strategi perencanaan pemerintah daerah ...repository.ub.ac.id/8673/1/exclesia clara claudia...

165
STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) BATIK LOROK PACITAN (Studi pada Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Pacitan) SKRIPSI Diajukan untuk Mendapatkan Gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD NIM. 135030601111011 UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK MINAT PERENCANAAN PEMBANGUNAN MALANG 2017

Upload: others

Post on 07-Sep-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH

DAERAH DALAM PENGEMBANGAN USAHA

MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)

BATIK LOROK PACITAN

(Studi pada Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Pacitan)

SKRIPSI

Diajukan untuk Mendapatkan Gelar Sarjana

pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD

NIM. 135030601111011

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK

MINAT PERENCANAAN PEMBANGUNAN

MALANG

2017

Page 2: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

ii

MOTTO

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka

apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan). Tetaplah bekerja

keras (untuk urusan yang lain)”

(QS. Al-Insyirah 5-8)

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal itu amat baik bagimu

dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal itu amat buruk

bagimu. Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.”

(Surat Al-Baqoroh: 216)

Page 3: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

iv

Page 4: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

v

Page 5: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

vi

Page 6: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

vii

RINGKASAN

Exclesia Clara Claudia Winnard, 2017. Strategi Perencanaan Pemerintah

Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

Batik Lorok Pacitan (Studi pada Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten

Pacitan). Dosen pembimbing: Drs. Abdul Wachid, M.AP dan Andhyka Muttaqin

S.AP, M.PA. hal.154+ xviii

Keberadaan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) menjadi salah satu

cara yang dikembangkan oleh pemerintah dalam mewujudkan pemerataan

ekonomi di Indonesia. Usaha mikro dalam perekonomian Indonesia memiliki

peran yang penting dan strategis karena mampu bertahan dalam krisis ekonomi

dan mampu menyerap tenaga kerja. Pengembangan UMKM dilaksanakan oleh

pemerintah daerah dalam mencapai Perencanaan Pembangunan Nasional. Daerah

berkembang di Jawa Timur salah satunya adalah Kabupaten Pacitan memiliki

usaha mikro unggulan yaitu batik lorok. Penelitian ini bertujuan untuk

menjelaskan strategi perencanaan pemerintah dalam pengembangan UMKM batik

lorok Pacitan serta faktor pendukung dan penghambatnya.

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Lokasi penelitian ini

adalah di Kabupaten Pacitan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode

dokumentasi, wawancara dan observasi. Instrument yang digunakan adalah

peneliti sendiri, pedoman wawancara, buku cacatan, alat perekam dan kamera.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model interaktif Miles,

Hubermen dan Saldana.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi perencanaan pemerintah dalam

pengembangan UMKM batik lorok Pacitan berdasarkan lima proses perencanaan

strategis yang disesuaikan dengan Rencana strategis Dinas Koperasi dan Usaha

Mikro yaitu 1) memprakarsai dan menyepakati suatu proses perencanaan strategis

meliputi pengembangan kemampuan, peningkatan SDM, teknologi pengetahuan,

akses permodalan, pemasaran dan promosi serta pengembangan sarana usulan; 2)

memperjelas mandat organisasi meliputi perlindungan konsumen dan peningkatan

penggunaan dalam negeri; 3) memperjelas misi dan nilai-nilai organisasi; 4)

menilai lingkungan eksternal meliputi ancaman berupa harga jual batik yang

tinggi, kemudian peluang berupa penggunaan bahan alami dalam pembuatan batik

lorok dengan motif dari hewan dan tumbuhan sekitar; 5) menilai lingkungan

internal meliputi kekuatan yaitu adanya kerjasama dengan berbagai pihak swasta,

kemudian kelemahannya adalah pemisahan instansi yang berdampak pada

melemahnya kinerja organisasi.

Saran yang dapat diberikan peneliti berdasarkan faktor penghambat yaitu:

pelatihan pada manajemen produksi, manajemen pemasaran, dan kerjasama

dengan organisasi pemuda dalam memasarkan produk. Adanya perbaikan fasilitas

berupa akses jalan menuju tempat produksi dan penambahan papan petunjuk

lokasi produksi serta perlunya paguyuban pengrajin batik lorok.

Kata Kunci : Strategi perencanaan, Pemerintah Daerah, Pengembangan

UMKM Batik Lorok Pacitan.

Page 7: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

viii

SUMMARY

Exclesia Clara Claudia Winnard, 2017. Exclesia Clara Claudia Winnard,

2017. Local Government Planning Strategy of Micro Development in Small

and Medium Enterprises (UMKM) Batik Lorok Pacitan (Studies at the Office

of Cooperatives and Micro Enterprises Pacitan District). Supervisor: Drs. Abdul

Wachid, M.AP and Andhyka Muttaqin S.AP, M.PA. p.154+ xviii

The existence of micro, small and medium enterprises (UMKM) became

one of the ways developed by the government in realizing the economic equality

in Indonesia. Micro enterprises in Indonesia economy have an important and

strategic role because they can survive in an economic crisis and are able to

absorb labor. The development of UMKM is implemented by the local

government in achieving the National Development Planning. One of developed

areas in East Java is Pacitan Regency which has a leading micro business namely

batik lorok. This study aims to explain the government's planning strategy in the

development of UMKM batik lorok Pacitan and its supporting and inhibiting

factors.

This study is done in a qualitative descriptive manner. This research is done

in Bandung city, Indonesia. Datas used in this study are collected by

documentation, interviews and observation method. The instrument used is the

researchers themselves, interview guides, notebooks, tape recorders and cameras.

The data in this study is analyzed using interactive models of Miles, Huberman,

and Saldana.

The result of the research shows that government planning strategy in

developing UMKM batik lorok Pacitan are based on five strategic planning

process which is adjusted with strategic plan such as 1) initiating and agreeing a

strategic planning process including capacity development, human resource

development, knowledge technology, access to capital, marketing and promotion

and development proposal; 2) clarify the organizational mandate covering

consumer protection and increases domestic use; 3) clarify the organization'; 4)

assessing the external environment including the threat of high batik prices, then

the opportunity of using natural materials in the manufacture of batik lorok with

animals and plants motif; 5) assessing the internal environment includes the

strength that is the cooperation with various private parties, then the weakness is

the separation of agencies that impact on weakening the performance of the

organization.

Suggestions that can be given by researchers based on inhibiting factors

are: training on production management, marketing management, and cooperation

with youth organizations in marketing the product. There are improvements to the

facilities in the form of road access to the production site and the addition of a

production location board. It needs a community of batik craftsmen Lorok.

Keywords: Strategy planning, Local Government, Development of UMKM

Batik Lorok Pacitan

Page 8: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

iii

LEMBAR PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan untuk Ayah Sunardi , Ibu Eko Winarni

dan adikku tercinta Akbar Dwiki Rakasiwi serta Almamater Fakultas

Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

Page 9: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

masa belajarnya di Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya dan berhasil

menyelesaikan skripsi yang berjudul Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah

dalam Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Batik Lorok

Pacitan (Studi pada Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Pacitan).

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat

dalam memperoleh gelar sarjana Administrasi Publik pada Fakultas Ilmu

Administrasi Universitas Brawijaya. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya

skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dan dukungan dari beberapa pihak.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih

kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Bambang Supriyono, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu

Administrasi Universitas Brawijaya Malang.

2. Bapak Andy Fefta Wijaya, Drs., M.AP.,Ph.D selaku Ketua Jurusan

Administrasi Publik Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

Malang.

3. Bapak Dr. Hermawan, S.IP,M.Si selaku Ketua Minat Perencanaan

Pembangunan Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang.

4. Bapak Drs. Abdul Wachid M.AP selaku dosen pembimbing 1 dan Bapak

Andhyka Muttaqin, S.AP.,M.PA selaku pembimbing 2 yang telah

Page 10: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

x

melungkan waktu dan memberikan masukan serta arahannya untuk skripki

penulis dengan sabar disaat membimbing.

5. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Administrasi Publik yang telah memberi

bekal ilmu pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

6. Seluruh Staff dan Karyawan Fakultas Ilmu Administrasi Jurusan

Administrasi Publik Universitas Brawijaya atas bantuan dan kerjasama

yang telah diberikan.

7. Seluruh pegawai Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Pacitan atas

bantuan dan kerjasamanya dalam memberikan informasi dan data-data

yang dibutuhkan terkait dengan tema skripsi yang penulis ambil.

8. Seluruh narasumber yang telah membantu memberikan informasi yang

terkait dengan tema skripsi yang penulis ambil.

9. Kepada saudara sepupuku Ajeng, Rima, Dek Puput dan Mas Deky yang

selalu mendoakan.

10. Sahabatku Naimah, Ririn, Titis, Manda, Ilmi, Kak Linda, Nisa yang selalu

membantu, mendoakan dan memberikan semangat. Sahabatku SMA Rista,

Weny, Diana dan Surya yang selalu memberikan semangat dan doa.

Mentor yang selalu membantu dan memberikan saran Ulya, Riri, Puput

dan teman penyemangatku Dino, Bayu dan Anang yang selalu

memberikan masukan dan semangat.

Page 11: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

xi

11. Teman-teman Kos JYS 47 Mbak Tita, Mbak Indri, Mbak Kiki, Silvy,

Septin, Titis, Sofi, Mega dan Riska yang memberikan semangat dan

perhatian.

12. Seluruh teman-teman FIA angkatan 2013, teman-teman Jurusan

Administrasi Publik angkatan 2013, dan teman-teman seperjuangan

Development Planning angkatan 2013 atas kerjasamanya selama ini dan

bantuan yang berarti.

13. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu disini,

yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini. Penulis mengucapkan

banyak terima kasih.

Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun

sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat memberikan

sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.

Malang, 30 Agustus 2017

Penulis

Page 12: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

MOTTO ................................................................................................................. ii

LEMBAR PERSEMBAHAN .............................................................................. iii

TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI .................................................................. iv

TANDA PENGESAHAN ....................................................................................... v

PERNYATAAN ORISINAL SKRIPSI .............................................................. vi

RINGKASAN ...................................................................................................... vii

SUMMARY ........................................................................................................ viii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xviii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 10

C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 11

D. Kontribusi Penelitian .................................................................................. 11

E. Sistematika Penulisan ................................................................................ 12

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Administrasi Pembangunan ....................................................................... 15

1. Definisi Pembangunan .......................................................................... 15

2. Konsep Administrasi Pembangunan ..................................................... 16

3. Ruang Lingkup Administrasi Pembangunan ........................................ 19

B. Strategi ....................................................................................................... 20

1. Definisi Strategi .................................................................................... 20

2. Manfaat Strategi ................................................................................... 24

C. Perencanaan Strategis................................................................................. 25

1. Definisi Perencanaan ............................................................................ 25

2. Pendekatan Perencanaan....................................................................... 27

Page 13: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

xiii

3. Tahapan Perencanaan ........................................................................... 30

4. Perencanaan Strategis ........................................................................... 33

D. Pemerintah Daerah ..................................................................................... 38

1. Pengertian Pemerintah Daerah ............................................................. 38

2. Urusan Pemerintah Daerah ................................................................... 39

3. Peran Pemerintah Daerah ..................................................................... 41

E. Manajemen Strategi ................................................................................... 44

1. Definisi Manajemen Strategi ................................................................ 44

2. Manfaat Manajemen Strategi................................................................ 49

F. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ............................................ 50

1. Definisi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ........................ 50

2. Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ............. 53

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 56

B. Fokus Penelitian ......................................................................................... 57

C. Lokasi dan Situs Penelitian ........................................................................ 58

D. Sumber Data ............................................................................................... 59

E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 61

F. Instrumen Penelitian................................................................................... 64

G. Analisis Data .............................................................................................. 65

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Kabupaten Pacitan ........................................................ 68

1. Letak dan Kondisi Geografis ................................................................ 68

2. Penduduk .............................................................................................. 69

3. Potensi Pengembangan Wilayah .......................................................... 70

4. Visi dan Misi Kabupaten Pacitan ......................................................... 72

B. Gambaran Umum Dinas Koperasi dan Usaha Mikro ................................ 73

1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Koperasi dan Usaha

Mikro .................................................................................................... 73

2. Sumber Daya Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Pacitan ... 76

3. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran ............................................................. 77

C. Gambaran Umum Kecamatan Ngadirojo ................................................... 80

D. Penyajian Data ........................................................................................... 82

Page 14: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

xiv

1. Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha

Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Batik Lorok Pacitan ............... 82

a. Memrakarsai dan Menyepakati Suatu Proses Perencanaan

Strategi ........................................................................................... 82

1. Pengembangan Kemampuan UMKM ............................................ 83

2. Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) .................................. 87

3. Peningkatan Teknologi Pengetahuan ............................................. 90

4. Akses Permodalan. ......................................................................... 95

5. Pemasaran/Promosi. ....................................................................... 98

6. Pengembangan Sarana Usulan dan Pemasaran ............................ 101

b. Memperjelas Mandat Organisasi ...................................................... 106

1. Meningkatkan Perlindungan Konsumen ..................................... 106

2. Meningkatkan Penggunaan Produk Dalam Negeri ..................... 108

c. Memperjelas Misi dan Nilai-Nilai Organisasi................................. 110

d. Menilai Lingkungan Eksternal ........................................................ 112

e. Menilai Lingkungan Internal ........................................................... 114

2. Faktor-faktor pendukung dan penghambat Strategi Perencanaan

Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan

Menengah (UMKM) Batik Lorok Pacitan ......................................... 116

a. Faktor Pendukung .......................................................................... 116

1. Internal: Koordinasi Antara Pemerintah dan Pelaku Usaha

Batik Lorok ................................................................................. 117

2. Eksternal: Ketersediaan Sumberdaya Manusia (SDM) ............... 117

b. Faktor Penghambat......................................................................... 119

1. Internal: Kurangnya Promosi dan Pemasaran .............................. 119

2. Eksternal:Tidak Adanya Kelompok Paguyuban Batik Lorok

Pacitan ......................................................................................... 120

E. Pembahasan ............................................................................................. 122

1. Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Batik Lorok Pacitan . 122

a. Memrakarsai dan Menyepakati Suatu Proses Perencanaan

Strategi ........................................................................................... 122

1. Pengembangan Kemampuan UMKM .......................................... 124

2. Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) ................................ 125

3. Peningkatan Teknologi Pengetahuan ........................................... 126

4. Akses Permodalan. ....................................................................... 126

5. Pemasaran/Promosi. ..................................................................... 127

Page 15: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

xv

6. Pengembangan Sarana Usulan dan Pemasaran ............................ 127

b. Memperjelas Mandat Organisasi .................................................... 129

1. Meningkatkan Perlindungan Konsumen ..................................... 129

2. Meningkatkan Penggunaan Produk Dalam Negeri ..................... 130

c. Memperjelas Misi dan Nilai-Nilai Organisasi................................. 131

d. Menilai Lingkungan Eksternal ........................................................ 132

e. Menilai Lingkungan Internal ........................................................... 133

2. Faktor-Faktor Pendukung Dan Penghambat Strategi Perencanaan

Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan

Menengah (UMKM) Batik Lorok Pacitan ......................................... 134

a. Faktor Pendukung ............................................................................ 135

1. Internal: Koordinasi Antara Pemerintah dan Pelaku Usaha

Batik Lorok .................................................................................. 135

2. Eksternal: Ketersediaan Sumberdaya Manusia (SDM) ............... 136

b. Faktor Penghambat........................................................................... 137

1. Internal: Kurangnya Promosi dan Pemasaran ............................. 137

2. Eksternal: Tidak Adanya Kelompok Paguyuban Batik Lorok

Pacitan ......................................................................................... 138

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................................. 140

B. Saran ......................................................................................................... 142

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 144

LAMPIRAN ........................................................................................................ 147

Page 16: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

xvi

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

Tabel 1 Kriteria Usaha Mikro Kecil dan Menengah(UMKM) ................... 3

Tabel 2 Data Perkembangan Jumlah UMKM di Indonesia

Tahun 2010-2013 .......................................................................... 4

Tabel 3 UMKM Jawa Timur Menurut Sektor/Lapangan Usaha

Tahun 2016 ................................................................................... 6

Tabel 4 Produksi Batik Lorok, Tenaga Kerja dan Jumlah Produksi

Tahun 2016 ................................................................................... 8

Tabel 5 Kriteria Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) .................. 52

Tabel 6 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin

di Kabupaten Pacitan ..................................................................... 70

Tabel 7 Daftar Mitra Binaan PT INKA (Persero) Kabupaten Pacitan

Tahun 2016 ................................................................................... 97

Tabel 8 Jumlah Tenaga Kerja UMKM Batik Lorok Tahun 2014-2016 ..... 119

Page 17: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

xvii

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

Gambar 1 Strategi sebagai Upaya Pencapaian Tujuan Organisasi .......... 22

Gambar 2 Model Tahapan Perencanaan Strategis ................................... 37

Gambar 3 Segitiga Elemen Manajemen Strategi ..................................... 48

Gambar 4 Analisis Data Model Interaktif ................................................ 66

Gambar 5 Peta Administrasi Kabupaten Pacitan ..................................... 68

Gambar 6 Struktur Organisasi Dinas Koperasi dan Usaha Mikro

Kabupaten Pacitan ................................................................... 75

Gambar 7 Struktur Organisasi Kecamatan Ngadirojo

Kabupaten Pacitan ................................................................... 82

Gambar 8 Inovasi Pembuatan Tas Motif Batik Lorok ............................. 86

Gambar 9 Pelatihan Proses Pembatikan ................................................... 90

Gambar 10 Rencana Sosialisasi Kampung UKM Goes Digital ................ 92

Gambar 11 Tampilan Blog Batik Tulis Tengah Sawah ............................ 94

Gambar 12 Tahapan Pinjaman dari PT INKA ........................................... 97

Gambar 13 Pameran UMKM dan Peragaan Busana SMKN Pacitan ........ 102

Gambar 14 Tempat Produksi Batik Tulis Puri Putri .................................. 101

Gambar 15 Gedung Pusat Pelayanan Usaha Terpadu (PLUT) .................. 102

Gambar 16 Fasilitas di Pusat Pelayanan Usaha Terpadu (PLUT) ............. 104

Gambar 17 Gedung Pemasaran Produk UMKM ....................................... 105

Gambar 18 Batik Lorok Tengah Sawah Bahan Alami dan Sintetis ........... 110

Page 18: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman

1. Data Primer Berupa Foto ..................................................................... 147

2. Surat Riset Fakultas Ilmu Administrasi .............................................. 149

3. Surat Riset Bakesbangpol Kabupaten Pacitan .................................... 150

4. Interview Guide .................................................................................... 152

5. Curiculum Vitae .................................................................................. 154

Page 19: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

147

Lampiran 5.

CURICULUM VITAE

Nama Lengkap : Exclesia Clara Claudia Winnard

Tempat, Tanggal Lahir : Pacitan, 19 Mei 1994

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status Pernikahan : Belum Menikah

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl. Pierre Tendean, Gang Arjuna No.8, Kelurahan

Pucang sewu, Kecamatan Pacitan, Kab. Pacitan.

No. Hp : 087701602323

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan :

1. TK Pertiwi Pacitan, Tahun 2000-2001

2. Sekolah Dasar Negeri Pacitan I, 2001-2007

3. Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Pacitan, 2007-2010

4. Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Pacitan, 2010-2013

5. Perencanaan Pembangunan, Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu

Administrasi Universitas Brawijaya Malang, 2013

Page 20: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemerintah merupakan aktor penting dalam pelaksanaan seluruh kegiatan

administrasi publik. Setiap kebijakan yang dibuat akan dilaksanakan oleh seluruh

elemen pemerintahan dengan pembagian tugas secara terus menerus dan

dilakukan secara kerjasama. Salah satu tugas penting pemerintah adalah

mewujudkan masyarakat makmur, sejahtera secara adil dan merata. Kesejahteraan

suatu Negara dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang

terus meningkat akan berpengaruh terhadap meningkatnya pembangunan.

Dimensi pembangunan memiliki cakupan yang luas yakni meliputi bidang

wilayah, sumberdaya alam, kependudukan, ideologi, politik, ekonomi, sosial,

budaya, pertahanan dan keamanan (Suryono, 2010:4). Negara berkembang seperti

Indonesia, pembangunan biasanya difokuskan pada bidang ekonomi dan sosial.

Namun, terjadinya perubahan sosial tidak akan mempunya arti apabila tidak

memiliki nilai tambah secara ekonomi (Suryono, 2010: 2).

Pembangunan ekonomi merupakan serangkaian usaha dan kebijakan yang

bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas jaringan kerja

dan mengupayakan distribusi pendapatan secara adil. Salah satu indikator

pembangunan ekonomi Indonesia diukur dari pertumbuhan ekonomi berdasarkan

PDB (Produk Domestik Bruto). Tujuan utama dari pembangunan ekonomi tidak

hanya dilihat dari penambahan PDB, namun lebih kepada pemerataan ekonomi

Page 21: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

2

untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera. Salah satu cara yang

dikembangkan pemerintah dalam mewujudkan pemerataan ekonomi di Indonesia

adalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Keberadaan usaha kecil dan menengah menjadi wujud nyata dari

pelaksanaan ekonomi kerakyatan di Indonesia. Tugas dan wewenang dari

pemerintah dalam pengembangannya terdapat dalam Pasal 7 Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah, yang

menyatakan bahwa terdapat dua pendekatan utama dalam pengembangan UMKM.

Pertama, penciptaan iklim usaha, serta pembinaan dan yang kedua adalah

pengembangan. Iklim usaha adalah kondisi dimana pemerintah mengusahakan

dengan mengeluarkan berbagai peraturan dan kebijakan di berbagai aspek

kehidupan ekonomi agar usaha kecil dan menengah memperoleh kepastian,

kesempatan, dan dukungan berwirausaha yang seluas-luasnya. Sementara

pembinaan dan pengembangan adalah upaya perkuatan unit usaha untuk

menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan pelaku usaha agar menjadi unit

usaha yang tangguh dan mandiri. Kriteria dan klasifikasi usaha kecil dan

menengah terdapat pada Pasal 6 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 22: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

3

Tabel 1. Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

No Usaha

Kriteria

Aset Omset

1. Usaha Mikro Maks. 50 juta Maks. 300 Juta

2. Usaha Kecil >50 Juta-500Juta >300Juta-2,5 Milyar

3. Usaha Menengah >500 Juta-10 Milyar >2,5 Milyar-50 Milyar

Sumber: Dokumen Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, 2008

Usaha kecil dan menengah dalam perekonomian Indonesia memiliki peran

yang penting dan strategis. Pertama, karena mampu menjadi usaha yang dapat

bertahan dalam krisis ekonomi. Kedua, jumlah industrinya yang besar dan

terdapat dalam setiap sektor ekonomi. Ketiga, potensi yang besar dalam

penyerapan tenaga kerja yang berpengaruh terhadap pengurangan jumlah

pengangguran. Keempat, kontribusi dalam pembentukan PDB yang baik

(Paramasari, 2009:3). Berikut adalah data perkembangan jumlah UMKM di

Indonesia Tahun 2010-2013:

Page 23: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

4

Tabel 2. Data Perkembangan Jumlah UMKM di Indonesia Tahun 2010-2013

No. Indikator Satuan 2010 2011 2012 2013

1. Jumlah UMKM Unit 54.114.821 55. 206. 444 56.534.592 57.895.721

2. Pertumbuhan

jumlah UMKM Persen 2,56 2,02 2,41 2,41

3. Jumlah tenaga

kerja UMKM Orang 98.238.913 101.722.458 107.657.509 114.114.082

4.

Pertumbuhan

jumlah tenaga

kerja

Persen 2,13 3,55 5,83 6,03

5. Sumbangan PDB

(harga berlaku) Rp. Miliar 3.411.574.7 4.321.830 4.869.568.1 5.440.007.9

6.

Pertumbuhan

sumbangan PDB

UMKM

Persen 14,89 26,68 12,67 11,71

Sumber: Dokumen Kementerian Koperasi dan UMKM RI, 2014

Berdasarkan pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa perkembangan usaha kecil

dan menengah dari tahun 2010-2013 terus meningkat. Jumlah UMKM di tahun

2013 mencapai 57.895.721 unit dengan pertumbuhannya mencapai 2,41 persen

dibandingkan di tahun 2010 yang jumlahnya 54.114.821 unit dengan

pertumbuhannya sebesar 2,56 persen. Hal ini berdampak pada pertumbuhan

jumlah penyerapan tenaga kerja dan pertumbuhan sumbangan Produk Domestik

Bruto (PDB).

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan representasi

rakyat Indonesia dalam kehidupan ekonomi nasional, sehingga perlu diberikan

prioritas yang tinggi dalam pembangunan nasional. Hal ini sebaiknya dilakukan

pada daerah dengan tingkat perekonomian menengah ke bawah. Oleh karena itu,

perlu disusun strategi pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang

terintegrasi, sistematis dan berkelanjutan.

Page 24: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

5

Pengembangan usaha kecil dan menengah bukan hanya tugas pemerintah

pusat namun juga tanggung jawab pemerintah daerah sebagai stakeholder dalam

pencapaian Perencanaan Pembangunan Nasional. Penyelenggaraan pemerintahan

daerah menuntut pemerintah daerah untuk dapat mengatur serta mengurus sendiri

urusan pemerintahan masing-masing menurut asas otonomi dan tugas pembantuan

yang telah dimuat dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang

Pemerintah Daerah. Pembagian urusan pemerintahan daerah di bidang UMKM

pada tingkat Kabupaten/Kota hanya pada tingkat usaha mikro dan pada tingkat

kecil, menengah merupakan tanggung jawab pemerintah provinsi dan pusat.

Tugas dan wewenang dari pemerintah daerah meliputi pemberdayaan yang

dilakukan melalui pendataan, kemitraan, perizinan, penguatan kelembagaan dan

koordinasi dengan para pemangku kepentingan. Sedangkan pengembangan

meliputi pengembangan usaha menurut kriteria dan menjadikan skala usaha yang

lebih tinggi.

Provinsi Jawa Timur merupakan daerah dengan pertumbuhan penduduk

yang tinggi. Laju pertumbuhan penduduk tersebut berpengaruh terhadap tingginya

sektor industri dan UMKM. Berikut adalah jumlah UMKM di Provinsi Jawa

Timur menurut sektor/lapangan usaha tahun 2016:

Page 25: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

6

Tabel 3. UMKM Jawa Timur Menurut Sektor/Lapangan Usaha Tahun 2016

No. Sektor/Lapangan Usaha Jumlah (Satuan)

1. Pertanian 4.112.443

2. Pertambangan dan penggalian 26.680

3. Industri pengolahan 356.047

4. Listrik, gas dan air 12

5. Konstruksi 16.789

6. Perdagangan, hotel dan restoran 1.720.042

7. Transportasi 174.541

8. Keuangan 8.035

9. Jasa-jasa 411.342

Jumlah 6.825.931

Sumber: Data Sekunder diskopumkm2016 (Diakses dari jatimprov.go.id), 2016

Berdasarkan pada Tabel 3 dapat diketahui bahwa jumlah UMKM di

Provinsi Jawa Timur pada tahun 2016 mencapai 6.825.931 lapangan usaha. Dapat

dilihat bahwa di Jawa Timur masih didominasi oleh sektor pertanian dengan

jumlah 4.112.443 lapangan usaha. Namun dalam perkembangannya, sektor

perdagangan mengalami pertumbuhan dengan jumlah 1.720.042 dibanding

dengan tahun 2015 sebesar 1.340.101. Hal ini dikarenakan laju pertumbuhan di

Provinsi Jawa Timur yang tinggi. Salah satu daerah yang mendukung

perkembangan bidang usaha kecil dan menengah adalah Kabupaten Pacitan.

Kabupaten Pacitan sebagai daerah berkembang di Jawa Timur memiliki

jenis UMKM yang cukup beragam. Tercatat pada tahun 2016, jumlah UMKM

Kabupaten Pacitan mencapai 181.115 unit dan menyerap tenaga sebanyak

221.784 pekerja (diskopumkm.jatimprov.go.id, 2016). Jenis usaha kecil dan

Page 26: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

7

menengah di Kabupaten Pacitan bermacam-macam diantaranya adalah kerajinan

batik, kerajinan batu akik, batu mulia, produksi gula merah, gerabah, olahan ikan,

olahan kayu, olahan ketela dan anyaman bambu. Beberapa produk menjadi

unggulan UMKM Kabupaten Pacitan diantaranya adalah kerajinan batik dan

olahan ikan laut (Pacitanku.com, 2015).

Salah satu produk unggulan usaha mikro di Pacitan adalah kerajinan batik.

Salah satu daerah produksi batik terbesar berada di Lorok Kecamatan Ngadirojo

Kabupaten Pacitan. Batik Lorok diproduksi di beberapa desa di Kecamatan

Ngadirojo diantaranya adalah Desa Bogoharjo, Desa Cokrokembang dan Desa

Wiyoro. Letaknya berada di 40 Km sisi timur dari pusat kota Kabupaten Pacitan.

Batik ini memiliki keunikan dan berbeda dari batik lainnya. Batik Lorok

menggunakan bahan pewarna alami dengan memanfaatkan bahan lokal seperti

akar dan kulit kayu mahoni. Corak dari batik lorok juga menggunakan corak dari

tanaman dan dedaunan di lingkungan sekitar. Saat ini terdapat sepuluh produksi

dan telah menyerap sebanyak 424 tenaga kerja. Berikut merupakan tabel sepuluh

produksi UMKM batik lorok, tenaga kerja serta jumlah produksi Tahun 2016:

Page 27: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

8

Tabel 4. Produksi Batik Lorok, Tenaga Kerja dan Jumlah Produksi Tahun

2016

No Nama Produksi

Tenaga

Kerja

(Orang)

Jumlah

Produksi

(Potong)

1. Canting Jaya II 87 5.850

2. Puspita 42 980

3. Canting Jaya I 20 1.200

4. Canting Mas 15 670

5. Anthera 30 860

6. Puri 104 6.630

7. Tengah Sawah 37 990

8. Mantrean 14 430

9. Puri Putri 65 4.560

10. Mira 10 450

Jumlah 424 22.620

Sumber: Dokumen Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab.Pacitan, 2016

Pengembangan batik Lorok sebagai salah satu usaha mikro terdapat dalam

Rencana strategis (RENSTRA) Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan

Kabupaten Pacitan tahun 2011-2016 yang sekarang adalah Dinas Koperasi dan

Usaha Mikro yang dimuat pada pengembangan UMKM. Rencana strategis dibuat

bertujuan menjadi pedoman dalam pelaksanaan kinerja pemerintahan. Sejalan

dengan prinsip otonomi daerah, serta mengimplementasikan Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah, maka

Pemerintah Kabupaten Pacitan menyusun program dan kegiatan yang berkaitan

dengan proses pengembangan usaha kecil dan menengah. Program dan kegiatan

tersebut meliputi penciptaan iklim usaha yang kondusif, pengembangan

Page 28: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

9

kewirausahaan dan keunggulan kompetitif bagi usaha kecil dan menengah serta

pengembangan sistem pendukung usaha bagi UMKM.

Pemerintah melalui Dinas Koperasi dan Usaha Mikro merumuskan

kebijakan dan program sesuai dengan kewenangan, tugas pokok dan fungsinya.

Namun, dalam pelaksanaan pengembangan UMKM di Kabupaten Pacitan masih

terdapat beberapa permasalahan dalam bidang pemasaran dan produksi antara lain

minimnya inovasi dan pengembangan produk, hasil dari produksi masih sulit

tembus pasar luar daerah. Hal ini dikarenakan masih minimnya program

pendampingan usaha atau capacity building oleh pemerintah yang mengakibatkan

produksi sulit mendapatkan jaringan pemasaran. Selain itu juga masih minimnya

bantuan dari pemerintah dan jumlahnya juga terbatas (Budi, 2016: 38).

Pengembangan batik Lorok masih memiliki beberapa kendala terkait

harga, dimana harga jual batik lorok lebih mahal dibandingkan dengan batik

Pacitan lainnya. Kemudian, jarak produksi batik dengan pusat kota yang terlalu

jauh dan beberapa produksi batik Lorok yang masih memiliki akses jalan kurang

baik. Hal ini menyebabkan kurangnya minat pembeli untuk datang langsung ke

tempat produksi. Kemudian bantuan yang diberikan pemerintah kepada pengusaha

batik Lorok dan pelaku usaha lainnya yang terus menerus menyebabkan

ketergantungan bantuan pemerintah. Minimnya pemasaran secara online dan

kurangnya akses informasi yang lengkap. Hal ini disebabkan belum adanya

paguyuban pengrajin batik lorok Pacitan sehingga belum terciptanya struktur

pemasaran yang baik minimnya program pendampingan usaha, harga jual yang

lebih mahal dari batik Pacitan lainnya serta akses jalan menuju tempat produksi

Page 29: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

10

batik lorok yang rusak. Oleh karena itu, perlu adanya pengkajian dan evaluasi

kembali dengan memfokuskan pada identifikasi masalah serta isu-isu strategis

yang berkembang. Sehingga akan diketahui dengan jelas mengenai faktor-faktor

apa saja yang mempengaruhi pengembangan usaha kecil dan menengah batik

Lorok. Berdasarkan gambaran yang diperoleh, diharapkan mampu mengarahkan

pengelolaan dan pengoptimalan perencanaan sehingga penanganan dapat tepat

sasaran dan sesuai dengan Visi, Misi yang ada pada Rencana strategis

(RENSTRA) Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Pacitan. Berdasarkan

hal tersebut, peneliti tertarik untuk mengambil judul “Strategi Perencanaan

Pemerintah Daerah Dalam Pengembangan Usaha Mikro Kecil Dan

Menengah (UMKM) Batik Lorok Pacitan (Studi Pada Dinas Koperasi,

Perindustian Dan Perdagangan Kabupaten Pacitan)”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana strategi perencanaan pemerintah daerah dalam pengembangan

UMKM Batik Lorok Pacitan ?

2. Apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat dalam strategi

perencanaan pemerintah daerah dalam pengembangan UMKM Batik

Lorok Pacitan ?

Page 30: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

11

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Mengetahui, mendeskripsikan dan menganalisis strategi perencanaan

pemerintah daerah dalam pengembangan UMKM Batik Lorok Pacitan.

2. Mengetahui, mendeskripsikan dan menganalisis faktor pendukung dan

faktor penghambat strategi perencanaaan pemerintah daerah dalam

pengembangan UMKM Batik Lorok Pacitan.

D. Kontribusi Penelitian

Kontribusi yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kontribusi Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi berupa

perkembangan dan kemajuan untuk Fakultas Administrasi khususnya Minat

Perencanaan Pembangunan.

2. Kontribusi Praktis

a. Bagi Peneliti

Sebagai sarana untuk menambah dan memperluas wawasan, pengetahuan,

pemikiran ilmu pengetahuan dalam perencanaan strategis pemerintah

daerah dalam pengembangan UMKM

b. Bagi instansi yang terkait

Sebagai bahan kajian dan sumbangsih pemikiran bagi pemerintah

Kabupaten Pacitan dalam proses pengambilan keputusan yang berkaitan

Page 31: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

12

dengan pengembangan UMKM di Kabupaten Pacitan khususnya pada

sektor batik.

c. Bagi masyarakat umum

Sebagai sarana sosialisasi mengenai pengembangan UMKM dan bahan

kajian informasi sebagai media promosi sektor batik Pacitan.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam skripsi ini disusun dengan antar bab saling

berkaitan. Sistematika penulisan tersebut antara lain sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Memuat latar belakang, yang berisi mengenai belum

berkembangnya UMKM yang ada di Kabupaten Pacitan khususnya

sektor Batik Lorok . Rumusan masalah berisi tentang strategi

pemerintah daerah yang digunakan untuk mengembangkan produk

UMKM Batik Lorok serta faktor pendorong dan penghambat

dalam pengembangan produk UMKM Batik Lorok. Tujuan

penelitian untuk menjawab masalah yang dirumuskan agar dapat

mengetahui masalah yang terjadi dan apa saja strategi yang

digunakan pemerintah dalam pengembangan produk UMKM batik

lorok. Kontribusi penelitian, berisi tentang kontribusi bagi

Universitas Brawijaya khususnya Fakultas Ilmu Administrasi,

peneliti, instansi yang terkait dan masyarakat umum.

Page 32: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Memuat teori-teori yang mendukung yaitu teori tentang

administasi publik, administrasi pembagunan, strategi, perencanaan

strategi, pemerintah daerah, manajemen strategi, dan

pengembangan UMKM.

BAB III METODE PENELITIAN

Memuat metode penelitian terkait dari awal pengerjaan skripsi

hingga akhir yang berisi jenis penelitian, fokus penelitian, lokasi

dan situs, sumber data, teknik pengumpulan data, instrument

penelitian dan analisis data.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Secara garis besar, isi dari bab ini adalah strategi perencanaan

pemerintah dalam pengembangan UMKM batik lorok Pacitan

berdasarkan lima proses perencanaan strategis yang disesuaikan

dengan Rencana strategis Dinas Koperasi dan Usaha Mikro yaitu

1) memprakarsai dan menyepakati suatu proses perencanaan

strategis meliputi pengembangan kemampuan, peningkatan SDM,

teknologi pengetahuan, akses permodalan, pemasaran dan promosi

serta pengembangan sarana usulan; 2) memperjelas mandat

organisasi meliputi perlindungan konsumen dan peningkatan

penggunaan dalam negeri; 3) memperjelas misi dan nilai-nilai

organisasi yang berfokus pada terciptanya usaha mikro yang

mandiri dan berdaya saing; 4) menilai lingkungan eksternal

Page 33: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

14

meliputi ancaman berupa harga jual batik yang tinggi dan akses

jalan menuju tempat produksi yang rusak, kemudian peluang

berupa penggunaan bahan alami dalam pembuatan batik lorok

dengan motif dari hewan dan tumbuhan sekitar; 5) menilai

lingkungan internal meliputi kekuatan yaitu adanya kerjasama

dengan berbagai pihak swasta, kemudian kelemahannya adalah

pemisahan instansi yang berdampak pada melemahnya kinerja

organisasi. Terdapat dua faktor yaitu faktor pendukung terdiri dari

internal dan eksternel serta faktor penghmbat yang terdiri dari

internal dan eksternal

BAB V PENUTUP

Berisikan tentang beberapa kesimpulan dan saran-saran yang

diberikan oleh peneliti terhadap studi lanjutan berdasarkan hasil

dari temuan peneliti.

Page 34: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Administrasi Pembangunan

1. Definisi Pembangunan

Pembangunan merupakan salah satu kata yang tidak bisa dipisahkan dari

suatu Negara, khususnya bagi Negara berkembang. Kata pembangunan selalu

dihubungkan dengan membangun dan perbaikan ke arah yang lebih baik.

Lembaga Internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam Suryono

(2010:2) merumuskan pembangunan sebagai economic grow plus social change

(pertumbuhan ekonomi dan perubahan sosial). Definisi tersebut dapat diartikan

bahwa, yang menjadi faktor utama dalam pembangunan adalah adanya

pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan sosial. Pertumbuhan ekonomi

diwujudkan dengan adanya kenaikan pendapatan nasional. Sementara perubahan

sosial diwujudkan dengan perubahan pada nilai, sikap dan perilaku dalam

lembaga yang ada di masyarakat. Pengertian pembangunan dewasa ini lebih

mengarah kepada perubahan kepribadian dan identitas bangsa. Hal ini

dikarenakan fokus dalam suatu pembangunan Negara tidak hanya oleh pemerintah

saja namun juga masyarakat.

Masyarakat menjadi pondasi utama dalam pembangunan suatu bangsa,

dimana sebagai warga Negara harus tetap menjaga kepribadian dan indentitas

bangsa. Hal ini sesuai dengan pengertian yang dikemukakan oleh Siagian dalam

Page 35: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

16

Suryono (2010:2) bahwa, pembangunan sebagai suatu arah atau rangkaian usaha

pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan suatu bangsa,

bernegara dan pemerintah secara sadar menuju modernitas dalam rangka

pembinaan bangsa (nation building). Definisi tersebut dapat diartikan bahwa

tujuan utama dari pembangunan adalah nation bulding. Pembinaan bangsa (nation

building), bukan hanya menyangkut aspek ekonomi, politik, sosial dan budaya,

melainkan juga kepribadian bangsa untuk menghadapi setiap tantangan yang

dihadapi oleh bangsa Indonesia.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembangunan

merupakan rangkaian usaha yang dilakukan suatu Negara menuju perubahan

kearah yang lebih baik, dengan menyangkut berbagai aspek. Pembangunan

dilakukan dengan terus-menerus, melibatkan pemerintah dan juga masyarakat.

Hal ini dilakukan agar terciptanya sinergitas antara pemerintah dan masyarakat

untuk bersama-sama menghadapi tantangan di masa depan.

2. Konsep Administrasi Pembangunan

Administrasi pembangunan berkembang dari ilmu Administrasi Negara.

Melalui pendekatan Administrasi Negara atau yang sekarang disebut Administrasi

publik pendekatan ini dianggap tidak sesuai dengan kebutuhan di Negara

berkembang yang mana telah diterapkan di Negara-negara maju. Hal inilah yang

membuat munculnya berbagai kelompok ilmuan yang mengembangkan

administrasi pembangunan sebagai suatu ilmu. Pendekatan ini bermula ketika para

ahli membentuk sebuah kelompok yang bernama Comparative Administration

Page 36: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

17

Group (Kelompok Studi Komparatif). Kelompok tersebut mengemukakan

pendapatnya, sebagai berikut: “Ini merupakan ketertarikan spesial dalam masalah

administratif dari Negara-negara berkembang terlihat dalam konteks keseluruhan

pengaturan dari sosial, kebudayaan, politik, dan ekonomi mereka”

(Tjokroamidjojo, 1986:5). Selanjutnya, Tjokroamidjojo mengemukakan bahwa

perkembangan administrasi Negara ke arah administrasi pembangunan dapat

dilihat dari dua segi alasan yang mendasarinya, yaitu: Pertama, kebutuhan akan

pengembangan model dan konsep atau teori administrasi. Kedua, adalah

keperluan pengembangan administrasi bagi pembangunan (Tjokroamidjojo,

1986:6).

Administrasi pembangunan bersifat dinamis dan inovatif, karena

menyangkut upaya mengadakan perubahan-perubahan sosial. Di dalam upaya itu

administrasi pembangunan sangat berkepentingan dan terlihat dalam pengarahan

sumber daya dan pengalokasiannya untuk kegiatan pembangunan. Menurut

Siagian (2008: 5) definisi administrasi pembangunan adalah sebagai berikut:

“Administrasi pembangunan mencakup dua pengertian, yaitu administrasi

dan pembangunan. Secara umum yang dimaksud dengan administrasi

adalah keseluruhan proses pelaksanaan keputusan-keputusan yang telah

diambil dan diselenggarakan oleh dua orang atau lebih untuk mencapai

tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Sedangkan pembangunan adalah

rangkaian usaha mewujudkan pertumbuhan dan perubahan secara

terencana dan sadar yang ditempuh oleh suatu Negara menuju modernisasi

dalam rangka pembinaan bangsa (nation building). Jadi definisi dari

administrasi pembangunan adalah seluruh usaha yang dilakukan oleh suatu

Negara untuk bertumbuh, berkembang dan berubah secara sadar dan

terencana dalam semua segi kehidupan dan penghidupan Negara bangsa

yang bersangkutan dalam rangka pencapaian tujuan akhir”.

Bagi Negara-negara berkembang, penyempurnaan administrasi Negara

dilakukan dengan menggunakan pendekatan administrasi pembangunan.

Page 37: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

18

Pendekatan tersebut dilakukan di seluruh aspek administrasi Negara, yaitu aspek

kelembagaan, ketatalaksanaan atau manajemen dan sumberdaya manusianya.

Oleh karena itu, administrasi Negara harus diikutsertakan secara aktif dan

kontributif. Semakin berkembangnya pendekatan administrasi pembangunan,

maka semakin banyak pula para ahli yang mempelajarinya. Beberapa ahli

mengemukakan pendapat mengenai administrasi pembangunan diantaranya

adalah Hiram S. Philips (dalam Tjokroamidjojo, 1986: 12) yang menyatakan

bahwa tujuan administrasi pembangunan bukan seperti administrasi publik dalam

mengindikasi kebutuhan dari perubahan sosial dan ekonomi. Sedangkan, Siagian

(dalam Tjokroamidjojo, 1986:13) mengemukakan bahwa administrasi

pembangunan adalah keseluruhan proses pelaksanaan dari rangkaian kegiatan

yang bersifat pertumbuhan dan berubahan yang terencana menuju modernitas

dalam berbagai aspek kehidupan bangsa. Tjokroamidjojo (1986:10)

menyimpulkan ciri-ciri dari administrasi pembangunan sebagai berikut:

1) Lebih memberikan perhatian terhadap lingkungan masyarakat yang berbeda-

beda terutama bagi lingkungan masyarakat Negara-negara berkembang.

2) Administrasi pembangunan mempunyai peran aktif dan berkepentingan

(commited) terhadap tujuan-tujuan pembangunan baik dalam perumusan

kebijakan maupun pelaksanaannya yang efektif.

3) Berorientasi kepada usaha-usaha yang mendorong perubahan-perubahan

(inovasi) ke arah keadaan yang dianggap lebih baik untuk suatu masyarakat di

masa akan datang.

4) Lebih berorientasi kepada pelaksanaan tugas-tugas pembangunan

(development function) dari pemerintah.

5) Administrasi pembangunan harus mengaitkan diri dengan subtansi perumusan

kebijakan dan pelaksanaan tujuan-tujuan pembangunan di berbagai bidang.

6) Dalam administrasi pembangunan, administrator dalam aparatur pemerintah

juga bisa merupakan penggerak perubahan (agent of change)

7) Lebih berpendekatan lingkungan (ecological approach), berorientasi pada

kegiatan (action approach) dan bersifat pemecahan massalah (problem

solving)

Page 38: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

19

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

definisi administrasi pembangunan adalah seluruh usaha yang dilakukan suatu

Negara berupa kebijakan dan aturan pemerintah untuk tumbuh dan berkembang

secara terencana dan sadar menuju modernitas. Administrasi pembangunan

menjadi suatu ilmu yang berkembang saat ini karena kebutuhan di Negara

berkembang seperti Indonesia untuk mengembangkan bidang-bidang

pemerintahan. Administrasi pembangunan bersifat dinamis dan inovatif, karena

berupaya mengadakan perubahan-perubahan sosial dan pengarahan sumber daya

serta pengalokasiannya untuk kegiatan pembangunan.

3. Ruang Lingkup Administrasi Pembangunan

Administasi pembangunan dinilai sesuai untuk diterapkan pada Negara

yang sedang berkembang, dengan masyarakat yang juga sedang berkembang. Di

dalam pendekatannya, bidang studi ini pada hakikatnya menjadi dasar

pembangunan suatu Negara. Sementara itu, administrasi pembangunan memiliki

ruang lingkup atau batasan. Tjokroamidjojo (1986: 15) menyebutkan terdapat dua

ruang lingkup dalam administrasi pembangunan, yaitu:

“Pertama, penyempurnaan atas administrasi Negara yang terdiri dari:

kepemimpinan, koordinasi dan pegawasan; administrasi fungsional

kepegawaian, keuangan, sarana-sarana lain dan perlembagaan dalam arti

yang sempit. Kedua, penyempurnaan atas administrasi perencanaan dan

pelaksanaan pembangunan yang terdiri dari: proses perumusan

kebijaksnaan-kebijaksanaan dan program-program pembangunan; tata

pelaksanaannya secara efektif”.

Berdasarkan ruang lingkup administrasi pembangunan yang telah

dijelaskan oleh Tjokroamidjojo, dapat disimpulkan bahwa administrasi

Page 39: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

20

pembangunan mengandung dua fungsi. Pertama, sebagai pembangunan

administrasi (The Development Of Administration) yang berkaitan dengan

organisasi dan lembaga yang terkait. Kedua, sebagai administrasi pembangunan

(The Administration Of Development) yang berkaitan dengan kebijakan-kebijakan

serta program-program pembangunan. Kedua ruang lingkup tersebut, pada

dasarnya berkaitan antara satu sama lain dan juga saling melengkapi untuk

mencapai suatu perubahan-perubahan (change) ke arah yang lebih baik.

B. Strategi

1. Definisi Strategi

Strategi yang dapat diartikan sebagai cara ataupun akal menurut Webster’s

New World Dictionary (1991) adalah (1) ilmu merencanakan serta mengarahkan

kegiatan-kegiatan militer sebelum bertempur dengan musuhnya; (2) sebuah

ketrampilan dalam mengelola atau merencanakan untuk mencapai suatu tujuan.

Strategi disini diartikan sebagai trik atau skema untuk mencapai suatu maksud

(Udaya dkk, 2013:6). Menurut David (2012:18) pengertian strategi adalah sebagai

suatu sarana bersama dengan tujuan jangka panjang yang hendak dicapai. Strategi

merupakan aksi potensial yang membutuhkan keputusan manajemen puncak dan

sumberdaya perusahaan dalam jumlah yang besar yang digunakan untuk lima

tahun kedepan. Strategi juga memiliki konsekuensi multifungsional atau

multidivisional serta perlunya mempertimbangkan faktor eksternal dan internal

suatu perusahaan ataupun organisasi.

Page 40: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

21

Definisi strategi yang diungkapkan oleh Bob de Wit dan Ron Mayer dalam

Strategy, Process, Content and Context yang dikutip dalam Udaya dkk (2013: 6),

mengatakan bahwa definisi strategi dapat dilihat dan dipahami berdasarkan tiga

dimensi, yaitu :

1. Strategy process: cara bagaimana strategi-strategi timbul, dimana letak

strategy process (proses strategi)

2. Strategy content: hasil/produk proses strategi

3. Strategy context: sekumpulan keadaan berbagai proses strategi dan hasil

strategi ditentukan

Ketiga dimensi tersebut merupakan dimensi yang nyata dan bukan bagian

terpisah dari sebuah strategi. Setiap situasi masalah strategi pada dasarnya

mempunyai sifat tiga dimensional dengan karateristik proses, konten dan konteks.

Sedangkan menurut Stoner, Freeman dan Gibert Jr dalam Tjiptono (2000: 3)

strategi dapat didefinisikan berdasarkan dua perspektif yang berbeda, yaitu:

a. Dari perspektif apa yang suatu organisasi ingin lakukan (intend to do)

b. Dari perspektif apa yang organisasi akhirnya lakukan (eventually does)

Pengertian strategi berdasarkan prespektif yang pertama adalah sebuah

program untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi serta

mengimplementasikan misinya. Sedangkan berdasarkan prespektif kedua,

pengertian strategi didefinisikan sebagai pola tanggapan atau respon organisasi

terhadap lingkungan sepanjang waktu. Definisi lain strategi menurut Kusdi

(2009:87) adalah penetapan berbagai tujuan dan sasaran jangka panjang yang

bersifat mendasar bagi sebuah organisasi yang dilanjutkan dengan penetapan

Page 41: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

22

rencana aktivitas dan pengalokasian sumber daya yang diperlukan guna mencapai

berbagai sasaran yang ingin dicapai. Amirullah (2003: 4) juga menyatakan bahwa

strategi sebagai suatu tujuan, dimana rencana dalam mencapai tujuan tersebut

sesuai dengan lingkungan eksternal dan internalnya. Gambaran tentang

bagaimana konsep strategi digunakan oleh perusahaan atau organisasi dapat

dilihat pada Gambar 1,berikut:

Gambar 1. Strategi Sebagai Upaya Pencapaian Tujuan Organisasi

Sumber: Amirullah (2015: 5)

Berdasarkan Gambar 1 strategi adalah cara yang digunakan oleh

organisasi publik maupun swasta untuk mencapai tujuan di masa depan. Suatu

strategi diharuskan berinteraksi dengan lingkungan yang kompetitif untuk

mencapai tujuan suatu organisasi yang memperjelas kesadaran suatu organisasi

mengenai bagaimana, kapan dan dimana organisasi akan bersaing; terhadap siapa

organisasi organisasi harus bersaing; dan apa maksud organisasi bersaing.

Misalnya adalah koperasi, mungkin beberapa koperasi mempunyai tujuan yang

sama, akan tetapi strategi yang dipakai untuk mencapai tujuan tersebut dapat

berbeda. Jadi, suatu strategi dibuat berdasarkan tujuan yang ingin dicapai suatu

Kondisi

perusahaan

saat ini STRATEGI

Kondisi

perusahaan di

masa depan

Page 42: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

23

organisasi. Glueeck dan Jauch (2000: 20) menjelaskan bahwa strategi memiliki

beberapa sifat, diantaranya:

1) Unfield. Menyatukan seluruh bagian-bagian dalam organisasi atau perusahaan.

2) Complex. Bersifat menyeluruh mencakup seluruh aspek dalam organisasi atau

perusahaan.

3) Integral. Dimana seluruh strategi akan sesuai dari seluruh tingkat.

Lingkup dari strategi bertumpu pada implikasinya dalam kehidupan

sehari-hari agar penyusunan strategi dapat berjalan secara efektif dan tepat

sasaran. Menurut Siagian (2002: 102) dalam merumuskan strategi ada tiga hal

penting yang perlu diperhatikan yaitu:

a. Strategi yang dirumuskan harus konsisten dengan situasi yang dihadapi suatu

organisasi/perusahaan.

b. Strategi harus mampu memperhitungkan secara realistis kemampuan suatu

organisasi dalam menyediakan berbagai daya, sarana, prasarana dan dana

yang diperlukan untuk menjalankan strategi tersebut.

c. Strategi yang telah ditentukan dilaksanakan secara teliti yang mana efektivitas

suatu strategi dilihat bukan hanya dari proses perumusannya namun juga pada

pelaksanaannya.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi

bagi sebagian organisasi merupakan cara untuk mengatasi dan mengantisipasi

setiap masalah yang timbul serta kesempatan untuk masa yang akan datang

melalui langkah-langkah yang sistematis dengan menganalisa faktor internal dan

eksternal dari apa yang akan dikembangan. Strategi menjadi suatu penghubung

Page 43: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

24

bagi keadaan saat ini dengan keadaan yang akan datang melalui susunan strategi

yang baik. Dengan demikian strategi harus dapat memberikan gambaran yang

jelas dan terarah dengan apa yang perlu dan yang akan dilaksanakan oleh suatu

organisasi.

2. Manfaat Strategi

Strategi pada umumnya merupakan perhitungan dan susunan mengenai

rangkaian kebijaksanaan secara ilmiah. Strategi ditetapkan oleh suatu organisasi

sebagai keberlanjutan dari kegiatan yang dilakukan. Penentuan strategi ini

tentunya tidak terlepas dari rangkaian kegiatan yang akan dicapai pada masa yang

akan datang. Perumusannya juga dibutuhkan penilaian lingkungan sehingga

strategi dapat tepat guna. Siagian (2002: 206) secara implisit mengungkapkan

manfaat dari penetapan strategi pada organisasi antara lain:

1) Memperjelas makna dan hakikat suatu perencanaan melalui identifikasi

rincian yang lebih spesifik tentang bagaimana organisasi harus mengelola

bidang-bidang yang ada di masa mendatang.

2) Merupakan langkah-langkah atau cara efektif untuk implementasi kegiatan

dalam rangka penetapan sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan.

3) Sebagai penuntun atau rambu-rabu atau juga arahan pelaksanaan kegiatan di

berbagai bidang.

4) Dapat mengetahui secara kongkret dan jelas tentang berbagai cara untuk

mencapai sasaran atau tujuan secara prioritas pembangunan pada bidang

tertentu berdasarkan kemampuan yang dimiliki.

5) Sebagai rangkaian dari proses pengambilan keputusan dalam menyelesaikan

berbagai macam permasalahan.

6) Mempermudah koordinasi pada semua pihak agar mempunyai partisipasi yang

sama tentang bentuk serta sifat interaksi, interpendensi, dan interelasi yang

harus tetap tumbuh dan terpelihara dalam mengelola jalannya roda organisasi,

sehingga akan mengurangi atau bahkan menghilangkan memungkinkan

timbulnya konflik antara berbagai pihak terkait. Dengan demikian strategi

dapat berjalan sesuai dengan hal yang ditetapkan.

Page 44: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

25

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penyusunan suatu

strategi pasti memiliki manfaat bagi organisasi ataupun perusahaannya. Strategi

disusun berdasarkan visi dan misi yang akan dicapai. Beberapa manfaat dari

strategi adalah mendefinisikan perancaan dan menjelaskan tahapan-tahapan dalam

pelaksanaannya. Kemudian strategi sebagai panutan dan petunjuk arah dalam

pelaksanaan kegiatan di berbagai bidang. Selain itu strategi sebagai rangkaian

pengambilan keputusan serta mempermudah dalam koordinasi berbagai bidang.

C. Perencanaan Strategis

1. Definisi Perencanaan

Perencanaan dapat diartikan sebagai sebuah proses dalam pengambilan

keputusan. Hal ini diperkuat oleh pendapat yang dikemukakan oleh Moekijat

dalam Tarigan (2012:4) sebagai berikut:

1. Perencanaan adalah hal memilih dan menghubungkan fakta-fakta serta hal

membuat dan menggunakan dugaan-dugaan mengenai masa yang akan datang

dalam hal menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang akan

diusulkan yang dianggap perlu untuk mencapai hasil-hasil yang diinginkan.

2. Perencanaan adalah suatu usaha untuk membuat suatu rencana tindakan,

artinya menentukan apa yang dilakukan, siapa yang melakukan, dan dimana

hal itu akan dilakukan

3. Perencanaan adalah penentuan suatu arah tindakan untuk mencapai suatu hasil

yang diinginkan.

4. Perencanaan adalah suatu penentuan sebelumnya dari tujuan-tujuan yang

diinginkan dan bagaimana tujuan tersebut harus dicapai.

Perencanaan dalam pembangunan Indonesia telah dimuat dalam Undang-

Undang No. 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

pasal 1 ayat 1. Di dalam Undang-Undang tersebut menjelaskan bahwa

perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang

Page 45: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

26

tepat, berdasarkan urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumberdaya yang

tersedia. Hal ini menunjukkan bahwa perencanaan yang dimaksud memiliki kaitan

dengan optimalisasi komponen yang tersedia. Komponen yang dimaksud terdiri

dari tindakan, urutan pilihan dan sumberdaya. Melalui suatu pemanfaatan yang

optimal sekiranya komponen tersebut dapat saling melengkapi satu sama lain.

Berbeda dengan definisi perencanaan yang dikemukakan oleh Tjokroamidjojo

(1985:12) bahwa perencanaan adalah penentuan tujuan yang akan dicapai atau

yang dilakukan, bagaimana, bilamana dan oleh siapa. Dijelaskan bahwa

perencanaan merupakan suatu cara yang digunakan dalam memenuhi suatu

tujuan, sehingga dalam pelaksanaannya sesuai dengan tujuan yang telah

ditetapkan.

Pada hakikatnya perencanaan yang baik adalah perencanaan yang dibuat

berdasarkan strategi terdahulu. Sesuai dengan Arsyad dalam Tarigan (2012:5)

bahwa perencanaan adalah suatu proses berkesinambungan yang mencakup

keputusan-keputusan atau pilihan-pilihan berbagai alternatif penggunaan

sumberdaya untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu pada masa yang akan datang.

Berdasarkan definisi tersebut, ada empat elemen dasar perencanaan, yaitu:

a. Merencanakan berarti memilih

Melalui perencanaan dapat dipilih berbagai macam strategi/cara yang akan

digunakan untuk membuat suatu rencana.

b. Perencanaan merupakan alat pengalokasian sumberdaya;

Sumberdaya merupakan aktor yang sangat berperan dalam pembuatan

perencanaan. Dengan memilih sumberdaya yang tepat maka dapat menjadi

sarana perantara dalam membuat perencanaan.

c. Perencanaan merupakan alat untuk mencapai tujuan;

Suatu kegiatan apabila diawali dengan suatu perencanaan maka akan

membuka jalan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

d. Perencanaan berorientasi ke masa depan;

Page 46: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

27

Perencanaan memiliki kaitan dengan tujuan yang akan dicapai. Tujuan

tersebut tidak hanya sebatas untuk tujuan sesaat. Melalui suatu perencanaan

yang baik maka akan diperoleh capaian masa depan.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa inti dari

perencanaan adalah suatu cara menetapkan tujuan dan merumuskan langkah-

langkah untuk mencapai tujuan. Proses perencanan dibuat dengan berpedoman

pada perencanaan yang dibuat sebelumnya, kemudian dapat memberikan arah dan

gambaran untuk menentukan suatu tindakan yang digunakan untuk mencapai

tujuan yang akan datang. Berbagai dugaan yang disimpulkan dari perencanaan

yang telah dilakukan sebelumnya, dapat merekomendasikan suatu tindakan atau

usaha menuju kearah yang lebih baik. Suatu perencanaan bukan hanya dilakukan

dengan hanya memilih namun perlu suatu pemikiran yang berdasarkan faktor-

faktor yang mempengaruhinya.

2. Pendekatan Perencanaan

Pendekatan Perencanaan Pembangunan Daerah yang dijelaskan dalam

PERMENDAGRI No.54 Tahun 2010 (pasal 6) Tentang Pelaksanaan Peraturan

Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tahapan, Tata cara Penyusunan, Pengendalian

dan Evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah adalah teknokratis,

partisipatif, politis, top-down dan bottom-up:

a. Teknokratis, adalah pendekatan yang menggunakan metode dan kerangka

berfikir ilmiah untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan daerah.

Metode dan kerangka berfikir ilmiah merupakan proses keilmuan untuk

memperoleh pengetahuan secara sistematis terkait perencanaan pembangunan

Page 47: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

28

berdasarkan bukti fisik, data dan informasi yang akurat serta dapat

dipertanggung jawabkan;

b. Partisipatif, pendekatan ini dilandaskan dengan melibatkan semua pemangku

kepentingan (stakeholder) dengan mempertimbangkan:

1. Relevan pemangku kepentingan yang dilibatkan dalam proses

pengambilan keputusan, disetiap tahapan penyusunan dokumen

perencanaan pembangunan daerah;

2. Kesetaraan antara pemangku kepentingan dari unsur pemerintahan dan

non pemerintahan dalam pengambilan keputusan;

3. Adanya transparansi dan akuntabilitas dalam proses perencanaan serta

melibatkan media massa;

4. Keterwakilan seluruh segmen masyarakat, termasuk kelompok masyarakat

rentan termarjinalkan dan pengarus utamaan gender;

5. Terciptanya rasa memiliki terhadap dokumen perencanaan pembangunan

daerah, dan

6. Terciptanya konsensus atau kesepakatan pada semua tahapan penting

pengambilan keputusan, seperti perumusan prioritas isu dan permasalahan,

perumusan tujuan strategi, kebijakan dan program prioritas.

c. Politis, merupakan pendekatan melalui program-program pembangunan yang

ditawarkan masing-masing calon kepala daerah dan wakil kepala daerah

terpilih pada saat kampanye, yang disusun ke dalam Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD) melalui:

Page 48: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

29

a) Penerjemahan yang tepat dan sistematis atas visi, misi dan program kepala

daerah dan wakil kepala daerah ke dalam tujuan, strategis, kebijakan, dan

program pembangunan daerah selama masa jabatan;

b) Konsultasi pertimbangan dari landasan hukum, teknis penyusunan,

sinkronisasi dan sinergi pencapaian sasaran pembangunan nasional dan

pembangunan daerah; dan

c) Pembahasan dengan DPRD dan konsultasi dengan pemerintah untuk

penetapan produk hukum yang mengikat semua pemangku kepentingan.

d. Top-down dan bottom-up, hasilnya diselaraskan melalui musyawarah yang

dilaksanakan mulai dari desa, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi dan

nasional, sehingga tercipta sinkronisasi dan sinergi pencapaian sasaran

rencana pembangunan nasional dan rencana pembangunan daerah.

Berdasarkan pengertian di atas bahwa dalam pendekatan perencanaan

yang terdapat dalam PERMENDAGRI dijelaskan terdapat beberapa pendekatan

diantaranya teknokratis, partisipatif, politis, top-down dan bottom-up. Pendekatan

teknokratis adalah pendekatan yang menggunakan metode dan kerangka berfikir

ilmiah. Kemudian partisipatif adalah pendekatan dengan melibatkan semua

pemangku kepentingan (stakeholder), pendekatan politis yaitu metode

pembangunan yang ditawarkan oleh calon wakil pemerintahan. Terakhir adalah

pendekatan top-down dan buttom-up yaitu pendekatan melalui musyawarah dari

pemerintahan desa sampai pemerintahan pusat.

Page 49: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

30

3. Tahapan Perencanaan

Perencanaan sangat dibutuhkan dalam penyelenggaraan pembangunan.

Diperlukan tahap-tahap khusus untuk memulainya dalam proses pembuatan suatu

perencanaan. Tahapan tersebut terdiri dari tahapan penyusunan rencana,

penyusunan program rencana, pelaksanaan rencana, pengawasan atas

pelaksanaan, sampai pada tahapan terakhir yaitu evaluasi perencanaan. Setelah

melewati tahapan perencanaan, maka dapat memberikan gambaran baru yang

lebih efektif untuk pembuatan perencanaan selanjutnya. Adapun tahapan-tahapan

perencanaan seperti yang dikemukakan oleh Tjokroamidjojo (1985:57) antara lain

sebagai berikut:

a. Penyusunan rencana

Penyusunan rencana terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut:

1. Tinjauan keadaan. Tinjauan keadaan atau review ini dapat berupakan

tinjauan sebelum memulai suatu rencana (review before take off) atau

suatu tinjauan tentang pelaksanaan rencana sebelumnya (review of

performance). Melalui review yang dilakukan, maka dapat mengetahui

msalah-masalah maupun hambatan-hambatan yang masih dihadapi

serta potensi yang masih bisa untuk dikembangkan;

2. Perkiraan masa yang akan dilalui rencana. Dalam hal ini membutuhkan

data-data statistik, berbagai hasil penelitian dan teknik-teknik proyeksi.

Mekanisme informasi untuk mengetahui kecenderungan-

kecenderungan perspektif masa depan;

Page 50: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

31

3. Penetapan tujuan rencana (plan object) dan pemilihan cara-cara

pencapaian tujuan rencana tersebut. Dalam hal ini seringkali nilai-nilai

politik, sosial masyarakat, memainkan peran yang cukup penting.

Secara, teknis ini didasarkan pada tinjauan keadaan dan perkiraan

tentang masa yang akan dilalui rencana. Dilihat dari suatu kerangka

yang lebih luas berdasarkan asas konsistensi dan prioritas;

4. Identifikasi kebijakan dan/atau kegiatan usaha yang perlu dilakukan

dalam rencana. Suatu kebijakan atau policy mungkin perlu didukung

oleh program-program pembangunan sehingga melalui program

pembangunan tersebut, sasaran yang kana dicapai terlihat jelas;

5. Tahap terakhir adalah tahapan persetujuan rencana. Pada tahap ini

diusahakan penyerasian dengan perencanaan pembiayaan secara umum

dari program-program perencanaan yang akan dilakukan.

b. Penyusunan program rencana

Dalam tahap ini, dilakukan perumusan yang lebih terperinci mengenai tujuan

atau sasaran dalam jangka waktu tertentu, suatu perincian jadwal kegiatan,

jumlah dan jadwal pembiayaan serta penentuan lembaga atau kerjasama antar

lembaga mana saja yang akan melakukan program-program pembangunan.

c. Pelaksanaan rencana

Dalam hal ini perlu dibedakan antara tahap eksplorasi, tahap konstruksi dan

tahap operasi. Tahap pelaksanaan operasi perlu dipertimbangkan kegiatan-

kegiatan pemeliharaan. Kebijaksanaan-kebijaksanaan juga perlu diikuti

Page 51: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

32

implikasi pelaksanaannya, bahkan secara terus menerus memerlukan

penyesuaian;

d. Pengawasan atas pelaksanaan

Pada tahap ini tujuan dari pengawasan adalah:

1. Mengusahakan supaya pelaksanaan rencana berjalan sesuai dengan

rencananya;

2. Apabila terdapat penyimpangan maka perlu diketahui seberapa jauh

penyimpangan tersbut dan apa penyebabnya;

3. Dilakukan tindakan korektif terhadap adanya penyimpangan-

penyimpangan.

e. Dalam proses perencanaan perlu juga dilakukan evaluasi

Evaluasi dapat membantu kegiatan pengawasan. Evaluasi juga dilakukan

sebagai pendukung tahap penyusunan rencana yaitu evaluasi tentang situasi

sebelum rencana dimulai dan evaluasi tentang pelaksanaan rencana

sebelumnya. Dari hasil-hasil evaluasi dapat dilakukan perbaikan terhadap

perencanaan selanjutnya atau penyesuaian yang perlu dilakukan dalam

pelaksanaan (perencanaan) itu sendiri.

Berdasarkan pendapat di atas bahwa terdapat lima tahapan dalam

perencanaan. Tahap pertama adalah penyusunan rencana yang terdiri dari unsur-

unsur, yaitu: tinjauan keadaan, perkiraan masa depan, penetapan tujuan rencana,

identifikasi kebijakan dan persetujuan rencana. Tahap kedua adalah penyusunan

program rencana, dimana di dalamnya dijelaskan tujuan atau sasaran yang lebih

terperinci. Tahap ketiga, pelaksanaan rencana yang terdiri dari tahap eksplorasi,

Page 52: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

33

konstruksi dan operasi. Tahap keempat, pengawasan dan yang kelima adalah

evaluasi pelaksanaan.

4. Perencanaan Strategis

Perencanaan strategis merupakan bagian dari proses perencanaan. Oleh

karena itu, perencanaan strategis lebih menekankan kepada pemilihan strategi

yang akan digunakan dalam suatu organisasi baik organisasi publik maupun

organisasi bisnis. Ketepatan dalam pemilihan strategi turut menentukan

keberhasilan dari organisasi dan tujuan yang akan dicapai. Sebagian besar

pekerjaan dalam perencanaan strategis memfokuskan kepada organisasi yang

bertujuan meraih laba seperti organisasi bisnis. Namun seiring dengan

perkembangan jaman, perencanaan strategis juga dapat digunakan pada organisasi

publik. Perencanaan strategis dalam sektor publik diterapkan utamanya digunakan

untuk tujuan militer dan praktek penyelenggaraan Negara (statecraft) dalam skala

yang besar. Bryson (dalam Fakih Mansour 2007: 5), menjelaskan bahwa secara

khusus perencanaan strategis dapat diterapkan kepada:

1. Lembaga Publik, Departemen atau Divisi Penting dalam organisasi;

2. Pemerintahan Umum, seperti Pemerintaha city, country atau Negara bagian;

3. Organisasi nirlaba yang pada dasarnya memberikan pelayanan;

4. Fungsi khusus yang menjembatani batasan-batasan organisasi dan

Pemerintaha, seperti organisasi, kesehatan, atau pendidikan;

5. Seluruh komunitas, kawasan Perkotaan atau Metropolitan, Daerah, Negara

Bagian.

a. Manfaat Perencanaan Strategis

Perencanaan strategis pada perencanaan memiliki manfaat yang cukup

besar bagi organsiasi publik. Melalui perencanaan strategis dapat membuat

Page 53: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

34

organisasi publik lebih efektif dalam melakukan suatu tindakan. Seperti,

dijelaskan oleh Bryson (dalam Fakih Mansour 2007:12), berkeyakinan bahwa

perencanaan strategis dapat membantu suatu organisasi yakni sebagai:

1. Berpikir secara strategis dan mengembangkan strategi-strategi yang efektif;

2. Memperjelas arah masa depan;

3. Menciptakan prioritas;

4. Membuat keputusan sekarang dan mengingat konsekuensi masa depan;

5. Mengembangkan landasan yang koheren dan kokoh bagi pembuatan

keputusan;

6. Menggunakan keleluasaan yang maksimum dalam bidang-bidang yang berada

di bawah kontrol organisasi;

7. Membuat keputusan yang melintasi tingkat dan fungsi;

kebutuhan organisasi dalam menjalankan arah maupun kebijakan yang telah

ditentukan.

8. Memecahkan masalah utama organisasi;

9. Memperbaiki kinerja organisasi;

10. Menangani keadaan yang berubah dengan cepat secara efektif;

11. Membangun kerja kelopok dan keahlian;

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan

strategis sangat penting dilakukan oleh organisasi publik. Hal ini dikarenakan

perencanaan strategis dapat membantu suatu organisasi publik diantaranya adalah

untuk mengembangkan strategis secara efektif, memperjelas arah masa depan,

menciptakan prioritas, bertanggung jawab dengan keputusan yang diambil,

Page 54: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

35

mengembangkan landasan yang kuat, kebijakan sebagai ruang dalam pengawasan.

Fungsi dari perencanaan diatas menjelaskan bahwa perencanaan strategis

memberikan kemudahan bagi organisasi dalam mengambil langkah dan keputusan

yang tepat.

b. Tahapan Perencanaan Strategis

Pembuatan perencanaan strategis harus melewati beberapa tahapan.

Tujuannya adalah agar perencanaan strategis yang dibuat lebih bermanfaat dalam

memaksimalkan suatu perencanaan. Adapun tahapan perencanaan strategis yang

harus diperhatikan seperti yang dikemukakan oleh Bryson (dalam Fakih Mansour

2007:55) adalah sebagai berikut:

1. Memprakarsai dan meyepakati proses perencanaan strategis;

Tujuan langkah pertama adalah menegosiasikan kesepakatan dengan orang-

orang penting (decision makers) atau pembentuk opini (opinion leaders)

internal (dan mungkin eksternal) tentang seluruh upaya perencanaan yang

terpenting.

Salah satu tugas pemrakarsa adalah menentapkan secara tepat siapa saja yang

tergolong orang-orang penting pembuatan keputusan.

Tugas berikutnya adalah menetapkan orang, kelompok, unit, atau organisasi

manakah yang harus dilibatkan dalam perencanaan.

2. Memperjelaskan mandat organisasi;

Mandat formal dan informal yang ditempatkan pada organisasi adalah

“keharusan” yang dihadapi organisasi.

3. Memperjelas Misi dan nilai-nilai organisasi;

Page 55: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

36

Bagi perusahaan atau lembaga pemerintah, atau bagi organisasi nirlaba, hal ini

berarti organisasi harus berusaha memenuhi kebutuhan sosial dan politik yang

dapat diidentifikasi. Namun menetapkan misi lebih dari sekedar mempertegas

keberadaan organisasi. Memperjelas maksud dapat mengurangi banyak sekali

konflik yang tidak perlu dalam suatu organisasi dan dapat membantu

menyalurkan diskusi dan aktivitas secara produktif.

4. Menilai lingkungan Eksternal;

Tim perencanaan harus mengeksplorasi lingkungan di luar organisasi untuk

mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi organisasi. Sebenarnya,

faktor “di dalam” merupakan faktor yang dikontrol oleh organisasi dan faktor

“di luar” adalah faktor yang tidak terkontrol oleh organisasi (Preffer dan

Salancik,1978.

5. Menilai lingkungan internal;

Untuk mengenali kekuatan dan kelemahan internal, organisasi dapat

memantau sumberdaya (inputs), strategi sekarang (process) dan kinerja

(outputs).

6. Mengidentifikasi isu strategis yang dihadapi organisasi;

Secara khas, peencanaan itu merupakan masalah yang sangat penting bahwa

isu-isu strategis dihadapi dengan cara terbaik dan efektif jika organisasi ingin

mempertahankan kelangsungan hidup dan berhasil baik. Organisasi yang tidak

menanggapi isu strategis dapat menghadapi akibat yang tidak diinginkan dari

ancaman, peluang yang lenyap, atau keduanya.

Page 56: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

37

7. Merumuskan strategi untuk mengelola isu-isu;

Strategi didefinisikan sebagai pola tujuan, kebijakan, program, bagaimana

organisasi, apa yang dikerjakan organisasi, mengapa organisasi harus

mengerjakan hal itu. Strategi dapat berbeda-beda karena tingkat, fungsi dan

kerangka waktu;

8. Menciptakan visi organisasi yang efektif untuk masa depan;

Langkah terakhir dalam proses perencanaan, organisasi mengembangkan

deskripsi mengenai bagaimana seharusnya orgaisasi itu sehingga berhasil

mengimplementasikan strateginya dan mencapai seluruh potensinya.

Adapun proses perencanaan strategis yang dapat digambarkan sebagai

berikut:

Gambar 2. Model Tahapan Perencanaan Strategis

Sumber: Bryson dalam Fakih Mansour (2007:56)

Page 57: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

38

D. Pemerintah Daerah

1. Pengertian Pemerintah Daerah

Pemerintah daerah berwenang melaksanakan segala urusan dalam cakupan

daerah provinsi dan/atau Daerah Kabupaten/Kota. Pasal 1 ayat (2) Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, menyatakan

bahwa pemerintah daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh

pemerintah daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah menurut asas otonomi

dan tugas pembantu dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan

prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945. Haris (dalam Nurcholis

2007: 100) menjelaskan bahwa pemerintah daerah (local self goverment) adalah

pemerintahan yang diselenggarakan oleh badan-badan daerah yang dipilih secara

bebas dengan tetap mengakui supremasi pemerintahan Nasional. Pemerintahan ini

diberi kekuasaan, diskresi (kebebasan mengambil kebijakan) dan tanggung jawab

tanpa dikontrol oleh kekuasaan yang lebih tinggi.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa perubahan

penyelenggaraan pemerintahan yang terjadi di era reformasi merubah model

penyelenggaraan pemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi. Hal ini dapat

diketahui melalui mekanisme pembagian urusan pemerintahan atau pemberian

kewenangan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Dalam menangani

urusan pemerintahan dilaksanakan berdasarkan tugas, wewenang dan kewajiban

sesuai dengan peraturan daerah masing-masing namun tetap saling berhubungan

dan saling mendukung sebagai suatu kesatuan. Sehingga akan tercipta masyarakat

Page 58: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

39

yang sejahtera dan tumbuh serta berkembang sesuai dengan potensi dan kekhasan

daerah masing-masing.

2. Urusan Pemerintah Daerah

Pemerintah daerah dalam urusan pemerintahan yang diselenggarakan oleh

pemerintah daerah terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan yang menjadi

prioritas daerah. Pasal 11 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah, menyatakan bahwa urusan pemerintahan yang bersifat

wajib terdiri atas urusan pemerintahan yang berkaitan dengan pelayanan dasar

urusan pemerintahan yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar. Urusan wajib

yang berkaitan dengan pelayanan dasar dalam pasal 12 ayat 1 Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah meliputi:

a. Pendidikan

b. Kesehatan

c. Pekerjaan umum dan penataan ruang

d. Perumahan rakyat dan kawasan pemukiman

e. Ketentuan, ketertiban umum, dan perlindungan masyarakat

f. sosial

Urusan wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar yang diatur

dalam pasal 12 ayat 2 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah, meliputi:

a. Tenaga kerja

b. Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak

c. Pangan

d. Pertahanan

e. Lingkungan hidup

f. Administrasi kependudukan dan catatan sipil

g. Pemberdayaan masyarakat dan Desa

h. Pengendalian penduduk dan keluarga berencana

i. Perhubungan

Page 59: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

40

j. Komunikasi dan informatika

k. Koperasi, usaha kecil dan menengah

l. Penanaman modal

m. Kepemudaan dan olahraga

n. Statistik

o. Persandian

p. Kebudayaan

q. Perpustakaan

r. Kearsipan

Urusan pemerintahan daerah yang bersifat pilihan meliputi urusan

pemerintah yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan

daerah yang bersangkutan. Dalam pasal 12 ayat 3 Undang-Undang Nomor 23

Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, urusan pemerintahan meliputi:

a. Kelautan dan perikanan

b. Pariwisata

c. Pertanian

d. Kehutanan

e. Energi dan sumber daya mineral

f. Perdagangan

g. Perindustrian; dan

h. Transmigrasi

Sesuai dengan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penyelenggaraan

urusan pemerintahan daerah yang berhubungan dengan pemberdayaan usaha kecil

dan menengah juga merupakan prioritas dalam urusan pemerintah daerah.

Pemerintah sebagai penggerak dan sebagai fasilitator dalam membantu

pengembangan produk-produk usaha. Sehingga dalam implementasinya,

pemerintah daerah diharapkan mampu mengembangkan potensi dari usaha kecil

dan menengah sebagai pilar perekonomian daerah.

Page 60: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

41

3. Peran Pemerintah Daerah

Penyelenggaraan pemerintah daerah secara desentralisasi, menjadikan

pemerintahan yang wewenangnya mencakup daerah saja semakin penting dalam

pembangunan. Secara umum, peran pemerintah memiliki cakupan yang luas,

namun Smith dalam Muluk (2009: 11) menjelaskan bahwa pemerintah memiliki

tugas melindungi masyarakat dari pelanggaran dan invasi masyarakat dari

ketidakadilan atau tekanan dari anggota masyarakat lainnya, serta bertugas

menegakkan administrasi keadilan secara pasti. Peran pemerintah yang begitu

kompleks menjadikan sebuah dasar bagi pembentukan sebuah pemerintahan untuk

meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan peran tersebut. Jika

ditinjau dari konteks Indonesia, peran pemerintah setidaknya mencakup peran

minimal yang meliputi penyediaan barang-barang publik dan perlindungan

terhadap masyarakat miskin, namun pemerintah juga bisa saja mengambil peran

aktif, seperti mendorong kegiatan swasta dan retribusi aset (Kuncoro, 2004: 110).

Howlett & Ramesh dalam Muluk (2009: 114) dibedakannya dalam tiga kategori,

yakni instrument wajib (compulsory instruments), instrument campuran (mixe

instrument) dan instrument sukarela (voluntary instrument).

Peran pemerintah daerah dijelaskan oleh Howleet dan Ramesh dalam

Muluk (2009: 114) bahwa instrumen wajib atau sering disebut sebagai instrument

yang bersifat mengarahkan tindakan warga dan lembaga swasta. Pemerintah

dalam hal ini, lebih mempergunakan otoritasnya untuk mengatur atau

memerintahkan warga untuk melakukan tindakan tertentu (regulations), atau

mendirikan perusahaan yang dikontrol oleh pemerintah untuk menjalankan fungsi

Page 61: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

42

tertentu yang dipilih (public-owned enterprise) atau secara langsung melakukan

penyediaan layanan publik melalui jalur birokrasi (direct public goods division).

Instrumen wajib ini merupakan instrumen yang bersifat memaksa karena

memberikan peluang kepada pemerintah untuk menjalankan apapun yang

dikehendakinya dalam koridor konstitusi yang ruang lingkupnya luas. Oleh karena

itu, peran pemerintah daerah sangat penting dalam pembangunan.

Tugas pembangunan merupakan tanggung jawab seluruh komponen

masyarakat dan bukan hanya tugas pemerintah semata. Namun harus diakui

pemerintah daerah memainkan peranan yang dominan dalam proses

pembangunan. Blakely (dalam Kuncoro, 2004: 113) menjelaskan bahwa dalam

pembangunan ekonomi di daerah peran pemerintah mencakup beberapa hal

seperti:

a. Peran sebagai wirausaha (enterpreneur)

Sebagai wirausaha, pemerintah bertanggung jawab untuk menjalankan suatu

usaha. Peran sebagai wirausaha, pemerintah daerah dituntut untuk jeli dan pro-

aktif dalam pengembangan bisnis daerah termasuk memanfaatkan asset

pemerintah daerah, mendorong pertumbuhan bisnis daerah dan pemberdayaan

masyarakat marginal.

b. Peran sebagai koordinator

Pemerintah daerah dapat bertindak sebagai coordinator untuk menetapkan

kebijakan atau mengusulkan strategi-strategi bagi pembangunan di daerahnya.

Page 62: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

43

c. Peran sebagai fasilitator

Pemerintah daerah dapat mempercepat pembangunan melalui perbaikan

lingkungan perilaku di daerahnya. Peran ini dapat meliputi pengefisiensikan

proses pembangunan, perbaikan prosedur perencanaan dan penetapan

peraturan. Dalam proses pembangunan diperlukan tersedianya suatu tujuan

yang jelas agar pemerintah daerah dapat berfokus dalam memanfaatkan

sumberdaya dan tenaga yang dimilikinya. Tujuan yang jelas juga memberikan

dasar berpijak untuk menentukan program-program tambahan lainnya.

d. Peran sebagai simulator.

Pemerintah daerah dapat melakukan tindakan-tindakan khusus yang akan

mempengaruhi perusahaan-perusahaa untuk masuk ke daerah tersebut dan

menjaga agar perusahaan-perusahaan yang ada tetap berada di daerah tersebut.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembangunan

nasional maupun pembangunan daerah harus diwujudkan melalui pelaksanaan

peran seluruh komponen pemerintah dengan atau sesuai aturan yang berlaku.

Peran pemerintah harus terjalin secara berkesinambungan dan bergerak secara

dinamis dalam roda pemerintahan yang baik. Dengan adanya kesinambungan ,

maka pemerintah akan mengetahui dengan jelas tugas pokok dan fungsi masing-

masing dalam mencapai tujuan Negara. Salah satu peran pemerintah di atas

memperjelas bahwa perekonomian daerah yang mencakup usaha kecil dan

menengah merupakan tanggung jawab dari pemerintah daerah.

Page 63: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

44

E. Manajemen Strategi

1. Definisi Manajemen Strategi

Manajemen strategi diperlukan dalam pengembangan sebuah organisasi

maupun perusahaan. Dimensi dari pengertian manajemen strategi adalah

mencapai dan mempertahankan keunggulan. Menurut David (2012: 5) manajemen

strategi didefinisikan sebagai seni dan pengetahuan dalam merumuskan,

mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusan-keputusan lintas-fungsional

yang memampukan sebuah organisasi mencapai tujuannya. Kunci dari

keberhasilan suatu manajemen strategi yaitu komunikasi yang baik antara

atasan/manajer dan bawahan/karyawan. David (2012: 6) merumuskan tahapan-

tahapan manajemen strategi yang terdiri dari tiga tahap, diantaranya :

1. Perumusan strategi

Perumusan strategi yang dikemukakan oleh David menjelaskan bahwa

perencanaan strategi mencakup:

a) Pengembangan visi dan misi

b) Identifikasi peluang dan ancaman eksternal suatu organisasi

c) Kesadaran akan kekuatan dan kelemahan internal

d) Penetapan tujuan jangka panjang

e) Pencarian strategi-strategi alternatif

f) Pemilihan strategi tertentu untuk mencapai tujuan

2. Penerapan strategi

Di dalam tahap kedua yaitu penerapan strategi dijelaskan bahwa pada tahap

ini diharuskan sebuah perusahaan ataupun organisasi menetapkan tujuan

Page 64: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

45

tahunan, membuat kebijakan, adanya motivasi kepada karyawan dan

mengalokasikan sumberdaya. Dengan demikian strategi yang telah

dirumuskan dapat dilaksanakan.

3. Penilaian strategi

Penilaian strategi merupakan tahap akhir dalam manajemen strategis. Dimana

strategi yang telah dilaksanakan akan dinilai dan dievakuasi untuk

mendapatkan gambaran strategi mana sajakah yang tetap digunakan dan

strategi mana juga yang harus disempurnakan ataupun dihilangkan. Perbaikan

strategi perlu dilakukan karena faktor internal maupum faktor eksternal yang

terus berubah-ubah setiap waktu. Sehingga strategi yang dihasilkan akan

sesuai dan tepat sasaran.

Manajemen strategi juga diartikan suatu proses pengambilan keputusan

untuk memanfaatkan sumberdaya perusahaan secara efektif dan efisien dalam

kondisi lingkungan perusaan yang selalu berubah-ubah (Sofyan, 2015: 4).

Menurut Prawirosentono dan Primasari (2014: 6) manajemen strategi merupakan

ilmu dan seni untuk mensinergikan berbagai sumber daya yang dimiliki organisasi

secara proporsional sehingga dapat diambil rangkaian keputusan strategi untuk

mencapai tujuan organisasi secara optimum dengan memperhatikan lingkungan

hidup. Ada beberapa alasan yang menyebabkan manajemen strategi memiliki

peran yang penting (Susanto, 2014: 2):

a. Manajemen strategi membantu menangani ketidakpastian melalui suatu

pendekatan yang sistematis.

b. Manajemen strategi menyelaraskan tujuan antar unit dalam organisasi.

Page 65: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

46

c. Manajemen strategi membenahi peran setiap anggota organisasi.

d. Manajemen strategi menjadi sarana komunikasi jangka panjang dan acuan

bagi dewan direksi

Pada pelaksanaanya manajemen strategi memiliki tugas penting yang akan

diterapkan pada organisasi ataupun perusahaan. Menurut Pearce II dan Robinson

yang dikutip oleh Susanto (2014:4) mengemukakan tugas penting dari manajemen

strategis, yaitu:

1. Merumuskan misi perusahaan, termasuk pernyataan umum tentang tujuan,

filosofi dan sasaran.

2. Melakukan analisis yang yang mencerminkan kondisi dan kapabilitas internal

perusahaan.

3. Menilai lingkungan eksternal perusahaan, baik kompetisi dan faktor-faktor

kontekstual umumnya.

4. Menganalisis opsi-opsi perusahaan dengan menyesuaikan sumberdaya yang

dimiliki dengan lingkungan eksternalnya.

5. Mengenali opsi-opsi yang paling diinginkan dengan mengevaluasi setiap opsi

berdasarkan misi perusahaan.

6. Memilih seperangkat sasaran jangka panjang dan strategi besar yang mampu

mencapai hasil yang paling diinginkan.

7. Mengembangkan sasaran tahunan dan strategi jangka pendek yang sesuai

dengan pilihan seperangkat sasaran jangka panjang dan strategi besar.

Page 66: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

47

8. Menerapkan pilihan-pilihan strategis melalui pengelokasian sumber daya yang

dianggarkan, dimana kesesuaian tugas-tugas, karyawan, struktur, teknologi

dan system imbalan ditekankan.

9. Mengevaluasi keberhasilan proses strategis sebagai masukan bagi

pengambilan keputusan di masa depan.

Peran dan tugas penting dari manajemen strategi yang dijelaskan oleh

Susanto dan Pearce II dan Robinson sebenarnya memiliki inti yang hampir sama

yaitu menjelaskan bahwa manajemen strategi memiliki peran sebagai suatu cara

yang digunakan oleh perusahaan maupun organisasi dalam perencanaan jangka

panjang. Manajemen strategi menjadi suatu arahan perusahaan dalam menentukan

tujuan serta menjadi pengendali perusahaan terkait dengan keputusan yang

mempertimbangkan faktor internal dan faktor eksternalnya. Hal ini agar rencana

maupun keputusan yang diambil dapat sesuai dengan keadaan dari perusahaan

maupun organisasi tersebut. Menurut Susanto (2014: 2) juga mengemukakan

bahwa manajemen strategi terdiri dari dua elemen, yaitu pertama, formulasi

strategi dimana organisasi menentukan visi, misi, arah strategi, strategi, dan

sasaran. Kedua adalah implementasi strategi yang di dalamnya ditetapkan

struktur, SDM, dan system organisasi. Kesemuanya harus ditopang oleh

kepemimpinan dan budaya yang sesuai (Susanto, 2014: 2). Berikut adalah

gambaran dari kedua elemen yang dikemukakan oleh Susanto yang digambarkan

dengan segitiga berikut:

Page 67: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

48

Gambar 3. Segitiga Elemen Manajemen Strategi

Sumber: Susanto (2014:2)

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen

strategi merupakan suatu proses pengambilan keputusan melalui tahap

merumuskan, pelaksanaan dan evaluasi dengan memanfaatkan sumberdaya

organisasi secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan dengan tetap

memperhatikan lingkungan sekitar. Manajemen strategi juga menjadi suatu arahan

perusahaan atau organisasi dalam menentukan tujuan serta menjadi pengendali

perusahaan terkait dengan keputusan yang mempertimbangkan faktor internal dan

faktor eksternalnya. Manajemen strategi terdiri dari dua elemen, yaitu pertama,

formulasi strategi dimana organisasi menentukan visi, misi, arah strategi, strategi,

dan sasaran. Kedua adalah implementasi strategi yang di dalamnya ditetapkan

struktur, SDM, dan system organisasi. Kesemuanya harus ditopang oleh

Vision/

mission

Strategic

direction

OBJECTIVE

STRATEGY

structure Human

capital system

culture

leadership

STRATEGY

FORMULATION

STRATEGY

IMPLEMENTATION

Page 68: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

49

kepemimpinan dan budaya yang sesuai sehingga akan menghasilkan suatu

manajemen yang baik.

2. Manfaat Manajamen Strategi

Manajemen strategi merupakan bagian dari semua aktivitas organisasi

dalam menentukan tujuan dan sasaran yang akan dituju. Secara historis manfaat

utama dari manajemen strategis yaitu untuk membantu organisasi merumuskan

strategi-strategi yang lebih baik melalui penggunaan pendekatan terhadap pilihan

strategi yang lebih sistematis, logis dan rasional (David, 2012: 23). David di

dalam bukunya Strategic Manajement, menyatakan bahwa manajemen strategis

adalah suatu proses yang mana melibatkan kerjasama antara atasan dan bawahan.

Pemberian ruang kepada anggota maupun karyawan untuk lebih terlibat dalam

pembuatan keputusan organisasi maupun perusahaan. Greenley (dalam David,

2012:26) menyatakan bahwa manajemen strategis menawarkan keuntungan-

keutungan berikut:

1. Memungkinkan identifikasi, memprioritaskan dan pemanfaatan peluang yang

muncul.

2. Menyediakan padangan yang objektif tentang persoalan-persoalan manajemen

3. Merepresentasikan sebuah kerangka kerja untuk aktivitas koordinasi dan

kontrol yang lebih baik.

4. Meminimalkan efek-efek dari kondisi dan perubahan yang tidak

menguntungkan.

5. Memungkinkan keputusan besar yang mampu mendukung tujuan yang telah

ditetapkan secara lebih baik.

6. Memungkinkan alokasi yang lebih efektif dari waktu dan sumber daya untuk

mengejar peluang yang telah diidentifikasi.

7. Memungkinkan pengalokasian sumberdaya yang lebih sedikit untuk

memperbaiki kesalahan atau membuat berbagai keputusan.

8. Menciptakan kerangka kerja bagi komunikasi internal antar personal.

9. Membantu mengintegrasikan perilaku individual menjadi upaya bersama.

10. Menyediakan landasan untuk mengklarifikasi tanggung jawab individual

11. Mendorong hadirnya pemikiran ke depan

Page 69: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

50

12. Menyediakan pendekatan yang kooperatif, terintegrasi dan antusias untuk

menangani persoalan dan peluang.

13. Mendorong perilaku yang positif terhadap perubahan.

14. Menciptakan kedisiplinan dan formalitas pada manajemen bisnis.

Berdasarkan pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen

strategi dapat bermanfaat bagi suatu organisasi publik maupun organisasi swasta.

Hal ini dapat dilihat terdapat empat belas manfaat dari manajemen strategi. Semua

manfaat dapat dijelaskan secara singkat bahwa manajemen bermanfaat sebagai

identifikasi, dapat memanfaatkan peluang, memiliki pandangan objektif,

mengurangu efek perubahan, menghasilkan keputusan besar serta dapat

menciptakan pemikiran ke depan.

F. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

1. Definisi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah memiliki landasan hukum

berupa Undang-Undang, yaitu Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dan berdasarkan dari TUPOKSI

masing-masing dan PP RI Nomor 17 Tahun 2013 tentang pelaksanaan Undang-

Undang Nomor 20 Tahun tentang Usaha, Kecil dan Menengah. Koperasi diatur

dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian dengan

dasar hukum pasal 33 ayat 1 Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan

bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas

kekeluargaan. Pengertian Usaha Mikro Kecil dan Menengah terdapat pada pasal 1

Page 70: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

51

Undang-Undang No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

adalah:

1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan yang memenuhi

kriteria Usaha Mikro.

2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

anak perusahaan yang dimiliki, dikuasi, atau menjadi bagian baik langsung

maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang

memenuhi kriteria Usaha Kecil.

3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

anak perusahaan atau cabang, perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha

Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan.

Pasal 6 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro,

Kecil dan Menengah (UMKM) menjelaskan bahwa UMKM memiliki kriteria

yang digolongkan berdasarkan jumlah aset dan omset yang dimiliki oleh sebuah

usaha, yaitu sebagai berikut:

Page 71: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

52

Tabel 5. Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

No Usaha

Kriteria

Aset Omset

1. Usaha Mikro Maks. 50 juta Maks. 300 Juta

2. Usaha Kecil >50 Juta-500Juta >300Juta-2,5 Milyar

3. Usaha Menengah >500 Juta-10 Milyar >2,5 Milyar-50 Milyar

Sumber: Dokumen Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah,

2008

Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) juga dijelaskan oleh

Rahmana (2008: 5) dan dikelompokkan menjadi beberapa kriteria, yaitu:

1) Livelihood Activities, merupakan Usaha Kecil Menengah yang digunakan

sebagai kesempatan kerja untuk mencari nafkah yang lebih umum dikenal

sebagai sektor informal. Contohnya adalah pedagang kaki lima.

2) Micro Enterprise, merupakan Usaha Kecil Menengah yang memiliki sifat

pengrajin tetapi belum memiliki sifat kewirausahaan.

3) Small Dynamic Enterprise, merupakan Usaha Kecil Menengah yang telah

memiliki jiwa kewirausahaan dan akan melakukan tranformasi menjadi Usaha

Besar (UB).

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sesuai dengan

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang UMKM terdapat pengertian dan

kriterianya yang digolongkon menurut aset dan omset suatu usaha. Selain itu

kriteria dapat dikelompokkan menjadi tiga kriteria, diantaranya adalah Livelihood

Activities, Micro Enterprise, Small Dynamic Enterprise. Ketiga kriteria

dimaksudkan kepada sifat pelaku usaha itu sendiri.

Page 72: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

53

2. Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

Pengembangan merupakan bagian dari pembangunan. Pengembangan dan

pembangunan selalu mengandung makna perbaikan, pembaharuan untuk menjadi

lebih baik dari sebelumnya. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Pamudji (1985:7)

yaitu:

“Pengembangan adalah suatu pembangunan yaitu untuk merubah sesuatu

sehingga menjadi baru dan memiliki nilai yang lebih tinggi. Demikian

juga mengandung makna sebagai pembaharuan yaitu melakukan usaha-

usaha untuk membuat sesuatu untuk menjadi lebih sesuai dan cocok

dengan kebutuhan, menjadi lebih baik dan bermanfaat”.

Pengembangan menurut Mockijat (dalam Wijayanti, 2002: 32) merupakan

suatu usaha yang dilakukan untuk memperbaiki pekerjaan sekarang maupun

waktu yang akan datang dengan mempengaruhi sebuah sikap atau menambah

kecakapan. Adapun pengembangan UMKM menurut Kartasasmita (1996: 5)

meliputi beberapa aspek, antara lain:

1. Peningkatan akses kepada aset produktif, terutama modal, disamping

teknologi, manajemen, dan segi lainnya.

2. Peningkatan akses pasar, yaitu meliputi suatu spectrum kegiatan yang luas,

mulai dari pecadangan usaha hingga informasi pasar, bantuan produksi serta

sarana dan prasarana pemasaran. Khususnya bagi usaha kecil di pedesaan,

serta sarana dan prasarana mendasar akan sangat membantu yaitu sarana

perhubungan.

3. Pelatihan-pelatihan mengenai penguatan dan ketrampilan yang diperlukan

untuk berusaha teramat penting. Namun, persamaan juga perlu ditanamkan

semangat jiwa wirausaha.

4. Kelembagaan ekonomi dalam arti luas adalah pasar. Maka memperkuat pasar

adalah hal yang sangat penting. Hal tersebut harus disertai dengan

pengendalian agar proses berjalannya pasar tidak keluar dari apa yang

diinginkan yang nantinya justru mengakibatkan kesenjangan. Untuk kaidah-

kaidah yang mendasar dalam suatu ekonomi bebas, tetap menjamin terjadinya

pemerataan sosial (social equity).

5. Kemitraan usaha merupakan jalur yang penting dan strategis dan telah terbukti

berhasil bagi pembangunan usaha ekonomi rakyat.

Page 73: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

54

Perhatian dalam mengembangkan UMKM dilandasi oleh tiga hal, yaitu (1)

UMKM intensif dalam menggunakan sumberdaya alam lokal, menyerap banyak

tenaga kerja, penggunakan jumlah kemiskinan, pemerataan dalam distribusi

pendapatan, dan pengembangan ekonomi di pedesaan; (2) merupakan

penyumbang terbesar dalam sektor non migas terutama sektor industri

pengolahan, garmen, tekstil, kerajinan lainnya; (3) adanya urgensi untuk sruktur

ekonomi yang berbentuk piramida yang menunjukkan adanya ketimpangan yang

lebar antara pelaku usaha kecil dan besar dalam ekonomika Indonesia (Kuncoro,

2009: 326).

Berdasarkan pada pasal 7 Undang-Undang No.20 Tahun 2008 Tentang

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah disimpulkan bahwa terdapat dua pendekatan

utama dalam pengembangan UMKM, yaitu penciptaan iklim usaha, dan

pembinaan dan pengembangan. Iklim usaha adalah kondisi yang diupayakan

pemerintah melalui berbagai peraturan dan kebijakan meliputi aspek:

a. Pendanaan;

b. Sarana dan prasarana;

c. Informasi usaha;

d. Kemitraan;

e. Perizinan usaha;

f. Kesempatan berusaha;

g. Promosi dagang; dan;

h. Dukungan kelembagaan.

Page 74: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

55

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan

adalah suatu bentuk upaya dalam memperbaiki, memperbaharui dan menjadikan

sesuatu cocok dan bernilai dengan kebutuhan. Berbagai aspek di atas dilakukan

agar UMKM memperoleh kepastian, kesempatan, dan dukungan berwirausaha

yang seluas-luasnya. Sementara pembinaan dan pengembangan adalah upaya

perkuatan unit usaha untuk menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan

UMKM agar menjadi usaha yang tangguh dan mandiri.

Page 75: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

56

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Sebuah penelitian yang melibatkan masyarakat, sebagai peneliti bisa

memilih satu alternatif dari berbagai macam metode penelitian yang ada. Metode

penelitian memegang peranan penting dalam menentukan arah kegiatan penelitian

yang dilakukan untuk memudahkan peneliti dalam mencapai tujuan. Metode

penelitian merupakan salah satu unsur vital yang menunjang tercapainya hasil

suatu penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan untuk

mengetahui strategi perencanaan Pemerintah Kabupaten Pacitan dalam

pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) batik Lorok Pacitan.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pemilihan metode ini dianggap

mampu menjangkau, menjelaskan dan menggambarkan segala permasalahan dan

data yang ada dengan lebih mendalam sesuai dengan masalah dan tujuan peneliti.

Menurut Moleong (2014: 9) menyebutkan bahwa penelitian kualitatif adalah

penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami

oleh subjek penelitian misalnya pelaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain,

secara holistik dan dengan cara deskripsi dengan kata-kata dan bahasa, pada suatu

konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai konteks.

Berdasarkan pendapat tersebut peneliti kualitatif mencoba memahami strategi

Page 76: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

57

perencanaan pemerintah daerah dalam pengembangan UMKM batik Lorok

Pacitan, kemudian mencari deskripsi yang tepat dan cukup dari semua aktivitas,

objek, proses dan manusia sebagai gambaran secara apa adanya

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian sebagai suatu pembatas dalam suatu penelitian. Moleong

(2014: 4) menjelaskan bahwa fokus penelitian adalah pembatasan penelitian guna

memilih data yang relevan dan data yang tidak relevan, agar tidak dimasukkan

kedalam sejumlah data yang sedang dikumpulkan, walaupun data itu menarik.

Fokus dalam penelitian tentang strategi perencanaan pemerintah daerah dalam

pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) batik Lorok Pacitan

digunakan untuk membatasi pokok permasalahan. Fokus dalam penelitian ini

menggunakan lima proses perencanaan strategis menurut Bryson (dalam Fakih

Mansour, 2007: 55) yang disesuaikan dengan Rencana strategis Dinas Koperasi

dan Usaha Mikro antara lain sebagai berikut :

1. Strategi perencanaan pemerintah daerah dalam pengembangan Usaha Mikro,

Kecil dan Menengah (UMKM) batik lorok Pacitan, meliputi:

a. Memrakarsai dan Menyepakati Proses Perencanaan Strategis

1. Pengembangan Kemampuan UMKM

2. Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM)

3. Peningkatan Teknologi Pengetahuan

4. Akses Permodalan

5. Pemasaran/Promosi

Page 77: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

58

6. Pengembangan Sarana Usulan dan Pemasaran

b. Memperjelas Mandat Organisasi

1. Meningkatkan Perlindungan Konsumen

2. Meningkatkan Penggunaan Produk Dalam Negeri

c. Memperjelas Misi dan Nilai-Nilai Organisasi

d. Menilai Lingkungan Eksternal

e. Menilai Lingkungan Internal

2. Faktor pendukung dan penghambat strategi perencanaan pemerintah daerah

dalam pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) batik

Lorok Pacitan

Faktor pendukung

a. Internal

b. Eksternal

Faktor penghambat

a. Internal

b. Eksternal

C. Lokasi dan Situs Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana seorang peneliti melakukan

pengumpulan data yang kemudian akan dianalisis. Penelitian ini, peneliti

mengambil lokasi di Kabupaten Pacitan. Adapun alasan lokasi di Kabupaten

Pacitan dikarenakan beragamnya usaha kecil dan menengah di Kabupaten Pacitan

yang berpotensi dan menjadi salah satu cara untuk meningkatkan perekonomian

Page 78: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

59

masyarakat sekitar, sehingga dibutuhkan strategi pemerintah daerah dalam

pengembangan dan pemberdayaan produk UMKM.

Situs penelitian adalah sebagai tempat peneliti dalam mengungkap

keadaan yang sebenarnya dari objek yang diteliti. Oleh karena itu, yang menjadi

situs dalam penelitian ini agar dapat memperoleh gambaran deskripsi tentang

kondisi UMKM Batik Lorok antara lain:

1. Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Pacitan

2. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pacitan

3. Sentra UMKM Batik Lorok Tengah Sawah Desa Wiyoro Kecamatan

Ngadirojo Kabupaten Pacitan

4. Sentra UMKM Batik Lorok Puri Putri Desa Cokrokembang Kecamatan

Ngadirojo Kabupaten Pacitan

D. Sumber Data

Sumber data merupakan sumber informasi bagi peneliti berupa informasi

langsung maupun berbentuk dokumen ataupun informasi lainnya. Menurut

Nasution (2003: 5) sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata

dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.

Sumber subjek dari tempat dimana data bisa didapatkan. Peneliti memakai

kuisoner atau wawncara di dalam pengumpulan data, maka sumber data itu dari

responden, yakni orang yang menjawab pertanyaan peneliti, yaitu tertulis ataupun

lisan. Sumber data berbentuk responden ini digunakan di dalam penelitian. Data-

data yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis:

Page 79: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

60

1. Data Primer

Data primer yaitu sumber data yang dikumpulkan peneliti secara langsung

dari sumbernya. Sumber tersebut diperoleh melalui informan yang berhubungan

dengan fokus penelitian Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam

Pengembangan UMKM Batik Lorok Pacitan. Adapun subyek sebagai data primer

adalah:

a. Kepala Bidang Usaha Mikro Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten

Pacitan

b. Seksi Pemberdayaan Usaha Mikro Dinas Koperasi dan Usaha Mikro

Kabupaten Pacitan

c. Staff Bidang Pembiayaan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten

Pacitan

d. Seksi Fasilitasi dan Pengembangan Wirausaha Dinas Koperasi dan Usaha

Mikro Kabupaten Pacitan

e. Seksi Promosi dan Pemasaran Dinas Koperasi dan Usaha Mikro

Kabupaten Pacitan

f. Staff Pendamping Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) Kabupaten

Pacitan

g. Pemilik tempat produksi batik lorok Tengah Sawah Ngadirojo Pacitan

h. Pemilik tempat produksi batik lorok Puri Putri Ngadirojo Pacitan

2. Data Sekunder

Pelengkap atau penunjang data primer dikumpulkan dari data yang sesuai.

Data ini dapat berupa dokumen, arsip serta majalah yang berhubungan dengan

Page 80: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

61

keperluan peneliti. Data ini digunakan untuk mendukung informasi dari data

primer yang diperoleh baik dari wawancara maupun observasi langsung ke

lapangan, diantaranya sebagai berikut:

1) Dokumen Renstra Diskoperindag Tahun 2011-2016

2) Dokumen Lakip Diskoperindag Tahun 2016

3) Dokumen Renstra Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Tahun 2017-2021

4) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang UMKM

5) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah

6) Inpres Nomor 2 Tahun 2009 Tentang Penggunaan Produk Dalam

Negeri

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah utama dalam suatu

penelitian untuk mendapatkan data yang akan mempermudah peneliti untuk

meneliti dan menyelesaikan masalah. Teknik pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian kualitatif adalah teknik yang memungkinkan diperoleh data

detail dengan waktu yang relatif lama. Menurut Sugiyono (2005: 62), teknik

pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian

karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.

Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa pengumpulan

data merupakan teknik yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data

yang diperlukan dari narasumber dengan menggunakan banyak waktu.

Pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti sangat diperlukan dalam suatu

Page 81: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

62

penelitian ilmiah. Adapun penelitian data yang diperlukan dalam penelitian ini

sebagai berikut:

1. Observasi

Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan mengadakan pengamatan

langsung di lapangan. Peneliti terjun langsung ke lapangan melakukan

pengamatan guna memperoleh data mengenai Strategi Perencanaan Pemerintah

Daerah dalam Penembangan UMKM Batik Lorok Pacitan. Adapun peneliti

melakukan observasi di Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Pacitan,

Pusat Layanan Unit Usaha (PLUT) yang berada di Jalan Ronggowarsito,

Baleharjo Pacitan. Tempat produksi batik lorok Tengah Sawah yang berada di

Desa Wiyoro Kecamatan Ngadirojo dan tempat produksi Puri Putri yang berada di

Desa Cokrokembang Kecamatan Ngadirojo Pacitan. Bukti bahwa peneliti telah

melakukan observasi dapat dilihat pada Lampiran 3.

2. Wawancara

Pengertian sederhana dari wawancara yaitu aktivitas tanya jawab. Hal ini

sesuai dengan pendapat dari Moh. Nazir yang dikutip Burhan Bungin (2001: 133)

bahwa wawancara atau yang biasa disebut interview adalah proses memperoleh

keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka

antara pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarai dengan

tanpa menggunakan pedoman wawancara. Teknik pengumpulan data dengan

wawancara ini digunakan untuk dapat memperoleh data primer tentang Strategi

Perencanaan Pemerintah Daerah Dalam Pengembangan UMKM Batik Lorok

Kabupaten Pacitan. Wawancara dalam penelitian ini dilaksanakan dengan:

Page 82: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

63

a. Bapak Sutrisno

b. Bapak Susanto

c. Bapak Fadjar

d. Bapak Susilo

e. Bapak Sunaryo

f. Bapak Smito

g. Ibu Toni Retno

h. Ibu Sumiatin

3. Dokumentasi

Dokumentasi biasanya berupa data, laporan maupun arsip. Menurut

Sugiyono (2013: 82) dokumentasi merupakan catatan dalam peristiwa yang telah

berlalu dan bisa berbentuk suatu tulisan, sebuah gambaran, atau karya-karya

monumentasi dari seseorang. Keberadaan dokumen disini merupakan pelengkap

dari pengguna teknik dalam observasi dan wawancara. Dokumen dapat berupa

data-data yang tertulis, dokumen-dokumen, atau laporan-laporan resmi, peraturan

perundang-undangan, tulisan ilmiah atau arsip-arsip untuk pendukung lainnya

yang mempunyai hubungan dengan tema penelitian. Dokumen yang peneliti ambil

adalah sebagai berikut:

a. Peta Administrasi Kabupaten Pacitan 2014. Pada halaman 69

b. Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Tahun 2013.

Pada halaman 71

c. Struktur Organisasi Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Pacitan.

Pada halaman 76

Page 83: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

64

d. Struktur Organisasi Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan. Pada

halaman 82

e. Capaian Kinerja Pemerintah dalam Peningkatan Jumlah UMKM dan

Wirausaha Baru Tahun 2015-2016. Pada halaman 86

f. Pelatihan Proses Pembatikan pada Tanggal 22 Maret 2017 Di Desa

Sirnoboyo. Pada halaman 90

g. Tampilan Blok Batik Tulis Tengah Sawah. Pada halaman 94

h. Daftar Mitra Binaan PT INKA (Persero) Kabupaten Pacitan Tahun 2016.

Pada halaman 97

i. Pameran UMKM dan Peragaan Busana SMKN 1 Pacitan Tahun 2016.

Pada halaman 100

F. Instrumen Penelitian

Penelitian ini sebagai instrumen utama adalah peneliti sendiri yang

melakukan pengamatan ke lapangan untuk mencari informasi melalui observasi,

wawancara dan studi dokumentasi. Pemikiran ini yang dikemukakan oleh

Nasution (2003: 9) bahwa:

Peneliti adalah “key instrument” atau alat penelitian utama. Peneliti

melakukan pengamatan atau wawancara, hanya menggunakan buku

catatan, peneliti menggunakan alat-alat seperti yang tidak lazim digunakan

dalam penelitian kualitatif. Manusia sebagai instrument dapat memahami

makna interaksi antar manusia. Alat perekam atau kamera tetap memegang

peran utama sebagai alat penelitian”.

Page 84: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

65

Instrumen dalam penelitian ini meliputi:

1. Peneliti, peneliti merupakan instrument utama dalam penelitian kualitatif. Hal

tersebut disebabkan karena dalam penelitian kualitatif melaksanakan

pengamatan, wawancara dan analisis data secara mandiri.

2. Pedoman wawancara, pedoman wawancara merupakan serangkaian daftar

pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh informasi dari informan.

3. Perangkat penunjang yang meliputi, buku catatan, alat prekam dan kamera

untuk mendokumentasikan setiap fenomena yang terjadi di lapangan.

G. Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini dilakukan berdasarkan model interaktif.

Penjelasan model interaktif tersebut menurut Miles, Huberman dan Saldana

(2014: 14) mendefinisikan analisis data merupakan serangkaian proses untuk

mencari, mendapatkan hingga menyusun data secara sistematis atas data yang

diperoleh dari hasil kegiatan observasi, wawancara, catatan lapangan serta

dokumentasi. Analisis data pada penelitian ke dalam kategori, menjabaran data ke

unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kesimpulan, sehingga nantinya akan

menghasilkan analisis yang mudah dipahami oleh pembaca maupun peneliti

sendiri. Gambar model interaktif yang dimaksud pada penjelasan di atas sebagai

berikut:

Page 85: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

66

Gambar 4. Analisis Data Model Interaktif

Sumber : Miles, Huberman, dan Saldana (2014: 10)

1. Data Collection (Pengumpulan Data)

Peneliti menggunakan tiga teknik dalam analisis data dalam penelitin ini

anatara lain melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. peneliti merangkum

kembali catatan-catatan lapangan dengan memilih pokok bahasan yang diperlukan

dalam penelitian ini, kemudian dihubungkan dengan fokus penelitian tersebut.

Catatan lapangan tersebut dirangkum secra sistematis untuk memberikan

gambaran yang lebih mendalam tentang hasil yang diperoleh ketika penelitian

serta untuk mempermudah proses pelacakan kembali terhadap data yang

diperoleh, apabila hal tersebut diperlukan.

2. Data Condensations (Kondensasi Data)

Ketika kegiatan dalam pengumpulan data telah dilakukan, data-data tersebut

kemudian ditelaah. data dan informasi yang didapatkan dalam kegiatan observasi

Pengumpulan

data

Penyajian data

Kondensasi

data

Penarikan

kesimpulan

dan verifikasi

Page 86: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

67

dilakukan proses pemilihan, keutusan, penyederhanaan dan ditransformasi yang

disajiakn dalam rangkuman, tabel maupun gambar. data yang telah

ditransformasikan tersebut, selanjutnya disesuaikan dengan fokus penelitian.

3. Data Display (Penyajian Data)

Penyajian data dalam penelitian ini dilakukan dalam bentuk uraian singkat,

bagan hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Hal ini sesuai dengan

pendekatan kualitatif. Langkah untuk mempermudah dalam melihat hasil

rangkuman, maka disusun uraian singkat yang mampu untuk menyesuaikan dasar

pola yang nampak pada penyajian data. Hal tersebut juga akan memudahkan

peneliti untuk menemukan gambaran keseluruhan sehingga dari hal tersebut dapat

ditarik kesimpulan serta data yang disajiakan mempunyai makna.

4. Conclusions (Penarikan Kesimpulan)

Langkah terakhir dalam analisis data kualitatif adalah penarikan

kesimpulan, atas data-data yang telah disajikan. Kesimpualan awal yang

dikemukakan masih bersifat sementara dan bisa berubah apabila tidak ditemukan

bukti-bukti yang kuat untuk mendukung tahap-tahap pengumpulan data

berikutnya. Perlu adanya verifikasi yang dilakukan secara terus menerus dalam

proses penelitian, mulai awal melakukan penelitian hingga proses pengumpulan

data.

Page 87: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

68

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Kabupaten Pacitan

1. Letak dan Kondisi Geografis

Gambar 5. Peta Administrasi Kabupaten Pacitan

Sumber : Dokumen Bappeda diakses melalui (Bappeda.go.id), 2014

Secara geografis, Pemerintah Kabupaten Pacitan merupakan salah satu

dari 38 Kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang terletak di bagian selatan barat

daya. Kabupaten Pacitan terletak di antara 110° 55’-111° 25’ Bujur Timur dan 7°

55’-8° 17’ Lintang Selatan, dengan luas wilayah 1.389,8716 Km² atau 138.987,16

Ha. Luas tersebut sebagian besar berupa perbukitan yaitu kurang lebih 85%,

gunung-gunung kecil lebih kurang 300 buah menyebar diseluruh wilayah

Kabupaten Pacitan dan jurang terjal yang termasuk dalam deretan Pegunungan

Page 88: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

69

Seribu yang membujur sepanjang selatan Pulau Jawa, sedang selebihnya

merupakan dataran rendah.

Kabupaten Pacitan terletak di Pantai Selatan Pulau Jawa dan berbatasan

dengan Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan pintu

gerbang bagian barat dari Jawa Timur dengan kondisi fisik pegunungan kapur

selatan yang membujur dari Gunung Kidul ke KabupatenTrenggalek menghadap

ke Samudra Indonesia. Adapun wilayah administrasi terdiri dari 12 Kecamatan, 5

Kelurahan dan 166 Desa. Batas-batas administrasi dapat dilihat sebagai berikut:

1. Sebelah Timur : Kabupaten Trenggalek

2. Sebelah Selatan : Samudra Indonesia

3. Sebelah Barat : Kabupaten Wonogiri

4. Sebelah Utara : Kabupaten Ponorogo dan Kabupaten Wonogiri

Kabupaten Pacitan merupakan salah satu wilayah di Jawa Timur yang

memiliki sumber daya alam dan sumberdaya manusia yang potensial.

Keberagaman sumberdaya yang ada dapat dikembangkan dan dimanfaatkan untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat Oleh karena itu, perlu adanya inovasi dan

kreativitas dari masyarakat Kabupaten Pacitan dalam pemanfaatan lingkungan

agar dapat tercapainya kesejahhteraan bagi masyarakat (Pacitankab.go.id, 2017)

2. Penduduk

Berikut ini adalah data berdasarkan jumlah keseluruhan Kecamatan di

Kabupaten Pacitan:

Page 89: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

70

Tabel 6. Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin di

Kabupaten Pacitan Tahun 2013

No. Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah Sex Ratio

1. Donorojo 16,562 18,337 34,899 90,32

2. Punung 16,107 17,706 33,813 90,97

3. Pringkuku 14,234 15,681 29,915 90,77

4. Pacitan 37,250 39,259 76,509 94,88

5. Kebonagung 20,622 21,888 42,510 94,22

6. Arjosari 19,006 20,050 39,056 94,79

7. Nawangan 22,491 23,486 45,977 95,76

8. Bandar 21,088 21,391 77,807 98,58

9. Tegalombo 24,031 24,840 45,598 96,74

10. Tulakan 38,495 39,312 77,807 97,92

11. Ngadirojo 22,362 23,236 45,598 96,24

12 Sudimoro 15,164 15,319 30,483 98,99

Jumlah 267,412 280,505 547,917 98,99

Sumber: Dokumen BPS Kabupaten Pacitan Dalam Angka, 2013

3. Potensi Pengembangan Wilayah

Kabupaten Pacitan merupakan wilayah yang memiliki potensi pada

sumberdaya alamnya. Kondisi fisik serta topografi Kabupaten Pacitan yang terdiri

dari daerah pegunungan dan perbukitan, serta wilayah pantai atau laut,

menyimpan banyak potensi di beberapa sektor diantaranya adalah pada sektor

pertanian, perkebunan, perikanan dan kelautan, perdagangan serta jasa. Jika

dilihat dari luas wilayahnya, sektor pertanian masih berpotensi menjadi

keunggulan Kabupaten Pacitan. Namun, sebagian besar petaninya masih bersifat

informal atau belum tercatat. Padahal jika dilihat, luas lahannya mencapai 120.000

Ha, 90% adalah lahan pertanian.

Kabupaten Pacitan juga mempunyai banyak potensi di sektor kelautan dan

perikanan, pertambangan, kehutanan dan juga sektor pariwisata. Pada sektor

Page 90: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

71

kelautan dan perikanan juga mengalami kenaikan dalam pengembangan maupun

pemanfaatannya. Sektor ini juga akan menjadi potensi bagi pengembangan

wilayah khususnya pada wilayah pesisir. Berikut adalah potensi pengembangan

dari setiap sektor, diantaranya adalah:

1. Kawasan Pertanian

Kabupaten Pacitan merupakan Kabupaten yang kaya akan sumber daya

alam. Sebagian besar penduduknya bekerja pada sektor pertanian. Banyak wilayah

di sekitar pusat kota maupun daerah di luar yang masih menjadi lahan pertanian.

Pada tahun 2014, sebanyak 48,89% produksi tanaman pertanian mengalami

kenaikan dibanding pada tahun sebelumnya. Selain pertanian juga terdapat

tanaman perkebunan. Pada tahun 2014 jumlah produksi tanaman perkebunan

fluktuaktif. Sebanyak 20 jenis tanaman, sekitar 70% mengalami kenaikan jumlah

produksi dibandingkan pada tahun sebelumnya.

2. Kawasan Kelautan dan Perikanan

Pengembangan kawasan kelautan dan perikanan pada beberapa tahun

terakhir mengalami kenaikan produksi. Produksi dibedakan atas perikanan darat

dan perikanan laut.

3. Kawasan Industri

Jumlah Industri yang ada di Kabupaten Pacitan tahun 2014 baik Industri

besar. Industri sedang dan Industri kecil adalah 10.917 unit Industri di Kabupaten

Pacitan sudah mulai mengalami perkembangan dibandingkan tahun-tahun

sebelumnya. Jenis industri kecil yang paling banyak adalah industri kecil yaitu

sebesar 99,84%, industri besar sebesar 00,04% sedangkan sisanya adalah industri

Page 91: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

72

sedang yang hanya 0,12%. Bila dilihat menurut status dari industri kecil dan

Kerajinan, sebesar 97,14% adalah Industri kecil dan non formal, sedangkan

sisanya 2,86% yang mampu menyerap tenaga kerja sebesar 22.832 orang yang

mampu menyerap tenaga kerja 1.616 orang dengan 667 tenaga kerja

(Pacitankab.go.id)

4. Visi dan Misi Kabupaten Pacitan

Visi Kabupaten Pacitan:

“MAJU DAN SEJAHTERA BERSAMA RAKYAT”

Misi Kabupaten Pacitan:

Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk

mewujudkan visi. Misi dapat dirumuskan menajdi alasan mengapa organisasi ada.

Suatu alasan menjelaskna jati diri yang sesungguhnya dari Pemerintah Daerah.

Berdasarkan pengertian di atas, maka misi Kabupaten Pacitan 2016-2021

(Pacitankab.go.id), sebagai berikut:

Misi Pertama : Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif dan

Akuntabel

Misi Kedua : Meningkatkan kualitas hidup dan kehidupan sosial masyarakat

Misi Ketiga : Membangun perekonomian masyarakat dengan menggerakkan

potensi daerah didukung ketersediaan infrastruktur yang

memadai

Misi Keempat : Meningkatkan kesalehan sosial dan harmonisasi antar seluruh

lapisan masyarakat

Page 92: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

73

B. Gambaran Umum Dinas Koperasi dan Usaha Mikro

1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Koperasi dan Usaha

Mikro

Dinas Koperasi dan Usaha Mikro merupakan unsur pelaksana bidang

Koperasi, Usaha Mikro, Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang dipimpin oleh

Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati

melalui Sekretaris Daerah. Dinas Koperasi dan Usaha Mikro mempunyai tugas

membantu Bupati melaksanakan urusan pemerintahan di bidang koperasi, usaha

kecil dan menengah, tenaga kerja dan transmigrasi meliputi koperasi, usaha

mikro, pembiayaan, tenaga kerja dan trnsmigrasi, serta tugas pembantu yang

diberikan kepada Kabupaten (Renstra Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Tahun

2016-2021).

Dinas Koperasi dan Usaha Mikro di dalam melaksanakan tugas

menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

a. Perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, pelaksanaan evaluasi daan

pelaporan, serta pelaksanaan administrasi koperasi;

b. Perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, pelaksanaan evaluasi daan

pelaporan, serta pelaksanaan administrasi usaha mikro;

c. Perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, pelaksanaan evaluasi daan

pelaporan, serta pelaksanaan administrasi pembiayaan;

d. Perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, pelaksanaan evaluasi daan

pelaporan, serta pelaksanaan administrasi tenaga kerja dan transmigrasi;

Page 93: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

74

e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

Struktur Organisasi Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Pacitan

terdiri atas:

1. Kepala Dinas

2. Sekretariat

a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

b. Sub Bagian keuangan

c. Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan

3. Bidang Koperasi

a. Seksi Kelembagaan Koperasi

b. Seksi Pembinaan Koperasi

c. Seksi Pengawasan Koperasi

4. Bidang Usaha Mikro

a. Seksi Pemberdayaan Usaha Mikro

b. Seksi Promosi dan Pemasaran

c. Seksi Fasilitasi dan Pengembangan Usaha

5. Bidang Pembiayaan

a. Seksi Permodalan dan Kemitraan

b. Seksi Pembiayaan Jasa Keuangan

6. Bidang Tenaga Kerja dan Transmigrasi

a. Seksi Penempatan, Perluasan, Kerja dan Transmigrasi

b. Seksi Pelatian dan Produktivitas Tenaga Kerja

Page 94: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

75

c. Seksi Pembinaan Hubungan Industri dan Syarat Kerja

7. Kelompok Jabatan Fungsional

8. UPT Dinas

Secara lengkap bagan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Koperasi

dan Usaha Mikro Kabupaten Pacitan dalam Gambar 5. sebagai berikut

Gambar 6. Struktur Organisasi Dinas Koperasi dan Usaha Mikro

Kabupaten Pacitan

Sumber: Dokumen Renstra 2016-2021 Dinas Koperasi dan Usaha Mikro

Kepala Dinas

Sekretariat

Subbagian Umum

dan Kepegawaian Subbagian

Keuangan

Subbagian

Program,

Evaluasi dan

Pelaporan

Kelompok Jabatan

Fungsional

Bidang Tenaga

Kerja dan

Transmigrasi

Bidang

Pembiayaan

Seksi Pembiayaan

dan Keuangan

Seksi Permodalan

dan Kemitraan

Seksi Pelatihan

dan Produktivitas

Tenaga Kerja

Seksi Fasilitasi

dan

Pengembangan

Seksi Penempatan,

Perluasan Kerja

dan Transmigrasi

Seksi Upaya

Simpan Pinjam

Seksi Promosi

dan Pemasaran

Seksi

Kelembagaan

Koperasi

Bidang Usaha

Mikro

Bidang

Koperasi

Seksi Pembinaan

Hubungan

Industrial dan

Syarat Kerja

Seksi

Pemberdayaan

Usaha Mikro

Seksi

Pengawasan

Koperasi

Seksi

Pembinaan

Koperasi

UPT

Page 95: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

76

2. Sumber Daya Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Pacitan

Kepegawaian

Pada pelaksanaan tugas dan kewajiban, Dinas Koperasi dan Usaha

Mikro Kabupate Pacitan didukung oleh 55 orang terdiri dari:

1. Berdasarkan Status Pegawai

No. Pegawai Jumlah %

1. PNS 42 76.37

2. Non PNS 13 23.63

3. Total 55 100

Sumber: Dokumen Renstra Dinas Koperasi dan Usaha Mikro,2016

2. Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Pegawai Jumlah %

1. Laki-Laki 28 50.90

2. NON PNS 27 49.10

3. TOTAL 55 100

Sumber: Dokumen Renstra Dinas Koperasi dan Usaha Mikro,2016

3. Berdasarkan Pendidikan

No. Pendidikan Jumlah %

1. Pasca Sarjana 3 10.44

2. Sarjana 31 49.25

3. Diploma 4 5.98

4. SLTA 22 32.83

5. SLTP - -

6. SD 1 1.50

Jumlah 55 100

Sumber: Dokumen Renstra Dinas Koperasi dan Usaha Mikro,2016

Page 96: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

77

4. Berdasarkan Golongan Kepangkatan

No. Golongan Kepangkatan Jumlah %

1. Golongan IV 4 8.70

2. Golongan III 38 82.60

3. Golongan II 4 8.70

4. Golongan I - -

Total 46 100

Sumber: Dokumen Renstra Dinas Koperasi dan Usaha Mikro,2016

3. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran

a. Visi

Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir

periode perencanaan yang mencerminkan harapan yang dicapai, dilandasi oleh

kondisi dan potensi serta prediksi tantangan dan peluang pada masa yang akan

datang. Berdasarkan makna tersebut dan sesuai dengan Visi Pemerintah

Kabupaten Pacitan 2016-2021, maka Visi Dinas Koperasi dan Usaha Mikro

Kabupaten Pacitan 2016-2021 adalah

“Terwujudnya Koperasi dan Usaha Mikro yang Mandiri dan Berdaya

Saing”

Secara filosofi visi tersebut dapat dijelaskan melalui makna yang

terkandung di dalamnya, yaitu:

1. Terwujudnya terkandung upaya dan peran Dinas Koperasi dan usaha Mikro

Kabupaten Pacitan dalam mewujudkan Koperasi dan UMKM yang Mandiri

dan berdaya saing;

Page 97: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

78

2. Mandiri adalah kondisi yang dapat tumbuh dan berkembang tanpa banyak

menggantungkan kepada pihak lain;

3. Berdaya saing artinya kondisi Koperasi dan UMKM yang mampu

berkompetensi dengan pelaku Koperasi dan UMKM yang lain secara sehat,

Diharapkan dengan terumusnya Visi Dinas Koperasi dan Usaha Mikro

Kabupaten Pacitan tersebut, maka dapat menjadi motivasi seluruh elemen dinas

untuk mewujudkannya, melalui peningkatan kinerja sesuai dengan tugas dan

fungsi masing-masing (Renstra Dinas Koperasi dan Usaha Mikro 2016-2021)

b. Misi

Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan

dilaksanakan dan diwujudkan agar tujuan dapat terlaksana dan berhasil dengan

baik sesuai denga Visi yang telah ditetapkan. Berdasarkan Tugas Pokok dan

Fungsi serta dilandasi oleh Visi, maka Misi Dinas Koperasi dan Usaha Mikro

Kabupaten Pacitan 2016-2021 (Renstra Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Tahun

2016-2021) adalah sebagai berikut;

1. Memberdayakan Koperasi dan UMKM menjadi pelaku ekonomi yang Mandiri

dan Berdaya Saing;

2. Mengembangkan pola kemitraan, jaringan usaha dan informasi dalam rangka

peningkatan daya saing;

3. Mewujudkan Iklim Ketenagakerjaan yang kondusif, Pengembangan Perluasan

Lapangan Kerja dan Kesempatan Berusaha;

4. Mewujudkan kesejahteraan Pekerja/Buruh dan Transmigrasi

Page 98: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

79

c. Tujuan dan Sasaran

Tujuan dan sasaran jangka menengah menunjukkan tujuan dan sasaran

yang ditetapkan untuk mencapai visi dan misi yang telah ditentukan untuk dicapai

Tahun 2016-2021 (Renstra Dinas Koperasi dan Usaha Mikro 2016-2021) sebagai

berikut:

1. Tujuan

a. Terciptanya perluasan lapangan kerja berbasis pada produk unggulan

b. Terciptanya jaringan kerja UMKM

c. Terwujudnya Koperasi yang berkualitas

d. Meningkatkan Kesejahteraan Pekerja/Buruh dan Transmigran

e. Meningkatkan Kualitas Tenaga Kerja dan berkembangnya peluang

lapangan kerja dan kesempatan Ketenagakerjaan.

2. Sasaran

a. Tumbuhnya wirausaha

b. Terjalinnya kemitraan dengan pihak ketiga

c. Terciptanya kelembagaan Koperasi yang berkualitas dan terciptanya

usaha koperasi yang sehat

d. Meningkatkan penanganan dan pelayanan Kesejahteraan Pekerja/Buruh

e. Meningkatnya penempatan tenaga kerja melalui mekanisme AKAN,

AKAD dan AKI

f. Meningkatkan perlindungan hukum bagi tenaga kerja utamanya;

penerapan norma K3 di perusahaan agar tercapai zero accident (angka

kecelakaan nihil)

Page 99: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

80

C. Gambaran Umum Kecamatan Ngadirojo

Kecamatan Ngadirojo dulu terkenal dengan sebutan Lorok. Kecamatan

Ngadirojo merupakan salah satu dari 12 Kecamatan yang berada di Kabupaten

Pacitan, memiliki luas wilayah sebesar 95,91 Km² dengan jumlah penduduk

49.490 jiwa yang terdiri dari 24.300 penduduk laki-laki dan 25.102 penduduk

wanita. Wilayah Kecamatan Ngadirojo terdiri dari 33% dataran rendah, 9%

landau, 38% dering dan 20% terjal yang berupa gunung dan perbukitan khas

pegunungan kapur.

Wilayah Kecamatan Ngadirojo terdiri dari 18 Desa, 95 Dusun, 148 Rukun

Warga (RW) dan 435 Rukun Tetangga (RT), dengan kepadatan penduduk 516,4

jiwa/Km². Berikut adalah 18 Desa yang berada Kecamatan Ngadirojo:

1. Desa Sidomulyo

2. Desa Hadiwarno

3. Desa Hadiluwih

4. Desa Tanjungpuro

5. Desa Pagerejo

6. Desa Wiyoro

7. Desa Ngadirojo

8. Desa Bogoharjo

9. Desa Cokrokembang

10. Desa Bodag

11. Desa Tanjung Lor

12. Desa Nogosari

Page 100: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

81

13. Desa Cangkring

14. Desa Wonodadikulon

15. Desa Wonodadiwetan

16. Desa Wonokarto

17. Desa Wonosobo

18. Desa Wonosari

Batas-batas dari Kecamatan Ngadirojo:

a. Sebelah timur: Kecamatan Sudimoro

b. Sebelah utara: Kecamatan Slahung, Kab. Ponorogo

c. Sebelah Barat: Kecamatan Tulakan

d. Sebelah Selatan: Samudra Indonesia (Pacitankab.go.id)

Pembentukan Organisasi Kecamatan ditetapkan dengan Peraturan Daerah

Kabupaten Pacitan Tahun 2007.

Page 101: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

82

Gambar 7. Struktur Organisasi Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan

Sumber: Dokumen Profil Kecamatan Ngadirojo diakses melalui

(pacitankab.go.id), 2007

D. Penyajian Data

1. Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha

Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Batik Lorok Pacitan

a. Memrakarsai dan Menyepakati Suatu Proses Perencanaan Strategis

Tahap pertama dalam proses perencanaan strategis bertujuan untuk

menegosiasikan kesepakatan dengan orang-orang pembuat keputusan. Pada

pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) batik Lorok terdapat

beberapa aktor yang terlibat diantaranya adalah Dinas Koperasi dan Usaha Mikro

serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan sebagai lembaga pembina dan

pelaksana, Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) sebagai pendamping, swasta

Sub Bagian

Program

Evaluasi dan

Pelaporan

Sub Bagian

Tata Usaha

Sekretariat

Camat

Seksi

Pemberdayaan

Masyarakat

Seksi

Kesejahteraan

Sosial

Seksi Ekonomi

dan

Pembangunan

Seksi

Ketentraman

dan Ketertiban

Seksi

Pemerintahan

Jabatan

Fungsional

Page 102: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

83

dan pelaku usaha. Batik Lorok sebagai salah satu produk unggulan UMKM di

Pacitan harus terus bisa meningkatkan kualitas produk yang inovatif, memiliki

akses pemasaran yang luas dan menciptakan usaha yang bersifat mandiri. Sebagai

upaya mewujudkannya maka Dinas Koperasi dan Usaha Mikro memiliki strategi

dalam mengembangkan usaha mikro batik Lorok Pacitan dalam hal:

1. Pengembangan Kemampuan UMKM

Tingkat kemampuan di dalam pengembangan setiap usaha mikro pada

berbagai bidang di Kabupaten Pacitan tentunya berbeda-beda. Hal ini dapat dinilai

pada tingkat pendapatan, tingkat produksi dan cara pemasaran. Batik Lorok

sebagai salah satu UMKM unggulan di Kabupaten Pacitan diharapkan memiliki

kemampuan berkembang yang inovatif dan berdaya saing tinggi. Pengembangan

kemampuan UMKM terdapat dalam Rencana strategis Dinas Koperasi dan Usaha

Mikro tahun 2011-2016, dengan mewujudkan usaha mikro yang mandiri dan

tangguh. Pemerintah daerah melalui Dinas Koperasi dan Usaha Mikro dalam

pengembangan kemampuan UMKM berperan sebagai pelayan publik dan

pendamping usaha. Seperti yang disampaikan oleh Bapak Susanto selaku Seksi

Pemberdayaan Usaha Mikro Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Pacitan,

sebagai berikut:

“Ya begini, pemerintah di dalam meningkatkan pengembangan

kemampuan dari UMKM yang dibina itu meliputi dua aspek mbak, yaitu

pelayanan dan pendampingan usaha. Pada aspek pelayanan dimulai dari

perijinan yang meliputi ijin usaha, legalitas usaha dan hak paten produk.

Kita sebagai pemerintah yang menaungi usaha-usaha kecil ini memberikan

kemudahan, kita bantu dari mulai proses pendaftaran usaha, legalitas serta

hak paten yang kemudian dikirimkan ke Provinsi. Selain itu kita juga

memberikan sosialisasi terkait pentingnya legalitas, hak paten dan segala

hak intelektualnya karena kalau kita lihat usaha-usaha kecil ini ya bikin

usaha langsung saja dan langsung dipasarkan secara luas tanpa

Page 103: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

84

memperhatikan proses pembuatan usaha yang baik mbak. Oleh karena itu

kita masih terus mengupayakan dan mensosialisasikan hal tersebut

terutama pada usaha yang baru berdiri. Kemudian untuk pendampingan

usaha meliputi pelatihan, pemasaran dan permodalan. Kita mendampingi

mereka, ya apa yang menjadi kemampuan mereka kita tingkatkan jika

diibaratkan yang awalnya nilainya 50 persen kita tingkatkan menjadi 70

persen sampai nanti ke 100 persen gitu mbak.” (Hasil wawancara peneliti

pada tanggal 3 Mei 2017 pukul 09.27 WIB di Dinas Koperasi dan Usaha

Mikro Kabupaten Pacitan)

Berdasarkan wawancara di atas bahwa di dalam pengembangan

kemampuan UMKM, Dinas Koperasi dan Usaha Mikro berperan sebagai pelayan

publik dan pendamping usaha. Pelayanan publik dilakukan dari mulai sosialisasi

mengenai perijinan dan hak paten serta membantu usaha-usaha baru untuk

pengurusan administrasi pendaftaran usaha, legalitas serta hak paten yang

kemudian akan dikirimkan ke Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi. Sosialisasi

difokuskan pada usaha-usaha baru karena untuk mencegah adanya usaha yang

tidak terdaftar secara resmi atau usaha ilegal. Kemudian pada pendampingan

usaha, Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Pacitan berperan dalam

mendampingi usaha-usaha mikro kecil yang terdiri dari pelatihan, pemasaran dan

permodalan. Sebagai organisasi publik, pemerintah membantu usaha-usaha kecil

ini dapat mengoptimalkan kemampuan secara terus meningkat sehingga dapat

berkembang secara maksimal. Pelayanan publik dapat dikatakan baik jika mampu

dirasakan oleh yang dilayani, yaitu para pengusaha kecil salah satunya adalah

pengusaha batik Lorok. Hal ini disampaikan oleh Ibu Sumiatin selaku pemilik

tempat produksi Batik Lorok Puri Putri, sebagai berikut:

“Saya sangat bersyukur mbak, Puri Putri ini sangat dibantu oleh

pemerintah. Di awal usaha saya, saya hanya ikut ibu saya yang punya

produksi Puri kemudian saya disaranin oleh Diskoperindag waktu itu

Page 104: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

85

untuk memproduksi batik sendiri. Di awal produksi yang hanya beberapa

potong, saya diajak pameran dan semua laku mbak. Mulai dari situ saya

mendirikan bendera sendiri mbak. Untuk proses pembutan izin usaha dan

semua proses administrasi saya sangat dibantu oleh Dinas dan tidak ada

biaya apapun, dan sampai saat ini saya masih diajak pameran di berbagai

darah dan banyak diberi bantuan berupa modal dan alat produksi mbak.

Saat ini omset saya mencapai 89 juta dan pegawai saya ada 55 orang”

(Wawancara 4 Mei 2017 pukul 11.30 WIB di Tempat Produksi Batik

Lorok Puri Putri)

Berdasarkan wawancara di atas bahwa para pelaku usaha batik Lorok

merasa sangat dibantu dan diperhatikan oleh pemerintah. Mulai pembuatan izin

usaha dimana segala proses administrasi diurus oleh pemerintah, bantuan modal

dan pemberian informasi terkait pinjaman, bantuan alat produksi dan bantuan

promosi ke berbagai daerah. Segala kemudahan dalam kepengurusan perizinan

memberikan dampak pada peningkatan jumlah UMKM dan wirausaha baru. Hal

ini terbukti pada capaian kinerja akhir tahun 2016 pada evaluasi Laporan

Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) untuk jumlah UMKM (unit) pada

tahun 2016 mencapai 104,37 % atau 23.170 unit dan mengalami peningkatan

sebesar 972 unit dibandingkan dengan capaian kinerja tahun sebelumnya yaitu

22.013 unit. Kemudian untuk peningkatan wirausaha baru indikator kinerja

peningkatan jumlah wirausaha baru (%) pada tahun 2016 sebesar 5,25 % atau

mencapai 328,12% dari target RPJMD tahun 2016.

Pada pendampingan usaha yang dilakukan pemerintah dapat dikatakan

berhasil jika usaha-usaha tersebut mampu menginovasikan produknya sebagai

bentuk tingkat kemampuan yang tinggi. Salah satu usaha yang mampu

menginovasikan produk adalah batik Lorok produksi Tengah Sawah. Berikut hasil

Page 105: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

86

wawancara dengan Ibu Toni Retno selaku pemilik tempat produksi batik Lorok

Tengah Sawah, sebagai berikut:

“Saya dengan teman-teman pengrajin batik di Lorok ini ingin berinovasi

mbak, tidak hanya kain saja namun ingin merambah ke produk lainnya

yaitu pembuatan tas. Pembuatan tas dari kain batik ini diharapkan mampu

menarik konsumen dan memberikan pilihan lain ketika membeli disini.

Sementara pemasarannya disini mbak, soalnya batik Tengah Sawah kan

ada bloknya ya untuk memudahkan saja kita kasih disini. Harga yang kita

tawarkan itu 700.000 mbak. Ya cukup mahal soalnya kainnya saja juga

sudah mahal mbak. Tapi responnya sejauh ini bagus kok mbak,

pembelinya kebanyakan orang luar daerah yang sudah tahu kualitas batik

kita juga.” (Hasil wawancara peneliti pada tanggal 3 Juli 2017 pukul

14.40 WIB di Tempat Produksi Batik Lorok Tengah Sawah)

Gambar 8. Inovasi Pembuatan Tas Motif Batik Lorok

Sumber: Data Primer Hasil Observasi Peneliti, 2017

Berdasarkan wawancara dengan pemilik salah satu tempat produksi batik

Lorok Tengah Sawah bahwa bentuk pengembangan kemampuan dari pengrajin

batik Lorok adalah inovasi terhadap produk. Beberapa pemiliki produksi batik

Lorok bekerjasama dalam pengembangan kain batik untuk dijadikan produk

lainnya seperti tas. Inovasi tersebut dilakukan untuk memberikan pilihan bagi

konsumen agar tidak hanya kain saja yang dipasarkan. Harga yang ditawarkan

pun mulai dari Rp 700.000,00, meskipun mahal namun peminatnya sudah cukup

Page 106: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

87

banyak dari kalangan konsumen luar daerah yang sudah mengenal kualitas dari

batik Lorok itu sendiri. Selain untuk memberikan pilihan kepada konsumen,

pembuatan tas dari kain batik Lorok ini juga dapat mempererat kerjasama di

antara semua pengrajin batik Lorok dalam peningkatan produksi dan mutu produk

batik tersebut.

2. Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM)

Sumberdaya manusia merupakan aspek penting dalam pengembangan

suatu UMKM. Pada era globalisasi seperti ini, sumberdaya manusia dituntut untuk

mampu menjadi makhluk sosial yang adaptif dan transformatif. Sumberdaya

manusia diperlukan dalam mendukung terciptanya UMKM dengan daya saing dan

kualitas tinggi, baik pada aspek manusianya maupun produksinya. Peningkatan

sumberdaya manusia diwujudkan dengan pelatihan, pengembangan dan motivasi.

Oleh karena itu, diharapkan SDM dapat menjadi salah satu indikator keberhasilan

dalam perkembangan usaha mikro. Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten

Pacitan sebagai pelaksana dari strategi peningkatan SDM memiliki beberapa

program kegiatan salah satunya adalah perluasan lapangan kerja berbasis pada

produk unggulan. Produk unggulan UMKM Kabupaten Pacitan adalah batik, oleh

karena itu pemerintah berupaya untuk memperluas industri batik melalui pelatihan

ke desa-desa yang berminat dengan adanya batik. Seperti yang dijelaskan oleh

Bapak Susanto selaku Seksi Pemberdayaan Usaha Mikro sebagai berikut:

“Peningkatan SDM untuk usaha mikro batik khususnya batik Lorok

dilakukan oleh masing-masing tempat produksi dan dibina langsung oleh

pemilik produksi. Hal ini dikarenakan para pengusaha batik Lorok dinilai

sudah mampu dan menguasai pada proses pembatikan.Untuk tahun ini

Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Pacitan berfokus pada

pemerataan lapangan usaha dengan produk unggulannya adalah batik. Ya

Page 107: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

88

seperti yang kita tahu kalau produksi batik ini masih sangat sedikit dan itu

berada jauh dari pusat kota. Untuk itu pemerintah berupaya untuk

mewujudkannya dengan program dan kegiatannya adalah menciptakan

usahawan baru di bidang batik. Program ini memiliki semboyan yaitu

“Tidak Ada Menjadi Ada”. Hal ini diharapkan dapat memunculkan

industri-industri baru dimana fokus utamanya adalah pada desa yang

berminat dan dinilai mampu menggerakkan warganya untuk ikut dalam

pelatihan. Jadi dari desa yang tidak ada produksi batik, kita latih untuk

bisa dan dapat memproduksi batik khas Pacitan sendiri dan sejauh ini

sudah berjalan dengan baik” (Hasil wawancara peneliti pada tanggal 4

Mei 2017 pukul 10.45 WIB di Dinas Koperasi dan Usaha Mikro

Kabupaten Pacitan)

Berdasarkan wawancara di atas dapat diketahui bahwa dalam peningkatan

SDM untuk usaha mikro batik khususnya batik Lorok dilakukan oleh masing-

masing tempat produksi dan dibina langsung oleh pemilik produksi. Hal ini

dikarenakan para pengusaha batik Lorok dinilai sudah mampu dan menguasai

pada proses pembatikan. Oleh karena itu, pengusaha batik Lorok seringkali

berkontribusi dalam program yang dilakukan pemerintah khususnya pada

pelatihan dasar pembatikan. Di tahun ini, berdasarkan tujuan dari Dinas Koperasi

dan Usaha Mikro yang dimuat pada Rencana strategis 2011-2016 dan dilanjutkan

pada Renstra tahun 2016-2021 yaitu terciptanya perluasan lapangan kerja berbasis

pada produk unggulan, pemerintah memiliki program dan kegiatan yaitu

memperluas pembinaan pada produk unggulan yaitu batik. Program ini akan

berfokus pada menciptakan usahawan baru di bidang batik dengan target

utamanya adalah pada tingkat desa. Sesuai dengan semboyannya yaitu “Tidak ada

menjadi ada”, pemerintah berupaya memberikan sosialisasi dan pelatihan pada

desa-desa yang tidak memiliki pengetahuan tentang dasar pembatikan yang

diharapkan desa yang dilatih akan memunculkan usahawan baru di bidang batik.

Page 108: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

89

Kontribusi yang dilakukan oleh pengusaha batik Lorok adalah membantu

program dari pemerintah dalam memberikan pelatihan pada desa-desa yang

menjadi sasaran dari pemerintah. Pengusaha batik Lorok dianggap telah mampu

dalam melatih proses pembatikan. Hal ini dapat dilihat bahwa di dalam melatih

para pegawainya sudah dilakukan secara mandiri oleh masing-masing pemilik

produksi batik Lorok. Berikut hasil wawancara dari Ibu Sumiatin selaku pemilik

batik Lorok Puri Putri sebagai berikut:

“Soal pelatihan pembatikan itu dilatih oleh masing-masing pemilik

produksi batik Lorok sendiri mbak. Karena kita sudah menekuni

pembatikan ini kan sudah lama sekali mbak, sebelum saya memiliki

tempat usaha sendiri saya kan sudah ikut ibu saya jadi sudah

pengalamanlah kan ya asal batik Lorok kan ya dari sini mbak. Ya karena

itu saya dan teman-teman ikut dalam membantu pemerintah untuk melatih

ke desa-desa yang memiliki minat tinggi dalam ikut pelatihan batik ini.

Saya juga berharap mbak, produksi batik bisa terus bertambah dan kita

bisa menjalin kerjasama dalam meningkatkan perkembangan batik, ya

intinya kita bersama-sama lah untuk terus memasarkan batik khas Pacitan

ini” (Hasil wawancara peneliti pada tanggal 4 Mei 2017 pukul 11.42 WIB

di Tempat Produksi Batik Lorok Puri Putri)

Berdasarkan wawancara di atas bahwa sebagian besar tempat produksi

batik Lorok di dalam memberikan pelatihan untuk para pegawainya dilakukan

secara mandiri oleh masing-masing pemilik produksi. Hal ini dikarenakan

masing-masing pemilik produksi telah dianggap mampu dan menguasi proses

pembatikan. Walaupun proses dari pembatikan selalu sama namun pada pola

masing-masing tempat produksi pasti memiliki ciri khas dan keunikan yang

berbeda-beda. Kemampuan inilah yang dinilai mampu membantu pemerintah

dalam pemberikan pelatihan pada masyarakat desa yang menjadi tujuan program

pelatihan. Pelatihan ini dilakukan oleh para pemilik batik Lorok dengan sukarela

dan berharap pelatihan yang dilakukan akan memberikan dampak yang baik dan

Page 109: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

90

dapat memunculkan usahawan baru dibidang batik Pacitan. Adapun bukti

dokumentasi saat pelatihan pembatikan pada kegiatan pelatihan desa pada tanggal

22 Maret 2017 bertempat di Desa Sirnoboyo Kabupaten Pacitan.

Gambar 9. Pelatihan Proses Pembatikan

Sumber: Dokumentasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pacitan,

2017

3. Peningkatan Teknologi Pengetahuan

Perkembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) saat ini harus

diimbangi dengan pengetahuan teknologi. Hal ini dikarenakan para pelaku usaha

tidak bisa lagi hanya mengandalkan bakat alam atau talenta untuk memajukan

usahanya. Para pelaku usaha dituntut untuk dapat memanfaatkan teknologi dan

ilmu pengetahuan agar dapat bersaing dengan pelaku usaha lainnya. Teknologi

pengetahuan sangat dibutuhkan, salah satunya adalah dalam pemasaran produk.

Oleh karena itu, sesuai dengan Rencana strategi Dinas Koperasi dan Usaha Mikro

Page 110: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

91

berupaya memberikan sosialisasi dan pelatihan terkait penggunaan teknologi.

Seperti yang disampaikan oleh Bapak Susanto selaku Seksi Pemberdayaan Usaha

Mikro Kabupaten Pacitan, sebagai berikut:

“Teknologi pengetahuan yang kita lakukan sejauh ini lebih ke pemasaran

mbak. Sekarang ini kita fokus untuk memberikan edukasi tentang

penggunaan internet, Jadi mereka bisa memasarkannya produknya lebih

luas. Para pelaku usaha saat ini kan kebanyakan masih menggunakan

pemasaran secara manual, yaitu pemasarannya mengandalkan pameran

dan dari mulut ke mulut. Oleh sebab itu, kita dari pemerintah

mengupayakan sosialisasi dan pemberian materi terkait penggunaan

internet untuk pemasaran produk. Untuk prakteknya sendiri, kita akan

bekerja sama dengan PT Telkomsel sebagai wujud dukungan untuk

UMKM Indonesia yang diberi nama Kampung UKM Goes Digital.

Fasilitas yang diberikan adalah penyediaan jaringan internet secara gratis

dan pemberian sebuah komputer sebagai simbol kerja sama dengan

pemerintah. Namun untuk pelaksanaannya masih terbatas pada dana dalam

pembelian komputer dan tidak adanya ruang pelaksanaan mbak.”(Hasil

wawancara peneliti pada tanggal 3 Juli 2017 pukul 11.00 WIB di Dinas

Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Pacitan)

Menurut hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa pemerintah saat

ini fokus dalam pemberian edukasi tentang penggunaan internet yang

dimanfaatkan untuk pemasaran. Penggunaan internet bagi pelaku usaha UMKM

masih sangat sedikit termasuk pada pengusaha batik Lorok. Hal ini disebabkan

karena para pelaku usaha masih mengandalkan pemasaran secara manual, yaitu

hanya promosi melalui pameran dan dari mulut ke mulut. Pemerintah

mengupayakan sosialisasi dan pemberian materi terkait penggunaan internet untuk

pemasaran produk. Selain pemberian materi, adanya praktek penggunaan

komputer dan internet secara langsung juga sangat penting agar para pelaku usaha

dapat lebih memahami dengan baik. Di dalam penerapannya, pemerintah bekerja

sama dengan PT Telkomsel sebagai wujud dukungan untuk UMKM Indonesia

yang diberi nama Kampung UKM Goes Digital. Fasilitas yang diberikan adalah

Page 111: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

92

penyediaan jaringan internet secara gratis dan pemberian sebuah komputer

sebagai simbol kerja sama dengan pemerintah. Namun untuk pelaksanaannya

masih terbatas pada dana dalam pembelian komputer dan tidak adanya ruang

pelaksanaan. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Bapak Susilo selaku Seksi

Fasilitasi dan Pengembangan Wirausaha Dinas Koperasi dan Usaha Mikro

Kabupaten Pacitan, sebagai berikut:

“Pemberian edukasi terkait tentang penggunaan teknologi yaitu internet,

saat ini memang berencana untuk melakukannya bekerjasama dengan

Telkomsel Indonesia. Ya tapi pelaksanaannya masih belum bisa karena

terkendala dengan sarana dan prasaranannya. Rencana ini sebetulnya

sudah akan dilakukan di tahun ini, tapi ya gimana mbak kan sekarang

Dinas Koperasi dan Usaha Mikro belum ada gedung jadi masih ikut di

gedung PLUT . Kemudian untuk komputernya sendiri masih ada satu saja.

Jadi ya masih belum bisa dilaksanakan. (Hasil wawancara peneliti pada

tanggal 22 Juni 2017 pukul 11.50 WIB di Dinas Koperasi dan Usaha

Mikro Kabupaten Pacitan)

Gambar 10. Rencana Sosialisasi Kampung UKM Goes Digital

Sumber: Data Primer Hasil Observasi Peneliti, 2017

Berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi di atas dapat diketahui

bahwa pelaksanaan pelatihan dan pemberian edukasi terkait penggunaan internet

masih belum bisa dilaksanakan. Perencanaan mengenai pelatihan ini dalam

Page 112: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

93

mewujudkan peningkatan teknologi pengetahuan yang bekerja sama dengan

Telkomsel Indonesia sudah direncana sejak tahun 2016, namun belum bisa

dilaksanakan karena keterbatasan dana, gedung dan alat pelatihan yaitu komputer.

Penyediaan komputer hanya terdapat satu perangkat yang diberikan oleh PT

Telkomsel Indonesia. Oleh sebab itu, perlu adanya diskusi kembali tentang

pelaksanaan dari Kampung UKM Goes Digital agar dapat segera dilaksanakan.

Penundaan pelaksanaan pelatihan bagi pelaku usaha mikro saat ini

berdampak pada keterbatasan pengetahuan dalam penggunaan teknologi

pegetahuan pada bidang pemasaran. Hal ini terbukti bahwa sebagian besar

UMKM Kabupaten Pacitan dalam pemasarannya masih bergantung pada

pameran, memasarkan dari mulut ke mulut dan penjualannya dilakukan dirumah

produksi masing-masing. Industri batik Lorok yang merupakan produk UMKM

unggulan Kabupaten Pacitan dalam memasarkan produknya juga masih

mengandalkan pameran, terbukti dari sepuluh tempat produksi batik di Lorok

hanya terdapat satu tempat yang memiliki akses pemasaran menggunakan internet

berupa blog pribadi yaitu produksi batik Lorok Tengah Sawah. Blog tersebut

berisi tentang jenis kain dan motif yang diproduksi serta sejarah dari setiap motif

yang diciptakan. Berikut tampilan blog dari Batik Tulis Tengah Sawah:

Page 113: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

94

Gambar 11. Tampilan Blog Batik Tulis Tengah Sawah

Sumber: retnotoni.blogspot.co.id, 2017

Gambar di atas merupakan salah satu cara pemasaran melalui internet

yaitu dengan adanya blog pribadi dari batik tulis Tengah Sawah. Blog tersebut

berisikan jenis dan motif batik, kemudian terdapat info penjualan dan cara

pemesanannya. Blog milik Tengah Sawah ini terus diperbaharui setiap tahunnya.

Hal ini terbukti dari arsip yang berisikan tentang berbagai jenis motif batik yang

diproduksi setiap bulannya sampai dengan tahun 2017. Berikut hasil wawancara

dengan Ibu Toni Retno selaku pemilik tempat produksi Batik Tulis Tengah Sawah

sebagai berikut:

“Untuk pemasaran secara individu ya utamanya masih ikut-ikut pameran

diluar kota mbak. Kalau untuk melalui internet, saya memiliki blog pribadi

yang saya gunakan untuk membagikan informasi terkait batik yang saya

jual. Diantaranya adalah informasi terkait motif, makna dari setiap motif

pembuatan dan informasi terkait cara pemesanan. Blog ini saya buat dari

tahun lalu mbak, yang ngajarin anak saya. Pemerintah dan Dinas sendiri

sering memberikan sosialisasi terkait penggunaan internet untuk

pemasaran produk kami, tapi ya gitu mbak saya dan teman-teman yang

lain itu kalau cuma dikasih penjelasan gitu aja seringnya lupa ya makhlum

mbak yang punya ini rata-rata sudah ibu-ibu.” (Hasil wawancara peneliti

pada tanggal 3 Juli 2017 pukul 14.38 WIB di Tempat Produksi Batik

Lorok Tengah Sawah)

Page 114: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

95

Berdasarkan hasil wawancara di atas bahwa batik tulis tengah sawah

dalam memasarkan produknya yaitu dengan cara manual yaitu pameran dan

secara online yaitu menggunakan blog pribadi. Hal ini dilakukan sebagai upaya

dalam memasarkan hasil produksinya agar dikenal masyarakat luas. Blog Batik

Lorok Tengah Sawah memuat segala informasi terkait jenis, motif, makna dan arti

setiap motif batik yang diproduksi oleh batik Tengah Sawah serta informasi

terkait pemasaran. Pembuatan dari Blog Tengah Sawah dilakukan secara mandiri

dan telah berjalan selama dua tahun. Para pemilik batik di Lorok telah mendapat

pelatihan dan sosialisasi tentang penggunaan internet, namun belum efektif karena

sebagian besar pemilik produksi sudah lanjut usia.

4. Akses Permodalan

Permodalan merupakan faktor utama yang dibutuhkan dalam

pengembangan suatu unit usaha. Maka dari itu dibutuhkan suatu akses yang

mudah bagi para pelaku usaha. Akses permodalan untuk usaha mikro berupa

pinjaman. Pinjaman yang dapat diakses yaitu pinjaman dari pemerintah yaitu dari

dana bergulir, kemudian dari BUMN yaitu dari PT. INKA dan juga pinjaman dari

beberapa perbankan. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Bapak Fadjar

selaku staf Seksi Permodalan dan Kemitraan sebagai berikut:

“Dari segi permodalan ya, dari pemerintah daerah pelaksanaannya kan di

Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, untuk masalah permodalan dari Pemda

memberika fasilitas pinjaman dana bergulir dari APBD Kabupaten

Pacitan. Pinjaman ini diperuntukkan bagi UKM, LKM dan Koperasi.

Kemudian dari permodalan yang lain yaitu kemitraan dengan INKA

(Indonesia Nasional Kereta Api), nah kita juga memfasilitasi itu. Syarat

pinjaman untuk dana bergulir dari pemerintah penurut PerGub adalah yang

pertama mereka punya usaha, kemudian yang kedua usahanya sudah

berjalan satu tahun dan yang ketiga adalah mereka secara continue

melaksanakan usahanya baik itu perdagangan maupun industri. Kalau

Page 115: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

96

untuk syarat minimal pendapatan berapa itu tidak ada ya mbak, yang

penting usahanya bersifat terus-menerus dan berkesinambungan. Untuk

batik Lorok sendiri awalnya kita tawarkan untuk pinjaman dana bergulir

dimana tidak ada bunga pinjamannya ya mbak, tapi sekarang sudah lunas.

Kemudian sekarang kita tawarkan bermitra dengan INKA untuk lebih

berkembang lagi,” (Hasil wawancara peneliti pada tanggal 22 Juni 2017

pukul 11.00 WIB di Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Pacitan)

Berdasarkan hasil wawancara di atas bahwa permodalan untuk pinjaman

usaha dapat melalui dana bergulir daerah dari APBD Kabupaten Pacitan yang

diperuntukkan bagi UKM, LKM (Lembaga Keuangan Mikro) dan bisa bermitra

dengan BUMN yaitu PT INKA. Berikut merupakan syarat pinjaman untuk dana

bergulir dari pemerintah menurut Peraturan Gubernur sebagai berikut:

1. Mereka punya usaha

2. Usahanya sudah berjalan satu tahun

3. Secara continue melaksanakan usahanya baik itu perdagangan maupun industri.

Pinjaman kedua yang ditawarkan oleh pemerintah daerah adalah pinjaman

dari BUMN yaitu dari PT INKA (Indonesia Nasional Kereta Api). Pinjaman

permodalan dari PT INKA memiliki sasaran yaitu usaha kecil maupun usaha

pemula. Bunga pinjaman yang diberikan adalah dibawah 6 persen per tahun,

sehingga jarang terjadi kasus penunggakan pembayaran angsuran. Hal ini

diharapkan seluruh mitra binaan dapat memanfaatkan dana tersebut secara tepat

guna. Adapun daftar UMKM batik Lorok yang bermitra dengan PT INKA sebagai

berikut:

Page 116: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

97

Tabel 7. Daftar Mitra Binaan PT INKA (Persero) Kabupaten Pacitan Tahun

2016

No. Nama Produksi Tahun Pinjaman

1. Batik Tulis Puri 2013, 2016

2. Batik Tulis Tengah Sawah 2013

3. Batik Tulis Puri Putri 2013, 2016

4. Batik Puspita 2013, 2016

Sumber: Dokumen Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Pacitan, 2016

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa terdapat empat usaha

binaan dari bidang batik Lorok yang dibina oleh PT INKA. Keempat produksi

diantaranya adalah Batik Tulis Puri, Batik Tulis Puri Putri, Batik Tulis Tengah

Sawah Dan Batik Tulis Puspita. Tiga diantaranya masih menjadi usaha binaan di

tahun 2016. Adapun proses pinjaman dari PT INKA sebagai berikut:

Gambar 12. Tahapan Pinjaman dari PT INKA

Sumber: Data Primer yang Diolah Peneliti, 2017

Berdasarkan gambar 12, terdapat lima tahapan pinjaman dari PT INKA

yang harus dilalui. Pertama, survey lapangan yang dilakukan oleh Tim Program

Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) PT INKA bekerjasama dengan Dinas

Koperasi dan UKM masing-masing pemerintahan daerah. Kedua, pendataan dan

Survey Pendataan dan

penilaian

Penentuan

hasil

Pencairan

dana

Pembinaan

dan pelatihan

Page 117: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

98

penilaian sesuai dengan syarat dan ketentuan dari PT INKA. Ketiga, penentuan

hasil dari survey, pendataan dan penilaian yang telah dilakukan. Keempat,

beberapa badan usaha yang dinilai sesuai, dana akan disalurkan secara bertahap.

Kelima, usaha binaan selain pemberian dana pinjaman akan dilatih dan diberi

bimbingan tentang pengelolaan manajemen usaha keuangan dan marketing.

5. Pemasaran/ Promosi

Pemasaran suatu produk pada usaha mikro sangat penting dilakukan

mengingat adanya pasar bebas dimana usaha mikro dan kecil dituntut mampu

memasarkan produknya secara luas. Namun di dalam UMKM, proses pemasaran

suatu produk masih menjadi masalah yang terus ada. Hal ini sulit dihilangkan

karena selalu berhubungan dengan mindset atau cara berfikir para pelaku usaha.

Para pengusaha yang khusunya adalah usaha mikro, enggan untuk mau

memasarkan produknya secara global. Para pelaku usaha masih cenderung

memasarkan produknya secara manual dari mulut ke mulut dan mengandalkan

beberapa pameran dimana target pasarannya hanya kelompok tertentu. Oleh sebab

itu, Dinas Koperasi dan Usaha Mikro yang didukung oleh Dinas Perindustrian dan

Perdagangan membuat program dan kegiatan sesuai dengan Rencana strategis

tahun 2011-2016. Seperti yang disampikan oleh Bapak Sunaryo selaku Seksi

Promosi dan Pemasaan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Pacitan,

sebagai berikut:

“Untuk pemasaran dan promosi, kita memiliki tujuan bahwa usaha mikro

semuanya menjadi usaha mikro yang berdaya saing, mampu memasarkan

produk mereka di daerah maupun diluar daerah. Oleh sebab itu, kita

sebagai pemerintah memberikan program yaitu pemasaran secara global.

Untuk mencapai program tersebut kita memiliki beberapa kegiatan yaitu

pameran produk yang diadakan setiap tahunnya kemudian untuk

Page 118: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

99

pemasaran batik Pacitan diadakannya peragaan busana, dimana kita

bekerja sama dengan SMK Pacitan dalam kegiatan fashion show tersebut.

Kalau promosi yang dilakukan masing-masing pemilik usaha termasuk

batik Lorok masih sama sih mbak, masih mengikuti pameran yang

diadakan di Pacitan maupun di luar daerah dan pemasarannya masih

secara manual. Karena pengusaha ini cenderung susah untuk diajak maju

mbak, mereka rata-rata hanya puas dengan beberapa pelanggan mereka

sendiri. Nah itu yang masih kita usahakan untuk mengajak aktif dalam

pemasaran namun bukan hanya para pengusaha saja tetapi adanya ikut

serta dari pemuda kita untuk mau ikut memasarkan produk usaha mikro

kita dengan cara yang mudah diterima oleh semua kalangan.” (Hasil

wawancara peneliti pada tanggal 3 Mei 2017 pukul 08.52 WIB di Dinas

Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Pacitan)

Berdasarkan Rencana strategi dari Dinas Koperasi dan Usaha Mikro tahun

2011-2016 pada pemasaran dan promosi adalah adanya kegiatan pameran produk

UMKM dan kegiatan peragaan busana. Pameran produk usaha mikro dilakukan

setiap tahun dan didukung oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Pameran

tersebut berisikan produk-produk asli Pacitan berupa hasil kerajinan, hasil olahan

dan makanan khas. Selain itu, adanya kegiatan peragaan busana dimana

pemerintah bekerja sama dengan SMKN Pacitan yang memiliki jurusan tata

busana. Pada peragaan busana yang diadakan setiap acara hari jadi Kabupaten

Pacitan, jurusan tata busana SMKN Pacitan diharuskan mengkreasikan kain batik

Pacitan menjadi berbagai model busana yang unik dan menarik. Kegiatan

peragaan busana tersebut diharapkan mampu menjadi daya tarik masyarakat

Pacitan dan masyarakat luas lainnya untuk lebih mengenal dan mau menggunakan

batik-batik dari Pacitan. Berikut dokumentasi pada acara pameran UMKM dan

peragaan busana pada tahun 2017 yang berlokasi di Alun-Alun Pacitan:

Page 119: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

100

Gambar 13. Pameran UMKM dan Peragaan Busana SMKN Pacitan

Sumber: Dokumentasi Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kab. Pacitan, 2017

Berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi di atas dapat diketahui

bahwa mengacu pada Rencana strategis Dinas Koperasi dan Usaha Mikro di

dalam promosi dan pemasaran adalah adanya kegiatan pameran dan peragaan

busana. Namun pada pelaksanaannya, kedua kegiatan tersebut belum sesuai

dengan tujuan yang ada yaitu meningkatkan penjualan produk-produk Pacitan

yang salah satunya adalah batik Lorok. Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan

dari Ibu Sumiatin selaku pemiliki produksi Puri Putri sebagai berikut:

“Kalo Puri Putri ini kan berdirinya juga masih beberapa tahun mbak, jadi

masih suka ikut pameran dan undangan dari Dinas. Dari situ saya

mendapatkan konsumen lumayan banyak. Untuk produksi sendiri ya

dirumah ini mbak, pemasarannya juga dirumah saja. Kalau untuk

pemasaran secara online ya dibantu Dinas mbak, belum punya sendiri. Ya

dari Dinas kemudian dikasi nomor WA saya gitu aja. (Hasil wawancara

peneliti pada tanggal 4 Mei 2017 pukul 11.42 WIB di Tempat Produksi

Batik Lorok Puri Putri, Ngadirojo Pacitan)”

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar

produksi batik Lorok belum menggunakan media online sebagai metode

pemasaran. Hal ini disebabkan para pelaku masih mengandalkan bantuan dari

pemerintah sebagai penghubung dalam memasarkan produknya. Tempat

pemasarannya pun masih terbatas di rumah sendiri dengan memanfaatkan ruang

Page 120: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

101

kosong. Jika dilihat semua tempat produksi batik Lorok berada diberbagai Desa

yang jaraknya jauh dari produksi satu ke produksi lainnya dan ada beberapa

tempat yang sulit untuk dijangkau. Kemudian letak Kecamatan Ngadirojo sendiri

sebagai setra produksi batik Lorok berjarak 40 km dari pusat kota Pacitan. Hal ini

menunjukkan bahwa media promosi secara online seharusnya dapat menjadi salah

satu metode yang menguntungkan untuk pemasaran produk. Berikut merupakan

salah satu tempat produksi batik tulis yaitu Puri Putri yang berada di Desa

Cokrokembang Kecamatan Ngadirojo:

Gambar 14. Tempat Produksi Batik Tulis Puri Putri

Sumber: Data Primer Hasil Observasi Peneliti, 2017

6. Pengembangan Sarana Usulan dan Pemasaran

Pengadaan suatu sarana usulan bagi pelaku usaha bertujuan agar para

pelaku usaha kecil dan mikro memiliki suatu tempat pelayanan yang bisa

membantu dalam pengembangan maupun mengatasi suatu masalah atau kendala.

Sarana usulan dan pemasaran disediakan dari pemerintah sebagai upaya mengatasi

dan meminimalisasi permasalahan yang timbul pada suatu badan usaha. Seperti

Page 121: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

102

yang disampaikan oleh Bapak Susanto selaku Seksi Pemberdayaan Usaha Mikro

sebagai berikut:

“Sarana usulan dan pemasara yang saat ini sudah berjalan adalah adanya

Pusat Layanan Usaha Terpadu atau PLUT. PLUT sendiri itu adalah

lembaga yang menyediakan jasa non-finansial untuk membantu

permasalahan yang dihadapi koperasi maupun usaha mikro kita mbak.

Pengadaan sarana ini memang ditujukan bagi para usaha-usaha yang ada

di Kabupaten Pacitan untuk datang dan menyampaikan apa yang menjadi

kendala dalam pengembangan ataupun dalam pemasaran. Jika ada

kelompok suatu usaha ingin memanfaatkan gedung tersebut kita juga

sudah menyediakan, nanti teman-teman dari pendamping akan ikut

membantu dan mendukung acara. Kemudian untuk sarana pemasaran, kita

ada tempat yang juga telah berjalan mbak yakni sarana Pasar Sawo. Pasar

Sawo ini digunakan sebagai wadah dalam memasarkan seluruh produk

UKM Pacitan, tempat ini sudah berjalan mau 3 bulan, dan hasilnya masih

belum maksimal sih mbak, karena ya mungkin minat mereka yang

kurang.” (Hasil wawancara peneliti pada 3 Juli 2017 pukul 11.00 WIB di

Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Pacitan)

Gambar 15. Gedung Pusat Pelayanan Usaha Terpadu (PLUT)

Sumber: Data Primer Hasil Observasi Peneliti, 2017

Berdasarka dari hasil wawancara di atas bahwa sarana usulan dan

pemasaran yang telah berjalan adalah adanya Pusat Layanan Usaha Terpadu

(PLUT). PLUT ini merupakan suatu lembaga yang menyediakan jasa non-

finansial untuk membantu permasalahan yang dihadapi koperasi maupun usaha

mikro. Pengadaan sarana ini memang ditujukan bagi para usaha-usaha yang ada di

Page 122: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

103

Kabupaten Pacitan untuk datang dan menyampaikan apa yang menjadi kendala

dalam pengembangan ataupun dalam pemasaran. Selain itu, gedung PLUT juga

dapat dimanfaatkan oleh para kelompok usaha untuk keperluan pengembangan

usaha dimana akan dibantu oleh para pendamping usaha. Kemudian adanya

tempat pemasaran yang ditujukan untuk produk-produk UKM Pacitan termasuk

kerajinan batik tulis Lorok. Namun dalam pelaksanaannya, kedua sarana untuk

usulan dan pemasaran masih terkendala beberapa permasalahan. Hal ini diperkuat

dengan pernyataan dari Bapak Smito selaku staff pendamping PLUT sebagai

berikut:

” Kalo untuk penggunaan dari PLUT ini ya mbak tingkat keberhasilannya

masih kecil karena terkendala banyak aspek, salah satunya adalah biaya

pengelolaan. Kita terbatas pada aspek itu mbak, kalo mau kita buat jadi

galeri ya tidak ada nilai ekonomisnya. Kalo kita buat untuk pelatihan juga

terbatas tempatnya, karena sekarang dibagi dengan kantor Dinas Koperasi

dan Usaha Mikro. Ya kan Dinas belum ada gedung baru setelah pemisahan

dengan Industri dan perdagangan. Memang benar fasilitas sudah siap

seperti meja, kursi dan lemari pameran sudah memadahi tapi ya itu mbak

untuk pengelolaanya yang masih terbatas.” (Hasil wawancara peneliti

pada tanggal 8 Mei 2017 pukul 10.00 WIB Gedung Pusat Layanan Usaha

Terpadu (PLUT))

Berdasarkan hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa di dalam

pelaksanaan dari adanya pusat layanan untuk usaha mikro masih belum berjalan

dengan maksimal. Hal ini disebabkan karena keterbatasan biaya pelaksanaan,

kemudian adanya pemindahan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro ke gedung PLUT

karena belum adanya gedung baru. Tersedianya tempat layanan usulan bagi

pelaku usaha seharusnya dapat memberikan kemudahan bagi pemilik usaha

karena disediakannya fasilitas yang baik. Namun untuk mewujudkannya perlu

adanya kerjasama pemerintah dengan para pelaku usaha Kabupaten Pacitan agar

Page 123: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

104

pusat layanan yang disediakan pun dapat dimanfaatkan dengan baik. Adapun hasil

dokumentasi terkait fasilitas yang ada di dalam gedung PLUT sebagai berikut:

Gambar 16. Fasilitas di Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT)

Sumber: Data Primer Hasil Observasi Peneliti, 2017

Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa di dalam gedung telah

tersedia berbagai fasilitas penunjang seperti meja, kursi, lemari pameran. Selain

itu, ada staff pendamping yang siap untuk membantu para pelaku usaha yang

membutuhkan informasi ataupun saran pengembangan serta mendampingi dalam

sosialisasi dan pelatihan. Pemerintah daerah sangat berupaya dalam

pengembangan dari usaha-usaha mikro yang ada di Kabupaten Pacitan. Hal ini

dibuktikan dengan pembangunan fasilitas sarana promosi, berupa gedung pusat

kerajinan dari seluruh pengusaha UMKM yang ada di Kabupaten Pacitan.

Gedung yang bernama “Pasar Sawo” digunakan oleh para pelaku usaha untuk

memasarkan hasil kerajinan diantaranya adalah kerajinan gerabah, olahan kayu,

batik Pacitan, akik dan batu mulia dan olahan ikanan laut. Berikut adalah gedung

Pasar Sawo Kabupaten Pacitan:

Page 124: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

105

Gambar 17. Gedung Pemasaran UMKM

Sumber: Data Primer Hasil Observasi Peneliti, 2017

Pengadaan sarana usulan dan pemasaran yaitu PLUT dan Gedung Pasar

Sawo belum dirasakan manfaatnya oleh semua pemilik usaha mikro terutama

usaha mikro batik Lorok. Hal ini disebabkan karena masih minimnya minat

masyarakat untuk memanfaatkan sarana dari pemerintah tersebut. Oleh karena itu

para pemilik usaha juga enggan menaruh produknya. Seperti yang disampaikan

oleh Ibu Toni selaku pemilik tempat produksi Batik Lorok Pacitan sebagai

berikut:

“Pemerintah telah menyediakan sarana bagi kita dalam memasarkan

produk. Akan tetapi saya sendiri merasa bahwa minat masyarakat dalam

penggunaan batik Pacitan masih sangat rendah mbak. Pada awal

peresmian gedung itu masih sangat antusias mbak namun lama kelamaan

makin sepi. Akhirnya saya balik lagi dirumah saja jualnya ya karena hasil

yang saya dapat tidak sesuai dengan transportnya .” (Hasil wawancara

peneliti pada tanggal 3 Juli 2017 pukul 15.00 di Tempat Produksi Batik

Lorok Tengah Sawah, Ngadirojo Pacitan)

Berdasarkan hasil wawancara di atas gedung Pasar Sawo adalah tempat

dikumpulkannya semua hasil kerajinan yang ada di Kabupaten Pacitan. gedung ini

dianggap sangat menguntungkan dan bermanfaat bagi pengusaha karena adanya

fasilitas untuk memasarkan produknya. Namun antusias dari para pengrajin tidak

dibarengi dengan antusias masyarakat Pacitan padahal jika dilihat letak gedung

Page 125: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

106

Pasar Sawo berada di sebelah alun-alun Kabupaten Pacitan. Hal ini disebabkan

harga yang lebih mahal dan jenis produk yang lebih sedikit dibandingkan

membeli di tempat produksi langsung. Oleh karena itu, masyarakat lebih memilih

membeli di tempat produksi yang lebih terjangkau dan memiliki produk pilihan

yang lebih beragam.

b. Memperjelas Mandat Organisasi

Mandat organisasi dapat dijabarkan sebagai suatu tugas atau kewajiban

yang dimiliki organisasi. Suatu mandat menjadi pembatas atas apa yang harus

dilakukan maupun yang tidak boleh dilakukan suatu organasi. Sesuai dengan

penjelasan di atas maka terdapat dua mandat organisasi yang ada pada Rencana

strategis (Renstra) Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Pacitan yaitu

rencana meningkatkan perlindungan konsumen dan rencana peningkatan

penggunaan produk dalam negeri.

1. Meningkatkan Perlindungan Konsumen

Salah satu rencana dalam dokumen Rencana strategis (Renstra) Dinas

Koperasi dan Usaha Mikro yang masuk dalam tahapan memperjelas mandat

organisasi dari teori Bryson yang pertama adalah rencana meningkatkan

perlindungan konsumen. Perlindungan konsumen merupakan tugas penting dari

pemerintah sebagai wujud melindungi konsumen dari hal-hal yang nantinya

dianggap merugikan. Dinas Koperai dan Usaha Mikro Kabupaten Pacitan sebagai

pelaksana, wajib untuk memberikan rasa aman bagi konsumen dan masyarakat.

Hal yang perlu dijaga dan dilindungi meliputi keseimbangan harga, produk yang

Page 126: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

107

aman dan tidak menggunakan bahan berbahaya. Seperti yang disampaikan oleh

Bapak Smito selaku Staff Pendamping Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT)

sebagai berikut:

“Perlindungan konsumen untuk produk batik berupa pemilihan bahan yang

aman untuk dipakai dan tidak berbahaya. Jadi ya gitu mbak, kita sebagai

pengawas hanya mengawasi berbagai produk UMKM yang beredar di

masyarakat, baik tidak aman atau tidak. Kan dulu ada penelitian mbak ya

tentang memakai baju dengan bahan berbahaya akan memicu kelumpuhan.

Makanya bentuk perlindungannya ya itu lebih kepada pemakaian bahan

produksi yang tidak berbahaya. Kalau untuk kestabilan harga ya kita tidak

bisa soalnya tergantung dengan kualitas bahan dan biaya produksi dari

masing-masing. Kita tidak bisa menyuruh suatu produk dijual dengan

harga yang terjangkau tetapi pada pembiayaan produksi yang tinggi. Kan

jadinya nanti rugi mbak ya” (Hasil wawancara peneliti pada tanggal 22

Juni 2017 pukul 10.10 WIB di Pusat Layanan Unit Terpadu (PLUT))

Berdasarkan wawancara di atas bahwa di dalam perlindungan konsumen

Dinas Koperasi dan Usaha Mikro yang didampingi oleh Bagian Pendamping

PLUT sebagai pelaksana strategi tersebut menjelaskan bahwa perlindungan yang

dilakukan berupa pengecekan bahan baku pembuatan batik. Mulai dari kain,

pewarna alami maupun pewarna sintetis dan pengecekan alat produksi. Hal ini

dilakukan sebagai bentuk perlindungan dan memberikan rasa aman bagi

konsumen dalam membeli produk UMKM batik Lorok Pacitan. Kemudian untuk

perlindungan konsumen pada aspek kestabilan harga tidak dilakukan karena hal

tersebut sudah diatur oleh masing-masing pemilik produksi batik. Pemerintah

dalam hal ini adalah Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, tidak berkewajiban

mengontrol harga dari semua produk UMKM mengingat biaya produksi yang

berbeda juga. Perlindungan konsumen berupa pengecekan bahan dan alat produksi

juga disampaikan oleh Ibu Sumiatin selaku pemilik Batik Lorok Puri Putri sebagai

berikut:

Page 127: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

108

“Jadi pada awal berdirinya Puri Putri ini, dari Dinas melakukan

pengecekan mbak, mereka datang langsung kesini. Pengecekannya

dilakukan bertahap, datang pertama itu pengecekan bahan-bahan

pembuatan batik lalu dilakukan uji lab. Kemudian pengecekan tempat

pengolahan limbah sudah sesuai atau belum. Dan pada bulan-bulan

selanjutnya masih dikontrol ya mbak waktu itu. Setelah tiga bulan, mereka

kesininya 3 bulan sekali saja.” (Hasil wawancara peneliti pada tanggal 4

Mei 2017 pukul 13.00 WIB di Tempat Produksi Batik Lorok Puri Putri

Ngadirojo Pacitan)

Berdasarkan wawancara di atas bahwa untuk pengecekan bahan pada

tempat usaha batik di awal berdirinya dilakukan secara bertahap dan dilakukan

pengontrolan setiap bulanya. Pengecekan yang dilakukan adalah pengecekan

bahan pembuatan batik. Kemudian pengecekan yang kedua adalah pengecekan

tempat pengolahan limbah dimana harus sesuai dan berada di wilayah produksi

karena bahan yang digunakan tidak berbahaya maka limbah yang dihasilkan

berupa inpal sejauh ini tidak mencemari lingkungan produksi. Setelah dikontrol

selama tiga bulan, maka untuk pengecekan selanjutnya dilakukan setiap tiga bulan

sekali saja.

2. Meningkatan Penggunaan Produk dalam Negeri

Memperjelas mandat organisasi yang kedua dari Rencana strategis Dinas

Koperasi dan Usaha Mikro adalah rencana peningkatan produk dalam negeri.

Sistem perdagangan yang semakin terbuka dengan masuknya produk-produk Cina

dan Asean lainnya secara bebas (ACFTA) yang membuat masing-masing negara

dituntut untuk mengoptimalkan sumber dayanya dalam menghasilkan produk-

produk inovatif dan dapat bersaing di pasar lokal maupun global. Adanya otonomi

daerah, daya saing Negara bertumpu pada daya saing daerah sehingga perlu

dikembangkan kompetensi inti daerah, dimana dapat membantu pembangunan

Page 128: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

109

daerah berbasis sumberdaya unggulan. Berdasarkan kondisi tersebut, pemerintah

melalui Dinas Koperasi dan Usaha Mikro bersama Dinas Perindustrian dan

Perdagangan membuat strategi yaitu peningkatan penggunaan produk dalam

negeri dimana ditujukan oleh pegawai pemerintah dan lembaga pemerintah

maupun swasta. Seperti yang disampaikan oleh Bapak Susanto selaku Seksi

Pemberdayaan Usaha Mikro Kabupaten Pacitan sebagai berikut:

“Penggunaan produk-produk asli daerah atau yang dikenal dengan

penggunaan produk dalam negeri sudah merupakan peraturan dari pusat.

Peraturan ini diteruskan oleh pemerintah daerah yang dicantumkan dalam

Renstra mbak. menurut peraturan pemerintah pusat dalam peningkatan

pengunaan produk dalam negeri yaitu ditujukan kepeda lingkungan

instransi pemerintah pusat/daerah, BUMN dan BUMD serta lembaga

pendidikan. Namun untuk lembaga pendidikan yaitu lingkungan sekolah

masih belum diterapkan mbak. Ya karena batik yang ada di Pacitan ini

tergolong mahal mbak soalnya kan pengusaha batik ini produksinya

kebanyakan adalah batik tulis. Oleh sebab itu kita masih mendiskusikan

yang nantinya kita rencanakan untuk imbauan kepada para pengusaha

batik untuk memproduksi batik cap dan printing sehingga harganya akan

murah dan dapat dijangkau oleh sekolah.” (Hasil wawancara peneliti pada

tanggal 3 Mei 2017 pukul 09.00 WIB di Dinas Koperasi dan Usaha Mikro

Kabupaten Pacitan)

Berdasarkan wawancara di atas dapat dijelaskan bahwa menurut peraturan

pemerintah pusat yang yang dituangkan pada Inpres No.2 Tahun 2009 tentang

penggunaan produk dalam negeri, dimana peraturan ini mengacu pada Kepres

No.8 Tahun 2003 tentang pedoman pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pada

lingkungan instansi pemerintah. Salah satu potensi dalam peningkatan

penggunaan produk dalam negeri adalah pada sektor pakaian dan kelengkapan

kerja. Pakaian dan kelengkapan kerja meliputi pakaian kerja, sepatu dan aksesoris

kerja lainnya harus menggunakan produk berasal dari daerah sendiri diataranya

adalah batik Pacitan. Namun penggunaan kain batik masih digunakan pada

Page 129: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

110

seragam kerja pemerintah saja karena harga kain yang masih terlalu tinggi jika

digunakan untuk seragam sekolah. Hal ini disebabkan oleh bahan produksi yang

masih didatangkan dari luar daerah dan biaya produksinya yang masih tinggi.

Oleh karena itu, pemerintah daerah bersama para produksi batik berencana

memproduksi batik dengan cap dan printing. Upaya ini diharapkan dapat menekan

harga yang dirasa sangat mahal sehingga masyarakat menengah ke bawah dapat

menjangkaunya. Berikut merupakan kain batik tulis menggunakan bahan alami

dan sintetis oleh salah satu produksi batik Lorok yaitu batik Tengah Sawah:

Gambar 18. Batik Lorok Tengah Sawah Bahan Alami dan Sintetis

Sumber: Data Primer Hasil Observasi Peneliti, 2017

c. Memperjelas Misi dan Nilai-Nilai Organisasi

Misi merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan

dilaksanakan dan diwujudkan agar tujuan dapat terlaksana dan berhasil dengan

baik sesuai dengan Visi yang telah ditetapkan. Penetapan misi bagi organisasi

lebih dari sekedar mempertegas keberadaan organisasi. Penetapan ini bertujuan

untuk meminimalisir adanya perbedaan pendapat yang berakibat pada konflik

dalam organisasi. Oleh sebab itu, misi harus dapat mewakili tujuan melalui

Page 130: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

111

program dan kegiatan yang selaras dengan Visi yang telah ditetapkan. Misi Dinas

Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Pacitan Tahun 2011-2016, yaitu:

1. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Aparatur (SDM) Aparatur

2. Meningkatkan Koperasi yang berkualitas

3. Meningkatkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang mandiri

4. Meningkatkan usaha perdagangan yang berdaya saing

5. Mewujudkan Industri Kecil Menengah yang tangguh

Penetapan visi dan misi merupakan pedoman dalam pelaksanaan program

kerja instansi dan diharapkan dapat sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh

semua usaha mikro di Kabupaten Pacitan termasuk dapat mengembangankan

produk unggulannya yaitu batik Lorok Pacitan. Sesuai dengan yang disampaikan

oleh Bapak Sutrisno selaku Kepala Bidang Usaha Mikro Kabupaten Pacitan

sebagai berikut:

“Misi yang terdapat pada Renstra 2011-2016 memuat misi-misi saat Dinas

Koperasi dan Usaha Mikro masih digabung dengan Disperindag ya mbak.

Kita masih memakai itu dulu karena dokumen yang baru masih dalam

tahap revisi belum bisa kita share dulu. Jadi ya kelima Visi tersebut

mewakili setiap bidang, ya dari koperasi, UMKM, industri dan juga

perdagangan. Namun terdapat satu misi yang menjadi fokus dari Dinas

Koperasi dan Usaha Mikro yang akan kita teruskan di kinerja kita

selanjutnya yaitu menciptakan usaha mikro yang mandiri dan berdaya

saing. Kita akan mewujudkan usaha mikro yang mandiri dari berdaya

saing dalam meningkatkan kemampuan setiap UMKM, menguasai

teknologi, meningkatkan SDM, mempermudah akses permodalan,

pemasaran dan mampu memanfaatkan sarana usulan dan pemasaran secara

baik.” (Hasil wawancara peneliti pada tanggal 3 Mei 2017 pukul 11.00

WIB di Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Pacitan)

Berdasarkan wawancara di atas dapat diketahui bahwa Misi yang tertera

pada dokumen Rencana strategis Tahun 2011-2016 merupakan Misi saat masih

menjadi Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan. Sekarang keduanya

Page 131: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

112

dipisah menjadi dua instansi yang berbeda. Pemisahan instansi dilakukan pada

bulan Februari dimana pembentukan Rencana strategis yang baru belum selesai

dilakukan. Oleh karena itu dalam pelaksanaan program dan kegiatan masih

menggunakan Renstra lama. Namun terdapat satu misi yang akan terus

dilanjutkan pada kinerja Dinas Koperasi dan Usaha Mikro selanjutnya yaitu

mewujudkan usaha mikro yang mandiri dan berdaya saing yang meliputi

meningkatkan kemampuan UMKM, meningkatkan SDM, teknologi pengetahuan,

akses permodalan, pemasaran/promosi dan dapat memanfaatkan sarana usulan dan

pemasaran yang disediakan dari pemerintah.

d. Menilai Lingkungan Eksternal

Menilai lingkungan eksternal merupakan penilaian pada lingkungan di luar

organisasi, dimana penilaian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi peluang dan

ancaman yang dihadapi organisasi. Faktor-faktor yang menjadi penilaian

lingkungan internal merupakan faktor yang dikontrol oleh organisasi, sedangkan

faktor pada penilaian lingkungan eksternal tidak dapat dinilai atau tidak dapat

dikontrol oleh organisasi. Oleh karena itu, penilaian diluar organisasi atau

penilaian lingkungan eksternal akan menghasilkan berbagai peluang dan ancaman.

Peluang dan ancaman dapat diketahui dengan memantau berbagai kekuatan dan

kecenderungan politik, ekonomi, sosial dan teknologi. Sebagai organisasi yang

tidak dapat memantau dan mengkontrol lingkungan eksternal, harus dapat

menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi. Berikut hasil wawancara dengan

Page 132: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

113

Bapak Sutrisno selaku Kepala Bagian Usaha Mikro Kabupaten Pacitan sebagai

berikut:

“Untuk pengembangan UMKM batik Lorok yang menjadi penghambat

adalah harga kain batik Lorok yang masih sangat tinggi dan akses jalan ke

tempat produksi yang rusak. Hal ini menyebabkan rendahnya minat

pembeli terutama pada masyarakat menengah ke bawah mbak. Hal inilah

yang masih terus kita kaji lagi untuk bagaimana batik yang ada di Pacitan

ini peminatnya menyeluruh gitu.” (Hasil wawancara peneliti pada tanggal

3 Mei 2017 pukul 10.00 WIB di Dinas Koperasi dan Usaha Mikro

Kabupaten Pacitan)

Berdasarkan wawancara di atas dapat kita ketahui bahwa yang menjadi

hambatan berupa ancaman yang berasal dari luar organisasi adalah harga jual kain

batik yang masih sangat tinggi. Hal ini disebabkan karena kain dan bahan-bahan

pelengkap pembuatan batik yang masih dikirim dari luar daerah. Oleh sebeb itu,

pemerintah masih mendalami tentang hambatan dalam pengembangan batik

Lorok Pacitan. Selain itu masih banyaknya akses jalan menuju tempat produksi

rusak. Adapun beberapa peluang yang dapat dijadikan nilai tambah dalam

pengembangan batik Lorok Pacitan diantaranya adalah penggunaan bahan

pewarna alami, proses pembuatan yang masih tradisional, setiap motif dan corak

memiliki arti dan sejarah yang menarik serta motif dan corak terinspirasi dari

hewan dan tumbuh-tumbuhan sekitar. Hal ini didukung dengan peryataan dari

Bapak Susanto selaku Seksi Pemberdayaan Usaha Mikro Kabupaten Pacitan

sebagai berikut:

“Batik Pacitan yang diataranya adalah batik Lorok merupakan batik yang

memiliki kekhasan sendiri. Motif dan coraknya menggambarkan

kekasahan dari daerah asalnya yaitu Ngadirojo. Oleh karena itu, kita

sebagai pemerintah akan terus berupaya mbak di dalam meningkatkan

pengembangannya” (Hasil wawancara peneliti pada tanggal 3 Mei 2017

pukul 10.00 WIB di Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Pacitan)

Page 133: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

114

Berdasarkan hasil wawancara di atas bahwa batik Pacitan yang salah

satunya adalah batik Lorok merupakan kain khas Pacitan yang menggambarkan

kekayaan sumber daya alam yang masih sangat dijaga oleh leluhur. Hal ini

terbukti dari motif batik yang terinspirasi dari hewan dan tumbuhan sekitar. Salah

satu motif yang telah dikenal masyarakat luas dan sudah ditetapkan menjadi motif

asli Pacitan yaitu motif buah pace yang merupakan buah yang melambangkan asal

usul Kabupaten Pacitan. Oleh karena itu, diharapkan Dinas Koperasi dan Usaha

Mikro Kabupaten Pacitan sebagai organisasi publik harus dapat memanfaatkan

peluang yang ada dan menghadapi ancaman yang terjadi sebagai sebuah peluang

baru.

e. Menilai Lingkungan Internal

Penilaian lingkungan internal atau lingkungan di dalam suatu organisasi

merupakan penilaian yang digunakan untuk mengenali kekuatan dan kelemahan

internal organisasi yaitu pada Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten

Pacitan. Organisasi dapat memantau sumberdaya (inputs), strategi sekarang

(process) dan kinerja (outputs). Pada penilaian internal terdapat masalah yang

sering terjadi disebuah organisasi yaitu mengenai ketidak relatifan mengenai

informasi kinerja yang sering menimbulkan masalah baik kepada organisasi

maupun kepada stakeholder nya. Oleh karena itu, suatu organisasi harus dapat

menunjukkan kinerja yang baik. Kekuatan yang dimiliki pertama, kerjasama

dengan berbagai instansi dan lembaga swasta lainnya yaitu dengan Dinas

Perindustrian dan Perdagangan, BUMN PT INKA, PT Telkomsel, lembaga

pendidikan yaitu SMKN Pacitan dan PLUT. Kedua, adanya sarana penunjang

Page 134: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

115

pemasaran dan layanan publik adalah adanya Pusat Layanan Usaha Terpadu

(PLUT) dan Gedung Pasar Sawo.

Kelemahan yang berasal dari dalam organisasi yaitu Dinas Koperasi dan

Usaha Mikro Kabupaten Pacitan adalah dampak dari pemisahan instansi yang

berakibat pada kinerja organisasi yang menurun. Berikut wawancara dengan

Bapak Sutrino selaku Kepala Bidang Usaha Mikro Dinas Koperasi dan Usaha

Mikro Kabupaten Pacitan sebagai berikut:

“Dinas ini kan masih baru mbak baru beberapa bulan masihan, kita juga

masih penyesuaian dengan lingkungan yang baru. Gedung kita juga masih

nunut dengan gedung PLUT karena belum tersedianya lahan.

Hambatannya ya ini mbak, pemisahan ini berdampak sekali untuk kinerja

kita karena konsentrasinya kan juga terpecah dengan pelayanan yang harus

jalan dan pembuatan struktur organisasi yang baru” (Hasil wawancara

peneliti pada tanggal 3 Mei 2017 pukul 09.00 WIB di Dinas Koperasi dan

Usaha Mikro Kabupaten Pacitan)

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa hambatan

yang terjadi di organisasi yaitu adanya pemisahan instansi antara Dinas Koperasi

dan Usaha Mikro dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Pemisahan ini

berdampak pada kinerja yang harus disesuaikan dengan kondisi dan situasi yang

ada, penempatan instansi sementara bersama pendamping PLUT. Hal ini

disebabkan karena instansi belum memiliki lahan untuk pembangunan gedung

yang baru.

Page 135: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

116

2. Faktor Pendukung dan Penghambat Strategi Perencanaan Pemerintah

Daerah Dalam Pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

Batik Lorok Pacitan

Pelaksanaan strategi perencanaan pemerintah dalam pengembangan suatu

usaha mikro tentu ada faktor pendukung dan penghambat. Di dalam menjalankan

setiap perannya, pemerintah selalu memiliki faktor pendukung untuk menunjang

keberhasilan programnya. Sedangkan dalam pelaksanaannya pasti terdapat faktor-

faktor penghambat yang dapat menjadi kendala dalam berjalannya program kerja

pemerintah. Proses identifikasi faktor pendukung dan penghambat menjadi faktor

penting di dalam pengembangan usaha mikro batik Lorok Pacitan. Faktor yang

menjadi pendukung dalam pengembangan UMKM salah satunya adalah

ketersediaan SDM sebagai pendukung produksi. Sedangkan, faktor penghambat

dalam suatu pengembangan UMKM adalah kurangnya promosi dan pemasaran

pada semua produk-produk usaha mikro termasuk pada batik lorok Pacitan.

a. Faktor Pendukung

Faktor pendukung merupakan faktor yang dapat memudahkan dalam

pengembangan UMKM batik Lorok Pacitan. Faktor pendukung dapat berasal dari

dukungan pemerintah kepada suatu badan usaha maupun berasal dari badan usaha

sendiri. Faktor pendukung dalam pelaksanaan strategi perencanaan pemerintah

dalam pengembangan UMKM batik Lorok Pacitan adalah adanya koordinasi

antara pemerintah dan pelaku usaha mikro batik Lorok, ketersediaan sumberdaya

manusia yang tinggi dan pengolahan limbah yang baik.

Page 136: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

117

1. Internal: Koordinasi Antara Pemerintah dan Pelaku Usaha Batik

Lorok

Pusat layanan yang diberikan oleh pemerintah melalui Dinas Koperasi dan

Usaha Mikro serta pendampingan usaha dari PLUT merupakan koordinasi yang

baik yang dilakukan pemerintah kepada badan usaha yang ada di Kabupaten

Pacitan, termasuk juga usaha mikro batik Lorok Pacitan. Seperti yang

disampaikan oleh Bapak Smito selaku staff Pendamping Pusat Layanan Usaha

Terpadu (PLUT) Kabupaten Pacitan sebagai berikut:

“Bentuk koordinasi kita dengan para pengusaha mikro ya dalam bantuan

dan pendampingan. Kita membantu mereka jika ada masalah yang perlu

diselesaikan, memberikan saran dan solusi agar pengembangan dapat

berjalan dengan baik. Ya mulai dari kepengurusan pembuatan usaha

sampai nanti pengembangannya. Mereka datang langsung kesini ya

memberi tahu ingin membutuhkan apa, masalahnya apa gitu aja mbak.

Kita juga membantu Dinas jika ada pelatihan dan sosialisasi untuk para

pengusaha. Seharusnya bisa terbantu dengan adanya layanan ini mbak.”

(Hasil wawancara pada tanggal 3 Juli 2017 pukul 10.00 WIB di Pusat

Layanan Usaha Terpadu (PLUT))

Berdasarkan hasil wawancara di atas bahwa bentuk koordinasi antara

pemerintah dengan pelaku usaha adalah adanya layanan dari PLUT. Layanan yang

diberikan adalah berupa bantuan dan pendampingan. Selain itu, pusat layanan ini

menampung permasalahan yang terjadi pada para pelaku usaha untuk diberikan

solusi dan jalan keluar atas masalah yang terjadi.

2. Eksternal: Ketersediaan Sumberdaya Manusia (SDM)

Ketersediaan sumberdaya manusia merupakan salah satu aspek penting

dalam mendukung pengembangan suatu usaha mikro. Bentuk dukungan dari

tingginya SDM yang ada di batik Lorok adalah dalam jumlah pegawai. Hal ini

Page 137: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

118

sesuai dengan pernyataan dari Bapak Susanto selaku Seksi Pemberdayaan Usaha

Mikro Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Pacitan sebagai berikut:

“Faktor pendukung untuk pengembangan batik Lorok ya banyaknya

jumlah SDM. Hampir semua ibu-ibu disana kerja sampingannya adalah

membatik mbak. Soalnya rata-rata kan adalah ibu rumah tangga, jadi ya

untuk sampingan mereka dan bisa menambah penghasilan juga. Kalo

untuk menambah pegawai itu disana mudah sekali. Disana itu banyak

yang jago bikin pola-pola yang bagus padahal pendidikannya juga tidak

tinggi. Tapi kemampuannya terus diasah dan dilatih terus-menerus.”

(Hasil wawancara pada tanggal 7 Mei 2017 pukul 11.00 WIB di Dinas

Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Pacitan )

Pernyataan di atas sesuai dengan pernyataan dari Ibu Sumiatin selaku

pemilik batik Puri Putri sebagai berikut:

”Pegawai disini adalah masyarakat sekitar sini saja mbak, yang

kebanyakan adalah ibu rumah tangga. Kita juga mengajari anak-anak SD

untuk menggambar pola. Ya daripada mereka melakukan kegiatan yang

tidak bermanfaat mending kita latih lumayan mbak bisa buat tambah

membeli keperluan sekolah. Upah yang diberikan untuk karyawan yang

ibu-ibu kalau gambarnya rumit ya satu lembar kain Rp 75.000,- sampai

Rp 90.000,- tapi kalau polanya biasa ya Rp 30.000,-. Untuk upah anak-

anak SD kita kasih Rp 5.000,- per lembar. Banyak ibu-ibu yang menjadi

karyawan karena sebagian besar kan ibu rumah tangga mbak, ya untuk

tambah-tambah kebutuhan dan proses mempola dan mencantingnya itu di

rumah mbak jadi bisa disambil juga.” (Hasil wawancara peneliti pada

tanggal 8 Mei 2017 pukul 14.00 WIB di Tempat Produksi Batik Lorok Puri

Putri Ngadirojo Pacitan)

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa faktor

pendukung dalam pengembangan usaha mikro batik Lorok adalah ketersediaan

sumberdaya manusia yang melimpah. Kebanyakan yang menjadi karyawan adalah

para ibu rumah tangga. Para pemilik juga melatih murid SD untuk menggambar

pola karena akan menambah kegiatan yang positif. Ketersediaan sumberdaya

manusia yang tinggi dibuktikan dengan jumlah pegawai di semua tempat produksi

yang mengalami kenaikan dan sebagian besar pegawai adalah masyarakat sekitar

Page 138: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

119

tempat produksi batik Lorok. Adapun tabel jumlah pegawai yang mengalami

peningkatan sebagai berikut:

Tabel 8. Jumlah Tenaga Kerja UMKM Batik Lorok Tahun 2014-2016

No Nama Produksi Tenaga Kerja

2014 2015 2016

1. Canting Jaya II 59 87 87

2. Puspita 37 42 42

3. Puri 130 104 104

4. Puri Putri 57 55 65

5. Mira 10 10 10

Sumber: Dokumen Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pacitan,

2016

Berdasarkan tabel di atas bahwa kelima tempat produksi yaitu Canting

Jaya II, Puspita, Puri, Puri Putri dan Mira mengalami kenaikan tenaga kerja di

tahun 2015. Kenaikan jumlah tenaga kerja dapat menaikkan jumlah produksi dan

juga dapat memberdayakan masyarakat setempat. Sebagian dari tenaga kerja di

tempat produksi adalah para ibu rumah tangga, dimana para pegawai tidak diikat

kontrak maupun perjanjian kerja. Hal ini lebih memudahkan dan meringanka para

pegawai untuk bekerja dengan leluasa dan tidak terikat waktu.

b. Faktor Penghambat

1. Internal: Kurangnya Promosi dan Pemasaran

Promosi sangat penting bagi suatu usaha agar dikenal oleh masyarakat

luas. Kegiatan promosi merupakan bagian dari strategi pemasaran yang sangat

dibutuhkan khususnya oleh usaha mikro. Strategi promosi yang dilakukan oleh

Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Pacitan masih dirasa kurang karena

Page 139: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

120

hanya terdapat dua kegiatan promosi yaitu pameran dan peragaan busana. Hal ini

sesuai dengan yang disampaikan oleh Bapak Sutrisno selaku Kepala Bidang

Usaha Mikro Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Pacitan, sebagai

berikut:

“Sebenarnya kalau untuk promosi sendiri pemerintah sudah berupaya

setiap tahunnya untuk mengadakan event tersebut. Tetapi kita juga

menyadari ya mbak pameran dan peragaan busana yang diselenggarakan

masih belum banyak menarik perhatian masyarakat. Hal ini kemungkinan

disebabkan oleh kurangnya dukungan dari lembaga pemerintah mapun

masyarakat.” (Hasil wawacara peneliti pada tanggal 3 Mei 2017 pukul

10.00 WIB di Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Pacitan)

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dijelaskan bahwa kegiatan

promosi yang diselenggarakan oleh Dinas Koperasi dan Usaha Mikro untuk batik

lorok Pacitan hanya terbatas dua kegiatan saja. Hal ini dirasa masih belum sesuai

dengan tujuan yang ingin dicapai yaitu mengenalkan produk batik sebagai salah

satu produk unggulan UMKM Kabupaten Pacitan. Oleh karena itu, dibutuhkan

lembaga pemerintah lain dan lembaga masyarakat untuk ikut bekerja sama dalam

penyelenggaraan kegiatan-kegiatan dari pemerintah.

2. Eksternal: Tidak Adanya Kelompok Paguyuban Batik Lorok Pacitan

Produksi batik Lorok Pacitan telah berdiri dari puluhan tahun yang lalu.

Beberapa pemilik produksi merupakan regenerasi dari pemilik produksi besar di

Kecamatan Ngadirojo Pacitan. Saat ini jumlah tempat produksi batik Lorok telah

mencapai sepuluh tempat dan tersebar di berbagai desa. Namun dalam

pengembangan dan pemasaran masih dilakukan secara individual. Hal ini

menyebabkan minimnya akses informasi terkait batik Lorok, pemasaran yang

hanya lingkup tertentu dan tingkat kemampuan pengembangan setiap produksi

Page 140: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

121

tidak sama. Permasalahan yang timbul disebabkan karena tidak adanya kelompok

atau paguyuban batik Lorok Ngadirojo sebagai wadah aspirasi para pengusaha

untuk dapat bertukar informasi terkait pemasaran kemudian menjalin kerjasama

antar pengusaha batik sehingga para pengusaha batik ini di dalam penjualan

produk bisa lebih luas lagi . Seperti yang disampaikan oleh Bapak Susanto selaku

Seksi Pemberdayaan Usaha Mikro Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten

Pacitan sebagai berikut:

“Kalau kelompok untuk para pemilik batik Lorok belum ada yang

berbentuk paguyuban atau wadah yang tersetruktur secara manajemen. Hal

ini dikarenakan dari awal pembatik di Lorok ini menjualnya secara

individu. Kami sebagai fasilitator dapat mendukung untuk perizinan dan

sebagainya sebagai bentuk upaya peningkatan produksi atau kualitas kain

batik Lorok. Namun sekarang ini yang baru berjalan adalah koperasi

simpan pinjam yang didirikan oleh beberapa pengusaha saja.” (Hasil

wawancara peneliti pada tanggal 3 Juli 2017 pukul 10.00)

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa para pengrajin

batik yang berada di Kecamatan Ngadirojo Pacitan belum memiliki suatu wadah

maupun paguyuban pengusaha batik Lorok. Hal ini dikarenakan dari awal berdiri

sudah berproduksi secara individu. Selain itu pemilik beberapa produksi sudah

lanjut usia oleh sebab itu belum terciptanya kelompok tersebut. Hal ini dijelaskan

kembali oleh Ibu Sumiatin selaku pemilik produksi Puri Putri sebagai berikut:

“Belum ada kok mbak, dulu sih uda ada rencana gitu awalnya masih arisan

antar pemilik tapi sekarang tidak berjalan lagi. Kita sih kemaren sudah

merencanakan dan kita mau minta tolong ke Dinas spaya bisa disetujui

nantinya. Kalau untuk koperasi simpan pinjam itu yang punya Canting

Jaya mbak, tapi bukan untuk pengrajin batik tapi untuk umum sih setau

saya” (Hasil wawancara pada tanggal 8 Mei 2017 pukul 14.00 WIB di

Tempat Produksi Batik Lorok Puri Putri Ngadirojo Pacitan )

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa pendirian

kelompok atau paguyuban masih dalam tahap rencana yang nantinya akan

Page 141: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

122

dibicarakan untuk dapat disetujui oleh pemerintah daerah melalui Dinas terkait

yaitu Dinas Koperasi dan Usaha Mikro dan juga Dari Dinas Perindustrian dan

Perdagangan. Pembentukan suatu kelompok atau paguyuban dari batik Lorok ini

penting dilakukan karena tidak adanya akses informasi yang memadahi untuk para

konsumen. Informasi tersebut dapat berupa cara pemesanan, tempat produksi,

tempat pemasaran dan juga dapat digunakan dalam bertukar informasi antar

pengusaha dan konsumen. Selain itu, dengan adanya suatu wadah perkumpulan

atau paguyuban dapat tersusun struktur manajemen yang jelas dimana akan

membantu para pengusaha dalam pengajuan modal, pemasaran ke berbagai

tempat dan acara serta dapat membantu para produksi yang masih kecil.

E. Pembahasan

1. Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha

Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Batik Lorok Pacitan

Perencanaan dalam pembangunan Indonesia telah dimuat dalam Undang-

Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional pasal 1 ayat 1. Di dalamnya menjelaskan bahwa perencanaan adalah

suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, berdasarkan

urutan pilihan dengan memperhitungkan sumberdaya yang tersedia. Pada

hakikatnya suatu perencanaan yang baik adalah perencanaan yang berdasarkan

pada strategi terdahulu. Sesuai dengan pendapat Kusdi (2099: 87) bahwa suatu

strategi merupakan penetapan berbagai tujuan dan sasaran jangka panjang yang

bersifat mendasar bagi sebuah organisasi yang dilanjutkan dengan penetapan

Page 142: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

123

rencana aktivitas dan pengalokasian sumber daya yang diperlukan guna mencapai

berbagai sasaran yang ingin dicapai.

Perencanaan strategi di dalam suatu organisasi publik atau suatu SKPD

mengacu pada dokumen Rencana strategi (Renstra). Pada Dinas Koperasi dan

Usaha Mikro Kabupaten Pacitan yang pada tahun lalu masih sebagai Dinas

Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pacitan merumuskan enam

strategi sebagai acuan dalam pembentukan kebijakan, sasaran dan program kerja.

Keenam strategi tersebut diantaranya adalah rencana peningkatan perlindungan

konsumen, rencana penggunaan produk dalam negeri, rencana peningkatan SDM,

teknologi pengetahuan, akses permodalan dan pemasaran, rencana pengembangan

SDM Aparatur dan rencana pengembangan sarana usulan dan pemasaran. Keenam

point Rencana strategis tersebut dikomparasikan dengan teori proses perencanaan

strategi menurut Bryson dalam Fakih Mansour (2007: 56).

Penilaian tersebut didasarkan pada pengertian dari setiap proses

perencanaan strategi kemudian dianalisis strategi mana yang termasuk ke dalam

proses perencanaan strategi. Setelah dilakukan analisis dapat diketahui bahwa

terdapat lima proses perencanaan strategi yang dapat disesuikan dengan Rencana

strategis Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Pacitan Tahun 2011-2016,

yaitu memrakarsai dan menyepakati suatu proses perencanaan strategis yang

terdiri dari rencana pengembangan kemampuan koperasi dan UMKM dan rencana

peningkatan SDM, teknologi pengetahuan, akses permodalan dan pemasaran serta

rencana pengembangan sarana usulan dan pemasaran. Memperjelas mandat

organisasi terdiri dari rencana meningkatkan perlindungan konsumen dan rencana

Page 143: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

124

peningkatan produk dalam negeri. Kemudian selanjutnya adalah memperjelas

Misi dan nilai-nilai organisasi, menilai lingkungan eksternal dan menilai

lingkungan internal.

a. Memrakarsai dan Menyepakati Proses Perencanaan Strategis

Memprakarsai dan menyepakati proses perencanaan strategis merupakan

proses pertama dalam delapan langkah perencanaan strategis menurut Bryson

dalam Fakih Mansour (2007: 56). Tujuannya adalah dapat menyepakati kebijakan

maupun arah pembangunan khususnya pada pengembangan UMKM batik Lorok

dengan pihak-pihak penting dalam pembuatan keputusan. Proses pengembangan

dalam meningkatkan kualitas UMKM adalah adanya kerjasama dengan instansi

lain yaitu Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pacitan, PT INKA

Indonesia, PT Telkomsel dan lembaga pendidikan yaitu SMKN 1 Pacitan.

1. Pengembangan Kemampuan UMKM

Pengembangan kemampuan UMKM pada setiap produk dilakukan oleh

pemerintah sebagai suatu strategi untuk mencapai tujuan pemerintah daerah yaitu

meningkatkan kemampuan bagi masing-masing usaha mikro. Peningkatan

kemampuan pada usaha mikro dilakukan oleh Dinas Koperasi dan Usaha Mikro

Kabupaten Pacitan sebagai lingkungan internal dan masing-masing badan usaha

sebagai lingkungan eksternal. Hal ini harus dilakukan agar tercipta sinergitas

dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Seperti yang diungkapkan oleh

Amirullah (2003: 4) strategi sebagai suatu tujuan, dimana rencana dalam

mencapai tujuan tersebut sesuai dengan lingkungan internal dan eksternal.

Page 144: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

125

Peningkatan dalam pengembangan kemampuan produk dilakukan mulai

dari kemudahan administrasi berupa legalitas dan izin usaha sampai pada

pengembangan inovasi. Hal ini berdasarkan pada pasal 7 Undang-Undang Nomor

20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah melalui berbagai

peraturan dan kebijakan, salah satunya pada aspek perizinan usaha. Pencapaian

pada pengembangan dari UMKM batik Lorok telah mencapai pada tahap inovasi

produk. Beberapa pengusaha bekerjasama membuat inovasi tas dari bahan batik

Lorok. Inovasi ini dilakukan agar dapat memberikan pilihan pada konsumen

sehingga tercapainya pembaharuan produk dan memiliki nilai lebih bagi

konsumen. Seperti yang di ungkapkan oleh Pamudji (1985: 7) pengembangan

adalah suatu pembangunan yaitu untuk merubah sesuatu sehingga menjadi baru

dan memiliki nilai yang lebih tinggi. Makna dari pembaharuan adalah melakukan

usaha-usaha untuk membuat sesuatu untuk menjadi lebih sesuai dan cocok dengan

kebutuhan, menjadi lebih baik dan bermanfaat.

2. Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM)

Suatu peningkatan kemampuan UMKM dipengaruhi oleh beberapa faktor,

salah satunya adalah peningkatan sumber daya manusia (SDM). Sesuai dengan

pendapat Kartasasmita (1996:5) bahwa pengembangan UMKM meliputi beberapa

aspek salah satunya adalah pelatihan tentang penguatan dan ketrampilan. Program

yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan Usaha Mikro dalam meningkatkan

pelatihan dan ketrampilan adalah dengan meningkatkan lapangan kerja melalui

produk unggulan yaitu batik Lorok. Semboyan program kerja dalam peningkatan

kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) adalah “Tidak Ada Menjadi Ada”.

Page 145: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

126

Program ini ditujukan kepada desa-desa yang menjadi sasaran pemerintah untuk

diberi pelatihan agar nantinya tercipta pengusaha-pengusaha batik yang baru.

3. Peningkatan Teknologi Pengetahuan

Perkembangan teknologi yang semakin canggih berpengaruh terhadap

kecakapan pelaku usaha dalam penggunaan teknologi pengetahuan. Sesuai dengan

pendapat Kartasasmita (1996: 5) bahwa salah satu pengembangan UMKM adalah

meningkatkan aspek teknologi. Dinas Koperasi dan Usaha Mikro memberikan

sosialisasi dan pelatihan. Penyelenggaraan masih terbatas meskipun pemerintah

telah bekerja sama dengan PT Telkomsel namun belum bisa dilakukan karena

terbatasnya sarana dan prasara.

4. Akses Permodalan

Akses permodalan merupakan salah satu aspek mendasar untuk memulai

suatu usaha kecil dan mikro. Oleh sebab itu, pemerintah membuka lebar bantuan

bagi usaha yang akan mengakses bantuan permodalan. Hal ini sesuai dengan

Undang-Undang pasal 7 Nomor 20 Tahun 2008 dimana dalam mewujudkan iklim

usaha yang baik pemerintah harus mengupayakan melalui berbagai peraturan dan

kebijakan yang meliputi aspek pendanaan dan kemitraan. Bantuan permodalan

yang disediakan oleh pemerintah adalah bantuan pemerintah daerah melalui

APBD. Kemudian pemerintah juga bermitra dengan PT INKA yang dapat

memberikan bantuan modal dengan syarat yang mudah dan adanya pinjaman dari

bank-bank negeri maupun swasta.

Page 146: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

127

5. Pemasaran/Promosi

Pada pemasaran dan promosi merupakan tujuan akhir dari suatu proses

usaha. Pemasaran merupakan penentu suatu produk dapat diterima atau tidak oleh

konsumen. Berdasarkan Undang-Undang pasal 7 Nomor 20 Tahun 2008 bahwa

promosi dan pemasaran terdapat pada point tujuh sebagai aspek yang harus

diupayakan peningkatannya oleh pemerintah. Dinas Koperasi dan Usaha Mikro

bekerjasama dengan lembaga pendidikan yaitu SMKN Pacitan dalam melakukan

kegiatan peragaan busana dengan tema Melestarikan Batik Pacitan. Promosi yang

dilakukan melalui kegiatan peragaan busana bertujuan untuk lebih menarik

masyarakat agar lebih mengenal batik-batik yang ada di Pacitan salah satunya

adalah batik Lorok.

6. Pengembangan Sarana Usulan dan Pemasaran

Pengadaan suatu sarana usulan bagi pelaku usaha bertujuan agar para

pelaku usaha kecil dan mikro memiliki suatu tempat pelayanan yang bisa

membantu dalam pengembangan maupun mengatasi suatu masalah atau kendala.

Sarana usulan dan pemasaran disediakan dari pemerintah sebagai upaya mengatasi

dan meminimalisasi permasalahan yang timbul pada suatu badan usaha. Upaya

yang dilakukan pemerintah daerah dalam aspek pengembangan sarana dan

pemasaran menunjukkan adanya perubahan kearah yang lebih baik dan sesuai

dengan kebutuhan masyarakat khususnya para pelaku usaha. Hal ini sesuai dengan

Siagian dalam Tjokroamidjojo (1986: 13) bahwa administrasi pembangunan

merupakan keseluruhan proses pelaksanaan dari rangkaian kegiatan yang bersifat

Page 147: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

128

pertumbuhan dan perubahan yang terencana menuju modernitas dalam berbagai

aspek kehidupan bangsa.

Kegiatan yang menunjukkan suatu pertumbuhan dan perubahan dalam

pengembangan sarana usulan adalah adanya pembangunan Pusat Layanan Usaha

Terpadu (PLUT) oleh pemerintah daerah guna memberikan akses yang mudah

bagi para pelaku usaha untuk meningkatkan pengembangan usahanya. Sedangkan

pada sarana pemasaran pemerintah juga telah membangun pasar yang digunakan

untuk memberikan sarana bagi usaha-usaha mikro dapat memasarkan usahanya.

Namun pada pelaksanaannya kedua sarana usulan dan pemasaran tersebut

terkendala oleh konsistensi dari pengurusnya. Hal ini disebabkan karena

kurangnya koordinasi dari pengurus dan penanggung jawab. Permasalahan

tersebut timbul dikarenakan kurangnya peran dari suatu manajemen strategi.

Seperti yang dijelaskan oleh Susanto (2014: 2) bahwa manajemen strategi

memiliki peran yang penting diantaranya adalah membantu menangani

ketidakpastian melalui suatu pendekatan yang sistematis, menjadi sarana

komunikasi jangka panjang dan acuan bagi dewan direksi

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa di dalam

pelaksanaan peningkatan sarana usulan dan sarana pemasaran sebaiknya

melakukan pendekatan secara manajemen strategi seperti penentuan tujuan,

pembenahan peran setiap anggota organisasi agar pembangunan fasilitas dari

pemerintah dapat terus dilakukan dan dirasakan dampaknya bagi para pelaku

usaha dan masyarakat pada umumnya. Selain itu, adanya manajemen strategi yang

baik dapat menjadikan acuan bagi pembentukan rencana jangka pendek maupun

Page 148: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

129

rencana jangka panjang. Hal ini sebaiknya dilakukan pada setiap organisasi dan

adanya peran aktif dari para pengusaha mikro. Batik Lorok sebagai produk

unggulan UMKM Kabupaten Pacitan dinilai masih belum terlibat banyak dalam

pelaksanaan pasar produk UKM.

b. Memperjelas Mandat Organisasi

Pembentukan rencana strategi suatu SKPD selain digunakan dalam

merumuskan visi, misi, tujuan dan sasaran juga digunakan dalam memperjelas

kewajiban dan batasan dalam pembagian kinerja. Kewajiban dalam suatu

pemerintahan dapat diartikan sebagai suatu mandat atau tanggung jawab dalam

melaksanakan tugasnya. Sesuai dengan proses perencanaan strategis menurut

Bryson dalam Fakih Mansour (2007: 55) yang kedua bahwa suatu mandat

menjadi pembatas atas apa yang harus dilakukan maupun yang tidak boleh

dilakukan suatu organasi, sehingga tidak akan terjadi pembagian tugas yang sama.

1. Meningkatkan Perlindungan Konsumen

Pemerintah memiliki tugas penting dalam melindungi masyarakatnya.

Menurut Smith dalam Muluk (2009: 11) menjelaskan bahwa pemerintah memiliki

tugas melindungi masyarakat dari pelanggaran invasi masyarakat dari

ketidakadilan atau tekanan dari anggota masyarakat lainnya, serta bertugas

menegakkan administrasi keadilan secara pasti. Artinya bahwa peningkatan

perlindungan konsumen menjadi tugas dari pemerintah dalam melindungi

masyarakat dari produk-produk UMKM yang berbahaya dan tidak layak

konsumsi. Jika terjadi adanya pelanggaran maka pemerintah daerah berhak

memberikan hukuman sesuai dengan peraturan yang ada.

Page 149: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

130

Pemerintah daerah melalui Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten

Pacitan di dalam melaksanakan perlindungan konsumen yaitu dengan pengawasan

dan pengecekan kualitas bahan pada produk UMKM salah satunya adalah batik

Lorok. Perlindungan yang dilakukan pada batik Lorok berupa pemilihan bahan

yang aman untuk dipakai dan tidak berbahaya. Hal ini dilakukan sebagai bentuk

perlindungan dan memberikan rasa aman bagi konsumen dalam membeli produk

UMKM batik Lorok Pacitan.

2. Meningkatkan Penggunaan Produk Dalam Negeri

Peningkatan penggunaan produk dalam negeri dapat dilakukan dengan

adanya suatu aturan yang dibuat oleh pemerintah daerah sebagai bentuk dukungan

dalam pelaksanaan peningkatan penggunaan produk-produk asli daerah. Aturan

yang dibuat oleh pemerintah dapat memberikan dampak bagi masyarakat agar

semua lapisan masyarakat ikut melestarikan produk-produk dalam negeri salah

satunya adalah ikut membeli produk-produk asli daerah. Menurut Howleet dan

Ramesh dalam Muluk (2009: 114) peran pemerintah dibedakan menjadi tiga

kategori, salah satunya adalah instrumen wajib (compulsory instrument). Pada

instrumen wajib, pemerintah daerah bertugas mengarahkan tindakan warga dan

lembaga swasta untuk lebih mempergunakan otoritasnya dalam mengatur atau

memerintahkan warga untuk melakukan tindakan tertentu. Oleh karena itu,

penting bagi pemerintah mengeluarkan peraturan penggunaan produk asli daerah

untuk menjadikan produk daerah unggulan di daerah sendiri.

Salah satu produk Kabupaten Pacitan yang harus didukung oleh

pemerintah maupun masyarakat adalah dengan penggunaan batik Lorok dan batik

Page 150: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

131

Pacitan lainnya. Tindakan yang digunakan pemerintah dalam hal peningkatan

penggunaan produk dalam negeri adalah dengan peraturan penggunaan batik

Pacitan termasuk adalah batik Lorok untuk digunakan pada pegawai pemerintahan

pada dua hari dalam satu minggu, pada pekan Swadesi dan pada saat acara-acara

penting lainnya. Pemberlakuan peraturan tersebut mengacu pada Inpres Nomor 2

Tahun 2009 Tentang penggunaan produk dalam negeri, dimana Inpres tersebut

mengacu pada Keppres Nomor 8 Tahun 2003 Tentang pedoman pelaksanaan

pengadaan barang dan jasa yang belum dilakukan secara maksimal.

c. Memperjelas Misi dan Nilai-Nilai Organisasi

Misi merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan

dilaksanakan dan diwujudkan agar tujuan dapat terlaksana dan berhasil dengan

baik sesuai dengan Visi organisasi. Penentuan suatu misi organisasi merupakan

proses dari manajemen strategi. Menurut Pearce II dan Robinson yang dikutip

oleh Susanto (2014: 4) mengemukakan tujuan penting dari manajemen startegis,

salah satunya yaitu merumuskan misi perusahaan atau organisasi, termasuk

pernyataan umum tentang tujuan , filosofi dan sasaran. Oleh sebab itu, suatu misi

menjadi proses utama dalam menentukan tujuan organisasi pemerintahan.

Dinas Koperasi dan Usaha Mikro memiliki lima misi untuk kinerja tahun

2011-2016, yaitu: 1) Meningkatkan kualitas Sumber Daya (SDM) Aparatu, 2)

Meningkatkan Koperasi yang berkualitas, 3) Meningkatkan usaha mikro dan

menengah yang mandiri, 4) meningkatkan usaha perdagangan yang berdaya saing,

5) Mewujudkan industri kecil dan menengah yang tangguh. Salah satu yang

menjadi fokus utama dalam pengembangan usaha mikro batik lorok adalah

Page 151: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

132

meningkatkan usaha mikro yang mandiri dan berdaya saing. Hal ini diwujudkan

dengan penguatan permodalan, pelatihan, promosi dan pemasaran.

d. Menilai Lingkungan Eksternal

Menilai lingkungan eksternal merupakan penilaian pada lingkungan di luar

organisasi, dimana penilaian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi peluang dan

ancaman yang dihadapi organisasi. Faktor-faktor yang menjadi penilaian

lingkungan internal merupakan faktor yang dikontrol oleh organisasi, sedangkan

faktor pada penilaian lingkungan eksternal tidak dapat dinilai atau tidak dapat

dikontrol oleh organisasi Bryson (dalam Fakih Mansour, 2007: 62). Oleh karena

itu, penilaian diluar organisasi atau penilaian lingkungan eksternal akan

menghasilkan berbagai peluang dan ancaman. Peluang dan ancaman dapat

diketahui dengan memantau berbagai kekuatan dan kecenderungan politik,

ekonomi, sosial dan teknologi. Beberapa peluang dalam pengembangan batik

lorok Pacitan adalah penggunaan bahan pewarna alami, proses pembuatan yang

masih tradisional, motif dan corak yang memiliki arti dan sejarah yang menarik

serta motif dan corak yang terinspirasi dari hewan, tumbuh-tumbuhan serta

terinspirasi dari berbagai kearifan lokal. Kemudian untuk ancaman yang berasal

dari luar organisasi adalah tingginya harga jual batik lorok dibanding dengan batik

Pacitan lainnya seperti batik saji maupun batik Pacitan. Sebagai organisasi yang

tidak dapat memantau dan mengkontrol lingkungan eksternal, organisasi harus

dapat menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi. Penilaian lingkungan

eksternal pada Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Pacitan yang meliputi

Page 152: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

133

kekuatan adalah adanya kerjasama dengan instansi lain, BUMN dan swasta.

Kemudian ancaman yang menghambat pengembangan UMKM batik Lorok

adalah harga jual kain yang masih tinggi.

e. Menilai Lingkungan Internal

Penilaian pada lingkungan internal menurut Bryson dalam Fakih Mansour

(2007:63) dalam proses perencanaan strategis langkah kelima, dapat

mengidentifikasi adanya kekuasaan dan kelemahan suatu organisasi, pemantauan

sumberdaya (inputs), strategi sekarang (process), dan kinerja (outputs). Pada

penilaian internal terdapat masalah yang sering terjadi disebuah organisasi yaitu

mengenai ketidak relatifan mengenai informasi kinerja yang sering menimbulkan

masalah baik kepada organisasi maupun kepada stakeholder nya. Oleh karena itu,

suatu organisasi harus dapat menunjukkan kinerja yang baik. Terdapat beberapa

kekuatan yang dimiliki pertama, adanya kerjamasama dengan berbagai lembaga

pemerintahan, swasta dan lembaga pendidikan. Pada pengembangan usaha mikro

batik lorok, pemerintah daerah bekerja sama dengan BUMN PT. INKA Indonesia

dalam bidang permodalan, kemudian adanya penyelenggaraan kegiatan peragaan

busana yang bekerja sama dengan sekolah kejuruhan SMKN Pacitan dalam

bidang promosi dan pemasaran serta kerjasama dengan Telkomsel dalam

pelatihan penggunaan komputer dan internet sebagai media promosi dan

pemasaran.

Penilaian internal yang berupa kelemahan terjadi dalam Dinas Koperasi

dan Usaha Mikro adalah diberlakukannya pemisahan instansi yang berakibat pada

Page 153: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

134

kinerja yang kurang maksimal. Hal ini berdampak pada pelayanan dan belum

berjalannya program-program kerja dalam pengembangan usaha mikro batik

lorok. Oleh sebab itu, di dalam pelaksanaan tujuan dan sasaran harus tercipta

adanya kerja sama yang baik mulai dari staff sampai kepala atau kedudukan

paling tinggi. Berdasarkan hal tersebut, sumberdaya aparatur seharusnya dapat

melaksanakan tugasnya masing-masing agar kerjasama bawahan dan atasan dapat

terlaksana dengan baik. Sesuai dengan pendapat Susanto (2014: 4) bahwa salah

satu tugas penting dari manajemen strategis adalah menerapkan pilihan-pilihan

strategis melalui pengalokasian sumberdaya yang dianggarkan, dimana kesesuaian

tugas-tugas, karyawan, struktur, teknologi dan sistem imbalan ditekankan.

2. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Strategi Perencanaan

Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro Kecil

Menengah (UMKM) Batik Lorok Pacitan

Pengembangan dari suatu UMKM tentu terdapat adanya faktor pendukung

dan faktor penghambat. Pengidentifikasian pada faktor-faktor tersebut digunakan

sebagai acuan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Pacitan dalam

mengembangkan usaha-usaha mikro yang ada khususnya adalah pengembangan

pada batik Lorok Pacitan. Faktor pendukung dari pengembangan UMKM batik

Lorok adalah koordinasi antara pemerintah dan pelaku usaha dan juga adanya

ketersediaan SDM. Sedangkan faktor penghambat dalam pengembangan UMKM

batik Lorok adalah terbatasnya bantuan pemerintah dan tidak adanya kelompok

paguyupan batik Lorok Pacitan.

Page 154: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

135

a. Faktor Pendukung

Faktor pendukung merupakan salah satu pendukung dalam pelaksanaan

pengembangan batik Lorok dimana pada pengembangannya harus dapat didukung

oleh pemerintah dan para pelaku usaha batik. Faktor pendukung pada lingkungan

internal adalah koordinasi antara pemerintah dan pelaku usaha batik Lorok serta

ketersediaan Sumberdaya Manusia (SDM).

1. Internal: Koordinasi Antara Pemerintah dan Pelaku Usaha Batik

Lorok

Pengembangan dari suatu UMKM harus didukung oleh adanya koordinasi

antara pemerintah daerah dan para pelaku usaha. Pemerintah daerah berperan

sebagai pembuat kebijakan, fasilitator dan penyedia pelayanan sedangkan para

pelaku usaha sebagai pelaksana dari kebijakan yang dibuat oleh pemerintah

daerah. Hal ini sesuai dengan pendapat Blakely dalam Kuncoro (2004: 113)

bahwa dalam pembangunan ekonomi di daerah peran pemerintah mencakup

beberapa hal seperti wirausaha, koordinasi, fasilitator dan simulator. Hal tersebut

memperjelas bahwa perekonomian daerah yang mencakup usaha kecil dan

menengah merupakan tanggung jawab dari pemerintah daerah. Oleh karena itu,

perlu adanya koordinasi yang baik antara pemerintah daerah dan para pelaku

usaha dalam pengembangan suatu UMKM. Sesuai dengan Pasal 6 Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang UMKM yang menjelaskan tentang

kriteria dan klasifikasi UMKM, batik Lorok masuk pada wilayah usaha mikro.

Hal ini karena tempat-tempat produksi batik lorok memiliki omset rata-rata Rp

80.000.000- Rp 100.000.000 dengan tenaga kerja antara 30-60 orang.

Page 155: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

136

Bentuk koordinasi yang telah dilakukan oleh pemerintah daerah melalui

Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Pacitan dengan para pelaku usaha

batik Lorok yaitu dengan adanya pusat layanan yang telah disediakan pemerintah.

Pusat pelayanan tersebut seharusnya dapat dimanfaatkan dengan baik oleh para

pelaku usaha yang digunakan untuk pusat pengaduan atau permohonan bantuan.

Hal ini menjadi bukti nyata bahwa koordinasi antara kedua aktor dapat berjalan

dengan baik.

2. Eksternal: Ketersediaan Sumberdaya Manusia (SDM)

Ketersediaan suatu sumberdaya manusia yang melimpah merupakan salah

satu faktor yang mendukung pengembangan usaha mikro batik Lorok. Tempat

produksi dari batik Lorok berlokasi di beberapa desa yang jauh dari pusat kota

Kabupaten Pacitan. Hal ini menyebabkan banyaknya sumberdaya manusia sebagai

pekerja di masing-masing tempat produksi karena tidak banyak masyarakat desa

sekitar yang memiliki pekerjaan yan tetap. Hampir seluruh pegawai tetap maupun

pegawai lepas merupakan ibu rumah tangga dan anak-anak kecil. Secara tidak

langsung keberadaan dari UMKM batik Lorok menjadi peluang kerja bagi ibu-ibu

rumah tangga untuk menambah penghasilannya. Sejalan dengan hal tersebut yang

sesuai dengan pendapat Kuncoro (2009: 326) bahwa pengembangan suatu

UMKM dilandasi oleh tiga hal salah satunya adalah UMKM intensif dalam

menggunakan sumberdaya alam lokal, menyerap tenaga kerja, penggunaan jumlah

kemiskinan, pemerataan dalam distribusi pendapatan, dan pengembangan

ekonomi di pedesaan. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa

pengembangan usaha mikro batik Lorok dapat membantu dalam penyerapan

Page 156: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

137

tenaga kerja dimana di desa sumberdaya manusianya yang melimpah sehingga

membantu meningkatkan perekonomian di pedesaan.

b. Faktor Penghambat

1. Internal: Kurangnya Promosi dan Pemasaran

Salah satu bentuk dukungan dari pemerintah dalam pengembangan usaha

mikro adalah promosi dan pemasaran. Namun pada pelaksanaannya, pemerintah

masih kurang dalam mempromosikan produk-produk usaha mikro. Oleh karena

itu, batik lorok sebagai salah satu produk unggulan belum bisa menjadi produk

yang digemari oleh masyarakat. Hal tersebut bertentangan dengan isi pada pasal 7

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah bahwa salah satu pendekatan utama dalam pengembangan UMKM

adalah adanya penciptaan iklim usaha. Upaya yang dilakukan pemerintah dalam

penciptaan iklim usaha adalah pendanaan, kemitraan dan dukungan kelembagaan.

Hal ini juga disampaikan oleh Kartasasmita (1996: 5) bahwa pengembangan suatu

UMKM meliputi beberapa aspek salah satunya adalah peningkatan akses pasar.

Peningkatan akses pasar, yaitu meliputi suatu spectru kegiatan yang luas, mulai

dari pecadangan usaha hingga informasi pasar, bantuan produksi serta sarana dan

prasarana pemasaran. Khususnya bagi usaha kecil di pedesaan, serta sarana dan

prasarana mendasar akan sangat membantu yaitu sarana perhubungan.

Berdasarkan teori tersebut dapat dijelaskan bahwa promosi dan pemasaran

merupakan sarana dalam mengenalkan suatu produk kepada masyarakat luas dan

membantu para pengusaha mendapatkan jaringan pemasaran yang lebih luas. Hal

Page 157: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

138

inilah yang masih menjadi faktor penghambat bagi usaha-usaha mikro yang ada di

Kabupaten Pacitan termasuk usaha mikro batik lorok, dimana pemerintah hanya

menyediakan pemasaran berupa pameran sekali dalam satu tahun yang

menyebabkan pengusaha kurang mendapatkan jaringan untuk mengembangkan

usahanya. Oleh sebab itu, perlu ditambah kembali acara-acara yang berhubungan

dengan usaha-usaha mikro sebagai sarana pemasaran, pengenalan produk dan

penghubung antara pengusaha dengan jaringan pemasar lainnya atau investor

sehingga usaha mikro yang ada di Kabupaten Pacitan mendapatkan kesempatan

memasarkan usahanya lebih luas lagi.

2. Eksternal: Tidak Adanya Kelompok Paguyuban Batik Lorok Pacitan

Produksi batik Lorok yang tersebar di beberapa desa mengakibatkan

kurangnya akses informasi terkait pemasaran dan lokasi produksi. Para pelaku

usaha hanya mengandalkan pemasaran secara individual mengakibatkan tingkat

pemasaran dan promosi yang tidak bisa berjalan dengan baik. Oleh karena itu,

dibutuhkan suatu kelompok atau paguyuban yang dibina langsung oleh

pemerintah sehingga menjadi kelompok yang terorganisir dan terstruktural.

Pembentukan suatu kelompok pengrajin diharapkan dapat membantu pelaku

usaha yang masih baru dan belum berjalan dengan baik untuk bisa memaskan

usahanya bersama. Selain itu, para pengrajin dapat bertukar informasi dan dapat

bekerja sama dalam pemasaran di berbagai acara. Pembentukan paguyuban selain

berfungsi sebagai wadah informasi juga dapat digunakan sebagai suatu organisasi

yang terstruktur dan memiliki strategi untuk kedepannya. Paguyuban ini dapat

dikategorikan dalam tipe strategi menurut Kooten dalam Salusu (2004: 104) yaitu

Page 158: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

139

Resource support strategy (strategi pendukung sumber daya). Dalam hal ini,

strategi sumber daya lebih memfokuskan perhatian untuk memaksimalkan

pemanfaatan sumber-sumber daya esensial yang tersedia guna meningkatkan

kualitas kerja, kinerja organisasi. Sumber daya tersebut dapat berupa tenaga,

keunganan dan sebagainya.

Page 159: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

140

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang strategi perencanaan pemerintah

daerah dalam pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) batik

Lorok dengan menerapkan Rencana strategis Dinas Koperasi Perindustrian dan

Perdagangan Tahun 2011-2016 yang dikomperasikan dengan lima proses

perencanaan strategis menurut Bryson dalam Fakih Mansour (2007: 55) dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Penerapan Rencana strategis Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan

Tahun 2011-2016 yang dikomperasasikan dengan lima tahapan perencanaan

strategis menurut Bryson dalam pengembangan UMKM batik Lorok:

a. Memprakarsai dan Menyepakati Suatu Proses Perencanaan Strategis

1) pengembangan kemampuan, 2) peningkatan SDM 3) teknologi

pengetahuan, 4) akses permodalan, 5) pemasaran dan promosi, 6)

pengembangan sarana usulan dan pemasaran. Pada keenam strategi yang

perlu ditingkatkan adalah pada peningkatan SDM, teknologi pemasaran

yang berpengaruh pada promosi dan pemasaran.

b. Memperjelas Mandat Organisasi

Mandat dari Dinas Koperasi dan Usaha Mikro adalah terdiri dari

meningkatkan perlindungan konsumen yaitu dengan pengecekan bahan

pewarnaan dan pengawasan dalam pengolahan limbah. Kemudian

Page 160: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

141

meningkatkan penggunaan dalam negeri yaitu dengan kebijakan

penggunaan batik dan barang-barang hasil usahawan Pacitan untuk

digunakan untuk pegawai pemerintah.

c. Memperjelas Misi dan Nilai-Nilai Organisasi

Terdapat lima misi dari Dinas Koperasi dan Usaha Mikro bersama Dinas

Perindustrian dan Perdagangan. Terdapat satu fokus utama dari misi

tersebut yaitu terciptanya usaha mikro yang mandiri dan berdaya saing.

d. Menilai Lingkungan Eksternal

Penilaian lingkungan eksternal meliputi ancaman yaitu harga jual batik

lorok yang sangat tinggi dan akses jalan yang rusak. Kemudian untuk

peluangnya adalah batik lorok merupakan batik yang menggunakan bahan

alami dengan motif dari hewan dan tumbuhan sekitar serta memiliki arti

disetiap motif dan coraknya.

e. Menilai Lingkungan Internal

Penilaian pada lingkungan internal organisasi adalah berupa kekuatan yaitu

adanya kerjasama dengan berbagai pihak sebagai upaya mendukung

peningkatan UMKM sedangkan kelemahan berupa pemisahan instansi yang

berdampak pada melemahnya kinerja organisasi.

2. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Strategi Perencanaan Pemerintah

Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

Batik Lorok Pacitan

Page 161: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

142

a. Faktor Pendukung

Pada faktor pendukung terdapat faktor pendukung internal yaitu koordinasi

antara pemerintah dan pelaku usaha. Sedangkan faktor pendukung eksernal

adalah ketersediaan sumber daya manusia (SDM)

b. Faktor Penghambat

Pada faktor penghambat terbagi atas faktor penghambat internal yaitu

kurang adanya promosi dan pemasaran. Kemudian pada faktor penghambat

eksternal adalah tidak adanya paguyuban batik lorok Pacitan.

B. Saran

Berdasarkan hasil pembahasan mengenai strategi pemerintah daerah dalam

pengembangan UMKM batik Lorok terdapat beberapa saran yang diharapkan

mampu menjadikan bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah, para pelaku

usaha batik Lorok dan stakeholder yang terlibat sebagai berikut:

1. Perlunya Dinas Koperasi dan Usaha Mikro dalam peningkatan kualitas

UMKM Batik Lorok dari segi manajemen produksi dan manajemen

pemasaran, yaitu:

a. Pada manajemen produksi, pemerintah perlu memberikan pelatihan dan

edukasi mengenai cara produksi yang baik dari bahan mentah sampai

dengan proses packing. Serta bagaimana produk batik tersebut dapat

diproduksi secara efisien (yaitu efisien waktu dan efisien pekerja) namun

tetap menghasilkan produk yang berkualitas.

Page 162: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

143

b. Pada manajemen pemasaran, pelatihan yang harus diberikan meliputi

bagaimana para pelaku usaha dapat memanfaatkan teknologi dan

informasi untuk mempromosikan dan memasarkan batik melalui internet.

Seperti, media sosial, pembuatan dan penggunaan website sederhana, SEO

(Search Engine Optimization) dan lainnya. Serta pelatihan untuk

bagaimana membuat produk batik lorok menarik dari segi logo, kemasan

dan pengiklanan.

3. Perlu adanya kerjasama dengan masyarakat khususnya adalah para pemuda

untuk membantu dalam promosi batik, seperti pembuatan event, dan pameran

yang melibatkan pemuda.

4. Perlu adanya perbaikan fasilitas berupa akses jalan menuju tempat-tempat

produksi, kemudian penambahan papan petunjuk lokasi menuju tempat-tempat

produksi agar konsumen lebih mudah menjangkaunya.

5. Perlu adanya paguyuban pengrajin batik lorok sebagai bentuk kerjasama antar

pengrajin dan pemerintah daerah khususnya Dinas Koperasi dan Usaha Mikro

Kabupaten Pacitan serta menjadi akses informasi yang mudah bagi konsumen.

Page 163: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

144

DAFTAR PUSTAKA

Amirullah. 2015. Manajemen Strategi Teori-Konsep Kerja. Malang: Mitra

Wicana Media.

Amirullah. 2003. Manajemen Strategik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Budi. 2016. Radar Madiun “UMKM Pacitan Sulit Tembus Pasar Luar Daerah”.

Pacitan: Jawa Pos.

David, R.Fred. 2012. Manajemen Strategis. Jakarta: Salemba Empat.

Diskoperindag.Kab. Pacitan. 2016. Data Produksi Batik Lorok, Tenaga Kerja dan

Jumlah Produksi. Pacitan.

Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Timur. Jumlah UMKM di Jawa Timur.

http://diskopumkm.jatimprov.go.id/. Diakses pada 17 Februari 2017

Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kab.Pacitan. Penjualan Produk

UMKM Sektor Industri Kerajinan. http://diskoperindag.go.id/ .

Diakses pada 25 Desember 2016

Fakih Mansour. 2007. Perencanaan Strategis bagi organisasi sosial. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Glueeck dan Jauch. 2000. Manajemen Pemasaran. Jilid.1. Jakarta: Erlangga.

Inpres Nomor 2 Tahun 2009 Tentang Penggunaan Produk Dalam Negeri.

Kartasasmita. 1996. Pembangunan Untuk Rakyat: Memadukan Pembangunan

Dan Pemerataan. Jakarta: Cides.

Kuncoro, Mudrajad. 2004. Otonomi dan Pembangunan Daerah: Reformasi,

Perencanaan, Strategi dan Peluang. Jakarta: Elangga.

Kusdi. 2009. Teori Organisasi dan Administrasi. Jakarta: Salemba Humanika.

Lakip (Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah) Dinas Koperasi Perindustrian

dan Perdagangan Kabupaten Pacitan.

Miles, Huberman, dkk. 2014. Metode Penelitian. Jakarta.

Muluk. 2009. Peta Konsep Desentralisasi Dan Pemerintahan Daerah. Surabaya:

ITS Press.

Page 164: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

145

Nurcholis, Hanif. 2007. Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Darah.

Jakarta: Grasindo.

Pacitanku,com. 14 Februari 2015. Produk Unggulan di Kabupaten Pacitan.

Diakses melalui http://Pacitanku.com pada tanggal 20 Januari 2017

Paramasari, Dian Andhiny. 2009. Strategi Dinas Koperasi dan UKM Kota

Surakarta dalam Pengembangan Sektor Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah (UMKM). Surakarta: UNS (Skripsi).

PERMENDAGRI No.54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah

Nomor 8 Tahun 2010.

Prawirosentono, Suyadi dan Dewi, Primasari. 2014. Manajemen Stratejik dan

Pengambilan Keputusan Korporasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Rahmana, Arif. 2009. Peranan Teknologi Informasi Dalam Peningkatan Daya

Saing Usaha Kecil Menengah. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi

Informasi 2009 (SNATI 2009). Yogyakarta 20 Juni 2009, ISSN: 1907-

552-B-11-B15

Renstra Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pacitan Tahun

2011-2016

Retno Toni. 2017. Blog Batik Tulis Tengah Sawah. Diakses melalui

retnotoni.blogspot.co.id pada tanggal 10 Mei 2017

Siagian, Sondang. 2008. Administrasi Pembangunan Konsep, Dimensi dan

Strateginya. Jakarta: Bumi Aksara

.

Siagian, Sondang. 2002. Manajemen Strategik. Jakarta: Bumi Aksara.

Sofyan. 2015. Teknik Penyusunan Manajemen Strategi Pemerintah dan Usaha.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Dan R&D.

Yogyakarta: Gava Media

Suryono. 2010. Dimensi-Dimensi Prima Teori Pembangunan. Malang: UB-Press

Susanto. 2014. Manajemen Stratejik Komprehensif. Jakarta: Penertbit Erlangga.

Tarigan,R. 2012. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Tjiptono, Fandy. 2000. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Page 165: STRATEGI PERENCANAAN PEMERINTAH DAERAH ...repository.ub.ac.id/8673/1/EXCLESIA CLARA CLAUDIA WINNARD...Strategi Perencanaan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

146

Tjokroamidjojo, Bintoro. 1986. Pengantar Administrasi Pembangunan. Jakarta:

LP3ES.

Udaya dkk. 2013. Manajemen Stratejik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Micro Kecil dan

Menengah

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional.