struktur organisasi dirjen yanrehsos kemensos ri 20101

3
Struktur Organisasi Dirjen Yanrehsos Kemensos RI 2010 Direktorat Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial sebagai salah satu unit teknis yang ada di Departemen Sosial telah melakukan upaya – upaya penanganan melalui program pelayanan dan rehabilitasi sosial terhadap berbagai penyandang masalah kesejahteraan sosial seperti penyandang masalah sosial Anak , Lanjut Usia, Penyandang Cacat, Tuna Sosial serta Korban NAPZA, baik melalui unit – unit pelayanan teknis (panti / non panti), maupun melalui intervensi pelayanan dan rehabilitasi sosial berbasis masyarakat untuk meningkatkan keberfungsian dan memberdayakan potensi – potensi yang dimiliki para penyandang masalah kesejahteraan sosial, dalam rangka mencapai taraf kesejahteraan yang lebih memadai. Diberlakukannya Undang – Undang No. 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah telah menyebabkan terjadinya perubahan yang mendasar dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan, termasuk sistem pembangunan kesejahteraan sosial . Hal ini berpengaruh terhadap koordinasi pelaksanaan pembangunan kesejahteraan sosial di daerah. Otonomisasi memang memudahkan daerah untuk lebih memahami dan mengatasi masalah sosialnya dan memberikan

Upload: ken-prahara

Post on 03-Jan-2016

72 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Struktur Organisasi Dirjen Yanrehsos Kemensos Ri 20101

Struktur Organisasi Dirjen Yanrehsos Kemensos RI 2010

Direktorat Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial sebagai salah satu unit teknis yang ada di Departemen Sosial telah melakukan upaya – upaya penanganan melalui program pelayanan dan rehabilitasi sosial terhadap berbagai penyandang masalah kesejahteraan sosial seperti penyandang masalah sosial Anak , Lanjut Usia, Penyandang Cacat, Tuna Sosial serta Korban NAPZA, baik melalui unit – unit pelayanan teknis (panti / non panti), maupun melalui intervensi pelayanan dan rehabilitasi sosial berbasis masyarakat untuk meningkatkan keberfungsian dan memberdayakan potensi – potensi yang dimiliki para penyandang masalah kesejahteraan sosial, dalam rangka mencapai taraf kesejahteraan yang lebih memadai.

Diberlakukannya Undang – Undang No. 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah telah menyebabkan terjadinya perubahan yang mendasar dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan, termasuk sistem pembangunan kesejahteraan sosial . Hal ini berpengaruh terhadap koordinasi pelaksanaan pembangunan kesejahteraan sosial di daerah.

Otonomisasi memang memudahkan daerah untuk lebih memahami dan mengatasi masalah sosialnya dan memberikan keleluasaan untuk mengembangkan kemampuan dalam menyusun skala prioritas pembangunan kesejahteraan sosial sesuai dengan permasalahan – permasalahan sosial yang ada. Tetapi di sisi lain peralihan titik berat otonomi di tingkat kabupaten dan kota mengakibatkan pergeseran bobot penyelenggaraan pembangunan kesejahteraan sosial yang selama ini dilaksanakan oleh Departemen Sosial dari pendekatan sektoral ke pendekatan regional, dari sistem pelayanan langsung, termasuk dalam pelaksanaan program pelayanan dan rehabilitasi sosial.

Hal ini tentu perlu disikapi secara arif dan bijaksana oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah daerah agar tetap dapat melaksanakan pembangunan kesejahteraan sosial secara proporsional dengan menyusun mekanisme yang sesuai dengan tugas kewenangan dan tanggung jawab masing – masing mulai dari

Page 2: Struktur Organisasi Dirjen Yanrehsos Kemensos Ri 20101

Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota agar terdapat kesamaan pemahaman mengenai tugas, wewenang dan tanggung jawab masing – masing, sekaligus dapat dipahami hubungan struktural serta tata kerja dan hubungan kerja yang jelas dalam mencapai tujuan pembangunan kesejahteraan sosial.

Menghadapi penerapan desentralisasi bidang kesejahteraan sosial yang memberikan kewenangan dan tanggung jawab besar kepada pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pelayanan dan rehabilitasi sosial serta untuk mengantisipasi adanya peningkatan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan sosial, diperlukan adanya standarisasi dalam metodologi pelayanan sosial mewujudkan pelayanan yang berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan dari segi profesi pekerjaan sosial, salah satunya dengan memberikan Pedoman umum bagi pelaksanaan program pelayanan dan rehabilitasi sosial yang berfungsi sebagai acuan pelaksanaan program pelayanan dan rehabilitasi sosial yang dapat diaplikasikan sesuai dengan spesifikasi daerah masing – masing.

Sumber Asli : http://yanrehsos.depsos.go.id/modules.php?name=Content&pa=showpage&pid=4 yang diakses pada 02 November 2010 pukul 14.00 WIB