studi kasus

13
Studi Kasus Roger adalah seorang pria 56 tahun, sepenuhnya kidal, dengan 16 tahun pendidikan. Hidup untuk Roger dimulai pada tahun 1952 dengan tidak ada komplikasi kesehatan dan tidak ada penundaan dalam mencapai tahap perkembangan. Berdasarkan laporan orangtuanya, Roger menjalani masa kecil yang normal, mencapai nilai rata-rata di seluruh sekolah, dan senang berolahraga. Keluarga Roger menggambarkan dia sebagai "ramah, pria santai " yang "tenang, pendiam, dan biasanya disimpan untuk dirinya sendiri." Pada usia 28, Roger mengembangkan demam tinggi dan sakit kepala intens, dan didiagnosis dengan herpes simpleks ensefalitis. Prognosis Roger tampak suram dan keluarganya diberitahu ada kemungkinan kuat dia tidak akan bertahan. Namun, setelah koma sembilan hari, kondisi Roger stabil dan ia perlahan-lahan muncul dari koma, benar-benar bingung. Beberapa minggu kemudian ia keluar dari rumah sakit dengan penglihatan dan pendengaran normal, kekuatan yang cukup dan koordinasi motorik, dan amnesia parah, anosmia, dan ageusia. Sejak serangan ensefalitis pada tahun 1980, Roger telah benar-benar hidup kehidupan lain. Dia memiliki hampir tidak ada kenangan episodik untuk segala acara yang telah terjadi selama tiga dekade terakhir. Sebagai contoh, ia tidak memiliki ingatan 9/11 dan ketika ditunjukkan gambar-gambar dari pesawat menabrak World Trade Center ia sering merespon dengan bingung, berspekulasi bahwa Rusia harus menyerang Amerika. Salah satu elemen dari perilaku Roger yang harus diawasi ketat adalah nafsu rakus nya. Tanpa pemantauan, Roger akan makan ke titik pembersihan, tidak menunjukkan tanda- tanda kejenuhan. Roger muncul sangat tidak peduli dengan kondisinya. Kedua orang tuanya dan adiknya sungguh-sungguh menyatakan bahwa "Roger selalu senang,". Selain itu, berdasarkan laporan keluarganya, Roger adalah paradoks bahagia sekarang daripada dia sebelum kerusakan otaknya. Ini kepribadian yang mendalam dan mempengaruhi perubahan juga telah mengubah perilaku sosialnya. Disposisi premorbid Nya menjadi agak pendiam dan introvert telah bergeser menjadi keluar dan extraverted. Selama pertemuan sosial, Roger memiliki kecenderungan kuat terhadap kelucuan dan rutin membacakan lelucon. Dalam banyak hal, pidato banyak bicara Roger dan jocoseness merupakan bentuk rasa malu vokal, di mana pikiran batinnya sering muncul untuk secara bebas berbicara tanpa filter dan tanpa refleksi. Case Study Roger is a 56-year-old man, fully right-handed, with 16 years of education. Life for Roger began in 1952 with no health complications and no delays in achieving developmental milestones. Based on his parents' report, Roger lived a normal childhood, attained average grades throughout school, and enjoyed playing sports. Roger's family describes him as being a “friendly, easy-going guy” who was “quiet, reserved, and usually kept to himself.” At the age of 28, Roger developed a high fever and intense headache, and was diagnosed with herpes simplex encephalitis. Roger's prognosis looked bleak and his family was told there was a strong likelihood he would not survive. However, after a nine day coma, Roger's condition stabilized and he slowly emerged from the coma, completely disoriented. A few weeks later he was discharged from the hospital with normal vision and hearing,

Upload: lalu-gamal-arigi

Post on 07-Jul-2016

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jhb

TRANSCRIPT

Page 1: Studi Kasus

Studi Kasus Roger adalah seorang pria 56 tahun, sepenuhnya kidal, dengan 16 tahun pendidikan. Hidup untuk Roger dimulai pada tahun 1952 dengan tidak ada komplikasi kesehatan dan tidak ada penundaan dalam mencapai tahap perkembangan. Berdasarkan laporan orangtuanya, Roger menjalani masa kecil yang normal, mencapai nilai rata-rata di seluruh sekolah, dan senang berolahraga. Keluarga Roger menggambarkan dia sebagai "ramah, pria santai " yang "tenang, pendiam, dan biasanya disimpan untuk dirinya sendiri." Pada usia 28, Roger mengembangkan demam tinggi dan sakit kepala intens, dan didiagnosis dengan herpes simpleks ensefalitis. Prognosis Roger tampak suram dan keluarganya diberitahu ada kemungkinan kuat dia tidak akan bertahan. Namun, setelah koma sembilan hari, kondisi Roger stabil dan ia perlahan-lahan muncul dari koma, benar-benar bingung. Beberapa minggu kemudian ia keluar dari rumah sakit dengan penglihatan dan pendengaran normal, kekuatan yang cukup dan koordinasi motorik, dan amnesia parah, anosmia, dan ageusia.

Sejak serangan ensefalitis pada tahun 1980, Roger telah benar-benar hidup kehidupan lain. Dia memiliki hampir tidak ada kenangan episodik untuk segala acara yang telah terjadi selama tiga dekade terakhir. Sebagai contoh, ia tidak memiliki ingatan 9/11 dan ketika ditunjukkan gambar-gambar dari pesawat menabrak World Trade Center ia sering merespon dengan bingung, berspekulasi bahwa Rusia harus menyerang Amerika. Salah satu elemen dari perilaku Roger yang harus diawasi ketat adalah nafsu rakus nya. Tanpa pemantauan, Roger akan makan ke titik pembersihan, tidak menunjukkan tanda-tanda kejenuhan.

Roger muncul sangat tidak peduli dengan kondisinya. Kedua orang tuanya dan adiknya sungguh-sungguh menyatakan bahwa "Roger selalu senang,". Selain itu, berdasarkan laporan keluarganya, Roger adalah paradoks bahagia sekarang daripada dia sebelum kerusakan otaknya. Ini kepribadian yang mendalam dan mempengaruhi perubahan juga telah mengubah perilaku sosialnya. Disposisi premorbid Nya menjadi agak pendiam dan introvert telah bergeser menjadi keluar dan extraverted. Selama pertemuan sosial, Roger memiliki kecenderungan kuat terhadap kelucuan dan rutin membacakan lelucon. Dalam banyak hal, pidato banyak bicara Roger dan jocoseness merupakan bentuk rasa malu vokal, di mana pikiran batinnya sering muncul untuk secara bebas berbicara tanpa filter dan tanpa refleksi.

Case Study

Roger is a 56-year-old man, fully right-handed, with 16 years of education. Life for Roger began in 1952 with no health complications and no delays in achieving developmental milestones. Based on his parents' report, Roger lived a normal childhood, attained average grades throughout school, and enjoyed playing sports. Roger's family describes him as being a “friendly, easy-going guy” who was “quiet, reserved, and usually kept to himself.” At the age of 28, Roger developed a high fever and intense headache, and was diagnosed with herpes simplex encephalitis. Roger's prognosis looked bleak and his family was told there was a strong likelihood he would not survive. However, after a nine day coma, Roger's condition stabilized and he slowly emerged from the coma, completely disoriented. A few weeks later he was discharged from the hospital with normal vision and hearing, sufficient strength and motor coordination, and a severe amnesia, anosmia, and ageusia.

Since the encephalitic attack in 1980, Roger has literally lived another lifetime. He has virtually no episodic memories for any events which have transpired over the past three decades. For example, he has no recollection of 9/11 and when shown pictures of the planes crashing into the World Trade Center he often responds with bewilderment, speculating that Russia must be attacking America. One element of Roger's behavior that must be closely supervised is his voracious appetite. Without monitoring, Roger will eat to the point of purging, showing no signs of satiation.

Roger appears remarkably unconcerned by his condition. Both of his parents and his sister fervently claim that “Roger is always happy,”. Moreover, based on his family's report, Roger is paradoxically happier now than he was before his brain damage. This profound personality and affect change has also altered his social behavior. His premorbid disposition of being somewhat reserved and introverted has shifted to being outgoing and extraverted. During all social encounters, Roger has a strong proclivity towards jocularity and routinely recites jokes. In many ways, Roger's loquacious speech and jocoseness is a form of vocal disinhibition, where his inner thoughts often appear to be freely spoken without a filter and without reflection.

1. Bagaimana proses munculnya perasaan terhukum (dan organ yang berperan)?2. Bagaimana proses munculnya perasaan ganjaran (dan organ yang berperan)?3. Penjelasan tentang motivasi

Page 2: Studi Kasus

SISTEM LIMBIK

Pusat Ganjaran Pusat Hukuman

Neurotransmitter Proses Proses Pembelajaran

Pathway Mengingat

Long Term MemoryShort Term Memory

Prilaku

4. Bagaimana hubungan reward dan punishment dengan proses mengingat?5. Bagaimana hubungan proses pembelajaran dengan perilaku baik dan buruk?6. Jenis – jenis kepribadian orang7. Mengenai ingatan

a. Mekanisme (short term memory, long term memory)b. Jenis – jenis ingatan (ingatan eksplisit dan ingatan implicit)

8. Neurotransmitter yang berperan dalam reward dan punishment9. Proses recall memory dan organ yang berperan

1.1 Ingatan

Ingatan berasal dari perubahan transmisi sinaptik antara neuron-neuron yang terjadi akibat aktivitas

saraf sebelumnya. Perubahan-perubahan ini menyebabkan terbentuknya jaras baru, jaras terfasilitasi, atau

hambatan jaras di sirkuit yang sesuai. Jaras yang baru atau telah berubah dinamai jejak ingatan (memory traces).

Meskipun kita berpikir bahwa ingatan adalah kumpulan positif pengalaman sebelumnya, mungkin banyak dari

ingatan, dalam arti tertentu, adalah ingatan negative. Pikiran kita dibanjiri oleh informasi sensorik, dan salah satu

fungsi penting otak adalah kemampuannya mengabaikan informasi yang irelevan atau berlebihan. Proses ini

disebut habituation (kebiasaan). Sebaliknya, otak juga memiliki kemampuan untuk meningkatkan atau

menyimpan jejak ingatan tertentu melalui fasilitasi sirkuit-sirkuit sinaptik, suatu mekanisme yang disebut sensitasi

ingatan.

Karena itu, ingatan dikelompokan dalam tiga kategori : (1) ingatan jangka pendek hanya bertahan

beberapa detik atu menit kecuali diubah menjadi ingatan jangka panjang; (2) ingatan jangka panjang menengah

bertahan beberapa hari sampai minggu tapi akhirnya lenyap; dan (3) ingatan jangka panjang, yang sekali

disimpan, dapat diingat kembali bertahun-tahun kemudian atau seumur hidup.

Ingatan jangka pendek. Contoh tipikal ingatan jangka pendek adalah nomor telepon baru yang

diingat selama beberapa detik atau menit ketika seseorang terus memikirkan nomor tersebut. Beberapa teori yang

diajukan untuk menjelaskan dasar mekanisme ini kini sedang diteliti : (1) jenis ingatan ini disebabkan oleh

aktivitas saraf kontinyu dalam suati sirkuit reverberating ( bolak-balik ); (2) ingatan ini terbentuk karena

pengaktifan sinaps-sinaps pada terminal prasinaps yang biasanya menyebabkan fasilitasi atau inhibisi

berkepanjangan; dan (3) akumulasi kalsium di terminal akson akhirnya dapat meningkatkan sinyal sinaptik dari

terminal tersebut.

Ingatan jangka panjang menengah. Ingatan ini dapat terjadi karena perubahan kimiawi atau fisik

temporer di membrane prasinaps atau pascasinaps yang menetap selama beberapa menit hingga beberapa minggu.

Sebagian dari pengamatan-pengamatan eksperimental tentang mekanisme ini berasal dari studi-studi pada siput

aplysia. Stimulasi suatu terminal fasilitator pada saat yang sama dengan pengaktifan input sensorik lain

menyebabkan pelepasan serotonin di sinaps pada terminal sensorik. Stimulasi reseptor serotonin mengaktifkan

adenilil siklase di terminal sensorik utama sehingga terbentuk adenosine monofosfat siklik (cAMP), yang

menyebabkan pelepasan suatu protein kinase dan menimbulkan fosforilasi suatu protein yang menghambat

saluran kalium di terminal sensorik. Penurunan hantaran kalium menyebabkan potensi aksi yang mencapai

terminal sensorik, yang pada gilirannya menyebabkan peningkatan input kalsium ke dalam terminal sensorik,

menyebabkan pelepasan neurotransmitter dari terminal sensorik sehingga transmisi di sinaps ini menjadi lebih

mudah.

Ingatan jangka panjang. Ingatan jangka panjangf diperkirakan terjadi karena perubahan structural di

sinaps yang meningkatkan atu menekan hantaran sinyal. Perubahan-perubahan structural ini mencakup (1)

peningkatan jumlah tempat pembebasan vesikel sinaps, (2) peningkatan jumlah vesikel sinaps, (3) peningkatan

jumlah terminal sinaps, (4) perubahan bentuk dan jumlah tonjolan pascasinaps.

Page 3: Studi Kasus

Dua Jenis Memory (explisit memory dan implisit memory)

EXPLICIT MEMORY (DECLARATIVE MEMORY)

Explicit memory meliputi ingatan mengenai suatu fakta, seperti nama, tempat, tanggal. Explicit

memory berkaitan dengan kesadaran dan memori ini mampu diungkapkan dengan kata-kata. Inilah yang

menbandingkanya dengan implicit memory yang berada di bawah kesadaran dan tidak dapat diungkapkan dengan

kata-kata.

Explicit memori memungkinkan seseoang untuk memanggil kembali ingatannya tentang suatu fakta

atau kejadian.Memori ini dibagi menjadi dua, yaitu episodic memory yang berhubungan dengan ingatan untuk

sutau kejadian, dan semantic memory yang berhunungan dengan ingatan untuk suatu kata-kata, peraturan, bahasa,

dan lain-lain.

Explicit memory diakses oleh bagian dari lobus temporalis yang disebut hipokampus dan amygdaloid

nucleus. Hipokampus meliputi penerimaan actual memori, contohnya: mengingat kembali nama seseorang., dan

amigdala meliputi emosional overtone dari memori itu, contohnya: perasaan suka atau tidak suka.

Lesi yang terjadi pada lobus temporalis menyebabkan hipokampus mencegah merubah dari short term

memory menjadi long term memory. Emosi dan mood merupakan gerbang/pintu masuk dalam otak, dan

menentukan hal-hal yang disimpan atau tidak disimpan dalam long-term explicit memory.

Bagian dari explicit memory tampak disimpan terpisah di berbagai bagian pda cerebrum, khususnya

pada lobus parietalis, seperti menyimpan barang dala laci meja. Tampakan seseorang disimpan terpisah dengan

memori tempat, wajah seseorang mungkin disimpan pada laci meja lainnya, anggota keluarga tampak disimpan

bersama. Contoh: memory mengenai sebuah pengalaman, dapat disimpan paling sedikit pada 4 laci meja yang

berbeda, seperti dimana lokasinya, dengan siapa, apa yang terjadi, dan bagaiman perasaan itu disimpan pada

tempat-tempat yang berbeda.

IMPLISIT MEMORY

Ingatan implisit (ingatan non-deklaratif/reflektif) ialah ingatan yang tak melibatkan kesadaran dan

retensinya tak melibatkan pengolahan di hipokampus, meliputi ketrampilan, kebiasaan, refleks terkondisi. Ingatan

eksplisit bisa menjadi ingatan implicit setelah kemampuan itu dikuasai penuh.

4 pembagian utama dari implisit memori ini ialah:

1. Priming

2. Procedural

3. Asossiative Learning

4. Nonasossiative Learning

Hubungan Memory dengan Prilaku Baik dan Buruk

Ingatan dibedakan atas ingatan jangka pendek (short term memory) dan ingatan jangka panjang (long

term memory). Ingatan jangka pendek adalah suatu proses aktif yang berlangsungnya terbatas, tidak

meninggalkan bekas. Ingatan jangka pendek ini diperantarai oleh post tetanic potensiation atau inhibisi

presynaptik. Bentuk belajar jangka pendek yang paling sederhana disimpan dalam perubahan fisik dalam reseptor

perifer yang sifatnya sementara.

Page 4: Studi Kasus

Input kedalam otak akan diproses dipenyimpanan ingatan jangka pendek; kemudian melalui beberapa

proses akan diubah ketempat penyimpanan jangka panjang yang lebih permanen. Model ini juga dilengkapi

dengan fungsi untuk mencari tempat penyimpanan ingatan dan membaca kembali informasi yang diperlukan pada

keadaan tertentu.

Pada Ingatan jangka panjang akan menimbulkan perubahan fisik pada otak. Ingatan jangka panjang

dihasilkan oleh perubahan struktural pada sistem saraf, yang terjadi karena aktifasi berulang terhadap lingkaran

neuron (loop of neuron). Lingakaran tersebut dapat dari korteks ke thalamus atau hipokampus, kembali lagi ke

korteks. Aktifasi berulang terhadap neuron yang membentuk loop tersebut akan menyebabkan synaps diantara

mereka secara fungsional berhubungan.

Pada proses mengingat, di sana melibatkan hipokampus sebagai tempat penyimpanan memori.

Hipokampus juga merupakan bagian dari sistem limbik yang dapat memepengaruhi prilaku sesesorang melalui

jaras-jarasnya ke bagian lain dari sistem limbik. Jaras aferen hipokampus terutama dari septum dan hipotalamus

melalui forniks dan dari korteks entorhinal berdekatan. Daerah ini kortikal menerima masukan dari daerah

menyebar dari neokorteks, terutama korteks limbik, dan dari amigdala.

Dari hipokampus banyak jaras keluaran yang berasal dari sistem reward dan punishent, hal ini nantinya

akan melatarbelakangi terbentuknya suasana hati seseorang dan motivasi, sehingga kita dapat mengingat

pengalaman-pengalaman yang menyenangkan dan tidak menyenangkan. Begitu juga prilaku baik dan buruk, di

sana perlu pengolahan informasi dari korteks prefrontaluntuk mempertimbangkan mana perbuatan yang baik dan

yang buruk.

2.2 PUSAT GANJARAN DAN HUKUMAN

PUSAT GANJARAN

Hipotalamus merupakan pusat rasa ganjaran dan rasa hukuman. Perangsangan kuat di nuclei anterior

dan nuclei ventromedial hipotalamus menimbulkan rasa senang, rasa puas, ketenangan (placidity), dan kejinakan

(tameness) pada binatang. Sementara perangsangan di zona periventrikuler hipotalamus menimbulkan rasa tidak

senang, takut, panik, dan rasa terhukum. Pada hewan kucing rangsangan listrik di area tersebut membangkitkan

pola perilaku ketakutan dan agresifitas.

Pusat-pusat ganjaran utamanya yang ternyata terletak di sepanjang rangkaian berkas bagian medial

otak depan, khususnya pada nuklei lateral dan nuclei ventromedial hipotalamus. Anehnya nuclei lateral ini juga

terlibat dalam area ganjaran, malahan, merupakan yang paling poten dari seluruhnya, karena bila area ini diberi

rangsangan yang lebih kuat timbul rasa marah. Namun, keadaan ini memang berlaku untuk sebagian besar area,

yang bila diberi rangsangan lebih lemah dapat menimbulkan rasa ganjaran dan bila diberi rangsangan lebih kuat

akan timbul rasa hukuman. Pusat ganjaran yang kurang peka, yang mungkin merupakan pusat kedua dalam

hipotalamus, dapat dijumpai pada septum, amygdale, beberapa area tertentu dalam thalamus dan ganglia basalis,

dan meluas ke bawah ke bagian tegmentum basal dari mesensefalon.

PUSAT HUKUMAN

Ditemukan area yang paling poten bagi rasa terhukum dan kecendrungan untuk menghindar, yaitu

terdapat pada area kelabu sentral disekeliling aquaduktus sylvius dalam mesensefalon dan menyebar ke atas ke

zona periventrikular hipotalamus dan thalamus. Area rasa terhukum yang tak begitu kuat ditemukan di beberapa

lokasi amygdale dan hippocampus. Sangatlah menarik terutama bahwa perangsangan pada pusat rasa tethukum ini

seringkali dapat menghambat pusat-pusat ganjaran dan pusat rasa senang secara sempurna, yang menunjukkan

bahwa rasa terhukum dan rasa takut dapat terjadi mendahului rasa senang dari rasa ganjaran.

Perangsangan pada area ini menyebabkan hewan tersebut menunjukkan gejala-gejala tidak senang, takut,

panik, rasa sakit, rasa terhukum, dan bahkan penyakit. Rasa marah—hubungannya dengan pusat rasa terhukum

Pola marah (rage pattern) merupakan suatu pola emosi yang melibatkan pusat rasa terhukum pada

hipotalamus dan struktur limbic lain, pola ini juga mempunyai cirri-ciri tersendiri yang dapat diibaratkan sebagai

berikut. Perangsangan yang kuat pada pusat rasa terhukum di otak, khusunya pada zona periventrikular

hipotalamus dan hipotalamus lateral, menyebabkan hewan: (1) membangun sikap mempertahankan diri, (2)

mengeluarkan cakarnya (3) mengangkat ekor, (4) mendesis, (5) meludah, (6) menggeram, dan (7) mendirikan

bulu-bulu tubuh, membuka matanya lebar-lebar, dan melebarkan pupil. Selanjutnya, gangguan yang paling ringan

saja sudah dapat menyebabkan hewan itu ingin menyerang dengan luas. Perilaku ini hamper selalu timbul pada

hewan yang dihukum dengan begitu kejamnya, dan merupakan pola perilaku yang disebut rasa marah. Untungnya,

pada hewan normal, phenomena rasa marah ini terutama dicegah oleh adanya sinyal inhibisi dari nuclei

ventromedial hipotalamus. Selain itu, bagian hippocampus dan kortex limbic anterior terutama pada gyrus cinguli

anterior dan gyrus subcalosum membantu menekan phenomena rasa marah ini.

Neurotransmitter Yang Berperan

Dalam Reward Dan Punishment Pathway

1. Dopamin

Fungsi Dopamin sebagai neururotransmiter kerja cepat disekresikan oleh neuron-neuron yang berasal

dari substansia nigra, neuron-neuron ini terutama berakhir pada regio striata ganglia basalis. Pengaruh dopamin

biasanya sebagai inhibisi. Dopamin bersifat inhibisi pada beberapa area tapi juga eksitasi pada beberapa area.

Dopamin terutama ke regio ganglia basalis dan sistem serotonin ke struktur garis tengah (midline).

Page 5: Studi Kasus

Dari hasil penelitian, dikatakan suatu neeurotransmiter yaitu dopamine amat berperan dalam reward

pathway. Sebenarnya dopamine pathway ini memilki 4 jalur utama, yaitu :

Mesolimbic Pathway

Mesocortical Pathway

Nigrostriatal Pathway

Tuberoinfundibular Pathway

Dari keempat jalur hantaran dopamine, Mesolimbic dan mesocortical pathway yang berperan dalam

memori, motivasi, dan respon emosi dari reward . Nigrostriatal pathway berperan dalam pergerakan motorik.

Sedangkan untuk Tuberoinfundibular pathway berperan dalam regulasi hormonal. Salah satu peran dari dopamine

adalah menginduksi terjadinya proses Long Term Potentiation yang telah disebutkan sebelumnya.

2. Serotonin

Serotonin disekresikan oleh nukleus yang berasal dari rafe medial batang otak dan berproyeksi

disebahagian besar daerah otak, khususnya yang menuju radiks dorsalis medula spinalis dan menuju hipotalamus.

Serotonin bekerja sebagai bahan penghambat jaras rasa sakit dalam medula spinalis, dan kerjanya di daerah sistem

syaraf yang lebih tinggi diduga untuk membantu pengaturan kehendak seseorang, bahkan mungkin juga

menyebabkan tidur. Dalam hubungannya dengan reward dan punishment pathway, serotonin bekerja dengan cara

meregulasi pengeluaran dopamin, baik dengan cara menginhibisi maupun eksitasi.

3. GABA

Cara kerja GABA pada reward dan punishment pathway adalah disinhibisi dari neuron dopamin.

Sehinggan jumlah dopamin yang dihasilkan akan semakin banyak

4. Opiat Endogen

Salah satu contonya adalah Endophrin. Berupa motivate behaviour transmitter. Cara kerja dalam

reward dan punishment pathway adalah menambah keluaran dari dopamin. Lokasinya terutaram berada pada

nukleus accumbens.

Hubungan Ganjaran dan Hukuman dengan Proses Mengingat

Ganjaran dan hukuman dapat menentukan suatu informasi dapat atau tidak untukdi ingat. Baik itu di

ingat sebagai ingatan jangka pendek atau pun jangka panjang. Semua pengalaman sensorik yang menimbulkan

rasa ganjaran atau rasa terhukum hampir tidak dapat di ingat sama sekali. Pada rekaman listrik dari otak terlihat

bahwa stimulus sensorik yang baru saja di rasakan hampir selalu merangsang beragam area pada korteks serebri.

Page 6: Studi Kasus

Tetapi jika pengalaman sensorik tidak menimbulkan rasa ganjaran atatu rasa terhukum, pengulangan stimulus

yang terus-menerus cenderung memadamkan seluruh respon kortikal serebri. Yaitu hewan tersebut menjadi

terhabituasi terhadap stimulus sensorik spesifik tersebut, dan selanjutnya mengabaikannya,

Jika misalnya stimulus ternyata malah menimbulkan rasa ganjaran atau rasa terhukum, bukan sikap

acuh tak acuh. Dengan rangsangan berulang-ulang, respon kortikal serebri justru menjadi semakin kuat, dan

respon itu dikatakan mengalami pengutaan. Sehingga pada hewan tersebut dapat timbul jejak ingatan yang kuat

terhadap sensasi ganjaran atau sensasi terhukum, namun sebaliknya, membentuk rasa terbiasa terhadap berbagai

stimulus sensorik.

Selain itu, di hipotalamus terdapat area utama untuk reward and punishment center. Kedua pusat

ganjaran dan hukuman limbik ini akan menimbulkan latar belakang suasana hati dan motivasi seseorang.

Sehingga motivasi –motivasi ini mendorong otak untuk mengingat pengalaman-pengalaman dan pikiran-pikiran

yang menyenangkan atau yang tidak menyenangkan. Jika merangsang reward center contohnya mengeksitasi

septum, akan muncul perasaan senang, sebaliknya jika yang teraktivasi adalah punishment center maka muncul

merasaan sedih. Karena merupakan suatu sirkuit, jalur tidak berhenti di Hipotalamus. Sinyal akan diteruskan ke

cortex prefrontal . Dari area reward center di hipotalamus di bagian ventromedial dan lateral dapat diteruskan ke

cortex untuk menimbulkan suatu respon tindakan karena senang, misalnya berlari-lari atau berteriak –teriak . Jadi,

baik pusat rasa ganjaran maupun rasa hukuman di system limbic sangat berperan untuk menyaring informasi yang

saat ini dipelajari.

MOTIVASI

Definisi Motivasi

Motivasi berasal dari bahasa latin yaitu movere yang berarti bergerak. Motivasi dapat didefinisikan

suatu proses psikologi yang menghasilkan suatu intesitas, arah, dan ketekunan individual dalam usaha untuk

mencapai suatu tujuan. Ada beberapa ahli yang mendefinisikan motivasi, yakni :

1. Mc Donald memberikan sebuah definisi tentang motivasi sebagai suatu perubahan tenaga di dalam diri

atau pribadi seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi dalam usaha mencapai

tujuan.

2. Menurut Sartain dalam bukunya Psikologi Understanding of Human Behavior, motivasi adalah suatu

pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku atau perbuatan

ke suatu tujuan atau perangsang.

3. James O. Whittaker memberikan pengertian secara umum, motivasi adalah kondisi-kondisi atau

keadaan yang mengaktifkan atau memberi dorongan kepada makhluk untuk bertingkah laku mencapai

tujuan yang ditimbulkan oleh motivasi tersebut.

4. Abraham Moslow menyatakan bahwa motivasi merupakan sebuah fungsi dari lima kebutuhan dasar

yaitu:

a. Psikologi

Kebutuhan dasar yang utama antara lain kebutuhan akan makanan, minum, udara untuk bertahan

hidup

b. Keamanan

Antara lain keselamatan dan perlindungan terhadap kerugian fisik dan emosional

c. Cinta

Keinginan untuk dicintai dan mencintai. Mengandung kebutuhan akan kasih sayang dan rasa

memiliki

d. Penghargaan

Kebutuhan akan reputasi, kebanggaan, dan pengakuan dari orang lain. Juga mengandung

kebutuhan akan kepercayaan diri dan kekuatan

e. Aktualisasi diri

Keinginan untuk menjadi apa yang ia inginkan. Untuk menjadi yang terbaik adalah kesanggupan

dari menjadi apa.

Teori motivasi

Terdapat beberapa teori tentang motivasi antara lain:

Teori kepuasan ( content theory )

a) FW. Taylor -> teori motivasi klasik

1. Teori motivasi klasik / teori motivasi kebutuhan tunggal. Berpendapat bahwa manusia

mau bekerja giat untuk dapat memenuhi kebutuhan fisik / biologis nya, berbentuk

uang / barang dari hasil pekerjaannya

2. Konsep dasar teori ini : orang akan bekerja giat, bilamana ia mendapat imbalan materi

yang mempunyai kaitan dengan tugas tugasnya. Manajer menentukan bagaimana tugas

dikerjakan dengan menggunakan sistem insentif untuk memotivasi para pekerja

b) Maslow -> Maslow need hierarchy theory

1. Manusia merupakan makhluk sosial yang berkeinginan

2. Suatu kebutuhan yang telah dipuaskan tidak menjadi alat motivator bagi pelakunya dan

hanya kebutuhan yang belum terpenuhi yang akan menjadi motivator.

c) Frederic Herzberg -> Herzberg’s two factor theory

1. Hygine factor / dissatisfiers -> faktor pemeliharaan

Page 7: Studi Kasus

kondisi ekstrentik pekerjaan : jika kondisi ini tidak ada menyebabkan kepuasan

( dibutuhkan minimal untuk menjaga ketidak puasan ) Misalnya : gaji, jamsostek,

kondisi kerja, status , kebijakan perusahaan, kualitas supervise.

2. Satisfiers factor / motivators -> pemuas

jika kondisi tersebut ada berfungsi sebagai motivator yang dapat menghasilkan prestasi

kerja yang baik. Tetapi jika tidak ada akan menyebabkan ketidak puasan. Misalnya

prestasi, pengakuan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab, kemajuan , pertumbuhan

dan perkembangan pribadi

d) Dauglas Mc. Gregor -> Teori X & Y

1. Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa manusia secara jelas dan tegas dapat dibedakan

atas manusia penganut teori X ( teori tradisional ) dan teori Y ( teori demokratik )

Teori X

1. Rata rata karyawan itu malas dan tidak suka bekerja

2. Umumnya karyawan tidak berambisi mencapai prestasi yang optimal dan

selalu menghidarkan tanggung jawabnya dengan cara

mengkambinghitamkan oranglain

3. Karyawan lebih suka dibimbing, diperintah dan di awasi dalam

melaksanakan pekerjaannya

4. Karyawan lebih mementingkan diri sendiri dan tidak memperdulikan tujuan

organisasi

Teori Y

1. Rata rata karyawan rajin dan menganggap sesungguhnya bekerja , sama

wajarnya dengan bermain dan istirahat

2. Lazimnya karyawan dapat memikul tanggungjawab dan berambisi untuk

maju dengan mencapai prestasi kerja yang optimal

3. Karyawan selalu berusaha mencapai sasaran organisasi dan

mengembangkan dirinya untuk mencapai sasaran itu.

e) Teori Mc glelland learned needs theory

1. Teori ini berpendapat bahwa karyawan mempunyai cadangan energi potensial. Energi

ini bisa digunakan sangat tergantung pada kekuatan dorongan motivasi dan situasi yang

dihadapi karyawan.

2. Kekuatan yang mendorong adalah : kebutuhan dasar, harapan keberhasilan dan nilai

insentif yang melekat pada tujuan

3. Hal hal yang memotivasi seseorang : kebutuhan akan prestasi ( need for achievement ),

kebutuhan akan affiliasi, dan kebutuhan akan kekuatan

f) Teori motivasi claude S. George

o Teori motivasi proses ( process theory )

o Teori pengukuhan ( reinforcement theory )

Hubungan Motivasi dengan Istilah “Motif”, “Drive” dan “Need”

Motif atau motive adalah dorongan yang terarah kepada pemenuhan kebutuhan psikis atau ruhaniah.

Kebutuhan atau need merupakan suatu keadaan dimana individu merasakan adanya kekurangan, atau ke-tidakada-

an sesuatu yang diperlukannya. Desakan atau drive diartikan sebagai dorongan yang diarahkan kepada pemenuhan

kebutuhan-kebutuhan jasmaniah. Meskipun ada variasi makna, ketiga hal tersebut sangat bertalian erat dan sulit

dipisahkan, dan semuanya termasuk suatu kondisi yang mendorong individu melakukan kegiatan, kondisi tersebut

disebut motivasi. Dengan demikian motivasi merupakan suatu kondisi yang terbentuk dari berbagai tenaga

pendorong yang berupa desakan (drive), motif dan kebutuhan (need). Sehingga untuk menyederhanakan ketiga

macam tenaga pendorong tersebut akan disebut dengan satu istilah saja yang lebih bersifat umum yaitu motif.

Motif-motif yang mendorong perilaku individu dapat dikategorikan atas motif dasar dan motif sosial.

Motif dasar berkenaan dengan segala macam bentuk dorongan untuk memenuhi kebutuhan dasar.

Motif ini bersifat instink, dimiliki individu sejak kelahirannya atau diperoleh dalam proses perkembangannya

tanpa harus dipelajari. Sedangkan motif sosial merupakan perkembangan dari motif dasar, berkembang karena

belajar dari pengalaman, baik belajar dari pengalaman yang disadari maupun yang dilakukan tanpa rencana dan

sadar. Motif ini berkembang melalui proses interaksi sosial, dan peranannya sangat besar dalam kehidupan sosial. 

Macam-Macam Motivasi

Page 8: Studi Kasus

Menurut sifatnya motivasi dibedakan atas tiga macam, yaitu:

Motivasi takut (fear motivation), individu melakukan sesuatu perbuatan karena takut.

Motivasi Insentif (incentive motivation), individu melakukan sesuatu perbuatan untuk mendapatkan

insentif. 

Motivasi sikap (attitude motivation), motivasi ini lebih bersifat instrinsik, muncul dari dalam diri

individu, berbeda dengan kedua motivasi sebelumnya yang lebih bersifat ekstrinsik dan datang dari

luar diri individu. 

Motif yang mendorong perbuatan individu, dibedakan atas lima kategori yang membentuk suatu

hierarki atau tangga motif dari yang terendah ke yang tertinggi, yaitu: 

a) Motif Fisiologis, yaitu dorongan-dorongan untuk memenuhi kebutuhan jasmaniah.

b) Motif Pengamanan, yaitu dorongan-dorongan untuk menjaga atau melindungi diri dari gangguan.

c) Motif Persaudaraan dan kasih sayang, yaitu motif untuk membina hubungan baik, kasih sayang,

persaudaraan baik dengan jenis kelamin yang sama maupun beda.

d) Motif Harga Diri, yaitu motif untuk mendapatkan pengenalan, pengakuan, penghargaan dan

penghormatan dari orang lain.

e) Motif Aktualisasi diri. Manusia memiliki potensi yang dibawa dari kelahirannya dan kodratnya sebagai

manusia. Potensi dan kodrat ini perlu diaktualisasikan dalam berbagai bentuk sifat, kemampuan dan

kecakapan nyata. Melalui berbagai bentuk belajar dan pengalaman, individu berusaha mengaktualkan

semua potensi yang dimilikinya. 

Persepsi Menghindar dan Mendekati Seseorang Terhadap Orang Lain.

Behavioral Activation system (BAS) dan behavioral inhibition system (BIS)

Page 9: Studi Kasus

Dalam kondisi alami, BIS diaktifkan ketika kita mengamati bahwa tindakan kita tidak akan efektif.

Ketika ada suatu gerak keinginan untuk melawan atau kabur tidak mungkin muncul, sangat sering satu-satunya

pilihan yang tersisa untuk menjamin kelangsungan hidup adalah untuk mengirimkan dan menerima hal-hal seperti

itu. BIS adalah hasil dari sejarah evolusi di mana sistem ini membuat dirinya berguna oleh operasi sebentar-

sebentar, sementara mencegah tindakan tidak berguna yang hanya bisa membuat hal-hal buruk. Sebagai contoh,

pertimbangkan sebuah mamalia kecil di tengah lapangan yang tiba-tiba melihat seekor burung terbang mencari

mangsa. Hal terbaik untuk dilakukan adalah untuk tidak bergerak, dengan harapan tidak terlihat.

Dalam masyarakat manusia berdasarkan persaingan, banyak orang mengaktifkan sistem inhibisi

perilaku mereka terus-menerus, untuk menghindari pembalasan. Dalam kasus tersebut, penghambatan perilaku

tidak lagi hanya suatu interval antara pendekatan adaptif dan perilaku menghindar, tapi malah menjadi sumber

kecemasan kronis. Rasa kegelisahan secara bertahap merusak kesehatan individu. Memang, penghambatan

perilaku memiliki banyak konsekuensi negatif, dan mereka telah didokumentasikan berlimpah. Yang paling jelas

adalah penyakit psikosomatik, borok lambung, dan hipertensi arteri. Tapi aktivasi BIS berkepanjangan juga dapat

menyebabkan gangguan genetik yang lebih serius seperti kanker dan semua patologi terkait dengan fungsi

kekebalan yang terganggu.

MACAM-MACAM KEPRIBADIAN MANUSIA

Berdasarkan aspek biologis :

Berdasarkan aspek biologis, Hipocrates membagi kepribadian menjadi 4 kelompok besar dengan

fokus pada cairan tubuh yang mendominasi dan memberikan pengaruh kepada individu tersebut. ( 4 jenis cairan

tubuh), pembagiannya meliputi : empedu kuning (choleris), empedu hitam (melankolis), cairan lendir (flegmatis)

dan darah (sanguinis).

a. Sanguin, sanguin adalah orang yang gembira, yang senang hatinya, mudah untuk membuat orang

tertawa, dan bisa memberi semangat pada orang lain. Tapi kelemahannya adalah dia cenderung

impulsive, yaitu orang yang bertindak sesuai emosi atau keinginannya.

b. Plegmatik, tipe plegmatik adalah orang yang cenderung tenang, dari luar cenderung tidak beremosi,

tidak menampakkan perasaan sedih atau senang. Naik turun emosinya itu tidak nampak dengan jelas.

Orang ini memang cenderung bisa menguasai dirinya dengan cukup baik, ia intorspektif sekali,

memikirkan ke dalam, bisa melihat, menatap dan memikirkan masalah-masalah yang terjadi di

sekitarnya. Kelemahan orang plegmatik adalah ia cenderung mau ambil mudahnya, tidak mau susah,

sehingga suka mengambil jalan pintas yang paling mudah dan gampang.

c. Melankolik, Tipe melankolik adalah orang yang terobsesi dengan karya yang paling bagus, yang

paling sempurna dan dia memang adalah seseorang yang mengerti estetika keindahan hidup ini.

Perasaannya sangat kuat, sangat sensitif maka kita bisa menyimpulkan bahwa cukup banyak seniman

yang memang berdarah melankolik. Kelemahan orang melankolik, ia mudah sekali dikuasai oleh

perasaan dan cukup sering perasaan yang mendasari hidupnya sehari-hari adalah perasaan murung.

d. Kolerik. Seseorang yang kolerik adalah seseorang yang dikatakan berorientasi pada mpekerjaan dan

tugas, dia adalah seseorang yang mempunyai disiplin kerja yang sangat tinggi. Kelebihannya adalah

dia bisa melaksanakan tugas dengan setia dan akan bertanggung jawab dengan tugas yang diembannya.

Kelemahan orang yang berciri kolerik adalah kurangnya kemampuan untuk bisa merasakan perasaan

orang lain (empati), belas kasihannya terhadap penderitaan orang lain juga agak minim, karena

perasaannya kurang bermain.

Sedangkan John L Holland, seorang praktisi yang mempelajari hubungan antara kepribadian dan minat

pekerjaan, mengemukakan bahwa ada enam tipe atau orientasi kepribadian pada manusia.

1. Tipe realistik .

Menyukai pekerjaan yang sifatnya konkret, yang melibatkan kegiatan sistematis, seperti

mengoperasikan mesin, peralatan. Tipe seperti ini tidak hanya membutuhkan keterampilan, komunikasi, atau

hubungan dengan orang lain, tetapi dia memiliki fisik yang kuat. Bidang karier yang cocok, yaitu perburuhan,

pertanian, barber shop, dan konstruski.

2. Tipe intelektual/investigative .

Menyukai hal-hal yang teoritis dan konseptual, cenderung pemikir daripada pelaku tindakan, senang

menganalis, dan memahami sesuatu. Biasanya menghindari hubungan sosial yang akrab. Tipe ini cocok bekerja di

laboratorium penelitian, seperti peneliti, ilmuwan, ahli matematika.

3. Tipe sosial.

Senang membantu atau bekerja dengan orang lain. Dia menyenangi kegiatan yang melibatkan

kemampuan berkomunikasi dan ketrampilan berhubungan dengan orang lain, tetapi umumnya kurang dalam

kemampuan mekanikal dan sains. Pekerjaan yang sesuai, yaitu guru/pengajar, konselor, pekerja sosial, guide, dan

bartender.

4. Tipe konvensional.

Menyukai pekerjaan yang terstruktur atau jelas urutannya, mengolah data dengan aturan tertentu.

Pekerjaan yang sesuai, yaitu sekretaris, teller, filing, serta akuntan.

5. Tipe usaha/enterprising.

Cenderung mempunyai kemampuan verbal atau komunikasi yang baik dan menggunakannya untuk

memimpin orang lain, mengatur, mengarahkan, dan mempromosikan produk atau gagasan. Tipe ini sesuai bekerja

sebagai sales, politikus, manajer, pengacara atau agensi iklan.

6. Tipe artistik .

Cenderung ingin mengekspresikan dirinya, tidak menyukai struktur atau aturan, lebih menyukai tugas-

tugas yang memungkinkan dia mengekspresikan diri. Karier yang sesuai, yaitu sebagai musisi, seniman,

dekorator, penari, dan penulis.

Page 10: Studi Kasus