studi kasus

Download Studi Kasus

If you can't read please download the document

Upload: endra-kuswara

Post on 24-Jun-2015

1.385 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Hal ini bisa dilihat ketika manusia itu sedang berinteraksi, manusia selalu membutuhkan orang lain. Sikap dan perilaku yang baik dari seseorang dapat menunjang keharmonisan manusia dalam berinteraksi dengan sesamanya. Dalam interaksi dengan sesamanya, seseorang itu tidak akan lepas dari masalah dan lingkungan sekitar. Lingkungan merupakan tempat berinteraksi, menimba ilmu, dan tempat untuk mendapatkan pengetahuan. Lingkungan belajar dapat bersifat formal dan informal. Lingkungan belajar formal di sini adalah lembaga pendidikan resmi misalnya sekolah, sedangkan lingkungan belajar informal adalah keluarga dan lingkungan sekitar (masyarakat). Sekolah merupakan pusat pendidikan formal yang mempunyai peranan penting dalam mengantarkan masyarakat kearah kehidupan yang lebih baik dan sesuai dengan apa yang dicita-citakan. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi perannya di masa yang akan datang. Di sekolah, siswa selain diberi ilmu pengetahuan juga diberikan bimbingan untuk mengetahui perkembangan pribadi, potensi, dan kemampuan yang dimiliki siswa seoptimal mungkin. Oleh karena itu, pendidikan sekolah diharapkan bisa meningkatkan kecerdasan dan kualitas manusia Indonesia sebagaimana tercantum pada tujuan pendidikan nasional. Namun tidaklah mudah untuk meningkatkan kecerdasan dan kualitas manusia karena seringkali da;am proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) ditemui hambatan, antara lain : adanya hal-hal negative dalam lingkungan pergaulan, tidak adanya motivasi dalam belajar dan lain-lain. Untuk mengatasi masalah tersebut dibutuhkan kerjasama semua pihak, antara lain : guru, orang tua dan konselor. Menurut Prof. Drs. Piet A. sahertina dan Frans Mataharu Dipl. Ed. Ad, dalam bukunya yang berjudul prinsip dan teknik supervisi pendidikan, studi kasus mempunyai pengertian sebagai berikut suatu cdara untyuk mempelajari seorang

1

anak yang mempunyai kelaianan secara mendalam. Seorang guru disamping memiliki pengetahuan mengenai pendidikan, dia harus pula memiliki ilmu psikologi agar dapat mengetahui secara umum kondisi jiwa siswa. Guru diharapkan mampu melihat, memahami, dan mengatasi masalah yang dihadapi oleh siswa. Guru harus memahami dan mengetahui secara objektif mengenai keadaan siswa, tingkah laku siswa, latar belakang siswa dan kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa. Terhadap permasalahan siswa, guru hendaknya mampu memberikan bantuan untuk penyelesaian masalah menuju pemecahan secara optimal. Studi kasus merupakan suatu metode pengumpulan data yang menggunakan berbagai teknik pendekatan dan data yang terkumpul meliputi aspek pribadi secara lengkap beserta lingkungannya. Studi kasus dapat diartikan suatu metode untuk menyelidiki atau mempelajari individu secara intensif dengan tujuan membantu siswa untuk mencapai penyesuaian diri yang baik. Sesuai dengan tujuan studi kasus itu sendiri, yaitu untuk memahami siswa sebagai individu dalam menyesuaikan diri yang lebih baik, sehingga kepribadiannya dapat berkembang secara optimal. Alasan diadakan studi kasus adalah untuk mengidentifikasi suatu masalah yang dihadapi siswa dan memberikan bantuan pemecahan masalah supaya masalah tersebut tidak mempengaruhi kondisi siswa dalam belajar. Di sini praktikan melakukan penyusunan laporan studi kasus dengan tujuan untuk mengetahui permasalahan apa saja yang dihadapi siswa sehingga praktikan dapat menentukan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk membantu siswa dalam pemecahan masalah yang dihadapi. Studi kasus diawali dengan proses pembagian Daftar Cek Masalah (DCM) kepada siswa, kemudian dari Daftar Cek Masalah yang dikembalikan, dianalisis dan dipilih kira-kira mana yang akan dijadikan objek penelitian. Setelah itu dilakuakn wawancara terhadap objek penelitian dengan mencocokan dengan pa yang diisi didalam daftar cek masalah. Dan kemudian konselor diharapkan dapat memberikan pemecahan masalah yang selanjutnya dapat dilaksanakan siswa untuk menyelesaikan masalahnya 1.2 Pengertian Layanan Bimbingan Siswa

2

Menurut buku pedoman PPL Universitas Negeri Malang (2007:35) layanan bimbingan siswa merupakan upaya mengenal, memahami, dan menetapkan siswa yang mengalami kesulitan belajar dengan kegiatan mengidentifikasi, mendiagnosis, memprognosis, dan memberikan pertimbangan pemecahan masalah. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan merupakan usaha atau bantuan yang ditujukan pada siswa yang mengalami masalah dengan langkah yang terdiri dari identifikasi, diagnosis, prognosis, pertimbangan pemecahan masalah, dan follow up. 1.3 Tujuan Tujuan dari penyusunan laporan studi kasus ini adalah untuk memberikan layanan dan bimbingan kepada siswa yang mempunyai masalah dan dapat disampaikan melalui media tertulis. Tujuannya antara lain sebagai berikut : Menemukan cara mengatasi masalah yang dihadapi oleh siswa. Mengidentifikasi jenis dan sifat kesulitan yang dihadapi siswa. Mengenal keadaan pribadi siswa secara individual. Membantu siswa dalam usahanya untuk mencapai prestasi yang diharapkannya. Membantu siswa agar dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya sesuai dengan minat, kemampuan serta kesempatan yang ada. Bagi calon pendidik, untuk lebih memahami karakter dan kesulitan siswa. 1.4 Pentingnya Layanan Bimbingan Kegiatan layanan bimbingan siswa atau studi kasus dalam pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) mempunyai arti penting dalam rangkaian proses belajar mengajar di sekolah. Secara umum layanan bimbingan siswa dapat memberikan manfaat kepada semua pihak, antara lain:

3

1. Bagi siswa Setiap orang mempunyai permasalahan dalam hidupnya tidak terkecuali siswa. Seorang siswa juga mempunyai suatu permasalahan dan terkadang cara pemecahannya dilakukan dengan sekehendak hatinya tidak memikirkan apakah yang dilakukan tersebut benar atau salah. Untuk itu dengan adanya layanan bimbingan diharapkan dapat menjadi wadah untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Memberikan jalan keluar (solusi) yang terbaik bagi siswa dalam bertindak dengan memahami dan mengetahui faktor-faktor penyebab dan penetapan kemungkinan pemecahannya, baik cara pencegahan maupun cara penyembuhannya. Sehingga siswa dapat mengatasi masalahnya dan membantu meningkatkan prestasinya. 2. Bagi praktikan Kegiatan layanan bimbingan siswa merupakan pengalaman praktis yang berharga dalam usaha memberikan masukan atau bekal dalam membantu memecahkan masalah yang dihadapi siswa sehingga diharapkan dapat menambah wawasan dan menunjang profesionalisme sebagai guru yang akan datang. 3. Bagi guru, BK, dan wali kelas Dapat digunakan untuk merencanakan proses belajar mengajar siswa dan membantu guru dalam menyampaikan materi sesuai kondisi dan kemampuan siswa serta membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar maupun kesulitan menyesuaikan diri dengan sekitar sehingga pada gilirannya dapat ditentukan sikap dan perlakuan yang tepat terhadap siswa yang bersangkutan. 4. Kepala sekolah Mendapatkan informasi tentang siswa sehingga dapat digunakan untuk mengambil dan menentukan kebijakan dalam menghadapi masalah siswa. Dapat menjadi bahan pertimbangan dalam memonitoring keadaan siswa dan kemampuan guru dalam hal layanan bimbingan siswa.

4

5. Bagi orang tua siswa Sebagai informasi tentang situasi dan kondisi belajar anaknya sehingga diharapkan terjalin komunikasi yang lebih baik antara orang tua dan anak. 1.5 Metode Pengumpulan Data Dalam menyusun studi kasus ini, menggunakan beberapa teknik yang dapat diterapkan untuk memperoleh data yang maksimal. Dengan data tersebut akan diperoleh informasi tentang siswa secara lengkap. Metode pengumpulan data yang diperlukan untuk memperoleh data yang lengkap dan valid, sehinnga bisa dipertanggungjawabkan dalam studi kasus ini adalah observasi, angket (problem checklist), wawancara, dan studi dokumenter. 1. Observasi Pengumpulan data melalui observasi, dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan langsung baik di dalam kelas maupun di luar kelas terhadap berbagai perilaku dan kegiatan yang dilakukan siswayang bertujuan untuk mengetahui tingkah laku, sikap dan cara-cara siswa dalam berinteraksi dengan teman serta sekitarnya. 2. Angket Angket merupakan lembar isian yang berisi pertanyaan-pertanyaan singkat. Adapun angket yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penyusunan laporan ini yaitu Problem Cheklist yang merupakan alat pengumpulan data dengan menggunakan daftar masalah siswa yang mengharuskan siswa untuk memilih masalah-masalah yang cocok dengan dirinya. Pengumpulan data dengan problem checklist ini dilakukan dengan cara siswa disuruh mengisi atau memberi tanda chek pada daftar masalah yang telah disiapkan dalam format. 3. Wawancara Merupakan salah satu teknik pengambilan data dengan memberikan pertanyaan secara langsung kepada siswa, teman-teman siswa, guru siswa maupun orang tua siswa jika diperlukan. Praktikan di sini mencoba untuk membuat siswa terbuka dengan pertanyaan-pertanyaan yang mudah dipahami, sehingga siswa dapat mengutarakan permasalahannya sedikit demi sedikit dan

5

praktikan akan menjadi mudah untuk menentukan langkah yang akan dilakukan. 4. Studi Dokumenter Studi dokumenter dilakukan untuk mengumpulkan data dari sumbersumber tertulis. Teknik ini dilakukan dengan cara mempelajari dokumen atau catatan-catatan yang berhubungan dengan siswa. Dokumen yang dijadikan objek penemuan data, misalnya rapot, daftar absensi, daftar nilai, buku catatan pelanggaran tata tertib, daftar nilai ulangan harian dan buku catatan pelajaran. Melalui studi dokumenter ini akan diketahui latar belakang siswa, kondisi siswa, minat, dan semangat belajar serta hal-hal yang pernah dialami siswa. 1.6 Konfidensialitas Kerahasiaan (Konfidensialitas) diperlukan untuk merahasiakan data yang bersifat pribadi. Data yang dikumpulkan dalam layanan bimbingan siswa ada dua, yaitu : data yang bersifat umum dan data yang bersifat khusus (rahasia). Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Partowisastro (1984) bahwa catatan mengenai diri klien meliputi data hasil wawancara, testing, surat menyurat, rekaman, dan data lain yang merupakan informasi rahasia. Penulisan data klien yang bersifat rahasia harus dilakukan dengan cara fiktif, terutama identitas klien. Dengan demikian nama baik klien tetap terjaga dan orang lain yang membaca laporan ini tidak tahu sama sekali atau mengetahui seminimal mungkin kasus ini. 1.7 Alasan Pemilihan Kasus Pada dasarnya setiap siswa mempunyai masalah dalam kegiatan belajar, hanya saja tingkat kesulitan yang dialami berbeda. Adapun alasan pemilihan siswa sebagai klien dalam usaha memberikan layanan bimbingan siswa ini didasarkan pada wawancara secara formal yang dilakukan oleh praktikan selaku konselor terhadap siswa yang menunjukkan beberapa gejala sebagai berikut: 1. Siswa menunjukkan sikap pasif dalam menerima

6

pelajaran yang disampaikan oleh guru (cenderung terkesan acuh). 2. Siswa sering terlihat diam termenung. 3. Siswa dijauhi oleh teman laki-laki dikelas 4. Cenderung bergaul dengan teman perempuan 5. Merasa kurang perhatian dari orang tua karena sering ditinggal pergi. 6. Nilai yang diperoleh kurang maximal. Dari gejala-gejala yang telah dipaparkan diatas, maka masalah ini diangkat dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Dengan melihat fakta yang ada tersebut praktikan beranggapan bahwa keadaan di atas harus segera diatasi, karena jika tidak dapat menyebabkan kesulitan bagi siswa dan prestasi belajarnya. Oleh karena itu praktikan memilih siswa tersebut untuk dijadikan klien dalam pembahasan layanan bimbingan siswa ini.

7

BAB II LAYANAN BIMBINGAN SISWA Pemberian layanan bimbingan siswa merupakan salah satu tanggung jawab seorang guru untuk membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh siswa, dan akan memperoleh hasil yang maksimal dan sesuai dengan yang diharapkan jika prosedur dan teknik penyelidikannya dilakukan dengan tepat. Dalam layanan bimbingan tahapan-tahapan yang diperlukan dalam membantu siswa menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya, terdiri dari (1) identifikasi kasus, (2) sintesis (3)diagnosis, (4) prognosis, (5) pemberian bantuan (treatment), (6) follow up. Adapun tahap-tahap tersebut dapat di uraikan sebagai berikut: 2.1 Identifikasi Kasus Tahap pertama dalam memberikan layanan bimbingan siswa adalah mengidentifikasi kasus yang dialami siswa. Identifikasi kasus merupakan langkah mengumpulkan data tentang diri siswa yang akan dijadikan klien dalam layanan bimbingan siswa atau studi kasus ini baik data diri yang meliputi, fisik dan psikis, dan data linkungan yang meliputi data tentang latar belakang keluarga, kehidupan sekolah, norma dan nilai, kebiasaan yang ada di masyarakat. Tahap identifikasi kasus ini bertujuan untuk memperoleh pemahaman tentang diri siswa agar memperoleh penyesuaian diri, baik untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam menemukan masalah yang dihadapi siswa adalah sebagai berikut: Mengamati klien secara langsung dalam proses pembelajaran. Konsultasi dengan guru BK maupun guru-guru bidang studi lain yang mengajar klien tersebut. Mencari informasi dari teman-teman klien. Menggali data tentang klien dari sekolah (wali kelas maupun guru BK). Dari langkah-langkah yang telah dilakukan, maka praktikan

8

memutuskan siswa untuk menjadikan klien sebagai contoh studi kasus dalam pembuatan laporan. Di mana dalam layanan bimbingan ini identitas dan masalah siswa yang mengalami permasalahan tersebut tidak merasa terbebani, ragu, dan takut untuk mengungkapkan permasalahannya secara jujur, lengkap dan terperinci. Data Yang Diperlukan Untuk memperoleh informasi yang sebanyak-banyaknya dengan tujuan mencari dan menelaah masalah yang dihadapi siswa, maka praktikan memerlukan berbagi data yang bersangkutan. Data tersebut adalah sebagai berikut: a. Identitas siswa b. Data problem checklist c. Data observasi d. Data wawancara e. Data studi documenter Hasil Pengumpulan Data Klien adalah seorang siswa kelas X SMK Negeri 1 Turen. Praktikan menjadikannya seorang klien berdasarkan pada pengamatan setiap hari di kelas, saat praktikan mengajar kelas tersebut. Praktikan juga menemukan berdasarkan informasi dari guru, konselor dan wawancara dengan siswa yang bersangkutan. Dari informasi dan pengamatan tersebut praktikan menemukan gejala masalah dari klien yang perlu segera mendapat bantuan dalam memecahkan masalahnya. Setelah dilakukan pendekatan, praktikan mengajukan kepada klien untuk dijadikan kasus dalam studi kasus ini. Identitas Kasus a. Identitas Klien Nama klien : Farel (fiktif) Jenis kelamin Ttl Agama Alamat : Laki-laki : Islam : Jl. Kalpataru 25 Malang : Surabaya / 1 Januari 1992

Anak ke/dari: 1 dari 2 bersaudara

9

Hobi Cita-cita

: Melukis : Arsitek

b. Keadaan Keluarga 1. Ayah Nama Agama Alamat Pendidikan terakhir Pekerjaan 2. Ibu Nama Agama Alamat Pendidikan terakhir Pekerjaan : Endang Sulastri (fiktif) : Islam : Jl. Kalpataru 25 Malang : SMA : Ibu Rumah Tangga : Gunawan (fiktif) : Islam : Jl. Kalpataru 25 Malang : S1 Manajemen : Dosen

Daftar Cek Masalah Selain wawncara dengan klien praktikan memperoleh data dari Daftar Cek Masalah (DCM) yang telah diisi oleh klien. Dari hasil DCM tersebut didapat hasil sebagai berikut: a. Masalah kesehatan Cukup latihan rohani b. Masalah rumah dan keluarga Dirumah merasa tidak kerasan Orang tua saya sering pergi Saya anak sulung c. Masalah agama dan moral Sering berdusta Sering mengingkari janji

10

Sering timbul sifat iri hati Mudah merasa iba terhadap penderitaan orang lain Mempunyai rasa hormat terhadap wanita atau orang tua d. Masalah hubungan sosial Merasa tidak disenangi teman Merasa rendah hati Bersifat pemalu Bersifat tertutup (kurang dapat menegemukakan isi hati) Tidak dapat mengemukakan pendapat Tidak pernah diajak teman bermain bersama (teman laki-laki) e. Masalah penyesuaian terhadap sekolah Sering timbul dorongan untuk melihat pekerjaan orang lain Sering merasa cemas bila ada ulangan Kuranhg senag siakp keras pada aturan sekolah Ada beberapa mata pelajaran yang tidak saya senangi f. Masalah kebiasaan belajar Belajar kalau ada ulangan Belajar tidak teratur waktunya Sukar memusatkan perhatian pada waktu belajar Sulit mengingat pelajran yang telah dihafalkan Sulit untuk memulai belajar Belajar dengan cara membayangkan Tidak dapat belajar dengan cara yangbaik Sering menyalin pekerjaan teman g. Masalah masa depan yang berhubungan dengan jabatan Saya sulit menentukan jurusan yang sesuai dengan diri saya

11

Saya ingin mengetahui bakat dan kemampuan saya Bingung dalam menentukan sikap setelah bekerja nanti Merasa canggung bila bekerja. h. Masalah penggunaan waktu Saya tidak dapat memanfaatkan waktu luang Saya tidak dapat membagi waktu Tiap sore waktu dipakai untuk bermain i. Masalah yang berhubungan denagn kurikulum sekolah Ada susunan pelajaran pada hari tertentu yang membosankan Sulit memahami buku paket Sering mendapatkan angaka rendah j. Masalah asmara Bercinta adalah bagian dari kehidupan saya Bercinta dalam masa sekolah dapat merupakan dorongan Saya milai tertarik pada seorang teman Mudah merasa terpengaruh dengan membaca / melihat adegan cinta Sering membayangkan adegan cinta Gemar membaca / melihat film yang bertemakan cinta. 2.2 Sintesis Sintesis adalah usaha merangkum, menggolongkan, mengelompokkan dan menghubungkan data yang telah terkumpul tentang diri klien pada tahap analaisis secara ringkas, padat dan berkesinambungan, sehingga akan menunjukkan gambaran yang jelas mengenai diri klien yang sebenarnya. Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa klien adalah anak pertama dari dua bersaudara, klien sulit untuk mengatur kegiatan belajar dirumah karena merasa sulit dalam memahami buku pelajaran dan hanya belajar jika ada ulangan saja. Serta klien merasa kurang mendapat perhatian dari orang

12

tua nya, sehingga tidak ada yang mengontrol dalam kegiatan belajar ataupun bagaimana perkembangan klien didalam sekolah terutama pada menerima dan menyerap pelajaran.

3.3 Diagnosis Diagnosis adalah usaha untuk menginterpretasikan klien berdasarkan data dari tahp analisis untuk menentukan masalah yang dihadapi klien serta menemukan penyebabnya. Dalam tahp diagnosis ini dibagi menjadi dua kegiatan yaitu: 1. Identifikasi Kasus Dalam tahap ini jenis-jenis masalah yang ada diklasifikasikan sebagai berikut: a. Kesulitan dalam belajar Klien memiliki kesulitan didalam mengatur waktu belajar yang tepat, dan hanya belajar jika akan ada ulangan saja. b. Masalah sifat dan kebiasan Berdasarkan angket dan wawancara dengan klien, klien tergolong anak pendiam dan cenderung menyendiri serta lebih cenderung bergaul dengan teman perempuan dikelasnya, hal ini disebabkan ada masalah dengan teman laki-laki dikelasnya sehingga klien dijauhi dengan teman laki-laki dikelasnya. 2. Etiologi Dalam kegiatan ini praktikan berusaha menemukan faktor-faktor penyebab timbulnya masalah yang dilami klien. Berdasarkan data yang sudah ada praktikan dapatkan, faktor penyebab timbulnya masalah adalah sebagai berikut: a. faktor yang berasal dari klien klien tidak bisa membagi waktu untuk belajar klien merasa dijauhi teman-temannya (laki-laki) klien hanya belajar jika ada ulangan b. faktor yang berasal dari luar diri klien

13

klien merasa tidak percaya diri dan cenderung diam klien kurang mendapat perhatian dari orang tuanya dirumah

2.4 Prognosis Pada tahap ini yang dilakukan adalah memprediksi beberapa kemungkinan yang kan timbul pada diri klien sehubungan dengan masalah yang sedang dihadapi. Kegiatan ini bertujuan untuk menetapkan teknik bantuan yang dapat diberikan kepada klien setelah mengetahui permasalahnnya. Pada tahap ini praktikan dan klen mencari kemungkinan yang kan terjadi bila keadaan ini tetap berlanjut. Apabila masalah yang dihadapi klien tidak segera diatasi maka kemungkinan yang akan terjadi adalah sebagai berikut: 1. klien akan semakin malas belajar 2. klien tidak akan berusaha mengejar cita-citanya 3. klien akan semakin jauh dari teman-temannya 4. prestasi belaja klien akan semakin menurun 5. Klien tidak akan memanfaatkan waktu luang untuk kegiatankegiatan positif dan belajar mandiri (berwirausaha untuk mencari dan mendapatkan tambahan penghasilan). Apabila masalah yang dihadapi klien segerta dapat diatasi, maka kemungkinan yang akan terjadi adalah sebagai berikut: 1. Minat belajar klien akan meningkat secara bertahap 2. Prestasi belajar klien secara bertahap akan meningkat 3. Klien akan merasa berusaha mengejar cita-citanya dan merasa optimis akan masa depannya 4. Klien secara bertahap akan mulai bersosialisasi dengan temannnya Konselor atau praktikan dalam hal ini hanya berusaha memberikan bantuan kepada klien sesuai dengan kemampuan dan kewenangan praktikan saja. Adapaun

14

usaha-usaha bantuan yang dilakukan adalah:

Usaha yang direncanakan a. Pembelajaran Usaha bantuan dilakukan dengan cara mengubah cara belajar klien dikelas. Klien diminta untuk lebih berpartisi[pasi aktif dalam proses belajar mengajar dikelas. Denagn berbagai metode dan model pembelajaran, diharapkan siswa nantinya bisa merasa cocok dan bisa menyesuaikan denagn metode pembelajaran yang diberikan. Denagn begitu siswa (klien) tersebut bisa menggunakan metode yang sesuai denagn keinginann disaat belajar, baik itu dirumah maupun dikelas. Pada tahap ini praktikan juga terus mem[perhatikan proses belajar siswa. Jika nantinya ditemukan bahwa klien muali surut dalam proses belajarnya, akan cepat diketahui dan diatasi. Disamping itu praktikan juga meminta bantuan kepada guru, wali kelas dan pengajarnya untuk lebih memperhatikan dan mengawasi proses belajar klien diharapkan nantinya guru-gurunya bisa menibgkatkan minat dan motivasi belajarnya. b. Memberikan Motivasi Motivasi adalah dorongan dari dalam diri klien sendiri untuk melakasanakan kegiatan. Pemberian bantuan denaghn cara memberikan dukungan kepada klien bahwa masa depan klien ada didepan mata dan merupakan tantangan kedepannya. Praktikan memberikan semangat kepada klien dengan memberinya suatu pujian. Praktikan juga berusaha mendorong klien untuk opimis memandang masa depannya dan menekankan kepada klien bahwa jika klien mau berusaha dengan sungguh-sungguh sebenarnya dia mampu mendapatkan pa yang diinginkan dengan diimbangi selain usaha dan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa. c. Bimbingan Kelompok

15

Bimbingan kelompok adalah suatu pemebrian bantuan kepada individu dalam situasi kelompok (Romlah, 1989:3). Praktikan memberikan bantuan kepada klien denagn cara mengikutkan klien dalam kegiatan bimbingan kelom[pok dengan memberikan materi tentang cara belajar yang efektif dan cara bergaul yang baik. Praktikan memilih bimbingan kelompok dalam hal bagaimanna cara bergaul yang baik dan menguntungkan bagi masa depan klien, dengan tujuan untuk membantu klien agar dapat membedakan mana yang baik dan man yang buruk. Dengan bimbingan kelompok diharapkan dapat melatih klien berinteraksi denagn rekan-rekannya dalam kelompoknya. Hal tersebut akan melatih jiwa sosial dan penyesuaian nya dengan lingkungannnya. 2.5 Pemberian Bantuan (Treatment) Pemberian bantuan merupakan suatu usaha untuk memberikan bantuan kepada klien agar dapat memecahkan masalahnya. Melalui tahap ini, konselor dapat juga membantu dalam menemukan beberapa alternatif pemecahan masalah dengan tetap mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan dari setiap alternative yang mungkin dapat dilakukan oleh klien. Usaha Bantuan yang Terlaksana Dari usaha bantuan yang praktikan rencanakan, hanya beberapa usaha yang terlaksana. Adapun usaha-usaha yang terlaksana adalah sebagai berikut; a. Memberikan Motivasi Motivasi ini bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara perilaku baru yang telah terbentuk. Pemberian motivasi dilakukan agarklien merasa diperhatikan dan mendapat dukungan moril. Diharapakn denagn adanya motivasi ini klien memperoleh semanagat baru untuk belajar. Praktikan memberikan reinforcement sosial denagn cara memberikan pujian, perhatian, kermahan, dan dukunagn pada saat konseling berlangsung.

16

Praktikan juga memberikan dorongan kepada klien sehingga klien bisa lebih optimis dalam memandang masa depannya. b. Bimbingan kelompok Bimbingan kelompok ini bertujuan untuk membantu klien dalam bersosialisasi dan berinteraksi denagn temannya. Denagn berkelompok duiharapkaj klien akan berinteraksi denagn rekannya dikelas dan tidak duduk sendiri lagi denagn tema wanita saja tetapi lebih berbaur d3enagn teman laki-laki serta tidakm cuaek dam melamun. Praktikan memberikan tiugas kepadas klien yang harus dikerjaklan secara berkelompok dengan rekannya dikelas. Hal tersebut akan membantu klien berinteraksi denag rekannya didalam kelompoknya. Usaha Bantuan yang tidak terlaksana Dari usaha bantuan yang praktikan rencanaklan, ada usaha yang tidak terlkasana. Adapun usaha yang tidak terlaksana adalah pembelajran. Pembelajran ini bertujuan agar klien lebih berpartisipasi aktif dalam proses belajar mengajar dikelas. Diharapkan klien bisa menyesuaikan diri dengann berbagai metode dan model pembelajaran yang praktikan berikan. Praktikan juga seharusnya terus memperhatikan proses belajar klien jika terjadi penurunan agar cepat diketahui dan segera diatasi. 2.6 Follow Up Follow up (tindak lanjut) adalah usaha yang dilakukan oleh penulis untuk mengikuti perkembangan klien setelah diberikan bantuan. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengetahui keberhasilan bantuan yang telah diberikan kepada klien, cara yang dilakukan untuk tindak lanjut ini adalah sebagai berikut: Hasil dari bantuan yang sudah diberikan adalah klien lebih terbuka kepada temannya dan mulai berinteraki denagn rekannya di kelas. Klien juga sudah mulai menegrti manfaat dari belajar dan mulai perhatian terhadap

17

lingkungan sekitar, temannya aupun respon terhadap materi pelajaran yang diterima. Usaha bantuan yang sudah diberikan tidakm hanya dibiarkan saja, tetapi harus ditindak lanjuti. Tindak lanjut dari usaha bantuan yang telah dilaksanakan adalah dengan terus menerus mengikuti perkembangann klien dengan menggunakan metode observasi yang dilaksanakan setelah uasaha bantuan diberikan. Usaha lain yaitu dalam bentuk wawancara baik dengan klien, teman klien, guru, wali kelas maupun BP nya, yang diharapkan klien tetap ada yang mengawasi dan memperhatikan serta mengarahkan.

18

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Guru adalah pengajar, pendidik, fasilitator dan pengelola kegiatan belajar mengajar di sekolah. Guru juga bertindak sebagai fasilitator dan manajer bagi siswa atau anak didiknya. Selain itu dalam rangka menyukseskan kegiatan belajar mengajar disekolah guru terjadang haris menjadi dokter bagi siswanya. Apabila siswa mempunyai permasalahan dalam belajarnya, setidaknya tugas gurulah yang harus berperan disini, untuk menyembuhkan murid. Dari uraian pada bab-bab sebelumnya yang diperoleh dari semua alat-alat pengumpulan data beserta hasil analisis, maka dapat ditarik kesimpulan, yaitu: 1. Pendidikan merupakan suatu sistem kompleks, dimana didalamnya terdapat interaksi penuh antara pendidik (guru) dan anak didik (murid/siswa). Guru sebagai pendidik dan pengajar profesional juga harus memiliki kemampuan dalam mengetahui keadaan siswa. Dalam hal ini, guru dituntut untuk melakukan layanan bimbingan. 2. Bimbingan adalah bantuan pertolongan yang diberikan kepada individu untuk mengatasi kesulitan-kesulitan dalam hidupnya, agar individu tersebut dapat mencapai kesejahteraan dalam hidupnya. 3. Klien memiliki masalah yang perlu mendapat layanann bimbingan dari pihak BK dan perlu mendapatkan perhatian dari guru yang bersangkutan. Tujuan dari pemberian layanan bimbingan dan perhatian terhadap klien, antara lain: Agar ada perubahan sikap dan kebiasaannya, baik selama kegiatan belajar mengajar dikelas maupun untuk menjalani kehidupan

19

sehari-hari 3.2 Saran Agar pelaksanann layanan bimbinagn ini dapat dilaksanakan secara baik, efektif dan efisien, maka penulis mengemukakan beberapa saran yang dapat diperhatikan yaitu: a. Saran bagi siswa Siswa diharapkan dapat mengontrol dan mengarahkan diri mereka untuk hal-hal positif seperti belajr, sekolah dan lebih meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan YME. Diharapkan juga siswa dapat lebih terbuka dalam menerima masukan atau kritik. Hal ini untuk membuat siswa lebih termotivasi dan mantap dalam memutuskan masa depan sesuia minat mereka. b. Saran bagi orang tua bagi orang tua diharapkan untuk lebih terbuka didalam menyikapi masalah anaknya. Orang tua juga dihrapkan mampu memantau atau mengawasi anak tanpa mengekang dan memaksa. Disamping itu pihak orang tua harus memperlihatkan perkembangan anaknya dengan menjalin kerjasama dengan pihak sekolah dan lingkungan sekitarnya. c. Saran bagi guru Guru sebagai pengajar atau fasilitator diharapakn harus mampu memperhatikan , memotivasi dan memonitor serta memantau perkembangan ataupun masalah-masalah siswa terutama untuk hal-hal uang menyebabkan penurunan konsentrasi dan motivasi belajar anak. d. Saran bagi konselor Memberikan perhatian dan motivasi kepada klien dalam mengahdapi masalah Menumbuhkan semangat dan motivasi belajar Agar klien merasa kerasan dikelas dan semangat daalm mengikuti pembelajran meningkat Agar klien bisa mengatur waktu dalam belajar Menumbuhkan rasa percaya diri dengan kemampuan yang dimilikinya.

20

-

Memberikan bantuan tindak lanjut, untuk memecahkan atau mencari jalankeluar masalah yang dihadapi klien Memberikan pengarhan-pengarhan kepada klien atas masalah yang sedang dihadapi oleh klien Memberikan monitoring atau memantau perkembangan ataupun masalah-masalah siswa terutama untuk hal-hal yang menyebabkan penurunan konsentrasi dan motivasi belajar siswa sehingga berdampak pada turunnya prestasi belajar siswa.

21

DAFTAR RUJUKAN

UPT PPL UNIVERSITAS NEGERI MALANG.2007. Buku Petunjuk Pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Keguruan Universitas Negeri Malang. Malang: UPT PPL UM. Walgito, B. 1985. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM. Winkel, W.S. 1986. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah Menengah. Jakarta: PT.Gramedia

22