struktur penulisan proposal penelitian kuantitatif

Upload: wildan-solo

Post on 06-Jul-2015

1.921 views

Category:

Documents


51 download

TRANSCRIPT

STRUKTUR PENULISAN PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Identifikasi Masalah C. Pembatasan Masalah D. Rumusan Masalah E. Manfaat Penelitian BAB II. KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS A. Kajian Teoretis B. Kerangka Berpikir C. Hipotesis BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian B. Tempat dan Waktu Penelitian C. Metode Penelitian D. Populasi, Sampel, dan Sampling E. Teknik Pengumpulan Data F. Teknik Analisis Data G. Hipotesis Statistik DAFTAR PUSTAKA

PENJELASAN SINGKAT ELEMEN DALAM PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF 1. Halaman Judul Judul penelitian hendaknya ditulis secara ringkas tetapi lengkap. Elemen-elemen yang seyogyanya ada dalam judul adalah nama variabel, hubungan antar variabel, metode penelitian, lokasi penelitian, dan tahun penelitian. Gaya penulisan judul disesuaikan dengan selera penulis/pembimbing. 2. Halaman Pengesahan Halaman ini bersisi persetujuan komisi pembimbing tentang proposal penelitian yang diajukan oleh mahasiswa. Persetujuan tersebut diberikan dalam bentuk tanda tangan dari komisi pembimbing, yang biasanya berjumlah dua orang untuk skripsi/tesis dan tiga orang untuk disertasi. 3. Daftar Isi Daftar isi ditulis dengan format sebagaimana daftar isi pada struktur penulisan proposal di atas. Masing-masing butir/elemen dalam daftar isi diikuti nomor halaman. 4. Latar Belakang Masalah Bagian ini pada dasarnya berisi alasan yang melatarbelakangi dilaksanakannya penelitian dengan topik sebagaimana tercermin dalam judul. Untuk itu perlu dikemukakan beberapa hal sebagai berikut: Apa pentingnya masalah tersebut diteliti? Sudah adakah penelitian serupa yang dilaksanakan? Apabila sudah, apa perbedaan penelitian yang akan dilaksanakan dengan penelitian yang telah ada? 5. Identifikasi Masalah Dari uraian dalam Latar Belakang Masalah, diharapkan muncul berbagai persoalan yang terkait terutama dengan variabel terikat (Y). Oleh karena itu, dalam bagian ini diidentifikasikan berbagai persoalan/masalah tersebut. Biasanya identifikasi masalah dirumuskan dalam bentuk pertanyaan dan ditulis dalam bentuk paragraf. Jumlah masalah yang diidentifikasi dalam bagian ini dapat berkisar antara 5 hingga 10 buah. 6. Pembatasan Masalah Karena terbatasnya kemampuan peneliti (baik kemampuan metodologis maupun finansial/logistik) dan terbatasnya waktu, maka berbagai persoalan yang telah teridentifikasi tidak mungkin dapat ditangani oleh peneliti sekaligus. Oleh karena itu, dalam bagian ini peneliti membatasi lingkup penelitian yang akan digarap. Pembatasan tersebut menyangkut penentuan jenis dan jumlah variabel bebas dan variabel terikat serta hubungan antara keduanya. 7. Rumusan Masalah Atas dasar pembatasan masalah di atas, peneliti merumuskan masalah penelitiannya secara jelas. Rumusan masalah dalam penelitian kuantitatif yang menguji hipotesis pada umumnya diformulasikan dalam bentuk kalimat tanya ya/tidak (yes/no question). Pertanyaan tersebut hendaknya bersifat jelas, operasional, dan terukur.

8. Manfaat Penelitian Dalam bagian ini dikemukakan manfaat yang dapat dipetik apabila penelitian telah terlaksana. Manfaat tersebut dapat berupa manfaat praktis maupun manfaat teoretis. Uraian tentang manfaat tersebut hendaknya bersifat spesifik, yang terkait langsung dengan topik penelitian. Hendaknya dihindarkan uraian tentang manfaat yang terlalu umum dan bombastis. 9. Kajian Teori Bagian ini berisi deskripsi teori yang relevan dengan masalah/variabel yang akan dikaji. Apabila suatu penelitian melibatkan dua variabel , maka dalam bagian ini perlu diuraiakan teori tentang masing-masing variabel itu. Proses yang perlu dilalui untuk melakukan kajian teoretis setiap variabel adalah sebagai berikut: memilih beberapa sumber teori yang relevan, mendeskripsikan masing-masing teori, melakukan analisis kritis terhadap masing-masing teori, melakukan komparasi antar teori berdasarkan hasil analisis kritis tersebut, dan membuat sintesis. Hendaknya dihindari penulisan kajian teoretis yang hanya berupa kompilasi pendapat orang lain. 10. Kerangka Berpikir Apabila dalam Bagian Kajian Teori peneliti hanya mendeskripsikan teori untuk masingmasing variabel, maka dalam Bagian Kerangka Berpikir peneliti mencoba membuat kaitan antarvariabel. Kerangka berpikir pada dasarnya berupa uraian yang rasional tentang hubungan antarvariabel tersebut berdasarkan konsep-konsep yang telah diuraikan dalam kajian teori. Dengan kekuatan analisis dan style-nya sendiri peneliti membuat kaitan antara variabel bebas dan variabel terikat. Untuk memperkuat uraiannya itu peneliti dapat mengutip hasil penelitian orang lain yang relevan. Kerangka berpikir ini digunakan sebagai landasan untuk merumuskan hipotesis. 11. Hipotesis Hipotesis pada dasarnya merupakan jawaban teoretis atas masalah yang diajukan. Oleh karena itu, hipotesis dirumuskan dalam bentuk kalimat pernyataan. Hipotesis diajukan berdasarkan kerangka berpikir yang telah dibuat. Ketepatan hipotesis tergantung pada ketajaman kerangka berpikirnya, dan ketajaman kerangka berpikir sebagian ditentukan oleh kedalaman kajian teorinya. 12. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian dirumuskan secara spesifik berdasarkan masalah yang dikaji. Dalam beberapa hal tujuan penelitian merupakan parafrase dari rumusan masalah. Namun demikian rumusan lain dapat digunakan sepanjang relevan dengan masalahnya. Hendaknya dihindari rumusan tujuan penelitian yang terlalu umum. 13. Tempat dan Waktu Penelitian Dalam bagian ini dijelaskan tempat dan waktu penelitian. Ketika menjelaskan tempat penelitian, peneliti belum menyinggung subjek penelitian. Yang dijelaskan hanya tempatnya. Sementara itu, waktu penelitian mengacu pada rentang waktu yang digunakan untuk melaksanakan penelitian, dari perencanaan hingga pelaporan.

14. Metode Penelitian Dalam bagian ini dijelaskan metode penelitian yang digunakan (misalnya, metode eksperimen) sesuai dengan masalahnya. Yang perlu dijelaskan adalah konsep motode yang digunakan itu, rancangan, dan variabelnya. Dalam kaitannya dengan variabel penelitian, peneliti perlu menjelaskan jenis variabel, definisi operasional variabel, dan hubungan antar variabel. 15. Populasi, Sampel, dan Sampling Ketika menjelaskan populasi penelitian seyogyanya peneliti menjelaskan karakteristik populasi tersebut berikut alasan pengambilan populasi itu. Ketika menjelaskan sampel penelitian, peneliti perlu menjelaskan jumlah sampel, alasan pengambilan anggota sampel sejumlah itu, dan teknik pengambilan sampelnya (sampling). Apabila perlu, peneliti dapat menjelaskan prosedur pengambilan sampel untuk meyakinkan pembaca bahwa sampel yang diambil dari populasi benar-benar representatif. 16. Teknik Pengambilan Data Sebelum menjelaskan teknik pengambilan data, seyogyanya peneliti menjelaskan jenis data dan ukuran-ukuran yang digunakan. Selanjutnya, penjelasan tentang teknik/instrumen pengambilan data hendaknya bersifat rinci/spesifik. Misalnya, apabila teknik pengambilan data berupa tes, maka perlu dijelaskan nama tes, jenis tes, cakupan tes, jumlah butir tes, dan bobot masing-masing butir tes. Ada baiknya apabila peneliti juga menjelaskan rancangan pengujian validitas dan reliabilitas instrumen meskipun hanya sekilas. 17. Teknik Analisis Data Teknik analisis data ditentukan berdasarkan masalah dan metode penelitiannya. Apabila rumusan masalahnya lebih dari satu dan masing-masing memerlukan teknik analisis yang berbeda, maka hal itu perlu dijelaskan. Kiranya juga perlu disadari bahwa masing-masing teknik analisis data memerlukan persyaratan tertentu; dan oleh karena itu, peneliti perlu menjelaskan rancangan pengujian persyaratan analisis data, seperti homogenitas varians populasi (sebelum peneliti membandingkan dua kelompok atau lebih). 18. Hipotesis Statistik Dalam bagian ini dikemukakan hipotesis statistik, yaitu hipotesis yang siap diuji di lapangan, yang berisi hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (H1). Bentuknya disesuaikan dengan rumusan masalahnya. 19. Daftar Pustaka Dalam bagian ini dituliskan seluruh referensi yang dijadikan acuan dalam penelitian dan yang disebut langsung dalam tubuh proposal. Rujukan yang tidak disebut tidak perlu ditulis. Penulisan daftar pustaka disesuaikan dengan aturan yang ada.