studi kasus

15
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.A DENGAN FRAKTUR FEMUR 1/3 DISTAL SINISTRA DI RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD GENTENG – BANYUWANGI TAHUN 2014 Oleh; YULI ANDRI WIJAYA 2009.02.045 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI 2015

Upload: andre-bagong-ndogciet

Post on 17-Dec-2015

20 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

fraktur

TRANSCRIPT

  • ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.A DENGAN FRAKTUR FEMUR 1/3 DISTAL SINISTRADI RUANG INSTALASI GAWAT DARURATRSUD GENTENG BANYUWANGITAHUN 2014

    Oleh;YULI ANDRI WIJAYA2009.02.045

    SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI2015

  • Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya, terjadinya jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang dapat diabsorbsinya (NIC NOC, 2012). Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan, baik yang bersifat total maupun sebagian (muttaqin, arif, 2008:69).

  • Fraktur dapat dikategorikan berdasarkan (Manjoer,2009). Menurut Penyebab Terjadinya Fraktur :Fraktur Traumatik.Fraktur Fatik atau StressFraktur Patologis Menurut Luas Garis Fraktur :Fraktur komplitFraktur inkomplitHair line fraktur

    Menurut Bentuk Fragmen:Greenstick frakturFraktur transversalFraktur oblikFraktur SpiralFraktur depresiFraktur kompresiFraktur avulsiFraktur epifisealFraktur impaksiFraktur Comminuted

  • ETIOLOGIMenurut Sachdeva (2009), penyebab fraktur dapat dibagi menjadi tiga yaitu :Cedera traumatic (secara langsung dan tidak langsung)

    Fraktur Patologik : kerusakan tulang akibat proses penyakit Secara spontan ; disebabkan oleh stress tulang yang terus menerus misal orang yang bertugas di kemiliteran.

  • Nyeri tekanSetelah terjadi fraktur, bagian-bagian tak dapat digunakan dan cenderung bergerak secara tidak alamiah.Pada fraktur panjang terjadi pemendkan tulangSaat dipalpasi terdengar adanya derik tulang (krepitus)Pembengkakan dan perubahan warnalokal pada kulitDeformitas atau perubahan bentukFungsiolesaMemar karena perdarahan subkutanSpasme otot pada daerah lukaGangguan sensasi (mati rasa)Peningkatan temperatur lokal

  • Foto RontgenSkor tulang tomography, skor C1, Mri: dapat digunakan mengidentifikasi kerusakan jaringan lunak.Artelogram dicurigai bila ada kerusakan vaskulerKreatinin, trauma otot meningkatkan beban kreatinin untuk klirens ginjal.Hitung darah lengkap HT mungkin meningkat (hemokonsentrasi) atau menrurun (perdarahan bermakna pada sisi fraktur atau organ jauh pada trauma multiple).Peningkatan jumlah SDP adalah respon stres normal setelah trauma.Profil koagulasi perubahan dapat terjadi pada kehilangan darah transfusi multiple atau cedera hati (NIC NOC, 2012)

  • Pathways

    ASUHAN KEPERAWATAN

  • Berdasarkan hasil pengkajian di atas, terdapat kesesuaian antara teori dan kejadian di lapangan bahwasanya untuk menetapkan penyebab fraktur kita harus mengetahui riwayat traumanya seperti apa. Jadi hasil pengkajian tidak jauh berbeda dengan teori yang ada tentang konsep pengkajian fraktur.

  • Pengkajian: Dilapangan didapatkan data dengan tanda gejala ada luka terbuka pada femur, nyeri tekan diarea fraktur, terdapat luka robek di lutut, pergelangan kaki, dan luka laserasi di tangan kanan, mobilisasi terganggu, hasil foto rontgen menunjukkan adanya fraktur pada femur.Teorinya: Nyeri tekan, Setelah fraktur bagian2 tak dapat digunakan dan cenderung bergerak alamiah, teraba adanya derik, pembengkakan dan perubahan warna lokal kulit, shock hipovolemik, motilitas abnormal dan peningkatan temperatur lokal.

    JADI hasil pengkajian tidak jauh berbeda dengan teori yang ada tentang konsep pengkajian fraktur, tanda dan gejala tersebut nantinya tidak jauh dari konsep teori fraktur walaupun tidak semua tanda gejala fraktur ditemukan sesuai dengan teori.

  • Berdasarkan analisa yang ada di atas (asuhan keperawatan), terdapat kesesuaian antara teori dan kejadian di lapangan. Akan tetapi analisa data yang didapatkan dari hasil pengkajian yang ditemukan tidak semua menunjang diagnosa yang ada pada teori. Oleh karena itu analisa yang ditemukan pada pasien saat itu adalah prioritas utama untuk menentukan diagnosa yang ditentukan pada kondisi klinis pasien tersebut.

  • Berdasarkan teori dan hasil pengkajian/ dilapangan terdapat kesesuaian antara kasus yang ditemukan di lapangan dengan teori. Namun, tidak semua diagnosa diangkat, hal ini dikarenakan diagnosa yang diangkat sesuai dengan kondisi klien dengan kegawatdaruratan. Oleh sebab itu diagnosa yang ditentukan yang ada dilapangan sesuai dengan analisa data yang ada fraktur terbuka, karena pada fraktur terbuka diagnosa serta komplikasinya yang muncul bisa lebih banyak dan lebih sesuai lagi dengan teori.

  • Rencana asuhan keperawatan yang diterapkan pada klien sesuai dengan rencana asuhan keperawatan yang ada di teori. Rencana asuhan keperawatan yang diterapkan sesuai dengan diagnosa yang diangkat untuk mencapai kriteria hasilyang maksimal. Keseluruhan rencana asuhan keperawatan semuanya dilaksanakan dengan baik, tidak ada rencana asuhan keperawatan yang tidak dilaksanakan. Hal ini dikarenakan kondisi klien sesuai dengan kondisi klinis menurut teori.

  • Implementasi atau pelaksanaan tindakan keperawatan sudah sepenuhnya dilakukan sesuai dengan rencana keperawatan yang telah dibuat.

  • Dari hasil evaluasi yang diperoleh pada klien, menunjukkan adanya kesesuaian dengan teori ditunjukkan dengan adanya perubahan pada indikator yang menjadi acuan perubahan perkembangan keadaan pasien dengan Fraktur yaitu terjadi peningkatan tekanan darah sistole > 90 mmHg, Nadi tidak >100x/menit, dan haluaran urine mengalami peningkatan >30cc/jam.