struktur organisasi dinas pekerjaan umum kota cirebon

80
STRUKTUR ORGANISASI DINAS PEKERJAAN UMUM, PERUMAHAN, ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL KOTA CIREBON Makalah ini diajukan untuk memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Komunikasi dalam Administrasi Dosen Pembimbing : Farida Nurfalah,S.Sos.,M.Si Kelompok 1 Kelas AN.2A Anggota Kelompok : Indra Rulianto 112090003 Anggi Melati 112090005 Gita Asri Oktaviani 112090007 Nur Sayyidahtur Rohmah 112090098

Upload: anggimelati

Post on 25-Oct-2015

460 views

Category:

Documents


17 download

DESCRIPTION

Dinas PU

TRANSCRIPT

STRUKTUR ORGANISASI DINAS PEKERJAAN

UMUM, PERUMAHAN, ENERGI DAN SUMBER

DAYA MINERAL KOTA CIREBON

Makalah ini diajukan untuk memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Komunikasi dalam Administrasi

Dosen Pembimbing : Farida Nurfalah,S.Sos.,M.Si

Kelompok 1 Kelas AN.2A

Anggota Kelompok :

Indra Rulianto 112090003

Anggi Melati 112090005

Gita Asri Oktaviani 112090007

Nur Sayyidahtur Rohmah

112090098

ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI

CIREBON

2013/2014

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim,

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang sampai saat ini

kami masih diberikan kesehatan serta tetap dalam lindungan-Nya. Sholawat serta

salam tak lupa kami junjungkan kepada Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW.

Tak lupa pula kami mengucapkan ucapan terimakasih yang sebesar-

besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan

makalah ini. Terima kasih kami ucapkan kepada :

1. Bapak Irwan selaku Kasubbag Keuangan di Dinas Pekerjaan Umum,

Perumahan, Energi dan Sumber Daya Mineral Kota Cirebon.

2. Dosen mata kuliah Komunikasi dalam Administrasi kami, yaitu

IbuFarida Nurfalah,S.Sos.,M.Si yang telah memberikan perkuliahan

demi terselesaikannya tugas ini.

Atas kekurangan yang ada dalam penyusunan makalah ini tak luput kami

mengucapkan kata maaf.Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semuanya

serta dapat memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi dalam Administrasi.

Cirebon, 11 November 2013

Penyusun

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................ii

BAB IPENDAHULUAN.....................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah........................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1

1.3 Tujuan.............................................................................................................2

BAB IIPEMBAHASAN......................................................................3

2.1 Komunikasi dalam Administrasi........................................................3

2.2 Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan,

Energi dan Sumber Daya Mineral Kota Cirebon........................4

2.3 Job Description dari Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan,

Energi dan Sumber Daya Mineral Kota Cirebon.......................5

2.4 Hambatan-Hambatan Komunikasi dalam Dinas Pekerjaan

Umum Perumahan, Energi dan Sumber Daya Mineral Kota

Cirebon.........................................................................................................32

2.5 Penunjang Komunikasi dalam Dinas Pekerjaan Umum,

Perumahan, Energi dan Sumber Daya Mineral Kota

Cirebon.........................................................................................................33

BAB IIIPENUTUP...........................................................................35

3.1 Kesimpulan.................................................................................................35

3.2 Saran.............................................................................................................35

DAFTAR PUSTAKA........................................................................36

Lampiran.....................................................................................37

ii

iii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting.Bukan

hanya dalam kehidupan organisasi, namun dalam kehidupan manusia secara

umum.Komunikasi merupakan hal yang esensial dalam kehidupan kita. Kita

semua berinteraksi dengan sesama dengan cara melakukan komunikasi.

Komunikasi dapat dilakukan dengan cara yang sederhana sampai yang kompleks,

dan teknologi kini telah merubah cara manusia berkomunikasi secara drastis.

Organisasi atau Organization bersumber dari kata kerja bahasa

latinOrganizare “to form as or into a whole consisting of interdependent or

coordinated parts (membentuk sebagai atau menjadi keseluruhan dari bagian-

bagian yang saling bergantung atau terkoordinasi). Organisasi adalah sarana

dimana manajemen mengkoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia

melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang.

Komunikasi juga dikatakan sebagai inti dari kepemimpinan.

Kepemimpinan yang efektif dapat dicapai melalui proses komunikasi yang

dilakukan oleh pemimpin kepada anggotanya. Visi pemimpin bisa saja bagus,

namun tanpa komunikasi yang efektif, maka visi tersebut tidak akan pernah bisa

terwujud. Dalam mengkomunikasikan visi, maka pemimpin harus bisa

menyampaikan suatu gambaran di masa depan yang mendorong antusiasme serta

komitmen orang lain.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud komunikasi dalam administrasi ?

2. Bagaimana struktur organisasi di Dinas Pekerjaan

Umum, Perumahan, Energi dan Sumber Daya Mineral

Kota Cirebon ?

1

3. Bagaimana job description diDinas Pekerjaan Umum,

Perumahan, Energi dan Sumber Daya Mineral Kota

Cirebon ?

2

2

4. Hambatan-Hambatan Komunikasi yang Terjadi di Dinas

Pekerjaan Umum, Perumahan, Energi dan Sumber Daya

Mineral Kota Cirebon ?

5. Penunjang Komunikasi dalam Dinas Pekerjaan Umum,

Perumahan, Energi dan Sumber Daya Mineral Kota

Cirebon ?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan

komunikasi dalam administrasi.

2. Mengetahui struktur organisasi di Dinas Pekerjaan

Umum, Perumahan, Energi dan Sumber Daya Mineral

Kota Cirebon.

3. Mengetahui tupoksi di dalam Dinas Pekerjaan Umum,

Perumahan, Energi dan Sumber Daya Mineral Kota

Cirebon.

4. Mengetahui dan memahami hambatan-hambatan apa

saja yang terjadi di Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan,

Energi dan Sumber Daya Mineral Kota Cirebon.

5. Mengetahui dan memahami bagaimana penunjang

untuk mengurangi kendala-kendala komunikasi di Dinas

Pekerjaan Umum, Perumahan, Energi dan Sumber Daya

Mineral Kota Cirebon.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Komunikasi dalam Administrasi

Organisasi adalah media yang paling efektif dalam

sirkulasi komunikasi dan dalam sirkulasi tersebut

administrasi memegang peranan penting dalam

menciptakan kondisi komunikasi yang efektif.

Komunikasi administrasi adalah bentuk komunikasi

yang disampaikan dengan mempergunakan bahasa

administrasi. Agar proses komunikasi ini berjalan /

terlaksana secara efisien maka harus diperhatikan bahwa

komunikasi secara administratif harus memenuhi minimal

empat kondisi sebagai berikut :

a. Singkat

b. Jelas

c. Lengkap

d. Tepat

Namun demikian komunikasi administrasi terkandung

pula keburukan antara lain :

1. Mudah menimbulkan berbagai interpretasi manakala

materi komunikasi tidak jelas.

2. Kenyataan menunjukkan bahwa tidak selamanya

komunikasi administrasi efektif dan tidak semua hal

dapat dilaksanakan bentuk komunikasi administrasi.

3. Dengan komunikasi administrasi maka dapat

menimbulkan hambatan bagi penerima pesan jika timbul

keragu-raguan.

3

4

2.2 Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, Energi dan Sumber Daya Mineral Kota Cirebon

5

5

2.3 Job Description dari Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, Energi dan Sumber Daya Mineral Kota Cirebon

PERATURAN WALIKOTA CIREBON

NOMOR 7 TAHUN 2012

TENTANG

ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM,

RERUMAHAN, ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

KOTA CIREBON

WALIKOTA CIREBON,

Menimbang : a. bahwa dengan Peraturan Daerah Nomor

14 Tahun 2008 tentang Dinas-Dinas Daerah

pada Pemerintah Kota Cirebon sebagaimana

telah djubah dengan Peraturan Daerah Nomor

13 Tahun 2011 telah dibentuk Dinas-Dinas

Daerah pada Pemerintah Kota Cirebon;

b. bahwa sesuai ketentuan Pasal 5 Peraturan

Daerah tersebut huruf a diatas, perlu

ditindaklanjuti dengan Organisasi dan Tata Kerja

Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, Energi dan

Sumber Daya Mineral Kota Cirebon;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu

menetapkan Organisasi dan Tata Kerja Dinas

Pekerjaan Umum. Perumahan, Energi dan

sumber daya mineral Kota Cirebon dengan

Peraturan Walikota Cirebon;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974

tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1974

Nomor 55, Tambahan Lembaran

5

6

Negara Republik Indonesia Nomor 3041)

sebagaimana telah diubah dengan Undang-

undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang

Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8

Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok

Kepegawaian (Lembaran Negara

Republ ik Indonesia Tahun 1999 Nomor

169, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3893);

2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974

tentang Pengairan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1974 Nomor 65, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

3046);

3. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992

tentang Perumahan dan Permukiman

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

1992 Nomor 23);

4. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004

tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32,

Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4377);

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor

125, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah

beberapa kali diubah terakhir dengan Undang

Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang

Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor

32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

6. Undang-undang nomor 33 tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan

Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara

Republik

5

7

Indonesia Nomor 4438)

7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007

tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara

Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi

danPemerintahan Daerah Kabupaten/Kota

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara

Republik

Indonesia Nomor 4737);

8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang

Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

9. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang

Energi (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2007 Nomor 96, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4746);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006

tentang Jalan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2006 Nomor 86,

TambahanLembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4655);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007

tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara

Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan

Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2007Nomor 82,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4737);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007

tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun

2007Nomor89, Tambahan Lembaran Negara

RepublikIndonesia Nomor 4741);

13. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999

tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai

Negeri Sipil;

5

8

14. Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008

tentang Rincian Urusan Pemerintahanyang

DilaksanakanPemerintahKotaCirebon (Lembaran

Daerah KotaCirebon Tahun 2008 Nomor 12 Seri

D, Tambahan Lembaran Daerah Kota Cirebon

Nomor 19);

15. Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2008 tentang

Dinas-DinasDaerah pada Pemerintah Kota

Cirebon (Lembaran Daerah Kota Cirebon Tahun

2008Nomor14Seri D,Tambahan

LembaranDaerahKotaCirebonNomor

21)sebagaimanatelah diubah dengan

PeraturanDaerahNomor13 Tahun 2011 tentang

Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Cirebon

Nomor 14 Tahun 2008 tentang Dinas-Dinas

Daerah pada Pemerintah Kota Cirebon

(Lembaran Daerah Kota Cirebon Tahun 2011

Nomor 13 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah

Kota Cirebon Nomor 37);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG ORGANISASI DAN

TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM, PERUMAHAN,

ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL KOTA CIREBON

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:

1. Pemerintah adalah Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Provinsi

2. Kota adalah Kota Cirebon.

3. Pemerintah Kota adalah Pemerintah Kota Cirebon

4. Walikota adalah Walikota Cirebon.

5. Wakil Walikota adalah Wakil WaBkota Cirebon.

5

9

6. Perangkat Daerah atau Satuan Kerja Perangkat Daerah

adalah organisasi/tembaga pada pemerintah daerah yang

bertanggung jawab kepada Kepala Daerah dalam rangka

penyelenggaraan pemerintahan yang terdiri dan

Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD. Dinas

Daerah, Lembaga Teknis Daerah Satuan Polisi Pamong

Praja, Kantor Penanggulangan Bencana Daerah dan

Pemadam Kebakaran, Kecamatan dan Kelurahan sesuai

dengan kebutuhan daerah.

7. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota

Cirebon.

8. Dinas adalah Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, Energi

dan Sumber Daya Mineral Kota Cirebon.

9. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pekerjaan Umum,

Perumahan, Energi dan Sumber Daya Mineral Kota

Cirebon.

10. Sekretariat adalah pembantu pimpinan unsur staf

atau administrasi.

11. Sekretaris adalah Sekretaris pada Dinas Pekerjaan

Umum, Perumahan, Energi dan Sumber Daya Mineral

Kota Cirebon.

12. Sub Bagian adalah pembantu unsur staf atau administrasi

pada Sekretariat................

13. Kepala sub Bagian adalah Kepala sub Bagian pada

Sekretariat Dinas Pekeriaan Umum, Perumahan, Energi

dan Sumber Daya Mineral Kota Cirebon

14. Bidang adalah pembantu pimpinan unsur pelaksana

Dinas.

15. Kepala Bidang adalah Kepala Bidang pada Dinas

Pekerjaan Umum, Perumahan, Energi dan Sumber

Daya Mineral Kota Cirebon.

16. Seksi adalah unsur pembantu pelaksana Bidang.

17. Kepala Seksi adalah Kepala Seksi pada Bidang

Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, Energi dan

Sumber Daya Mineral Kota Cirebon.

18. Unit Pelaksana Teknis Dinas, seianjutnya disebut UPTD

adalah Unit Pelaksana Teknis pada Dinas sebagai

unsur pelaksana teknis operasional tertentu untuk

melaksanakan sebagian tugas dinas yang mempunyai

wilayah kerja satu atau beberapa kecamatan,

5

10

dipimpin oleh seorang Kepala UPTD berada di

bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas

dan secara operasional dikoordinasikan oleh Camat.

19. Kelompok Jabatan Fungsional adalah Kelompok

Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, wewenang

dan hak secara penuh oleh pejabat yang

berwenang untuk melaksanakan kegiatan sesuai

dengan profesi dan keahlian dalam rangka

mendukung kelancaran tugas pokok Dinas.

20. Pemfasilitasian adalah upaya memberdayakan

perangkat daerah, instansi vertikal dan atau

masyarakat dalam bidang tugasnya melalui pemberian

pedoman, bimbingan, pelatihan, arahan dan supervisi.

21. Penyeliaan adalah fungsi yang dilakukan atasan

terhadap bawahannya dalam menentukan atau

menafsirkan prosedur kerja, membagi tugas,

menciptakan dan memelihara hubungan harmonis antar

bawahan serta meningkatkan efisiensi kerja.

22. Pengairan adalah suatu bidang pembinaan atas air dan

sumber air termasuk kekayaan alam bukan hewani

yang terkandung didalamnya, baik yang alamiah

maupun yang telah diusahakan oleh manusia.

23. Irigasi adalah usaha pengendalian dan pengaturan air

untuk menunjang pertanian.

24. Utilitas adalah kelengkapan prasarana dan sarana kota.

25. Bagian Jalan adalah meliputi daerah manfaat jalan,

daerah milik jalan dan daerah pengawasan jalan.

26. Daerah manfaat jalan adalah meliputi badan jalan, saluran

tepi dan ambang pengamanannya.

27. Daerah Milik Jalan adalah meliputi daerah manfaat jalan

dan sejalur tanah tententu difuar daerah manfaat jalan.

28. Daerah Pengawasan Jalan adalah sejalur tanah tertentu diluar

daerah milik jalan yang ada dfoawah pengawasan

pembinaan jalan.

29. Sistem Jaringan Jalan Primer adalah sistem jaringan jalan

dengan peran pelayanan jasa distribusi untuk

pengembangan semua wilayah cfi tingkait

5

11

nasional dengan simpul jasa distribusi yang kemudian

berwujud kota.

30. Sistem Jaringan Jalan Sekunder adalah sistem jaringan jalan

dengan peran pelayanan jasa distribusi untuk

masyarakat di dalam kota.

31. Jalan Arteri adalah jalan yang melayani angkutan

utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan

ratairata tinggi dan jumlah jalan masuk dibatasi secara

efisien.

32. Jalan Kolektor adalah jalan yang melayani

angkutan pengumpulan atau pembagian dengan ciri-ciri

perjalanan jarak sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi.

33. Jalan Lokal adalah jalan yang melayani angkutan

setempat dengan ciri-ciri perjalanan jarak dekat,

kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan masuk tidak

dibatasi.

34. Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.

35. Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan

tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian

pemanfaatan ruang.

36. Sumber daya air adalati air, sumber air, dan daya air

yang terkandung di dalamnya.

37. Perumahan adalah kelompok irumah yang berfungsi

sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan

hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana

lingkungan.

BAB II

KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BagianKesatu

Kedudukan

Pasal 2

(1) Dinasadalahunsurpelaksanaotonomidaerahdibidangpekerjaan

umum, bidang perumahan, bidang tata ruang dan bidang

energi dan sumber daya mineral.

(2) Dinas dipimpin oleh seorang Kepala Dinas, berada di bawah

danbertanggungjawabkepadaWalikotamelaluiSekretaris

Daerah.

5

12

Bagian Kedua

Tugas Pokok

Pasal 3

Dinas mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan

daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan bidang

pekerjaan umum, bidang perumahan, bidang tata ruang dan bidang

energi dan sumber daya mineral.

Bagian KetigaFungsi

Pasal 4

Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam pasal 3, Dinas mempunyai fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis bidang pekerjaan, bidang perumahan, bidang tata ruang dan bidang energi dan sumber daya mineral;

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum pekerjaan, bidang perumahan, bidang tata ruang dan bidang energi dan sumber daya mineral;

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas pekerjaan, bidang perumahan, bidang tata ruang dan bidang energi dan sumber daya mineral;

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh walikota sesuai tugas dan funsinya.

BAB III

ORGANISASI

Bagian Kesatu Unsur Organisasi

Pasal 5

Unsur Organisasi Dinas terdiri dari :

a. Pimpinan adalah Kepala Dinas;b. Pembantu pimpinan sebagai unsur staf atau administasi adalah sekretaris;

c. Pembantu sekretaris sebagai pemabantu unsur staf atau adminitrasi adalah kepala sub bagian;

5

13

d. Pembantu pimpinan sebagai unsur pelaksana adalah kepala bidang;e. Pembantu kepala bidang sebagai pembatu unsur pelaksana adalah kepala

seksi;f. Pembantu pimpinan sebagai unsur pelaksana teknis operasional adalah

kepala UPTD;g. Pembantu pimpinan sebagai unsur staf atau administrasi pada UPTD

adalah kepala sub bagian tata usaha; danh. Pelaksana teknis operasional dan/atau administrasi adalah kelompok

jabatan fungsional dan pegawai non stuktural.

Bagian kedua

Susunan organisasi

Pasal 6

(1) Susunan Organisasi Dinas terdiri atas:

- Kepala Dinas, membawahkan :

1. sekretariat, membawahkan :

a. sub bagian umum;

b. sub bagian program dan pelaporan; dan

c. sub bagian keuangan

2. bidang bina marga, membawahkan:

a. seksi penigkatan jalan dan jembata; dan

b. seksi pemeliharaan jalan dan jembatan.

3. bidang sumber daya air, energi dan mineral, membawahkan:

a. seksi sumber daya air; dan

b. seksi energi dan sumber daya air.

4. bidang cipta karya, membawahkan:

a. seksi tata bangunan; dan

b. seksi tata lingkungan.

5. bidang tata ruang dan perumahan, membawahkan:

a. seksi tata ruang; dan

b. seksi perumahan

6. unit pelaksana teknis dinas (UPTD)

a. UPTD alat-alat berat dan laboratorium konstruksi,

membawahkan:

Sub bagian tata usaha

14

7. kelompok jabatan fungsional

(2) bagan struktur organisasi dinas sebagaimana tercantum dalam lampiran

peraturan walikota ini.

Bagian Ketiga

Bidang Tugas Unsur Organisasi

Paragraf 1

Kepala Dinas

Pasal 7

(1) Kepala dinas memepunyai tugas pokok mengoordinasikan, merumuskan

sasaran, mengarahkan, membina, mengendalikan, mengevaluasi

penyelenggaraan urusan otonomi daerah dalam rangka pelaksanaan tugas

otonomi di bidang pekerjaan umum, bidang perumahan, bidang tata ruang dan

bidang energi dan sumber daya mineral di lingkungan pemerintah kota,

berdasarkan kebijakan walikota dan atau sekretaris daerah serta tugas

pembantuan yang ditugaskan pemerintah kepada pemerintah kota.

(2) Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimakasud pada ayat 1,

kepala dinas mempunyai fungsi:

a. Perumusan kebijakan umum program kerja dinas;

b. Pelaksanaan memimpin penyelenggaraan teknis operasional dan

fungsional tugas-tugas dinas;

c. Pembinaan, pengendalian dan pengawasan penyelenggaraan di bidang

pekerjaan umum, bidang perumahan, bidang tata ruang, bidang energi dan

sumber daya mineral;

d. Pengoordinasian pelaksanaan kegiatan dinas dan unit kerja lain di bidang

tugasnya;

e. Pemfasilitasian dalam lingkup bidang tugasnya;

f. Perumusan kebijakan teknis operasional dan fungsional di bidang

pekerjaan umum, bidang perumahan, bidang tata ruang, bidang energi dan

sumber daya mineral;

g. Penyeliaan bawahan dalam lingkup bidang tugasnya;

h. Pengendalian dan pengevaluasian pelaksanaan tugas dinas; dan

15

i. Pelaksanaan tugas lain berdasarkan kebijakan walikota dan atau sekretaris

daerah serta peraturan perundang-undangan.

Paragraf 2

Sekretariat

Pasal 8

(1) Sekretariat sebagai unsur staf atau administrasi mempunyai tugas pokok

merencanakan, membagi tugas, memberi petunjuk, menyelia, mengatur,

mengevaluasi, dn melaporkan pelaksanaan urusan keorganisasian dan

ketatalaksanaan, umum dan kehumasan, kepegawaian, perlengkapan,

program dan pelaporan serta keuangan dalam rangka mendukung

mekanisme kerja dinas.

(2) Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat 1,

sekretariat mempunyai fungsi:

a. Perencanaan operasional sekretariat dinas;

b. Pembagian tugas penyelenggaraan sekretariat meliputi urusan

keorganisasian dan ketataklaksanaan, urusan umum dan kehumasan,

urusan kepegawaian, urusan perlengkapan, urusan keuangan dan

penyusunan program dinas;

c. Pemberian petunjuk penyelenggaraan sekretariat meliputi urusan

keorganisasian dan ketataklaksanaan, urusan umum dan kehumasan,

urusan kepegawaian, urusan perlengkapan, urusan keuangan dan

penyusunan program dinas;

d. Penyeliaan bawahan dalam lingkup bidang tugasnya;

e. Pengaturan penyelenggaraan sekretariat meliputi urusan keorganisasian

dan ketataklaksanaan, urusan umum dan kehumasan, urusan

kepegawaian, urusan perlengkapan, urusan keuangan dan penyusunan

program dinas;

f. Pemfasilitasian penyelenggaraan tugas dinas;

g. Pengendalian dan pengevaluasian pelaksanaan tugas sekretariat;

h. Pelaporan pelaksanaan tugas sekretariat dan dinas; dan

16

i. Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya berdasarkan arahan atasan dalam

lingkup bidang tugasnya.

(3) Sekretariat, membawahkan:

a. Sub bagian umum;

b. Sub bagian program dan pelaporan; dan

c. Sub bagian keuangan.

Pasal 9

(1) Sub bagian umum sebagai pembantu unsur staf atau administrasi

mempunyai tugas, membimbing, memriksa, mengoreksi, mengawasi dan

merencanakan kegiatan pengolahan urusan keorganisasian, ketatalaksanaan,

ketatausahaan, kehumasan, umum, kerumahtanggaan dan administrasi

kepegawaian.

(2) Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat 1,

sub bagian umum mempunyai tugas:

a. Pengoreksian pelaksanaan tugas sub bagian umum;

b. Pembimbingan pelaksanaan tugas sub bagian umum;

c. Pelaporan pelaksanaan tugas sub bagian umum;

d. Perencanaan kegiatan kerja sub bagian umum meliputi pengelolaan

urusan keorganisasian, dan ketatalaksanaan kehumasan.

Pasal 10

(1) Sub bagaian program dan pelaporan sebagai pembantu unsur staf atau

administrasi mempunyai tugas pokok memberi petunjuk, membagi tugas,

membimbing, mengawasi dan merencanakan kegiatan pengelolaan

penyusunan program dan pelaporan.

(2) Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat 1,

sub bagian program dan pelaporan mempunyai fungsi:

a. Pemberian petunjuk pengelolaan penyusunan program dan pelaporan;

b. Pembagian tugas pengelolaan penyusunan program dan pelaporan;

c. Pengawasan bawahan dalam lingkup bidang tugasnya;

d. Pemeriksaan dan pengawasan pengelolaan penyusunan program dan

pelaporan.

17

Pasal 11

(1) Sub bagian keuangan sebagai pembantu unsur staf atau administrasi

mempunyai tugas pokok memberi petunjuk, membagi tugas, mengoreksi,

mengawasi, merencanakan urusan pengelolaan keuangan dan

perlengkapan dinas.

(2) Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat 1,

sub bagian keuangan mempunyai tugas:

a. Perencanaan kegiatan kerja sub bagian keuangan;

b. Pemberian petunjuk pengelolaan keuangan dan perlengkapan dinas;

c. Pembimbingan pelaksanaan tugas sub bagian kenuangan;

d. Pengoreksian pelaksanaan tugas sub bagian keuangan;

e. Pengawasan bawahan dalam lingkup bidang tugasnya.

Paragraf 3

Bidang Bina Marga

Pasal 12

(1) Bidan bina marga sebaga unsur pelaksana mempunyai tugas pokok

merencanakan, membagi tugas pokok merencanakan, membagi tugas,

memberi petunjuk, menyelia, mengatur, mengevaluasi, dan melaporkan

pelaksanaan urusan peningkatan jalan dan jembatan serta pemeliharaan

jalan dan jembatan.

(2) Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat 1,

bidang bina marga,mempunai fungsi:

a. Perencanaan operasional bidang bina marga;

b. Pembagian tugas penyelenggaraan bidang bina marga;

c. Penyeliaan bawahan dalam lingkup bidang tugasnya;

d. Pengaturan penyelenggaraan urusan peningkatan jalan dan jembatan

serta pemeliharaan jalan dan jembatan.

e. Pemfasilitasian penyelengaraan tugas bidang bina marga; dan

f. Pelaporan pelaksanaan tugas bidang bina marga.

(3) Bidang Bina Marga,membawahkan:

18

a. Seksi peningkatan jalan dan jembatan; dan

b. Seksi pemeliharaan jalan dan jembatan.

Pasal 13

(1) Seksi peningkatanjalan dan jembatan sebagai pembantu unsur pelaksana

mempunyai tugas pokok memberi petunjuk, membagi tugas, membimbing,

memeriksa, mengoreksi, mengawasi dan merencanakan kegiatan

operasional urusan perumusan kebijakan penyelenggaraanjalan

berdasarkan kebijakan nasional di bidang jalan dengan memperhatikan

keserasian antar daerah dan antar kawasan, penyusuna pedoman

operasional penyelenggaraan jalan, penetapan status jalan serta

pelaksanaan konstruksi jalan kota.

(2) Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat 1,

seksi peningkatan jalan dan jembatan, mempunyai fungsi:

a. Perencanaan kegiatan kerja seksi peningkatan jalan dan jembatan

b. Pembagian tugas pelaksanaan seksi peningkatan jalan dan jembatan;

c. Pemberian petunjuk pelaksanaan urusan perumusan kebijakan

penyelenggaraan jalan berdasarkan kebijakan nasional di bidang jalan

dengan memperhatikan keserasian antar daerah dan antar kawasan,

penyusunan pedoman operasional penyelenggaraan jalan, penetapan

status jalan, penyusunan perencanaan umum dan pembiayaan jaringan.

Pasal 14

(1) Seksi pemeliharaan jalan dan jembatan sebagai pembantu unsur pelaksana

mempunyai tugas pokok memberi petunjuk, membagi tugas, membimbing,

mengoreksi da mengawasi dan merencanakan kegiatan operasionalurusan

pengoprasian,evaluasi kinerja penyelenggaraan jalan, pengendalian fungsi

dan manfaat hasil pembangunan jalan.

Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan, mempunyai fungsi :

a. Perencanaan kegiatan kerja Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan;

19

b. Pemberian petunjuk pelaksanaan urusan pengoperasian dan pemeliharaan

jalan, pengembangan dan pengeloloaan manajemen jalan, evaluasi kinerja

penyelenggaraan jalan, pengendalian fungsi dan manfaat hasil

pembangunan jalan;

c. Pembagian tugas pelaksanaan Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan;

d. Penyelenggaraan operasional urusan pengoperasian dan pemeliharaan

jalan, pengembangan dan pengelolaan manajemen jalan, evaluasi kinerja

penyelenggaraan jalan, pengendalian fungsi dan manfaat hasil

pembangunan jalan;

e. Pembimbingan pelaksanaan tugas Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan;

f. Pemeriksaan dan pengawasan pelaksanaan urusan pengoperasian dan

pemeliharaan jalan, pengembangan dan pengelolaan manajemen jalan,

pengendalian fungsi dan manfaat hasil pembangunan jalan;

g. Pengoreksian pelaksanaan tugas Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan;

h. Pengawasan bawahan dalam lingkup bidang tugasnya;

i. Pelaporan pelaksanaan tugas Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan; dan

j. Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya berdasarkan arahan atasan dalam

lingkup bidang tugasnya.

Paragraf 4

Bidang Sumber Daya Air, Energi dan Mineral

Pasal 15

(1) Bidang Sumber Daya Air, Energi dan Mineral sebagai unsur pelaksana

mempunyai tugas pokok merencanakan, membagi tugas, memberi petunjuk,

menyelia, mengatur, mengevaluasi, dan melaporkan pelaksanaan urusan

sumber daya air, energi dan sumber daya mineral.

(2) Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

Bidang Sumber Daya Air, Energi dan Mineral, mempunyai fungsi :

a. Perencanaan operasional Bidang Sumber Daya Air, Energi dan Mineral;

b. Pembagian tugas penyelenggaraan Bidang Sumber Daya Air, Energi dan

Mineral;

20

c. Pemberian petunjuk penyelenggaraan urusan sumber daya air, energi dan

sumber daya mineral;

d. Penyeliaan bawahan dalam lingkup bidang tugasnya;

e. Pengaturan penyelenggaraan urusan sumber daya air, energi dan sumber

daya mineral;

f. Pemfasilitasian penyelenggaraan tugas Bidang Sumber Daya Air, Energi

dan Mineral;

g. Pengendalian dan pengevaluasian pelaksanaan tugas Bidang Sumber

Daya Air, Energi dan Mineral;

h. Pelaporan pelaksanaan tugas Bidang Sumber Daya Air, Energi dan

Mineral; dan

i. Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya berdasarkan arahan atasan dalam

lingkup bidang tugasnya.

(3) Bidang Sumber Daya Air, Energi dan Mineral, membawahkan;

a. Seksi Sumber Daya Air; dan

b. Seksi Energi dan Sumber Daya Mineral.

Pasal 16

(1) Seksi Sumber Daya Air sebagai pembantu unsur pelaksana mempunyai tugas

pokok memberi petunjuk, membagi tugas, membimbing, memeriksa,

mengoreksi, mengawasi dan merencanakan kegiatan operasional urusan

pengaturan, pembinaan, pembangunan/pengelolaan, pengawasan dan

pengendalian sumber daya air meliputi jaringan drainase (sistem jaringan

sekunder) dan sungai.

(2) Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

Seksi Sumber Daya Air, mempunyai fungsi :

a. Perencanaan kegiatan kerja Seksi Sumber Daya Air;

b. Pemberian petunjuk pelaksanaan urusan pengaturan, pembinaan,

pembangunan/pengelolaan, pengawasan dan pengendalian sumber daya air

meliputi jaringan drainase (sistem jaringan sekunder) dan sungai.

c. Pembagian tugas pelaksanaan Seksi Sumber Daya Air;

21

d. Penyelengaraan operasional pengaturan, pembinaan,

pembangunan/pengelolaan, pengawasan dan pengendalian sumber daya air

meliputi jaringan drainase (sistem jaringan sekunder) dan sungai;

e. Pembimbingan pelaksanaan tugas Seksi Sumber Daya Air;

f. Pemeriksaan dan pengawasan pelaksanaan urusan pengaturan, pembinaan,

pembangunan/pengelolaan, pengawasan dan pengendalian sumber daya air

meliputi jaringan drainase (sistem jaringan sekunder) dan sungai;

g. Pengoreksian pelaksanaan tugas Seksi Sumber Daya Air;

h. Pengawasan bawahan dalam lingkup bidang tugasnya;

i. Pelaporan pelaksanaan tugas Seksi Sumber Daya Air; dan

j. Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya berdasarkan arahan atasan dalam

lingkup bidang tugasnya.

Pasal 17

(1) Seksi Energi dan Sumber Daya Mineral sebagai pembantu unsur pelaksana

mempunyai tugas pokok memberi petunjuk, membagi tugas, membimbing,

memeriksa, mengoreksi, mengawasi dan merencanakan kegiatan operasional

urusan mineral, batu bara, panas bumi, air tanah, biologi, ketenagalistrikan,

kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi, kegaiatan usaha hilir minyak dan

gas bumi, kegiatan usaha jasa penunjang minyak dan gas bumi.

(2) Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

Seksi Energi dan Sumber Daya Mineral, mempunyai fungsi :

a. Perencanaan kegiatan kerja Seksi Energi dan Sumber Daya Mineral;

b. Pemberian petunjuk pelaksanaan urusan mineral, batu bara, panas bumi,

air tanah, biologi, ketenagalistrtikan, kegiatan usaha hulu minyak dan gas

bumi, kegaiatan usaha hilir minyak dan gas bumi, kegiatan usaha jasa

penunjang minyak dan gas bumi.

c. Pembagian tugas pelaksanaan Seksi Energi dan Sumber Daya Mineral;

d. Penyelenggaraan operasional urusan mineral, batu bara, panas bumi, air

tanah, biologi, ketenagalistrtikan, kegiatan usaha hulu minyak dan gas

bumi, kegaiatan usaha hilir minyak dan gas bumi, kegiatan usaha jasa

penunjang minyak dan gas bumi;

22

e. Pembimbingan pelaksanaan tugas Seksi Energi dan Sumber daya Mineral;

f. Pemeriksaan dan pengawasan pelaksanaan urusan mineral, batu bara,

panas bumi, air tanah, biologi, ketenagalistrtikan, kegiatan usaha hulu

minyak dan gas bumi, kegaiatan usaha hilir minyak dan gas bumi,

kegiatan usaha jasa penunjang minyak dan gas bumi;

g. Pengoreksian pelaksanaan tugas Seksi Energi dan Sumber Daya Mineral;

h. Pengawasan bawahan dalam lingkup bidang tugasnya;

i. Pelaporan pelaksanaan tugas Seksi Energi dan Sumber Daya Mineral; dan

j. Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya berdasarkan arahan atasan dalam

lingkup bidang tugasnya.

Paragraf 5

Bidang Cipta Karya

Pasal 18

(1) Bidang Cipta Karya sebagai unsur pelaksana mempunyai tugas pokok

merencanakan, membagi tugas, memberi petunjuk, menyelia, mengatur,

mengevaluasi, melaporkan pelaksanaan urusan tata bangunan dan tata

lingkungan.

(2) Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

Bidang Cipta Karya, mempunyai fungsi :

a. Perencanaan operasional Bidang Cipta Karya;

b. Pembagian tugas penyelenggaraan Bidang Cipta Karya;

c. Pemberian petunjuk penyelenggaraan tata bangunan dan tata lingkungan;

d. Penyeliaan bawahan dalam lingkup bidang tugasnya;

e. Pengaturan penyelenggaraan tata bangunan dan tata lingkungan;

f. Pemfasilitasian penyelenggaraan tugas Bidang Cipta Karya;

g. Pengendalian dan pengevaluasian pelaksanaan tugas Bidang Cipta Karya;

h. Pelaporan pelaksanaan tugas Bidang Cipta Karya; dan

i. Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya berdasarkan arahan atasan dalam

lingkup bidang tugasnya.

(3) Bidang Cipta Karya, membawahkan :

a. Seksi Tata Bangunan; dan

23

b. Seksi Tata Lingkungan.

Pasal 19

(1) Seksi Tata Bangunan sebagai pembantu unsur pelaksana mempunyai tugas

pokok memberi petunjuk, membagi tugas, membimbing, memeriksa,

mengoreksi, mengawasi dan merencanakan kegiatan operasional urusan

pengaturan, pembinaan bangunan gedung dan lingkungan.

(2) Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

Seksi Tata Bangunan, mempunyai fungsi :

a. Perencanaan kegiatan kerja Seksi Tata Bangunan;

b. Pemberian petunjuk pelaksanaan urusan pengaturan, pembinaan bangunan

gedung, dan lingkungan;

c. Pembagian tugas pelaksanaan Seksi Tata Bangunan;

d. Penyelenggaraan operasional urusan pengaturan, pembinaan bangunan

gedung, dan lingkungan;

e. Pembimbingan pelaksanaan tugas Seksi Tata Bangunan;

f. Pemeriksaan dan pengawasan pelaksanaan urusan pengaturan, pembinaan

bangunan gedung dan lingkungan;

g. Pengoreksian pelaksanaan tugas Seksi Tata Bangunan;

h. Pengawasan bawahan dalam lingkup bidang tugasnya;

i. Pelaporan pelaksanaan tugas Seksi Tata Bangunan; dan

j. Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya berdasarkan arahan atasan dalam

lingkup bidang tugasnya.

Pasal 20

(1) Seksi Tata Lingkungan sebagai pembantu unsur pelaksana mempunyai tugas

pokok memberi petunjuk, membagi tugas, membimbing, memeriksa,

mengoreksi, mengawasi dan merencanakan kegiatan operasional urusan

pengaturan, pembinaan, pembangunan, pengawasan perkotaan, air limbah,

drainase (sistem jaringan tersier), dan pemukiman.

24

(2) Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

Seksi Tata Lingkungan, mempunyai fungsi :

a. Perencanaan kegiatan kerja Seksi Tata Lingkungan;

b. Pemberian petunjuk pelaksanaan urusan pengaturan, pembinaan,

pembangunan, pengawasan perkotaan, air limbah, drainase (sistem

jaringan tersier), dan pemukiman.

c. Pembagian tugas pelaksanaan Seksi Tata Lingkungan;

d. Penyelenggaraan operasional pengaturan, pembinaan, pembangunan,

pengawasan perkotaan, air limbah, drainase (sistem jaringan tersier), dan

pemukiman.

e. Pembimbingan pelaksanaan tugas Seksi Tata Lingkungan;

f. Pemeriksaan dan pengawasan pelaksanaan urusan pengaturan,

pembinaan, pembangunan, pengawasan perkotaan, air limbah, drainase

(sistem jaringan tersier), dan pemukiman.

g. Pengoreksian pelaksanaan tugas Seksi Tata Lingkungan;

h. Pengawasan bawahan dalam lingkup bidang tugasnya;

i. Pelaporan pelaksanaan tugas Seksi Tata Lingkungan;

j. Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya berdasarkan arahan atasan dalam

lingkup bidang tugasnya.

Paragraf 6

Bidang Tata Ruang dan Perumahan

Pasal 21

(1) Bidang Tata Ruang dan Perumahan sebagai unsur pelaksana mempunyai tugas

pokok merencanakan, membagi tugas, memberi petunjuk, menyelia,

mengatur, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan urusan tata ruang dan

perumahan.

(2) Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

Bidang Tata Ruang dan Perumahan, mempunyai fungsi :

a. Perencanaan operasional Bidang Tata Ruang dan Perumahan;

b. Pembagian tugas penyelenggaraan Bidang Tata Ruang dan Perumahan;

25

c. Pemberian petunjuk penyelenggaraan urusan tata ruang dan perumahan;

d. Penyeliaan bawahan dalam lingkup bidang tugasnya;

e. Pengaturan penyelenggaraan urusan tata ruang dan perumahan;

f. Pemfasilitasian penyelenggaraan tugas Bidang Tata Ruang dan

Perumahan;

g. Pengendalian dan pengevaluasian pelaksanaan tugas Bidang Tata Ruang

dan Perumahan;

h. Pelaporan pelaksanaan tugas Bidang Tata Ruang dan Perumahan; dan

i. Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya berdasarkan arahan atasan dalam

lingkup bidang tugasnya.

(3) Bidang Tata Ruang dan Perumahan, membawahkan :

a. Seksi Tata Ruang; dan

b. Seksi Perumahan.

Pasal 22

(1) Seksi Tata Ruang sebagai pembantu unsur pelaksana mempunyai tugas pokok

memberi petunjuk, membagi tugas, membimbing, memeriksa, mengoreksi,

mengawasi dan merencanakan kegiatan operasional urusan pengaturan,

pembinaan, pembangunan, pengawasan dan penataan ruang.

(2) Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

Seksi Tata Ruang mempunyai fungsi :

a. Perencanaan kegiatan kerja Seksi Tata Ruang;

b. Pemberian petunjuk pelaksanaan urusan pengaturan, pembinaan,

pembangunan, pengawasan dan penataan ruang;

c. Pembagian tugas pelaksanaan Seksi Tata Ruang;

d. Penyelenggaraan operasional urusan pengaturan, pembinaan,

pembangunan, pengawasan dan penataan ruang;

e. Pembimbingan pelaksanaan tugas Seksi Tata Ruang;

f. Pemeriksaan dan pengawasan pelaksanaan urusan pengaturan,

pembinaan, pembangunan, pengawasan dan penataan ruang;

g. Pengoreksian pelaksanaan tugas Seksi Tata Ruang;

h. Pengawasan bawahan dalam lingkup bidang tugasnya;

26

i. Pelaporan pelaksanaan tugas Seksi Tata Ruang; dan

j. Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya berdasarkan arahan atasan dalam

lingkup bidang tugasnya.

Pasal 23

(1) Seksi Perumahan sebagai pembantu unsur pelaksana mempunyai tugas pokok

memberi petunjuk, membagi tugas, membimbing, memeriksa, mengoreksi,

mengawasi dan merencanakan kegiatan operasional urusan pembiayaan

perumahan, pembinaan perumahan formal, pembinaan perumahan swadaya,

pengembangan kawasan, pembinaan hukum

(2) Peraturan perundang-undangan dan pertahanan untuk perumahan, pembinaan

teknologi dan industri pendukung perumahan, pengembangan pelaku

perumahan, peran serta masyarakat dan sosial budaya.

(3) Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

Seksi Perumahan, mempunyai fungsi :

a. Perencanaan kegiatan kerja Seksi Perumahan;

b. Pemberian petunjuk pelaksanaan urusanpembiayaan perumahan,

pembinaan perumahan formal, pembinaan perumahan swadaya,

pengembangan kawasan, pembinaan hukum, peraturan perundang-

undangan dan pertahanan untuk perumahan, pembinaan teknologi dan

industri pendukung perumahan, pengembangan pelaku perumahan, peran

serta masyarakat dan sosial budaya.

c. Pembagian tugas pelaksanaan Seksi Perumahan;

d. Penyelenggaraan operasionalurusanpembiayaan perumahan, pembinaan

perumahan formal, pembinaan perumahan swadaya, pengembangan

kawasan, pembinaan hukum, peraturan perundang-undangan dan

pertahanan untuk perumahan, pembinaan teknologi dan industri

pendukung perumahan, pengembangan pelaku perumahan, peran serta

masyarakat dan sosial budaya.

e. Pembimbingan pelaksanaan tugas Seksi Perumahan;

f. Pemeriksaan dan pengawasan pelaksanaanurusanpembiayaan perumahan,

pembinaan perumahan formal, pembinaan perumahan

27

swadaya, pengembangan kawasan, pembinaan hukum, peraturan

perundang-undangan dan pertahanan untuk perumahan, pembinaan

teknologi dan industri pendukung perumahan, pengembangan pelaku

perumahan, peran serta masyarakat dan sosial budaya.

g. Pengoreksian pelaksanaan tugas Seksi Perumahan;

h. Pengawasan bawahan dalam lingkup bidang tugasnya;

i. Pelaporan pelaksanaan tugas Seksi Perumahan; dan

j. Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya berdasarkan arahan atasan dalam

lingkup bidang tugasnya.

Paragraf 7

UPTD Alat-Alat Berat dan Laboratorium Konstruksi

Pasal 24

(1) UPTD Alat-Alat Berat dan Laboratorium Konstruksi sebagai unsur pelaksana

teknis tertentu mempunyai tugas pokok memberi petunjuk, membagi tugas,

membimbing, memeriksa, mengoreksi, mengawasi, merencanakan dan

melaksanakan kegiatan teknis operasional urusan pengelolaan alat-alat berat

dan labotarorium konstruksi.

(2) Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), UPTD Alat-Alat Berat dan

Laboratorium Konstruksi, mempunyai fungsi :

a. perencanaan kegiatan kerja UPTD Alat-Alat Berat dan

laboratorium Konstruksi;

b. pemberian petunjuk pelaksanaan urusan pengelolaan alat-

alat berat dan laboratorium konstruksi;

c. pembagian tugas pelaksanaan UPTD Alat-Alat Berat dan

Laboratorium Konstruksi;

d. pembimbingan dan pelaksanaan tugas UPTD Alat-Alat

Berat dan Laboratorium Konstruksi;

e. pemeriksaan dan pengawasan pelaksanaan urusan

pengelolaan alat-alat berat dan laboratorium konstruksi;

28

f. pelaksanaan penyelenggaraan urusan pengelolaan alat-

alat berat dan laboratorium konstruksi;

g. pengoreksian pelaksanaan tugas UPTD Alat-Alat Berat dan

Laboratorium Konstruksi;

h. pengawasan bawahan dalam lingkup bidang tugasnya;

i. pelaporan pelaksanaan tugas UPTD Alat-Alat Berat dan

Laboratorium Konstruksi; dan

j. pelaksanaan tugas kedinasan lainnya berdasarkan arahan

atasan dalam lingkup bidang tugasnya.

(3)UPTD Alat-Alat Berat dan Laboratorium Konstruksi,

membawahkan :

- Sub Bagian Tata Usaha.

Pasal 25

(1)Sub Bagian Tata Usaha sebagai unsur staf atau administrasi

mempunyai tugas pokok memberi petunjuk, membagi tugas,

membimbing, memeriksa, mengoreksi, mengawasi dan

merencanakan kegiatan urusan keorganisasian dan

ketatalaksanaan, umum, kepegawaian, perlengkapan,

program dan pelaporan serta keuangan dalam rangka

mendukung mekanisme kerja (UPTD).

(2)Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), Sub Bagian Tata Usaha mempunyai

fungsi :

a. perencanaan kegiatan kerja Sub Bagian Tata Usaha

meliputi urusan keorganisasian dan ketatalaksanaan,

umum, kepegawaian, perlengkapan, program dan

pelaporan serta keuangan;

b. pemberian petunjuk pengelolaan urusan keorganisasian

dan ketatalaksanaan, umum, kepegawaian, perlengkapan

program dan pelaporan serta keuangan;

c. pembagian tugas pengelolaan urusan keorganisasian dan

ketatalaksanaan, umum, kepegawaian, perlengkapan

program dan pelaporan serta keuangan;

d. pembimbingan pelaksanaan tugas Sub Bagian Tata Usaha;

5

29

e. pemeriksaan dan pengawasan pengelolaan urusan

keorganisasian dan ketatalaksanaan, umum,

kepegawaian, perlengkapan program dan pelaporan serta

keuangan;

f. pengoreksian pelaksanaan tugas Sub Bagian Tata Usaha;

g. pengawasan bawahan dalam lingkup bidang tugasnya;

h. pelaporan pelaksanaan tugas Sub Bagian Tata Usaha; dan

i. pelaksanaan tugas kedinasan lainnya berdasarkan arahan

atasan dalam lingkup bidang tugasnya.

Paragraf 8

Kelompok Jabatan Fungsional

Pasal 26

(1)Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas pokok

melaksanakan kegiatan teknis sebagaian tugas Dinas sesuai

dengan profesi dan keahlian masing-masing.

(2)Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), dipimpin oleh seorang tenaga kerja fungsional senior

dalam kepangkatan yang berada di bawah dan bertanggung

jawab kepada Kepala Dinas.

Pasal 27

(1)Kelompok Jabatan Fungsional dapat dibagi kedalam Sub-Sub

Kelompok sesuai dengan kebutuhan masing-masing dipimpin

oleh seorang tenaga fungsional senior dalam kepangkatan.

(2)Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan sifat, jenis

dan beban kerja.

(3)Pembinaan terhadap tenaga fungsional dilakukan sesuai

dengan peraturan perundang-undangan.

5

30

BAB IV

TATA KERJA

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 28

(1)Hal-hal yang menjadi tugas pokok dan fungsi Dinas

merupakan satu kesatuan yang satu sama lain tidak dapat

dipisahkan.

(2)Pelaksanaan fungsi Dinas sebagai unsur pelaksana otonomi

daerah di bidang pekerjaan umum, bidang perumahan, bidang

tata ruang dan bidang energi dan sumber daya mineral yang

kegiatan operasionalnya diselenggarakan oleh Bidang, Seksi

dan Kelompok Jabatan Fungsional menurut bidang tugas

masing-masing.

(3)Kepala Dinas baik secara teknis operasional maupun teknis

administratif berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

Walikota melalui Sekretaris Daerah dan dalam melaksanakan

tugas pokoknya menyelenggarakan hubungan fungsional

dengan instansi lain yang berkaitan dengan fungsinya.

(4)Setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan Dinas, dalam

melaksanakan tugasnya wajib menerapkan prinsip koordinasi,

integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi secara vertikal,

horizontal dan diagonal.

(5)Setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan Dinas, wajib

memimpin, mengoordinasikan dan memberikan bimbingan

serta petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahannya.

Bagian Kedua

Pelaporan

Pasal 29

(1) Kepala Dinas wajib menyampaikan laporan tentang pelaksanaan tugas

pokoknya secara teratur, jelas dan tepat waktu kepada Walikota melalui

Sekretaris Daerah.

5

31

(2) Setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan Dinas wajib mengikuti,

mematuhi petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasannya masing-masing

serta memberikan laporan tepat pada waktunya.

(3) Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasidari bawahan,

wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan pertimbangan lebih lanjut dan

untuk memberikan petunjuk kepada bawahan.

(4) Pengaturan mengenai jenis laporan dan kerangka pelaporan berpedoman

kepada peraturan perundang-undangan dan kebijakan Walikota dan atau

Sekretaris Daerah.

Bagian Ketiga

Hal Mewakili

Pasal 30

(1) Dalam hal Kepala Dinas berhalangan, Kepala Dinas dapat menunjuk

Sekretaris berdasarkan Keputusan Walikota dan atau Sekretaris Daerah.

(2) Dalam hal Kepala Dinas dan Sekretaris berhalangan, Kepala Dinas dapat

menunjuk salah satu Kepala Bidang yang senior dalam kepangkatan dan atau

berdasarkan Keputusan Walikota dan atau Sekretaris Daerah.

BAB V

KEPEGAWAIAN

Pasal 31

(1) Kepala Dinas diangkat dan diberhentikan oleh walikota atas usul Sekretaris

Daerah.

(2) Kepala Dinas berkewajiban dan bertanggung jawab dalam mempersiapkan

bahan rancangan kebijakan Walikota di bidang kepegawaian.

(3) Pejabat-pejabat lainnya di lingkungan Dinas diangkat dan diberhentikan oleh

Pejabat yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

32

BAB VI

PEMBIAYAAN

Pasal 32

Pembiayaan Dinas berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota

dan sumber-sumber lain yang sah dan tidak mengikat.

BAB VII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 33

Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Walikota ini, sepanjang

mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut berdasarkan kebijakan

Walikota dan atau Sekretaris Daerah.

Pasal 34

Dengan berlakunya Peraturan Walikota ini, maka Peraturan Walikota Nomor 40

Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pekerjaan Umum,

Perumahan, Energi dan Sumber Daya Mineral dicabut dan dinyatakan tidak

berlaku.

Pasal 35

Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan perundangan peraturan

Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Cirebon.

2.4 Hambatan-Hambatan Komunikasi dalam Dinas

Pekerjaan Umum Perumahan, Energi dan Sumber

Daya Mineral Kota Cirebon

Kendala Komunikasi dalam Organisasi, yaitu sebagai

berikut :

1. Hambatan Teknis Keterbatasan fasilitas dan peralatan

komunikasi. Jenis hambatan teknis dari komunikasi yaitu

tidak adanya rencana atau prosedur kerja yang jelas,

kurangnya informasi atau penjelasan,

5

33

2. kurangnya ketrampilan membaca, pemilihan media yang

kurang tepat.

3. Hambatan Semantik Gangguan semantik menjadi hambatan

dalam proses penyampaianpengertian atau idea secara

secara efektif.Untukmenghindari mis

komunikasisemacam ini, seorangkomunikator harusmemilih

kata-kata yang tepat sesuai dengankarakteristik

komunikannya,dan melihat kemungkinan penafsiran

terhadap kata-katayang dipakainya.

4. Hambatan Manusiawi Terjadi karena adanya faktor emosi

dan prasangka pribadi,persepsi, kecakapan atau

ketidakcakapan, kemampuan atau ketidakmampuan alat-

alatpancaindera seseorang, dll. Menurut Crude n dan

Sherman:

1) Hambatan yang berasaldari perbedaan individual

manusia. Perbedaan persepsi, perbedaan umur,

perbedaankeadaan emosi, ketrampilan mendengarkan,

perbedaan status, pencairan informasi,

penyaringan informasi.

2) Hambatan yang ditimbulkan oleh iklim psikologis dalam

organisasi

2.5 Penunjang Komunikasi dalam Dinas Pekerjaan Umum,

Perumahan, Energi dan Sumber Daya Mineral Kota

Cirebon

Mengatasi Kendala Komunikasi Dalam Organisasi

Untuk Pencapaian Tujuan Bersama, yaitu :

1. Hubungan Antar Pesonadilakukan dengan:

(1) Menjaga kontak pribadi yang akrab tanpa menumbuhkan

perasaan bermusuhan.

(2)Menetapkan dan menegaskan identitas kita dalam

hubungan denganorang laintanpa membesar-besarkan

ketidaksepakatan.

(3)Menyampaikan informasi kepada orang lain tanpa

menimbulkan kebingungan,kesalah pahaman,

penyimpangan, atau perubahan lainnya yang disengaja.

(4)Terlibat dalam pemecahan masalah yang terbuka

tanpamenimbulkan sikapbertahan atau menghentikan

proses.

(5)Membantu orang-orang lainnya untuk mengembangkan

gaya hubungan personadan antar pesona yang efektif.

5

34

(6) Ikut serta dalam interaksi social informal tanpa

terlibatdalam muslihat ataugurauan atau hal-hal lainnya

yang menggangukomunikasi yang

menyenangkan.Hubungan antar pesona cenderung

menjadi lebih baik bila kedua belah pihak

melakukan hal-hal yaitu, menyampaikan perasaan

secara langsung dan dengancara yang hangat dan

ekspresif, menyampaikan apa yang terjadi dalam

lingkunganpribadi mereka melalui penyingkapan diri,

menyampaikan pemahaman yangpositif, hangat kepada

satu sama lainnya dengan memberikan respons-

responsyang relevan dan penuh pengertian, bersikap

tulus kepada satu sama lain denganmenunjukan sikap

menerima secara verbal maupun non verbal,

selalu

menyampaikan pandangan positif tanpa syarat terhadap

satu samalainnya dalamperbincangan yang tidak

menghakimi dan ramah, berterus-terang

mengapamenjadi sulit atau bahkan mustahil untuk

sepakat satu sama lainnya dalamperbincangan yang

tidak menghakimi, cermat, jujur,dan membangun.

2. Hubungan Posisional yaitu

1) Merencanakan penempatan/pengaturan jabatan secara

benar.

2) Berusaha menjernihkan hubungan. Kegagalan untuk

menjernihkan hubunganorganisasi menimbulkan

kecemburuan, percekcokan,

ketidakamanan,ketidakefisienan,danpelepasan tanggung

jawablebih banyak dari kesalahanlainnya dalam

pengorganisasian. Untuk itu perlu adanya mdividu yang

dapatmenjadi jembatan untuk mencairkan situasi

kebekuan komunikasi horizontal dan vertikal antar

sesama rekan dan antara bawahan - atasan.

3. Hubungan Berurutan

Informasi disampaikan keseluruh organisasi formal oleh suatu

proses; dalam proses ini orang dipuncakhierarki mengirimkan

pesan ; kepada orang kedua yang kemudian mengirimkannya

lagi kepada orang ketiga. Reproduksi pesan orang pertama

menjadi pesan orang kedua, dan reproduksi pesan orang kedua

menjadi pesan orang ketiga.Tokoh kunci dalam sistem ini

adalah pengulang pesan.

5

BAB III

PENUTUP

3.1Kesimpulan

Berdasarkan makalah yang telah kami susun, kami

dapat menyimpulkan bahwa peranan komunikasi dalam

administrasi tentunya sangat penting. Dengan adanya

struktur organisasi yang jelas serta tupoksi dan wewenang

dari masing-masing, maka proses kegiatan administrasi

dalam sebuah organisasi dapat berjalan dengan baik. Akan

tetapi jika proses komunikasinya kurang baik, maka kinerja

dalam organisasi itu untuk mencapai tujuannya pun akan

terhambat.

Oleh karena itu, peranan komunikasi sangat penting

dalam administrasi.Di sini diperlukan suatu penunjang agar

hubungan vertikal antara bawahan dengan atasan ataupun

sebaliknya serta hubungan horizontal dengan sesama

anggota dapat berjalan dengan baik.

3.2Saran

Hambatan-hambatan yang terjadi dalam suatu

organisasi atau instansi perlu dikurangi dengan adanya

manajemen kepemimpinan yang dapat mengatur

kelancaran komunikasi di instansi. Apabila manajemen

kurang memberikan suatu kelancaran komunikasi, maka

kegiatan untuk mencapai tujuan juga akan semakin

terhambat.

35

DAFTAR PUSTAKA

Nurfalah, Farida, 2013, Materi Perkuliahan Komunikasi dalam

Administrasi, Unswagati Cirebon.

Peraturan Walikota No.7 Tahun 2012 Mengenai Organisasi Dinas

Pekerjaan Umum, Perumahan, Energi dan Sumber Daya

Mineral Kota Cirebon.

36

Lampiran

Gambar 1 : Saat melakukan wawancara dengan Pak Irwan selaku Kasubbag Keuangan di ruang kerjanya.

Gambar 2 : Saat Pak Irwan memberikan penjelasan dari Struktur Organisasi di Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, Energi dan

Sumber Daya Mineral.

37

Gambar 2 : Saat Pak Irwan memberikan penjelasan dari Struktur Organisasi di Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, Energi dan

Sumber Daya Mineral.

36

Gambar 3 : Usai melaksanakan wawancara dengan Pak Irwan.

38