struktur kulit bayi

3
sarnya, struktur kulit bayi atau anak hampir sama dengan kulit orang dewasa. Namun, fungsinya belum berkembang sempurna. Itu sebabnya, kulit bayi belum mampu berfungsi optimal. Begitu lahir, kulit bayi mengalami perubahan drastis dari kondisi lingkungan yang sangat berbeda dibandingkan ketika berada di dalam rahim ibu yang hangat, nyaman, dan aman. Di luar rahim, tidak ada lagi cairan amnion yang menjaga kelembaban kulitnya. Pasalnya dibutuhkan waktu hingga satu tahun bagi epidermis kulit untuk berkembang dengan cepat dan berfungsi secara efektif. Kulit bayi 30% lebih tipis dari kulit orang dewasa sehingga cairan lebih mudah menguap. secara struktural lapisan atas kulit bayi baru lahir (infant stratum corneum) lebih tipis dari kulit orang dewasa. Lapisan atas kulit bayi ini memiliki lapisan dinding (corneocytes) yang seharusnya menjaga kelembapan alami kulit. Namun corneocytes begitu kecil dan renggang sehingga secara fungsional kulit bayi memiliki kapasitas menahan air yang sangat rendah dibanding kulit dewasa sehingga menyebabkan kekeringan kulit. Sel-sel kulit bayi masih kecil-kecil dan belum berkembang sehingga ikatan di antara sel-sel kulit tersebut masih longgar. Lapisan tanduk pada permukaan kulit pun masih sangat tipis, ini menyebabkan kulit bayi lebih tembus air dibanding orang dewasa. Semua keadaan ini membuat kulit bayi cenderung lebih tak mampu melawan infeksi dan bereaksi terhadap alergi, serta mudah robek.

Upload: fitrianti-tapparan

Post on 26-Jul-2015

93 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: struktur kulit bayi

sarnya, struktur kulit bayi atau anak hampir sama dengan kulit orang dewasa. Namun, fungsinya belum berkembang sempurna. Itu sebabnya, kulit bayi belum mampu berfungsi optimal. Begitu lahir, kulit bayi mengalami perubahan drastis dari kondisi lingkungan yang sangat berbeda dibandingkan ketika berada di dalam rahim ibu yang hangat, nyaman, dan aman. Di luar rahim, tidak ada lagi cairan amnion yang menjaga kelembaban kulitnya.Pasalnya dibutuhkan waktu hingga satu tahun bagi epidermis kulit untuk berkembang dengan cepat dan berfungsi secara efektif.

Kulit bayi 30% lebih tipis dari kulit orang dewasa sehingga cairan lebih mudah menguap. secara struktural lapisan atas kulit bayi baru lahir (infant stratum corneum) lebih tipis dari kulit orang dewasa. Lapisan atas kulit bayi ini memiliki lapisan dinding (corneocytes) yang seharusnya menjaga kelembapan alami kulit. Namun corneocytes begitu kecil dan renggang sehingga secara fungsional kulit bayi memiliki kapasitas menahan air yang sangat rendah dibanding kulit dewasa sehingga menyebabkan kekeringan kulit.

Sel-sel kulit bayi masih kecil-kecil dan belum berkembang sehingga ikatan di antara sel-sel kulit tersebut masih longgar. Lapisan tanduk pada permukaan kulit pun masih sangat tipis, ini menyebabkan kulit bayi lebih tembus air dibanding orang dewasa. Semua keadaan ini membuat kulit bayi cenderung lebih tak mampu melawan infeksi dan bereaksi terhadap alergi, serta mudah robek.

Bayi juga sedikit memproduksi melanin, yaitu pigmen yang melindungi dari sinar matahari sehingga kemudian berarti resiko yang lebih besar terhadap terbakarnya kulit.

Berawal dari 3 lapisan.

Cikal bakal kulit sudah terbentuk sejak bayi masih berada di dalam rahim, berbentuk embrio.

bulan ke-3 kehamilan : Karena zat warna (pigmen) kulit belum terbentuk, kulit janin masih berupa jaringan transparan.

Page 2: struktur kulit bayi

bulan ke-4 kehamilan : rambut “pertama” janin –yaitu lanugo– mulai tumbuh, dan di bulan berikutnya, kelenjar minyak serta kelenjar keringat sudah terbentuk dan mulai berfungsi.

bulan ke-7 kehamilan : Lanugo secara bertahap “menghilang” karena luruh kehamilan. Selanjutnya

bulan ke-8 kehamilan: kulit janin mulai dilapisi lemak (vernix caseosa) yang berfungsi sebagai pelindung untuk mencegah pengikisan kulit oleh cairan amnion dan pelindung kulit dari infeksi. Sekitar

1 bulan setelah bayi lahir : lanugo yang masih bertahan akan luruh juga dan digantikan oleh rambut halus yang disebut velus.

Daerah yang lembab dan hangat ini memicu tumbuhnya bakteri. Ditambah pula lecet akibat gesekan yang menurunkan efektifitas pelindung kulit menyebabkan ruam popok.