studi hadits kd1

21
BAB I HADITS, SUNNAH, KHOBAR DAN ATSAR Kompetensi Kelulusan : Mampu mengetahui, menelusuri dan meneliti akurasi atau keotentikan Hadits Nabi SAW Kompetensi Dasar : 1. Memahami pengertian : Hadits, Sunnah, Khobar dan Atsar Indikator : 1.1. Menjelaskan pengertian : Hadits, Sunnah, Khobar dan Atsar 1.2. Menjelaskan substansi Hadits dan Atsar 1.3. Menyebutkan struktur Hadits 1.4. Menjelaskan pengertian: sanad, matan, mukhroj, dan periwayat. Materi :- Definisi menurut bahasa dan istilah dari : Hadits, Sunnah, Khobar dan Atsar - Substansi Hadits dan Atsar - Struktur Hadits - Pengertian Sanad, Matan, Mukhroj dan Periwayat. A. Pengertian Hadits, Sunnah, Khobar dan Atsar a. Hadits Hadits secara harfiah berarti perkataan atau percakapan. Dalam terminologi Islam istilah hadits berarti melaporkan/ mencatat sebuah pernyataan dan tingkah laku dari Nabi Muhammad . Namun pada saat ini kata hadits mengalami perluasan makna, sehingga bisa berarti segala perkataan (sabda), perbuatan, ketetapan maupun persetujuan dari Nabi Muhammad SAW yang dijadikan ketetapan ataupun hukum . Kata hadits itu sendiri adalah bukan kata infinitif, maka kata tersebut adalah kata benda. Dalam batasan etimologis kata hadits ( ث يد ح) memiliki arti yang sama dengan kata jadid ( د دي ح) yang berarti baru, sebagai lawan dari kata qadim yang bararti lama sebagai konotasi bagi al- Qur`ân. 1

Upload: sfm86

Post on 29-Jun-2015

332 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI HADITS KD1

BAB IHADITS, SUNNAH, KHOBAR DAN ATSAR

Kompetensi Kelulusan : Mampu mengetahui, menelusuri dan meneliti akurasi atau keotentikan Hadits Nabi SAW

Kompetensi Dasar : 1. Memahami pengertian : Hadits, Sunnah, Khobar dan AtsarIndikator : 1.1. Menjelaskan pengertian : Hadits, Sunnah, Khobar dan Atsar

1.2. Menjelaskan substansi Hadits dan Atsar1.3. Menyebutkan struktur Hadits1.4. Menjelaskan pengertian: sanad, matan, mukhroj, dan

periwayat.Materi : - Definisi menurut bahasa dan istilah dari : Hadits, Sunnah,

Khobar dan Atsar- Substansi Hadits dan Atsar- Struktur Hadits- Pengertian Sanad, Matan, Mukhroj dan Periwayat.

A. Pengertian Hadits, Sunnah, Khobar dan Atsar

a. Hadits

Hadits secara harfiah berarti perkataan atau percakapan. Dalam

terminologi Islam istilah hadits berarti melaporkan/ mencatat sebuah

pernyataan dan tingkah laku dari Nabi Muhammad. Namun pada saat ini

kata hadits mengalami perluasan makna, sehingga bisa berarti segala

perkataan (sabda), perbuatan, ketetapan maupun persetujuan dari Nabi

Muhammad SAW yang dijadikan ketetapan ataupun hukum. Kata hadits itu

sendiri adalah bukan kata infinitif, maka kata tersebut adalah kata benda.

Dalam batasan etimologis kata hadits (حديث) memiliki arti yang sama

dengan kata jadid (جديد) yang berarti baru, sebagai lawan dari kata qadim

yang bararti lama sebagai konotasi bagi al-Qur`ân.

Hadits berarti pula qarib (قريب) yang berarti dekat, yakni sesuatu yang

belum lama terjadi. Dan juga mempunyai arti khabar (خبر) yang berarti

berita, yakni berita tentang seluruh kegiatan dan ucapan dari Nabi

Muhammad. Untuk pengertian yang terakhir dapat ditemukan secara

implisit dalam ayat:

( 34الطور: Fوا صدDقDين( Iان DنK ك DهD ا Kل DحIدDيثQ مDث IأتوFا ب Kي فIل

(Maka hendaklah mereka mendatangkan khabar yang menyerupainya jika

mereka adalah orang yang benar)

1

Page 2: STUDI HADITS KD1

Nabi saw. juga telah menggunakan kata hadits dengan arti khabar

sebagaimana terlihat dalam suatu sabdanya:

أال من بلغه عني حديث فكذب به فقد كذب ثالثة الله ورسوله والWWذي حWWدث بWWه (رواه أحمWWد)

والدارمي

( …. Ingatlah, barangsiapa sampai kepadanya suatu khabar dariku lalu

mendustakannya niscaya ia telah berdusta kepada tiga pihak, yaitu Allâh,

rasul-Nya dan orang yang menyampaikan khabar)

Dalam matan hadits tersebut terdapat kata hadits (حديث) yang berarti

khabar dan kata hadatsa bihi (حدث به) yang berarti menyampaikan khabar.

Adapun secara terminologis, hadits diketahui artinya dari beberapa

pendapat sebagai berikut:

a. menurut para Ahli Hadits (al-Muhadditsun)

تقرير أو صفة من قول أو فعل أو تقريرأو الحديث ما أضيف إلى النبي

Hadits adalah segala hal yang disandarkan (dihubungkan) pada nabi

saw., baik berupa ucapan, perbuatan, ketetapan, maupun sifat)

b. menurut para Ahli Fiqh

Menurut mereka hadits didefinisikan sebagai berikut:

Kم بنا الحديث هو أقواله صلى الله عليه وسلم وأفعاله وتقريره مما يتعلق به حك

(Hadits adalah segala ucapan Nabi saw., perilakunya, dan

ketetapannya yang terkait dengan hukum)

Definisi tersebut terkesan sangat sempit, karena yang dimaksud

2

Page 3: STUDI HADITS KD1

dengan hadits hanyalah hal-hal yang datang dari Nabi Muhammad saw.

dan bahkan hanya yang terkait dengan hukum saja.

b. Sunnah

As-sunnah secara etimologi adalah thoroqoh atau dalam bahasa

Indonesia berarti perilaku, cara hidup atau tradisi baik perilaku itu

menunjukan pada hal-hal yang positif ataupun menunjukan hal-hal yang

negatif. sedangkan secara terminologi, para ulama` berbeda pendapat

tentang pendefinisianya. adapun perincianya sebagai berikut:

a. menurut ulama` fiqih As-sunnah berarti segala sesuatu yang dilakukan

nabi selain wajib. atau dalam kata lain segala yang apabila dikerjakan

mendapat pahala dan apabila ditinggalkan tidak mendapat dosa. ada

juga sebagian yang mendefinisakanya sebagai lawan dari bid`ah,

b. Menurut ulama` hadits As-sunnah berarti segala sesuatu yang berasal

dari nabi baik berupa ucapan, perbuatan, ketetapan, sifat atau

perjalanan hidup nabi, baik sebelum beliau diangkat jadi nabi atau

sesudah diangkat, baik sesuatu itu menyangkut hukum syar`i atau

tidak.

c. Sedangkan menurut  ulama` ushul As-sunnah berarti segala sesuatu

yang datangnya dari nabi Muhammad S.A.W. selain Alqur`an baik

berupa ucapan, perbuatan maupun ketetapan.

Dalam definisi lain, secara etimologis kata sunnah (ةz berasal dari (سن

kata sanna ( zنWWس) yang berarti perilaku, tindakan (‘amal, ,(عمWWل dan

kebiasaan (‘âdah, .(عادة Sunnah juga berarti jalan yang ditempuh dan

diikuti oleh orang lain. Makna lainnya adalah mode, arah, peraturan, atau

cara hidup. Penggunaan kata sunnah mengandung konsekwensi makna

yang berbeda-beda, baik dalam al-Qur`ân, al-Hadits, maupun dalam sya’ir

Arab. Perhatikan makna kata sunnah berikut ini!

a. Sunnah dalam al-Qur`ân:

3

Page 4: STUDI HADITS KD1

Dalam al-Qur`ân kata sunnah mempunyai makna yang berbeda dengan

pengertian yang berlaku pada umumnya. Perhatikan ayat berikut ini!

KلFق KنD لIفI وIا IWس Kد IWاقIم KمFهI FغKفIرK ل IهFوا ي Kت Iن DنK ي وا ا FرIفI �ذDينI ك Dل (ق ل IينD و�لI �تF األ ن FWس Kت IWضIم Kد IWقIوا فFود FWعI ي

(38األنفال:

(Katakanlah kepada orang-orang kafir “Jika mereka berhenti maka

diampuni oleh Allâh dosa-dosa yang telah berlalu, dan jika mereka

kembali maka telah berlalu aturan (Allâh) terhadap orang-orang

terdahulu)

Kata sunnah al-Awwalin (سWWنة األولين) dalam ayat tersebut berarti

ketentuan atau aturan Allâh terhadap orang-orang terdahulu.

Pengertian senada juga ditemukan dalam ayat lain, misalnya ayat:

Dت� ن FسDل IدDجI IنK ت KلF وIل Dي قIدK خIلIتK مDنK قIب �ت �ةI اللهD ال ن Fق الفتح: س) � KدDيال Iب )23اللهD ت

(sebagai sunnah Allâh yang telah berlaku sejak dahulu, kamu sekali-kali

tiada akan menemukan perubahan bagi sunnah Allâh itu)

Dalam ayat tersebut kata sunnah Allâh mengandung arti ketentuan

atau sesuatu yang telah diatur oleh Allâh SWT., yang terkadang disebut

sebagai hukum alam atau Peristiwa Alam.

b. Sunnah dalam hadits Nabi Muhammad saw. :

Dalam hadits kata sunnah bermakna perbuatan yang variabel dari segi

waktu pelaksanaannya. Misalnya makna kata sunnah dalam hadits:

حسنة فله أجرها وأجر من عمل بها من غير أن ينقص من عملهم من سن في اإلسالم سنة

فعليWWه وزرهWWا ووزر من عمWWل بهWWا من غWWير أن ينقص من من شWWيء ومن سWWن سWWنة سWWيئة

أوزارهم من شيء

4

Page 5: STUDI HADITS KD1

(Barangsiapa membuat kegiatan yang baik dalam (menurut) Islam

maka ia berhak memperoleh upahnya dan upah dari orang yang

melakukannya tanpa mengurangi sedikitpun upah ‘amal mereka.

Barangsiapa membuat kegiatan yang buruk dalam (menurut) Islam

maka ia berhak memperoleh dosanya dan dosa dari orang yang

melakukannya tanpa mengurangi sedikitpun dosa ‘amal mereka).

Dalam hadits di atas terdapat dua kata-kata yang patut digarisbawahi,

yakni kata sunnah hasanah (سWWنة حسWWنة) yang berarti prilaku, atau

perbuatan yang baik, jalan yang baik (thariqah hasanah = طريقة حسنة)

dan kata sunnah sayyi`ah (سWWنة سWWيئة) yang berarti prilaku, atau

perbuatan yang jelek, jalan yang buruk (thariqah sayyi`ah = طريقة

Keduanya bersumber dari semua manusia tanpa kecuali, apalagi .(سيئة

yang terkait dengan pribadi Nabi saw.

Makna kata sunnah juga dapat dipahami dari sebuah hadits lainnya

sebagai berikut:

لكني أصWوم وأفطWWر أنتم الذين قلتم كذا وكذا ، أما والله إني ألخشاكم لله وأتقاكم له،….

عليه) وأصلي وأرقد وأتزوzج النساء ، فمن رغب عن سنتي فليس مني (متفق

(…. Kamu semua yang berkata demikian …, ingatlah, demi Allâh aku

adalah orang di antara kalian yang paling takut kepada Allâh dan orang

yang lebih bertaqwa kepadaNya, tetapi aku berpuasa dan berbuka,

mendirikan shalat, tidur, dan menikahi wanita. Barangsiapa yang

membenci sunnahku maka ia bukan termasuk golonganku)

Menurut al-Qisthillani kata sunnati (تيz dalam hadits tersebut berarti (سن

thariqati ,(طريقWWWتي) artinya jalanku, perilakuku, cara hidupku,

kebiasaanku. Berkenaan dengan makna-makna dalam hadits-hadits di

atas kata sunnah dalam bahasa Inggris diterjemahkan dengan kata

tradition.

Dari dua hadits di atas ada pelajaran bagi kita bahwa kata sunnah

5

Page 6: STUDI HADITS KD1

mempunyai dua kategori, yakni sunnah hasanah (prilaku, tradisi yang

baik yang tentunya dibenarkan menurut norma agama) dan sunnah

sayyi`ah (tradisi, prilaku yang tidak baik menurut norma agama). Hal

tersebut selaras dengan pemahaman yang diberikan oleh ibn Hajar,

bahwa sunnah bukan merupakan perimbangan bagi hukum wajib,

haram, ataupun mubah, sebagaimana yang terdapat dalam pandangan

para Ahli Fiqh, tetapi merupakan tatacara hidup.

Adapun sunnah dalam batasan terminologis adalah sebagaimana berikut

ini.

a. Menurut para Ahli Hadits, sunnah sama dengan hadits, yakni seluruh

kegiatan yang bersandar pada Nabi saw.

.النبي ما أضيف إلى

b. Menurut para Ahli Fiqh, sunnah adalah segala hal yang apabila

dikerjakan maka pelakunya diberikan pahala, dan jika ditinggalkan

maka pelakunya tidak berdosa.

Dalam hal ini perlu diketahui bahwa sunnah merupakan bagian dari

hukum Islam yang lima, di sampingnya ada wajib, haram, makruh dan

mubah.

c. Khobar

Khabar menurut bahasa adalah berita. Bentuk jamaknya adalah

Akhbaar.

Sedangkan menurut istilah, terdapat perbedaan pendapat :

Ada yang mengatakan bahwa khabar itu sama dengan hadits, sehingga

maknanya menjadi sama secara istilah.

Ada pula yang berpendapat bahwa hadits adalah segala yang datang

dari Nabi; sedangkan khabar adalah yang datang dari selain Nabi,

seperti shahabat dan tabi’in.

6

Page 7: STUDI HADITS KD1

Ada juga yang berpendapat bahwa khabar lebih umum daripada hadits.

Kalau hadits adalah segala apa yang datang dari Nabi, sedang khabar

adalah yang datang dari Nabi shalallahu alaihi wasalam dan selain Nabi

shalallahu alaihi wasalam.

Dalam batasan etimologis kata khabar (خبر) berarti berita (naba`,نبأ).

Secara terminologis khabar dipahami dengan tiga pengertian sebagai

berikut:

a. Khabar bersinonim dengan kata hadits, keduanya bermakna yang

sama, hal ini mengingat di antara makna hadits secara harfiah adalah

khabar;

b. Khabar berbeda maknanya dengan kata hadits, bahwa hadits

berkonotasi sebagai segala hal yang datang dari Nabi Muhammad

saw. , sedangkan khabar adalah apa saja yang datang dari selainnya;

c. Khabar lebih luas maknanya daripada kata hadits, bahwa hadits adalah

segala hal yang dari Nabi Muhammad saw., sedangkan khabar adalah

apa saja yang datang dari Nabi saw. atau yang lainnya.

Dalam pengertian lain,

DهK KهF صIل�ى اللهF عIلي اءI عIن Iا جIم FرI ب IخK DعD ال Iاب KنI أوK ت DعDي Iاب DهD أوK الت اب IحKأص KنDم FهD FرK �مI و عIنK غIي Kن أو وIسل DعDي �اب الت

KمFهI مIنK دFوKن

Khabar, adalah segala sesuatu yang datang dari Nabi saw ataupun yang

lainnya, yaitu shahabat beliau, tabi’in, tabi’ tabi’in, atau generasi

setelahnya.

d. Atsar

Atsar menurut bahasa adalah sisa dari sesuatu. Sedangkan menurut

istilah ada dua pendapat :

Ada yang mengatakan bahwa atsar itu sama dengan hadits, makna

keduanya adalah sama.

Ada yang berpendapat bahwa atsar berbeda dengan hadits, yaitu apa

yang disandarkan kepada shahabat dan tabi’in, baik berupa perkataan

dan perbuatan mereka.

7

Page 8: STUDI HADITS KD1

Dalam arti harfiah kata atsar (أثر) berarti sesuatu yang tersisa,

pengaruh (baqiyah al-syay` = بقية الشيء). Sedangkan secara terminologis

atsar mempunyai maksud sebagai berikut:

a. sebagai sinonim (muradif = مرادف) bagi kata hadits;

b. mempunyai makna lain dari al-hadits, yakni segala hal yang

disandarkan pada sahabat dan tabi’in yang berupa ucapan atau

perbuatan

إلى الصحابة والتابعين من أقوال أو أفعال ما أضيف

Dalam pengertian lain atsar didefinisikan

Dي صIل�ى �ب KرD الن اءI عIنK غIي Iا جIم FرI ثII DعD األ Iاب Kن أوK ت DعDي �اب IةD أوK الت اب IحIالص KنDم Iم� ل Iس Iو DهK Iي KنI أوK مDنK اللهF عIل DعDي �اب الت

KمFهI دFوKن

Atsar, adalah segala sesuatu yang datang selain dari Nabi saw, yaitu

dari shahabat, tabi’in, atau generasi setelah mereka.

Contah-contoh

1. Contoh hadits qauly (perkataan) :

إنما األعمال بالنية

Sesungguhnya setiap amal itu dengan niat

2. Contoh hadits fi’ly (perbuatan) adalah hadits yang diriwayatkan dari

'Aisyah ra.

Iم� ل Iس Iو DهK Iي DDي صIل�ى اللهF عIل �ب IانI الن IوIضIأ ك جIهF وI ت KرIف IلDسIغ F§نبFج IوFه Iو IامI Iن ادI أنK ي Iا أرIذD IةD إ Dلص�ال ل

Nabi saw apabila akan tidur, sedangkan beliau dalam keadaan junub maka

beliau berwudlu seperti wudlu untuk shalat

3. Contoh hadits taqriry (persetujuan) adalah hadis dari Ibnu Abbas ra,

Dالله FلKو Fس Iى رIلDI IهKدIتK إ IهF أ الت Iن� خI IنDم IلI �Iا وI أقKط�ا فIأك �ا وI أضKب مKن Iس Iم� ل Iس Iو DهK مKنDD صIل�ى اللهF عIلي الس�

ا وI أكDلI عIلIى Iذر�KIقI كI األضKبI ت IرI ام�ا مIا وI مDنI األقKطD و ت IرIح IانI IوK ك ، وIل Iم� ل Iس Iو DهK DهD صIل�ى اللهF عIلي DدIت مIائ

IلDكF �مI أ ل IسIو DهK وKلF اللهD صIل�ى اللهF عIلي Fس Iر DةIدD عIلIى مIائ

Bahwa bibinya memberi hadiah kepada Rasulullah saw berupa mentega,

daging biawak dan keju, lalu beliau memakan mentega dan keju dengan

meninggalkan daging biawak karena merasa jijik, tetapi daging itu

8

Page 9: STUDI HADITS KD1

dimakan di meja makan rasulullah saw, seandainya haram maka tak akan

dimakan di meja Rasulullah saw

4. Contoh hadits sifat, yaitu hadis yang memuat sifat pribadi nabi saw,

adalah hadis dari Anas ra;

Iو DهK وKلF اللهD صIل�ى اللهF عIلي Fس Iر IانI D م KسDجK KIقIصDيرD حIسIنF ال Dال I ب Dالط�وDيلD وI ال KسI ب �ي KعIة�I ل ب Iر Iم� ل Iس IانI وIك

ى IشIا مIذD مIرF الل�ونDD إ Kأس QطK ب Iس I DجIعKدQ وIال KسI ب Iي هF ل FرKع Iش F Iف�أ Iك Iت ي

Rasulullah itu tingginya sedang, tidak tinggi dan tidak pendek,

tubuhnya bagus, rambutnya tidak keriting dan tidak lurus, warnanya

coklat, apabila berjalan rambutnya bergoyang.

Maka dapat disimpulkan bahwa :

Khabar ( FرI ب IخK berita yang bisa datang dari siapa saja baik dari nabi saw (ال

atau selain nabi saw, sedangkan hadits ( FثK KحدDي (ال adalah berita yang

bersumber dari Nabi saw, sedangkan Atsar ( FرI ثII (األ adalah berita yang

bersumber selain dari Nabi saw.

Namun perlu diketahui bahwa pembagian di atas adalah pembagian

secara umum, karena Atsar (dalam ilmu musthalahul hadits) terkadang

disebut sebagai hadits mauquf, sedangkan hadits disebut sebagai

hadits marfu'.

Istilah mauquf dan marfu' adalah ditujukan kepada dari mana sumber

berita tsb diambil. Jika diambil dari shahabat nabi saw maka disebut

hadits mauquf, sedangkan jika diambil dari nabi saw maka disebut

hadits marfu'.

Perbedaan penyebutan hadits marfu' dengan hadits atau hadits mauquf

dengan atsar terjadi dari kebiasaan penyebutan istilah dan berdasarkan

pemakaian umum dan khusus saja.

B. Struktur Hadits

9

Page 10: STUDI HADITS KD1

Secara struktur hadits terdiri atas dua komponen utama yakni

sanad/isnad (rantai penutur) dan matan (redaksi).

Contoh: Musaddad mengabari bahwa Yahyaa sebagaimana

diberitakan oleh Syu'bah, dari Qatadah dari Anas dari Rasulullah SAW

bahwa beliau bersabda: "Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian

sehingga ia cinta untuk saudaranya apa yang ia cinta untuk dirinya

sendiri" (Hadits riwayat Bukhari)

Ibarat sebuah bangunan struktur hadits terdiri atas tiga unsur, yaitu

sanad, matan, dan mukharij. Ketiganya merupakan pilar yang relatif harus

ada dalam bangunan sebuah hadits.

C. Pengertian Sanad, Matan, Mukhroj dan Periwayat

Sanad ialah rantai penutur/perawi (periwayat) hadits. Sanad terdiri

atas seluruh penutur mulai dari orang yang mencatat hadits tersebut

dalam bukunya (kitab hadits) hingga mencapai Rasulullah. Sanad,

memberikan gambaran keaslian suatu riwayat. Jika diambil dari contoh

sebelumnya maka sanad hadits bersangkutan adalah Al-Bukhari >

Musaddad > Yahya > Syu’bah > Qatadah > Anas > Nabi Muhammad SAW

Sebuah hadits dapat memiliki beberapa sanad dengan jumlah

penutur/perawi bervariasi dalam lapisan sanadnya, lapisan dalam sanad

disebut dengan thaqabah. Signifikansi jumlah sanad dan penutur dalam

tiap thaqabah sanad akan menentukan derajat hadits tersebut, hal ini

dijelaskan lebih jauh pada klasifikasi hadits.

Jadi yang perlu dicermati dalam memahami Al Hadits terkait dengan

sanadnya ialah :

Keutuhan sanadnya

Jumlahnya

Perawi akhirnya

Sebenarnya, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum

datangnya Islam. Hal ini diterapkan di dalam mengutip berbagai buku dan

10

Page 11: STUDI HADITS KD1

ilmu pengetahuan lainnya. Akan tetapi mayoritas penerapan sanad

digunakan dalam mengutip hadits-hadits nabawi.

Matan ialah redaksi dari hadits. Dari contoh sebelumnya maka

matan hadits bersangkutan ialah:

"Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian sehingga ia cinta

untuk saudaranya apa yang ia cinta untuk dirinya sendiri"

Terkait dengan matan atau redaksi, maka yang perlu dicermati

dalam mamahami hadist ialah:

Ujung sanad sebagai sumber redaksi, apakah berujung pada Nabi

Muhammad atau bukan, Matan hadist itu sendiri dalam

hubungannya dengan hadist lain yang lebih kuat sanadnya (apakah

ada yang melemahkan atau menguatkan) dan selanjutnya dengan

ayat dalam Al Quran (apakah ada yang bertolak belakang).

Dalam definisi lain,

1. Sanad

Secara harfiah kata sanad (سند) berarti sandaran, pegangan (mu’tamad

.(معتمد =

Sedangkan definisi terminologisnya ada dua sebagai berikut:

سلسلة الرجال الموصلة للمتن

(Mata rantai orang-orang yang menyampaikan matan)

zبة الطريقة الموصلة إلى المتن ، أسماء رواته مرت

(Jalan penghubung matan, (yang) nama-nama perawinya tersusun)

Jadi, sederet nama-nama yang mengantarkan sebuah hadits itulah

yang dinamakan sanad, atau dengan sebutan lain sanad hadits.

Perhatikan contoh sanad berikut ini:

جبWير بن البخاري: حدثنا عبد الله بن يوسف قال أخبرنا مالك عن بن شWهاب عن محمWد بن

بالطور مطعم عن أبيه قال سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم قرأ في المغرب

11

Page 12: STUDI HADITS KD1

Dari contoh tersebut yang dimaksud dengan sanad adalah enam nama-

nama yang berurutan, yaitu (1) al-Bukhari, (2) ‘Abd Allâh, (3) Malik, (4)

ibn Syihab, (5) Muhammad, dan (6) ayahnya (Jubair ibn Muth’im).

Berkaitan dengan terma sanad ditemukan terma isnad, musnid, dan

musnad.

a. Isnad

Dari segi bahasa, isnad berarti mengangkat hadits hingga pada orang

yang mengucapkannya (قائله إلى الحديث Isnad merupakan bentuk .(رفع

atau proses. Sedangkan sanad adalah keadaannya. Namun demikian,

sebagian dari ahli hadits menyatakan bahwa kata isnad bermakna

sama dengan kata sanad, yakni merupakan jaring periwayatan hadits.

Menurut ibn al-Mubarak, isnad termasuk bagian dari agama,

seandainya tidak ada isnad niscaya orang akan ngomong sembarang,

menurut apa maunya.

b. Musnid

Musnid Dد) (مسWWن adalah orang yang meriwayatkan hadits dengan

sanadnya, baik mempunyai ilmunya maupun tidak kecuali ia

mengisnadkan hadits seorang diri.

c. Musnad

Adapun Musnad (دI adalah materi (مسن hadits yang diisnadkan. Dalam

pengertian istilah, kata musnad mempunyai tiga makna, yaitu:

1) Kitab yang menghimpun hadits sistem periwayatan masing-masing

Shahabat, misalnya Musnad Imam Ahmad;

2) Hadits marfu’ yang muttashil sanadnya, maka hadits yang demikian

dinamakan hadits musnad;

3) Bermakna sanad tetapi dalam bentuk Mashdar Mim.

2. Matan

Secara harfiah matan berasal dari Bahasa Arab matn Kن) (مت yang

berarti apa saja yang menonjol dari (permukaan) bumi (ماصلب وارتفع من

12

Page 13: STUDI HADITS KD1

.(األرض berarti juga sesuatu yang tampak jelas, menonjol; punggung

jalan atau bagian tanah yang keras dan menonjol ke atas; matnul-ard

berarti lapisan luar/kulit bumi; dan (نK Dي ) yang berarti kuat/kokoh (مIت zقوي/

Sedangkan menurut peristilahan Ilmu Hadits, al-Badr bin Jama’ah .(شديد

memberikan batasan pengertian matan yakni:

الكالم المتن هو ما ينتهي إليه السند من

(Matan adalah redaksi (kalam) yang berada pada ujung sanad)

Kن هو ألفاظ الحديث التي تتقوم بها المعاني المت

(Matan adalah kata-kata (redaksi) hadits yang dapat dipahami

maknanya)

Matan hadits juga disebut dengan pembicraan atau materi berita yang

diover oleh sanad yang terahir. Baik pembicaraan itu sabda Rasul

s.a.w., sahabat ataupun tabi’in. Baik isi pembicaraan itu tentang

perbuatan Nabi atau perbuatan sahabat yang tidak disanggah oleh

Nabi.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa matan adalah redaksi atau

teks bagi hadits.

Contohnya dapat diperhatikan kembali contoh berikut ini:

مالك عن بن شهاب عن محمد بن جبير بن مطعم عن حدثنا عبد الله بن يوسف قال أخبرنا

المغرب بالطور (رواه البخاري) قرأ في أبيه قال سمعت رسول الله

Dalam contoh tersebut matan haditsnya adalah:

قرأ في المغرب بالطور سمعت رسول الله

(Aku mendengar Rasul Allâh saw. membaca surat al-Thur dalam

(shalat) maghrib)

Selama sejarah kehaditsan, konsep ajaran yang dibawa oleh Rasul

hampir semuanya dinarasikan/dibahasakan kembali oleh para sahabat

dengan faqahah dan ’skill kebahasaan mereka masing-masing -tak

terkecuali hadits qauli- yang selanjutnya diteruskan oleh generasi

sesudahnya dengan kapasitas yang beragam dan sangat personal.

Sehingga dapat dimaklumi jika lafadh yang merumuskan konsep ajaran

13

Page 14: STUDI HADITS KD1

tersebut banyak memiliki redaksi yang berbeda-beda –sebagaimana

terdokumentasikan dalam berbagai kitab koleksi dan kadang lafadhnya

tidak fasih (rakikul-lafdh). Seperti itulah riwayah bil-ma’na. Sehingga

merupakan kesalahan yang fatal jika seseorang mengkulturkan lafadh

matan dan menganggapnya sakral. Karena hadits sangatlah berbeda

dengan al-Qur’an yang qath’iyyuts-tsubut sebagaimana telah dijanjikan

oleh Allah dalam surat al-Hijr ayat 9 tentang keterjaminan otentisitas

al-Qur’an baik dari segi teks maupun substansi doktrinalnya.

Tata letak matan dalam struktur utuh penyajian hadits senantiasa

berada pada ujung terakhir setelah penyebutan sanad. Kebijakan

peletakan itu menunjuk fungsi sanad sebagai pengantar data mengenai

proses sejarah transfer informasi hadits dari nara sumbernya. Dengan

kata lain, fungsi sanad merupakan media pertanggungjawaban ilmiah

bagi asal-usul fakta kesejarahan teks hadits.

3. Mukharrij

Makna harfiah kata mukhârrij (ج zمخر) yang berasal dari kata kharraja (

ج zرWWخ) adalah orang yang mengeluarkan. Makna tersebut juga bisa

didatangkan dari kata akhraja (أخرج) dengan isim fa’ilnya mukhrij (

.(مخWWرج Menurut para Ahli Hadits, yang dimaksud dengan mukharrij

adalah sebagai berikut:

ج هو الذي zيشتغل بجمع الحديث المخرج \ المخر

(Mukhrij atau mukharrij: orang yang berperan dalam pengumpulan

hadits)

Dapat juga didefinisikan Mukharrijul-hadits adalah orang yang

menyebutkan perawi hadits. Istilah ini berbeda dengan al-muhdits/al-

muhaddits yang memiliki keahlian tentang proses perjalanan hadits

serta banyak mengetahui nama-nama perawi, matan-matan dengan

jalur-jalur periwayatannya, dan kelemahan hadits.

Siapapun dapat disebut sebagai mukharrij ketika ia

menginformasikan sebuah hadits baik dalam bentuk lisan maupun

tulisan dengan menyertakan sanadnya secara lengkap sebagai bukti

14

Page 15: STUDI HADITS KD1

yang dapat dipertanggung jawabkan tentang kesejarahan transmisi

hadits. Yang pasti, mukharrij merupakan perawi terakhir (orang yang

terakhir kali menginformasikan) dalam silsilah mata rantai sanad.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa apa yang dimaksud dengan

mukharrij atau mukhrij adalah perawi hadits (rawi), atau orang-orang

yang telah berhasil menyusun kitab berupa kumpulan hadits, seperti al-

Bukhari, Muslim, Malik, Ahmad, dsb. Dalam contoh hadits di atas al-

Bukhari adalah seorang mukharrij / mukhrij / rawi bagi sebuah hadits.

Setiap orang yang bergelut dalam bidang hadits dapat digolongkan

menjadi beberapa tingkatan antara lain sebagai berikut:

i. Al-Talib; adalah orang yang sedang belajar hadits.

ii. Al-Muhadditsun; adalah orang yang mendalami dan menganalisis

hadits dari segi riwayah dan dirayah.

iii. Al-Hafidz; adalah orang yang hafal minimal 100.000 hadits.

iv. Al-Hujjah; adalah orang yang hafal minimal 300.000 hadits.

v. Al-hakim; adalah orang yang menguasai hal-hal yang berhubungan

dengan hadits secara keseluruhan baik limu maupun musthalahul-

hadits.

vi. Amirul-Mu’minin fi al-hadits; ini adalah tingkatan yang paling tinggi.

Menurut syeikh Fathuddin bin Sayyid al-Naas, al-muhaddits pada

zaman sekarang adalah orang yang bergelut/sibuk mempelajari hadits

baik riwayah maupun dirayah, mengkombinasikan perawinya dengan

mempelajari para perawi yuang semasa dengan perawi lain sampai

mendalam. Sehingga ia mampu mengetahui guru dan gurunya guru

perawi sampai seterusnya.

15