studi kasus asuhan keperawatan nyeri akut...

42
i STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA Nn. N DENGAN POST OPEN REDUCTION AND INTERNAL FIXATION ATAS INDIKASI FRAKTUR KLAVIKULA DEXTRA DI BANGSAL MAWAR RSUD Dr. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN DISUSUN OLEH : SRI YUNIYATI NIM. P. 10126 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013

Upload: lynguyet

Post on 27-Mar-2018

221 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-sriyuniyat... · setelah operasi, rasanya panas cekit - cekit, dengan skala nyeri

i

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA Nn. N

DENGAN POST OPEN REDUCTION AND INTERNAL

FIXATION ATAS INDIKASI FRAKTUR KLAVIKULA

DEXTRA DI BANGSAL MAWAR RSUD

Dr. SOEHADI PRIJONEGORO

SRAGEN

DISUSUN OLEH :

SRI YUNIYATI

NIM. P. 10126

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2013

Page 2: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-sriyuniyat... · setelah operasi, rasanya panas cekit - cekit, dengan skala nyeri

i

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA Nn. N

DENGAN POST OPEN REDUCTION AND INTERNAL

FIXATION ATAS INDIKASI FRAKTUR KLAVIKULA

DEXTRA DI BANGSAL MAWAR RSUD

Dr. SOEHADI PRIJONEGORO

SRAGEN

Karya Tulis Ilmiah

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

DISUSUN OLEH :

SRI YUNIYATI

NIM. P. 10126

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2013

Page 3: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-sriyuniyat... · setelah operasi, rasanya panas cekit - cekit, dengan skala nyeri

ii

Page 4: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-sriyuniyat... · setelah operasi, rasanya panas cekit - cekit, dengan skala nyeri

iii

Page 5: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-sriyuniyat... · setelah operasi, rasanya panas cekit - cekit, dengan skala nyeri

iv

Page 6: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-sriyuniyat... · setelah operasi, rasanya panas cekit - cekit, dengan skala nyeri

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena

berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA

Nn. N DENGAN POST OPEN REDUCTION AND INTERNAL FIXATION

ATAS INDIKASI FRAKTUR KLAVIKULA DEXTRA DI BANGSAL

MAWAR RSUD Dr. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN.”

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada yang terhormat :

1. Setiyawan, S.Kep.,Ns, selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan yang

telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes Kusuma

Husada Surakarta.

2. Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns, selaku Sekretaris Ketua Program Studi DIII

Keperawatan sekaligus sebagai penguji II yang telah membimbing dengan

cermat, memberikan saran, kritik, serta masukan-masukan yang bermanfaat

bagi penulis, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi

sempurnanya studi kasus ini.

3. Noor Fitriyani, S.Kep.,Ns, selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai

penguji I yang telah membimbing dengan cermat, memberikan saran, kritik,

Page 7: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-sriyuniyat... · setelah operasi, rasanya panas cekit - cekit, dengan skala nyeri

vi

serta masukan-masukan yang bermanfaat bagi penulis, perasaan nyaman

dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.

4. Siti Mardiyah, S.Kep.,Ns, selaku dosen penguji III yang telah membimbing

dengan cermat, memberikan saran, kritik, serta masukan-masukan yang

bermanfaat bagi penulis, perasaan nyaman dalam bimbingan serta

memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.

5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada

Surakarta, yang telah memberikan bimbingan baik berupa materi, wawasan

serta ilmu yang bermanfaat dengan begitu sabar.

6. Pihak RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen serta staf keperawatan,

khususnya di Bangsal Mawar yang telah memberikan ijin dan kesempatan

bagi penulis untuk pengambilan data guna penyelesaian karya tulis ini.

7. Ayah dan Ibu, yang selalu menjadi sumber inspirasi dan memberikan

dukungan semangat untuk menyelesaikan pendidikan.

8. Saudara serta keluarga tercinta yang senantiasa memberikan dukungan dan

semangat dalam setiap proses yang dilalui oleh penulis.

9. Teman-teman mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma

Husada Surakarta, dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-

persatu, yang telah memberikan dukungan moral dan spiritual.

Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu

keperawatan dan kesehatan. Amin.

Surakarta, 18 Juni 2013

Penulis

Page 8: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-sriyuniyat... · setelah operasi, rasanya panas cekit - cekit, dengan skala nyeri

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………….......

PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME ……………………….

LEMBAR PERSETUJUAN ………………………………………

LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………

KATA PENGANTAR …………………………………………….

DAFTAR ISI ………………………………………………………

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………………………………...

B. Tujuan Penulisan ……………………………...

C. Manfaat Penulisan …………………………….

BAB II LAPORAN KASUS

A. Identitas Klien ………………………………...

B. Pengkajian …………………………………….

C. Therapi…………………………………………

D. Perumusan Masalah Keperawatan ……………

E. Perencanaan Keperawatan ……………………

F. Implementasi Keperawatan …………………..

G. Evaluasi Keperawatan ………………………..

Halaman

i

ii

iii

iv

v

vii

ix

1

4

5

7

7

11

12

12

13

16

Page 9: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-sriyuniyat... · setelah operasi, rasanya panas cekit - cekit, dengan skala nyeri

viii

BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

A. Pembahasan …………………………………………..

B. Simpulan dan Saran ...……………………………….

Daftar Pustaka

Lampiran

Daftar Riwayat Hidup

18

28

Page 10: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-sriyuniyat... · setelah operasi, rasanya panas cekit - cekit, dengan skala nyeri

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 2 Log Book Kegiatan Harian

Lampiran 3 Lembar Pendelegasian Pasien

Lampiran 4 Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data

Lampiran 5 Asuhan Keperawatan

Page 11: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-sriyuniyat... · setelah operasi, rasanya panas cekit - cekit, dengan skala nyeri

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2006,

Kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab terbanyak terjadinya cedera

muskuloskeletal diseluruh dunia, yaitu menempati urutan ke-9 pada disability

adjusted life years (DALYs) dan pada tahun 2020, diperkirakan akan menepati

urutan ke-3. Kondisi cedera muskuloskeletal diantaranya fraktur klavikula

menjadi masalah utama kesehatan masyarakat sebagai salah satu penyebab

kematian, diproyeksikan meningkat dari 5,1 juta menjadi 8,4 juta kasus

(Coats dalam Helmi, 2012).

Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), kematian akibat

cedera muskuloskeletal (fraktur klavikula) di Indonesia menunjukkan

kecenderungan yang meningkat, yaitu pada tahun 1986-1992 dari 1% menjadi

1,5%, pada tahun 1995-1998 dari 1,9% menjadi 3,5%, dan pada tahun 1998-2001

dari 3,5% menjadi 5,7%. Korban kecelakaan lalu lintas di Indonesia sebagian

besar (70%) adalah pengendara sepeda motor yang berusia produktif

(15-55 tahun) dan berpenghasilan rendah (Helmi, 2012).

Fraktur atau sering disebut patah tulang merupakan suatu keadaan

terputusnya kontiunitas tulang (Grace dan Borley, 2006). Fraktur klavikula

adalah terputusnya hubungan tulang klavikula yang disebabkan oleh trauma

langsung dan tidak langsung pada posisi lengan terputar atau tertarik keluar

Page 12: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-sriyuniyat... · setelah operasi, rasanya panas cekit - cekit, dengan skala nyeri

2

(outstretched hand) di mana trauma dilanjutkan dari pergelangan tangan sampai

klavikula (Helmi, 2012).

Trauma pada bahu atau posisi lengan terputar keluar dapat menyebabkan

fraktur klavikula. Fraktur pertengahan sampai batang terjadi akibat fragmen luar

tertarik kebawah oleh berat lengan dan separuh bagian dalam tertahan keatas oleh

otot sternomastoid. Fraktur sepertiga bagian luar terjadi jika ligamen

korakoklavikular robek, pergeseran dapat hebat, dan reduksi tertutup tidak dapat

dilakukan (Muttaqin, 2011).

Kondisi klinis fraktur klavikula menimbulkan keluhan klien berupa

nyeri, hambatan mobilitas fisik, respons psikologis berupa ansietas, kemudian

dilakukan pembedahan ORIF (open reduction and internal fixation), yaitu

reduksi terbuka dan fiksasai interna. Sasaran pembedahan yang dilakukan untuk

memperbaiki fungsi dengan mengembalikan gerakan, stabilitas, mengurangi

nyeri dan disatibilitas (Smeltzer dan Bare dalam Novayelinda, 2011). Apabila

fraktur klavikula tidak segera dilakukan pembedahan akan menyebabkan

deformitas, rasa tidak enak, kelemahan pada bahu dan merusak kompresi

jaringan saraf. Intervensi medis dengan tindakan pembedahan menyebabkan

keluhan nyeri pasca-bedah, resiko tinggi infeksi dan pemenuhan informasi

(Muttaqin, 2011).

Nyeri pasca bedah disebabkan oleh rangsangan mekanik luka yang

menyebabkan tubuh menghasilkan mediator-mediator kimia nyeri (Smeltzer dan

Bare dalam Nurhafizah, 2012). Intesitas nyeri bervariasi mulai dari nyeri ringan

Page 13: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-sriyuniyat... · setelah operasi, rasanya panas cekit - cekit, dengan skala nyeri

3

sampai nyeri berat, namun menurun sejalan dengan proses penyembuhan

(Potter dan Perry dalam Nurhafizah, 2012).

Nyeri merupakan suatu kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan,

bersifat sangat subjektif, karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam

hal skala ataupun tingkatannya dan hanya orang tersebutlah yang dapat

menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya (Alimul, 2012).

Berdasarkan jenisnya nyeri dibagi menjadi 2, yaitu nyeri akut dan nyeri kronis.

Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang

yang durasinya tidak melebihi 6 bulan, biasanya terjadi pada pasien insisi pasca

bedah dan ditandai adanya peningkatan tegangan otot. Nyeri kronis merupakan

nyeri yang timbul secara perlahan-lahan, berulang, berlangsung dalam waktu

yang cukup lama, yaitu lebih dari 6 bulan, biasanya terjadi pada pasien kanker

(Barbara dalam Alimul, 2012).

Terbebas dari Nyeri merupakan kebutuhan dasar fisiologis yang paling

utama dari pada kebutuhan dasar manusia yang lainnya seperti kebutuhan

keselamatan dan keamanan; kebutuhan cinta dan rasa memiliki; kebutuhan akan

harga diri, serta kebutuhan aktualisasi diri (Potter dan Perry, 2005).

Manusia yang tidak terpenuhi akan kebutuhan rasa nyaman akan

mengakibatkan penurunan kesadaran, gangguan pola tidur, mengancam proses

penyembuhan dan kebutuhan yang lain akan terganggu. Nyeri pasca operasi

menghambat kemampuan klien untuk terlibat aktif dan meningkatkan resiko

komplikasi akibat imobilisasi, rehabilitasi dapat tertunda, dan hospitalisasi

menjadi lama jika nyeri tidak terkontrol (Potter dan Perry, 2005). Hal ini karena

Page 14: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-sriyuniyat... · setelah operasi, rasanya panas cekit - cekit, dengan skala nyeri

4

klien memfokuskan semua perhatiannya pada nyeri yang dirasakan (Smeltzer dan

Bare dalam Nurhafizah, 2012).

Hasil pengkajian yang dilakukan penulis di bangsal Mawar, RSUD Dr.

Soehadi Prijonegoro Sragen pada Nn. N dengan Post ORIF Atas Indikasi Fraktur

Klavikula Dextra didapatkan data: Kien mengatakan nyeri pada pundak kanan

setelah operasi, rasanya panas cekit - cekit, dengan skala nyeri 6 dan dirasakan

hilang timbul kurang lebih 5 – 10 menit. Klien tampak gelisah, klien tampak

berhati – hati dalam tingkah laku (dalam merubah posisi sim kanan ke sim kiri),

klien tampak takut menggerakkan tangan. Berdasarkan masalah di atas, maka

penulis tertarik untuk menyusun Karya Tulis Ilmiah dengan judul “ Asuhan

Keperawatan Nyeri Akut pada Nn. N dengan Post ORIF Atas Indikasi Fraktur

Klavikula Dextra di Bangsal Mawar Rumah Sakit Umum Daerah Sragen ”.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Melaporkan kasus nyeri akut pada Nn. N dengan Post ORIF Atas Indikasi

Fraktur Klavikula Dextra di Bangsal Mawar RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro

Sragen.

2. Tujuan Khusus

a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada Nn. N dengan nyeri Post

ORIF Atas Indikasi Fraktur Klavikula Dextra.

b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Nn. N dengan

nyeri Post ORIF Atas Indikasi Fraktur Klavikula Dextra.

Page 15: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-sriyuniyat... · setelah operasi, rasanya panas cekit - cekit, dengan skala nyeri

5

c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada Nn. N

dengan nyeri Post ORIF Atas Indikasi Fraktur Klavikula Dextra.

d. Penulis mampu melakukan implementasi pada Nn. N dengan nyeri Post

ORIF Atas Indikasi Fraktur Klavikula Dextra.

e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Nn. N dengan nyeri Post ORIF

Atas Indikasi Fraktur Klavikula Dextra.

f. Penulis mampu menganalisa kondisi nyeri yang terjadi pada Nn. N

dengan nyeri Post ORIF Atas Indikasi Fraktur Klavikula Dextra.

C. Manfaat Penulisan

1. Bagi Penulis

Dapat menambah wawasan penulis tentang asuhan keperawatan nyeri pada

klien Post ORIF Atas Indikasi Fraktur Klavikula Dextra dan dapat

mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dibangku kuliah serta pengalaman

nyata dalam memberikan asuhan keperawatan nyeri pada klien Post ORIF

Atas Indikasi Fraktur Klavikula Dextra.

2. Bagi Institusi :

a. Rumah Sakit.

Karya tulis ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam

melakukan asuhan keperawatan khususnya bagi klien dengan nyeri Post

ORIF Atas Indikasi Fraktur Klavikula Dextra.

Page 16: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-sriyuniyat... · setelah operasi, rasanya panas cekit - cekit, dengan skala nyeri

6

b. Bagi Instansi Akademik.

Digunakan sebagai informasi bagi institusi pendidikan dalam

pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan di masa yang akan

datang.

3. Bagi Klien dan Keluarga.

Klien dan keluarga mendapatkan informasi dan pengetahuan tentang cara

mengontrol nyeri Post ORIF Atas Indikasi Fraktur Klavikula Dextra.

4. Bagi Pembaca.

Sebagai sumber informasi bagi pembaca tentang penyakit dan cara perawatan

klien dengan nyeri Post ORIF Atas Indikasi Fraktur Klavikula Dextra.

Page 17: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-sriyuniyat... · setelah operasi, rasanya panas cekit - cekit, dengan skala nyeri

7

BAB II

LAPORAN KASUS

Bab ini menjelaskan tentang Laporan Asuhan Keperawatan pada Nn. N

dengan Post ORIF Atas Indikasi Fraktur Klavikula Dextra, yang dilaksanakan pada

tanggal 25 sampai 27 April 2013. Asuhan Keperawatan ini di mulai dari Pengkajian,

diagnosa keperawatan atau rumusan masalah keperawatan, intervensi keperawatan,

implementasi dan evaluasi.

A. Identitas Klien

Klien adalah seorang perempuan berumur 19 tahun dengan inisial Nn. N

yang beragama Islam, bertempat tinggal di daerah Masaran, Sragen. Klien

merupakan seorang pelajar SMA. Selama di rumah sakit, yang bertanggung

jawab atas Nn. N adalah Bapaknya yaitu Tn. J dengan usia 45 tahun, beragama

Islam, beliau bekerja sebagai petani dengan tingkat pendidikan SMP yang

bertempat tinggal di daerah Masaran, Sragen. Tn. J tinggal satu rumah dengan

klien.

B. Pengkajian

Pengkajian dilakukan pada tanggal 25 April 2013 jam 14.40 WIB dengan

metode allo-anamnesa dan auto-anamnesa.

Keluhan utama yang dirasakan Nn. N adalah nyeri pada pundak kanan.

Riwayat kesehatan sekarang, pada tanggal 21 April 2013 klien

Page 18: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-sriyuniyat... · setelah operasi, rasanya panas cekit - cekit, dengan skala nyeri

8

jatuh dari sepeda motor, lalu keluarga membawa ke IGD RSUD Sragen jam

10:46 WIB. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter, dokter menyarankan

untuk di rontgen. Hasil pemeriksaan rontgen di dapatkan fraktur klavikula dan

dokter menyarankan untuk dioperasi. Setelah di IGD, Jam 11.30 WIB klien

dipindah ke bangsal Mawar. Pada tanggal 25 April 2013 jam 11.35 WIB – jam

12.05WIB klien dioperasi, kemudian klien di pindah ke bangsal Mawar.

Riwayat penyakit dahulu, sebelumnya klien belum pernah dirawat di

rumah sakit. Pada waktu kanak – kanak klien pernah demam, dan hanya di

belikan obat di warung. Klien belum pernah kecelakaan maupun operasi.

Klien tidak mempunyai makanan pantangan apapun, tidak mempunyai reaksi

alergi terhadap makanan, minuman maupun obat – obatan.

Pola aktifitas dan latihan, sebelum sakit klien mengatakan, melakukan

aktifitas dan latihan seperti; makan, minum, toileting, berpakaian, mobilitas di

tempat tidur, berpindah secara mandiri dengan nilai 0. Selama sakit klien

mengatakan, melakukan aktifitas seperti; makan, minum, berpakaian,

mobilitas ditempat tidur, berpindah dibantu orang lain dengan nilai 2,

ambulasi atau ROM secara mandiri dengan nilai 0, dan toileting dibantu orang

lain dan alat dengan nilai 3.

Pola istirahat tidur, sebelum sakit klien mengatakan, biasanya tidur

mulai jam 21.00 WIB – jam 05.00 WIB, dan tidur siang kurang lebih 1 jam

(kurang lebih 8 – 9 jam perhari). Klien dapat tidur dengan nyenyak dan tidak

sering terbangun pada malam hari. Selama sakit, data yang muncul pada hari

pertama, klien mengatakan tidak ada gangguan pola tidur. Data yang muncul

Page 19: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-sriyuniyat... · setelah operasi, rasanya panas cekit - cekit, dengan skala nyeri

9

pada hari ke-2, klien mengatakan tidak bisa tidur dengan nyenyak karena

merasakan nyeri pada pundak kanan, tidur malam jam 22.00 WIB – 05.00

WIB, dan sering terbangun pada malam hari karena merasa nyeri pada pundak

kanan, dan tidur siang kurang lebih 3 jam dan sering terbangun. Mata klien

tampak sayu, dan klien tampak menguap.

Pola kognitif – perceptual, sebelum sakit klien mengatakan, bahwa

tidak ada gangguan pengindraan dan tidak ada gangguan komunikasi. Selama

sakit klien mengatakan, tidak ada gangguan pengindraan maupun komunikasi,

namun klien mengatakan ketidaknyamanan. Klien mengatakan nyeri pada

pundak kanan setelah operasi, rasanya panas cekit – cekit, dengan skala nyeri

6 dan dirasakan hilang timbul kurang lebih 5 – 10 menit. Klien tampak

gelisah, klien tampak berhati – hati dalam tingkah laku (dalam merubah posisi

sim kanan ke sim kiri), klien tampak takut menggerakkan tangan.

Klien berada dalam kesadaran sadar penuh (Composmentis) dengan

nilai GCS: E4, M 6, V5. Saat dilakukan pemeriksaan fisik, hasil pemeriksaan

tanda-tanda vital adalah tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 80 kali per menit

dengan irama teratur dan kekuatan kuat, frekuensi pernafasan 20 kali per

menit dengan irama teratur, dan suhu 36,6º C, ketika pemeriksaan kepala

dilakukan, didapatkan bentuk kepala mesoshepal, kulit kepala bersih, rambut

hitam. Mata: tampak sayu (data yang muncul pada hari ke-2), konjungtiva

tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor, dan tidak menggunakan alat

bantu penglihatan. Hidung: bentuk simetris, tidak ada sekret. Mulut: mukosa

bibir lembab. Gigi: besih, tidak berlubang, warna agak kekuningan. Telinga:

Page 20: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-sriyuniyat... · setelah operasi, rasanya panas cekit - cekit, dengan skala nyeri

10

simetris, sedikit serumen, dan tidak menggunakan alat bantu pendengaran.

Leher: nadi karotis teraba, dan tidak ada pembesaran kelenjar tyroid. Dada:

Paru – paru, Inspeksi; pengembangan dada kanan kiri sama, Palpasi; Vokal

premitus kanan kiri sama, Perkusi; sonor, Auskultasi; tidak ada suara

tambahan dan bunyi vesikuler. Jantung, Inspeksi; Ictus cordis tidak terlihat,

Palpasi; ictus cordis teraba di ICS 4 dan ICS 5, Perkusi; Pekak, Auskultasi;

Bunyi jantung 1 sama dengan bunyi jantung II. Abdomen, Inspeksi; bentuk

simetris, dan tidak ada jejas, Auskultasi; bising usus 12 kali per menit,

Perkusi; tympani, Palpasi; tidak ada pembesaran hepar dan tidak teraba nyeri

tekan. Genethalia bersih, Rektum bersih.

Ekstremitas Atas: kekuatan otot kanan; 2, klien tampak takut untuk

menggerakkan tangan, pergerakan terbatas, ROM; pasif, balutan tampak

kering, panjang balutan kurang lebih 15 cm dan lebar kurang lebih 6 cm.

Kekuatan otot kiri; 5, ROM; aktif, pergerakan terbatas karena terpasang infus,

perubahan bentuk; daerah klavikula dextra, perabaan akral; akral teraba

hangat. Ekstremitas Bawah: kekuatan otot kanan dan kiri 5, ROM kanan dan

kiri; aktif, pergerakan bebas, perubahan bentuk tulang; tidak ada perubahan

bentuk tulang, perabaan akral; akral teraba hangat.

Pemeriksaan penunjang pada klien meliputi pemeriksaan laboratorium,

rontgen extremitas atas kanan. Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada

tanggal 21 April 2013, jam 11: 56 WIB. Meliputi hemoglobin 13,7 g/dL

(nilai normal 12,2-18,1 g/dL); eritrosit 4,55 juta/mm³ (nilai normal 4,04-6,13

juta/mm³); hematokrit 39,1 % (nilai normal 37,7- 53,7 %); MCV 80,0 fL

Page 21: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-sriyuniyat... · setelah operasi, rasanya panas cekit - cekit, dengan skala nyeri

11

(nilai normal 80-97 fL); MCH 30 ,1 pg (nilai normal 27-31,2 pg); MCHC 35,0

g/dL (nilai normal 31,8-35,4g/dL); leukosit 9,80 ribu/mm³ (nilai normal 4,5.-

11,5 ribu/mm³); trombosit 350 ribu/mm³ (nilai normal 150-450 ribu/mm³);

RDW-CV 12,5 % (nilai normal 11,5-14,5%); MPV 8,5 fL(nilai normal 0-99,9

fL); neutrofil 75,8% (nilai normal 37-80%); MXD 8,7 % (nilai normal 4-

18%); limfosit 15,5 % (nilai normal 19-48 %); CT 2 menit (nilai normal 1-3

menit); BT 2 menit (nilai normal 1-6 menit); golongan darah O, gula darah

sewaktu 75 mg/dL (nilai normal <200mg/dL); AST 12 u/i(nilai normal < 31

u/i); ALT 10 u/i (nilai normal <32 u/i); ureum 12,8 mg/dL (nilai normal 10-50

mg/dL); kreatinin0,73 mg/dL (nilai normal 0,60-0,90 mg/dL); HbsAg (-),(nilai

normal (-).

Rontgen dilakukan dua kali, yang pertama pada tanggal 21 April 2013

didapatkan hasil: tomografi; kerusakan stuktur yang komplek

(fraktur klavikula), mielografi; syaraf spinal dan pembuluh darah mengalami

kerusakan, artrografi; jaringan ikat rusak karena ruda paksa. Rontgen kedua di

lakukan pada tanggal 27 April 2013 didapatkan hasil: tomografi; stuktur

tulang membaik, mielografi; syaraf spinal & pembuluh darah membaik,

artrografi; jaringan ikat membaik.

C. Therapi

Therapi yang diperoleh klien pada tanggal 25 sampai 27 April 2013

selama di bangsal Mawar antara lain: Infus RL 20 tetes per menit dengan

rasional; mengembalikan keseimbangan elektrolit. Cefotaxime 1g/8jam masuk

Page 22: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-sriyuniyat... · setelah operasi, rasanya panas cekit - cekit, dengan skala nyeri

12

melalui intra vena dengan rasional; untuk mengobati tulang dan rawan sendi.

Ketorolac 30mg/8jam masuk melalui intra vena dengan rasional; untuk

mengobati nyeri akut. Ranitidine 25mg/8jam masuk melalui intra vena dengan

rasional; untuk mengobati ulkus lambung, tukak pasca operasi termaksud yang

sudah resisten terhadap simetidine.(ISO, 2010).

D. Perumusan Masalah Keperawatan

Setelah melakukan analisa data pada klien, penulis mendapatkan data

subjektif antara lain: Klien mengatakan nyeri pada pundak kanan setelah

operasi, rasanya panas cekit-cekit, dengan skala nyeri 6 dan dirasakan hilang

timbul kurang lebih 5 – 10 menit, dan data objektif yang diperoleh antara lain:

klien tampak gelisah, klien tampak berhati – hati dalam tingkah laku

(dalam merubah posisi sim kanan ke sim kiri), klien tampak takut

menggerakkan tangan.

Berdasarkan masalah di atas, maka penulis merumuskan diagnosa

keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik: post ORIF.

E. Perencanaan Keperawatan

Berdasarkan masalah keperawatan pada klien dengan nyeri akut, maka

penulis membuat rencana tindakan keperawatan dengan tujuan: setelah

dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, diharapkan masalah

keperawatan nyeri akut berkurang dengan kriteria hasil: klien dapat

Page 23: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-sriyuniyat... · setelah operasi, rasanya panas cekit - cekit, dengan skala nyeri

13

mengontrol nyeri yang dirasakan, dengan melaporkan bahwa nyeri berkurang,

skala nyeri 1, ekspresi wajah rileks.

Berdasarkan masalah keperawatan pada klien, penulis membuat

rencana tindakan keperawatan, yaitu kaji ulang nyeri dengan rasional nyeri

merupakan respon subjektif yang dapat dikaji dengan menggunakan skala

nyeri, klien melaporkan nyeri biasanya diatas tingkat cedera. Monitor vital

sign dengan rasional memberikan data dasar pada status pascaoperasi.

Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam dengan rasional meningkatkan asupan

O2 sehingga akan menurunkan nyeri sekunder akibat iskemik. Ajarkan teknik

distraksi dengan rasional dapat menurunkan stimulus internal dengan

mekanisme peningkatan produksi endorfin dan enkefalin yang dapat memblok

reseptor nyeri agar tidak dikirimkan ke korteks serebri sehingga menurunkan

persepsi nyeri. Berikan posisi nyaman (terlentang) dengan rasional posisi

rileks yang paling normal dan memberikan kenyamanan pada klien. Anjurkan

kepada klien apabila nyeri timbul lakukan teknik relaksasi nafas dalam atau

teknik distraksi, dengan rasional didapatkan rasa nyaman, tenang dan rileks.

Berikan obat analgesic ketorolac 30mg sesuai advis dokter dengan rasional

analgesic memblok lintasan nyeri sehingga nyeri akan berkurang.

F. Implementasi Keperawatan

Tindakan keperawatan yang dilakukan penulis pada hari Kamis, 25

April 2013 jam 15.10 WIB, yaitu melakukan pengkajian nyeri dan klien

merespon dengan mengatakan nyeri pada pundak kanan setelah operasi,

Page 24: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-sriyuniyat... · setelah operasi, rasanya panas cekit - cekit, dengan skala nyeri

14

rasanya panas cekit- cekit, dengan skala nyeri 6 dan dirasakan hilang timbul

kurang lebih 5 – 10 menit. Klien tampak gelisah, klien tampak berhati – hati

dalam tingkah laku (dalam merubah posisi sim kanan ke sim kiri), klien

tampak takut menggerakkan tangan. Setelah itu, jam 15.30 WIB mengukur

tanda-tanda vital klien dan didapatkan hasil tekanan darah 100/70 mmHg, nadi

80 kali per menit dengan irama teratur dan teraba kuat, frekuensi pernafasan

20 kali per menit dengan irama teratur, dan suhu 36,6º C. Setelah itu, jam

15.45 WIB mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam, dan klien tampak

mengerti apa yang diajarkan. Setelah itu, jam 18.00 WIB mengkaji ulang nyeri

klien dan klien merespon dengan mengatakan nyeri pada pundak kanan

setelah operasi, rasanya panas cekit-cekit, dengan skala nyeri 6 dan dirasakan

hilang timbul kurang lebih 5 – 10 menit. Klien tampak gelisah, klien tampak

berhati – hati dalam tingkah laku (dalam merubah posisi sim kanan ke sim

kiri), klien tampak takut menggerakkan tangan.

Hari Jum’at, 26 April 2013 jam 08.30 WIB, penulis melakukan

tindakan mengkaji ulang nyeri klien dan klien merespon dengan mengatakan

nyeri pada pundak kanan setelah operasi, rasanya panas cekit-cekit, dengan

skala nyeri 5, dan dirasakan hilang timbul kurang lebih 5- 10 menit. Klien

tampak gelisah, klien tampak berhati- hati setiap tingkah laku (dalam merubah

posisi sim kanan ke sim kiri), klien tampak takut menggerakkan tangan.

Setelah itu, jam 08.45 WIB mengukur tanda-tanda vital klien dan didapatkan

hasil tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 86 kali per menit dengan irama

teratur dan teraba kuat, frekuensi pernafasan 20 kali per menit dengan irama

Page 25: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-sriyuniyat... · setelah operasi, rasanya panas cekit - cekit, dengan skala nyeri

15

teratur, dan suhu 36,5º C. Setelah itu, jam 09.00 WIB memberi obat analgesik

ketorolac 30mg sesuai advis dokter dan injeksi ketorolac 30mg masuk melalui

intra vena. Setelah itu, jam 09.15 WIB memberi posisi nyaman (terlentang)

klien tampak nyaman dengan posisi terlentang. Setelah itu, jam 09.45 WIB

mengajarkan teknik distraksi dan klien tampak lebih nyaman. Setelah itu, jam

10.15 menganjurkan kepada klien apabila nyeri timbul lakukan teknik

relaksasi nafas dalam atau teknik distraksi, dan klien merespon mengerti.

Setelah itu, jam 14.00 WIB mengkaji ulang nyeri klien dan klien merespon

dengan mengatakan nyeri pada pundak kanan setelah operasi sudah berkurang,

rasanya cekit- cekit, dengan skala nyeri 4, dan dirasakan hilang timbul kurang

lebih 5- 10 menit. Klien tampak gelisah, klien tampak berhati- hati setiap

tingkah laku (dalam merubah posisi sim kanan ke sim kiri).

Hari Sabtu, 27 April 2013 jam 08.30 WIB, penulis mengkaji ulang

nyeri klien dan klien merespon dengan mengatakan nyeri pada pundak kanan

setelah operasai sudah berkurang, rasanya panas cekit-cekit, dengan skala

nyeri 3, dan dirasakan hilang timbul kurang lebih 5- 10 menit. Klien tampak

berhati- hati setiap tingkah laku (dalam merubah posisi sim kanan ke sim kiri).

Setelah itu, jam 08.50 WIB mengukur tanda-tanda vital klien dan didapatkan

hasil tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 90 kali per menit dengan irama

teratur dan teraba kuat, frekuensi pernafasan 20 kali per menit dengan irama

teratur, dan suhu 36,7º C. Setelah itu, jam 09.00 WIB memberikan obat

analgesik ketorolac 30mg sesuai advis dokter dan injeksi ketorolac 30mg

masuk melalui intra vena. Setelah itu, jam 14.00 WIB mengkaji ulang nyeri

Page 26: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-sriyuniyat... · setelah operasi, rasanya panas cekit - cekit, dengan skala nyeri

16

klien dan klien merespon nyeri sudah berkurang setelah operasi, rasanya panas

cekit-cekit dengan skala nyeri 1, dan dirasakan hilang timbul kurang lebih 5 -

10 menit, wajah klien tampak rileks.

G. Evaluasi keperawatan

Hasil evaluasi hari pertama, tanggal 25 April 2013 dilakukan pada

jam18.00 WIB, dengan metode SOAP. Subjektif: Klien mengatakan nyeri

pada pundak kanan setelah operasi, rasanya panas cekit-cekit, dengan skala

nyeri 6 dan dirasakan hilang timbul kurang lebih 5 – 10 menit. Objektif: Klien

tampak gelisah, klien tampak berhati – hati dalam tingkah laku (dalam

merubah posisi sim kanan ke sim kiri), klien tampak takut menggerakkan

tangan. Analisa: masalah nyeri akut belum teratasi. Planing: kaji ulang nyeri

klien, monitor vital sign, berikan posisi nyaman (terlentang), ajarkan teknik

distraksi, anjurkan kepada klien apabila nyeri timbul lakukan teknik relaksasi

nafas dalam atau teknik distraksi, berikan obat analgesic ketorolac 30 mg

sesuai advis dokter melalui intra vena.

Hasil evaluasi hari kedua, tanggal 26 April 2013 dilakukan pada pukul

14.00 WIB, dengan metode SOAP. Subjektif: Klien mengatakan nyeri pada

pundak kanan setelah operasi sudah berkurang, rasanya panas cekit-cekit,

dengan skala nyeri 4, dan dirasakan hilang timbul kurang lebih 5- 10 menit.

Objektif: Klien tampak gelisah, klien tampak berhati- hati setiap tingkah laku

(dalam merubah posisi sim kanan ke sim kiri). Analisa: masalah nyeri akut

belum teratasi. Planing: kaji ulang nyeri klien, monitor vital sign, berikan obat

analgesic ketorolac 30 mg sesuai advis dokter melalui intra vena.

Page 27: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-sriyuniyat... · setelah operasi, rasanya panas cekit - cekit, dengan skala nyeri

17

Hasil evaluasi hari ketiga, tanggal 27 April 2013 dilakukan pada pukul

14.00 WIB, dengan metode SOAP. Subjektif: Klien mengatakan nyeri sudah

berkurang setelah operasi, rasanya panas cekit-cekit dengan skala nyeri 1, dan

dirasakan hilang timbul kurang lebih 5 -10 menit. Objektif: wajah klien

tampak rileks. Analisa: masalah nyeri akut teratasi. Planing: hentikan

intervensi.

Page 28: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-sriyuniyat... · setelah operasi, rasanya panas cekit - cekit, dengan skala nyeri

18

BAB III

PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

A. Pembahasan

Pada bab ini penulis akan membahas Asuhan Keperawatan Nyeri Akut

pada Nn. N dengan post operasi di bangsal Mawar RSUD Dr. Soehadi

PrijonegoroSragen, yang dilakukan pada tanggal 25 - 27 April 2013. Prinsip dari

pembahasan ini berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Selain itu,

pada bab ini akan membahas adanya kesesuaian maupun kesenjangan antara

kasus dan teori. Proses keperawatan dimulai dari tahap pengkajian, diagnosa

keperawatan, perencanaan, pelaksanaan tindakan keperawatan, dan evaluasi

keperawatan.

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dari suatu proses keperawatan,

kegiatan yang dilakukan pada tahap tersebut adalah mengumpulkan data,

seperti riwayat keperawatan, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan data

sekunder lainnya meliputi: catatan, hasil pemeriksaan diagnostik, dan

literature (Deswani, 2009).

Pengkajian asuhan keperawatan pada Nn. N dilakukan pada tanggal

25 April 2013, jam 14.40 WIB.Keluhan utama, klien mengeluh nyeri pada

pundak kanan setelah dioperasi.Pada penderita post operasi fraktur klavikula

akanmenimbulkankeluhan berupa nyeri pasca bedah, risiko tinggi infeksi, dan

pemenuhan informasi (Muttaqin,2011).

Page 29: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-sriyuniyat... · setelah operasi, rasanya panas cekit - cekit, dengan skala nyeri

19

Nyeri merupakan suatu kondisi berupa perasaan tidak

menyenangkan, bersifat sangat subjektif, karena perasaan nyeri berbeda

pada setiap orang dalam hal skala ataupun tingkatannya dan hanya orang

tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang

dialaminya (Alimul,2012).

Riwayat kesehatan sekarang, klien mengeluh nyeri pada pundak

kanan setelah jatuh dari sepeda.Hasil pemeriksaan rontgen didapatkan

fraktur klavikula.Kecelakaan lalu lintas (sepeda motor) merupakan

penyebab fraktur (patah tulang termaksud, patah tulang klavikula)

terbanyak (Departemen Penghubung dalam Novayelinda, 2011).

Fraktur klavikula adalah terputusnya hubungan tulang klavikula

yang disebabkan oleh trauma langsung dan tidak langsung pada

outstretched hand dimana trauma dilanjutkan dari pergelangan tangan

sampai klavikula. outstretched hand adalah posisi lengan terputar atau

tertarik keluar(Helmi, 2012).

Pengkajian pada pola kesehatan fungsional menurut Gordon.Pola

aktivitas latihan,selama sakit klien melakukan aktifitas seperti; makan,

minum, berpakaian, mobilitas ditempat tidur, berpindah dibantu orang lain

dengan nilai 2, ambulasi atau ROM secara mandiri dengan nilai 0, dan

toileting dibantu orang lain dan alat dengan nilai 3.Klien pascaoperatif

tidak mampu untuk secara mandiri menyelesaikan semua aktivitas latihan,

sementara terus beralih melewati periode pascaoperatif.Klien secara

Page 30: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-sriyuniyat... · setelah operasi, rasanya panas cekit - cekit, dengan skala nyeri

20

bertahap dibantu perawat maupun keluarga dalam aktivitas dan latihan

(Potter dan Perry, 2005).

Pada pola istirahat tidur, data yang muncul pada hari ke-2, klien

mengatakan ada gangguan istirahat tidur karena nyeri setelah operasi, mata

klien tampak sayu, klien tampak menguap. Klien yang mengalami rasa

nyeri akan berpengaruh pada perubahan pola istirahattidur

(Potter dan Perry, 2005).

Pada pola kognitif - perceptual, klien mengatakantidak ada

gangguan pengindraan, dan komunikasi,namun klien mengalami gangguan

kenyamanan atau nyeri.Klien mengatakan nyeri pada pundak kanan

setelah operasi, rasanya panas cekit-cekit, dengan skala nyeri 6 dan

dirasakan hilang timbul kurang lebih 5 – 10 menit.Klien tampak gelisah,

klien tampak berhati – hati dalam tingkah laku (dalam merubah posisi

simkanan ke sim kiri), klien tampak takut menggerakkan tangan.

Penulis melakukan pengkajian nyerisecara komprehensif (PQRST).

P (provocate)yang artinya faktor yang mempengaruhi gawat atau

ringannya nyeri, Q (quality) yang artinya seperti apa nyeri yang dirasakan,

R(region)yang artinya daerah perjalanan nyeri, S (severity)yang artinya

keparahan atau intensitas nyeri, T (time)yang artinya waktu serangan atau

frekuensi nyeri (Alimul,2012).Seseorang dengan nyeri selain secara verbal

mengatakan nyeri, dapat dilihat juga dari ekspresi maupun perilaku yang

menunjukkan respon nyeri (Nanda, 2006).

Page 31: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-sriyuniyat... · setelah operasi, rasanya panas cekit - cekit, dengan skala nyeri

21

Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan yang lengkap dari pasien

untuk mengetahui keadaan atau kelainan dari pasien (Riyadi dan

Harmoko, 2012).Hasil dari pengkajian pemeriksaan fisik yang telah

dilakukan pada Nn. N didapatkan data kesadaran umum klien baik,

kesadaran Composmentis, dengan nilai GCS: E4, M6, V5.Umumnya, klien

yang mengalami operasi fraktur klavikula tidak mengalami penurunan

kesadaran (Muttaqin, 2008).

Untuk tanda – tanda vital didapatkan hasil tekanan darah 100/70

mmHg, nadi 80 kali per menit dengan irama teratur dan teraba kuat,

frekuensi pernafasan 20 kali per menit dengan irama teratur, dan suhu

36,6º C. Pada klien post operasi tanda – tanda vital mengalami

ketidaknormalan karena ada gangguan, baik fungsi maupun bentuk

(Muttaqin, 2008). Penyimpulan: Hal ini tidak sesuai dengan teori yang

menyatakan bahwaklien post operasi tanda – tanda vital mengalami

ketidaknormalan karena ada gangguan, baik fungsi maupun bentuk.

Pada pemeriksaan ekstremitas, ekstremitas atas; kekuatan otot

kanan: 2, klien tampak takut untuk menggerakkan tangan, pergerakan

terbatas, ROM: pasif, balutan tampak kering, panjang balutan kurang lebih

15 cm dan lebar kurang lebih 6 cm.Kekuatan otot kiri:5, ROM: aktif,

pergerakan terbatas karena terpasang infus, perubahan bentuk: daerah

klavikula dextra, perabaan akral: akral teraba hangat. Bawah; kekuatan

otot kanan dan kiri 5, ROM kanan dan kiri: aktif, pergerakan bebas,

Page 32: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-sriyuniyat... · setelah operasi, rasanya panas cekit - cekit, dengan skala nyeri

22

perubahan bentuk tulang: tidak ada perubahan bentuk tulang, perabaan

akral: akral teraba hangat.

Pada pemeriksaan ektremitas, kebanyakan klien merasa takut untuk

bergerak setelah pascaoperasi fraktur karena merasa nyeri pada luka bekas

operasi dan luka bekas trauma (Brunner dan Suddarthdalam Novayelinda,

2011).Pemeriksaan rentang gerak sendi (ROM/range of joint motion), dan

pengkajian kekuatan otot sangat penting dilakukan apabila klien mengeluh

rasa nyeri pada ektremitas atau kehilangan fungsi sendi atau otot

(Potter dan Perry, 2010).

Hasil pemeriksaan penunjang yang penulis cantumkan adalah

rontgen dan laboratorium.Dilakukan pemeriksaan rontgen karena dengan

foto rontgenterlihat terputusnya hubungan tulang klavikula dimana bagian

fragmen medial lebih terangkat ke atas (Helmi, 2012).Didapatkan hasil

rontgen pertama pada tanggal 21 April 2013:tomografi; kerusakan stuktur

yang komplek (fraktur klavikula), mielografi; syaraf spinal dan pembuluh

darah mengalami kerusakan, artrografi; jaringan ikat rusak karena ruda

paksa. Hasil rontgen yang kedua di lakukan pada tanggal 27 April 2013

didapatkan hasil: tomografi; stuktur tulang membaik, mielografi; syaraf

spinal dan pembuluh darah membaik, artrografi; jaringan ikat membaik.

Pemeriksaan laboratorium dilakukan karena dapat membantu

menentukan adanya perdarahan atau abnormal, sehingga dapat

menentukan tidakan keperawatan (Sjamsuhidajat dan Jong, 2004).Hasil

Page 33: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-sriyuniyat... · setelah operasi, rasanya panas cekit - cekit, dengan skala nyeri

23

pemeriksaanlaboratorium yang dilakukan pada klien didapatkan hasil

normal.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan ringkasan tentang status

kesehatan klien yang didapatkan melalui proses pengkajian dan

membutuhkan intervensi dari domain keperawatan (Carlson dalam Potter

dan Perry, 2005).

Diagnosa keperawatan utama yang diangkat oleh penulis yaitu

Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik.Nyeri akut karena nyeri

yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang yang durasinya tidak

melebihi 6 bulan, biasanya terjadi pada pasien insisi pasca bedah dan

ditandai adanya peningkatan tegangan otot (Barbara dalam Alimul, 2012)

Berhubungan dengan agen cidera fisik karena pasca pembedahan

(Wilkinson,2006).Klien mengatakan nyeri pada pundak kanan setelah

operasi, rasanya panas cekit-cekit, dengan skala nyeri 6 dan dirasakan

hilang timbul kurang lebih 5 – 10 menit.Klien tampak gelisah, klien

tampak berhati – hati dalam tingkah laku (dalam merubah posisi sim

kanan ke sim kiri), klien tampak takut menggerakkan tangan.

3. Rencana atau Intervensi Keperawatan

Rencana Keperawatan adalah menyusun prioritas masalah,

merumuskan tujuan dan kriteria hasil, memilih strategi asuhan

keperawatan, melakukan konsultasi dengan tenaga kesehatan lain, dan

Page 34: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-sriyuniyat... · setelah operasi, rasanya panas cekit - cekit, dengan skala nyeri

24

menuliskan atau mendokumentasikan rencana asuhan keperawatan

(Deswani, 2009).

Tujuan yang dibuat penulis adalah setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam, diharapkan masalah keperawatan nyeri

akut pada Nn. N berkurang, dengan kriteria hasil: klien dapat mengontrol

nyeri, dengan melaporkan bahwa nyeri berkurang, dengan skala nyeri 1,

ekspresi wajah rileks.

Kriteria hasil yang diharapkan pada klien dengan nyeri akut antara

lain: klien mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu

menggunakan tehnik non farmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari

bantuan), melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan

menejemen nyeri, mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan

tanda nyeri), menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang

(Nanda, 2012).

Intervensi yang penulis susun yaitu: kaji nyeri, monitor vital sign,

ajarkan teknik relaksasi nafas dalam,ajarkan teknik distraksi, berikan

posisi nyaman (terlentang), anjurkan kepada klien apabila nyeri timbul

lakukan teknik relaksasinafas dalam atau teknik distraksi, berikan obat

analgesik ketorolac 30mg sesuai advis dokter.

Intervensi yang dilakukan pada klien dengan nyeri akut antara

lain: lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (termaksud lokasi,

karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan factor presipitasi), observasi

reaksi non verbal dari ketidaknyamanan, evaluasi pengalaman nyeri masa

Page 35: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-sriyuniyat... · setelah operasi, rasanya panas cekit - cekit, dengan skala nyeri

25

lampau, bantu klien dan keluarga untuk mencari dan menentukan

dukungan, pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non

farmakologi, dan interpersonal), ajarkan tentang teknik non farmakologi,

berikan obat analgetik untuk mengurangi nyeri, kolaborasi dengan dokter

jika ada keluhan, monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgetik (Nanda, 2012).

4. Tindakan atau Implementasi Keperawatan

Tahapan melakukan rencana yang telah dibuat pada klien, adapun

kegiatan yang ada dalam tahap implementasi meliputi: pengkajian ulang,

memperbaharui data dasar, meninjau dan merevisi rencana asuhan yang

telah dibuat, dan melaksanakan intervensi keperawatan yang telah

direncanakan (Deswani, 2009).

Penulis melakukan implementasi berdasarkan dari intervensi yang

telah dibuat.Implementasi yang pertama yaitu melakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif.Pengkajian nyeri dilakukan secara komprehensif

(PQRST) dapat mengetahui: faktor yang mempengaruhi gawat atau

ringannya nyeri, seperti apa nyeri yang dirasakan, daerah perjalanan nyeri,

keparahan atau intensitas nyeri, waktu serangan atau frekuensi

nyeri(Alimul, 2012).

Implementasi yang kedua yaitu mengukur tanda-tanda

vital.Perawat perlu memperhatikan pemeriksaan tanda – tanda vital,

biasanya tanda – tanda vital klien post operasi mengalami

Page 36: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-sriyuniyat... · setelah operasi, rasanya panas cekit - cekit, dengan skala nyeri

26

ketidaknormalan karena ada gangguan, baik fungsi maupun bentuk (

Muttaqin,2008).

Implementasi yang ketiga yaitu mengajarkan teknik relaksasi nafas

dalam.Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam dapat meningkatkan

asupan O2sehingga akan menurunkan nyeri sekunder akibat iskemia

( Muttaqin, 2011).Implementasi yang keempat yaitu mengajarkan teknik

distraksi.Mengajarkan teknik distraksi dapat menurunkan stimulus internal

dengan mekanisme peningkatan produksi endorfin dan enkefalin yang

dapat memblok reseptor nyeri agar tidak dikirimkan ke korteks serebri

sehingga menurunkan persepsi nyeri (Muttaqin, 2011).Implementasi yang

kelima yaitu member posisi nyaman (terlentang).Posisi terlentang

yaituposisi rileks yang paling normalmemberi akses yang mudah ke

daerah nadi (Potter dan Perry, 2005).

Implementasi yang keenam yaitu menganjurkan kepada klien

apabila nyeri timbul lakukan teknik relaksasi nafas dalam atau

distraksi.Menganjurkan klien untuk tarik nafas berlahan apabila nyeri

timbul atau teknik distraksi, didapatkan rasa nyaman, tenang dan rileks

(Alimul,2012).Implementasi yang ketujuh yaitu memberi obat analgesik

ketorolac 30mg sesuai advis dokter.Obat analgesik ketorolac berfungsi

untuk mengurangi nyeri akut derajat sedang sampai berat (ISO, 2010).

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan adalah tahap akhir dari proses keperawatan.

Namun, evaluasi dapat dilakukan pada setiap tahap dari proses

Page 37: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-sriyuniyat... · setelah operasi, rasanya panas cekit - cekit, dengan skala nyeri

27

keperawatan. Evaluasi mengacu kepada penilaian, tahapan, dan perbaikan

(Alfaro dalam Deswani, 2009).

Hasil evaluasi hari pertama, tanggal 25 April 2013 dilakukan pada

jam18.00 WIB, dengan metode SOAP. Subjektif: klien mengatakan nyeri

pada pundak kanan setelah operasi, rasanya panas cekit-cekit, dengan

skala nyeri 6 dan dirasakan hilang timbul kurang lebih 5 – 10

menit.Objektif: klien tampak gelisah, klien tampak berhati – hati dalam

tingkah laku (dalam merubah posisi sim kanan ke sim kiri), klien tampak

takut menggerakkan tangan,Analisa: masalah nyeri akut belum

teratasi.Planing: kaji ulang nyeri klien, monitor vital sign, berikan posisi

nyaman (terlentang), ajarkan teknik distraksi, menganjurkan kepada klien

apabila nyeri timbul lakukan teknik relaksasi nafas dalam atau distraksi,

berikan obat analgesic ketorolac 30mg sesuai advis dokter.

Evaluasi hari pertama skala nyeri masih tetap 6. Menurut

Nurhafizah (2012), pada pasca bedah 48 jam pertama, skala nyeri tidak

berat, dimungkinkan terjadi dengan skala berat pada hari ke-2 post operasi.

Hasil evaluasi hari kedua, tanggal 26 April 2013 dilakukan pada

pukul 14.00 WIB, dengan metode SOAP. Subjektif: klien mengatakan

nyeri pada pundak kanan setelah operasi sudah berkurang, rasanya panas

cekit-cekit, denganskala nyeri 4, dan dirasakan hilang timbul kurang lebih

5- 10 menit.Objektif: klien tampak gelisah, klien tampak berhati- hati

setiap tingkah laku (dalam merubah posisi sim kanan ke sim kiri).Analisa:

masalah nyeri akut belum teratasi.Planing: kaji ulang nyeri klien, monitor

Page 38: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-sriyuniyat... · setelah operasi, rasanya panas cekit - cekit, dengan skala nyeri

28

vital sign, berikan obat analgesic ketorolac 30mg sesuai advis

dokter.Evaluasi hari kedua nyeri klien berkurang dari skala 5 menjadi 4.

Hasil evaluasi hari ketiga, tanggal 27 April 2013 dilakukan pada

pukul 14.00 WIB, dengan metode SOAP. Subjektif: klien mengatakan

nyeri setelah operasi sudah berkurang,rasanya panascekit-cekit,

denganskala nyeri 1, dan dirasakan hilang timbul kurang lebih 5- 10 menit.

Objektif: wajah klien tampak rileks. Analisa: masalah nyeri akut

teratasi.Planing:hentikan intervensi.

Dari data yang didapatkan, penulis telah berhasil mengatasi

masalah keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik,

karena telah sesuai dengan kriteria hasil yang penulis harapkan.

B. Simpulan dan saran

1. Simpulan

a. Hasil pengkajian yang telah dilakukan penulis pada Nn. N adalah

subjektif: klienmengatakan nyeri pada pundak kanan pada pundak

kanan setelah operasi, rasanya panas cekit-cekit, dengan skala nyeri 6

dan dirasakan hilang timbul kurang lebih 5 – 10 menit. Objektif: Klien

tampak gelisah, klien tampak berhati – hati dalam tingkah laku (dalam

merubah posisi sim kanan ke sim kiri), klien tampak takut

menggerakkan tangan.

b. Diagnosa keperawatan pada Nn. N adalah nyeri akut berhubungan

dengan agen cidera fisik: post ORIF.

Page 39: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-sriyuniyat... · setelah operasi, rasanya panas cekit - cekit, dengan skala nyeri

29

c. Tujuan yang diharapkan penulis pada Nn. N adalah setelah dilakukan

tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, diharapkan masalah

keperawatan nyeri akut berkurang dengan kriteria hasil: klien dapat

mengontrol nyeri yang dirasakan, dengan melaporkan bahwa nyeri

berkurang, skala nyeri 1, ekspresi wajah rileks. Intervensi yang di buat

penulis meliputi: kaji nyeri, monitor vital sign, ajarkan teknik relaksasi

nafas dalam, ajarkan teknik distraksi, berikan posisi nyaman

(terlentang), anjurkan kepada klien bila nyeri timbul lakukan teknik

relaksasi nafas dalam atau distraksi, berikan obat analgesic ketorolac

30mg sesuai advis dokter,

d. Implementasi keperawatan pada tanggal 25 – 27 April 2013 pada Nn.

N adalah mengkaji nyeri, memonitor vital sign,mengajarkan teknik

relaksasi nafas dalam, mengajarkan teknik distraksi, memberikan

posisi nyaman (terlentang), menganjurkan kepada klien apabila nyeri

timbul lakukan teknik relaksasi nafas dalam atau distraksi,memberikan

obat analgesik ketorolakc 30mg sesuai advis dokter .

e. Evaluasi keperawatan pada Nn. N adalah Subjektif:klien mengatakan

nyeri setelah operasi sudah berkurang, rasanya panas cekit-cekit,

denganskala nyeri 1, dan dirasakan hilang timbul kurang lebih 5- 10

menit.Objektif: wajah klien tampak rileks. Analisa: masalah nyeri akut

teratasi.Planing:hentikan intervensi.

f. Analisa kondisi nyeri pada Nn. N adalah klien mengeluh nyeri setelah

dioperasi,rasanya panas cekit-cekit, dengan skala nyeri 6 dan dirasakan

hilang timbul kurang lebih 5 – 10 menit. Klien tampak gelisah, klien

Page 40: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-sriyuniyat... · setelah operasi, rasanya panas cekit - cekit, dengan skala nyeri

30

tampak berhati – hati dalam tingkah laku (dalam merubah posisi sim

kanan ke sim kiri), klien tampak takut menggerakkan tangan. Selama

tiga hari pengelolaan asuhan keperawatan, masalah keperawatan nyeri

akut teratasi, sehingga intervensi dihentikan.

2. Saran

1. Bagi instansi :

a)Rumah Sakit

Hendaknya rumah sakit dapat memberikan pelayanan kesehatan

yang baik serta mampu menyediakan fasilitas atau sarana dan

prasarana yang memadai yang dapat membantu kesembuhan klien

sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan yang optimal pada

umumnya dan pada klienkhususnyadenganpost ORIF atas indikasi

fraktur klavikula dextra.

b) Bagi institusi pendidikan

Hendaknya institusi mampu meningkatkan mutu pelayanan

pendidikan yang lebih berkualitas sehingga dapat menghasilkan

perawat yang profesional, terampil, inovatif dan bermutu dalam

memberikan asuhan keperawatan khususnya pada klien post ORIF

atas indikasi fraktur klavikula dextra, secara komprehensif

berdasarkan ilmu dan kode etik keperawatan.

2. Bagi profesi perawat

Hendaknya para perawat memiliki tanggung jawab dan keterampilan

yang baik dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien

khususnya post ORIF atas indikasi fraktur klavikula dextra,serta

Page 41: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-sriyuniyat... · setelah operasi, rasanya panas cekit - cekit, dengan skala nyeri

31

mampu menjalin kerja sama dengan tim kesehatan lain maupun

keluarga klien, sebab peran perawat, tim kesehatan lain, dan keluarga

sangatlah besar dalam membantu kesembuhan klien serta memenuhi

kebutuhan dasarnya.

3. Bagi klien dan keluarga

a)Bagi klien diharapkan dapat melakukan medikasi secara rutin, dan

diharapkan dapat mengikuti program terapi yang diberikan

sehingga proses penyembuhan dapat lebih cepat.

b)Bagi keluarga klien diharapkan dapat member motivasi, maupun

memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit. sehingga

mempercepat proses penyembuhan.

Page 42: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-sriyuniyat... · setelah operasi, rasanya panas cekit - cekit, dengan skala nyeri

DAFTAR PUSTAKA

Alimul, A. 2012. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba

Medika.

Deswani. 2009. Proses Keperawatan dan Berfikir Krisis. Jakarta: Salemba

Medika.

Grace, P. dan Borley, N. 2006. At a Glance Ilmu Bedah. Jakarta: Erlangga.

Helmi, Z. 2012. Buku Saku Kedaruratan di Bidang Bedah Ortopedi. Jakarta:

Salemba Medika.

ISO. 2010. Informasi Spesialite Obat. Jakarta: PT. ISFI.

Johnson, J. 2005. Prosedur Perawatan di Rumah. Jakarta: EGC.

Muttaqin, A. 2008. Buku Ajar Asuhan keperawatan Klien Gangguan Sistem

Muskuloskeletal. Jakarta: EGC.

Muttaqin, A. 2011. Buku Saku Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta: EGC.

Nanda. 2012. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Nanda. Jakarta: EGC.

Nanda. 2006. Panduan Diagnosa keperawatan. Jakarta: EGC.

Novayelinda. 2011. Faktor- factor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Ambulasi

Dini pada Pasien Pasca Operasi Fraktur Ekstremitas Bawah. Jurnal.

diakses pada tanggal 15 Mei 2013.

Nurhafizah, E. 2012. Strategi Koping dan Intensitas Nyeri Pasien Post Operasi.

Medan: Fakultas Keperawatan USU. Jurnal. diakses pada tanggal 15 Mei

2013.

Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC.

Potter dan Perry. 2010. Fundamental Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Riyadi, S. dan Harmoko. 2012. Standard Operating Procedure dalam Praktik

Klinik Keperawatan Dasar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sjamsuhidayat, R. dan Jong, W. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC.

Wilkinson, J. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC.