studi kasus
DESCRIPTION
kedkelTRANSCRIPT
BERKAS PASIEN
A. Identitas Pasien
Nama : Tn. Agus
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 52 tahun
Pekerjaan : Pedagang
Pendidikan : SLTP
Agama : Islam
Alamat : Papanggo, Tanjung Priok
Tanggal Berobat : 2 Juni 2014
B. Anamnesa
Dilakukan secara auto-anamnesa pada tanggal 2 Juni 2014 pukul 11.00 WIB
1. Keluhan Utama: Kontrol diabetes melitus
2. Keluhan Tambahan: Nyeri kepala
Lemas
Kesemutan pada daerah kaki
3. Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke puskesmas Tanjung Priok untuk kontrol penyakit
diabetes melitus yang telah diderita kurang lebih 3 tahun. Pasien mengeluhkan
dalam seminggu terakhir ini sering merasa sakit kepala karena pasien juga
memiliki riwayat hipertensi setahun belakangan ini. Pasien juga mengeluhkan
sering merasa lemas dan sering kesemutan pada jari-jari kaki. Pasien merasa
sedikit berat badannya menurun sejak tiga bulan terakhir karena saat ini
tubuhnya terlihat lebih kurus. Pada hari pemeriksaan pasien melakukan
pemeriksaan Gula Darah Sewaktu dan didpatkan hasil 270 mg/dL.
Menurut pengakuan pasien, pasien awalnya sering merasa haus dan
sering buang air kecil saat malam hari sehingga mengganggu tidur pasien.
Dengan inisiatif sendiri pasien datang ke puskesmas Tanjung Priok untuk
memeriksakan dirinya. Di puskesmas pasien diminta untuk melakukan
pemeriksaan GDS namun pasien luma berapa hasil GDS saat itu. Tetapi
setelah dokter melihat hasil periksaan GDS tersebuut, kemudian pasien di
diagnosis diabetes mellitus. Mulai saat itu pasien sering datang ke puskesmas
1
Tanjung Priok untuk memeriksakan dirinya. Pasien diberikan obat-obatan
untuk mengontrol kadar gula darahnya. Selain diberi obat untuk mengontrok
gula darahnya, pasien juga diminta untuk menjaga pola makan, sering berolah
raga dan sering mengecek kadar gula darahnya.
Tetapi karena pekerjaan pasien sebagai pedagang membuat pasien
terkadang lupa untuk minum obat sulit menjaga pola makan yang baik dan
tidak ada waktu untuk berolahraga. Pasien juga sering merokok. Dokter juga
memberitahukan agar pasien menjaga pola makan dengan baik dan dianjurkan
untuk konsultasi ke bagian gizi yang ada di puskesmas. Pasien memang datang
ke bagian gizi untuk konsultasi, namun pasien tidak menerapkan pola makan
yang sudah dianjurkan dalam praktek sehari-hari. Pasien juga mengatakan suka
sekali makan makanan yang bersantan dan pasien sering menyedikan camilan
seperti kue basah dan meminum kopi. Keluarga pasien juga tidak pernah
mengingatkan pasien untuk minum obat maupun menjaga pola makan pasien.
4. Riwayat Penyakit Dahulu:
- Riwayat hipertensi diakui sejak 1 tahun yang lalu
5. Riwayat Penyakit Keluarga:
- Ibu kandung pasien juga memiliki penyakit diabetes mellitus tetapi sudah
meninggal
6. Riwayat Sosial Ekonomi:
Pasien berasal dari social ekonomi menengah kebawah. Penghasilan
pasien sebagai pedagang rata-rata Rp 1.500.000/ bulan tidak mencukupi untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Istri pasien bekerja sebagai buruh cuci
dengan penghasilan sebesar Rp 300.000/ bulan. Selama ini pasien tinggal
bersama istri dan salahseorang anaknya yang masih duduk di bangku kelas 3
SMA.
7. Riwayat Kebiasaan:
2
Kebiasaan mengkonsumsi makan makanan yang bersantan, camilan kue
basah, kopi dan merokok. Pasien menyangkal riwayat minum-minuman
beralkohol serta penggunaan obat-obatan tertentu jangka panjang.
C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : Baik
2. Vital sign
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : 15
Tek. Darah : 170/100 mmHg
Frek. Nadi : 78 x/menit
Frek Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 36,7 C
3. Status Generalis:
Kepala : Normocephal, rambut berwarna hitam keputihan tidak
mudah dicabut
Mata : Conjunctiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Leher : Tidak teraba pembesaran KGB dan kelenjar tiroid
Thoraks : Cor : BJ I – BJ II reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : Suara napas vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen : Datar, simetris, bising usus (+) normal, hepar dan lien
tidak teraba
Ekstremitas : Akral hangat, edema (-)
BB : 59 Kg
TB : 153 cm
BB Ideal : (153-100) – (10 % x 53) = 47,7 kg
Status Gizi : (BB aktual : BB ideal) x 100 % = 59 : 47,7 x 100 %
= 123,7 % (BB berlebih)
IMT : 25,2
3
Kriteria Indeks Massa Tubuh (IMT)
IMT KATEGORI
< 18,5 Berat badan kurang
18,5 – 22,9 Berat badan normal
≤ 23,0 Kelebihan berat badan
23,0 – 24,9 Berisiko menjadi obesitas
25,0 – 29,9 Obes I
≥ 30,0 Obes II
Sumber : Centre for Obesity Research and Education 2007
4. Status lokalis : -
D. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium tanggal 2 Juni 2014
GDS : 270 mg/dL
BERKAS KELUARGA
A. Profil Keluarga
1. Karakteristik Keluarga
a. Identitas Kepala Keluarga: adalah pasien bernama Tn. A berusia 52 tahun
b. Identitas Pasangan: Istri pasien bernama Ny. S berusia 48 tahun
c. Struktur Komposisi Keluarga:
Tabel 1 Anggota keluarga yang tinggal serumah
No Nama
Kedudukan
dalam
Keluarga
Gender Umur Pendidikan Pekerjaan
Keterangan
Tambahan
1. Tn. A KepalaKeluarg
a (Bapak)
L 52 th SMP Pedagang Pasien
2. Ny. S Istri (Ibu) P 48 th SD Buruh cuci -
3. T Anak L 17 th - - -
2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup
4
a. Lingkungan tempat tinggal
Tabel 2 Lingkungan Tempat Tinggal
Status kepemilikan rumah : milik sendiri
Daerah perumahan : padat bersih
Karakteristik Rumah dan Lingkungan Kesimpulan
Luas rumah: 9 x 6 m2 Keluarga Tn. A dan Ny.S
mempunyai rumah yang memenuhi
kriteria rumah sehat, karena luas
rumah sesuai dengan jumlah
penghuni dan semua anggota
keluarga mempunyai kamar untuk
tidur. Ketersediaan air bersih dan
jamban keluarga cukup baik.
Jumlah penghuni dalam satu rumah: 3 orang
Luas halaman rumah: 6 x 1 m2
Tidak bertingkat
Lantai rumah dari: Keramik
Dinding rumah dari: Tembok
Jamban keluarga: Ada
Tempat bermain: Tidak ada
Penerangan listrik: 150 watt
Ketersediaan air bersih: Ada
Tempat pembuangan sampah : Ada
5
Gambar 1: Denah Rumah Tn. A
b. Kepemilikan barang-barang berharga: ( Kendaraan, elektronik, peralatan
RT)
- satu buah sepeda motor
- satu buah televisi
- satu buah lemari es satu pintu
- satu buah kipas angin
- satu buah rice cooker
- satu buah kompor gas
- satu buah setrika
3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga:
6
Ruang keluarga
Dapur dan ruang makan
Ruang tamu
Kamar 2
Kamar 3
Kamar 1 (pasien)
Kamar mandi
3 m
2 m
9 m
2.5 m3.5 m
2.5 m
2.5 m
2 m
2 m
1.5 m
6 m
3.5 m
a. Sebutkan jenis tempat berobat : Puskesmas dan klinik 24 jam dekat rumah.
b. Asuransi/Jaminan kesehatan: BPJS
4. Sarana Pelayanan Kesehatan (PUSKESMAS)
Tabel 3. Pelayanan Kesehatan
Faktor Keterangan Kesimpulan
Cara mencapai pusat
pelayanan kesehatan
Angkot atau
kendaraan pribadi
Pasien jika sakit berobat ke
PUSKESMAS. Karena dengan
adanya BPJS biaya pengobatan
gratis dan jarak yang tidak
terlalu jauh dari rumah,
sehingga dapat ditempuh
dengan naik angkot atau naik
sepeda motor menuju
puskesmas. Dan pasien juga
merasa cukup puas dengan
pelayanan kesehatan yang ada
di puskesmas.
Tarif pelayanan kesehatan Terjangkau dan
murah
Kualitas pelayanan
kesehatan
Cukup memuaskan
5. Pola Konsumsi Makanan Keluarga
a. Kebiasaan makan:
Menu makanan sehari-hari keluarga ini bervariasi. Menu makanan yang
biasa dihidangkan Ny.S terdiri dari nasi, sayur, dan lauk. Selama 3 tahun
terakhir ini intri pasien mencoba mengurangi sayuran diolah dengan santan
dan mencoba mengolahnya hanya dengan merebus atau mengkukus
sayuran tersebut. Lauk yang dihidangkan bervariasi seperti ayam, telur,
tahu maupun tempe. Pasien mengaku tidak suka ikan laut. Untuk cemilan
pasien biasa memakan kue-kue manis atau gorengan buatan istrinya.
Sedangkan untuk buah-buahan jarang dikonsumsi oleh keluarga ini. Pola
makan keluarga ini dua kali sehari, pagi dan sore hari. Pasien mengaku
7
bahwa dia makan ketika sudah merasa lapar, sehingga porsi makannya
tidak terkendali dan berlebihan. Pasien juga sering meminum teh atau kopi.
b. Menerapkan pola gizi seimbang:
Menu makanan gizi seimbang adalah makanan yang terdiri dari nasi,
lauk dan pauk, sayur mayur, buah dan susu. Namun menu makan sehari-
hari keluarga Tn. A yang biasa disajikan oleh istri pasien terdiri dari nasi
dan terkadang ayam dan untuk sayurannya istri pasien lebih sering
mengkukus atau merebus sayuran tersebut, sedangkan konsumsi buah-
buahan jarang sekali serta tidak mengkonsumsi susu. Tetapi saat bekerja
pasien sering membeli makanan di luar sehingga pasien masih sulit untuk
menerapkan pola gizi seimbang.
Food recall (Pola makan dalam tiga hari terakhir).
Tabel 4. Food Recall
Pada tanggal 30 Mei2014
Pagi : 363 kal
Jumlah Gr /kal protein karbohidrat lemak
Nasi 100 gr = 175 kal 2,6 gr 27,9 gr 0,28 gr
Telur dadar 75 gr = 188 kal 11,7 gr 0 0
Air Putih 1 gelas 250 ml 0 0 0
Siang : 381 kalori
Jumlah Gr /kal protein karbohidrat Lemak
Nasi 100 gr = 175 kal 2,6 gr 27,9 gr 0,28 gr
Tempe goreng 50 gr = 118 kal 2 gr 0 2,2 gr
Sayur asem 100 gr = 88 kal 0,7 gr 5 gr 0
Air Putih 2 gelas 600 ml 0 0 0
Malam : 632 kalori
Jumlah Gr /kal protein karbohidrat Lemak
Pisang goreng 100 gr = 99 kal 1,2 gr 25,8 gr 0,2 gr
Kopi susu 250 ml = 152 kal 8,5 gr 10,,75 gr 3,5 gr
8
Pada tanggal 31 Mei 2014
Pagi : 387 kal
Jumlah Gr /kal protein karbohidrat lemak
Nasi 100 gr = 175 kal 2,6 gr 27,9 gr 0,28 gr
Telur urak arik 100 gr = 140 kal 9, 16 gr 10, 37 gr 2, 23 gr
Teh manis 1
gelas
250 ml = 72 kal 0 19,6 gr 0
Siang : 263 kal
Jumlah Gr /kal protein karbohidrat lemak
Nasi 100 gr = 175 kal 2,6 gr 27,9 gr 0,28 gr
Sayur asem 100 gr = 88 kal 0.7 gr 5 gr 0
Air Putih 2 gelas 600 ml 0 0 0
Malam : 123 kal
Jumlah Gr /kal protein karbohidrat lemak
Ubi jalar 100 gr = 123 kal 1,8 gr 27,9 gr 0,7 gr
Teh hangat 1
gelas
250 ml 0 0 0
Pada tanggal 1 Juni 2014
Pagi : 263 kal
Jumlah Gr /kal protein karbohidrat lemak
Nasi 100 gr = 175 kal 2,6 gr 27,9 gr 0,28 gr
Sayur bayam 100 gr = 88 kal 3,5 gr 6,5 gr 0,5 gr
Air Putih 1 gelas 250 ml 0 0 0
Siang : 451 kalori
Jumlah Gr /kal protein karbohidrat lemak
Nasi 100 gr = 175 kal 2,6 gr 27,9 gr 0,28 gr
Telur dadar 75 gr = 188 kal 11,7 gr 0 0
Sayur lodeh 100 gr = 88 kal 0,7 gr 5 gr 0
9
Air Putih 2 gelas 500 ml 0 0 0
• Malam: -
6. Pola Dukungan Keluarga
a. Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga:
Fasilitas sarana transportasi dan angkutan umum yang tersedia cukup
memudahkan keluarga Tn. A (pasien) dan Ny.S memudahkan pasien untuk
menjangkau Puskesmas dan pelayanan kesehatan terdekat. Ny. S sebagai
istri pasien dalam menyajikan menu makanan sehari- hari sudah mencoba
untuk menyesuaikan dengan kondisi pola makan suaminya. Anak pasien
juga dapat menyesuaikan dengan pola makan ayahnya.
b. Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga:
Istri pasien dalam menyajikan makanan sehari-hari sudah mengikuti
aturan pola makan pasien dan sudah jarang sekali memasak masakan yang
mengandung santan seperti kesukaan pasien, tetapi pasien sering sekali
mengeluh. Tetapi ternyata pasien sering makan tidak sesuai pola dengan
membeli makanan di warung nasi terutama saat sedang bekerja. Untuk
makanan camilan biasanya pasien memakan kue-kue manis ataupun
gorengan disertai dengan kopi. Pasien juga memiliki kebiasaan merokok
sejak muda. Walaupun pasien sudah di diagnosis Diabetes Melitus tapi
pasien masih sulit untuk berhenti merokok.
Pasien sering kali malas dan lupa untuk meminum obat. Setiap paginya
istri pasien sudah menyediakan obat dan mengingatkan pasien untuk
meminumnya namun tetap saja pasien malas dan lupa untuk minum obat .
Kalau obatnya sudah habis pasien juga malas untuk berobat dan kontrol ke
Puskesmas. Pasien datang ke puskesmas jika hanya pasien merasakan
keluhan-keluhan seperti saat ini.
B. Genogram
10
1. Bentuk keluarga:
Keluarga terdiri dari kepala keluarga (KK) yang merupakan pasien
bernama Tn. A berusia 52 tahun dan Ny. S sebagai istri pasien berusia 48
tahun. Selain itu, ada anak pasien yang bernama T usia 17 tahun yang tinggal
bersama pasangan ini. Bentuk keluarga adalah nuclear family atau keluarga inti
karena terdiri atas ayah, ibu dan anak.
2. Tahapan siklus keluarga:
Tahapan siklus keluarga Tn. A dan Ny. S termasuk ke dalam beberapa
tahap diantaranya :
- Tahap dewasa dan belum menikah ( Unattached young adult )
- Tahap keluarga dengan anak-anak yang dewasa ( The Family with
adolescent)
Tn. A (pasien) adalah sebagai kepala keluarga yang menikah dengan
Ny. Sumini, mereka mempunyai 3 orang anak. Anak nya bernama T masih
tinggal dengan Tn. A dan Ny.S.
3. Family Map
Gambar 2. Family Map
11
Tn. H meninggal usia 68 tahun tidak diketahui penyebabnya
Ny. T meninggal usia 62 tahun dan memiliki riwayat DM
Keterangan: : Laki-laki : Pasien
: Perempuan : Tinggal serumah
: Meninggal
C. Identifikasi permasalahan yang didapat dalam keluarga
1. Masalah dalam organisasi keluarga : Dalam struktur keluarga kepala
keluarga yang masih aktif bekerja sebagai pedagang dan istri pasien juga
bekerja sebagai buruh cuci dan lebih fokus terhadap pekerjaannya. Seorang
anak yang masih bersekolah dan lebih banyak menhabiskan waktu di luar
membuatnya kurang memiliki waktu untuk memperhatikan kondisi ayahnya.
2. Masalah dalam fungsi biologis: Pasien memiliki riwayat penyakit keluarga
diabetes mellitus, yaitu Ibu kandung. Saat ini pasien menderita penyakit
diabetes melitus. Jari-jari kaki pasien juga mulai sering kesemutan. Terkadang
tubuh pasien juga terasa lemas.
3. Masalah dalam fungsi psikologis: Suami pasien adalah seorang suami yang
sibuk berdagang dan berpenghasilan pas-pasan. Pasien, selain menjadi ibu
rumah tangga, dan mengurus seorang anak yang masih duduk di bangku SMA,
juga berprofesi sebagai buruh cuci. Anak-anak pasien kurang memberikan
perhatian kepada pasien sehingga dukungan keluarga untuk kesembuhan
pasien juga dinilai kurang akibat tidak adanya kedekatan antar keluarga.
12
4. Masalah dalam fungsi ekonomi dan pemenuhan kebutuhan: Sumber
penghasilan utama pada keluarga adalah dari pasien sendiri yang berasal dari
dagangnya ditambah dengan penghasilan istri sebagai buruh cuci,sedangkan
anak terakhir mereka masih bersekolah. Biaya pengobatan pasien di tanggung
BPJD sehingga tidak ada kendala.
5. Masalah lingkungan : Lingkungan tempat tinggal pasien merupakan lingkungan
cukup padat penduduk dengan letak rumah yang berdekatan satu sama lainnya.
Kebersihan lingkungan di sekitar rumah pun terjaga dengan baik. Tingkat
pencemaran udara di lingkunagn rumah pasien cukup tinggi karena terletak di
pinggir jalan yang ramai dilewati kendaraan bermotor.
6. Masalah perilaku kesehatan : Keluarga kurang mengerti akan pentingnya
kesehatan dan pemeliharaan kesehatan. Pasien juga tidak memilki motivasi
yang kuat untuk mengontrol penyakitnya, sehingga pasien jarang datang ke
Puskesmas untuk kontrol penyakitnya. Selain itu usaha pasien dalam merubah
pola makan dan gaya hidup masih kurang.
D. Diagnosis Holistik (Multiaksial)
1. Aspek personal: (alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran)
Pasien datang ke Puskesmas Tanjung Priok karena merasa lemas yang
sudah dirasakan dalam waktu satu minggu dan disertai dengan rasa kesemutan
serta sakit kepala.Kedatangan ini atas kemauannya sendiri. Pasien merasa sejak
sekitar satu minggu terakhir sering merasa sakit kepala dan juga merasa lemas
dan sering mengantuk dan hal itu cukup mengganggunya dalam bekerja. Jarak
yang dekat serta biaya yg murah serta kualitas pelayanan kesehatan yang
dirasakan cukup memuaskan menjadi salah satu faktor pendukung kedatangan
pasien ke Puskesmas Tanjung priok. Namun jika pasien merasakan hanya sakit
ringan, pasien hanya membeli obat di warung tanpa ada keinginan untuk
berobat ke dokter.
2. Aspek klinik: (diagnosis kerja dan diagnosis banding)
Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik didapatkan diagnosis
Diabetes Mellitus tipe II yang tidak terkontrol dengan komplikasi hipertensi
13
3. Aspek risiko internal: (faktor-faktor internal yang mempengaruhi masalah
kesehatan pasien)
Keluarga pasien ada yang memiliki riwayat diabetes mellitus, yaitu Ibu
kandung pasien. Pasien sering lupa untuk minum obat dan malas untuk kontrol
gula darahnya. Pasien juga masih sulit mengontrol pola makan dengan sering
makan di luar karena pekerjaan pasien sebagai pedagang sehingga pasien
berada di luar rumah dari pagi hingga sore. Di samping itu, pasien juga malas
berolahraga, karena ia beranggapan pekerjaannya sebagai pedagang sudah
cukup menguras tenaga dan keringatnya dan sama saja seperti berolah raga.
4. Aspek psikososial keluarga: (faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi
masalah kesehatan pasien)
Tidak ada pelaku rawat dari keluarga yang tinggal dalam satu rumah.
Keluarga pasien kurang memerhatikan kondisi penyakit pasien,kurangnya
komunikasi antara pasien dan anggota keluarga dikarenakan kesibukan
masing-masing sehingga tidak mengingatkan untuk berobat, kontrol gula
darah atau minum obat, dan kurang memperhatikan pola diet pasien.
5. Aspek fungsional: (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari
baik di dalam maupun di luar rumah, fisik maupun mental)
Menurut skals ECOG pasien termasuk derajat 1 dimana pasien mampu
melakukan pekerjaan ringan sehari-hari seperti berdagang. Tn. A dapat
melakukan aktivitas sehari - hari dan menjalankan fungsi sosial dalam
kehidupannya.
14
E. Rencana Pelaksanaan
Tabel 5. Rencana Penatalaksanaan
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil diharapkan Keterangan
Aspek
personal
menjelaskanmengenai penyakit diabetes serta
komplikasi dari penyakit tersebut edukasi dan
motivasi pasien akan pentingnya kontrol, berolah
raga, menjaga pola makan, dan kepatuhan minum
obat
Pasien Saat pasien berobat ke
Puskesmas dan saat kunjungan
ke rumah pasien sebanyak 1 kali
Pasien mampu memahami
pentingnya kontrol gula darah,
berobat dan fungsi dan pola
makan yang baik
Aspek klinik
Memberikan obat kencing manis (Diabetes
Mellitus),dan menjelaskan fungsi obat dan cara
konsumsinya yaitu :glibenklamid 1x1 (30 menit
sebelum makan pagi dan metformin 1x1 setelah
makan pagi)yang berfungsi untuk menurunkan
kadar gula darah.dan diberikan tambahan vitamin
B12 dosis 1x1 untuk keluhan kesemutan.
Pasien Pada saat kunjungan ke
puskesmas
Pasien mampu memahami
fungsi obat dan cara
pemakaiannya
Aspek risiko
internal
Membantu pasien mengubah pola makan yang
rendah gula (sesuai diet Diabetes Melitus) dengan
memberitahukan makanan apa yg boleh dimakan
sesuai kebutuhan kalori pasien. Penentuan kalori:
1) 47,7x25=1192,5kal,
2)5%x1192,5=-59,62 kal (usia>40 tahun)
Pasien dan keluarga Pada saat di puskesmas dan saat
kunjungan ke rumah
Pasien mampu mengelola dan
paham pola makan yang baik
bagi penyandang diabetes
mellitus
15
3)20%x1192,5=-238,5 kal(BB:Gemuk)
4)20%x1192,5=+23,8 kal (aktivitas sedang)
Kebutuhan kalori:
1192,5 -59,62-238,5+23,8=918 kal
Kebutuhan:
Karbohidrat 60%x918=550 setara=137 gr karbo
Protein:20%x918=183 setara=45,7 gr protein
Lemak:20%x918=183 setara=20,3 gr lemak
menurunkan berat badan, menganjurkan untuk
latihan jasmani seperti senam diabetes minimal 30
menit tiap kali, sebanyak 3-4x/minggu
Aspek
psikososial
keluarga
Menganjurkan keluarga memberi dukungan kepada
pasien agar selalu menjaga kesehatannya dan selalu
mengingatkan pasien untuk minum obat dan kontrol
gula darah, dan mendukung pola diet pasien.
Menganjur-kan kepada keluarga pasien untuk
meningkat-kan komunikasi yang baik dengan
pasien
Pasien dan keluarga Pada saat kunjungan ke rumah Diharapkan keluarga memberi
perhatian dan dukungan lebih
kepada pasien dan pasien lebih
termotivasi untuk sembuh
Aspek
fungsional
Menyarankan pasien untuk latihan jasmani
seperti :jalan kaki, senam diabetes ,bersepeda
santai, joging dan berenang.
Pasien dan keluarga Pada saat kunjungan ke rumah Kondisi tubuh pasien lebih sehat
dan kuat
16
F.Prognosis
1. Ad vitam : dubia ad bonam
2. Ad sanasionam : dubia ad bonam
3. Ad fungsionam : dubia ad bonam
17
18