struktur urutan kata bahasa arab dalam koran al …

18
1 Universitas Indonesia STRUKTUR URUTAN KATA BAHASA ARAB DALAM KORAN AL-AHRAM AHMAD FIKRI NOOR WIWIN TRIWINARTI Program Studi Arab Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Juli 2013 Abstrak Penelitian ini membahas urutan kata bahasa Arab dalam media koran Al-Ahram, Mesir periode Nopember 2012. Urutan kata adalah bagian dari kajian sintaksis dan berperan sebagai ciri khas suatu bahasa. Penelitian ini menggunakan teori Shinny yang mengklasifikasikan urutan kata menjadi jumla ismiyya dan jumla fi’liyya dan Holes dengan klasifikasi VSKOMP, SVKOMP, KOMPVS, dan VKOMPS. Teori-teori ini digunakan agar analisis pada korpus data menjadi lebih rinci. Penelitian ini juga memberikan analisis singkat mengenai kesesuaian subjek-predikat berkaitan dengan urutan kata. Penelitian ini memberikan gambaran pemakaian urutan kata yang produktif dengan pembuktian pada korpus data. Berdasarkan penghitungan pada korpus data yang berupa 100 kalimat, jumla fi’liyya muncul pada 80 kalimat sedangkan jumla ?ismiyya muncul pada 20 kalimat. Kata kunci: jumla ismiyya; jumla fi;liyya; VSKOMP; SVKOMP; KOMPVS; VKOMPS Abstract This research analyses Arabic word order in the Al-Ahram Newspaper, Egypt in November 2012. Word order is a part of syntactic research and also characteristic of a language. This research uses Shinny’s theory and Holes’ theory about classification of Arabic word order. Shinny’s theory divide the sentence into jumla ?ismiyya and jumla fi’liyya while Holes’ theory divide the sentence into VSKOMP, SVKOMP, VKOMPS, and KOMPVS sentence. This research also gives a brief analysis about subject-predicate agreement related to the word order. The research gives a description about the productivity of the word order with evidences in the corpus. Based on statistic count from the 100 sentences of corpus, 80 sentences is jumla fi’liyya and 20 sentences is jumla ?ismiyya. Keywords: jumla ?ismiyya; jumla fi’liyya; VSKOMP; SVKOMP; KOMPVS; VKOMPS 1. Latar Belakang Berkaitan dengan gramatika, bahasa-bahasa di dunia memiliki suatu struktur antarkata dalam membangun suatu frasa atau kalimat. Dalam ilmu linguistik, studi gramatikal struktur antarkata ini disebut dengan sintaksis (Kridalaksana 2008: 251). Kajian sintaksis akan menentukan gramatikal atau tidak gramatikalnya suatu kalimat, tafsir ganda, hubungan Struktur Urutan ..., Ahmad Fikri Noor, FIB UI, 2013

Upload: others

Post on 31-Oct-2021

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STRUKTUR URUTAN KATA BAHASA ARAB DALAM KORAN AL …

1

 

Universitas Indonesia

 

STRUKTUR URUTAN KATA BAHASA ARAB DALAM KORAN AL-AHRAM

AHMAD FIKRI NOOR WIWIN TRIWINARTI

Program Studi Arab

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Juli 2013

Abstrak

Penelitian ini membahas urutan kata bahasa Arab dalam media koran Al-Ahram, Mesir periode Nopember 2012. Urutan kata adalah bagian dari kajian sintaksis dan berperan sebagai ciri khas suatu bahasa. Penelitian ini menggunakan teori Shinny yang mengklasifikasikan urutan kata menjadi jumla ismiyya dan jumla fi’liyya dan Holes dengan klasifikasi VSKOMP, SVKOMP, KOMPVS, dan VKOMPS. Teori-teori ini digunakan agar analisis pada korpus data menjadi lebih rinci. Penelitian ini juga memberikan analisis singkat mengenai kesesuaian subjek-predikat berkaitan dengan urutan kata. Penelitian ini memberikan gambaran pemakaian urutan kata yang produktif dengan pembuktian pada korpus data. Berdasarkan penghitungan pada korpus data yang berupa 100 kalimat, jumla fi’liyya muncul pada 80 kalimat sedangkan jumla ?ismiyya muncul pada 20 kalimat. Kata kunci: jumla ismiyya; jumla fi;liyya; VSKOMP; SVKOMP; KOMPVS; VKOMPS

Abstract

This research analyses Arabic word order in the Al-Ahram Newspaper, Egypt in November 2012. Word order is a part of syntactic research and also characteristic of a language. This research uses Shinny’s theory and Holes’ theory about classification of Arabic word order. Shinny’s theory divide the sentence into jumla ?ismiyya and jumla fi’liyya while Holes’ theory divide the sentence into VSKOMP, SVKOMP, VKOMPS, and KOMPVS sentence. This research also gives a brief analysis about subject-predicate agreement related to the word order. The research gives a description about the productivity of the word order with evidences in the corpus. Based on statistic count from the 100 sentences of corpus, 80 sentences is jumla fi’liyya and 20 sentences is jumla ?ismiyya. Keywords: jumla ?ismiyya; jumla fi’liyya; VSKOMP; SVKOMP; KOMPVS; VKOMPS

1. Latar Belakang

Berkaitan dengan gramatika, bahasa-bahasa di dunia memiliki suatu struktur antarkata

dalam membangun suatu frasa atau kalimat. Dalam ilmu linguistik, studi gramatikal struktur

antarkata ini disebut dengan sintaksis (Kridalaksana 2008: 251). Kajian sintaksis akan

menentukan gramatikal atau tidak gramatikalnya suatu kalimat, tafsir ganda, hubungan

Struktur Urutan ..., Ahmad Fikri Noor, FIB UI, 2013

Page 2: STRUKTUR URUTAN KATA BAHASA ARAB DALAM KORAN AL …

2

 

Universitas Indonesia

 

gramatikal, struktur kalimat, serta struktur frasa. Salah satu kajian yang cukup menarik dalam

sintaksis adalah kajian tentang urutan kata.

Menurut Kridalaksana, urutan kata adalah penempatan kata dalam deretan tertentu

menurut norma suatu bahasa, baik dalam tingkat kalimat dan klausa, maupun dalam tingkat

frasa (2008: 251). Dari penjelasan di atas, terlihat bahwa urutan kata merupakan ciri khas dari

suatu bahasa. Jadi, jika seseorang mempelajari suatu bahasa maka pasti akan mempelajari

urutan kata bahasa tersebut.

Kridalaksana menambahkan bahwa terdapat dua jenis urutan kata yang dibagi menurut

sifatnya, yaitu urutan kata bebas dan urutan kata tetap. Urutan kata bebas berarti urutan kata

yang tidak dipakai untuk menandai hubungan gramatikal dan yang dapat diubah tanpa

mengubah atau merusak makna kalimat, terutama terdapat dalam bahasa inflektif yang

strukturnya ditandai oleh morfem terikat. Contohnya Petrus salutat Paulum ‘Petrus

menyalami Paulus’ yang dapat diubah menjadi Paulum salutat Petrus tanpa mengubah

maknanya. Sedangkan urutan kata tetap berarti urutan kata yang dipakai untuk menyatakan

hubungan gramatikal dan yang tidak dapat diubah tanpa mengubah atau merusak makna

kalimat. Contohnya pada struktur SVO bahasa Indonesia dalam kalimat Amin memukul Aman

yang bertentangan dengan Aman memukul Amin (2008: 251).

Penulis mencoba menggambarkan fenomena ini dengan bantuan media cetak koran

sebagai korpus data. Koran yang akan digunakan adalah koran Al-Ahram, Mesir. Koran Al-

Ahram digunakan karena dianggap mampu memberikan sampel-sampel penggunaan bahasa

Arab modern yang produktif. Al-Ahram adalah koran tertua yang ada di Timur Tengah

dengan memulai publikasinya sejak tahun 1875 (Ahram: 2012). Koran Al-Ahram sendiri

merupakan koran yang cukup terdepan karena tidak hanya didistribusikan di Mesir, tetapi

juga di negara-negara Arab lain serta dunia internasional (Encyclopedia: 2012).

Tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah untuk memaparkan urutan kata bahasa

Arab sebagai bagian dari kajian sintaksis. Penulis juga ingin menunjukkan bentuk-bentuk

urutan kata yang produktif dalam bahasa Arab dengan menggunakan korpus data sebagai

sampel penelitian sekaligus menjadi bukti kebenaran metode yang digunakan. Sesuai dengan

latar belakang di atas, penulis akan merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apa saja bentuk urutan kata bahasa Arab yang muncul dalam korpus?

2. Bagaimana produktivitas penggunaan urutan kata bahasa Arab dalam korpus?

Penelitian tentang urutan kata bahasa Arab sangatlah luas sehingga harus dibatasi agar

fokus pada tujuan dapat tercapai. Pertama, bahasa Arab yang dimaksud dalam penelitian ini

Struktur Urutan ..., Ahmad Fikri Noor, FIB UI, 2013

Page 3: STRUKTUR URUTAN KATA BAHASA ARAB DALAM KORAN AL …

3

 

Universitas Indonesia

 

adalah Bahasa Arab modern baku. Dalam penelitian ini, penulis hanya akan meneliti kalimat-

kalimat tunggal atau klausa-klausa tunggal yang muncul dalam korpus data. Penulis tidak

meneliti bentuk kalimat majemuk maupun bertingkat kecuali untuk analisis jumla ?ismiyya

dengan ḵabar berupa kalimat. Penulis juga hanya meneliti isi artikel tidak termasuk judul

karena dianggap perlu dilakukan penelitian lain untuk membahas struktur judul.

Penelitian ini hanya akan meneliti penggunaan bahasa Arab tertulis. Oleh karena itu,

korpus data yang akan digunakan merupakan media cetak. Korpus data yang digunakan untuk

penelitian ini adalah 100 kalimat dan klausa yang berasal dari artikel berita di koran Al-

Ahram, Mesir, versi cetak dan online, tanggal 1-7 November 2012. Dalam satu hari, dipilih

tujuh artikel berita secara acak untuk merepresentasikan penggunaan pola urutan kata bahasa

Arab yang produktif.

2. Tinjauan Pustaka

Kajian urutan kata telah banyak dilakukan oleh para peneliti bahasa di seluruh dunia.

Sebagai bagian dari kajian sintaksis tentunya kajian ini akan meneliti studi gramatikal struktur

antarkata dalam kalimat seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Kajian ini melahirkan

banyak penelitian terhadap berbagai bahasa yang tersebar di seluruh dunia. Penelitian yang

dilakukan cukup beragam, tidak hanya digunakan dalam kajian linguistik non terapan tetapi

juga digunakan untuk kajian bidang terapan.

Aoun, Benmamoun, dan Sportiche pernah melakukan penelitian tentang urutan kata.

Mereka meneliti bentuk kesesuaian antara verba dan subjek, urutan kata, dan konjungsi dalam

beberapa ragam bahasa Arab, yaitu bahasa Arab Libanon, bahasa Arab Maroko, dan bahasa

Arab baku. Dalam penelitian ini mereka menjelaskan kaitan urutan kata dengan kesesuaian

antara verba dan subjek yang terjadi dalam kalimat. Penelitian ini menghasilkan analisis tiga

sistem kesesuaian dari ketiga bahasa tersebut (Aoun 1994: 196). Secara lebih detail, penelitian

ini akan dibahas pada landasan teori.

Penelitian lain tentang urutan kata dilakukan oleh Ma’ruf dalam disertasinya untuk

meraih gelar doktor di Universitas Gadjah Mada. Penelitian ini merupakan studi kontrastif

antara bahasa Arab dan bahasa Indonesia. Ia memaparkan beberapa perbandingan tentang

perbedaan dan pengaruh urutan kata dari kedua bahasa tersebut (Ma’ruf 2004). Penelitian ini

memberikan kesimpulan bahwa bahasa Arab memiliki urutan kata yang lebih bebas daripada

bahasa Indonesia (Ma’ruf 2004: 570). Ia juga menyimpulkan bahwa bahasa Arab dan bahasa

Indonesia memiliki frasa dengan ketegaran yang sama. Artinya apabila urutannya diubah akan

Struktur Urutan ..., Ahmad Fikri Noor, FIB UI, 2013

Page 4: STRUKTUR URUTAN KATA BAHASA ARAB DALAM KORAN AL …

4

 

Universitas Indonesia

 

mengakibatkan ketidakgramatikalan atau perubahan fungsi yang berakibat pada perubahan

makna (Ma’ruf 2004: 578).

Dryer menjelaskan terdapat enam kemungkinan urutan yang logis dari tiga elemen

dalam kalimat (subjek, verba, dan objek). Ia memberikan contoh dengan bentuk urutan kata

yang dominan dari suatu bahasa. Contohnya yaitu bahasa Jepang berpola SOV, bahasa

Mandarin berpola SVO, bahasa Gaelig berpola VSO, bahasa Nias berpola VOS, bahasa

Hixkaryana berpola OVS, dan bahasa Nadëb berpola OSV (Dryer 2005: 330). Seluruh bentuk

urutan ini telah terbukti kebenarannya, tetapi dua bentuk yang terakhir, OVS dan OSV, adalah

bentuk yang langka.

Dalam bidang penerjemahan, Al-Jarf meneliti kesalahan terjemahan urutan kata

Inggris-Arab. Ia melakukan penelitian terhadap 46 mahasiswi jurusan penerjemahan di

College of Languages and Translation (COLT), Universitas King Saud, Riyadh, Arab Saudi.

Kemudian, ia memberikan sebuah tes penerjemahan lalu menganalisa kesalahan yang terjadi.

Penelitian ini menunjukkan ketidakmampuan para mahasiswi untuk mengenali perbedaan

urutan kata antara bahasa Inggris dan bahasa Arab baik dalam konteks sintaktis, pragmatik,

dan semantik (Al-Jarf 2007: 307).

Al-Khresheh melakukan penelitian tentang urutan kata untuk menemukan kesalahan

penggunaan urutan kata bahasa Inggris oleh pelajar Yordania. Perlu diketahui, bahwa bahasa

Inggris di Yordania diajarkan sebagai bahasa asing di tingkat sekolah sampai perguruan

tinggi. Ia menjelaskan bahwa sering kali terjadi kesalahan penggunaan urutan kata terkait

dengan perbedaan dominasi penggunaan urutan kata antara bahasa Arab dengan bahasa

Inggris. Ia melakukan penelitian pada kesalahan-kesalahan ini untuk menemukan masalah

pada proses pembelajaran dan mencari strategi yang tepat untuk menyelesaikan masalah

tersebut. Penelitian ini telah memberikan penjelasan yang logis dalam terjadinya kesalahan

penggunaan urutan kata yang merupakan salah satu kategori sintaksis paling penting dalam

proses akuisisi bahasa kedua. Penelitian ini juga memberikan informasi baru mengenai

pentingnya perbedaan yang sering menimbulkan kebingungan bagi para pembelajar (Al-

Khresheh 2010: 108).

Kajian-kajian terdahulu tentang urutan kata yang penulis sebutkan merupakan bahan

tinjauan yang membantu penulis dalam merumuskan masalah penelitian ini. Penelitian yang

telah disampaikan memiliki banyak ragam dan berbeda baik itu analisis, metode, teori, atau

korpus data yang digunakan. Dari penelitian terdahulu penulis mendapatkan wawasan yang

lebih luas mengenai urutan kata. Penelitian-penelitian tersebut membantu penulis dalam

Struktur Urutan ..., Ahmad Fikri Noor, FIB UI, 2013

Page 5: STRUKTUR URUTAN KATA BAHASA ARAB DALAM KORAN AL …

5

 

Universitas Indonesia

 

menyusun kerangka penelitian lalu menyerap teknis penulisan maupun kerangka pemikiran

sehingga penulisan karya ilmiah ini tidak melebar dan terstruktur.

3. Landasan Teori

Sebelum membahas definisi kalimat, penulis merasa perlu untuk mengetahui definisi

dua unsur penting dalam kalimat, yaitu subjek dan predikat. Menurut Kridalaksana, subjek

adalah bagian klausa yang menandai apa yang dikatakan oleh pembicara. Dalam klausa /jalan

licin berbahaya/ pembicara membicarakan /jalan licin/. Bagian inilah yang disebut subjek

(Kridalaksana 2008: 229). Kridalaksana juga menjelaskan bahwa predikat adalah bagian

klausa yang menandai apa yang dikatakan oleh pembicara tentang subjek. Dengan contoh

yang sama, klausa /jalan licin berbahaya/, pembicara membicarakan /jalan licin/ yang disebut

subjek; tentang /jalan licin/ ia mengatakan /berbahaya/. Bagian inilah yang disebut predikat.

Dalam beberapa bahasa, antara lain dalam bahasa Indo-Eropa, predikat harus mengandung

unsur verbal (Kridalaksana 2008: 198). Dari definisi ini kita dapat menentukan posisi sebuah

kata dalam kalimat.

Kridalaksana memberikan tiga definisi kalimat. Yang pertama, kalimat adalah satuan

bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual

maupun potensial terdiri dari klausa. Kedua, kalimat adalah klausa bebas yang menjadi bagian

kognitif percakapan atau satuan proposisi yang merupakan satu klausa atau merupakan

gabungan klausa, yang membentuk satuan yang bebas seperti jawaban minimal, seruan,

salam, dan sebagainya. Ketiga, yaitu konstruksi gramatikal yang terdiri atas satu atau lebih

klausa yang ditata menurut pola tertentu, dan dapat berdiri sendiri sebagai satu satuan

(Kridalaksana 2008: 103).

Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa kalimat merupakan sebuah satuan makna

yang telah lengkap dan terdiri dari satuan-satuan kecil dari bahasa tersebut. Oleh karena itu,

Alduais menyebutkan bahwa kalimat merupakan satuan terbesar dari suatu bahasa (Alduais

2012: 507).

3.1 Definisi Kalimat Bahasa Arab menurut Shinny, dkk. (1982)

Menurut Shinny, kalimat bahasa Arab atau dikenal juga dengan istilah al-jumla al-

mufi:da (kalimat sempurna) merupakan kalimat yang bermakna dan bermaksud. Definisi ini

menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat sempurna dibutuhkan keterkaitan antarkata yang

saling melengkapi sehingga memunculkan sebuah pesan dari kalimat tersebut. Kemudian, ia

Struktur Urutan ..., Ahmad Fikri Noor, FIB UI, 2013

Page 6: STRUKTUR URUTAN KATA BAHASA ARAB DALAM KORAN AL …

6

 

Universitas Indonesia

 

mengklasifikasikannya menjadi dua, yaitu jumla ?ismiyya dan jumla fi’liyya (Shinny 1982:

2). Penulis memilih untuk menggunakan istilah dengan bahasa Arab daripada menggunakan

istilah kalimat nomina atau kalimat verba. Hal ini dikarenakan perbedaan pendapat tentang

definisi dari istilah tersebut.

Jumla ?ismiyya merupakan kalimat sempurna yang diawali oleh nomina (Shinny

1982: 60). Istilah jumla ?ismiyya ini penulis pertahankan dan tidak menggunakan istilah

kalimat nominal untuk menghindari kesalahan tafsir. Jumla ?ismiyya memiliki ciri khas yaitu

mubtada` dan ḵabar. Mubtada` adalah nomina takrif yang terletak di awal kalimat. Ḵabar

adalah nomina taktakrif yang muncul setelah mubtada` dan berfungsi untuk menyempurnakan

maksudnya (Shinny 1982: 60).

Untuk lebih memahami mubtada’ tentu harus dipahami definisi nomina takrif dalam

bahasa Arab. Menurut Shinny, nomina takrif adalah nomina-nomina yang menunjuk pada

sesuatu yang tertentu dan diketahui. Suatu nomina disebut nomina takrif apabila mengandung

salah satu dari enam unsur ketakrifan. Unsur-unsur tersebut adalah nomina mengandung

artikel takrif, frasa iḍafa, ?ism ‘alam, pronomina persona, pronomina demonstrativa, dan

pronomina relatif (Shinny 1982: 76).

Mubtada’ dan ḵabar, keduanya selalu mengandung penanda kasus nominatif. Ḵabar

juga akan menyesuaikan mubtada’ dalam jenis dan jumlah jika mubtada’ adalah nomina

berakal. Apabila mubtada’ merupakan nomina jamak tidak berakal maka ḵabarnya berbentuk

feminin tunggal.

Ḵabar sendiri dijelaskan oleh Shinny, memiliki beberapa bentuk. Terdapat tiga macam

bentuk ḵabar, yaitu nomina, klausa, dan šibh jumla (Shinny 1982: 76). Dalam kasus-kasus

tertentu, ḵabar dapat menempati posisi di depan mubtada’. Untuk menjadi seperti itu terdapat

beberapa syarat yaitu (Shinny 1982: 89):

(1) Ḵabar berupa salah satu bentuk frasa šibh jumla dan mubtada’ taktakrif.

(2) Ḵabar berupa kata tanya.

(3) Ḵabar dapat juga terletak di depan apabila dalam mubtada’ terdapat kata ganti yang

merujuk ke ḵabar.

Jumla fi’liyya adalah kalimat yang diawali oleh verba. Pada kategori jumla fi’liyya

terdapat unsur yang selalu muncul yaitu fi’l (verba) dan fa:’il (subjek) (Shinny 1982: 82).

Verba yang dimaksud adalah verba yang mewakili tindakan yang dilakukan dalam kalimat

tersebut. Sedangkan subjeknya merupakan nomina yang menjadi pelaku dari tindakan dalam

kalimat tersebut.

Struktur Urutan ..., Ahmad Fikri Noor, FIB UI, 2013

Page 7: STRUKTUR URUTAN KATA BAHASA ARAB DALAM KORAN AL …

7

 

Universitas Indonesia

 

Satu unsur lagi yang juga menjadi komponen dalam jumla fi’liyya jika verbanya

transitif (membutuhkan objek) yaitu maf’ul bih (objek). Maf’ul bih adalah nomina yang

dikenai tindakan oleh pelaku dalam suatu kalimat dan memiliki penanda kasus akusatif

(Shinny 1982: 92).

3.2. Definisi Kalimat Bahasa Arab menurut Holes (1995)

Holes adalah salah satu peneliti bahasa yang membahas urutan kata dalam bahasa

Arab. Menurut Holes, bahasa Arab memiliki empat bentuk urutan kata yang memungkinkan

terjadi dalam sebuah kalimat. Empat urutan tersebut adalah VSKOMP, SVKOMP, VKOMPS,

dan KOMPVS (Holes 1995: 205).

Bentuk VSKOMP (Verba-Subjek-Komplemen) juga banyak dikenal oleh pembelajar

bahasa Arab dengan istilah jumla fi’liya. Istilah ini muncul disebabkan posisi verba yang

berada di awal kalimat. VSKOMP memiliki kecenderungan mengandung maksud yang

berorientasi pada kejadian (Holes 1995: 205). Fokusnya adalah pada ‘apa yang terjadi’ dan

‘bagaimana itu terjadi’. Posisi V dapat diisi dengan verba perfektif dan verba imperfektif.

Secara semantis, penggunaan verba statif maupun dinamis bebas digunakan.

Yang kedua adalah bentuk SVKOMP (Subjek-Verba-Komplemen). Sering disebut

juga dengan istilah jumla ismiya karena letak nomina di awal kalimat. Sebagai alternatif

urutan selain VSKOMP, bentuk ini sering muncul dalam kalimat yang menjelaskan agen dan

pasien dalam suatu karangan (Holes 1995: 205). Entitas yang secara tekstual baru tidak dapat

muncul sebagai S dalam bentuk SVKOMP. Biasanya entitas baru ini secara gramatikal

ditandai dengan bentuk taktakrif. Fungsi tekstual dari urutan ini adalah untuk membawa

informasi baru dalam predikat tentang entitas yang telah diketahui tersebut. Holes juga

menambahkan bahwa karangan eksposisi yang sering menyertakan istilah-istilah pokok atau

menjelaskan struktur dari entitas tersebut dengan komponen-komponennya banyak

menggunakan kalimat dengan bentuk SVKOMP (Holes 1995: 205).

Perlu diketahui, meskipun bentuk VSKOMP cenderung mengandung maksud sebagai

kalimat yang berorientasi pada kejadian, pemilihan urutan ini kembali pada kecenderungan

pribadi penulis. Beberapa jurnalis seringkali menggunakan bentuk SVKOMP untuk

menjelaskan sebuah peristiwa. Hal ini menurut Holes, bisa terjadi karena pengaruh dialek

perkotaan seperti dialek Kairo dan Damaskus yang menggunakan bentuk SVKOMP untuk

seluruh tipe maksud dalam kalimat (Holes 1995: 205). Kemungkinan lain adalah pengaruh

bahasa-bahasa Eropa terutama Inggris yang cenderung menggunakan bentuk SVKOMP dalam

Struktur Urutan ..., Ahmad Fikri Noor, FIB UI, 2013

Page 8: STRUKTUR URUTAN KATA BAHASA ARAB DALAM KORAN AL …

8

 

Universitas Indonesia

 

kalimat (Holes 1995: 205). Pengaruh ini dapat terjadi karena banyak pertukaran berita dan

budaya serta teknologi antara Eropa dan Arab.

Bentuk selanjutnya adalah VKOMPS. Bentuk ini tidak terlalu sering muncul, tetapi

menarik untuk dipelajari. Pola ini sejalan dengan pendapat Holes yang menyatakan bahwa

entitas yang taktakrif tidak bisa menjadi subjek di awal kalimat. Holes menjelaskan bahwa

sebuah subjek taktakrif yang membawa elemen ‘baru’ dalam narasi digeser ke sebelah kanan

komplemen. Sehingga elemen tersebut secara tekstual menempati posisi sebagai elemen ‘yang

diketahui’ (Holes 1995: 206). Elemen ini kemudian dapat menjadi fokus atau tema, dan akan

banyak menempati posisi subjek yang normal dalam pengembangan naskah. Pergeseran

subjek taktakrif dari tempat asalnya ini memberikan efek yang lebih tegas untuk elemen

tersebut.

Kemungkinan urutan selanjutnya adalah KOMPVS. Urutan ini terbentuk dari bentuk

VSKOMP dengan KOMP dimajukan ke posisi sebelum verba. Jika dalam kalimat nominal

urutan yang normal adalah SKOMP maka dapat juga dibalik dan mirip dengan bentuk

KOMPVS (Holes 1995: 207).

3.3 Sifat Urutan Kata Bahasa Arab

Seperti yang dijelaskan oleh Kridalaksana dalam bab pendahuluan tentang jenis-jenis

urutan kata bahwa terdapat dua jenis urutan kata yang dibedakan menurut sifatnya, yaitu

urutan kata bebas dan urutan kata tetap. Urutan kata bebas berarti urutan kata yang tidak

dipakai untuk menandai hubungan gramatikal dan yang dapat diubah tanpa mengubah atau

merusak makna kalimat, terutama terdapat dalam bahasa inflektif yang strukturnya ditandai

oleh morfem terikat. Alduais mengatakan bahwa urutan kata dalam struktur kalimat tunggal

bahasa Arab bersifat bebas (Alduais 2012: 509). Ia menyatakan bahwa bahasa Arab menerima

struktur baik S+V+(Komp) atau V+S+(Komp). Akan tetapi, ia menambahkan bahwa

perubahan urutan kata tersebut harus mematuhi kaidah kesesuaian subjek-predikat dalam

bahasa Arab (Alduais 2012: 511). Oleh karena itu, setelah ini akan dibahas kesesuaian subjek-

predikat dalam urutan kata bahasa Arab.

3.4 Kesesuaian Subjek-Predikat dalam Urutan Kata Bahasa Arab

Dalam bahasa Arab modern baku, terdapat ciri khas yaitu kesesuaian yang berkaitan

dengan urutan kata. Kesesuaian jumlah akan bergantung pada posisi S yang berdiri sendiri

dan V dalam satu kalimat. Jika V mendahului S, maka V akan menyesuaikan jenis S tapi tidak

Struktur Urutan ..., Ahmad Fikri Noor, FIB UI, 2013

Page 9: STRUKTUR URUTAN KATA BAHASA ARAB DALAM KORAN AL …

9

 

Universitas Indonesia

 

menyesuaikan jumlahnya. Jadi, jika V muncul sebelum S, maka V akan berbentuk tunggal

apa pun jumlah S. Akan tetapi, jika S muncul di awal maka V akan menyesuaikan baik

jumlah maupun jenisnya (Aoun 1994: 197).

4. Analisis Struktur Urutan Kata

Analisis urutan kata bahasa Arab berikut ini merupakan hasil analisis dari 100 korpus

yang berupa kalimat atau klausa tunggal. Analisis ini akan diklasifikasikan menjadi beberapa

bagian sesuai dengan landasan teori yang telah dijelaskan sebelumnya. Hal ini digunakan

untuk memberikan analisis yang mendalam pada setiap klasifikasi dan memudahkan proses

pembacaan analisis ini.

4.1 Analisis Struktur Urutan Kata Jumla ?ismiyya

Seperti yang telah dijelaskan pada bab landasan teori, jumla ?ismiyya merupakan

kalimat yang diawali dengan nomina (Shinny 1982: 60). Oleh karena itu, rumus pola urutan

kata dalam kalimat ini adalah:

Subjek (Nomina) – Predikat

Subjek, yang menjadi kata awal pada jumla ?ismiyya, harus diisi oleh nomina

sedangkan predikat tidak harus berupa nomina. Mengacu pada pendapat Shinny, maka subjek

pada jumla ?ismiyya disebut sebagai mubtada’ dan predikat disebut sebagai ḵabar.

Nomina yang berada di awal kalimat dan mengandung artikel takrif merupakan salah

satu jenis mubtada’. Berikut adalah contoh kalimat yang ditemukan pada korpus:

االحكومة قامت بتطبیيق بعض االتجارربب االراائدةة (1)S:nomina+artikel takrif (Mubtada’) P:Ḵabar

al-ḥuku:ma qa:ma-t bi taṭbi:q

pemerintah melakukan konj. pelaksanaan

ba’ḍa al-taja:rib al-ra:?ida

sebagian percobaan permulaan

‘Pemerintah melaksanakan sebagian percobaan permulaan.’

Kata /al-ḥuku:ma/ adalah nomina yang mengandung artikel takrif /al-/ dengan bentuk

dasarnya yaitu /ḥuku:ma/. Nomina ini menjadi mubtada’ pada kalimat (1). Nomina ini juga

memenuhi unsur sebagai mubtada’ yaitu harus berupa nomina takrif. Sedangkan klausa

/qa:mat bi taṭbi:q ba’ḍa al-taja:rib al-ra:?ida/ adalah ḵabar yang berupa jumla fi’liyya.

Struktur Urutan ..., Ahmad Fikri Noor, FIB UI, 2013

Page 10: STRUKTUR URUTAN KATA BAHASA ARAB DALAM KORAN AL …

10

 

Universitas Indonesia

 

Pada jumla ?ismiyya, ḵabar merupakan unsur yang selalu melengkapi mubtada’.

Ḵabar dalam jumla ?ismiyya dapat berupa nomina, kalimat, atau šibhu jumla. Salah satu

bentuk ḵabar adalah berupa nomina. Berikut adalah kalimat dalam korpus yang mengandung

ḵabar berupa nomina:

االنتیيجة إإیيجابیية للترجى االتونسي (2)S:N P:Ḵabar berupa nomina (Komp)

al-nati:ja ?i:ja:biyya li al-taraji: al-tu:nusiy

hasil-itu positif untuk Esperance Tunisia

‘Hasil itu positif untuk Esperance Tunisia.’

Kalimat (2) menunjukkan kata /?i:ja:biyya/ yang berupa nomina taktakrif dan terletak

setelah kata /al-nati:ja/. Kata /?i:ja:biyya/ menjadi predikat dalam kalimat ini. Frasa /li al-

taraji: al-tu:nusiy/ adalah komplemen. Sesuai dengan teori Shinny, ḵabar yang berupa

nomina harus bersifat taktakrif.

Ḵabar berupa jumla ?ismiyya adalah ḵabar yang mengandung mubtada’ dan ḵabar di

dalamnya. Berikut adalah contoh kalimat yang ditemukan dalam korpus:

كل ما یينشر بالصحف عن ھھھهذاا االموضوعع ھھھهو كذبب (3)S P: Ḵabar J. ?ismiyya

kullu ma: ya-nšuru bi al-ṣuhuf-i ‘an haḏa al-mawḍu:’ huwa kaḍb

Setiap sesuatu terbit-3mtg di koran tentang ini masalah dia-3mtg kebohongan

‘Segala sesuatu yang terbit di koran tentang masalah ini adalah kebohongan.’

Dalam kalimat tersebut terdapat ḵabar berupa klausa /huwa kaḍb/. Secara terpisah

klausa ini dapat diterjemahkan menjadi ‘ini/itu adalah sebuah kebohongan’. Dari klausa

tersebut dapat ditemukan bahwa kata huwa adalah mubtada’ dan /kaḍb/ adalah ḵabar. Apabila

dirinci lagi, kata /huwa/ adalah pronomina orang ketiga tunggal (pronomina pasti takrif) dan

kaḍb adalah nomina taktakrif. Ḵabar berupa jumla ?ismiyya tersebut melengkapi mubtada’

yang berupa frasa /kullu ma: ya-nšuru bi al-ṣuhufi ‘an haḏa al-mawḍu:’/.

4.2 Analisis Urutan Kata Jumla Fi’liyya

Sesuai dengan teori Shinny, Jumla Fi’liyya adalah kalimat yang diawali oleh verba

(Shinny 1982: 82). Dari teori tersebut maka jumla fi’liyya dapat dirumuskan sebagai berikut:

Predikat (Verba) – Subjek (Nomina)

Dalam struktur jumla fi’liyya, terdapat kalimat yang mengandung objek dan tidak.

Shinny menyebut objek dalam jumla fi’liyya dengan istilah maf’ul bih (Shinny 1982: 92).

Struktur Urutan ..., Ahmad Fikri Noor, FIB UI, 2013

Page 11: STRUKTUR URUTAN KATA BAHASA ARAB DALAM KORAN AL …

11

 

Universitas Indonesia

 

Sehingga dalam analisis ini, penulis akan membedakan jumla fi’liyya tanpa objek dan jumla

fi’liyya yang memiliki objek. Karena pada korpus ditemukan kalimat dengan pola yang serupa

dengan tipe VKOMPS milik Holes maka kalimat tersebut akan dibahas juga dalam klasifikasi

yang berbeda. Berikut adalah hasil analisis jumla fi’liyya dalam korpus.

Berikut adalah jumla fi’liyya intransitif:

تعاددلل فریيقا االأھھھهلي وو االترجى االتونسي (4)V:VP S:N

ta-’a:dal-a fari:qa: al-ahliy wa al-turja: al-tu:nusiy

imbang klub-dual Al-Ahli dan Esperance Tunisia

‘Klub Al-Ahli dan Esperance, Tunisia, saling imbang.’

Kalimat di atas, diawali oleh verba /ta’a:dala/ dan diikuti oleh subjek berupa frasa

/fari:qa: al-ahliy wa al-turja: al-tu:nusiy/. Verba tersebut menjelaskan pekerjaan yang

dilakukan oleh subjek pada kalimat di atas. Kalimat ini dapat dinyatakan sebagai jumla

fi’liyya karena diawali oleh verba.

Jumla Fi’liyya memiliki ciri khas lain yaitu keberadaan objek untuk verba transitif.

Objek atau yang disebut juga dengan maf’ul bih adalah nomina yang dikenai tindakan oleh

pelaku dalam suatu kalimat dan memiliki penanda kasus akusatif (Shinny 1982: 82). Berikut

adalah kalimat yang memiliki objek:

یيرفض االمتظاھھھهروونن االماددةة االثانیية (5)V:VI S:N O:N

ya-rfuḍ-u al-mutaẓa:hir-u:na al-ma:da-ta al-ṯa:niya-ta

menolak-3mtg demonstran—itu-jamak pasal-itu-aku. kedua-itu-aku.

‘Para demonstran menolak pasal kedua itu.’

Pada kalimat (5), terdapat verba /yarfuḍu/ yang menerangkan pekerjaan dari subjek

/al-mutaẓa:hiru:na/. Kemudian, frasa /al-ma:da-ta al-ṯaniya-ta/ adalah objek dalam kalimat

tersebut. Frasa ini memiliki penanda kasus akusatif sehingga menjelaskan posisinya sebagai

objek dalam kalimat.

Sesuai dengan analisis yang telah dipaparkan, teori Shinny tentang jumla fi’liyya dapat

dinyatakan sebagai kalimat dengan urutan kata VSO. Hal ini terlihat dari letak verba pada

jumla fi’liyya yang selalu berada di awal kalimat.

Hanya terdapat satu kalimat dalam korpus yang diawali oleh verba kemudian diikuti

oleh komplemen yang berupa objek. Berikut adalah kalimat tersebut:

Struktur Urutan ..., Ahmad Fikri Noor, FIB UI, 2013

Page 12: STRUKTUR URUTAN KATA BAHASA ARAB DALAM KORAN AL …

12

 

Universitas Indonesia

 

أأدداارر االلقاء االحكم االجزاائريي جمالل حیيمودديي (6)V:VP O:N S:frasa

ada:ra al-liqa:? al-hakam al-jaza:?iriy jama:l hi:mu:di:

memimpin-3mtg pertemuan-itu wasit Aljazair Jamal Hemoudi

‘Wasit Aljazair, Jamal Hemoudi, memimpin pertemuan itu.’

Pada kalimat (6) terdapat verba /ada:ra/ yang menjadi pekerjaan kemudian diikuti

nomina /al-liqa:?/ yang berfungsi sebagai objek. Setelah itu, terdapat frasa /al-hakam al-

jaza:?iriy jama:l hi:mu:di:/ yang menjadi subjek. Berbeda dengan contoh-contoh jumla

fi’liyya yang telah dibahas sebelumnya, kalimat ini justru meletakkan objek setelah verba.

Karena teori Shinny hanya menekankan definisi jumla fi’liyya dengan acuan verba terletak di

awal kalimat, maka penulis mengklasifikasikan kalimat ini sesuai dengan teori Holes yaitu

kalimat VKOMPS.

4.3 Analisis Sifat Urutan Kata Bahasa Arab

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan sebelumnya pada jumla ?ismiyya dan jumla

fi’liyya dinyatakan bahwa bahasa Arab memiliki dua pola urutan kata yang produktif, yaitu

VSO dan SVO. Berikut contoh kalimat bertipe VSO atau jumla fi’liyya:

تزاایيدتت ااعداادد االمتظاھھھهریين (7)V:VP S:N

taza:yada-t a’da:d al-mutaẓa:hir-i:na

bertambah-3ftg jumlah demonstran—itu-jamak

‘Jumlah demonstran itu bertambah.’

Pada kalimat (7) terbukti bahwa bahasa Arab menerima struktur verba-subjek-(komplemen).

Kemudian, berikut adalah contoh jumla ?ismiyya:

االأھھھهلي أأھھھهدرر فرصا عدیيدةة للتسجیيل (8) S V (Komp)

al-?ahliy ?ahdara furaṣ-an ‘adi:da li al-tasji:l

Al-Ahli membuang-3mtg kesempatan-jam. banyak untuk mencetak gol

‘Al-Ahli membuang banyak kesempatan untuk mencetak gol.’

Pada kalimat (8) terlihat strukturnya adalah subjek-verba-(komplemen).

Jadi, dari kalimat (7) dan (8) dapat disimpulkan bahwa bahasa Arab menerima struktur

V+S+(KOMP) dan S+V+(KOMP). Keduanya dapat memiliki atau tidak memiliki

komplemen. Akan tetapi, harus diingat bahwa perubahan urutan kata pada subjek-predikat

Struktur Urutan ..., Ahmad Fikri Noor, FIB UI, 2013

Page 13: STRUKTUR URUTAN KATA BAHASA ARAB DALAM KORAN AL …

13

 

Universitas Indonesia

 

harus mengikuti kaidah kesesuian. Oleh karena itu, setelah ini akan diberikan analisis

mengenai kesesuaian subjek-predikat.

4.4 Analisis Kesesuaian Subjek-Predikat pada Jumla ?ismiyya dan Jumla Fi’liyya

Kesesuaian subjek-predikat dalam urutan kata merupakan hal yang tidak dapat

terpisahkan. Hal ini terjadi karena kesesuaian subjek-predikat bahasa Arab memiliki aturan

yang berbeda pada setiap urutan kata. Berikut adalah analisis terkait dengan kesesuaian

subjek-predikat dengan menggunakan kalimat bersubjek nomina dengan jumlah jamak dan

jenis maskulin.

یيرفض االمتظاھھھهروونن (9)V S

ya-rfuḍ-u al-mutaẓa:hir-u:na

menolak-3mtg demonstran—itu-jamak

‘Para demonstran menolak.’

ونناالمتظاھھھهروونن یيرفض (10)

S V

al-mutaẓa:hir-u:na ya-rfuḍ-u:na

demonstran—itu-jamak menolak-3mj

‘Para demonstran menolak.’

االمتظاھھھهروونن وننیيرفض (11)

V S

*ya-rfuḍ-u:na al-mutaẓa:hir-u:na

menolak-3mtg demonstran—itu-jamak

االمتظاھھھهروونن یيرفض (12)S V

*al-mutaẓa:hir-u:na ya-rfuḍ-u

demonstran—itu-jamak menolak-3mtg

Kalimat (9) menunjukkan kesesuaian subjek-predikat dalam kalimat berpola V-S.

Kalimat ini mengikuti aturan kesesuaian pada kalimat V-S. Hal ini dibuktikan oleh verba

dalam kalimat tersebut yang mengikuti jenis subjeknya. Kemudian pada kalimat (10) terdapat

kalimat berpola S-V. Verba dalam kalimat ini menyesuaikan jumlah dan jenis subjeknya. Hal

ini sesuai dengan teori Aoun.

Struktur Urutan ..., Ahmad Fikri Noor, FIB UI, 2013

Page 14: STRUKTUR URUTAN KATA BAHASA ARAB DALAM KORAN AL …

14

 

Universitas Indonesia

 

Kalimat (11) dan kalimat (12) dianggap tidak gramatikal karena tidak mematuhi

aturan kesesuaian subjek-predikat sesuai dengan pernyataan Aoun. Oleh karena itu kalimat ini

ditandai dengan tanda bintang.

4.5 Produktivitas Urutan Kata pada Korpus Data

Sebelum dilakukan analisis pada urutan kata, penulis akan memaparkan hasil analisis

produktivitas urutan kata pada korpus. Analisis ini dilakukan dengan menghitung jumlah

kalimat yang muncul dengan klasifikasi sesuai dengan teori. Berikut ini adalah grafik yang

menjelaskan produktivitas urutan kata pada korpus:

Gambar 1

Pada gambar 1 terlihat produktivitas pola urutan kata yang muncul dalam korpus. Dari

100 kalimat dan klausa, terdapat 80 kalimat dan klausa yang merupakan jumla fi’liyya dan 20

kalimat dan klausa yang merupakan jumla ?ismiyya. Hal ini menunjukkan bahwa

produktivitas jumla fi’liyya pada korpus lebih tinggi dari jumla ?ismiyya.

Secara lebih rinci, berikut ini adalah produktivitas jumla fi’liyya dibagi sesuai dengan

klasifikasi pada teori.

Gambar 2

Gambar 2 menjelaskan produktivitas jumla fi’liyya. Dari 80 kalimat dapat

diklasifikasikan, yaitu 43 kalimat merupakan jumla fi’liyya dengan objek, 36 kalimat

merupakan jumla fi’liyya tanpa objek, dan satu kalimat yang oleh Holes disebut kalimat

berpola VKOMPS.

Struktur Urutan ..., Ahmad Fikri Noor, FIB UI, 2013

Page 15: STRUKTUR URUTAN KATA BAHASA ARAB DALAM KORAN AL …

15

 

Universitas Indonesia

 

Berdasarkan gambar 1 jumla ?ismiyya muncul sebanyak 20 kalimat pada korpus.

Berikut adalah produktivitas pada jumla ?ismiyya yang diklasifikasikan sesuai dengan teori.

Gambar 3

Gambar 3 menjelaskan bahwa dari 20 jumla ismiyya terdapat lima klasifikasi

berdasarkan jenis mubtada’. Jenis mubtada’ yang paling banyak muncul pada korpus adalah

mubtada’ berupa nomina dengan artikel takrif dengan sembilan kalimat. Mubtada’ berupa

pronomina demonstrativa dengan enam kalimat. Kemudian, mubtada’ berupa frasa iḍafa

dengan tiga kalimat. Paling sedikit adalah mubtada’ berupa pronomina persona dan ism ‘alam

dengan masing-masing satu kalimat.

Gambar 4

Pada gambar 4 dijelaskan produktivitas untuk kategori jumla ?ismiyya. Dari 20

kalimat, tujuh kalimat merupakan kalimat dengan ḵabar berupa nomina, dua kalimat dengan

ḵabar berupa jumla ?ismiyya, sembilan kalimat dengan ḵabar berupa jumla fi’liyya, dan dua

kalimat dengan ḵabar berupa šibh jumla.

5. Kesimpulan

Analisis urutan kata bahasa Arab dengan korpus data berupa 100 kalimat atau klausa

ini memberikan beberapa kesimpulan. Kesimpulan-kesimpulan ini muncul dari analisis pada

korpus yang berlandaskan pada teori-teori.

Struktur Urutan ..., Ahmad Fikri Noor, FIB UI, 2013

Page 16: STRUKTUR URUTAN KATA BAHASA ARAB DALAM KORAN AL …

16

 

Universitas Indonesia

 

Kesimpulan pertama menyatakan bahwa jumla ?ismiyya versi Shinny serupa dengan

SVKomp versi Holes. Jumla ?ismiyya juga merupakan bentuk kalimat dengan urutan kata

SVO atau Subjek – Predikat. Hasil ini didapat berdasarkan analisis pada bentuk-bentuk jumla

?ismiyya dan unsur-unsurnya.

Kedua, jumla fi’liyya serupa dengan VSKomp versi Holes. Jumla fi’liyya kemudian

dapat dinyatakan sebagai bentuk kalimat dengan urutan kata VSO atau Predikat – Subjek.

Hasil ini didapat berdasarkan analisis pada bentuk-bentuk jumla fi’liyya dan unsur-unsurnya.

Selain kesamaan teori, Shinny dan Holes memiliki beberapa perbedaan pendapat.

Shinny mengklasifikasikan kalimat berdasarkan pada kata yang menjadi awal dari kalimat

tersebut. Jadi, apabila kalimat tersebut diawali nomina maka termasuk dalam jumla ?ismiyya

sedangkan jika diawali verba maka disebut dengan jumla fi’liyya. Shinny juga tidak

menjelaskan perbedaan klasifikasi pada elemen pengisi objek. Hal ini berbeda dengan teori

Holes yang mengklasifikasi kalimat sesuai dengan jabatan unsur tersebut.

Selain itu, bahasa Arab termasuk dalam bahasa yang berurutan kata bebas.

Kesimpulan ini berdasarkan analisis pertukaran posisi verba dan subjek dalam kalimat.

Apabila dengan struktur yang sama, maka posisi subjek dan verba dapat saling bertukar. Akan

tetapi, perlu diperhatikan sistem kesesuaian yang berpengaruh pada posisi subjek-predikat

dalam kalimat.

Terakhir, kesesuaian subjek-predikat bahasa Arab ternyata berkaitan erat dengan

urutan kata. Terbukti dengan hasil analisis ditemukan bahwa terdapat beberapa aturan

kesesuaian yang harus dipatuhi pada setiap pola urutan kata. Kesimpulan tersebut ditemukan

berdasarkan analisis pada korpus data. Teori KompVS belum bisa dibuktikan dalam analisis

karena tidak ditemukan dalam korpus.

Penelitian ini hanya bagian kecil dari kajian urutan kata khususnya urutan kata bahasa

Arab. Keterbatasan korpus data dan waktu membuat penelitian ini sebatas pada tulisan yang

telah disajikan. Penulis berharap dari penelitian ini dapat dilanjutkan dengan penelusuran

lebih mendalam urutan kata bahasa Arab dengan menambah penelitian pada bentuk frasa atau

penelitian mengenai konsep pragmatik ‘penekanan akhir’ milik Holes yang sempat

disinggung pada teori.

Struktur Urutan ..., Ahmad Fikri Noor, FIB UI, 2013

Page 17: STRUKTUR URUTAN KATA BAHASA ARAB DALAM KORAN AL …

17

 

Universitas Indonesia

 

DAFTAR PUSTAKA

Ahram Online. http://english.ahram.org.eg/UI/Front/Aboutus.aspx diakses pada 04 Desember

2012.

Al-Jarf, Reima Sado. 2007. SVO Word Order Errors in English-Arabic Translation. Meta:

Translators Journal, 52:2, 299-308.

Al-Khresheh, Mohammad Hamad. 2010. Interlingual Interference in The English Language

Word Order Structure of Jordanian EFL Learners. European Journal of Social

Sciences, 16:1, 105-116.

Alduais, Ahmed Mohammed Saleh. 2012. Simple Sentence Structure of Standard Arabic

Language and Standard English Language: A Contrastive Study. International Journal

of Linguistics, 4:4, 500-524.

Aoun, Joseph, Elabbas Benmamoun, dan Dominique Sportiche. 1994. Agreement, Word

Order, and Conjunction in Some Varieties of Arabic. Linguistic Inquiry, 25:2, 195-

220.

Baalbaki, Rohi. 2004. Al-Mawrid: A Modern Arabic-English Dictionary. Beirut: Dar el-Ilm

Lilmalayin.

Dryer, Matthew S. 2005. Order of Subject, Object, and Verb. The World Atlas of Language

Structure, 330-331.

Echols, John M. dan Hasan Syadily. 2000. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

Encyclopedia Britannica. http://www.britannica.com/EBchecked/topic/10277/Al-Ahram

diakses pada 04 Desember 2012.

Holes, Clive. 1995. Modern Arabic. London: Longman.

Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Ma’ruf, Amir. 2004. Pola Urutan Kata Bahasa Arab: Studi Gramatika Kontrastif dengan

Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

Shinny, Mahmud Ismail (ed). 1982. Al-Qawa’id al-Arabiyah al-Muyassarah: Al-Kitab al-

Awwal. Riyadh: Imadah Syuun al-Maktabat Jam’iyah al-Mulk Su’ud.

_____________. 1982. Al-Qawa’id al-Arabiyah al-Muyassarah: Al-Kitab al-Tani. Riyadh:

Imadah Syuun al-Maktabat Jam’iyah al-Mulk Su’ud.

Struktur Urutan ..., Ahmad Fikri Noor, FIB UI, 2013

Page 18: STRUKTUR URUTAN KATA BAHASA ARAB DALAM KORAN AL …

18

 

Universitas Indonesia

 

Wastono, Afdol Tharik. “Kongruensi dan Reksi dalam Bahasa Arab: sebuah Kajian Sintaktis”

(Tesis Magister, Fakultas Sastra, Universitas Indonesia, Depok, 1997).

Wehr, Hans. 2000. A Dictionary of Modern Written Arabic. Edisi Keempat. Beirut: Librairie

du Liban.

Struktur Urutan ..., Ahmad Fikri Noor, FIB UI, 2013