struktur komunitas pelecypoda di kawasan …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · 1...

15
1 STRUKTUR KOMUNITAS PELECYPODA DI KAWASAN KONSERVASI LAUT DAERAH MALANG RAPAT KABUPATEN BINTAN Aidil Akbar Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan,FIKP UMRAH,[email protected] Ir. Linda Waty Zen, M.Sc Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan,FIKP UMRAH, [email protected] Andi Zulfikar, S.Pi, MP Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH, [email protected] ABSTRAK Tujuan penelitian yang dilaksanakan di Kawasan Konservasi Laut Daerah Malang Rapat Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau adalah untuk mengetahui Struktur Komunitas pelecypoda bentik dari segi kelimpahan, indeks keanekaragaman, indeks dominasi, dan keseragaman. Kelimpahan total pelecypoda pada masing-masing stasiun secara berturut-turut, pada stasiun I memiliki kelimpahan 6,37 ind/m 2 , pada stasiun II sebesar 7,43 ind/m 2 , stasiun III sebesar9,37 ind/m 2 , stasiun IV memiliki 8,33 ind/m 2 , stasiun V memiliki kelimpahan sebesar 11,60 ind/m 2 , dan pada stasiun VI memiliki kelimpahan sebesar 6,97 ind/m 2 . Nilai Indeks Keanekaragaman Shannon Wiener (H’) pada stasiun I yaitu sebesar 1,97, pada stasiun II sebesar 0,96, pada stasiun III sebesar 0,73, stasiun IV sebesar 1,25, stasiun V sebesar 0,42dan pada stasiun VI sebesar 0,90. Nilai indeks Dominansi (C) pada stasiun I yaitu sebesar 0,32, stasiun II sebesar 0,69, stasiun III sebesar 0,77, stasiun IV sebesar 0,52, stasiun V sebesar 0,87dan stasiun VI sebesar 0,72. Sedangkan Keseragaman (E) pada stasiun I yaitu sebesar 0,70, stasiun II sebesar 0,42, stasiun III sebesar 0,37, stasiun IV sebesar 0,62, stasiun V sebesar 0,26 dan stasiun VI sebesar 0,35. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perairan KKLD Desa Malang Rapat belum mengalami tekanan dan masih berada pada kondisi alami sehingga Pelecypoda bisa berkembang dengan baik. Dari keenam stasiun penelitian dapat diketahui bahwa , stasiun II, III, IV dan V merupakan lokasi yang terbaik dalam kelangsungan hidup pelecypoda jika dibandingkan dengan stasiun I dan VI Kata Kunci : Pelecypoda bentik, KKLD, Kelimpahan, indeks keanekaragaman, indeks dominasi, dan indeks keseragaman

Upload: lyhuong

Post on 25-May-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STRUKTUR KOMUNITAS PELECYPODA DI KAWASAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · 1 STRUKTUR KOMUNITAS PELECYPODA DI KAWASAN KONSERVASI LAUT DAERAH MALANG RAPAT KABUPATEN

1

STRUKTUR KOMUNITAS PELECYPODA

DI KAWASAN KONSERVASI LAUT DAERAH MALANG RAPAT

KABUPATEN BINTAN

Aidil Akbar

Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan,FIKP UMRAH,[email protected]

Ir. Linda Waty Zen, M.Sc

Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan,FIKP UMRAH, [email protected]

Andi Zulfikar, S.Pi, MP

Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH,

[email protected]

ABSTRAK

Tujuan penelitian yang dilaksanakan di Kawasan Konservasi Laut Daerah Malang

Rapat Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau adalah untuk mengetahui

Struktur Komunitas pelecypoda bentik dari segi kelimpahan, indeks

keanekaragaman, indeks dominasi, dan keseragaman. Kelimpahan total

pelecypoda pada masing-masing stasiun secara berturut-turut, pada stasiun I

memiliki kelimpahan 6,37 ind/m2, pada stasiun II sebesar 7,43 ind/m

2 , stasiun III

sebesar9,37 ind/m2 , stasiun IV memiliki 8,33 ind/m

2, stasiun V memiliki

kelimpahan sebesar 11,60 ind/m2, dan pada stasiun VI memiliki kelimpahan

sebesar 6,97 ind/m2. Nilai Indeks Keanekaragaman Shannon – Wiener (H’) pada

stasiun I yaitu sebesar 1,97, pada stasiun II sebesar 0,96, pada stasiun III sebesar

0,73, stasiun IV sebesar 1,25, stasiun V sebesar 0,42dan pada stasiun VI sebesar

0,90. Nilai indeks Dominansi (C) pada stasiun I yaitu sebesar 0,32, stasiun II

sebesar 0,69, stasiun III sebesar 0,77, stasiun IV sebesar 0,52, stasiun V sebesar

0,87dan stasiun VI sebesar 0,72. Sedangkan Keseragaman (E) pada stasiun I yaitu

sebesar 0,70, stasiun II sebesar 0,42, stasiun III sebesar 0,37, stasiun IV sebesar

0,62, stasiun V sebesar 0,26 dan stasiun VI sebesar 0,35. Dari hasil penelitian

dapat disimpulkan bahwa perairan KKLD Desa Malang Rapat belum mengalami

tekanan dan masih berada pada kondisi alami sehingga Pelecypoda bisa

berkembang dengan baik. Dari keenam stasiun penelitian dapat diketahui bahwa ,

stasiun II, III, IV dan V merupakan lokasi yang terbaik dalam kelangsungan hidup

pelecypoda jika dibandingkan dengan stasiun I dan VI

Kata Kunci : Pelecypoda bentik, KKLD, Kelimpahan, indeks keanekaragaman,

indeks dominasi, dan indeks keseragaman

Page 2: STRUKTUR KOMUNITAS PELECYPODA DI KAWASAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · 1 STRUKTUR KOMUNITAS PELECYPODA DI KAWASAN KONSERVASI LAUT DAERAH MALANG RAPAT KABUPATEN

2

STRUCTUR COMMUNITY PELECYPODA AT MALANG RAPAT MARINE

CONSERVATION AREA OF BINTAN DISTRICT.

Aidil Akbar

Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan,FIKP UMRAH,[email protected]

Ir. Linda Waty Zen, M.Sc

Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan,FIKP UMRAH, [email protected]

Andi Zulfikar, S.Pi, MP

Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH,

[email protected]

ABSTRACT

This research was conducted to investigate community structure (biodiversity

index, dominance index and uniformity) of pelecypoda at Malang Rapat Marine

Conservation Area of Bintan District. The total abundance of each Stasiun

respectively was 6.37 ind/m2 (Stasiun 1), 7.43 ind/m

2 (Stasiun 2), 9.37 ind/m

2

(Stasiun 3), 8.33 ind/m2 (Stasiun 4), 11.60 ind/m

2 (Stasiun 5) and 6.97 ind/m

2

(Stasiun 6). Shannon-Wiener index showed that at Stasiun 1 was 1.97, Stasiun 2

was 0.96, Stasiun 3 was 0.73, Stasiun 4 was 1.25, Stasiun 5 was 0.42, and Stasiun

6 was 0.90. Dominance index showed that at Stasiun 1 was 0.32, Stasiun 2 was

0.69, Stasiun 3 was 0.77, Stasiun 4 was 0.52, Stasiun 5 was 0.87, and Stasiun 6

was 0.72. Univormity index showed that at Stasiun 1 was 0.70, Stasiun 2 was

0.42, Stasiun 3 was 0.37, Stasiun 4 was 0.62, Stasiun 5 was 0.26, and Stasiun 6

was 0.35. The result indicated that Malang Rapat Marine Management Area of

Bintan District had good natural environment condition for pelecypoda to live

and grow well. From six Stasiun can be concluded that Stasiun 2, 3, 4 and 5 was

the best habitat for pelecypoda rather than Stasiun 1 and 6.

Key Words : Bentic Pelecypoda, KKLD, Abundance, Biodiversity Index,

Dominance Index and Uniformity

Page 3: STRUKTUR KOMUNITAS PELECYPODA DI KAWASAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · 1 STRUKTUR KOMUNITAS PELECYPODA DI KAWASAN KONSERVASI LAUT DAERAH MALANG RAPAT KABUPATEN

3

I. PENDAHULUAN

Kegiatan perikanan

berkelanjutan dan pariwisata bahari

merupakan prioritas utama dalam

pemanfaatan KKLD Kawasan

Perairan Laut Pesisir Timur

Kecamatan Gunung Kijang dan

Kecamatan Bintan Timur

sebagaimana dimaksud pada SK

No.36/VIII/2007.

Salah-satu desa di Kabupaten

Bintan yang termasuk dalam wilayah

KKLD adalah Desa Malang Rapat

dengan luas wilayah lebih kurang

771.225 Ha. Batas-batas wilayah

Desa Malang Rapat adalah sebagai

berikut: sebelah utara berbatasan

dengan desa Berakit, sebelah

selatan berbatas dengan Desa Teluk

Bakau, sebelah barat berbatas dengan

Desa Toapaya Utara, dan sebelah

timur merupakan Laut Cina Selatan.

Salah-satu biota yang mempunyai

potensi ekonomis dan ekologis

penting pada komunitas bentik di

KKLD adalah pelecypoda.

Pelecypoda (jenis kerang-kerangan,

kijing dan remis) adalah salah-satu

kelas dari filum moluska yang

banyak dijumpai di daerah bentik

(pasang-surut dan littoral),

mempunyai kaki berbentuk pipih

seperti kapak untuk membuat lubang

dan dapat dijulurkan serta digunakan

untuk melekat/menggali

pasar/lumpur (Suwigno, dkk, 2002).

Struktur komunitas dapat

diketahui melalui evaluasi nilai data

kelimpahan, indeks keanekaragaman

(H’), indeks dominasi (C),

keseragaman (E), dan pola sebaran

(Soegianto, 1994).

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk

mengetahui Struktur Komunitas

Pelecypoda Bentik dari segi

kelimpahan, indeks keanekaragaman,

dominasi, dan keseragaman

Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan

penelitian ini di harapkan hasilnya

akan bermanfaat sebagai berikut:

a. Memberi sumbangan

pemikiran terhadap

pengembangan di bidang

lingkungan hidup bagi para

pelaku perubahan termasuk

pemerintah dan pemerintah

daerah serta masyarakat.

Page 4: STRUKTUR KOMUNITAS PELECYPODA DI KAWASAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · 1 STRUKTUR KOMUNITAS PELECYPODA DI KAWASAN KONSERVASI LAUT DAERAH MALANG RAPAT KABUPATEN

4

b. Mengembangkan ilmu

pengetahuan mengenai

struktur komunitas

pelecypoda bentik di

Kawasan Konservasi Laut

Daerah (KKLD) Desa

Malang Rapat Kabupaten

Bintan.

c. Kegiatan berharga ini

merupakan kesempatan

berharga bagi penulis untuk

mengaplikasikan teori yang di

peroleh dengan praktek nyata

baik di kampus maupun di

masyarakat.

d. Peneliti selanjutnya dapat

mengembangkan kajiannya

dalam bidang yang relevan

sesuai dengan perkembangan

ilmu dan praktek di lapangan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pelecypoda ada yang hidup

menetap dan membenamkan diri di

dasar perairan. Pelecypoda mampu

melekat pada bebatuan, cangkang

hewan lain atau perahu karena

mensekresikan zat perekat.

Pelecypoda merupakan biota laut

ekonomis penting yang telah ribuan

tahun dimanfaatkan oleh manusia.

Pelecypoda banyak ditemukan pada

substrat pasir berlumpur . Kondisi

perairan yang baik untuk

kelangsungan hidup pelecypoda,

salinitasnya berkisar antara 32-35‰,

pH berkisar antara 6-9,oksigen

terlarut 4,5 – 6,5 ppm, serta suhu 26-

300C.

III. METODE PENELITIAN

Penelitian ini akan

dilaksanakan selama 3 bulan, yaitu

dari bulan Juli s/d September 2013

di Kawasan Konservasi Laut

Daerah (KKLD) Malang Rapat

Kecamatan Gunung Kijang

Kabupaten Bintan Provinsi

Kepulauan Riau.

Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan

yaitu tertuang dalam Tabel 1.

Page 5: STRUKTUR KOMUNITAS PELECYPODA DI KAWASAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · 1 STRUKTUR KOMUNITAS PELECYPODA DI KAWASAN KONSERVASI LAUT DAERAH MALANG RAPAT KABUPATEN

5

Tabel 1. Alat yang di gunakan dalam Penelitian

No. Alat Kegunaan

1 Alat tulis Mencatat hasil yang di dapatkan

2 Roll meter Penentuan panjang transek

3 Hand refraktometer Pengukur salinitas

4 Thermometer Pengukur suhu

5 Kamera Dokumentasi

6 pH meter Pengukur pH

7 Botol sampel Penyimpan sampel air

8 Stop watch Alat bantu mengukur kecepatan arus

9 Tali rafia Penanda luas stasiun

A. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini adalah

penelitian observasional yaitu

pengamatan langsung ke lapangan

terhadap Struktur Komunitas

Pelecypoda di Kawasan Konservasi

Laut Daerah Malang Rapat

Kecamatan Gunung Kijang

Kabupaten Bintan Provinsi

Kepulauan Riau.

Metode Penentuan Titik

Sampling

Sampling dilakukan dengan

sistematik menggunakan metode

transek kuadrat dimulai pada daerah

surut terendah sampai daerah

subtidal yang diperkirakan masih

terdapat pelecypoda. Metoda kuadrat

adalah prosedur umum yang

digunakan untuk sampling berbagai

tipe organisme, khususnya untuk

hewan yang sesil dan bergerak

lambat juga banyak digunakan

sebagai unit sampling tumbuh-

tumbuhan (Soegianto, 1994).

B. Analisis Data

Data Struktur Komunitas

yang dianalisis meliputi Kelimpahan,

Indeks Keanekaragaman (H’),

Dominasi (C), Keseragaman (E).

1. Identifikasi Jenis

Untuk mengidentifikasi

jenis Pelecypoda yang terdapat di

lokasi penelitian digunakan buku

identifikasi.

2. Kelimpahan

Untuk menghitung

Kelimpahan dilakukan perhitungan

berdasarkan metode yang diajukan

oleh Fachrul (2007) ; Kelimpahan

= Jlh Individu suatu spesies

Luas Kuadrat

Page 6: STRUKTUR KOMUNITAS PELECYPODA DI KAWASAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · 1 STRUKTUR KOMUNITAS PELECYPODA DI KAWASAN KONSERVASI LAUT DAERAH MALANG RAPAT KABUPATEN

6

3. Indeks Keanekaragaman (H’)

Untuk melihat Indeks

Keanekaragaman digunakan metode

Shannon – Wiener dalam Fachrul

(2007) di setiap stasiun yaitu :

H’ = -∑ ni/N Log2 ni/N

H’ = -∑ pi Log2 pi

Dimana:

N = Jumlah total Individu

ni = Jumlah Individu dalam setiap

spesies

pi = Jlh individu dalam setiap spesies

Jumlah total individu

4. Indeks Dominasi

Perhitungan Indeks Dominasi

digunakan untuk mengetahui jenis

yang mendominasi di suatu perairan.

Rumus yang digunakan untuk

menghitung Indeks Dominasi

mengacu pada Simpson dalam

Fachrul (2007) sebagai berikut :

C = ∑

5. Keseragaman (E)

Penghitungan mengenai

keseragaman bertujuan untuk melihat

apakah spesies yang ada disuatu

ekosistem berada dalam keadaan

seimbang atau tidak serta bertujuan

untuk melihat apakah terjadi

persaingan pada ekosistem tersebut.

Untuk itu dapat dihitung mengacu

pada Pielou dalam Krebs (1985)

dengan rumus:

E = H’

Hmaks

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian yang

dilakukan di KKLD Malang Rapat

ditemukan 7 jenis Pelecypoda yaitu :

Anadara Granosa, Anadara antiqua

Donax-cuneatus, Anadara Ovalis,

Corbicula Lena, Paphies-

subtriangulata, dan Periblypta

reticulata. Perbedaan jumlah jenis

pelecypoda yang ditemukan pada

masing-masing stasiun disebabkan

salah satunya yaitu karakteristik

fisika kimia air dan sedimen dimana

bahan organiknya yang rendah dan

substrat dasar berpasir.

Kelimpahan

Berdasarkan hasil penelitian

yang dilakukan pada ke 6 stasiun

dapat dilihat bahwa jenis pelecypoda

yang memiliki kelimpahan tertinggi

yaitu jenis Anadara Granosa dengan

kelimpahan 3,47 individu/m2,

sedangkan yang terendah yaitu

Anadara Antiquata dengan

Page 7: STRUKTUR KOMUNITAS PELECYPODA DI KAWASAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · 1 STRUKTUR KOMUNITAS PELECYPODA DI KAWASAN KONSERVASI LAUT DAERAH MALANG RAPAT KABUPATEN

7

kelimpahannya 0,02 individu/m2.

Jenis Pelecypoda yang ditemukan

pada KKLD Malang Rapat yaitu

pada tabel 2 berikut ini.

Tabel.2 Total Kelimpahan Jenis Pelecypoda Pada Lokasi Penelitian

No Spesies ∑ Kelimpahan/m2 %

1 Anadara Granosa 624 3,47 41,54%

2 Anadara antiquata 4 0,02 0,27%

3 Anadara Ovalis 716 3,98 47,67%

4 Corbicula Lena 29 0,16 1,93%

5 Paphies-subtriangulata 51 0,28 3,40%

6 Periblypta reticulata 34 0,19 2,26%

7 Donax-cuneatus 44 0,24 2,93%

Total 1502 8,34 100%

Kelimpahan pelecypoda pada

masing-masing stasiun secara

berturut-turut., pada stasiun I

memiliki kelimpahan 6,37 ind/m2

,

stasiun II sebesar 7,43 ind/m2 ,

stasiun III sebesar 9,37 ind/m2 ,

stasiun IV memiliki 8,33 ind/m2 ,

stasiun V memiliki kelimpahan

sebesar 11,60 ind/m2, dan stasiun VI

memiliki kelimpahan sebesar 6,97

ind/m2. Rendahnya kelimpahan

pelecypoda pada stasiun I disebabkan

adanya aktifitas perikanan seperti

penangkapan dan tipe substrat yang

tidak mendukung daur hidup

pelecypoda. Karena aktifitas

penangkapan yang ada dapat

menyebabkan perputaran air yang

menjadikan perairan dibawahnya

keruh, sehingga pelecypoda tidak

dapat hidup dengan baik. Aktifitas

penangkapan yang dilakukan

penduduk di KKLD Malang Rapat

mempengaruhi kelimpahan dari

pelecypoda tersebut. Tingginya nilai

kelimpahan pelecypoda pada stasiun

V dikarenakan pada stasiun V tidak

terdapat kegiatan perikanan.

Dari keenam stasiun

penelitian, stasiun III dan V

merupakan lokasi yang terbaik dalam

kelangsungan hidup pelecypoda jika

dibandingkan dengan stasiun I,II,IV

dan VI. Dan tingginya kelimpahan

Pelecypoda pada perairan stasiun V

juga disebabkan karena kondisi

perairan yang sangat mendukung

terutama pada substrat dasarnya yang

didominasi oleh pasir berlumpur.

Page 8: STRUKTUR KOMUNITAS PELECYPODA DI KAWASAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · 1 STRUKTUR KOMUNITAS PELECYPODA DI KAWASAN KONSERVASI LAUT DAERAH MALANG RAPAT KABUPATEN

8

Indeks Keanekaragaman (H’)

Nilai Indeks

Keanekaragaman Shannon – Wiener

(H’) pada stasiun I yaitu sebesar 1,97

, pada stasiun II sebesar 0,96, pada

stasiun III sebesar 0,73, stasiun IV

sebesar 1,25, stasiun V sebesar 0,42

dan pada stasiun VI sebesar 0,90,

berarti pada keenam stasiun

penelitian memiliki keanekaragaman

yang berbeda pada stasiun I dan IV

memiliki keanekaragaman sedang,

dimana menurut Fahrul (2007) jika 1

≤ H’ ≤ 3 berarti keanekaragaman

sedang dengan jumlah individu tiap

spesies tidak seragam tapi tidak ada

yang dominan. Sedangkan pada

stasiun II,III,V, dan VI memiliki

keanekaragaman rendah

dikarenakan H’ ≤ 1 , dengan jumlah

individu tidak seragam dan salah

satu spesiesnya ada yang dominan.

Total keseluruhan indeks

keanekaragaman yaitu sebesar 1,61

dan dapat disimpulkan bahwa di

daerah KKLD Malang Rapat indeks

keanekaragaman pelecypoda

termasuk sedang.

Indeks Dominansi

Nilai indeks Dominansi pada

stasiun I yaitu sebesar 0,32, stasiun II

sebesar 0,69, stasiun III sebesar 0,77,

stasiun IV sebesar 0,52, stasiun V

sebesar 0,87 dan stasiun VI sebesar

0,72. Berdasarkan data yang

diperoleh dari seluruh stasiun , dapat

disimpulkan pada stasiun III, V dan

VI terdapat spesies yang

mendominasi, sama seperti yang

dikatakan Simpson (dalam Fachrul

2007), bahwa bila nilai C mendekati

satu (1) maka semakin kecil

keseragaman suatu populasi dan

terjadi kecenderungan suatu jenis

yang mendominansi populasi

tersebut Sedangkan berdasarkan total

keseluruhan nilai C yaitu sebesar

0,40 yaitu mendekati nol (0) berarti

tidak ada spesies yang

mendominansi. Pada seluruh daerah

penelitian. Ini berarti di perairan

KKLD Malang Rapat belum

mengalami tekanan dan masih berada

pada kondisi alami. Karena

keseimbangan ekosistem terlihat dari

tingginya keanekaragaman jenis saja,

sedangkan keanekaragaman akan

menurun jika komunitas didominasi

oleh satu atau beberapa jens. Sesuai

dengan pendapat Omory dan Ikeda

(1984) menyatakan umumnya

daerah-daerah yang lingkungannya

Page 9: STRUKTUR KOMUNITAS PELECYPODA DI KAWASAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · 1 STRUKTUR KOMUNITAS PELECYPODA DI KAWASAN KONSERVASI LAUT DAERAH MALANG RAPAT KABUPATEN

9

stabil keanekaragamannya cenderung

tinggi.

Indeks Keseragaman (E)

Dari data hasil rata-rata nilai

indeks keseragaman dari stasiun I

sampai stasiun VI adalah 0,70, 0,42,

0,37, 0,62, 0,26 dan 0,35. Dengan

total keseluruhan indeks

keseragaman sebesar 0,57. Dari data

tersebut tidak menunjukkan

perbedaan yang begitu besar.

Dimana pada perairan tersebut tidak

terjadi persaingan baik tempat

maupun makanan. Hal ini seperti

yang dikemukakan Pielou dalam

Krebs (1985), apabila nilai E

mendekati 1 ( > 0,5 ) berarti

keseragaman organisme dalam suatu

perairan berada dalam keadaaan

seimbang. Berarti tidak terdapat

persaingan baik dari faktor tempat

ataupun makanan. Indeks

keanekaragaman Simpson (H’),

Indeks Dominansi (C) dan Indeks

Keseragaman (E) pada masing-

masing stasium dapat dilihat

disajikan pada Tabel 3 berikut ini:

Tabel 3. Indeks keanekaragaman Simpson (H’), Indek Dominansi (C) dan

Indeks Keseragaman (E) Pelecypoda Pada masing-masing stasiun

selama penelitian

NO Stasiun

H’

E

C KET

1 I 1,97 0,70 0,32

2 II 0,96 0,42 0,69

3 III 0,73 0,37 0,77

4 IV 1,25 0,62 0,52

5 V 0,42 0,26 0,87

6 VI 0,90 0,35 0,72

Dari tabel di atas dapat disimpulkan

bahwa Keanekaragaman (H’)

tertinggi pada stasiun I yaitu 1,97,

sementara terendah pada stasiun V

yaitu 0,42. Sedangkan indeks

Keseragaman tertinggi pada stasiun

1I yaitu 0,70 dan terendah pada

stasiun V yaitu 0,26. Dan untuk

Indeks Dominasi yang tertinggi

yaitu pada stasiun V sebesar 0,87

dan terendah pada stasiun I yaitu

0,32

Page 10: STRUKTUR KOMUNITAS PELECYPODA DI KAWASAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · 1 STRUKTUR KOMUNITAS PELECYPODA DI KAWASAN KONSERVASI LAUT DAERAH MALANG RAPAT KABUPATEN

10

Parameter Lingkungan Perairan

Hasil pengukuran parameter

kualitas lingkungan perairan yang

dilakukan selama penelitian di

KKLD Malang Rapat bahwa

parameter fisika: suhu berkisar

antara: 26,2 – 27,00C, salinitas

berkisar antara 32,8 – 35,0 ‰, dan

parameter kimia: pH berkisar antara

6,65 – 7,34, oksigen terlarut

berkisar antara 4,5 – 7,6 ppm.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada tabel 4

Tabel 4. Parameter Kualitas Perairan Yang Terdapat di KKLD Malang

Rapat Pada Masing-Masing Stasiun Selama Penelitian.

NO Stasiun Parameter Kualitas Perairan

Suhu

(0C)

Salinitas

(‰) pH Do

1 I 26.80 34.00 6.65 7.60

2 II 26.80 32.80 6.80 6.00

3 III 26.40 34.90 7.16 5.50

4 IV 26.40 35.00 7.24 7.50

5 V 27.00 34.70 7.34 7.30

6 VI 26.20 34.10 7.28 4.50

Suhu

Suhu perairan selama

penelitian berkisar antara 26,2 –

27,00C. Suhu dapat mempengaruhi

nilai kelimpahan, karena bila suhu

perairan tinggi maka pelecypoda

tidak dapat hidup dengan baik. Suhu

pada keenam stasiun penelitian

masih baik untuk menunjang

pertumbuhan pelecypoda, hal ini

sesuai dengan pendapat Asikin(1982)

yang menyatakan bahwa kerang

tumbuh dengan baik pada perairan

yang memiliki suhu antara 20 –

300C. Ini juga dapat dilihat dari nilai

kelimpahan yang relatif tinggi

Salinitas

Rata-rata nilai salinitas

perairan pada keenam stasiun selama

penelitian berkisar antara 32,8 – 35,0

‰. Menurut Setyobudiandi (2000),

kisaran salinitas yang optimum bagi

kerang untuk hidup secara normal

adalah 32-35 ‰.

Derajat Keasaman (pH)

Derajat Keasaman (pH) pada

lokasi penelitian tidak jauh berbeda,

rata-rata pH pada setiap stasiun

adalah 7,1. Kisaran ini masih dapat

Page 11: STRUKTUR KOMUNITAS PELECYPODA DI KAWASAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · 1 STRUKTUR KOMUNITAS PELECYPODA DI KAWASAN KONSERVASI LAUT DAERAH MALANG RAPAT KABUPATEN

11

mendukung kehidupan pelecypoda

(McRoy and Philips, 1990).

Selanjutnya Swingle (1968)

mengatakan bahwa perairan yang

memiliki pH kurang dari 6 akan

menyebabkan organisme diperairan

tersebut tidak dapat hidup dengan

baik, sehingga akan mempengaruhi

nilai kelimpahan pelecypoda,

sedangkan jika didalam perairan

tersebut memiliki pH lebih dari 9,

maka menyebabkan pertumbuhan

pelecypoda tidak optimal..

Oksigen Terlarut

Dari data parameter kualitas

air yang diperoleh dapat dilihat

bahwa oksigen terlarut pada masing-

masing stasiun berkisar antara

oksigen terlarut berkisar antara 4,5 –

7,6 ppm. Kondisi ini terjadi

dikarenakan selain jumlah

pelecypoda yang ditemui lebih

banyak, juga akibat kecerahan yang

tinggi. Aktifitas fotosintesis yang

terjadi lebih maksimal yang akhirnya

menambah kandungan oksigen

terlarut didalam air.

Substrat

Habitat merupakan suatu

tempat terjadinya interaksi antara

organisme dengan lingkungannya,

dan membuat organisme tertentu

merasa sesuai untuk melaksanakan

hidup dan kehidupannya. Tipe

substrat pada stasiun penelitian

secara umum bertipe pasir halus

(0,125-0,25) hingga pasir kasar (1-2

mm). Hal ini didukung oleh topografi

pantai pada stasiun penelitian yang

landai dan memiliki karateristik

pantai yang mempunyai hamparan

pasir yang cukup luas.

V. KESIMPULAN DAN

SARAN

Kesimpulan

Dari penelitian yang

dilakukan peneliti pada 6 stasiun

dapat disimpulkan bahwa di KKLD

Malang Rapat ditemukan 7 jenis

Pelecypoda yaitu Anadara Granosa,

Anadara antiquate, Anadara

Ovalis,Corbicula Lena, Paphies-

subtriangulata, Periblypta reticulate

dan Donax-cuneatus. Dengan

kelimpahan pelecypoda tertinggi

(11,60 ind/m2) pada stasiun V, dan

terendah pada stasiun I (6,37 ind/m2),

dengan substrat yang pada umumnya

adalah pasir berlumpur. Dengan total

kelimpahan sebesar 8,34 ind/m2.

Dilihat dari indeks keseragaman pada

jenis pelecypoda tidak terjadi

Page 12: STRUKTUR KOMUNITAS PELECYPODA DI KAWASAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · 1 STRUKTUR KOMUNITAS PELECYPODA DI KAWASAN KONSERVASI LAUT DAERAH MALANG RAPAT KABUPATEN

12

persaingan. Jenis Pelecypoda yang

banyak ditemukan yaitu Anadara

Granosa dan yang paling jarang

ditemukan Anadara Antiquata. Dan

Pelecypoda yang mempunyai nilai

ekonomis tertinggi yaitu Anadara

Granosa karena merupakan salah

satu kerang yang dikonsumsi

masyarakat di KKLD Malang Rapat.

Nilai indeks dominansi untuk

jenis pelecypoda pada stasiun

penelitian menunjukkan tidak ada

jenis yang mendominasi karena nilai

indeks dominansinya mendekati nol

(0). Sedangkan untuk nilai indeks

keanekaragaman (H’) dapat

disimpulkan bahwa indeks

keanekaragaman berada dalam

kategori sedang. Jumlah jenis

pelecypoda yang ditemukan di

KKLD Malang Rapat dapat

digolongkan cukup tinggi karena

pengaruh kondisi lingkungan yang

mendukung untuk jenis pelecypoda

dapat hidup dan berkembang dengan

baik. Ini terlihat dari banyaknya

jumlah jenis pelecypoda yang

ditemukan pada perairan Malang

Rapat. Dari data diatas dapat

dikatakan bahwa perairan KKLD

Malang Rapat sangat cocok untuk

perkembangan pelecypoda. Hal ini

sangat didukung oleh parameter

lingkungan yang terdapat pada

keenam stasiun masih dapat

mendukung untuk kehidupan

pelecypoda tersebut.

Saran

Perlunya dilakukan kajian

yang lebih mendalam mengenai

parameter oseanografi yang

mempengaruhi perkembangan

pelecypoda di perairan Malang

Rapat seperti : oksigen terlarut (DO),

jenis substrat, kandungan nitrat dan

kandungan fosfat. Diharapkan

kepada Pemerintah Daerah setempat

melalui dinas terkait untuk

memberikan perhatian lebih terhadap

kelangsungan ekosistem di Malang

Rapat sehingga pelecypoda dapat

berkembang lebih baik lagi karena

bagi penduduk sekitar. Dan Perlunya

kesadaran dari masyarakat setempat

agar tidak melakukan aktifitas-

aktifitas yang dapat merusak

ekosistem, karena habitat pelecypoda

hidup dekat dengan habitat manusia

dan sangat terpengaruh oleh kegiatan

didaratan Dan pelecypoda memiliki

fungsi ekonomis bagi manusia

Page 13: STRUKTUR KOMUNITAS PELECYPODA DI KAWASAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · 1 STRUKTUR KOMUNITAS PELECYPODA DI KAWASAN KONSERVASI LAUT DAERAH MALANG RAPAT KABUPATEN

13

DAFTAR PUSTAKA

Aji Esti, Handayani. 2006.

Keanekaragaman Jenis Pelecypoda d

i Pantai

RandusangaKabupaten Brebe

s Jawa Tengah. Skripsi. Ti

dak dipublikasikan

Asikin, 1982.Kerang Hijau. Jakarta:

Penebar Swadaya

Berry,A,J.1975. Mollusca Colonizing

Mangrove Trees With

Observation on Enigmonia

Rosea (Anomiidae),

Proc.Malae.Soc.Lond.41 ;

589-600.

Bintan Dalam Angka 2012

Budiman,A. 1980. Mengenal

Molusca. Museum Zoologi

Bogor. Lbn-lipi. Bogor 17.p

Boyd,C. E., 1985. Water Quality

Management in Ponds for

Aquculter Alabamat. Teluk

Kuta. Lombok selatan.

Dahuri, R., 2001. Pengelolaan

Sumber Daya Wilayah

Pesisir dan Lautan Secara

Terpadu. PT . Pradnya

Paramita. Jakarta.

------------ 2002. Membangun

Kembali Perekonomian

Indonesia Melalui Sektor

Perikanan dan Kelautan.

Lembaga Ilmu Social

Perekonomian Indonesia

------------ 2003. Keanekaragaman

Hayati Laut – Aset

Pembangunan

Berkelanjutan Indonesia.

PT.Gramedia Pustaka

Utama,Jakarta 122 hlm

D.Safikri, Dedi. 2008. Studi

Struktur Komunitas

Pelecypoda dan

Gastropoda di Perairan

Muara Sungai Kerian dan

Sungai Simbat Kec.

Kaliwungu . Kab Kendal.

Skripsi. Universitas

Diponegoro

Effendi, H., 2003. Telaah Kualitas

Air Bagi Pengolahan

Sumberdaya Hayati

Lingkungan Perairan.

Kanysius. Yogyakarta.

Kartawinata,K.S. dan

S.Soemodihardjo.1977.Kom

unitas Hayati di Wilayah

Pesisir Indonesia.

Oseanografi di Indonesia.

(8) ;19-32

Kastoro,

W. 1988.W o rk Sh op B u

d ida ya Lau t : Budidaya j

enis jenis Kerang

(pelecypoda). Puslitbang

Oceanografi LIPI. Jakarta.

Kementrian Lingkungan Hidup.

2004. Salinan Keputusan

Menteri Lngkungan Hidup

Nomor 200 Tentang Kiteria

Baku Kerusakan dan

Pedoman Penentuan Status

Padang Lamun. Jakarta.

Page 14: STRUKTUR KOMUNITAS PELECYPODA DI KAWASAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · 1 STRUKTUR KOMUNITAS PELECYPODA DI KAWASAN KONSERVASI LAUT DAERAH MALANG RAPAT KABUPATEN

14

Kunarso,D.J.H,1991. Status

Pencemaran Laut di

Indonesia dan Teknik

Pemantauannya.LON-

LIPI.Jakarta 49 hlm

Medan Soegianto, 1994. Ekologi

Kuantitatif Metode Analisis

Populasi dan

Komunitas.Surabaya: Usaha

Nasional

Mukhtasor, 2007. Pencemaran

Pesisir dan Laut. PT.

Pradnya

Paramita,Jakarta:332 hlm

Mustofa, Bisri. 2009. Menulis

Pedoman Proposal

Penelitian Skripsi dan Tesis.

Panji Pustaka. Yogyakarta

Nontji, 1993. Laut Nusantara.

Penerbit Djambatan.

Jakarta.

Nybakken JW. 1992. Biologi Laut

Suatu Pendekatan Ekologis.

Penerbit PT. Gramedia

Jakarta.

Odum, 1993.Dasar-dasar Ekologi.

Terjemahan Tjahjono

Samingan.

Yogyakarta:Gadjah Mada

University Press39

Primack, Supriatna ., 1998. Biologi

Konservasi. J a k a r t a :

Y a y a s a n O b o r

I n d o n e s i a

Profil Desa Malang Rapat2012.

Risawati,D.2002. Struktur

Komunitas Molusca

(Gastropoda dan Bivalvia)

serta asosiasinya terhadap

Ekosistem Mangrove di

Kawasan Muara Sungai

Bengawan Solo, Ujung

Pangkah,Gresik,Jawa

Timur. Skripsi Fakultas

Perikanan IPB. Bogor 84

hal.

Russel,W.D. and Hunter.1983. The

Mollusca.Vol.6 Academic

Press Inc. Departement of

Biology. Syrause

University.451 p

Sitorus, Dermawan. 2008.

Keanekaragaman dan Distr

ibusi Pelecypoda Serta Kai

tannya Dengan Faktor Fisik

Kimia di Perairan Pantai La

bu Kabupaten Deli

Serdang.Tesis. Universitas

Sumatera Utara

Suwignyo,S,Widigno,B,Wardiatno,y,

Krisanti,M.1998.

Avertebrata Air. Fakultas

Perikanan dan Ilmu

Kelautan. Institut Pertanian

Bogor.

Wentworth, C. K. 1992. A Scale of

Grade and Class Term for

Clastic Sediment. Jour. Geol.

30 (377-392).

Page 15: STRUKTUR KOMUNITAS PELECYPODA DI KAWASAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · 1 STRUKTUR KOMUNITAS PELECYPODA DI KAWASAN KONSERVASI LAUT DAERAH MALANG RAPAT KABUPATEN

15