studi kasus bijih besi

29
Studi Kasus Geolistrik Bijih Besi

Upload: yamin

Post on 04-Dec-2015

265 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

Matero Geofisika

TRANSCRIPT

Page 1: Studi Kasus Bijih Besi

Studi Kasus GeolistrikBijih Besi

Page 2: Studi Kasus Bijih Besi

Kelompok 4

Kelompok 04 :• Arif Gunawan• Fisabilillah • Rico saputra• Hesty Cornelia• Ela Desi Kurniasari

Page 3: Studi Kasus Bijih Besi

Pengertian Geolistrik

• Geolistrik adalah salah satu metode geofisika untuk mengetahui perubahan tahanan jenis lapisan batuan dibawah permukaan tanah dengan cara mengalirkan arus listrik DC (Dirrect Current) yang mempunyai tegangan tinggi ke dalam tanah.

Page 4: Studi Kasus Bijih Besi

Cakupan Metode Geolistrik

Metode Geolistrik terbagi atas beberapa bagian yaitu:

• Metode Potensial Diri (Self potential)• Induksi Polarisasi (IP)• Resistivitas Tahan Jenis

Page 5: Studi Kasus Bijih Besi

Metode yang digunakan

Metoda Resistivitas • Metoda Resistivitas adalah salah satu metode

geolistrik yang mempelajari sifat resistivitas/konduktifitas listrik lapisan batuan di dalam bumi.

Page 6: Studi Kasus Bijih Besi

Lokasi Studi KasusDesa Tegineneng Kecamatan Limau

Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung

Page 7: Studi Kasus Bijih Besi

Lokasi di duga terdapat Bijih Besi

Page 8: Studi Kasus Bijih Besi

Keadaan Lokasi

• Secara geologi, daerah penelitian berada pada Formasi Gading yang terdiri dari batu pasir, batu lanau, dan batu lempung bersisipan batu gamping dan lignit.

• Salah satunya gamping yang memiliki tahanan jenis 50 – 4x104 ohm meter dan lempung dengan tahanan jenis 1- 100 ohm meter.

• Nilai tahanan jenis bijih besi berkisar antara 4,3 – 29,8 ohm meter.

• Lokasi penelitian memiliki topografi berupa perbukitan bergelombang

Page 9: Studi Kasus Bijih Besi

Nilai Tahanan Jenis Bijih Besi

• Nilai tahanan jenis bijih besi berkisar antara 4,3 – 29,8 ohm meter.

• Pada penampang bijih besi ditunjukkan dengan gradasi warna biru.

• Dengan demikian, mineral magnetit pada daerah penelitian memiliki nilai tahanan jenis maksimum 29,8 ohm meter.

Page 10: Studi Kasus Bijih Besi

Cara Pengambilan Data

• Cara pengambilan data adalah yang pertama tancapkan elektroda pada tempat yang akan diukur dengan jarak setiap elektroda satu meter. Lakukan pada dua titik pengamatan.

• Amperemeter dan voltmeter dihubungkan dengan elektroda, dan amperemeter juga dihubungkan dengan Naniura. Naniura dihubungkan dengan sumber tegangan DC

• Apabila alat sudah siap dan voltmeter dipasang pada menu tegangan, tombol pada Naniura ditekan sehingga arus mengalir melalui elektroda-elektroda. Setelah itu geser ke elektroda berikutnya dengan jarak yang sama dan lakukan cara yang sama.

• Jarak tiap elektroda 5 m.

Page 11: Studi Kasus Bijih Besi

Alat yang digunakan

1. 1 set Resistivitimeter• Elektroda • Naniura• Voltmeter• Amperemeter• Akumulator• Kabel penghubung

2. Global Position System (GPS)3. Elektroda arus dan potensial4. Kabel penghubung

Page 12: Studi Kasus Bijih Besi

Gambar Alat Geolistrik Merk NANIURA

Page 13: Studi Kasus Bijih Besi

PENGENALAN ALAT RESISTIVITY METER

Keterangan Gambar (Naniura Resistivity Meter model NRD 22s) :

•Power : Untuk menghidupkan digital Voltmeter•Tombol “Start” : Untuk mengirimkan arus•Tombol “Hold” : Untuk menyimpan data potensial•Compensator : Menetralisir SP (self Potential/Potensial

diri) alam sebelum arus dikirimkan•Terminal P1 dan P2 : Hubungan ke elektroda potensial•Terminal C1 dan C2 : Hubungan ke elektroda arus•Display potensial : Untuk menampilkan niali potensial secara

“Autorange”

BACK

Page 14: Studi Kasus Bijih Besi

INSTRUMENTASI METODE TAHANAN JENIS

Keterangan Gambar

1. Resistivity Meter

2. Catudaya (powe supply)

3. Elektroda dan palu

4. Kabel

5. Meteran

6. Kompas, Multimeter, dan peralatan2 pendukung.

PERALATAN PENGUKURAN

Page 15: Studi Kasus Bijih Besi

Metode Wenner-Wenner

ᵖa =K

Page 16: Studi Kasus Bijih Besi

Keterangan :• R :Hambatan• K : Faktor Geometri • I : Arus Listrik• P : Resistivitas semu• Besaran K tergantung dari susunan keempat

Elektroda, untuk Konfigurasi Wenner - Wenner,

• a = spasi terkecil elektroda

Page 17: Studi Kasus Bijih Besi

Hasil Pengukuran Lintasan 1

• HASIL DAN PEMBAHASANLokasi 1• Panjang lintasan 155 m• Nilai tahanan jenis pada lokasi 1 berkisar antara 6,5 – 307

ohm meter seperti pada • Mineral bijih besi diperkirakan memiliki nilai tahanan jenis

6,5 – 11,3 ohm meter dengan bentuk berupa boulder. • Boulder 1 berada pada sounding 12–13, posisi elektroda

60–75 meter, dengan kedalaman 1,25–22 meter.• Boulder 2 berada pada sounding 21, posisi elektroda 105–

110 meter, dengan kedalaman 1,25–4 meter.

Page 18: Studi Kasus Bijih Besi

Hasil Survey Lintasan 1

Page 19: Studi Kasus Bijih Besi

Hasil Pengukuran Lintasan 2Lintasan 2• Untuk lintasan 2, Nilai tahanan jenis pada lintasan 2 berkisar antara

15-330 ohm meter. Mineral bijih besi diperkirakan memiliki nilai tahanan jenis 15–23,3 ohm meter dengan bentuk berupa boulder. Pada lintasan 2 ada 4 boulder bijih besi yang berada pada posisi sebagai berikut:

• Boulder 1 berada pada sounding 1–8, posisi elektroda 5–45 meter, dengan kedalaman 1,25–12 meter.

• Boulder 2 berada pada sounding 10-12, posisi elektroda 50–65 meter, dengan kedalaman 1,25–3 meter.

• Boulder 3 berada pada sounding 16-17, posisi elektroda 80–90 meter, dengan kedalaman 2–12 meter.

• Boulder 4 berada pada sounding 20-23, posisi elektroda 100–120 meter, dengan kedalaman 1,25–13 meter.

Page 20: Studi Kasus Bijih Besi

Model Survey Resistivitas dengan keadaan Topografi Lintasan 2

Page 21: Studi Kasus Bijih Besi

Hasil Penukuran Lintasan 3

• Nilai tahanan jenis pada lintasan 3 berkisar antara 4,3 - 350 ohm meter.

• Mineral bijih besi diperkirakan memiliki nilai tahanan jenis 4,3 – 8,1 ohm meter dengan bentuk berupa boulder.

• Pada lintasan 3 ada 1 boulder bijih besi yang berada pada sounding 21, posisi elektroda 105 – 110 meter, dengan kedalaman 1,25 – 4 meter.

Page 22: Studi Kasus Bijih Besi

Model Survey Resistivitas dengan keadaan Topografi Lintasan 3

Page 23: Studi Kasus Bijih Besi

Pembacaan Software Lintasan 4

• Lintasan 4, nilai tahanan jenis berkisar antara 8,7 - 281 ohm meter.

• Mineral bijih besi diperkirakan memiliki nilai tahanan jenis 8,7 – 14,3 ohm meter dengan bentuk berupa boulder.

• Boulder 1 pada sounding 11, posisi elektroda 55 - 60 meter, kedalaman 1,25 – 4 meter.

• Boulder 2 pada sounding 15, posisi elektroda 75 – 80 meter, dengan kedalaman 4 – 10 meter.

• Boulder 3 pada sounding 21, posisi elektroda 105 – 110 meter, dengan kedalaman 1,25 – 10 m.

Page 24: Studi Kasus Bijih Besi

Model Survey Resistivitas dengan keadaan Topografi Lintasan 4

Page 25: Studi Kasus Bijih Besi

Pembacaan Software Lintasan 5

• Untuk lintasan 5 nilai tahanan jenis berkisar antara 6,5 - 209 ohm meter.

• Mineral bijih besi diperkirakan memiliki nilai tahanan jenis 6,5 – 10,7 ohm meter dengan bentuk berupa boulder.

• Pada lintasan 5 ada 3 boulder bijih besi yang berada pada posisi sebagai berikut :

• Boulder 1 pada sounding 6 - 7, posisi elektroda 30 – 40 meter, dengan kedalaman 6 – 10 meter.

• Boulder 2 pada sounding 12 - 16, posisi elektroda 60 – 85 meter, dengan kedalaman 5 – 16 meter.

• Boulder 3 pada sounding 21, posisi elektroda 105 – 110 meter, dengan kedalaman 1,25 – 3 meter.

Page 26: Studi Kasus Bijih Besi

Model Survey Resistivitas dengan keadaan Topografi Lintasan 5

Page 27: Studi Kasus Bijih Besi

Hasil Gabungan Lintasan 1-5

5

3

4

21

Page 28: Studi Kasus Bijih Besi

• Dari hasil pengolahan data diperoleh distribusi tahanan jenis kelima lintasan.

• Zona konduktif pada daerah ini disebabkan adanya asosiasi mineral dalam tanah.

• Warna biru pada model adalah zona konduktif yang diperkirakan berupa mineral bijih besi

Page 29: Studi Kasus Bijih Besi

Kesimpulan

• Sebaran nilai tahanan jenis batuan pada daerah penelitian adalah 6,5 – 307 ohm meter untuk lintasan pertama, lintasan kedua 15 - 330 ohm meter, lintasan ketiga 4,3 - 350 ohm meter, lintasan keempat 8,7 - 281 ohm meter, dan lintasan kelima 6,5 - 209 ohm meter (2) Jenis mineral bijih besi pada daerah penelitian yaitu Magnetit (Fe3O4).

• Pada pemodelan 2D dan 3D ditunjukkan oleh gradasi warna biru.

• Bentuknya tidak dalam bentuk body yang utuh tapi berupa boulder yang terpisah-pisah