studi implementasi tata rencana tata ruang ...gambar 1.11 rancangan potongan melintang jl. perintis...
TRANSCRIPT
STUDI IMPLEMENTASI TATA RENCANA TATA RUANG TERPADU WILAYAH METROPOLITAN MAMMINASATA
Studi Sektoral (12)TRANSPORTASI DARAT
12 - 11
1.3 Proyek-Proyek Berjalan
Rencana pengembangan jalan dalam rencana tata ruang Mamminasata mengusulkan beragam proyek pengembangan jalan. Proyek-proyek tersebut sebenarnya sedang dalam tahap implementasi sebagaimana terangkum dan terlihat pada gambar berikut. Yang meliputi:
- Jl. Poros Takalar - Jl. Hertasning - Jl. Ir. Sutami - Jl. Perintis Kemerdekaan dan Jl. Urip Sumoharjo - Jalan Lingkar Tengah
Gambar 1.9 Proyek-Proyek Berjalan Tahun 2005
Jl. Ir. Sutami
Jl. Perintis Kemerdekaan
Jalan Lingkar Tengah
Jl Hertasning
Jalan Propinsi
AksesTakalar
(Jl. Poros Takalar)
STUDI IMPLEMENTASI TATA RENCANA TATA RUANG TERPADU WILAYAH METROPOLITAN MAMMINASATA
Studi Sektoral (12)TRANSPORTASI DARAT
12 - 12
1) Akses Takalar (Jl. Poros Takalar)
Jalan ini merupakan jalan kolektor propinsi sepanjang 27 km. Pemerintah propinsi memperlebar potongan jalan yang terletak antara Sungguminasa - Takalar hingga 4 jalur, dan pelebaran jalan sepanjang 4 km telah rampung sejak bulan Oktober 2005. Daerah milik jalan (Damija) telah ditetapkan pada hampir seluruh bagian jalan. Ramalan kebutuhan lalu lintas (traffic demand forecast) menunjukkan bahwa jalan ini akan menjadi salah satu jalan utama terpenting, dan sebuah rencana pelebaran jalan tahunan harus dilakukan sedini mungkin dengan penyusunan aspek finansial yang sesuai.5
2) Jl. Hertasning
Jalan ini merupakan jalan radial ke timur Makassar, bermula dari Jl. Pettarani. Saat ini, jalan tersebut akan diperpanjang ke Samata. Pengaspalan sepanjang 3,8 km dijadwalkan tahun 2005 (anggaran Rp 4,3 milyar). Pembebasan lahan sepanjang 7 km ke Samata telah dilaksanakan. Meski lebar jalan hanya 25 m, rute ini paling sesuai untuk wilayah perkotaan yang sibuk. Perpanjangan lebih jauh diharapkan akan mencapai jalan Malino sebagai sebuah “jalan radial” Mamminasata hingga sekitar tahun 2020.
3) Jl. Ir. Sutami
Jalan ini merupakan rute pantai dari kota Makassar menuju wilayah utara yang melewati kawasan pergudangan dan pabrik. Meski Damija sepanjang 70 m telah dipastikan di hampir seluruh bagian jalan, namun jumlah jalur yang ada saat ini hanya 2 dengan kondisi permukaan jalan yang memprihatinkan, sebab arus lalu lintas selalu dipadati oleh truk-truk berat pengangkut barang.
Jalan ini akan dikembangkan sebagai jalan tol BOT (Build, Operate, Transfer) dari jembatan sungai Tallo hingga ke gedung terminal bandara baru (total panjang sekitar 11 km) termasuk pelebaran jembatan di atas sungai Tallo6 di bawah pengawasan pemerintah pusat. Periode konstruksi dijadwalkan selama 1,5 tahun dan mulai digunakan pada bulan Mei 20077.
5 Usulan jadwal konstruksi Tim Studi JICA 2005 diharapkan paling lambat akan terlaksana sebagai berikut;
- 2005 -2010 -2015 Nama Bagian T1 T2 (6 km) T3 (10 km) T4 (7 km)
Akumulasi panjang 4 km 10 km 20 km 2 1km 6 Jembatan Sungai Tallo sepanjang 60 m dengan lebar 9,4 m dirancang oleh pemerintah pusat. Ini berarti
jembatan hanya terdiri atas dua jalur dan total jalur untuk kedua arah berjumlah empat termasuk bila jembatan lama digunakan. Lebarnya tidak sesuai dengan rancangan jalan tol, sehingga kemacetan jelas akan terjadi di jembatan ini.
7 Tender BOT dilaksanakan pada tanggal 10 Agustus 2005 melalui proses pre-kualifikasi.
STUDI IMPLEMENTASI TATA RENCANA TATA RUANG TERPADU WILAYAH METROPOLITAN MAMMINASATA
Studi Sektoral (12)TRANSPORTASI DARAT
12 - 13
Gambar 1.10 Rencana Potongan Melintang Jl. Ir. Sutami
4) Jl. Perintis Kemerdekaan dan Jl. Urip Sumoharjo
Merupakan rute terpenting dari bandara menuju kota Makassar (L=42m, P=12km). Meski Damija selebar 42 m telah dipastikan, namun, jalan saat ini hanya memiliki 4-6 jalur sebagaimana terlihat pada Gambar 12 (Bagian atas). Sejumlah perguruan tinggi dan kantor berlokasi di kedua sisi jalan ini dan merupakan salah satu jalan tersibuk karena mengakomodasi banyakbis mini biru atau yang dikenal sebagai “Pete-Pete” yang merupakan sarana transportasi publik utama.
Pemerintah daerah bertanggung jawab kepada pemerintah pusat dalam hal pengelolaan dana pelebaran jalan ini hingga 8 jalur (April 2005). Biaya konstruksi diperkirakan sebesar Rp. 79 milyar.
Gambar 1.11 Rancangan Potongan Melintang Jl. Perintis Kemerdekaan
5) Jalan Lingkar Tengah
Jalan Lingkar Tengah diusulkan dalam Studi JICA tahun 1989, dan Daerah Milik Jalan (DAMIJA) ditetapkan disepanjang rute jalan tersebut.
- Layout : P=12,92 km L=42 m、4 Jembatan + 1 parit
STUDI IMPLEMENTASI TATA RENCANA TATA RUANG TERPADU WILAYAH METROPOLITAN MAMMINASATA
Studi Sektoral (12)TRANSPORTASI DARAT
12 - 14
- Perkiraan biaya : Rp. 250-300 Milyar
Untuk pembangunan jalan ini yang menggunakan skema “Build-Operation-Transfer (BOT)”, sebuah perusahaan baru telah didirikan oleh sebuah konsorsium bernama “Perusahaan Daerah Bangun Sarana Makassar” yang didirikan oleh Pemerintah Makassar dan PT. Karsa Buana Santika (JKT) pada bulan Januari 2005. Modal usahanya sebesar Rp. 31,37 milyar. Kota Makassar memiliki saham sebesar 51% dalam bentuk lahan dan PT. Karsa Buana Santika dalam bentuk modal sebesar Rp. 15,37 milyar (dengan ekuitas 49%). Proses pembebasan lahan saat ini sedang berlangsung di sisi selatan Jl. Perintis (Bagian 1, antara Jl. Alauddin dan Jl. Perintis). Namun, pembebasan lahan di sisi utara Jl Perintis (Bagian 2, wilayah muara Sungai Tallo) belum dimulai8.
Gambar 1.12 Lokasi Proyek
Sebuah analisis dampak lingkungan (AMDAL) untuk Jalan Lingkar Luar dilakukan oleh Universitas Hasanuddin pada tahun 2002. Namun, hasil analisis tersebut hanya sesuai apabila jalan ini difungsikan sebagai jalan bebas hambatan, dan bukan sebagai jalan tol. Selain itu, Amdal tersebut dilakukan tanpa melihat rancangan konstruksi jalan, sehingga dibutuhkan analisis lebih dalam terhadap dampak pembuatan tanggul besar di dasar endapan.
8 Sumber: Peta Pembebasan Lahan dari Kota Makassar.
Jalan Lingkar Tengah
ini dirancang akan
melintasi muara
Sungai Tallo
STUDI IMPLEMENTASI TATA RENCANA TATA RUANG TERPADU WILAYAH METROPOLITAN MAMMINASATA
Studi Sektoral (12)TRANSPORTASI DARAT
12 - 15
2. ISU-ISU TERKAIT SEKTOR JALAN
Studi ini bertujuan untuk merumuskan jaringan jalan wilayah metropolitan Mamminasata sesuai dengan kondisi sosial ekonomi yang baru. Tugas-tugas utama terangkum dalam tabel berikut. Rencana jaringan jalan yang ada ditinjau berdasarkan kondisi lalu lintas jalan saat ini serta berbagai proyek-proyek pembangunan yang sedang berlangsung.
Tabel 2.1 Tugas-Tugas dan Isu-Isu Sektor Jalan No. Tugas Isu-Isu Subyektif
1. Memodifikasi rencana jaringan jalan agar dapat mengantisipasi kemacetan lalu lintas saat ini dan masa datang
Jalan utama utara-selatan antar propinsi: Trans-Sulawesi
Kemacetan antara Maros dan Makassar: Jl. Sutami, Jl. Perintis (termasuk Jl. Urip Sumoharjo)
Kemacetan di jalan arteri yang menghubungkan Makassar dan Takalar: Jl. Sultan Alauddin, Jl. Poros Takalar,
Jalan-jalan industri, dan
Kemacetan di jalan-jalan poros timur-barat: jalan akses satelit baru
2. Memodifikasi rencana jaringan jalan untuk memudahkan pembebasan lahan
Penjajaran “Jalan Lingkar Luar”
“Perpanjangan Jalan Lingkar Dalam” ke Sungai Jeneberang
3. Memodifikasi rencana jaringan jalan agar mampu berkontribusi terhadap upaya-upaya pelestarian lingkungan dan penciptaan kota yang nyaman huni
Jalan lingkar tengah (bagian 2): Rute ini melewati sebuah wilayah yang dirancang sebagai kawasan lindung/cadangan
Desain potongan melintang
2.1 Kemacetan Lalu Lintas (2005 dan 2020)
Untuk mendukung Studi ini, telah dilakukan sebuah survei penghitungan volume lalu lintas (traffic count survey) di dua puluh sembilan (29) titik. Hasil survei tersebut dirangkum dalam gambar-gambar berikut. Dari kedua gambar tersebut terlihat bahwa kegiatan lalu lintas berpusat di dan sekitar kota Makassar. Volume lalu lintas tertinggi terjadi pada jalan-jalan utama di sepanjang jalan poros utara-selatan, seperti Jl.Urip Sumoharjo, Jl. Perintis Kemerdekaan, dan jalan poros timur-barat, Jl. Andi Pangerang Pettarani.
STUDI IMPLEMENTASI TATA RENCANA TATA RUANG TERPADU WILAYAH METROPOLITAN MAMMINASATA
Studi Sektoral (12)TRANSPORTASI DARAT
12 - 16
Gambar 2.1 Volume Lalu Lintas di Mamminasata Gambar 2.2 Volume Lalu Lintas di kota Makassar
Di lain pihak, gambar berikut menunjukkan volume lalu lintas di jalan-jalan9 dan rasio kemacetan berdasarkan data survei lalu lintas tahun 2005 dan ramalan kebutuhan lalu lintas hingga tahun 2020.
Gambar sebelah kanan menunjukkan volume lalu lintas tahun 2020 apabila perbaikan jalan tidak dilakukan. Hal ini menunjukkan bahwa Mamminasata akan menghadapi masalah kemacetan serius di jalan Perintis, Sutami, poros Takalar, wilayah Sungguminasa serta Bypass Mamminasa yang merupakan lokasi pusat kota baru. Langkah-langkah penanganan harus segera diambil untuk mengantisipasi kemacetan yang akan terjadi.
9 Dalam ratusan dan menurut lebar lajur jalan.
Tabel 2.2 Kapasitas Lalu Lintas
Jumlah Jalur PCU/hari/jalur) PCU
/hari Jalan Tol 4 18000 72000Jalan Nasional 8 17000 136000 6 17000 102000 4 12000 48000 4 10000 40000 2 10000 20000 2 6000 12000Jalan Propinsi 4 12000 48000 2 6000 12000Jalan Lokal 2 5000 10000 1,5 3150 6300
STUDI IMPLEMENTASI TATA RENCANA TATA RUANG TERPADU WILAYAH METROPOLITAN MAMMINASATA
Studi Sektoral (12)TRANSPORTASI DARAT
12 - 17
218218405363385404413
397
293
237
191
155
126
100
100
100
97 7
126
268
176
68
40
40
32
1624
10
22
107
94
355
221221 22
1
30
27
13
13
76
330275
249
175
42 91 68 46
83
133135
109411524733
49
176 21
4
83
63 49
107
23
2313
4532
49
94
627
107
44
53
35
43
63
11135
146
27
41
3637
38
38
46
46
2
7
9
31
23
12
11
47
14
37
0
0
47
87
92
11
94
75
111
28821527
9404
28057 121
64273301
221
570
825
867
161
41
53
67 12012
66
19910535
5
176
146
221
682
261
111
121
115
100
2.00<VCRscale: 1mm =30000(pcu)
4297487917041224 13141408
1424
1023
977
821
540
415
294
294
231
35127
275
547
473
205
100
100
150
5982
57
151
2633
24
760
422422 42
2
105
170
79
80
1
93943
916
818
488
90 384 332 265
479
377 391
3347461143 2130
397
498 68
7
239
95 273
315
58
58
119
274
156
397
176
1780
315168
288
221
273
148
465414
674
77
174
159
136
63
63
166
166
156
156
88
93
28
209
162
108
54
194
86
134
53
51
252
427
255
120
351
190
465
45045258
2899
652362415
130
529651
571
1444
1740
1799
428
129
86
82 168102
194582271
760
473
376
564
1976
673
250533
326
477
2.00<VCRscale: 1mm =30000(pcu)
Lalu Lintas Tahun 2005 Lalu Lintas Tahun 2020
Gambar 2.3 Rasio Kemacetan Lalu Lintas Per Jalan: 2005 dan 2020
2.2 Perlunya Memperbaharui Rencana Jaringan Jalan
1) Perencanaan Jalan yang Tertinggal oleh Perkembangan Kota dan Daerah Aktual
Kemacetan lalu lintas yang terjadi saat ini terutama disebabkan oleh pengembangan jaringan jalan yang lamban, serta penyebaran kota yang sangat cepat dan diluar perkiraan. Rencana jaringan jalan Makassar masih menggunakan kerangka yang dikembangkan berdasarkan Studi JICA tahun 1989. Perbaikan jaringan jalan yang stagnan menyebabkan Kota Makassar tertinggal oleh laju pertumbuhan kebutuhan lalu lintas.
Pelebaran jalan dan pembangunan jalan baru masih menggunakan rencana jaringan jalan rekomendasi JICA 1989. Dalam Perencanaan tersebut, dari tiga rekomendasi jalan lingkar, hanya “Jalan Lingkar Luar” yang dapat dirampungkan, dan pembebasan lahan untuk “Jalan Lingkar Tengah” telah tertunda dalam jangka waktu yang lama. Dari lima rencana perbaikan jalan arteri hingga tahun 2009, baru
STUDI IMPLEMENTASI TATA RENCANA TATA RUANG TERPADU WILAYAH METROPOLITAN MAMMINASATA
Studi Sektoral (12)TRANSPORTASI DARAT
12 - 18
satu pekerjaan pelebaran jalan yang dilakukan sejak Desember 2005.
Di lain pihak, volume lalu lintas di jalan-jalan utama Makassar telah meningkat drastis sejak tahun 1988 seperti terlihat dalam tabel berikut. Kondisi lalu lintas Jl. Andi Pangerang Pettarani saat ini meningkat 351% sejak tahun 1988, dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 8,2% per tahun. Bagian jalan lalu lintas terpadat digeser dari Jl.Veteran Utara di tahun 1988 ke Jl. Andi Pangerang Pettarani di tahun 2005. Pergerakan lalu lintas dari dan ke arah timur hinterland semakin terlihat karena pergerakan proses urbanisasi yang mengarah ke timur.
Tabel 2.3 Perubahan Kondisi Lalu Lintas antara Tahun 1988 dan 2005 Jalan Unit: 000 kendaraan
1988 2005 2005/1988
(%)
Jl.Urip Sumoharjo 23,7(26,9)
33,3(40,5)
141% (151%)
Jl.Andi Pangeran Pettarani 10,2(22,1)
35,8(62,6)
351% (283%)
Jl.Sultan Alauddin 12,7(19,4)
22,0(35,1)
173% (181%)
Jl.Veteran Selatan 13,7(20,6)
20,2(45,1)
147% (219%)
Ket.: Angka-angka dalam kurung menunjukkan jumlah kendaraan bermotor dan becak. Sumber: Tim Studi JICA dan Studi Pengembangan Jalan Raya Ujung Pandang (JICA 1989)
Rencana jaringan jalan baru dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan lalu lintas terbaru. Jalan-jalan utama yang melebihi kapasitas utamanya di poros utara-selatan harus segera diperlebar, dan jalan-jalan poros di arah timur-barat sangat dibutuhkan untuk menghubungkan pusat-pusat kota yang baru berkembang. Lebih lanjut, pertalian wilayah harus diperkuat dengan pembangunan “Jalan Trans-Sulawesi” untuk merangsang pembangunan yang bukan saja untuk wilayah Mamminasata, tapi juga untuk lingkup perekonomian yang lebih luas.
2) Lambannya Pembebasan Lahan untuk Proyek-Proyek Jalan
Keterlambatan pengembangan jaringan jalan disebabkan oleh kendala finansial. Dengan pelebaran “Jalan Lingkar Dalam” (Jl. Pangeran Pettarani), laju perkembangan kota ke arah timur Makassar lama lebih cepat dari prediksi, dan penyebaran wilayah kota masih tetap berlangsung ke arah timur tanpa disertai rencana perbaikan jaringan jalan.
Keterlambatan pembebasan lahan terjadi dalam pembangunan “Jalan Lingkar Tengah”. Kurang lebih 20% pembebasan lahan untuk Sektor 1 (bagian selatan) belum rampung. Pembebasan lahan untuk Sektor II (bagian utara) belum dimulai. Pembangunan jalan radial selatan menemui jalan buntu karena pembebasan lahan
STUDI IMPLEMENTASI TATA RENCANA TATA RUANG TERPADU WILAYAH METROPOLITAN MAMMINASATA
Studi Sektoral (12)TRANSPORTASI DARAT
12 - 19
sudah tidak mungkin dilakukan, dan pembangunan “Jalan Radial Sentral (poros timur-barat)” serta “Jalan Lingkar Luar” belum dimulai sama sekali.
Terlambatnya proses pembebasan lahan meninggalkan lingkaran masalah bagi pelaksanaan rencana jalan. Akibatnya, rencana pengembangan jaringan jalan yang diusulkan dalam Studi JICA tahun 1989 menjadi tidak sesuai. Modifikasi rencana lama tersebut menjadi rencana jaringan jalan yang lebih aplikatif dan efektif dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan lalu lintas saat ini.
2.3 Penekanan Terhadap Konservasi Lingkungan
RTR Mamminasata bertujuan untuk menciptakan sebuah kawasan metropolitan yang bersih dan teratur, mencakup pengembangan jaringan jalan yang selaras dengan perencanaan alam dan kota, yang mempertimbangkan aspek-aspek konservasi lingkungan. Dua faktor, yakni jaringan jalan dan desain potongan melintang dipertimbangkan dalam Studi JICA ini untuk perbaikan jalan yang ramah lingkungan.
1) Jaringan Jalan
Muara Sungai Tallo saat ini berfungsi sebagai waduk dan banyak tambak yang dikelola di sana, menghadap kawasan lindung Lakkang. Direkomendasikan agar muara sungai ini dijadikan sebagai kawasan hijau cadangan. Meski demikian, rencana rute “Jalan Lingkar Tengah” (Sektor 2) akan melintasi bagian tengah kawasan lingkungan sensitif ini, dan disarankan untuk mengkaji kembali fungsi jalan lingkar tengah bagian 2 berdasarkan kebutuhan lalu lintas masa depan dan signifikansinya terhadap keseluruhan jaringan jalan, serta ketersediaan finansial pihak perusahaan BOT.
Sektor 2 “Jalan Lingkar Tengah” disarankan agar dimodifikasi, karena bagian ini tidak memiliki peran penting dalam pengembangan kota saat ini, serta pembangunannya membutuhkan investasi dalam jumlah besar. Konservasi hijau di muara sungai tersebut akan lebih berperan dalam mewujudkan kota yang ramah lingkungan.
2) Desain Potongan Melintang Ruang Hijau, Drainase, dan Trotoar
Beberapa langkah perbaikan diusulkan untuk memperindah kota dan untuk menciptakan trotoar yang aman dan nyaman bagi pejalan kaki. Sebagai contoh, pohon-pohon di tepi jalan akan memberi gambaran kota yang tenang dan nyaman. Tepi jalan yang teduh akan melindungi para pejalan kaki dari cuaca panas. Parit yang ada di tepi jalan akan diperbaiki agar dapat mencegah banjir dan menciptakan
STUDI IMPLEMENTASI TATA RENCANA TATA RUANG TERPADU WILAYAH METROPOLITAN MAMMINASATA
Studi Sektoral (12)TRANSPORTASI DARAT
12 - 20
sanitasi lingkungan yang lebih baik.
Trotoar disediakan agar pejalan kaki dapat berjalan dengan lebih aman dan mudah. Saat ini, ketinggian permukaan jalan dan trotoar sangat berbeda, sehingga menyulitkan bagi para manula.
Seluruh perbaikan ini merupakan bagian dari pengembangan jaringan jalan. Namun, hasil perbaikan tersebut akan berpengaruh besar dalam membentuk citra kota yang lebih manusiawi. Sebuah usulan desain potongan melintang untuk Jl. Perintis diperlihatkan dalam Gambar 2.4.
Gambar 2.4 Usulan Desain Potongan Melintang Jl. Perintis
2.4 Beberapa Alternatif Kebijakan Transportasi di Kawasan Pusat Bisnis Makassar
Seluruh jalan yang berada di kawasn pusat bisnis (Central Business District - CBD) merupakan jalan sempit dan mempersulit aktivitas perniagaan. Kondisi ini diperburuk oleh desain jaringan jalan berbentuk T yang menyebabkan arus lalu lintas menjadi lambat dan tidak efisien. Parkir kendaraan yang menguasai satu atau dua lajur jalan juga memperburuk kondisi lalu lintas.
Kawasan pusat bisnis (CBD) telah dikembangkan dengan matang, dan tidak menyisakan ruang bagi, menyiratkan perlunya keberadaan kebijakan alternatif untuk menerapkan “Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas (Traffic Demand Management)” dan pemanfaatan sarana transportasi publik yang lebih baik. Lalu lintas satu arah telah diperkenalkan, dan modifikasi lebih jauh dibutuhkan untuk menggiatkan kegiatan-kegiatan perniagaan di CBD.
STUDI IMPLEMENTASI TATA RENCANA TATA RUANG TERPADU WILAYAH METROPOLITAN MAMMINASATA
Studi Sektoral (12)TRANSPORTASI DARAT
12 - 21
3. PERBAIKAN DAN PERENCANAAN JARINGAN JALAN
Prinsip-prinsip perbaikan jalan akan dibahas terlebih dahulu, kemudian identifikasi lima kegiatan perbaikan jalan dengan mempertimbangkan aspek implementasinya. Diikuti oleh prioritisasi daftar proyek-proyek berikut.
Prinsip/Tugas Proyek-proyek yang diperlukan Prioritas
1) Prioritas diberikan untuk mengurangi kemacetan lalu lintas
2) Rencana jaringan jalan yang lebih aplikatif
3) Desain jalan yang manusiawi
1) Jalan Trans-Sulawesi
2) Bypass Mamminasa (bypass di sekitar Maros dan Makassar)
3) Jalan-jalan Poros Timur-Barat
4) Jalan-jalan akses ke kota-kota satelit yang baru dirancang
5) Jalan akses ke jalan-jalan industri yang baru dirancang
Gambar 3.1 Diagram Alur Studi Perbaikan
3.1 Prinsip-prinsip
Sejalan dengan strategi dan tujuan yang telah ditetapkan untuk rencana tata ruang Mamminasata, tiga prinsip perbaikan dan perencanaan jaringan jalan wilayah metropolitan Mamminasata diperkenalkan.
1) Prioritas terhadap pengurangan kemacetan lalu lintas: Langkah-langkah penanganannya adalah pelebaran jalan dan pembangunan jalan baru.
2) Rencana jaringan jalan yang lebih aplikatif
Hal ini terkait dengan isu pembebasan lahan. Usulan langkah-langkah penanganannya adalah menghindari rute yang mengarah ke kawasan padat penduduk, dan mengitari kawasan tersebut dalam perencanaan jaringan jalan.
3) Desain jalan yang manusiawi dan ramah lingkungan
Hal ini terkait dengan desain potongan melintang yang dilengkapi dengan ruang hijau, drainase, dan trotoar. Juga mempertimbangkan untuk menghindari terjadinya pemisahan fungsi-fungsi kota yang disebabkan oleh pelebaran dan/atau pembuatan jalan baru.
STUDI IMPLEMENTASI TATA RENCANA TATA RUANG TERPADU WILAYAH METROPOLITAN MAMMINASATA
Studi Sektoral (12)TRANSPORTASI DARAT
12 - 22
3.2 Skema-Skema Pengembangan Jaringan Jalan
Lima skema diusulkan dalam pembentukan jaringan jalan utama di wilayah metropolitan Mamminasata. Kelima skema tersebut adalah:
- Jalan Trans-Sulawesi
- Bypass Mamminasa (bypass di sekitar Maros dan Makassar)
- Jalan Poros Timur-Barat
- Jalan-jalan akses ke kota-kota satelit yang baru dirancang
- Jalan akses ke jalan-jalan industri yang baru dirancang
1) Jalan Trans-Sulawesi
Gambaran sistem distribusi dan lalu lintas untuk seluruh wilayah Sulawesi dibutuhkan. Hingga saat ini, pemerintah propinsi memiliki sebuah rencana pengembangan jaringan jalan sebagaimana terlihat pada gambar. Namun, belum ada rencana pasti yang menetapkan jalan Trans-Sulawesi sebagai “Urat Nadi Utama” sistem distribusi Pulau ini.
Dua rute alternatif untuk jalan Trans-Sulawesi diusulkan berdasarkan ketentuan berikut:
(i) Desain kecepatan 100 km/jam atau lebih.
(ii) “Jalan Bebas Hambatan 10 ” bertingkat.
(iii) Lebar damija 100 m sebagaimana terlihat pada gambar berikut.
(iv) Lebih baik bila terletak di luar, namun dekat kota.
(v) Tahapan konstruksi disesuaikan
10 Jalan Bebas Hambatan: Jalan yang dipisahkan dari jalan-jalan lain dengan pagar atau tingkatan dan tidak
menggunakan rambu.
Gambar 3.2 Konsep Jalan Trans-Sulawesi
STUDI IMPLEMENTASI TATA RENCANA TATA RUANG TERPADU WILAYAH METROPOLITAN MAMMINASATA
Studi Sektoral (12)TRANSPORTASI DARAT
12 - 23
Gambar 3.4 Rute-rute Alternatif Jalan Trans Sulawesi
dengan kebutuhan lalu lintas.
Jalan bebas hambatan berperan penting dalam meningkatkan kapasitas lalu lintas, namun dilain pihak berdampak kurang baik bagi kawasan di sepanjang sisi jalan tersebut, seperti menimbulkan getaran, kebisingan, dan gas buangan. Oleh karena itu, diperlukan pembuatan sisi jalan atau sisi depan jalan seperti terlihat pada gambar berikut.
Gambar 3.3 Potongan Melintang Jalan Raya yang dilengkapi dengan Sisi Depan Jalan
Untuk Mamminasata, dua rute alternatif akan dipertimbangkan sebagai rute-rute jalan Trans-Sulawesi di dalam wilayah Mamminasata seperti terlihat pada gambar di samping.
Rute “A” Akses yang mudah untuk ke kota
Sulit memperoleh lahan di dekat kota
Rute “B” Mudah membebaskan lahan
Sulit memasuki wilayah kota
Rute “A” dianggap lebih sesuai, karena bagian selatan “Jalan Lingkar Tengah” dapat dimanfaatkan.
2) Bypass Mamminasa
Dalam konsep RTR Mamminasata, beberapa pusat kota dan kawasan industri baru akan berlokasi di sekitar kota Makassar. Konsekwensinya, akses jalan-jalan baru akan dibutuhkan berdasarkan sudut pandang berikut:
(a) Jalan Trans-Sulawesi akan lebih baik apabila diposisikan dalam jarak yang sesuai (Rute A yang berwarna “biru” pada Gambar 3.4) untuk menghemat biaya operasional kendaraan serta menjamin terjaganya kondisi lingkungan.
Terowongan Penyeberangan
Jalan bebas
hambatan
Sisi depan jalan
Sungguminas
Takalar
Maros
KIMA
B route Easy to acquire land
A route Easy access to city area
STUDI IMPLEMENTASI TATA RENCANA TATA RUANG TERPADU WILAYAH METROPOLITAN MAMMINASATA
Studi Sektoral (12)TRANSPORTASI DARAT
12 - 24
Lahan yang dibebaskan untuk pembangunan Jalan Lingkar Tengah sebaiknya dimanfaatkan. Akan tetapi, lahan tersebut tidak cukup lebar untuk cukup lebar untuk menjadi jalan yang memiliki peranan terpenting di Sulawesi. Karena itu, rute B harus dipertimbangkan sebagai jalan bantu.
(b) Sebuah jalur penghubung “hijau” antara pusat kota dan kawasan industri akan membantu koordinasi pengembangan di wilayah tersebut.
(c) Meski rute ini berada di luar Jalan Lingkar Luar, rute yang sama diusulkan dalam RTR 2012.
(d) Jalan ini akan berfungsi sebagai “Bypass Mamminasa” ketika angkutan kargo yang melalui Makassar meningkat di masa mendatang.
(e) Volume lalu lintas yang menuju Makassar akan berkurang dengan adanya pembangunan “terminal regional” di dekat persimpangan Bypass ini.
(f) Berfungsi sebagai jalan alternatif ketika rute A bermasalah.
3) Pengembangan Jalan Radial Timur-Barat
Jalan-jalan radial utama yang mengarah ke timur dibangun untuk memperbaiki arus ulang alik antara kota Makassar dengan pusat-pusat kota baru. Bis sebaiknya dijadikan sebagai sarana trasportasi utama rute ini. Seperti terlihat pada gambar berikut, terdapat dua rute yang diperlukan yaitu “Rute A” dan “Rute B.” Pemilihan arah rute dan pembuatan peraturan yang relevan akan dirancang kemudian.
STUDI IMPLEMENTASI TATA RENCANA TATA RUANG TERPADU WILAYAH METROPOLITAN MAMMINASATA
Studi Sektoral (12)TRANSPORTASI DARAT
12 - 25
Gambar 3.5 Foto Udara
Rute ini berada di sisi utara Jl. Malino, yang menghubungkan S3 dan KIWA, dan akan diperpanjang hingga ke Jalan Malino. Rute ini merupakan perpanjangan Jl. Hertasning, dan diharapkan dapat mengurangi kemacetan lalu lintas di Sungguminasa Rute ini terletak antara “Rute A” dan “Jl. Perintis”. Bila rute ini rampung, maka volume lalu lintas dari kawasan permukiman yang meluas ke timur Makassar hingga Jl. Perintis akan berkurang. Panjang keseluruhan sekitar 15 km. Berikut, dua rekomendasi alternatif. Perpanjangan Jl. Panakkukang Panjang Jl. Pannakukang hanya sekitar 1 km seperti terlihat dalam foto udara. Terdapat sebuah pusat kota yang sibuk di ujung jalan ini. Jalan ini sering digunakan sebagai rute bolak balik (commute). Perbaikan Jl. Abdullah Daeng Sirua Jalan sepanjang 1,5 km dari Jl. Pettarani ini merupakan sebuah jalan sempit selebar 10 m. Kanal air (Sungai Lekopancing) mengalir ke timur di sepanjang jalan ini dari Instalasi Penjernihan Air (yang terletak 300 m dari jembatan Sungai Pampang). Sampah dibuang ke kanal ini. Sehingga, tidak layak dijadikan sebagai sumber air minum. Karena itu, kanal akan diubah menjadi gorong-gorong yang permukaan tanahnya akan dimanfaatkan sebagai jalan selebar 30m-50m.
Gambar 3.6 Usulan Potongan Melintang Jl. Abdullah Daeng Sirua
Water Canal
N
Jl PettaRani
Pannakukang
Rute A
Rute B
STUDI IMPLEMENTASI TATA RENCANA TATA RUANG TERPADU WILAYAH METROPOLITAN MAMMINASATA
Studi Sektoral (12)TRANSPORTASI DARAT
12 - 26
4) Jalan-Jalan Akses ke Kota-Kota Baru
Populasi Mamminasata akan meningkat dari 22 juta menjadi 2,8 juta jiwa dalam kurun waktu 15 tahun hingga tahun 2020. Selama periode ini, jumlah kendaraan diperkirakan akan meningkat dari yang sebelumnya 2 juta menjadi 4 juta11.
Diusulkan untuk mengembangkan tiga kota satelit baru di Gowa dan Maros dengan tiga kawasan industri baru (KIROS, KIWA, dan KITA 12 ). Lokasi-lokasinya digambarkan sebagaimana terlihat pada gambar.
Berdasarkan pertimbangan arah perluasan kawasan permukiman saat ini dan masa datang, pembuatan beberapa jalan radial ke arah timur yang dihubungkan ke Jalan Lingkar Tengah (Sektor 1: sisi selatan) dianggap penting dan mendesak.
5) Jalan-jalan Akses ke Kawasan-kawasan Industri Baru
Kebijakan RTR Mamminasata hendak menciptakan suatu kota yang manusiawi yang diiringi oleh pertumbuhan industri. Untuk itu, kawasan-kawasan industri akan dihubungkan ke pelabuhan dengan menggunakan penghubung-penghubung yang efektif. Jalan-jalan untuk angkutan produk-produk pertanian juga harus di pertimbangkan. Ciri-ciri yang menonjol dari setiap kompleks industri dirangkum sebagai berikut:
11 Pengembangan prasarana sosial tidak mungkin dapat dilipatgandakan bila melihat peningkatan angka-angka
ini, membutuhkan waktu lama untuk mempersiapkan peraturan yang relevan dengan realisasi RTR setelah rencana tata guna lahan dan rencana pengembangan jalan ditetapkan dalam Rencana Induk Mamminasata yang baru.
12 Lokasi KITA belum ditetapkan.
KIMA
Takalar
Tungguminasa
KITA
KIROSMaros
KIWA
S1
S2
S3
Makassar
Gambar 3.7 Lokasi Kawasan-Kawasan Strategis
STUDI IMPLEMENTASI TATA RENCANA TATA RUANG TERPADU WILAYAH METROPOLITAN MAMMINASATA
Studi Sektoral (12)TRANSPORTASI DARAT
12 - 27
Tabel 3.1 Ciri-Ciri Rencana Kawasan Industri
Fungsi Utama Akses yang Dibutuhkan
KIMA Sebagian besar untuk produk kebutuhan sehari-hari dan pergudangan Luas areal saat ini sekitar 200 ha, dan masih tersisa lahan seluas 200 ha untuk dikembangkan.
Akses ke pelabuhan sangat penting
KIROS Dekat dengan pelabuhan dan bandara. Sebagian besar merupakan industri lampu dan kerajinan tangan
Kepastian akses ke bandara dan pelabuhan
KIWA Produk-produk pertanian dan hasil-hasil olahannya
Kepastian akses ke pelabuhan dan kawasan konsumsi
KITA13 Produk-produk pertanian, ternak dan laut serta hasil-hasil olahannya
Kepastian akses ke pelabuhan dan kawasan konsumsi
Oleh karena itu, rute akses untuk transportasi kargo akan menyerupai gambar berikut:
Jalan penghubung antara KIMA dan pelabuhan dapat dicapai dengan melebarkan Jl Ir. Sutami sebagai jalan tol BOT. Akan tetapi, pabrik-pabrik dan gudang-gudang tidak dapat mengakses langsung jalan tol, dan harus melalui sisi depan jalan. Hal ini juga harus dipertimbangkan dalam merancang posisi gerbang tol dan jumlahnya.
Di KIMA, potongan bagian utara jalan yang ada (Jl. Kapasa Raya) perlu diperlebar (Damija14 saat ini selebar 23 – 40 m).
13 Lokasi KITA belum ditetapkan dan saat ini studi sedang berlangsung (oleh Pemerintah Takalar) 14 Damija: Daerah Milik Jalan: Kawasan yang dirancang atau dibebaskan khusus untuk pembangunan jalan.
Rute MM
KIMA
Takalar
Tungguminasa
KITA
KIROSMaros
KIWA
S1
S2
S3
Makassar
Gambar 3.8 Jalan Akses ke Kawasan-kawasan Industri Baru
STUDI IMPLEMENTASI TATA RENCANA TATA RUANG TERPADU WILAYAH METROPOLITAN MAMMINASATA
Studi Sektoral (12)TRANSPORTASI DARAT
12 - 28
Sebuah rute baru dibutuhkan di sepanjang pantai hingga sisi utara Jl. Ir. Sutami yang menghubungkan pelabuhan dan bagian selatan kota Maros. Panjang keseluruhan sekitar 12 km. Biaya konstruksi jalan ini akan mahal, karena sejumlah pembangunan jembatan akan dibutuhkan untuk menyeberangi mulut sungai. Oleh karena itu, konstruksi terbaru akan dijadwalkan sesuai dengan pengembangan KIROS dan kebutuhan lalu lintas. Sebagai alternatif, pembangunan sebuah jalan cabang dari Jalan Maros15 ke KIROS direkomendasikan bila kapasitas lalu lintas Jl. Sutami setelah pelebaran dilakukan telah mencukupi. Akses ke bandara akan dipermudah dengan adanya jalan cabang dari Jl. Ir. Sutami16.
Rute ini merupakan jalan penghubung KIWA dan pelabuhan. Panjang keseluruhan mencapai 15-20 km. Pelebaran/pembangunan sisi selatan jalan yang ada di KIMA saat ini (Jl. Kapasa Raya) penting untuk dilakukan. (Damija saat ini selebar 30 – 42m)
Panjang jalan ini sekitar 30 km. Ada dua alternatif. Pertama, pelebaran jalan Sungguminasa-Takalar yang ada saat ini (Jalan Poros Takalar). Kapasitas lalu lintas dapat meningkat hingga 40.000 – 50.000 pcu/hari dengan pelebaran jalan yang sedang dilakukan oleh pemerintah propinsi. Alternatif lain, pembangunan Jalan Trans-Sulawesi yang menghubungkan Jalan Lingkar Tengah di atas Sungai Jeneberang. (Rute kuning pada Gambar 3.8). Perpanjangan Jalan Trans-Sulawesi ke Takalar akan dibangun sesuai dengan kebutuhan lalu lintas terbaru di selatan
15 Jalan Maros: (Poros Maros Raya) Jalan arah utara yang melalui kota Maros, dari Jl. Perintis ke utara Maros 16 Analisis Kebutuhan Lalu Lintas menunjukkan bahwa pelebaran Jl. Sutami dapat mengakomodasi kebutuhan
lalu lintas, meski tanpa penjajaran jalan baru ini.
Rute MR
Rute MW
Rute MT
Gambar 3.9 Usulan Garis-garis Koridor
STUDI IMPLEMENTASI TATA RENCANA TATA RUANG TERPADU WILAYAH METROPOLITAN MAMMINASATA
Studi Sektoral (12)TRANSPORTASI DARAT
12 - 29
wilayah Mamminasata.
6) Rancangan Jaringan Jalan
Gambar berikut memperlihatkan usulan jaringan jalan di atas. Nomor jalan menunjukkan proyek-proyek yang terdaftar dalam tabel. Rute Bypass Mamminasa (Rute A atau B) akan diputuskan sesuai dengan rencana ke depan dan perkembangan terbaru KITA.
Gambar 3.10 Usulan Jaringan Jalan Mamminasata
STUDI IMPLEMENTASI TATA RENCANA TATA RUANG TERPADU WILAYAH METROPOLITAN MAMMINASATA
Studi Sektoral (12)TRANSPORTASI DARAT
12 - 30
Tabel 3.2 Daftar Rencana Perbaikan Jalan
Nama Jalan Jenis Pekerjaan Lebar Panjang
1 Perintis (+ Jl. Urip Sumoharjo
Pelebaran 42m 14km
2 F/O Baru 30m 200 2 Ir Sutami dan 1 F/O Pelebaran 70m 11km 3 Alauddin Pelebaran 40m 5km 4 Jalan Poros Malino Pelebaran 30m 9km 5 Jalan L/T Baru 40m 8km 6 KIMA (Jl Kapasa Raya) Pelebaran 40m 5km 7 Jalan Poros Tanjung Bunga Baru 20m 6km 8 Jalan Poros Takalar Pelebaran 25m (4+)23k
m 4km telah rampung
9 Bypass Mamminasa Baru 100m 30+10km
10km di selatan Jeneberang
Jembatan Bypass Mamminasa
Baru 50m 350m
10 Abdullah Daeng Sirua Baru 35m 15km 11 Sekitar Bandara Pelebaran 20m 10km 12 Jl. Akses Bandara Baru 40m 18km 13 Trans Sulawesi Baru 90m 30+5+20 30km: bagian
utara Jalan Lingkar Tengah 5+20km: bagian selatan Sungai
Jeneberang Jembatan Trans Sulawesi Baru 40m 400m
14 Hertasning Baru 25m 14+7km 7km perluasan lanjutan ke timur
15 Jl. Akses KIWA Baru 40m 13km 16 Sekitar Sungguminasa Pelebaran 15m 15km
Total 268km
STUDI IMPLEMENTASI TATA RENCANA TATA RUANG TERPADU WILAYAH METROPOLITAN MAMMINASATA
Studi Sektoral (12)TRANSPORTASI DARAT
12 - 31
3.3 Prioritas Perbaikan Jalan
1) Proses Evaluasi
Berdasarkan kerangka sosial-ekonomi dan hasil survei lalu lintas, kebutuhan lalu lintas masa depan Mamminasata diproyeksi berdasarkan prosedur berikut.
Gambar 3.11 Ramalan Kebutuhan Lalu Lintas
(1) Populasi dan PDRB per “kecamatan” diadopsi dari kerangka sosial-ekonomi: 2010, 2015 dan 2020.
(2) Volume lalu lintas saat ini ditabulasi dalam bentuk tabel asal-tujuan (Origin-Destination atau OD) menurut jenis kendaraan berdasarkan hasil survei lalu lintas Tim Studi tahun 2005.
(3) Jaringan jalan saat ini dirancang berdasarkan data invetaris jalan yang ada dan hasil survei lalu lintas (jalan nasional, propinsi, dan jalan lokal). Penghubung jaringan jalan terdiri atas jarak antar noda, kecepatan perjalanan, dan kapasitas.
Inventaris Jalan
Jaringan Jalan Saat ini
Survei LL 2005
Kerangka Pembangunan Sulawesi Selatan 2006-2025 oleh
BAPPEDA
Kerangka Pembangunan Maminasata 2005-2020 oleh Tim JICA
(Dasar BAPPEDA)
Kerangka Pembangunan Kabupaten & Kecamatan 2006-2020 oleh Tim
JICA(Skenario Sedang)
Angka Populasi per Kecamatan 2010,
2015, 2020 Tingkat PDRB per Kecamatan 2010,
2015, 2020
Tabel OD Per jenis kendaraan
Rasio Pertumbuhan
kendaraan terdaftar
Tabel OD mobil dan bis masa datang
Tabel OD truk & pickup masa datang
Total Tabel OD Masa datang
STUDI IMPLEMENTASI TATA RENCANA TATA RUANG TERPADU WILAYAH METROPOLITAN MAMMINASATA
Studi Sektoral (12)TRANSPORTASI DARAT
12 - 32
Gambar 3.12 Perbandingan Populasi dan PDRB: 2005 dan 2020
(4) Tabel OD masa depan (2010, 2015 dan 2020) dibuat dengan menggunakan metode konvensional, yakni, produksi, bangkitan/tarikan, distribusi, dan pembebanan berikut:
(i) Produksi lalu lintas yang merupakan kontrol total tabel-tabel OD, diramalkan dengan menggunakan rasio pertumbuhan kendaraan yang terdaftar,
(ii) Bangkitan/tarikan lalu lintas diramalkan dengan menggunakan model-model regresi kelipatan berdasarkan jumlah mobil dan bis serta PDRB dari truk dan pickup,
(iii) Distribusi lalu lintas dapat diketahui dari pola OD saat ini, bangkitan dan tarikan lalu lintas masa depan yang telah ditentukan di atas, serta dengan menggunakan “metode pola terbaru,” yakni perhitungan pemusatan metode Frator,
(5) Volume lalu lintas diestimasi dengan cara menggunakan tabel-tabel OD per jenis kendaraan ke dalam model-model jaringan jalan.
Prosedur implementasi proyek-proyek di atas diputuskan dengan cara berikut:
Populasi Biru: 2005 Merah: 2020
PDRB Biru: 2005 Merah: 2020
STUDI IMPLEMENTASI TATA RENCANA TATA RUANG TERPADU WILAYAH METROPOLITAN MAMMINASATA
Studi Sektoral (12)TRANSPORTASI DARAT
12 - 33
Seleksi Prosedur Masing-Masing Jalan
Rasio kemacetan pada setiap segmen jalan di tahun 2010, 2015, dan 2020 diidentifikasi dengan melihat pembebanan lalu lintas tahunan jaringan jalan yang ada. Jalan dengan tingkat kemacetan tertinggi dipilih dan dikembangkan.
Gambar 3.13 Prosedur Pemilihan Prioritas Proyek
(a) Sebagai contoh, volume lalu lintas OD di tahun 2010, digunakan untuk jaringan jalan (2010) tanpa diiringi perbaikan jalan, dan bagian jalan yang paling padat dapat diketahui. Kemudian jaringan jalan dimodifikasi untuk memberi gambaran tentang berbagai kegiatan perbaikan jalan. Sebuah proses uji coba dilakukan berulang kali pada jaringan-jaringan jalan yang telah dimodifikasi ini. Akhirnya dapat diketahui perbaikan jalan mana yang dapat mengurangi kemacetan lalu lintas yang diperkirakan akan terjadi pada tahun 2010.
(b) Kemudian dengan berasumsi bahwa seluruh pekerjaan perbaikan jalan yang diperlukan telah rampung sesuai dengan rancangan jaringan jalan tahun 2010, volume lalu lintas OD tahun 2015 digunakan terhadap jaringan jalan 2010 untuk mengidentifikasi segmen-segmen jalan yang paling padat di tahun 2015. Hasilnya akan menunjukkan bagian-bagian yang paling padat dari jaringan jalan tersebut. Untuk menanggulangi masalah kepadatan lalu lintas ini, berbagai rencana perbaikan jalan lanjutan dipersiapkan untuk menilai
Kondisi Lalu Lintas 2005 tanpa proyek apapun
Kondisi Lalu Lintas 2010
Kondisi Lalu Lintas 2015
Kondisi Lalu Lintas 2020
Pengembangan rute-rute padat
Pengembangan rute-rute padat
Pengembangan rute-rute padat
Lalu Lintas meningkat
Lalu Lintas meningkat
Jaringan Masa Depan (2020) dengan proyek
Rencana
Lalu Lintas meningkat
Perb
andi
ngan
Tata Guna Lahan
Kondisi Lalu Lintas 2020
STUDI IMPLEMENTASI TATA RENCANA TATA RUANG TERPADU WILAYAH METROPOLITAN MAMMINASATA
Studi Sektoral (12)TRANSPORTASI DARAT
12 - 34
perbaikan jalan mana yang dapat mengurangi kemacetan lalu lintas di tahun 2015.
(c) Untuk memastikan kelayakan jaringan jalan, prosedur yang sama dilakukan kembali hingga tahun 2020.
2) Prioritas Perbaikan Hingga Tahun 2010
Volume lalu lintas tahun 2010 digunakan untuk jaringan jalan tahun 2005 tanpa melakukan perbaikan jalan. Hasilnya menunjukkan bahwa Jl. Sutami dan Jl. Perintis merupakan jalan yang paling macet. Oleh karena itu, kedua jalan ini akan diperbaiki. Setelah perbaikan dilakukan pada kedua jalan ini, volume lalu lintas tahun 2010 kembali digunakan pada jaringan jalan yang telah dimodifikasi tersebut seperti yang terlihat pada bagian kanan gambar berikut. Hasilnya dapat menunjukkan seberapa efektif perbaikan jalan yang dilakukan di Jl. Sutami dan Jl. Perintis, sehingga perbaikan pada jalan-jalan yang dijadikan prioritas utama dapat dilaksanakan.
258313481406 686 684819
697
473
458
358
254
189
146
146
146
17014
181
359
331
161
90
90
81
3045
26
64
1221
14
471
235235 23
5
71
66
52
52
5249
1
452
410
262
51 195 169 131
143
214173
2085096231219
83
311 44
3
137
78 59
133
34
34
32
8250
83
114
1028
133
65
99
87
165
68
15964
330
52
151
9482
98
98
100
100
71
58
35
107
99
66
33
132
69
74
1
1
131
219
114
34
139
111
159
37939149
261940972 127
101
359405
327
886
1132
1205
237
43
58
105 16416
102257143
471
331
230
283
1114
374
160
287
189
186
VCR 1.50VCR<2.002.00<VCR
scale: 1mm =30000(pcu)
266313452418 699 706791
695
484
468
365
263
200
145
145
145
17014
188
355
336
161
90
90
81
2945
25
63
1291
30
985
761761 76
1
71
67
52
52
52
558
458
412
262
51 195 169 131
187
210222
190484587762
55
351 62
2
14546 40
76
34
34
30
8455
55
115
607
7648
101
96
165
28
18064
298
43
144
8084
86
86
104
104
72
59
35
117
99
66
33
120
59
71
1
1
131
167
81
53
124
117
180
35239350
2738
44769 118
109
323401
329
853
1105
1132
234
31
36
58 94
5
111264134
985
336
182
277
730
324
122
258
179
158
VCR<2.002.00<VCR
scale: 1mm =30000(pcu)
Tanpa Kasus Dengan Kasus
Gambar 3.14 Perbandingan Kondisi Lalu Lintas Tahun 2010
Pembangunan rute Trans Sulawesi dapat dipertimbangkan sebagai sebuah metode
STUDI IMPLEMENTASI TATA RENCANA TATA RUANG TERPADU WILAYAH METROPOLITAN MAMMINASATA
Studi Sektoral (12)TRANSPORTASI DARAT
12 - 35
alternatif untuk menanggulangi kemacetan di Jl. Perintis. Alternatif ini memiliki kelebihan karena pembebasan lahan secara awal lebih mudah dinilai dari pola guna lahan saat ini. Meski demikian, konstruksi jalan Trans Sulawesi tidak mungkin dapat dirampungkan dalam waktu 5 tahun.
Perbaikan Jl. Kapasa Raya di KIMA dan Jl. Poros Malino di dekat Sungguminasa juga dibutuhkan hingga tahun 2010.
3) Prioritas Perbaikan Hingga 2015
Setelah Jl. Sutami, Jl. Perintis dan beberapa jalan lain rampung pada tahun 2010, kondisi jalan-jalan tersebut akan dimodifikasi. Meski demikian, volume lalu lintas akan meningkat lagi dan kondisi lalu lintas tahun 2015 akan semakin buruk seperti terlihat pada bagian kiri gambar berikut. Sebagai solusi untuk kondisi semacam ini, perbaikan jalan-jalan berikut diperlukan hingga tahun 2015.
1) Jalan Lingkar Tengah (Sektor1, potongan bagian selatan) 2) Jalan Poros Tanjung Bunga 3) Jalan Poros Takalar T2,T3,T4 4) Trans Sulawesi (Jeneberang) 5) Bypass Mamminasa M2-M6 6) Abdullah Daeng Sirua 7) Jalan Poros Malino 1, 2 (4 jalur)
Sebagai hasil dari perbaikan jalan di atas, kondisi lalu lintas tahun 2015 akan lebih baik seperti terlihat pada bagian kanan gambar berikut.
STUDI IMPLEMENTASI TATA RENCANA TATA RUANG TERPADU WILAYAH METROPOLITAN MAMMINASATA
Studi Sektoral (12)TRANSPORTASI DARAT
12 - 36
350510598515 911
9651091
1012
679
657
557
358
269
191
191
159
1931
234
484
443
189
97
97
104
4147
43
82
2092
36
1292
1020 10201020
93
105
61
62
1
74791
692
608
361
71 291 253 200
303
339 317
2615867721077
194
447 87
4
177
62 112
103
46
46
71
174103
194
149
830
103
81
179
135
217
34
295151
472
68
175
127
105
32
32
129
129
100
100
79
73
33
157
130
87
43
162
75
101
1
14
13
177
359
126
98
219
137
295
39448060
8892
621169206
128
458565
488
1109
1324
1384
341
76
95
89 12320
151413177
1292
443
256
366
965
474
216
423
292
249
2.00<VCRscale: 1mm =30000(pcu)
Tanpa Kasus Dengan Kasus
Gambar 3.15 Perbandingan Kondisi Lalu Lintas Tahun 2015
4) Prioritas Perbaikan Hingga Tahun 2020
Volume lalu lintas akan meningkat lagi menjelang tahun 2020, dan kondisi lalu lintas akan kembali memburuk seperti terlihat pada gambar sebelah kiri berikut. Sebagai solusi untuk kondisi semacam ini dimana manajemen kebutuhan lalu lintas tidak diterapkan, perbaikan jalan-jalan berikut menjadi sangat penting.
1) Bypass Mamminasa M1 & jembatan 2) Trans Sulawesi (Takalar) (TST) 3) Trans Sulawesi (Makassar) (TSM) 4) Jalan Persimpangan Bandara (ACR) 5) Kima (Jl. Kapasa Raya) (KR) 6) Kima~Kiwa (KK) 7) Hertasning (HRT)
Meski demikian, kemacetan masih akan terjadi di sepanjang Pantai Losari, perpanjangan Jl. Hertasning dan Jalan Maros Utara.
314423634503 970 97
1780
521
358
715
608
475
368
218
218
218
226190
203
385
305
167
91
91
66
663 3
57
107
1411
87
1024
736736 736
87
80
58
79
21
74
574
420
366
142
71
3
187 251 197
169
17
8 237176529666
996
107
53
2 671
153
94
24 46
46
33
2222
107
551
831
280
51
151
217
280
8736
718
161
7810
4
79
79
107
107
53
12
65
175
130
87
43
144
57
97
21
183
345
351
51
402
62
87
432458581 840
490113154
123
350438
396
1001
1084
115
8
253
1
81
80 161
81
129385199
1024
305
164
272
665
236
156
340
394
112
534
219
224
54
334
368
38
1
452
325
354
35479
516
434492
VCR< 1.00VCR< 1.50VCR< 2.002.00< VCR
sca le: 1mm =300 00(pcu )
In 2015
TT
T
MM M2
M3
M4
M5
M6
STUDI IMPLEMENTASI TATA RENCANA TATA RUANG TERPADU WILAYAH METROPOLITAN MAMMINASATA
Studi Sektoral (12)TRANSPORTASI DARAT
12 - 37
397641797667109511711123
845
628
1038
894
646
526
365
365
365
41427
242
533
425
186
97
97
105
7054
73
135
2813
45
1333
1000 10001000
100
138
65
86
21
9374
7619
526
228
90 237 334 266
349
407 332
2315938761226
303
637 95
5
208
98 29
96
58
58
57
2927
303
644
1017
403
78
226
273
403
101661039
165
9913
0
116
116
144
144
85
52
63
230
162
108
54
179
65
127
30
9
227
417
478
78
556
84
101
481498645
952
651267293
146
443533
481
1144
1275
1386
415
76
136
129 265
208
189583238
1333
425
252
355
813
331
204
440
607
119
581
252
326
2
92
465
520523
9655
1
512
542
542116
604
567641
VCR<2.002.00<VCR
scale: 1mm =30000(pcu)
3926127526621015
998993
640
418
584
527
306
299
357
357
357
41427
236
540
426
181
82
82
94
7252
65
118
2403
48
1117
799799 79
9
99
153
71
94
23
93
397
325
366
178
90 175 334 266
322
332 335
250596868923
38
483 74
8
26
35 18
75
58
58
154037
38
451
1141
152
232
273
152
445
499
62
166
117
137
89
89
57
57
45
37
81
232
162
108
54
171
63
120
42
19
77
359
109197
44
44348163
0878
555245282
150
430524
480
1041
1297
1398
367
83
125
219 344
375
156620271
1117
426
475
350
723
210
381
164
151
505
236
312
247
3
1361
341246
316
75
455
377
478
47852
472448
175
6313
55308
39
414
492
535
484
333
102
355
257
28850
8
158
75
75
49
199150
381
565
473
331369
420
26
330
300
2.00<VCRscale: 1mm =30000(pcu)
Tanpa Kasus Dengan Kasus
Gambar 3.16 Perbandingan Kondisi Lalu Lintas Tahun 2020
3.4 Pengembangan Sarana Jalan
Dalam pelaksanaan perbaikan jaringan jalan, sebuah kampanye penanaman pohon yang memanfaatkan sebanyak mungkin ruang jalan digalakkan. Pohon muda akan ditanam pada lahan yang dibebaskan untuk rencana pengembangan jalan masa datang. Median atau landaian sisi jalan akan dipusatkan sebagai ruang hijau untuk mewujudkan sebuah kawasan metropolitan yang bersih dan ramah lingkungan.
Berikut adalah sarana-sarana jalan yang akan diperbaiki atau dibangun di Mamminasata:
Tabel 3.3 Perbaikan Sarana Jalan 1) Pembangunan Flyover Urip Sumoharjo x Pettarani
Perintis x Kapasa Raya (Daya)
Alauddin x Jalan Lingkar Tengah
2) Perbaikan
Persimpangan
Pettarani x Abdullah Daeng Sirua
Pettarani x Panakkukang
Pettarani x Hertasning
3) Rambu Lalu Lintas Pemaduan Sistem Rambu
Tahun 2020
TST
M1
TSM
ACR
K
KK
HRT
STUDI IMPLEMENTASI TATA RENCANA TATA RUANG TERPADU WILAYAH METROPOLITAN MAMMINASATA
Studi Sektoral (12)TRANSPORTASI DARAT
12 - 38
Distribusi 2 sistem saluran listrik untuk mengantisipasi
pemadam listrik
4) Sistem Informasi Lalu
Lintas
Pemasangan kamera monitor pada persimpangan utama
Pemasangan papan pengumuman lalu lintas publik
5) Penerangan Jalan Untuk sementara seperti sekarang, karena kurangnya
kapasitas listrik.
6) Pembagian Jalur Lalu
Lintas
Jalur khusus untuk sarana transportasi publik
Jalur khusus motor untuk uji coba
Pembuatan jalur sepeda.
(Seluruh jalur di atas, mula-mula, dibuat di Jalan Perintis,
Pettarani dan Alauddin)
7) Perbaikan Trotoar Trotoar datar dengan jalur kereta (dipisahkan oleh batu
pembatas jalan) “tak berpalang”
Larangan penggunaan trotoar oleh pedagang kaki lima atau
toko
Parit tepi jalan dipindahkan ke bawah tanah
8) Areal Parkir Pembangunan areal parkir yang memadai
Mengurangi jumlah areal parkir publik di kawasan pusat
bisnis (CBD)17
17 Areal parkir di kawasan pusat bisnis harus dikurangi agar penggunaan kendaraan pribadi ikut berkurang dan
penggunaan sarana transportasi publik meningkat.