studi kasus

28
STUDI KASUS PASIEN OSTEOARTHRITIS PADA PASIEN USIA LANJUT DENGAN PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS KECAMATAN PENJARINGAN DESEMBER 2012 Oleh : Kelompok I Andara Amidea Nursani 110.2007.027 Pembimbing Dr. Sugma Agung Purbowo, MARS MODUL KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA 1

Upload: bravefrontierid

Post on 17-Nov-2015

25 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

studi kasus

TRANSCRIPT

STUDI KASUS PASIEN

OSTEOARTHRITIS PADA PASIEN USIA LANJUT DENGAN PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS KECAMATAN PENJARINGAN DESEMBER 2012

Oleh :

Kelompok IAndara Amidea Nursani110.2007.027Pembimbing

Dr. Sugma Agung Purbowo, MARSMODUL KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGABAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

JAKARTA 2012LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan studi kasus Osteoarthritis pada Ny.O dengan pendekatan kedokteran keluarga di puskesmas kecamatan Penjaringan pada periode 17 Desember 2012-19 Januari 2013 ini telah disetujui oleh pembimbing untuk dipresentasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI bagian Kedokteran Keluarga.

Jakarta, Januari 2013

Pembimbing

dr. Sugma Agung Purbowo, MARSKATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas bimbingan dan tuntunanNya sehingga kami dapat menyelesaikan hasil Studi Kasus Pasien dengan penerapan Pendekatan Kedokteran Keluarga pada Ilmu Kedokteran Keluarga yang berjudul Osteoarthritis pada Ny.O di Puskesmas Kecamatan Penjaringan Periode 17 Desember 2012-19 Januari 2013Tujuan pembuatan Studi Kasus Pasien dengan penerapan Pendekatan Kedokteran Keluarga ini sebagai salah satu tugas dalam menjalani kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI untuk periode 17 Desember 2012-19 Januari 2013.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof.Dr. Hj. Qomariyah RS MS PKK DK AIFM selaku guru besar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi

2. dr. Sugma Agung Purbowo, MD, MARS dosen pembimbing yang telah membimbing dan memberikan masukan yang bersifat membangun.

3. DR. dr. Artha Budi Susila Duarsa, M.Kes sebagai Kepala Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI

4. Rifda Wulansari, S.P, M.Kes sebagai Koordinator Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

5. dr. Citra Dewi, M.Kes sebagai Sekretaris Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

6. dr. H. Sumedi Sudarsono, MPH, dr. Dian Mardhiyah M.KK, dr. Fathul Jannah, M.Si, Ibu Rifqatussaadah, SKM, M.Kes, Ibu Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes, DR. Drg. Helwiah Umniyati, MPH

7. Seluruh staf Puskesmas Kecamatan Johar Baru Jakarta Pusat yang telah memberikan bimbingan dan data kepada kami untuk kelancaran kegiatan Studi Kasus Pasien ini.

8. Seluruh Rekan Sejawat yang telah memberikan motivasi dan kerjasama sehingga tersusun laporan ini.

Kami menyadari sepenuhnya masih banyak kekurangan dalam penyusunan ini. Oleh karena itu kami menerima kritik dan saran membangun sebagai perbaikan bagi kami.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Jakarta, Januari 2013

Penulis

BERKAS PASIENA. Identitas Pasien

Nama

: Ny. OJenis Kelamin: Perempuan

Usia

: 56 tahun

Pekerjaan

: Ibu Rumah TanggaPendidikan : SMPAgama

: Islam

Alamat

: Jalan Bandengan Raya Gg.buntuTanggal Berobat: 23 Desember 2012B. Anamnesa

Dilakukan secara auto-anamnesa pada tanggal 23 Desember 2012 pukul 10.00 WIB

1.Keluhan Utama: Kontrol Osteoartritis

2.Keluhan Tambahan: Nyeri pada kedua lutut

3.Riwayat Penyakit Sekarang:

Pasien datang untuk kontrol penyakit osteoartritis yang telah dua tahun dideritanya, disertai keluhan nyeri pada kedua lutut. Pasien juga membawa hasil foto rontgen terakhir tanggal 20 November 2011 dari Rumah Sakit Umum. Pasien mengatakan bahwa dua tahun yang lalu pasien sering merasakan nyeri pada lututnya setelah berat badannya bertambah sekitar lima kilogram. Pada awalnya nyeri terasa hilang timbul, dan menjadi semakin mengganggu aktivitasnya. Akhirnya pasien melakukan pemeriksaan di rumah sakit, setelah diperiksa dokter menyarankan untuk dilakukan pemeriksaan foto rontgen pada lututnya. Dari hasil pembacaan foto rontgen pasien didiagnosa oleh dokter terkena penyakit osteoarthritis.

Pasien mengatakan nyeri sendi pada kedua lututnya sudah berlangsung lama. Dan beberapa bulan terakhir dirasakan semakin hebat, sehingga terkadang dalam menjalankan pekerjaan sehari hari menjadi terbatas. Satu tahun terakhir, pasien mengatakan pernah terjatuh saat mencuci dan mencederai kakinya namun pasien tidak melakukan perawatan khusus pada kakinya. Pasien mengatakan nyeri paling hebat dirasakan pada malam hari, dan pagi hari mulai terasa ringan dan membaik. Nyeri sendi biasanya juga dirasakan bertambah saat pasien melakukan pekerjaan berat dan berkurang setelah beristirahat. Kaku sendi lebih sering dirasakan setelah beristirahat, seperti di saat pasien duduk lama yang menyebabkan kaku sendi biasa muncul sehingga sulit bangun dari kursi bahkan setelah bangun tidur terutama di pagi hari. Untuk mengatasi kekakuan sendi tersebut biasanya pasien perlu menggerakan lututnya agar tidak kaku untuk beberapa saat, kurang lebih berlangsung lima sampai lima belas menit. Pasien juga sering merasa daerah disekitar lutut terasa lemah dan beberapa kali pasien pernah mendengar suara gemeretak pada saat menggerakan sendi lututnya.

Sebelum menjalani pengobatan rutin di puskesmas pasien hanya meminum obat warung untuk penghilang rasa nyeri yang dirasakannya, namun tidak ada perubahan. Sekarang pasien rutin berobat ke puskesmas dan terkadang ke rumah sakit umum untuk menjalani pengobatan rawat jalan yang sudah dijalaninya selama hampir dua tahun terakhir. Biasanya pasien mendapatkan obat minum berupa penghilang rasa nyeri dan vitamin. Dokter juga memberitahukan agar pasien menjaga pola makan dengan baik dan dianjurkan untuk mengusahakan menurunkan berat badan serta melakukan olahraga ringan seperti berjalan untuk mengurangi kekakuan sendi. Namun pasien mengatakan jarang melaksanakannya karena merasa lelah. Pasien mengatakan masih dapat menjalankan pekerjaan rumah tangga dan aktivitas sehari-hari. Namun saat penyakitnya kambuh aktivitas pasien dibantu oleh anaknya dan terkadang rasa nyeri yang muncul sering menganggu pola tidur pasien. Pasien mengatakan sudah mengalami menopause lima tahun yang lalu. Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengkonsumsi obat obatan dalam jangka panjang. Keluhan penurunan tinggi badan, demam, kemerahan, pembengkakan dan rasa panas pada daerah lutut, disangkal.

4.Riwayat Penyakit Dahulu:

- Pasien mengatakan sebelumnya mengalami penyakit yang sama.- Riwayat hipertensi, asma dan diabetes melitus disangkal. 5. Riwayat Penyakit Keluarga:

- Riwayat stroke dalam keluarga diakui.

- Riwayat hipertensi, asma dan diabetes melitus dalam keluarga disangkal.6.Riwayat Sosial Ekonomi:

Pasien tinggal bersama suami, anak kedua, menantu dan satu orang cucu. Kebutuhan pasien dan keluarga dicukupi dari penghasilan anak dan menantu yang tinggal satu rumah, sebesar kurang lebih Rp. 1.500.000,-/bulannya. Dan mendapat tambahan sebesar kurang lebih Rp. 200.000,-/bulannya dari anak pertamanya.

7.Riwayat Kebiasaan:Keluarga Ny.O mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan yang berlemak, gorengan dan jarang mengkonsumsi buah dan sayuran. Untuk makanan sehari-hari keluarga Ny.O sering membeli jajanan seperti bakso, gorengan. Pasien mengatakan sering makan dalam porsi banyak dan sering, selain itu pasien terkadang sulit mengontrol pola makannya. Pasien menyangkal riwayat penggunaan obat-obatan tertentu jangka panjang. Pasien menyangkal riwayat keluarga mengkonsumsi minum-minuman beralkohol. Kebiasaan merokok di dalam maupun luar rumah dilakukan oleh menantu pasien. Untuk pekerjaan rumah tangga seperti mencuci, menyapu, memasak dikerjakan oleh pasien, karena anak dan menantunya harus bekerja. Terkadang Tn. Saleh dan Ny. Onah harus membantu mengurus cucunya. Di saat waktu luang biasanya keluarga ini berkumpul bersama.C.Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum : Sedang

2.Vital sign:

Kesadaran: Compos Mentis

Tek. Darah: 110/80 mmHg

Frek. Nadi: 82 x/menit

Frek Pernapasan: 20 x/menit

Suhu: 36,7 ( C

3.Status Generalis:

Kepala: NormalMata: Conjunctiva tidak anemis, sklera tidak ikterikLeher: Tidak teraba pembesaran KGB dan kelenjar tiroidThoraks: Cor : BJ I BJ II reguler, murmur (-), gallop (-)

Pulmo : Suara napas vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)Abdomen: Datar, simetris, bising usus (+) normal, hepar dan lien tidak

teraba membesar.Ekstremitas: Akral hangat, edema (-), kekuatan otot normal.

BB: 68 Kg

TB: 152 cm

BB Ideal: (152-100) (10 % x 52) = 46,8 kgStatus Gizi: (BB aktual : BB ideal) x 100 % = 68 : 46,8 x 100 %

= 145,2 % (BB berlebih)

IMT: (BB : TB (m2)) = 68 : 2,310 = 29,4

4.Status lokalis: (kedua lutut)

Inspeksi: Tidak tampak tanda peradangan.

Palpasi

: Teraba krepitasi saat lutut fleksi dan ekstensi, gerakan terbatas,

nyeri tekan (-).

D. Pemeriksaan PenunjangFoto roentgen (tanggal 20 November 2011) sendi lutut tampak pembentukan osteofit.

Kesan : osteoartritis

Hasil Laboratorium (tanggal 20 November 2012) GDS : 130 mg/dl,

Kolesterol : 210 mg/dlBERKAS KELUARGA

A.Profil Keluarga

1.Karakteristik Keluarga

a.Identitas Kepala Keluarga: Suami pasien bernama Tn. Saleh berusia 68 tahun

b.Identitas Pasangan: adalah pasien bernama Ny. Onah berusia 56 tahun

c.Struktur Komposisi Keluarga:Tabel 1 Anggota keluarga yang tinggal serumah

NoNamaKedudukan dalam KeluargaGenderUmurPendi-dikan PekerjaanKeterangan Tambahan

1.Tn. SalehKepala KeluargaL68 thSMAPensiunPemilik rumah

2.Ny. OnahIstriP56 thSMPIbu rumah tanggaPasien

3.Ny. NitaAnak KeduaP29 thD3BuruhAnak yang menumpang dirumah

4.Tn. HayatMenantuL34 thSMKWiraswastaSuami anak kedua (menantu)

5.An. YopiCucu keduaL10 thSD kelas 4PelajarCucu dari anak kedua

2.Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup

a.Lingkungan tempat tinggal

Tabel 2 Lingkungan tempat tinggal

Status kepemilikan rumah: menumpang/ kontrak /hibah /milik sendiri

Daerah perumahan: kumuh /padat bersih /berjauhan /mewah

Karakteristik Rumah dan LingkunganKesimpulan

Luas rumah: 6 x 6 m2Keluarga Ny. Onah mempunyai rumah milik sendiri dengan lingkungan yang kumuh. Namun ketersediaan air bersih dan jamban keluarga cukup baik.

Jumlah penghuni dalam satu rumah: 5 orang

Luas halaman rumah: (Tidak terdapat halaman)

Tidak bertingkat

Lantai rumah dari: Semen

Dinding rumah dari: Tembok

Jamban keluarga: Ada

Tempat bermain: Tidak ada

Penerangan listrik: 200 watt

Ketersediaan air bersih: Ada

Tempat pembuangan sampah : Ada

b.Kepemilikan barang-barang berharga: ( Kendaraan, elektronik, peralatan RT)

- 2 buah sepeda motor

- 1 buah televisi

- 1 buah kipas angin

- 2 handphone

- 1 kompor gas ( tabung 3 kg)

3.Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga:

a.Sebutkan jenis tempat berobat : Puskesmas dan Rumah Sakit Umum.

b.Balita: KMS (-)

c.Asuransi/Jaminan kesehatan: -

4.Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)Tabel 3 Pelayanan Kesehatan

FaktorKeteranganKesimpulan

Cara mencapai pusat pelayanan kesehatanAngkot atau kendaraan pribadi (motor)Pasien jika sakit berobat ke puskesmas. Karena biaya yang murah dan jarak yang tidak terlalu jauh dari rumah, sehingga dapat ditempuh dengan naik angkot atau naik sepeda motor menuju puskesmas. Dan pasien juga merasa cukup puas dengan pelayanan kesehatan yang ada di puskesmas.

Tarif pelayanan kesehatanTerjangkau dan murah

Kualitas pelayanan kesehatanCukup memuaskan

5.Pola Konsumsi Makanan Keluarga

a.Kebiasaan makan:

Menu makanan sehari-hari keluarga Tn. Saleh dan Ny. Onah tidak menentu. Menu makanan yang paling disukai adalah makanan yang berlemak, gorengan dan jarang mengkonsumsi buah dan sayuran. Untuk makanan sehari-hari keluarga Tn. Saleh sering membeli jajanan seperti bakso, gorengan. Pasien mengatakan sering makan dalam porsi banyak dan sering. Keluarga Tn. Saleh dan Ny. Onah jarang mengkonsumsi ikan.

b.Menerapkan pola gizi seimbang:

Keluarga Tn. Saleh dan Ny. Onah tidak memperhatikan pola gizi seimbang dari yang mereka makan, karena pengetahuan yang kurang tentang makanan dengan gizi seimbang.

6.Pola Dukungan Keluarga

a.Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga:

Pasien rutin memeriksakan kesehatannya sehingga memudahkan menyelesaikan masalah kesehatan Ny. Onah (pasien).

b.Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga:

Dalam penatalaksanaan penyakit pasien sangat diperlukan peran serta yang aktif dari seluruh anggota keluarga terutama anak-anak pasien yang sudah dewasa dalam merawat dan memperhatikan pasien. Peran keluarga pada saat ini kurang memperhatikan keadaan kesehatan pasien terutama dalam mengawasi pola makan dan aktivitas yang dilakukan pasien dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari. Karena keduanya akan sangat membantu dalam meminimalkan kerja sendi yang berlebihan sehingga dapat menghindari hal-hal yang dapat memperburuk keadaan pasien. Selain itu keluarga pun dituntut untuk selalu memberi dukungan dan selalu mengingatkan pasien agar meminum obat secara teratur dan rajin kontrol berobat serta mengingatkan agar pasien tetap patuh terhadap anjuran dokter yang berhubungan dengan pemulihan kesehatan. Namun pada saat ini peran keluarga sangat kurang. Selain itu pasien tidak memiliki kartu asuransi kesehatan yang dapat meringankan biaya pengobatan.B.Genogram

1.Bentuk keluarga:

Keluarga terdiri atas 4 generasi dengan kepala keluarga (KK) bernama Tn. Saleh berusia 68 tahun yang merupakan suami pasien Ny. Onah berusia 56 tahun yang menderita Osteoartritis. Bentuk keluarga adalah keluarga besar ( extended family ) dengan pimpinan keluarga pasangan usia lansia yang sudah tidak produktif.

2.Tahapan siklus keluarga:

Tahapan siklus keluarga Tn. Saleh dan Ny. Onah termasuk ke dalam beberapa tahap diantaranya :

Tahap keluarga dengan anak-anak yang dewasa (The Family with adolescent)

Tahap keluarga dengan anak-anak yang meninggalkan keluarga (Launching Family) Tahap keluarga dengan anak-anak ( The Family with Young Children )

Tn Saleh adalah sebagai kepala keluarga yang menikah dengan Ny. Onah (pasien), mereka mempunyai 2 orang anak. Anak pertama bernama Tn. Tama menikah dengan Ny. Ratna dan telah mempunyai Satu orang anak yang bernama An. Titin, mereka telah memiliki rumah sendiri. Anak kedua bernama Ny. Nita menikah dengan Tn. Hayat dan telah mempunyai satu orang anak bernama An. Yopi, mereka tinggal bersama Tn. Saleh dan Ny. Onah.

3.Family map (gambar)

C.Identifikasi permasalahan yang didapat dalam keluarga

1. Masalah dalam organisasi keluarga : Dalam struktur keluarga kepala keluarga adalah suami pasien yang berusia lansia yang sudah pensiun dan pasien sebagai seorang ibu rumah tangga. Satu anak beserta menantu dan cucu yang tinggal serumah dengan pasien sibuk dengan urusannya masing-masing, untuk waktu bekerja mereka biasanya berangkat pagi dan pulang pada sore harinya sehingga komunikasi kurang terjalin dengan baik. Terkadang pasien beserta suaminya yang harus mengasuh cucunya sedangkan jarang ada waktu untuk berkumpul dengan orang tuanya. Namun hubungan keluarga yang terjalin diantara satu sama lain cukup baik.2. Masalah dalam fungsi biologis: Saat ini pasien menderita penyakit osteoarthritis, Pasien masih dapat beraktivitas meskipun terkadang terasa nyeri pada lututnya sehingga terdapat keterbatasan lingkup gerak sendi pada lututnya. Pasien sudah mengalami menopause lima tahun yamg lalu. Tidak ada riwayat penyakit yang sama pada anggota keluarga lain. 3. Masalah dalam fungsi psikologis: Pasien adalah seorang istri yang sibuk mengurus keluarganya . Pasien juga seorang ibu rumah tangga. Walaupun masih ada anak pasien yang tinggal satu rumah dengan pasien, tapi anak-anak memiliki kesibukan sendiri sehingga dukungan keluarga untuk kesembuhan pasien juga dinilai kurang akibat kurang adanya saling bantu dalam menjalankan pekerjaan sehari-hari yang hanya terpusat pada pasien. 4. Masalah dalam fungsi ekonomi dan pemenuhan kebutuhan: Sumber penghasilan utama pada keluarga adalah dari anak kedua dan menantu, yang terkadang mendapat uang tambahan dari anak pertama. Untuk biaya kesehatan, pasien tidak memiliki kartu jaminan kesehatan sehingga pemenuhan kebutuhan pasien kurang terpenuhi dengan baik sedangkan pasien harus rutin untuk berobat. 5. Masalah lingkungan: Lingkungan rumah kurang baik. Kebersihan lingkungan kurang terjaga.6. Masalah perilaku kesehatan: Keluarga kurang mengerti akan pentingnya kesehatan dan pemeliharaan kesehatan, sehingga usaha dalam merubah pola makan dan gaya hidup kurang diperhatikan. D. Diagnosis Holistik (Multiaksial)

1.Aspek personal: (alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran)

Pasien datang berobat ke Puskesmas karena jarak yang dekat dan biaya yg murah serta kualitas pelayanan kesehatan yang dirasakan cukup memuaskan. Pasien rutin datang berobat dan meminum obat dengan harapan rasa sakit yang dirasakan dapat berkurang dengan bantuan pengobatan dokter di puskesmas. Namun terkadang pasien mengabaikan anjuran dokter. Pasien menyadari bahwa mempunyai keterbatasan fisik karena penyakit yang diderita dan masih ada kekhawatiran dalam diri pasien akan penyakitnya yang akan menghambat di masa tuanya akibat terbatasnya aktivitas yang pasien lakukan.

2.Aspek klinik: (diagnosis kerja dan diagnosis banding)

Diagnosis kerja : osteoarthritis.

3.Aspek risiko internal: (faktor-faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan pasien)

Untuk kesehariannya pasien sering lupa mengontrol makanan yang dikonsumsinya. Pasien juga masih sering mengkonsumsi makanan - makanan berlemak, gorengan (tidak menjaga pola makan sesuai diet penderita Osteoartritis). Pasien juga malas berolahraga ringan seperti berjalan pagi, yang sebenarnya bermanfaat untuk melatih persendian pasien agar tetap berfungsi baik. Selain itu pasien masih melakukan pekerjaan rumah tangga yang berat sehingga sering menambah rasa sakit lututnya. Pasien rutin memeriksakan penyakitnya juga meminum obat, namun pasien masih sering tidak mengikuti nasihat dokter yang berguna untuk pemulihan penyakitnya.

4.Aspek psikososial keluarga: (faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi masalah kesehatan pasien)

Keluarga pasien kurang memperhatikan kondisi penyakit pasien, jarang mengingatkan untuk menjaga pola makan dan mendukung program penurunan berat badan, serta kurang membatasi pekerjaan berat yang masih sering dilakukan pasien seperti mengangkat ember air, gerakan dari berdiri ke jongkok, yang dapat meningkatkan beban pada sendinya dan memperburuk penyakitnya. Selain itu keluarga ini masih memiliki kesadaran yang kurang akan pentingnya kesehatan. Keluarga ini tidak memiliki kartu asuransi kesehatan.

5.Aspek fungsional: (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari baik di

dalam maupun di luar rumah, fisik maupun mental)

Aktivitas menjalankan fungsi sosial dalam kehidupan dapat dijalankan sendiri oleh pasien. Namun ketika penyakitnya kambuh, pekerjaan rumah tangga dibantu oleh anak dan menantunya yang tinggal satu rumah dengan pasien. Olahraga jalan santai jarang dilakukan pasien.E. Rencana PelaksanaanTabel 4 Rencana PenatalaksanaanAspekKegiatanSasaranWaktuHasil diharapkanBiayaKeterangan

Aspek personal-Menjelaskan kepada pasien untuk tetap rajin kontrol berobat dan mengikuti saran dokter untuk kesembuhan penyakitnya. - Menjelaskan bahwa penyakit osteoartritis adalah penyakit yang disebabkan adanya gangguan fungsi sendi yang berhubungan dengan aktivitas, maupun proses penuaan yang biasanya menyerang sendi besar seperti (panggul,tulang belakang).

PasienPada saat kunjungan ke puskesmas

-Pasien menjaga agar penyakitnya tidak bertambah parah.

-Pasien mengetahui tentang penyakitnya, dan pasien tidak terlalu khawatir akan penyakit osteoartritisnya, karena pasien tetap dapat beraktivitas namun harus menghindari aktivitas yang terlalu berat seperti mengangkat ember, gerakan dari berdiri ke jongkok. Rp. 3000,-

Aspek klinik-Memberikan obat osteoartritis golongan OAINS Diclofenac Na, dosis 75 mg/hr tablet minum 2 x 1 setiap hari diminum pagi dan malam setelah makan. Danpemberian vitamin untuk sendi 2x1 kapsul/hr sesudah makan.-Menjelaskan fungsi obat yang bekerja menurunkan kerusakan dan memelihara kesehatan sendi, mengurangi rasa nyeri, serta pengawasan terhadap kemungkinan timbulnya efek samping obat akibat pemakaian jangka panjang.

-Menjelaskan pada pasien selain dengan obat, dapat dilakukan pengompresan hangat untuk membantu meredakan nyeri lutut. -Menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan foto rontgen sendi lutut ulang, dan menjalani terapi rehabilitasi (fisioterapi) dengan teratur, kontrol kembali ke dokter.

PasienPada saat kunjungan ke puskesmas sesuai jadwal kontrol berobat.-Pasien mengalami perbaikan untuk rasa sakit pada sendi lutut . - Pasien mengerti akan pentingnya obat, khasiat obat dan cara penggunaan obat secara tepat untuk proses penyembuhan serta mencegah komplikasi.

-Mengurangi rasa nyeri sendi lutut.-Pasien dapat mengetahui perkembangan penyakitnya dan mendapatkan pemulihan.Rp. 3000,-Rp. 50.000,-

Aspek risiko internal-Memberi edukasi pada pasien untuk merubah pola makan, makan dalam porsi kecil tapi sering, makanan yang berkalsium (susu, teri, sayuran hijau, buah-buahan).

-Edukasi untuk menurunkan berat badan dengan berpuasa atau membatasi asupan lemak,menganjurkan untuk berolahraga ringan secara teratur seperti jalan santai setiap hari saat sendi lutut tidak nyeri dan kaku .-Menyarankan untuk mengurangi melakukan aktivitas berat seperti mengangkat ember air atau cucian, melakukan gerakan dari berdiri ke jongkok yang terlalu sering dan mengikuti saran dokter.

Pasien dan keluargaPada saat kunjungan ke rumah-Pasien menghindari makanan berlemak.-Tercapainya penurunan berat badan ideal untuk meminimalkan beban pada sendi .-Mengurangi resiko timbulnya nyeri lutut.

Rp. 30.000,-

Aspek psikososial keluarga-Edukasi keluarga untuk tetap memberi dukungan kepada pasien seperti mengingatkan untuk meminum obat teratur, mengantarkan berobat agar dapat menjaga kesehatannya dengan pola makan yang baik dan mendukung penurunan berat badan pasien .-Menganjurkan kepada keluarga pasien untuk meningkatkan komunikasi yang baik dengan pasien.

-Memberi penyuluhan akan pentingnya kesehatan dan menganjurkan mendaftar untuk menggunakan kartu asuransi kesehatan.

Pasien dan keluargaPada saat kunjungan ke rumah-Keluarga memahami keadaan fisik pasien untuk pemulihan kesehatan pasien.-Keluarga memberi perhatian lebih kepada pasien.

-Pasien dan keluarganya sadar akan pentingnya hidup sehat . dan memiliki kartu asuransi atau jaminan kesehatan agar mendapat keringanan untuk berobat.Rp. 30.000,-

Aspek fungsional-Menyarankan pasien untuk tidak melakukan aktivitas berlebihan dan menasehati keluarga untuk ikut berperan dalam menjalankan pekerjaan rumah tangga sehari-hari untuk membantu pasien dan tidak membebankannya pada pasien. Pasien dan keluargaPada saat kunjungan kerumahKondisi tubuh pasien lebih sehat dan kuat, meringankan gejala penyakit, serta melatih persendian pasien agar tetap dapat menjalani hidup aktif setiap hari .

Rp. 30.000,-

F. Prognosis

1.Ad vitam: ad bonam

2.Ad sanasionam: dubia ad bonam

3.Ad fungsionam: dubia ad bonam

pasien

Sudah meninggal saat berusia 71th karena usia tua

Sudah meninggal saat berusia 62 th karena usia tua

Sudah meninggal saat berusia 72 th

Karena usia tua

Sudah meninggal saat berusia 70 th karena stroke

Ny.O

56 th

Tn. S

68 th

Ny.N

29 th

Tn.H

34 th

Ny.R

36 th

Tn. T

37 th

An.Y

10 th

An.T

14 th

Keterangan :

: Pasien / penderita

: Laki-laki

: Perempuan

: Tinggal satu rumah

: Meninggal

PAGE 1