laporan pekerjaan struktur kolom

17
LAPORAN PEKERJAAN STRUKTUR KOLOM DOSEN PEMBIMBING : KHAIRIL YANUAR, MT DISUSUN OLEH : MUHAMMAD HAITAMI S03120059 KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN JURUSAN TEKNIK SIPIL TAHUN 2014

Upload: lioneltomi-suicidaltendencies-subhumanz

Post on 28-Dec-2015

287 views

Category:

Documents


23 download

DESCRIPTION

Pekerjaan Struktur Kolom dalam pengerjaan bangunan.

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Pekerjaan Struktur Kolom

LAPORAN

PEKERJAAN STRUKTUR KOLOM

DOSEN PEMBIMBING :

KHAIRIL YANUAR, MT

DISUSUN OLEH :

MUHAMMAD HAITAMI

S03120059

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN

JURUSAN TEKNIK SIPIL

TAHUN 2014

Page 2: Laporan Pekerjaan Struktur Kolom

POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN 2014

TEKNIK SIPIL | T. PELAKSANAAN BANG. GEDUNG 1

KATA PENGANTAR

Pertama-tama penulis mengucapkan segala puji syukur kepada

Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat izin-Nya tugas ”Laporan

Pekerjaan Struktur Kolom” ini dapat disusun. Tugas ini dibuat dalam

rangka memenuhi tugas mata kuliah T. Pelaksanaan Bang. Gedung

pada semester 4 tahun ajaran 2014. Adapun tujuan dari diberikannya

tugas ini adalah untuk lebih memahami dan mengetahui penerapan

dari mata kuliah T. Pelaksanaan Bang. Gedung .

Laporan Kerja Praktek ini merupakan rangkuman dari hasil

pengamatan penulis di lapangan, yang meliputi

perencanaan, penggunaan alat dan bahan, pelaksanaan pekerjaan dan

pengendalian pekerjaan, dimana tinjauan khusus pada laporan ini

adalah pekerjaan struktur kolom. Oleh karena itu, kami

mengharapkan saran dan kritik kepada semua pihak agar tugas ini

menjadi contoh yang lebih baik di masa yang akan datang. Semoga

tugas ini dapat berguna dan bermanfaat bagi penyusun pada

khususnya dan pembaca pada umumnya. Akhir kata saya ucapkan

selamat membaca dan terima kasih telah meluangkan waktunya untuk

membaca laporan ini.

Banjarmasin, Mei 2014

Penulis

Page 3: Laporan Pekerjaan Struktur Kolom

POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN 2014

TEKNIK SIPIL | T. PELAKSANAAN BANG. GEDUNG 2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... 1

DAFTAR ISI .......................................................................................................... 2

BAB I PERENCANAAN PROYEK ....................................................... 3

1.1 LOKASI PROYEK ...................................................................... 3

1.2 TINJAUAN UTAMA .................................................................. 3

BAB II ALAT DAN BAHAN ..................................................................... 5

2.1 TINJAUAN UMUM .................................................................... 5

2.1.1 BAHAN BAHAN KONSTRUKSI ................................ 5

BAB III PELAKSANAAN PEKERJAAN KOLOM .................... 9

3.1 PEKERJAAN KOLOM ............................................................. 9

BAB IV FOTO LAPANGAN ...................................................................... 15

Page 4: Laporan Pekerjaan Struktur Kolom

POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN 2014

TEKNIK SIPIL | T. PELAKSANAAN BANG. GEDUNG 3

BAB I

PERENCANAAN PROYEK

1.1 LOKASI PROYEK

Proyek pembangunan Ruko di Jl. Sultan Adam, Banjarmasin.

1.2 TINJAUAN UTAMA

Perencanaan merupakan suatu kegiatan yang sangat penting

sebelum dilaksanakannya suatu proyek. Tahapan awal ini dilakukan supaya

tindakan yang diambil dalam pelaksanaan suatu proyek tidak merugikan, oleh

karena itu perencanaan harus dibuat sematang mungkin dan dalam pelaksanaan

harus diserahkan pada orang atau badan usaha yang benar-benar ahli

dan berpengalaman dalam bidangnya serta mempunyaireputasi yang baik.

Tahap perencanaan merupakan tahap yang penting dalam

proses pelaksanaan suatu proyek karena perencanaan berkaitan dengan tahap

sebelumnya yaitu survey (pengamatan dan penyelidikan, selain itu tahap

perencanaan mempunyai kaitan ke depan,yaitu pada construction

(pelaksanaan), operation (pengoperasian atau pemakaian), maintenance

(pemeliharaan). Kegiatan ini sangat penting sebelum dimulainya sebuah proyek.

Perencanaan suatu proyek harus dibuat secermat dan seteliti mungkin, karena

bila terjadi kesalahan perencanaan ataupun urutan proses yang tidak benar dapat

menyebabkan terjadinya kerugian. Perencanaan yang matang sebelum

dimulainya suatu pekerjaan proyek tidak hanya menghemat biaya tetapi juga

dapat menghemat waktu dan tenaga. Pelaksanaan di lapangan seringkali

berbeda dengan perencanaan, sehingga pengalaman kerja pelaksana di lapangan

sangat dibutuhkan sebagai unsur penunjang dalam menghadapi berbagai

masalah yang ada di lapangan. Perencanaan dan persiapan yang matang

sebelum pelaksanaan proyek merupakan tindakan yang seharusnya dilakukan

pemilik proyek untuk mengatasi permasalahan yang terjadi di lapangan.

Perencanaan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a) Konstruksi harus kuat dan aman

b) Mutu pekerjaan terjaga dengan baik

c) Pekerjaanselesai sesuai dengan waktu yang direncanakan

d) Biaya pelaksanaan seefisien dan seekonomis mungkin.

Page 5: Laporan Pekerjaan Struktur Kolom

POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN 2014

TEKNIK SIPIL | T. PELAKSANAAN BANG. GEDUNG 4

Perancangan proyek yang baik haruslah didukung komitmen bersama untuk

dapat melaksanakannya secara konsekuen. Untuk itulah perlu adanya rapat-

rapat koordinasi sehingga menghasilkan kesepakatan mengenai mutu yang ingin

dicapai bersama. Perencanaan suatu proyek dilaksanakan dalam beberapa tahap.

Tahap pertama yaitu melakukan survey di lapangan dan penyelidikan tanah

yang dilakukan di laboratorium, sedangkan tahap perencanaan

merupakan kelanjutan dari studi kelayakan tahap tersebut, dimana dalam

tahap perencanaan ini merupakan kerangka landasan untuk pekerjaan-pekerjaan

selanjutnya. Tahap-tahap perencanaan pembangunan suatu proyek antara lain:

1. Tahap Pra Rencana

Tahapan ini terdiri dari gambar-gambar sketsa atau merupakan outline

dari bangunan berikut dengan perkiraan biaya proyek. Gambar-gambar

tersebut dikembangkan lebih rinci lagi untuk dapat dipakai sebagai dasar

pembahasan berikutnya.

2. Tahap Perencanaan

Tahap ini terdiri dari uraian lanjutan dari gambar-gambar pra

rencana dangambar-gambar dasar dengan skala yang lebih besar.

Kemudian gambar-gambar ini dikembangkan lagi menjadi gambar-

gambar detail yang dilengkapi dengan uraian kerja dan syarat-syarat serta

perhitungan anggaran bangunan.

3. Pembuatan gambar-gambar detail

Merupakan gambar detail yang menjelaskan secara rinci

pekerjaankonstruksi, disamping sebagai dasar pelaksanaan dan juga

dipakai sebagaidokumen lelang. Gambar-gambar detail ini dibuat oleh

konsultanperencana.

4. Pembuatan rencana kerja dan syarat-syarat

Rencana kerja dan syarat-syarat ini mencakup semua aspek antara lain

material, peralatan, tenaga kerja, maupun mutu dari pekerjaan.

5. Perhitungan anggaran biaya

Anggaran biaya merupakan perhitungan biayayang dibutuhkan untuk

bahan,upah, dan biaya lain dalam pelaksanaan proyek.

Page 6: Laporan Pekerjaan Struktur Kolom

POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN 2014

TEKNIK SIPIL | T. PELAKSANAAN BANG. GEDUNG 5

BAB II

ALAT DAN BAHAN

2.1 TINJAUAN UMUM

Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek

memerlukan manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran pengerjaannya.

Pengadaan bahan bangunan dan alat kerja disesuaikan dengan tahapan

pekerjaan yang sedang berlangsung. Penempatan material yang tepat dan efisien

perlu diperhatikan untuk mempercepat dan mempermudah pekerjaan. Di

samping itu, penempatan material yang baik dan tertata rapi akan mendukung

efektifitas kerja dan keselamatan kerja. Penyedia (supplier) bahan bangunan

sebaiknya mudah ditempuh darilokasi proyek sehingga akan menghemat waktu

dan biaya pengangkutan. Selain itu ketersediaan bahan bangunan (stocking

material) harus selalu di kontrol untuk menghindari keterlambatan pelaksanaan

pekerjaan akibat terlambatnya pengadaan bahan bangunan. Penempatan

material harus disesuaikan dengan sifat bahan sehingga resiko kerusakan bahan

bangunan sebelum digunakan dapat dikurangi, terutama pada bahan bangunan

yang peka terhadap kondisi lingkungan seperti semen dan baja tulangan. Alat

kerja berperan penting dalam menunjang keberhasilan suatu proyek. Alat kerja

membantu melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang sulit untuk dikerjakan

dengan tenaga manusia. Penggunaan alat kerja dapat mempercepat waktu

pelaksanaan, mempermudah pelaksanaan dan meningkatkan efektifitas suatu

pekerjaan. Oleh karena itu, perawatan dan pemeliharaan alat kerja harus

diperhatikan agar kerusakan alat kerja dapat dihindari.

2.1.1 BAHAN-BAHAN KONSTRUKSI

Pemilihan bahan konstruksi harus memperhatikan kualitas sehingga

akandidapatkan hasil yang sesuai dengan standar perencanaannya. Selain itu

perludiperhatikan juga penyimpanan dan penumpukan di gudang agar tidak

terjadi penurunan kualitas material baik disebabkan karena faktor cuaca maupun

lamanyawaktu penumpukan di gudang.

Page 7: Laporan Pekerjaan Struktur Kolom

POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN 2014

TEKNIK SIPIL | T. PELAKSANAAN BANG. GEDUNG 6

1. BAJA

Baja pada proyek ini terdiri dari penulangan beton bertulang. Baja yang

digunakan untuk rangka baja terdiri dari bermacam-macam profil.

Penyimpanan baja tulangan diletakan di atas bantalan balok kayu

yang terletak di atas tanah untuk menghindari korosi pada tulangan akibat

reaksi dengan air tanah.

2. SEMEN

Semen digunakan sebagai bahan pengikat dalam pekerjaan konstruksi,

antara lain digunakan untuk pasangan batu kali, lantai kerja dan

plesteran. Selain itu, semen jenis tertentu juga bisa dipakai untuk bahan

finishing. H a l – h a l y a n g perlu diperhatikan dalam penyimpanan persediaan

semen:

1. Sebelum diangkut ke lapangan untuk digunakan, semen harus

dijaga agar tidak lembab.

2. Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan dan zak

(kantong) aslidari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat.

3. Tinggi tumpukan maksimum tidak lebih dari 2 m atau maksimal

10 zak. Halini untuk menghindari rusaknya semen yang berada pada

tumpukan yang paling bawah, akibat beban yang berat dalam waktu yang

cukup lama sebelumdigunakan sebagai bahan bangunan.

4. Karena penimbunan semen dalam waktu yang lama juga akan

mempengaruhimutu semen, maka diperlukan adanya pengaturan

Page 8: Laporan Pekerjaan Struktur Kolom

POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN 2014

TEKNIK SIPIL | T. PELAKSANAAN BANG. GEDUNG 7

penggunaan semen secarateliti. Sehingga dalam hal ini semen lama harus

dipergunakan terlebih dahulu.

5. Zak-zak semen disimpan di gudang yang cukup ventilasinya

Adapun Semen yang digunakan untuk pembuatan Kolom adalah Semen

Gresik.

3. KAWAT BENDRAT

Kawat bendrat berfungsi sebagai pengikat antar baja tulangan agar

dapatmembentuk struktur seperti yang dikehendaki. Kawat bendrat yang

digunakan berdiameter 1 mm dan dalam pemakaiannya digunakan tiga lapis

kawat agar lebihkuat dalam mengikat baja tulangan. Agar baja tulangan saling

terikat dengan kuatmaka kawat yang digunakan harus mempunyai kualitas yang

baik dan tidak mudah putus.

Page 9: Laporan Pekerjaan Struktur Kolom

POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN 2014

TEKNIK SIPIL | T. PELAKSANAAN BANG. GEDUNG 8

4. TEODOLITH

Teodolith merupakan alat bantu dalam proyek untuk menentukan

as bangunan dan titik-titik as kolom pada tiap-tiap lantai, agar bangunan yang

dibuattidak miring. Teodolith juga digunakan sebagai alat untuk menjaga

kevertikalitasan bangunan gedung tinggi.

Page 10: Laporan Pekerjaan Struktur Kolom

POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN 2014

TEKNIK SIPIL | T. PELAKSANAAN BANG. GEDUNG 9

BAB III

PELAKSANAAN PEKERJAAN KOLOM

3.1 PEKERJAAN KOLOM

Kolom merupakan struktur utama dari bangunan portal yang berfungsi

untuk memikul beban vertikal, beban horisontal, maupun beban momen,

baik yang berasal dari beban tetap maupun beban sementara. Dimensi kolom

yangdirancang bervariasi menurut beban yang diterima. Semakin besar

bebannya, maka bisa semakin besar dimensi kolom yang digunakan. Beban

tersebut antara lain beban mati berupa beban berat sendiri, beban akibat balok

dan plat lantai serta beban hidup. Kolom–kolom struktur pada bangunan ini

dirancang bentuk persegi.

Konstruksi kolom pada proyek ini terbuat dari beton bertulang.. Untuk

dimensi kolom, semakin ke atas dimensinya akan diperkecil. Akan tetapi tidak

berarti bahwa pada setiap perubahan lantai akan terjadi perubahan dimensi. Hal

ini dapat dilihat pada pemasangan tulangan kolom untuk tiap lantai berikutnya.

Maksud dari pengecilan dimensi kolom ini yaitu untuk mengurangi beban

sendiri dari struktur, yang dimana pengurangan dari dimensi kolom tidak akan

mempengaruhi kekuatan dan kekokohan struktur.

Pekerjaan kolom melibatkan beberapa kegiatan antara lain adalah

penentuan as kolom, penulangan kolom, pembuatan bekisting kolom,

pemasangan bekistingkolom, pengecoran kolom, dan pembongkaran

bekisting kolom.

Page 11: Laporan Pekerjaan Struktur Kolom

POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN 2014

TEKNIK SIPIL | T. PELAKSANAAN BANG. GEDUNG 10

1. PENENTUAN AS KOLOM

Titik–titik as kolom diperoleh dari hasil pekerjaan pengukuran

dan pematokan, yaitu marking berupa titik-titik atau garis yang digunakan

sebagaidasar penentuan letak kolom. Cara penentuan as-as kolom pada lantai

Ground adalah dengan menggunakan alat teodolith, yaitu dengan menentukan

letak as awal dan kemudian dibuat as-as yang lain dengan mengikuti jarak yang

telah disyaratkan dalam perencanaan awal. Letak as-as ini harus selalu dikontrol

karena ada kemungkinan satu dan lain hal, as-as tersebut berubah dari yang

telah dibuat. Garis bantu berupa marking lurus pada plat lantai membantu dalam

penentuan as kolom ini. Marking ini menggunakan benang yang bertinta hitam

sehingga saat disentuhkan ke plat akan membentuk garis hitam.

Penentuan As Kolom

Pembuatan Tulangan Kolom

Pemasangan Tulangan Kolom

Pembuatan Bekisting Kolom

Pemasangan Bekisting Kolom

Pengecoran

Pembongkaran Bekisting Kolom

Page 12: Laporan Pekerjaan Struktur Kolom

POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN 2014

TEKNIK SIPIL | T. PELAKSANAAN BANG. GEDUNG 11

2. PEMBUATAN TULANGAN KOLOM

Langkah pekerjaan pembuatan tulangan kolom adalah sebagai berikut:

1) Tulangan dengan ukuran sesuai gambar kerja (shop drawing)

didatangkan oleh pihak logistik ke lokasi proyek sesuai dengan

kebutuhan pelaksanaan di lapangan.

2) Pemotongan tulangan dilakukan dengan bar cutter dan pembengkokan

tulangan dilakukan dengan mengunakan bar bender.

3) Pembengkokan tulangan dilakukan sesuai dengan

ketentuan pendetailan tulangan. Panjang tulangan yang diperlukan

adalah sepanjang keliling tulangan ditambah dengan panjang pengait

sebesar 6 kali diameter tulangan.

4) Pemotongan tulangan utama dilakukan sepanjang tinggi

kolom perlantai bangunan ditambah dengan panjang penyaluran

tulangan untuk keperluan penyambungan tulangan. Penyempitan

bagian bawah tulangan sepanjang panjang penyaluran dilakukan untuk

memudahkan penyambungan tulangan kolom tiap lantai.

5) Pengikatan tulangan sengkang dengan tulangan utama kolom

dilakukan dengan menggunakan kawat bendrat.

3. PEMASANGAN TULANGAN KOLOM

Tulangan utama kolom yang dipergunakan pada proyek ini

bervariasi, sesuai dengan gambar rencana dari konsultan perencana.

Diantaranya Tahapan pekerjaan pembesian kolom antara lain:

1) Pemasangan tulangan diawali dengan mendirikan susunan

scaffolding mengelilingi kolom rencana. Susunan

scaffolding ini untuk tempat para pekerja merakit tulangan.

2) Setelah susunan scaffolding berdiri, dilanjutkan dengan

memasang tulangan utama dengan menyambungkan terhadap

tulangan utama di bawahnya. Kemudian masukkan tulangan

sengkang dari bagian atas tulangan utama yang telah tersusun

sebelumnya. Kaitkan antara tulangan sengkang dengan tulangan

utama menggunakan kawat bendrat. Apabila diperlukandibuat

penguat sementara untuk menjaga verticality kolom.

Page 13: Laporan Pekerjaan Struktur Kolom

POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN 2014

TEKNIK SIPIL | T. PELAKSANAAN BANG. GEDUNG 12

3) Pada bagian luar penulangan kolom diberi beton decking untuk

selimut beton.

4. PEMBUATAN BEKISTING KOLOM

Adapun bahan-bahan yang digunakan untuk membuat bekisting

kolomadalah:

1) Plywood: Merupakan lapis pemukaan dalam bekisting yang

langsung bersentuhan dengan beton. Kondisi permukaan

plywood akan berpengaruh langsung terhadap kualitas permukaan

beton setelah pengecoran. Plywood yang digunakan yang tebal atau

dinamakan finolite.

2) Balok LVL: Merupakan balok kayu dan posisinya berada

tepatdibelakang plywood berfungsi untuk menerima beban

akibat pengecoran dari plywood.

3) Steel waller: merupakan sabuk yang diletakkan pada sisi luar

balok LVL yang bergungsi untukmenerima beban dari balok LVL.

Steel waller akan menyatukan panel-panel bekisting kolom dan juga

sebagai penahan gaya horisontal yang timbulakibat tekanan beton

yang masih basah.

5. PEMASANGAN BEKISTING KOLOM

Setelah tulangan kolom dipasang dan bekisting telah selesai dikerjakan di

loskerja, maka langkah selanjutnya yaitu pemasangan bekisting. Satu

set bekisting untuk kolom pada umumnya mempunyai tinggi 4m. Urutan

pemasangan bekisting kolom adalah sebagai berikut:

1) Pembersihan plywood dan mengolesinya dengan minyak pelumas.

2) Tempatkan bekisting kolom pada posisi kolom yang akan dicor

dengan tepat.

3) Apabila setiap panel telah berada posisi yang benar, maka

dilakukan pengencangan tie nut yang berada pada corner tie holder.

Page 14: Laporan Pekerjaan Struktur Kolom

POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN 2014

TEKNIK SIPIL | T. PELAKSANAAN BANG. GEDUNG 13

4) Setelah bekisting kolom berada pada posisi yang benar,

dilakukan pemasangan adjustable push pull props pada base plate di

kedua sisi kolom

5) Check posisi vertikal bekisting terhadap as kolom sehingga

tidak terjadi kemiringan bekiting kolom. Pemasangan unting-unting

padakedua sisi bekistingberfungsi untuk mengecek posisi

vertikal bekisting.

6. PENGECORAN KOLOM

Pengecoran kolom dilakukan dengan mengunakan bucket dengan bantuan alat

towercrane atau mobile crane. Urutan pengecoran kolom adalah sebagai berikut:

1. Concrete bucket dan pipa tremi disiapkan dengan terlebih dahulu

membersihkannya agar mempermudah pelaksanaan pengecoran.

2. Beton dituang ke dalam bucket dimana tutup bucket harus dalam keadaan

tertutup agar beton tidak tumpah selama proses pengakutan beton dari

tempat penuangan beton ke lokasi pengecoran.

3. Pemindahan bucket yang berisi beton dari lokasi penuangan beton

kelokasi pengecoran dengan menggunakan tower crane atau mobilecrane.

4. Pada lokasi pengecoran, tutup bucket dibuka dan beton dituang kedalam

bekisting dengan menggunakan pipa tremi.

5. Penuangan beton harus dilakukan dengan ketentuan berikut ini:

Beton harus dituang sedekat-dekatnya dengan tujuan akhir

untuk mencegah terjadinya pemisahan bahan-bahan akibat pemindahan

adukan di dalam cetakan Beton untuk Bangunan Gedung).

6. Pemadatan tiap layer dengan menggunakan concreate vibrator.

Pemadatan dilakukan untuk mengeluarkan gelembung-gelembung udara

yang terjebak didalam adukan semen yang timbul pada saat penuangan

beton. Penggetaran beton harus dilakukan dengan baik agar mengasilkan

mutu beton yang sesuai dengan yang diinginkan. Kesalahan dalam

penggetaran beton akan mengakibatkan penururan mutu beton.

Penggeteran beton perlu dilakukan dengan ketentuansebagai berikut:

a) Alat penggetar sedapat mungkin dimasukkan ke dalam adukan beton

dengan posisi vertikal, tetapi dalam keadaaan khusus boleh miring

sampai dengan 45ο. Penggetaran dengan sudut yang lebih besar akan

menyebabkan pemisahan agregat.

Page 15: Laporan Pekerjaan Struktur Kolom

POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN 2014

TEKNIK SIPIL | T. PELAKSANAAN BANG. GEDUNG 14

b) Harus dijaga agar alat penggetar tidak mengenai bekisting atau bagian

beton yang mulai mengeras, maka posisi vibrator dibatasi maksimum

5 cm dari bekisting.

c) Sedapat mungkin vibrator tidak mengenai tulangan kolom.

d) Penggetaran dihentikan apabila adukan beton mulai kelihatan

mengkilap di sekitar alat penggetar dan pada umumnya dicapai setelah

maksimum 30 detik.

7. PEMBONGKARAN BEKISTING KOLOM

Proses pembongkaran bekisting kolom dilakukan setelah beton

dianggapmulai mengeras. Pada proyek ini bekisting kolom dilepas sekitar 12

jam setelah proses pengecoran. Proses pembongkaran bekisting kolom adalah

sebagai berikut:

1) Pembongkaran bekisting kolom dilakukan dengan menggunakan alat

tower crane atau mobile crane.

2) Pembongkaran dilakukan dengan terlebih dahulu melepas push

pull props dari base plate.

3) Pengendoran baut/wing nut yang terdapat pada corner tie holder.

Setelah itu bekisting pada keempat sisi kolom di geser ke arah luar

kolom.

4) Kemudian bekisting kolom tersebut diangkat dan dipindahkan

dengan bantuan alat tower crane atau mobile crane. Proses

pengangkatan ini haruslah dilakukan dengan sangat hati-hati untuk

mencegah cacatnya hasil pengecoran.

Page 16: Laporan Pekerjaan Struktur Kolom

POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN 2014

TEKNIK SIPIL | T. PELAKSANAAN BANG. GEDUNG 15

BAB IV

FOTO LAPANGAN

Page 17: Laporan Pekerjaan Struktur Kolom

POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN 2014

TEKNIK SIPIL | T. PELAKSANAAN BANG. GEDUNG 16