struktur dan kaidah pantun

18
Cerdas Berbahasa Indonesia Kelas XI / semester I (ganjil) Bab 3 Memahami pantun

Upload: mahaberlina26

Post on 30-Dec-2015

63 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Struktur dan kaidah pantun - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: Struktur dan kaidah pantun

Cerdas

Berbahasa IndonesiaKelas XI / semester I (ganjil)

Bab 3 Memahami pantun

Page 2: Struktur dan kaidah pantun

KELOMPOK 1 ANGGOTA KELOMPOK :

DWI FEBBY MUTIARA E. ANGGOTA

DEVY SAFIRA ANGGOTAFADLI MAULANA RASYAD ANGGOTA

FAIRUZ RAFIF MUFID ANGGOTAMAHA BERLINA PUTRI MODERATOR

MILLENNIA CHANTIKA DWITA ANGGOTA

Page 3: Struktur dan kaidah pantun

Pak Kasim mengambil batuMelempar pohon memakan nasiKami dari kelompok satuIzinkan untuk presentasi

Bak siamang seperti simpaiBerlari mengejar tulang ikanBiar nanti kita pandaiMaka mari perhatikan

Page 4: Struktur dan kaidah pantun

A. STRUKTUR DAN KAIDAH PANTUN

Pantun adalah puisi lama yang dibentuk oleh bait-bait dan setiap bait terdiri atas beberapa baris yang terikat oleh aturan-aturan baku.

STRUKTUR PANTUN DAN KAIDAH PANTUN1. Terdiri atas 4 baris.2. Tiap baris terdiri atas 8 sampai 12 suku kata.3. Dua baris pertama disebut sampiran dan dua baris berikutnya disebut isi pantun.4. Pantun mementingkan rima/bunyi akhir dengan pola a-b-a-b. Bunyi akhir baris pertama sama dengan bunyi akhir baris ketiga, sedangkan baris kedua sama dengan garis keempat.

Page 5: Struktur dan kaidah pantun

B. MEMBANDINGKAN TEKS PANTUN

I. Keragaman Jenis PantunPantun juga memiliki beberapa variasi

bentuk. Bentuk-bentuk pantun lainnya adalah sebagai berikut :

a. Pantun Berkait (Pantun berantai / Seloka)Pantun berkait adalah pantun yang

terdiri atas beberapa bait dan bait satu dengan bait yang lainnya sambung menyambung. Baris kedua dan keempat dari bait pertama dipakai kembali pada baris pertama dan ketiga pada bait kedua. Demikian pula hubungan antara bait kedua dan ketiga, ketiga dan keempat dan seterusnya.

Page 6: Struktur dan kaidah pantun

Contoh 1:

Jalan jalan ke cianjur Di cianjur ketemu mumu Kalau boleh aku jujur Aku masih sayang pada mu 

Di cianjur ketemu mumu Setiba ketemu mumu sudah

tak kukuh Aku masih sayang pada mu Tapi mengapa kamu selingkuh 

Setiba ketemu mumu sudah tak kukuh Aku pergi jalan jalan kemaluku Tapi mengapa kamu selingkuh Dengan teman baik ku 

Serang garuda di pohon beringinBuah kemuning di dalam puanSepucuk surat dilayangkan anginPutih kuning sambutlah Tuan

Buah kemuning di dalam puan

Dibawa dari IndragiriPutih kuning sambutlah TuanSambutlah dengan si tangan kiri

Dibawa dari IndragiriKabu-kabu dalam perahuSambutlah dengan si tangan kiriSeorang mahkluk janganlah tahu

Contoh 2:

Page 7: Struktur dan kaidah pantun

b. TalibunTalibun adalah pantun yang susunannya

terdiri atas enam, delapan atau sepuluh baris. Pembagian baitnya sama dengan pantun biasa, yakni terdiri atas sampiran dan isi. Jika talibun terdiri atas enam baris, tiga baris pertama merupakan sampiran dan tiga baris berikutnya merupakan isi.Contoh 1 : Contoh 2:

Kalau anak pergi ke pekanYu beli belanak pun beliIkan panjang beli dahuluKalau anak pergi berjalanIbu cari sanak pun cariInduk semang cari dahulu

Kepada istri cinta utamaMerasa jenuh berlalu gampangKerja lembur berhari - hariTiada hari tanpa meranaAdinda jauh selalu terbayangJika tidur termimpi - mimpi

Page 8: Struktur dan kaidah pantun

c. Pantun KilatPantun kilat atau karmina adalah pantun

yang terdiri atas dua baris. Baris pertama merupakan sampiran dan baris kedua isinya.Contoh :

Gendang gendut, tali kecapi

Kenyang perut, senanglah hatiPinggan tak retak, nasi tak inginTuan tak hendak, kami tak ingin

Candi Mendut rusak jalannya. Orang gendut banyak makannya.Dahulu sedan sekarang mercy. Dahulu teman sekarang istri.

Page 9: Struktur dan kaidah pantun

2. Perbandingan Pantun dengan Jenis Puisi Lainnya

Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama. Selain pantun, ada juga jenis puisi lama lainnya, yakni syair dan gurindam.

a. Syair

Contoh1 :Diriku lemah anggotaku layuRasakan cinta bertalu-taluKalau begini datangnya selaluTentulah kakanda berpulang

dahulu

Kakanda rindu di kalbuMohon adik jangan lupakan

dakuApapun yang adik mauTentulah kanda memenuhi

selalu

Page 10: Struktur dan kaidah pantun

Contoh 2 :

Untuk hari esok yang penuh haruTak kan ada putus asa dibenakmuRaih semua cita lupakan masa laluItulah niat dihati terpatri selalu

Siap berbagi hati disaat nantiAsalkan cinta telah bersemi di

hatiRasa rindu yang jauh dari rasa

benciApapun yang akan terjadi

dimasa kini

Kedua puisi di atas

disebut syair. Syair

memiliki beberapa

karakteristik yang

sama dengan pantun,

yakni sama-sama

terikat oleh ketentuan

baku, baik itu dalam

jumlah larik, suku

kata, maupun bunyi

akhirnya. Bedanya,

syair tidak memiliki

sampiran. Perbedaan

lainnya adalah bunyi

akhir syair berpola a-a-

a-a.

Page 11: Struktur dan kaidah pantun

b. Gurindam

Kedua bait puisi tersebut dinamakan gurindam. Bentuk dan isi gurindam berbeda dengan pantun dan syair. Dari segi bentuk, gurindam hanya terdiri atas dua larik dan bunyi akhir a-a. Sementara itu, dari segi isi, gurindam mengandung pituah ajakan.

(1) Mengumpat dan memujihendaklah pikirDi situlah banyak orang tergelincir

(2) Barang siapa meninggalkan sembahyang Seperti rumah tak bertiang

(1)Jadilah orang iman dan bertakwaAgar hidup selamat dan bahagia

(2)Jika senantiasa menghargai sesamaTentulah sahabat banyak di mana-mana

(3) Berbaiklah kepada orang tua AndaNiscaya hidupmu akan berkah dan bahagia

2 Buah 8-12 per larik

a-a

•Sebab, dugaan-dugaan•Nasihat, ajaran keagamaan

Jumlah

larik

Jumlah suku kata

Rima

akhir

isi

Page 12: Struktur dan kaidah pantun

Menganalisis Teks PantunContoh 1:

Bapak itu pergi ke pasarPulangnya membeli rotiAnak itu rajin belajarSayangnya lupa mengaji

Untuk menganalisis pantun, dapat digunakan sejumlah pertanyaan sebagai panduannya. Ada yang bersifat literal, interpretatif, inferensial, atau kritis.Analisis pantun ini bertujuan untuk menelaah pantun atas berbagai bagiannya, yakni berdasarkan bentuk, isi, dan bahasanya.

1. Pertanyaan literal, merupakan pertanyaan yang berkaitan dengan wujud atau hal-hal yang ada pada puisi, misalnya tentang jumlah baris, rima, suku kata, sampiran, isi, atau arti

katanya.

Contoh: a. Kata apa saja yang rimanya

sama dalam contoh puisi tersebut?

b. Berapakah jumlah suku kata pada larik ketiga puisi tersebut?

Page 13: Struktur dan kaidah pantun

Bapak itu pergi ke pasarPulangnya membeli rotiAnak itu rajin belajarSayangnya lupa mengaji2. Pertanyaan interpretatif,

merupakan pertanyaan yang menuntut jawaban berupa penafsiran atau pemaknaan kembali atas kata, larik, atau isi suatu puisi.

Contoh : a. Apa maksud kata rajin didalam

pantun tersebut? b. Apa makna dari larik keempat

puisi tersebut?

3. Pertanyaan inferensial, merupakan pertanyaan yang menuntut simpulan atas bentuk, isi, atau berbagai hal lainnya tentang puisi.

Contoh : a. Apa maksud pantun yang

anda sampaikan? b. Apa kesamaan-kesamaan

umum yang menandai suatu pantun?

4. Pertanyaan kritis, merupakan pertanyaan yang berusaha menyingkap kesalahan atau kekeliruan suatu pantun.

Contoh : a. Bagaimana pantun bisa

ditradisikan dalam kehidupan masyarakat sekarang mengingat pantun itu merupakan cara berkomunikasi yang cukup berbelit-belit?

b. Layakkah puisi tersebut digolongkan kedalam pantun mengingat sampiran dan isinya tidak begitu jelas?

Page 14: Struktur dan kaidah pantun

Mengevaluasi Teks Pantun Analisis pantun bertujuan untuk memberikan penilaian atas kebaikan dan kekurangan suatu pantun. Untuk sampai pada tahap evaluasi, kita dapat memanfaatkan hasil analisis yang telah dilakukan sebelumnya.

Misalnya, dari hasil analisis, diketahui bahwa suatu pantun terdiri dari 8-16 suku kata. Pola rimanya a-a-a-a. Kata dari bahasa daerah banyak digunakan didalamnya.

Berdasarkan hasil analisis tersebut, kita dapat mengevaluasi bahwa pantun itu kurang baik.

Alasannya karena banyak aturan yang dilanggar.

Page 15: Struktur dan kaidah pantun

Pantun Analisis:

bentuk, isi, bahasa

Evaluasi: baik,

cukup, jelek

Page 16: Struktur dan kaidah pantun

Bapak itu pergi ke pasar

Pulangnya membeli roti

Anak itu rajin belajarSayangnya lupa

mengaji

Pantun mengandung

makna untuk rajin belajar dan tidak

boleh lupa mengaji

Terdiri dari 4 larik, 2 larik

sampiran, 2 larik isi, dan terdiri dari

8-9 suku kata, serta berpola a-b-

a-b.Bahasa yang

digunakan mudah dimengerti

Pantun tersebut baik. Karna sudah

sesuai dengan aturan-aturan baku sebagai

pantun, menggunakan bahsa yang

mudah dimengertisert

a memberi manfaat untuk kita dari segi

isi.

Contoh :

Page 17: Struktur dan kaidah pantun

Contoh lainnya: Hasil Analisis Evaluasi

1. Pantun itu mengandung pesan tentang perlunya menghargai sesama dan tidak mementingkan diri sendiri.

Berdasarkan pesan yang dikandungnya, pantun itu sangat bermanfaat; banyak memberikan inspirasi bagi kita untuk bisa bergaul di masyarakat dengan lebih baik.

2. Pada setiap baitnya, pantun dibentuk oleh 4 larik, dan setiap larik terdiri atas 8-12 suku kata. Pola rima setiap baitnya adalah a-b-a-b.

Pantun itu sudah benar dalam hal bentuk. Kaidah umum yang berlaku dalam pantun juga sudah dipenuhi dengan baik.

3. Pantun-pantun tersebut lebih banyak berisi humor. Hal itu bisa dilihat pada larik ke-3 dan ke-4 dalam setiap baitnya. Namun, ada bait yang leluconnya agak kurang sopan.

Isi pantun baik untuk lucu-lucuan. Kita akan merasa terhibur dengan membaca pantun-pantun tersebut. Hanya saja sering ada yang berlebihan pada beberapa bagian. Agar bisa dibaca oleh semua kalangan, bagian-bagian itu perlu diperbaiki dengan humor-humor yang lebih santun.

Page 18: Struktur dan kaidah pantun

Selesai