struktur morfologi bahasa indonesia

39
Alfiyanti Klarasati (292012187) Zenny Mela Analisa (292012205) Hamidah (292012215) Pramudita Agnityas P (292012216)

Upload: mencari-ridho-alloh-di-dunia-untuk-bekal-di-akhirat

Post on 05-Jul-2015

518 views

Category:

Education


13 download

DESCRIPTION

Struktur morfologi bahasa indonesia pada mata kuliah pengembangan bahasa indonesia, progdi PGSD, universitas kristen setya wacana salatiga

TRANSCRIPT

Page 1: Struktur morfologi bahasa indonesia

Alfiyanti Klarasati (292012187)

Zenny Mela Analisa (292012205)

Hamidah (292012215)

Pramudita Agnityas P (292012216)

Page 2: Struktur morfologi bahasa indonesia

Secara etimologi kata morfologi berasal dari kata morf

yang berarti ‘bentuk’ dan kata logi yang berarti ‘ilmu’.

Jadi secara harfiah kata morfologi berarti ‘ilmu mengenai

bentuk’.

Di dalam kajian linguistik, morfologi berarti ‘ilmu

mengenai bentuk-bentuk dan pembentukan kata’

Page 3: Struktur morfologi bahasa indonesia

Morfologi Dalam Linguistik Objek Kajian Morfologi

Wacana Satuan morfologi adalah:

Morfem (akar atau afiks) dan

Kata.Sintaksis

Morfologi Proses morfologi melibatkan

komponen :

Dasar (bentuk dasar).

Alat pembentuk (afiks,

duplikasi, komposisi,

akronimisasi, dan konversi).

Makna gramatikal.

Fonologi

Page 4: Struktur morfologi bahasa indonesia

Teknik analisis unsur bawahan langsung

(Immediate Constituent Analysis).

Model paradigma (Word and Paradigma Model).

Model tata nama (Name and Arrangement Model).

Model proses (Name and Prosess Model).

Page 5: Struktur morfologi bahasa indonesia

Morfem adalah satuan gramatikal terkecil

yang memiliki makna. Umpamanya bentuk

membeli dapat di analisis menjadi dua

bentuk terkecil yaitu {me-} dan {beli}.

Page 6: Struktur morfologi bahasa indonesia

Dua bentuk yang sama atau lebih memilik makna yang sama

merupakan sebuah morfem

Dua bentuk yang sama atau lebih bila memilki makna yang

berbeda merupakan dua morfem yang berbeda

Dua buah bentuk yang berbeda, tetapi memiliki makna yang

sama, merupakan dua morfem yang berbeda

Bentuk-bentuk yang mirip (berbeda sedikit) tetapi maknanya

sama adalah sebuah morfem yang sama, asal perbedaan

bentuk itu dapat dijelakan secara fonologis.

Bentuk yang hanya muncul dengan pasangan satu-satunya

adalah juga sebuah morfem.

Bentuk yang muncul berulang-ulang pada satuan yang lebih

besar apabila memiliki makna yang sama adalah juga

merupakan morfem yang sama

Bentuk yang muncul berulang-ulang pada satuan bahasa

yang lebih besar (klausa, kalimat) apabila maknanya berbeda

secara polisemi adalah juga merupakan morfem yang sama.

Page 7: Struktur morfologi bahasa indonesia

Morfem Alomorf Contoh

(pada kata)

Ber- Ber-

Be-

Bel-

Bertemu,

berdoa

Beternak,

bekerja

Belajar

Morfem Alomorf Contoh (pada

kata)

Meng- Me-

Mem-

Men-

Meny-

Meng-

Menge-

Melihat,

merawat

Membaca,

membawa

Menduga,

mendengar

Menyisir,

menyusul

Menggali,

mengebor

Mengecat,

mengetik

Page 8: Struktur morfologi bahasa indonesia

Berdasarkan kebebasannya dibedakan menjadi dua

yaitu:

Morfem bebas adalah morfem yang tanpa

keterkaitannya dengan morfem lain dapat

langsung digunakan dalam pertuturan. Misalnya,

morfem {pulang}, {merah}, dan {pergi}.

Morfem terikat adalah morfem yang harus terlebih

dahulu bergabung dengan morfem lain untuk

dapat digunakan dalam pertuturan. Semua afiks

Page 9: Struktur morfologi bahasa indonesia

Bentuk dasar terikat seperti gaul, juang dan henti lazim juga disebut bentukprakategorial.

Morfem yang muncul dalam pasangan tertentu disebut morfem unik. Misalnyakuyup (hanya muncul dalam kata basah kuyup).

Bentuk-bentuk yang disebut klitika merupakan morfem yang agak sukarditentukan statusnya. Dilihat dari posisi tempatnya dibedakan menjadi dua yaitu:

Proklitika yaitu klitika yang berposisi di muka kata yang diikuti seperti klitikaku- dalam bentuk kubawa dan kuambil.

Enklitika adalah klitika yang berposisi di belakang kata yang dilekati, sepertiklitika mu- dan nya- pada bentuk nasibmu dan duduknya.

Bentuk-bentuk yang termasuk preposisi dan konjungsi seperti dan, oleh, di, dankarena secara morfologis termasuk morfem bebas, tetapi secara sintaksismerupakan bentuk terikat.

Bentuk-bentuk yang oleh Kridalaksana (1989) disebut proleksem, seperti a (padaasusila), dwi (pada dwibahasa) dan ko (pada kopliot) juga termasuk morfemterikat.

Page 10: Struktur morfologi bahasa indonesia

Morfem utuh

Morfem terbagi

Berdasarkan kemungkinan menjadi dasar dalam pembentukan kata,

dibedakan menjadi dua yaitu:

Morfem dasar adalah morfem yang dapat menjadi dasar dalam suatu

proses morfologi. Misalnya {beli}, {makan}, dan {merah}.

Morfem yang tidak dapat menjadi dasar, melainkan hanya sebagai

pembentuk. Misalnya morfem{me-}, {-kan} dan {pe-an}.

Page 11: Struktur morfologi bahasa indonesia

Morfem segmental adalah morfem yang dibentuk oleh fonem-fonemsegmental, yakni morfem yang berupa bunyi dan dapat disegmentasikan.Misalnya morfem {lihat}, {ter-}, {sikat},dan {lah}.

Morfem suprasegmental atau nonsegmental adalah morfem yang terbentukdari nada, tekanan, durasi dan intonasi. Terdapat dalam bahasa Cina, Thaidan Burma.

Berdasarkan kehadirannya secara konkret dibedakan menjadi dua yaitu: Morfem wujud adalah morfem yang secara nyata ada. Morfem tanwujud adalah morfem yang kehadirannya tidak ada, erdapat

dalam bahasa Inggris. Berdasarkan ciri semantik dibedakan menjadi dua yaitu: Morfem bermakna leksikal adalah morfem yang secara inheren memiliki

makna. Misalnya {makan}, {pulang}, dan {pergi}. Morfem tak bermakna leksikal adalah morfem yang secara inheren tidak

memiliki makna. Misalnya morfem afiks {ber-}, {ke}, dan {ter-}.

Page 12: Struktur morfologi bahasa indonesia

Morfem afiks adalah morfem yang tidak dapat menjadi dasar dalam pembentukan kata,tetapi hanya menjadi unsur pembentuk dalam proses afiksasi. Dalam bahasa Indonesiadibedakan adanya morfem afiks yang disebut:

Prefiks yaitu afiks yang dibubuhkan dikiri bentuk dasar, yaitu prefiks ber-, me-, per-, di-,ter-, se- dan ke-.

Infiks yaitu afiks yang dibubuhkan di tengah kata, bisanya pada suku awal kata yaituinfiks –el, -em, dan er-.

Sufiks adalah afiks yang dibubuhkan di kanan bentuk dasar, yaitu sufiks –kan, -i, -andan –nya.

Konfiks yaitu afiks yang dibubuhkan di kiri dan kanan bentuk dasar secarakebersamaan. Misalnya konfiks ke-an, ber-an, pe-an, per-an dan se-nya.

Klofiks yaitu kata yang dibubuhi afiks pada kiri dan kanannya tetapi pembubuhannya itutidak sekaligus, melainkan bertahap. Kata-kata yang berklofiks dalam bahasa Indonesiaadalah yang berbentuk me-kan, me-i, memper, memper-kan, memper-i, ber-kan, di-kan,di-i, diper-, diper-kan, diper-i, ter-i, ter-kan, ter-per, teper-kan, teper-i.

Dalam ragam nonbaku ada afiks nasal yang direalisasikan dengan nasal m-, n-, ny-, ng-dan nge-. Kridalaksana (1989) menyebut afiks nasal ini dengan istilah simulfiks.Contoh: nulis, nyisir, ngambil, dan ngecat.

Page 13: Struktur morfologi bahasa indonesia

PROSES MORFOLOGI TAHAP PEMBENTUKAN MORFOLOGI

Proses morfologi melibatkan

komponen: bentuk dasar dan

pembentuk kata.

Hasil proses pembentukan: bentuk

merupakan wujud fisik dan makna

gramatikal.

Pembentukan setahap

Pembentukan bertahap

Pembentukan melalui perantara

Page 14: Struktur morfologi bahasa indonesia

Morfofonemik (disebut juga morfonologi ataumorfofonologi) adalah kajian mengenaiterjadinya perubahan bunyi atau perubahanfonem sebagai akibat dari adanya prosesmorfologi, baik proses afikasi, prosesreduplikasi, maupun komposisi.

Jenis perubahan

Pemunculan fonem

Pelepasan fonem

Peluluhan fonem

Perubahan fonem

Pergeseran fonem

Page 15: Struktur morfologi bahasa indonesia

1. Perfikasi ber-

2. Prefikasi me- (termasuk klofiks me-kan danme-i)

3. Prefiksasi pe- dan konfiksasi pe-an

4. Prefiksasi per- dan konfiksasai per-an

5. Sufiksasi –an

6. Prefiksasi ter-

Page 16: Struktur morfologi bahasa indonesia

Kelas-kelas terbuka adalah kelas yang

keanggotaanya dapat bertambah atau

berkurang sewaktu-waktu berkenaan dengan

perkembangan sosisal budaya yang terjadi

dimasyarakat penutur suatu bahasa.

Page 17: Struktur morfologi bahasa indonesia

Nomina

Ciri utama nomina atau kata benda :

Tidak dapat didahului oleh adverbial negasi tidak.

Tidak dapat didahului oleh adverbial derajat agak (lebih,

sangat, dan paling).

Tidak dapat didahului oleh adverbial keharusan wajib.

Dapat didahului oleh adverbial yang menyatakan jumlah seperti

satu, sebuah, sebatang dsb.

Page 18: Struktur morfologi bahasa indonesia

Ciri utama verba atau kata kerja:

1. Dapat diimbangi oleh adverbial negasi tidak dan tanpa.

2. Dapat didampingi oleh semua adverbial frekuensi.

3. Tidak dapat didampingi oleh kata bilangan dengan penggolonganya.

4. Tidak dapat didampingi oleh semua adverbial derajat.

5. Dapat diimbangi oleh semua adverbial kala (tenses).

6. Dapat didampingi oleh senua adverbial keselesaian.

7. Dapat didampingi oleh semua adverbial keharusan.

8. Dapat didampingi oleh semua anggota adverbial kepastian.

Page 19: Struktur morfologi bahasa indonesia

Ciri utama ajektifa atau kata keadaan:

1. Tidak dapat didampingi oleh adverbial frekuensi

sering, Tidak dapat didampingi oleh adverbial

jumlah.

2. Dapat didampingi oleh adverbial derajat.

3. Dapat didampingi oleh adverbial kepastian pasti,

tentu, mungkin, dan barangkali.

4. Tidak dapat diberi adverbial kala (tenses) hendak

dan mau, jadi bentuk-bentuk tidak berterima.

Page 20: Struktur morfologi bahasa indonesia

A. Adverbia

1. Berprefiks se- seperti sejumlah,

sebagian, seberapa dan semoga.

2. Berprefiks se- dengan reduplikasi,

seperti sekali-kali, semena-mena.

3. Berkonfiks se-nya, seperti sebaliknya,

seharusnya, sesungguhnya, dan

sebisanya.

4. Berkonfiks se-nya disertai

reduplikasi seperti selambat-

lambatnya, secepat-cepatnya

B. Pronomina

1. Kata ganti diri

2. Kata ganti penunjuk

3. Kata ganti Tanya

C. Numeralia

1. Kata bilangan

2. Kata bantu bilangan

D. Preposisi

E. Konjungsi

1. Konjungsi koordinatif

2. Konjungsi subordinatif

3. Konjungsi antar kalimat

F. Artikulus

G. Interjeksi

1. kata-kata singkat seperti

wah,cih, hai, oi, oh, nah, dan

hah.

2. kata-kata biasa seperti, adih,

celaka, gila, kasihan, bangsat,

astaga, Alhamdulillah, dan

masya Allah.

H. Partikel

KLASIFIKASI KATA (KELAS TERTUTUP)

Page 21: Struktur morfologi bahasa indonesia

Afiks-afiks pembentuk verba adalah :

Verba Berprefiks ber-

1. Makna gramatikal verba berprefiks ber- , antara lain :

2. Mempunyai (dasar)/ada (dasar)nya, contohnya :Berjendela ‘ada jendela’ dan

Bersaudara ‘mempunyai saudara’

3. Memakai /mengenakan, contoh :Berjilbab ‘memakai jilbab’

4. Mengendari,menumpang, atau naik, contoh :Bersepeda ‘mengendarai

sepeda’, Berkuda ‘naik kuda’

5. Berisi atau mengandung, contoh :Beracun ‘ mengandung racun’, Berair.

6. Mengeluarkan/ menghasilka, contoh :Berproduksi ‘mengasilkan produksi’

7. Mengusahakan atau mengupayakan, contoh:Bersawah ‘mengerjakan sawah’

8. Melakukan kegiatan, contoh :Berdebat ‘melakukan debat’, berolahraga

9. Mengalamai/berada dalam keadaan, contoh :Bergembira ‘dalam keadaan

gembira’,

10. Kumpulan atau kelompok, contoh :Berdua ‘kumpulan dari dua’, bertiga

11. Memberi, contoh :Bersedekah ‘memberi sedekah’, berceramah

Page 22: Struktur morfologi bahasa indonesia

Berupa konfiks artinya prefiks ber- dan sufiks –an diimbuhkan

secara bersamaan sekaligus pada sebuah bentuk darah. Makna

gramatikal verba berkonfiks ber-an adalah:

1. Banyak serta tidak teratur, contoh :Bermunculan ‘banyak yang

muncul dan tidak teratur’, Berlarian ‘banyak yang lari dan tidak

teratur’

2. Saling atau berbalas, contoh :Bermusuhan ‘ saling memusuhi’,

besentuhan

3. Saling berada di, contoh :Bersebalahan ‘saling berada di

sebelah’,

Page 23: Struktur morfologi bahasa indonesia

Verba Berklofiks Ber-kan

Verba berklofiks ber-kan dibentuk dengan proses, mula-mula pada bentuk

dasar diimbuhkan prefiks ber-, lalu diimbuhkan pula sufiks –kan. Prefiks

ber- dan sufiks –kan mempunyai makna menggunakan/mempunyai dan

akan.

Contoh :

Bersenjatakan ‘menggunakan senjata akan (clurit)’

Verba bersufiks –kan

Verba bersufiks –kan memiliki makna gramatikal :

1. Jadikan, contoh : tenangkan ‘jadikan tenang’,

2. Jadikan berada di, contoh : Pinggirkan ‘jadikan berada di pinggir’

3. Lakukan untuk orang lain. Contoh : Ambilkan ‘lakukan ambil untuk

(orang lain)’

4. Lakukan akan. Contoh : Lemparkan ‘lakukan lempar akan’, hapuskan

5. Bawa masuk ke. Contoh : Asramakan ‘bawa masuk ke asrama’

Page 24: Struktur morfologi bahasa indonesia

Verba bersufiks –i memiliki makna gramatikal :

1. Berulang kali. Contoh: Pukuli ‘pekerjaan pukul dilakukan berulang kali

2. Tempat. Contoh : Lewati ‘lakukan lewat di …’,

3. Merasa sesuatu pada. Contoh : Hormat ‘merasa hormat pada …’,

4. Memberi. Contoh: Nasihati ‘beri nasihat pada’, garami ‘beri garam pada’

5. Jadikan. Contoh : Lengkapi ‘jadikan lengkap’, dekati ‘jadikan dekat’

6. Lakukan pada. Contoh : Siasati ‘lakukan siasat pada’, tanggapi.

Page 25: Struktur morfologi bahasa indonesia

Verba Berprefiks per-

1. Verba berprefiks per- memiliki makna gramatikal :

2. Jadikan lebih. Contoh : Perlebar ‘jadikan lebih lebar’

3. Anggap sebagai atau jadikan. Contoh : Peristri ‘jadikan istri’

4. Bagi. Contoh: Perseribu ‘bagi seribu’, Perdelapan ‘bagi delapan’

Verba Berkonfiks per-kan

1. Verba berkonfiks per-kan memiliki makna gramatikal :

2. Jadikan bahan. Contoh: Pertanyakan ‘ jadikan bahan pertanyaan’

3. Lakukan supaya. Contoh: Pertegaskan ‘lakukan supaya tegas’

4. Jadikan me. Contoh: Perdengarkan ‘jadikan (orang lain) mendengar’

5. Jadikan ber-. Contoh: Pertemukan ‘jadikan bertemu’

Page 26: Struktur morfologi bahasa indonesia

Verba Berkonfiks Per-i

Verba per-i memiliki makna gramatikal :

1. Lakukan supaya jadi. Contoh : Perbaiki ‘ lakukan supaya jadi baik’

2. Lakukan (dasar) pada objeknya. Contoh: Persetujui ‘ lakukan setuju pada objeknya’

Verba berkonfiks ke-an, memiliki makna gramatikal:

1. Terkena, menderita, mengalami (dasar), contoh: kebanjiran ‘terkena banjir’

2. Agak (dasar), contoh : kemerahan ‘agak merah’, kehitaman, kebiruan.

Page 27: Struktur morfologi bahasa indonesia

Nomina Berprefiks ke-

Nomina Berkonfiks ke-an, mempunyai maknagramatikal :

Ada dua macam proses pembentukan nomina dengan konfiks ke-an :

1. Pertama, langsung dari bentuk dasar → (dasar+ke-an). Memiliki makna gramatikal

2. ‘hal (dasar)’, contoh : kehutanan ‘hal hutan’, keolahragaan ‘hal olahraga’

3. ‘tempat/wilayah (dasar)’, contoh: kecamatan, kelurahan, kerajaan.

Page 28: Struktur morfologi bahasa indonesia

Nomina berprefiks pe- yang mengikuti persengauan memiliki makna gramatikal:

1. ‘yang (dasar)’, contoh : pendatang (mereka datang dati luar kota), pemalas,

2. ‘yang me- (dasar)’, contoh: penulis ‘yang menulis’, penonton, pelatih.

3. ‘yang me-kan (dasar)’, contoh: penentu ‘yang menentukan’, penerbang,

4. Yang me-i (dasar)’, contoh: pewaris ‘yang mewarisi’, pengunjung,

Page 29: Struktur morfologi bahasa indonesia

Nomina Berkonfiks pe-an, memiliki makna gramatikal :

1. ‘hal/proses me- (dasar)’, contoh: penulisan ‘hal menulis’, pendengaran, pembacaan

2. Hal/proses me-kan (dasar),contoh: pengecualian ‘hal mengecualikan’, pembenaran

3. ‘hal/proses me-i (dasar), contoh: pewarisan ‘hal mewarisi’, pengobatan,

Nomina Berkonfiks per-an, memiliki makna gramatikal:

1. ‘hal ber- (dasar)’, contoh: penggerakan ‘hal bergerak’, pertemuan, perdebatan.

2. ‘hal, tentang atau masalah (dasar)’, contoh: Perekonomian ‘hal ekonomi’

3. ‘daerah, wilayah atau tempat’,contoh: pegunungan ;daerah gunung’, peristirahatan

Page 30: Struktur morfologi bahasa indonesia

Nomina Bersufiks –an

1. ‘tiap-tiap’, contoh: bulanan (majalah ini terbit bulanan)

2. ‘banyak (dasar)’ → (+bendaan dan +kecil), contoh: jamuran (roti ini sudah jamuran, jangan kau makan)

3. ‘bersifat (dasar)’ → (+keadaan), contoh: murahan (saya tidak mau membeli barang murahan)

Nomina Bersufiks –nya

1. ‘hal’ → (+keadaan), contoh: luasnya daerah bencana menyulitkan petugas evakuasi.

2. ‘penegasan → (+ bendaan/ +tindakan), contoh: mau makan nasinya habis

Page 31: Struktur morfologi bahasa indonesia

Dasar Ajektiva Berprefiks pe- ada dua macam prosespembubuhan prefiks pe- pada dasar ajektiva: Secaralangsung terjadi kalau dasar ajektiva memilikikomponen makna (+sifat batin). Contoh: pemalu,pemarah, penakut.

Dasar Ajektiva Berprefiks se-

Memiliki mana gramatikal ‘sama (dasar)’. Prefiks se-berkategori verba. Bertugas untuk tingkat perbandingansama atau sederajat. Contoh: setinggi… → sama tinggi,semahal…→ sama mahal.

Page 32: Struktur morfologi bahasa indonesia

Dasar Ajektiva Bersufiks –an

Pemberian sufiks-an semua dasar ajektifa memberimakna gramatikal ‘lebih (dasar)’. Contoh: mahalan …→ lebih mahal, murahan…→ lebih murah.

Dasar Ajektiva Berprefiks ter-

Pengimbuhan prefiks ter- pada semua ajektifa memberimakna gramatikal ‘paling (dasar)’. Contoh: tercantik‘paling cantik’, tertinggi, terbesar.

Dasar Ajektifa Berkonfiks ke-an

Memberikan makna gramatikal ‘agak (dasar)’ bilamempunyai komponen makna (+ warna), contoh:kemerahan ‘agak merah’

Page 33: Struktur morfologi bahasa indonesia

Dasar Ajektifa Berklofiks me-kan

Memiliki makna gramatikal ‘menyebabkanjadi (dasar)’ bila mempunyao komponenmakna (+sifat batin). Berkategorikan ajektifakarena dapat didahului oleh adverbia agakdan sangat. Contoh: memalukan,mengecewakan, menakutkan.

Dasar Ajektiva Berklofiks me-i

Memiliki makna gramatikal ‘merasa (dasar)’dan memiliki komponen makna (+ rasabatin). Contoh: mengagumi, mengasihi,menghormati.

Page 34: Struktur morfologi bahasa indonesia

Komposisi adalah proses pengabungan dasar dengan

dasar (biasanya berupa akar maupun bentuk

berimbuhan) untuk mewadahi suatu ‘konsep’ yang

belum tertampung dalam sebuah kata.

Misalnya, dalam kata rumah untuk mengacu pada

konsep “bangunan tempat tinggal”, tetapi dalam

kehidupan nyata kita ada konsep ‘bangunan tempat

menggadaikan’, maka terbentuklah komposisi “rumah

gadai”

Page 35: Struktur morfologi bahasa indonesia

1. Komposisi peristilahan

Pengembangan komposisi

2. Komposisi nomina

a. komposisi nominal bermakna gamatikal

b. komposisi nominal bermakna idiomatic

c. komposisi nominal metaforis

d. komposisi nominal nama dan istilah

e. komposisi nominal dengan adverbial

3. komposisi verbal

a. Komposisi verbal bermakna gramatikal

b. Komposisi verbal bermakna idiomatical

c. Komposisi verbal dengan adverbial

4. komposisi ajekival

a. Komposisi ajektival bermakna Gramatikal

b. Komposisi ajektival bermakna idiomatical

c. Komposisi ajektival dengan adverbial

Page 36: Struktur morfologi bahasa indonesia

Reduplikasi merupakan bentuk pengulangansuatu kebahasaan.

Reduplikasi morfologi dapat terjadi padabentuk dasar yang berupa akar, berupabentuk berafiks dan berupa bentukkomposisi. Prosesnya dapat berupa:

a. Pengulangan utuh

b. Pengulangan sebagian

c. Pengulangan perubahan bunyi

d. Pengulangan dengan infiks

Page 37: Struktur morfologi bahasa indonesia

1. Proses konversi

Konversi lazim juga disebut derivasi zero, transmutasi atau transposisi

adalah proses pembentukan kata dari sebuah dasar berkategori tertentu

menjadi kata berkategori lain, tanpa mengubah bentuk fisik dari dasar

itu.

2. Akronimisasi

Akronimisasi adalah proses pembentukan kata dengan cara menyingkat

sebuah konsep yang direalisasikan dalam sebuah konstruksi lebih dari

sebuah kata. Proses ini menghasilakan sebuah kata yang disebut

akronim.

Penyerapan

Penyerapan adalah poses pengambilan kosakata dari bahasa asing.

Sejak terbitnya buku pedoman istilah dalam Buku Pedoman Ejaan

Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan penyerapan kata-kata asing

harus dilakukan secara visual. Artinya, berdasarkan apa yang dilihat di

dalam tulisan.

Page 38: Struktur morfologi bahasa indonesia

Inti dari pedoman pembentukan istilah itu adalah:

1. Kata-kata yang sudah terselip dan lazim digunakan

sebelum buku pedoman ini terbit, tidak perlu lagi diubah

ejaannya. Misalnya kata-kata kabar, sirsak, telepon, iklan,

perlu, bengkel, hadir, dan badan.

2. Penyerapan dilakukan secara utuh. Misalnya kata

standardisasi, efektivitas diserap secara utuh di samping

kata standar, efektif.

3. Huruf-huruf asing. pada awal kata harus disesuaikan

sebagai berikut:

c dimuka e, l, oe dan y menjadi s. Contoh: central menjadi

sentral, circulation menjadi sirkulasi, ceelom menjadi

selom, cylinder menjadi silinder

Page 39: Struktur morfologi bahasa indonesia