struktur pengelolaan kebudayaan di trenggalek

5

Click here to load reader

Upload: muhammad-syaiful-rohman

Post on 23-Jun-2015

421 views

Category:

Education


3 download

DESCRIPTION

Dalam rangka menyusun politik kebudayaan nasional

TRANSCRIPT

Page 1: Struktur pengelolaan kebudayaan di trenggalek

Muhammad Syaiful Rohman

10/306973/PSA/02293

PENGELOLAAN KEBUDAYAAN TRENGGALEK

A. PENDAHULUAN

“Manusia tidak hanya dapat menggagas, melainkan juga dapat mengekspresikan

gagasannya. Manusia tidak mengalami kesulitan mengekspresikan gagasannya, dan

manusia tidak dapat tidak mengekspresikan gagasannya. Apabila tidak ada

pengekspresian gagasan maka tidak mungkin terjadi hubungan antarmanusia. Bidang-

bidang kehidupan manusia seperti ekonomi , sosial politik, cinta dan lain-lain,

semuanya memerlukan ekspresi. Manusia dapat hidup hanya dengan mengeskpresikan

diri. Manusia dalam mengekspresikan diri itu terdapat ekspresi khusus yang disebut

kesenian. Kekhususan itu karena dengan kesenian manusia mengekspresikan gagasan

estetik atau pengalaman estetik. Kesenian merupakan penjelmaan pengalaman estetik.

“ (Driyakara, 1980)

Jika seni merupakan proses dialektik yaitu manusia di suatu pihak dan realitas di pihak lain,

maka dialektik itu tidak akan kunjung habis. Hasil seni tidaklah pernah sempurna, meskipun ia selalu

ingin demikian. Terjadi tegangan yang terus menerus, setidaknya selama proses kreasi, antara realitas

dengan pemaknaan, antara diri sebagai kreator dan faktor-faktor objektif yang mendorong dan

mempengaruhi kreasinya. Termasuk menyangkut masalah fungsi atau guna. Meskipun pada

kenyataannya ketika proses kreasi berlangsung, tendensi-tendensi praktis pragmatis itu dapat diabaikan

atau terabaikan.

Derasnya arus informasi dan cepatnya komunikasi antarbudaya mengakibatkan revolusi

kebudayaan. Menurut Tolstoy, seni adalah kegiatan manusia yang dilakukan secara sadar dengan

perantaraan tanda-tanda lahiriah tertentu untuk menyampaikan perasaan-perasaan yang telah dihayatinya

kepada orang lain sehingga mereka kejangkitan perasaan ini dan juga mengalaminya. Dengan kata lain

seni sebagai komunikasi dari pencipta kepada orang lain.

Temuan baru di bidang teknologi komunikasi yang canggih dengan media elektronika serta

satelit memberikan kemudahan dan percepatan penyebaran karya seni dan budaya baru dari suatu tempat

ke seluruh pelosok dunia dan menjadikan transformasi budaya yang sangat pesat, sehingga

mempertinggi dan memperbaiki derajat kemanusiaan.

Page 2: Struktur pengelolaan kebudayaan di trenggalek

Muhammad Syaiful Rohman

10/306973/PSA/02293

PENGELOLAAN KEBUDAYAAN TRENGGALEK

Bagi negara-negara industri yang telah maju industrialisasinya, seni dan budaya telah

berkembang dengan pesat. Di sana nilai seni dan budaya serta pelayanannya tidak hanya semata-mata

dianggap sebagai komoditi yang dapat dipasarkan, tetapi lebih dari itu. Nilai seni dan budaya dianggap

sebagai sumber gagasan dari seseorang atau sekelompok masyarakat dalam rangka menghasilkan karya

seni dan budaya yang bermutu dan beragam yang mampu bersaing dengan karya seni dan budaya dalam

negeri maupun luar negeri. Seperti diungkapkan Dewanto (1996) bahwa terjadi hubungan timbal balik

antara keragaman seni yang dihasilkan oleh para seniman dengan industri seni yang bersifat monokultur.

Keragaman produk seni bukan keinginan dan usaha subjektif seniman yang didasarkan pada

kemerdekaan kreatif dan keunikan ciptaan pribadi, tetapi atas permintaan konsumen kerena

kemajemukan pasar yang harus diobati dengan produk-produk seni baru yang beraneka ragam.

Bagi Indonesia yang sedang membangun bangsanya diperlukan persyaratan penting yaitu

keterbukaan masyarakat dan bangsa untuk menghadapi perubahan-perubahan. Keterbukaan bukan

berarti menerima atau mengadopsi begitu saja nilai-nilai baru yang datang dari luar, melainkan suatu

penerimaan yang selektif.

B. PENGELOLAAN KEBUDAYAAN DI KABUPATEN TRENGGALEK, JAWA TIMUR

Secara geografis Kabupaten Trenggalek berada diantara koordinat 111°24-112°11' Bujur Timur

dan 7°53' – 8°34' Lintang Selatan. Secara administrasi Kabupaten Trenggalek berbatasan dengan :

- Sebelah Utara : Kabupaten Tulungagung dan Ponorogo

- Sebelah Timur : Kabupaten Tulungagung

- Sebelah Selatan : Samudera Indonesia

- Sebelah Barat : Kabupaten Pacitan dan Ponorogo

Kabupaten Trenggalek terdiri dari 14 kecamatan, 152 desa dan 5 kelurahan, 555

dusun/lingkungan, 1.287 rukun warga dan 4.490 rukun tetangga. Dari 14 kecamatan hanya 4 kecamatan

yang mayoritas desanya berupa dataran, yaitu Kecamatan Trenggalek, Kecamatan Pogalan, Kecamatan

Tugu dan Kecamatan Durenan. Sedangkan 10 kecamatan lainnya mayoritas desanya berupa

pegunungan.

Page 3: Struktur pengelolaan kebudayaan di trenggalek

Muhammad Syaiful Rohman

10/306973/PSA/02293

PENGELOLAAN KEBUDAYAAN TRENGGALEK

Wilayah Kabupaten Trenggalek terdiri dari wilayah darat 126.140 Ha atau 1.261,40 km2 dan

wilayah pengelolaan laut sepanjang 711,17 km2. Wilayah darat tersebut terdiri dari sawah 12.111 Ha

(9,6%) dan Tanah Kering 48.868 Ha (38,74%), Hutan Negara 60.936 Ha (48,31%), Perkebunan 1.979

Ha (1,57%), Lain-lain 2.246 Ha (1,78%). Karakteristik geografis di Kabupaten Trenggalek dapat dibagi

dalam beberapa tipologi kawasan. Kawasan pegunungan terletak pada kabupaten sebelah utara dan

tengah yaitu Kecamatan Bendungan, Kecamatan Pule, Kecamatan Kampak dan Kecamatan Dongko.

Kawasan pesisir terletak di Kecamatan Watulimo, Kecamatan Munjungan dan Kecamatan Panggul.

Sesuai dengan amanat yang diemban Bupati dan Wakil Bupati Trenggalek terpilih periode

tahun 2010-2015, Pemerintah Kabupaten Trenggalek menetapkan Visi Pembangunan Kabupaten

Trenggalek, yaitu: “Perubahan menuju terwujudnya masyarakat Trenggalek yang sejahtera dan

berakhlak“

Sedangkan Misi pemerintahan yang mengadopsi kebijakan pembangunan yang lebih berpihak

pada kepentingan rakyat, dirancang dan dilaksanakan dengan melibatkan rakyat ( Pembangunan Pro

Rakyat ). Untuk mencapai visi pembangunan Trenggalek tahun 2010-2015 diatas lantas dituangkan

dalam formulasi yang lebih aplikatif yang diarahkan untuk :

1. Meningkatkan aksesibilitas dan kualitas pelayanan kebutuhan dasar rakyat dan penangulangan

kemiskinan;

2. Meningkatkan kualitas pemerataan dan pertumbuhan ekonomi, serta pembangunan perdesaan,

melalui penguatan yang didukung pengembangan pertanian dan agroperdagangan/agrobisnis,

pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM);

3. Peningkatan Investasi daerah, serta penyediaan infrastruktur yang memadai, dengan tetap

memelihara kualitas dan fungsi lingkungan hidup;

4. Memantapkan harmoni sosial melalui peningkatan kesalehan sosial, penegakan serta penghormatan

terhadap hukum dan hak azasi manusia, dengan didukung birokrasi yang reformatif dan pelayanan

publik yang prima.

Selanjutnya turunan dari visi misi yang diemban Bupati dan Wakil Bupati Trenggalek terpilih

periode tahun 2010-2015, menempatkan urusan kebudayaan di Kabupaten Trenggalek berada dalam

tanggungjawab Dinas Pemuda, Olah Raga, Pariwisata, Dan Budaya yang dalam rencana kerja Satuan

Kerja Perangkat Daerah tahun 2011 mendapat anggaran sejumlah Rp. 1.290.000.000,00 (terbilang satu

Page 4: Struktur pengelolaan kebudayaan di trenggalek

Muhammad Syaiful Rohman

10/306973/PSA/02293

PENGELOLAAN KEBUDAYAAN TRENGGALEK

triliun dua ratus miliar sembilan puluh juta rupiah) yang terbagi menjadi tiga program pokok

diantaranya:

1) Program pengembangan nilai budaya

a) Pelestarian dan Aktualisasi Adat Budaya Daerah

2) Program pengelolaan kekayaan budaya

a) Fasilitasi Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Kekayaan Budaya

b) Fasilitasi pengelola benda sejarah dan purbakala

c) Festival Kesenian Kawasan Selatan

3) Program pengelolaan keragaman budaya

a) Pagelaran Kesenian Trenggalek di TMII

b) Festival Parade Seni Negara Kertagama

Tema Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2011 yaitu “Percepatan Pertumbuhan Ekonomi

yang Berkualitas didukung Pemantapan Tata Kelola Sinergi Pusat dan Daerah”, yang dijabarkan

kedalam 11 prioritas pembangunan nasional meliputi (1) Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola; (2)

Pendidikan; (3) Kesehatan; (4) Penanggulangan Kemiskinan; (5)Ketahanan pangan; (6) Infrastruktur;

(7) Iklim investasi dan usaha; (8) Energi; (9) Lingkungan hidup dan bencana; (10) Daerah tertinggal,

terdepan, terluar, dan pascakonflik; serta (11) Kebudayaan, kreativitas, dan inovasi teknologi.

Kesenian Trenggalek yang terkenal adalah Jaranan, yang terdapat pada semua (14) kecamatan

yang ada di Kabupaten Trenggalek. Bahkan pada masing-masing kecamatan terdapat sekitar 20-30

organisasi Jaranan, menyebar pada 159 desa. Diantara jenis Jaranan yang populer antara lain: Jaranan

Senterewe, Turonggo Yakso, Jaranan Pegon, Jaranan Breng, dan Jaranan Campursari. Dibanding

Tulungagung, keberadaan Jaranan di Trenggalek lebih bagus. Setidaknya selama 8 (delapan) tahun

terakhir ini Festival Jaranan diselenggarakan tiap tahun, pada bulan Agustus (biasanya tanggal 25-29),

berlangsung selama 3 (tiga) malam yang biasanya dalam rangka memperingati HUT Kabupaten

Trenggalek.

Diantara jenis-jenis Jaranan tersebut, Turonggo Yakso dijadikan ikon Kabupaten Trenggalek,

karena merupakan jenis jaranan satu-satunya yang hanya ada di Trenggalek. Selama ini jaranan ini

dikembangkan di sekolah-sekolah, tiap sekolah (SD, SMP, SMA) sudah memiliki kelompok Jaranan

Turonggo Yakso, dan sudah didaftarkan untuk mendapatkan Hak Cipta sebagai kesenian khas

Page 5: Struktur pengelolaan kebudayaan di trenggalek

Muhammad Syaiful Rohman

10/306973/PSA/02293

PENGELOLAAN KEBUDAYAAN TRENGGALEK

Trenggalek. Kesenian tradisional ini juga sering diundang dalam even-even terhormat, seperti dalam

HUT Kodam V Brawijaya di Surabaya, yang mendatangkan tarian massal Turonggo Yakso dengan

melibatkan 220 penari yang terdiri dari pelajar SD se-kecamatan Trenggalek. Disamping itu,

peningkatan kualitas dilakukan dengan cara mengadakan pelatihan tari Turonggo Yakso dilakukan

terhadap para utusan desa di 10 kecamatan. Diusulkan, pemerintah bersedia membangun patung

Turonggo Yakso setelah dipatenkan nanti. Selain itu, diusulkan pula penyelenggaraan Festival Turonggo

Yakso khusus pelajar dengan memperebutkan Bupati Cup.

C. PENUTUP

Tidak ada manusia hidup tanpa seni, sebab seni sangat membahagiakan manusia. Seni merupakan

bagian yang tak terpisahkan dari seluruh kehidupan manusia. Seni merupakan cermin kehidupan

manusia beserta masyarakatnya. Apabila terjadi penciptaan seni baru yang bermutu pertanda terjadi

kemajuan adab dan budaya masyarakatnya. Seni yang bermutu menjadi sumber gagasan seseorang atau

sekelompok masyarakat dalam rangka menghasilkan karya seni dan budaya yang bermutu dan beragam.

Pengembangan seni mempunyai dampak terhadap pengembangan norma dan nilai dalam masyarakat

dan bangsanya. Seniman menjadi agen dan pendidik untuk menyebarluaskan norma dan nilai yang telah

disepakati bersama dan dikukuhkan oleh masyarakatnya. Seniman menjadi kritikus yang mampu

menyodorkan berbagai pilihan saran perbaikan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bahan

pertimbangan untuk pembangunan bangsa. Pengembangan seni dan budaya merupakan matra

pembangunan bangsa.