struktur benih

5
STRUKTUR BENIH I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam suatu program penghutanan perlu adanya persediaan bibit yang berkualitas baik. Hal ini tidak hanya pada kualitas fisik, tetapi juga adanya suatu induk yang yang dapat menurunkan sifat dan hasil yang baik. Oleh karena itu dalam pembibitan perlu diadakan pengujian mutu benih, agar diperoleh anakan pohon yang berkualitas sesuai dengan yang diharapkan. Pengujian benih ditujukan untuk mengetahui mutu atau kualitas benih. Informasi tersebut tentunya akan sangat bermanfaat bagi produsen, penjual maupun konsumen benih (Sutopo, 1985). Benih yang bermutu tinggi yang berasal dari berbagai varietas / klon merupakan salah faktor penting yang akan menentukan tinggi rendahnya produksi tanaman, maka sebelum menanam carilah benih yang baik. Biji yang bagus, baik yang kering maupun basah, harus sifat-sifat yang daya tumbuhnya tinggi, tampak sesuai dengan jenis atau varietas yang asli dan cukup murni, kesehatan baik dan ukurannyan sedang (Suhardi, 1986) 1.2 Tujuan Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari dan menggetahui struktur benih dan embrio. II. TINJAUAN PUSTAKA Keberhasilan penanaman hutan membutuhkan suplai benih berkualitas unggul. Pengetahuan tentang biology biji sangat penting dalam pemilihan benih unggul Hal yang perlu diketahui struktur bunga, penyerbukan, pembuahan, ovule, embryo, endosperm. Perbedaan Angiospermae dan Gymnospermae adalah Jaringan cadangan makanan bagi embryo Triploid pada angiospermae Endosperm pada Angios terbentuk lebih dulu dibanding zygot Haploid pada Gymnospermae berkembang dari 1 sel female gametopit 3 tipe endosperm : nuclear, cellular, helobial (Anonim, 2004).

Upload: murdiono-mn

Post on 17-Dec-2014

489 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

Benih yang bermutu tinggi yang berasal dari berbagai varietas / klon merupakan salah faktor penting yang akan menentukan tinggi rendahnya produksi tanaman, maka sebelum menanam carilah benih yang baik.

TRANSCRIPT

Page 1: STRUKTUR BENIH

STRUKTUR BENIH

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam suatu program penghutanan perlu adanya persediaan bibit yang

berkualitas baik. Hal ini tidak hanya pada kualitas fisik, tetapi juga adanya suatu induk

yang yang dapat menurunkan sifat dan hasil yang baik. Oleh karena itu dalam

pembibitan perlu diadakan pengujian mutu benih, agar diperoleh anakan pohon yang

berkualitas sesuai dengan yang diharapkan.

Pengujian benih ditujukan untuk mengetahui mutu atau kualitas benih.

Informasi tersebut tentunya akan sangat bermanfaat bagi produsen, penjual maupun

konsumen benih (Sutopo, 1985).

Benih yang bermutu tinggi yang berasal dari berbagai varietas / klon

merupakan salah faktor penting yang akan menentukan tinggi rendahnya produksi

tanaman, maka sebelum menanam carilah benih yang baik. Biji yang bagus, baik yang

kering maupun basah, harus sifat-sifat yang daya tumbuhnya tinggi, tampak sesuai

dengan jenis atau varietas yang asli dan cukup murni, kesehatan baik dan ukurannyan

sedang (Suhardi, 1986)

1.2 Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari dan menggetahui struktur benih

dan embrio.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Keberhasilan penanaman hutan membutuhkan suplai benih berkualitas unggul.

Pengetahuan tentang biology biji sangat penting dalam pemilihan benih unggul Hal

yang perlu diketahui struktur bunga, penyerbukan, pembuahan, ovule, embryo,

endosperm. Perbedaan Angiospermae dan Gymnospermae adalah Jaringan cadangan

makanan bagi embryo Triploid pada angiospermae Endosperm pada Angios terbentuk

lebih dulu dibanding zygot Haploid pada Gymnospermae berkembang dari 1 sel female

gametopit 3 tipe endosperm : nuclear, cellular, helobial (Anonim, 2004).

Page 2: STRUKTUR BENIH

Gambar 1. Struktur benih

Biji Angiospermae

Contoh : eucaliptus, jati

Sebagian besar tumbuhan hutan:angiospermae

Ovule tertutup shg tepung sari harus menembus dinding jaringan untuk

mencapai sel telur

Sel telur dan diploid endosperm (polar nuclei) terlibat dalam pembuahan

Biji Gymnospermae

Contoh : Pinus sp

Wind pollinated

Tumbuhan biji terbuka shg benang sari bebas mencapai telur melalui micropil

Hanya sel telur terlibat pembuahan, sementara polar nuclei tidak terlibat

(Mugnisyah, 1996).

III. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Waktu : 03 Juni 2010

Tempat : lab. Kehutanan

3.2 Bahan dan Alat

o Bahan yang di gunakan :

Page 3: STRUKTUR BENIH

Benih kacang kedelai.

Benih pelamboyan.

o Alat yang di gunakan:

Pisau cutter/ silet.

Kaca pembesar.

Jarum pentul.

Alat tulis.

Bak kecambah.

3.3 Cara Kerja

1. Ambil benih menurut keperluan, selanjutnya rendam dalam air dingin

selama 12- 24 jam. Imbibisi ke benih akan melunakan jaringgan benih

sehingga mudah untuk di belah.

2. Belah benih dengan menggunakan pisau yang tajam secara memanjang dan

melintang. Beberapa pemotongan di perlukan untuk membentuk letak

embrio dan jaringgan di dalamnya.

3. Gunakan kaca pembesar, teliti dan amati kemudian gambarkan bagian-

bagiannya. Bagian benih setelah dibelah.

4. Beri nama bagian tersebut dan fungsinya masing-masing. Amatilah untuk

benih-benih yang tidak normal atau rusak akibat serangga.

5. Ambil embrio dari salah satu sampel biji tiap spesies, usahakan agar embrio

tidak rusak, amati strukturnya kemudian di gambar pada kertas gambar yang

telah di siapkan.

6. Bandingkan hasil pengamatan pada masing-masing spesies, kemudian

jelaskan perbedaan dan kesamaan yang ada.

IV. PEMBAHASAN

Pada praktikum yang kami lakukan pada struktur benih dan embrio yaitu dengan

cara membelah biji flamboyan dan biji kedelai. Berdasarkan 5 sampel yang kami amati

terdapat perbedaan yang tampak jelas, biji yang mempuyai radikal dan ada biji yang

belum mempuyai radikal. Ada pula biji yang menggelupaskan kulit arinya dan ada biji

yang tidak menggelupas.

Page 4: STRUKTUR BENIH

Sedangkan pada biji kedelai berdasarkan 5 sampelyang kami bandingkan

terdapat perbedaan pada kenampakan fisik biji, biji ada yang lunak dan ada yang masih

agak keras. dan ada pula biji yang sudah menggelupas dan ada yang belum

menggelupas kulitnya.

Pada uji belah biji flamboyant dan biji kedelai struktur bagian dalam terdiri dari

embrio, jaringan makanan dan kulit. Benih unggul :unggul fisik, fisiologis dan genetik

Embrio yang belum matang; beberapa species memiliki biji yang perkembangan

embrionya tidak secepat jaringan disekelilingnya, akibatnya embrio yang tidak matang

gagal untuk berkecambah Resistensi kulit biji terhadap pertumbuhan embrio. Biji keras

membuat pertumb embrio terhalang.

Muncul dan berkembangnya embrio biji menjadi struktur yang menunjukkan

kemampuan untuk menghasilkan tanaman yang normal pada kondisi lingkungan yang

sesuai, viabilitas adalah Kemampuan benih untuk berkecambah dan menghasilkan

kecambah yang normal.

Derajat hidup benih, aktivitas metabolism dan kemampuan enzim

mengkatalisasi reaksi metabolisme yang dibutuhkan untuk perkecambahan dan

pertumbuhan bibit Viabilitas benih ditentukan dengan banyaknya warna yang menutupi

embrio .

V. KESIMPULAN

Dari praktikum yang kami lakukan dapat kami tarik kesimpulan bahwa :

Viabilitas adalah Kemampuan benih untuk berkecambah dan menghasilkan

kecambah yang normal.

Struktur bagian dalam terdiri embrio .

Pada biji embrio berukuran kecil atau belum sempurna.

Embrio adalah tanaman yanag belum sempurna.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2004. Penuntun Praktikum Teknik Pengolahan Persemaian. Fakultas

Pertanian. Jurusan Kehutanan. Universitas Bengkulu. Bengkulu

Page 5: STRUKTUR BENIH

Mugnisyah, W. Q. 1996. Teknologi Benih (LUTH 4431/2 sks/ modul 1-6). Universitas

Terbuka. Jakarta