studi kelayakan investasi pengadaan peralatan pt

115
TESIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PENGADAAN PERALATAN PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) DI MAKASSAR FRINS APUL SIMARMATA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015

Upload: nguyencong

Post on 31-Dec-2016

243 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

TESIS

STUDI KELAYAKAN INVESTASI PENGADAAN PERALATAN PT PELABUHAN INDONESIA IV

(PERSERO) DI MAKASSAR

FRINS APUL SIMARMATA

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR 2015

TESIS

STUDI KELAYAKAN INVESTASI PENGADAAN PERALATAN PT PELABUHAN INDONESIA IV

(PERSERO) DI MAKASSAR

FRINS APUL SIMARMATA NIM : 1190661022

PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI MANAJEMEN

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR 2015

STUDI KELAYAKAN INVESTASI PENGADAAN PERALATAN PT PELABUHAN INDONESIA IV

(PERSERO) DI MAKASSAR

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister Pada Program Magister, Program Studi Manajemen

Program Pasca Sarjana Universitas Udayana

FRINS APUL SIMARMATA NIM : 1190661022

PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI MANAJEMEN

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR 2015

Lembar Pengesahan

Tesis ini Telah Disetujui Tanggal, 28 Mei 2015

Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,

Prof. Dr. IG.B. Wiksuana, SE., MS Prof.Dr. Luh PutuWiagustini, SE.,MSi NIP.19610827 198601 1 001 NIP. 19630801 198702 2 001

Mengetahui

Direktur Ketua Program Studi Magister Manajemen Program Pascasarjana Program Pascasarjana Universitas Udayana, Universitas Udayana,

Prof.Dr.dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K) Dr. Desak Ketut Sintaasih, SE., MSi NIP. 19590215 198510 2 001 NIP. 19590801 198601 2 001

Tesis ini Telah Diuji pada Tanggal, 28 Mei 2015

Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana No. 773/UN14.4/HK/2015, Tanggal 20 Pebruari 2015

Ketua : Prof. Dr. IG.B. Wiksuana, SE., MS

Anggota :

1. Prof. Dr. L.P. Wiagustini, SE.,MSi

2. Dr. I. B. Anom Purbawangsa, SE., MM

3. Dr. I. B. Panji Sedana SE, M.Si

4. Dr. Henny Rahyuda SE, MM., Ak

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Nama : Frins Apul Simarmata

Nim : 1190661022

Program Studi : Magister Manajemen

Judul Tesis : Studi Kelayakan Investasi Pengadaan Peralatan

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Di Makassar

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah tesis ini bebas plagiat.

Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan Mendiknas RI No. 17 Tahun 2010 dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, 28 Mei 2015

(Frins Apul Simarmata)

UCAPAN TERIMA KASIH

Pertama-tama penulis memanjatkan puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas asung wara nugraha-Nya/karunia-Nya, tesis ini dapat diselesaikan.

Pada saat kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. I Gusti Bagus Wiksuana, SE., MS sebagai pembimbing utama yang dengan penuh perhatian telah memberikan dorongan, semangat, bimbingan, dan saran selama penulis mengikuti pendidikan pada program Magister Menajemen, khususnya dalam penyelesaian tesis ini. Terima kasih sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. Luh Putu Wiagustini SE., M.Si sebagai Pembimbing Pendamping yang dengan penuh perhatian dan kesabaran telah memberikan bimbingan dan saran kepada penulis.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis sampaikan kepada Rektor Universitas Udayana atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Magister di Universitas Udayana. Ucapan terima kasih ini juga ditujukan kepada Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana yang dijabat oleh Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp. S(K) atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa Program Magister pada Program Pascasarjana Universitas Udayana. Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. I Gusti Bagus Wiksuana, SE., MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana atas ijn yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan program Magister Manajemen. Pada kesempatan ini, penulis juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Dr. Desak Ketut Sintaasih, SE., M.Si sebagai Ketua Program Magister Manajemen Universitas Udayana. Ungkapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada para penguji tesis yaitu Dr. I. B. Anom Purbawangsa, SE., MM, Dr. I. B. Panji Sedana SE., M.Si dan Dr. Henny Rahyuda SE., MM., Ak yang telah memberikan masukan, saran, sanggahan dan koreksi sehingga tesis ini dapat terwujud.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus disertai penghargaan kepada seluruh guru-guru yang telah membimbing penulis, mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua dan mertua, yang dengan penuh kasih sayang dan penuh cinta membesarkan, mendidik, dan memberikan dasar-dasar berpikir logik dan suasana demokratis sehinga tercipta lahan yang baik untuk berkembangnya kreativitas. Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada istri tercinta dr. Floria Eva Sitinjak M.Biomed., Sp.A yang dengan penuh pengorbanan telah memberikan kepada penulis kesempatan untuk lebih berkonsentrasi menyelesaikan tesis ini. Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan dan penyelesaian tesis ini serta kepada penulis sekeluarga.

Denpasar, 28 Mei 2015

Penulis

ABSTRAK

STUDI KELAYAKAN INVESTASI PENGADAAN PERALATAN PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) DI MAKASSAR

Investasi secara sederhana adalah menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan atas uang atau dana tersebut. Dalam kenyataannya suatu investasi dapat menguntungkan dan tidak menguntungkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji apakah suatu investasi dapat dikatakan layak atau tidak layak.

Penelitian ini dilakukan pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Terminal Petikemas Makassar (TPM) menggunakan alat analisis keuangan Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) dan Profitability Index (PI).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Payback Period selama 7 tahun 2 bulan menunjukkan investasi peralatan Forklift 32 Ton tersebut layak (2) NPV lebih kecil daripada nol menunjukkan bahwa investasi peralatan Forklift 32 Ton tersebut tidak layak (3) IRR lebih kecil daripada biaya modal menunjukkan investasi peralatan Forklift 32 Ton tersebut tidak layak (4) PI lebih kecil daripada 1 (satu) menunjukkan investasi peralatan Forklift 32 Ton tersebut tidak layak (5) Hasil analisis sensitivitas yaitu optimis, moderat dan pesimis menunjukkan bahwa hanya Payback Period yang menjelaskan investasi forklift 32 ton tersebut layak dilaksanakan sedangkan untuk Net Present Value, Internal Rate of Return dan Profitability Index menunjukkan bahwa investasi tersebut tidak layak untuk dilaksanakan. Kata Kunci : Investasi, Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR),danProfitability Index (PI).

ABSTRACT

FEASIBILITY STUDY ON INVESTMENT EQUIPMENT PROCUREMENT PT PELABUHAN INDONESIA IV ( PERSERO ) IN

MAKASSAR

Investments in a simple is put money or funds in the hope of obtaining additional or gain upon money or these funds. In reality an investment favorable and unfavorable. The purpose of this study is to assess whether an investment it can be said feasible or not feasible.

This reasearch conducted in PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Makassar Container Terminal (TPM) used a financial analysis Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) dan Profitability Index (PI).

The results of this research shows that (1) Payback Period (PP) for seven years two months show investment equipment forklift 32 tons is feasible (2) NPV smaller than the zero shows that investment equipment forklift 32 tons is not feasible (3) Internal Rate of Return (IRR) smaller than the cost of capital show investment equipment forklift 32 tons is not feasible (4) Profitability Index (PI) smaller than 1 (one) show investment equipment forklift 32 tons is not feasible (5) Sensitivity analysis of optimistic, moderate and pessimistic show that only Payback Period explains investment forklift 32 tons said feasible to be implemented while Net Present Value, Internal Rate of Return and Profitability Index shows that investment is not feasible tobe implemented. Keywords : Investment, Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR),and Profitability Index (PI).

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

PRASYARAT GELAR ................................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI ............................................................. iv

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT.............................................. v

UCAPAN TERIMA KASIH ......................................................................... vi

ABSTRAK .................................................................................................... vii

ABSTRACT .................................................................................................. viii

DAFTAR ISI ................................................................................................ ix

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1

1.2RumusanMasalah ............................................................................. 10

1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................... 10

1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1Investasi ........................................................................................... 12

2.2Biaya ................................................................................................ 18

2.3Studi Kelayakan Proyek ................................................................... 22

2.4 Capital Budgeting ........................................................................... 34

2.5Metode Profitabilitas Investasi ......................................................... 37

BAB III KERANGKAPIKIR DAN KONSEPTUAL

3.1 KerangkaBerpikir ........................................................................... 42

3.2KerangkaKonseptual ........................................................................ 43

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1Jenis dan Ruang Lingkup Penelitian................................................ 46

4.2Metode Pengumpulan Data.............................................................. 46

4.3Metode Analisis Data ...................................................................... 46

4.4Asumsi-asumsi ................................................................................. 49

BAB V PEMBAHASAN

5.1Gambaran Umum Perusahaan ......................................................... 51

5.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan .................................................. 51

5.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ..................................................... 52

5.1.3 Nilai dan Budaya Perusahaan ............................................... 52

5.1.4 Struktur Organisasi dan Wilayah Kerja ................................ 54

5.1.5 Sumber Daya Manusia Perusahaan ...................................... 55

5.2Aspek-Aspek Studi Kelayakan ........................................................ 55

5.2.1 Aspek Pasar .......................................................................... 56

5.2.2 Aspek Operasional/Teknis .................................................... 61

5.2.3 Aspek Keuangan ................................................................... 64

5.2.3.1 Proyeksi Arus Kas .................................................... 64

5.2.3.2 Analisis Kelayakan Investasi ................................... 69

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan .......................................................................................... 77

5.2Saran ................................................................................................ 78

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 80

LAMPIRAN.................................................................................................. 83

DAFTAR TABEL

No. Nama Tabel Halaman

1.1. Trafik pertumbuhan jasa Terminal Petikemas Makassar (TPM) ......... 6

1.2. Peralatan Terminal Petikemas Makassar (TPM) ................................. 6

5.1. Pertumbuhan Jasa Pelayanan PT Pelindo IV (Persero) ....................... 56

5.2. Proyeksi Trafik Total Jasa Pelayanan PT Pelindo IV(Persero) ........... 57

5.3. Tarif Pergerakan Forklift PT Pelindo IV (Persero)

Tahun 2014 – 2023 .............................................................................. 65

5.4. Produksi Pergerakan Forklift PT Pelindo IV (Persero)

Tahun 2014 – 2023 .............................................................................. 66

5.5. Proyeksi Laba Rugi PT Pelindo IV (Persero) Tahun 2014 – 2023 ..... 68

5.6. Perhitungan Payback Period (PP) Investasi Forklift 32 Ton

dengan Disc.Fact 12% ......................................................................... 70

5.7. Perhitungan Net Present Value (NPV) Investasi Forklift 32 Ton

dengan Disc.Fact 12% ......................................................................... 71

5.8. Perhitungan Internal Rate of Return (IRR) Investasi Forklift 32 Ton

dengan Disc.Fact 12% ......................................................................... 72

5.9. Analisis Sensitivitas ............................................................................. 75

5.10. Tabel Keputusan Investasi ................................................................... 75

DAFTAR GAMBAR

No. Nama Gambar Halaman

3.1. Kerangka Berpikir Penelitian .............................................................. 42

5.1.4. Struktur Organisasi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) ................. 54

5.2. Wilayah Kerja PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) ........................ 55

DAFTAR LAMPIRAN

No. Nama Lampiran Halaman

1. Trafik ..................................................................................................... 83

2. Produksi ................................................................................................. 84

3. Tarif ........................................................................................................ 85

4. Perhitungan biaya pegawai .................................................................... 86

5. Perhitungan biaya bahan ....................................................................... 87

6. Perhitungan biaya rutin dan lainnya ...................................................... 88

7. Perhitungan biaya penyusutan ............................................................... 89

8. Perhitungan biaya asuransi .................................................................... 90

9. Perhitungan biaya administrasi kantor ................................................... 91

10. Perhitungan biaya umum ....................................................................... 92

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Negara kesatuan Republik Indonesia sebagai Negara kepulauan yang

terdiri dari ribuan pulau, maka untuk menghubungkan pulau-pulau tersebut

mutlak diperlukan sarana dan prasarana perhubungan darat, laut dan udara.

Eksistensi sub sektor perhubungan laut merupakan salah satu aktivitas yang

sangat menentukan dalam rangka mewujudkan cita-cita pembangunan yang

menghendaki kesatuan teknologi, politik, ekonomi, sosial budaya pengetahuan

yang terakumulasi dalam mempertahankan nusantara.

Transportasi laut merupakan tulang punggung perdagangan dunia dan

mendorong timbulnya globalisasi, karena hampir 80% perdagangan dunia

ditransfer melalui laut (seaborne trade). Perdagangan dunia lewat laut pada tahun

2007 mencapai 8,02 milyar ton, atau meningkat 4,8% tiap tahun. Perkembangan

ini sejalan dengan meningkatnya produk domestik gross dunia (the world gross

domestic product, GDP) yaitu 3,8% seiring dengan pertumbuhan ekonomi di

Negara berkembang dan pemulihan ekonomi global (Gurning, 2007).

Jasa pelabuhanan sebagai salah satu sarana utama transportasi laut yang

sangat dibutuhkan terutama dalam menunjang pemerataan pembangunan ke

seluruh pelosok tanah air. Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan

perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan

pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang digunakan sebagai tempat kapal

bersandar, naik turun penumpang dan bongkar muat barang, berupa terminal yang

dilengkapi dengan fasilitas keselamatan/keamanan pelayaran dan kegiatan

penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antra moda

transportasi (UU No.17 Tahun 2008).

Pelabuhan mempunyai peran penting dan strategis untuk pertumbuhan

industri dan perdagangan serta dapat memberikan kontribusi bagi pembangunan

nasional. Hal ini membawa konsekuensi terhadap pengelolaan segmen usaha

pelabuhan agar pengoperasiannya dapat dilakukan secara efektif, efisien dan

profesional sehingga pelayanan pelabuhan menjadi lancar, aman, dan cepat

dengan biaya yang terjangkau.

Pelayanan yang diberikan oleh pelabuhan adalah pelayanan terhadap kapal

dan pelayanan termasuk muatan (barang dan penumpang). Barang yang diangkut

dengan kapal akan dibongkar dan dipindahkan ke moda lain, seperti moda darat

(truk atau kereta api). Sebaliknya barang yang diangkut dengan truk atau kereta

api ke pelabuhan bongkar akan dimuat lagi ke kapal. Oleh karena itu, berbagai

kepentingan saling bertemu di pelabuhan seperti perbankan, perusahaan

pelayaran, bea cukai, imigrasi, karantina, syahbandar dan pusat kegiatan lainnya.

Atas dasar inilah dapat dikatakan bahwa pelabuhan sebagai salah satu

infrastruktur transportasi yang dapat meningkatkan kegiatan perekonomian suatu

wilayah karena merupakan bagian dari mata rantai dari sistem transportasi

maupun logistik.

Kawasan Indonesia Timur merupakan wilayah yang memiliki potensi

besar, namun hingga kini secara relatif masih belum berkembang yang disebabkan

antara lain oleh masih minimnya prasarana dan sarana yang dimiliki. Perhubungan

laut merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan untuk menghubungkan

berbagai wilayah yang tersebar, dimana terdapat pelabuhan yang dapat digunakan

sebagai tempat persinggahan.

PT Pelabuhan Indonesia IV yang berkantor pusat di Jalan Soekarno

Makassar, merupakan salah satu pintu gerbang keluar masuk kapal dan barang

baik secara domestik maupun ekspor-impor dan tergolong pelabuhan kelas utama

keempat setelah Pelabuhan Belawan, Tanjung Priok, Tanjung Perak, dan sebagai

pelabuhan laut terbesar di Kawasan Timur Indonesia yang terletak di selat

Makassar, memegang peran utama dalam pendistribusian barang yang telah

dilengkapi dengan fasilitas bongkar muat barang dari dan ke kapal sampai di

gudang penerima.

Pendirian PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) tidak terlepas dengan

sejarah mengenai kebijakan sistem pengelolaan pelabuhan laut di Indonesia.

Sebelum tahun 1983 pengelolaan pelabuhan laut yang diusahakan dilaksanakan

oleh 8 (delapan) Badan Usaha berbentuk Perusahaan Negara yaitu PN.Pelabuhan I

– VIII. Pada tahun 1983 sejalan dengan kebijakan tatanan kepelabuhanan nasional

yaitu pemerintah menetapkan adanya 4 (empat) pintu gerbang perdagangan luar

negeri nasional, maka dilakukan merger 8 Badan Usaha PN.Pelabuhan menjadi 4

(empat) Badan Usaha yang berstatus Perusahaan Umum (Perum), salah satu

diantaranya adalah Perum Pelabuhan IV.

Perum Pelabuhan IV merupakan hasil merger PN. Pelabuhan V, VI, VII,

dan VIII, ditambah dengan 6 (enam ) pelabuhan yang tidak diusahakan di Propinsi

Irian Jaya, yang pendiriannya didasarkan pada Peraturan Pemerintah (PP) No. 17

Tahun 1983 yo PP. No. 7 Tahun 1985. Selanjutnya pada tahun 1992, berdasarkan

PP. 59 tahun 1991 status Badan Usaha Perum dialihkan menjadi Persero yaitu

menjadi PT. Pelabuhan Indonesia IV yang dikuatkan dengan Anggaran Dasar

Perusahaan yang pengesahannya melalui Akta Notaris Imas Fatimah, SH No. 7

tanggal 1 Desember 1992.

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) membagi segmen usahanya menjadi

beberapa bagian, diantaranya:

1) Pelayanan kapal, yang meliputi: penyediaan dan pelayanan jasa labuh

(anchorage service), penyediaan dan pelayanan jasa pandu (pilotage),

penyediaan dan pelayanan jasa tunda, penyediaan dan pelayanan jasa tambat,

dan penyediaan air bersih untuk kapal.

2) Pelayanan barang, meliputi: jasa bongkar muat, tenaga bongkar muat,

pemanfaatan gudang, lapangan penumpukan, dermaga, dan pemadam

kebakaran.

3) Pelayanan rupa-rupa usaha, yakni untuk pelayanan selain kapal dan barang, di

mana PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) juga menyediakan pelayanan lain

seperti: pelayanan terminal penumpang, pas pelabuhan, terminal konvensional

(stevedoring, cargodoring, receiving/delivery), terminal petikemas (pelayanan

paket FCL/LCL, penumpukan petikemas, gudang CFS, Delivery/receiving

petikemas, dermaga), Pengusahaan Peralatan (pemanfaatan alat mekanik dan

non-mekanik), dan Pelayanan TBL (pemanfaatan tanah, pemanfaatan

bangunan, pelayanan listrik).

Perubahan pola distribusi barang dari lepasan ke kemasan terus mengalami

peningkatan dan perkembangan, hal ini ditandai dengan semakin besarnya

pertumbuhan arus petikemas (siginifikan). Konsekuensi dari pertumbuhan

kegiatan tersebut harus didukung dengan penyediaan peralatan bongkar muat

untuk menunjang pelayanan kegiatan petikemas.

Saat ini, sebagian besar pelabuhan di lingkungan PT Pelindo IV (Persero)

belum dilengkapi dengan peralatan bongkar muat petikemas penunjang di

lapangan yang dimiliki oleh PT Pelindo IV (Persero), sementara potensi terhadap

kontribusi pendapatan ralatif besar. Khusus untuk Pelabuhan TPM, arus

petikemas berdasarkan data realisasi tahun 2012 telah mencapai 529.396 Teus,

dengan pertumbuhan arus petikemas rata-rata mencapai ± 10% pertahun.

Sebagai implementasi UU 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran dan PP 61

Tahun 2009 tentang Kepelabuhan, maka PT Pelindo IV (Persero) harus lebih siap

menghadapi kompetisi dengan salah satu cara melakukan pengembangan

suprastruktur dalam meraih pangsa pasar dari kegiatan penunjang. Terminal

Petikemas Makassar (TPM) direncanakan juga untuk menangani kegiatan

petikemas secara full di Pelabuhan Bitung, sehingga alokasi kegiatan di pelabuhan

konvensional akan secara bertahap berpindah ke Terminal Petikemas Bitung

(TPB).

Tabel 1.1 Trafik pertumbuhan jasa Terminal Petikemas Makassar (TPM)

NO URAIAN SATUAN 2009 2010 2011 2012 2013 Pertumbuhan 1 2 3 4 5

1 20' Full Box 243.052 280.423 281.017 315.015 313.218 1,07 2 20' Empty Box 52.270 77.920 58.398 74.099 74.278 1,13 3 40' Full Box 25.104 27.420 36.477 43.652 46.991 1,17 4 40' Empty Box 12.501 14.685 19.099 26.489 26.587 1,23

Jumlah Box 332.927 400.448 394.991 459.255 461.074 1,09 Teus 370.532 442.553 450.567 529.396 534.651 1,10

Sumber:Direktorat Komersial dan Pengembangan Usaha PT Pelabuhan Indonesia IV Berdasarkan data tersebut, terlihat bahwa rata-rata pertumbuhan dari tahun

2009 sampai tahun 2013 mengalami pertumbuhan sebesar 1%. Selanjutnya

sebagai bentuk kontribusi dalam rangka menunjang kecepatan bongkar/muat

petikemas di pelabuhan dan mempersingkat waktu kapal di pelabuhan, maka perlu

didukung dengan sarana penunjang kegiatan lapangan.

Berdasarkan latar belakang atas kebutuhan tersebut, PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar (TPM) yang berada

di Jl.Nusantara No. 329 Makassar, pada tahun 2013 berencana akan melakukan

investasi dengan melakukan pengadaan alat yang mendukung dalam optimalisasi

pendapatan perusahaan yaitu 1 unit Forklift 32 Ton.

Tabel 1.2 Peralatan Terminal Petikemas Makassar (TPM)

No. Jenis Peralatan Jumlah (Unit) 1 Reach Stacker 2 Unit PT. Pelindo IV 2 Transtainer 14 Unit PT. Pelindo IV 3 Side Loader 1 Unit PT. Pelindo IV 4 Forklift 7 ton 1 Unit PT. Pelindo IV Sumber: Direktorat Komersial dan Pengembangan Usaha PT Pelabuhan Indonesia IV

Berdasarkan data Tabel 1.2, dapat dilihat Saat ini seluruh kegiatan

lapangan yang dilaksanakan oleh Terminal Petikemas Makassar sebagai bentuk

single operator kegiatan di terminal. Hanya terkadang dalam satu waktu, terjadi

kegiatan pelayanan secara paralel yaitu kegiatan bongkar muat dan kegiatan

receiving-delivery, ditambah adanya kegiatan angsur petikemas. Kondisi di atas,

mengakibatkan seringnya terjadi keterlambatan pelayanan dikarenakan harus ada

kegiatan yang diprioritaskan, kondisi ini membutuhkan dukungan tambahan

peralatan lapangan.

Harapan perusahaan dengan adanya pertambahan peralatan tersebut adalah

agar tercapainya dalam “level of service” untuk kegiatan petikemas, peningkatan

pangsa pasar pelayanan khususnya petikemas, peningkatan kecepatan dan kualitas

bongkar muat, bertumbuhnya image perusahaan terhadap operasional, dan sebagai

wujud salah satu bentuk implementasi operasional terhadap UU 17 Tahun 2008

dan PP 61 Tahun 2009.

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) cabang TPM berharap pengadaan

peralatan tersebut sudah dapat beroperasi pada tahun 2013 agar dapat melayani

bongkar muat petikemas pengguna jasa dengan cepat dan dapat memberikan

pelayanan dengan lebih baik. Biaya yang digunakan untuk investasi peralatan 1

unit Forklift 32 ton tersebut sebesar Rp 5.000.000.000,-.

Pengertian investasi secara sederhana adalah menempatkan uang atau dana

dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan atas uang atau

dana tersebut. Uang ditempatkan dengan cara dibelikan properti, ditabung atau

ditanam ke dalam suatu usaha. Investasi pada hakekatnya merupakan penempatan

sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan

dimasa yang akan datang (Halim, 2005). Kasmir dan Jakfar (2007) membagi

investasi menjadi dua jenis, yaitu: (1) Investasi nyata (real investment) merupakan

investasi yang dibuat dalam harta tetap (fixed asset) seperti tanah, bangunan,

peralatan, atau mesin-mesin; dan (2) Investasi keuangan (financial investment)

merupakan investasi dalam bentuk kontrak kerja, pembelian sahma atau obligasi

atau surat berharga lainnya seperti sertifikat deposito.

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) dalam melakukan investasi

pengadaan peralatan tentu memerlukan dana yang cukup besar dan mempengaruhi

perusahaan dalam jangka panjang. Oleh karena itu, analisis kelayakan investasi

sangat penting terutama investasi yang berskala besar seperti investasi peralatan 1

unit Forklift 32 ton. Tujuan dilakukan studi kelayakan adalah untuk menghindari

investasi yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan.

Tentu saja studi kelayakan ini akan membutuhkan biaya, tetapi biaya itu relatif

kecil apabila dibandingkan dengan resiko kegiatan suatu proyek yang menyangkut

investasi dalam jumlah besar.

Analisis kelayakan investasi merupakan penelitian terhadap rencana

investasi pengadaan peralatan yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak

layak investasi tersebut, tetapi juga pada saat dioperasionalkan secara rutin dalam

rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak

ditentukan. Analisis kelayakan investasi dapat dapat juga digunakan untuk

membuktikan usulan penggantian mesin produksi yang baru sehingga

memberikan manfaat lebih bagi perusahaan, karena dapat menekan waktu

operasional sehingga produktivitas perusahaan meningkat yang pada akhirnya

perusahaan mendapatkan keuntungan karena biaya untuk operasional serta

perawatan mesin lebih murah.

Sehubungan dengan investasi pengadaan peralatan pada PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) yang layak ditindak-lanjuti dengan menganalisis tingkat

kelayakan ditinjau dari berbagai aspek, antara lain: aspek pasar, aspek

operasional, dan aspek keuangan. Ketiga aspek analisis kelayakan investasi

peralatan tersebut sangat penting dalan pengambilan keputusan pengembangan PT

Pelabuhan Indonesia IV (Persero) akan lebih obyektif, termasuk kecepatan

Bongkar/Muat per Kapal (Kecepatan Bongkar Muat di Pelabuhan dan Kecepatan

Bongkar Muat di Tambatan).

Analisis kelayakan ditinjau dari aspek pasar dan pemasaran meliputi

analisa terhadap beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu: permintaan,

penawaran, proyeksi permintaan dan penawaran, harga, produk (barang/jasa),

segmentasi pasar, strategi dan implementasi pemasaran (Subagyo, 2008; Mukti,

2009). Selanjutnya aspek operasional meliputi: skala produksi sudah optimal,

proses produksi sudah tepat, mesin-mesin dan perlengkapan yang dipilih sudah

tepat, perlengkapan-perlengkapan tambahan dan pekerjaan teknis tambahan sudah

dilakukan, tata letak dari fasilitas cukup baik, dan sebagainya. Sedangkan dari

aspek keuangan meliputi: dana yang diperlukan untuk investasi, sumber-sumber

pembelajaran yang akan dipergunakan, taksiran penghasilan, proyeksi keuangan,

manfaat dan biaya financial (seperti PP, NPV,IRR, PI).

Analisis kelayakan investasi penambahan atau pengadaan peralatan yang

dilakukan jika telah memiliki asset usaha yang sedang berjalan, namun ingin

menambah kapasitas dan kualitas produksi dengan menggunakan 1 unit Forklift

32 ton yang memiliki kapasitas besar. Kelayakan investasi pengadaan peralatan

tersebut dilakukandengan menghitung nilai beberapa kriteria investasi, yaitu:

analisis NPV (Net Present Value) merupakan selisih nilai sekarang dari

penerimaan dengan nilai sekrang pengeluaran pada tingkat bunga tertentu. Usaha

dikatakan layak jika NPV lebih besar atau sama dengan nol. Jika NPVsama

dengan nol berarti proyek tersebut mengembalikan persis sebesar social

opportunity cost of capital. Jika NPV lebih kecil dari nol maka proyek dinyatakan

tidak layak untuk dijalankan.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul: “Studi Kelayakan Investasi Pengadaan Peralatan PT

Pelabuhan Indonesia IV (Persero) di Makassar”.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah rencana pengadaan

peralatan 1 unit Forklift 32 ton tersebut layak dilihat dari aspek pasar, aspek

operasional, dan aspek keuangan.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui kelayakan investasi peralatan 1 (satu) unit Forklift 32

ton di Terminal Petikemas Makassar (TPM) PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

ditinjau dari aspek pasar, aspek operasional, dan aspek keuangan.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Praktis

Diharapkan dapat menjadi saran dan tambahan pemikiran bagi manajemen

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) dalam menentukan kebijakan yang

tepat dan menguntungkan di masa yang akan datang.

2. Manfaat Teoritis

Diharapkan sebagai sarana pembelajaran dan informasi bagi para pembaca

dalam pertimbangan pengambilan keputusan investasi khususnya

pengadaan peralatan dan sebagai pedoman bagi penelitian selanjutnya

dalam meneliti hal-hal yang berkaitan dengan studi kelayakan investasi.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Investasi

Menurut Martono dan Harjito (2010), dalam Manajemen Keuangan

mempunyai 3 (tiga) fungsi utama, yaitu:

1. Keputusan Investasi (Investment Decision)

Investasi diartikan sebagai penanaman modal perusahaan.Penanaman modal

dapat dilakukan pada aktiva riil ataupun aktiva finansial.Aktiva riil merupakan

aktiva yang bersifat fisik atau dapat dilihat jelas secara fisik, misalnya

persediaan barang, gedung, tanah, dan bangunan.Sedangkan aktiva finansial

merupakan aktiva berupa surat-surat berharga seperti saham dan obligasi.

2. Keputusan Pendanaan (Financing Decision)

Keputusan pendanaan menyangkut beberapa hal, antara lain :

a. Keputusan mengenai penetapan sumber dana yang diperlukan untuk

membiayai investasi. Sumber dana yang akan digunakan untuk membiayai

investasi tersebut dapat berupa hutang jangka pendek, hutang jangka

panjang dan modal sendiri.

b. Penetapan tentang perimbangan pembelanjaan yang terbaik atau sering

disebut struktur modal yang optimum. Struktur modal optimum

merupakan perimbangan hutang jangka panjang dan modal sendiri dengan

biaya modal rata-rata minimum.

3. Keputusan Pengelolaan Aktiva (Assets Management Decision)

Apabila aset telah diperoleh dengan pendanaan yang tepat, maka aset-aset

tersebut memerlukan pengelolaan secara efisien.

Dalam suatu investasi jangka panjang, manajemen keuangan sering

dikaitkan dengan penganggaran modal atau capital budgeting. Pegertian capital

terkait dengan barang modal yaitu aktiva tetap yang digunakan dalam proses

produksi sedangkan pengertian budget adalah suatu rencana atau proyeksialiran

kas dalam kurun waktu tertentu.

Menurut Sjahrial (2010), Penganggaran Modal (Capital Budgeting)

mempunyai arti yang sangat penting bagi perusahaan:

1. Dana yang dikeluarkan untuk penganggran modal akan terkait untuk jangka

waktu lama dan secara berangsur-angsur melalui penyusutan/depresiasi dapat

dicairkan sesuai jangka waktu penyusutan aktiva tetap tersebut.

2. Investasi dalam aktiva tetap menyangkut harapan terhadap peningkatan

produksi dan penjualan dimasa datang.

3. Pengeluaran investasi untuk pembelian: tanah, bangunan, mesi-mesin

produksi, alat pembangkit tenaga listrik, alat transport merupakan pengeluaran

yang cukup besar.

4. Kesalahan dalam pengambilan keputusan mengenai pengeluaran pembelian

barang modal tersebut akan mempunyai akibat yang panjang dan berat.

Menurut Sjahrial (2010), Investasi adalah penanaman dana yang dilakukan

oleh suatu perusahaan ke dalam suatu aset (aktiva) dengan harapan memperoleh

pendapatan di masa yang akan datang. Dilihat dari jangka waktunya, investasi

dibedakan menjadi 3 macam yaitu investasi jangka pendek, investasi jangka

menengah dan investasi jangka panjang.

Keputusan investasi yang dilakukan perusahaan sangat penting artinya

bagi kelangsungan hidup perusahaan yang bersangkutan. Hal ini karena keputusan

investasi menyangkut dana yang digunakan untuk investasi, jenis investasi yang

akan dilakukan, pengambilan investasi dan resiko investasi yang mungkin akan

ada.

Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefenisikan bahwa Investasi adalah

penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan

memperoleh keuntungan. Investasi dapat diartikan sebagai penanaman modal

dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu relatif panjang dalam

berbagai bidang usaha (Kasmir,2003).

Investasi adalah menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk

memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut

(Kamaruddin, 2004). Selanjutnya investasi yaitu setiap pengeluaran modal atau

dana yang ditanamkan keberbagai aktiva dengan harapan dana tersebut akan

diterima kembali baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Perusahaan

yang mengadakan investasi dalam investasi aktiva tetap tentunya mempunyai

harapan bahwa perusahaan tersebut akan memperoleh kembali dana yang

diinvestasikan seperti halnya dalam aktiva lancar. Perbedaaan antara aktiva lancar

dan aktiva tetap terletak pada waktu dan cara perputaran dana yang tertanam.

Investasi dalam aktiva lancar diharapkan dapat diterima kembali dalam waktu

yang relatif singkat atau kurang dari satu tahun. Sebaliknya, investasi dalam

aktiva tetap akan diterima kembali secara keseluruhan dalam beberapa tahun dan

kembalinya berangsur-angsur melalui depresiasi.

Dalam melakukan investasi akan memerlukan dana yang cukup besar

jumlahnya dan dana tersebut akan terikat untuk jangka waktu panjang jadi setiap

keputusan untuk melakukan investasi pada aktiva tetap memerlukan perencanaan

yang baik agar semua yang direncanakan sesuai dengan tujuan perusahaan.

Menurut Martono dan Harjito (2005), Investasi adalah penanaman dana yang

dilakukan oleh suatu perusahaan kedalam suatu aset (aktiva) dengan harapan

memperoleh pendapatan dimasa yang akan datang.

Kegiatan investasi merupakan kegiatan penting yang memerlukan biaya

besar dan berdampak jangka panjang terhadap kelanjutan usaha (Giatman, 2006).

Oleh karena itu, analisis sistematis dan rasional sangat dibutuhkan sebelum

kegiatan itu direalisasikan. Suatu investasi merupakan kegiatan menanamkan

modal jangka panjang, dimana selain investasi tersebut perlu disadari juga dari

awal bahwa investasi akan diikuti sejumlah pengeluaran lain yang secara periodik

perlu disiapkan. Pengeluaran tersebut terdiri dari biaya operasional (operation

cost), biaya perawatan (maintenance cost), dan biaya-biaya lainnya yang tidak

dapat dihindarkan.

Dalam investasi jangka panjang, pengembangan fasilitas dan usaha perlu

dilakukan agar nilai perusahaan tersebut dapat semakin tinggi. Berdasarkan

pemahaman ini maka sebuah investasi yang dilakukan oleh perusahaan

merupakan sesuatu hal yang penting dalam rangka memaksimalkan kekayaan dari

para pemegang saham perusahaan (Alexandri, 2008).

Investasi dari jenis aktivanya dapat dibedakan ke dalam investasi aktiva

riil atau nyata (real investment) dan investasi non-riil atau sering disebut investasi

finansial (financial investment).

1) Investasi nyata (real investment)

Investasi nyata merupakan investasi yang dibuat dalam harta tetap (fixed

asset) seperti tanah, bangunan, peralatan atau mesin-mesin.

2) Investasi finansial (financial investment)

Investasi finansial merupakan investasi dalam bentuk kontrak kerja,

pembelian saham, obligasi atau surat berharga lainnya seperti sertifikat

deposito (Husnan, 2004).

Menurut Sjahrial (2008), investasi jangka panjang dapat dikelompokkan

menjadi empat macam, yaitu:

1) Investasi Penggantian (Replacements)

Investasi penggantian aset merupakan penggantian aset yang sudah usang atau

sudah tidak layak digunakan dalam operasional atau karena adanya teknologi

yang terbaru.

2) Investasi Perluasan (Expansion)

Investasi perluasan berupa penambahan kapasitas produksi karena adanya

kesempatan usaha yang lebih baik.

3) Investasi Pertumbuhan (Growth)

Investasi pertumbuhan menyangkut penambahan produk baru atau

diversifikasi produk.

4) Investasi Lain-lain (Others)

Investasi lain yang tidak termasuk ke dalam ketiga kategori tersebut meliputi

peralatan pengendalian polusi dan investasi peningkatan keselamatan kerja.

Dalam mengambil keputusan investasi, diperlukan langkah-langkah yang

harus diikuti dengan cermat mengingat keputusan yang telah diambil sulit untuk

diperbaiki. Misalnya: dalam investasi aktiva tetap apabila kurang tepat dalam

mengambil keputusan maka aktiva tersebut kurang bermanfaat.

Menurut Haming dan Basalamah (2003), besarnya dana yang diperlukan

untuk membiayai suatu rencana investasi sangat tergantung pada jenis proyek dan

skala proyek. Proyek berskala besar memerlukan dana yang besar pula, sedangkan

proyek berskala kecil hanya memerlukan dana investasi yang relatif kecil

jumlahnya. Pengadaan peralatan dan pengoperasian suatu proyek dapat dibiayai

dengan dua sumber pembiayaan utama yaitu dengan Dana sendiri (equity

investment) dan Pinjaman dari pihak ketiga (project financing).

Haming dan Basalamah (2003), berpendapat bahwa kebutuhan dana

investasi dapat dipenuhi melalui tiga sumber, yaitu dana sendiri dari pengusaha

(investor, self financing), dana sendiri dan dana pinjaman investasi (leverage

financing), atau dana sendiri dan dana pinjaman atau kerjasama asing (joint

venture). Pada umumnya permodalan dipenuhi dengan cara yang kedua, yaitu

leverage financing. Kebijakan pendanaan ini membawa konsekuensi terhadap

struktur modal proyek atau perusahaan, dan selanjutnya berdampak pada biaya

modal dan nilai perusahaan.

Haming dan Basalamah (2003), juga menyatakan sekalipun menurut

analisis optimalisasi struktur modal, debt ratio yang lebih besar akan

menghasilkan kondisi yang lebih layak, baik dilihat dari sisi prospek pendapatan

investasi maupun dari sisi biaya modal investasi, namun manajemenmasih perlu

melihatnya dari sisi arus kas. Struktur modal dengan debt ratio yang lebih besar

memiliki dampak pada lebih besarnya bunga dan cicilan pengembalian utang yang

harus ditanggung di masa mendatang.

Dalam investasi selalu membutuhkan penerimaan dan akan adanya

pengeluaran tertentujuga. Penerimaan dan pengeluaran tersebut biasa disebut

dengan arus kas atau cash flow dimana pengertian paling tepat adalah arus masuk

dan arus keluar kas. Arus kas keluar adalah pengeluaran uang atau pengeluaran

lain yang mempunyai nilai uang tertentu. Arus kas keluar ini digunakan untuk

mengadakan investasi baru. Sedangkan arus kas masuk adalah penerimaan uang

atau bentuk penerimaan lain yang mempunyai nilai tertentu. Arus kas masuk ini

merupakan hasil dari investasi yang ditanamkan.Informasi keuangan mengenai

keuangan yang dilaporkan kurang tepat jika digunakan sebagai penilaian usulan

investasi.Akan tetapi lebih tepat jika didasarkan pada arus kas, karena keuntungan

yang dilaporkan dalam laporan rugi laba belum tentu dalam bentuk kas.Oleh

karena itu perusahaan bisa memiliki kas lebih besar atau lebih kecil dan

dilaporankan dalam laba rugi (Lukman, 2005).

2.2 Biaya

Biaya merupakan bagian terpenting dalam menjalankan kegiatan

perusahaan. Suatu perusahaan untuk mendapatkan laba atau keuntungan harus

dapat menghasilkan pendapatan yang lebih besar dibandingkan dengan jumlah

biaya yang dikorbankannya. Agar dapat bersaing, suatu perusahaan harus

memahami konsep dasar biaya dan unit-unit perusahaan sehingga biaya tersebut

tetap dapat dikendalikan.

Biaya merupakan bagian terpenting dalam menjalankan kegiatan

perusahaan. Suatu perusahaan untuk mendapatkan laba atau keuntungan harus

dapat menghasilkan pendapatan yang lebih besar dibandingkan dengan jumlah

biaya yang dikorbankannya (Riyanto, 2009). Oleh karena itu untuk bisa bersaing,

suatu perusahaan harus memahami konsep dasar biaya dan unit-unit perusahaan

sehingga biaya tersebut tetap dapat dikendalikan.

Menurut Sumastuti (2006), pengaturan keperluan biaya proyek yang

efektif perlu memperhatikan beberapa faktor dibawah ini:

1) Adanya usul-usul investasi;

2) Penaksiran aliran kas dari usul-usul investasi tersebut;

3) Evaluasi aliran kas tersebut;

4) Memilih investasi/proyek-proyek sesuai dengan ukuran tertentu, dan

5) Penilaian terus menerus terhadap proyek investasi setelah proyek tersebut

diterima.

Investasi dapat berupa pengeluaran untuk aktiva lancar maupun aktiva

tetap, dalam penyusunan studi kelayakan ada beberapa kesalahan umum yang

sering dilakukan dalam memperlakukan modal kerja dan memandang total

investment cost. Kesalahan karena tidak diproyeksikannya modal kerja untuk

keperluan operasional akan bersifat fatal, terutama terdapat pada tahap-tahap awal

operasi dimana pemasukan yang diharapkan masih lebih kecil dari pengeluaran

yang ada.

Menurut Sucipto (2006), seorang investor yang menginvestasikan dananya

pada suatu perusahaan dengan tingkat resiko yang ada tentunya mempunyai

harapan untuk mendapatkan imbalan yang memuaskan. Imbalan tersebut bagi

perusahaan akan dipandang sebagai biaya penggunaan modal atau biaya (Cost of

Capital). Cost of Capital sebagai salah satu alat perencanaan dan pengendalian

biaya sangatlah penting artinya bagi perusahaan sebelum memutuskan

kebijaksanaan pembelanjaan jangka panjang. Cost of Capital ini untuk

menentukan besarnya riil dari penggunaan modal masing-masing sumber dana.

Disamping itu juga untuk menentukan biaya modal rata-rata dari keseluruhan

dana yang digunakan di dalam perusahaan (Sucipto, 2006).

Menurut Sucipto (2006) bahwa: "…adapun cost of capital dari masing-

masing sumber dana adalah sebagai berikut:

1) Biaya Hutang Jangka Pendek

Pada dasarnya hutang jangka pendek yang digunakan untuk modal

kerja terdiri dari hutang dagang, hutang wesel, dan kredit jangka pendek dari

bank. Tingkat bunga pinjaman untuk hutang dagang biasanya sudah diketahui

dimuka. Sedangkan untuk kredit jangka pendek biasanya bank langsung

memotong bunganya dimuka dari jumlah hutang yang diberikan.

2) Biaya Hutang Jangka Panjang

Biaya ini timbul akibat pinjaman jangka panjang, baik kepada lembaga

keuangan dalam bentuk kredit maupun kepada masyarakat dalam bentuk

obligasi. Pada dasarnya biaya penggunaan hutang jangka panjang atau biaya

penggunaan dana yang berasal dari obligasi dapat dihitung dengan

menggunakan tabel present value.

3) Biaya Saham Preferen

Saham preferen mempunyai karakteristik campuran antara hutang dan

saham biasa.Seperti halnya hutang, saham preferen juga mengandung

kewajiban tetap berupa pembayaran deviden secara periodik, hanya saja

pembayaran bisa ditangguhkan sesuai dengan kemampuan perusahaan. Untuk

saham preferen yang merupakan modal sendiri maka devidennya diambil dari

laba bersih sesudah pajak. Dalam hal likuidasi, saham preferen mempunyai

hak didahulukan atas pembagian kekayaan sebelum saham biasa dan setelah

pembayaran hutang jangka panjang atau obligasi.

4) Biaya Saham Biasa

Biaya saham biasa cara perhitungannya berbeda dengan saham

preferen atau obligasi. Biaya saham biasa merupakan penyisihan yang telah

dianggarkan dari laba setelah pajak yang diperolehnya. Oleh karena itu

besarnya saham biasa dalam bentuk deviden tidak tetap.

5) Biaya Laba Ditahan

Besarnya biaya modal yang berasal dari laba ditahan adalah sebesar

tingkat pendapatan investasi dalam saham yang akan diterima oleh investor.

Laba ditahan merupakan keuntungan perusahan yang tidak dibagikan kepada

pemegang saham. Pendapatan pemegang saham sebelum ditanamkan kembali

pada perusahaan terlebih dahulu dikurangi dengan pajak yang harus dibayar.

Oleh karena itu, apabila perusahaan langsung menggunakan laba ditahan

untuk modal suatu proyek perlu dilakukan penyesuaian terhadap pajak yang

harus dibayar pemegang saham.

6) Biaya Modal Keseluruhan

Tingkat biaya modal yang harus diperhatikan perusahaan adalah

tingkat biaya modal secara keseluruhan. Apabila suatu proyek dibiayai oleh

suatu sumber modal yaitu modal sendiri, maka yang menjadi discount factor

untuk menilai suatu usulan investasi adalah biaya modal itu sendiri. Tetapi

apabila biaya proyek selain dari modal sendiri dan modal pinjaman discount

factor yang digunakan merupakan biaya modal rata-rata tertimbang dari

beberapa sumber biaya tersebut.

2.3 Studi Kelayakan Proyek

Studi kelayanan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu

proyek (biasanya merupakan proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil.

Tentu saja semakin besar proyek yang akan dijalankan, semakin luas dampak

yang terjadi (Afandi, 2009). Dampak ini bias berupa dampak ekonomis, dan bias

juga bersifat sosial. Oleh karena itu, ada yang melengkapi studi kelayakan ini

dengan analisa yang disebut analisa manfaat dan pengorbanan (cost and benefit

analysis) termasuk di dalamnya semua manfaat dan pengorbanan sosial (social

cost ad social benefit).

Pada umumnya suatu studi kalayakan proyek akan menyangkut tiga aspek,

yaitu:

1) Manfaat ekonomis proyek tersebut bagi proyek itu sendiri (manfaat financial),

artinya proyek dipandang cukup menguntungkan apabila dibandingkan dengan

risiko proyek tersebut.

2) Manfaat ekonomis proyek ini bagi Negara tempat proyek dilaksanakan

(manfaat ekonomi nasional) yang menunjukkan manfaat proyek tersebut bagi

ekonomi makro suatu Negara.

3) Manfaat sosial proyek itu bagi masyarakat sekitar proyek tersebut yang

merupakan studi yang relatif sulit dilakukan (Mukti, 2009).

Semakin sederhana proyek yang akan dilaksanakan, maka semakin

sederhana pula lingkup penelitian yang akan dilakukan. Bahkan banyak proyek-

proyek investasi yang mungkin tidak pernah dilakukan studi kelayakan secara

formal, tetapi ternyata kemudian terbukti berjalan dengan baik pula.

Tujuan dilakukan studi kelayakan adalah untuk menghindari keterlanjuran

investasi yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan.

Tentu saja studi kelayakan akan menelan biaya, tetapi biaya yang dikeluarkan

tersebut relatif kecil dibandingkan dengan resiko kegiatan suatu proyek yang

menyangkut investasi dalam jumlah besar (Subagyo, 2008).

Umar (2005) mengemukakan bahwa hal-hal yang perlu diketahui dalam

studi kelayakan proyek adalah sebagai berikut:

1) Ruang lingkup kegiatan proyek, yakni perlu dijelaskan/ditentukan bidang-

bidang apa proyek akan beroperasi.

2) Cara kegiatan proyek dilakukan, yakni perlu ditentukan apakah proyek akan

ditangani sendiri atau akan diserahkan pada beberapa pihak lain atau siapa

yang akan menangani proyek itu.

3) Evaluasi terhadap aspek-aspek yang menentukan berhasilnya seluruh proyek

dengan mengidentifikasi faktor-faktor kunci keberhasilan proyek tersebut.

4) Sarana yang diperlukan oleh proyek, menyangkut bukan hanya kebutuhan

seperti material, dan tenaga kerja, tetapi termasuk juga fasilitas-fasilitas

pendukung seperti: jalan raya, dan transportasi.

5) Hasil kegiatan proyek ini serta biaya-biaya yang harus ditanggung untuk

memperoleh hasil tersebut.

6) Akibat-akibat yang bermanfaat maupun yang tidak dari adanya proyek itu atau

disebut sebagai manfaat dan pengorbanan ekonomi dan sosial.

7) Langkah-langkah rencana untuk mendirikan proyek beserta jadwal dari

masing-masing kegiatan ini sampai dengan investasi siap berjalan.

Penilaian terhadap keadaan dan proyek suatu proyek investasi dilakukan

atas dasar kriteria-kriteria yang bias mempertimbangkan manfaat proyek bagi

perusahaan, dan bias juga dengan memperhatikan aspek yang lebih luas

(Widiyanthi, 2007). Beberapa proyek mungkin diteliti dengan sangat mendasar,

mencakup berbagai aspek yang terpengaruh, bahkan sering juga dijumpai bahwa

ada rencana-rencana investasi yang penilaiannya tidak dilakukan secara formal.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi intensitas studi kelayakan,

diantaranya adalah:

1) Besarnya dana yang diinvestasikan

Umumnya semakin besar jumlah dana yang ditanamkan, semakin mendalam

studi yang perlu dilakukan atau akan diteliti dalam aspek yang lebih luas

seperti dampak sosial ekonomi.

2) Tingkat ketidakpastian proyek

Semakin sulit memperkirakan penghasilan penjualan, biaya, aliran kas dan

lain-lain, maka semakin penting melakukan studi kelayakan. Berbagai cara

ditempuh untuk mengatasi ketidakpastian proyek yakni dengan analisa

sensivitas dengan taksiran konservatif dan sebagainya.

3) Kompleksitas elemen-elemen yang mempengaruhi proyek

Setiap proyek dipengaruhi dan juga mempengaruhi faktor-faktor lainnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi suatu proyek mungkin menjadi sangat

kompleks, sehingga pihak yang melakukan studi kelayakan terhadap proyek

tersebut akan semakin berhati-hati. Semakin besar dana yang diinvestasikan,

maka semakin tidak pasti taksiran yang dibuat akan semakin kompleks faktor-

faktor yang mempengaruhinya dan semakin mendalam studi yang perlu

dilakukan.

Dalam studi kelayakan proyek, langkah pertama yang perlu ditentukan

adalah sejauhmana aspek-aspek yang mempengaruhi proyek yang akan diteliti,

kemudian untuk masing-masing aspek tersebut perlu dianalisa sehingga

mempunyai gambaran kelayakan masing-masing aspek. Dengan demikian, alat

dan kerangka analisa perlu disiapkan. Setelah itu perlu ditentukan data dan

sumber data untuk analisa tersebut, dengan mengendalikan sebagian besar data

dari data sekunder, dan juga data primer (Sawir, 2005).

Subagyo (2008) mengemukakan berbagai aspek yang perlu diperhatikan

dalam melakukan kajian terhadap kelayakan suatu proyek.

1) Aspek Pasar dan Pemasaran

Aspek Pasar merupakan aspek yang sangat perlu diperhatikan dan

dikaji oleh investor dalam memberikan dana nya pada perusahaan agar dapat

meningkatkan laba perusahaan. Pada saat ini, perusaaan harus dapat mengkaji

apakah perlu dilakukannya investasi fisik atau non fisik jika permintaan dari

pengguna jasa/konsumen tidak terlalu signifikan pertumbuhannya

Kajian terhadap aspek pasar pada dasarnya dilakukan untuk

mengetahui seberapa besar potensi/peluang pasar yang bisa dimanfaatkan

guna mendapatkan keuntungan. Dalam aspek iniada beberapa hal yang harus

diperhatikan yaitu: pasar dan jenisnya, analisis penawaran dan permintaan

serta analisis tren perkembangan permintaan. Kajian atas peluang pasar ini

merupakan fondasi bagi perencanaan dan strategi pemasaran.

Aspek pasar dan pemasaran mencoba mempelajari tentang:

a. Permintaan, baik secara total ataupun diperinci menurut daerah, jenis

konsumen perubahan besar pemakai, sehingga perlu diperkirakan tentang

proyeksi permintaan tersebut.

b. Penawaran baik yang berasal dari dalam negeri maupun yang berasal dari

impor. Bagaimana perkembangannya di masa lalu dan bagaimana

perkiraan di masa yang akan datang. Faktor-faktor yang mempengaruhi

penawaran ini seperti jenis barang yang bias menyaingi, perlindungan dari

pemerintah, dan sebagainya perlu pula diperhatikan.

c. Harga dilakukan perbandingan dengan barang-barang impor, produksi

dalam negara lainnya.

d. Progam pemasaran mencakup strategi pemasaran yang akan dipergunakan

“marketing mix” identifikasi siklus kehidupan produk, pada tahap apa

produk yang akan dibuat.

e. Perkiraan penjualan yang bias dicapai perusahaan, market share yang bias

dikuasai perusahaan.

Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan

investasi yang ditinjau dari aspek pasar, yaitu:

a. Peluang Pasar

Syarat bagi keberhasilan perusahaan dalam mengembangkan

strategi pemasaran adalah mencari peluang-peluang yang terbuka bagi

diadakannya kegiatan pemasaran. Menurut Kotler (2000), peluang pasar

adalah suatu kebutuhan dimana perusahaan dapat bergerak dengan

memperoleh laba.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa peluang

dapat diperoleh dan dipilih menurut daya tariknya, dan kemungkinan

keberhasilan dalam memanfaatkan peluang yang ada. Perusahaan akan

berhasil apabila kekuatan bisnisnya tidak hanya sesuai dengan kebutuhan

utama dalam pasar sasaran tersebut, namun juga unggul dari pesaingnya.

Perusahaan yang paling berhasil adalah perusahaan yang dapat

menciptakan nilai pelanggan tertinggi dan melakukannya dalam jangka

panjang.

b. Peramalan permintaan

Tujuan dari peramalan permintaan adalah untuk mendapatkan

gambaran atau informasi mengenai permintaan pengguna jasa/konsumen

pada saat ini maupun pada masa yang akan datang sehingga perusahaan

tidak melakukan kesalahan dalam mengambil dan menerapkan strategi

pemasarannya.

Menurut Husnan dan Suwarsono (2000) yang dimaksud peramalan

permintaan adalah usaha untuk mengetahui jumlah produk atau

sekelompok produk dimasa yang akan datang dalam kendala satu set

kondisi tertentu. Peramalan permintaan tidak dapat diartikan sebagai

kegiatan yang bertujuan mengukur permintaan dimasa yang akan datang

secara pasti, melainkan merupakan usaha untuk mengurangi terjadinya hal

yang berlawanan antara keadaan yang sungguh-sungguh terjadi

dikemudian hari dengan apa yang menjadi hasil peramalan. Dengan kata

lain, hasil maksimal dari kegiatan peramalan adalah melakukan

ketidakpastian secara minimal yang mungkin terjadi dimasa yang akan

datang.

Beberapa metode peramalan dalam mengukur besarnya permintaan

dimasa yang akan datang, diantaranya adalah dengan menggunakan

metode trend. Metode ini digunakan untuk meramalkan tingkat kenaikan

harga, penjualan, atau permintaan, maupun biaya dimasa yang akan

datang. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode trend linear.

Metode Trend Linier, dengan fungsi persamaan adalah:

Y = a + bx

Koefisien a dan b dapat diperoleh dengan:

a = nY∑ b =

∑∑

2xxy

Jika ∑ x = 0

Keterangan:

Y = variabel permintaan x = variabel permintaan n = jumlah data a = jumlah permintaan b = kecenderungan perubahan permintaan.

Kelebihan metode trend adalah dapat digunakan untuk jangka

waktu menengah dan panjang, sedangkan kelemahan metode ini

penggunaannya harus didukung oleh data yang memadai jika

menginginkan hasil peramalan yang optimal.

2) Aspek Operasional

Aspek teknis atau operasional juga dikenal sebagai aspek produksi.

Penilaian untuk kelayakan terhadap aspek ini sangat penting dilakukan

sebelum perusahaan melakukan investasi. Penentuan kelayakan teknis atau

operasional perusahaan menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan

teknis/operasional, sehingga apabila tidak dianalisis dengan baik, maka akan

berakibat fatal bagi perusahaan dalam perjalannya di kemudian hari.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam aspek ini adalah masalah

penentuan lokasi, luas produksi, tata letak (layout), penyusunan peralatan

pabrik dan proses produksinya termasuk pemilihan teknologi. Kelengkapan

kajian aspek operasi sangat tergantung dari jenis usaha yang akan dijalankan,

karena setiap jenis usaha memiliki prioritas tersendiri.Jadi, analisis dari aspek

operasi adalah untuk menilai kesiapan perusahaan dalam menjalankan

usahanya dengan menilai ketepatan lokasi, luas produksi dan layout serta

pengadaan mesin-mesin yang akan digunakan.

Aspek Operasional merupakan aspek yang perlu diperhatikan oleh

pihak intern perusahaan karena pada aspek operasional menjelaskan biaya-

biaya yang akan dikeluarkan dari adanya suatu investasi. Banyak hal yang

perlu dikaji pada aspek operasional dalam investasi 1 unit Forklift 32 ton

seperti biaya untuk SDM, asuransi peralatan, pemeliharaan peralatan dan

biaya-biaya umum lainnya. Dalam penelitian ini, peneliti hanya mengkaji

biaya-biaya yang akan dikeluarkan perusahaan dalam merekrut 2 orang

pegawai atau operator untuk pengoperasian forklift tersebut, dimana calon

pegawai atau operator dari investasi tersebut dikelempokkan pada kelas

jabatan yang disesuaikan dengan pendidikan terakhir calon pegawai.

Biaya-biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan berupa gaji,

tunjangan prestasi, tunjangan cuti, bonus, tunjangan regional dan tunjangan-

tunjangan lainnya. Biaya-biaya tersebut harus dianggarkan cabang Terminal

Petikemas Makassar terlebih dahulu sebelum perusahaan akan melakukan

investasi peralatan 1 unit forklift 32 ton.

3) Aspek Keuangan

Aspek keuangan merupakan aspek terpenting dalam studi kelayakan

bisnis sederhana yaitu hitung-hitungan keuangan. Berbagai hal yang

menyangkut keuangan perlu dibahas mulai dari awal perencanaan, periode

persiapan, pelaksanaan pembangunan proyek dan periode operasi ketika usaha

berjalan. Periode tersebut dibedakan menjadi dua yaitu:periode persiapan dan

periode operasi. Implikasi keuangan periode persiapanakan tercermin dalam

kebutuhan dana investasi, sedangkan dalam masa operasi tercermin

padaproyeksi rugi-laba, proyeksi neraca, proyeksi aruskas dan proyeksi

kemampuan melunasi pinjaman serta tingkat pengembalian.

Aspek keuangan memperhitungkan berapa jumlah dana yang

dibutuhkan untuk membiayai suatu proyek. Pembiayaan diperoleh dari dua

sumber, yaitu dari modal sendiri dan modal asing atau pinjaman. Dari aspek

keuanganini bisa diketahui berapa besarnya pendapatan dan biaya-biaya yang

dikeluarkan serta tingkat laba yang dicapai oleh perusahaan. Apabila

perusahaan sudah mampu menutup pengeluaran investasi dan mendapatkan

laba sesuai dengan yang diharapkan, maka perusahaan dianggap layak untuk

melakukan perluasan usaha. Tetapi sebaliknya, apabila dari analisis keuangan

diketahui bahwa perusahaan rugi dan tidak bisa menutupi pengeluaran

investasinya, maka dapat dikatakan bahwa perluasan usaha yang dilakukan

oleh perusahaan tidak layak untuk dilakukan.

Adapun variabel-variabel dalam aspek keuangan yang akan dianalisis

dalam penelitian ini, meliputi:

a. Aliran kas awal (Initial Cash Flow) adalah aliran kas yang berhubungan

dengan pengeluaran kas pertama kali untuk keperluan investasi seperti

harga perolehan pembelian tanah, pembangunan pabrik, pembelian mesin,

perbaikan mesin dan investasi aktiva tetap lainnya dalam satuan rupiah

dimana objek penelitian peneliti yaitu pembelian 1 unit Forklift 32 ton

yang akan dilakukan tahun 2013.

b. Aliran kas operasional (Operational Cash Flow) adalah aliran kas masuk

bersih selama masa operasional peralatan yaitu selama 10 tahun mulai dari

tahun 2014 sampai 2023 dalam satuan rupiah. Aliran kas ini dicari dengan

cara mengurangkan aliran kas masuk dengan kas keluar.

Aliran kas masuk bersih (proceeds) dapat diperoleh melalui pendapatan

dalam penggunaan peralatan dengan penaksiran selama masa operasional.

Aliran kas masuk bersih di dapat dari jumlah laba setelah pajak ditambah

dengan penyusutan/depresiasi ditambah bunga (1 – tax). Untuk aliran kas

keluar selama masa operasional, berupa biaya-biaya yang terjadi dalam

pengoperasian peralatan seperti biaya pegawai, biaya bahan (bensin),

biaya pemeliharaan, biaya penyusutan, biaya asuransi, biaya administrasi

kantor, dan biaya umum.

Dana yang digunakan untuk investasi aktiva tetap dapat berasal

dari modal sendiri dan atau modal asing (hutang). Perbedaan sumber

modal yang digunakan untuk investasi tersebut mempengaruhi

perhitungan proceeds (aliran kas masuk) investasi yang bersangkutan.

Perhitungan proceeds dari kedua sumber modal tersebut adalah sebagai

berikut:

1) Perhitungan besarnya proceeds bila investasi menggunakan modal

sendiri.

Proceeds = Laba bersih setelah pajak + Depresiasi

2) Perhitungan proceeds bila investasi menggunakan Modal Sendiri atau

Hutang.

Proceeds = Laba bersih setelah pajak + Depresiasi + Bunga (1-

Pajak)

c. Aliran kas masuk akhir (Terminal Cash Flow) adalah aliran kas masuk

yang diterima oleh perusahaan sebagai akibat habisnya umur ekonomis

investasi peralatan 1 unit Forklift 32 ton. Terminal Cash Flow akan

diperoleh pada akhir umur ekonomis suatu proyek investasi dan dapat juga

diperoleh dari nilai sisa (residu) dari aktiva dan modal kerja yang

digunakan untuk investasi. Nilai residu suatu investasi merupakan nilai

aktiva pada akhir umur ekonomisnya yang dihitung dari nilai buku

peralatan tersebut.

d. Biaya modal (Cost of Capital) adalah biaya riil yang dikeluarkan oleh

perusahaan untuk memperoleh dana baik yang berasal dari hutang, saham

preferen, saham biasa, maupun laba ditahan untuk mendanai suatu

investasi atau operasi perusahaan. Biaya modal dapat dihitung berdasarkan

biaya untuk masing-masing sumber dana atau disebut biaya modal

individu. Biaya modal individual tersebut dihitung satu per satu untuk

setiap jenis modal. Apabila perusahaan menggunakan beberapa sumber

modal maka biaya modal yang dihitung adalah biaya modal rata-rata

berimbang (weighted average cost of capital/WACC) dari seluruh modal

yang digunakan. Dalam melakukan investasi peralatan 1 unit Forklift 32

ton, perusahaan akan menggunakan jasa pihak ketiga dalam membiayai

investasi peralatan tersebut dimana biaya yang dikeluarkan dalam

pembelian 1 unit Forklift 32 ton tersebut sebesar Rp 5.000.000.000,-.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa analisis studi

kelayakan proyek dalam hal ini investasi merupakan penelitian tentang dapat

tidaknya suatu proyek investasi dilaksanakan dengan berhasil, yang bertujuan

menghindari keterlanjuran investasi yang terlalu besar untuk kegiatan yang

ternyata tidak menguntungkan. Dengan demikian, aspek-aspek yang akan

dianalisis terkait dengan kelayakan investasi pengadaan peralatan antara lain:

aspek pasar, aspek operasional, dan aspek keuangan.

2.4 Capital Budgeting

Capital Budgeting adalah metode yang digunakan untuk mengidentifikasi

dan menganalisis kelayakan suatu proyek atau investasi modal dalam jangka

panjang yang diharapkan akan menghasilkan keuntungan dimasa datang

(Peterson, 2002). Hal-hal yang dilakukan pada pada investasi jangka panjang

yaitu pembelian mesin-mesin baru, peralatan-peralatan baru dalam meningkatkan

kapasitas produksi perusahaan ataupun dengan pembangunan gedung atau pabrik

untuk memperluas kegiatan perusahaan. Analisa Capital Budgeting merupakan

suatu alat bantu bagi perusahaan untuk pengambilan keputusan dalam menentukan

apakah suatu proyek investasi dapat dikatakan layak untuk dilaksanakan dilihat

dari sudut pandang keuangan (Muslich, 2008).

Menurut Sjahrial (2010) bahwa, Penganggaran Modal (Capital Budgeting)

mempunyai arti yang sangat penting bagi perusahaan:

1) Dana yang dikeluarkan untuk penganggaran modal akan terikat untuk jangka

waktu lama dan secara berangsur-angsur melalui penyusutan/depresiasi dapat

dicairkan sesuai jangka waktu penyusutan aktiva tetap tersebut.

2) Investasi dalam aktiva tetap menyangkut harapan terhadap peningkatan

produksi dan penjualan dimasa datang.

3) Pengeluaran investasi untuk pembelian tanah, bangunan, mesin-mesin

produksi, alat pembangkit tenaga listrik, alat transportasi merupakan

pengeluaran yang cukup besar.

4) Kesalahan dalam penagambilan keputusan mengenai pengeluaran pembelian

barang modal tersebut akan mempunyai akibat yang panjang dan berat.

Investasi menurut Martono dan Harjito (2010) adalah penanaman dana

yang dilakukan oleh suatu perusahaan ke dalam suatu asset dengan harapan

memperoleh pendapatan dimasa yang akan datang. Keputusan investasi yang

dilakukan perusahaan sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup perusahaan

yang bersangkutan, Hal ini karena keputusan investasi menyangkut dana yang

digunakan untuk investasi, jenis investasi yang akan dilakukan, pengambilan

investasi dan resiko investasi yang mungkin akan timbul. Keputusan investasi ini

yang dapat menutup biaya-biaya yang dikeluarkannya. Penerimaan investasi yang

akan diterima berasal dari proyeksi keuntungan atas investasi tersebut.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Susi Dwi Rahayu dengan judul

“Studi Kelayakan Usaha Penganggaran Modal Pada Pembukaan Cabang Baru

Dealer Chanel Multi Wijoyo Motor” bahwa cara yang dilakukan dalam

menganalisis kelayakan suatu usaha dapat dihitung dengan beberapa metode

penilaian atau criteria proyek investasi, yaitu : metode Net Present Value (NPV),

metode Payback Period (PP), metode Internal Rate of Return (IRR) dan metode

Profitability Index (PI). Susi Dwi Rahayu berpendapat bahwa dalam perhitungan

dengan keempat metode tersebut jika nilai PP yang dihasilkan atau periode

pengembaliannya lebih pendek dari periode yang diisyaratkan maka usaha atau

investasi dapat dikatakan “layak”, jika NPV yang dihasilkan lebih besar dari nol

maka investasi tersebut dikatakan “layak”, Jika IRR yang dihasilkan lebih besar

dari bunga modal maka investasi tersebut dikatakan “layak” dan jika nilai PI yang

dihasilkan lebih besar dari 1 maka investasi yang akan dilakukan dikatakan

“layak”.

Menurut Kasmir dan Jakfar (2010) dalam penelitian Rahayu bahwa Studi

Kelayakan Bisnis adalah suatu kegiatan yang memperlajari secara mendalam

tentang suatu usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan

layak datau tidak usaha tersebut dijalankan.

Penelitian yang dilakukan Rahayu tidak hanya berdasarkan aspek

keuangan saja tetapi juga berdasarkan pada aspek-aspek lainnya seperti aspek

pasar/pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek sumber daya manusia, aspek

manajemen, aspek persaingan dan lingkungan eksternal sehingga proses hasil

analisis dari aspek-aspek tersebut saling terintegrasi.

2.5 Metode Profitabilitas Investasi

Suatu perusahaan dalam melaksanakaan kegiatannya pada umumnya

mempunyai tujuan pokok yaitu memperoleh laba tersebut, tetapi tidak mutlak

bahwa dengan diperolehnya laba tersebut maka perusahaan telah menggunakan

dana atau modal secara efektif dan efisien. Profitabilitas merupakan suatu ukuran

keberhasilan dari perusahaan dalam mengelola dan memanfaatkan modalnya

secara efektif dan efisien atau dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana

perusahaan mengendalikan perusahaan secara efisien untuk menghasilkan laba

(Munawir, 2004). Dalam menilai profitabilitas suatu investasi dapat digunakan

beberapa metode di antaranya adalah:

1) Payback Period (PP)

Menurut Sjahrial (2010), metode Payback Period merupakan metode

penilaian investasi yang menunjukkan berapa lama investasi dapat tertutup

kembali dari aliran kas bersihnya. Selanjutnya Menurut Martono dan Harjito

(2010), metode Payback Period merupakan suatu periode yang diperlukan

untuk menutup kembali pengeluaran suatu investasi dengan menggunakan

aliran kas masuk netto (proceeds) yang diperoleh.

Menurut Keown, Martin, Petty, dan Scott (2011), metode Payback

Period merupakan banyaknya tahun yang dibutuhkan untuk mengembalikan

pengeluaran kas yang pertama dari proyek penganggaran modal. Selanjutnya

Menurut Suliyanto (2010) Payback Period merupakan metode yang

digunakan untuk menghitung lama periode yang diperlukan untuk

mengembalikan uang yang telah diinvestaikan dari aliran kas masuk

(proceeds) tahunan yang dihasilkan oleh proyek investasi.

Rumus yang digunakan apabila jumlah aliran kas setiap periode tidak

sama yaitu:

Payback Period = 𝑡 +𝑏 − 𝑐𝑑 − 𝑐

𝑥 12 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛

Dimana;

t = Tahun terakhir dimana jumlah cash inflow sebelum menutup initial investment

b = Initial investment c = Kumulatif cash inflow pada tahun t

d = Kumulatif cash flow pada tahun t + 1

2) NPV (Net Present Value)

Net Present Value adalah suatu perhitungan yang didasarkan atas

selisih atas perhitungan PV (present value) penerimaan dengan present value

pengeluaran. Bilamana NPV ini positif maka proyek (investasi) yang

diharapkan ini akan menguntungkan, akan tetapi bilamana NPV tersebut

negatif maka proyek (investasi) ini tidak dapat diharapkan. Dalam menghitung

PV atau NPV ini ada dua hal yang harus diperhatikan yaitu: (1) menaksir arus

kas yang mendekati suatu akurasi yang benar; (2) menentukan tingkat bunga

yang relevan.

Menurut Sjahrial (2009), NPV adalah selisih antara nilai sekarang

aliran kas masuk bersih dengan nilai sekarang investasi. Selanjutnya Martono

dan Harjito (2010) mengemukakan metode NPV ini merupakan metode untuk

mencari selisih antara nilai sekarang dan aliran kas neto (proceeds) dengan

nilai sekarang dari suatu investasi (outlays). Menurut Keown, Martin, Petty,

dan Scott (2011) menyatakan bahwa NPV adalah kriteria keputusan anggaran

modal yang ditentukan dari nilai sekarng arus kas bebas setelah dikurangi

pajak dan pengeluaran awal.

Menurut Suliyanto (2010), NPV merupakan metode yang dilakukan

dengan cara membandingkan nilai sekarang dari aliran kas masuk bersih

(proceeds) dengan nilai sekarang dari biaya pengeluaran suatu investasi

(outlays). Rumusnya yang dipakai adalah sebagai berikut:

Dimana:

CF = Arus kas bersih (cash flow)

I = Besarnya Investasi

n = Umur Proyek

k = Tingkat Bunga

Penilaian proyek investasi berdasarkan NPV:

NPV > 0, Proyek investasi layak.

NPV < 0, Proyek investasi tidak layak.

3) Internal Rate of Return (IRR)

Internal Rate of Return merupakan metode untuk menghitung tingkat

bunga yang dapat menyamakan present value dari semua aliran kas masuk

dengan aliran kas keluar dari suatu investasi proyek (Suliyanto, 2010). Metode

ini dipakai untuk menghitung besarnya nilai tingkat suku bunga yang

menyamakan nilai sekarang atas penerimaan kas bersih yang akan datang.

NPV = CF1

+ CF2

+ … CFn

- I (1 + k) (1 + k)² (1 + k)ⁿ

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

𝐼𝑅𝑅 = �𝑅𝑡

(1 + 𝑟)¹ 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐼𝑅𝑅 = �𝑅𝑡(1 + 𝑟)ˉ¹

𝑛

𝑡=1

𝑛

𝑡=1

Dimana:

R= Arus Kas bersih tiap tahun

t = Periode (tahun)

r = Tingkat Bunga

Kriteria penilaian IRR adalah :

Jika IRR > dari suku bunga yang telah ditetapkan, maka investasi diterima.

Jika IRR < dari suku bunga yang telah ditetapkan, maka investasi ditolak.

4) Profitability Index (PI)

Menurut Martono dan Harjito (2010), metode Profitability Index

merupakan metode yang memiliki hasil keputusan sama dengan metode NPV

maka akan diterima pula jika dihitung menggunakan metode Profitability

Index (PI). Menurut Keown, et.al. (2011), Profitability Index merupakan rasio

nilai sekarang dari arus kas bebas masa depan terhadap pengeluaran awal.

Menurut Suliyanto (2010), metode Profitability Index merupakan

metode yang menghitung perbandingan antara nilai sekarang penerimaan kas

bersih dimasa yang akan datang (proceeds) dengan nilai sekarang investasi

(outlays). Apabila proceeds suatu investasi tidak sama besarnya dari tahun ke

tahun maka, seperti halnya dalam metode NPV untuk menghitung dengan

metode PI, harus menghitung Present Value dari proceeds setiap tahunnya

terlebih dahulu untuk dijumlahkan sehingga diperoleh jumlah Net Present

Value dari keseluruhan proceeds yang diharapkan dari investasi.

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

PI =Present Value of Cash Flow

Initial Investment

Kriteria untuk Profitabilitas Indeks :

Proyek dinilai layak jika PI > atau = 1,00, sebaliknya

dinilai tidak layak jika PI < 1,00.

Keempat metode alat analisis tersebut yakni Payback Period (PP), Net

Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) dan Profitability Index

(PI) digunakan dengan pertimbangan bahwa hanya keempat metode tersebut

yang mendasarkan pada kas, karena informasi kas sangat penting bagi

perusahaan dalam pengambilan suatu keputusan investasi, termasuk investasi

pengadaan peralatan.

BAB III

KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEPTUAL

3.1 Kerangka Berpikir

Berdasarkan kajian pustaka dan teori, terdapat beberapa hal yang

mendasari pemikiran dalam penelitian ini, yaitu:

Gambar 3.1 Kerangka Berpikir Penelitian

Kajian Teoritis:

• Teori Investasi • Teori kelayakan proyek

Kajian Empiris: • Rencana investasi pengadaan

peralatan • Survey-survey dari pihak

internal dan ekternal

Masalah Kelayakan Investasi

Analisis Deskriptif/Kelayakan Invetasi

Tesis

3.2 Kerangka Konseptual

Investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan

harapan untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan dating. Rencana suatu

investasi memerlukan penilaian, melalui suatu studi kelayakan investasi.Analisis

kelayakan investasi merupakan penelitian terhadap rencana investasi pengadaan

peralatan yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak layak investasi tersebut,

tetapi juga pada saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian

keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan. Tujuan dilakukan

studi kelayakan adalah untuk menghindari keterlanjuran investasi yang terlalu

besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan.

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) dalam melakukan investasi

pengadaan peralatan tentu perlu menganalisis tingkat kelayakannya, baik ditinjau

dari aspek pasar, aspek operasional, maupun aspek keuangan. Aspek pasar

merupakan aspek yang sangat perlu diperhatikan dan dikaji oleh investor dalam

memberikan dana nya pada perusahaan agar dapat meningkatkan laba perusahaan.

Aspek operasional merupakan aspek yang perlu diperhatikan oleh pihak internal

perusahaan karena pada aspek operasional menjelaskan kegiatan operasional atau

pergerakan dari forklift. Aspek keuangan merupakan aspek terpenting yang

memperhitungkan berapa jumlah dana yang dibutuhkan untuk membiayai suatu

proyek, dimana pembiayaan diperoleh dari dua sumber, yaitu dari modal sendiri

dan modal asing atau pinjaman.

Capital Budgeting adalah metode yang digunakan untuk mengidentifikasi

dan menganalisis kelayakan suatu proyek atau investasi modal dalam jangka

panjang yang diharapkan akan menghasilkan keuntungan dimasa datang. Analisa

Capital Budgeting merupakan suatu alat bantu bagi perusahaan untuk

pengambilan keputusan dalam menentukan apakah suatu proyek investasi dapat

dikatakan layak untuk dilaksanakan dilihat daru sudut pandang keuangan.

Penilaian profitabilitas suatu investasi dapat digunakan beberapa metode

di antaranya adalah: Payback Period (PP), NPV (Net Present Value), Internal

Rate of Return (IRR), dan Profitability Index (PI). Payback Period merupakan

metode penilaian investasi yang menunjukkan berapa lama investasi dapat

tertutup kembali dari aliran kas bersihnya. NPV adalah selisih antara nilai

sekarang aliran kas masuk bersih dengan nilai sekarang investasi. Internal Rate of

Return merupakan metode untuk menghitung tingkat bunga yang dapat

menyamakan present value dari semua aliran kas masuk dengan aliran kas keluar

dari suatu investasi proyek. Profitability Index merupakan metode yang memiliki

hasil keputusan sama dengan metode NPV maka akan diterima pula jika dihitung

menggunakan metode.

Aspek keuangan yang diteliti dalam penelitian ini meliputi aliran kas awal,

aliran kas operasi, aliran kas akhir dan Cost of Capital. Dimana tehnik yang

dilakukan dalam aspek keuangan yaitu Net Present Value (NPV), Internal Rate of

Return (IRR), Payback Period (PP), dan Profitability Index (PI). Aspek non

keuangan yang perlu diperhatikan dalam penilaian investasi tersebut yaitu dari sisi

pemasaran dan operasional. Aspek keuangan merupakan aspek yang dikaji lebih

mendalam dibandingkan aspek lainnya karena lebih berperan penting bagi

penelitian ini. Oleh karena itu, keempat metode profitabiltias investasi tersebut

yakni Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return

(IRR) dan Profitability Index (PI) perlu dianalisis untuk mengetahui kelayakan

investasi pengadaan peralatan pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang

Terminal Petikemas Makassar.

Setelah hasil analisis secara keseluruhan diketahui maka akan dapat dinilai

apakah rencana investasi dari pengadaan peralatan tersebut dikatakan layak atau

tidak layak, dimana kesimpulan beserta saran diberikan sebagai bahan

pertimbangan bagi perusahaan.

Berdasarkan kajian pustaka dan teori, maka dapat dirumuskan suatu desain

penelitian yang akan dipergunakan sebagai acuan dalam penelitian ini, yaitu

menilai apakah investasi yang akan dilakukan perusahaan dalam pengadaan

peralatan 1 unit Forklift 32 ton tersebut layak atau tidak layak.

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis dan Ruang Lingkup Penelitian

Jenis Penelitian ini adalah penelitian Deskriptif tentang evaluasi rencana

investasi pengadaan peralatan 1 unit Forklift 32 ton di Cabang Terminal

Petikemas Makassar (TPM) PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero).

4.2 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1) Observasi, yaitu metode pengumpulan data dengan cara melihat dan

menggunakan dokumen-dokumen, seperti: laporan-laporan, catatan-

catatan dan formulir-formulir yang terdapat di perusahaan.

2) Metode Wawancara, yaitu metode pengumpulan data dengan cara

melakukan tanya-jawab secara langsung dengan pihak manajemen

perusahaan.

3) Studi dokumenter, yaitu menelaah dan memperoleh informasi melalui

buku-buku, publikasi, laporan, serta dokumen-dokumen perusahaan yang

ada kaitannya dengan penelitian.

4.3 Metode Analisis Data

Analisis data yang dilakukan meliputi analisis pasar, analisis operasional

dan analisis keuangan, seperti yang dijelaskan dibawah ini:

1. Analisis pasar dan pemasaran

a. Permintaan Pasar

Dilakukan analisis mengenai proyeksi jumlah petikemas yang akan

dilayani. Peramalan dapat dilakukan menggunakan metode yang sesuai

yaitu:

Metode trend linier:

Y = a + b X

Keterangan :

’a = nY∑

’b = ∑∑

2

.x

yx

Y’ = Jumlah Permintaan

n = Jumlah data

X = Variabel tahun

b. Peluang pasar

Perhitungan peluang pasar yang dapat diraih, jika pasar yang ada cukup

menjanjikan maka proyek ini dapat dilangsungkan. Perhitungan perihal

peluang pasar dapat dilakukan dengan cara membandingkan jumlah

petikemas dengan ketersediaan forklift di lapangan.

2. Aspek Operasional

Aspek yang perlu diperhatikan oleh pihak internal perusahaan karena pada

aspek operasional menjelaskan kegiatan operasional atau pergerakan dari

forklift.

3. Aspek Keuangan

Analisis aspek keuangan meliputi:

a. Jumlah Investasi

Investasi yang dimaksud adalah biaya yang dikeluarkan oleh PT

Pelabuhan Indonesia IV (Persero) dalam membeli 1 unit Forklift 32

ton dan biaya-biaya lainnya yang diperlukan untuk membeli forklift

tersebut.

b. Proyeksi Laba Rugi

Merupakan proyeksi terhadap pendapatan dan biaya yang akan

dikeluarkan setelah forklift tersebut beroperasi.

c. Proyeksi Arus Kas

Merupakan proyeksi arus kas, yaitu arus kas investasi awal, arus kas

operasional (proceed), arus kas initial (nilai sisa) yang digunakan

sebagai dasar penilaian kelayakan investasi.

d. Penilaian Investasi

Menilai kelayakan investasi yaitu dengan analisis kelayakan investasi

berupa : Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), Internal

Rate of Return (IRR) dan Profitability Index (PI).

e. Analisis sensitivitas

Analisa ini akan memberikan gambaran sejauh mana suatu keputusan

berhadapan dengan perubahan parameter yang mempengaruhi.

Analisis sensitivitas dilakukan dengan mengubah nilai dari suatu

parameter pada suatu saat untuk selanjutnya dilihat bagaimana

pengaruhnya terhadap suatu alternatif investasi. Parameter-parameter

yang biasanya berubah dan perubahannya bisa mempengaruhi

keputusan-keputusan dalam studi ekonomi teknik adalah tarif dan

biaya-biaya manajemen sebagainya. Analisis sensitivitas yang

dilakukan dengan menggunakan skenario:

1) Pendapatan mengalami kenaikan, sedangkan biaya operasional

tetap. Dimana kenaikan pendapatan dapat terjadi karena

Receiving-Delivery barang mengalami kenaikan.

2) Pendapatan tidak mengalami kenaikan, sedangkan biaya

operasional mengalami kenaikan. Dimana penurunan pendapatan

dapat terjadi karena biaya operasional mengalami kenaikan.

3) Pendapatan mengalami penurunan, sedangkan biaya operasional

mengalami kenaikan. Dimana penurunan pendapatan dapat terjadi

karena kurangnya aktivitas receiving-delivery tetapi biaya

operasional mengalami kenaikan.

4.4 Asumsi Yang Digunakan

Adapun asumsi yang akan digunakan oleh penulis yang membatasi

pembahasan penelitian ini antara lain :

1. Investasi awal berasal dari pinjaman.

2. Umur Ekonomis Forklift 10 tahun dengan penyusutan per tahun 10%

dan nilai sisa 10% dari nilai perolehan.

3. Komponen harga 1 unit forklit Rp 5.100.000.000 yaitu harga 1 unit

forklift seharga Rp 5.000.000.000, dan modal kerja Rp 100.000.000.

4. Biaya hutang 12% dan diperhitungkan sebagai discount factor.

5. Pegawai 2 orang dengan Kelas Jabatan (KJ) 12 masing-masing

menerima penghasilan sebesar Rp 2.492..000, Tunjangan Prestasi

sebesar Rp 1.050.000, Olahraga dan Kesenian sebesar Rp 500.000,

Pakaian Dinas sebesar Rp 1.000.000, Pendidikan dan Pelatihan

sebesar Rp 250.000, Tunjangan Regional sebesar Rp. 500.000,

Tunjangan Mobilitas sebesar Rp 450.000, dan Perawatan Kesehatan

Rp 350.000.

6. Kenaikan tarif Forklift diasumsikan 1x dalam 3 tahun dengan

pertambahan sebesar 25%.

7. Biaya pemeliharan pada awal periode sebesar 2% dari nilai investasi

dan diasumsikan kenaikan biaya pemeliharaan setiap tahun sebesar

10%.

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

10.1.1 Sejarah Singkat

Pendirian PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) tidak terlepas dengan

sejarah mengenai kebijakan sistem pengelolaan pelabuhan laut di Indonesia.

Pengelolaan pelabuhan laut sebelum tahun 1983 dilaksanakan oleh 8

(delapan) Badan Usaha berbentuk Perusahaan Negara yaitu PN.

Pelabuhan I – VIII.

Pada tahun 1983 sejalan dengan kebijakan tatanan kepelabuhanan

nasional yaitu pemerintah menetapkan adanya 4 (empat) pintu gerbang

perdagangan luar negeri nasional, maka dilakukan merger 8 Badan Usaha

PN.Pelabuhan menjadi empat Badan Usaha yang berstatus Perusahaan

Umum (Perum), salah satu diantaranya adalah Perum Pelabuhan IV.

Perum Pelabuhan IV merupakan hasil merger PN.Pelabuhan V, VI, VII,

dan VIII, ditambah dengan 6 (enam) pelabuhan yang tidak diusahakan di

Propinsi Irian Jaya, yang pendiriannya didasarkan padaPP No. 17 Tahun

1983 dan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1985. Selanjutnya pada tahun

1992, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 59 tahun 1991 status Badan

Usaha Perum dialihkan menjadi Persero yaitu menjadiPT

PelabuhanIndonesia IV (Persero) yang dikuatkan dengan Anggaran Dasar

Perusahaan yang pengesahannya melalui Akta Notaris Imas Fatimah, SH

No. 7 tanggal 1 Desember 1992.

10.1.2 Visi dan Misi Perusahaan

a) Visi

Menjadi perusahaan jasa kepelabuhanan yang berstandar

internasional yang mandiri, sehat dan menjamin kesinambungan

sistem transportasi nasional.

b) Misi

1) Mengembangkan usaha yang dapat memberikan keuntungan

optimal bagi pemegang saham;

2) Mendorong percepatan pengembangan wilayah PT Pelindo IV

(Persero);

3) Memberikan pelayanan jasa yang berkualitas, tepat waktu

dengan tarif layak;

4) Mengembangkan kompetensi, komitmen dan meningkatkan

kesejahteraan SDM.

10.1.3 Nilai dan Budaya Perusahaan

a) Nilai Perusahaan

1) Profesionalisme

2) Kerjasama tim

3) Kreativitas

4) Kejujuran

5) Integritas

b) Budaya Perusahaan

1) Sejarah

2) Adat Budaya

3) Profesionalisme

4) Lingkungan Hidup

5) Kerjasama

6) Kebersamaan

7) Kejujuran

8) Keterbukaan

9) Disiplin

10) Dedikasi

11) Ikhlas

12) Kreatif

5.1.4. Struktur Organisasi& Wilayah Kerja

Gambar 5.1Struktur Organisasi

Head of Legal BureauBiro Hukum

Head of Stategic BureauBiro CSM

Head of Internal AuditorsSatuan Pengawas

Managing DirectorDirektur

Financial Director

Direktur Keuangan

Human Resources & General Director

Direktur SDM& Umum

Facilities and Equipment Director Direktur Fasilitas dan

Peralatan

Corporate SecretarySekretaris

Head of Logistic Biro Logistik

Project Managemen Unit Satuan

Operational & Commercial Director Direktur Operasi dan

Komersial

Senior Manager Ships Services

Senior Manager Pelayanan Kapal

Senior Manager Business Development and Rates

SMPengembangan Usaha dan Pentarifan

Senior Manager Port Services

Senior Manager Pelayanan Terminal

Senior Manager Management Accounting

Senior Manager Akuntansi Manajemen

Senior Manager Financial Accounting& Asset

Management

Senior Manager Akuntansi Keuangan dan Manajemen

Aset

Senior Manager Treasury and Coorporate Finance

Senior Manager Perbendaharaan dan

Keuangan perusahaan

Senior Manager Development HR

Senior Manager Pengembangan SDM

Senior Manager Organization Planning, HR&

WelfareSenior

Manager Perencanaan Organisasi, SDM& Kesra

Senior Manager General Affairs

Senior Manager Umum

Senior Manager Port Equipment

Senior Manager Perlengkapan

Senior Manager Port Facilities

Senior Manager Fasilitas Pelabuhan

Senior Manager Planning & Engineering

Senior Manager Perencanaan & Rekayasa

Faslatpel

General Managers &Unit Managers

Senior Manager Various Business and Property

Senior Manager Aneka Usaha dan Properti

Senior Manager Environment & Facilities

Senior Manager Lingkungan & Fasilitas

Penunjang

Wilayah Kerja

Gambar 5.2Wilayah kerja PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

5.1.5 Sumber Daya Manusia PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

Pada tahun 2013 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero), kekuatan

Sumber Daya Manusia sebanyak 1.509 orang pegawai. Semua

karyawan bertekad untuk mewujudkan pelayanan kepelabuhanan yang

prima, berkualitas, kompetitif, dan efisien.Tekad ini merupakan upaya

mewujudkan kepuasan pelanggan, pembinaan dan peningkatan kualitas

karyawan melalui pendidikan dan pelatihan secara berjenjang baik

didalam maupun luar negeri terus dilakukan.

5.2 Aspek-aspek dalam studi kelayakan

Untuk mendukung penelitian ini, penulis hanya mengkaji investasi

pengadaan 1 unit forklift 32 ton dari aspek pasar, aspek operasional dan aspek

keuangan.

5.2.1 Analisis Aspek Pasar

Dalam melakukan studi kelayakan investasi ini, data yang digunakan

berasal dari beberapa direktorat dalam lingkup PT Pelindo IV (Persero), sebagai

perusahaan yang bergerak dalam bidang pelabuhan yang memberikan jasa dalam

bentuk kegiatan bongkar muat, receiving-delivery dan kegiatan angsur petikemas

yang menguasai kegiatan kepelabuhanan wilayah timur Indonesia.

Tabel.5.1. Pertumbuhan Jasa Pelayanan PT Pelindo IV (Persero)

NO URAIAN SATUAN 2009 2010 2011 2012 2013 Rata-rata

Pertumbuh-an (%)

1 2 3 4 5

1 20' Full Box 243,052 280,423 281,017 315,015 313,218 1,07

2 20' Empty Box 52,270 77,920 58,398 74,099 74,278 1,13

3 40' Full Box 25,104 27,420 36,477 43,652 46,991 1,17

4 40' Empty Box 12,501 14,685 19,099 26,489 26,587 1,23

Jumlah Box 332,927 400,448 394,991 459,255 461,074 1,09

Teus 370.532 442.553 450.567 529.396 534.651 1.10

Sumber : Data primer diolah, 2014.

Berdasarkan data Tabel 5.1 memberikan gambaran tentang perkembangan

dan pertumbuhan jasa pelayanan Terminal Petikemas Makassar (TPM) yang

mencerminkan secara spesifik bahwa trend pertumbuhannya secara positif, namun

adapula penurunan jasa pelayanan TPM, tetapi secara keseluruhan terjadi trend

kenaikan yang signifikan.

Berdasarkan frekuensi tingkat pelayanan jasa TPM dari tahun 2009 –

2013, terdapat kondisi pada tahun-tahun tertentu seperti pada tahun 2012 memiliki

jumlah permintaan/pelayanan TPM yang cukup besar dan cenderung meningkat

dari tahun ke tahun dalam memenuhi kebutuhan/permintaan pelayanan

jasabongkar muat, receiving-delivery dan kegiatan angsur petikemas.

Kajian terhadap aspek pasar didapat hasil perhitungan bahwa peluang

pasar untuk penggunaan alat forklift 32 ton sangatlah dibutuhkan karena dalam

tabel 5.1 pertumbuhan untuk jasa pelayanan petikemas 40' Full dan 40' Empty dari

tahun ke tahun sangatlah berkembang.

Aspek pasar yang akan dikaji oleh penulis adalah aspek pasar dari sisi

proyeksi trafik dari forklift tersebut. Dengan prediksi aspek pasar diharapkan

dapat memberikan gambaran apakah investasi 1 unit forkllift dapat dikatakan

layak untuk dilaksanakan.

Berdasarkan hasil rata-rata pertumbuhan jasa pelayananan dari tahun

2009-2013, maka proyeksi jasa pelayanan TPM dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel.5.2. Proyeksi Trafik Total Jasa Pelayanan PT Pelindo IV (Persero)

Tahun 2014-2023

NO URAIAN SATUAN 2014 2015 2016 2017 2018

1 2 3 4 5

1 20' Full Box 339.022 356.515 374.007 391.500 408.992

2 20' Empty Box 79.451 83.471 87.490 91.510 95.529

3 40' Full Box 53.930 59.931 65.931 71.932 77.932

4 40' Empty Box 31.865 35.863 39.860 43.858 47.856

Jumlah Box 504.269 535.779 567.289 598.799 630.309

Teus 590.064 631.573 673.081 714.589 756.097

Tabel.5.2. Proyeksi Trafik Total Jasa Pelayanan PT Pelindo IV (Persero)

Tahun 2014-2023 (Lanjutan)

NO URAIAN SATUAN 2019 2020 2021 2022 2023

6 7 8 9 10

1 20' Full Box 426.484 443.977 461.469 478.962 496.454

2 20' Empty Box 99.549 103.568 107.588 111.607 115.627

3 40' Full Box 83.933 89.933 95.934 101.934 107.935

4 40' Empty Box 51.853 55.851 59.848 63.846 67.844

Jumlah Box 661.819 693.329 724.839 756.350 787.860

Teus 797.605 839.114 880.622 922.130 963.638

Sumber : Data primer diolah, 2014.

Data tersebut diperoleh dari:

Trafik 20' Full Tahun 2009-2013Tahun Trafik (Y) X XY X²2009 243.052 (2) (486.104) 4 2010 280.423 (1) (280.423) 1 2011 281.017 - - - 2012 315.015 1 315.015 1 2013 313.218 2 626.436 4

Jumlah 1.432.725 - 174.924 10

Yt = a + b X

Dimana a = ∑ Y / n atau 1.432.725 / 5 =286.545

b =∑ XY/∑X² atau 174.924 / 10 = 17.492

Didapat persamaan linier: Yt = 286.545 + 17.492 X

Dari persamaan perhitungan diatas dapat dicari dengan memasukkan

parameter tahun yaitu:

Tahun 2014 ( 3 ) atau Yt = 286.545 + 17.492 ( 3 )

Tahun 2015 ( 4 ) atau Yt = 286.545 + 17.492 ( 4 )

Trafik 20' Empty Tahun 2009-2013

Tahun Trafik (Y) X XY X²2009 52.270 (2) (104.540) 4 2010 77.920 (1) (77.920) 1 2011 58.398 - - - 2012 74.099 1 74.099 1 2013 74.278 2 148.556 4

Jumlah 336.965 - 40.195 10

Yt = a + b X

Dimana a = ∑ Y / n atau 336.965 / 5 =67.393

b =∑ XY/∑X² atau 40.195 / 10 = 4.019

didapat persamaan linier

Yt = 67.393 + 4.019 X

Dari persamaan perhitungan diatas dapat dicari dengan memasukkan

parameter tahun yaitu:

Tahun 2014 ( 3 ) atau Yt = 67.393 + 4.019 ( 3 )

Tahun 2015 ( 4 ) atau Yt = 67.393 + 4.019 ( 4 )

Trafik 40' Full Tahun 2009-2013

Tahun Trafik (Y) X XY X²2009 25.104 (2) (50.208) 4 2010 27.420 (1) (27.420) 1 2011 36.477 - - - 2012 43.652 1 43.652 1 2013 46.991 2 93.981 4

Jumlah 179.644 - 60.005 10

Yt = a + b X

Dimana a = ∑ Y / n atau 179.644 / 5 =35.929

b =∑ XY/∑X² atau 60.000/ 10 = 6.000

Didapat persamaan linier:Yt = 35.929+ 6.000X

Dari persamaan perhitungan diatas dapat dicari dengan memasukkan

parameter tahun yaitu:

Tahun 2014 ( 3 ) atau Yt = 35.929+ 6.000( 3 )

Tahun 2015 ( 4 ) atau Yt = 35.929+ 6.000 ( 4 )

Trafik 40' Empty Tahun 2009-2013

Tahun Trafik (Y) X XY X²2009 12.501 (2) (25.002) 4 2010 14.685 (1) (14.685) 1 2011 19.099 - - - 2012 26.489 1 26.489 1 2013 26.587 2 53.174 4

Jumlah 99.361 - 39.976 10

Yt = a + b X

Dimana a = ∑ Y / n atau 99.361 / 5 =19.872

b =∑ XY/∑X² atau 39.976 / 10 = 3.998

Didapat persamaan linier: Yt = 19.872 + 3.998 X

Dari persamaan perhitungan diatas dapat dicari dengan memasukkan

parameter tahun yaitu:

Tahun 2014 ( 3 ) atau Yt = 19.872 + 3.998 ( 3 )

Tahun 2015 ( 4 ) atau Yt = 19.872 + 3.998 ( 4 )

Kajian pada Aspek Pasar menjelaskan bahwa investasi 1 unit forklift

dikatakan layak dikarenakan dengan adanya tambahan 1 unit forklift tersebut

mempercepat pelayanan didaerah pelabuhan. Hal tersebut dapat dilihat dari

proyeksi perhitungan yang dilakukan oleh peneliti.

5.2.2 Aspek Operasional/Teknis

Analisis kelayakan investasi suatu bisnis atau produk, analisis terkait

operasional dan tehnis adalah salah satu analisis yang sangat dibutuhkan karena

terkait dengan produktifitas dari investasi yang akan dilakukan dan berujung pada

efisiensi dan efektifitas dari output yang dihasilkan oleh investasi tersebut.

Investasi layak dilakukan secara tehnis jika memenuhi syarat sebagai berikut:

1) Terjadinya kecepatan tingkat pelayanan yang lebih dibandingkan sebelum

investasi dilakukan.

2) Ketersediaan fasilitas secara langsung dan tidak langsung dalam

operasionalitas investasi seperti: ketersediaan SDM yang menjalankan mesin

atau peralatan, infrastruktur yang telah disediakan dalam menjalankan mesin

atau peralatan.

3) Terjadinya peningkatan pendapatan yang dihasilkan dengan penambahan dan

peningkatan hasil/output yang dihasilkan setelah investasi.

Saat ini, PT Pelindo IV (Persero) dalam memberikan pelayanan jasa TPM

menggunakan beberapa alat, diantaranya Reach Stacker, Transtainer, Side Loader

dan Forklift 7 Ton. Dengan keberadaan dari peralatan-peralatan tersebut,

PT Pelindo IV (Persero) telah melakukan pelayanan jasa secara single operator,

dari pelayanan tersebut sering kali terjadi kegiatan pelayanan secara paralel yaitu

kegiatan bongkar muat dan kegiatan receiving-delivery, ditambah adanya kegiatan

angsur petikemas yang terjadi keterlambatan pelayanan dikarenakan harus ada

kegiatan yang diprioritaskan, kondisi ini membutuhkan dukungan tambahan

peralatan lapangan.

Dengan pengadaan Forklift 32 ton, diperkirakan kecepatan pelayanan

bongkar muat oleh TPM PT Pelindo IV (Persero) bisa meningkat, sehingga tak

ada lagi kegiatan yang diprioritaskan untuk dilakukan terlebih dahulu terkait

dengan pelayanan bongkar muat pada TPM. Kecepatan pelayanan tersebut dapat

diprediksikan dengan melakukan perbandingan antara kapasitas Forklift 7 ton dan

Forklift 32 ton, berarti dari sisi bobot dari muatan bongkar minimal empat kali

dari bobot sebelum investasi.

Penambahan petugas operator untuk menjalankan Forklift tersebut

tentunya memberikan dampak kenaikan terhadap biaya tenaga kerja serta biaya

pemeliharaan alat serta biaya penyusutannya, disisi lain dengan adanya kecepatan

pelayanan membuat pendapatan meningkat jauh diatas peningkatan biaya yang

diakibatkan oleh investasi Forklift 32 ton. Dengan operator yang telah

berpengalaman menjalankan forklift 7 ton, membuat kegiatan pelayanan tidak

terhambat oleh ketersediaan operator atau sumber daya manusia.

Investasi seringkali terhambat oleh kurang tersedianya infrastruktur yang

mendukung peralatan/mesin dalam berproduksi sesuai dengan tuntutan dari

dilakukannya suatu investasi.PT Pelindo IV (Persero) dalam menjalankan aktifitas

bongkar muatnya telah memperbaiki dan mengatur sedemikian rupa terhadap

kondusifitas fasilitas pendukung bongkar muat seperti, gudang/penampungan,

lama angsuran muat, tempat khusus peralatan, serta jaminan keselamatan bagi

pekerja.

Aspek operasional/tehnik yang dikaji oleh penulis adalah dari sisi

pergerakan/operasional dari forklift tersebut. Dengan prediksi aspek

operasional/tehnik diharapkan dapat memberikan gambaran apakah investasi 1

unit forkllift dapat dikatakan layak untuk dilaksanakan. Kajian dari Aspek

Operasional menyatakan investasi 1 unit forklift dikatakan layak karena dengan

tambahan peralatan tersebut mempercepat atau mempersingkat waktupelayanan

proses receiving-delivery petikemas dari dermaga ke area lapangan

penumpukanyang disewa oleh penggunga jasa/customer dan juga lebih efektifnya

forklift 32 ton dalam mengangkat beban lebih dari 20 ton dan juga lebih efisien

pergerakan atau manufer dari forklift di area yang lebih sempit. Manajemen

mengambil langkah melakukan investasi 1 unit forklift tersebut 32 ton

dikarenakan karena harga yang lebih murah dibandingkan peralatan sejenisnya

seperti Reachstacker dan Top Loader.

5.2.3 Aspek Keuangan

5.2.3.1 Proyeksi Arus Kas

Dana investasi awal pengadaan Forklift 32 ton sebesar Rp. 5.000.000.000,-

yang dibiayai dengan melakukan pinjaman. Arus kas operasi diperoleh melalui

pengurangan aliran kas masuk dengan kas keluar. Arus kas masuk didapat dengan

cara memproyeksikan jumlah laba atau rugi kemudian ditambah dengan

penyusutan atau amortisasi.

1. Arus Kas Masuk

Arus kas masuk berasal dari proyeksi pendapatan dari tahun 2014 sampai

dengan tahun 2023 sesuai hasil perhitungan pada Tabel 5.3, yang diperoleh

berdasarkan penambahan pendapatan jasa pelabuhan (perkalian dari tarif dan

produksi) dan penyusutan.

2. Arus Kas Keluar

Arus kas keluar berupa biaya-biaya operasional diluar penyusutan, meliputi

biaya listrik, telpon, dan air, biaya perbaikan alat dan pemeliharaan alat, biaya

administrasi dan marketing, biaya gaji karyawan dan biaya lain-lain. Untuk

memproyeksikan biaya operasional tahun 2014 sampai dengan tahun 2023

dipergunakan asumsi-asumsi yang digunakan untuk membatasi permasalahan

dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1). Proyek memiliki umur ekonomis alat selama 10 tahun.

2). Besarnya pajak penghasilan tetap yang terbebankan untuk menghitung

secara riil penghasilan yang diterima sesuai dengan UU Nomor 17 tahun

2000, besarnya tarif pajak yang dikenakan 25% dari Earning Before

Tax.

3). Biaya Pegawai, Biaya Bahan, Biaya Pemeliharaan, Biaya Penyusutan,

Biaya Asuransi,Biaya Adm.Kantor dan Biaya Umum. Dilakukan

proyeksi sesuai dengan rata-rata peningkatan biaya dengan masing-

masing biaya mengalami kenaikan sebesar 2% dan 10% tiap tahunnya.

4). Untuk penyusutan digunakan metode garis lurus.

3. Proyeksi Laba Rugi

1) Variabel Pendapatan

Variabel pendapatan ditentukan oleh tarif receiving/delivery dan angsur

yang dikalikan dengan produksi setiap tahun dari pergerakan forklift.

a) Tarif

Tarif untuk Tahun 2014 merupakan tarif awal yang ditentukan oleh

manajemen dimana untuk setiap 3 tahun berikutnya akan ada

penyesuaian tarif sebanyak 25% dari tahun sebelumnya.

Tabel 5.3 Tarif Pergerakan Forklift PT Pelindo IV (Persero) Tahun 2014 – 2023

1 2 3 4 5A Bongkar Muat

1. 20' Full Rp. - - - - - 2. 40' Full Rp. - - - -

B Receiving/ Delivery1. 20' Full Rp. 92.000 92.000 92.000 115.000 115.000 2. 40' Full Rp. 138.000 138.000 138.000 172.500 172.500

C Angsur1. 20' Full Rp. 92.000 92.000 92.000 115.000 115.000 2. 40' Full Rp. 138.000 138.000 138.000 172.500 172.500

2017 2018NO URAIAN SATUAN

2014 2015 2016

Tabel 5.3 Tarif Pergerakan Forklift PT Pelindo IV (Persero) Tahun 2014 – 2023 (Lanjutan)

6 7 8 9 10A Bongkar Muat

1. 20' Full Rp. - - - - - 2. 40' Full Rp. - - - - -

B Receiving/ Delivery1. 20' Full Rp. 115.000 143.750 143.750 143.750 179.688 2. 40' Full Rp. 172.500 215.625 215.625 215.625 269.531

C Angsur1. 20' Full Rp. 115.000 143.750 143.750 143.750 179.688 2. 40' Full Rp. 172.500 215.625 215.625 215.625 269.531

NO URAIAN SATUAN2019 2020 2021 2022 2023

2) Produksi

Produksi untuk Tahun 2014 merupakan hasil perkalian dari trafik

yang dikalikan dengan asumsi proyeksi pasar sebesar 3%.

Tabel 5.4 Produksi Pergerakan Forklift PT Pelindo IV (Persero) Tahun 2014 – 2023

1 2 3 4 5A Bongkar Muat

1. 20' Full Box - - - - - 2. 40' Full Box - - - - -

B Receiving/ Delivery1. 20' Full Box 10.171 10.695 11.220 11.745 12.270 2. 40' Full Box 1.618 1.798 1.978 2.158 2.338

C Angsur1. 20' Full Box 1.589 1.669 1.750 1.830 1.911 2. 40' Full Box 637 717 797 877 957

2017 2018NO URAIAN SATUAN

2014 2015 2016

Tabel 5.4 Produksi Pergerakan Forklift PT Pelindo IV (Persero) Tahun 2014 – 2023 (Lanjutan)

6 7 8 9 10A Bongkar Muat

1. 20' Full Box - - - - - 2. 40' Full Box - - - - -

B Receiving/ Delivery1. 20' Full Box 12.795 13.319 13.844 14.369 14.894 2. 40' Full Box 2.518 2.698 2.878 3.058 3.238

C Angsur1. 20' Full Box 1.991 2.071 2.152 2.232 2.313 2. 40' Full Box 1.037 1.117 1.197 1.277 1.357

20232019 2020 2021 2022NO URAIAN SATUAN

2) Variabel Biaya

Variabel biaya yang akan dibiayakan oleh perusahaan yaitu:

a) Biaya Pegawai: Gaji pegawai, Tunjangan prestasi, Tunjangan cuti,

Tunjangan regional, dan Bonus.

b) Biaya Bahan: Bahan bakar, Bahan pelumas, Bahan makanan,

Perlengkapan, Insentif operasional.

c) Biaya Pemeliharaan: Nilai perolehan alat dan kenaikan prosentase

pemeliharaan alat pertahun.

d) Biaya Penyusutan.

e) Biaya Asuransi: Asuransi alat, Hari tua, Asuransi kematian,

Asuransi Multiguna.

f) Biaya Administasi Kantor: Cetak dan Fotocopy dan lainnya.

g) Biaya Umum: Biaya olahraga, Pakaian dinas kerja, Biaya

pendidikan dan latihan, Bantuan sosial/THR, Iuran dana pensiun,

Biaya perawatan kesehatan, Biaya mobilitas, dan lainnya.

Proyeksi laba rugi dan cash flow untuk PT Pelabuhan Indonesia IV

(Persero) tercantum pada Tabel 5.5, menunjukan kecenderungan laba yang

semakin meningkat.

Tabel 5.5 Proyeksi Laba Rugi dan Cash Flow PT Pelindo IV (Persero) Tahun 2014 – 2023

2014 2015 2016 2017 20181 2 3 4 5

A PENDAPATAN1. Pendapatan Kotor Rupiah 1.393.109.217 1.484.659.256 1.576.209.295 2.084.699.167 2.199.136.716 2. Reduksi Rupiah - - - - - 3. Pendapatan Bersih Rupiah 1.393.109.217 1.484.659.256 1.576.209.295 2.084.699.167 2.199.136.716

B BIAYA - BIAYA1. Biaya Pegawai Rupiah 182.016.000 200.217.600 220.239.360 242.263.296 266.489.626 2. Biaya Bahan Rupiah 519.108.201 559.186.614 601.006.633 644.656.500 690.230.755 3. Biaya Pemeliharaan Rupiah 100.000.000 110.000.000 121.000.000 133.100.000 146.410.000 4. Biaya Penyusutan Rupiah 490.000.000 490.000.000 490.000.000 490.000.000 490.000.000 5. Biaya Asuransi Rupiah 41.200.000 42.120.000 43.068.000 44.045.520 45.054.206 6. Biaya Sewa Rupiah - - - - - 7. Biaya Administrasi Kantor Rupiah 32.000.000 35.200.000 38.720.000 42.592.000 46.851.200 8. Biaya Umum Rupiah 43.268.000 47.594.800 52.354.280 57.589.708 63.348.679

Jumlah Biaya : Rupiah 1.407.592.201 1.484.319.014 1.566.388.273 1.654.247.024 1.748.384.466 C EBIT ( Earning Before Interest & Tax) Rupiah (14.482.985) 340.241 9.821.022 430.452.143 450.752.250 D Bunga Pinjaman Rupiah 600.000.000 480.000.000 360.000.000 240.000.000 120.000.000 E EBT ( Earning Before Tax ) Rupiah (614.482.985) (479.659.759) (350.178.978) 190.452.143 330.752.250 F Pajak 25% Rupiah - - - 47.613.036 82.688.063 G EAT ( Earning After Tax ) Rupiah (614.482.985) (479.659.759) (350.178.978) 142.839.107 248.064.188 H Cash Flow ( EAT + Penyusutan + Bunga (1-Pajak) Rupiah 325.517.015 370.340.241 409.821.022 812.839.107 828.064.188

No Uraian Satuan

Tabel 5.5 Proyeksi Laba Rugi dan Cash Flow PT Pelindo IV (Persero) Tahun 2014 – 2023 (lanjutan)

2019 2020 2021 2022 20236 7 8 9 10

A PENDAPATAN1. Pendapatan Kotor Rupiah 2.313.574.265 3.035.014.768 3.178.061.704 3.321.108.640 4.330.194.470 2. Reduksi Rupiah - - - - - 3. Pendapatan Bersih Rupiah 2.313.574.265 3.035.014.768 3.178.061.704 3.321.108.640 4.330.194.470

B BIAYA - BIAYA1. Biaya Pegawai Rupiah 293.138.588 322.452.447 354.697.692 390.167.461 429.184.207 2. Biaya Bahan Rupiah 737.830.793 787.565.483 839.551.845 893.915.793 950.792.953 3. Biaya Pemeliharaan Rupiah 161.051.000 177.156.100 194.871.710 214.358.881 235.794.769 4. Biaya Penyusutan Rupiah 490.000.000 490.000.000 490.000.000 490.000.000 490.000.000 5. Biaya Asuransi Rupiah 46.095.844 47.172.370 48.285.887 49.438.682 50.633.240 6. Biaya Sewa Rupiah - - - - - 7. Biaya Administrasi Kantor Rupiah 51.536.320 56.689.952 62.358.947 68.594.842 75.454.326 8. Biaya Umum Rupiah 69.683.547 76.651.901 84.317.091 92.748.801 102.023.681

Jumlah Biaya : Rupiah 1.849.336.092 1.957.688.253 2.074.083.172 2.199.224.459 2.333.883.176 C EBIT ( Earning Before Interest & Tax) Rupiah 464.238.173 1.077.326.514 1.103.978.532 1.121.884.181 1.996.311.294 D Bunga Pinjaman Rupiah - - - - - E EBT ( Earning Before Tax ) Rupiah 464.238.173 1.077.326.514 1.103.978.532 1.121.884.181 1.996.311.294 F Pajak 25% Rupiah 116.059.543 269.331.629 275.994.633 280.471.045 499.077.824 G EAT ( Earning After Tax ) Rupiah 348.178.630 807.994.886 827.983.899 841.413.135 1.497.233.471 H Cash Flow ( EAT + Penyusutan + Bunga (1-Pajak) Rupiah 838.178.630 1.297.994.886 1.317.983.899 1.331.413.135 1.987.233.471 I Modal Kerja Rupiah 100.000.000 J Nilai Sisa Rupiah 100.000.000

No Uraian Satuan

Sumber : Data Primer diolah 2014.

5.2.3.2 Analisis Kelayakan Investasi

1. Analisis Payback Period (PP)

Hasil perhitungan waktu yang diperlukan untuk mengembalikan jumlah dana

investasi Forklift 32 Ton, sesuai tabel di bawah ini :

Tabel 5.6 Perhitungan Payback Period (PP) Investasi Forklift 32 Ton dengan Disc.Fact 12%

(5.100.000.000) 0 01 2014 325.517.015 0,893 290.640.192 (4.774.482.985) 1 02 2015 370.340.241 0,797 295.232.973 (4.404.142.744) 1 03 2016 409.821.022 0,712 291.702.509 (3.994.321.722) 1 04 2017 812.839.107 0,636 516.573.948 (3.181.482.614) 1 05 2018 828.064.188 0,567 469.865.858 (2.353.418.427) 1 06 2019 838.178.630 0,507 424.647.379 (1.515.239.797) 1 07 2020 1.297.994.886 0,452 587.146.968 (217.244.911) 1 08 2021 1.317.983.899 0,404 532.311.591 1.100.738.987 0 29 2022 1.331.413.135 0,361 480.120.924 2.432.152.123 0 0

10 2023 2.187.233.471 0,322 704.230.640 4.619.385.594 0 04.592.472.982 7 25.100.000.000 (507.527.018)

1. Payback Period 7 tahun 2 bulan

∑ Present ValueInvestasi Awal

Net Present Value

Pay Back Periode Formula Pay Back Periode

Tahun ke-n

Tahun Proyeksi

Cash Flow Discount Factor

Present Value

Sumber : Data Primer diolah 2014.

Perhitungan jangka waktu pengembalian modal dalam investasi Forklift 32 Ton,

adalah:

Payback Period

= 7 +Rp 5.100.000.000 − Rp 4.882.755.088,69

Rp 6.200.738.987,42 − Rp 4.882.755.088,69𝑥 12 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛

= 7,16 (7 Tahun 2 bulan)

Payback period digunakan dalam penelitian ini karena mudah untuk

menerapkan dan mudah dipahami. Payback period dianggap sebagai metode

analisis dengan keterbatasan dan kualifikasi untuk penggunaannya, karena tidak

memperhitungkan nilai waktu uang, risiko, pembiayaan atau pertimbangan

penting lainnya, seperti biaya kesempatan. Oleh karena itu, hasil perhitungan

payback period akan terjadi pengembalian investasi dalam jangka waktu 7 tahun 2

bulan. Asumsi yang digunakan cash inflow tahun pertama sebesar Rp325.517.015.

Pada tahun kedelapan sudah terjadi surplus sebesar Rp 1.100.738.987 setelah

dikurangi dengan sisa kewajiban dalam memperoleh nilai payback period.

2. Analisis Net Present Value (NPV)

Metode NPV ini digunakan untuk mencari selisih antara nilai saat ini (nilai

pada saat proyek) seluruh net cash flow tahunan yang akan diterima investor

selama umur ekonomis proyek gedung konvensi dan nilai (anggaran) investasi

proyek. Dengan proceeds investasi ini tidak sama besarnya dari tahun ke tahun,

maka perhitungan NPV-nya menjadi:

Tabel 5.7 Perhitungan Net Present Value (NPV) Investasi Forklift 32 Ton dengan Disc.Fact 12%

(5.100.000.000) 1 2014 325.517.015 0,893 290.640.192 2 2015 370.340.241 0,797 295.232.973 3 2016 409.821.022 0,712 291.702.509 4 2017 812.839.107 0,636 516.573.948 5 2018 828.064.188 0,567 469.865.858 6 2019 838.178.630 0,507 424.647.379 7 2020 1.297.994.886 0,452 587.146.968 8 2021 1.317.983.899 0,404 532.311.591 9 2022 1.331.413.135 0,361 480.120.924 10 2023 2.187.233.471 0,322 704.230.640

4.592.472.982 5.100.000.000 (507.527.018)

Tahun ke-n

Tahun Proyeksi

Cash Flow Discount Factor (12%)

Present Value

∑ Present ValueInvestasi Awal

Net Present Value

Sumber : Data primer dioah 2014.

Nilai waktu uang dengan discount rate sebesar 12% pada tahun pertama

sebesar Rp 290.640.192, tahun kedua sebesar Rp 295.232.972 hingga pada tahun

kesepuluh total pengembalian investasi sebesar Rp 704.230.640. Dengan Nilai

Total Present Value sebesar Rp4.592.472.982 dikurangi investasi awal sebesar Rp

5.100.000.000 maka Net Present Value dari investasi Forklift 32 Ton sebesar

(Rp 507.527.018). Dalam perhitungan Forklift 32 TonPTPelindo IV (Persero)

dengan memperhatikan nilai waktu uang 10 tahun,discount factor 12% pertahun,

arus kas serta sisa proyek, maka proyek Forklift 32 Ton tidak layak untuk

dilaksanakan karena pada akhir masa investasi yang direncanakan tidak dapat

menutupi nilai investasi awal.

3. Analisis Internal Rate of Return (IRR)

Metode ini digunakan untuk menghitung tingkat bunga yang menyamakan

nilai sekarang investasi Forklift 32 Ton dengan nilai sekarang penerimaan-

penerimaan kas bersih di masa-masa mendatang. Adapun hasil perhitungan nilai

IRR dapat dilihat dari tabel 5.8 sebagai berikut :

Tabel 5.8 Perhitungan Internal Rate of Return (IRR) Investasi Forklift 32 Ton dengan Disc.Fact 12%

(5.100.000.000) 2014 325.517.015 0,893 290.640.192 0,917 298.639.463 325.517.015 2015 370.340.241 0,797 295.232.973 0,842 311.707.972 370.340.241 2016 409.821.022 0,712 291.702.509 0,772 316.457.023 409.821.022 2017 812.839.107 0,636 516.573.948 0,708 575.835.716 812.839.107 2018 828.064.188 0,567 469.865.858 0,650 538.184.905 828.064.188 2019 838.178.630 0,507 424.647.379 0,596 499.778.531 838.178.630 2020 1.297.994.886 0,452 587.146.968 0,547 710.047.652 1.297.994.886 2021 1.317.983.899 0,404 532.311.591 0,502 661.451.676 1.317.983.899 2022 1.331.413.135 0,361 480.120.924 0,460 613.019.594 1.331.413.135 2023 2.187.233.471 0,322 704.230.640 0,422 923.911.055 2.187.233.471

4.592.472.982 5.449.033.587 5.100.000.000 5.100.000.000 (507.527.018) 349.033.587

1. Internal Rate of Return ( IRR ) 10%

∑ Present ValueInvestasi Awal

Net Present Value

IRRDiscount Factor (9%)

Present ValueTahun Proyeksi

Cash Flow Discount Factor (12%)

Present Value

Sumber : Data primer diolah 2014.

Dari hasil perhitungan terlihat bahwa investasi Forklift 32 Ton

memberikan tingkat IRR sebesar 10% yang menjelaskan bahwa investasi Forklift

32 Ton memiliki IRR dibawah dari tingkat suku bunga yang ditetapkan yaitu

12%. Karena usulan investasi memiliki nilai IRR lebih kecil dari suku bunga yang

ditetapkan sebesar 12%, maka usulan untuk investasi tidak dapat diterima.

4. Analisis Profitability Index (PI)

Metode ini digunakan untuk mengukur profitabilitas rencana investasi

proyek dengan jalan membandingkan jumlah seluruh PV net cash flows dan

salvage value dengan nilai investasi proyek investasi Forklift 32 Ton, sehingga

didapatkan :

000.000.100.5.982.472.592.4.

...

RpRp

InvestasiTotalUangNilaiTotalPI ==

= 0,90.

Karena usulan investasi memiliki nilai PI lebih kecil daripada 1, maka

usulan untuk investasi tidak dapat diterima. Hasil perhitungan tersebut di atas

dengan nilai PI sebesar 0,89 yang menjelaskan bahwa kemampuan investasi

pengadaan Forklift 32 Ton tidak mampu mengembalikan investasi awal

sebesarRp 5.100.000.000,- selama 10 tahun sebagaimana nilai ekonomis Forklift

32 Ton tersebut.

(507.527.018) IRR = 12% + x ( 9% - 12% ) (4.592.472.982 - 5.449.033.587)

IRR = 10%

5. Analisis Sensitivitas

Bertujuan untuk mencari variabel yang paling sensitif diantara variabel

perubahan pendapatan dan variabel biaya operasional terhadap penilaian

kelayakan investasi dalam rencana penambahan Forklift 32 Ton untuk jasa

bongkar muat PT Pelindo IV (Persero), maka perlu dilakukan perhitungan analisis

sensitivitas.

Dengan penetapan kondisi dalam 3 (tiga) kategori, yaitu optimis, moderat,

dan pesimis. Penilaian analisis sensitivitas secara kuantitatif dilakukan dengan

memberikan batasan terhadap masing-masing kondisi kategori. Kategori tersebut

adalah :

1. Optimis : Pendapatan naik 5%dan Biaya tetap.

2. Moderat : Pendapatantetap dan Biaya naik 5%.

3. Pesimis : Pendapatan turun 5% dan Biaya naik 5%.

Untuk lebih komprehensif dalam membandingakan ketiga kondisi

sensitifitas dari pendapatan dan biaya terhadap tingkat pengembailan investasi,

berikut ini kami tampilkan tabel secara keseluruhan kondisi dan tingkat

pengembaliannya:

Tabel 5.9 Perhitungan Analisis Sensitivitas

No Uraian Perhitungan

Awal

Sensitivitas

Pend. Naik 5%;

Pend. Tetap; Pend. Turun (-5%);

Biaya Tetap Biaya Naik 5% Biaya Naik (+5%)

1 Initial Investment

5.100.000.000 5.100.000.000 5.100.000.000 5.100.000.000

2 Jk.Waktu Perhitungan

10 Tahun 10 Tahun 10 Tahun 10 Tahun

3 Discount Factor

12% 12% 12% 12%

4 Net Present Value

(507.528.018)

7.181.383 (781.148.900) (1.295.857.301)

5 Internal Rate Return

10% 12,03% 9,12% 7,12%

6 Profitabilty Index

0,90 1 0,85 0,72

7 Payback Period

7 THN 2 BLN 6 THN 9 BLN 7 THN 5 BLN 8 THN

Tabel 5.10 Tabel Keputusan Investasi

Metode Skenario Hasil Keputusan Perhitungan Investasi I Rp 7.181.383 Layak

Net Present Value II (Rp781.148.900) Tidak Layak III (Rp 1.295.857.301) Tidak Layak I 12,03% Layak

Internal Rate of Return II 9,12% Tidak Layak III 7,12% Tidak Layak I 6,9 tahun Layak

Payback Period II 7,5 tahun Layak III 8 tahun Layak I 1 Layak

Profitability Index II 0,85 Tidak Layak III 0,72 Tidak Layak

Dari ketiga skenario seperti ditunjukkan pada Tabel 5.10, dimana hasil

pengambilan keputusan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Bila pendapatan dinaikkan sebesar 5% dan biaya tetap (alternatif I), NPV

mengalami peningkatan sebesar Rp 7.181.383, dengan IRR 12,03% lebih

besar dari discount factor sebesar 12% (layak), Payback Period 6 tahun 9

bulan sedangkan Profitability Index sebesar 1 (layak). Secara keseluruhan

investasi tersebut dikatakan layak karena dengan menggunakan ke 4 (empat)

alat analisis tersebut memenuhi standar dari kelayakan.

b. Bila pendapatan tetap sedangkanbiayanaiksebesar 5% (Alternatif II), NPV

tetap mengalami kerugian sebesar Rp781.148.900, dengan IRR 9,12% lebih

kecil dari discount factor sebesar 12% (tidak layak), Payback Period 7 tahun

5 bulan sedangkan Profitability Index 0,85 (tidak layak). Secara keseluruhan

investasi tersebut dapat dikatakan tidak layak karena dengan menggunakan ke

4 (empat) alat analisis tersebut, nilai yang diperoleh NPV, IRR dan PI tidak

memenuhi standar dari kelayakan.

c. Bila pendapatan turun 5% sedangkan biaya naik sebesar 5% (Alternatif III),

NPV tetap mengalami kerugian sebesar Rp1.295.857.301, dengan IRR 7,12%

lebih kecil dari discount factor sebesar 12% (tidak layak), Payback Period 8

tahun sedangkan Profitability Index 0,72 (tidak layak). Secara keseluruhan

investasi tersebut dapat dikatakan tidak layak karena dengan menggunakan ke

4 (empat) alat analisis tersebut, nilai yang diperoleh NPV, IRR dan PI tidak

memenuhi standar dari kelayakan.

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Simpulan yang dapat diambil dari studi kelayakan investasi Forklift 32 Ton di

Terminal Petikemas Makassar (TPM) PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

adalah:

1) Dari aspek pasar atau pemasaran, penambahan Forklift 32 Ton sangat

dibutuhkan dan potensial untuk meningkatkan pelayanan bongkar muat

karena meningkatnya jumlah box bongkar muat pada pelayanan Terminal

Petikemas Makassar (TPM) setiap tahunnya. Di lihat dari segi permintaan

pasar, terdapat potensi pangsa pasar penggunaan jasa bongkar muat yang

positif yang disebabkan bahwa TPM sebagai pintu gerbang dari pertukaran

barang dan jasa angkutan laut untuk wilayah timur Indonesia.

2) Dari aspek operasional, penambahan Forklift 32 Ton sangat dibutuhkan karena

dengan adanya tambahan peralatan tersebut dapat mempersingkat dan

mempercepat waktu pelayanan receiving-delivery petikemas. Penambahan

peralatan tersebut sangatlah efektif dan efisien karena peralatan tersebut dapat

mengangkat beban lebih besar dari 20 ton dan lebih baik manufer/pergerakan

nya di dalam area yang lebih sempiit dibandingkan peralatan sejenisnya.

3) Dari aspek keuangan dapat disimpulkan sebagai berikut :

3.1. Payback Period investasi Forklift 32 ton selama 7 tahun 2 bulan,

dikatakan menguntungkan dan layak karena payback period nya lebih

pendek dan lebih cepat proses pengembalian investasinya dibandingkan

dengan masa ekonomis proyek investasi.

3.2. Net Present Value negatif yang lebih kecil daripada nol yaitu sebesar

(Rp 507.527.018) menunjukkan bahwa investasi peralatan Forklift 32

Ton tersebut tidak layak untuk dilaksanakan.

3.3. Internal Rate of Return sebesar 10% lebih kecil daripada biaya modal

yang dipandang layak oleh pemilik modal sebesar 12%. Hal ini

menunjukkan bahwa rencana investasi tersebut dinilai tidak

menguntungkan dan investasi tersebut tidak layak untuk dilaksanakan.

3.4. Profitability Index sebesar 0,90 lebih kecil daripada 1, menunjukkan

bahwa usulan investasi peralatan Forklift 32 Ton tersebut tidak dapat

diterima.

3.5. Hasil analisis sensitivitas, menunjukkan bahwa hasil skenario yaitu

optimis, moderat dan pesimis menunjukkan bahwa hanya hanya dalam

skenario optimis yang menjelaskan investasi forklift 32 ton dikatakan

layak untuk dilaksanakan sedangkan untuk skenario moderat dan pesimis

bahwa hanya payback period yang menunujukkan bahwa investasi layak

untuk dilaksanakan.

6.2 Saran

Ditinjau dari berbagai aspek studi kelayakan yang diteliti, bahwa dalam kajian

aspek keuangan untuk rencana investasi Forklift 32 Ton tersebut tidak layak untuk

dilanjutkan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas

Makassar (TPM). Saran yang dapat diberikan adalah perlunya analisa yang lebih

mengedepankan kajian kelayakan investasi yang lebih lengkap dan detail agar

dalam melakukan investasi tidak terjadi permasalahan kedepannya setelah suatu

investasi sudah dilakukan. Investasi dikatakan tidak layak dalam proses

pengkajian tetapi manajemen tetap melakukan investasi tersebut, maka

manajemen dapat menjelaskan kepada stake-holder bahwa dilakukannya investasi

tersebut untuk meningkatkan pelayanan jasa PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

kepada pengguna jasa. Sehingga dengan adanya percepatan pelayanan yang

didapatkan oleh para pengguna jasa semakin mengokohkan fungsi dan peran

Terminal Petikemas Makassar (TPM) PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

sebagai pintu gerbang pertukaran barang dan jasa untuk wilayah timur Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Afandi, 2009. Analisis Studi Kelayakan Investasi Pengembangan Usaha Distribusi PT. Aneka Andalan Karya. Jurnal Ekonomi. Vol. 1. No. 2:11-13.

Alexandri, Moh. Benny, 2008. Manajemen Keuangan Bisnis. Alfabeta, Bandung. Giatman, M., 2006. Ekonomi Teknik. Raja Gravindo Persada, Jakarta. Halim, A. 2005.Analisis Investasi.SalembaEmpat: Jakarta. Haming, M dan Basalamah, S. 2003.Studi Kelayakan Investasi Proyek dan Bisnis.

PPM, Jakarta. Husnan, S dan Suwarsono, M. 2000. Studi Kelayakan Proyek. Edisi ke-4.

Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan. Husnan, Suad, 2004.Pembelanjaan Perusahaan, Cetakan Pertama, Edisi Pertama,

Liberty, Yogyakarta. , 2006. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan

Jangka Panjang), Edisi Keempat, Cetakan Pertama, Yayasan Badan Penerbit, Yogyakarta.

JR, 2011. Manajemen Keuangan: Prinsip dan Penerapan. Edisi Kesepuluh. Jilid

Pertama. PT. Indeks. Kamaruddin, A.,2004. Dasar-dasar Manajemen Investasi dan Portofolio. PT

Rineka Cipta. Edisi Revisi Jakarta: Kasmir, 2003. Manajemen Perbankan, Jakarta: PT.Raja Gravindo Persada. KasmirdanJakfar. 2007. StudiKelayakanBisnis. Edisi 2.Kencana: Jakarta Kasmir dan Jakfar, 2010. Studi Kelayakan Bisnis, Edisi Kedua, Penerbit: Kencana Prenada Media Goup, Jakarta. Keown, Arthur J & John D. Martin& J. William Petty& David F. Scott. Kotler, Philp.,Terjemahan A.B. Susanto, 2000, Manajemen Pemasaran di

Indonesia, Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian, Salemba Empat. Jakarta.

Lukman, S., 2005. Manajemen Keuangan Perusahaan, Edisi Baru, Cetakan Keempat, Grafindo Persada. Jakarta.

Martono dan Harjito, D. Agus, 2005. Manajemen Keuangan, Penerbit Ekonisia,

Yogyakarta. _____, 2010.Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, Penerbit: Ekonisia,

Yogyakarta. Muslich, M, 2008, Manajemen Keuangan Modern (Analisis, Perencanaan, dan

Kebijaksanaan), Bumi Aksara, Jakarta. Mukti. 2009.

AnalisisKelayakanInvestasiPabrikKelapaSawitStudiKasusKabupaten Aceh Utara, Naggroe Aceh Darussalam. InstitutPertanian Bogor: Bogor. SkripsiManajemenAgribisnis. Vol. 1 No. 2:24-26.

Peterson, PP &Fabozzi, FJ,. 2002. Capital Budgeting: Theory and Practice. John

Wiley & Sons inc. Rahayu. SW., 2012. Studi Kelayakan Usaha Penganggaran Modal pada

Pembukaan Cabang Baru Dealer Chanel Multi Wijoyo Motor, Skripsi, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma.

Riyanto, Bambang, 2009. Pembelanjaan Perusahaan, Edisi 4, Penerbit BPFE,

Yogyakarta. Sawir, Agnes, 2005. AnalisisKinerjaKeuangandanPerencanaanKeuangan

Perusahaan, GramediaPustakaUtama, Jakarta. Sjahrial, D., 2008. Manajemen Keuangan. Edisi Kedua. Mitra Wacana Media.

Jakarta. _______, 2010.Manajemen Keuangan. Edisi Keempat. Mitra Wacana Media.

Jakarta. Subagyo, A. 2008.StudiKelayakanTeoridan Aplikasi.PT Elex Media Komputindo:

Jakarta. Sumastuti, AM., 2006. Keunggulan NPV sebagai Alat Analisis Uji Kelayakan

Investasi dan Penerapannya. Sucipto,2006,Pada Skripsi Dede Moch. Fathurrohman. Analisis Kelayakan

Investasi untuk Rencana Perluasan Jaringan pada PT.Telkom (Persero) Cabang Malang.

Suliyanto, 2010. Studi Kelayakan Bisnis. Andi Offset. Yogyakarta. Umar, H. 2005. StudiKelayakanBisnis. PT. GramediaPustakaUtama: Jakarta. Warsono, 2003, ManajemenKeuangan Perusahaan, Bayumedia, Malang. Weston, J. Fred dan E. Capeland, 2002.Managerial Finansial. Dharma Aksara,

Jakarta. Widiyanthi, F., 2007.Analisis Kelayakan Investasi Penambahan Mesin Vacuum

Frying Untuk Usaha Kecil Pengolahan Kacang Studi Kasus Di PD. Barokah Cikuing Majalengka Jawa Barat. Institut Pertanian Bogor: Bogor. Skripsi Manajemen Agribisnis. Vol. 2. No.3:24-27.