studi-kasus-untuk-kelompok-15-18

Upload: nitya-nurul-fadilah

Post on 10-Jan-2016

225 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

qwaeadsfz

TRANSCRIPT

STUDI KASUS UNTUK KELOMPOK 15, 16, 17 dan 18

15. Alergi obatKasus IJB, seorang pria 44 tahun masuk rumah sakit untuk terapi selulitis. Ia menyatakan bahwa ia tidak punya riwayat alergi. JB mendapatkan nafcilin i.v. untuk terapi infeksinya. Selama infus pertama, ia merasakan bahwa telinganya gatal. Beberapa saat kemudian JB nampak gugup dan kesulitan bernafas. Pertanyaan : Reaksi alergi tipe apa yang dialami JB? Langkah pertama apa yang sebaiknya dilakukan?Kasus IICS, seorang wanita 55 tahun, masuk rumah sakit karena infeksi intraabdomen. Selama wawancara pasien menyatakan bahwa ia alergi terhadap aspirin, codein, obat-obat goongan sulfa, penicillin, levofloxacin, dan vancomycin. Reaksi alerginya dijelaskan sebagai berikut:Aspirin: Mudah memar.Codeine: Gangguan perut dan gatal setelah minum 1 dosisSulfa drugs: Ruam ringan terjadi 2 jam setelah minum trimethoprim-sulfamethoxazole (forte) untuk infeksi saluran urinPenicillin: Ruam, gatal, nafas pendek.Levofloxacin: Gangguan perutVancomycin: Sensati terbakar bila diberikan via infus

Pertanyaan: Berdasarkan deskripsi CS, ia mengalami reaksi alergi ataupseudoalergi? Obat mana yang sebaiknya dihindari oleh CS berdasarkan riwayat alerginya?

16. PsoriasisSeorang pasien pria Caucasian 25 tahun datang dengan keluhan adanya lesi yang gatal pada kulit kepala, dada, punggung, siku dan lutut. Dia mengatakan lesi ini dimulai sekitar sebulan lalu, dan cenerung menyebar. Setelah pemeriksaan, lesi tampak berbatas jelas, warna merah-ungu, mudah dibedakan dari kulit normal, timbul dan bersisik. Jika digaruk akan terjadi perdarahan.

Riwaya kesehatan : Ayah dan satu saudaranya mengalami psoriasis, saudara perempuannya mengalami dermatitis atopik.Riwayat sosial : Ia bekerja di sebuah percetakan dimana ia sering dihadapkan pada deadline; ia peminum bir, tidak merokok, seorang single father dari anak laki-laki 6 tahun. Pengujian fisik: Ia nampak cemas dan terganggu dengan lesinya.Tanda vital: Tekanan darah 125/70 mmHg, detak jantung 72, laju pernafasan 16/menit, suhu 37C .Kardiovaskular : Laju dan ritme normal. Abdomen normal. Ekstremitas normal, tidak ada nyeri sendi.Kulit : Banyak lesi di kulit kepala, dada, punggung, siku dan lutut.Pasien didiagnosis mengalami psoriasis ringan hingga sedang.

Pertanyaan :a. Apakah tanda-tanda yang menunjukkan psoriasis?b. Apa faktor resiko psoriasis pasien ini?c. Tentukan tujuan terapi untuk pasien!d. Terapi non-farmakologi apa yang anda sarankan untuk pasien?e. Terapi farmakologi apa yang sesuai untuk terapi awal pasien ini?

17. ObesitasSeorang wanita 35 tahun dengan riwayat hipertensi datang ke klinik dengan keluhan badan lemah. Ia tidak pernah diet, karena selalu gagal sebelumnya. Ia sering makan di luar rumah, tidak sempat berolah raga, merokok pak per hari, minum kopi rendah kalori dan alkohol. BMI nya 32 kg/m2, lingkar pinggang 97 cm.Riwayat kesehatan : hipertensi selama 3 tahun, terkontrol. Menderita depresi.Riwayat keluarga : Ayah masih hidup, 58 tahun. Ibu masih hidup dengan riwaat besitas dan depresi. Riwayat sosial : Ia perawat. Ia merokok pak per hari, minum kopi rendah kalori dan alkohol.Obat yang dikonsumsi saat ini :Irbesartan 150 mg once dailyHydrochlorothiazide 25 mg once dailyFluoxetine 20 mg once dailyPemeriksaan fisik : Tanda vital: Tekanan darah 120/82, heart rate 82, respiratory rate 16, suhu 37C BB: 109 kg, TB : 163 cm, lingkar pinggang : 97 cm Kardiovaskular normal, abdomen noraml, ekstremitas normal Laboratorium : Semua dalam batas normal EKG normal

Pertanyaan:a. Apa klasifikasi obesitas pasien ini?b. Apakah ia punya faktor resiko lain yang dapat menyebabkan morbiditas dan/atau mortalitas?c. Rencanakan terapi non-farmakologi dan farmakologi untuk pasien ini, meliputi :(1) pernyataan tentang drug-related problems, (2) tujuan terapi(3) rencana terapi detail(4) rencana monitoring untuk menentukan apakah tujuan tercapai & efek samping dihindari

18. Disfungsi ereksiSeorang pria 52 tahun, dengan penyakit diabetes tipe 2, hipertensi dan dislipidemia, datang ke klinik untuk kontrol penyakitnya. Ia juga menyampaikan keluhan gangguan ereksi, yang memburuk selama beberapa tahun. Ia tertekan dengan masalah ini, karena hubungan dengan pasangannya mulai terganggu. Ia menyatakan tertarik dengan sebuah pil yang diiklankan mampu mengatasi disfungsi ereksi.

Riwayat kesehatan :Diabetes tipe 2 selama 15tahun; tidak terkontrol karena profesinya yang penuh stres, sering lembur, makan tergesa, tidak puyai waktu untuk olahraga.Hipertensi selama 8 tahun, saat ini tidak terkontrol.Dislipidemia selama 8 tahun, saat ini terkontrol.Riwayat sosial : Ayah menderta DM tipe 2, meninggal karena infark miokardial pada usia 50 tahun. Ibu masih hidup, 75 tahun, sehat. Riwayat sosial : Pebisnis sibuk, kadang minum alkohol, merokok pak per hari. Obat-obat yang dikonsumsi:Metformin 1000 mg PO 2ddMetoprolol XL 50 mg PO 1ddZocor 20 mg PO 1ddKeluhan() Ereksi yang memadai untuk intercouse, baik pagi, malam maupun spontan() nocturia, atau gejala prostatitis; (+) stres hidup(+) nyeri ringan di kakiPemeriksaan FisikTanda vital: tekanan darah 148/90 mm Hg, detak 85 detak per menit, laju pernafasan 18/menit, suhu 37.0C Kardiovaskular normalGenital: Scortum dan testikel normal, penis tidak bisa meregang.Laboratorium : Jumlah sel darah, kadar tiroid normal. Parameter lipid normal. Hemoglobin A1c: 8.0% (0.08), testosterone: 700 ng/dL (24 nmol/L).

Pertanyaan:a. Apakah pasien mempunyai faktor resiko disfungsi ereksi? Jelaskan!b. Apakah Disfungsi ereksinya bersifat organik atau psikogenik?c. Tentukan tujuan terapi untuk pasien ini!d. Jelaskan terapi non-farmakologi dan farmakologi untuk pasien ini! Pilihkan obat dengan pertimbangan derajat keparahan, efek samping dan kemudahan penggunaan!e. Informasi lain apa yang anda butuhkan sebelum menyarakan sebuah obat pilihan?