studi kasus diagnostik holistik

40
STUDI KASUS PASIEN HIPERTENSI GRADE II DAN GOUT ARTRITIS PADA PASIEN USIA LANJUT DENGAN PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS KECAMATAN CEMPAKA PUTIH AGUSTUS 2014 Disusun oleh : Izza Ayudia Hakim (1102009150) Pembimbing: Dr. Erlina Wijayanti, MPH Dr. Sugma Agung P, MARS MODUL KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 1

Upload: edo-pramana-putra

Post on 26-Dec-2015

139 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

Studi Kasus Diagnostik Holistik PKM Cempaka PutihHipertensi gr II

TRANSCRIPT

Page 1: Studi Kasus Diagnostik Holistik

STUDI KASUS PASIEN

HIPERTENSI GRADE II DAN GOUT ARTRITIS PADA PASIEN USIA LANJUT

DENGAN PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS

KECAMATAN CEMPAKA PUTIH AGUSTUS 2014

Disusun oleh :

Izza Ayudia Hakim (1102009150)

Pembimbing:

Dr. Erlina Wijayanti, MPH

Dr. Sugma Agung P, MARS

MODUL KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

JAKARTA 2014

1

Page 2: Studi Kasus Diagnostik Holistik

LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan studi kasus Hipertensi Grade II dan Gout Artritis pada Tn. D dengan

pendekatan kedokteran keluarga di Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih pada periode 11

Agustus-22 Agustus 2014 ini telah disetujui oleh pembimbing untuk dipresentasikan dalam

rangka memenuhi salah satu tugas Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas

Kedokteran Universitas YARSI bagian Kedokteran Keluarga.

Jakarta, Agustus

Pembimbing

Dr. Erlina Wijayanti, MPH

2

Page 3: Studi Kasus Diagnostik Holistik

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji dan syukur Saya panjatkan Kehadirat Allah SWT atas Karunia dan Hidayah-Nya

sehingga tugas Studi Kasus Pasien dengan menggunakan penerapan pendekatan Ilmu

Kedokteran Keluarga dengan judul Hipertensi Grade II pada Tn. D di Puskesmas

Kecamatan Cempaka Putih Periode 11 Agustus-22 Agustus 2014 dapat diselesaikan.

Tujuan pembuatan Studi Kasus Pasien dengan penerapan pendekatan Kedokteran

Keluarga ini sebagai salah satu tugas dalam menjalani Kepaniteraan Ilmu Kedokteran

Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI untuk periode 11 Agustus-22 Agustus

2014.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. dr. Erlina Wijayanti, MPH selaku dosen pembimbing kelompok 5

2. dr. Budi Prayudhi selaku Kepala Puskesmas Cempaka Putih

3. DR. Dr. Artha Budi Susila Duarsa, M. Kes Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Yarsi dan staf pengajar Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat.

4. Dr. Sugma Agung P, MARS sebagai Kepala Bagian Ilmu Kesehatan

Masyarakat dan staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas

Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi.

5. Dr. Citra Dewi, M. Kes, sekretaris dan staf pengajar Kepaniteraan Ilmu

Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi.

6. Dr. Taufit Wirawan selaku Kepala Puskesmas Tegal Angus yang telah

memberikan bimbingan dan data kepada penulis untuk kelancaran kegiatan

ini.

7. Dr. Yustina, M.Kes selaku Koordinator kedokteran komunitas Tegal Angus

dan seluruh staf Puskesmas Tegal Angus Kecamatan Teluk Naga Kabupaten

Tanggerang Provinsi Banten yang telah memberikan bimbingan dan data

kepada penulis untuk kelancaran kegiatan ini.

8. Rifda Wulansari, SP, M. Kes, selaku Koordinator Kepaniteraan Ilmu

Kedokteran Komunitas dan staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran

Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi.

3

Page 4: Studi Kasus Diagnostik Holistik

9. Dr. Dian Mardiyah, M. KK selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu

Kedokteran Komunitas dan staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran

Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi.

10. Dr. Sukma Agung P, MARS selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu

Kedokteran Komunitas dan staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran

Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi.

11. Dr. Fathul Jannah, M. Si selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran

Komunitas dan staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas

Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi.

12. Rifqatussa’adah, SKM, M. Kes selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu

Kedokteran Komunitas dan staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran

Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi.

13. Kholis Ernawati, S. Si, M. Kes selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu

Kedokteran Komunitas dan staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran

Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi.

14. Seluruh tenaga kesehatan yang terkait di Puskesmas Kecamatan Teluk Naga,

Tangerang.

15. Seluruh rekan sejawat yang telah memberikan motivasi dan kerjasama

sehingga tersusun laporan ini.

16. Seluruh teman sejawat yang telah memberikan motivasi dan kerjasama

sehingga tersusun laporan ini.

Dalam pembuatan laporan ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan. Oleh

karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Jakarta, Agustus 2014

Penulis

4

Page 5: Studi Kasus Diagnostik Holistik

IDENTITAS PASIEN

A. Identitas Pasien

Nama : Tn. D

Jenis Kelamin : Laki-laki

Usia : 68 tahun

Pekerjaan : Tidak bekerja

Pendidikan : SD

Agama : Islam

Suku Bangsa : Jawa

Alamat : Jln. Rawasari Timur I RT 011/RW 02

Tanggal Berobat : 18 Agustus 2014

No. RM : 239/14

B. Anamnesa

Dilakukan secara auto-anamnesa pada tanggal 18 Agustus pukul 10.30 WIB di BPG

Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih

1. Keluhan Utama: Pegal-pegal di pergelangan tangan

2. Keluhan Tambahan: Nyeri kepala dan leher terasa kaku

3. Riwayat Penyakit Sekarang:

Pasien datang ke Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih datang dengan keluhan nyeri

dipergelangan tanan sejak 4 hari yang lalu. Keluhan dirasakan terus menerus namun tidak

sampai membuat aktivitas pasien sehari-hari terganggu. Mula-mula nyeri pada

pergelangan tangan kanan yang semakin lama semakin berat. Nyeri dirasakan seperti

ditusuk-tusuk jarum. Satu hari kemudian timbul bengkak kemerahan pada sendi

pergelangan tersebut. Disamping itu pasien juga mengeluh tidak enak badan dan sedikit

demam. Pasien mengakui tidak ada riwayat cedera sebelumnya. Nyeri seperti ini

dirasakan pada awalnya sejak tiga tahun yang lalu. Keluhan ini dirasakan hilang timbul.

Pasien sebelumnya sudah didiagnosa asam urat oleh dokter.

Selain itu pasien juga merasakan keluhan lain yaitu nyeri kepala terasa seperti

berdenyut dan seringkali dirasakan pada kepala bagian belakang. Keluhan adanya mual

dan muntah disangkal oleh pasien. Keluhan adanya penglihatan mendadak kabur tidak

ada. Keluhan adanya pilek berulang disetai nyeri pada tulang-tulang wajah khususnya

daerah pipi, dahi dan pangkal hidung disangkal oleh pasien.

5

Page 6: Studi Kasus Diagnostik Holistik

Pasien juga mengeluhkan lehernya terasa kaku dan sakit sejak 3 hari yang lalu, namun

pasien masih bisa menggerakkan lehernya secara bebas. Riwayat adanya trauma daerah

kepala dan leher disangkal oleh pasien. Riwayat keluhan serupa sering dialami pasien

sejak 5 tahun terakhir, dan biasanya muncul bila pasien kelelahan atau bila pasien banyak

pikiran.

Pasien mengatakan dirinya mempunyai riwayat tekanan darah tinggi yang telah

diketahuinya sejak ± 5 tahun yang lalu. Pertama kali dirinya mengetahui dirinya menderita

tekanan darah tinggi saat berobat ke Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih dengan

keluhan nyeri kepala. Pada saat itu dilakukan pemeriksaan tekanan darah, dan hasilnya

tinggi, yaitu 150/90 mmHg. Namun pasien tidak berobat rutin semenjak didiagnosis

dengan tekanan darah tinggi. Hal dikarenakan pasien sudah merasa keadaannya membaik

setelah minum obat tekanan darah yang didapat selama 5 hari, sehingga dirinya berobat

hanya bila ada keluhan saja. Dari keterangan pasien, dokter yang memeriksa dirinya

pertama kali sudah memberitahukan bahwa pasien harus kembali kontrol bila obat mau

habis.

Dengan mengetahui bahwa pasien menderita penyakit hipertensi dan asam urat

harapan terhadap penyakitya tersebut bisa sembuh dan tidak sering kambuh.

Kekhawatiran yang dirasakan oleh pasien adalah pasien merasa takut akan meninggal

ketika anak-anak pasien belum sukses. Persepsi pasien terhadap penyakitnya adalah

penyakit ini tidak berbahaya karena yang dia keluhkan hanya berupa sakit kepala dan

nyeri pada sendi tangannya. Pasien tidak mengetahui secara jelas dan paam mengenai

penyakitnya.

4. Riwayat Penyakit Dahulu:

Pasien mengatakan dirinya mempunyai riwayat asam urat sejak 3 tahun yang lalu.

Dan penyakit tekanan darah tinggi sejak ± 5 tahun yang lalu, namun tidak rutin

berobat. Pasien hanya berobat bila ada keluhan.

Riwayat asma, diabetes mellitus, TB paru disangkal oleh pasien

5. Riwayat Penyakit Keluarga:

Riwayat hipertensi ada pada ibu pasien, asma, diabetes melitus dan TB paru dalam

keluarga disangkal.

6. Riwayat Sosial Ekonomi

6

Page 7: Studi Kasus Diagnostik Holistik

Pasien tinggal di rumah milik sendiri bersama anaknya yang ketiga. Pasien

tidak bekerja. Istri pasien sudah lima tahun yang lalu meninggal akibat tekanan darah

tinggi. Uang untuk memenuhi kegiatan sehari-hari didapat dari anaknya yang ketiga

yang tinggal satu rumah dengan pasien yang bekerja sebagai pegawai di Bank BPR.

Kebutuhan sehari-hari didapat dari penghasilan anaknya yang bekerja di Bank BPR.

Dalam sebulan berkisar antara Rp.3.000.000 hingga Rp.4.000.000. Dengan

penghasilan ini, anak pasien dapat menabung dari uang gajinya setiap bulannya.

Menurut pasien, dirinya menjadi kurang aktif dalam kegiatan lingkungan

tempat tinggalnya semenjak dia terkena darah tinggi 5 tahun yang lalu.

7. Riwayat Kebiasaan:

Pasien dan anaknya yang ketiga memiliki kebiasaan makan 3 kali sehari, dan

dimakanan di masak oleh anaknya yang ketiga. Pasien memiliki kebiasaan

mengkonsumsi makanan yang mengandung jeroan seperti usus ayam, hati dan ampela

ayam, garam dan penyedap rasa, seperti ikan asin, telor asin, sayur lodeh dan sayur

asam yang diberi garam dan penyedap rasa. Dan pasien sering makan sayur melinjo

karena makanan tersebut merupakan makanan kesukaan anaknya.

Pasien mengatakan tidaka ada mengkonsumsi minum-minuman beralkohol.

Tn.D yang memiliki kebiasaan merokok 2 bungkus perhari nya. Untuk pekerjaan

rumah tangga seperti mencuci, menyapu, memasak dikerjakan oleh anak ketiga pasien.

C. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum : Sedang

Kesadaran : Composmentis

2. Vital sign:

Tek. Darah : 160/100 mmHg

Frek. Nadi : 90 x/menit

Frek Pernapasan : 22x/menit

Suhu : 37,1 0C

3. Status Generalis:

Kepala : Normal, rambut lurus, tidak mudah dicabut, sudah beruban

Mata : Konjungitva tidak anemis, sklera tidak ikterik, refleks cahaya

kedua pupil +

7

Page 8: Studi Kasus Diagnostik Holistik

Leher : Tidak teraba pembesaran KGB dan kelenjar tiroid. JVP 5±2

cmH2O

Thoraks : Cor : BJ I – BJ II reguler, murmur (-), gallop (-)

Pulmo : Suara nafas vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)

Abdomen : Tampak datar, simetris, bising usus (+) normal, hepar dan lien

tidak teraba membesar

Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), kekuatan otot normal

BB : 57 kg

TB : 160 cm

BB Ideal : (160-100) – (10 % x 60) = 58,4 kg

Status Gizi : (BB aktual : BB ideal) x 100 % = 57 : 58,4 x 100 %

= 97 % (BB normal)

IMT : (BB : TB (m2)) = 57 : 2,560 = 22,26

D. Pemeriksaan Penunjang

Akan dilakukan rencana pemeriksaan : - R/foto rontgen thoraks

- R/ profil lipid

- R/ureum dan kreatinin

BERKAS KELUARGA

A. Profil Keluarga

1. Karakteristik Keluarga

a. Identitas Kepala Keluarga: Pasien bernama Tn. D berusia 68 tahun

b. Identitas Pasangan: Pasien bernama Ny.K sudah meninggal

c. Struktur Komposisi Keluarga:

Tabel 1 Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah

Kedudukan Keterangan

8

Page 9: Studi Kasus Diagnostik Holistik

No Nama dalam Keluarga Gender Umur Pendi-

dikan

Pekerjaan Tambahan

1. Tn. D Kepala Keluarga L 68 th SD Tidak bekerja Pasien,kepala

keluarga

2. Ny.. S Anak ke-3 P 33 th S1 Bank BPR Pencari nafkah,

juru masak,

d.Fungsi Keluarga

1) Biologis : Didalam keluarga dapat menghasilkan keturunan

yang dapat melanjutkan silsilah keluarga. Pasien dan almarhum istri pasien

dapat mebesarkan anak-anaknya sampai usia dewasa serta memelihara anggota

kelurga.

2) Psikologis : Didalam keluarga ini kurang adanya sebuah

komunikasi untuk memecahkan suatu masalah, dan kurangnya perhatian

terhadap anggota keluarga yang sakit.

3) Sosial : Jarang mengikuti kegiatan yang diadakan oleh

RT/RW setempat.

4) Ekonomi : Tidak ada masalah dalam memenuhi kebutuhan

sehari-hari. Dan didalam keluarga dibiasakan untuk menabung setiap

mendapatkan penghasilan.

5) Pendidikan : Untuk menempuh pendidikan yang lebih lanjut ke

jenjang yang lebih tinggi sesuai denga usia di dalam keluarga ini sudah

dialakukan.

9

Page 10: Studi Kasus Diagnostik Holistik

2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup

a. Lingkungan Tempat Tinggal : Padat bersih

Tabel 2 Lingkungan Tempat Tinggal

Status kepemilikan rumah: menumpang/ kontrak /hibah /milik sendiri

Daerah perumahan: kumuh /padat bersih /berjauhan /mewah

Karakteristik Rumah dan Lingkungan Kesimpulan

Luas rumah: 6 x 10 m2 Keluarga Tn. D tinggal di rumah milik

sendiri dengan lingkungan sekitar yang

padat bersih. Ketersediaan air bersih,

jamban keluarga serta tempat

pembuangan sampah cukup baik.

Jumlah penghuni dalam satu rumah: 2 orang

( terdiri dari pasien dan anak pasien yang ketiga).

Luas halaman rumah: Tidak ada halaman

Tidak bertingkat

Lantai rumah dari: Keramik

Dinding rumah dari: Tembok

Jamban keluarga: Ada

Tempat bermain: Tidak ada

Penerangan listrik: 1300 watt

Ketersediaan air bersih: Ada, PAM

Tempat pembuangan sampah : Ada

Gambar Denah Rumah Keluarga Tn. D

10

Page 11: Studi Kasus Diagnostik Holistik

b. Kepemilikan barang-barang berharga: ( Kendaraan, elektronik, peralatan RT )

- 1 buah televisi

- 2 buah kipas angin

- 1 buah handphone

- 1 buah kompor gas (tabung 3 kg)

- 1 buah lemari pendingin

- 1 buah mesin cuci

3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga:

a. Sebutkan jenis tempat berobat : Puskesmas

b. Balita: KMS (-)

c. Asuransi/Jaminan kesehatan: BPJS

4. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)

11

Page 12: Studi Kasus Diagnostik Holistik

Tabel 3. Pelayanan Kesehatan

Faktor Keterangan Kesimpulan

Cara mencapai pusat pelayanan

kesehatan

Jalan kaki Pasien jika mengalami sakit

dirinya langsung berobat ke

Puskesmas. Karena biayanya

yang murah dan jarak yang tidak

terlalu jauh dari rumah pasien,

sehingga dapat ditempuh dengan

jalan kaki. Dan pasien juga

merasa cukup puas dengan

pelayanan yang ada di Puskesmas

Kecamatan Cempaka Putih.

Tarif pelayanan kesehatan Gratis

Kualitas pelayanan kesehatan Memuaskan

5. Pola Konsumsi Makanan Keluarga

a. Kebiasaan makan:

Menu makanan sehari-hari keluarga Tn. D tidak menentu. Menu makanan

yang paling disukai adalah seperti usus ayam, hati dan ampela tahu, telor, sayur

berkuah (melinjo, kangkung) dan jarang mengkonsumsi buah-buahan. Pasien juga

masih suka mengkonsumsi ikan asin namun tidak sesering dulu. Sekarang pasien

makan ikan asin kurang lebih 2x tiap minggunya. Pasien mempunyai kebiasaan

meminum kopi di pagi hari dan merokok walaupun kini jumlahnya sudah

berkurang dari 2 bungkus perharinya menjadi 1 bungkus perhari.

b. Menerapkan pola gizi seimbang:

Keluarga Tn. D dan anaknya Ny.S tidak terlalu memperhatikan pola makan

gizi seimbang dari menu makanan sehari-hari, karena pengetahuan mengenai pola

makan gizi seimbang kurang. Pola makan pasien selama 3 hari terakhir sebagai

berikut:

Tabel 4. Food Recall

12

Page 13: Studi Kasus Diagnostik Holistik

Hari Waktu Menu Jumlah Kalori

Karbohidrat :

15

Agustus

2014

Pagi Bubur, kopi 122.8 g

Protein:

99,66 g

Siang

Malam

Nasi, ikan asin, sayur melinjo

Nasi, hati ampela ayam, sayur melinjo

Lemak:

14,99 g

Kalori Total :

1595kalori

16

Agustus

2014

Pagi

Siang

Malam

Bubur, kopi

Nasi, sayur asam, ikan asin

Nasi, usus ayam, sayur asam

Karbohidrat:

64,9 g

Protein:

59,59

Lemak:

9,59 g

Kalori Total:1143

kalori

Karbohidrat:

17

Agustus

2014

Pagi

Siang

Malam

Bubur, kopi

Nasi, tempe, sayur lodeh

Nasi, usus ayam, telur dadar, saur

lodeh

78.15

Protein:

61,87

Lemak:

65,94 g

Kalori Total:

1672 kalori

Perhitungan Kebutuhan Asupan Gizi :

BB Ideal : 0,9 x (TB-100) = 0,9 x (160-100) = 54 kg

Kebutuhan Kalori Basal (laki-laki) :

BB Ideal x 30 Kkal = 54kg x 30 Kkal = 1620 Kkal

Kebutuhan untuk aktivitas sehari-hari (sedang):

20% x Kebutuhan Basal = 20% x 1620 = 1944 Kkal

13

Page 14: Studi Kasus Diagnostik Holistik

6. Pola Dukungan Keluarga

a. Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga:

Pasien selalu didukung untuk berobat oleh istrinya ketika istrinya masih ada.

b. Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga:

Dalam penatalaksanaan penyakit pada Tn.D ini peran serta aktif dari seluruh

anggota keluarga kurang, terutama dalam mengawasi pola makan pasien sehari-

hari. Keluarga selalu sibuk dengan pekerjaan masing-masing sehingga pasien

hanya diingatkan minum obat ketika anaknya inga saja. Dan Ny. S anaknya yang

ke tiga, hanya memasak sesuai yang dia sukai tanpa mengingat menu makanan apa

saja yang tidak boleh dikonsumsi oleh pasien unuk penyakitnya. Pasien malas

kontrol dan minum obat karena ketika gejaa sudah berkurang atau tidak muncul itu

tandanya dia sehat sehingga tidak membutuhkan obat.

B. Genogram

1. Bentuk keluarga:

Keluarga terdiri atas 2 generasi dengan kepala keluarga (KK) bernama Tn.

D berusia 68 tahun sekaligus pasien. Bentuk keluarga adalah single parents karena

istri pasien sudah meninggal.

2. Tahapan siklus keluarga:

Tahapan siklus keluarga Tn. D dan Alm. Ny. K termasuk ke dalam beberapa

tahap diantaranya :

- Tahap keluarga dengan anak-anak yang dewasa (The Family with adolescent)

- Tahap keluarga dengan usia lanjut yang mana pasien sudah pensiun dan salah satu

pasangannya sudah meninggal

Tn. D (pasien) sebagai kepala keluarga menikah dengan Ny.K, dan memiliki 3

orang anak. Anak pertama bernama Tn. S belum menikah menikah dan bekerja di Bali

menikah degan anak yang kedua bernama Ny. S dengan Tn.M dan telah mempunyai

satu orang anak yang bernama An. F berusia 8 tahun dan tinggal di jawa tengah. Anak

ketiga bernama Nn. S dan saat ini tinggal bersama pasien dan bekerja sebagai

pegawai di Bank BPR dan belum menikah tinggal di Rawasari bersama pasien.

14

Page 15: Studi Kasus Diagnostik Holistik

3. Family Map (gambar)

C. Identifikasi permasalahan yang didapat dalam keluarga

Masalah yang dimiliki didalam keluarga ini adalah bahwa kurangnya waktu untuk

berkumpul dan bercerita tentang masalah apa yang didalam keluarga harus

diselesaikan. Perhatian yang diberikan kepada pasien mengenai untuk meminum obat

secara teratr dan kontrol sesuai jadwal sangat kurang. Sehingga pasien jadi kurang

perduli dengan panyakit yang dia derita karena kurangnya dukungan dari anak-

anaknya.

D. Diagnosis Holistik (Multiaksial)

15

Page 16: Studi Kasus Diagnostik Holistik

1. Aspek personal: (alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran)

Pasien datang berobat ke Puskesmas datang sendiri, karena jarak yang dekat

dan biaya yang gratis serta kualitas pelayanan kesehatan yang dirasakan cukup

memuaskan. Pasien tidak rutin berobat, dirinya hanya berobat bila merasa ada

keluhan. Pasien sangat mengharapkan dirinya dapat sembuh dari penyakit asam urat

dan tekanan darah tingginya dengan mengkonsumsi obat-obatan yang didapat dari

dokter di Puskesmas. Kekhawatiran pasien saat ini adalah bahwa pasien takut

meninggal ketika anak-anaknya belum sukses.

2. Aspek klinik: (diagnosis kerja dan diagnosis banding)

Diagnosis kerja : Hipertensi Grade II dan Gout Atritis

3. Aspek risiko internal: (faktor-faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan

pasien)

- Didalam keluarga pasien tidak mnegetahui adanya riwayat darah tinggi atau tidak.

- Pasien adalah seorang laki-laki yang saat ini adalah 68 tahun. Pasien adalah seorang

muslim dan tidak pernah melewatkan sholat lima waktu, walaupun terkadang

sholatnya tidak tepat waktu. Yang aslinya suku jawa dan lahir di wonogiri.

- Pasien saat ini sudah tidak bekerja dan hanya melakukan kegiatan seperti mengecat

rumah dan memperbaiki bagian rumah yang rusak.

- Pasien mempunyai kebiasaan merokok 2 bungkus setiap harinya namun saat ini

menjadi 1 bungkus setiap harinya semenjak pasien menderita darah tinggi. Untuk

kesehariannya pasien sering lupa untuk kontrol makanan yang dikonsumsinya. Pasien

masih suka makanan yang mengandung jeroan dan kadar garam yang tinggi. Hal yang

sering menimbulkan stress pada pasien adalah bila sang anak yang pulang larut malam

sehingga pasien menjadi susah tidur, dan memikirkan tentang anak-anaknya yang

belum sukses. Selain itu, pasien jarang untuk berobat ke dokter dan kontrol asam urat

dan tekanan darahnya. Pasien hanya pergi berobat bila ada keluhan. Pasien

mengatakan sangat jarang melakukan kegiatan olahraga.

4. Aspek psikososial keluarga: (faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi masalah

kesehatan pasien)

16

Page 17: Studi Kasus Diagnostik Holistik

Pasien tinggal dengan anaknya yang ketiga dilingkungan padat bersih, dengan

kondisi rumah yang kurang tertata dengan rapih. Keluarga ini adalah “The single

parent family”. Keluarga pasien kurang memperhatikan kondisi penyakit pasien,

jarang mengingatkan untuk menjaga pola makan dan jarang untuk mengingatkn pasien

untuk minum obat dan kontrol secara teratur. Selain itu keluarga ini masih memiliki

kesadaran yang kurang akan pentingnya kesehatan yaitu keluarga ini belum

menerapkan hidup sehat seperti olahraga yang teratur selama 30 menit perhari dan

sebanyak 3-4 x/minggu, keluarga ini terbiasa dengan pola merokok terutama pasien

dan anak pertamanya dan setiap pagi selalu minum kopi pada saat sarapan.

5. Aspek fungsional: (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari baik di

dalam maupun di luar rumah, fisik maupun mental)

Aktivitas menjalankan fungsi sosial dalam kehidupan dapat dijalankan sendiri

oleh pasien dan pasien berada di derajat 4.

E. Rencana Pelaksanaan

17

Page 18: Studi Kasus Diagnostik Holistik

Tabel 4 Rencana Penatalaksanaan

Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang diharapkan

Aspek

Personal

-Menjelaskan

kepada pasien

mengenai

penyakit asam

urat dan darah

tingginya dan

komplikasi dari

penyakit tersebut

jika tidak

diperiksa secara

teratur.

-Mengatakan

bahwa pasien saat

ini harus fokus

dalam meminum

obatnya dan

jangan terlalu

memikirkan

bagaimana

kesuksesan

anaknya kelak

jika pasien

meninggal,

karena umur

ALLAH SWT

yang mengatur

kita sebagai

manusia hanya

berdoa dan

berikhtiar serta

Pasien Pada saat di

Puskesmas

dan

kunjungan

rumah

-Dapat mengurangi

kekhawatiran atas

pemikiran terhdapa

penyakitnya selama ini.

-Supaya pasien menjadi

patuh minum obat dan rajin

kontrol ke Puskesmas.

-Supaya pasien menjadi

tenang dalam kehidupan

yang tidak harus selalu

memikirkan kesuksesan

anak-anaknya kelak.

18

Page 19: Studi Kasus Diagnostik Holistik

mengatakan

bahwa anak

pasien sudah

dewasa dalam

segi umur dan

pikiran sehingga

mereka tahu apa

yang harus

mereka lakukan

terhadap masa

depan mereka,

agar pasien tidak

terlalu banyak

pikiran yang

dapat

meningkatkan

tekanan darah

tingginya.

-Memberitahukan

kepada pasien

bahwa penyakit

darah tinggi tidak

dapat

disembuhkan,

namun dapat

dikontrol dengan

cara meminum

obat dan kontrol

secara teratur

sedangkan untuk

asam urat harus

menjaga kadar

asam urat dibatas

normal dengan

19

Page 20: Studi Kasus Diagnostik Holistik

jika mengatur

pola makan

mengurangi

makan jeroan dan

kacang-kacangan.

Aspek

Klinik

-Pasien datang

dengan keluhan

nyeri pada

pergelangan

tangan sejak 4

hari SMRS.

Keluhan ini

sering dirasakan

hilang timbul.

Selain itu pasien

juga merasakan

nyeri keoala

berdenyut pada

daerah belakang

kepala dan kuduk

terasa kaku.

-Pasien dalam

keadaan sakit dan

kesadaran penuh.

TD: 160/100.

Nadi :90x/menit.

RR: 22x/menit

Suhu:37,1 0 C.

Status Gizi: 22,26

(normoweight).

Pasien Pada saat

dirumah

pasien

-Menjadi lebih mengetahui

permasalahan penyakit

pasien dan tepat pemberian

terapi yang kita berikan

serta mengetahui riwayat

penyakit pasien dan

pengobatannya.

20

Page 21: Studi Kasus Diagnostik Holistik

Skelera : tidak

ikterik dan

conjungtiva tidak

anemis. Cardio:

BJI-II murni

reguler

Murmur(-)Gallop

(-). Pulmo: VBS

kanan=kiri

ronkhi-/-,

wheezing -/-.

Abdomen :

Bu(+)normal.

Ekstremitas :

tidak ada

krepitasi dan

tidak ada edema

pada kedua

tungkai.

Rencana

Pemeriksaan

Penunjang:

R/Foto rontgen

thoraks . R/

pemeriksaan

ureum kreatinin.

R/ cek kimia

darah.

Terapi Gout

Atritis :

Non

medikamentosa

1. Gout tidak

21

Page 22: Studi Kasus Diagnostik Holistik

dapat

disembuhkan,

namun dapat

diobati dan

dikontrol.

2.Dengan tidak

mengonsumsi

bahan makanan

golongan A dan

membatasi diri

untuk

mengonsumsi

bahan makanan

golongan B. Juga

membatasi diri

mengonsumsi

lemak serta

disarankan untuk

banyak minum

air putih.

Medikamentosa

1.Allupurinol

1x100mg perhari

2.Indometasi

1x50mg selama 1

minggu

Terapi

22

Page 23: Studi Kasus Diagnostik Holistik

Hipertensi:

Non

Medikamentosa

1.Mengurangi

asupan garam ke

dalam tubuh.

Harus

memperhatikan

kebiasaan makan

penderita

hipertensi.

2.Menghindari

stress.Ciptakan

suasana yang

menenangkan

bagi pasien

penderita

hipertensi.

3.Olahraga 3-

4x/minggu

selama 30 menit

perhari.

Medikamentosa

1.Amlodipin

1x5mg perhari.

2.Captopril

2x12,5mg

perhari.

3.Kontrol setiap 1

bulan sekali dan

ada keluhan.

23

Page 24: Studi Kasus Diagnostik Holistik

Aspek

Risiko

Internal

-Pasien dapat

dianjurkan untuk

mengikuti

perkumpulan

hipertensi dan

mengikuti

kegiatannya.

Agar tidak terlalu

merasa sepi

dengan anak-

anaknya yang

sibuk bekerja.

-Menganjurkan

pasien untuk

memberhentikan

kebiasaan

merokok 1

bungkus perhari

dengan cara

mengurangi

rokok tiga batang

setiap minggunya

dan diganti

dengan

mengunyah

permen karet

ketika ada

keinginan untuk

merokok. Dan

mengurangi

konsumsi kopi

menjadi 3x

seminggu.

-Menyarankan

Pasien Pada saat

melakukan

kunjungan

rumah

-Agar pasien tidak merasa

sepii dirumah dan dapat

mengikuti kegiatan untuk

membantu dalam

mengkontrol tekanan

darahya.

-Supaya pasien dapat

berhenti total dalam hal

kebiasaan merokok.

-Supaya waktu tidur pasien

tidak terganggu dan dapat

tidur dengan cukup dan

tidak menimbulkan

peningkatan tekanan darah.

-Pasien dapat mengontrol

kadar asam urat yang

menjadi keluhan utama

pasien.

24

Page 25: Studi Kasus Diagnostik Holistik

agar tidak

menunggu anak

pulang kerja

hingga larut

malam dengan

cara

menduplikatkan

kunci rumah

sehingga waktu

tidur malam

pasien tidak

terganggu.

-Pasien untuk

berhenti makanan

golongan A yang

dapat

meningkatkan

asam urat dan

mengurangi

makanan

golongan B dan

C.

Aspek

Psikososial

Keluarga

-Mengajak

diskusi bersama

anggota keluarga

yang lainnya

bahwa pasien

membutuhkan

dukungan dalam

hal pengobatan

dan diperhatikan

Pasien dan

keluarga

Pada saat

kunjungan

dirumah

-Agar masalah kurangnya

waktu untuk berkumpul

dengan anggota keuarga

lainnya dapat diatasi dan

dapat menceritakan

masalah agar dapat

dipecahkan bersama.

25

Page 26: Studi Kasus Diagnostik Holistik

ketika memasak

makanan untuk

pasien yang dapat

meningkatkan

kadar asam urat

dan tekanan

darahnya.

-Mengatakan

bahwa pasien

juga

membutuhkan

perhatian dari

anak-anaknya

ketika berada

dirumah dengan

cara berkumpul

untuk

menceritakan

masalah apa saja

yang dapat

dipecahkan

bersama.

Aspek

Fungsional

-Menyarankan

pasien untuk

tidak melakukan

aktivitas

berlebihan seperti

mengecat rumah

dan memperbaiki

kondisi rumah

Pasien dan

keluarga

Pada saat

kunjungan

dirumah

pasien

-Agar pasien dapat

meningkatkan kualitas

hidupnya walaupun ada

penyakit hipertensi dan

gout atritis.

26

Page 27: Studi Kasus Diagnostik Holistik

yang rusak.

-Menjaga

kebugaran tubuh

dengan cara

olahraga, pola

makan yang

seimbang dan

pola tidur yang

cukup.

F. Prognosis

1. Ad Vitam : Ad bonam

2. Ad Sanasionam : Dunia ad bonam

3. Ad Fungsionam : Dunia ad bonam

27