studi literatur windi.doc

28
Studio Perancangan Arsitekur 5 STUDI LITERATUR HOTEL – Kelompok 2 I : PENDAHULUAN I.1. PENGERTIAN Salah satu sarana penunjang pariwisata adalah ketersediaan akomodasi di daerah wisata tersebut. Adapun jenis dari akomodasi tersebut adalah sangat bervariasi sesuai dengan jenis dan fungsinya. Salah satu jenis dari akomodasi itu adalah HOTEL. Secara harfiah, kata Hotel pada awalnya berasal dari kata HOSPITIUM (Latin), yang artinya ruang tamu. Dalam jangka waktu lama kata hospitium mengalami proses perubahan pengertian dan untuk membedakan antara Guest House dengan Mansion House (rumah besar) yang berkembang pada saat itu, maka rumah-rumah besar disebut dengan HOSTEL. Rumah-rumah besar atau hostel ini disewakan kepada masyarakat umum untuk menginap dan beristirahat sementara waktu, yang selama menginap para pengunjung/ penginap diatur oleh seorang host, dan semua tamu-tamu yang (selama) menginap harus tunduk kepada peraturan yang dibuat atau ditentukan oleh host (Host Hostel). Sesuai dengan perkembangan dan tuntutan orang-orang yang ingin mendapatkan kepuasan tidak suka dengan seperangkat aturan atau peraturan yang mungkin terlalu banyak dalam hostel. Kemudian kata hostel lambat laun mengalami perubahan. Huruf ‘s’ pada kata hostel tersebut menghilang atau dihilangkan orang, sehingga kemudian kata hostel berubah menjadi Hotel seperti apa yang kita kenal sekarang. Menurut beberapa pengertian, Hotel didefenisikan sebagai berikut : Menurut Dirjen Pariwisata – Depparpostel Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan. Untuk menyediakan jasa penginapan, makan dan minum, serta jasa lainnya bagi umum, yang dikelola secara komersial. Menurut SK (Surat Keputusan) Menteri Perhubungan RI No. PM 10/PW-301/Phb. 77, tanggal 12 Desember 1977, hotel adalah suatu bentuk akomodasi yang dikelola seacra komersial, disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan penginapan, berikut makan dan minum. Menurut Webster, Hotel adalah suatu bangunan atau suatu lembaga yang menyediakan kamar untuk menginap, makan dan minum serta pelayanan lainnya untuk umum. I.2. JENIS-JENIS (KLASIFIKASI) HOTEL Klasifikasi atau penggolongan hotel ialah suatu sistem pengelompokan hotel-hotel ke dalam berbagai kelas atau tingkatan, berdasarkan ukuran standar penilaian tertentu. Hotel dapat dikelompokkan ke dalam berbagai criteria menurut kebutuhannya. Namun begitupun ada beberapa kriteria yang dianggap paling lazim digunakan. Sistem klasifikasi atau penggolongan hotel di dunia berbeda-beda pada masing-masing Negara. Sebagai contohnya, klasifikasi hotel di RRC (Republik Rakyat Cina) dibagi menjadi Page | 1

Upload: ira-fransisca-mrb

Post on 13-Apr-2016

305 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI LITERATUR WINDI.doc

Studio Perancangan Arsitekur 5 STUDI LITERATUR HOTEL – Kelompok 2

I : PENDAHULUAN

I.1. PENGERTIAN

Salah satu sarana penunjang pariwisata adalah ketersediaan akomodasi di daerah wisata tersebut. Adapun jenis dari akomodasi tersebut adalah sangat bervariasi sesuai dengan jenis dan fungsinya. Salah satu jenis dari akomodasi itu adalah HOTEL.

Secara harfiah, kata Hotel pada awalnya berasal dari kata HOSPITIUM (Latin), yang artinya ruang tamu. Dalam jangka waktu lama kata hospitium mengalami proses perubahan pengertian dan untuk membedakan antara Guest House dengan Mansion House (rumah besar) yang berkembang pada saat itu, maka rumah-rumah besar disebut dengan HOSTEL.

Rumah-rumah besar atau hostel ini disewakan kepada masyarakat umum untuk menginap dan beristirahat sementara waktu, yang selama menginap para pengunjung/ penginap diatur oleh seorang host, dan semua tamu-tamu yang (selama) menginap harus tunduk kepada peraturan yang dibuat atau ditentukan oleh host (Host Hostel).

Sesuai dengan perkembangan dan tuntutan orang-orang yang ingin mendapatkan kepuasan tidak suka dengan seperangkat aturan atau peraturan yang mungkin terlalu banyak dalam hostel. Kemudian kata hostel lambat laun mengalami perubahan. Huruf ‘s’ pada kata hostel tersebut menghilang atau dihilangkan orang, sehingga kemudian kata hostel berubah menjadi Hotel seperti apa yang kita kenal sekarang.

Menurut beberapa pengertian, Hotel didefenisikan sebagai berikut :

Menurut Dirjen Pariwisata – Depparpostel Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan. Untuk menyediakan jasa penginapan, makan dan minum, serta jasa lainnya bagi umum, yang dikelola secara komersial.

Menurut SK (Surat Keputusan) Menteri Perhubungan RI No. PM 10/PW-301/Phb. 77, tanggal 12 Desember 1977, hotel adalah suatu bentuk akomodasi yang dikelola seacra komersial, disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan penginapan, berikut makan dan minum.

Menurut Webster, Hotel adalah suatu bangunan atau suatu lembaga yang menyediakan kamar untuk menginap, makan dan minum serta pelayanan lainnya untuk umum.

I.2. JENIS-JENIS (KLASIFIKASI) HOTEL

Klasifikasi atau penggolongan hotel ialah suatu sistem pengelompokan hotel-hotel ke dalam berbagai kelas atau tingkatan, berdasarkan ukuran standar penilaian tertentu. Hotel dapat dikelompokkan ke dalam berbagai criteria menurut kebutuhannya. Namun begitupun ada beberapa kriteria yang dianggap paling lazim digunakan.

Sistem klasifikasi atau penggolongan hotel di dunia berbeda-beda pada masing-masing Negara. Sebagai contohnya, klasifikasi hotel di RRC (Republik Rakyat Cina) dibagi menjadi Tourist Class, Standard dan SuperClass Hotel. Sementara di Yunani, hotel diklasifikasikan menjadi Hotel kelas A,B,C,D,E.

Sementara untuk Indonesia sendiri, pada tahun 1970, pemerintah telah menetapkan klasifikasi hotel berdasarkan penilaian-penilaian tertentu, yaitu :

Luas Bangunan

Bentuk Bangunan

Fasilitas / perlengkapan

Mutu Pelayanan

Namun pada tahun 1977, sistem klasifikasi ini dianggap tidak kontekstual lagi dengan kondisi yang ada. Maka dengan SK Menteri Perhubungan No. PM.10/PW.301/Pdb-77 tentang usaha dan klasifikasi hotel, ditetapkan bahwa penilaian klasifikasi hotel secara minimum didasarkan pada :

Jumlah Kamar

Fasilitas

Peralatan yang Tersedia

Mutu Pelayanan

Page | 1

Page 2: STUDI LITERATUR WINDI.doc

Studio Perancangan Arsitekur 5 STUDI LITERATUR HOTEL – Kelompok 2

Berdasarkan penilaian tersebut, hotel-hotel di Indonesia kemudian digolongkan ke dalam 5 kelas hotel, yaitu :

Hotel Bintang 1 (*)

Hotel Bintang 2 (**)

Hotel Bintang 3 (***)

Hotel Bintang 4 (****)

Hotel Bintang 5 (*****)

Hotel-hotel yang tidak bisa memenuhi standar kelima kelas yang telah ditentukan tersebut, ataupun yang berada di bawah standar minimum yang ditentukan oleh Menteri Perhubungan maka selanjutnya disebut Hotel Non Bintang.

Adapun tujuan umum daripada penggolongan kelas hotel tersebut adalah :

Menjadi pedoman teknis bagi para calon investor (penanam modal) di bidang usaha perhotelan.

Agar calon penghuni hotel dapat mengetahui fasilitas dan pelayanan yang akan diperoleh di suatu hotel, sesuai dengan golongan kelasnya.

Agar tercipta persaingan (kompetisi) yang sehat antara pengusaha hotel.

Agar tercipta keseimbangan antara permintaan (demand) dan penawaran (supply) dalam usaha akomodasi hotel.

Klasifikasi di atas adalah klasifikasi Hotel menurut kelasnya sesuai dengan standar yang ditetapkan di Indonesia. Namun secara garis besar perlu diingat bahwa gambaran umum aktivitas yang terjadi di dalam hotel kurang lebih sama pada setiap kelas hotel. Walaupun begitu, setiap hotel memiliki rancangan yang berbeda-beda baik dari sisi kelengkapan ruang, layanan, tampilan bangunan maupun suasana dalam bangunan yang dirancang. Hal ini dipengaruhi oleh kegiatan khusus atau spesifik dari tamu-tamu hotel yang datang.

Maka dari itu proses perencanaan sebuah hotel perlu memperhatikan berbagai komponen yang terkait, yang berdeda-beda sesuai dengan jenis hotel yang direncanakan. Oleh karena itu, pemahaman pada beberapa jenis atau klasifikasi hotel

perlu dilakukan ditinjau dari beberapa sudut pandang (Marlina, Endy, 2008, Panduan Perancangan Bangunan Komersial, 52), yaitu jenis hotel menurut kedatangan tamunya. Beberapa klasifikasi tersebut adalah :

BUSINESS HOTEL, merupakan hotel yang dirancang untuk mengakomodasi tamu yang mempunyai tujuan untuk berbisnis. Hotel seperti ini memerlukan berbagai macam fasilitas seperti fasilitas olahraga, bersantai, jamuan makan ataupun minum, fasilitas negosiasi, dengan mengedepankan kenyamanan dan prvasi yang tinggi. Selain itu standar luas ruang pertemuan juga perlu dipertimbangkan.

PLEASURE HOTEL, merupakan hotel yang sebagian besar fasilitasnya ditujukan untuk memfasilitasi tamu yang bertujuan untuk berekreasi dan mencari kesenangan (pleasure). Sebagai fasilitas pendukung aktivitas rekreasi. Hotel seperti ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk bersantai dan berelaksasi baik indoor maupun outdoor.

Page | 2

Page 3: STUDI LITERATUR WINDI.doc

Studio Perancangan Arsitekur 5 STUDI LITERATUR HOTEL – Kelompok 2

COUNTRY HOTEL, merupakan hotel khusus bagi tamu antar Negara. Hotel seperti ini sangat memerlukan privasi dan kenyamanan yang sangat tinggi. Biasanya hotel ini berlokasi di pusat kota agar dekat dengan pusat pemerintahan suatu Negara, atau berada jauh dari pusat kota, namun mempunyai nilai lebih seperti pemandangan yang indah, dll.

SPORT HOTEL, merupakan hotel yang fasilitasnya ditujukan terutama untuk melayani tamu yang bertujuan untuk berolahraga. Untuk fasilitas, hampir sama

dengan pleasure hotel , hanya saja untuk fasilitas olahraga lebih ditonjolkan, tidak hanya sekedar fasilitas olahraga untuk berekreasi. Namun fasilitas yang umum jga tetap disediakan dalam mengantisipasi tamu hotel yang bukan dari kalangan penggemar olahraga.

Selain jenis hotel diklasifikasikan menurut kedatangan tamunya, hotel juga diklasifikasikan menurut lama menginapnya, antara lain :

TRANSIT HOTEL, yaitu hotel dengan rentang waktu inap yang tak lama (harian). Fasilitas yang dapat mendukung hotel seperti ini adalah layanan pada tamu dalam waktu singkat (one-stop service) seperti Laundry, restoran dan agen perjalanan. Hotel ini biasanya terletak di daerah wisata yang berada di tengah kota, atau kawasan konservasi yang ada pada daerah tersebut. Khusus di kota Medan, hotel transit banyak dibangun di kawasan kecamatan Medan Maimun, karena memiliki segitiga emas peninggalan kesultanan Deli, yaitu Masjid Raya, Istana Maimoon dan Taman Srideli.

Page | 3

Page 4: STUDI LITERATUR WINDI.doc

Studio Perancangan Arsitekur 5 STUDI LITERATUR HOTEL – Kelompok 2

SEMI-RESIDENTIAL HOTEL, hotel dengan rata-rata waktu inap pada rentang mingguan. Fasilitas hotel seperti ini perlu dilengkapi dengan fasilitas yang lebih variatif, tidak membosankan, dan untuk waktuyang relative lebih lama daripada transit hotel, seperti fasilitas kebugaran (spa, jogging track, tenis, kolam renang, dll), dan fasilitas yang bersifat rekreatif.

RESIDENTIAL HOTEL, hotel dengan waktu kunjungan tamu yang tergolong lama (dalam rentang bulan). Hotel seperti ini mengedepankan rasa nyaman dan keamanan pada tamu hotel. Fasilitas yang disediakan biasanya yang dibutuhkan sehari-hari seperti supermarket atau pusat perbelanjaan, fasilitas kebugaran dan rekreasi. Maka dari itu perletakan hotel seperti ini biasanya digabungkan atau join dengan tempat perbelanjaan atau supermarket agar saling dapa tmemberikan keuntungan layanan dan sebagai daya tarik pengunjung.

Yang terakhir, setelah dua kategori klasifikasi hotel, ada satu kategori lagi yang dibedakan menurut lokasinya, yaitu :

CITY HOTEL, terletak di pusat kota, dan biasanya menampung tamu yag bertujuan bisnis atau dinas. Sasaran dari konsumen hotel ini adalah tamu pebisnis atau urusan dinas. Lokasi yang dipilih sebaiknya mendekati kantor-kantor atau area bisnis dari kota tersebut.

DOWNTOWN HOTEL, berlokasi di dekat area perdagangan dan perbelanjaan. Sasaran konsumen dari hotel ini adalah pengunjung yang ingin berwisata/ berbelanja ataupun menjalin relasi dagang. Terkadang hotel ini dibangun bergabung dengan suatu fasilitas perbelanjaan (mixed-use) dengan sebuah fasilitas perbelanjaan agar dapat saling membeirkan keuntungan.

Page | 4

Page 5: STUDI LITERATUR WINDI.doc

Studio Perancangan Arsitekur 5 STUDI LITERATUR HOTEL – Kelompok 2

SUBURBAN HOTEL / MOTEL, berlokasi di pinggiran kota. Sasara konsumen dair hotel ini adalah tamu yang menginap dalam rentang waktu yang singkat dan merupakan fasilitas transit masyarakat yang sedang melakukan perjalanan.

RESORT HOTEL, dibangun di tempat-tempat wisata yang memiliki view alam yang indah, biasanya dibangun di daerah wisata alam yang cukup jauh dari pusat kota. Tujuan pembangunan hotel ini adalah sebagai fasilitas akomodasi dari suatu aktivitas wisata.

I.3. PERSYARATAN STANDARD HOTEL BERBINTANG

Seperti telah dijelaskan pada sub bab sebelumnya, bahwa di Indonesia, hotel diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori penilaian, yaitu standar bintang 1 sampai bintang 5. Tentu setiap klasifikasi ini memiliki persyaratan fisik tertentu untuk bisa menjadi patokan sebuah hotel menciptakan ruang. Persyaratan-persyaratan fisik tersebut antara lain:

Hotel Bintang 1

a. Memenuhi persyaratan dinas tata kerja / pekerjaan umum (PU) dan mudah dicapai untuk menjamin kenikmatan, tamu dihindarkan dari pencemaran lingkungan yang disebabkan suara bising, bau tidak enak, debu dan asap.

b. Seluruh atau sebagian bentuk bangunan dekorasi mencerminkan budaya Indonesia.

c. Jumlah Kamar sekurang-kurangnya 10 Kamar di antaranya 1 kamar tunggal

d. Ruangan umum terdiri dari lobby, lounge, ruang makan.

e. Luas ruang umum adalah 3 m2 kali jumlah kamar tidur.

f. Tersedia tempat parkir dengan kapasitas 1 mobil untuk setiap 5 kamar tidur.

g. Tersedia lapangan rumput yang terpelihara dengan baik.

h. Tersedia pintu masuk terpisah untuk tamu dan barang keperluan hotel.

i. Lobby dan lounge tersedia sekurang-kurangnya 8 tempat duduk.

j. Tersedia tempat untuk menerima tamu, penerangan, pembayaran, penitipan barang berharga dan ruang penitipan koper.

k. Tersedia toilet umum yang terpisah untuk pria dan wanita dengan jumlah sekurang-kurangnya 1 untuk pria dan 1 untuk wanita.

Hotel Bintang 2

Persyaratan fisik hotel berbintang 3 kurang lebih sama dengan yang disebutkan di dalam persyaratan fisik hotel bintang 1. Namun terdapat penambahan mengenai jumlah kamar sekurang-kurangnya 8 tempat duduk.

Hotel Bintang 3

a. Unsure dekorasi Indonesia tercermin di Lobby, restoran, kamar tidur dan function room.

b. Terdapat minimum 20 kamar standar.

c. Terdapat minimum 2 kamar suite dengan luas 44 m2/ kamar.

d. Tinggi minimum 2,6 m tiap lantainya.Page | 5

Page 6: STUDI LITERATUR WINDI.doc

Studio Perancangan Arsitekur 5 STUDI LITERATUR HOTEL – Kelompok 2

e. Khusus untuk ruang makan harus memiliki kamar mandi/WC sendiri jika tidak berdampingan dengan lobby.

f. Minimal terdapat 1 buah pintu masuk yangterpisah dari lobby dengan kapasitas minimum 2,5 kali jumlah kamar untuk ruang serbaguna.

g. Minimal luasan lobby adalah 30 m2 dan dilengkapi dengan lounge.

h. Lebar koridor minimum 1,6 m2.

i. Untuk sarana rekreasi dan olahraga, minimum harus memiliki satu piilihan, misalnya tenis, bowling, golf, fitness, sauna, billiard, jogging track, diskotik atau taman bermain anak.

j. Memiliki kolam renang dewasa yang terpisah dengan kolam renang anak.

k. Terdapat transportasi vertical Mekanis.

l. Ketersediaan air bersih minimum 500 liter /OH.

m. Dilengkapi dengan instalasi air panas dan dingin.

n. Dilengkapi dengan telepon local dan interlokal.

o. Dilengkapi dengan sentral video/ TV, paging, radio dan carcall.

Hotel Bintang 4

Secara umum persyaratan ruang pada hotel bintang 4 ini sama dengan yang ada pada hotel biintang 3, dan selebihnya adalah :

a. Jumlah kamar standar adalah 50 dengan luasan 24 m2 / kamarnya.

b. Mempunyai minimal 3 kamar suite dengan luasan 48 m2 / kamar.

c. Tinggi minimum 2,6 meter pada tiap lantainya.

d. Dilengkapi dengan pengatur suhu kamar di dalam kamar tidur.

e. Mempunyai paling tidak 2 buah ruang makan, salah satu berupa coffe shop.

f. Harus memiliki Bar, dengan minimum dining room sebanyak 2.

g. Untuk ruang fungsional, ketentuannya sama dengan Hotel bintang 3.

h. Lobby memiliki luas minimum 100 m2.

i. Terdapat 2 toilet umum untuk pria dan 3 toilet umum untuk wanita dengan perlengkapannya.

j. Sarana olahraga pada hotel ini kurang lebih sama dengan hotel bintang 3, hanya ditambah dengan diskotik kedap suara dengan AC dan toilet.

p. Terdapat transportasi vertikal Mekanis.

q. Ketersediaan air bersih minimum 700 liter /OH.

k. Dilengkapi dengan instalasi air panas dan dingin.

Hotel Bintang 5

a. Secara umum memiliki persyaratan yang sama pada hotel bintang 4.

b. Untuk kamar tidur, minimum terdapat 100 kamar standar dengan luasan 26 m2 / kamar.

c. Mempunyai minimum 4 kamar suite dengan luasan 52 m2 / kamar.

d. Tinggi minimum 2,6 m2 tiap lantai.

e. Dilengkapi dengan pengatur suhu kamar di setiap kamar tidur.

f. Untuk dining room, hotel bintang 5 harus memiliki 3 buah dining room, salah satunya dengan spesialisasi makanan.

g. Untuk bar, ruang fungsional dan lobby minimal memenuhi persyaratan seperti hotel bintang 4.

h. Sebagai sarana rekreasi dan olahraga sama dengan yang ada di hotel bintang 4.

i. Terdapat transportasi vertikal Mekanis.

j. Ketersediaan air bersh minimum 70 liter / OH.

k. Dilengkapi dengan instalasi air panas dan dingin.

l. Memiliki business center, dengan tersedianya beberapa staf pembantu yang bertindak sebagai co-secretary para tamu yang ingin berkomunikasi dengan kantor pusatnya maupun relasi bisnisnya. Selain itu, ada pula fasilitas lain seperti Fax, teleconference, dll.

Page | 6

Page 7: STUDI LITERATUR WINDI.doc

Studio Perancangan Arsitekur 5 STUDI LITERATUR HOTEL – Kelompok 2

m. Memiliki pembagian (sub) restoran seperti Main Dining Room, Coffee Shop, grill-room, room service, take out service dan outside catering.

II : MIX USED BUILDING

Page | 7

Page 8: STUDI LITERATUR WINDI.doc

II. 1. PENGERTIAN MIX USED BUILDING

Pengertian mix used adalah ‘an approporiate combination of multiple uses inside a single structure or place within a neighborhood, where a variety of different living activities (live, work, shop, and play) are in close proximity (walking distance) to most residents.’ (Surprenant, 2006). Melalui penjelasan tersebut, kita dapat mengetahui pengertian mendasar mengenai kawasan mixed use, yaitu penggabungan dua massa bangunan atau lebih ke dalam satu wilayah atau lebih ke dalam satu wadah dengan cara yang terkoordinasi dan saling terkait serta memiliki jarak yang relatif dekat satu sama lain seperti kantor, pusat perbelanjaan, hotel atau perumahan.

Tujuan dari penyatuan (merging) ini adalah untuk mengurangi ruang-ruang yang tidak berfngsi dan meningkatkan efektifitas dan efisiensi penggunaan lahan, membuat pelayanan kebutuhan lebih mudah, dan lingkungan menjadi lebih nyaman dihuni. Penyatuan berbagai fungsi dan aktivitas ini dalam satu bangunan atau kompleks bangunan biasanya diwadahi dalam bangunan atau kompleks bangunan besar sehingga sering disebut sebagai superblock.

Dalam penerapannya, konsep bangunan mixed use ini digunakan untuk memperbaiki dan mewujudkan kualitas hidup lingkungan perkotaan yang lebih baik pada masa mendatang. Bentuk dan kedekatan dalam kegiatan kompleks yang berada di dalamnya, lebih berorientasi kepada penciptaan suatu lingkungan perkotaan terpadu dalam suatu kawasan mixed-use.

Karakteristik Bangunan Mix Used :

Mewadahi dua tau lebih fungsi urban dalam satu kawasan, misalnya terdiri dari retail, perkantora, hunian, hotel dan entertainment / recreation.

Terjadi integrasi dan sinergi secara fisik dan fungsional. Dengan terjadinya kesatuan ini, maka akan terjadi income yang besar, karena terjadi juga sisi diferensiasi produk yang bisa menjadi salah satu strategi pemasaran yang sangat baik karena berpengaruh kepada sisi pemasukan.

Terdapat ketergantungan kebutuhan antara masing-masing fungsi bangunan yang memperkuat sinergi dan integrasi antar fungsi tersebut.

Kehadiran pedestrian sebagai penghubung antar bangunan.

Dalam pengembangan konsep mixed use ini tentu saja ada yang menjadi fokus bagi para pengembang / developer. Karena dengan memperhatikan hal-hal tersebut secara langsung akan membuat konsep yang dikembangkan tersebut menjadi daya tarik konsumen serta akan menjadi konsep yang sempurna. Beberapa titik foku tersebut antara lain :

Posisi dan lokasi proyek yang akan menentukan besarnya profit yang akan dihasilkan,

Keberadaan infrastruktur harus efisien,

Adanya akses pedestrian yang ideal antar komponen,

Adanya amenities and attractions yang tidak mungkin pada penggunaan single use,

Menciptakan massing untuk memperoleh maximal interest,

Adanya keterkaitan antara bangunan dengan lingkungannya,

Adanya keterkaitan antara proyek sejenis di lingkungan sekitar,

Perhatian kepada tahapan konstruksi,

Penggunaan fasilitas bersama

Pengelolaan proses peracangan yang harus efisien dan professional.

Coupland menjelaskan bahwa kelebihan mixed use diantaranya adalah kesatuan antar afungsi bangunan satu degan yang lain, ketertarikan bagi pengguna kawasan, serta kemampuan mereduksi waktu perjalanan antara satu fungsi menuju fungsi lainnya. (Coupland, 1996; 4). Namun di balik kelebihannya mixed use mengalami kesulitan dalam melakukan pemisahan antara satu bangunan dengan bangunan yang lain, serta akses yang diperlukan dalam sebuah fungsi bangunan. Hal ini karena terjadinya overlapping fungsi serta sirkulasi yang terjadi di dalam bangunan atau kawasan mixed use.

Suprenant menyebutkan bahwa ada 3 jenis fungsi utama yang dapat berada di dalam kawasan mixed use, yaitu residensial atau hunian, kantor dan retail. (Surprenant, 2006). Selain itu kawasan mixed use juga dapat mencakup fungsi-fungsi lainnya seperti hotel, bangunan cagar budaya (kebudayaan), administrasi kota, maupun sarana rekreasi. Penggabungan fungsi-fungsi yang berbeda dapat menghasilkan sinergi atau

Page 9: STUDI LITERATUR WINDI.doc

tingkat kekuatan yang berbeda-beda. Kekuatan sinergi antara satu fungsi di dalam kawasan mixed use dengan fungsi lainnya ditunjukkan dalam tabel berikut :

Page 10: STUDI LITERATUR WINDI.doc

Dari tabel di atas, kita dapat melihat bahwa sinergi kekuatan terbanyak dan terkuat ( poin 5) antara fungsi satu dengan yang lain terdapat pada bagian pencampuran fungsi retail dengan fungsi lain. Pencampuran retailakan sangat kuat jika disatukan dengan kantor, residensial maupun hotel. Selain itu, pencampurannya akan kuat jika retail disatukan dengan bangunan kebudayaan, administrasi kota maupun rekreasi.

II. 2. MANFAAT MIX USED BUILDING

1. Kelengkapan fasilitas yang tinggi pada bangunan memberikan kemudahan bagi pengunjung maupun tamunya.

2. Peningkatan kualitas fisik lingkungan. Kelengkapan fasilitas yang direncanakan dengan matang pada suatu kawasan yang luas memungkinkan diadakannya rancangan yang baik termasuk perbaikan rancangan kualitas lingkungan.

3. Efisiensi pergerakan. Dengan pengelompokan berbagai fungsi dan aktifitas dalam suatu superblock berarti terdapat efisiensi pergerakan bagi pengguna bangunan tersebut.

4. Vitalitas dan generator pertumbuhan kota. Pembangunan superblock atau kawasan mix-used pada salah satu bagian kota berpotensi meningkatkan npertumbuhan kawasan sekitarnya sebagai respon terhadap kebutuhan layanan bagi para pengguna bangunan tersebut.

5. Penghematan pendanaan pembangunan. Pembangunan berbagai fasilitas dalam satu kawasan dapat mengefisienkan dana pembangunan.

6. Mengurangi perluasan kota. Kawasan mix used dapat diasumsikan sebagai pertumbuhan kota secara vertikal, karenanya pembangunan superblock dapat meminimalkan perluasan kota secara horisontal.

7. Intergrasi antar sistem, sesuai dengan persyaratan kawasan mix used, pengembangan fungsi-fungsi di dalamnya harus dirancang secara terintegrasi yang bisa dikatakan sebagai sebuah simbiosis mutualisme antar fungsi.

III : STUDI BANDINGGrand Swiss-Belhotel Medan 1) Gambaran Umum

Page 11: STUDI LITERATUR WINDI.doc

Grand Swiss-Belhotel Medan beralamat di Jalan S. Parman 217 Medan, Sumatera Utara. Bersebelahan dengan Cambridge Mall, hotel ini adalah tujuan paling menarik untuk menyambut pengunjung di Medan yang masuk dalam kategori bintang lima dan memiliki 242 kamar. Dirancang dengan desain minimalis modern. Hotel ini terletak di pusat kota yang terdiri dari fasilitas yang luar biasa seperti outlet makan, konsep kolam renang yang unik, sebuah pusat inspirasi kesehatan, dan sebagian besar terkenal karena budaya layanan yang luar biasa dari para stafnya. Pengunjung bisa menikmati musik band terbaik di lantai 26 di The View. 'Wining and Dining' terletak di lantai 27, dalam suasana alfresco dengan suara yang menenangkan dari DJ dan pemandangan kota Medan yang indah.

Grand Swiss-Belhotel Medan adalah salah satu dari bangunan komersial di Sumatera dengan perangkat bantalan seismik yang meminimalkan hingga 12 skala Richter dampak dari gempa bumi. Hotel adalah bagian dari rantai hotel global Swiss-Belhotel International.

Page 12: STUDI LITERATUR WINDI.doc

Gambar 2.1 Grand Swiss-Belhotel Medan

2) Kamar Hotel

a. Deluxe Room Terdiri dari 108 unit kamar dengan luas 26,5 – 30 m2. Menawarkan tamu mendapatkan kenyamanan jauh dari rumah fitur gaya dan kenyamanan dengan lampu baca individual

di Queen bed room.

Gambar 2.2 Deluxe Room Swiss-Belhotel Medan

Room Facilities:• Individually controlled air-conditioning• IDD telephone• 24 inch LCD TV with international channels• High-speed Internet access• In-room safety deposit box• Coffee and tea making facilities• Bathroom with shower

b. Superior Deluxe Room Terdiri dari 96 unit kamar, dengan luas berkisar antara 33 - 38.72 m2, dengan bergaya interior artistik di setiap kamar. Kamar yang nyaman langsung menciptakan suasana elegan dan relaksasi dengan meja kerja, kursi ergonomis, kursi ottoman dan sofa.

Gambar 2.3 Superior Deluxe Room Swiss-Belhotel Medan

Page 13: STUDI LITERATUR WINDI.doc

Room facilities include:

• LCD TV• Individual –controlled air conditioning system• IDD telephone line• Mini refrigerator• Sofa & table• Safe Deposit Box• Coffee and Tea making facilities• Separate shower cubical• Bathtub• Bathrobes• Hair - dryer• Bathroom scale

c. Executive Deluxe Room Terdiri 8 kamar dihias dengan elegan, terletak di lantai eksekutif, dengan fasilitas yang luar biasa dan fasilitas unggul dalam ruangan.

Gambar 2.4 Executive Deluxe Room Swiss-Belhotel Medan

Room facilities include:

• Room Facilities:• 37”LCD TV• Individual –controlled air conditioning system• IDD telephone line• Mini refrigerator• Sofa & table• Safe Deposit Box• Coffee and Tea making facilities• Separate shower cubical• Bathtub• Bathrobe• Hair - dryer• Bathroom scale

d. Executive Superior Deluxe Room Terdiri dari 9 unit kamar.Kamar terletak di lantai eksekutif, dengan luas berkisar dari 33 - 38.72 m2, dan mencakup interior penuh dengan kenyamanan dan keanggunan. Kamar yang nyaman langsung menciptakan suasana elegan dan relaksasi dengan meja kursi ergonomis bekerja, kursi ottoman dan sofa

Page 14: STUDI LITERATUR WINDI.doc

Gambar 2.5 Executive Superior Deluxe Room Swiss-Belhotel Medan

Room facilities include:

• 37”LCD TV• Individual –controlled air conditioning system• IDD telephone line• Mini refrigerator• Sofa & table• Safe Deposit Box• Coffee and Tea making facilities• Separate shower cubical• Bathtub• Bathrobe• Hair - dryer• Bathroom scale

e. Grand Deluxe Room Terdiri dari 12 unit dengan luas 47.23 m2. dengan 2 kursi dan sofa ruang tamu, fasilitas yang luar biasa dan fasilitas unggul melihat ke kolam renang dari Cambridge

Kondominium. Furnitur minimalis bergaya dan interior menonjolkan perasaan kenyamanan murni.

Gambar 2.6 Grand Deluxe Room Swiss-Belhotel Medan

Room facilities include:

• 37 “LCD TV• Individual –controlled air conditioning system• IDD telephone line• Mini refrigerator• Sofa & table• Safe Deposit Box• Coffee and Tea making facilities

Page 15: STUDI LITERATUR WINDI.doc

• Separate shower cubical• Bathtub• Bathrobe• Hair - dryer• Bathroom scale• Magnifying mirror• Iron and ironing board

f. Executive Grand Deluxe Room Terdiri dari 2 unit kamar dengan luas dari 47.23 m2. Executive Grand Deluxe Room terdapat 2 kursi dan sofa ruang tamu, dan menyediakan fasilitas terbaik melihat ke kolam renang dari Cambridge Kondominium. Terletak di Lantai Eksekutif, furnitur bergaya minimalis dan interior menonjolkan kenyamanan murni.

Gambar 2.7 Executive Grand Deluxe Room Swiss-Belhotel Medan

Room facilities include:

• 37” LCD TV• Individual –controlled air conditioning system• IDD telephone line• Mini refrigerator• Sofa & table• Safe Deposit Box• Coffee and Tea making facilities• Separate shower cubical• Bathtub

• Bathrobe• Hair - dryer• Bathroom scale• Iron and ironing board

g. Suite Room Terdiri dari 4 unit kamar dengan luas 75.6 m2, kamar suite terdiri dari kamar tidur dan ruang tamu yang menakjubkan, terhalang kota karena berada pada lantai 22 dan lantai 23. Pengunjung dapat menikmati Saluran satelit dengan 32 'TV LCD, atau bermalas-malasan berselancar di web dengan internet broadband gratis.

Gambar 2.8 Suite Room Swiss-Belhotel Medan

Page 16: STUDI LITERATUR WINDI.doc

• Welcome drinks• Daily newspaper• WIFI internet access

Room facilities include:

• 37”LCD TV• Individual –controlled air conditioning system• IDD telephone line• Mini refrigerator• Sofa & table• Safe Deposit Box• Coffee and Tea making facilities• Dining table set• Working table set• Separate shower cubical• Bathtub• Bathrobe• Hair – dryer• Coat hanger• Bathroom scale• Iron and ironing board• Magnifying mirror

h. Presidential Suite Room

Memiliki 2 unit kamar dengan ukuran luas 174 meter persegi, lantai teratas presidential suite memiliki pemandangan yang tak tertandingi dari kota. Terdiri dari kamar tidur elegan yang dirancang dan ruang tamu, presidential suite ini dilengkapi dengan semua fasilitas yang ditawarkan ke kamar, |23 CITY HOTEL DI MEDAN

dengan semua layanan tambahan yang diinginkan. Nikmati Saluran satelit dengan 32 'TV LCD kami, bermalas-malasan berselancar di web dengan akses internet broadband gratis.

Gambar 2.8 Presidential Suite Room Swiss-Belhotel Medan

Page 17: STUDI LITERATUR WINDI.doc

• Welcome drinks on arrival• Daily newspaper• WIFI internet access• Complimentary fruit basket

Suite facilities include:

• LCD TV• Individual –controlled air conditioning system• IDD telephone line• Mini refrigerator• Sofa & table• Safe Deposit Box• Coffee and Tea making facilities• Dining table set• Working table set• Separate shower cubical• Bathtub• Bathrobes• Hair – dryer• Coat hangers• Bathroom scale• Iron and ironing board• Magnifying mirror

3) Fasilitas Grand Swiss-Belhotel Medan memiliki beberapa fasilitas yang menunjang hotel ini sebagai hotel berstandart bintang 5, antara lain : a. Restaurant The Edge Restaurant

Terletak di lantai 27 Grand Swiss-Belhotel Medan. Konsep indoor and outdoor. Indoor dengan desain “open kitchen” dan “open Bar” menambah kesan nyaman dan unik. Area outdoor tidak kalah menarik dengan panorama hampir mencakup seluruh wajah kota Medan. Sajian menu Fusion Western menambah nikmat anda bersantap sambil menikmati pemandangan Kota Medan. Memiliki kapasitas 60 orang.

Gambar 2.9 The Edge Restaurant Swiss-Belhotel Medan

Page 18: STUDI LITERATUR WINDI.doc

Gambar 2.9 The Edge Restaurant Swiss-Belhotel Medan

Rendez-vous Lobby Lounge

Ideal untuk pertemuan bisnis atau bersantai sambil minum dengan rekan dan kerabat. Menyediakan menu makanan ringan ala barat maupun hidangan lokal sepanjang hari. Alunan musik hidup memberikan nuansa yang sempurna untuk bersantai melewatkan malam yang menyenangkan. Memiliki kapasitas 40 tempat duduk.

Gambar 2.10 Rendez-vous Lobby Lounge Swiss-Belhotel Medan

Swiss Cafe Swiss-Café terletak di lantai 1 merupakan restoran bergaya kontemporer yang dilengkapi dengan konsep dapur terbuka. Memiliki kapasitas 144 orang.

Page 19: STUDI LITERATUR WINDI.doc

Gambar 2.11 Swiss Cafe Swiss-Belhotel Medan

b. Swimming Pool and Fitness Area & Spa Kolam renang berfitur dinding kaca luas di sepanjang sisi yang pertama di Medan, terletak di lantai 7. My Life Gym & Spa, yang terletak di lantai dasar Cambridge City Square dan di lantai 7 Grand Swiss-Belhotel Medan, dilengkapi dengan berbagai peralatan latihan kardiovaskular dan resistensi.

Gambar 2.12 Swimming Pool, Fitness, and Spa and Bar Swiss-Belhotel Medan

c. Meeting Room Grand Swiss-Belhotel Medan menyediakan ruang pertemuan dan Ballroom dengan kapasitas sampai 500 orang. Terletak di lantai 2 dan 15 dan ruang pribadi di lantai 26 yang menawarkan ruang pertemuan tertinggi di Medan dengan pemandangan indah.

Gambar 2.13 Meeting Room Swiss-Belhotel Medan

Page 20: STUDI LITERATUR WINDI.doc

Mall Of America

Mall of America adalah pusat perbelanjaan yang terletak di suburban Bloomington, Minnesota. Mall ini memiliki luas 78 lapangan sepak bola Amerika, atau 882.550 meter².

Denah Ground Floor Mall Of America

Mall of America adalah pusat perbelanjaan yang paling banyak dikunjungi di dunia dengan lebih dari 40 juta pengunjung setiap tahunnya. Selain itu, Mall ini juga memiliki fasilitas bioskop, taman Nickelodeon, akuarium, lapangan golf, simulator penerbang dan rumah komedi.

Mall of America memiliki area kotor 4.870.000 kaki persegi (452.000 m2) atau 96,4 acre (390.000 m2), cukup untuk memenuhi tujuh Yankee Stadion di dalam, dengan 2.500.000 sq ft (230.000 m2) tersedia sebagai ruang ritel.

Page 21: STUDI LITERATUR WINDI.doc

Mal ini hampir simetris, dengan rencana lantai kasar persegi panjang. Lebih dari 530 toko yang diatur sepanjang tiga tingkat trotoar pejalan kaki di sisi persegi panjang, dengan tingkat keempat di sisi timur. Empat anchor department store yang terletak di sudut. Mall ini disusun dalam empat zona yang berbeda, masing-masing dengan gaya dekoratif sendiri.

Meskipun musim dingin Minnesota, hanya pintu masuk Mall dan beberapa daerah bawah tanah yang dipanaskan. Panas diperbolehkan melalui skylight di atas Nickelodeon Universe. Mayoritas panas yang dihasilkan oleh perlengkapan pencahayaan, perangkat listrik lainnya, dan orang-orang di mal.

Pada kenyataannya, bahkan selama musim dingin, sistem pendingin udara mungkin masih digunakan selama jam sibuk untuk memastikan lingkungan belanja yang nyaman. Meskipun wilayah umum pemanas, toko-toko individu memiliki sistem pemanas.

Dua hampir identik tujuh landai parkir cerita di timur dan barat sisi Mall menyediakan 12.287 ruang parkir. Melimpah parkir utara bangunan memberikan tambahan 1,200-1,500 ruang selain parkir yang disediakan oleh IKEA (1407 spasi) yang merupakan bagian dari saat ini sedang dibangun Tahap II perluasan Mall.

Nickelodeon Universe®

Nickelodeon Universe (awalnya Knott Camp Snoopy, kemudian dikenal sebagai The Park di MOA) adalah tujuh-acre (28.000 m²) taman hiburan indoor di pusat Mall of America (MOA), di Bloomington, Minnesota, Amerika Serikat.

Pada tanggal 18 Agustus 2009, Nickelodeon dan Southern Star Amusement mengumumkan bahwa kedua Nickelodeon Universe akan di New Orleans, Louisiana dan ragu-ragu akan membuka sekitar akhir 2010. Ini didirikan untuk menjadi yang pertama di luar ruangan taman Nickelodeon Universe, tapi pada November 9, 2009, Nickelodeon mengumumkan bahwa mereka telah mengakhiri perjanjian lisensi dengan Southern Star Amusements.

Nickelodeon Universe terutama diterangi oleh langit-langit kaca, yang juga merupakan sumber yang paling panas untuk Mall of America. Lantai memiliki varian lebar tinggi - tingkat dasar tertinggi di taman adalah 15 kaki (4,6 m) di atas terendah. Hal ini memungkinkan untuk pengalaman yang jauh lebih naturalistik daripada biasanya ditemukan di sebuah taman hiburan dalam ruangan.

Taman ini memiliki empat roller coaster kecil, tapi terutama memiliki wahana datar karena keterbatasan ruang. Didekat SpongeBob SquarePants Under Rock Plunge roller coaster adalah situs home plate untuk Stadion Metropolitan, yang sebelumnya terletak di lokasi Mall.

Nickelodeon Universe® Rides

Page 22: STUDI LITERATUR WINDI.doc
Page 23: STUDI LITERATUR WINDI.doc

SEA LIFE® Minnesota Aquarium

SEA LIFE Minnesota Aquarium adalah akuarium publik yang terletak di Mall of America di Bloomington, Minnesota, Amerika Serikat. Ini adalah rumah bagi ribuan makhluk air, termasuk koleksi besar hiu, kura-kura laut, ikan pari dan ikan air tawar. The 1.200.000-US galon (4500000 l) akuarium juga dilengkapi kura-kura laut, gurita, dan lobster. Air tawar pameran termasuk permainan ikan dari wilayah utara Amerika Serikat, beberapa lele raksasa dan 180-pound (82 kg) alligator gar dari Amerika Serikat bagian selatan.

Akuarium termasuk 300-kaki (91 m) terowongan akrilik yang jelas yang memungkinkan pengunjung menjelajahi dunia bawah laut sambil tetap kering.

LEGO®

LEGO®, Toko yang menampilkan dinding pick-a-Brick raksasa dengan 180 elemen LEGO yang berbeda untuk dipilih. Berbagai meja bermain untuk menginspirasi kreativitas dan

Page 24: STUDI LITERATUR WINDI.doc

ada delapan model yang lebih besar dari manusia dewasa termasuk robot LEGO yang menjulang lebih dari 34 kaki tinggi.

Shopping Mall

Lantai pertama adalah lokasi Nickelodeon Universe, Sea Life Minnesota (bawah tanah), Hard Rock Cafe, LEGO, American Girl Doll toko, Apple Store dan toko Microsoft, yang tepat di seberang satu sama lain, dan tingkat pertama ritel umum.

Lantai kedua adalah fitur restoran, perbelanja, momen-momen berkesan, dan Verizon Destination Store yang pertama.

Lantai ketiga memiliki dua lapangan makanan dengan lebih dari 20 restoran, Marshall, mini-golf, dan tempat-tempat lain seperti Bubba Gump Shrimp Co.

Lantai keempat adalah tingkat hiburan dengan restoran Hooters, Cantina # 1 restoran, Rick Bronson House of Comedy, Dick Last Resort, Skydeck Sports Grille dan Lanes, dan Bioskop di Mall of America (sebelumnya dijalankan oleh Bioskop dan kemudian AMC Theatres, sekarang dioperasikan oleh manajemen Mall).

Saat ini, mall ini memiliki 23 retail kosong. Mall of America sementara 4% kosong, sedang didekat Southdale Center 29% kosong.

IV : KESIMPULAN & REKOMENDASI

Setelah mengidentifikasi dan menganalisa proyek-proyek sejenis (hotel), kami memilih beberapa bagian yang menurut kami cocok untuk diterapkan dan disesuaikan dengan analisa yang telah dilakukan sebelumnya dan diurutkan berdasarkan studi bandingnya.

V : REFERENSI

Neuferts, Ernst. DATA ARSITEK. Blackwell Sciences

Design Hotels – Archietctural Design Magazine

Priatman, Jimmy. BANGUNAN TINGGI MULTIFUNGSI SEBAGAI SINTESIS ARSITEKTUR DAN STRUKTUR: STUDI ANALYSIS JIN MAO TOWER – GRAND HYATT SHANGHAI. Jurnal DIMENSI. Universitas Kristen Petra, 2005.

Page 25: STUDI LITERATUR WINDI.doc

Hampton, R.Michael. ONE DOZEN APARTMENTS & TOWNHOMES : A COST ANALYSIS. NAHB Builders Show. 1997

Schwanke, Dean and associates, MIXED USE DEVELOPMENT HANDBOOK

http://lclwarta.blogspot.com/2013/05/arti-bintang-dari-sebuah-hotel.html

Nurani, Dewi. PEMBENTUKAN RUANG TRANSISI DALAM KAWASAN MIXED USE. FT Universitas Indonesia. 2008

http://www.archmaxter.com/2013/10/klasifikasi-hotel-berbintang.html

http://bungalarasati.wordpress.com/2010/10/27/konsep-mixed-use-development-semakin-tenar-apa-keistimewaannya/

http://laswarmy.blogspot.com/2009/07/jenis-jenis-hotel.html

http://musliadipnl.wordpress.com/2012/06/16/persyaratan-fisik-hotel-bintang-i-sd-v/

http://puslit.petra.ac.id/¬puslit/journals