strategi pengelolaan kelas dalam meningkatkan …repository.uinjambi.ac.id/4920/1/revisi sri...

96
STRATEGI PENGELOLAAN KELAS DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJARSISWAKELASIII DI SEKOLAH DASAR NEGERI 018/IX RENGASBANDUNG KECAMATAN JAMBI LUARKOTAKABUPATEN MUARO JAMBI SKRIPSI DISUSUN OLEH: Sri Mairani Nim. TPG.161970 JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2020

Upload: others

Post on 05-Feb-2021

14 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • STRATEGI PENGELOLAAN KELAS DALAM MENINGKATKAN

    KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS III DI SEKOLAH DASAR

    NEGERI 018/IX RENGAS BANDUNG KECAMATAN

    JAMBI LUAR KOTA KABUPATEN

    MUARO JAMBI

    SKRIPSI

    DISUSUN OLEH:

    Sri Mairani

    Nim. TPG.161970

    JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAYAH

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

    2020

  • STRATEGI PENGELOLAAN KELAS DALAM MENINGKATKAN

    KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS III DI SEKOLAH DASAR

    NEGERI 018/IX RENGAS BANDUNG KECAMATAN

    JAMBI LUAR KOTA KABUPATEN

    MUARO JAMBI

    SKRIPSI

    Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan

    Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) dalam Program Studi

    Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

    DISUSUN OLEH:

    Sri Mairani

    Nim. TPG.161970

    PROGRAM STUDI GURU MADRASAH IBTIDAYAH

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

    2020

  • viii

    PERSEMBAHAN

    “Kusimpuhkan kedua belah kakiku Ku sujudkan kepalaku ke arah kiblatku

    Ku hanturkan do’a Kepada Allah SWT, Rabb-ku Karena-Nya lah akhir karya

    kecilku terselesaikan sebagai ungkapan rasa puji syukur dan ku untai shalawat

    serta salam kepada Nabi Muhammad SAW merangkai pengharapan bagi

    syafaatnya.

    Kupersembahkan hasil karyaku untuk :

    Ayahanda Zainudin dan ibunda Nuriha atas curahan do’a cinta dan kasih

    sayang yang tak terhingga karena berkat do’a dan restu, ketulusan jiwa, serta

    perhatian mereka dalam membesarkan dan mendidik dengan berbagai macam

    pengorbanan yang tiada tara sehingga penulis bisa meraih cita-cita. Semoga selalu

    mendapat rahmat dan berkah dari Allah Yang Maha Esa……

    Dan Terimakasih Kepada Kakak-kakaku Rudi Jumato, Sri Astuti, Adi

    Irawan dan Adikku Sri Zulvitasari serta Sanak Famili Nyai Zainab dan yang

    teristimewa yang selalu memberi motivasi semangat luarbiasa Sahabat-Sahabat

    Karibku Sahabat canda tawaku, Suka dan duka Sukartin, Wiwin M,Novi A,

    Siska S, Zahara, dan Sefty A serta Teman-teman Kuketa Posko 16 Muaro

    Panco Barat Merangin dan tak lupa juga Teman-teman PGMI Angkatan 2016,

    khususnya PGMI D, semua perhatian sumbang saran dan nasihat selama ini yang

    tak terduga dan tak terkira.

    Semoga rahmat Allah yang kuterima ini menjadi matahari yang selalu

    menerangi bumi dikala ia terbit begitupun dalam kehidupanku. Dan semoga selalu

    berguna bagi Agama dan Bangsaku.. Amin Ya Robbal Alamin………

  • ix

    MOTTO

    َ َخبِير ٌۢ ِبَما َ ۚ إِنَّ ٱَّللَّ ا قَدََّمْت ِلغٍَد ۖ َوٱتَّقُى۟ا ٱَّللَّ َ َوْلتَىُظْر وَْفس مَّ أَيَُّها ٱلَِّذيَه َءاَمىُى۟ا ٱتَّقُى۟ا ٱَّللََّٰٓ يَ

    تَْعَملُىنَ

    Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada allah dan

    hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok

    (akhirat), dan bertakwalah kepada allah, sesungguhnya allah maha mengetahui

    apa yang kamu kerjakan,” ( Q.S Al-Hasyr : 18).

  • x

    KATA PENGANTAR

    بسم هللا الر حمه الر حيم

    Alhmdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang

    telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya, sehingga penulis dapat

    menyelesaikan skripsi ini dengan baik serta teriring salam pada junjungan besar

    Nabi Muhammad SAW. Adapun judul skripsi ini adalah Strategi Pengelolaan

    Kelas Dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Kelas III Di SDN

    018/IX Rengas Bandung Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro

    Jambi.

    Adapun maksud dan tujuan penulisan ini adalah sebagai salah satu syarat

    memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas

    Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddun Jambi.

    Tak lupa pula rasa terimakasih yang sedalam dalamnya penulis ucapkan

    kepada yang terhormat:

    1. Bapak prof. Dr. H. Su’aidi Asy’ari. MA, Ph.D, selaku Rektor UIN Sulthan

    Thaha Saifuddin Jambi.

    2. Ibu Dr. Rofiqoh Ferawati. Bapak Dr. As’ad Isma. Dan Bapak Dr. Bahrul

    Ulum, selaku Wakil Rektor I, II, dan III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

    3. Ibu Dr. Hj. Fadillah, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN

    Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

    4. Ibu Ikhtiati, M.Pd.I dan Ibu Nasyaria Siregar, M,Pd Selaku Ketua dan

    sekretaris Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

    5. Bapak Dr.H.Lukman Hakim,M.Pd.I dan Bapak Fauzan Azim,M,Pd.I selaku

    Pembimbing I dan Pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan

    pikirannya membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

  • xi

    6. Bapak dan ibu dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN sulthan Thaha

    Saifuddin Jambi yang telah banyak memberikan ilmunya kepada penulis.

    7. Para Karyawan dan Karyawati Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan

    Thaha Saifuddin Jambi.

    8. Kepala Sekolah, Majelis Guru, Karyawan dan Siswa-siswi SD N 018/IX

    Rengas Bandung Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi

    9. Sahabat Saya Asrotul Fitriah, Lisa Anggraini, Sukartin, Wiwin Mulyani, dan

    Novi Ariani yang telah banyak membantu, mendoakan serta selalu memberi

    semangat penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

    10. Teman-teman seperjuangan dan semua pihak yang tidak dapat penulis

    sebutkan satu persatu yang selalu memberi semangat dan bantuan selama

    penyusunan skripsi ini.

    Semoga bantuan, dorongan serta bimbingan yang telah diberikan kepada

    penulis baik secara langsung maupun tidak langsung menjadi amal baik serta

    dterima Allah SWT. Aamiin.

    Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna dan masih banyak

    kekeliruan baik isi maupun penulisannya. Oleh karena itu kepada semua pihak

    diharapkan memberi saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya

    penulis berharap karya yang sederhana ini semoga bermanfaat bagi penulis

    khususnya dan bagi pembaca pada umumnya, Amiin.

    Jambi, April 2020

    Sri Mairani

    TPG161970

  • xii

    ABSTRAK

    Nama : Sri Mairani

    Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

    Judul : Strategi Pengelolaan Kelas Dalam Meningkatkan Keaktifan

    Belajar Siswa Kelas III di Sekolah Dasar Negeri 018/IX Rengas

    Bandung Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi

    Skripsi ini membahas tentang Strategi Pengelolaan Kelas Dalam

    Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Kelas III di Sekolah Dasar Negeri 018/IX

    Rengas Bandung Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi. Jenis

    penelitian ini adalah Penelitian Kualitatif pengambilan data dilakukan dengan

    menggunakan metode Observasi, Wawancara, dan Dokumentasi.

    Penelitian ini menunjukan tentang: 1) Bagaimana Strategi Pengelolaan

    Kelas Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar siswa kelas III, yang dilakukan

    guru meliputi: a) Pengelolaan siswa dan, b) Pengelolaan fisik kelas, hal ini

    dilakukan guru dengan cara mengingatkan siswa tentang disiplin, melakukan

    pendekatan kepada siswa, bersikap terbuka kepada siswa dan mengatur kondisi

    kelas sebelum memulai pelajaran. 2) Faktor pendukung dalam pengelolaan

    keaktifan belajar siswa melalui pengelolaan kelas yang dilakukan guru meliputi:

    a) Meningkatkan keterampilan mengajar, b) Melakukan diskusi kesulitan belajar,

    c) Meningkatkan profesionalisme dalam pengelolaan kelas dan, d) Meningkatkan

    sarana dan prasarana pendidikan secara bertahap. 3) Faktor Penghambat Dalam

    Pengelolaan Kelas meliputi: a) Siswa, b) Guru dan, c) Kondisi fisik kelas.

    Dengan adanya strategi pengelolaan kelas dalam meningkatkan keaktifan

    belajar siswa di kelas III yang dilakukan oleh guru, maka proses belajar mengajar

    menjadi kondusif dan siswa akan lebih termotivasi untuk meningkatkan prestasi

    belajar. Suasana kelas juga menjadi menyenangkan sehingga materi yang

    disampaikan menjadi menarik dan tidak membosankan.

    Kata kunci : Strategi Pengelolaan kelas, Keaktifan Belajar

  • xiii

    ABSTRACT

    Name : Sri Mairani

    Department : Madrasah Ibtidaiyah Teacher Education

    Judul : Classroom Management Strategies To Improve Student

    Achievement In Grade III Sekolah Dasar Negeri 018/IX Rengas

    Bandung Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi

    This thesis discusses classroom management strategy to improve student

    achievement ini the class III 018/IX Rengas Bandung Kecamatan Jambi Luar

    Kota Kabupaten Muaro Jambi. The methode used in collecting the data are

    Observation, interview, and documentation.

    This research show about: 1) How the Class Management Strategy To

    Improve Student Learning Achievement In Grade Classroom III, the teacher does

    include: a) Management of student and, b) Management of physical classes, this is

    done by ensuring students about discipline, evaluating student, opening options

    for class and before class. 2) Supporting factors in the management of student

    learning activities through classroom management by the teacher include: a)

    Improving teaching ability, b) Conducting discussion about learning difficultie, c)

    Increasing educational facilities and infrastructure gradually. 3) Inhibiting factors

    in classroom management include: a) Students, b) Teacher and, c) Physical

    conditions of the class.

    With the ecistence of a class management strategy in improving student

    learning achievement in grade III carried out by the teacher, the teaching and

    learning process become conducive and students will be more motivated to

    increase learning achievement. The class atmosphere was also fun so the material

    presented was interesting and not loaded.

    Keyword : Strategy Class Management, Learning Achievement

  • xiv

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

    NOTA DINAS ................................................................................................. iii

    PERSETUJUAN UJIAN MUNAQASAH ............................................... v

    PENYERAHAN SKRIPSI ........................................................................... vi

    PERNYATAAN ORSINALITAS ................................................................. vii

    PERSEMBAHAN……. .................................................................................. viii

    MOTTO ......................................................................................................... ix

    KATA PENGANTAR .................................................................................... x

    ABSTRAK…. ................................................................................................. xi

    ABSTRACT.. .................................................................................................. xii

    DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii

    DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG ............................................................................. 1

    B. FOKUS PENELITIAN ................................................. ........ 6

    C. RUMUSAN MASALAH ........................................................................ 6

    D. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN ........................................ 6

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    A. Strategi Pengelolaan Kelas .................................................................... 8

    1. Pengertian Staregi Pengelolaan Kelas.............................................. 8

    2. Tujuan Strategi Pengelolaan Kelas ................................................. 11

    3. Ruang Lingkup Pengelolaan Kelas ................................................. 13

    4. Ragam Strategi Pengelolaan Kelas ................................................. 14

  • xv

    5. Pendekatan Dalam Pengelolaan Kelas .......................................... 16

    B. Keaktifan Belajar ................................................................................. 19

    1. Pengertian Keaktifan Belajar ......................................................... 19

    2. Bentuk-bentuk Keaktifan Belajar .................................................. 20

    3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Belajar ................. 23

    C. Studi Relevan ...................................................................................... 25

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. PENDEKATAN DAN DESAIN PENELITIAN ............................... 26

    B. SETTING DAN SUBJEK PENELITIAN ......................................... 27

    C. JENIS DAN SUMBER DATA ........................................................... 28

    D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA .................................................. 29

    E. TEKNIK ANALISIS DATA .............................................................. 31

    F. TEKNIK PENGECEKAN KEABSAHAN DATA ........................... 33

    G. JADWAL PENELITIAN .................................................................... 35

    BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

    A. TEMUAN UMUM .............................................................................. 36

    a. Letak Historis .................................................................................. 36

    b. Letak Geografis ............................................................................... 36

    c. Visi dan Misi Sekolah ..................................................................... 37

    d. Struktur Organisasi .......................................................................... 37

    e. Keadaan Pendidik,Kependidikan Dan Siswa .................................. 38

    f. Keadaan Sarana Dan Prasarana ....................................................... 40

    g. Identitas Sekolah ............................................................................. 43

    B. TEMUAN KHUSUS ............................................................................ 43

    1. Strategi Pengelolaan Kelas dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar

    Siswa kelas III di SDN 018/IX Rengas Bandung Kecamatan Jambi Luar

    Kota Kabupaten Muaro Jambi .....................................................43

  • xvi

    2. Faktor yang menjadi pendukung bagi guru dalam pengelolaan kelas

    untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa Kelas III di SDN 018/IX

    Rengas Bandung Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi

    ..........................................................................................................52

    3. Faktor yang menjadi penghambat bagi guru dalam pengelolaan kelas

    untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa Kelas III di SDN 018/IX

    Rengas Bandung Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi

    ..........................................................................................................55

    BAB V PENUTUP

    A. KESIMPULAN .................................................................................... 64

    B. SARAN- SARAN ................................................................................ 65

    C. PENUTUP ............................................................................................ 65

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN – LAMPIRAN

    CURICULUM VITAE

  • xvii

    DAFTAR TABEL

    1. Jadwal Penelitian .......................................................................... 35

    2. Sarana dan Prasarana SDN 018/IX Rengas Bandung ................... 37

    3. Struktur Organisasi SDN 018/IX Rengas Bandung ...................... 39

    4. Keadaan Tenaga Pendidik SDN 018/IX Rengas Bandung ........... 41

    5. Keadaan Siswa SDN 018/IX Rengas Bandung ............................ 42

  • xvii

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Pelaksanaan pendidikan bagi bangsa indonesia dalam era pengembangan

    ini sangat penting, karena melalui usaha pendidikan dapat ditentukan

    keberhasilan dari semua pelaksanaan pembangunan yang dicita-citakan baik

    berupa pembangunan fisik, maupun mental spiritual, pendidikan juga

    merupakan syarat mutlak untuk menuju masyarakat adil, makmur dan

    sejahtera. Sesuai dengan tujuan pendidikan Nasional yang tercantum dalam

    Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

    Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa tujuan Pendidikan Nasional adalah

    “..untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

    beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

    berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga yang demokratis serta

    bertanggungjawab” (Anonim 2006 : 5-6)

    Berhasil tidaknya proses pembelajaran ditentukan pribadi pendidik dan

    peserta didik yang sedang melakukan proses pembelajaran. Sekolah hanya

    sebagai lembaga pendidikan yang membantu mengembangkan potensi yang

    dimiliki peserta didik melalui proses pembelajaran. Fasilitas, sarana, media,

    sumber dan tenaga kependidikan merupakan fasilitator yang membantu,

    mendorong dan membimbing peserta didik dalam proses pembelajaran guna

    memperoleh keberhasilan belajar.

    Komponen penting yang menentukan kualitas pendidikan adalah tenaga

    pengajar atau guru. Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah

    ilmu pengetahuan kepada anak didik disekolah. Guru adalah orang yang

    berpengalaman dalam bidang profesinya. Dengan keilmuan yang dimilikinya

    dia dapat menjadikan anak didik menjadi orang yang cerdas. (Syaiful Bahri

    Djamarah Aswan Zain 2002 : 126)

    Guru perlu memiliki suatu strategi atau metode yang tepat dalam proses

    pembelajaran untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik. Seperti yang

  • 2

    dikemukakan oleh Roestiyah N.K bahwa : “guru harus memiliki strategi

    mengajar agar anak didik belajar efektif, efisien dan tercapai tujuan yang

    diharapkan. (Roestiyah N.K, Didaktik Metodeik 1982 : 1) Salah satu langkah

    untuk memiliki strategi ini adalah guru harus menguasai teknik pengkajian

    atau biasanya yang disebut dengan metode mengajar. Pengajaran yang

    dilakukan di dalam kelas dilakukan oleh guru dengan berbagai metode.

    Masalah penting diperankan oleh para pendidik adalah “keteladanan”

    dalam hidup, dapat menjadi figur panutan peserta didiknya dalam kehidupan

    sehari-hari, baik dalam tutur kata, sikap dan prilakunya. Peran seperti itu akan

    dapat dilakukan dengan baik atau sebaliknya oleh para pendidik, tergantung

    dengan kondisi internalnya, terutama kondisi religiusitasinya, kondisi

    moralitasnya, kondisi intelektualnya dan kondisi sosialisasinya. (Muhammad

    Tholhah Hasan 2005 : 156)

    Guru merupakan orang yang paling penting statusnya dan bertanggung

    jawab atas semua proses pembelajaran, terutama mengelola kelas dan

    menguasai kelas. Karena guru memegang tugas yang amat penting yaitu

    mengatur dan mengelola kelas, serta membina siswa dengan baik sehingga

    dalam suasana dikelas guru dapat menguasai kelas dalam memberikan

    pelajaran kepada siswa dengan hasil yang baik. Dengan demikian, kendala

    seperti mengenai materinya dalam penyampaian pelajaran, yang

    menyebabkan muncul perilaku siswa tentang pemahaman pelajaran yang

    diberikan guru kepada siswa rendah harus diatasi guru.

    Guru mengemban tugas utamanya adalah mendidik dan membimbing

    siswa- siswa untuk belajar serta mengembangkan dirinya. Didalam tugasnya

    seorang guru diharapkan dapat membantu siswa dalam memberikan

    pengalaman-pengalaman lain untuk membentuk kehidupan sebagai individu

    yang dapat hidup mandiri ditengah-tengah masyarakat modern.

    Peserta didik merupakan cikal bakal bagi kemajuan suatu bangsa semakin

    bagus pendidikan yang diberikan kepada anak didik maka semakin bagus

    pula kemajuan bangsa kelak. Strategi pembelajaran terkait dengan bagaimana

    materi disiapkan, metode apa yang terbaik untuk menyampaikan materi

  • 3

    pembelajaran tersebut, dan bagaimana evaluasi yang tepat digunakan untuk ,

    mendapatkan umpan balik pembelajaran.

    Pengelolaan kelas merupakan masalah tingkah laku yang kompleks, dan

    guru menggunakannya untuk meniptakan dan mempertahankan kondisi kelas

    sedemikian rupa sehingga siswa dapat mencapai tujuan pengajaran yang

    efisien dan memungkinkan mereka dapat belajar dengan nyaman dan proses

    belajar mengajar bisa berjalan dengan baik serta mampu meningkatkan

    prestasi belajar siswa. Dalam hal ini Syaiful Bahri menyatakan bahwa :

    Gagalnya seorang guru mencapai tujuan pengajaran sejalan dengan

    ketidak mampuan guru mengelola kelas. Indikator kegagalan itu adalah

    prestasi belajar sisa rendah, tidak seusai standart atau batas ukuran yang

    ditentukan. Karena itu, pengelolaan kelas merupakan kompetensi guru

    yang sangat penting dikuasai oleh guru dalam kerangkakeberhasilan

    proses belajar mengajar.

    Upaya guru dalam mengkondisikan kegiatan pembelajaran yang inovatif

    harus diseusaikan dengan keragaman siswa sehingga strategi pembelajaran

    yang ditawarkan menjadi beragam dan dapat menampung cara belajar sisa

    yang bervariasi. Abdul majid juga mengemukakan bahwa : “..Peran guru

    dalam mengembangkan strategi amat penting, karena aktifitas belajar siswa

    sangat dipengaruhi oleh sikap dan perilaku guru didalam kelas” (Abdul Majid

    2006 :94)

    Kegiatan mengelola kelas adalah salah satu keterampilan penting yang

    harus dikuasai guru. Pengelolaan kelas berbeda dengan pengelolaan

    pembelajaran, pengelolaan pembelajaran lebih menekankan pada kegiatan

    perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut dalam suatu

    pembelajaran. Sedangkan pengelolaan kelas lebih berkaitan dengan upaya-

    upaya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang optimal

    bagi terjadinya proses belajar.

    Ruang kelas perlu dikelola dengan baik karena kelas dalam proses belajar

    siswa adalah sebagai lingkungan yang mempelancar kegiatan belajar mereka

    lingkungan belajar siswa didalam kelas itu sendri terdiri dari lingkungan fisik

    dan nonfisik, maka guru dituntut mampu memaksimalkan penggunaan

  • 4

    lingkungan belajar tersebut untuk memperlancar kegiatan belajar mengajar di

    kelas, walaupun dalam pelaksanaannya guru akan mengalami hambatan-

    hambatan. Sependapat dengan Moch.Uzer Usman yang mengemukakan

    pendapatnya “..Bukanlah kesalahan profesional guru apabila guru dapat

    menggunakan seperangkat strategi untuk tindakan perbaikan”. Hal itu dapat

    direalisasikan dengan strategi yang dilakukan guru dalam menciptakan iklim

    belajar yang kondusif sehingga siswa merasa nyaman dan termotivasi ketika

    belajar di kelas, juga dengan mengembangkan variasi mengajar yang bersifat

    inovatif dan kreatif agar menarik perhatian siswa salah satunya adalah dengan

    menggunakan media, metode dan gaya mengajar guru dalam kegiatan belajar

    mengajar. (Moch, Uzer Usman 2011 : 100)

    Dalam pengelolaan kelas guru dan peserta didik saling terkait dan

    berpengaruh satu sama lain karena pengelolaan kelas tanpa partisipasi anak

    didik untuk ikut membantu agar tercapainya kelas yang dinamis dan kondusif,

    maka pengelolaan kelas tidak dapat berjalan dengan lancar, begitu juga

    dengan peran guru dalam pengelolaan pengelolaan kelas, guru yang tidak

    memiliki bekal kemampuan mengelola kelas dengan baik maka akan

    menghambat kegiatan belajar mengajarnya. Dengan begitu, pengelolaan kelas

    bukanlah masalah yang berdiri sendiri, tetapi terkait dengan berbagai faktor,

    salah satunya adalah permasalahan anak didik.

    Sikap guru maupun siswa yang terlibat aktif dan memiliki motivasi tinggi

    serta mampu berinteraksi dengan baik juga berperan penting dalam

    menciptakan suasana belajar mengajar yang optimal. Begitu juga Moch. User

    Usman yang menyatakan pendapatnya “..Hubungan interpesonal yang baik

    antara guru dan siswa, dan siswa dengan siswa merupakan syarat

    keberhasilan pengelolaan kelas. Pengelolaan kelas yang efektif merupakan

    persyaratan mutlak terjadinya proses belajar mengajar yang efektif”.

    Hubungan kerjasama yang baik dapat terjalin dengan cara guru membangun

    sebuah interaksi belajar yang akrab dengan siswa, sehingga semua siswa akan

    merasa senang dan suasana ini harus dipelihara selama berlangsungnya jam

    pelajaran.

  • 5

    Melaksanakan kegiatan belajar mengajar dikelas merupakan salah satu

    tugas guru sebagai guru profesional. Bahkan dapat dikatakan sebagian besar

    tugas guru digunakan untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar di

    dalam kelas sehingga wajar sekiranya jika seorang guru menaruh perhatian

    yang lebih terhadap ruang kelasnya. Itulah sebabnya mengapa seorang guru

    harus memiliki keterampilan untuk mengatur ruang kelas yang kondusif,

    yaitu ruang kelas yang mendukung keberhasilan kegiatan belajar mengajar.

    Oleh sebab itu peran guru dalam pengelolaan kelas sangat penting, karena

    guru itu merupakan orang yang mendidik dan mempunyai tanggung jawab

    yang besar dalam perkembangan kepribadian siswa dan dalam mendukung

    terciptanya suasana belajar mengajar yang efektif. Jadi guru itu berperan

    bukan Cuma mengajar saja akan tetapi bagaimana cara guru itu mengelola

    sebuah kelas agar proses belajar mengajar itu dapat berjalan secara efektif dan

    tidak membosankan.

    Sebagaimana hasil observasi awal yang dilakukan oleh penulis

    sebelumnya tentang strategi pengelolaan kelas dalam meningkatkan keaktifan

    belajar di kelas tiga Sekolah Dasar Negeri 018/IX Rengas Bandung. Penulis

    mengamati strategi pengelolaan kelas yang cukup baik. Ruangan kelas

    tersusun rapi, suasana belajar yang kondusif dan cukup banyak media

    pembelajaran yang tertempel di dinding ruangan kelas yang membuat siswa

    semangat untuk mengikuti pembelajaran dengan keaadan yang efektif peserta

    didik pun dapat meningkatakan keaktifan belajarnya.

    Berdasarkan latar belakang masalah tersebut penulis tertarik dan

    menetapkan untuk melakukan penelitian kualitatif dengan judul “Strategi

    Pengeloaan Kelas Dalam Meningkatkan Keaktifam Belajar Siswa Kelas III

    di Sekolah Dasar Negeri 018/IX Rengas Bandung Kecamatan Jambi Luar

    Kota Kabupaten Muaro Jambi”

  • 6

    B. Fokus Penelitian

    Fokus penelitian ini agar tidak menyimpang dari tujuan semula maka perlu

    adanya pembatasan masalah yaitu : Penelitian ini difokuskan pada Strategi

    Pengelolaan Kelas Dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Kelas III

    Pada Mata Pelajaran Tematik di SDN 018/IX Rengas Bandung Kecamatan

    Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi.

    C. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan diatas maka yang

    menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

    1. Bagaimana Pelaksanaan Strategi Pengelolaan Kelas Dalam

    Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Kelas III di SDN 018/IX Rengas

    Bandung Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi ?

    2. Faktor apa saja yang menjadi pendukung bagi guru dalam pengelolaan

    kelas untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa Kelas III di SDN

    018/IX Rengas Bandung Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro

    Jambi ?

    3. Faktor apa saja yang menjadi Penghambat bagi guru dalam pengelolaan

    kelas untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa Kelas III di SDN

    018/IX Rengas Bandung Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro

    Jambi ?

    D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

    1. Tujuan Penelitian

    Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh

    gambaran tentang Strategi Pengeloaan Kelas Dalam Meningkatkan

    Keaktifan Belajar Siswa Kelas III di Sekolah Dasar Negeri 018/IX Rengas

    Bandung Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi.

    Adapun tujuan secara lebih khusus penelitian ini adalah :

    a. Ingin Mengetahui Pelaksanaan Strategi Pengelolaan Kelas Dalam

    Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Kelas III di SDN 018/IX

  • 7

    Rengas Bandung Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro

    Jambi ?

    b. Ingin Mengetahui Faktor apa saja yang menjadi pendukung bagi guru

    dalam pengelolaan kelas untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa

    Kelas III di SDN 018/IX Rengas Bandung Kecamatan Jambi Luar

    Kota Kabupaten Muaro Jambi ?

    c. Ingin Mengetahui Faktor apa saja yang menjadi penghambat bagi

    guru dalam pengelolaan kelas untuk meningkatkan keaktifan belajar

    siswa Kelas III di SDN 018/IX Rengas Bandung Kecamatan Jambi

    Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi ?

    2. Kegunaan Penelitian

    a. Secara Teoritis

    Hasil penelitian ini bermanfaat sebagai bahan masukan konstrutif,

    untuk memperluas pengetahuan tentang strategi pengelolaan kelas

    serta sebagai acuan meningkatkan prestasi belajar siswa melalui

    strategi pengelolaan kelas.

    b. Penerapan secara praktis

    1) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang

    strategi yang digunakan oleh guru dalam meningkatkan keaktifan

    belajar siswa.

    2) Penelitian ini dapat dijadikan masukan dan solusi dalam

    meningkatkan keaktifan belajar siswa dengan melalui strategi

    pengelolaan kelas, sehingga pembelajaran dapat berjalan secara

    efektif dan efisien.

    3) Bagi penulis sendiri penelitian ini dapat bermanfaat untuk

    memberikan pengetahuan yang sangat berarti terutama dalam hal

    penelitian, serta untuk menambah wawasan.

  • 8

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Strategi Pengelolaan Kelas

    1. Pengertian Strategi Pengelolaan Kelas

    Menurut Syaiful Bahri Djamarah, Strategi merupakan sebuah cara

    atau sebuah metode, sedangkan secara umum strategi memiliki

    pengertian suatu garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha

    mencapai sasaran yang telah ditentukan. (Syaiful Bahri Djamarah,

    Aswan Zain 2002 : 5)

    Istilah strategi sudah menjadi istilah yang sering digunakan oleh

    masyarakat untuk menggambarkan bebagai makna seperti suatu

    rencana, taktik atau cara untuk mencapai apa yang diinginkan. Strategi

    pada hakikatnya adalah perencanaan (planing) dan manajemen

    (management) untuk mencapai suatu tujuan. Tetapi, untuk mencapai

    tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya

    menunjukkan arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan

    bagaimana taktik operasionalnya. (Effendy, 2002 : 30)

    Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis

    besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah

    ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi bisa

    diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dalam perwujudan

    kegiatan belajar mengajar yang telah digariskan. Menurut Wina

    Sanjaya Strategi atau metode adalah komponen yang juga mempunyai

    fungsi yang sangat menentukan. Keberhasilan pencapaian tujuan

    sangat ditentukan oleh komponen ini. Bagaimanapun lengkap dan

    jelasnya komponen lain, tanpa dapat diimplementasikan melalui

    strategi yang tepat, maka komponen-komponen tersebut tidak akan

    memiliki makna dalam proses pencapaian tujuan. Oleh karena itu

    setiap guru perlu memahami secara baik peran dan fungsi metode dan

  • 9

    strategi dalam pelaksanaan proses pembelajaran. (Wina Sanjaya 2010 :

    60)

    Pengelolaan kelas terdiri dari dua kata, yakni kata pengelolaan dan

    kata kelas. Untuk mendefinisikan istilah pengelolaan kelas perlu

    melacak kedua kata tersebut. Kata pengelolaan memiliki makna yang

    sama dengan menagement dalam bahasa inggris, selanjutnya dalam

    bahasa indonesia menjadi manajemen. Menurut Saiful Sagala

    manajemen adalah serangkaian kegiatan pendayagunaan segala sumber

    daya secara efektif untuk mencapai suatu tujuan. Kelas adalah ruangan

    yang dibatasi oleh empat dinding tempat sejumlah siswa berkumpul

    untuk mengikuti proses pembelajaran.( Saiful Sagala, 2010 : 52 )

    Guru memiliki peran yang sangat besar dalam menentukan

    kuantitas dan kualitas pembelajaran. Pengelolaan kelas merupakan

    salah satu aspek pembelajaran yang harus dikuasai guru agar siswa

    dapat belajar dengan optimal. Pengelolaan kelas yang baik akan

    membuat suasana kelas menjadi kondusif untuk proses belajar

    mengajar, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Mendukung

    hal itu Mulyadi mengemukakan manajemen kelas adalah “Seperangkat

    kegiatan untuk mengembangkan tingkah laku siswa yang diinginkan

    dan mengurangi atau meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan,

    mengembangkan hubungan interpersonal dan iklim sosio emosional

    yang positif serta mengembangkan dan mempertahankan organisasi

    kelas yang efektif dan produktif.

    Begitu pula E. Mulyasa menyatakan pendapatnya bahwa

    “pengelolaan kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan

    iklim pembelajaran yang kondusif, dan mengendalikannya jika terjadi

    gangguan dalam pembelajaran”. Hal ini dilakukan guru untuk

    mencapai tujuan yang diharapkan, terutama dalam meningkatkan

    prestasi belajar siswa. Uzer Usman juga menyatakan bahwa

    Pengelolaan kelas adalah Keterampilan guru untuk menciptakan dan

    memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila

  • 10

    terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Dengan kata lain

    kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi

    yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar. (E.Mulyasa

    2008 : 91)

    Sehubungan dengan hal tersebut Syaiful Bahri Djamarah juga

    menambahkan bahwa pengelolaan kelas: “Merupakan masalah tingkah

    laku yang kompleks, dan guru menggunakannya untuk menciptakan

    dan mempertahankan kondisi kelas sedemikian rupa sehingga anak

    didik dapat mencapai tujuan pengajaran secara efisien dan

    memungkinkan mereka dapat belajar. Dengan demikian pengelolaan

    kelas yang efektif adalah syarat bagi pengajaran yang efektif. Tugas

    utama dan paling sulit bagi guru adalah pengelolaan kelas. Beliau juga

    berpendapat Pengelolaan kelas adalah salah satu tugas guru yang tidak

    pernah ditinggalkan. Guru selalu mengelola kelas ketika dia

    melaksanakan tugasnya. Pengelolan kelas dimaksudkan untuk

    menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi anak didik

    sehingga tercapai tujuan pembelajaransecara efektif dan efisien. Ketika

    kelas terganggu, guru berusaha mengembalikannya agar tidak menjadi

    penghalang bagi proses belajar mengajar. (Syaiful Bahri Djamarah dan

    Aswan Zain : hlm.17)

    Sehubungan dengan hal tersebut Syaiful Bahri Djamarah juga

    menambahkan bahwa pengelolaan kelas: “Merupakan masalah tingkah

    laku yang kompleks, dan guru menggunakannya untuk menciptakan

    dan mempertahankan kondisi kelas sedemikian rupa sehingga anak

    didik dapat mencapai tujuan pengajaran secara efisien dan

    memungkinkan mereka dapat belajar. Dengan demikian pengelolaan

    kelas yang efektif adalah syarat bagi pengajaran yang efektif. Tugas

    utama dan paling sulit bagi guru adalah pengelolaan kelas. Beliau juga

    berpendapat Pengelolaan kelas dapat diartikan sebagai upaya

    mempertahankan ketertiban kelas. Dalam pengelolaan kelas, yang

    perlu diperhatikan adalah karakter kelas, kekuatan kelas, situasi kelas,

  • 11

    lingkungan fisik yang ada di kelas dan lain sebagainya yang dapat

    memperlancar kegiatan belajar siswa Tetapi juga dapat menjadikan

    masalah jika tidak dikelola dengan baik.

    Bekerja dalam dunia pendidikan, khususnya dalam kaitannya

    dengan kegiatan pengelolaan kelas, tidak bisa bertindak sembarangan.

    Suatu masalah yang timbul mungkin dapat berhasil dengan cara

    tertentu pada saat tertentu dan untuk seorang sekelompok peserta didik

    tertentu. Akan tetapi cara tersebut mungkin tak dapat digunakan untuk

    mengatasi masalah yang sama, pada waktu yang berbeda, terhdapat

    seorang atau sekelompok peserta didik yang lain. Oleh karena itu,

    keterampilan guru untuk dapat membaca situasi kelas sangat penting

    agar yang dilakukan tepat digunakan. (Rohani Ahmad 2008 : 122-123)

    2. Tujuan Strategi Pengelolaan Kelas

    Hamzah B. Uno menyatakan bahwa “Tujuan umum pengelolaan

    kelas adalah menyediakan dan menggunakan fasilitas bagi bermacam-

    macam kegiatan belajar mengajar. Sedangkan tujuan khususnya adalah

    mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat

    belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa

    bekerja dan belajar, serta membantu siswa untuk memperoleh hasil

    yang diharapkan.” (Hamzah B. Uno 2009 : 23)

    Selain berperan besar bagi tercipta dan terpeliharanya kondisi kelas

    yang optimal, manajemaen kelas juga berfungsi untuk :

    a. Membantu guru dalam pembagian kelompok dan pembagian

    tugas.

    b. Membantu dalam pembentukan kelompok belajar.

    c. Menciptakan kerjasama yang baik antara guru dengan siswa dan

    antara siswa dengan siswa.

  • 12

    Tujuan manajemen atau pengelolaan kelas, menurut Mulyadi

    adalah sebagai berikut :

    a. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, sebagai lingkungan

    pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk

    mengembangkan kemampuan mereka semaksimal mungkin.

    b. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi

    terwujudnya interaksi pembelajaran.

    c. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta media pembelajaran

    yang mendukung dan memungkinka peserta didik belajar sesuai

    dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual mereka

    dalam kelas.

    d. Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang

    sosial, ekonomi, budaya dan sifat-sifat individunya.

    Semua komponen keterampilan mengelola kelas mempunyai

    tujuan yang baik untuk anak didik maupun guru, sependapat dengan hal

    tersebut Syaiful Bahri Djamarah menyatakan bahwa tujuan pengelolaan

    kelas adalah :

    1) Untuk anak didik

    1) Mendorong anak didik mengembangkan tanggung jawab

    individu terhadap tingkah lakunya dan kebutuhan untuk

    mengontrol diri sendiri.

    2) Membantu anak didik mengetahui tingkah laku yang sesuai

    dengan tata tertib kelas dan memahami bahwa teguran guru

    merupakan suatu peringatan dan bukan kemarahan

    3) Membangkitkan rasa tanggung jawab untuk melibatkan diri

    dalam tugas dan pada kegiatan yang diadakan.

    2) Untuk guru

    1) Mengembangkan pemahaman dalam penyajian pelajaran

    dengan pembukaaan yang lancer dan kecepatan yang tepat.

  • 13

    2) Menyadari kebutuhan anak didik dan memiliki kemampuan

    dalam memberi petunjuk secara jelas kepada anak didik.

    3) Mempelajari bagaimana merespon secara efektif terhadap

    tingkah laku anak didik yang mengganggu.

    4) Memiliki strategi remedial yang lebih komprehensif dapat

    digunakan dalam hubungannya dengan masalah tingkah laku

    anak didik yang muncul dalam kelas. (Syaiful Bahri Djamarah :

    hlm.147-148)

    3. Ruang Lingkup Pengelolaan Kelas

    Ruang lingkup pengelolaan kelas dapat diklasifikasikan menjadi

    dua, yaitu:

    a. Pengelolaan kelas yang memfokuskan pada hal-hal yang

    bersifat fisik.

    b. Pengelolaan kelas yang memfokuskan pada hal-hal yang

    bersifat non fisik.

    Kedua hal tersebut perlu dikelola dengan baik agar bisa tercipta

    suasana yang kondusif sehingga dapat tercipta pembelajaran yang

    efektif dan efisien. Adapun pengelolaan kelas yang bersifat fisik ini

    berkaitan dengan ketatalaksanaan atau pengaturan kelas yang

    merupakanruangan yang dibatasi oleh dinding tempat siswa berkumpul

    bersama mempelajari segala yang diberikan oleh pengajar, dengan

    harapan proses belajar mengajar bisa berlangsung secara efektif dan

    efisien. (Sulistiyorini, 2006 : 66)

    Hal-hal yang bersifat non fisik berkaitan dengan pemberian

    stimulus dalam rangka membangkitkan dan mempertahankan kondisi

    motivasi siswa untuk secara sadar berperan aktif dan terlibat dalam

    proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Manivestasinya dapat

    berbentuk kegiatan, tingkah laku, suasana yang diatur atau diciptakan.

    Guru dengan menstimulus siswa agar ikut serta berperan aktif dalam

    proses pendidikan dan pembelajaran secara penuh. Manajemen kelas

  • 14

    yang baik memungkinkan guru mengembangkan apa-apa yang

    diinginkannya. Dengan demikian guru juga bisa membina hubungan

    yang baik dengan murid.

    Pelaksanaan proses pendidikan khususnya pendidikan Islam harus

    dilaksanakan secara demokratis, terbuka dan dialogis. Seperti yang

    telah diungkapkan oleh Ahmad Warid Khan bahwa praktek-praktek

    pendidikan yang didasarkan pada prinsip-prinsip kebebasan, menuntut

    keterbukaan dan intensitas dialog dalm proses belajar mengajar. Hal

    ini diperlukan karena dengan penciptaan suasana dialog, secara

    psikologis membuat anak didik merasakan dirinya turut terlibat, ikut

    menciptakan dan bahkan merasa memiliki. Kemungkinan besar akan

    berdampak positif terhadap perkembangan potensi-potensi dasar anak.

    4. Ragam Strategi Pengelolaan Kelas

    Dengan adanya pengelolaan kelas, pembelajaran sebagai suatu

    proses memiliki strategi dalam upaya untuk menjadikan pembelajaran

    yang efektif. Upaya-upaya yang dilakukan guru merupakan usaha

    dalam menciptakan sekaligus memelihara kondisi dan suasana belajar

    yang kondusif, optimal dan menyenangkan agar proses pembelajaran

    dapat berjalan secara efektif sehingga tujuan pembelajaran dapat

    dicapai dengan maksimal. Ragam strategi pengelolaan kelas meliputi :

    a. Penataan lingkungan belajar

    Lingkungan belajar di kelas sebagai situasi buatan yang

    berhubungan dengan proses pembelajaran atau konteks terjadinya

    pengalaman belajar, dapat diklasifikasikan dalam lingkungan

    (keadaan) fisik dan lingkungan sosial. Pengelolaan lingkungan

    fisikmeliputi penataan ruang kelas, pengaturan tempat duduk,

    ventilasi dan pengaturan cahaya yang cukup menjamin kesehatan

    siswa dan pengaturan penyimpanan barang yang diatur sedemikian

    rupa sehingga barang-barang tersebut segera dapat digunakan.

    (John W. Santrock 2007 : 7)

  • 15

    Segala sesuatu dalam lingkunga kelas menyampaikan pesan

    yang memacu atau menghambat belajar. Segala yang dapat kita

    lihat, biasanya memberi inspirasi untuk melahirkan pikiran yang

    orisinil. Demikian juga lingkungan belajar yang tertata rapi akan

    memberi inspirasi berpikir yang cermat dan menjadi kekuatan

    dalam belajar.

    b. Cara pengajaran guru Dalam rangka memelihara kondisi dan

    suasana belajar yang efektif, maka guru harus mampu memilih cara

    yang tepat dalam pelaksanaan pembelajaran. Karena mengajar

    adalah hal yang kompleks dan melibatkan peserta didik yang

    bervariasi, maka seorang guru harus mampu dan menguasai

    beragam strategi dan perspektif serta dapat mengaplikasikannya

    secara fleksibel. Dalam hal ini guru harus mampu menguasai

    materi pelajaran, strategi pengajaran, mempunyai keahlian

    mengelola kelas, keahlian motivasional, keahlian komunikasi dan

    dapat bekerja secara efektif dengan murid dari latar belakang

    kultural yang beragam.

    c. Pengaturan perilaku dan pemberian motivasi kepada siswa

    Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan dan lingkungan

    dimana siswa berinteraksi, diharapkan mampu membentuk sikap

    dan perilaku siswa yang baik. Dalam prosesnya, sering kali muncul

    perilaku siswa yang mengganggu kondisi kelas. Oleh karena itu,

    guru dapat menerapkan sistem reward dan punishment. Reward

    atau penghargaan diberikan kepada siswa yang berprestasi atau

    berperilaku baik, dan punishment atau sanksi (hukuman) dikenakan

    terhadap siswa yang melanggar peraturan. Reward dan punishment

    berfungsi untuk menumbuhkan motivasi siswa. (Elizabeth Hurlock

    2011 : 7)

    Motivasi belajar adalah suatu perubahan tenaga di dalam

    diri seseorang (pribadi) yang ditandai dengan timbulnya perasaan

    dan reaksi untuk mencapai tujuan. Menurut Clayton, motivasi

  • 16

    belajar adalah kecenderungan siswa dalam melakukan kegiatan

    belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau

    hasil belajar sebaik Mungkin. (Nashar 2004 : 42)

    Seorang guru seharusnya mempunyai strategi untuk

    memotivasi siswa di dalam pembelajaran. Menurut Catharina ada

    beberapa strategi motivasi belajar yaitu, membangkitkan minat

    belajar dengan memberikan pilihan kepada siswa tentang materi

    pembelajaran yang akan dipelajari dan cara-cara mempelajarinya,

    mendorong rasa ingin tahu dengan menggunakan strategi dan

    metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk membangkitkan

    hasrat ingin tahu siswa, menggunakan variasi metode penyajian

    yang menarik dan membantu siswa dalam merumuskan tujuan

    belajar. (Catharina Tri Anni, 2006 : 186)

    5. Pendekatan Dalam Pengelolaan Kelas

    Syaiful Bahri Djamarah berpendapat bahwa “Telah disinggung

    tidak ada satupun pendekatan yang dikatakan paling baik namun pada

    penerapannya guru bisa menggunakannya sesuai dengan keadaan yang

    sedang terjadi. Beberapa pendekatan tersebut antara lain :

    a. Pendekatan kekuasaan

    pengelolaan kelas diartiakan sebagai suatu proses

    mengontrol tingkah laku peserta didik. Peran guru disini

    menciptakan dan mempertahankan situasi disiplin dalam kelas.

    Kedisipilinan adalah kekuatan yang menuntut anak didik untuk

    menaatinya. Di dalamnya ada kekuasaan dalam bentuik norma

    pengikat untuk ditaati anggota kelas. Melalui kekuasaan dalam

    bentuk norma itulah guru mendekatinya.

    b. Pendekatan ancaman

    pengelolaan kelas diartiakan sebagai suatu proses

    mengontrol tingkah laku peserta didik. Pelaksanannya dilakukan

    dalam bentuk memberi ancaman, misalnya melarang mengejek,

    menyindir, dan memaksa.

  • 17

    c. Pendekatan kebebasan.

    Penegeloalan kelas diartikan sebagai proses membantu

    anak didik merasa bebas mengerjakan sesuatu kapan saja, dan

    dimana saja. Peran guru adalah mengusahakan semaksimal

    mungkin kebebasan anak didik.

    d. Pendekatan resep (cookbook)

    Pendekatan ini dilakukan dengan mendaftar apa yang harus

    dilakukan dan tidak harus dilakukan seorang guru dalam

    mereaksisemua masalah atau situasi yang terjadi didalam kelas.

    Dalam daftar digambarkan tahap demi tahapan yang harus

    dikerjkan oleh guru. Peran guru hanyalah mengikuti petunjuk

    sesuai yang tertulis dalam resep.

    e. Pendekatan pengajaran

    Pendekatan ini didasarkan atas suatu anggapan bahwa

    perencanan dan pelaksanaan akan mencekgah munculnya masalah

    tingkah laku anak didik. Dan pemecakan diperlukan bila masalah

    tidak bisa dicegah. Pendekatan ini menganjurkan tingkah laku guru

    dalam mengajara dapat mencegah atau menghentikan tingkah laku

    anak didik yang kurang baik. Peranan guru adalah merencanakan

    dan mengimplementasikan pelajaran yang baik.

    f. Pendekatan pengubahan tingkah laku

    Sesuai dengan namanya pengelolaan kelas disini diartikan

    sebagai proses mengubah tingkah laku anak didik. Peranan guru

    ialah, mengembangkan tingkah laku anak didik yang baik dan

    mencegah tingkah laku yang kurang baik.

    g. Pendekatan sosioemosional

    Menurut pendekatan ini pengelolaan kelas merupakan sutu

    proses menciptakan iklim sosioemosional yang positif didalam

    kelas. Sosioemosional yang positif artinya adananya hubungan

    yang positif antara guru dan anak didik, dan anak didik dengan

    anak didik. Di sisni guru adalah kunci tehadap pembentukan

  • 18

    hubungan pribadi dan peranannya adalah menciptakan hubungan

    pribadi yang sehat.

    h. Pendekatan proses kelompok

    Pengelolan kelas diartikan sebagai suatu proses

    mencitakan kelas sebagi suatu sistem sosial dan proses

    pengelompokan merupakan yang paling utama. Peran guru adalah

    mengusahakan agar pengembangan dan pelaksaan proses

    kelompok afektif. Proses kelompok adalah usaha mengelompokkan

    anak didik dalam beberapa kelompokan dengan berbagai

    pertimbangan individual sehingga terjadi kelas yang bergairah

    dalam belajar. Pendekatan pluralistik. Pada pendekatan

    ini,pengelolaan kelas berusaha menggunakan berbagi macam

    pendekatan yang memiliki potensi untuk dapat menciptakan dan

    mempertahankan suatu kondisi yang memungkinkan proses

    interaksi edukatif dan efisien. Jadii bebas memilih pendekatan yang

    sesuai dan dapat dilaksanakan. (Syaiful Bahri Djamarah dan

    Aswan Zain : Hal. 145-147)

    Sebagai seorang guru hendaklah menguasai pengetahuan

    mengenai pendekatan di dalam pengelolaan kelas, sehingga ketika

    guru mengalami permasalahan yang terjadi di dalam kelas guru

    dapat memilih dan menggunakan pendekatan yang sesuai dengan

    masalah yang sedang dihadapi. Sehingga proses belajar mengajar

    dapat berjalan dengan efektif.

    Di dalam mengelola kelas hal pertama yang harus diketahui

    adalah mengenali bagaimana kondisi kelas, sedangkan unsur kelas

    itu sendiri terdiri dari guru sebagai manajer kelas, siswa sebagai

    pelaku pelaksana belajar dan lingkungan fisik kelas yang

    digunakan untuk memperlancar kegiatan belajar siswa, Radno

    Harsanto menyatakan bahwa “Kelas harus dirancang dan dikelola

    dengan seksama agar memberi hasil yang maksimal. Pendekatan

    atas pengelolaan kelas sangat tergantung pada kemampuan,

  • 19

    pengetahuan, sikap guru terhadap proses pembelajaran dan

    hubungan siswa yang mereka ciptakan. Ada 4 jenis kelas yang

    perlu diamati antara lain :

    1) Jenis kelas yang selalu gaduh, guru harus bergelut

    sepanjang hari untuk menguasai kelas, tetapi tidak berhasil

    sepenuhnya.

    2) Jenis kelas yang termasuk gaduh, tetapi suasananya lebih

    positif

    3) Jenis kelas yang tenang dan disiplin, baik karena guru telah

    menciptakan banyak aturan maupun meminta agar

    peraturan tersebut dipatuhi.

    4) Jenis kelas yang menggelinding dengan sendirinya, guru

    menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mengajar

    dan tidak untuk menegakkan disiplin.” (Radno Harsanto

    2007 : 41)

    Salah satu aspek yang harus dikuasai guru adalah mengenal

    berbagai jenis kelas, karena dengan mengenalinya guru mampu

    mengelola kelas dengan baik dan mencapai tujuan

    pembelajaran yang diinginkan sesuai dengan karakteristik

    kelas yang berbeda-beda.

    B. Keaktifan Belajar

    1. Pengertian Keaktifan Belajar

    Proses pembelajaran pada hakekatnya untuk mengembangkan

    aktivitas dan kreatifitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan

    pengalaman belajar. Keaktifan belajar siswa merupakan unsur dasar

    yang penting bagi keberhasilan proses pembelajaran. Keaktifan adalah

    kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berfikir

    sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan (Sardiman, 2001:

    98). Belajar yang berhasil harus melalui berbagai macam aktifitas, baik

    aktifitas fisik maupun psikis. Aktifitas fisik adalah siswa giat aktif

    dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain maupun bekerja, ia

  • 20

    tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Siswa

    yang memiliki aktifitas psikis (kejiwaan) adalah jika daya jiwanya

    bekerja sebanyak–banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka

    pembelajaran.

    Keaktifan siswa dalam kegiatan belajar tidak lain adalah untuk

    mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri. Mereka aktif

    membangun pemahaman atas persoalan atau segala sesuatu yang

    mereka hadapi dalam proses pembelajaran. Dalam Kamus Besar

    Bahasa Indonesia aktif berarti giat (bekerja, berusaha). Keaktifan

    diartikan sebagai hal atau keadaan dimana siswa dapat aktif. Rousseau

    dalam (Sardiman, 1986: 95) menyatakan bahwa setiap orang yang

    belajar harus aktif sendiri, tanpa ada aktifitas proses pembelajaran

    tidak akan terjadi. Thorndike mengemukakan keaktifan belajar siswa

    dalam belajar dengan hukum “law of exercise”-nya menyatakan bahwa

    belajar memerlukan adanya latihan-latihan dan Mc Keachie

    menyatakan berkenaan dengan prinsip keaktifan mengemukakan

    bahwa individu merupakan “manusia belajar yang aktif selalu ingin

    tahu” (Dimyati,2009:45). Segala pengetahuan harus diperoleh dengan

    pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, dengan

    bekerja sendiri dengan fasilitas yang diciptakan sendiri , baik secara

    rohani maupun teknik.

    Dapat disimpulkan bahwa keaktifan siswa dalam belajar

    merupakan segala kegiatan yang bersifat fisik maupun non fisik siswa

    dalam proses kegiatan belajar mengajar yang optimal sehingga dapat

    menciptakan suasana kelas menjadi kondusif.

    2. Bentuk-Bentuk Keaktifan Belajar

    a. Keaktifan Psikis Menurut teori kognitif adalah belajar

    menunjukkan adanya jiwa yang sangat aktif, jiwa mengolah

    informasi yang kita terima. Tidak sekedar menyimpannya saja

    tanpa mengadakan transformasi. KeaktifanPsikis meliputi :

    1) Keaktifan indera.

  • 21

    Di dalam kelas atau dalam mengikuti kegiatan belajar

    mengajar hendaknya berusaha mendayagunakan alat indera

    dengan sebaik-baiknya seperti, penglihatan, dan pendengaran

    2) Keaktifan akal.

    Dalam melakukan kegiatan belajar, akal harus selalu aktif,

    atau diaktifkan untuk memecahkan masalah seperti,

    menimbangnimbang, menyusun pendapat dan mengambil

    suatu kesimpulan.

    3) Keaktifan Ingatan

    Pada waktu belajar peserta didik harus aktif dalam

    menerima bahan pelajaran yang disampaikan guru dan

    berusaha menyimpannya dalam otak, kemudian mampu

    mengutarakannya kembali.

    4) Keaktifan Emosi Bagi seorang peserta didik hendaknya

    senantiasa mencintaiapa yang akan dan telah dipelajari.

    (Sriyono, 2007 : 75)

    b. Keaktifan Fisik

    Menurut teori Thorndike mengemukakan keaktifan peserta

    didik dalam belajar dengan hukum “Law of Exercise” nya yang

    mengatakan bahwa belajar memerlukan latihan-latihan. Mc

    Kachix berkenaan dengan prinsip keaktifan mengemukakan bahwa

    individu merupakan manusia belajar yang aktif dan selalu ingin

    tahu. Keaktifan fisik meliputi :

    1) Mencatat

    Membuat catatan akan berpengaruh dalam membaca.

    Catatan yang kurang jelas antara materi satu dengan lainnya

    akan menimbulkan keengganan dalam membaca. Didalam

    membuat catatan sebaiknya diambil intisarinya. Mencatat

    yang dimaksudkan dalam belajar yaitu dalam memcatat

    seseorang menyadari akan kebutuhannya. Dengan demikian,

    catatan tidak hanya sekedar fakta melainkan juga merupakan

  • 22

    materi yang dibutuhkan untuk dipahami dan dimanfaatkan

    sebagai informasi bagi perkembangan wawasan otak dalam

    berfikir.

    2) Membaca

    Membaca merupakan alat belajar mendominasi dalam

    kegiatan belajar. Salah satu metode membaca yang baik dan

    banyak dipakai dalam belajar adalah metode “SORA” atau

    survey (meninjau), question (mengajuakan pertanyaan), Read

    (membaca), Recite (menghafal), Write (menulis) dan Refiew

    (mengulang kembali). Agar peserta didik dalam membaca

    efisien, perlu adanya cara atau kebiasaan yang baik.

    3) Mendengarkan

    Untuk menanamkan semangat peserta didik dalam

    mengikuti pelajaran pendidikan Agama Islam, terlebih dahulu

    ditimbulkan minat sehingga terangsang dalam mengikuti

    pelajaran. Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk

    memperhatikan dan mengenang berbagai kegiatan. Kegiatan

    yang diminati seseorang akan memperhatikan secara kontinu

    disertai rasa senang. Oleh karena itu minat besar pengaruhnya

    terhadap belajar. Apabila bahan pelajaran tidak menarik

    peserta didik maka dalam belajar tidak terdapat usaha yang

    maksimal.

    4) Bertanya Pada Guru.

    Dalam belajar membutuhkan reaksi yang melibatkan

    ketangkasan mental, kewaspadaan, perhitungan dan ketekunan

    untuk menangkap fakta dan ide-ide yang disampaikan guru.

    Jadi Kecepatan jiwa seseorang dalam memberikan respon

    pada suatu pelajaran merupakan faktor penting dalam proses

    kegiatan belajar.

    5) Latihan atau praktik

  • 23

    Seorang yang melaksanakan kegiatan dengan berlatih tentu

    mempunyai dorongan untuk mencapai tujuan tertentu yang

    dapat mengembangkan suatu aspek dalam dirinya. Dalam

    berlatih akan terjadi interaksi antara subyek dengan

    lingkungan. Dan hasil dari praktik tersebut dapat berupa

    pengalaman yang dapat mengubah diri seseoarang yang

    melakukan aktifitas belajar dengan latihan dan lingkungan

    yang mendukung.

    Dari penjelasan diatas yang dimaksud aktifitas belajar

    adalah aktifitas yang bersifat psikis maupun fisik. Dalam

    kegiatan belajar kedua aktifitas itu harus terkait. Sebagai

    contoh seseorang sedang belajar dengan membaca. Secara

    fisik kelihatan bahwa orang tadi membaca menghadapi suatu

    buku, tetapi mungkin pikiran sikap mentalnya tidak tertuju

    pada buku yang dibaca. Ini menunjukkan tidak keserasian

    antara aktifitas psikis dengan fisik. Kalau demikian maka

    belajar itu tidak akan optimal.

    Dengan demikian jelas bahwa aktifitas belajar itu

    menyangkut dua hal yaitu aktifitas yang bersifat psikis dan

    aktifitas yang bersifat fisik. Kaitan antara keduanya akan

    membuahkan aktifitas belajar yang optimal. (Sardiman, A.M,

    2000 : 41)

    3. Faktor-Faktor yang Memperngaruhi Keaktifan Belajar

    a. Keaktifan belajar peserta didik dalam proses pembelajaran dapat

    merangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya,

    peserta didik juga dapat berlatih untuk berfikir kritis, dan dapat

    memecahkan permasalahan-permasalahan dalam kehidupan

    sehari-hari. Di samping itu, guru juga dapat merekayasa sistem

    pembelajaran secara sistematis, sehingga merangsang keaktifan

    peserta didik dalam proses pembelajaran. Keaktifan dipengaruhi

    oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi

  • 24

    keaktifan belajar siswa adalah : Memberikan motivasi atau

    menarik perhatian peserta didik, sehingga mereka berperan aktif

    dalam kegiatan pembelajaran

    b. Menjelaskan tujuan instruksional (kemampuan dasar kepada

    peserta didik)

    c. Mengingatkan kompetensi belajar kepada peserta didik

    d. Memberikan stimulus (masalah, topik, dan konsep yang akan

    dipelajari

    e. Memberikan petunjuk kepada peserta didik cara mempelajari

    f. Memunculkan aktifitas, partisipasi peserta didik dalam kegiatan

    pembelajaran

    g. Memberikan umpan balik (feedback)

    h. Melakukan tagihan-tagihan kepada peserta didik berupa tes

    sehingga kemampuan peserta didik selalu terpantau dan terukur

    i. Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan diakhir

    pembelajaran.

    Keaktifan dapat ditingkatkan dan diperbaiki dalam keterlibatan

    siswa pada saat belajar. Hal tersebut seperti dijelaskan oleh Moh. Uzer

    Usman (2009:26-27) cara untuk memperbaiki keterlibatan siswa

    diantaranya yaitu abadikan waktu yang lebih banyak untuk kegiatan

    belajar mengajar, tingkatkan partisipasi siswa secara efektif dalam

    kegiatan belajar mengajar, serta berikanlah pengajaran yang jelas dan

    tepat sesuai dengan tujuan mengajar yang akan dicapai. Selain

    memperbaiki keterliban siswa juga dijelaskan cara meningkatkan

    keterlibatan siswa atau keaktifan siswa dalam belajar. Cara

    meningkatkan keterlibatan atau keaktifan siswa dalam belajar adalah

    mengenali dan membantu anak-anak yang kurang terlibat dan

    menyelidiki penyebabnya dan usaha apa yang bisa dilakukan untuk

    meningkatkan keaktifan siswa, sesuaikan pengajaran dengan

    kebutuhan-kebutuhan individual siswa. Hal ini sangat penting untuk

  • 25

    meningkatkan usaha dan keinginan siswa untuk berfikir secara aktif

    dalam kegiatan belajar.

    Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan

    keaktifan dipengaruhi oleh berbagai macam faktor seperti menarik atau

    memberikan motivasi kepada siswa dan keaktifan juga dapat

    ditingkatkan, salah satu cara meningkatkan keaktifan yaitu dengan

    mengenali keadaan siswa yang kurang terlibat dalam proses

    pembelajaran.

    C. Studi Relevan

    1. Penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh :

    a. Syarif Hidayatullah, 2017 dengan judul “Pengelolaan Kelas

    Sebagai Strategi Edukatif Di Madrasah Tsanawiyah Jauharul falah

    Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro

    Jambi ” Penerapan Metode ini yaitu penelitian yang bertujuan

    untuk membahas tentang upaya kepala sekolah dan para bapak ibu

    guru dalam meningkatkan Pengelolaan Kelas agar proses belajar

    mengajar lebih efektif dan kondusif di Madrasah Tsanawiyah

    Jauharul falah Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpeh Ulu

    Kabupaten Muaro Jambi.

    b. Penelitian Yusuf Hidayat, 2009 yang berjudul “Strategi

    Pengelolaan Kelas Dalam Meningkatkan Kaeaktifan Belajar

    Siswa Di Madrasah Aliyah (Studi Kasus Di Madrasah Aliyah

    Negri Ngrambe Ngawi)”. Dalam hal ini Yusuf Hidayat meneliti

    tentang bagiamana strategi pengelolaan kelas yang dilakukan guru

    di Madrasah Aliyah Negri Ngrambe Ngawi. Di Madrasah Aliyah

    Negri Ngrambe Ngawi khususnya kelas X A Merupakan kelas

    yang aktif dibanding kelas X B dan X C, sehingga diperlukan

    strategi pengelolaan kelas yang baik. Hal ini yang perlu dilakukan

    yaitu apakah strategi pengelolaan kelas yang dilakukan di kelas X

    A sudah cukup efektif dan dapat meningkatkan prestasi belajar

    siswa.

  • 26

    c. Fitri Mahdalena (2017). Dalam karya tulis ilmiahnya yang

    berjudul “ Peran Wali Kelas Dalam Pengelolaan Kelas Di Smp

    Negeri 14 Banda Aceh “. Penelitian ini bertujuan untuk Untuk

    mengetahui peran wali kelas dalam pengelolaan kelas di SMPN

    14. Persamaan penelitian ini dengan peneliti adalah sama-sama

    meneliti guru dalam pengelolaan kelasnya. Sedangkan

    perbedaanya adalah penelitian ini meneliti pada sekolah menengah

    dan peneliti meneliti di tingkat sekolah dasar.

  • 26

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Pendekatan dan Desain Penelitian

    Berdasarkan dengan judul yang penulis ambil, jenis penelitian ini

    termasuk kedalam jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan study

    kasus. Yaitu suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan

    mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga/gejala tertentu. Ditinjau dari

    wilayahnya, maka penelitian kasus hanya meliputi daerah atau subjek yang

    sangat sempit tetapi dari sifat penelitian, penelitian kasus lebih mendalam.

    (Suharsimi Arikunto, 2002 :120)

    Sejalan dengan definisi tersebut, Kirk dan Miller dalam Moleong

    mendefinisikan bahwa “penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam

    ilmu pengetahuan sosial yang secara pundamental bergantung pada

    pengamatan pada manusia dalam kawasan sendiri dan berhubungan

    dengan orang-orang tersebut dalam bahasannya dan dalam peistilahannya.

    (Lexy J Moel, 2011: 3) metode deskriptip juga dapat didefinisikan sebagai

    suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu

    set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada

    masa sekarang.

    Penelitian ini merupakan sebuah studi lapangan yang

    mengungkapkan, menemukan dan menggali informasi tentang Strategi

    Pengeloaan Kelas Dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa di Kelas

    III Sekolah Dasar Negeri 018/IX Rengas Bandung Kecamatan Jambi Luar

    Kota Kabupaten Muaro Jambi. Oleh karena itu pendekatan kualitatif ini

    digunakan untuk menguraikan, meggambarkan, menggali dan

    mendiskripikan strategi pengelolaan kelas dalam meningkatkan keaktifan

    belajar siswa disekolah tersebut, pendekatan kualitatif yang dimaksud

    adalah bahwa terlebih dahulu peneliti mencari literature dan teori yang

    berkaitan dengan penelitian, kemudian teori tersebut disesuaikan dengan

    kondisi lapangan penelitian.

  • 27

    Pemilihan metode ini didasarkan atas beberapa pertimbangan.

    Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan

    dengan kenyataan ganda ; kedua, metode ini menyajikan secara langsung

    hakikat hubungan antara peneliti dengan responden ; ketiga, metode ini

    lebih peka dan lebih bisa menyesuaikan diri dengan banyak penajaman

    pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.(Lexy J

    Moleong, 2011 :)

    B. Setting dan Subjek Penelitian

    1. Setting Penelitian

    Penelitian ini akan dilakukan di SDN 018/IX Rengas Bandung

    Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi, atas berbagai

    pertimbangan ; pada permasalahan rendahnya strategi pengelolaan

    kelas dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa yang masih jarang

    dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran, dan permasalahan ini

    belum pernah diteliti oleh peneliti sebelumya.

    2. Subjek Penelitian

    Atas bebagai pertimbangan sebagaimana dikemukakan diatas maka

    yang akan dijadikan sebagai informan (Subjek Penelitian) ini adalah :

    a. Kepala sekolah di SDN 018/IX Rengas Bandung Kecamatan

    Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi.

    b. Guru Pendidikan di SDN 018/IX Rengas Bandung Kecamatan

    Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi.

    c. Siswa di SDN 018/IX Rengas Bandung Kecamatan Jambi Luar

    Kota Kabupaten Muaro Jambi.

    Penentuan subjek didasarkan dengan teknik purposive

    sampling. Purposive sampling adalah pengambilan sampel yang

    secara sengaja mengambil sampel tertentu (jika orang maka

    berarti orang-orang tertentu) sesuai persyaratan (sifat-sifat,

    karakteristik, ciri, kriteria) sampel. (Lexy J Moleong, 2011:5)

    Penelitian ini menetapkan guru sebagai informan kunci (key

  • 28

    informan), sedangkan siswa dan kepala sekolah sebagai

    informan tambahan.

    C. Jenis dan Sumber Data

    1. Jenis Data

    Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

    primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh

    langsung dari sumber utama melalui observasi dan wawancara

    dilapangan. Sedangkan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari

    bacaan literatur-literatur serta sumber-sumber lain yang berhubungan

    dengan penelitian ini, dengan kata lain data sekunder dapat diperoleh

    dari sumber kedua berupa dokumentasi serta peristiwa yang bersifat

    lisan atau tulisan. Data sekunder ini digunakan sebagai data pelengkap

    atau data pendukung dari data primer.

    a. Data Primer

    Data primer adalah data yang diambil langsung dari peneliti

    kepada sumbernya, tanpa adanya perantara. (Mukhtar,2010: 86)

    Yakni data yang diperoleh secara langsung melalui wawancara dan

    pengematan (observasi) terhadap perkembangan permasalahan di

    SDN 018/IX Rengas Bandung Kecamatan Jambi Luar Kota

    Kabupaten Muaro Jambi.

    b. Data Sekunder

    Data Sekunder ialah data yang bukan diusahakan sendiri

    pengumpulannya oleh peneliti misalnya dari dokumentasi (profil

    sekolah dan struktur organisasi) atau punlik lainnya. (Mukhtar,

    2010: 90) Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui

    dokumentasi yang meliputi profil desa dan struktur organisasi SDN

    018/IX Rengas Bandung Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten

    Muaro Jambi.

  • 29

    2. Sumber Data

    Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah

    subjek dari mana data diperoleh. (Suharsimi Arikunto, 2002:207)

    Sumber data yaitu berbentuk perkataan maupun tindakan, yang didapat

    melalui wawancara. Sumber data peristiwa (situasi) yang didapat

    melalui observasi. Dan sumber data dari dokumen didapat dari instansi

    terkait. “menurut Lofland sumber data utama dalam penelitian

    kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data

    tambahan seperti dokumen dan laim-lain. (Jam’an Satori, 2009: 105)

    Sumber data disini merupakan subjek dari mana data dapat

    diperoleh yaitu :

    a. Kepala Sekolah

    b. Guru

    c. Siswa

    d. Arsip

    D. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data dilakukan oleh peneliti untuk

    memperoleh informasi data-data yang diinginkan peneliti, dalam hal ini

    menerapkan beberapa metode sebagai berikut :

    1. Observasi

    Metode informasi atau disebut juga dengan pengamatan merupakan

    “kegiatan pemuatan perhatian semua objek dengan menggunakan

    seluruh indera”. (Suharsimi Arikunto,1998:146) Teknik pengamatan

    ini didasarkan ata pengamatan secara langsung, (Lexy J Moloeng,

    2011: 125) Metode ini dilakukan dengan jalan terjun langsung

    kedalam lingkungan dimana penelitian itu dilakukan disertai dengan

    pencatatan terhadap hal-hal yang muncul terkait dengan informasi data

    yang dibutuhkan. Penulis menggunakan metode ini untuk mengamati

    secara langsung data yang ada dilapangan, terutama tentang data yang

    ada di SDN 018/IX Rengas Bandung Kecamatan Jambi Luar Kota

    Kabupaten Muaro Jambi.

  • 30

    Metode ini digunakan untuk mengungkapkan data yang mana

    secara langsung dapat mengamati hal-hal yang berhubungan dengan

    meningkatkan nilai-nilai keagamaan dilingkungan sekitar.

    a. Mengamati bagaimana system pendidikan Di SDN 018/IX

    Rengas Bandung Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro

    Jambi.

    b. Mengamati bentuk pelaksanan kegiatan pembelajaran di SDN

    018/IX Rengas Bandung Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten

    Muaro Jambi.

    c. Memperhatikan Faktor apa saja yang menjadi pendukung bagi

    guru dalam pengelolaan kelas untuk meningkatkan keaktifan

    belajar siswa kelas III di SDN 018/IX Rengas Bandung

    Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi.

    d. Memperhatikan Faktor apa saja yang menjadi pengahambat bagi

    guru dalam pengelolaan kelas untuk meningkatkan keaktifan

    belajar siswa kelas III di SDN 018/IX Rengas Bandung

    Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi.

    2. Intirview (wawancara)

    Interview atau wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal

    semcam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi” (Nasution,

    2006: 113) Metode wawancara ini penulis lakukan untuk mengambil

    data, dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan

    responden dan mendengarkan langsung serta mencatat dengan teliti

    apa yang diterangkan oleh responden, Metode ini digunakan untuk

    memperoleh data atau informasi dari beberapa sumber data yang

    bersangkutan kepala sekolah, guru, dan siswa. Sebelum penulis

    melakukan wawancara, penulis sudah mempersiapkan seperangkat

    pertanyaan yang berkaitan dengan penelitian. Adapun datanya

    meliputi:

  • 31

    a. Bagaimana Pelaksanaan Strategi Pengelolaan Kelas Dalam

    Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Kelas III di SDN

    018/IX Rengas Bandung Kecamatan Jambi Luar Kota

    Kabupaten Muaro Jambi.

    b. Faktor apa saja yang menjadi pendukung bagi guru dalam

    pengelolaan kelas untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa

    Kelas III di SDN 018/IX Rengas Bandung Kecamatan Jambi

    Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi.

    c. Faktor apa saja yang menjadi pengahambat bagi guru dalam

    pengelolaan kelas untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa

    Kelas III di SDN 018/IX Rengas Bandung Kecamatan Jambi

    Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi.

    3. Metode Dokumentasi

    Metode dokumentasi adalah suatu cara mencari data terhadap hal-

    hal seluk beluk penelitian baik berupa catatan, transkip, buku, surat

    kabar, prasasti, majalah, agenda dan lain sebagainya. (Sugiono, 2012:

    138) Data tersebut antara lain :

    a. Historis dan geografis

    b. Struktur organisasi

    c. Keadaan sekolah

    d. Keadaan sarana dan prasarana.

    E. Teknik Analisis Data

    Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

    sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan

    dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori,

    melakukan sintesa, memilih nama yang penting dan yang akan dipelajari,

    dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri

    maupun orang lain. (Sugiyono, 2010, hal. 335)

  • 32

    Untuk menganalisis data yang diperoleh, penyususn menggunakan

    analisis deskriptif yang dikembangkan oleh Miles dan Hubberman dengan

    tiga langkah :

    Gambar 3.5 Komponen Analisis Data (Interactive Model)

    1. Reduksi Data (Data Reduction)

    Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

    menfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.

    Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan

    gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk

    melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila

    diperlukan (Sugiono, 2014, hal.92).

    Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan

    kecerdasan, keluasan, dan kedalaman wawasan yang tinggi. Bagi

    peneliti yang masih baru, dalam melakukan reduksi data dapat

    mendiskusikan kepada teman atau orang lain yang dipandang ahli.

    Melalui diskusi itu, maka wawasan peneliti akan berkembang,

    sehingga dapat mereduksi data-data yang memiliki nilai temuan dan

    pengembangan teori yang signifikan.

    2. Penyajian Data (Data Display)

    Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

    mendisplaykan data. Kalau dalam penelitian kuantitatif penyajian data

    Data Display

    (Penyajian

    Data)

    Reduksi Data

    (Pemilihan

    Data) Verification

    (Kesimpulan)

    Data

    Collection

    (Koleksi

  • 33

    ini dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, phie chard, pictogram

    dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka data

    terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan

    semakin mudah difahami.

    Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam

    bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar katagori, flowchart dan

    sejenisnya (Sugiono, 2014, hal.95).

    3. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing/Verification)

    Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif Miles dan Huberman

    adalah penarikan kesimpulan.Kesimpulan dalam penelitian kualitatif

    adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.

    Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang

    sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti

    menjadi jelas (Sugiono, 2014, hal.99).

    F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

    Dalam keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbarui

    dari konsep keshahihan (validitas) dan keandalan (realibitas) menurut versi

    “ passitivisme” dan disesuaikan dengan tuntutan pengetahuan, kriteria dan

    pardigma nya sendiri. Pemeriksaan keabsahan data didasarkan atas kriteria

    tertentu. Kriteria itu terdiri atas derajat kepercayaan (kredibilitas), dan

    kepastian. Masing-masing kriteria tersebut menggunakan teknik

    pemeriksaan sendiri-sendiri( Yamin,2009, hal. 91) Dalam penelitian ini

    peneliti mengecek keabsahan data menggunakn teknik :

    1. Meningkatkan ketekunan

    Teknik yang dimaksud untuk melakukan pengamatan secara lebih

    cermat, penguji kredilitas dengan meningkatkan ketekunan ini

    dilakukan dengan cara peneliti membaca seluruh catatan hasil peneliti

    dengan cermat( Sugiyono, 2016,hal. 371). Sebagai bekal peneliti untuk

    meningkatkan ketekunan dengan membaca berbagai referensi buku

    maupun hasil peneliti atau dokumentasi yang terkait dengan proses

    Strategi Pengelolaan Kelas Dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar

  • 34

    Siswa Kelas III SDN 018/IX Rengas Bandung Kecamatan Jambi Luar

    Kota Kabupaten Muaro Jambi.

    2. Triangulasi

    Adalah teknik pemeriksaan validitas data atau pembanding data.

    Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat

    menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber

    data yang telah ada (Sugiyono,2016, hal.330). Peneliti mengumpulkan

    data sekaligus menguji kredibilitas data yaitu mengecek data dari

    berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.

    Triangualasi berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data

    yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama.

    Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

    a. Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang

    telah diperoleh melalui beberapa sumber (Sugiyono,2016, hal. 373).

    Dalam hal ini peneliti berusaha membandingkan data hasil

    wawancara kepala sekolah, guru wali kelas III, dan siswa kelas III.

    b. Triangulasi teknik dilakukan untuk menguji kredibilitas data yang

    dilakukan dengan teknik yang berbeda (Sugiyono,2016, hal. 373).

    Dalam hal ini peneliti berusaha membuktikan data hasil observasi,

    wawancara dan dokumentasi.

    c. Triangulasi waktu

    Waktu juga sering memengaruhi kredibilitas data. Data yang

    dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat

    narasumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan

    data yang lebih valid.Dalam rangka pengujian kredibilitas data

    dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan

    wawancara, observasi, atau teknik lain dalam waktu atau situasi

    yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga

    sampai ditemukan kepastian datanya.

  • 35

    G. Jadwal Penelitian

    Jadwal penelitian, untuk memudahkan dalam melaksanakan

    kegiatan penelitian maka penulis menggunakan kegiatan yang terjadwal,

    dapat dilihat pada table dibawah ini.

    Tabel 1.1

    Rencana waktu dan tahap 1`penelitian

    No Kegiatan

    Bulan

    Sep Okt Nov Des Jan Feb

    1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

    1 Pengajuan dan

    pengesahan

    judul

    x

    2 PengajuanPro

    posal dan

    penunjukan

    dosen

    pembimbing

    x

    3 Konsultasi

    dan perbaikan

    proposal

    x x x

    4 Seminar

    proposal x

    5 Perbaikan

    seminar

    proposal

    x

    6 Pengesahan

    judul dan izin

    riset

    x

    7 Analisis dan

    penyusunan

    draf

    8 Penyempurna

    an dan

    penggandaan

    9 Ujian Skripsi

  • 36

    BAB IV

    TEMUAN DAN PEMBAHASAN

    A. Temuan Umum

    1. Letak Historis

    Berdirinya SDN 018/IX Rengas Bandung Kecamatan Jambi Luar

    Kota Kabupaten Muaro Jambi diawali dari keinginan pemerintah

    untuk adanya lembaga pendidikan formal dengan basis pendidikan

    IPTEK. Untuk mewujudkan keinginan ini pemerintah melakukan

    beberapa upaya.

    a. SDN 018/IX Rengas Bandung Kecamatan Jambi Luar Kota

    Kabupaten Muaro Jambi berdiri sejak tahun 1978 dengan kepala

    sekolah pertama adalah M.Subli dengan masa Jabatan dari tahun

    1978-1980

    b. Selanjutnya SDN 018/IX Rengas Bandung Kecamatan Jambi

    Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi didirikan dan mulai

    menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar pada pagi hari.

    c. Pendirian SDN 018/IX Rengas Bandung Kecamatan Jambi Luar

    Kota Kabupaten Muaro Jambi akhirnya dikokohkan dengan

    nomor NPSN 10503022 tentang persetujuan pendirian dan

    pemberian status izin sekolah dasar dilingkungan pemerintah

    kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi dengan nomor statistik

    sekolah (NSS) 101100701018. (TU SDN 018/IX Rengas

    Bandung)

    2. Letak Geografis

    Secara geografis terletak di Lintang -1.5465133 dan dibujur

    103.536625 SDN 018/IX Rengas Bandung berada di Desa Rengas

    Bandung Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi yang

    beralamat JL.Lintas Timur RT.01 Desa Rengas Bandung. Letak

    gedung berada di pinggir jalan desa dengan arus transportasi cukup

  • lancar. Sehingga siswa-siswi maupun guru dan stap pegawai cukup

    mudah umtuk mencapai lokasi tersebut.

    3. Visi Misi Sekolah

    a. VISI

    1) Terwujudnya suasana disiplin yang berakhlak dan beriman

    2) Terciptanya siswa/siswi yang bertaqwa , beriman, cerdas dan

    berprestasi

    b. MISI

    1) Menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, nyaman dan

    aman

    2) Menumbuhkan siswa/siswi yang kreatif dan berkwalitas.

    c. TUJUAN :

    1) Menciptakan pendidikan yang handal, kompetetif,dan

    berprestasi

    2) Menciptakan suasana belajar yang aktip, inovatif, kreatif dan

    menyenangkan.

    4. Keadaan Sarana dan Prasarana

    Dalam usaha meningkatkan proses pembelajaran dan tercapainya

    tujuan pendidikan yang telah diterapkan, maka harus tersedia faktor-

    faktor yang menunjang terlaksananya proses pembelajaran, sarana dan

    prasarana merupakan salah satu yang mempunyai fungsi sangat

    penting yang dapat mempermudah dalam pembelajaran dan

    tercapainya tujuan pendidikan.

    a. Sarana pendidikan

    Sarana pendidikan merupakan tempat berlangsungnya

    proses pembelajaran dan adapun sarana yang dapat menunjang

    kelangsungan proses pembelajaran di SDN 018/IX Rengas

    Bandung Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi

    dapat dilihat dari tebel berikut ini :

  • Tabel IV.1

    Keadaan Sarana Pendidikan SDN 018/IX Rengas Bandung

    Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi

    No Uraian Jumlah Keterangan

    1 Ruang Kepala Sekolah 1 Ruang Baik

    2 Ruang Wakil Kepala Sekolah 1 Ruang Baik

    3 Ruang TU 1 Ruang Baik

    4 Ruang Guru 1 Ruang Baik

    5 Ruang UKS 1 Ruang Baik

    6 Ruang IKS 1 Ruang Baik

    7 Ruang Kelas 7 Ruang Baik

    8 WC Guru 1 Ruang Baik

    9 WC siswa 1 Ruang Baik

    b. Prasarana Pendidikan

    Prasarana pendidikan merupakan faktir yang membantu

    dalam menunjang proses pembelajaran di SDN 018/IX Rengas

    Bandung Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi.

    Adapun prasarana olahraga yaitu :

    a) Lapangan Bola Volly

    b) Lapangan Bola Kaki

    c) Lapangan Badminton

    5. Struktur Organisasi

    Lembaga pendidikan formal sebagai penyelenggara organisasi

    kerja, di selenggarakan secara sistematis, terpimpin dan terarah pada

    tujuan yang diharapkan. SDN 018/IX Rengas Bandung telah menata

    suatu struktur organisasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam

    gambar berikut :

  • Kepala Sekolah

    H.ABEL TASMAN,S.Pd

    Tabel IV.2

    Struktur Organsasi SDN 018/IX Rengas Bandung Kecamatan Jambi

    Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi

    KETUA KOMITE

    BASUKI

    PENASEHAT

    PENGAWAS TK/SD

    WAKIL KEPALA

    SUGIARTI,S.Pd

    TU/OPERATOR

    M.Ridho,S.Pd

    BENDAHARA

    MAHMUD,S.Pd

    MAJELIS GURU

    GURU KELAS I.A

    ENDANG SUSILAWATI,A.Ma

    Guru Kelas I.B

    SUGIARTI,S.Pd

    GURU KELAS II

    MAHMUD,S.Pd

    GURU KELAS III.A

    EEN SUMARNI, S.Pd

    GURU KELAS IV

    TITING YENI, S.Pd.

    GURU KELAS V

    ANARMIZA, S.Pd.

    GURU KELAS VI

    IMWARNITA, S.Pd.

    GURU PJOK

    MARDIANI,S.Pd

    GURU MOLOK/PUSTAKA

    ANI FITRIA,S.Pd

    GURU PAI

    NURHAYATI,BA

  • 6. Keadaan Tenaga Kependidikan dan Peserta didik

    a. Keadaan Tenaga Pendidik

    Peranan guru sebagai tenaga pengajar atau pendidik sangat

    lah penting didalam memupuk dan menumbuhkan semangat siswa

    dalam memberikan bekal ilmu pengetahuan melalui program

    pembelajaran. Keberhasilan dalam setiap mata pelajaran tentunya

    didukung oleh semangat guru dalam menyampaikan matari

    pelajaran. Guru yang baik adalah guru yang memberikan pelajaran

    kepada siswanya secara efektif dan senantiasa membuat pelajaran,

    baik jangka panjang maupun jangka pendek serta berusaha untuk

    me