studi lapangan kanwil pajak jateng 1

6
STUDI LAPANGAN DI KANWIL DJP JAWA TENGAH I Spesialisasi akuntansi STAN dua tahun terakhir ini ada kegiatan baru sebelum lulus yaitu studi lapangan. Tetapi kami lebih sering menyebutnya PKL (Praktek Kerja Lapangan) karena teman-teman di lima spesialisasi lainnya menyebutnya demikian. PKL kami mulai tanggal 24 Juni 2013 dan berakhir pada tanggal 26 Juli 2013. Tujuan akhir dari PKL adalah praktik pengalaman kerja serta karya tulis berupa laporan sesuai tema yang kami tentukan. Menurut saya, PKL ini memberikan pengalaman yang sangat berbeda dari pengalaman selama kuliah di STAN. Tidak seperti kegiatan kuliah selama di kampus Bintaro yang hanya sekedar datang ke kelas, bertemu dosen, mendengarkan dosen, mengerjakan tugas yang berkaitan dengan materi, kemudian pulang. Beberapa mahasiswa yang senang menyibukkan diri mengisi waktu setelah kuliahnya dengan berbagai kegiatan organisasi. Kalau mendengar dari namanya, PKL seolah-olah menggambarkan bahwa kegiatannnya adalah mengimplementasikan apa yang kami pelajari di kelas dengan cara mempraktikkannya di dunia kerja. Sebut saja saya yang lebih sering berkutat dengan laporan keuangan di kampus, semestinya dengan PKL saya bisa menyusun laporan keuangan yang sesungguhnya. Namun ternyata tidak demikian yang saya dapatkan selama PKL. Saya mendapatkan banyak hal yang lebih berharga dari apa yang telah dipelajari di STAN. Salah satunya adalah belajar berinteraksi dan bekerja sama dengan orang lain yang berbeda dengan kita dari segi umur, ekonomi, profesi, maupun jabatan. Saya PKL di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah I yang kantornya berada di Gedung Keuangan Negara II Semarang. Di sini saya bersama sembilan teman lainnya yang sama-sama berspesialisasi akuntansi akan mencari data yang berkenaan dengan tema laporan. Awalnya saya memilih lokasi PKL di Pemkot Salatiga. Tetapi karena suatu hal yang tidak memungkinkan untuk PKL di sana, dengan terpaksa lokasi PKL dipindahkan. Hari pertama PKL kami bersama-sama datang ke kantor pukul tujuh pagi. Sangat kikuk sekali pagi itu karena tak satupun dari kami pernah

Upload: nia-erista-dewi

Post on 21-Jan-2016

102 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Pengalaman penulis saat Studi Lapangan di Kanwil DJP Jawa Tengah 1 Semarang

TRANSCRIPT

Page 1: Studi Lapangan Kanwil Pajak Jateng 1

STUDI LAPANGAN DI KANWIL DJP JAWA TENGAH I

Spesialisasi akuntansi STAN dua tahun terakhir ini ada kegiatan baru sebelum lulus yaitu studi lapangan. Tetapi kami lebih sering menyebutnya PKL (Praktek Kerja Lapangan) karena teman-teman di lima spesialisasi lainnya menyebutnya demikian. PKL kami mulai tanggal 24 Juni 2013 dan berakhir pada tanggal 26 Juli 2013. Tujuan akhir dari PKL adalah praktik pengalaman kerja serta karya tulis berupa laporan sesuai tema yang kami tentukan. Menurut saya, PKL ini memberikan pengalaman yang sangat berbeda dari pengalaman selama kuliah di STAN. Tidak seperti kegiatan kuliah selama di kampus Bintaro yang hanya sekedar datang ke kelas, bertemu dosen, mendengarkan dosen, mengerjakan tugas yang berkaitan dengan materi, kemudian pulang. Beberapa mahasiswa yang senang menyibukkan diri mengisi waktu setelah kuliahnya dengan berbagai kegiatan organisasi.

Kalau mendengar dari namanya, PKL seolah-olah menggambarkan bahwa kegiatannnya adalah mengimplementasikan apa yang kami pelajari di kelas dengan cara mempraktikkannya di dunia kerja. Sebut saja saya yang lebih sering berkutat dengan laporan keuangan di kampus, semestinya dengan PKL saya bisa menyusun laporan keuangan yang sesungguhnya. Namun ternyata tidak demikian yang saya dapatkan selama PKL. Saya mendapatkan banyak hal yang lebih berharga dari apa yang telah dipelajari di STAN. Salah satunya adalah belajar berinteraksi dan bekerja sama dengan orang lain yang berbeda dengan kita dari segi umur, ekonomi, profesi, maupun jabatan.

Saya PKL di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah I yang kantornya berada di Gedung Keuangan Negara II Semarang. Di sini saya bersama sembilan teman lainnya yang sama-sama berspesialisasi akuntansi akan mencari data yang berkenaan dengan tema laporan. Awalnya saya memilih lokasi PKL di Pemkot Salatiga. Tetapi karena suatu hal yang tidak memungkinkan untuk PKL di sana, dengan terpaksa lokasi PKL dipindahkan.

Hari pertama PKL kami bersama-sama datang ke kantor pukul tujuh pagi. Sangat kikuk sekali pagi itu karena tak satupun dari kami pernah bertandang secara resmi ke kantor ini sebelumnya untuk memberitahukan akan ada mahasiswa PKL dari STAN. Kami dipersilahkan masuk ke ruang Bankum dan disambut dengan sangat hangat oleh Pak Teguh dan Mbak Vina dari Subbag Kepegawaian. Setelah menyampaikan maksud dan tujuan serta menyerahkan beberapa surat yang kami bawa dari kampus, kami segera dibagi giliran tempat PKL. Ada enam bidang di kantor ini dan masing-masing dari kami hamper mendapatkan giliran di semua bidang tersebut. Untuk bidang yang menjadi tempat mengambil data, kami ditempatkan selama satu minggu.

Minggu pertama saya langsung ditempatkan di sub bagian Tata Usaha dan Rumah Tangga (TURT) dengan kepala subbag dijabat oleh Pak Agung. Di sinilah tempat saya mencari data untuk laporan. Saya mengambil tema inventarisasi Barang Milik Negara (BMN). Saya diantar oleh Mbak Vina ke ruang TURT dan bertemu dengan pegawai yang mengurusi BMN di kantor ini. Operator SIMAK BMN di bagian ini adalah Mbak Dias Pramessari. Senang sekali bisa mengenal Mbak Dias karena beliau ternyata satu almamater dengan saya yaitu SMAN 1 Salatiga dan juga STAN. Saya langsung ditanya mau mencari data

Page 2: Studi Lapangan Kanwil Pajak Jateng 1

apa oleh Mbak Dias. Mulai muncul masalah di sini karena ternyata data yang saya cari mengenai inventarisasi BMN tidak bisa saya peroleh. Inventarisasi terakhir dilaksanakan tahun 2008 sedangkan Mbak Dias juga baru menjadi pegawai di kantor ini di tahun yang sama. Dengan demikian, Mbak Dias tidak bisa menjelaskan secara rinci mengenai pelaksanaan tahun 2008. Selain itu inventarisasi BMN baru akan dilaksanakan tahun ini dan ketika saya berada di TURT sama sekali belum ada perencanaannya. Terpaksa tema dan judul laporan saya ubah. Saya diberikan alternatif untuk menulis tentang penghapusan BMN yang pengusulannya baru dilakukan tahun 2012 kemarin dan dokumennya bisa saya dapatkan. Lagipula pembahasannya masih tentang BMN dan banyak hal yang cukup menarik untuk dibahas mengenai penghapusan BMN ini.

Awalnya sangat kikuk berada di TURT. Saya merasakan semua orang sangat sibuk dengan pekerjaannya sehingga saya harus pintar-pintar cari waktu untuk minta data, minta diberi kegiatan atau sekedar mengobrol dengan pegawai di sini. Sangat tidak enak berada di tempat di mana orang-orang sangat sibuk sedangkan kita tidak mempunyai kegiatan apapun. Ada pelajaran berharga di sini yaitu sebisa mungkin cari celah untuk bisa berbicara dengan orang lain tanpa mengganggu kesibukan mereka. Sabar adalah kuncinya. Lebih baik menunggu di saat yang tepat untuk bicara. Akan sangat tidak sopan jika kita berbicara dengan orang yang sedang sangat sibuk dengan urusannya karena itu bisa saja mengganggu dan membuyarkan konsentrasi. Oleh karena itu jika saya tahu Mbak Dias sedang tidak begitu sibuk, saya langsung tanya-tanya tentang data yang saya cari. Lima hari berada di TURT, saya sudah mendapatkan data mengenai penghapusan BMN berkat bantuan Mbak Dias. Selain mendapatkan data, saya diajarkan Mbak Dias cara mengoperasikan aplikasi SIMAK BMN dan Aplikasi Persediaan untuk mencatat mutasi keluar-masuk BMN di kantor ini.

Pada awalnya, saya merasa sangat terpaksa PKL di Semarang karena lumayan jauh dari rumah saya di Salatiga. Namun ada satu hal yang membuat saya bersyukur bisa mendapatkan tempat PKL di Kanwil DJP Jateng I ini yaitu terlibat menjadi panitia penerimaan mahasiswa baru STAN. Minggu kedua kami berada di kantor ini, kami dilibatkan untuk menjadi panitia verifikasi berkas pendaftaran calon peserta Ujian Saringan Masuk (USM) STAN. Selama lima hari kami berinteraksi lebih dari seribu orang calon peserta di hampir setiap harinya.

Banyak kisah selama verifikasi berkas ini. Mulai dari kisah lucu yaitu setiap ada peserta yang kembar wajib berfoto bersama dengan pose saling merangkul, pemeriksa berkas minta dihibur dengan nyanyian dari peserta, peserta laki-laki dan perempuan yang bersebelahan saat proses pendaftaran harus berkenalan karena bisa saja berjodoh, dan banyak lagi. Ada juga kisah mengharukan seperti kedatangan sepasang nenek dan cucunya yang cantik yang jauh datang dari Cepu. Mereka datang saat pendaftaran ditutup yaitu jam lima sore. Sudah lama menempuh waktu perjalanan, mereka datang di saat panitia sudah bubar, ditambah lagi mereka akan menginap di Kendal karena tidak tahu tempat penginapan di Semarang. Oleh Mas Bondan, adik tersebut tetap diproses pendaftarannya agar meringankan beban mereka. Merasa begitu senang, sang nenek terharu dan terus bersyukur kepada Allah SWT. Sambil menunggu proses, saya dan beberapa teman PKL menemani nenek tersebut dan mengobrol. Belakangan diketahui bahwa si adik sudah yatim piatu dan dari kecil dirawat oleh neneknya. Senang sekali kami bisa membantu keluarga kecil ini. Tidak hanya saling membantu untuk menciptakan suatu sinergi dengan

Page 3: Studi Lapangan Kanwil Pajak Jateng 1

sesame panitia, kami juga belajar untuk membantu saat ada orang lain yang sangat membutuhkan pertolongan.

Kepanitiaan ini membuat kami dekat dengan pegawai-pegawai di sini. Merasa sudah kenal karena setiap hari dalam seminggu bekerja serta bercanda bersama, minggu berikutnya saat giliran di bidang lain kami sudah merasa nyaman dengan pegawai kantor ini. Setelah jadi panitia USM STAN selama seminggu saya PKL di bidang Kerjasama, Ekstensifikasi dan Penilaian (KEP). Satu hal berharga saya dapatkan ketika di suatu kesempatan Pak Susanto mengajak saya dan beberapa teman saya yang sedang di KEP juga mengobrol mengenai kehidupan karir. Pak Susanto merupakan salah satu pejabat fungsional penilai di kantor ini. Beliau bercerita bahwa menjadi pegawai negeri terutama di Kementerian Keuangan merupakan pilihan hidup yang cukup sulit. Bukan masalah pekerjaannya yang sulit karena menurut Pak Susanto hampir tidak ada pekerjaan yang tidak dapat kita kerjakan karena semua orang bisa mengeksplorasi kemampuannya. Namun lebih pada manajemen waktu. Pegawai Kementerian Keuangan harus siap dimutasi tempat kerjanya. Sebagai fungsional, Pak Susanto sudah merasakan mutasi dari Aceh sampai Papua. Beliau juga seringkali harus rela berjauhan jarak dengan anak dan istrinya karena keluarganya berdomisili di Semarang. Pernah suatu kali Pak Susanto meminta sang istri keluar dari Kementerian Keuangan tetapi istrinya tidak mau. Inilah yang membuat saya sadar bahwa saya nanti akan menjadi wanita karir yang akan mengabdi untuk negara ini sepenuhnya. Ya, hidup adalah pilihan.

Tiga hari berada di KEP, saya pindah ke bidang Dukungan, Teknis dan Konsultasi (Duktekkon). Di sini seperti pusat teknologi informasi di kantor. Saya di sini bersama dua orang teman PKL. Salah satu Kasie bernama Pak Edi mengajak kami berdiskusi. Duktekkon akan membuat aplikasi baru yaitu SmartMap yang nantinya akan mampu mengenali potensi Wajib Pajak di seluruh Indonesia. Pak Edi meminta kami untuk memberi sumbangan pemikiran beberapa informasi yang bisa ditambahkan untuk menyempurnakan aplikasi baru yang hampir sama dengan aplikasi ApproWeb ini. Kami yang sangat buta dalam dunia teknologi pemrograma merasa kebingungan. Selama satu jam lebih kami berpikir semampunya untuk memberi sumbangan pemikiran. Tetapi ternyata hampir semua yang kami tambahkan sudah digunakan di ApproWeb seperti misalnya siapa AR yang menangani WP di suatu wilayah dan diberi warna yang berbeda setiap wilayah KPP. Namun, Pak Edi tetap menghargai kami karena maklum bahwa kami sama sekali tidak mempunyai dasar pemrograman. Akan tetapi Pak Edi meyakinkan kepada kami bahwa tugas dari atasan akan membuat kita berusaha untuk menjadi bisa akan suatu hal yang tadinya sama sekali kita tidak mengetahuinya. Seperti halnya beliau yang dulu sama-sama dari spesialisasi akuntansi langsung disuruh membetulkan SPT saat pertama kali penempatan di DJP padahal selama kuliah di STAN sama sekali tidak pernah melihat wujud SPT itu tetapi beliau dengan berbagai cara akhirnya bisa membetulkan SPT.

Pengurangan, Keberatan dan Banding (PKB) merupakan bidang tempat saya PKL berikutnya setelah Duktekkon. Bidang ini pegawainya sangat banyak yaitu ada 34 orang. Di sini saya mengalami kesulitan dalam menghafalkan wajah serta nama semua pegawai dalam waktu relatif singkat yaitu hanya tiga hari. Suatu pengalaman yang cukup memalukan saya alami ketika saya akan naik menggunakan elevator dari lantai 1 ke lantai 5 di mana PKB berada. Saya bersama seorang bapak yang akan naik juga. Kepada beliau saya bertanya akan turun di lantai berapa. Beliau yang sudah tahu saya akan turun di lantai 5 hanya menjawab, ”saya ikut kamu saja.” Kemudian beliau bertanya saya PKL di bidang apa. Saat saya

Page 4: Studi Lapangan Kanwil Pajak Jateng 1

menyebut ”PKB”, beliau hanya tersenyum dan mengujar, ”wah, saya pura-pura tidak tahu saja”. Rupanya beliau adalah seorang pelaksana di bidang PKB dan lebih parahnya lagi beliau satu ruangan dengan saya. Saya sangat malu saat berjalan bersama beliau memasuki ruangan karena saya sudah dua hari berada di PKB namun belum hafal masing-masing pegawai.

Setelah dari PKB, saya lanjut ke bidang P4 (Pemeriksaan, Penyidikan dan Penagihan Pajak). Satu hal sangat menarik saya temukan di sini. Memang semua pelaksana di setiap bidang mempunyai hak atas BMN berupa meja, kursi dan seperangkat PC (Personal Computer). Semua barang kebanyakan bertipe sama dan ada stiker inventaris berwarna hijau. Namun ada satu meja salah satu pegawai yang PC-nya terlihat berbeda. Lebih mewah, terlihat bagus, dan tanpa stiker. Keyboard-nya saja menyala warna hijau di setiap tulisannya dan ada colokan USB dan speaker di sampingnya. Baru kali ini saya melihat keyboard semacam ini. Belakangan saya baru tahu bahwa barang tersebut milik pegawai itu sendiri dan kata seorang teman PKL harga seperangkat PC itu bisa lebih dari lima belas juta rupiah. Pelajaran berharga saya dapatkan di sini. Tidak selalu pegawai negeri itu selalu menikmati fasilitas negara dan terkesan aji mumpung. Buktinya ada pegawai yang rela menggunakan uangnya sendiri untuk menunjang kerjanya di kantor padahal kerjanya itu untuk kepentingan negara juga.

Bidang terakhir PKL saya adalah di bidang Penyuluhan, Pelayanan dan Hubungan Masyarakat (P2 Humas). Sedih sekali rasanya karena mendapat giliran di Humas berarti PKL saya segera usai. Begitu banyak pelajaran berharga yang saya dapatkan selama PKL. Bukan hanya saya bisa mendapatkan data untuk laporan saya, tetapi pelajaran hidup juga saya dapatkan di sini. Menghargai orang lain, bekerja sama, tidak enggan untuk membantu, rela berkorban, dan sebagainya. Saya sangat bersyukur mendapat kesempatan di kantor yang menerapkan Nilai-Nilai Kementerian Keuangan ini. Pasti akan senang rasanya bila suatu hari nanti saya ditempatkan di DJP dan dikembalikan di kantor ini. Semoga Allah menempatkan saya di tempat terbaik, di instansi di mana saya bisa berguna di dalamnya dan bisa selalu mengabdi untuk negara ini. Aamiin

Ditulis Oleh:

Nia Erista Dewi (Mahasiswa DIII Spesialisasi Akuntansi STAN)