studi program pensiun&pesangon

66
 1 STUDI TENTANG P ROGRAM PENSIUN PESANGON DAN TUNJANGAN HAR I TUA LAINNYA  BIRO RISET DAN TEKNOLOGI INFORMASI BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2007

Upload: abdul-saputra

Post on 06-Jul-2015

519 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Studi Program Pensiun&Pesangon

5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 1/66

 

 

1

STUDI TENTANG PROGRAM PENSIUN

PESANGON DAN TUNJANGAN HAR I TUA LAINNYA 

BIRO RISET DAN TEKNOLOGI INFORMASI

BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

2007

Page 2: Studi Program Pensiun&Pesangon

5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 2/66

 

  i

 

ABSTRAKSI

Perkembangan dana pensiun yang kurang menggembirakan ditengarai oleh

beberapa sebab. Salah satu kemungkinan diantaranya adalah terjadinya kompetisi

dengan program lain yang sejenis seperti program pesangon yang ditetapkan dalam

Undang-undang Ketenagakerjaan Nomor 13 tahun 2003 (UUK 13/2003). Berbeda

dengan program pensiun yang bersifat sukarela, program pesangon bersifat wajib bagi

setiap karyawan yang memenuhi persyaratan. Akibatnya, perusahaan yang sudah

memiliki dana pensiun menghadapi 2 beban pembiayaan yaitu beban pesangon dan

beban pensiun. Padahal dampak makroekonomi akibat krisis yang berkepanjangan

masih dirasakan dan membawa pengaruh terhadap masyarakat untuk menyisihkan

penghasilannya dalam bentuk iuran pensiun.

Berdasarkan hal tersebut, Tim Studi telah melakukan kajian untuk mengetahui

apakah program pesangon yang terdapat dalam UUK 13/2003 memang merupakan

salah satu faktor yang menghambat perkembangan dana pensiun di Indonesia. Untuk 

keperluan studi telah dikumpulkan data melalui penyebaran kuesioner danwawancara. Kuesioner disampaikan bagi pemberi kerja yang mempunyai dana

pensiun serta dana pensiun itu sendiri. Wawancara dilakukan terhadap pengurus dana

pensiun untuk mendapatkan konfirmasi. Analisis data dilakukan melalui analisis

deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sebagai pembanding dilakukan analisis yang

sama terhadap dana pensiun.

Faktor-faktor yang diduga mempunyai pengaruh terhadap pemahaman

ketentuan perundangan di bidang ketenagakerjaan adalah profil pemberi kerja/dana

pensiun yang diwakili oleh manajemen (jabatan, divisi, jenis kepemilikan dan sifat

pemberi kerja) dan karakteristik usaha (lokasi, jenis dana pensiun, jenis program

pensiun, nilai aktiva bersih dan rata-rata usia karyawan/peserta). Indikator keterkaitanUUK 13/2003 dengan dana pensiun meliputi pengaturan masalah ketenagakerjaan

secara menyeluruh, pengaturan program pesangon dan kebijakan akibat hadirnya

program pesangon.

Hasil studi menunjukkan bahwa secara umum pemberi kerja dan dana pensiun

tidak memperlihatkan perbedaan dalam menilai keberadaan UUK 13/2003 dan

program pesangon khususnya. Mereka sepakat bahwa keberadaan program pesangon

tidak mengganggu program pensiun yang selama ini sudah ada. Namun demikian

pada kelompok responden pemberi kerja terdapat perbedaan pendapat diantara

subsektor dalam menanggapi beberapa masalah yang ada dalam pengaturan program

pesangon. Subsektor keuangan dan manufaktur di satu sisi dan subsektor lainnya disisi yang lain, berbeda dalam mengungkapkan fakta. Perbedaan pendapat juga terjadi

diantara dana pensiun seperti misalnya antara dana pensiun yang menyelenggarakan

manfaat pasti dengan dana pensiun yang menyelenggarakan iuran pasti. Adanya

perbedaan dan ketidaksepakatan dalam menilai permasalahan program pesangon

sebagaimana diatur dalam UUK 13/2003 ternyata tidak mengakibatkan perubahan

kebijakan yang dibuat terkait dengan dana pensiun.

Page 3: Studi Program Pensiun&Pesangon

5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 3/66

 

  ii

 

KATA PENGANTAR

Kami panjatkan Puji Dan Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

selesainya Studi Tentang Program Pensiun, Pesangon Dan Tunjangan Hari Tua

Lainnya.

Tugas Pokok Tim Studi ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai

penyebab lesunya perkembangan dana pensiun. Hal ini diperlukan mengingat

pemahaman tentang program pensiun yang masih rendah dan adanya program lain

yang kemungkinan membebani perusahaan sehingga program pensiun kurang

diminati.

Tim berharap hasil penelitian dan studi ini dapat bermanfaat bagi

perkembangan dana pensiun di Indonesia dan juga dapat mendorong penelitian lain di

bidang program pensiun.

Akhir kata Tim Studi mengucapkan terimakasih kepada segenap Pihak yang

telah membantu penyelesaian studi ini. Kritik maupun saran yang membangun sangat

diharapkan dalam penyempurnaan penelitian ini.

Jakarta, Desember 2007

Tim Studi Tentang Program

Pensiun, Pesangon Dan

Tunjangan Hari Tua Lainnya.

Page 4: Studi Program Pensiun&Pesangon

5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 4/66

 

  iii

 

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI .................................................................................................................iKATA PENGANTAR..................................................................................................ii

DAFTAR ISI............................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL .......................................................................................................iv

DAFTAR GAMBAR....................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1

I.1. Latar Belakang Masalah ................................................................................1

I.2. Permasalahan Penelitian ................................................................................3

I.3. Tujuan Penelitian ...........................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................6

II.1. Program Pesangon .........................................................................................6

II.2. Program Pensiun ............................................................................................9

II.3. Riset Program Pesangon ..............................................................................11

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................................12

III.1. Metode Pengumpulan Data..........................................................................12

III.2. Metode Analisis ...........................................................................................13III.3. Jangka Waktu Penelitian..............................................................................14

III.4. Keterbatasan Studi .......................................................................................14

BAB IV HASIL DAN ANALISIS.............................................................................15

IV.1. Pemberi Kerja ..............................................................................................15

IV.2. Dana Pensiun ...............................................................................................18

IV.3. Peraturan di Bidang Pesangon .....................................................................21

IV.4. Kompensasi Pembayaran Pesangon dan Manfaat Pensiun..........................26

IV.5. Kebijakan Terhadap Program Pensiun.........................................................29

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI....................................................34

V.1. Kesimpulan ..................................................................................................34

V.2. Rekomendasi................................................................................................35

V.2.1. Internal .................................................................................................35

V.2.2. Eksternal ..............................................................................................36

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................37

LAMPIRAN................................................................................................................39

Page 5: Studi Program Pensiun&Pesangon

5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 5/66

 

  iv

 

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Behaviour Motivation for Employee-Provided Pensions ....................10

Tabel 2 Tingkat Kemudahan Pemahaman UU Ketenagakerjaan Berdasarkan

Responden............................................................................................23

Tabel 3 Tingkat Kemudahan Pemahaman UU Ketenagakerjaan Berdasarkan

Jenis Dana Pensiun dan Program Pensiun ...........................................24

Tabel 4 Dana Pensiun Pemberi Kerja dan Rumusan Uang Pesangon ..............25

Tabel 5 Kompensasi Pembayaran Pesangon dan Pensiun Berdasarkan Bidang

Usaha....................................................................................................27

Tabel 6 Pengaruh UU Ketenagakerjaan dan Program Pesangon Terhadap Dana

Pensiun.................................................................................................31

Page 6: Studi Program Pensiun&Pesangon

5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 6/66

 

  v

 

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Persentase Pengembalian Kuesioner Pemberi Kerja

Berdasarkan Wilayah.................................................................................16

Gambar 2 Jenis Bidang Usaha Pemberi Kerja............................................................17

Gambar 3 Jenis Kepemilikan Pemberi Kerja..............................................................18

Gambar 4 Persentase Pengembalian Kuesioner Dana Pensiun...................................19

Gambar 5 Distribusi Usia Berdasarkan Jenis Dana Pensiun ......................................20

Gambar 6 Distribusi Aktiva Bersih Dana Pensiun .....................................................21

Gambar 7 Kompensasi Pesangon dan Pensiun Berdasarkan Kepemilikan ................28

Page 7: Studi Program Pensiun&Pesangon

5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 7/66

 

  vi

 

The page is intentionally left empty

Page 8: Studi Program Pensiun&Pesangon

5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 8/66

 

  1

 

BAB I PENDAHULUAN

BAB I

PENDAHULUAN

I.1.  Latar Belakang Masalah

Dalam rangka membangun manusia Indonesia seutuhnya maka pembangunan

ketengakerjaan melalui peningkatan harkat, martabat dan harga diri tenaga kerja perlu

diatur tersendiri. Pemerintah telah menetapkan Undang-undang Nomor 13 Tahun

2003 Tentang Ketenagakerjaan (UUK 13/2003) sebagai payung hukum segala

ketentuan di bidang ketenagakerjaan. Berdasarkan Undang-undang ini, hak-hak dan

perlindungan dasar karyawan pada saat bekerja dilindungi serta hubungan yang

harmonis antara karyawan, pemberi kerja, pemerintah dan masyarakat ditingkatkan.

Melalui penegakan transparansi peraturan diharapkan mampu meningkatkan kualitas

sumber daya manusia, produktivitas, dan daya saing produk Indonesia dan perluasan

kesempatan kerja. Beberapa peraturan perundangan yang mengatur ketenagakerjaan

yang berlaku selama ini merupakan produk masa kolonial yang menempatkan

karyawan sebagai obyek dengan posisi yang kurang menguntungkan.

Salah satu bentuk transparansi serta perhatian pemerintah yang dituangkan

dalam ketentuan itu adalah pemberian pesangon bagi karyawan yang berhenti bekerja

karena pemutusan hubungan kerja. Dalam hal terjadi pemutusan hubungan kerja,

pengusaha atau pemberi kerja diwajibkan untuk membayar sejumlah uang pesangon

dan atau uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak yang seharusnya

diterima karyawan. Khusus untuk pesangon besarnya telah diatur dalam Pasal 156

Undang-undang tersebut. Perhitungan besarnya uang pesangon didasarkan atas

Page 9: Studi Program Pensiun&Pesangon

5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 9/66

 

  2

 

pencapaian masa kerja serta besarnya gaji/upah, misalnya ketentuan nilai terendah

untuk masa kerja kurang dari 1 (satu) tahun adalah 1 (satu) bulan upah sedangkan

nilai terendah untuk masa kerja lebih dari 8 (delapan) tahun adalah 9 (sembilan) bulan

upah. Pembayaran uang pesangon dilakukan pada saat karyawan berhenti bekerja

secara sekaligus karena filosofis pemberian uang pesangon adalah bantuan dana pada

saat karyawan harus mencari pekerjaan setelah terjadi pemutusan hubungan kerja.

Di sisi lain pemerintah juga memperhatikan nasib karyawan setelah tidak 

bekerja lagi karena mencapai usia tertentu. Dalam rangka memberikan

kesinambungan penghasilan setelah purna bakti dan memberikan ketenangan bekerja,

pemerintah telah menetapkan Undang-undang Nomor 11 Tahun 1992 Tentang Dana

Pensiun (UUDP 11/1992). Melalui pelaksanaan UUDP ini kegiatan pengumpulan,

pengelolaan serta pembayaran sejumlah uang yang ditujukan bagi karyawan yang

berhenti bekerja setelah mencapai usia tertentu diatur secara lebih baik. Dana pensiun

sebagai suatu badan hukum baru berdasarkan ketentuan UUDP 11/1992 tersebut

mempunyai tugas dan fungsi mengelola serta menjalankan program yang menjanjikan

manfaat pensiun ( pension  benefit ). Sistem pendanaan program pensiun dilakukan

melalui pemotongan iuran, baik dari karyawan maupun pemberi kerja, yang kemudian

diinvestasikan dalam beberapa instrumen investasi yang memungkinkan terbentuknya

akumulasi dana yang cukup untuk pembayaran manfaat pensiun dalam memelihara

kesinambungan penghasilan peserta pada hari tua. Pembayaran manfaat pensiun

dilakukan ketika karyawan telah mencapai usia pensiun tertentu sebagaimana

ditetapkan dalam peraturan dana pensiun dari masing-masing dana pensiun yang

dibentuk oleh perusahaan.

Besarnya manfaat pensiun yang menjadi hak peserta didasarkan pada jenis

dana pensiun serta program pensiun yang diikuti. Untuk Dana Pensiun Pemberi Kerja

Page 10: Studi Program Pensiun&Pesangon

5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 10/66

 

  3

 

(DPPK) dikenal 2 program pensiun yaitu Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP atau

 Defined Benefit ) dan Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP atau  Defined Contribution).

Sedangkan Dana Pensiun Lembaga Keuangan hanya dikenal 1 jenis program yaitu

PPIP. Rumusan manfaat pensiun pada PPMP dihitung berdasarkan rumus yang telah

ditetapkan dalam peraturan dana pensiun dimana komponennya terdiri dari faktor

penghargaan tertentu per tahun masa kerja, masa kerja dan penghasilan dasar pensiun.

Faktor penghargaan ditetapkan maksimal 2,5% per tahun masa kerja. Sedangkan

untuk PPIP besarnya manfaat pensiun berdasarkan nilai akumulasi dana yang tercatat

atas nama akun masing-masing peserta.

Pembayaran manfaat pensiun dilakukan secara bulanan dimulai pada saat

peserta mencapai usia pensiun dipercepat (minimal 10 tahun sebelum usia pensiun

normal). Untuk peserta yang berhenti bekerja namun belum mencapai usia pensiun

dipercepat maka kepada yang bersangkutan belum bisa dibayarkan manfaat

pensiunnya, tetapi harus menunggu minimal sampai usia pensiun dipercepat.

I.2.  Permasalahan Penelitian

Pada awal ditetapkannya UUDP 11/1992 perkembangan dana pensiun

menunjukkan peningkatan yang menggembirakan. Pada saat terjadi krisis di

Indonesia pada tahun 1997 dimana pada saat itu banyak perusahaan menghentikan

operasinya, industri dana pensiun justru menunjukkan potensi yang besar dalam

memberikan sumbangan perekonomian Indonesia sebagai sumber dana. Namun

seiring membaiknya proses pemulihan perekonomian Indonesia pasca krisis,

pertumbuhan dana pensiun menunjukkan penurunan. Pada tahun 2003 jumlah DPPK

dan DPLK sebanyak 345, maka pada tahun 2006 jumlahnya tinggal 300. Apabila

dilihat dari pertumbuhannya bahkan telah mengalami pertumbuhan yang negatif yang

Page 11: Studi Program Pensiun&Pesangon

5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 11/66

 

  4

 

berarti lebih banyak dana pensiun yang membubarkan diri dibanding yang

mengajukan permohonan ijin yang baru.

Perkembangan dana pensiun yang kurang menggembirakan ini ditengarai oleh

beberapa sebab salah satu, diantaranya pengaturan program kesejahteraan hari tua

lainnya yang sejenis seperti program pesangon sebagaimana ditetapkan dalam UUK

13/ 2003. Program pesangon pada dasarnya bukan merupakan program yang

berkaitan dengan program kesejahteraan di hari tua melainkan program pemberian

sejumlah uang kepada karyawan akibat pemutusan hubungan kerja. Namun berbeda

dengan program pensiun yang bersifat sukarela, program ini bersifat wajib yang

diikuti oleh setiap karyawan yang memenuhi persyaratan. Sebagaimana telah

disampaikan sebelumnya, program pesangon tersebut menjanjikan pembayaran

manfaat pada saat karyawan berhenti bekerja dan dibayarkan secara sekaligus. Besar

manfaat ditentukan oleh penghasilan dan masa kerja karyawan pada pemberi kerja.

Program ini sepenuhnya dibiayai oleh pemberi kerja. Menilik sifatnya, program ini

pada dasarnya memiliki karakteristik seperti PPIP.

Akibat diwajibkannya program pesangon bagi setiap perusahaan maka

perusahaan yang sudah memiliki dana pensiun menghadapi 2 beban pembiayaan,

pesangon dan pensiun. Sampai saat ini akibat krisis yang berkepanjangan dampak 

makroekonomi masih dirasakan. Tingkat pertumbuhan ekonomi yang rendah

membawa pengaruh terhadap kemampuan masyarakat untuk menyisihkan

penghasilannya dalam bentuk iuran pensiun. Padahal, sumber-sumber penghasilan

tersebut sangat berkorelasi dengan pembiayaan program pensiun yang membutuhkan

  jangka waktu yang relatif panjang. Bagi sebagian masyarakat khususnya pemberi

kerja dan peserta yang telah mempunyai program pensiun, kemampuan keuangan

mereka menyisihkan sebagian penghasilan dalam membiayai program pensiun makin

Page 12: Studi Program Pensiun&Pesangon

5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 12/66

 

  5

 

terasa berat dengan adanya kewajiban pembiayaan untuk program-program

kesejahteraan lainnya yang sifatnya wajib.

Kondisi tersebut menambah lemah kemampuan keuangan masyarakat dalam

menyisihkan penghasilan yang sifatnya rutin untuk membiayai program pensiun yang

bersifat sukarela. Selain itu, beberapa perusahaan pemberi kerja yang tidak dapat

mengatasi krisis keuangannya banyak yang memutuskan untuk melikuidasi

perusahaannya sehingga berakibat kepada penghentian program pensiun. Faktor lain

yang menimbulkan pemberi kerja mengalami kegagalan menjalankan program

pensiun adalah manajemen arus kas. Ketidakmampuan atau kegagalan pemberi kerja

atau peserta untuk melakukan pengaturan arus kas antara sumber penghasilan yang

diterima dengan pembiayaan program pensiun membawa akibat kepada kesulitan

pendanaan dana pensiun di masa mendatang. Biaya penyelenggaraan program

pensiun merupakan salah satu faktor biaya yang harus dikendalikan selama program

pensiun tersebut berjalan.

I.3.  Tujuan Penelitian

Penelitian bertujuan memberikan gambaran mengenai penyebab terjadinya

perkembangan dana pensiun yang kurang menggembirakan melalui pendapat pemberi

kerja dan pengurus dan pensiun. Salah satu kemungkinan penyebab terjadinya

perkembangan yang kurang menggembirakan tersebut adalah hadirnya program

pesangon yang bersifat wajib yang diatur dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun

2003 tentang Ketenagakerjaan. Melalui penelitian ini diharapkan diperoleh manfaat

berupa masukan bagi regulator (pemerintah), pemberi kerja, dana pensiun dan

masyarakat mengenai perkembangan dana pensiun dan program lain yang sejenis.

Page 13: Studi Program Pensiun&Pesangon

5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 13/66

 

  6

 

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1.  Program Pesangon

Berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 150 Tahun 2000,

pesangon atau disebut juga uang pesangon merupakan pembayaran uang dari pemberi

kerja (pengusaha) kepada karyawan (pekerja) sebagai akibat adanya pemutusan

hubungan kerja. Besarnya uang pesangon yang diberikan pada umumnya dikaitkan

dengan upah bulanan yang diterima. Jumlah ini dapat juga ditambahkan dengan

komponen lain seperti tunjangan cuti, tunjangan asuransi kesehatan karyawan, nilai

opsi saham atau tunjangan lainnya yang sudah umum dan merupakan hak karyawan di

perusahaan tersebut.

Pada umumnya, pesangon diberikan kepada karyawan yang mengalami

pemutusan hubungan kerja (PHK) dengan alasan normal seperti pengunduran, atau

pensiun. Pemberian uang pesangon juga umum dilakukan oleh perusahaan yang

melikuidasi usahanya. Selain itu, karyawan yang berhenti karena pemecatan dapat

menerima uang pesangon kepada berdasarakan aturan tersendiri. Pengaturan rinci

mengenai pesangon pada umumnya tertulis dalam peraturan perusahaan. Ketentuan

dalam peraturan perusahaan ini mengacu pada aturan yang ditetapkan oleh

pemerintah. Pengaturan pemerintah dalam hal uang pesangon dimaksudkan untuk 

mengurangi perselisihan antara buruh dan perusahaan yang akan timbul akibat

kesalahan dalam pemutusan hubungan kerja.

Page 14: Studi Program Pensiun&Pesangon

5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 14/66

 

  7

 

Pengaturan mengenai pesangon di Indonesia didasarkan atas UUK 13/2003.

Hal pesangon yang diatur dalam undang-undang adalah mengenai:

  dasar perhitungan uang pesangon

  rumusan uang pesangon yang dibayarkan

  komponen uang pesangon

  kondisi yang mendasari perhitungan dan pembayaran uang pesangon.

Pada praktiknya, pelaksanaan UUK 13/2003 menimbulkan gejolak di

masyarakat terutama masalah yang ada dalam Pasal 156 tentang pesangon. Besar

uang pesangon maksimal sembilan kali gaji kepada pekerja yang bekerja lebih dari

delapan tahun, disamping sejumlah uang penghargaan dan uang penggantian lainnya

dinilai pengusaha sangat memberatkan. Peraturan ini memberikan nilai pesangon

yang sangat tinggi dibanding kebiasaan internasional. Besar Imbalan PHK

berdasarkan UUK 13/2003 termasuk salah satu tertinggi didunia naik 2x lipat dari

kebijakan tahun 1996 dan 3x lipat dari kebijakan tahun 1986 (Posisi Kadin-Apindo

dalam RPP Pesangon, Rapat Kadin Indonesia dan Apindo, Jakarta 27 Juli 2007).

Sementara itu penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Penelitian Ekonomi

Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran pada tahun 2004 yang dikutip dalam

laporan Bank Dunia Unlocking Indonesia’s Domestic Financial Resources : The Role

of Non-Bank Financial Institutions (2006) menyatakan nilai pesangon sebesar kurang

lebih 13 % dari upah membuat biaya pesangon di Indonesia menjadi salah satu negara

yang biaya pesangonnya paling mahal di dunia.

Pada umumnya perusahaan swasta yang memiliki kepedulian yang tinggi telah

mencadangkan dana yang dimilikinya untuk pesangon. Pencadangan dilakukan

dengan mengikuti panduan yang tertera pada   International Accounting Standard  

(IAS) 19. Aturan ini kemudian diadopsi dalam Pernyataan Standar Akuntasi

Page 15: Studi Program Pensiun&Pesangon

5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 15/66

 

  8

 

Keuangan (PSAK) Nomor 24 (revisi 2004) yang mulai diberlakukan pada laporan

tahunan 2005. Perlakuan akuntansi terhadap sistem pesangon diatur dalam PSAK

Nomor 24 (Revisi 2004) tersebut tentang Akuntansi Biaya Manfaat Pensiun.

Perlakuan akuntansi dan pengungkapan imbalan kerja, mengharuskan perusahaan

untuk mengakui Kewajiban dan Beban atas imbalan-imbalan kerja yang mencakup:

  Imbalan Kerja Jangka Pendek – seperti upah, gaji, iuran jaminan sosial, cuti

tahunan, cuti sakit, bagi laba & bonus (jika terhutang dalam waktu 12 bulan

pada akhir perioda pelaporan) dan imbalan non-moneter seperti imbalan

kesehatan, rumah, mobil, barang atau jasa yang diberikan secara cuma-cuma

atau melalui subsidi);

  Imbalan Pasca Kerja – seperti program pensiun, asuransi jiwa pasca kerja,

imbalan kesehatan pasca kerja;

  Imbalan Jangka Panjang Lainnya – seperti cuti besar, cuti hari raya, imbalan

cacat permanen, dan bagi laba, bonus dan kompensasi yang ditangguhkan (jika

terhutang seluruhnya lebih dari 12 bulan pada akhir perioda pelaporan);

  Pesangon Pemutusan Hubungan Kerja;

  Imbalan berbasis Ekuitas.

PSAK 24 mengharuskan perusahaan/instansi memperhitungkan kewajiban

perusahaan terhadap karyawan aktif dan pensiunan sesuai dengan janji dan komitmen

perusahaan terhadap karyawan dan pensiunan mulai dari pensiun, kesehatan,

penghargaan dan Simpanan Hari Tua (SHT). Oleh karena banyak karyawan yang

sudah bekerja lebih dari 10 tahun dan juga banyak karyawan yang akan pensiun, maka

beban perusahaan akan semakin tinggi dan hutang perusahaan kepada karyawan akan

meningkat. Untuk kasus di Lembaga Riset Perkebunan Indonesia (LRPI) dengan

  jumlah pegawai lebih dari 3.000 orang, maka akan timbul beban puluhan milyar

Page 16: Studi Program Pensiun&Pesangon

5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 16/66

 

  9

 

rupiah dan otomatis kewajiban kepada pegawai akan meningkat dalam jumlah yang

sama. Penerapan PSAK 24 menimbulkan gejolak pada kinerja keuangan pada

berbagai PTP Nusantara yang memiliki jumlah pegawai lebih dari 10.000 orang dan

bahkan salah satu PTPN kewajiban kepada pegawai meningkat sampai dengan empat

ratusan milyar rupiah (Buletin Lembaga Riset Perkebunan Indonesia Vol. 1 Nomor

1/1 tahun 2005).

II.2.  Program Pensiun

Selain mengatur pesangon, UUK 13/2003 juga mengatur secara ringkas

tentang manfaat lain bagi karyawan yang telah mencapai usia tertentu yaitu manfaat

pensiun. Penjelasan detil mengenai manfaat pensiun diatur dalam UUDP 11/1992

tentang Dana Pensiun. Dalam UUDP 11/1992 ini, Dana Pensiun didefiniskan sebagai

badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat

pensiun. Penjabaran dana pensiun dilakukan dalam bentuk tabungan yang mempunyai

ciri sebagai tabungan jangka panjang. Artinya, hasil dari tabungan baru dapat

dinikmati setelah karyawan yang bersangkutan pensiun.

Penyelenggaraan tabungan pensiun dilakukan dalam suatu program, yaitu

program pensiun, yang mengupayakan manfaat pensiun bagi pesertanya melalui suatu

sistem pemupukan dan yang lazim disebut sistem pendanaan. Sistem pendanaan suatu

program pensiun memungkinkan terbentuknya akumulasi dana, yang dibutuhkan

untuk memelihara kesinambungan penghasilan peserta program pada hari tua.

Akumulasi dana dari dana pensiun telah berhasil membentuk kumpulan dana

yang sangat besar. Data dari negara-negara anggota Organisation for Economic Co-

operation and Development  (OECD) menunjukkan dana pensiun mengelola aset

sebesar 15 trilyun dolar Amerika atau sekitar 80% dari Gross Domestic Product  

Page 17: Studi Program Pensiun&Pesangon

5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 17/66

 

  10

 

(GDP) mereka (OECD Guidelines on Pension Fund Asset Management, OECD

Council, January 2006 ).

Peran terbesar Dana Pensiun terlihat jelas di pasar modal. Di Amerika Serikat,

20 dana pensiun dengan aset terbesar berperan sebagai investor institusional yang

menguasai 8% saham dari 10 perusahaan terbesar (Michela Scatigna,  Institutional

  Investor, Corporate Governance and Pension Funds, Working Paper No.13/01,

CeRp).

Keberhasilan dana pensiun melakukan pemupukan dana menjadi suatu

fenomena yang menarik untuk diteliti. Dalam The Role of Pensions in the Labor 

 Market: A Survey of the Literature, Industrial and Labor Relations Review, Vol. 47 

  No. 3, April 1994 dinyatakan mengenai gambaran motivasi yang mendasari

pembentukan program pensiun sebagaimana Tabel 1.

Tabel 1

 Behaviour Motivation for Employee-Provided Pensions

Worker side Motivation for Pension

-  Tax Qualified Retirement Savings

-  Insurance Motivations

-  Economic of Scale

-  Union Preference

Firm-Side Motivations for Pensions

-  Regulating Work Effort

-  Regulating Turnover Other than Retirement

-  Regulating Retirement

-  Regulating Worker Quality

Outcomes Determined byInteraction of Supply and Demand

-  Pension-Related Outcomes: Coverage, Plan Type, PlantCharacteristics, Shape and Value of Accrual Pattern

-  Retirement

-  Other Employment-Related Outcomes: Worker Quantity, IncludingTransition Rates, Worker Quantity and Effort

-  Wage-Related Outcomes

Tabel 1 Behaviour Motivation for Employee-Provided Pensions

Page 18: Studi Program Pensiun&Pesangon

5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 18/66

 

  11

 

Penggunaan pensiun sebagai instrumen pengganti pesangon pada sistem

kompensasi yang efisien telah diteliti oleh Edwad P Lazear pada tahun 1982.

Penelitian dilakukan terhadap tiga poin utama yaitu:

1.  pesangon sebagai nilai tertinggi untuk pensiun dini.

2.  alasan utama keberadaan program pensiun adalah keinginan untuk menciptakan

suatu mekanisme insentif yang dapat berfungsi sebagai alat pembayaran

pesangon yang efisien.

3.  nilai upah yang diterima oleh pekerja senior melebihi marginal products mereka.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pensiun merupakan pilihan yang tepat

untuk digunakan sebagai alat pembayaran pesangon secara efektif.

II.3.  Riset Program Pesangon

Sistem pesangon menjadi topik kajian yang menarik karena diduga

memberikan dampak negatif terhadap corporate value dan efisiensi ekonomis.

Beberapa penelitian empiris membuktikan bahwa market memperhitungkan berbagai

bentuk  employee benefit liabilities. Sebagai contoh, penelitian yang dilakukan oleh

Bulow et al (1987), Feldstein dan Seligman (1981) dan Bodie (1985) menyatakan

bahwa market memperhitungkan nilai dari unfunded pension liabilities. Penelitian

Carroll-Niehaus (1998) menunjukkan bahwa utang manfaat pensiun ( pension

liabilities) mempengaruhi peringkat hutang perusahaan. Penelitian lainnya dilakukan

oleh Mike Orszag dan Mirko Cardinale (2005) menguji hubungan pesangon dan

corporate finance. Dengan menggunakan data akuntasi dari perusahaan di Italy dan

Austria didapat kesimpulan bahwa hubungan antara pesangon dan indikator resiko

pasar (market risk indicator ) tidak signifikan.

Page 19: Studi Program Pensiun&Pesangon

5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 19/66

 

  12

 

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 

III.1.  Metode Pengumpulan Data

Untuk mengetahui apakah program pesangon yang terdapat dalam UUK13

merupakan salah satu faktor yang menghambat perkembangan dana pensiun di

Indonesia, metode pengumpulan data yang dilakukan dalam studi ini adalah sebagai

berikut:

a.  Penelitian Lapangan (Field Research) 

Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan data primer dengan cara mendatangi

obyek yang akan diteliti (responden). Tujuan yang diharapkan dengan melakukan

penelitian lapangan ini adalah untuk memperoleh data, masukan atau informasi

langsung dari responden. Responden pada penelitian ini adalah Pendiri Dana

Pensiun atau Pemberi Kerja (PK) dan Dana Pensiun (DP) secara bersamaan.

Teknik yang dipergunakan adalah:

a.1. Daftar Pertanyaan (Questionaire)

Studi ini menyebarkan daftar pertanyaan melalui surat langsung kepada

responden sehingga data yang dikumpulkan diharapkan benar-benar sesuai

dengan keadaaan yang sebenarnya pada saat studi berlangsung. Kuesioner

ditujukan pada pemberi kerja yang mempunyai kaitan langsung dengan

masalah ketenagakerjaan terutama uang pesangon. Secara garis besar, daftar

pertanyaan disusun dengan sistematika sebagai berikut:

Page 20: Studi Program Pensiun&Pesangon

5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 20/66

 

  13

 

1.  Data ringkas mengenai profil responden dan perusahaan pembri kerja dan

dana pensiun

2.  Pengaruh atau dampak program pesangon terhadap kebijakan yang dibuat

terkait dengan keberadaan dana pensiun.

a.2 Wawancara (Interview) 

Tim studi melakukan pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab

kepada responden yang dianggap dapat memberikan penjelasan langsung baik 

data maupun informasi sebagai pelengkap studi ini.

b.  Penelitian Pustaka (Library research)

Dalam studi ini cara pertama yang dilakukan oleh tim studi adalah melakukan

pengamatan data dan informasi yang didapatkan melalui membaca, mempelajari,

dan mengutip dari buku literatur, majalah, pendapat, serta sumber-sumber lain

yang berhubungan dengan penelitian ini baik dalam negeri maupun luar negeri.

Informasi tersebut diperoleh dari perpustakaan maupun browsing di internet serta

peraturan perundangan.

III.2.  Metode Analisis

Populasi target dari studi tentang pengaruh program pesangon yang terdapat

dalam UUK 13/2003 terhadap perkembangan dana pensiun adalah Pendiri atau

Pemberi Kerja (PK) yang memiliki dana pensiun dan Dana Pensiun (DP). Jumlah

populasi dari masing-masing target adalah 255 pemberi kerja yang memiliki dana

pensiun dan 255 dana pensiun baik dana pensiun pemberi kerja dan dana pensiun

lembaga keuangan. Sedikitnya jumlah populasi responden menyebabkan studi ini

tidak menggunakan metode sampling dalam melakukan penyebaran daftar

pertanyaan. Dengan menggunakan populasi diharapkan informasi yang didapat dari

Page 21: Studi Program Pensiun&Pesangon

5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 21/66

 

  14

 

penyebaran daftar pertanyaan dapat mencerminkan keseluruhan sikap populasi

tersebut.

Adapun metode yang digunakan dalam studi ini adalah metode analisis

deskriptif dengan pendekatan kualitatif yaitu dengan melakukan kegiatan yang

dimulai dari proses penyaringan informasi dihubungkan dengan langkah pemikiran

rasional baik dari sudut pandang teoritis maupun praktis.

III.3.  Jangka Waktu Penelitian

Jangka waktu studi ini dimulai dari bulan Agustus 2007 sampai dengan bulan

Oktober 2007 dengan melibatkan staf Biro Riset dan Teknologi Informasi bekerja

sama dengan Biro Dana Pensiun, Bapepam-LK.

III.4.  Keterbatasan Studi

Sehubungan dengan adanya kebijakan pengurangan anggaran perjalanan dinas

sesuai Surat Menteri Keuangan Nomor: S.348/MK.02/2007 tanggal 30 Juli 2007 dan

Surat Edaran Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan Nomor: SE-1088/SJ.1/2007

tanggal 2 Agustus 2007 tentang belanja perjalanan dinas tidak mengikat tahun

anggaran 2007 yang pada pokoknya hanya dapat dipergunakan setinggi-tingginya

sebesar 30%, penelitian lapangan dengan melakukan wawancara hanya dapat

dilakukan pada 1 (satu) kota, yaitu Bandung dengan melakukan wawancara terhadap

5 (lima) responden. Untuk responden lain tidak dilakukan penelitian lapangan dan

wawancara tetapi melalui penyebaran kuesioner lewat surat.

Page 22: Studi Program Pensiun&Pesangon

5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 22/66

 

  15

 

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV

HASIL DAN ANALISIS

Studi Tentang Program Pensiun, Pesangon dan Tunjangan Hari Tua ini

merupakan penelitian awal untuk melihat apakah penurunan jumlah dana pensiun

mempunyai kaitan erat dengan kehadiran program pesangon yang diatur dalam

Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Pertanyaan dalam

penelitian ini hanya membatasi dengan hal-hal yang berkaitan dengan UU Nomor 13

tersebut dan khususnya dengan pasal-pasal yang berhubungan dengan program

pesangon.

IV.1.  Pemberi Kerja

Kuesioner dibagikan kepada masing-masing 255 responden yang terdiri dari

pemberi kerja yang mempunyai dana pensiun dan kepada dana pensiun itu sendiri

sehingga total ada 510 kuesioner. Setelah dilakukan verifikasi data terdapat sebanyak 

81 pemberi kerja yang telah mengembalikan kuesioner dan dinyatakan memenuhi

kriteria. Di dalam kuesioner terdapat 16 pertanyaan yang meliputi profil ringkas

pengisi dan lembaga yang mengisi. Untuk pertanyaan profil pemberi kerja terdiri dari

7 pertanyaan yaitu : identitas perusahaan yang meliputi jabatan dan divisi pengisi

kuesioner, bidang usaha, jenis kepemilikan, jumlah karyawan dan rata-rata usia

karyawan. Kemudian dilanjutkan mengenai 9 pertanyaan yang terkait dengan program

pesangon sebagaimana dimaksud dalam UUK 13/2003.

Adapun persentase tingkat pengembalian kuesioner bagi pemberi kerja yang

dikirimi kuesioner dapat dilihat pada Gambar 1 dimana Jawa Timur merupakan

Page 23: Studi Program Pensiun&Pesangon

5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 23/66

 

  16

 

provinsi dengan persentase tingkat pengembalian yang paling tinggi diikuti beberapa

daerah lain di Indonesia bagian timur seperti Kalimantan/Sulawesi dan Bali/Nusa

Tenggara/Papua/Maluku. Penyebaran ini tidak menunjukkan kondisi industri dana

pensiun secara keseluruhan. Sebagian besar (65%) dana pensiun berlokasi di DKI

Jakarta sedangkan daerah lain seperti Jabar/Banten hanya 6%, Jateng/DIY 5%, Jatim

5%, Kalimantan/Sulawesi 4% dan sisanya Bali/NTB/NTT/Maluku/Papua 3%.

Gambar 1

Persentase Pengembalian Kuesioner Pemberi Kerja

Berdasarkan WilayahGambar 1 Persentase Pengembalian Kuesioner Pemberi Kerja Berdasarkan

Wilayah

38%

28% 28%31%

62%

55%

38%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

  S  u  m a  t e  r a

  D  K  I

  J a  b a  r  /  B a  n  t

 e  n

  J a  t e  n

 g   /  D  I  Y

  J a  t  i  m

  K a  l  i  m

 a  n  t a  n

  /  S  u  l a  w

 e s  i

  B a  l  i  /  N

  T  T  /  N  T  B

  /  P a  p  u a

 

Sebagian besar yang mengisi kuesioner untuk pemberi kerja berasal dari

tingkat Manager (31%) dan Direksi (51%). Hal ini sesuai dengan harapan mengingat

 jabatan mereka sebagai pengambil keputusan yang menentukan keberadaan program

pesangon dan pensiun dan sekaligus memberi sedikit gambaran mengenai keseriusan

pemberi kerja dalam ikut peduli terhadap masalah ketenagakerjaan. Sebagian besar

dari mereka yang mengisi kuesioner berasal dari divisi Sumber Daya Manusia yang

langsung berkaitan dengan masalah karyawan. Namun demikian ada sekitar 26%

yang bukan berasal dari SDM, Keuangan atau Sekretariat/Humas.

Page 24: Studi Program Pensiun&Pesangon

5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 24/66

 

  17

 

Berdasarkan klasifikasi bidang usaha yang dijalankan oleh pemberi kerja,

terdapat 9 jenis subsektor usaha. Klasifikasi mengenai bidang usaha terbagi atas 9

  jenis yang mengikuti klasifikasi sebagaimana dalam pengajuan ijin pendirian dana

pensiun dan distribusinya dapat dilihat pada Gambar 2. Pengklasifikasian bidang

usaha pemberi kerja dapat memberikan gambaran pola berpikir pemberi kerja dari

setiap subsektor industri dalam menanggapi isu penting di bidang ketenagakerjaan.

Sebagaimana terlihat dalam gambar tersebut sebagian besar pemberi kerja yang

mengembalikan kuesioner ternyata berasal dari sektor keuangan, real estat dan jasa

bisnis yakni sebanyak 42% dan kemudian diikuti dari sektor manufaktur sebesar 22%

serta sektor-sektor lainnya yang relatif kecil. Dengan demikian seolah-olah industri

dana pensiun mayoritas (total 64%) dikuasai oleh 2 subsektor ini. Ternyata distribusi

ini tidak berbeda jauh dengan distribusi keseluruhan industri dana pensiun. Data tahun

2003 menunjukkan sebanyak 35% berasal dari industri keuangan dan 34% berasal

dari sektor manufaktur1. Total pada tahun 2003 tersebut subsektor keuangan dan

manufaktur menguasai 69% industri dana pensiun.

Gambar 2

Jenis Bidang Usaha Pemberi KerjaGambar 2 Jenis Bidang Usaha Pemberi Kerja

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

45%

     P   e   r    t   a

   n     i   a   n

     P   e   r    t   a

   m     b   a

   n   g    a   n

     M   a   n    u    f

   a     k    t    u   r

     L     i   s    t   r     i     k    /

    G   a   s    /    A     i   r

     K   o   n   s    t   r    u     k   s

     i

     P   e   r    d   a   g    a   n   g    a   n

     T   r   a   n   s   p    o   r    t   a   s     i

     K   e    u   a   n   g    a   n

     P   e     l   a

   y    a   n   a   n    S   o

   s     i   a     l

 

1 Laporan Tahunan Dana Pensiun 2003

Page 25: Studi Program Pensiun&Pesangon

5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 25/66

 

  18

 

Dari sisi usia karyawan sebagian besar karyawan rata-rata berusia 31-40 tahun

sebanyak 63%, berusia 41-50 tahun berjumlah 35% dan hanya 2% pada kisaran usia

20-30 tahun. Komposisi yang kurang lebih sama ini juga tercermin dari data dana

pensiun. Pada umumnya memang karyawan perusahaan, terutama dari Dana Pensiun

Pemberi Kerja, ikut menjadi peserta di DPPK tersebut sehingga distribusi usia

karyawan di pemberi kerja dan usia peserta di dana pensiun relatif sama.

Sementara itu berdasarkan jenis kepemilikan pemberi kerja, memberikan

distribusi yang agak merata dengan 32% dari BUMN, PMDN 23%, PMA 20%,

BUMD 14% dan sisanya berasal dari yayasan sosial atau lembaga lain. Gambar 3

menunjukkan distribusi pemberi kerja dilihat dari jenis kepemilikan. Data ini relatif 

tidak berbeda dengan industri dana pensiun secara umum sehingga dapat dikatakan

cukup mewakili kondisi industri.

Gambar 3

Jenis Kepemilikan Pemberi Kerja

Gambar 3 Jenis Kepemilikan Pemberi Kerja

BUMN

32%

BUMD

14%PMDN

23%

PMA

20%

LAINNYA

11%

 

IV.2.  Dana Pensiun

Responden Dana Pensiun yang mengembalikan kuesioner ada sebanyak 127

dari 255 kuesioner yang dibagikan. Dari sebanyak 127 tersebut sebanyak 116 atau

Page 26: Studi Program Pensiun&Pesangon

5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 26/66

 

  19

 

91% berasal dari Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) dan sisanya dari Dana Pensiun

Lembaga Keuangan (DPLK). Dari sebanyak 116 DPPK tersebut 102 diantaranya

(88%) menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) dan sisanya

sebanyak 14 menyelenggarakan Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP).

Pertanyaan untuk dana pensiun meliputi 7 pertanyaan yang bersifat profil

ringkas yaitu : jabatan pensgisi kuesioner di dana pensiun, jenis dana pensiun,

program yang diselenggarakan, jumlah peserta, rata-rata usia peserta dan nilai aktiva

bersih. Pertanyaan selanjutnya berupa pertanyaan yang terkait dengan program

pensiun dan pesangon sebanyak 9 pertanyaan.

Tingkat pengembalian kuesioner dana pensiun berdasarkan letak geografis

dapat dilihat pada Gambar 4. Persentase pengembalian kuesioner dana pensiun yang

berasal dari Kalimantan dan Sulawesi lebih tinggi dibanding dana pensiun dari daerah

lain.

Gambar 4

Persentase Pembalian Kuesioner Dana PensiunGambar 4 Persentase Pengembalian Kuesioner Dana Pensiun

63%

47%41%

62%

54%

91%

25%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

  S  u  m  a

  t  e  r  a

   D   K   I

  J  a   b  a

  r  /   B  a  n  t  e  n

  J  a  t  e  n

 g   /   D   I   Y

  J  a  t  i  m

   K  a  l  i  m

  a  n  t  a  n

  /  S  u  l  a

  w  e s  i

   B  a  l  i  /   N   T

   T  /   N   T

   B  /   P  a

  p  u  a

 

Page 27: Studi Program Pensiun&Pesangon

5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 27/66

 

  20

 

Sementara itu berdasarkan distribusi jumlah pesertanya, terdapat 54 dana

pensiun yang mempunyai peserta antara 100-1000 orang, 38 dana pensiun dengan

peserta 1000-5000 orang, 25 dana pensiun yang mempunyai peserta lebih dari 5000

orang dan 2 dana pensiun yang tidak menyampaikan mengenai distribusi pesertanya.

Dari sejumlah peserta tersebut ada sebanyak 54% yang berada dalam rentang usia 31-

40 tahun, 39% berada dalam rentang 41-50 tahun dan sebanyak 5% yang mempunyai

rata-rata usia peserta lebih dari 50 tahun. Untuk peserta muda dengan rata-rata usia

20-30 tahun hanya dimiliki oleh 2 dana pensiun. Berdasarkan program yang dimiliki

sebanyak 66,7% peserta DPPK-PPIP berusia antara 31-40 tahun. Semakin muda usia

peserta dana pensiun yang menyelenggarakan PPIP semakin panjang waktu untuk 

mengiur dan semakin besar akumulasi dana yang akan terkumpul yang pada akhirnya

akan memberikan manfaat pensiun yang juga cukup besar. Ternyata berdasarkan

Gambar 5 terlihat pada usia muda dengan kisaran usia 20–30 tahun dan 31– 40 tahun

kebanyakan memilih PPIP sesuai dengan dugaan.

Gambar 5

Distribusi Usia Berdasarkan Jenis Dana Pensiun

Gambar 5 Distribusi Usia Berdasarkan Jenis Dana Pensiun

0%

7%

49%

57%

36% 36%

6%

0%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

20- 30 31-40 41- 50 > 51

MP

IP

 

Page 28: Studi Program Pensiun&Pesangon

5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 28/66

 

  21

 

Dari sebaran aktiva bersih yang dimiliki dana pensiun banyak diantara mereka

memiliki aktiva bersih sekitar Rp 5 – Rp Rp 50 milyar dan Rp 50 – Rp 500 milyar

yang artinya pada posisi menengah diantara industri dana pensiun di Indonesia.

Gambar 6 menggambarkan posisi aktiva bersih dana pensiun yang diteliti. Distribusi

ini mirip dengan kondisi industri dana pensiun di Indonesia. Laporan Tahunan Dana

Pensiun tahun 2004-2005 memperlihatkan bahwa dana pensiun yang mempunyai

aktiva bersih diatas Rp 500 milyar hanya sekitar 7%, sedangkan yang paling banyak 

ada di kisaran Rp 5 milyar s.d. Rp 50 milyar yang mencapai sekitar 75%.

Gambar 6Distribusi Aktiva Bersih Dana Pensiun

Gambar 6 Distribusi Aktiva Bersih Dana Pensiun

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

  1  0  0    j 

  t  -   5   m   i   l  y

  a  r

  5   m   i   l  y

  a  r  -   5  0

   m   i   l  y

  a  r

  5  0   m   i   l  y

  a  r  -   5  0

  0   m   i   l  y  a

  r

  d   i  a  t  a  s

   5  0  0

   m   i   l  y

  a  r

 

IV.3.  Peraturan di Bidang Pesangon Salah satu dugaan munculnya kontroversi UUK 13/2003 khususnya yang

menyangkut program pesangon adalah penulisannya serta penjelasannya yang

mungkin tidak mudah dipahami oleh masyarakat awam. Untuk itu dalam penelitian

ini dirasa perlu untuk menanyakan mengenai soal pemahaman mengenai program

Page 29: Studi Program Pensiun&Pesangon

5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 29/66

 

  22

 

pesangon sebagaimana ditetapkan dalam UUK 13/2003. Hasil kajian ternyata

memberikan masukan bahwa secara umum pengaturan program pesangon

sebagaimana diatur dalam UUK 13/2003 cukup mudah dipahami oleh pemberi kerja

maupun dana pensiun. Sebagian besar responden yang berasal dari 2 kelompok ini

menyatakan demikian. Namun dalam penelitian lebih lanjut terungkap bahwa

persentase yang mengatakan bahwa ketentuan dalam UUK 13/2003 tersebut mudah

dipahami menunjukkan adanya perbedaan diantara pemberi kerja dan dana pensiun.

Sekitar 92,6% dari pemberi kerja mengisyaratkan bahwa UUK 13/2003 tersebut dapat

dengan mudah dipahami, namun hanya ada sebanyak 78,7% responden yang berasal

dari dana pensiun mengatakan hal yang sama (Tabel 2). Perbedaaan pendapat yang

cukup signifikan ini mengindikasikan bahwa pemberi kerja dan pengurus dana

pensiun berbeda dalam menanggapi isu yang berkaitan dengan program pensiun.

Dana pensiun mempunyai perhatian yang lebih terhadap issue yang berkaitan dengan

program pensiun sehingga bagi mereka tidak begitu saja memahami ketentuan yang

berkaitan dengan program pensiun atau ketenagakerjaan. Jumlah kuesioner yang

kembali yang tinggi menunjukkan keseriusan dana pensiun dalam menanggapi

permasalahan ketenagakerjaan.

Secara teknis penulisan bahasa UUK 13/2003 ini mudah dipahami namun bisa

berbeda dalam menginterpretasikannya. Interpretasi bagi pengusaha cukup jelas yaitu

rumusan pesangon yang ditetapkan sangat membebani mereka2

. Mereka beranggapan

bahwa pesangon merupakan biaya yang harus dikeluarkan, sedangkan karyawan

berpendapat bahwa semakin besar pesangon akan memberi ketenangan dalam bekerja

sehingga mereka tidak perlu mengkhawatirakan jika suatu saat harus menghadapi

2 Tim Akademik dari 5 Perguruan Tinggi Negeri, Ringkasan Eksekutif, Hasil Kajian Akademis

Terhadap UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, www.apindo.or.id

Page 30: Studi Program Pensiun&Pesangon

5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 30/66

 

  23

 

pemutusan hubungan kerja. Namun demikian diduga banyak karyawan atau pekerja di

perusahaan yang tidak mengetahui/memahami peraturan tentang ketenagakerjaan3.

Sebagaimana dalam pengisian kuesioner seperti disebutkan di atas, dari

kuesioner yang masuk diketahui bahwa responden yang mengisi kuesioner ini

sebagian besar berasal dari kalangan Manager dan Direksi (81%) sehingga jawaban

yang tercermin mungkin tidak mewakili aspirasi karyawan secara keseluruhan.

Tabel 2Tingkat Kemudahan Pemahaman UU Ketenagakerjaan Berdasarkan

Responden

Responden Ya Tidak Jumlah

Pemberi Kerja 75 6 81

Dana Pensiun 100 23 123

Jumlah 175 29  

Apabila pernyataan tersebut diteliti lebih dalam lagi, perbedaan jawaban atas

pertanyaan dimaksud juga ditunjukkan pada 2 jenis program pensiun yang diikuti.

Tabel 3 dibawah memperlihatkan bahwa dari 90 DPPK yang mengatakan mudah

memahami 78 diantaranya berasal dari DPPK yang menyelenggarakan PPMP dan 12

dari PPIP. Sementara itu dari 23 DPPK yang menjawab bahwa UUK 13/2003 tidak 

mudah dipahami ada sebanyak 21 berasal dari PPMP dan 2 dari PPIP. Sedangkan 3

responden yang berasal dari DPPK-PPMP tidak menjawab. Sementara itu apabila

dilihat dari jenis program yang diikuti, sebanyak 76,5% dari DPPK-PPMP

mengatakan mudah memahami, 20,6% tidak mudah dan 2,9% sisanya tidak 

memberikan jawaban. Sedangkan dari DPPK-PPIP 85,7% responden mengatakan

mudah memahami dan 14,3% mengatakan tidak mudah. Sekali lagi angka ini

memberi gambaran bahwa meskipun secara umum UUK 13/2003 mudah dipahami

oleh DPPK namun yang menyelenggarakan PPMP relatif lebih banyak yang

3 Muslikhudin, Fenomena Pekerja Kontrak, Suara Merdeka, 22 November 2007

Page 31: Studi Program Pensiun&Pesangon

5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 31/66

 

  24

 

menyuarakan bahwa tidak mudah dibanding dana pensiun yang menyelenggarakan

PPIP.

Tabel 3 Tingkat Kemudahan Pemahaman UU Ketenagakerjaan Berdasarkan

Jenis Dana Pensiun dan Program Pensiun

Dana Pensiun Ya Tidak Kosong Total

DPPK 90

(77,6%)

23

(19,8%)

3

(2,6%)

116

PPMP 78 21 3 102

PPIP 12 2 0 14

DPLK 10

(90,9%)

0 1

(9,1%)

11

Total 100 23 4 127

Berdasarkan kuesioner yang disebarkan terdapat sebanyak 63 responden yang

mengirimkan kembali kuesionernya secara bersamaan antara pemberi kerja dan dana

pensiun, sedangkan selebihnya hanya pemberi kerja atau dana pensiun saja yang

mengirimkan kembali. Dari sebanyak 63 responden tersebut yang menyatakan bahwa

rumusan program pesangon besar atau kecil dapat dilihat pada Tabel 4. Ternyata

sebagian besar pemberi kerja (62%) menyatakan bahwa rumusan pesangon tidak 

terlalu besar, sedangkan sisanya mengatakan besar. Apabila jawaban pemberi kerja

tersebut dikaitkan dengan jenis program pensiun yang diselenggarakan, dari yang

menjawab bahwa rumusan pesangon cukup besar tersebut ternyata 35% berasal dari

PPMP. Sementara dari PPMP yang menjawab tidak besar sebanyak 51%. Jawaban ini

paling tidak memberi petunjuk awal bahwa ada keterkaitan jawaban pada pertanyaan

tentang mudah/tidaknya pemahaman tentang UUK 13/2003 sebagaimana diuraikan

diatas dengan sisi keuangan yang diwakili pada rumusan besarnya uang pesangon.

Dengan demikian meskipun secara umum responden dari pemberi kerja dan dana

pensiun menyatakan mudah memahami ketentuan dalam UUK 13/2003 serta sebagian

besar juga menyatakan rumusan program pesangon tidak besar, tetapi tetap saja ada

sebanyak 35% responden PPMP yang mengatakan bahwa rumusan itu terlalu besar.

Page 32: Studi Program Pensiun&Pesangon

5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 32/66

 

  25

 

Tabel 4

Dana Pensiun Pemberi Kerja dan Rumusan Uang PesangonTabel 4 Dana Pensiun Pemberi Kerja dan Rumusan Uang Pesangon 

Jenis Besar Tidak Besar TotalDPPK 24 (38%) 39 (62%) 63

PPMP 22 (35%) 32 (51%) 54

PPIP 2 (3%) 7 (11%) 9

Ketidaksepakatan mengenai besar uang pesangon itu juga terlihat dari jawaban

responden yang berasal dari sektor-sektor bidang usaha pemberi kerja. Pemberi kerja

yang berasal dari industri non keuangan tidak sepakat mengenai rumusan pesangon

ini. Hanya sekitar 50% yang mengatakan rumusannya tidak besar sementara 50%

lainnya mengatakan besar. Dari sektor keuangan sebanyak 70% mengatakan tidak 

besar. Sebagaimana diketahui banyak dana pensiun yang pemberi kerjanya bergerak 

dalam bidang keuangan memiliki pertumbuhan aset yang relatif lebih stabil dibanding

dana pensiun yang pemberi kerjanya berasal dari sektor lain. Berdasarkan latar

belakang itu maka pemberi kerja yang bergerak dalam bidang keuangan menganggap

kehadiran program pesangon tidak mengganggu keuangan mereka. Laporan Tahunan

Dana Pensiun tahun 2004-2005 menunjukkan bahwa aktiva bersih dana pensiun yang

pemberi kerjanya berasal dari sektor keuangan dengan nilai aktiva bersih diatas Rp 1

trilyun atau masuk top 10 ada sebanyak 50%. Menurut hasil kuesioner dari responden

yang mempunyai aktiva bersih di atas Rp 500 milyar sebanyak 7 responden, 5

diantaranya (71%) berasal dari sektor keuangan. Data ini sedikit memberi gambaran

mengapa perusahaan yang berasal dari sektor keuangan tidak mempermasalahkan

besaran program pesangon melalui UUK 13/2003. Di lain pihak dalam kajian

akademiknya Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyatakan bahwa rumusan

pesangon sangat besar dan memberatkan sehingga tidak sesuai lagi dengan semangat

pemberian pesangon yang diperuntukkan bagi penghargaan masa kerja dan

Page 33: Studi Program Pensiun&Pesangon

5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 33/66

 

  26

 

kompensasi biaya sosial akibat berubahnya status pekerja yang di PHK dari bekerja

menjadi menganggur serta fungsi pesangon sebagai safety net 4. 

Dengan demikian jawaban yang diberikan responden memberikan petunjuk 

bahwa di antara pihak pengusaha atau pemberi kerja itu sendiri tidak terjadi

kesepakatan. Artinya asumsi terjadinya dikotomi diantara pemberi kerja sebagaimana

disampaikan diatas layak untuk dilakukan kajian lebih dalam.

IV.4.  Kompensasi Pembayaran Pesangon dan Manfaat Pensiun

Besarnya rumusan pesangon yang ditetapkan sedikit banyak akan berpengaruh

kepada cara pembayaran program pensiun. Sebanyak 46 responden atau 57%

mengatakan bahwa mereka tidak melakukan kompensasi terhadap program pesangon.

Artinya program pensiun dan program pesangon masing-masing dibayarkan dengan

cara yang berbeda atau setiap peserta mendapat hak atas program pesangon dan

program pensiun. Sebagaimana diketahui bahwa ketentuan dalam Pasal 167 UUK

13/2003 tersebut memberikan peluang kepada pengusaha untuk memperhitungkan

uang pesangon dengan uang pensiun. Pasal tersebut mengatur mengenai manfaat

pensiun yang iurannya dibayar penuh oleh pengusaha atau oleh pengusaha dan

pekerja. Apabila manfaat pensiun sekaligus yang diterima karyawan lebih kecil dari

uang pesangon, maka selisihnya dibayar oleh pengusaha. Tetapi bila iuran dibayar

oleh pengusaha dan buruh maka yang diperhitungkan dengan uang pesangon adalah

uang pensiun yang iurannya dibayar oleh pengusaha. Namun ketentuan tersebut juga

memungkinkan bagi perusahaan untuk tidak melakukan kompensasi antara uang

pesangon dan uang pensiun. Dengan kata lain peserta dana pensiun akan mendapat

keduanya pada saat berhenti bekerja.

4 Tim Akademik dari 5 Perguruan Tinggi Negeri, Ringkasan Eksekutif Hasil Kajian Akademis

Terhadap UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. www.apindo.or.id,

Page 34: Studi Program Pensiun&Pesangon

5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 34/66

 

  27

 

Tabel 5

Kompensasi Pembayaran Pesangon dan Pensiun Berdasarkan Bidang UsahaTabel 5 Kompensasi Pembayaran Pesangon dan Pensiun Berdasarkan Bidang Usaha 

Industri Ya Tidak Total

Pertanian, Kehutanan, Peternakan & Perikanan 2 1 3

Pertambangan & Quarrying 1 2 3Industri Manufaktur 9 9 18

Listrik, Gas & Air 1 0 1

Konstruksi 2 2 4

Perdagangan, Restoran & Hotel 4 3 7

Transportasi, Pergudangan & Komunikasi 0 3 3

Keuangan, Real Estat & Jasa Bisnis 10 24 34

Pelayanan Komunitas Sosial & Personal 6 2 8

Total 35 46 81

 

Tabel 5 memperlihatkan bahwa secara umum responden tidak melakukan

kompensasi antara uang pensiun dengan pesangon, namun beberapa sektor melakukan

kompensasi. Sektor yang tidak melakukan kompensasi diantara adalah keuangan, real

estat dan jasa bisnis. Sektor lain mempunyai kecenderungan untuk melakukan

kompensasi. Sebagai contoh perusahaan swasta atau yayasan sosial mempunyai

kecenderungan untuk tetap memberikan pesangon atau uang pensiun tetapi tidak 

dalam bentuk keduanya. Meskipun tidak menyampaikan alasannya secara rinci tetapi

mereka mengakui berat bagi perusahaan untuk membayar keduanya apalagi

berdasarkan ketentuan yang sekarang berlaku, pencatatan akuntansinya wajib

membentuk cadangan bonus dan uang jasa karyawan. Selain dari pada itu perusahaan

swasta mempunyai tujuan  profit oriented dengan mengharapkan laba yang sebesar-

besarnya. Salah satu caranya adalah dengan menghapus pos biaya yang dirasa tidak 

perlu. Pesangon dan pensiun dipandang merupakan pos biaya yang cukup besar dan

mempunyai komitmen jangka panjang sehingga perusahaan lebih menyukai untuk 

tidak memberikan keduanya secara bersamaan.

Namun di lain pihak perusahaan BUMN atau BUMD cenderung memberikan

keduanya, baik pesangon maupun manfaat pensiun. Perusahaan milik pemerintah dan

Page 35: Studi Program Pensiun&Pesangon

5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 35/66

 

  28

 

milik daerah selain telah lama menyelenggarakan program pensiun karena mengikuti

pola yang dibuat oleh Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang memberikan uang pensiun

kepada karyawannya, juga terkena kewajiban sebagaimana diatur dalam ketentuan

Pasal 156 ayat (1) UUK 13/2003 yang mewajibkan bagi pegawai (non PNS) yang

berhenti bekerja bukan atas kemauan sendiri berhak atas uang pesangon. Upaya untuk 

memberikan hanya salah satu uang pesangon atau uang pensiun saja tentu bukan

masalah yang mudah. Gambar 7 memperlihatkan kepemilikan perusahaan terkait

dengan kompensasi antara pesangon dan uang pensiun.

Gambar 7

Kompensasi Pesangon dan Pensiun Berdasarkan KepemilikanGambar 7 Kompensasi Pesangon dan Pensiun Berdasarkan Kepemilikan

0

2

4

6

8

10

12

BUMN BUMD PMDN PMA LAINNYA

Ya

Tdk 

 

Dengan demikian memang terdapat hubungan antara besarnya rumusan

pesangon dengan kompensasi pembayaran pesangon dan pensiun. Yang mengatakan

terlalu besar rumusan pesangon cenderung akan melakukan kompensasi terhadap cara

pembayarannya. Semakin besar rumusan pesangon akan semakin besar

kecenderungan pihak perusahaan akan melakukan kompensasi. Secara tidak langsung

Page 36: Studi Program Pensiun&Pesangon

5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 36/66

 

  29

 

program pesangon dan program pensiun merupakan 2 program yang saling

berkompetisi.

Meskipun demikian melalui penelitian ini ditemukan adanya beberapa

perusahaan yang tidak mengkompensasikan antara uang pesangon dengan uang

pensiun dan bahkan mereka menyatakan adanya program pesangon dan program

pensiun tidak mengakibatkan kenaikan biaya pegawai secara siginifikan. Sebagian

lagi berpendapat program pesangon tidak mengakibatkan terganggunya pendanaan

program pensiun. Namun kenyataannya pendapat ini bertolak belakang dengan fakta

yang ada karena gelombang demonstrasi buruh pada saat pembahasan revisi UUK

13/2003 ditengarai karena pihak pengusaha keberatan atas uang pesangon sehingga

berusaha untuk mengurangi besaran rumusan uang pesangon dari ketentuan di UU

tersebut5. Pengusaha atau pemberi kerja lebih memilih untuk menggunakan tenaga

outsourcing dibanding mengangkat pegawai tetap. Tenaga outsourcing relatif lebih

tinggi upahnya, tetapi dalam pembiayaan keseluruhan bisa menjadi lebih murah.

Karena dengan menggunakan tenaga outsource, biaya pegawai yang tadinya termasuk 

  fixed cost (biaya tetap) akan berubah menjadi variable cost  (biaya tidak tetap).

Perusahaan dengan fleksibel bisa mengatur berapa biaya pegawai yang harus

dikeluarkan, disesuaikan dengan kondisi bisnis mereka saat itu. Sedangkan menurut

pekerja hampir semua tenaga outsourcing tidak memiliki hak-hak untuk pesangon dan

hak lainnya. Artinya, jika dia memperoleh pemutusan hubungan kerja tidak akan

memperoleh baik uang pesangon maupun uang pensiun serta asuransi6.

IV.5.  Kebijakan Terhadap Program Pensiun

5

Pemerintah Tetap Revisi UU 13/2003, Upaya Mencari Keseimbangan Kepentingan, Kompas 1 April20066 Demi Sebuah Efisiensi Perusahaan, Pikiran Rakyat, 8 November 2007

Page 37: Studi Program Pensiun&Pesangon

5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 37/66

 

  30

 

Menarik untuk dikaji adalah jawaban responden atas pertanyaan tentang kaitan

antara program pensiun dengan program pesangon. Sebanyak lebih dari 60%

responden mengatakan bahwa ketentuan mengenai pesangon sebagaimana dimaksud

dalam UUK 13/2003 tidak mempengaruhi kebijakan terkait dengan dana pensiun.

Dengan kata lain kedua program tidak menunjukkan kecenderungan yang

bertentangan. Program pesangon bukan menjadi kendala atau terlebih ancaman bagi

keberadaan program pensiun di perusahaan. Jawaban ini nampak secara jelas

tercermin dari jawaban responden yang berasal dari sektor keuangan, real estat dan

  jasa bisnis. Dari 34 total responden dari sektor ini, 73,5% diantaranya mengatakan

kebijakan dana pensiun tidak terpengaruh akibat adanya pesangon, sementara sisanya

mengatakan terpengaruh. Namun beberapa sektor yang lain seperti manufaktur,

listrik/gas/air, konstruksi serta perdagangan/restoran/hotel dan yayasan sosial

menunjukkan kecenderungan yang berbeda. Pada umumnya mereka cukup terganggu,

terbukti atas jawaban mereka yang mengatakan bahwa adanya program pesangon

berpengaruh terhadap kebijakan mereka terhadap dana pensiun.

Hasil ini konsisten dengan jawaban mereka atas rumusan uang pesangon serta

cara pembayaran yang menggunakan model kompensasi antara pesangon dan uang

pensiun. Sektor yang merasa besaran uang pesangon cukup besar akan melakukan

kompensasi antara uang pesangon dan uang pensiun. Akibatnya kebijakan terhadap

dana pensiun menjadi terpengaruh. Sebaliknya bagi responden dari sektor keuangan,

real estate dan jasa bisnis serta sebagian dari sektor lain beranggapan bahwa besaran

rumus pesangon tidak besar sehingga tidak perlu harus melakukan kompensasi antara

uang pesangon dan pensiun dan merekapun tidak harus mengubah kebijakannya

terkait dengan dana pensiun. Hanya responden DPPK-PPMP dari sektor manufaktur

yang memberikan hasil yang berbeda, dimana sebanyak 50% menyatakan

Page 38: Studi Program Pensiun&Pesangon

5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 38/66

 

  31

 

perkembangan dana pensiun terhambat dengan adanya program pesangon. Meskipun

demikian sebagian besar dari mereka tetap mengatakan bahwa adanya program

pesangon tidak menaikkan biaya pegawai secara signifikan. Fakta ini memberikan

petunjuk bahwa beberapa sektor industri tidak sepakat mengenai keberadaan program

pesangon dan program pensiun di perusahaannya sekalipun tidak menyebabkan

kenaikan biaya pegawai secara signifikan.

Tabel 6

Pengaruh UU Ketenagakerjaan dan Program Pesangon Terhadap Dana PensiunTabel 6 Pengaruh UU Ketenagakerjaan dan Program Pesangon Terhadap Dana Pensiun

Pengaruh Program Pesangon

Terhadap Dana Pensiun

Pengaruh UUK 13/2003

Terhadap Dana PensiunIndustri Ya Tidak Total Ya Tidak Total

Pertanian, Kehutanan, Peternakan &

Perikanan

0 3 3 1 2 3

Pertambangan & Quarrying 0 3 3 1 2 3

Industri Manufaktur 9 9 18 9 9 18

Listrik, Gas & Air 0 1 1 0 1 1

Konstruksi 2 2 4 2 2 4

Perdagangan, Restoran & Hotel 4 3 7 3 4 7

Transportasi, Pergudangan & Komunikasi 0 3 3 1 2 3

Keuangan, Real Estat & Jasa Bisnis 4 30 34 7 27 34

Pelayanan Komunitas Sosial & Personal 1 7 8 0 8 8

Total 20 61 81 24 57 81

Besarnya rumusan uang pesangon yang berubah cukup signifikan dari

ketentuan sebelumnya ternyata bukan halangan bagi pemberi kerja untuk tetap

meneruskan program pensiun yang sudah dimilikinya. Sebagaimana sudah disebutkan

diatas sebagian besar (64%) mengatakan adanya 2 program tersebut tidak 

mengakibatkan kenaikan biaya pegawai yang signifikan. Hasil ini agak berbeda

dengan kenyataan mengingat salah satu usulan perubahan UU tersebut yang

menimbulkan gelombang demonstrasi besar-besaran dari buruh, adalah akan

dikuranginya atau dibatasinya besaran uang pesangon. Pihak buruh menginginkan

ketentuan yang terkait dengan program pesangon sebagaimana telah diatur dalam

Pasal 167 UUK 13/2003 tersebut tetap dan tidak perlu diubah. Sementara pihak 

Page 39: Studi Program Pensiun&Pesangon

5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 39/66

 

  32

 

pengusaha dan pemerintah merasa perlu untuk melakukan revisi atas Pasal dalam UU

13/2003 tersebut.

Hal lain yang cukup mengejutkan adalah bahwa sebagian besar dari mereka

mengatakan bahwa besarnya rumusan program pesangon tidak mengakibatkan

terganggunya pendanaan untuk program pensiun. Artinya secara tidak langsung

program pesangon bukan menjadi kendala bagi keberlangsungan dana pensiun.

Sementara untuk pertanyaan mengenai kompensasi antara program pesangon dan

program pensiun, yang memang dimungkinkan berdasarkan ketentuan, sebanyak 57%

mengatakan tidak mengkompensasikannya dan sisanya 43% melakukan kompensasi.

Kompensasi mempunyai arti bahwa ketika peserta memasuki masa usia pensiun maka

besarnya uang pesangon dibandingkan terlebih dahulu dengan besarnya manfaat uang

pensiun yang akan diterima. Nilai yang diterima oleh karyawan adalah yang lebih

besar diantara keduanya. Mekanisme pembayaran tetap yaitu untuk dana pensiun

dibayarkan secara bulanan sedangkan untuk pesangon didasarkan atas ketentuan

perundangan. Sedangkan yang tidak mengkompensasikan berarti karyawan akan

menerima uang pesangon dan uang pensiun secara bersamaan.

Hasil ini bertolak belakang dengan temuan yang dihasilkan oleh Biro Dana

Pensiun. Menurut laporan terakhir yang disampaikan7

ada sepertiga DPPK-PPMP

yang mempunyai rasio pendanaan tingkat 3. Rasio pendanaan merupakan rasio antara

kekayaan untuk pendanaan dengan kewajiban aktuaria. Semakin tinggi rasio yang

dimiliki semakin besar kemampuan dana pensiun dalam membayar manfaat pensiun

yang akan jatuh tempo. Apabila kekayaan untuk pendanaan melebihi kewajiban

aktuaria, yang berarti mempunyai rasio pendanaan lebih besar dari 100%, dimasukkan

dalam kategori pendanaan tingkat 1, sedangkan apabila kekayaan untuk pendanaan

7 Laporan Tahunan Dana Pensiun 2004-2005

Page 40: Studi Program Pensiun&Pesangon

5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 40/66

 

  33

 

lebih kecil dari kewajiban aktuaria namun lebih besar dari kewajiban solvabilitas

berada dalam pendanaan tingkat 2 sedangkan apabila kekayaan lebih kecil dari

kewajiban aktuaria berarti dana pensiun berada dalam pendanaan tingkat 3. Dari hasil

kajian yang dilakukan oleh Biro Dana Pensiun berarti menunjukkan bahwa ada

sepertiga dana pensiun yang tidak mampu menutupi kewajiban solvabilitasnya

(kewajiban yang terjadi apabila dana pensiun seolah-olah dibubarkan pada saat

dilakukan valuasi). Selain dari laporan dari Biro Dana Pensiun juga memperlihatkan

masih terdapat tingginya tunggakan iuran pemberi kerja untuk tahun anggaran 2004-

2005. Tingginya tunggakan memberi petunjuk adanya kesulitan keuangan pemberi

kerja dalam memenuhi kewajibannya membayar.

Konsisten dengan jawaban sebelumnya, sebagian besar pemberi kerja

mengatakan bahwa keuangan perusahaan tidak akan terganggu dengan adanya

program pesangon dan program pensiun secara sekaligus. Pemberi kerja merasa

bahwa UUK 13/2003 secara keseluruhan dan program pesangon secara khusus tidak 

mempengaruhi kebijakan perusahaan terkait dengan dana pensiun sehingga tidak 

merasa perlu untuk mempertimbangkan dan meninjau kembali kebijakannya.

Page 41: Studi Program Pensiun&Pesangon

5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 41/66

 

  34

 

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

V.1.  Kesimpulan

1.  Berdasarkan hasil penelitian terhadap beberapa pemberi kerja dan dana pensiun

diperoleh hasil bahwa secara umum pendapat mereka tentang program

pesangon berbeda dengan apa yang disampaikan oleh mass media. Pemberi

kerja dan dana pensiun berpendapat bahwa program pesangon tidak mempunyai

kaitan dengan program pensiun baik dalam keuangan maupun kebijakan yang

diambil.

2.  Pemberi kerja dan dana pensiun secara umum sepakat bahwa ketentuan

perundangan di bidang pesangon sebagaimana diatur dalam UUK 13/2003 tidak 

mempunyai masalah dari pemahamannya. Kedua kelompok responden merasa

tidak kesulitan dalam memahami ketentuan pengaturan program pesangon

dalam UUK 13/2003 tersebut.

3.  Hadirnya UUK 13/2003 tidak mengubah kebijakan pemberi kerja berkaitan

dengan telah adanya program pensiun sebelumnya. Kebijakan yang dibuat tidak 

dipengaruhi oleh kehadiran UUK 13/2003 ataupun oleh program pesangon

yang diatur dalam UU tersebut.

4.  Selain ketentuan pengaturan program pesangon yang mudah dipahami, mereka

  juga berpendapat bahwa besarnya rumusan program pesangon secara umum

bukan menjadi masalah bagi sebagian pemberi kerja dan dana pensiun. Adanya

program pesangon tidak menambah biaya pegawai secara signifikan.

Page 42: Studi Program Pensiun&Pesangon

5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 42/66

 

  35

 

5.  Secara umum sebagian pemberi kerja dan dana pensiun tidak 

mempermasalahkan UUK 13/2003 serta tidak akan mengubah kebijakan terkait

dengan dana pensiun. Namun secara sektoral terdapat perbedaan pendapat baik 

dari sisi bidang usaha pemberi kerja, jenis program pensiun dan kepemilikan

pemberi kerja.

V.2.  Rekomendasi

V.2.1.  Internal

1.  Agar kehadiran program lain yang sejenis tidak mengganggu pertumbuhan dana

pensiun perlu dilakukan upaya dalam melakukan review atas peraturan

perundangan di bidang dana pensiun. Kebijakan yang dirasa berat bagi industri

perlu dikaji ulang agar dana pensiun mampu bersaing dengan produk lain yang

sejenis.

2.  Produk dana pensiun agar lebih ditingkatkan lagi dengan produk yang inovatif 

melalui perbaikan ketentuan perundangan sehingga mempunyai daya saing

yang tinggi terhadap program lain yang mempunyai karakteristik yang hampir

sama. Misalnya melalui harmonisasi pengaturan dengan ketentuan tentang

asuransi kesehatan, asuransi jiwa ataupun tunjangan hari tua lainnya.

3.  Untuk menghadapi persaingan dengan produk lain yang mirip program pensiun

perlu dilakukan upaya melalui penguatan diri. Salah satu caranya adalah dengan

meningkatkan peran pembinaan dan pengawasan terhadap dana pensiun.

4.  Pemerintah perlu melakukan kajian yang lebih mendalam dan komprehensif 

baik dari sisi regulasi maupun sisi non regulasi terkait dengan kehadiran

beberapa program lain yang mempunyai kemiripan produk dengan dana

pensiun. Riset yang mendalam dan menyeluruh dapat digunakan untuk 

Page 43: Studi Program Pensiun&Pesangon

5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 43/66

 

  36

 

menyiapkan bahan kajian dalam rangka melakukan review terhadap peraturan

perundangan di bidang dana pensiun.

5.  Perlu dilakukan penegakan hukum yang lebih tegas mengingat dalam praktik 

ditengarai banyak terjadi penyalahgunaan kewenangan pengurus dengan

misalnya membayar sekaligus pada saat karyawan di berhentikan atau karena

pemutusan hubungan kerja (PHK).

V.2.2.  Eksternal

1.  Perlu dilakukan sosialisasi yang lebih intensif tentang program pensiun dan

kaitannya dengan program pesangon atau program hari tua lainnya bagi

pemberi kerja baik yang telah memiliki dana pensiun maupun yang belum agar

perbedaan persepsi dapat diminimalisir.

2.  Perlu ditingkatkan lagi koordinasi dengan berbagai pihak misalnya dengn

Departemen Tenaga Kerja, Serikat Pekerja, Asosiasi Dana Pensiun, Asosiasi

Pengusaha Indonesia, Kamar Dagang dan Industri serta pihak lain agar tidak 

terjadi tumpang tindih pengaturan yang mengakibatkan perbedaan interpretasi.

3.  Perlunya peningkatan independensi antara dana pensiun dan pemberi kerja

sehingga perkembangan dana pensiun lebih nyata melalui kinerja pengurus

yang profesional. Kerjasama dengan pemberi kerja tetap perlu ditingkatkan agar

kebijakan ketenagakerjaan selaras dengan kebijakan program pensiun.

Page 44: Studi Program Pensiun&Pesangon

5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 44/66

 

  37

 

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:Rineka Cipta.

Bank Dunia. (2006). Unlocking Indonesia’s Domestic Financial Resources : The Role of 

 Non-Bank Financial Institutions. http://siteresources.worldbank.org/ 

INTINDONESIA/Resources/Publication/280016-

168483675167/NBFIFinal_Ext.pdf 

Dajan, Anto (1990). Pengantar Metode Statistik Jilid II. Jakarta : LPT CES.

Departemen Keuangan (1992). Undang-undang Nomor 11 Tahun 1992 Tentang Dana

Pensiun.

Departemen Keuangan (2004). Laporan Tahunan Dana Pensiun Tahun 2003. Jakarta

Departemen Keuangan (2006). Laporan Tahunan Dana Pensiun Tahun 2004 - 2005.

Jakarta

Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (2003). Keputusan Menteri Tenaga Kerja

Nomor 150 Tahun 2000 Tentang Penyelesaian Pemutusan Hubungan Kerja,

dan Penetapan Uang Pesangon, Uang Penghargaan Masa Kerja, dan Ganti

Kerugian di Perusahaan.

Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (2003). Undang-undang Nomor 13

Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.

Gustman, Alan L; Olivia S. Mithell; Thomas L.Steinmeier (1994, April). The Role of 

Pensions in the Labor Market: A Survey of the Literature. Industrial and Labor

Relations Review, Vol. 47 No. 3, April 1994. Cornell University

IAI. (2004). Pernyataan Standar Akuntasi Keuangan (PSAK) Nomor 24 (revisi 2004).

Jakarta:Salemba Empat

Kompas. (2006, 1 April ). Pemerintah Tetap Revisi UU 13/2003, Upaya MencariKeseimbangan Kepentingan. http://www.kompas.go.id

Kadin-Apindo. (2007). Posisi Kadin-Apindo dalam RPP Pesangon, Rapat Kadin

 Indonesia dan Apindo, Jakarta 27 Juli 2007).

Orszag, Mike dan Mirko Cardinale. (2005). Severance Pay and Corporate

Fianance:Empirical Evidence from a Panel of Austrian and Italian Firms.

Springer

OECD. (2006. Januari). OECD Guidelines on Pension Fund Asset Management,

OECD Council.http://www.oecd.org/dataoecd/59/53/36316399.pdf 

Page 45: Studi Program Pensiun&Pesangon

5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 45/66

 

  38

 

Pikiran Rakyat (2007, 8 November).  Demi Sebuah Efisiensi Perusahaan.

http://pikiran-rakyat.com/cetak/2007/112007/08/11outsorcing01.htm

Scatigna, Michela.(2001).  Institutional Investor, Corporate Governance and Pension

Funds. Working Paper No.13/01. CeRp.

Muslikhudin, Suara Merdeka (2007, 22 November). Fenomena Pekerja Kontrak .

http://www.suaramerdeka.com/ 

Tim Akademik dari 5 Perguruan Tinggi Negeri.  Hasil Kajian Akademis Terhadap

UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. Ringkasan Eksekutif.

www.apindo.or.id

Page 46: Studi Program Pensiun&Pesangon

5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 46/66

 

  39

 

LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner bagi Pemberi Kerja

Lampiran 2. Kuesioner bagi Dana Pensiun

Lampiran 3. Hasil Survey untuk Pemberi Kerja

Lampiran 4. Hasil Survey untuk Dana Pensiun

Lampiran 5. Surat Tugas

Page 47: Studi Program Pensiun&Pesangon

5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 47/66

 

  40

 

Lampiran 1

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Kode:

PK

SURVEY MENGENAI DAMPAK PROGRAM

PESANGON YANG TERDAPAT PADA UNDANG-

UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG

KETENEGAKERJAAN TERHADAP

PERKEMBANGAN DANA PENSIUN DI

INDONESIA

BIRO RISET DAN TEKNOLOGI INFORMASI

BEKERJA SAMA DENGAN

BIRO DANA PENSIUN

2007

BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

Page 48: Studi Program Pensiun&Pesangon

5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 48/66

 

  41

 

Salah satu kegiatan Biro Riset dan Teknologi Informasi (Risti) adalah

memberikan kontribusi pemikiran/tanggapan dan atau rekomendasi atas hal-hal yang

berkembang terkait dengan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh Bapepam-LK,

Departemen Keuangan. Sehubungan dengan hal tersebut akan dilakukan kajian

tentang dampak program pesangon yang terdapat pada Undang-undang Nomor 13

Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan terhadap perkembangan dana pensiun diIndonesia. Survey ini merupakan bagian dari Studi tentang Program Pensiun,

Pesangon, dan Tunjangan Hari Tua Lainnya yang dilakukan oleh Tim Studi Program

Pensiun, Pesangon, dan Tunjangan Hari Tua Lainnya, Biro Riset dan Teknologi

Informasi dan bekerjasama dengan Biro Dana Pensiun, Bapepam LK.

Survey ini dilakukan karena adanya indikasi perkembangan dana pensiun

  justru menunjukkan penurunan. Pada tahun 2003 jumlah Dana Pensiun Pemberi

Kerja (DPPK) dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) sebanyak 345, maka

pada tahun 2006 ini jumlahnya tinggal 300. Sisanya membubarkan diri atau

bergabung dengan DPLK.

Kurang optimalnya perkembangan dana pensiun di Indonesia didugadisebabkan oleh beberapa faktor. World Bank menyatakan bahwa perkembangan

dana pensiun di Indonesia masih berada di bawah potensi yang sebenarnya karena: (1)

persaingan dengan produk tabungan lainnya, (2) biaya penyelenggaraan yang tinggi,

(3) kebijakan perpajakan yang kurang kondusif, dan (4) ketentuan mengenai program

pesangon yang bersifat wajib (World Bank, 2005).

Agar dana pensiun dapat kembali menunjukkan perkembangan yang

menggembirakan dan harapan menjadikan dana pensiun sebagai sumber dana untuk 

pembangunan dapat terwujud, maka diperlukan pengkajian yang lebih mendalam

terutama mengenai dampak program pesangon yang terdapat pada Undang-undang

Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan terhadap perkembangan danapensiun di Indonesia

Survey ini ditujukan kepada pengurus Dana Pensiun dan Pemberi Kerja Dana

Pensiun. Terlampir disampaikan 1 (satu) eksemplar Kuesioner untuk Dana Pensiun

dan 1 (satu) eksemplar untuk Pemberi Kerja.

Survey disusun dalam bentuk beberapa pilihan sederhana dan pilihan yang

memerlukan penjelasan yang lebih detail. Kami sangat berterima kasih atas

partisipasi dan masukan Saudara dalam penelitian dimaksud.

Selain itu melalui studi ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi

pengembangan industri dana pensiun melalui kebijakan yang akan dilakukan, baik 

melalui penyempurnaan peraturan perundangan maupun kebijakan lain.

Jawaban maupun tanggapan Saudara atas Kuesioner ini bersifat

rahasia dan hanya untuk kepentingan studi.

Page 49: Studi Program Pensiun&Pesangon

5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 49/66

 

  42

 

KODE : PK

KUESIONER

Program Pensiun, Pesangon dan Tunjangan Hari Tua Lainnya

Isilah kotak yang tersedia dengan angka yang sesuai dengan kondisi Pemberi Kerja

Anda.

I.  RESPONDEN

1.  Jabatan di Pemberi Kerja

 1 = Staf 2 = Manager 3 = Direksi4 = Lainnya (sebutkan)............................................................................

2.  Bagian/Divisi

1 = Sumber Daya Manusia 3 = Sekretariat/Humas

2 = Keuangan/Akuntansi 4 = Lainnya (sebutkan).................

II.  PEMBERI KERJA

3.  Bidang Usaha

  1 = Pertanian, Kehutanan, Peternakan dan Perikanan

2 = Pertambangan dan Quarrying 

3 = Industri Manufaktur

4 = Listrik, Gas, dan Air

5 = Konstruksi

6 = Perdagangan, Restoran, dan Hotel7 = Transportasi, Pergudangan, dan Komunikasi

8 = Keuangan, Real Estate, dan Jasa Bisnis

9 = Pelayanan Komunitas, Sosial, dan Personal

4.  Jenis Kepemilikan

1 = BUMN 3 = Swasta Nasional (PMDN)

2 = BUMD 4 = Swasta Asing (PMA)

5 = Lainnya (sebutkan).............................................................................

Page 50: Studi Program Pensiun&Pesangon

5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 50/66

 

  43

 

5.  Sifat Pemberi Kerja

1 = Perusahaan Terbuka (Tbk) 2 = Perusahaan Non Terbuka

3 = Lainnya (sebutkan).............................................................................

6.  Jumlah Karyawan

1 = kurang dari 100 orang 3 = antara 1001 – 5000 orang

2 = antara 100 – 1000 orang 4 = lebih dari 5000 orang

7.  Rata-rata Usia Karyawan

1 = antara 20 – 30 th 3 = antara 41 – 50 th

2 = antara 31 – 40 th 4 = di atas 50 th

III. PROGRAM PESANGON

8.  Menurut Anda apakah peraturan perundangan yang terkait dengan pemberian

pesangon sebagaimana dimaksud dalam UUK 13 tentang Ketenagakerjaan

cukup mudah dipahami?

  [0 = tidak; 1 = ya]

9.  Apakah ketentuan mengenai pesangon sebagaimana dimaksud dalam UUK 13

tentang Ketenagakerjaan mempengaruhi kebijakan saudara terkait dengan

dana pensiun?

  [0 = tidak; 1 = ya]

10. Apakah rumusan pesangon sebagaimana tertulis dalam UUK 13 tentang

Ketenagakerjaan tersebut terlalu besar bagi Pemberi Kerja?

  [0 = tidak; 1 = ya]

11. Apakah ketentuan mengenai pesangon dalam UUK 13 tentang

Ketenagakerjaan mengakibatkan kenaikan biaya pegawai di Pemberi Kerja

Saudara secara signifikan?

Page 51: Studi Program Pensiun&Pesangon

5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 51/66

 

  44

 

  [0 = tidak; 1 = ya]

12. Apakah pembayaran pesangon dikompensasikan dengan pembayaran manfaat

pensiun yang dikelola Dana Pensiun ?

  [0 = tidak; 1 = ya]

13. Apakah ketentuan mengenai pesangon dalam UUK 13 tentang

Ketenagakerjaan mengakibatkan terganggunya pendanaan Saudara untuk 

program pensiun pada Dana Pensiun?

  [0 = tidak; 1 = ya]

14. Apakah ketentuan mengenai pesangon dalam UUK 13 tentang

Ketenagakerjaan mempengaruhi kebijakan saudara terkait dengan dana

pensiun?

  [0 = tidak; 1 = ya]

15. Adakah ketentuan dalam UUK 13 tentang Ketenagakerjaan yang

mempengaruhi kebijakan Pemberi Kerja Saudara terkait dengan dana pensiun?

  [0 = tidak; 1 = ya, sebutkan

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

......................................................................................................

16. Menurut Anda apakah dengan kondisi peraturan saat ini (tidak ada perubahan

terhadap UUK 13 tentang Ketenagakerjaan serta tidak ada perubahan berarti

dalam kebijakan pemerintah mengenai program pensiun), ada kemungkinan

Pemberi Kerja anda mempertimbangkan untuk meninjau kembali keberadaan

Dana Pensiun?

[0 = tidak; 1 = ya]

...............,...........................................

Pendiri Dana Pensiun ..................

Page 52: Studi Program Pensiun&Pesangon

5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 52/66

 

  45

 

(...........................................)

Lampiran 2

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Kode:dp

SURVEY MENGENAI DAMPAK PROGRAM

PESANGON YANG TERDAPAT PADA UNDANG-

UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG

KETENEGAKERJAAN TERHADAP

PERKEMBANGAN DANA PENSIUN DI

INDONESIA

BIRO RISET DAN TEKNOLOGI INFORMASI

BEKERJA SAMA DENGAN

BIRO DANA PENSIUN

----Selesai----

Page 53: Studi Program Pensiun&Pesangon

5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 53/66

 

  46

 

2007

BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

Page 54: Studi Program Pensiun&Pesangon

5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 54/66

 

  47

 

Salah satu kegiatan Biro Riset dan Teknologi Informasi (Risti) adalah

memberikan kontribusi pemikiran/tanggapan dan atau rekomendasi atas hal-hal yang

berkembang terkait dengan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh Bapepam-LK,

Departemen Keuangan. Sehubungan dengan hal tersebut akan dilakukan kajiantentang dampak program pesangon yang terdapat pada Undang-undang Nomor 13

Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan terhadap perkembangan dana pensiun di

Indonesia. Survey ini merupakan bagian dari Studi tentang Program Pensiun,

Pesangon, dan Tunjangan Hari Tua Lainnya yang dilakukan oleh Tim Studi Program

Pensiun, Pesangon, dan Tunjangan Hari Tua Lainnya, Biro Riset dan Teknologi

Informasi dan bekerjasama dengan Biro Dana Pensiun, Bapepam LK.

Survey ini dilakukan karena adanya indikasi perkembangan dana pensiun

  justru menunjukkan penurunan. Pada tahun 2003 jumlah Dana Pensiun Pemberi

Kerja (DPPK) dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) sebanyak 345, maka

pada tahun 2006 ini jumlahnya tinggal 300. Sisanya membubarkan diri ataubergabung dengan DPLK.

Kurang optimalnya perkembangan dana pensiun di Indonesia diduga

disebabkan oleh beberapa faktor. World Bank menyatakan bahwa perkembangan

dana pensiun di Indonesia masih berada di bawah potensi yang sebenarnya karena: (1)

persaingan dengan produk tabungan lainnya, (2) biaya penyelenggaraan yang tinggi,

(3) kebijakan perpajakan yang kurang kondusif, dan (4) ketentuan mengenai program

pesangon yang bersifat wajib (World Bank, 2005).

Agar dana pensiun dapat kembali menunjukkan perkembangan yang

menggembirakan dan harapan menjadikan dana pensiun sebagai sumber dana untuk 

pembangunan dapat terwujud, maka diperlukan pengkajian yang lebih mendalamterutama mengenai dampak program pesangon yang terdapat pada Undang-undang

Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan terhadap perkembangan dana

pensiun di Indonesia

Survey ini ditujukan kepada pengurus Dana Pensiun dan Pemberi Kerja Dana

Pensiun. Terlampir disampaikan 1 (satu) eksemplar Kuesioner untuk Dana Pensiun

dan 1 (satu) eksemplar untuk Pemberi Kerja.

Survey disusun dalam bentuk beberapa pilihan sederhana dan pilihan yang

memerlukan penjelasan yang lebih detail. Kami sangat berterima kasih atas

partisipasi dan masukan Saudara dalam penelitian dimaksud.

Selain itu melalui studi ini diharapkan dapat memberikan masukan bagipengembangan industri dana pensiun melalui kebijakan yang akan dilakukan, baik 

melalui penyempurnaan peraturan perundangan maupun kebijakan lain.

Jawaban maupun tanggapan Saudara atas Kuesioner ini bersifat

rahasia dan hanya untuk kepentingan studi.

Page 55: Studi Program Pensiun&Pesangon

5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 55/66

 

  48

 

KODE : DP

KUESIONER

Program Pensiun, Pesangon dan Tunjangan Hari Tua Lainnya

Isilah kotak yang tersedia dengan angka yang sesuai dengan kondisi Dana Pensiun

Anda.

I.  RESPONDEN

1.  Jabatan di Dana Pensiun:

1 = Staf 3 = Pengurus/Direksi

2 = Manager 4 = Dewan Pengawas

II.  DANA PENSIUN

2.  Jenis Dana Pensiun:

  1 = DPPK (langsung ke nomor 3) 

2 = DPLK (langsung ke nomor 5) 

3.  Jenis Program Pensiun yang Dana Pensiun selenggarakan:

1 = PPMP 2 = PPIP

4.  Jenis DPLK:

  1 = Didirikan oleh Bank Umum

2 = Didirikan oleh Pemberi Kerja Asuransi Jiwa

5.  Jumlah Peserta:

  1 = kurang dari 100 orang 3 = antara 1001 – 5000 orang

2 = antara 100 – 1000 orang 4 = lebih dari 5000 orang

Page 56: Studi Program Pensiun&Pesangon

5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 56/66

 

  49

 

6.  Rata-rata Usia Peserta

1 = antara 20 – 30 th 3 = antara 41 – 50 th

2 = antara 31 – 40 th 4 = di atas 50 th

7.  Aktiva Bersih yang dimiliki Dana Pensiun

1 = antara Rp 100 juta -- Rp 5 milyar

2 = antara Rp 5,1 milyar – Rp 50 milyar

2 = antara Rp 50,1 milyar – Rp 500 milyar

4 = di atas Rp 500 milyar

III. PROGRAM PESANGON

8.  Menurut Anda apakah peraturan perundangan yang terkait dengan pemberian

pesangon sebagaimana dalam UUK 13 tentang Ketenagakerjaan cukup mudah

dipahami?

  [0 = tidak; 1 = ya]

9.  Menurut Anda apakah peraturan perundangan yang terkait dengan pemberianpesangon sebagaimana dalam UUK 13 tentang Ketenagakerjaan mengakibatkan

pembayaran iuran program pensiun menjadi terhambat?

  [0 = tidak; 1 = ya]

10. A. Khusus DPPK

Menurut Anda apakah peraturan perundangan yang terkait dengan pemberian

pesangon sebagaimana dalam UUK 13 tentang Ketenagakerjaan

mengakibatkan pengelolaan di bidang Dana Pensiun menjadi terhambat?

  [0 = tidak; 1 = ya]

B. Khusus DPLK

Menurut Anda apakah peraturan perundangan yang terkait dengan pemberian

pesangon sebagaimana dalam UUK 13 tentang Ketenagakerjaan

mengakibatkan penurunan jumlah peserta baru (di luar peserta baru yang

berasal dari DPPK) ?

Page 57: Studi Program Pensiun&Pesangon

5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 57/66

 

  50

 

  [0 = tidak; 1 = ya]

11. Menurut Anda apakah peraturan perundangan yang terkait dengan pemberianpesangon sebagaimana dalam UUK 13 tentang Ketenagakerjaan menyebabkan

perkembangan Dana Pensiun menjadi terhambat?

  [0 = tidak; 1 = ya]

12. Menurut Anda apakah peraturan perundangan yang terkait dengan pemberian

pesangon sebagaimana dalam UUK 13 tentang Ketenagakerjaan menyebabkan

Pendiri mempertimbangkan untuk meninjau kembali keberadaan Dana Pensiun?

  [0 = tidak; 1 = ya]

13. Apakah pembayaran manfaat pensiun dikompensasikan dengan pembayaran

pesangon ? (jika tidak, lanjut ke pertanyaan nomor 15) 

  [0 = tidak; 1 = ya]

14. Apakah kompensasi dimaksud menimbulkan masalah ?

  [0 = tidak; 1 = ya]

15. Menurut Anda apakah peraturan perundangan yang terkait dengan pemberian

pesangon sebagaimana dalam UUK 13 tentang Ketenagakerjaan tumpang tindih

dengan peraturan di bidang Dana Pensiun?

  [0 = tidak; 1 = ya]

16. Apakah pengaturan program pesangon dengan program pensiun sebagaimana

dalam UUK 13 tentang Ketenagakerjaan yang berlaku saat ini perlu dilakukan

penyesuaian?

  [0 = tidak; 1 = ya]

Page 58: Studi Program Pensiun&Pesangon

5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 58/66

 

  51

 

Lampiran 3

Page 59: Studi Program Pensiun&Pesangon

5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 59/66

 

  52

 

Page 60: Studi Program Pensiun&Pesangon

5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 60/66

 

  53

 

Page 61: Studi Program Pensiun&Pesangon

5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 61/66

 

  54

 

Page 62: Studi Program Pensiun&Pesangon

5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 62/66

 

  55

 

Lampiran 4

Page 63: Studi Program Pensiun&Pesangon

5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 63/66

 

  56

 

Page 64: Studi Program Pensiun&Pesangon

5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 64/66

 

  57

 

Page 65: Studi Program Pensiun&Pesangon

5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 65/66

 

  58

 

Page 66: Studi Program Pensiun&Pesangon

5/7/2018 Studi Program Pensiun&Pesangon - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/studi-program-pensiunpesangon 66/66

 

  59

 

Lampiran 5