studi kasus napzaa
DESCRIPTION
napzaTRANSCRIPT
STUDI KASUS NAPZA
Balai Besar POM di Provinsi A melakukan pemeriksaan ke sarana Apotik Dewi Bulan di
provinsi A, dari hasil pemeriksaan mutasi pencatatan pada kartu stok untuk produk
psikotropik Braxidin dan Analsik ditemukan hasil sebagai berikut:
K.Stok Fisik Selisih
Braxidin 50 tab 40 tab 10 tab
Analsik 30 tab 15 tab 15 tab
Ditelusuri ternyata ada pengeluaran obat kepada pemilik Apotik Dewi Bulan yaitu Braxidin
sebanyak 10 tablet dan Analsik sebanyak 15 tablet.
Pertanyaan:
1. Evaluasi pelanggaran dari kasus tersebut.
2. Peraturan Perundang-undangan yang dilanggar.
3. Sanksi apa yang diberikan kepada sarana tersebut.
Jawaban:
1. Evaluasi pelanggaran:
Terdapat perbedaan antara jumlah obat dalam kartu stok dan fisik.
Pengeluaran obat kepada pemilik apotik Dewi Bulan namun tidak dicatat pada kartu
stok dan tidak berdasarkan resep dokter.
2. Peraturan yang dilanggar:
1) UU No.5 Tahun 1997 tentang Psikotropika, Pasal 33 ayat 1:
Pabrik obat, Pedagang Besar Farmasi, sarana penyimpanan sediaan farmasi
pemerintah, apotek, Rumah Sakit, puskesmas, balai pengobatan, dokter, lembaga
penelitian dan atau lembaga pendidikan wajib membuat dan menyimpan catatan
mengenai kegiatan masing-masing yang berhubungan dengan psikotropika.
2) UU No.5 Tahun 1997 tentang Psikotropika, Pasal 14 ayat 4:
Penyerahan psikotropik oleh apotek, Rumah Sakit, puskesmas dan balai pengobatan
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilaksanakan berdasarkan resep dokter.
3) KepMenKes No. 1027 Tahun 2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Apotek:
Prosedur tetap penyimpanan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan: Mengisi kartu
stok setiap penambahan dan pengambilan.
4) Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) Tahun 2012 tentang Dokumentasi:
1. Pencatatan mutasi narkotika/psikotropika wajib dilakukan dengan tertib dan
akurat.
2. Melakukan stok opname secara berkala sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan
sekali.
3. Melakukan investigasi adanya selisih stok dengan fisik saat stok opname dan
mendokumentasikan hasil investigasi dalam bentuk berita acara hasil
investigasi selisih stok serta melaporkan ke Badan POM RI dengan tembusan
Balai Besar/Balai POM setempat.
3. Sanksi yang diberikan kepada sarana tersebut berdasarkan UU No.5 Tahun 1997 tentang
Psikotropika, Pasal 51 ayat 2.
Tindakan administratif sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat berupa:
a) Teguran lisan
b) Teguran tertulis
c) Penghentian sementara kegiatan
d) Denda administratif
e) Pencabutan izin apotek
Pada saat pemberian teguran, disertai dengan pembinaan.
Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh sarana apotek tersebut adalah:
Mencatat setiap mutasi narkotika dan psikotropika pada kartu stok
Mencatat setiap mutasi narkotika dan psikotropika pada mutasi harian
Tujuan pencatatan adalah untuk menjamin tertib administrasi mutasi narkotika dan
psikotropika.