studi kasus

7
STUDI KASUS Manajemen Perawatan Pressure Ulcer (Luka Tekan) Rulli Framana Abstrak Pressure ulcer adalah kerusakan kulit yang terjadi akibat kekurangan aliran darah dan iritasi pada kulit yang menutupi tulang yang menonjol, dimana kulit tersebut mendapatkan tekanan dari tempat tidur, kursi roda, gips, pembidaian atau benda keras lainnya dalam jangka panjang. Bagian tubuh yang sering mengalami ulkus dekubitus adalah bagian dimana terdapat penonjolan tulang, yaitu sikut, tumit, pinggul, pergelangan kaki, bahu, punggung dan kepala bagian belakang. Kata kunci: Presure Ulcer, Manajemen penanganan Pendahuluan Perkembangan perawatan luka (wound care ) berkembang dengan sangat pesat di dunia kesehatan. Metode perawatan luka yang berkembang saat ini adalah perawatan luka dengan menggunakan prinsip moisture balance, dimana disebutkan dalam beberapa literature lebih efektif untuk proses penyembuhan luka bila dibandingkan dengan metode konvensional. Certified Wound Care Specialist (CWCS) Page 1

Upload: ngh-januar

Post on 28-Dec-2015

21 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

studi kasus pembelajaran

TRANSCRIPT

Page 1: Studi Kasus

STUDI KASUS

Manajemen Perawatan Pressure Ulcer

(Luka Tekan)

Rulli Framana

Abstrak

Pressure ulcer adalah kerusakan kulit yang terjadi akibat kekurangan aliran darah dan iritasi pada kulit yang menutupi tulang yang menonjol, dimana kulit tersebut mendapatkan tekanan dari tempat tidur, kursi roda, gips, pembidaian atau benda keras lainnya dalam jangka panjang. Bagian tubuh yang sering mengalami ulkus dekubitus adalah bagian dimana terdapat penonjolan tulang, yaitu sikut, tumit, pinggul, pergelangan kaki, bahu, punggung dan kepala bagian belakang.

Kata kunci: Presure Ulcer, Manajemen penanganan

Pendahuluan

Perkembangan perawatan luka (wound care ) berkembang dengan sangat pesat di dunia kesehatan. Metode perawatan luka yang berkembang saat ini adalah perawatan luka dengan menggunakan prinsip moisture balance, dimana disebutkan dalam beberapa literature lebih efektif untuk proses penyembuhan luka bila dibandingkan dengan metode konvensional.

Perawatan luka dengan menggunakan prinsip moisture balance ini dikenal sebagai metode modern dressing dan memakai alat ganti balut yang lebih modern. Terdapat beberapa modern dressing yang tersedia sekarang ini dari berbagai produk

antara lain CGF, Stomahesive Powder dan salep S. Pasta. CGF berfungsi sebagai

dressing yang berfungsi untuk membantu proses epitelisasi, Stomahesive powder

berfungsi untuk membantu proses epitelisasi sedangkan S. Pasta membantu proses

granulasi dan autolysis debridement.

Certified Wound Care Specialist (CWCS) Page 1

Page 2: Studi Kasus

Luka tekan adalah kerusakan jaringan yang terlokalisir yang disebabkan

karena adanya kompressi jaringan yang lunak diatas tulang yang menonjol (bony

prominence) dan adanya tekanan dari luar dalam jangka waktu yang lama.

Kompressi jaringan akan menyebabkan gangguan pada suplai darah pada daerah

yang tertekan. Apabila ini berlangsung lama, hal ini dapat menyebabkan insufisiensi

aliran darah, anoksia atau iskemi jaringan dan akhirnya dapat mengakibatkan

kematian sel 

Manajemen klien dengan luka tekan sebaiknya meminimalkan tekanan pada

daerah luka tersebut dengan merubah posisi 2-3 jam daerah luka tersebut dengan

merubah posisi 2-3 jam.

Studi Kasus

Riwayat dan Diagnosis

Tn. C berusia 72 tahun, klien mengalami luka tekan selama 2 minggu. Klien

riwayat mengalami dislokasi panggul sehingga terjadi imobilisasi. Klien sehari-

harinya berbaring di kasur kabu-kabu sehingga terjadi luka tekan di daerah bokong.

Hasil Pengkajian Tanggal 9 april 2012

Wound Bed: Granulasi 65 % Terdapat epitelisasi Biofilm 5% Kontraksi ada Slought 30 %

Luas luka: P: 3.5 cm, L: 2.5 cmPenanganan

Certified Wound Care Specialist (CWCS) Page 2

Proliferasi (Penyembuhan)

Page 3: Studi Kasus

Penanganan kasus diatas di lakukan sesuai dengan prinsip manajemen luka tekan

1. Wound manajemen

Kulit sekitar luka di bersihkan dengan menggunakan sabun antiseptic secara

perlahan-lahan untuk membuang sisa-sisa sel debris, kemudian di siram dengan

menggunakan cairan NaCl dan keringkan. Untuk luka yang bergranulasi

digunakan stomahesive powder, S. Pasta dan CGF.

Hasil dan Diskusi

Gambar 3: Setelah pergantian balutan

Pengkajian tanggal 12 April 2012

Certified Wound Care Specialist (CWCS) Page 3

Page 4: Studi Kasus

Gambar 3x perawatan

Pengkajian Tanggal 15 April 2012

Certified Wound Care Specialist (CWCS) Page 4

Page 5: Studi Kasus

Characteristic Score9 April 2012 12 April 2012 15 April

Infection 1 0 0Size 2 1 0Bed 2 2 1Eksudat 0 0 0Deep 2 2 1Total 6 5 2

Certified Wound Care Specialist (CWCS) Page 5

Tanggal 9 april 2012 Tanggal 12 april 2012

Tanggal 15 april 2012 Tanggal 24 april 2012

slough

Granulasi

Biofilm

epitelisasi

Granulasi epitelisasi

Design of: Klinik PKU Muhammadiyah KITAMURA Pontianak

Page 6: Studi Kasus

Certified Wound Care Specialist (CWCS) Page 6