struktur kolom pada bangunan bertingkat, masalah pembangunan. sebagai bahan reverensi

18
Pendahuluan Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko, 1996). SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen struktur bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil. Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Bila diumpamakan, kolom itu seperti rangka tubuh manusia yang memastikan sebuah bangunan berdiri. Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan berat bangunan dan beban lain seperti beban hidup (manusia dan barang-barang), serta beban hembusan angin. Kolom berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak mudah roboh. Beban sebuah bangunan dimulai dari atap. Beban atap akan meneruskan beban yang diterimanya ke kolom. Seluruh beban yang diterima kolom didistribusikan ke permukaan tanah di bawahnya. Kesimpulannya, sebuah bangunan akan aman dari kerusakan bila besar dan jenis pondasinya sesuai dengan perhitungan. Namun, kondisi tanah pun harus benar-benar

Upload: vera-juliana-widuri

Post on 29-Oct-2015

347 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

pembahasan tentang Struktur Kolom Pada Bangunan Bertingkat, masalah pembangunan. sebagai bahan reverensi

TRANSCRIPT

Page 1: Struktur Kolom Pada Bangunan Bertingkat, masalah pembangunan. sebagai bahan reverensi

Pendahuluan

Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban

dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan

penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan

lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan

dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko, 1996). SK SNI T-

15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen struktur bangunan yang tugas

utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang tidak

ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil.

Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi.

Bila diumpamakan, kolom itu seperti rangka tubuh manusia yang memastikan sebuah

bangunan berdiri. Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan berat bangunan

dan beban lain seperti beban hidup (manusia dan barang-barang), serta beban

hembusan angin. Kolom berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak mudah

roboh. Beban sebuah bangunan dimulai dari atap. Beban atap akan meneruskan

beban yang diterimanya ke kolom. Seluruh beban yang diterima kolom

didistribusikan ke permukaan tanah di bawahnya.

Kesimpulannya, sebuah bangunan akan aman dari kerusakan bila besar dan

jenis pondasinya sesuai dengan perhitungan. Namun, kondisi tanah pun harus benar-

benar sudah mampu menerima beban dari pondasi. Kolom menerima beban dan

meneruskannya ke pondasi, karena itu pondasinya juga harus kuat, terutama untuk

konstruksi rumah bertingkat, harus diperiksa kedalaman tanah kerasnya agar bila

tanah ambles atau terjadi gempa tidak mudah roboh. Struktur dalam kolom dibuat

dari besi dan beton. Keduanya merupakan gabungan antara material yang tahan

tarikan dan tekanan. Besi adalah material yang tahan tarikan, sedangkan beton adalah

material yang tahan tekanan. Gabungan kedua material ini dalam struktur beton

memungkinkan kolom atau bagian struktural lain seperti sloof dan balok bisa

menahan gaya tekan dan gaya tarik pada bangunan.

Page 2: Struktur Kolom Pada Bangunan Bertingkat, masalah pembangunan. sebagai bahan reverensi

Kolom Beton

Beton yang dipakai pada kolom adalah beton bertulang. Detail kolom beton

lebih jelasnya bisa dijabarkan sebagai berikut :

1. Ukuran penampang kolom.

Untuk kolom yang memikul gempa, ukuran kolom yang terkecil tidak boleh

kurang dari 300 mm. Perbandingan dimensi kolom yang terkecil terhadap arah

tegak lurusnya tidak boleh kurang dari 0.4. Misalnya kolom persegi dengan

ukuran terkecil 300mm, maka ukuran arah tegak lurusnya harus tidak lebih dari

300/0.4 = 750 mm.

2. Rasio tulangan tidak boleh kurang dari 0.01 (1%) dan tidak boleh lebih dari

0.08 (8%). Sementara untuk kolom pemikul gempa, rasio maksiumumnya

adalah 6%. Kadang di dalam prakteknya, tulangan terpasang kurang dari

minimum, misalnya 4D13 untuk kolom ukuran 250x250 (rasio 0.85%).

Asalkan beban maksimumnya berada jauh di bawah kapasitas penampang sih,

oke-oke saja. Tapi kalau memang itu kondisinya, mengubah ukuran kolom

menjadi 200x200 dengan 4D13 (r = 1.33%) kami rasa lebih ekonomis. Yang

penting semua persyaratan kekuatan dan kenyamanan masih terpenuhi.

3. Tebal selimut beton adalah 40 mm. Toleransi 10 mm untuk d sama dengan 200

mm atau lebih kecil, dan toleransi 12 mm untuk d lebih besar dari 200 mm. d

adalah ukuran penampang dikurangi tebal selimut. d adalah jarak antara serat

terluar beton yang mengalami tekan terhadap titik pusat tulangan yang

mengalami tarik. Misalnya kolom ukuran 300 x 300 mm, tebal selimut (ke titik

berat tulangan utama) adalah 50 mm, maka d = 300-50 = 250 mm.

Catatan:

Toleransi 10 mm artinya selimut beton boleh berkurang sejauh 10 atau 12

mm akibat pergeseran tulangan sewaktu pemasangan besi tulangan. Tetapi

toleransi tersebut tidak boleh sengaja dilakukan, misanya dengan

memasang "tahu beton" untuk selimut setebal 30 mm.

Page 3: Struktur Kolom Pada Bangunan Bertingkat, masalah pembangunan. sebagai bahan reverensi

Adukan plesteran dan finishing tidak termasuk selimut beton, karena

adukan dan finishing tersebut sewaktu-waktu dapat dengan mudah keropos

baik disengaja atau tidak disengaja.

4. Pipa, saluran, atau selubung yang tidak berbahaya bagi beton (tidak reaktif)

boleh ditanam di dalam kolom, asalkan luasnya tidak lebih dari 4% luas bersih

penampang kolom, dan pipa/saluran/selubung tersebut harus ditanam di dalam

inti beton (di dalam sengkang/ties/begel), bukan di selimut beton.

Pipa aluminium tidak boleh ditanam, kecuali diberi lapisan pelindung.

Aluminium dapat bereaksi dengan beton dan besi tulangan.

5. Spasi (jarak bersih) antar tulangan sepanjang sisi sengkang tidak boleh lebih

dari 150 mm.

6. Sengkang/ties/begel adalah elemen penting pada kolom terutama pada daerah

pertemuan balok-kolom dalam menahan beban gempa. Pemasangan sengkang

harus benar-benar sesuai dengan yang disyaratkan oleh SNI.

Page 4: Struktur Kolom Pada Bangunan Bertingkat, masalah pembangunan. sebagai bahan reverensi

Selain menahan gaya geser, sengkang juga berguna untuk menahan/megikat

tulangan utama dan inti beton tidak "berhamburan" sewaktu menerima gaya

aksial yang sangat besar ketika gempa terjadi, sehingga kolom dapat

mengembangkan tahanannya hingga batas maksimal (misalnya tulangan mulai

leleh atau beton mencapai tegangan 0.85fc')

7. Transfer beban aksial pada struktur lantai yang mutunya berbeda.

Pada high-rise building, kadang kita mendesain kolom dan pelat lantai dengan

mutu beton yang berbeda. Misalnya pelat lantai menggunakan fc'25 MPa, dan

kolom fc'40 MPa. Pada saat pelaksanaan (pengecoran lantai), bagian kolom

yang berpotongan (intersection) dengan lantai tentu akan dicor sesuai mutu

beton pelat lantai (25 MPa). Daerah intersection ini harus dicek terhadap beban

aksial di atasnya. Tidak jarang di daerah ini diperlukan tambahan tulangan

untuk mengakomodiasi kekuatan akibat mutu beton yang berbeda.

Kelebihan menggunakan bahan beton adalah sebagai berikut :

1. Beton memiliki kuat tekan yang relatif lebih tinggi dibandingkan

dengankebanyakan bahan lain

2. Beton bertulang mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap api dan air

3. Struktur beton bertulang sangat kokoh

4. Beton bertulang tidak memerlukan biaya pemeliharan yang relatif tinggi.

5. Beton memiliki usia yang relatif sangat panjang.

6. Beton dapat di cetak dengan bentuk yang beragam

7. Beton terbuat dari bahan-bahan lokal yang murah

Page 5: Struktur Kolom Pada Bangunan Bertingkat, masalah pembangunan. sebagai bahan reverensi

8. Keahlian buruh yang dibutuhkan untuk membangun konstruksi beton

bertulanglebih rendah dibandingkan dengan bahan lain seperti baja struktur.

Sedangkan kelemahan menggunakan bahan beton adalah sebagai berikut :

1. Beton termasuk material yang berat dengan berat jenis 2400 kh/cm2

2. Kuat tarik kecil (9%-15%) dari kuat tekan

3. Menuntut ketelitian tinggi dalam pelaksanaannya

Kolom Baja

Bahan lain yang biasa digunakan pada kolom bangunan bertingkat adalah dari

bahan baja. Penggunaan baja sebagai bahan struktur utama dimulai pada akhir abad

kesembilan belas ketika metode pengolahan baja yang murah dikembangkan dengan

skala yang luas. Baja merupakan bahan yang mempunyai sifatstruktur yang baik.

Baja mempunyai kekuatan yang tinggi dan sama kuat pada kekuatan tarik maupun

tekan dan oleh karena itu baja adalah elemen struktur yang memiliki batasan

sempurna yang akan menahan beban jenis tarik aksial, tekan aksial, dan lentur

dengan fasilitas yang hampir sama. Berat jenis baja tinggi, tetapi perbandingan antara

kekuatan terhadap beratnya juga tinggi sehingga komponen baja tersebut tidak terlalu

berat jika dihubungkan dengan kapasitas muat bebannya, selama bentuk-bentuk

strukturyang digunakan menjamin bahwa bahan tersebut dipergunakan secara efisien.

Kelebihan penggunaan baja adalah sebagai berikut :

1. Kekuatan Tinggi

Dewasa ini baja bisa diproduksi dengan berbagai kekuatan yang bisa

dinyatakan dengan kekuatan tegangan tekan lelehnya (Fy) atau oleh tegangan

tarik batas (Fu). Bahan baja walaupun dari jenis yang paling rendah

kekuatannya, tetap mempunyai perbandingan kekuatan per-volume lebih tinggi

bila dibandingkan dengan bahan-bahan bangunan lainnya yang umum dipakai.

Hal ini memungkinkan perencanaan sebuah konstruksi baja bisa mempunyai

beban mati yang lebih kecil untuk bentang yang lebih panjang, sehingga.

memberikan kelebihan ruang dan volume yang dapat dimanfaatkan akibat

langsingnya profil-profil yang dipakai.

2. Kemudahan Pemasangan

Page 6: Struktur Kolom Pada Bangunan Bertingkat, masalah pembangunan. sebagai bahan reverensi

Semua bagian-bagian dari konstruksi baja bisa dipersiapkan di

bengkel, sehingga satu-satunya kegiatan yang dilakukan di lapangan ialah

kegiatan pemasangan bagian-bagian konstruksi yang telah dipersiapkan.

Sebagian besar dari komponen-komponen konstruksi mempunyai bentuk

standar yang siap digunakan bisa diperoleh di toko-toko besi, sehingga waktu

yang diperlukan untuk membuat bagian-bagian konstruksi baja yangtelah ada,

juga bisa dilakukan dengan mudah karena komponen-komponen baja biasanya

mempunyai bentuk standar dan sifat-sifat yang tertentu, sertamudah diperoleh

di mana-mana.

3. Keseragaman

Sifat-sifat baja baik sebagai bahan bangunan maupun dalam bentuk

struktur dapat terkendali dengan baik sekali, sehingga para ahli dapat

mengharapkan elemen-elemen dari konstruksi baja ini akan berperilaku sesuai

dengan yang diperkirakan dalam perencanaan. Dengan demikian bisa dihindari

terdapatnya proses pemborosan yang biasanya terjadi dalam perencanaan

akibat adanya berbagai ketidakpastian.

4. Daktilitas

Sifat dari baja yang dapat mengalami deformasi yang besar di bawah

pengaruh tegangan tarik yang tinggi tanpa hancur atau putus disebut sifat

daktilitas. Adanya sifat ini membuat struktur baja mampu mencegah terjadinya

proses robohnya bangunan secara tiba-tiba. Sifat ini sangat menguntungkan

ditinjau dari aspek keamanan penghuni bangunan bila terjadi suatu goncangan

yang tiba-tiba seperti misalnya pada peristiwa gempa bumi. Di samping itu

keuntungan-keuntungan lain dari struktur baja, antara lain adalah:

− Proses pemasangan di lapangan berlangsung dengan cepat.

− Dapat di las.

− Komponen-komponen struktumya bisa digunakan lagi untuk keperluan

lainnya.

− Komponen-komponen yang sudah tidak dapat digunakan lagi masih

mempunyai nilai sebagai besi tua.

− Struktur yang dihasilkan bersifat permanen dengan cara pemeliharaan

yang tidak terlalu sukar.

Page 7: Struktur Kolom Pada Bangunan Bertingkat, masalah pembangunan. sebagai bahan reverensi

Selain keuntungan-keuntungan tersebut bahan baja juga mempunyai

kelemahan-kelemahan sebagai berikut :

1. Komponen-komponen struktur yang dibuat dari bahan baja perlu diusahakan

supaya tahan api sesuai dengan peraturan yang berlaku untuk bahaya

kebakaran.

2. Diperlukannya suatu biaya pemeliharaan untuk mencegah baja dari bahaya

karat.

3. Akibat kemampuannya menahan tekukan pada batang-batang yang langsing,

walaupun dapat menahan gaya-gaya aksial, tetapi tidak bisa mencegah

terjadinya pergeseran horisontal

Penggunaan Beton dan Baja Sekaligus pada Kolom Bangunan Bertingkat

Sudah dijelaskan di atas tentang perbedaan kolom beton dan kolom baja.

Pada satu bangunan biasanya menggunakan satu macam pembuat kolom yaitu beton

bertulang saja atau baja saja. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah pengerjaan.

Karena jika ada dua macam bahan, tentu harus ada perlakuan berlebih pada

pengerjaannya.

Namun untuk saat ini ada beberapa bangunan yang menggunakan kedua

macam bahan tersebut sebagai kolomnya. Seperti bangunan yang ada di sekitar

daerah Cempaka Putih. Pada bangunan itu, kolom bagian bawah terbuat dari beton,

sedangkan pada setengah bangunan ke atas, kolom terbuat dari baja. Dari kondisi ini

saya mencoba menganalisa sebagai berikut :

1. Bahan beton diletakkan di bawah karena beton menahan gaya tekan dengan

baik.

2. Baja diletakkan pada bagian atas karena mempunyai kelenturan yang lebih

tinggi dibandingkan beton, sehingga jika terjadi gempa, struktur atas tidak akan

langsung hancur.

3. Kolom pada bagian bawah kemungkinan adalah kolom komposit. Kolom

yang terbuat dari penampang baja gilas atau tersusun yangdiberi selubung

Page 8: Struktur Kolom Pada Bangunan Bertingkat, masalah pembangunan. sebagai bahan reverensi

beton di sekelilingnya. Lalu baja yang ada di dalam diteruskan sampai ke

struktur kolom baja diatasnya.

4. Beton diletakkan dibawah juga dimaksudkan agar tahan terhadap api.

Sehingga jika terjadi kebakaran, bagian bawah bangunan tidak akan hancur.

5. Penggunaan dua macam bahan sekaligus ini kemungkinan juga untuk

menghemat biaya tapi bisa menghasilkan kekuatan yang baik.

Kesimpulan

Kolom adalah struktur utama pada sebuah bangunan. Kolom lah yang

mendistribusikan beban dari atap ke pondasi. Sebagai struktur utama dari sebuah

bangunan, kolom bisa terbuat dari baja dan beton. Pemilihan bahan yang digunakan

pada kolom harus memperhatikan dari sisi kekuatan dan ekonomisnya. Kesalahan

pemilihan pada pengerjaan kolom bisa berakibat pada kekuatan bangunan itu sendiri.

Penggunaan kolom beton akan membuat bangunan tersebut lebih tahan akan

gaya tekan, tahan terhadap api, strukturnya kokoh, usianya relatif panjang, dan dapat

dicetak. Sedangkan penggunaan baja pada kolom membuat kolom tersebut memiliki

kekuatan tinggi, kemudahan dalam pemasangan, keseragaman, dan daktilitas yang

baik. Sebagai inovasi, kita bisa menggabungkan kedua bahan tersebut agar memiliki

kekuatan yang lebih baik daripada jika digunakan secara terpisah.

Jadi tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan beton dan baja

sekaligus pada satu bangunan. Ini dimaksudkan untuk menghasilkan manfaat yang

lebih pada suatu kolom bangunan.

KOLOM BETON DALAM BANGUNAN

I. Pendahuluan

Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan

Page 9: Struktur Kolom Pada Bangunan Bertingkat, masalah pembangunan. sebagai bahan reverensi

dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko, 1996). SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen struktur bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil. Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Bila diumpamakan, kolom itu seperti rangka tubuh manusia yang memastikan sebuah bangunan berdiri. Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan berat bangunan dan beban lain seperti beban hidup (manusia dan barang-barang), serta beban hembusan angin. Kolom berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak mudah roboh. Beban sebuah bangunan dimulai dari atap. Beban atap akan meneruskan beban yang diterimanya ke kolom. Seluruh beban yang diterima kolom didistribusikan ke permukaan tanah di bawahnya. Kesimpulannya, sebuah bangunan akan aman dari kerusakan bila besar  dan jenis pondasinya sesuai dengan perhitungan. Namun, kondisi tanah pun harus benar-benar sudah mampu menerima beban dari pondasi. Kolom menerima beban dan meneruskannya ke pondasi, karena itu pondasinya juga harus kuat, terutama untuk konstruksi rumah bertingkat, harus diperiksa kedalaman tanah kerasnya agar bila tanah ambles atau terjadi gempa tidak mudah roboh. Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya merupakan gabungan antara material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi adalah material yang tahan tarikan, sedangkan beton adalah material yang tahan tekanan. Gabungan kedua material ini dalam struktur beton memungkinkan kolom atau bagian struktural lain seperti sloof dan balok bisa menahan gaya tekan dan gaya tarik pada bangunan.

II. Jenis-jenis KolomMenurut Wang (1986) dan Ferguson (1986) jenis-jenis kolom ada tiga:1. Kolom ikat (tie column)2. Kolom spiral (spiral column)3. Kolom komposit (composite column)Dalam buku struktur beton bertulang (Istimawan dipohusodo, 1994) ada tiga jenis kolom beton bertulang yaitu :1. Kolom menggunakan pengikat sengkang lateral. Kolom ini merupakan kolom brton yang ditulangi dengan batang tulangan pokok memanjang, yang pada jarak spasi tertentu diikat dengan pengikat sengkang ke arah lateral. Tulangan ini berfungsi untuk memegang tulangan pokok memanjang agar tetap kokoh pada tempatnya. Terlihat dalam gambar 1.(a).2. Kolom menggunakan pengikat spiral. Bentuknya sama dengan yang pertama hanya saja sebagai pengikat tulangan pokok memanjang adalah tulangan spiral yang dililitkan keliling membentuk heliks menerus di sepanjang kolom. Fungsi dari tulangan spiral adalah memberi kemampuan kolom untuk menyerap deformasi cukup besar sebelum runtuh, sehingga mampu mencegah terjadinya kehancuran seluruh struktur sebelum proses redistribusi momen dan tegangan terwujud. Seperti pada gambar 1.(b).

3. Struktur kolom komposit seperti tampak pada gambar 1.(c). Merupakan komponen struktur tekan yang diperkuat pada arah memanjang dengan gelagar baja profil atau pipa, dengan atau tanpa diberi batang tulangan pokok memanjang.

Page 10: Struktur Kolom Pada Bangunan Bertingkat, masalah pembangunan. sebagai bahan reverensi

Hasil berbagai eksperimen menunjukkan bahwa kolom berpengikat spiral ternyata lebih tangguh daripada yang menggunakan tulangan sengkang, seperti yang terlihat pada diagram di bawah ini.

Untuk kolom pada bangunan sederhan bentuk kolom ada dua jenis yaitu kolom utama dan kolom praktis.

Kolom UtamaYang dimaksud dengan kolom utama adalah kolom yang fungsi utamanya menyanggah beban utama yang berada diatasnya. Untuk rumah tinggal disarankan jarak kolom utama adalah 3.5 m, agar dimensi balok untuk menompang lantai tidak tidak begitu besar, dan apabila jarak antara kolom dibuat lebih dari 3.5 meter, maka struktur bangunan harus dihitung. Sedangkan dimensi kolom utama untuk bangunan rumah tinggal lantai 2 biasanya dipakai ukuran 20/20, dengan tulangan pokok

Page 11: Struktur Kolom Pada Bangunan Bertingkat, masalah pembangunan. sebagai bahan reverensi

8d12mm, dan begel d 8-10cm ( 8 d 12 maksudnya jumlah besi beton diameter 12mm 8 buah, 8 – 10 cm maksudnya begel diameter 8 dengan jarak 10 cm).

Kolom PraktisAdalah kolom yang berpungsi membantu kolom utama dan juga sebagai pengikat dinding agar dinding stabil, jarak kolom maksimum 3,5 meter, atau pada pertemuan pasangan bata, (sudut-sudut). Dimensi kolom praktis 15/15 dengan tulangan beton 4 d 10 begel d 8-20.

Letak kolom dalam konstruksi. Kolom portal harus dibuat terus menerus dari lantai bawah sampai lantai atas, artinya letak kolom-kolom portal tidak boleh digeser pada tiap lantai, karena hal ini akan menghilangkan sifat kekakuan dari struktur rangka portalnya. Jadi harus dihindarkan denah kolom portal yang tidak sama untuk tiap-tiap lapis lantai. Ukuran kolom makin ke atas boleh makin kecil, sesuai dengan beban bangunan yang didukungnya makin ke atas juga makin kecil. Perubahan dimensi kolom harus dilakukan pada lapis lantai, agar pada suatu lajur kolom mempunyai

Page 12: Struktur Kolom Pada Bangunan Bertingkat, masalah pembangunan. sebagai bahan reverensi

kekakuan yang sama. Prinsip penerusan gaya pada kolom pondasi adalah balok portal merangkai kolom-kolom menjadi satu kesatuan. Balok menerima seluruh beban dari plat lantai dan meneruskan ke kolom-kolom pendukung. Hubungan balok dan kolom adalah jepit-jepit, yaitu suatu sistem dukungan yang dapat menahan momen, gaya vertikal dan gaya horisontal. Untuk menambah kekakuan balok, di bagian  pangkal pada pertemuan dengan kolom, boleh  ditambah tebalnya.III. Dasar- dasar PerhitunganMenurut SNI-03-2847-2002 ada empat ketentuen terkait perhitungan kolom:1. Kolom harus direncanakan untuk memikul beban aksial terfaktor yang bekerja pada semua lantai atau atap dan momen maksimum yang berasal dari beban terfaktor pada satu bentang terdekat dari lantai atau atap yang ditinjau. Kombinasi pembebanan yang menghasilkan rasio maksimum dari momen terhadap beban aksial juga harus diperhitungkan.2. Pada konstruksi rangka atau struktur menerus pengaruh dari adanya beban tak seimbang pada lantai atau atap terhadap kolom luar atau dalam harus diperhitungkan. Demilkian pula pengaruh dari beban eksentris karena sebab lainnya juga harus diperhitungkan.3. Dalam menghitung momen akibat beban gravitasi yang bekerja pada kolom, ujung-ujung terjauh kolom dapat dianggap jepit, selama ujung-ujung tersebut menyatu (monolit) dengan komponen struktur lainnya.4. Momen-momen yang bekerja pada setiap level lantai atau atap harus didistribusikan pada kolom di atas dan di bawah lantai tersebut berdasarkan kekakuan relative kolom dengan juga memperhatikan kondisi kekekangan pada ujung kolom.Adapun dasar-dasar perhitungannya sebagai berikut:

1. Kuat perlu

2. Kuat rancang

No. Kondisi Faktor reduksi (ø)1. Lentur tanpa beban aksial 0.82. Aksial tarik dan aksial tarik dengan lentur 0.83. Aksial tekan dan aksial tekan dengan lentura. Tulangan spiral maupun sengkang ikatb. Sengkang biasa: 0.7, 0.65

Asumsi Perencanaan

Page 13: Struktur Kolom Pada Bangunan Bertingkat, masalah pembangunan. sebagai bahan reverensi

Referensi:Sumber bukuAnonim. 2002. Standar Nasional Indonesia Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung. Bandung: Beta Version.Dipohusodo, istimawan.1994. Struktur Beton Bertulang. Jakarta: Gramedia pustaka utama.Pamudji, Ganjar, dkk. 2004. Diktat Kuliah Struktur Beton II Universitas Jenderal Soedirman.