bisnis. Dari 34 total responden dari sektor ini, 73,5% diantaranya mengatakan
kebijakan dana pensiun tidak terpengaruh akibat adanya pesangon, sementara sisanya
mengatakan terpengaruh. Namun beberapa sektor yang lain seperti manufaktur,
listrik/gas/air, konstruksi serta perdagangan/restoran/hotel dan yayasan sosial
menunjukkan kecenderungan yang berbeda. Pada umumnya mereka cukup terganggu,
terbukti atas jawaban mereka yang mengatakan bahwa adanya program pesangon
berpengaruh terhadap kebijakan mereka terhadap dana pensiun.
Hasil ini konsisten dengan jawaban mereka atas rumusan uang pesangon serta
cara pembayaran yang menggunakan model kompensasi antara pesangon dan uang
pensiun. Sektor yang merasa besaran uang pesangon cukup besar akan melakukan
kompensasi antara uang pesangon dan uang pensiun. Akibatnya kebijakan terhadap
dana pensiun menjadi terpengaruh. Sebaliknya bagi responden dari sektor keuangan,
real estate dan jasa bisnis serta sebagian dari sektor lain beranggapan bahwa besaran
rumus pesangon tidak besar sehingga tidak perlu harus melakukan kompensasi antara
uang pesangon dan pensiun dan merekapun tidak harus mengubah kebijakannya
terkait dengan dana pensiun. Hanya responden DPPK-PPMP dari sektor manufaktur
yang memberikan hasil yang berbeda, dimana sebanyak 50% menyatakan
5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 38/66
31
perkembangan dana pensiun terhambat dengan adanya program pesangon. Meskipun
demikian sebagian besar dari mereka tetap mengatakan bahwa adanya program
pesangon tidak menaikkan biaya pegawai secara signifikan. Fakta ini memberikan
petunjuk bahwa beberapa sektor industri tidak sepakat mengenai keberadaan program
pesangon dan program pensiun di perusahaannya sekalipun tidak menyebabkan
kenaikan biaya pegawai secara signifikan.
Tabel 6
Pengaruh UU Ketenagakerjaan dan Program Pesangon Terhadap Dana PensiunTabel 6 Pengaruh UU Ketenagakerjaan dan Program Pesangon Terhadap Dana Pensiun
Pengaruh Program Pesangon
Terhadap Dana Pensiun
Pengaruh UUK 13/2003
Terhadap Dana PensiunIndustri Ya Tidak Total Ya Tidak Total
Pertanian, Kehutanan, Peternakan &
Perikanan
0 3 3 1 2 3
Pertambangan & Quarrying 0 3 3 1 2 3
Industri Manufaktur 9 9 18 9 9 18
Listrik, Gas & Air 0 1 1 0 1 1
Konstruksi 2 2 4 2 2 4
Perdagangan, Restoran & Hotel 4 3 7 3 4 7
Transportasi, Pergudangan & Komunikasi 0 3 3 1 2 3
Keuangan, Real Estat & Jasa Bisnis 4 30 34 7 27 34
Pelayanan Komunitas Sosial & Personal 1 7 8 0 8 8
Total 20 61 81 24 57 81
Besarnya rumusan uang pesangon yang berubah cukup signifikan dari
ketentuan sebelumnya ternyata bukan halangan bagi pemberi kerja untuk tetap
meneruskan program pensiun yang sudah dimilikinya. Sebagaimana sudah disebutkan
diatas sebagian besar (64%) mengatakan adanya 2 program tersebut tidak
mengakibatkan kenaikan biaya pegawai yang signifikan. Hasil ini agak berbeda
dengan kenyataan mengingat salah satu usulan perubahan UU tersebut yang
menimbulkan gelombang demonstrasi besar-besaran dari buruh, adalah akan
dikuranginya atau dibatasinya besaran uang pesangon. Pihak buruh menginginkan
ketentuan yang terkait dengan program pesangon sebagaimana telah diatur dalam
Pasal 167 UUK 13/2003 tersebut tetap dan tidak perlu diubah. Sementara pihak
5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 39/66
32
pengusaha dan pemerintah merasa perlu untuk melakukan revisi atas Pasal dalam UU
13/2003 tersebut.
Hal lain yang cukup mengejutkan adalah bahwa sebagian besar dari mereka
mengatakan bahwa besarnya rumusan program pesangon tidak mengakibatkan
terganggunya pendanaan untuk program pensiun. Artinya secara tidak langsung
program pesangon bukan menjadi kendala bagi keberlangsungan dana pensiun.
Sementara untuk pertanyaan mengenai kompensasi antara program pesangon dan
program pensiun, yang memang dimungkinkan berdasarkan ketentuan, sebanyak 57%
mengatakan tidak mengkompensasikannya dan sisanya 43% melakukan kompensasi.
Kompensasi mempunyai arti bahwa ketika peserta memasuki masa usia pensiun maka
besarnya uang pesangon dibandingkan terlebih dahulu dengan besarnya manfaat uang
pensiun yang akan diterima. Nilai yang diterima oleh karyawan adalah yang lebih
besar diantara keduanya. Mekanisme pembayaran tetap yaitu untuk dana pensiun
dibayarkan secara bulanan sedangkan untuk pesangon didasarkan atas ketentuan
perundangan. Sedangkan yang tidak mengkompensasikan berarti karyawan akan
menerima uang pesangon dan uang pensiun secara bersamaan.
Hasil ini bertolak belakang dengan temuan yang dihasilkan oleh Biro Dana
Pensiun. Menurut laporan terakhir yang disampaikan7
ada sepertiga DPPK-PPMP
yang mempunyai rasio pendanaan tingkat 3. Rasio pendanaan merupakan rasio antara
kekayaan untuk pendanaan dengan kewajiban aktuaria. Semakin tinggi rasio yang
dimiliki semakin besar kemampuan dana pensiun dalam membayar manfaat pensiun
yang akan jatuh tempo. Apabila kekayaan untuk pendanaan melebihi kewajiban
aktuaria, yang berarti mempunyai rasio pendanaan lebih besar dari 100%, dimasukkan
dalam kategori pendanaan tingkat 1, sedangkan apabila kekayaan untuk pendanaan
7 Laporan Tahunan Dana Pensiun 2004-2005
5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 40/66
33
lebih kecil dari kewajiban aktuaria namun lebih besar dari kewajiban solvabilitas
berada dalam pendanaan tingkat 2 sedangkan apabila kekayaan lebih kecil dari
kewajiban aktuaria berarti dana pensiun berada dalam pendanaan tingkat 3. Dari hasil
kajian yang dilakukan oleh Biro Dana Pensiun berarti menunjukkan bahwa ada
sepertiga dana pensiun yang tidak mampu menutupi kewajiban solvabilitasnya
(kewajiban yang terjadi apabila dana pensiun seolah-olah dibubarkan pada saat
dilakukan valuasi). Selain dari laporan dari Biro Dana Pensiun juga memperlihatkan
masih terdapat tingginya tunggakan iuran pemberi kerja untuk tahun anggaran 2004-
2005. Tingginya tunggakan memberi petunjuk adanya kesulitan keuangan pemberi
kerja dalam memenuhi kewajibannya membayar.
Konsisten dengan jawaban sebelumnya, sebagian besar pemberi kerja
mengatakan bahwa keuangan perusahaan tidak akan terganggu dengan adanya
program pesangon dan program pensiun secara sekaligus. Pemberi kerja merasa
bahwa UUK 13/2003 secara keseluruhan dan program pesangon secara khusus tidak
mempengaruhi kebijakan perusahaan terkait dengan dana pensiun sehingga tidak
merasa perlu untuk mempertimbangkan dan meninjau kembali kebijakannya.
5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 41/66
34
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
V.1. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil penelitian terhadap beberapa pemberi kerja dan dana pensiun
diperoleh hasil bahwa secara umum pendapat mereka tentang program
pesangon berbeda dengan apa yang disampaikan oleh mass media. Pemberi
kerja dan dana pensiun berpendapat bahwa program pesangon tidak mempunyai
kaitan dengan program pensiun baik dalam keuangan maupun kebijakan yang
diambil.
2. Pemberi kerja dan dana pensiun secara umum sepakat bahwa ketentuan
perundangan di bidang pesangon sebagaimana diatur dalam UUK 13/2003 tidak
mempunyai masalah dari pemahamannya. Kedua kelompok responden merasa
tidak kesulitan dalam memahami ketentuan pengaturan program pesangon
dalam UUK 13/2003 tersebut.
3. Hadirnya UUK 13/2003 tidak mengubah kebijakan pemberi kerja berkaitan
dengan telah adanya program pensiun sebelumnya. Kebijakan yang dibuat tidak
dipengaruhi oleh kehadiran UUK 13/2003 ataupun oleh program pesangon
yang diatur dalam UU tersebut.
4. Selain ketentuan pengaturan program pesangon yang mudah dipahami, mereka
juga berpendapat bahwa besarnya rumusan program pesangon secara umum
bukan menjadi masalah bagi sebagian pemberi kerja dan dana pensiun. Adanya
program pesangon tidak menambah biaya pegawai secara signifikan.
5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 42/66
35
5. Secara umum sebagian pemberi kerja dan dana pensiun tidak
mempermasalahkan UUK 13/2003 serta tidak akan mengubah kebijakan terkait
dengan dana pensiun. Namun secara sektoral terdapat perbedaan pendapat baik
dari sisi bidang usaha pemberi kerja, jenis program pensiun dan kepemilikan
pemberi kerja.
V.2. Rekomendasi
V.2.1. Internal
1. Agar kehadiran program lain yang sejenis tidak mengganggu pertumbuhan dana
pensiun perlu dilakukan upaya dalam melakukan review atas peraturan
perundangan di bidang dana pensiun. Kebijakan yang dirasa berat bagi industri
perlu dikaji ulang agar dana pensiun mampu bersaing dengan produk lain yang
sejenis.
2. Produk dana pensiun agar lebih ditingkatkan lagi dengan produk yang inovatif
melalui perbaikan ketentuan perundangan sehingga mempunyai daya saing
yang tinggi terhadap program lain yang mempunyai karakteristik yang hampir
sama. Misalnya melalui harmonisasi pengaturan dengan ketentuan tentang
asuransi kesehatan, asuransi jiwa ataupun tunjangan hari tua lainnya.
3. Untuk menghadapi persaingan dengan produk lain yang mirip program pensiun
perlu dilakukan upaya melalui penguatan diri. Salah satu caranya adalah dengan
meningkatkan peran pembinaan dan pengawasan terhadap dana pensiun.
4. Pemerintah perlu melakukan kajian yang lebih mendalam dan komprehensif
baik dari sisi regulasi maupun sisi non regulasi terkait dengan kehadiran
beberapa program lain yang mempunyai kemiripan produk dengan dana
pensiun. Riset yang mendalam dan menyeluruh dapat digunakan untuk
5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 43/66
36
menyiapkan bahan kajian dalam rangka melakukan review terhadap peraturan
perundangan di bidang dana pensiun.
5. Perlu dilakukan penegakan hukum yang lebih tegas mengingat dalam praktik
ditengarai banyak terjadi penyalahgunaan kewenangan pengurus dengan
misalnya membayar sekaligus pada saat karyawan di berhentikan atau karena
pemutusan hubungan kerja (PHK).
V.2.2. Eksternal
1. Perlu dilakukan sosialisasi yang lebih intensif tentang program pensiun dan
kaitannya dengan program pesangon atau program hari tua lainnya bagi
pemberi kerja baik yang telah memiliki dana pensiun maupun yang belum agar
perbedaan persepsi dapat diminimalisir.
2. Perlu ditingkatkan lagi koordinasi dengan berbagai pihak misalnya dengn
Departemen Tenaga Kerja, Serikat Pekerja, Asosiasi Dana Pensiun, Asosiasi
Pengusaha Indonesia, Kamar Dagang dan Industri serta pihak lain agar tidak
terjadi tumpang tindih pengaturan yang mengakibatkan perbedaan interpretasi.
3. Perlunya peningkatan independensi antara dana pensiun dan pemberi kerja
sehingga perkembangan dana pensiun lebih nyata melalui kinerja pengurus
yang profesional. Kerjasama dengan pemberi kerja tetap perlu ditingkatkan agar
kebijakan ketenagakerjaan selaras dengan kebijakan program pensiun.
5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 44/66
37
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:Rineka Cipta.
Bank Dunia. (2006). Unlocking Indonesia’s Domestic Financial Resources : The Role of
Non-Bank Financial Institutions. http://siteresources.worldbank.org/
INTINDONESIA/Resources/Publication/280016-
168483675167/NBFIFinal_Ext.pdf
Dajan, Anto (1990). Pengantar Metode Statistik Jilid II. Jakarta : LPT CES.
Departemen Keuangan (1992). Undang-undang Nomor 11 Tahun 1992 Tentang Dana
Pensiun.
Departemen Keuangan (2004). Laporan Tahunan Dana Pensiun Tahun 2003. Jakarta
Departemen Keuangan (2006). Laporan Tahunan Dana Pensiun Tahun 2004 - 2005.
Jakarta
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (2003). Keputusan Menteri Tenaga Kerja
Nomor 150 Tahun 2000 Tentang Penyelesaian Pemutusan Hubungan Kerja,
dan Penetapan Uang Pesangon, Uang Penghargaan Masa Kerja, dan Ganti
Kerugian di Perusahaan.
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (2003). Undang-undang Nomor 13
Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
Gustman, Alan L; Olivia S. Mithell; Thomas L.Steinmeier (1994, April). The Role of
Pensions in the Labor Market: A Survey of the Literature. Industrial and Labor
Relations Review, Vol. 47 No. 3, April 1994. Cornell University
IAI. (2004). Pernyataan Standar Akuntasi Keuangan (PSAK) Nomor 24 (revisi 2004).
Jakarta:Salemba Empat
Kompas. (2006, 1 April ). Pemerintah Tetap Revisi UU 13/2003, Upaya MencariKeseimbangan Kepentingan. http://www.kompas.go.id
Kadin-Apindo. (2007). Posisi Kadin-Apindo dalam RPP Pesangon, Rapat Kadin
Indonesia dan Apindo, Jakarta 27 Juli 2007).
Orszag, Mike dan Mirko Cardinale. (2005). Severance Pay and Corporate
Fianance:Empirical Evidence from a Panel of Austrian and Italian Firms.
Springer
OECD. (2006. Januari). OECD Guidelines on Pension Fund Asset Management,
OECD Council.http://www.oecd.org/dataoecd/59/53/36316399.pdf
5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 45/66
38
Pikiran Rakyat (2007, 8 November). Demi Sebuah Efisiensi Perusahaan.
http://pikiran-rakyat.com/cetak/2007/112007/08/11outsorcing01.htm
Scatigna, Michela.(2001). Institutional Investor, Corporate Governance and Pension
Funds. Working Paper No.13/01. CeRp.
Muslikhudin, Suara Merdeka (2007, 22 November). Fenomena Pekerja Kontrak .
http://www.suaramerdeka.com/
Tim Akademik dari 5 Perguruan Tinggi Negeri. Hasil Kajian Akademis Terhadap
UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. Ringkasan Eksekutif.
www.apindo.or.id
5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 46/66
39
LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner bagi Pemberi Kerja
Lampiran 2. Kuesioner bagi Dana Pensiun
Lampiran 3. Hasil Survey untuk Pemberi Kerja
Lampiran 4. Hasil Survey untuk Dana Pensiun
Lampiran 5. Surat Tugas
5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 47/66
40
Lampiran 1
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
Kode:
PK
SURVEY MENGENAI DAMPAK PROGRAM
PESANGON YANG TERDAPAT PADA UNDANG-
UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG
KETENEGAKERJAAN TERHADAP
PERKEMBANGAN DANA PENSIUN DI
INDONESIA
BIRO RISET DAN TEKNOLOGI INFORMASI
BEKERJA SAMA DENGAN
BIRO DANA PENSIUN
2007
BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN
5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 48/66
41
Salah satu kegiatan Biro Riset dan Teknologi Informasi (Risti) adalah
memberikan kontribusi pemikiran/tanggapan dan atau rekomendasi atas hal-hal yang
berkembang terkait dengan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh Bapepam-LK,
Departemen Keuangan. Sehubungan dengan hal tersebut akan dilakukan kajian
tentang dampak program pesangon yang terdapat pada Undang-undang Nomor 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan terhadap perkembangan dana pensiun diIndonesia. Survey ini merupakan bagian dari Studi tentang Program Pensiun,
Pesangon, dan Tunjangan Hari Tua Lainnya yang dilakukan oleh Tim Studi Program
Pensiun, Pesangon, dan Tunjangan Hari Tua Lainnya, Biro Riset dan Teknologi
Informasi dan bekerjasama dengan Biro Dana Pensiun, Bapepam LK.
Survey ini dilakukan karena adanya indikasi perkembangan dana pensiun
justru menunjukkan penurunan. Pada tahun 2003 jumlah Dana Pensiun Pemberi
Kerja (DPPK) dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) sebanyak 345, maka
pada tahun 2006 ini jumlahnya tinggal 300. Sisanya membubarkan diri atau
bergabung dengan DPLK.
Kurang optimalnya perkembangan dana pensiun di Indonesia didugadisebabkan oleh beberapa faktor. World Bank menyatakan bahwa perkembangan
dana pensiun di Indonesia masih berada di bawah potensi yang sebenarnya karena: (1)
persaingan dengan produk tabungan lainnya, (2) biaya penyelenggaraan yang tinggi,
(3) kebijakan perpajakan yang kurang kondusif, dan (4) ketentuan mengenai program
pesangon yang bersifat wajib (World Bank, 2005).
Agar dana pensiun dapat kembali menunjukkan perkembangan yang
menggembirakan dan harapan menjadikan dana pensiun sebagai sumber dana untuk
pembangunan dapat terwujud, maka diperlukan pengkajian yang lebih mendalam
terutama mengenai dampak program pesangon yang terdapat pada Undang-undang
Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan terhadap perkembangan danapensiun di Indonesia
Survey ini ditujukan kepada pengurus Dana Pensiun dan Pemberi Kerja Dana
Pensiun. Terlampir disampaikan 1 (satu) eksemplar Kuesioner untuk Dana Pensiun
dan 1 (satu) eksemplar untuk Pemberi Kerja.
Survey disusun dalam bentuk beberapa pilihan sederhana dan pilihan yang
memerlukan penjelasan yang lebih detail. Kami sangat berterima kasih atas
partisipasi dan masukan Saudara dalam penelitian dimaksud.
Selain itu melalui studi ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi
pengembangan industri dana pensiun melalui kebijakan yang akan dilakukan, baik
melalui penyempurnaan peraturan perundangan maupun kebijakan lain.
Jawaban maupun tanggapan Saudara atas Kuesioner ini bersifat
rahasia dan hanya untuk kepentingan studi.
5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 49/66
42
KODE : PK
KUESIONER
Program Pensiun, Pesangon dan Tunjangan Hari Tua Lainnya
Isilah kotak yang tersedia dengan angka yang sesuai dengan kondisi Pemberi Kerja
Anda.
I. RESPONDEN
1. Jabatan di Pemberi Kerja
1 = Staf 2 = Manager 3 = Direksi4 = Lainnya (sebutkan)............................................................................
2. Bagian/Divisi
1 = Sumber Daya Manusia 3 = Sekretariat/Humas
2 = Keuangan/Akuntansi 4 = Lainnya (sebutkan).................
II. PEMBERI KERJA
3. Bidang Usaha
1 = Pertanian, Kehutanan, Peternakan dan Perikanan
2 = Pertambangan dan Quarrying
3 = Industri Manufaktur
4 = Listrik, Gas, dan Air
5 = Konstruksi
6 = Perdagangan, Restoran, dan Hotel7 = Transportasi, Pergudangan, dan Komunikasi
8 = Keuangan, Real Estate, dan Jasa Bisnis
9 = Pelayanan Komunitas, Sosial, dan Personal
4. Jenis Kepemilikan
1 = BUMN 3 = Swasta Nasional (PMDN)
2 = BUMD 4 = Swasta Asing (PMA)
5 = Lainnya (sebutkan).............................................................................
5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 50/66
43
5. Sifat Pemberi Kerja
1 = Perusahaan Terbuka (Tbk) 2 = Perusahaan Non Terbuka
3 = Lainnya (sebutkan).............................................................................
6. Jumlah Karyawan
1 = kurang dari 100 orang 3 = antara 1001 – 5000 orang
2 = antara 100 – 1000 orang 4 = lebih dari 5000 orang
7. Rata-rata Usia Karyawan
1 = antara 20 – 30 th 3 = antara 41 – 50 th
2 = antara 31 – 40 th 4 = di atas 50 th
III. PROGRAM PESANGON
8. Menurut Anda apakah peraturan perundangan yang terkait dengan pemberian
pesangon sebagaimana dimaksud dalam UUK 13 tentang Ketenagakerjaan
cukup mudah dipahami?
[0 = tidak; 1 = ya]
9. Apakah ketentuan mengenai pesangon sebagaimana dimaksud dalam UUK 13
tentang Ketenagakerjaan mempengaruhi kebijakan saudara terkait dengan
dana pensiun?
[0 = tidak; 1 = ya]
10. Apakah rumusan pesangon sebagaimana tertulis dalam UUK 13 tentang
Ketenagakerjaan tersebut terlalu besar bagi Pemberi Kerja?
[0 = tidak; 1 = ya]
11. Apakah ketentuan mengenai pesangon dalam UUK 13 tentang
Ketenagakerjaan mengakibatkan kenaikan biaya pegawai di Pemberi Kerja
Saudara secara signifikan?
5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 51/66
44
[0 = tidak; 1 = ya]
12. Apakah pembayaran pesangon dikompensasikan dengan pembayaran manfaat
pensiun yang dikelola Dana Pensiun ?
[0 = tidak; 1 = ya]
13. Apakah ketentuan mengenai pesangon dalam UUK 13 tentang
Ketenagakerjaan mengakibatkan terganggunya pendanaan Saudara untuk
program pensiun pada Dana Pensiun?
[0 = tidak; 1 = ya]
14. Apakah ketentuan mengenai pesangon dalam UUK 13 tentang
Ketenagakerjaan mempengaruhi kebijakan saudara terkait dengan dana
pensiun?
[0 = tidak; 1 = ya]
15. Adakah ketentuan dalam UUK 13 tentang Ketenagakerjaan yang
mempengaruhi kebijakan Pemberi Kerja Saudara terkait dengan dana pensiun?
[0 = tidak; 1 = ya, sebutkan
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
......................................................................................................
16. Menurut Anda apakah dengan kondisi peraturan saat ini (tidak ada perubahan
terhadap UUK 13 tentang Ketenagakerjaan serta tidak ada perubahan berarti
dalam kebijakan pemerintah mengenai program pensiun), ada kemungkinan
Pemberi Kerja anda mempertimbangkan untuk meninjau kembali keberadaan
Dana Pensiun?
[0 = tidak; 1 = ya]
...............,...........................................
Pendiri Dana Pensiun ..................
5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 52/66
45
(...........................................)
Lampiran 2
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
Kode:dp
SURVEY MENGENAI DAMPAK PROGRAM
PESANGON YANG TERDAPAT PADA UNDANG-
UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG
KETENEGAKERJAAN TERHADAP
PERKEMBANGAN DANA PENSIUN DI
INDONESIA
BIRO RISET DAN TEKNOLOGI INFORMASI
BEKERJA SAMA DENGAN
BIRO DANA PENSIUN
----Selesai----
5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 53/66
46
2007
BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN
5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 54/66
47
Salah satu kegiatan Biro Riset dan Teknologi Informasi (Risti) adalah
memberikan kontribusi pemikiran/tanggapan dan atau rekomendasi atas hal-hal yang
berkembang terkait dengan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh Bapepam-LK,
Departemen Keuangan. Sehubungan dengan hal tersebut akan dilakukan kajiantentang dampak program pesangon yang terdapat pada Undang-undang Nomor 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan terhadap perkembangan dana pensiun di
Indonesia. Survey ini merupakan bagian dari Studi tentang Program Pensiun,
Pesangon, dan Tunjangan Hari Tua Lainnya yang dilakukan oleh Tim Studi Program
Pensiun, Pesangon, dan Tunjangan Hari Tua Lainnya, Biro Riset dan Teknologi
Informasi dan bekerjasama dengan Biro Dana Pensiun, Bapepam LK.
Survey ini dilakukan karena adanya indikasi perkembangan dana pensiun
justru menunjukkan penurunan. Pada tahun 2003 jumlah Dana Pensiun Pemberi
Kerja (DPPK) dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) sebanyak 345, maka
pada tahun 2006 ini jumlahnya tinggal 300. Sisanya membubarkan diri ataubergabung dengan DPLK.
Kurang optimalnya perkembangan dana pensiun di Indonesia diduga
disebabkan oleh beberapa faktor. World Bank menyatakan bahwa perkembangan
dana pensiun di Indonesia masih berada di bawah potensi yang sebenarnya karena: (1)
persaingan dengan produk tabungan lainnya, (2) biaya penyelenggaraan yang tinggi,
(3) kebijakan perpajakan yang kurang kondusif, dan (4) ketentuan mengenai program
pesangon yang bersifat wajib (World Bank, 2005).
Agar dana pensiun dapat kembali menunjukkan perkembangan yang
menggembirakan dan harapan menjadikan dana pensiun sebagai sumber dana untuk
pembangunan dapat terwujud, maka diperlukan pengkajian yang lebih mendalamterutama mengenai dampak program pesangon yang terdapat pada Undang-undang
Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan terhadap perkembangan dana
pensiun di Indonesia
Survey ini ditujukan kepada pengurus Dana Pensiun dan Pemberi Kerja Dana
Pensiun. Terlampir disampaikan 1 (satu) eksemplar Kuesioner untuk Dana Pensiun
dan 1 (satu) eksemplar untuk Pemberi Kerja.
Survey disusun dalam bentuk beberapa pilihan sederhana dan pilihan yang
memerlukan penjelasan yang lebih detail. Kami sangat berterima kasih atas
partisipasi dan masukan Saudara dalam penelitian dimaksud.
Selain itu melalui studi ini diharapkan dapat memberikan masukan bagipengembangan industri dana pensiun melalui kebijakan yang akan dilakukan, baik
melalui penyempurnaan peraturan perundangan maupun kebijakan lain.
Jawaban maupun tanggapan Saudara atas Kuesioner ini bersifat
rahasia dan hanya untuk kepentingan studi.
5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 55/66
48
KODE : DP
KUESIONER
Program Pensiun, Pesangon dan Tunjangan Hari Tua Lainnya
Isilah kotak yang tersedia dengan angka yang sesuai dengan kondisi Dana Pensiun
Anda.
I. RESPONDEN
1. Jabatan di Dana Pensiun:
1 = Staf 3 = Pengurus/Direksi
2 = Manager 4 = Dewan Pengawas
II. DANA PENSIUN
2. Jenis Dana Pensiun:
1 = DPPK (langsung ke nomor 3)
2 = DPLK (langsung ke nomor 5)
3. Jenis Program Pensiun yang Dana Pensiun selenggarakan:
1 = PPMP 2 = PPIP
4. Jenis DPLK:
1 = Didirikan oleh Bank Umum
2 = Didirikan oleh Pemberi Kerja Asuransi Jiwa
5. Jumlah Peserta:
1 = kurang dari 100 orang 3 = antara 1001 – 5000 orang
2 = antara 100 – 1000 orang 4 = lebih dari 5000 orang
5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 56/66
49
6. Rata-rata Usia Peserta
1 = antara 20 – 30 th 3 = antara 41 – 50 th
2 = antara 31 – 40 th 4 = di atas 50 th
7. Aktiva Bersih yang dimiliki Dana Pensiun
1 = antara Rp 100 juta -- Rp 5 milyar
2 = antara Rp 5,1 milyar – Rp 50 milyar
2 = antara Rp 50,1 milyar – Rp 500 milyar
4 = di atas Rp 500 milyar
III. PROGRAM PESANGON
8. Menurut Anda apakah peraturan perundangan yang terkait dengan pemberian
pesangon sebagaimana dalam UUK 13 tentang Ketenagakerjaan cukup mudah
dipahami?
[0 = tidak; 1 = ya]
9. Menurut Anda apakah peraturan perundangan yang terkait dengan pemberianpesangon sebagaimana dalam UUK 13 tentang Ketenagakerjaan mengakibatkan
pembayaran iuran program pensiun menjadi terhambat?
[0 = tidak; 1 = ya]
10. A. Khusus DPPK
Menurut Anda apakah peraturan perundangan yang terkait dengan pemberian
pesangon sebagaimana dalam UUK 13 tentang Ketenagakerjaan
mengakibatkan pengelolaan di bidang Dana Pensiun menjadi terhambat?
[0 = tidak; 1 = ya]
B. Khusus DPLK
Menurut Anda apakah peraturan perundangan yang terkait dengan pemberian
pesangon sebagaimana dalam UUK 13 tentang Ketenagakerjaan
mengakibatkan penurunan jumlah peserta baru (di luar peserta baru yang
berasal dari DPPK) ?
5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 57/66
50
[0 = tidak; 1 = ya]
11. Menurut Anda apakah peraturan perundangan yang terkait dengan pemberianpesangon sebagaimana dalam UUK 13 tentang Ketenagakerjaan menyebabkan
perkembangan Dana Pensiun menjadi terhambat?
[0 = tidak; 1 = ya]
12. Menurut Anda apakah peraturan perundangan yang terkait dengan pemberian
pesangon sebagaimana dalam UUK 13 tentang Ketenagakerjaan menyebabkan
Pendiri mempertimbangkan untuk meninjau kembali keberadaan Dana Pensiun?
[0 = tidak; 1 = ya]
13. Apakah pembayaran manfaat pensiun dikompensasikan dengan pembayaran
pesangon ? (jika tidak, lanjut ke pertanyaan nomor 15)
[0 = tidak; 1 = ya]
14. Apakah kompensasi dimaksud menimbulkan masalah ?
[0 = tidak; 1 = ya]
15. Menurut Anda apakah peraturan perundangan yang terkait dengan pemberian
pesangon sebagaimana dalam UUK 13 tentang Ketenagakerjaan tumpang tindih
dengan peraturan di bidang Dana Pensiun?
[0 = tidak; 1 = ya]
16. Apakah pengaturan program pesangon dengan program pensiun sebagaimana
dalam UUK 13 tentang Ketenagakerjaan yang berlaku saat ini perlu dilakukan
penyesuaian?
[0 = tidak; 1 = ya]
5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 58/66
51
Lampiran 3
5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 59/66
52
5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 60/66
53
5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 61/66
54
5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 62/66
55
Lampiran 4
5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 63/66
56
5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 64/66
57
5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 65/66
58
5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 66/66
59
Lampiran 5