(studi kasus smp negeri 1 salatiga artikel ilmiah...8 penggunaan media sosial pendidikan geschool...
TRANSCRIPT
-
1
PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL PENDIDIKAN GESCHOOL SEBAGAI
MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK KELAS IX SEMESTER I
DI SMP N 1 SALATIGA
(STUDI KAS US SMP NEGERI 1 SALATIGA)
Artikel Ilmiah
Diajukan Kepada
Fakultas Teknologi Informasi
untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer
Peneliti :
Hesti Fitriana (702010088)
F. Samuel Papilaya, S.Kom., M.Cs
Angela Atik Setiyanti, S.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN
KOMPUTER
FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
JUNI 2015
-
2
-
3
-
4
-
5
-
6
-
7
mailto:[email protected],2)[email protected]:[email protected]
-
8
Penggunaan Media Sosial Pendidikan Geschool Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
(Studi Kasus Kelas IX D dan IX F SMP Negeri 1 Salatiga)
1)Hesti Fitriana
2)F. Samuel Papilaya, S.Kom., M.Cs
3)Angela Atik Setiyanti, S.Pd.
Program Studi Pendidikan Teknik Informatika Dan Komputer Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50771, Indonesia
Email: 1)
Abstract From the observation of research, teaching at SMP Negeri 1 Salatiga considered
less utilizing instructional media such as sosial media education. Sosial media Geschool education is one of the sosial media education that alredy exist. Most teachers are still learning method by utilizing media presentation power point. Learning to use this method are less practical and less efficient, than learning that utilizing sosial media education Geschool. Above the statement that conducted research on the use of sosial media as a medium of education Geschool learning in subjects Information and Communication Technology (ICT). The study was conducted by using the experimental method. The result
showing an increase student learning outcomes in ICT at SMP Negeri 1 Salatiga.
Keywords: Learning Media, Geschool, Leraning Outcomes, Course Information
and Communication Technology (ICT)
Abstrak Dari hasil observasi penelitian, pembelajaran di SMP Negeri 1 Salatiga dinilai
kurang memanfaatkan media pembelajaran berupa media sosial pendidikan. Media sosial pendidikan Geschool merupakan salah satu dari media sosial pendidikan yang sudah ada. Sebagian guru masih melakukan pembelajaran dengan metode presentasi dengan memanfaatkan media power point. Pembelajaran dengan menggunakan metode tersebut kurang praktis dan kurang efisien, dibandingkan dengan pembelajaran yang memanfaatkan media sosial pendidikan Geschool. Berdasarkan pernyataan diatas sehingga dilakukanlah penelitian tentang penggunaan media sosial pendidikan Geschool sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran Teknologi Informatika dan Komunikasi (TIK). Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran TIK di SMP Negeri 1
salatiga.
Kata Kunci : Media pembelajaran, Geschool, Hasil Belajar, Mata Pelajaran Teknologi Informatika dan Komunikasi (TIK)
1)
2)
3)
Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informat ika dan
Komputer, Universitas Kristen Satya wacana
Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana
Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana
-
7
1. Pendahuluan
Kemajuan media komputer memberikan beberapa kelebihan untuk kegiatan produksi audio visual. Pada tahun-tahun belakangan, komputer mendapat
perhatian besar karena kemampuannya yang dapat digunakan dalam bidang kegiatan pembelajaran. Ditambah dengan teknologi jaringan dan internet,
komputer seakan menjadi primadona dalam kegiatan pembelajaran[1]. Proses pembelajaran yang memanfaatkan media sosial sebagai media pembelajaran akan lebih efektif , seperti halnya penggunaan media sosial yaitu facebook. Penggunaan
media sosial ini tidak akan terkendala akan masalah tempat dan waktu[2]. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan di SMP
Negeri 1 Salatiga mengenai penggunaan media sosial pendidikan Geschool sebagai media pembelajaran, siswa lebih tertarik untuk menggunakannya karena sangat menyenangkan, praktis dan menghemat tenaga dalam penulisan materi
yang disampaikan oleh guru. Selain itu, penggunaan Geschool juga dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja oleh siswa sehingga pembelajaran tidak
harus dilakukan di sekolah yang berbatas ruang dan kelas saja. Berbeda dengan pembelajaran secara konvensional yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pembelajaran, siswa terlihat kurang antusias dikarenakan
menguras tenaga dalam pencatatan materi yang disampaikan oleh guru. Selain itu, pembelajaran secara konvensional hanya bisa dilakukan di ruang kelas yang
berbatas ruang dan waktu. Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan ternyata di SMP Negeri 1 Salatiga masih banyak guru yang cara menyampaikan pembelajarannya secara
konvensional. Kelebihan dari pembelajaran konvensional sendiri antara lain : (1) Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik, (2) Guru dan siswa dapat
bertatap muka secara langsung pada ruang kelas, (3) Guru mudah menguasai kelas. Ada beberapa masalah dengan digunakannya pembelajaran konvensional yang memberikan dampak kepada siswa yaitu : (1) bila selalau digunakan dan
terlalu lama akan menyebabkan kebosanan , (2) guru menyimpulkan bahwa peserta didik mengerti dan tertarik pada ceramahnya, (3) pembelajarannya
berbatas pada ruang dan waktu, sehingga pembelajaran hanya dapat dilakukan di dalam ruang kelas saja. Dilihat dari beberapa jurnal penelitian, masalah penerapan pembelajaran secara konvensional dapat diminimalisir menggunakan media
pembelajaran lainnya. Berdasarkan permasalahan dari uraian yang ada, maka dilakukan penelitian tentang penggunaan media sosial pendidikan geschool pada
mata pelajaran TIK di SMP Negeri 1 Salatiga. Pada penelitian ini, peneliti menentukan batasan masalah pada analisis tentang hasil belajar siswa setelah menggunakan media sosial pendidikan geschool dan hasil belajar siswa tanpa
menggunakan media sosial pendidikan geschool pada mata pelajaran TIK kelas IX D dan IX F SMP Negeri 1 Salatiga. Penelitian ini tidak membahas rancangan
media, penggunaan database (edit, update, delete) dan masalah keamanan.
-
8
2. Kajian Pustaka
Penelitian yang dilakukan oleh Andik Purwanto mengenai penggunaan media jejaring sosial Facebook terhadap hasil belajar mahasiswa. Hasil yang
diperoleh pada kelas eksperimen yang pembelajarannya menggunakan media jejaring sosial Facebook memiliki nilai rata-rata kelas 70, sedangkan pada kelas
kontrol setelah pembelajaran diperoleh nilai rata-rata 69. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan hasil belajar antara pembelajaran dengan menggunakan media jejaring sosial Facebook dengan pembelajaran biasa. Dari hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar mahasiswa dengan pembelajaran dengan menggunakan media jejaring sosial Facebook lebih baik dibanding dengan
pembelajaran biasa [3]. Peningkatan nilai rata-rata ini disebabkan oleh adanya pemanfaatan jejaring sosial sebagai media pembelajaran. Pemilihan penggunaan media tersebut pastinya memiliki landasan seperti bagaimana cara seorang guru
berkolaborasi untuk mengembangkan, mengimplementasikan, dan menemukan bentuk praktik mengajar yang profesional [1]. Strategi pembelajaran
menggunakan media jejaring sosial yang menggunakan internet tersebut dapat meliputi pengajaran, diskusi, membaca, penugasan, presentasi dan evaluasi [1].
Penelitian yang dilakukan oleh Amy Julia Alela Rachman mengenai
perbedaan hasil belajar antara kelas yang memanfaatkan situs jejaring sosial Facebook sebagai media pembelajaran dengan kelas yang tidak memanfaatkan
situs jejaring sosial Facebook. Hasil yang didapatkan yaitu adanya perbedaan hasil belajar antara kelas yang memanfaatkan Facebook dengan kelas yang tidak memanfaatkan Facebook. Hal tersebut ditunjukkan dari hasil uji hipotesis Mann-
Whitney yang menghasilkan data sig. 0,00 < 0,05. Sesuai kriteria uji, H0 ditolak dan Ha diterima [4]. Pada pembelajaran tersebut dibutuhkan media pembelajaran
yang penggunaannya dapat dilakukan secara efektif. Pembelajaran efektif berkaitan langsung dengan keberhasilan pencapaian pengalaman belajar. Pembelajaran efektif menguatkan praktik dalam tindakan. Pembelajaran efektif
bersifat dinamis dan dapat membangkitkan kegairahan [1] . Penelitian mengenai penggunaan media sosial pendidikan Geschool berbeda
dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Penelitian ini hanya berfokus pada peningkatan hasil belajar siswa serta tidak membahas secara mendalam mengenai media yang digunakan. Penelitian ini tidak membahas mengenai rancangan media
tersebut, pengolahan databasenya serta tidak membahas masalah keamanan pada media tersebut.
Banyak hal yang dapat dilakukan seorang guru agar mampu menyesuaikan diri dalam era pembelajaran yang semakin cangih, terutama menggunakan media internet. Penggunaan media internet tidak terlepas dari media komputer. Melalui
komputer, siswa dapat belajar secara individual, baik secara terprogram maupun tidak terprogram. Secara tidak terprogram, siswa dapat mengakses berbagai bahan
belajar dan informasi dengan menggunakan fasilitas di internet, seperti mesin pencari data (search engine). Secara bebas siswa dapat mencari bahan dan informasi sesuai dengan minat masing-masing tanpa adanya intervensi dari
siapapun [1].
-
9
Pembelajaran dengan kontrol guru di kelas masih tetap dominan, siswa
belum secara totalitas menggunakan internet sebagai sistem pembelajarannya. Internet baru berfungsi sebagai suplemen dan belum sebagai komponen atau pengganti proses belajar mengajar konvensional. Perkembangan teknologi
komunikasi dan informasi telah membuka kemungkinan yang luas untuk dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan. Hal ini disebabkan pesatnya teknologi
komunikasi dan informasi yang sudah menjadi kebudayaan masyarakat[1]. Uji Kolmogrov-Smirnov(K-S) digunakan untuk menguji sample yang berasal dari populasi yang terditribusi normal. Tes yang digunakan sangat
berbeda. Pada kenyataannya, uji K-S ini akan menguji apakah dua kelompok telah di ambil dari populasi yang sama (terlepas dari populasi yang mungkin tidak
sama). Pada dasarnya, uji K-S sama halnya dengan uji Mann-Whitney. Namun, tes pada uji K-S cenderung memiliki kekuatan yang lebih baik dibandingkan pengujian Mann-Whitney ketika sampel yang digunakan kurang dari 25 per grup
[5]
3. Metodologi Penelitian
Metode penyelesaian masalah dalam penelitian ini menggunakan
penelitian eksperimen. Alasan menggunakan metode ini ialah untuk mencari pengaruh variabel-variabel „explanatory‟ atau variabel independen terhadap
variabel dependen dengan mengontrol variabel lain untuk melakukan inferensi kausal secara lebih jelas [6]. Alur penelitian yang digunakan terlihat pada Gambar 1.
Gambar 1 Alur Tahap Identifikasi
Mengidentifikasi Sarana dan Prasarana (menentukan
sarana dan prasarana sesuai apa yang dimiliki sekolah)
Pengumpulan data (mengumpulkan nilai pretest dan posttest dan melakukan wawancara)
Analisis (peningkatan hasil belajar)
Pelaksanaan (penggunaan Geschool dan pelaksanaan pretest dan posttest)
Desain Pembelajaran (merancang dan menyusun strategi pembelajaran)
Tahap Persiapan (Observasi Guru dan Siswa dan penentuan sampel)
-
10
Tahap Persiapan dilakukan untuk observasi terhadap guru dan siswa,
menentukan populasi sampel untuk diterapkannya penggunaan Geschool sebagai media pembelajaran, menyiapkan materi dasar-dasar penggunaan internet/intranet pada mata pelajaran TIK, butir-butir soal pembelajaran dibuat sebagai pretest dan
posttest dan pengujian menggunakan media pembelajaran Geschool. Identifikasi sarana dan prasarana dilakukan untuk mengetahui apa saja
yang dapat dimanfaatkan untuk penelitian. Adanya fasilitas Laboratorium komputer dimanfaatkan sebagai sarana pembelajaran serta adanya koneksi internet digunakan sebagai prasarana berjalannya pembelajaran.
Desain pembelajaran dilakukan untuk merancang serta menyusun strategi pembelajaran yang akan dilakukan pada saat penelitian dengan menggunakan
Geschool sebagai media pembelajaran. Tahap pertama yang dilakukan adalah dengan cara membagi kelas menjadi 2 yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen pembelajarannya dilakukan dengan menggunakan
Geschool sebagai media pembelajaran dan pada kelas kontrol pembelajarannya tanpa menggunakan Geschool. Setelah membagi kelas kemudian dirancang
Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada pembelajaran yang menggunakan Geschool serta RPP pada pembelajaran yang tidak menggunakan Geschool. Proses selanjutnya setelah membagi kelas dan membuat RPP yaitu
pembagian Tes. Tes dilakukan pada 2 kelas yaitu tes pada kelas eksperimen yaitu dengan menggunakan Geschool dan tes pada kelas kontrol yaitu tanpa
menggunakan Geschool. Tes tersebut dibagi menjadi 2 yaitu Pretest dan Posttest. Desain tes tersebut ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1 Desain Pretest dan Posttest
Kelompok Pretest Variabel Bebas Posttest
E Y1 X Y2
P Y1 - Y2
Tahap selanjutnya adalah pelaksanaan penggunaan Geschool sebagai
media pembelajaran yang bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan media tersebut dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dilaksanakan Tes yang terbagi menjadi 2 yaitu Pretest dan Posttest. Pretest
digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan yang dimiliki siswa sebelum dilaksanakannya pembelajaran dan penjelasan materi pembelajaran.
Sedangkan posttest digunakan untuk mengetahui daya tangkap siswa serta daya ingat siswa setelah dilaksanakannya pembelajaran serta penjelasan materi pembelajaran.
Pengumpulan data dilakukan untuk mengumpulkan informasi dari tahap pelaksanaan yang telah peneliti lakukan. Data yang dikumpulkan adalah tujuan
dari penelitian ini yaitu hasil belajar. Hasil belajar didapatkan dari tahap pelaksanaan dengan memberikan tes kepada siswa sebelum pembelajaran dimulai serta setelah pembelajaran berlangsung. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan
untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar siswa. Selain tes peneliti juga melakukan wawancara untuk mendapatkan informasi. Wawancara dilakukan
-
11
kepada 10 siswa kelas IX-D, wawancara tersebut dilakukan setelah diadakan
posttest. Tahap analisis yaitu suatu tahap akhir setelah didapatkannya data yang
diperoleh pada tahap pengumpulan data. Pada tahap analisis ini dapat diketahui
apakah media yang dipilih sudah dapat menigkatkan hasil belajar siswa atau belum. Peningkatan hasil belajar tersebut dapat dilihat pada tahap pengumpulan
data. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuantitatif. Sumber data
yang dikumpulkan menggunakan data primer dan sumber sekunder. Data primer
berupa nilai dari siswa yang telah mengerjakan soal pretest dan posttest, sedangkan data sekunder berupa hasil wawancara guru terhadap siswa mengenai
kelebihan penggunaan Geschool.
4. Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan hasil observasi yang merupakan salah satu metode
pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan informasi tentang penggunaan media yang digunakan untuk penyampaian materi pembelajaran pada mata pelajaran TIK di SMP N 1 Salatiga. Proses pembelajaran
yang dilakukan di sekolah tersebut masih menggunakan pembelajaran secara konvensional dan belum memanfaatkan media pembelajaran. Oleh karena itu
peneliti melakukan pembelajaran dengan memanfaatkan media sosial Geschool sebagai media pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Pembelajaran tersebut dilakukan pada kelas eksperimen.
Dalam pelaksanaannya sebelum guru mengajar, guru sudah memiliki akun Geschool yang terdaftar sebagai pengajar. Setelah itu, guru memerintahkan siswa
untuk membuat akun pada Geschool dengan menggunakan e-mail mereka masing-masing. Yang membedakan antara guru dan siswa adalah pada saat mendaftar. Jika guru mendaftar sebagai pengajar namun jika siswa mendaftar
sebagai user. Setelah selesai mendaftar sebagai user, siswa dapat bergabung atau join ke dalam grup kelas yang telah dibuat oleh guru. Grup dibuat dengan tujuan
agar siswa dapat dikumpulkan dengan anggota lainnya sesuai dengan kelasnya. Dengan begitu, guru akan lebih mudah untuk mengkoordinasi siswanya. Setelah siswa bergabung pada kelas yang dibuat oleh guru, siswa dapat melihat anggota
yang tergabung pada grup kelas tersebut. Selain dapat melihat anggota grup kelas, siswa juga dapat menambahkan siswa lainnya sebagai anggota teman mereka.
Proses tersebut dapat dilihat pada Gambar 3
-
12
Gambar 3 Proses pelaksanaan penggunaan geschool oleh guru
Setelah semua siswa bergabung pada grup kelas pengajar, siswa dapat membuka pada forum guru untuk mengerjakan pretest. Pada form soal sudah
terdapat lembar untuk mengerjakan soal tersebut seperti pada Gambar 4
Gambar 4 Proses pemberian soal serta melihat jumlah siswa yang mengerjakan
Setelah selesai mengerjakan soal, siswa dapat mengirim test tersebut ke pengajar.
Secara otomatis akan terlihat oleh guru siapa saja yang sudah mengirimkan jawaban. Setelah semuanya selesai mengirimkan jawaban pretest guru melakukan proses pembelajaran yang akan membahas materi pada hari itu seperti pada
Gambar 5
-
13
Gambar 5 Proses penyampaian materi
Setelah materi diberikan, siswa dapat memberikan pertanyaan dan melakukan diskusi yang dapat dilihat oleh guru serta siswa lainnya menggunakan form
diskusi yang dapat dilihat pada Gambar 6
Gambar 6 Proses diskusi siswa dengan guru
Proses pembelajarannya yaitu dengan cara guru mengunggah materi pembelajaran pada forum kelas agar dapat dilihat oleh seluruh siswa. Sehingga
tidak menutup kemungkinan jika siswa tersebut berhalangan hadir namun tetap dapat mengikuti pelajaran dengan cara membuka Geschool mereka di rumah.
Untuk siswa yang mengikuti pelajaran di dalam kelas, materi tetap akan dijelaskan oleh guru dan juga ada sesi pertanyaan jika materi tersebut belum
-
14
mereka kuasai, sedangkan yang mengikuti pelajaran di rumah jika ada pertanyaan
mereka dapat memanfaatkan fitur chatting yang ada pada Geschool. Fitur chatting tersebut dapat dilakukan oleh siswa kepada guru ataupun sebaliknya. Fitur tersebut dapat juga dilakukan oleh siswa kepada temannya untuk berdiskusi
ataupun tanya jawab mengenai materi yang disampaikan yang dapat dilihat pada Gambar 7
Gambar 7 Proses penggunaan fitur chatting
Setelah materi sudah selesai dibahas, guru mengunggah soal posttest di
forum pengajar. Setelah selesai di unggah, siswa dapat mengerjakan serta mengirim jawaban sama seperti pada saat mengerjakan soal pretest. Proses pembelajaran diatas digambarkan seperti pada Gambar 8
Gambar 8 Proses pembelajaran menggunakan media pembelajaran Geschool
-
15
Sedangkan pada kelas kontrol, sebelum dilakukan pembelajaran guru
memberikan pretest secara biasa tanpa menggunakan media. Setelah semuanya selesai mengerjakan pretest baru dilakukan proses pembelajaran yaitu penjelasan materi serta sesi pertanyaan. Jika sesi pertanyaan sudah selesai, guru dapat
membagikan soal posttest dan akan dijawab oleh siswa secara manual tanpa menggunakan media.
Setelah hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol sudah diketahui, baru kita dapat melihat perbedaan hasilnya antara pembelajaran menggunakan Geschool dan pembelajaran tanpa menggunakan media. Peningkatan hasil belajar
dapat dilihat pada Tabel 2
Tabel 2 Peningkatan Hasil Belajar
Kelas N Pre-test Post-test Selisih
Eksperimen 27 7,35 8,24 0,88
Kontrol 20 6,8 7,65 0,85
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa pada kelas eksperimen dengan
jumlah siswa 27 memiliki rata-rata pre-test 7,35 , rata-rata post-test 8,24 dan
selisih 0,88 . Sedangkan pada kelas kontrol dengan jumlah siswa 20 memiliki rata-rata pre-test 6,8 , rata-rata post-test 7,65 dan selisih 0,85. Dengan melihat
selisih antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol yaitu kelas eksperimen > kelas kontrol dengan besar 0,88 > 0,85. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan hasil belajar dengan menggunakan Geschool.
Untuk menunjukkan kelebihan penggunaan Geschool, maka dilakukan wawancara. Wawancara dilakukan kepada 10 siswa kelas IX-D. Wawancara
tersebut dilakukan setelah diadakan posttest. Pertanyaan yang diberikan pada saat wawancara adalah apakah pembelajaran menggunakan Geschool lebih menarik, apakah pemberian tugas melalui Geschool lebih memudahkan siswa dan manfaat
apa saja yang didapatkan siswa dengan digunakannya Geschool sebagai media pembelajaran. Hasil dari wawancara tersebut adalah dari pertanyaan pertama 9
dari 10 siswa mengatakan bahwa pembelajaran menggunakan Geschool lebih menarik dikarenakan mereka dapat menggunakan fitur-fitur yang dimiliki oleh Geschool yang mempermudah siswa untuk berinteraksi baik denga guru atau
dengan temannya, sedangkan 1 siswa mengatakan sedikit menarik dikarenakan penggunaan Geschool membutuhkan koneksi internet yang tidak semua siswa
dapat menjangkaunya jika dilakukan di luar sekolah. Pertanyaan kedua, seluruh siswa mengatakan pemberian tugas melalui
Geschool lebih mudah dikarenakan setelah siswa membaca soal yang diberikan
siswa dapat langsung mengetik jawaban pada lembar jawab yang berada di bawah soal yang diberikan. Selain itu setelah jawaban yang dikerjakan oleh siswa telah
di nilai oleh guru, yang dapat melihat hasil belajar mereka yaitu hanya mereka sendiri sehingga jika hasil belajar mereka dirasa kurang baik mereka tidak akan malu dengan teman yang lain.
Pertanyaan yang terakhir, seluruh siswa menjawab bahwa dengan menggunakan media Geschool siswa mendapatkan keuntungan. Keuntungan yang
mereka dapatkan adalah mereka dapat melakukan latihan mengerjakan soal-soal
-
16
dari beberapa mata pelajaran yang disajikan pada menu Geschool. Selain itu,
mereka juga mendapatkan keutungan dikarenakan mereka tetap bisa belajar walau tidak bertatapan langsung dengan guru dan mereka dapat melakukannya dimana saja.
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa siswa lebih tertarik menggunakan Geschool sebagai media pembelajaran dikarenakan mereka
lebih nyaman dalam belajar serta lebih mudah untuk berkomunikasi baik dengan guru maupun dengan siswa yang lain. Selain itu, penggunaan Geschool lebih memudahkan siswa dibandingkan dengan pembelajaran biasa karena mereka
dapat mengikuti pembelajaran yang tidak terbatas di kelas saja. Hal tersebut mempermudah jika ada siswa yang berhalangan hadir dikarenakan sakit, mereka
tetap bisa belajar dari materi dan dapat mengerjakan soal yang sudah diberikan di Geschool tersebut. Manfaat yang diperoleh siswa dengan digunakannya Geschool adalah di dalam fitur Geschool terdapat latihan-latihan soal yang dapat mereka
kerjakan dengan memilih sendiri mata pelajaran serta jenjang yang sesuai dengan keinginan mereka.
5. Simpulan dan Saran
Berdasarkan hasil yang telah didapatkan dari penggunaan media sosial pendidikan Geschool dapat disimpulkan bahwa (1) penggunaan Geschool dapat
dikatakan efektif karena setelah dilakukan penelitian dan hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan hasil belajar antara kelas yang menggunakan media pembelajaran Geschool dengan kelas yang tanpa menggunakan media
pembelajaran Geschool. (2) Sesuai dengan analisis tentang hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK, terjadi peningkatan hasil belajar yang lebih baik antara
kelas yang menggunakan media pembelajaran Geschool dengan kelas yang tanpa menggunakan media pembelajaran Geschool. (3) Adanya pembelajaran meggunakan media Geschool membuat proses pembelajaran yang biasanya
dilakukan secara konvensional dan terbatas oleh kelas, dengan memanfaatkan media pembelajaran Geschool dapat melakukan pembelajaran tanpa ada batasan
ruang kelas. Berdasarkan kesimpulan yang di dapat, maka disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melihat kondisi lingkungan terlebih dahulu sebelum menerapkan pembelajaran yang menggunakan media pembelajaran Geschool. Jika
penggunaan media Geschool diterapkan di wilayah perkotaan yang dengan fasilitas memadai, pelaksanaan tes dapat diberikan baik di dalam sekolah maupun
di luar sekolah. Sedangkan jika penerapan media di wilayah pedesaan, maka sebaiknya tes dilakukan di dalam sekolahan saja dikarenakan koneksi untuk membuka Geschool membutuhkan koneksi internet yang baik.
6. Daftar Pustaka
[1] Daryanto, 2012, Media Pembelajaran, Bandung : Satu Nusa. [2] Lagiono, 2012, Pola Implementasi Jejaring Sosial Facebook Sebagai
Media Dalam Pembelajaran,
-
17
(http://stkipbjm.ac.id/ojs/index.php/jpl/article/view/16/15) Diakses tanggal
11 November 2014. [3] Purwanto, A. (2009), “Penerapan Media Jejaring Sosial ‟‟Facebook‟‟ Pada
Matakuliah Termodinamika”, Jurnal Exacta, 7 (2): 49-55.
[4] J. Amy, 2012, Pemanfaatansitus Jejaring Sosial Facebook Sebagai Media Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi
(Tik) Bagi Kelas Xi Sma N 1 Depok Sleman Yogyakarta, (http://eprints.uny.ac.id/9749/1/cover%20-08520244026.pdf)Diakses
tanggal 10 Januari 2015-03-31
[5] Field, A. 2013, Discovering Statistics Using IBM SPSS Statistics, Singapore : Sage
[6] Guritno, S., Sudaryono. and Rahardja, U., 2011, IT Research, Yogyakarta : C.V Andi Offset.
http://stkipbjm.ac.id/ojs/index.php/jpl/article/view/16/15http://eprints.uny.ac.id/9749/1/cover%20-08520244026.pdf