strategi pengembangan peternakan itik (bab i)

8
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan usaha peternakan unggas di Indonesia memberikan harapan yang lebih baik bagi para peternak. Hal ini tercermin dari kontribusinya yang cukup luas dalam memperluas lapangan kerja, peningkatan pendapatan masyarakat dan terutama sekali dalam pemenuhan kebutuhan makanan bernilai gizi tinggi. Itik dikenal juga dengan istilah bebek dalam (bahasa jawa). Itik berasal dari Amerika Utara yang merupakan itik liar (anas mascha) atau mild malard. Dan yang di pelihara hingga sekarang disebut aras demesticus (ternak itik). Jenis bibit unggul yang diternakan khususnya di Indonesia ialah jenis itik petelur seperti itik tegal, itik mojosari, itik bali. Salah satu usaha perunggasan yang cukup berkembang di Indonesia adalah usaha ternak itik. Meskipun tidak sepopuler ternak ayam, itik mempunyai potensi yang cukup besar sebagai penghasil telur dan daging. Jika 1

Upload: randy-chamzah

Post on 17-May-2015

1.236 views

Category:

Education


3 download

DESCRIPTION

strategi pengembangan peternakan itik di desa gunggung kecamatan batuan kabupaten sumenep

TRANSCRIPT

Page 1: Strategi Pengembangan Peternakan Itik (Bab I)

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan usaha peternakan unggas di Indonesia memberikan harapan

yang lebih baik bagi para peternak. Hal ini tercermin dari kontribusinya yang

cukup luas dalam memperluas lapangan kerja, peningkatan pendapatan

masyarakat dan terutama sekali dalam pemenuhan kebutuhan makanan bernilai

gizi tinggi.

Itik dikenal juga dengan istilah bebek dalam (bahasa jawa). Itik berasal

dari Amerika Utara yang merupakan itik liar (anas mascha) atau mild malard.

Dan yang di pelihara hingga sekarang disebut aras demesticus (ternak itik). Jenis

bibit unggul yang diternakan khususnya di Indonesia ialah jenis itik petelur seperti

itik tegal, itik mojosari, itik bali. 

Salah satu usaha perunggasan yang cukup berkembang di Indonesia adalah

usaha ternak itik. Meskipun tidak sepopuler ternak ayam, itik mempunyai potensi

yang cukup besar sebagai penghasil telur dan daging. Jika dibandingkan dengan

ternak unggas yang lain, ternak itik mempunyai kelebihan diantaranya adalah

memiliki daya tahan terhadap penyakit. Oleh karena itu usaha ternak itik memiliki

resiko yang relatif lebih kecil, sehingga sangat potensial untuk dikembangkan.

Keberadaan itik tersebar di seluruh Indonesia dengan berbagai nama sesuai

dengan lokasi tempat berkembangnya. Usaha peternakan itik telah banyak digeluti

oleh masyarakat dibeberapa daerah di Madura. Kabupaten Sumenep adalah salah

satu daerah yang sebagian besar masyarakatnya adalah peternak ayam dan itik.

1

Page 2: Strategi Pengembangan Peternakan Itik (Bab I)

2

Kabupaten Sumenep merupakan daerah yang sebagian besar luas

wilayahnya terdiri dari areal persawahan sehingga sangat cocok untuk

mengembangkan ternak itik. Dukungan dengan banyaknya ketersediaan pakan

dari sektor pertanian sebagai daerah lumbung padi juga mendukung untuk

pengembangan ternak itik.  Usaha peternakan itik telah dibudidayakan di beberapa

kecamatan di Kabupaten Sumenep. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya peternak

yang melakukan usaha pemeliharaan ternak itik dimana populasi ternaknya cukup

tinggi. Desa Gunggung merupakan salah satu desa di Kecamatan Batuan yang

memiliki jumlah populasi ternak itik mencapai 376 itik. (BPS Sumenep, 2013).

Prospek usaha peternakan itik sangat baik, hal ini dilihat dari permintaan

pasar. Kebutuhan akan protein hewani yang semakin meningkat dan diimbangi

dengan bertambahnya penghasilan dan pendapatan masyarakat berdampak 

meningkatkannya akan konsumsi protein hewani, untuk memenuhi kebutuhan gizi

yang berasal dari protein hewani. Telur itik  mengandung 13,3 % protein, dengan

daging yang gurih, tidak amis dan daging itik mengandung protein sekitar 21,4 %

lebih tinggi dari kandungan daging ayam, sapi, domba (Mangku, 2005), maka

pengembangan peternakan diarahkan pada pengembangan peternakan yang

tradisional menuju peternakan yang lebih maju dengan memanfaatkan teknologi

dan meningkatkan pengetahuan para peternak itik untuk mengembangkan

usahanya sehingga lebih maju dan menguntungkan sehingga Indonesia dapat

berswasembada daging, untuk semua subsektor peternakan khususnya daging itik.

Ternak itik memerlukan penanganan yang insentif untuk mengatasi resiko

kematian dan penyakit pada itik, sehingga para peternak tidak mengalami

Page 3: Strategi Pengembangan Peternakan Itik (Bab I)

3

kerugian, dan memperbaiki model pemeliharaan dari model tradisional menjadi

model semi intensif dengan cara dikurung dalam kandang, metode ini

mengakibatkan perkembangan pada itik ternak menjadi lebih sehat, pertumbuhan

semakin cepat, gemuk, dan penggunaan pakan lebih banyak sehingga

menimbulkan pemborosan bila tidak diimbangi dengan produksi yang tinggi

( Rusli, 2009).

Tantangan dan hambatan dalam usaha peternakan itik antara lain fluktuasi

harga, pemeliharaan yang lemah, tidak ada kepastian harga jual telur dan daging

itik, persaingan yang ketat di antara pedagang itik, namun tantangan tersebut

sebaiknya tidak membuat mundur bagi para penyandang dana untuk menanamkan

modalnya di sektor peternakan itik. Untuk memecahkan masalah tersebut dapat

dilakukan penerapan sistem agribisnis yang dapat membuat peternakan itik

menjadi berkembang dan menjadi usaha yang potensial dan menjanjikan. Peternak

itik yang mempunyai modal besar menjadi kekuatan dan sebagai faktor internal,

dan memiliki beberapa kelemahan salah satunya harga telur itik yang lebih tinggi

dipasaran dibanding telur itik yang berasal dari daerah lain, serta pengetahuan dan

keterampilan peternak itik mengenai penyakit itik dan pembuatan pakan yang

sesuai dengan komposisi nilai gizi yang diperlukan oleh itik, baik itik untuk

petelur atau pedaging. Sedangkan untuk faktor eksternal yaitu ancaman penyakit

pada itik, tingginya persaingan dipasaran, untuk pasar di Kabupaten Sumenep

cenderung stabil (Yunus, 2012).

Usaha peternakan itik memiliki prospek usaha yang cukup potensial untuk

dikembangkan. Model peternakan itik kebanyakan menggunakan cara tradisional

Page 4: Strategi Pengembangan Peternakan Itik (Bab I)

4

yang skala pemeliharaannya kecil dan model pemberian pakan yang

mengandalkan pakan alami. Saat ini bisnis ternak itik berkembang untuk

pemenuhan kebutuhan daging dan untuk kebutuhan telur. Seiring adanya warung-

warung makanan yang menyediakan makan serba bebek, kebutuhan bebek

pedaging tidak kalah banyak dengan bebek petelur. Selain itu pemenuhan daging

itik dari itik afkir saat ini sudah tidak mencukupi lagi.Prospek dari usaha

pemeliharaan itik petelurpun cukup baik mengingat konsumsi telur dari tahun ke

tahun terus meningkat, pemeliharaannya sudah mengarah pada semi intensif

maupun kearah intensif (Simamora, 2001).

Itik yang akan saya teliti adalah jenis itik yang dibudidayakan secara

intensif atau yang lebih dikenal dengan pemeliharaan di lahan kering atau

dikandangkan, artinya  pakan dan minum di sediakan di dalam kandang. Salah

satu itik lokal yang cukup dikenal dan berpotensi adalah itik pedaging dan petelur

yang berperan sebagai penghasil telur, baik telur tetas maupun telur konsumsi dan

dagingnya dijadikan sebagai lahan usaha lainnya. Apabila masa produksinya telah

selesai atau pasca produksi, itik-itik betina tersebut akan segera diafkir dan dijual

sebagai itik potong.

Berdasarkan latar belakang inilah, maka saya tertarik untuk meneliti

dengan judul “Strategi Pengembangan Peternakan Itik di Desa Gunggung

kecamatan Batuan”.

Page 5: Strategi Pengembangan Peternakan Itik (Bab I)

5

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah bagaimana strategi pengembangan peternakan itik di Desa

Gunggung Kecamatan Batuan?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi pengembangan

peternakan itik di Desa Gunggung kecamatan Batuan.

1.4 Manfaat Penelitian

a. Bagi Responden

Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan pengetahuan tentang

strategi pengembangan peternakan itik yang benar.

b. Bagi Masyarakat

Sebagai masukan dan salah satu sumber informasi yang diharapkan

dapat memberikan informasi dan motivasi pada masyarakat mengenai hal

yang berhubungan dengan strategi pengembangan peternakan itik.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan informasi yang dapat di ambil sehingga tercipta

kesempurnaan untuk peneliti selanjutnya.