strategi pengembangan apotek fix

18
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1980 tentang Apotek, disebutkan bahwa apotek adalah suatu tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran obat kepada masyarakat. Pekerjaan kefarmasian yang dimaksud meliputi pembuatan, pengolahan, peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran, penyimpanan dan penyerahan obat atau bahan obat. Perkembangan kefarmasian selanjutnya mengarah pada kegiatan Pelayanan Informasi Obat (PIO) untuk melayani kebutuhan masyarakat di bidang informasi kesehatan khususnya obat-obatan. Ruang lingkup kegiatan kefarmasian di suatu apotek memungkinkan masyarakat memperoleh pelayanan di bidang obat. Dari segi teknis, masyarakat sebagai konsumen bisa mendapatkan jenis obat yang diinginkannya, baik obat dengan menggunakan resep atau obat bebas. Konsumen bisa juga mendapatkan obat dalam bentuk racikan berupa serbuk (pulvis/pulveres), kapsul atau bentuk cair (sirupus simplex). Dari segi jasa, konsumen berhak mendapatkan informasi penggunaan obat yang diperoleh, cara pemakaian, dosis obat dan kemungkinan adanya efek samping yang timbul serta informasi lainnya. Konsumen juga dapat menentukan

Upload: putra-sulung

Post on 05-Dec-2014

503 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

Strategi

TRANSCRIPT

Page 1: Strategi Pengembangan Apotek Fix

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1980 tentang

Apotek, disebutkan bahwa apotek adalah suatu tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian

dan penyaluran obat kepada masyarakat. Pekerjaan kefarmasian yang dimaksud

meliputi pembuatan, pengolahan, peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran,

penyimpanan dan penyerahan obat atau bahan obat. Perkembangan kefarmasian

selanjutnya mengarah pada kegiatan Pelayanan Informasi Obat (PIO) untuk melayani

kebutuhan masyarakat di bidang informasi kesehatan khususnya obat-obatan.

Ruang lingkup kegiatan kefarmasian di suatu apotek memungkinkan masyarakat

memperoleh pelayanan di bidang obat. Dari segi teknis, masyarakat sebagai konsumen

bisa mendapatkan jenis obat yang diinginkannya, baik obat dengan menggunakan resep

atau obat bebas. Konsumen bisa juga mendapatkan obat dalam bentuk racikan berupa

serbuk (pulvis/pulveres), kapsul atau bentuk cair (sirupus simplex). Dari segi jasa,

konsumen berhak mendapatkan informasi penggunaan obat yang diperoleh, cara

pemakaian, dosis obat dan kemungkinan adanya efek samping yang timbul serta

informasi lainnya. Konsumen juga dapat menentukan pilihan terhadap obat misalnya

obat generik yang lebih terjangkau.

Usaha peningkatan pelayanan terhadap konsumen menuntut apotek untuk bekerja

keras dalam pengelolaannya. Konsep ideal apotek adalah totalitas pelayanan terhadap

konsumen atau pasien. Kondisi pasien yang datang ke apotek merupakan kondisi yang

tidak bisa ditunda oleh waktu dengan alasan jam kerja atau apapun. Pasien yang datang

ke apotek untuk memenuhi hak asasinya supaya hidup dan sehat. Tuntutan pasien lebih

diutamakan dari urusan apapun sehingga pasien mendapatkan apa yang diinginkannya.

Page 2: Strategi Pengembangan Apotek Fix

B. TUJUAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN APOTEK

1. Meningkatkan kesehatan masyarakat

2. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di apotek

3. Meningkatkan pendapatan apotek

C. RUMUSAN MASALAH

Bagaimana strategi yang baik dalam pengembangan apotek?

Page 3: Strategi Pengembangan Apotek Fix

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Strategi

Pengertian strategi adalah rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi yang

menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan lingkungan, yang

dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan dapat dicapai melalui

pelaksanaan yang tepat oleh organisasi.

2.2 Pengertian strategi secara umum dan khusus sebagai berikut:

1. Pengertian Umum

Strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus

pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau

upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.

2. Pengertian khusus

Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat)

dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa

yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian,

strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai

dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan

perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies).

Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan.

2.3 Tingkat – Tingkat Strategi

Dengan merujuk pada pandangan Dan Schendel dan Charles Hofer, Higgins (1985)

menjelaskan adanya empat tingkatan strategi.

Keseluruhannya disebut Master Strategy, yaitu: enterprise strategy, corporate

strategy, business strategy dan functional strategy.

Page 4: Strategi Pengembangan Apotek Fix

a. Enterprise Strategy

Strategi ini berkaitan dengan respons masyarakat. Setiap organisasi mempunyai

hubungan dengan masyarakat. Masyarakat adalah kelompok yang berada di luar

organisasi yang tidak dapat dikontrol. Di dalam masyarakat yang tidak terkendali itu,

ada pemerintah dan berbagai kelompok lain seperti kelompok penekan, kelompok

politik dan kelompok sosial lainnya. Jadi dalam strategi enterprise terlihat relasi

antara organisasi dan masyarakat luar, sejauh interaksi itu akan dilakukan sehingga

dapat menguntungkan organisasi. Strategi itu juga menampakkan bahwa organisasi

sungguh-sungguh bekerja dan berusaha untuk memberi pelayanan yang baik

terhadap tuntutan dan kebutuhan masyarakat.

b. Corporate Strategy

Strategi ini berkaitan dengan misi organisasi, sehingga sering disebut Grand Strategy

yang meliputi bidang yang digeluti oleh suatu organisasi. Pertanyaan apa yang

menjadi bisnis atau urusan kita dan bagaimana kita mengendalikan bisnis itu, tidak

semata-mata untuk dijawab oleh organisasi bisnis, tetapi juga oleh setiap organisasi

pemerintahan dan organisasi nonprofit. Hal ini memerlukan keputusan-keputusan

strategi dan perencanaan strategi yang selayaknya juga disiapkan oleh setiap

organisasi.

c. Business Strategy

Strategi pada tingkat ini menjabarkan bagaimana merebut pasaran di tengah

masyarakat. Bagaimana menempatkan organisasi di hati para penguasa, para

pengusaha, para donor dan sebagainya. Semua itu dimaksudkan untuk dapat

memperoleh keuntungan dan strategi yang sekaligus mampu menunjang

berkembangnya organisasi ke tingkat yang lebih baik.

Page 5: Strategi Pengembangan Apotek Fix

d. Functional Strategy

Strategi ini merupakan strategi pendukung dan untuk menunjang suksesnya strategi

lain. Ada tiga jenis strategi fungsional yaitu:

• Strategi functional ekonomi yaitu mencakup fungsi-fungsi yang memungkinkan

organisasi hidup sebagai satu kesatuan ekonomi yang sehat, antara lain yang

berkaitan dengan keuangan, pemasaran, sumber daya, penelitian dan pengembangan.

• Strategi functional manajemen, mencakup fungsi-fungsi manajemen yaitu planning,

organizing, implementating, controlling, staffing, leading, motivating,

communicating, decision making, representing, dan integrating.

• Strategi isu strategi, fungsi utamanya ialah mengontrol lingkungan, baik situasi

lingkungan yang sudah diketahui maupun situasi yang belum diketahui atau yang

selalu berubah. Tingkat-tingkat strategi itu merupakan kesatuan yang bulat dan

menjadi isyarat bagi setiap pengambil keputusan tertinggi bahwa mengelola

organisasi tidak boleh dilihat dari sudut kerapian administratif semata, tetapi juga

hendaknya memperhitungkan soal “kesehatan” organisasi dari sudut ekonomi.

2.4 Jenis-jenis Strategi

Banyak organisasi menjalankan dua strategi atau lebih secara bersamaan, namun

strategi kombinasi dapat sangat beresiko jika dijalankan terlalu jauh. Di perusahaan

yang besar dan terdiversifikasi, strategi kombinasi biasanya digunakan ketika divisi-

divisi yang berlainan menjalankan strategi yang berbeda. Juga, organisasi yang berjuang

untuk tetap hidup mungkin menggunakan gabungan dari sejumlah strategi defensif,

seperti divestasi, likuidasi, dan rasionalisasi biaya secara bersamaan.

1. Strategi Integrasi

Integrasi ke depan, integrasi ke belakang, integrasi horizontal kadang semuanya

disebut sebagai integrasi vertikal. Strategi integrasi vertikal memungkinkan

perusahaan dapat mengendalikan para distributor, pemasok, dan / atau pesaing.

Page 6: Strategi Pengembangan Apotek Fix

2. Strategi Intensif

Penetrasi pasar, dan pengembangan produk kadang disebut sebagai strategi intensif

karena semuanya memerlukan usaha-usaha intensif jika posisi persaingan perusahaan

dengan produk yang ada hendak ditingkatkan.

3. Strategi Diversifikasi

Terdapat tiga jenis strategi diversifikasi, yaitu diversifikasi konsentrik, horizontal,

dan konglomerat. Menambah produk atau jasa baru, namun masih terkait biasanya

disebut diversifikasi konsentrik. Menambah produk atau jasa baru yang tidak terkait

untuk pelanggan yang sudah ada disebut diversifikasi horizontal. Menambah produk

atau jasa baru yang tidak disebut diversifikasi konglomerat.

4. Strategi Defensif

Disamping strategi integrative, intensif, dan diversifikasi, organisasi juga dapat

menjalankan strategi rasionalisasi biaya, divestasi, atau likuidasi. Rasionalisasi

Biaya, terjadi ketika suatu organisasi melakukan restrukturisasi melalui penghematan

biaya dan aset untuk meningkatkan kembali penjualan dan laba yang sedang

menurun. Kadang disebut sebagai strategi berbalik (turnaround) atau reorganisasi,

rasionalisasi biaya dirancang untuk memperkuat kompetensi pembeda dasar

organisasi. Selama proses rasionalisasi biaya, perencana strategi bekerja dengan

sumber daya terbatas dan menghadapi tekanan dari para pemegang saham, karyawan

dan media.

Divestasi adalah menjual suatu divisi atau bagian dari organisasi. Divestasi sering

digunakan untuk meningkatkan modal yang selanjutnya akan digunakan untuk akusisi

atau investasi strategis lebih lanjut. Divestasi dapat menjadi bagian dari strategi

rasionalisasi biaya menyeluruh untuk melepaskan organisasi dari bisnis yang tidak

menguntungkan, yang memerlukan modal terlalu besar, atau tidak cocok dengan

aktivitas lainnya dalam perusahaan. Likuidasi adalah menjual semua aset sebuah

perusahaan secara bertahap sesuai nilai nyata aset tersebut. Likuidasi merupakan

pengakuan kekalahan dan akibatnya bisa merupakan strategi yang secara emosional

sulit dilakukan. Namun, barangkali lebih baik berhenti beroperasi daripada terus

menderita kerugian dalam jumlah besar.

Page 7: Strategi Pengembangan Apotek Fix

5. Strategi Umum Michael Porter

Menurut Porter, ada tiga landasan strategi yang dapat membantu organisasi

memperoleh keunggulan kompetitif, yaitu keunggulan biaya, diferensiasi, dan fokus.

Porter menamakan ketiganya strategi umum.

Keunggulan biaya menekankan pada pembuatan produk standar dengan biaya per

unit sangat rendah untuk konsumen yang peka terhadap perubahan harga. Diferensiasi

adalah strategi dengan tujuan membuat produk dan menyediakan jasa yang dianggap

unik di seluruh industri dan ditujukan kepada konsumen yang relatif tidak terlalu peduli

terhadap perubahan harga. Fokus berarti membuat produk dan menyediakan jasa yang

memenuhi keperluan sejumlah kelompok kecil konsumen.

2.5 STRATEGI PENGEMBANGAN APOTEK

Merespon kondisi pasar yang semakin positif dan dampak-dampaknya, perusahaan

atau badan usaha harus selalu mengubah strategi dalam pemasaran. Tidak terkecuali

upaya yang dilakukan apotek. Sehubungan dengan itu, maka perlu dianalisis faktor apa

saja yang mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan membeli obat di

apotek. Strategi pengembangan apotek:

1. Lokasi

Pemilihan lokasi dilihat dari lingkungan dimana kita akan mendirikan apotek

tersebut. Hal ini terkait dengan peluang-peluang yang ada. Salah satunya di

lingkungan tersebut belum banyak berdirinya apotek serta dilihat dari epidemiologi

penyakit yang kemungkinan berkembang di daerah tersebut.

2. SDM

- Pelayanan sebagai apoteker

- Senyum sapa

- Monitiring Pasien

Page 8: Strategi Pengembangan Apotek Fix

Evaluasi

Evaluasi ini sangat penting karena dengan penilaian terhadap strategi – strategi yang

telah diterapkan dapat terlihat pencapain dari strategi tersebut. Jika tujuan dari

strategi tersebut tidak tercapai maka perlu strategi baru,namun jika tujuan strategi

telah tercapai, tidak boleh hanya terpaku pada strategi itu saja tetapi perlu inovasi

baru.

3. Kerjasama

Apotek yang didirikan juga perlu bekerja sama dengan pelayanan kesehatan yang

lainnya seperti apotek dan rumah sakit. Kerjasama dengan Apotek lain dalam hal jika

obat di apotek tidak tersedia maka dapat membelinya di apotek yang lain.

Begitu juga kerjasama dengan rumah sakit, rumah sakit dapat merekomendasikan

kepada pasien untuk membeli obat yang tidak tersedia di apotek rumah sakit ke

apotek diluar.

Apotek juga bekerjasama dengan industri obat, mereka saling kerja

menguntungkan. Dimana apotek langsung membeli barang dari industri dengan

harga yang lebih murah dari pada membeli obat lewat PBF. Sementara industri

terhadap apotek mendapatkan pelanggan tetap, serta dapat mengurangi biaya

promosi yang harus dikeluarkan oleh industri, sehingga terjadi kerjasama yang saling

mernguntungkan antara kedua belah pihak.

Page 9: Strategi Pengembangan Apotek Fix

Potensi Strategis

Dalam pengembangan apotek perlu menemukan dan mengaplikasikan apa yang menjadi

pelayanan unggulan dan fokus pada strategi, sehingga mampu bersaing dengan

kompetitor, mempertahankan pelanggan dengan memberikan pelayanan yang ramah

dan tidak memakan waktu lama dan menyediakan pelayanan kesehatan baru yang

menunjang pelayanan apotek. C r i t i c a l Succes Fac to r yang dapa t d i l akukan

un tuk pengembangan apo t ek   adalah:

1 .Member ikan pe l ayanan p r ima

2 .T ingka tkan penampi l an apo t ek  

3. Dalam jangka panjang dapat menambahkan pelayanan yang diberikan

Sasaran Strategi Kegiatan

Memberikan

pelayanan prima

Memaksimalkan

pelayanan delivery

service

- Siapkan kendaraan

- Siapkan SDM untuk

mengantarkan obat

- Mencatat kontak pasien

Pelayanan cepat Meningkatkan SDM untuk

mempercepat pelayanan terutama

saat jam ramai pasien

Harga obat yang

kompetitif

- Kerjasama dengan PBF

- Diskon dari PBF

- Penawaran khusus dari PBF

- Membeli obat dalam jumlah

besar

Memberikan KIE

pada pasien

Meningkatkan kualitas SDM

Memberikan layanan - Medical record

- Memantau keadaan pasien

- Mencatat kontak pasien

Page 10: Strategi Pengembangan Apotek Fix

Ruang tunggu yang

nyaman

- Menambah tempat duduk

- Menambah AC

- Menambah akses internet

- Menambah hiburan seperti

TV

- Snack dan minuman

Perbaikan

penampilan

apotek

Perbaiki eksterior,

logo, tempat parkir,dll

- Cat menarik

- Perbaiki logo dan papan nama

- Gunakan neon box

- Memperluas tempat parkir

- Parkir gratis

Perbaiki counter,

ruang tunggu, tempat

duduk,dll

- Memperbaiki counter agar

lebih menarik

- Menambah tempat duduk

- Menambah AC

- Menambah akses internet

- Menambah hiburan seperti

TV

- Snack dan minuman

Perbaiki penampilan

karyawan

- Memakai kostum atau

seragam

- Menarik

Perbaiki cara

komunikasi karyawan

- Ramah

- Sopan

Menambah

pelayanan yang

diberikan

Praktek bersama - Kerja sama dengan dokter

umum dan dokter spesialis

- Menambah sarana dan

prasarana untuk praktek

dokter

Page 11: Strategi Pengembangan Apotek Fix

Memberikan layanan

cek tensi

- Siapkan SDM

- Siapkan sarana dan prasaran

Memberi layanan cek

gula darah

- Siapkan SDM

- Siapkan sarana dan prasarana

Mini market - Siapkan saranadan prasarana

- Melakukan kerja sama

dengan pabrik susu, snack

dan toilet

Anonim. 2006.

Page 12: Strategi Pengembangan Apotek Fix

 Apotek Bersama. Yogyakarta : Manajemen dan Komunitas Farmasi UGM.Azwar Daris.2006 .   Perkembangan Praktek Kefarmasian.Jakarta : Universitas Indonesia Nuryasmine, A.2009.  Analisa SWOT apo tek   Opened At :http://anisnuryasmine.blogspot.com/2009/11/analisa-swot-apotek.htmlTim Penyusun.2006. Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek  .Jakarta : DirektoratJenderal Pelayanan Kefarmasian Dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan RI.Tim Penyusun.2007. Metode Penelitian:Analisa SWOT .Jakarta: Lembaga PenyelidikanEkonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia