studi deskriptif kualitas kehidupan kerja pada karyawan … · 2019. 8. 7. · daftar isi halaman...

113
STUDI DESKRIPTIF KUALITAS KEHIDUPAN KERJA PADA KARYAWAN GENERASI Y Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Gabriela Tara Haba Ora 149114025 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 05-Feb-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • STUDI DESKRIPTIF KUALITAS KEHIDUPAN KERJA

    PADA KARYAWAN GENERASI Y

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

    Program Studi Psikologi

    Gabriela Tara Haba Ora

    149114025

    PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

    FAKULTAS PSIKOLOGI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2019

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv

    HALAMAN MOTTO

    “Be the best version of you”

    For this reason I tell you, whatever you pray and ask for,

    belive that you have received it, and it will be yours.

    (Mark 11:24)

    Dan siapa saja yang ingin memaksa engkau berjalan satu mil,

    Berjalanlah bersamanya dua mil

    (Mark 5:42)

    Ahava Raba Ahavtanu

    „With an abudant love have You loved us‟

    Semesta telah menyiapkan segalanya bagimu,

    mintalah dengan sepenuh hati

    Dia akan mengatakan “Ya” untukmu

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • v

    HALAMAN PERSEMBAHAN

    Karya ini saya persembahkan kepada Bapa yang terkasih, orang tua, saudara,

    sahabat sehangat keluarga, dosen dan diri sendiri.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vii

    STUDI DESKRIPTIF KUALITAS KEHIDUPAN KERJA

    PADA KARYAWAN GENERASI Y

    Gabriela Tara Haba Ora

    ABSTRAK

    Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui kualitas kehidupan kerja

    yang dimiliki dan dirasakan generasi Y. Subjek dari penelitian ini merupakan

    generasi Y dengan tahun kelahiran 1979 hingga 1994 sejumlah 604 karyawan

    yang telah bekerja selama satu tahun. Pengambilan data menggunakan teknik

    convience sampling. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah skala Work-

    Related Quality of Life (WRQoL) yang diadaptasi dengan metode back

    translation. Skala WRQoL yang dibuat oleh Easton dan Laar (2014) memiliki 6

    komponen kualitas kehidupan kerja dengan reliablitias alpha sebesar 0,868.

    Kualitas kehidupan kerja yang dimiliki generasi Y masuk dalam kategori rata-

    rata (M: 78,14, SD: 12,776). Karyawan generasi Y memiliki kepuasan yang cukup

    tinggi terhadap tempat kerja namun memiliki kepuasan yang rendah terhadap

    kontrol ditempat kerja karena tempat kerjanya kurang mampu memahami masalah

    diluar pekerjaan. Terdapat perbedaan kualitas kehidupan kerja yang signifikan

    dari jenis kelamin dan status pekawinan. Hasil lain menunjukan adanya korelasi

    yang dari lama waktu kerja karyawan dan jabatan dengan kualitas kehidupan kerja

    generasi Y.

    Kata Kunci : kualitas kehidupan kerja, generasi Y, work-related quality of

    life

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    A DESCRIPTIVE STUDY OF QUALITY OF WORK LIFE

    ON Y GENERATION EMPLOYEES

    Gabriela Tara Haba Ora

    ABSTRACT

    The reseach aims to know the level of Quality of Work Life on Y

    generation employees had and wanted to have. The reseach participant were Y

    generation employees were 604 employees who born in 1979 to 1994 and have

    been working for at least one years. In collecting the data, convience sampling

    was the sampling technique in this reseach. Moreover, the researcher also used the

    Work-Related Quality of Life (WRQoL) scale to gather all data which was adapted

    from back translation method. Easton and Laar (2014) made WRQoL which was

    represent 6 components with 0,868 alpha reliability. Quality of Work Life that

    owned by Y generation employees was included into averange category (M:

    78,14, SD: 12,776). Y generation emoloyees have a little high satisfaction at work

    but they have a lower satisfaction about control at work because lack of

    understanding regrading problem outside work. There is a significant difference

    about Quality of work life between gender and married status. Other result

    showed the corelation between Quality of work life with length of working dan

    employees job possition.

    Kata Kunci : Quality of work life, Y generation, work-related quality of life

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatakan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih

    karunia dan berkat yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan

    penelitian dan penulisan skripsi dengan judul “Studi Deskriptif Kualitas

    Kehidupan Kerja pada Karyawan Generasi Y” ini dengan baik. Penulis menyadari

    bahwa proses penyusunan skripsi ini tidak akan berhasil tanpa adanya bimbingan,

    arahan, dukungan, bantuan, serta doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada

    kesempatan ini dengan penulis ingin berterimakasih sebesar-besarnya kepada:

    1. Abba Yahweh, Tuhan Yeshua Hamasiakh dan Roh kudus terima kasih.

    Engkau selalu ada setiap untuk membantu anakMu yang kadang lebih

    banyak sambatnya dari pada bersyukurnya. Tuhan Maha Gokil dan

    waktuNya memang terbaik.

    2. Ibu Dr. Y. Titik Kristiyani, M.Psi., Psi. selaku selaku Dekan Fakultas

    Psikologi Universitas Sanata Dharma.

    3. Ibu Monica Eviandaru M., M.Apss. Psych., Ph.D. selaku Kepala Program

    Studi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

    4. Romo Dr. A. Priyono Marwan, S.J serta Bapak Paulus Eddy Suhartanto,

    M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membantu penulis

    peneliti untuk berproses dari awal semester hingga akhir semester.

    5. Bapak T. M. Raditya Hernawa, M.Psi., Psi., selaku dosen pembimbing.

    Terima kasih telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk

    bimbingan skripsi saat bapak memiliki banyak aktivitas. Terima kasih

    untuk semangatnya dan pembelajarannya. Tuhan memberkati pak :)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    6. Seluruh dosen dan staff Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

    Terima kasih atas bantuannya, pembelajarannya, kepedulian dan

    ketulusannya untuk selalu membantu peneliti selama masa studi.

    7. Kedua orang tua peneliti, mama dan papa yang selalu setia menanyakan

    anaknya sudah sampai BAB berapa dan selalu menyediakan martabak

    manis setiap kembali ke Magelang agar anaknya semangat mengerjakan

    skripsi. Akhirnya selesai ma, pa!!

    8. Kakak peneliti yang tercinta, mbak Galuh dan mas Reza yang siap sedia

    membantu peneliti dan menyelipkan uang jajan tambahan. Biar Tuhan

    sendiri yang membalas kebaikan kalian.

    9. Keluarga kecil yang diberikan Tuhan. Hanny, Ana dan Manda, sekian kata

    dalam ucapan terima kasih ini tidak mampu menceritakan betapa

    bersyukurnya aku memiliki kalian.

    10. Anak anak bimbingan Pak Tius yang telah berjuang bersama dalam

    mengejar bimbingan dengan Pak Tius. Mulai dari yang sudah lulus Ruth,

    Yosia dan Resti maupun yang sedang perjalan menuju lulus Dea,

    Catherine dan Ridho.

    11. Stella, Yoshua, Andre, Revan, Frida, Novi, Natalia dan mbak Welly yang

    selalu memberikan dukungan, semangat, tempat misuh. Terima kasih tidak

    pernah menanyakan kapan penulis lulus.

    12. Teman semasa kuliah yang selalu membuat kuliah menjadi menyenangkan

    yaitu unnie Ara, Depong, Irene dan Devina.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    13. Manusia manusia yang selalu menjadi tempatku sambat ketika tidak

    paham skripsi Denty dan Ita. Terima kasih untuk segala tipsnya.

    14. Rekan-rekan Detail Consulting, Mbak Bekti, Mbak Vira, Mas Rio, Rudi,

    Jati, Anus, Anas, Rosa, Vanio. Bohong jika saya tidak rindu untuk bekerja

    bersama kalian lagi dan terima kasih atas semua kerjanya.

    15. Team HRD SSG, Pak Sius, Mbak Eka, Mbak Mei, Mas Ian dan Mas

    Tama. Terima kasih selalu mengijinkan saya pulang duluan untuk

    bimbingan, memberikan jajanan maupun mengajak penulis jajan.

    16. Seluruh responden yang telah memberikan saya kepercayaan sehingga

    bersedia mengisi skala.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ................................................................................ i

    HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ........................ ii

    HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI .................................................. iii

    HALAMAN MOTTO .............................................................................. iv

    HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... v

    HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................. vi

    ABSTRAK ............................................................................................... vii

    ABSTRACT ............................................................................................... viii

    HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................................... ix

    KATA PENGANTAR .............................................................................. x

    DAFTAR ISI ............................................................................................ xiii

    DAFTAR TABEL .................................................................................... xvi

    DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xviii

    DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xvix

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

    B. Pertanyaan Penelitian ................................................................. 5

    C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 5

    D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 6

    BAB II LANDASAN TEORI

    A. Kualitas Kehidupan Kerja

    1. Definisi Kualitas Kehidupan Kerja ....................................... 7

    2. Komponen Kualitas Kehidupan Kerja .................................. 9

    B. Generasi Y

    1. Definisi Generasi Y ............................................................... 12

    2. Karakteristik Generasi Y ....................................................... 13

    3. Generasi Y dalam bekerja ..................................................... 14

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    C. Dinamika Kualitas Kehidupan Kerja pada Generasi Y ............ 15

    D. Kerangka Penelitian ................................................................... 19

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian .......................................................................... 20

    B. Variabel Penelitian ..................................................................... 20

    C. Definisi Operasional ................................................................. 21

    D. Subjek Penelitian ....................................................................... 22

    E. Metode dan Alat Pengumpulan Data

    1. Metode Pengumpulan Data .................................................... 23

    2. Alat Pengumpul Data ............................................................. 24

    F. Validitas, Seleksi Item dan Reliabilitas

    1. Uji Validitas ........................................................................... 26

    2. Seleksi Item ........................................................................... 28

    3. Reliabilitas .............................................................................. 29

    G. Metode Analisis Data

    1. Uji Normalitas ........................................................................ 30

    2. Uji Deskriptif ......................................................................... 31

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Pelaksanaan Penelitian ............................................................. 32

    B. Deskripsi Subjek ....................................................................... 32

    C. Hasil Penelitian

    1. Uji Normalitas ..................................................................... 34

    2. Deskripsi Data Penelitian .................................................... 35

    a. Deskripsi Kualitas Kehiduapan Kerja Keseluruhan ........ 36

    b. Deskripsi Kualitas Kehiduapan Kerja

    Berdasarkan Jenis Kelamin ............................................ 38

    c. Deskripsi Kualitas Kehiduapan Kerja

    Berdasarkan Status Pernikahan ........................................ 40

    d. Deskripsi Kualitas Kehiduapan Kerja

    Berdasarkan Usia ............................................................. 42

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xv

    e.Deskripsi Kualitas Kehiduapan Kerja

    Berdasarkan Durasi Kerja dalam Seminggu ..................... 44

    f. Deskripsi Kualitas Kehiduapan Kerja

    Berdasarkan Lama Kerja ................................................... 46

    g. Deskripsi Kualitas Kehiduapan Kerja

    Berdasarkan Jabatan Kerja ............................................... 48

    D. Pembahasan ............................................................................. 51

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan .............................................................................. 58

    B. Keterbatasan Penelitian ........................................................... 59

    C. Saran

    1. Bagi Subjek .......................................................................... 60

    2. Bagi Perusahaan .................................................................. 60

    3. Bagi Penelitian Selanjutnya ................................................. 61

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 62

    LAMPIRAN ............................................................................................. 73

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvi

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1. Pemberian Skor Skala WRQoL

    (Work-related Quality of Life) ........................................... 25

    Tabel 2. Distribusi Item Skala WRQoL

    (Work-related Quality of Life) ........................................... 25

    Tabel 3. Korelasi Item Total ........................................................... 29

    Tabel 4. Reliabilitas Skala

    (Work-related Quality of Life) ........................................... 30

    Tabel 5. Deskripsi Data Subjek Penelitian ..................................... 33

    Tabel 6. Hasil Uji Normalitas (Kolomogorov Smirnov) .................. 34

    Tabel 7. Deskripsi Data Penelitian .................................................. 36

    Tabel 8. Deskripsi Kategori Skor ................................................... 36

    Tabel 9. Komponen Skala Work-Related Quality of Life

    (WRQoL) .......................................................................... 37

    Tabel 10. Deskripsi Kualitas Kehidupan Kerja

    Berdasarkan Jenis Kelamin ............................................ 38

    Tabel 11. Hasil Komponen Skala WRQoL

    Berdasarkan Jenis Kelamin ............................................ 39

    Tabel 12. Deskripsi Kualitas Kehidupan Kerja

    Berdasarkan Status Pernikahan ...................................... 40

    Tabel 13. Hasil Komponen Skala WRQoL

    Berdasarkan Status Pernikahan ...................................... 41

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvii

    Tabel 14. Deskripsi Kualitas Kehidupan Kerja

    Berdasarkan Usia ............................................................ 42

    Tabel 15. Hasil Komponen Skala WRQoL

    Berdasarkan Usia ............................................................ 43

    Tabel 16. Deskripsi Kualitas Kehidupan Kerja

    Berdasarkan Durasi Kerja dalam Seminggu ................... 44

    Tabel 17. Hasil Komponen Skala WRQoL

    Berdasarkan Durasi Kerja dalam Seminggu ................... 45

    Tabel 18. Deskripsi Kualitas Kehidupan Kerja

    Berdasarkan Lama Kerja ................................................ 46

    Tabel 19. Hasil Komponen Skala WRQoL

    Berdasarkan Lama Kerja ................................................ 47

    Tabel 20. Uji Korelasi

    Lama Kerja dengan Kualitas Kehidupan Kerja ............. 48

    Tabel 21. Deskripsi Kualitas Kehidupan Kerja

    Berdasarkan Jabatan Kerja ............................................. 48

    Tabel 22. Hasil Komponen Skala WRQoL

    Berdasarkan Jabatan Kerja ............................................. 49

    Tabel 23. Uji Korelasi

    Jabatan Kerja dengan Kualitas Kehidupan Kerja ........... 50

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xviii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1. Hubungan Kualitas Kehidupan Kerja dengan Generasi Y .... 19

    Gambar 2. Histogram Normalitas ........................................................... 35

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xix

    DAFTAR LAMPIRAN

    LAMPIRAN 1 Transkrip Email Permohonan Ijin .......................... 74

    LAMPIRAN 2 Skala Asli Work-Related Quality of Life

    (WRQoL) ................................................................ 77

    LAMPIRAN 3 Proses Back Translation Skala

    Work-Related Quality of Life (WRQoL) ................ 79

    LAMPIRAN 4 Skala Google Form ................................................. 84

    LAMPIRAN 5 Realiabilitas Skala .................................................. 93

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Generasi Y merupakan sekelompok orang yang memiliki tahun

    kelahiran 1979 hingga 1994 (Smola & Sutton, 2002). Bachdar (2016)

    mengungkapkan bahwa karyawan generasi Y kurang merasa bahagia dengan

    pekerjaan yang dijalaninya. Bachdar mengutip survei yang dilakukan oleh

    Jobstreet pada tahun 2016. Hasil survey tersebut menunjukan sebanyak

    33,4% dari 27.000 karyawan Y merasa tidak bahagia dengan pekerjaan yang

    dijalaninya (Bachdar, 2016). Selain itu, terdapat tiga masalah yang dianggap

    mempengaruhi kebahagiaan karyawan seperti insentif, kurangnya kesempatan

    pengembangan karier dan gaya kepemimpinan menjadi alasan kenapa

    karyawan milenial merasa kurang bahagia dalam menjalani pekerjaan

    (Bachdar, 2016).

    Hasil suvei Jobstreet yang disampaikan oleh Bachdar (2016)

    menunjukan insetif merupakan salah satu alasan kenapa karyawan generasi Y

    merasa kurang bahagia. O’ Neil (dalam Avianti & Kartika, 2017) menyatakan

    pendapat yang mendukung dimana insentif yang diperoleh karyawan,

    perasaan nyaman pada karyawan dalam mengerjakan pekerjaannya serta

    kurangnya keterbukaan supervisi. Survei dari Dale Carnegie Indonesia

    (2017) juga menunjukkan bahwa insentif generasi milenial kurang mampu

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    bekerja secara maksimal khususnya bagi karyawan yang kurang terlibat

    dalam pekerjaannya.

    Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian dari Steelcase Inc

    (2011) yang menjelaskan dimana karyawan generasi Y lebih memperhatikan

    keseimbangan kehidupan pribadinya dibandingkan insetif yang diperoleh.

    Allen (dalam Hurst & Good, 2009) juga menjelaskan bahwa generasi Y atau

    milenial kurang memiliki motivasi dalam bekerja meskipun telah

    memperoleh gaji yang tinggi. Adanya kontribusi dalam masyarakat atau

    aktivitas corperate social responsibility (CSR) serta keseimbangan antara

    kehidupan di kantor dan di rumah dianggap lebih memotivasi generasi Y

    dalam bekerja. Selain itu, kebijakan lain yang mempengaruhi kualitas

    kehidupan kerja yaitu pengembangan karier, peluang promosi serta hubungan

    dengan rekan dapat meningkatkan sikap kerja generasi milenial (Fok &

    Yeung, 2016).

    Hasil dari penelitian Bachdar (2016) juga menjelaskan bahwa

    karyawan generasi Y kurangnya kesempatan pengembangan karier. Brown

    (2004) menjelaskan hal yang berbeda, perusahaan memberikan kesempatan

    kepada karyawan untuk mengembangkan kemampuannya dalam menunjang

    karier yang dimilikinya. Akan tetapi, sikap tersebut tidak mempengaruhi

    sikap generasi Y karena karyawan tersebut hanya mampu bertahan ditempat

    kerja kurang dari 3 tahun kerja (Meister, 2012). Hasil dari beberapa survei

    lain seperti Jobstreet (2016) menunjukkan bahwa 65% karyawan generasi Y

    memilih berhenti setelah dua belas bulan bekerja dan hasil dari Jobplanet

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    tahun 2017 yang memperlihatkan bahwa 76,7% generasi Y hanya memiliki

    keinginan bekerja selama satu hingga dua tahun dalam sebuah perusahaan

    (Jobplanet, 2017).

    Sikap supervisi yang kurang terbuka juga dianggap mempengaruhi

    karyawan merasa kurang bahagia (Bachdar, 2016). Sikap supervisi yang

    kurang terbuka dianggap kurang mampu memberikan pengaruh terhadap

    sikap generasi Y dalam bekerja, karena generasi Y tetap mengikuti budaya

    dan aturan yang telah dibuat pimpinan ditempat kerja (DeBard,2004). DeBard

    (2004) menambahkan sikap tersebut dapat menyebabkan karyawan generasi

    Y kehilangan identitas pribadinya agar mampu diterima oleh kelompok.

    Insentif, kepuasan akan pengembangan karier dan keterbukaan

    supervisi yang dianggap mempengaruhi kebahagiaan generasi Y oleh

    Bachdar (2016) juga merupakan faktor pembentuk dari kualitas kehidupan

    kerja (Sirgy, Efraty, Siegel, & Lee, 2001). Selain itu, adanya lingkungan kerja

    yang memuaskan juga membentuk kulitas kehidupan kerja karyawan (Easton

    & Van Laar, 2013).

    Menurut Davis (dalam Lee, Back & Chan, 2015) kualitas kehidupan

    kerja merupakan persepsi karyawan untuk memenuhi kebutuhan pribadinya

    melalui kinerja mereka di tempat kerja mereka sekaligus mencapai tujuan

    organisasi. Karyawan dengan Kualitas Kehidupan Kerja yang rendah

    memiliki persepsi yang rendah pula terhadap pekerjaan yang dimilikinya

    (Sirgy et al, 2001). Adanya kualitas kehidupan kerja yang tinggi membantu

    perusahaan untuk mencapai produktivitas yang lebih baik (Mosadeghrad,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    Ferlie & Rosenberg, 2011). Kualitas kehidupan yang baik memperkecil angka

    absensi dalam sebuah perusahaan, meningkatkan kepuasan kerja bagi

    karyawan yang memilikinya dan mengurangi keinginan karyawan untuk

    keluar dari pekerjaannya (Mosadeghrad, 2013).

    Kualitas kehidupan kerja lebih fokus terhadap persepsi karyawan

    terkait kepuasan kualitas dalam pekerjaan, di luar pekerjaan dan kepuasan

    karyawan terhadap kehidupan secara keseluruhan (Sirgy et al, 2001). Easton

    dan Van Laar (2013) menambahkan terdapat enam komponen yang

    mempengaruhi kualitas kehidupan kerja karyawan. Komponen tersebut ialah:

    Kesejahteraan Umum, Tumpang-tindih Keluarga dan Pekerjaan, Kepuasan

    Kerja, Kontrol Kerja, Kondisi Kerja, dan Stres Kerja.

    Avianti dan Kartika (2017) melakukan penelitian untuk mengetahui

    kesesuaian ciri yang disampaikan oleh Cascio terkait generasi Y dan generasi

    X dengan realita yang terjadi. Generasi X merupakan sekelompok orang

    yang lahir pada tahun 1965 hingga 1978 (Smola & Sutton, 2002). Hasil dari

    penelitian Avianti dan Kartika kurang mendeskripsikan kualitas kehidupan

    kerja secara spesifik. Peneliti lebih tertarik untuk mendalami tentang generasi

    Y karena generasi ini mudah untuk berpindah ke pekerjaan yang lain dan

    tidak mementingkan keseimbangan kehidupan kerja dibanding generasi X

    (Lub, Bijvank, Bal, Blomme & Schalk, 2012). Berbeda dengan apa yang

    diungkapkan Lub et al (2012), Hurst dan Good (2009) menjelaskan bahwa

    generasi Y memperhatikan keseimbangan kerja yang dimilikinya maka

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    menarik untuk mengetahui bagaimana keseimbangan generasi Y dalam

    bekerja dan bagaimana kualitas kehidupan kerja yang dimilikinya.

    Berdasarkan uraian yang telah disampaikan, peneliti tertarik untuk

    meneliti Kualitas Kehidupan Kerja yang dimiliki oleh generasi Y sehingga

    dapat mengetahui komponen mana yang berperan besar dalam membentuk

    kualitas kehidupan kerja generasi Y dan seberapa besar pengaruh faktor

    demografi terhadap kualitas kehidupan kerja generasi Y. Oleh karena itu,

    masalah dari penelitian ini adalah seberapa tinggi kualitas kehidupan kerja

    yang dimiliki oleh generasi Y, hasil kualitas kehidupan kerja dari setiap

    komponennya dan seberapa tinggi kualitas kehidupan kerja jika dilihat dari

    faktor demografinya.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian masalah tersebut, maka pertanyaan penelitian ini

    adalah seberapa tinggi kualitas kehidupan kerja yang dimiliki generasi Y

    secara keseluruhan. Selain itu, seberapa tinggi kualitas kehidupan kerja

    generasi Y dilihat dari setiap komponennya dan faktor demografinya.

    C. Tujuan

    Tujuan dari peneltian ini adalah mengetahui tinggi rendah kualitas

    kehidupan kerja yang dimiliki generasi Y secara keseluruhan, dilihat dari

    masing-masing komponen Kualitas Kehidupan Kerja maupun faktor

    demografi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    D. Manfaat

    1. Manfaat Teoritis

    Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam Psikologi

    Industri dan Organisasi. Selain itu, diharapkan penelitian ini dapat

    memberikan pemahaman terkait kualitas kehidupan kerja pada karyawan

    generasi Y.

    2. Manfaat Praktis

    Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan

    bagi karyawan mengenai kualitas kehidupan kerja dalam sebuah organisasi

    khususnya generasi Y. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

    yang baru bagi organisasi mengenai cara untuk membantu karyawan dalam

    mencapai kulitas kehidupan kerjanya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Kualitas Kehidupan Kerja

    1. Definisi Kualitas Kehidupan Kerja

    Suttle (dalam Xhakollari, 2013) menjelaskan bahwa Kualitas

    Kehidupan Kerja merupakan cara untuk mengetahui sejauh mana pekerja

    dapat mencapai kepentingan dari kebutuhan pribadinya berdasarkan

    pengalamannya ditempat kerja. Pendapat ini didukung oleh Ramya dan

    Kannan (2013) yang menyatakan bahwa Kualitas Kehidupan Kerja

    merupakan evaluasi yang dilakukan oleh karyawan terhadap dinamika dari

    kehidupan kariernya secara profesional dan kehidupan pribadinya.

    Hal yang diperhatikan dalam Kualitas Kehidupan Kerja dapat dilihat

    dari kepuasan kerja dalam lingkungan kerja namun juga kehidupan diluar

    pekerjaan, kebahagiaan secara personal dan kesejahteraan karyawan secara

    keseluruhan (Sirgy et al, 2001). Kepuasan dalam lingkungan kerja dilihat

    dari bagaimana hubungan antara karyawan dengan lingkungan kerja mereka

    (Swamy, Nanjundeswaraswamy & Srinivas, 2015). Selain itu, hubungan

    yang menguntungkan dan memuaskan bagi karyawan, adanya penghargaan

    pada karyawan, keamanan kerja dan kesempatan karier menjadi bahan

    evaluasi karyawan untuk mengetahui kualitas kehidupan kerja yang

    dimilikinya (Lau, Wong, Chan & Law, 2001).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    Cascio (Avianti & Kartika,2017) menyatakan dua pandangan untuk

    melihat arti dari Kualitas Kehidupan Kerja. Pertama, Kualitas Kehidupan

    Kerja digunakan untuk membandingkan kondisi kerja karyawan dengan

    beberapa kebijakkan seperti, penerapan kebijakan perusahaan mengenai

    promosi, pengawasan kerja yang demokratis, keterlibatan karyawan dan

    kondisi kerja yang aman. Pandangan kedua merupakan perbandingan

    Kualitas Kehidupan Kerja dengan persepsi karyawan tentang terpenuhinya

    rasa aman, kehidupan pribadi serta berkembang seperti yang diharapkan.

    Pernyataan ini didukung dengan penelitian dari Nekouel, Othman, Masud

    dan Ahmad (2014) yang menyatakan terdapat dua padangan Kualitas

    Kehidupan Kerja yaitu secara subjektif dan objektif. Kualitas Kehidupan

    Kerja subjektif cenderung membahas mengenai persepsi dan konsep yang

    dimiliki karyawan seperti keinginan dan ketertarikan dari sudut pandang staf

    terhadap perusahaan. Disisi lain, Kualitas Kehidupan Kerja objektif

    membahas kondisi nyata yang karyawan dialami dalam sebuah organisasi.

    Penelitian ini peneliti menggunakan definisi dari Easton dan Van

    Laar (2014) yang menjelaskan bahwa Kualitas Kehidupan Kerja merupakan

    konsep terhadap pengalaman kerja yang dipengaruhi faktor dari organisasi

    maupun dari kehidupan pribadi karyawan. Persepsi dalam kehidupan kerja

    dapat dilihat dari lingkungan kerja, proses bekerja dan hasil yang diperoleh

    setelah bekerja. Konsep Kualitas Kehidupan Kerja ini tidak hanya terkait

    lingkungan kerja namun juga lingkungan keluarga, sosial dan finansial.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    Selain itu, kepuasan yang dialami karyawan secara keseluruhan serta well

    being yang dimiliki karyawan (Easton & Van Laar,2014).

    2. Komponen Kualitas Kehidupan Kerja

    Easton dan Van Laar (2014) menyampaikan terdapat beberapa

    komponen yang membentuk Kualitas Kehidupan Kerja seperti:

    a. Kesejahteraan Umum

    Kesejahteraan Umum menunjukkan perasaan baik maupun puas

    yang dirasakan karyawan terhadap aspek-aspek kehidupannya secara

    keseluruhan. Karyawan yang menghadapi masalah di rumah maupun di

    kantor dapat memberikan dampak negatif bagi kinerja karyawan.

    Dampak negatif dari Kesejahteraan Umum adalah perasaan cemas yang

    dirasakan karyawaan, merasa rendah diri dan tidak dapat merasa tenang

    dalam bekerja. Karyawan yang memiliki Kesejahteraan Umum yang

    baik akan memperoleh dampak yang positif. Dampak positif yang

    dirasakan karyawan seperti karyawan dapat bekerja dengan baik dan

    mampu untuk menikmati pekerjaan yang diberikan.

    b. Tumpang-tindih Keluarga dan Pekerjaan

    Tumpang-tindih Keluarga dan Pekerjaan menggambarkan sejauh

    mana perusahaan memahami dan memberikan dukungan karyawan

    terhadap masalah yang dihadapinya terkait dalam kehidupan pekerjaan

    maupun kehidupan diluar pekerjaan seperti kehidupan rumah tangga

    karyawan. Selain itu, Tumpang-tindih Keluarga dan Pekerjaan juga

    menggambarkan kontrol yang dimiliki karyawan atas pekerjaan yang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    dilaksanakannya, untuk dapat mengerjakan sesuai dengan waktu,

    tempat dan juga keadaan karyawan saat bekerja. Adanya jam kerja

    fleksible, pekerjaan yang dapat dikerjakan dirumah, rotasi pekerjaan,

    cuti melahirkan, ijin terkait masalah keluarga dan pembagian kerja

    dianggap sebagai aspek yang mempengaruhi Tumpang-tindih Keluarga

    dan Pekerjaan. Waktu yang fleksibel dalam bekerja membantu

    karyawan untuk mendapatkan kepuasan kerja dan meningkatkan kinerja

    karyawan (White & Beswick, 2003). Sebaliknya,

    c. Kepuasan Kerja

    Kepuasan Kerja menunjukkan kepuasan karyawan terhadap

    pekerjaan dan karier yang sedang dijalaninya. Pandangan positif yang

    dimiliki karyawan terhadap lingkungan kerja mampu meningkatkan

    kepuasan kerja dan harga diri karyawan. Aktivitas lain yang

    mempengaruhi kepuasan kerja karyawan adalah tercapainya target

    kerja dan adanya kesempatan untuk mengembangkan potensi yang

    dimiliki karyawan (Easton & Van Laar, 2014).

    Kepuasan kerja merupakan bentuk perasaan yang dimiliki

    karyawan terhadap pekerjaan dan berbagai aspek pekerjaan dalam

    pekerjaan (Easton & Van Laar, 2014). Souaza-poza dan Souaza-poza

    (dalam Easton & Van Laar, 2014) menjelaskan terdapat lima faktor

    pendukung kepuasan kerja, diantaranya adalah ketertarikan karyawan

    dengan pekerjaannya, adanya hubungan yang baik dengan rekan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    sekerja, pendapatan yang tinggi, bentuk pekerjaan yang independen

    dan adanya peluang jenjang karier yang baik.

    d. Kontrol Kerja

    Kontrol Kerja merupakan kontrol yang dimiliki karyawan dalam

    lingkungan kerja. Karyawan memiliki kontrol yang kuat terhadap

    lingkungan pekerjaannya, sehingga mampu untuk menyampaikan

    gagasannya maupun memberikan pengaruh terhadap lingkungan

    pekerjaan. Spector (dalam Easton & Van Laar, 2014). mengutarakan

    bahwa adanya kontrol dalam pekerjaan memberikan pengaruh terhadap

    kepuasan kerja karyawan

    e. Kondisi Kerja

    Kondisi Kerja adalah bentuk kepuasan karyawan terhadap

    kondisi fisik lingkungan kerja. Kepuasan terhadap kondisi fisik juga

    berkaitan dengan keamanan dari lingkungan kerja serta adanya akses

    sumber daya yang cukup. Studi menunjukkan bahwa ketidakpuasan

    terhadap lingkungan pekerjaan mempengaruhi kepuasan karier

    karyawan (Leigh, Kravitz, Schembri, Samuels, & Mobley, 2002)

    f. Stres Kerja

    Stres Kerja merupakan faktor yang digunakan untuk mengetahui

    apakah tekanan yang dirasakan karyawan ditempat kerja sudah

    sebagaimana mestinya atau berlebihan. The Health and Safety

    Executive (dalam Easton & Van Laar,2014) mendefinisikan stres kerja

    sebagai respon fisik dan emosional karena pekerja tidak mampu

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    menyesuaikan diri dengan kemampuan, sumber daya dan kebutuhan

    dengan tekanan yang ada. Tuntutan kerja yang dapat sesuai dengan

    kemampuan dan dianggap masuk akal oleh karyawan cenderung

    menghasilkan kepuasan kerja yang tinggi (Freeborn, 2001).

    B. Generasi Y

    1. Definisi Generasi Y

    Generasi merupakan istilah yang digunakan untuk mengkelompokan

    sekelompok orang berdasarkan tahun kelahiran, lokasi, dan kejadian yang

    signifikan dalam sebuah pekembangan kritis (Cennamo & Gardner, 2008).

    Selain itu, generasi dianggap sebagai strata kelahiran dalam jangka waktu

    tertentu yang tidak hanya didasarkan pada tanggal lahir yang serupa namun

    juga adanya sosiokultur yang sama (Pyöriä, Ojala, Saari, & Järvinen, 2017).

    Smola dan Sutton (2002) menjelaskan bahwa generasi Y merupakan

    sekelompok orang yang memiliki tahun kelahiran 1979 hingga 1994.

    Setiap generasi diketahui memiliki karakteristiknya masing-masing

    (Anantatmula & Shrivastav, 2012). Lyons (dalam Cennamo & Gardner,

    2008) mengungkapkan bahwa generasi Y bertumbuh seiring

    berkembangnya internet dan teknologi. Hal tersebut mengakibatkan

    karyawan generasi Y mudah untuk melakukan adaptasi dalam teknologi

    maupun menilai aspek intrinsik yang terjadi karena adanya pelatihan yang

    mereka jalani (Lynos, 2004). Brown (2004) menambahkan bahwa generasi

    Y menginginkan adanya tantangan yang melibatkan intelektualnya dan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    menginginkan kesuksesan dengan mencari perusahaan yang dianggap

    mampu mengembangkan kemampuan mereka.

    Holt, Marquest dan Way (2012) membuat sebuah pernyataan bahwa

    generasi Y memiliki harga diri yang tinggi dan ingin menjadi pusat

    perhatian. Howe dan Strauss (dalam Kowske, Rasch & Wiley, 2010)

    mendeskripsikan generasi Y ini sebagai generasi yang optimis dan

    kooperatif, mengikuti aturan yang ada, cerdas, terlindung, percaya diri,

    berprestasi, konvensional.

    2. Karakteristik Generasi Y

    Penelitian yang dilakukan oleh DeBard tahun 2004 menunjukkan

    empat karakteristik yang dimiliki oleh generasi Y. Pertama, menganggap

    diri mereka istimewa. Perlakuan yang istimewa muncul pada generasi ini

    sebagai bentuk penghargaan karena mampu untuk menyelesaikan

    permasalahan yang tidak dapat diselesaikan oleh generasi sebelumnya.

    Sikap tersebut membuat generasi Y mudah untuk mengekpresikan pendapat

    mereka sehingga mendapatkan perhatian dari oranglain (Solnet & Hood,

    2008).

    Kedua, mematuhi dan mengikuti aturan yang berlaku di tempat

    kerja. Selain itu, generasi Y merupakan generasi yang berorientasi pada

    tujuan, percara diri, memiliki motivasi yang tinggi. Sikap untuk taat aturan

    tidak membuat milenial takut untuk melakukan sebuah tantangan yang baru,

    namun generasi ini kurang mampu mengatasi rasa kebosanan setelah

    mereka melakukan tantangan tersebut (Solnet & Hood, 2008).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    Ketiga, Millennials Coming to College tahun 2004 menunjukkan

    karakteristik generasi Y dalam mengikuti kebudayaan yang telah ada karena

    dianggap aturan tersebut telah dibuat oleh figur-figur otoritas. Pandangan

    tersebut membuat milenial rela mengorbankan indentitas pribadinya agar

    dapat menjadi bagian dari sebuah kelompok.

    Keempat, generasi Y berusaha untuk mendapatkan hasil yang baik

    dari aktivitasnya, sehingga mampu membantu generasi Y untuk

    mengembangkan dirinya. Hal tersebut mengakibatkan generasi Y merasa

    tertekan karena keinginannya untuk sukses, mengambil resiko, dan

    mendapatkan keuntungan dari apa yang telah dilakukan (DeBard, 2004).

    Perilaku tersebut membuat generasi ini berusaha untuk mengerjakan

    beberapa perkerjaan sekaligus agar dapat bekerja secara cepat dan praktis

    (Solnet & Hood, 2008).

    3. Generasi Y dalam bekerja

    Johns (dalam Hurst & Good, 2009) mengungkapkan bahwa dalam

    pekerjaan generasi Y cenderung mengharapkan sebuah otoritas untuk

    berkontribusi dalam sebuah perusahaan. Generasi Y cenderung

    menginginkan bekerja pada pekerjaan besar, tidak realistis dan memiliki

    perbedaan pandangan terhadap kinerja dan penghargaan (Ng, Schweitzer &

    Lyons, 2010). Generasi Y mengekpresikan pendapatnya dan menginginkan

    pengakuan dari lingkungan sekitarnya (Solnet & Hood, 2008). Gaya

    manajemen yang inklusif, tepat waktu dan adanya upan balik terhadap

    kinerja yang telah dilakukan menjadi harapan dari generasi Y (Francis-

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    Smith, 2004). Generasi Y diketahui mampu untuk melakukan beberapa

    pekerjaan sekaligus. Contohnya generasi Y mampu bekerja dan belajar

    disaat yang bersamaan agar dapat memperoleh pengalaman yang dapat

    digunakan saat bekerja dikemudian hari (Zemke, Raines & Flipzack, 2013).

    Ethics Resource Center’s (dalam Laird, Harvey & Lancaster, 2015)

    menyatakan bahwa generasi Y lebih memiliki kemungkinan besar untuk

    mundur dari pekerjaannya dibandingkan dengan generasi lain dalam

    setahun. Ng et all, (2010) memperkuat pendapat tersebut dengan

    menunjukkan bahwa setengah dari subjek penelitiannya yang merupakan

    generasi Y belum mengetahui apakah mereka menginginkan bekerja

    disebuah tempat dengan jangka waktu yang lama. Perilaku tersebut terjadi

    karena kurang mampu untuk mengatasi rasa kebosanannya (Solnet & Hood,

    2008).

    C. Dinamika Kualitas Kehidupan Kerja pada Generasi Y

    Generasi Y merupakan generasi yang lahir tahun 1979 hingga 1994

    (Smola & Sulton, 2002). Generasi Y menganggap dirinya mampu melakukan

    beberapa aktivitas sekaliagus (Zemke et all, 2013). Johns (dalam Hurst &

    Good, 2009) menjelaskan bahwa generasi Y juga berharap mendapatkan

    otoritas agar dapat berkontribusi diperusahaan. Oleh karena itu generasi Y

    berusaha untuk bekerja dan memperoleh hasil yang baik sehingga dapat

    mengembangkan kemampuannya, sukses dan berani mengambil resiko. Akan

    tetapi, jika hal tersebut tidak tercapai maka menimbulkan tekanan bagi

    karyawan generasi milenial (DeBard, 2004). Kurangnya kemampuan generasi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    Y dalam mengatasi perasaan bosan (Solnet & Hood, 2008), memungkinkan

    generasi Y untuk mundur lebih cepat dibandingkan dengan generasi lain

    (Laird et all, 2015).

    Kualitas Kehidupan Kerja yang baik mampu menurunkan tingkat

    absensi karyawan serta meningkatkan kepuasan kerja karyawan

    (Mosadeghrad, Ferlie & Rosenberg, 2011). Hal lain yang diperoleh ialah

    meningkatnya produktivitas perusahaan karena menurunnya tingkat turn over

    di tempat kerja (Mosadeghrad, 2013). Besarnya kemungkinan karyawan

    untuk mundur dari pekerjaan menjadi salah satu indikator yang menunjukkan

    rendahnya kulitas kehidupan kerja dalam perusahaan tersebut (Ganesh &

    Ganesh, 2014).

    Kualitas Kehidupan Kerja merupakan persepsi kepuasan yang dimiliki

    karyawan terkait kebutuhan karyawan (Sirgy et al, 2001). Kepuasan yang

    dimaksud merupakan perasaan puas yang dimiliki karyawan terhadap

    kebutuhan pribadi dan kehidupan kerjanya (Nanjundeswaraswamy & Swamy,

    2013). Selain persepsi, harapan terhadap tempat kerja juga diperhatikan

    dalam Kualitas Kehidupan Kerja (Nokouel et all, 2014).

    Menurut Easton dan Van Laar (2014) Kualitas Kehidupan Kerja

    memiliki enam komponen yang digunakan untuk mendeskripsikan bentuk

    Kualitas Kehidupan Kerja. Pertama, Kesejahteraan Umum menunjukkan apa

    yang dirasakan karyawan terhadap aspek kehidupan pribadinya termasuk baik

    dan juga puas dengan kehidupannya saat ini. Komponen kedua adalah

    Tumpang-tindih Keluarga dan Pekerjaan, merupakan kontrol yang dimiliki

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    karyawan terhadap pekerjaannya dan tempat kerja mampu memberikan

    dukungan kehidupan karyawan diluar pekerjaan. Ketiga merupakan Kepuasan

    Kerja adalah kepuasan yang dirasakan karyawan terhadap pekerjaan dan

    karier yang sedang dijalaninya. Selanjutnya atau komponen keempat adalah

    Kontrol Kerja menggambarkan kontrol yang dimiliki karyawan terhadap

    lingkungan kerja. Kondisi Kerja merupakan komponen kelima yang

    menggambarkan kepuasan karyawan dengan keadaan lingkungan kerja secara

    fisik sedangkan komponen keenam ialah Stress Kerja yang menunjukkan

    apakah karyawan telah bekerja lebih dari yang semestinya atau tidak.

    Selain membahas Kualitas Kehidupan Kerja secara keseluruhan,

    penelitian ini juga menguji Kualitas Kehidupan Kerja dari faktor-faktor lain.

    Bila dilihat dari faktor jenis kelamin, Kualitas Kehidupan Kerja yang tinggi

    dimiliki oleh karyawan yang berjenis kelamin laki-laki (Zubair, Hussain,

    Williams & Granan, 2017). Karyawan berjenis kelamin perempuan memiliki

    Kualitas Kehidupan Kerja yang rendah karena tetap menerima pekerjaan yang

    kurang sesuai dan memperoleh gaji yang rendah sehingga lebih diremehkan

    (Ng et all, 2010).

    Berdasarkan status pernikahan, diketahui karyawan yang sudah

    menikah mendapatkan Kualitas Kehidupan Kerja yang lebih tinggi

    dibandingkan yang belum menikah (Mazloumi, Kazweni, Saraji & Barideh,

    2014). Penjelasan yang berbeda bila melihat Kualitas Kehidupan Kerja

    berdasarkan usia. Belum terdapat data yang menunjukkan pada usia berapa

    generasi Y mengalami Kualitas Kehidupan Kerja yang tinggi maupun rendah.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    Generasi Y mengharapkan adanya jam kerja yang fleksibel agar

    mampu menyeimbangkan kehidupan pekerjaan dan kehidupan pribadinya

    (Steelcase Inc, 2011). Oleh karena itu, perlu diketahui berapa durasi kerja

    yang mampu mempengaruhi Kualitas Kehidupan Kerja generasi Y. Selain

    durasi dalam bekerja, lama kerja karyawan juga menjadi faktor yang perlu

    dipertimbangkan.

    Meister (2012) mengungkapkan bahwa generasi Y hanya akan

    bertahan disebuah organisasi kurang dari tiga tahun. Jobstreet (2016)

    mengemukakan bahwa karyawan generasi Y hanya mampu bertahan dengan

    pekerjaannya kurang dari satu tahun. Akan tetapi Mazloumi et all (2014)

    menjelaskan bahwa Kualitas Kehidupan Kerja yang tinggi juga dibentuk dari

    lama kerja karyawan.

    Dilihat dari jabatan, generasi Y merasa puas dengan pekerjaannya

    ketika generasi Y menempati posisi penting di tempat kerjanya (Hurst &

    Good, 2009). Memperoleh jabatan yang penting merupakan keinginan dari

    generasi Y (Hurst & Good, 2009). Hal lain yang ingin dicapai oleh generasi

    Y adalah jabatan yang membuat generasi Y memperoleh pengakuan dari

    lingkungan kerjanyaa (Solnet & Hood, 2008).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    Generasi Y

    Kelahiran 1979-1994 (Smola & Sutton, 2002)

    Usia

    Status Pernikahan

    Jenis Kelamin

    Durasi Kerja dalam Seminggu

    Lama Kerja

    Jabatan

    Dimensi Kualitas Kehidupan Kerja menurut Easton dan Laar (2014).

    1. General Well Being (GWB)

    2. Home-Work Interface (HWI)

    3. Kepuasan Kerja

    4. Kontrol di Tempat Kerja

    5. Kondisi Kerja

    6. Stress di Tempat Kerja

    D. Kerangka Berpikir

    Gambar 1.

    Hubungan Kualitas Kehidupan Kerja dengan Generasi Y

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode survei.

    Penelitian kuantitatif sendiri merupakan penelitian yang menggunakan data

    kuantitatif atau numerik untuk melakukan metode analisis statistik melalui

    beberapa prosedur pengukuran (Azwar, 2013). Penelitian kuantitatif

    merupakan penelitian yang menunjukan melihat variable sebagai objek yang

    memiliki makna operasional (Sarwono, 2006). Selain itu, penelitian

    kuantitatif cenderung mengembangkan teori maupun hipotesis dari sebuah

    fenomena dalam bentuk penelitian yang sistematis (Sugiyono, 2006).

    Penelitian deskripsif merupakan metode memberikan sebuah gambaran

    terhadap suatu situasi yang terjadi (Azwar, 2013). Basuki (2006)

    menjelaskan bahwa penelitian deskriptif merupakan penelitian yang

    memberikan gambaran tentang aktivitas, proses maupun perilaku manusia.

    B. Variabel Penelitian

    Variabel merupakan sebuah objek penelitian atau apa yang menjadi

    perhatian dari sebuah penelitian (Arikunto, 2002). Variabel depeden dalam

    penelitian ini adalah Kualitas Kehidupan Kerja. Penelitian ini memiliki enam

    variabel independen diantaranya (1) Kesejahteraan Umum (2) Tumpang-

    tindih Keluarga dan Pekerjaan (3) Kepuasan Kerja (4) Kontrol Kerja (5)

    Kondisi kerja dan (6) Stres Kerja.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    C. Definisi Operasional

    Definisi operasional merupakan definisi dari sebuah variabel yang

    memperjelas sebuah bangunan konstruk dari variable tertentu sehingga

    definisi sebuah variable tidak memiliki makna yang ganda. Konstruk yang

    jelas akan memperjelas alat ukur untuk mendapatkan data penelitian yang

    valid (Azwar, 2013). Penelitian ini mendefinisikan kualitas kehidupan kerja

    sebagai persepsi yang dimiliki karyawan terhadap keseimbangan kehidupan

    kerja dan kehidupan pribadinya. Persepsi ini dilihat dari lingkungan

    perkerjaan dan keluarga, proses dan hasil yang diterima dalam pekerjaan,

    sosial serta finansial.

    Pengukuran kualitas kehidupan kerja menggunakan skala yang telah

    dirancang oleh Easton dan Van Laar (2014) dengan menggunakan 6

    komponen yang telah diteliti oleh Easton dan Van Laar (2014), sebagai

    berikut:

    (1) Kesejahteraan Umum

    Perasaan puas yang dimiliki karyawan terhadap seluruh

    aspek dalam dirinya,

    (2) Tumpang-tindih Keluarga dan Perkerjaan

    Kontrol yang dimiliki karyawan untuk menyimbangkan

    masalah dalam kehidupan pribadi maupun dalam kehidupan

    kerjanya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    (3) Kepuasan Kerja

    Kepuasan yang dimiliki karyawan terhadap kehidupan

    kerjanya dan karier yang dijalaninya

    (4) Kontrol Kerja

    Bentuk perilaku dimana karyawan mampu menyampaikan

    gagasan yang dimilikinya dan memberikan pengaruh dalam

    lingkungan kerjanya.

    (5) Kondisi Kerja

    Perasaan puas yang dimiliki karyawan terhadap lingkungan

    kerjanya secara fisik

    (6) Stres Kerja

    Bentuk respon karyawan terhadap tekanan yang

    dirasakannya dalam bekerja.

    D. Subjek Penelitian

    Subjek penelitian merupakan bagian utama data penelitan yang

    memiliki data terkait variabel yang akan diteliti dan mendapatkan kesimpulan

    dari data yang diteliti (Azwar, 2013). Kriteria subjek dalam penelitian ini

    merupakan karyawan yang masuk dalam generasi milenial atau yang lahir

    tahun 1979 hingga 1994 (Smola & Sutton, 2002). Selain itu, subjek

    diharapkan telah bekerja kurang lebih selama setahun dengan asumsi mampu

    untuk menilai lingkungan kerjanya dan bekerja di perusahaan jasa .

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    Pengambilan data menggunakan data dari sampel sehingga dapat

    mengefisienkan waktu dan tenaga dalam proses pengumpulan data. Sampling

    sendiri didefinisikan sebagai pengambilan data sampel yang

    merepresentasikan populasi subjek penelitian (Azwar, 2013). Teknik

    sampling dalam penelitian ini menggunakan convenience sampling

    (Sugiyono, 2012). Teknik ini dilakukan dengan mengumpulkan sampel yang

    dari anggota populasi yang daitemui sehingga peneliti memiliki kebebasan

    untuk memilih siapapun yang sesuai.

    E. Metode dan Alat Pengumpulan Data

    1. Metode Pengumpulan Data

    Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan

    untuk penyebaran data adalah kuesioner. Kuesioner merupakan salah satu

    metode pengambilan data yang berisi rangkaian pertanyaan terkait dengan

    masalah atau bidang yang akan diteliti (Narbuko & Achmadi, 2007). Teknik

    ini dipilih karena subjek dianggap sebagai orang yang paling mengetahui

    dirinya sendiri setidaknya pengetahuan atau keyakinan pribadi, pernyataan

    yang diberikan kepada peneliti merupakan sesuatu yang benar dan dapat

    dipercaya, serta interpretasi subjek terhadap pertanyaan/pernyataan sama

    dengan yang dimaksudkan oleh peneliti (Hadi, 2004).

    Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini termasuk dalam

    prosedur kuisoner langsung karena dikirimkan dan dijawab langsung oleh

    responden (Narbuko & Achmadi, 2007). Penyebaran kuesioner ini

    menggunakan Google Form yang disebarkan melalui media sosial seperti

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    Whatsapp dan Twitter kepada karyawan generasi Y. Kuesioner dalam

    penelitian ini menggunakan skala WRQoL (Work-Related Quality of Life)

    yang dikembangkan oleh Easton dan Van Laar (2014) yang terdiri dari dua

    puluh tiga aitem.

    2. Alat Pengumpulan Data

    Skala WRQoL (Work-Related Quality of Life) merupakan kuesioner

    yang memerlukan tanggapan dari resoponden. Kuesioner bertujuan untuk

    mendefinisikan kualitas kehidupan kerja yang tidak hanya berfokus pada

    kepuasan kerja saja, tetapi juga kesejahteraan dan kualitas hidup seseorang.

    Skala ini terdiri dari dua puluh tiga pernyataan yang mewakili enam

    komponen dan satu pernyataan terkait kualitas kehidupan kerja secara

    keseluruhan. Instrument ini terdiri dari Kesejahteraan Umum yang terdiri

    dari enam aitem, Tumpang-tindih Keluarga dan Pekerjaan yang terdiri dari

    tiga aitem, Kepuasan Kerja yang terdiri dari enam aitem, Kontrol Kerja

    yang terdiri dari tiga aitem, Kondisi Kerja yang terdiri dari tiga aitem dan

    dua aitem tentang Stres Kerja.

    Skala WRQoL (Work-related Quality of Life) menggunakan format

    Likert dengan lima kategori jawaban, yaitu Sangat Tidak Setuju (STS),

    Tidak Setuju (TS), Netral (N), Setuju (S) dan Sangat Setuju (SS). Berikut

    merupakan tabel pemberian skor dan distribusi aitem dari skala WRQoL

    (Work-related Quality of Life):

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    Tabel 1.

    Pemberian Skor Skala WRQoL (Work-related Quality of Life)

    Respon Pernyataan Favorable Unfavorable

    Sangat Tidak Setuju 1 5

    Tidak Setuju 2 4

    Netral 3 3

    Setuju 4 2

    Sangat Setuju 5 1

    Skala WRQoL (Work-related Quality of Life) memiliki aitem

    sebanyak dua puluh tiga aitem. Dua puluh puluh tiga aitem tersebut

    mewakili enam komponen dan satu aitem yang mewakili kualitas kehidupan

    kerja secara keseluruhan. Perhitungan skoring secara keseluruhan dari skala

    WRQoL (Work-related Quality of Life) dengen mencari rata-rata dari skor

    dari seluruh aitem. Perhitungan skor dari setiap komponennya dengan

    mencari rata-rata skor dari aitem komponen tertentu lalu. Berikut

    merupakan tabel distribusi aitem dari skala WRQoL (Work-related Quality

    of Life):

    Tabel 2.

    Distribusi Aitem Skala WRQoL (Work-related Quality of Life)

    No Komponen Nomor Aitem Jumlah

    Fav Unfav

    1. Kesejahteraan Umum 4,10,15,17,21 9 6

    2. Tumpang-tindih Keluarga dan Pekerjaan

    5,6,14 - 3

    3. Kepuasan Kerja 1,3,8,11,18,20 - 6

    4. Kontrol Kerja 2,12,23 - 3

    5. Kondisi Kerja 13,16,22 - 3

    6. Stres Kerja - 7,19 2

    7. Aitem keseluruhan 24 - 1

    Total 21 3 24

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    Skala WRQoL merupakan skala yang dikembangkan di Inggris,

    sehingga memerlukan metode adaptasi dalam bahasa Indonesia agar dapat

    digunakan. Peneliti melakukan adaptasi dengan menggunakan metode back-

    translation untuk menerjemahkan skala dari bahasa aslinya ke bahasa yang

    akan digunakan (Matsumoto & Juang, 2008). Eason dan Van Laar (2014)

    menyatakan bahwa skala WRQoL culture free sehingga lebih mudah

    diterima oleh berbagai macam budaya. Proses back-translation dilakukan

    dengan tiga tahapan, tahapan pertama menerjemahkan skala dari bahasa

    aslinya ke bahasa Indonesia. Tahapan kedua menerjemahkan skala

    berbahasa Indonesia ke bahasa aslinya kembali dan tahapan yang terakhir

    melakukan kombarasi antara skala asli dengan skala terjemahan untuk

    melihat apakah skala terjemahan memiliki memiliki makna yang sama

    dengan skala asli. Penerjemahan skala WRQoL (Work-Related Quality of

    Life) dibantu oleh tiga orang yang profesional di bidangnya untuk

    menerjemahkan dan menyesuaikan tata bahasa aitem.

    F. Validitas, Seleksi Aitem dan Reliabilitas

    1. Validitas

    Validitas didefinisikan sebagai mengukur apa yang ingin diukur

    (Akbar & Usman, 2008). Validitas menunjukan kualitas mendasar sebuah

    tes benar-benar mengukur atribut psikologis yang akan diukur

    (Supratiknya, 2014). Validitas yang digunakan adalah validitas isi aitem.

    Validitas ini digunakan untuk mengetahui kesesuaian isi dengan konstruk

    psikologis yang diukur. Validitas isi aitem diperoleh dari analisis empiris

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    melalui kesesuaian ranah isi dengan interpretasinya dengan memberikan

    skor pada setiap aitem yang diberikan. Validitas isi juga digunakan untuk

    mengetahui apakah aitem yang akan diberikan selaras dan mencakup

    makna dari tujuan yang akan dicapai (Azwar, 2013).

    Peneliti melakukan validitas isi melalui analisis dari expert

    judgement yang mendalami tentang Psikolgi Industri dan Organisasi.

    Peneliti meminta bantuan dosen pembimbing skripsi dan tiga dosen

    Psikologi lainnya untuk menjadi expert judgement validasi isi skala

    penelitian. Penilaian aitem dilakukan dengan menguji kesesuaian

    komponen dan indikator yang akan diukur sebelum memberikan penilaian

    terhadap aitem. Penilaian aitem dibagi menjadi dua kategori yaitu relevan

    dan tidak relevan. Aitem dikatakan relevan bila bernilai satu dengan

    menjawab skor 3 dan 4, sementara aitem dikatakan tidak relevan bernilai

    nol dengan menjawab dengan skor 1 dan 2. Hasil kategorisasi tersebut

    dibagi dengan jumlah penilai untuk mendapatkan IVI-I.

    Skala yang dipergunakan dalam penelitian ini merupakan adaptasi

    skala WRQoL (Work-Related Quality of Life) oleh Easton dan Van Laar

    (2014) yang memiliki nilai IVI-I dari 0.75 hingga 1. Hasil IVI-I tersebut

    menunjukan bahwa aitem skala tergolong relevan. Validasi dengan expert

    judgement dilakukan sebanyak dua kali untuk memastikan aitem yang

    digunakan sudah sesuai.

    Indeks validitas isi skala merupakan hasil rerata proporsi aitem-

    aitem bernilai 1 (skor 3 atau 4) oleh seluruh expert judgement

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    (Supratiknya, 2016). Polit dan Beck (dalam Supratiknya, 2016)

    menjelaskan bahwa validitas isi yang baik memiliki IVI-S minimum

    sebesar 0.90. Hasil validitas isi skala WRQoL (Work-Life Quality of Life)

    menunjukan IVI-S sebesar 0,98. Hal ini menunjukan skala skala WRQoL

    (Work-Life Quality of Life) merupakan skala yang baik karena memiliki

    IVI-S yang lebih dari 0,90.

    2. Seleksi Aitem

    Azwar (2012) menyatakan seleksi aitem digunakan untuk

    mengetahui apakah aitem penelitian memiliki atribut psikologis yang

    diukur. Supratiknya (2014) menjelaskan bahwa aitem yang telah diseleksi

    akan dibentuk menjadi skala yang homogen dan memiliki daya diskriminasi

    yang baik. Dalam proses seleksi aitem, peneliti melakukan pengambilan

    data terlebih dahulu sehingga mengetahui aitem penelitian yang digunakan

    reliabel atau tidak reliabel. Hasil dari uji coba tersebut digunakan untuk

    melihat nilai korelasi aitem total.

    Korelasi aitem total digunakan untuk menunjukan kemapuan aitem

    dalam mengukur konstruk skala penelitian (Supratiknya, 2014). Korelasi

    aitem total memiliki kritera tertentu, aitem cukup reliabel jika memiliki

    koefisien korelasi minimum 0,30 (rix ≥ 0,30). Aitem yang memiliki kofesian

    korelasi kurang dari 0,30 dianggap kurang reliabel dan demiliki daya

    diskriminasi yang rendah. Supratiknya (2014) menambahkan, jika skor

    aitem ≥ 0,2 menunjukan bahwa aitem tersebut memiliki korelasi yang baik

    dengan aitem lain, memiliki daya diskriminasi yang baik dan memenuhi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    syarat. Pada penelitian ini rix skala WRQoL (Work-Related Quality of Life)

    bergerak dari 0,201– 0,580.

    Tabel 3

    Korelasi Aitem Total

    No

    Aitem

    Korelasi Aitem Total

    Skala WRQoL

    No

    Aitem

    Korelasi Aitem Total

    Skala WRQoL

    1. 0,496 13. 0,484

    2. 0,403 14. 0,548

    3. 0,258 15 0,427

    4. 0,333 16. 0,425

    5. 0,497 17. 0,553

    6. 0,376 18. 0,580

    7. 0,404 19. 0,419

    8. 0,471 20. 0,436

    9. 0,498 21. 0,487

    10. 0,247 22. 0,575

    11. 0,286 23. 0,201

    12. 0,431 24. 0,423

    3. Reliabilitas

    Reliabilitas merupakan uji yang memiliki sifat dapat dipercaya

    (Hasan, 2006). Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui seberapa

    konsistensi alat ukur jika diberikan kembali kepada subjek yang sama.

    Supratiknya (2014) menjelaskan realibilitas merupakan bentuk konsistensi

    hasil pengukuran didapatkan melalui pengetesan berulangkali pada populasi

    atau kelompok yang sesuai dengan kriteria subjek penelitian.

    Skor aitem yang telah diperoleh melalui analisis menggunakan

    bantuan program SPSS for windows versi 22 untuk mengetahui Alpha

    Cronbach dari aitem tersebut. Kline (dalam Supratiknya, 2014) menyatakan

    koefisien minimum realiabilitas tes untuk dikatakan memuaskan adalah ≥

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    0,70 atau mendekati 1,00. Apabila data memiliki realibilitas yang

    memuaskan, maka skala tersebut dikatakan homogen, reliabel dan valid.

    Tabel 4.

    Reliabilitas Skala WRQoL (Work-Related Quality of Life)

    Realibility Statistic

    Cronbach’s Alpha N

    Kesejahteraan Umum 0,711 6

    Tumpang-tindih Keluarga dan

    Pekerjaan

    0,730 3

    Kepuasan Kerja 0,716 6

    Kontrol Kerja 0,735 3

    Kondisi Kerja 0,734 3

    Stres Kerja 0,746 2

    Keseluruhan WRQoL 0,914 23

    Berdasarkan hasil tabel diatas, menunjukan bahwa skala WRQoL

    (Work-Related Quality of Life ) realiabel yang memuaskan. Selain itu,

    realiabilitas yang diperoleh dari setiap komponennya juga memuaskan.

    Koefisien Alpha Cronbach sebesar 0,914 secara keseluruhan dan hasil dari

    setiap komponen dengan rentang 0,711 hingga 0,746 dinyatakan reliabel

    karena lebih dari 0,07. Oleh karena itu, skala WRQoL (Work-Related

    Quality of Life ) dapat dikatakan cukup reliabel, valid dan homogen.

    G. Metode Analisis Data

    1. Uji Normalitas

    Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

    persebaran yang terdapat dalam hitungan statistik (Santoso, 2010). Uji

    normalitas dilakukan dengan bantuan program SPSS for windows versi 22

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    melalui metode One Sample Kolmogorov Smirnov Test.Jika hasil normalitas

    menunjukan nilai signifikansi persebaran data lebih dari 0,05 (p> 0,50),

    maka data terdistribusi dengan normal. Apabila hasil normalitas

    menunjukan nilai signifikasi kurang dari 0,05 (p< 0,05), maka data tidak

    terdistribusi dengan normal (Santoso, 2010).

    2. Uji Deskriptif

    Uji deskriptif merupakan analisis yang lebih banyak menggambarkan

    fakta sebagai mana adanya (Sangadji & Sopiah, 2010). Hasil dari uji

    deskriptif memperlihatkan deskripsi terkait subjek penelitian berdasarkan

    data yang diperoleh dan tidak bermaksud untuk menguji hipotesis.

    Penyajian dari hasil uji deskriptif data dapat berupa frekuensi, presentase,

    tabulasi silang dan bentuk grafik yang bersifat kategorial (Azwar, 2013).

    Dalam penelitian ini, uji deskriptif digunakan untuk mendapatkan nilai

    mean dari masing-masing komponen skala WRQoL (Work-Related Quality

    of Life).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Pelaksanaan Penelitian

    Penyebaran skala penelitian dimulai pada tanggal 8 November 2018

    dan berakhir pada tanggal 28 November 2018. Dalam membuat skala peneliti

    menggunakan alat bantu Google Forms sedangkan untuk menyebarkan skala

    penelitian, peneliti menggunakan media sosial seperti Whatsapp dan Twitter.

    Proses penyebaran skala juga dilakukan dengan menemui subjek yang berada

    dilingkungan sekitar Mall Ambarukmo Plaza dan Malioboro.

    B. Deskripsi Subjek Penelitian

    Penelitian ini menggunakan subjek sebanyak 604 orang. Subjek

    penelitian adalah karyawan generasi Y yang lahir pada tahun 1979 - 1994.

    Deskripsi subjek penelitian memberikan gambaran terkait jenis kelamin,

    status pernikahan, usia, status pekerja, durasi kerja dalam seminggu, masa

    kerja, dan jabatan. Berikut data deskriptif subjek dalam penelitian ini:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33

    Tabel 5.

    Deskripsi data subjek penelitian

    Karakteristik Kategori Frekuensi (%)

    Jenis Kelamin Perempuan 268 (44%)

    Laki-laki 336 (56%)

    Status Pernikahan Sudah Menikah 308 (51%)

    Belum Menikah 296 (49%)

    Usia 24-27 253 (42%)

    28-31 146 (24%)

    32-35 117 (19%)

    36-39 88 (15%)

    Status Karyawan Karyawan Full Time 506 (84%)

    Karyawan Part Time 70 (12%)

    Karyawan Freelance 28 (5 %)

    Durasi Kerja dalam

    Seminggu Kurang dari 20 Jam 55 (9%)

    20-40 Jam 274 (45%)

    Lebih dari 40 Jam 275 (46%)

    Masa Kerja 1 – 3 Tahun 368 (61%)

    3 – 5 Tahun 108 (18%)

    Lebih dari 5 Tahun 128 (21%)

    Jabatan Staf 427 (71%)

    Supervisi 121 (20%)

    Manager 48 (8%)

    Direktur 8 (1%)

    Berdasarkan tabel 5 diketahui jumlah subjek berjenis kelamin laki-laki

    dan perempuan memiliki jumlah yang nyaris imbang dengan 44% jumlah

    subjek perempuan dan 56% lain jumlah subjek laki-laki. Begitu juga dengan

    hasil dari subjek menurut status penikahannya, sebanyak 51% merupakan

    karyawan yang sudah menikah sedangkan 49% karyawan lain merupakan

    karyawan yang belum menikah. Bila dilihat dari usia subjek, penelitian ini

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 34

    didominasi oleh karyawan yang berusia 24 hingga 27 tahun yang berjumlah

    253 atau sekitar 42% dari jumlah subjek penelitian.

    Penelitian ini juga didominasi oleh karyawan yang bekerja secara full

    time dengan jumlah responden sebanyak 506 karyawan. Dilihat dari durasi

    kerja dalam seminggu terdapat 55 karyawan atau 9% yang bekerja kurang

    dari 20 jam dalam seminggu. Kemudian dilihat dari masa kerja yang dimiliki

    oleh karyawan sendiri didominasi oleh karyawan yang telah bekerja selama

    satu sampai tiga tahun sebanyak 368 karyawan dan sebanyak 471 karyawan

    bekerja sebagai staf di tempat kerjanya.

    C. Hasil penelitian

    1. Uji Normalitas

    Uji normalitas digunakan untuk melihat normalitas persebaran variabel

    pada penelitian. Data dinyatakan normal jika lebih dari 0,05 (p> 0,05). Uji

    normalitas dilakukan dengan menggunakan metode One Sample

    Kolmogorov Smirnov Test melalui program SPSS for windows versi 22.

    Tabel 6.

    Hasil Uji Normalitas (Kolmogorov Smirnov)

    Variable Kolmogorov Smirnov Signifikansi

    Kualitas Kehidupan Kerja 0,077 0,000

    Uji normalitas pada variable Kualitas Kehidupan Kerja yang dilakukan

    dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov mendapakan hasil sebesar

    0,077 (p=0,00 < 0,05). Hasil tersebut menunjukan bahwa persebaran data

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 35

    variabel Kualitas Kehidupan Kerja tersebut memiliki persebaran yang tidak

    normal.

    Gambar 2.

    Histogram Normalitas

    2. Deskripsi Data Penelitian

    Peneliti melakukan uji analisis skala WRQoL (Work-Related Quality of

    Life). Analisis dilakukan guna mengetahui perspektif subjek terkait Kualitas

    Kehidupan Kerja yang dimilikinya. Deskripsi data tersebut memberikan

    gambaran hasil secara keseluruhan maupun hasil kelompok-kelompok

    tertentu.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 36

    a. Deskripsi Kualitas Kehidupan Kerja secara Keseluruhan

    Tabel 7.

    Deskripsi Data Penelitian

    Variable Skor Teoritis Skor Empiris

    Skor

    Min

    Skor

    Max

    Mean Skor

    Min

    Skor

    Max

    Mean Sig.

    WRQoL 23 115 69 32 106 78,14 0,000

    Hasil dari penelitian menunjukan variable Kualitas Kehidupan

    Kerja memiliki mean teoris sebesar 69 sementara hasil dari mean empiris

    sebesar 78,14. Dari hasil uji tersebut juga diketahui mean empiris

    mendapatkan mean yang lebih tinggi dibandingkan dengan mean teoritis.

    Bila diuji dengan menggunakan one sample t-test diketahui terdapat

    perbedaan signifikan antara mean empiris dan mean teoritis yang

    memiliki nilai signifikasi sebesar 0,000.

    Tabel 8.

    Deskripsi Kategori Skor WRQoL

    Kategori Frekuensi

    Rendah X < 53,7 27

    Rata-rata 53,7 ≤ X < 84,3 393

    Tinggi X ≥ 84,3 184

    Tabel 8 menunjukan kategorisasi dari hasil skala Work-Related

    Quality of Life (WRQoL). Kualitas Kehidupan Kerja dikatakan rendah

    bila memiliki mean kurang dari 53,7. Sekitar 4% dari subjek merasa

    kualitas kehidupan yang dimilikinya termasuk rendah. Disisi lain,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 37

    sebanyak 30% karyawan yang menjadi subjek penelitian memiliki

    Kualitas Kehidupan Kerja yang tinggi. Kategori Kualitas Kehidupan

    Kerja dikatakan tinggi ketika nilai mean yang diperoleh lebih dari 84,3.

    Kualitas Kehidupan Kerja kategori rata-rata diperoleh jika nilai kurang

    dari 84,3 namun lebih dari sama dengan 53,7. Hal ini dirasakan oleh 65%

    karyawan yang menjadi subjek penelitian ini.

    Tabel 9.

    Komponen Skala Work-Related Quality of Life (WRQoL)

    Komponen Work-Related Quality of Life

    (WRQoL) Mean SD

    Kesejahteraan Umum 3,35 0,664

    Tumpang-tindih Keluarga dan Pekerjaan 3,17 0,999

    Kepuasan Kerja 3,61 0,661

    Kontrol Kerja 3,30 0,780

    Kondisi Kerja 3,46 0,868

    Stres Kerja 3,66 0,968

    Tabel 9 menunjukan hasil komponen Kualitas Kehidupan Kerja

    dari setiap komponennya. Hasil tersebut menggambarkan karyawan

    generasi Y merasa cukup puas terhadap pekerjaannya maupun karier

    yang dijalaninya dengan mean sebesar 3,61. Namun, karyawan generasi

    Y juga merasa tekanan yang dialami dalam lingkungan kerjanya

    termasuk cukup tinggi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 38

    b. Deskripsi Kualitas Kehidupan Kerja berdasarkan Jenis Kelamin

    Tabel 10.

    Deskripsi Kualitas Kehidupan Kerja berdasarkan Jenis Kelamin

    Variable Frekuensi Presentas

    e Mean

    SD Sig.

    Jenis Kelamin

    Perempuan 268 44% 76,12 12,931 0,010

    Laki-laki 336 56% 79,12 12,585

    Berdasarkan data tabel 10, menunjukan gambaran hasil dari

    Kualitas Kehidupan Kerja karyawan menurut jenis kelaminnya. Mean

    yang diperoleh oleh subjek berjenis kelamin laki-laki sebesar 79,12

    disertai dengan standar deviasi sebesar 12,585. Hasil menunjukan bahwa

    subjek yang berjenis laki-laki memiliki Kualitas Kehidupan Kerja yang

    lebih baik dibandingkan dengan subjek yang berjenis kelamin

    perempuan.

    Skala WRQoL (Work-Related Quality of Life) juga melakukan uji

    untuk membandingkan perbedaan hasil Kualitas Kehidupan Kerja. Uji

    beda dilakukan dengan menggunakan uji mann-whitney u karena data

    penelitian ini termasuk dalam data non parametrik atau tidak terdistribusi

    dengan normal. Jumlah nilai signifikasi uji beda dikatakan memiliki

    perbedaan jika hasil yang diperoleh dapat kurang dari 0,05. Hasil uji

    perbedaan antara karyawan laki-laki dan perempuan menunjukan nilai

    signifikansi sebesar 0,010 yang menunjukan adanya perbedaan signifikan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 39

    antara Kualitas Kehidupan Kerja karyawan laki-laki dan karyawan

    perempuan.

    Tabel 11.

    Hasil Komponen Skala WRQoL berdasarkan Jenis Kelamin

    Komponen

    WRQoL

    Perempuan Laki-laki Sig.

    Mean SD Mean SD

    Kesejahteraan

    Umum 3,33 0,696 3,37 0,637 0,451

    Tumpang-tindih

    Keluarga dan

    Pekerjaan

    3,14 0,987 3,19 1,010 0,483

    Kepuasan Kerja 3,56 0,703 3,65 0,624 0,117

    Kontrol Kerja 3,13 0,772 3,43 0,762 0,000

    Kondisi Kerja 3,41 0,901 3,51 0,839 0,150

    Stres Kerja 3,66 0,940 3,66 0,991 0,956

    Tabel 11 menggambarkan hasil dari setiap komponen Kualitas

    Kehidupan Kerja menurut jenis kelamin. Baik karyawan yang berjenis

    kelamin laki-laki maupun perempuan merasa stres yang cukup tinggi

    dilingkungan kerjanya. Selain itu, karyawan laki-laki maupun perempuan

    merasa cukup puas dengan pekerjaan serta perkembangan karier yang

    dimilikinya.

    Pada penelitian ini juga dilakukan uji beda antar komponen

    menurut jenis kelaminnya dengan menggunakan uji mann whitney test

    karena data yang tidak terdistribusi dengan normal. Hasil menunjukan

    hanya satu komponen yang memiliki perbedaan signifikan. Komponen

    tersebut adalah Kontrol Kerja yang memperoleh nilai signifikansi sebesar

    0,000.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 40

    c. Deskripsi Kualitas Kehidupan Kerja berdasarkan Status Pernikahan

    Tabel 12.

    Deskripsi Kualitas Kehidupan Kerja berdasarkan Status

    Pernikahan

    Variable Frekuensi Presentase Mean SD Sig.

    Status Pernikahan

    Sudah Menikah 312 52% 79,69 12,443 0,006

    Belum Menikah 292 48% 76,59 12,939

    Tabel 12 memperlihatkan hasil tersebut tersebut menunjukan

    Kualitas Kehidupan Kerja yang dimiliki oleh karyawan yang telah

    menilkah lebih tinggi dibandingkan karyawan yang belum menikah.

    Diketahui terdapat 312 orang karyawan yang sudah menikah

    memperoleh mean Kualitas Kehidupan Kerja sebesar 79,69 diikuti

    dengan standar deviasi sebesar 12,443.

    Uji lain yang dilakukan merupakan uji perbedaan Kualitas

    Kehidupan Kerja antara karyawan yang sudah menikah dan karyawan

    yang belum menikah. Uji yang dilakukan dengan mann-whitney u test

    dapat dikatakan berbeda jika nilai signifikan kurang dari 0,05. Diketahui

    terdapat perbedaan hasil yang signifikan dari Kualitas Kehidupan Kerja

    antara karyawan yang sudah menikah dan yang belum menikah dengan

    nilai signikasi 0,006 atau kurang dari 0,05.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 41

    Tabel 13.

    Hasil Komponen Skala WRQoL berdasarkan Status Pernikahan

    Komponen

    WRQoL

    Sudah Menikah Belum Menikah Sig.

    Mean SD Mean SD

    Kesejahteraan

    Umum 3,45 0,633 3,25 0,681 0,000

    Tumpang-tindih

    Keluarga dan

    Pekerjaan

    3,18 0,995 3,15 1,005 0,949

    Kepuasan Kerja 3,41 0,764 3,57 0,683 0,180

    Kontrol Kerja 3,41 0,762 3,19 0,784 0,000

    Kondisi Kerja 3,52 0,825 3,40 0,909 0,186

    Stres Kerja 3,62 0,971 3,70 0,965 0,113

    Pada tabel 13 menggambarkan hasil dari karyawan yang sudah

    menikah maupun karyawan yang belum menikah. Karyawan yang sudah

    menikah merasa cukup puas dengan lingkungan kerjanya secara fisik

    namun tekanan yang ada ditempatnya dirasa cukup tinggi. Bagi

    karyawan yang belum menikah, kepuasan akan pekerjaan yang dimiliki

    dan karier yang dijalani dianggap memberikan kepuasan yang cukup

    tinggi. Akan tetapi, stres kerja yang cukup tinggi juga dialami oleh

    karyawan yang belum menikah ditempat kerjanya.

    Diketahui juga, karyawan yang sudah menikah memiliki

    Kesejahteraan Umum yang lebih tinggi dibandingkan karyawan yang

    belum menikah dan memiliki perbedaan yang signifikan. Selain itu,

    karyawan yang sudah menikah memiliki Kontrol Kerja yang lebih tinggi

    dibanding karayawan yang belum menikah. Perbedaan Kontrol Kerja

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 42

    karyawan yang sudah menikah dan belum menikah menunjukan

    perbedaan yang signifikan.

    d. Deskripsi Kualitas Kehidupan Kerja berdasarkan Usia

    Tabel 14.

    Deskripsi Kualitas Kehidupan Kerja berdasarkan Usia

    Variable Frekuensi Presentase Mean SD

    Usia

    24-27 253 42% 77,86 12,424

    28-31 146 24% 77,73 12,607

    32-35 117 19% 79,41 13,759

    36-39 88 15% 77,95 12,812

    Penelitian ini membagi usia menjadi empat kelompok untuk

    mempermudah penilaian data. Bila dilihat dari jumlah subjek, hasil

    didominasi oleh karyawan dengan rentang usia 24 hingga 27 tahun

    sebanyak 253 orang yang memiliki mean sebesar 77,86. Akan tetapi,

    hasil mean Kualitas Kehidupan Kerja yang lebih tinggi diperoleh dari

    subjek yang memiliki rentang usia 32 hingga 35 tahun dengan mean

    sebesar 79,41 dan standar deviasi sebesar 13,759. Pada kelompok

    berdasarkan usia tidak dilakukan uji berbedaan karena tidak adanya

    keseimbangan data dari keempat kelompok usia.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 43

    Tabel 15.

    Hasil Komponen Skala WRQoL berdasarkan Usia

    Usia

    Komponen WRQoL

    GWB HWI JCS CAW WCS SAW

    Mean

    (SD)

    Mean

    (SD)

    Mean

    (SD)

    Mean

    (SD)

    Mean

    (SD)

    Mean

    (SD)

    24-27 3,32

    (0,673)

    3,26

    (0,941)

    3,58

    (0,647)

    3,17

    (0,776)

    3,49

    (0,871)

    3,84

    (0,942)

    28-31 3,36

    (0,657)

    3,05

    (1,009)

    3,63

    (0,685)

    3,36

    (0,732)

    3,38

    (0,896)

    3,56

    (0,855)

    32-35 3,45

    (0,639)

    3,16

    (1,050)

    3,62

    (0,680)

    3,45

    (0,760)

    3,49

    (0,837)

    3,60

    (1,051)

    36-39 3,32

    (0,679)

    3.08

    (1,064)

    3,66

    (0,641)

    3,38

    (0,848)

    3,49

    (0,858)

    3,39

    (1,022)

    Keterangan

    GWB : Kesejahteraan Umum

    HWI : Tumpang-tindih Keluarga dan Pekerjaan

    JCS : Kepuasan Kerja

    CAW : Kontrol Kerja

    WCS : Kondisi Kerja

    SAW : Stres Kerja

    Berdasarkan tabel 15 memperlihatkan hasil Kualitas Kehidupan

    Kerja dari setiap komponennya. Bila dilihat hasil dari mean terendah

    diketahui terdapat hanya karyawan yang berusia 24 hingga 27 tahun yang

    memiliki mean terendah pada komponen Kontrol Kerja. Kemudian,

    komponen dengan mean tertinggi diperoleh pada komponen Stres Kerja

    yang dimiliki oleh karyawan yang berusia 24 hingga 27 tahun.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 44

    e. Deskripsi Kualitas Kehidupan Kerja berdasarkan Durasi Kerja dalam

    Seminggu

    Tabel 16.

    Deskripsi Kualitas Kehidupan Kerja berdasarkan Durasi Kerja

    dalam Seminggu

    Variable Frekuensi Presentase Mean

    Skor

    Standar

    Deviasi

    Durasi kerja

    Kurang dari 20 Jam 55 9% 79,00 11,971

    20 - 40 Jam 274 45% 78,87 11,951

    Lebih dari 40 Jam 275 46% 77,24 13,681

    Tabel 16 mengambarkan Kualitas Kehidupan Kerja yang dialami

    oleh karyawan berdasarkan durasi kerjanya selama satu minggu.

    Karyawan memiliki jam kerja kurang dari 20 jam setiap minggunya

    mean skor Kualitas Kehidupan Kerja yang jauh lebih tinggi dibandingkan

    dengan yang lain. Nilai mean yang diperoleh sebesar 79,00 dengan

    diikuti standar deviasi sebesar 11,971.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 45

    Tabel 17.

    Hasil Komponen Skala WRQoL berdasarkan Jam Kerja

    Jam Kerja Komponen WRQoL

    GWB HWI JCS CAW WCS SAW

    Kurang dari 20 Jam

    Mean 3,37 3,31 3,54 3,24 3,58 3,87

    SD 0,612 0,940 0,693 0,769 0,832 1,055

    20 – 40 Jam

    Mean 3,42 3,26 3,63 3,30 3,47 3,66

    SD 0,621 0,914 0,646 0,801 0,844 0,892

    Lebih dari 40 Jam

    Mean 3,29 3,05 3,61 3,32 3,43 3,62

    SD 0,709 1,079 0,682 0,764 0,899 1,020

    Keterangan

    GWB : Kesejahteraan Umum

    HWI : Tumpang-tindih Keluarga dan Pekerjaan

    JCS : Kepuasan Kerja

    CAW : Kontrol Kerja

    WCS : Kondisi Kerja

    SAW : Stres Kerja

    Apabila dilihat dari hasil setiap komponennya karyawan yang

    bekerja kurang dari 20 jam merasakan kepuasan yang cukup tinggi

    namun karyawan tersebut merasa stres yang cukup tinggi ditempat kerja.

    Karyawan yang bekerja selama 20 jam hingga 40 jam merasa tekanan

    yang cukup besar ditempat kerja tetapi karyawan tersebut merasa puas

    dengan perkembangan karier dan pekerjaannya. Hal ini juga dirasakan

    oleh karyawan yang bekerja lebih dari 40 jam setiap minggunya,

    karyawan yang bekerja lebih dari 40 jam juga merasa cukup puas dengan

    perkembangan karier dan pekerjaan namun tekanan pekerjaan yang

    dialami juga cukup tinggi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 46

    f. Deskripsi Kualitas Kehidupan Kerja berdasarkan Lama Kerja

    Tabel 18.

    Deskripsi Kualitas Kehidupan Kerja berdasarkan Lama Kerja

    Variable Frekuensi Presentase Mean SD

    Lama Kerja

    1-3 tahun 368 61% 76,25 12,458

    4-5 tahun 108 18% 77,85 12,160

    Lebih dari 5 tahun 128 21% 78,78 13,922

    Tabel 18 menunjukan gambaran Kualitas Kehidupan Kerja secara

    keseluruhan berdasarkan masa kerjanya. Bila dilihat secara frekuensi

    subjek diketahui karyawan yang bekerja selama satu hingga tiga tahun

    lebih mendominasi namun mereka memiliki mean Kualitas Kehidupan

    Kerja yang lebih rendah dibandingkan yang lain. Hasil mean Kualitas

    Kehidupan Kerja tertinggi diperoleh karyawan yang telah bekerja lebih

    dari lima tahun dengan mean sebesar 78,78 dan standar deviasi sebesar

    13,922.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 47

    Tabel 19.

    Hasil Komponen Skala WRQoL berdasarkan Lama Kerja

    Lama Kerja Komponen WRQoL

    GWB HWI JCS CAW WCS SAW

    1 – 3 Tahun

    Mean