strategi perkembangan ekosistem

4
1. Strategi Perkembangan Ekosistem Perkembangan ekosistem sering dikenal sebagai suksesi ekologi, dapat ditakrifkan dalam tiga parameter berikut ini : a. Proses perkembangan komunitas (waktu dan arah); b. Hasil modifikasi lingkungan fisik; c. Puncak ekosistem dimana biomassa maksimum dan fungsi simbiose dipertahankan. Urutan dari komunitas yang saling mengganti pada daerah tertentu disebut sere. Komunitas transisi disebut sere stage atau tingkat pemula (pioneer stage), sedangkan sistem terakhir yang stabil disebut klimaks. Pergantian jenis-jenis dalam sere terjadi sebab populasi-populasi cenderung mengubah lingkungan fisiknya, membuat keadaan-keadaan yang baik untuk populasi-populasi lainnya sampai keseimbangan antara biotic dan abiotik tercapai (Odum, 1959). 2. Bioenergitik Perkembangan Ekosistem Tabel 2.1 Model Tabular Suksesi ekologi : kecenderungan- kecenderungan yang diharapkan dalam perkembanhan eskosistem- ekosistem No . Sifat-sifat ekosistem Tahap-tahap perkembangan Tahap-tahap matang A. Kegiatan-kegiatan komunitas 1. Produksi kotor/respirasi komunitas (nisbah P/R) Lebih besar atau kurang dari 1 Mendekati 1 2. Produksi kotor/biomas tegakan (nisbah P/B) Tinggi Rendah 3. yang didukung biomas/satuan arus (nisbah B/E) Rendah Tinggi 4. Produksi komunitas bersih (hasil) Tinggi Rendah

Upload: jean-cavriany

Post on 23-Nov-2015

159 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

1. Strategi Perkembangan EkosistemPerkembangan ekosistem sering dikenal sebagai suksesi ekologi, dapat ditakrifkan dalam tiga parameter berikut ini :a. Proses perkembangan komunitas (waktu dan arah);b. Hasil modifikasi lingkungan fisik;c. Puncak ekosistem dimana biomassa maksimum dan fungsi simbiose dipertahankan.Urutan dari komunitas yang saling mengganti pada daerah tertentu disebut sere. Komunitas transisi disebut sere stage atau tingkat pemula (pioneer stage), sedangkan sistem terakhir yang stabil disebut klimaks. Pergantian jenis-jenis dalam sere terjadi sebab populasi-populasi cenderung mengubah lingkungan fisiknya, membuat keadaan-keadaan yang baik untuk populasi-populasi lainnya sampai keseimbangan antara biotic dan abiotik tercapai (Odum, 1959).2. Bioenergitik Perkembangan Ekosistem

Tabel 2.1 Model Tabular Suksesi ekologi : kecenderungan-kecenderungan yang diharapkan dalam perkembanhan eskosistem-ekosistem No.Sifat-sifat ekosistemTahap-tahap perkembanganTahap-tahap matang

A. Kegiatan-kegiatan komunitas

1.Produksi kotor/respirasi komunitas (nisbah P/R)Lebih besar atau kurang dari 1Mendekati 1

2.Produksi kotor/biomas tegakan (nisbah P/B)Tinggi Rendah

3.yang didukung biomas/satuan arus (nisbah B/E)Rendah Tinggi

4.Produksi komunitas bersih (hasil)Tinggi Rendah

5.Rantai makananLinier, perumputan menonjolSeperti jaringan detritus menonjol

B. Struktur komunitas

6.Bahan organik totalKecil Besar

7.Hara organikExtrabiotik Intrabiotik

8.Keanekaragaman jenis komponen variasiRendah Besar

9.Keanekaragaman jenis komponen kewajaranRendahTinggi

10.Keanekaragaman biokimiaRendahTinggi

11.Stratifikasi dan heterogenitas ruang (keanekaragaman pola)Teroganisir kurang baikTeroganisir baik

C. Sejarah hidup

12.Pengkhususan relungLebarSempit

13.Ukuran organismeKecilBesar

14.Daur hidupPendek, sederhanaPanjang, kompleks

D. Daur hara

15.Daur mineralTerbukaTertutup

16.Laju pertukaran hara antara organisme dan lingkunganCepatLambat

17.Peranan detritus dalam regenerasi haraTidak pentingPenting

E. Tekanan seleksi

18.Bentuk pertumbuhanUntuk pertumbuhan yang cepat (seleksi-r)Untuk pengendali umpan balik (seleksi-K)

19.ProduksiJumlahMutu

F. Homeostasis keseluruhan

20.Simbiosis dalamBelum berkembangBerkembang

21.Konservasi haraBurukBaik

22.Kemampuan (tahan terhadap gangguan luas)BurukBaik

23.EntropyTinggiRendah

24.InformasiRendahTinggi

Ciri-ciri atau kegiatan 1-5 dalam tabel di atas merupakan bioenegetika ekosisstem. Dalam tahap awal suksesi ekologi atau dalam alam muda, laju produksi primer atau fotosintesis seluruhnya (P) melebihi laju respirasi komunitas (R), sehingga nisbah P/R lebih besar daripada 1. Selain P melebihi R, bahan organik dan biomas (B) akan tertimbun dalam sistem (Tabel 2.1 butir 6), dengan akibat bahwa nisbah P/B akan cenderung berkurang atau sebaliknya B/P, B/R, atau nisbah B/E (dimana E=P+R) akan meningkat (Tabel 2.1 butir 2 dan 3). Secara teori, jumlah biomas tegakan yang berdiri yang ditopang oleh arus energi yang tersedia (E) bertambah sampai maksimum dalam tahap-tahap matang atau klimaks (Tabel 2.1 butir 3). Sebagai akibatnya, produksi komunitas bersih atau hasil dalam suatu daur setahun-tahunnya adalah besar dalam alam muda dan kecil atau nol dalam alam matang (Tabel 2.1 butir 4).3. KoevolusiKoevolusi adalah proses dua atau lebih spesies yang mempengaruhi proses evolusi satu sama lainnya. Semua organisme dipengaruhi oleh makhluk hidup di sekitarnya, namun pada koevolusi terbukti bahwa sifat-sifat yang ditentukan oleh genetika pada tiap spesies secara langsung disebabkan oleh interaksi antara dua organisme.Contoh kasus koevolusi :Hubungan antara Pseudomyrmex ferrugunea (semut) dengan tumbuhan aksia (Acasia cornigera). Semut menggunakan tumbuhan aksia sebagai tempat berlindung dan sumber makanan. Hubungan antar dua organisme ini sangat dekat sedemikiannya telah menyebabkan evolusi struktur dan perilaku khusus pada kedua organisme. Semut melindungi pohon aksia dari hewan herbivora dan membersihkan tanah hutan dari benih tumbuhan saingan. Sebagai gantinya, tumbuhan mempunyai struktur duri yang membesar yang dapat digunakan oleh semut sebagai tempat perlindungan dan sumber makanan ketika tumbuhan tersebut berbunga.4. Konsep klimaksKomunitas klimaks adalah komunitas akhir yang stabil dalam seri-seri (sera) perkembangan. Komunitas ini merupakan sistem yang melestarikan diri dalam keseimbangan dengan habitat fisik. Tipe klimaks dalam satu wilayah dibedakan menjadi : (a) klimaks iklim tunggal yang dalam keseimbangannya dengan iklim umum, dan (b) jumlah yang berbeda-beda dari klimaks edaphik yang diubah-ubah oleh keadaan substrat setempat.