strategi pendayagunaan dana zakat baitul maal...

76
STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL HIDAYATULLAH JAKARTA TIMUR MELALUI PROGRAM KULIAH DA’I MANDIRI Skripsi diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) Di susun oleh: Oleh : DINI NURANI 104053002012 JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H / 2008 M

Upload: vancong

Post on 29-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL

MAAL HIDAYATULLAH JAKARTA TIMUR MELALUI

PROGRAM KULIAH DA’I MANDIRI

Skripsi diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)

Di susun oleh:

Oleh :

DINI NURANI

104053002012

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1429 H / 2008 M

Page 2: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL

MAAL HIDAYATULLAH JAKARTA TIMUR MELALUI

PROGRAM KULIAH DA’I MANDIRI

Skripsi diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)

Di susun oleh:

Oleh :

DINI NURANI

104053002012

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1429 H / 2008 M

Page 3: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL

HIDAYATULLAH JAKARTA TIMUR MELALUI PROGRAM

KULIAH DA’I MANDIRI

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S. Sos.I)

Oleh:

DINI NURANI

104053002012

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1429 H/2008 M

STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL

HIDAYATULLAH JAKARTA TIMUR MELALUI PROGRAM

Page 4: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

KULIAH DA’I MANDIRI

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S. Sos.I)

Oleh:

Dini Nurani

NIM : 104053002012

Pembimbing,

Drs. Cecep Castrawijaya, MA

NIP: 150287029

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1429 H/2008 M

Page 5: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya atau

merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 9 September 2008

Dini Nurani

Page 6: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

ABSTRAK

Efektifitas Metode Dakwah Mauidzoh Hasanah

Dalam Pembinaan Akhlak Santri

Islam adalah agama dakwah. Artinya agama yang selalu mendorong pemeluknya untuk senantiasa aktif melakukan kegiatan dakwah, bahkan maju

mundurnya ummat Islam sangat bergantungan berkaitan erat dengan kegiatan dakwah yang dilakukannya. Dakwah dapat dilakukan dengan berbagai macam

cara, yaitu dengan dakwah bil-lisan dakwah bil-qalam dan dakwah bil-hal asalkan

tujuannya sama, sehingga makna dakwah kepada Allah adalah mengajak dan

menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

dan seluruh ajaran para Rasul-Nya.

Untuk mengetahui apakah metode dakwah mauidzoh hasanah yang

diterapkan pondok pesantren At-Taqwa efektif terhadap pembentukan akhlak

santri? Untuk mengetahui bagaimana metode dakwah mauidzoh hasanah

diterapkan oleh Pondok Pesantren At-Taqwa Bekasi?

Dalam penelitian ini di harapkan dapat berguna secara akademis untuk

menambah pengetahuan dalam dunia dakwah mauidzoh hasanah dan sebagai

masukan untuk para aktivis dakwah.

Penulisan skripsi ini menggunakan teori efektifitas dan dakwah tujuannya

untuk melihat seberapa besar pengaruh metode dakwah mauidzoh hasanah dalam pembinaan akhlak santri At-Taqwa Putra Bekasi

Teknik olah data yang digunakan peneliti yaitu dengan dokumentasi atau pengumpulan bahan dari buku, internet dan sebagainya. Selain itu observasi yang

didalamnya wawancara dengan nara sumber para mad’u peneliti pun menyebar angket yang berisi pertanyaan guna mengetahui seberapa besar pengaruh metode

dakwah mauidzoh hasanah pada santri dalam pembinaan akhlak. Kegiatan dakwah tersebut secara keseluruhan mampu meningkatkan

pengalaman keagamaan para santri, seperti : Bersikap amanah, bijak, rasa syukur

serta mempunyai budi pekerti yang baik.

Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa metode dakwah mauidzoh

hasanah efektif dalam pembinaan akhlak santri di daerah Ujung Harapan Bahagia

Bekasi.

Page 7: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

Wawancara dengan Drs. Mawardi MH. Mp.d

(Kepala Sekolah Madrasah Tsanawiyah At-Taqwa Putra Bekasi)

Tempat : Kantor Kepala Sekolah Madrasah Tsanawiyah

Tanggal : 16 Juni 2008

Pukul : 10. 00 WIB

Pertanyaan dan Jawaban

1. P : Apa yang melatar belakangi berdirinya Pondok Pesantren At-Taqwa

Putra Bekasi?

J : 1. Amanah yang harus dijalankan sebagai seorang ulama yang punya

tanggung jawab langsung kepada Allah

2. Keadaan masyarakat yang masih minim dengan pengetahuan Agama

3. Sebagai benteng pertahanan, sebab di pesantrenlah satu-satunya

tempat untuk mencetak kader-kader ulama yang mutafaqqih fiddin.

Jadi tiga hal inilah yang melatar belakangi berdirinya Pondok Pesantren

At-Taqwa Putra Bekasi.

2. P : Materi atau kitab Akhlak apa saja yang diajarkan di Pondok

Pesantren At- Taqwa Putra?

J : Materi atau kitab yang diajarkan pada Pondok Pesantren ada 4 yaitu:

� Ta’lim Muta’lim

� Nasaihul Ibad

� Risalatul Muawwanah

� Fathul Majid

3. P : Media apa yang dipakai ketika proses belajar?

Page 8: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

J : a. Alat-alat tulis manual

b. Alat Praga

c..Perangkat Lainnya seperti: Komputer, OHP, Laboratorium, Ruang

Perpustakaan dll.

4. P : Metode dakwah mauidzoh hasanah bagaimana yang diterapkan oleh

Pondok Pesantren At-Taqwa Putra?

J : 1. CBSA yaitu cara belajar siswa aktif yang dilaksanakan di ruang belajar

mereka masing-masing dengan bimbingan seorang guru.

2. Diskusi: seluruh santri diajarkan untuk berdiskusi dengan baik. yaitu

mencari solusi/ kebenaran dari permasalahan

3. Ceramah: metode ini dilakukan oleh segenap guru/ ustadz, seorang

guru memberikan penyampaian pesan dakwah terhadap santri,

penyampaian ini biasanya dilakukan diatas mimbar. Selain itu metode

ceramah ini kerap diikuti oleh seluruh santri dalam sebuah acara yang

bernama muhadhoroh

5. P : Kapan metode dakwah mauidzoh hasanah dilaksanakan?

J : Kapan saja bisa dilakukan bukan hanya di atas mimbar. mauidzoh hasanah

itu kan merupakan dakwah bil-lisan, artinya dakwah dapat dilakukan di

dalam kelas baik dengan cara belajar mengajar maupun diskusi

keagamaan. Dapat juga dilakukan diluar kelas dengan cara memberikan

nasihat yang baik kepada santri.

Page 9: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

DAFTAR ISI

ABSTRAK................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................. iii

DAFTAR ISI ............................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Pembahasan dan Perumusan Masalah ....................................... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 7

D. Metode Penelitian..................................................................... 8

E. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 12

F. Sistematika Penulisan ............................................................... 13

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Teori Strategi............................................................................ 14

1. Pengertian Strategi.............................................................. 14

2. Proses Strategi .................................................................... 17

3. Faktor-faktor Strategi.......................................................... 20

B. Teori Pendayagunaan................................................................ 21

1. Pengertian Pendayagunaan.................................................. 21

2. Sasaran Pendayagunaan Zakat (8 Asnaf) ............................. 23

3. Bentuk dan Sifat Pendayagunaan ........................................ 30

C. Teori Zakat ............................................................................... 31

1. Pengertian dan Tujuan Zakat............................................... 31

2. Landasan Kewajiban Zakat ................................................. 33

3. Objek dan Subjek Zakat ...................................................... 34

4. Harta yang Wajib Dizakatkan ............................................. 35

BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG LEMBAGA BAITUL MAAL

Page 10: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

HIDAYATULLAH

A. Sejarah dan Latar Belakang Berdirinya ..................................... 38

B. Struktur Organisasi ................................................................... 41

C. Visi dan Misi ............................................................................ 42

D. Program Pendayagunaan Dana Zakat ........................................ 43

E. Produk dan Jasa ........................................................................ 46

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT

LEMBAGA BAITUL MAAL HIDAYATULLAH MELALUI

PROGRAM KULIAH DA’I MANDIRI

A. Strategi Baitul Maal Hidayatullah Jakarta Timur dalam Upaya

Terwujud Program Kuliah Da’i Mandiri ................................... 49

B. Pendayagunaan Dana Zakat Lembaga Baitul Maal Hidayatullah

Jakarta Timur Melalui Program Kuliah Da’i Mandiri................ 60

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................. 65

B. Saran-saran............................................................................... 66

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 68

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 11: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masalah kemiskinan di Indonesia saat ini dirasakan sangat mendesak

untuk ditangani. Salah satu ciri umum adalah kondisi masyarakatnya yang miskin

tidak memiliki prasarana dan sarana, dasar perumahan dan pemukiman yang

memadai, kualitas, lingkungan yang kumuh dan tidak layak huni.

Kemiskinan dan pengentasannya pada persoalan permasyarakatan yang

factor dan tolak ukur kadarnya dapat berbeda akibat perbedaan lokasi dan situasi.

Untuk keluar dari masalah kemiskinan kita harus berfikir keras bagaimana cara

untuk mendapatkan solusinya. Salah satu solusi yang tepat adalah dengn

memberdayakan kaum dhu’afa dan anak-anak yang tidaka mampu lagi untuk

melanjutkan sekolah lagi.

Nabi bersabda yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas RA,

�����ا �� ����� ا���� ����و��زق ��روا) ا'&�م$ي "! (أ�

)"+�س

Artinya:“Bantulah orang-orang yang lemah diantara kamu, sesungguhnya kamu

mendapatkan bantuan dan rizki melalui kaum dhu’afa diantra kamu.”

Masalah kemiskinan dalam kehidupan dunia modern seperti sekarang

masih tetap merupakan masalah social yang dianggap actual di negeri ini.

Kemiskinan menyangkut kebutuhan dasar dan sekaligus status social, baik bagi

individu maupun kelompok tertentu. Persoalan kemiskina juga menyangkut

masalah kehidupan. Kemiskina bukan hanya terjadi di Negara-negara

Page 12: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

berkembang, kemiskinan juga menjadi salah satu persoalan bagi Negara maju

termasuk Indonesia. Kemiskinan seolah menjadi penyakit tak kunjung dapat

disembuhkan. Dengan ukuran yang berbeda, dapat dikatakan bahwa kemiskinan

berlangsung selama berabad-abad lamanya.

��☺��� �� �������� ������ ����� ���� �!"�☺#���$%

��&���☺��'#���$% �()*+,��- �(⌧�/�⌧ ☺#���$% *1)-34'�'�

5��$% 67� �89���� ����:8���;#���$% 5��$% �<=�>�?

@��� ��#;��$% �<=�>""��� A B(CDE8� � FG�H: @��� I���$% JKL���- DK=�>�M N�6�

Artinya : Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,

orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang

dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang

berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam

perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah

Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS. At-Taubah: 60).

Firman Allah di atas menggambarkan bahwa Islam sebagai agama yang

memuat dan mengandung yang bersifat universal, dalam ayat tersebut

diperintahkan bagaimana seorang yang memiliki harta harus memberikan bantuan

serta menyalurkan sebagian hartanya kepada kerabat, anak-anak yatim, orang-

orang miskin, dan perintah untuk mengeluarkan zakat. Dalam firman ini jelas

bahwa ajaran Islam pada hakikatnya mengandung unsure dimensi sosial berupa

pemberdayaan dan pengentasan melalui perintah wajib mengeluarkan zakat.

Kemiskinan yang melanda di negeri ini bila terus dibiarkan dan tidak

dicarikan jalan keluar (Problem Solving) sangat potensial sekali memicu

terjadinya berbagai dampak dan akibat seprti tindakan kriminalitas (penodongan,

perampokan bahkan pembunuhan yang sering terjadi akibat mendesaknya

ekonomi dan semakin meningkatnya kebutuhan). Hal ini disebabkan karena

banyaknya serta semakin meningkatnya angka pengangguran, anak-anak banyak

Page 13: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

yang putus sekolah karena tidak mampu membayar sekolah yang kehidupan

keluarganya secara ekonomi di batas harapan dan putus asa.

Jika orang-orang yang mampu mau berbagi dengan saudaranya yang

kurang mampu maka kesejahteraan akan dirasakan. Ketentraman dan kedamaian

pun akan dating. Sehingga ekonomi akan berputar kepada seluruh lapisan

masyarakat dan tidak dimonopoli oleh orang-orang kaya saja.

Kenyataannya umat Islam dikondisi ideal, karena belum optimal dalam

pengelola kondisi yang ada.

OM � ���R6S�': UV�H: ����X �ME���E YV�:$% Z�M�����[

OM��4\⌧�#� 5 YV�: 8�#:%] @��� ^��: *1)�`��%a�X �� b�$%

�L�$c%] I��� 3d*4 �X �☯�f4? C⌧ � gL���: OM � h ��:$% Ki � V�H:

Z�M��%L V�: E ��: j� /��� Ck +6H��;hlmn�M A�%+6H��;E

:d*4 �X <o�$% Npp�

Artinya : Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya

bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah

Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum

sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.

dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka

tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi

mereka selain Dia. (QS. Ar-Ra’du: 11).

Bila seluruh potensi sumber daya manusia dan ekonomi yang melimpah,

dikembangkan secara baik, dipadukan dengan potensi Aqidah Islamiah (tauhid),

tentu akan memberikan hasil yang optimal. Dengan demikian, kesadaran

beragama dan ukhuwah Islamiyah kaum muslimin akan semakin meningkat maka

pintu-pintu kemungkaran akibat kesulitan ekonomi akan semakin sedikit.

Salah satu sisi ajaran Islam yang harus ditangani serius adalah

penanggulangan kemiskinan dengan cara mengoptimalkan pengumpulan dan

Page 14: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

pendayagunaan zakat, infak dan shodaqoh. Sebagaimana dicontohkan oleh

Rasulullah SAW serta penerusan di zaman keemasan Islam.

Potensi dana zakat dapat menunjang terwujudnya sistem kemasyarakatan

Islam yang berdiri atas prinsip-prinsip: ummatan wahidah, musawamah

(persamaan derajat), ukhuwah Islamiyah (persaudaraan Islam), dan takaful ijtima’

(tanggung jawab bersama). Zakat menjadi unsur penting dalam mewujudkan

keseimbangan dalam distribusi harta dan keseimbangan tanggung jawab individu

dalam masyarakat.1

Zakat merupakan salah satu instrument pemerataan pendapatan.Zakat yang

dikelola dengan baik dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan pemerataan

pendapatan, economic growth with equity. Yang diterima oleh golongan ekonomi

lemah, memiliki implikasi positif terhadap meningkatnya daya beli masyarakat,

yang pada gilirannya mendorong peningkatan produksi. Namun potensi ekonomi

yang terdapat dalam zakat belum dimanfaatkan secara optimal. Sebagian kalangan

memandang zakat sebagai sebuah kewajiban rutin yang dilaksanakan setiap tahun,

tanpa melihat aspek pemberdayaan ekonominya padahal, zakat bisa menjadi salah

satu solusi alternative berbagai problematika ekonomi kontemporer, jika potensi

yang ada padanya dikelola secara professional untuk aktivitas ekonomi.

Berdasarkan sudut pandang system ekonomi, zakat merupakan upaya

menciptakan ekonomi pendapatan menjadi lebih merata. Selain bertujuan untuk

distribusi, berdasarkan analisis fiscal zakat merupakan sumber pendapatan dan

pembiayaan kegiatan ekonomi.2

Pengurangan kemiskinan dalam Islam harus didukung sepenuhnya dari

kepastian hukum serta bimbingan agama. Salah satu bukti bahwa zakat belum

1Lili Bariadi, dkk, Zakat dan Wirausaha, (Jakarta, 2005 : CV. Pustaka Amri) Cet, h. 7.

2Ibid, h. 15

Page 15: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

terberdayakan dapat dilihat dari kondisi masyarakat Islam yang padat dan miskin.

Fenomena yang sering kita temui adalah di daerah-daerah miskin, mayoritas

dihuni oleh warga yang beragama Islam. Di jalan-jalan kebanyakan pengemis

mengaku beragama Islam. Bahkan, mereka yang meminta dukungan dana untuk

pembangunan sekolah dan masjid di jalan-jalan, bukankah berasal dari kalangan

kita ?.

Memang, orang muslim mana yang tidak mau menyaksikan hal demikian

yang memilukan hati ini. Suatu kegiatan yang menjadi imej buruk untuk Islam.

Akhir-akhir ini kegiatan demikian malah semakin menjadi-jadi. Dengan begitu

siapa yang mau nasuk Islam? Tetapi jelas tidak adil jika kesalahan itu sepenuhnya

dilimpahkan kepada mereka sebab semua itu akibat umat Islam sendiri. Andai

setiap muslim kaya mau menyalurkan zakatnya, maka tidak mungkin kejadian

seperti ini akan terjadi secara berulang-ulang.3

Zakat yang didalamnya terdapat amanat umat yang harus diatur dan

disalurkan kepada yang berhak sesuai dengan aturan agama, jelas memerlukan

pengaturan dan pengelolaan yang dapat mencapai tujuan yang diharapkan secara

efektif dan efisien. Jadi, dengan melalui pengelolaan zakat yang dilakukan secara

professional dan handal diharapkan tujuan dari kehadirannya zakat itu sendiri

dapat dirasakan kita semua.

Diantara hikmah disyariatkannya mengeluarkan zakat ialah bahwa

pendistribusiannya dan pendayagunaan yang baik mampu memperbaiki

kedudukan masyarakat dari sudut moral dan material dimana ia dapat menyatukan

anggota-anggota masyarakatnya seolah-olah menjadi sebuah satu tubuh. Selain

3Syaikh Muhammad Abdul Malik Ar-Rahman, Zakat 1001 Masalah dan Solusinya,

(Jakrta, 2003: Pustaka Cerdas) Cet I, h 167.

Page 16: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

dari itu, zakat juga dapat membersihkan jiwa anggota masyarakat dari sifat pelit

dan bakhil. Zakat juga merupakan benteng keamanan dalam system ekonomi

Islam dan sebagai jaminan kea rah stabilisasi dan keseimbangan sejarah social

sebuah masyarakat.4

Melihat fenomena di atas, maka Baitul Maal Hidayatullah hadir untuk

menjadi salah satu penghimpunan dan penyalur dana zakat melihat perlu upaya

pemberdayaan masyarakat secara utuh dan menyeluruh bukan parsialitas. Yakni

melibatkan fungsi Da’i dan masjid sebagai basis pemberdayaan masyarakat

seutuhnya. Diperlukan pioner-pioner Da’i yang penuh tanggung jawab dan

konsisten dalam melaksanakan tugasnya. Eksistensi Da’i bukan bukan hanya yang

pandai berorator diatas mimbar tetapi kehadiran Da’i mampu memberikan spirit,

inspirasi, mengayomi nilai –nilai kefitrahan dan sebagai agen of change society .

keberadaan dai’I sangat dibutuhkan khususnya Da’i yang bergelut di daerah

kumuh, padat dan pinggiran kota juga dikawasan miskin, pedesaan yang minus,

pedalaman, kepulauan terpencil, kawasan rawan konflik. Tugas sebagai seorang

Da’i yang berlokasi diatas tentu bukan hal yang mudah, pertaruhannya adalah

keyakinan dan hidup itu sendiri.

Berkaitan dengan judul di atas, maka penulis tertarik untuk mengambil

judul “Strategi Pendayagunaan Dana Zakat Baitul Maal Hidayatullah Jakarta

Timur Melalui Program Kuliah Da’i Mandiri”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

4Ibid, h. 169

Page 17: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

1. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan skripsi ini lebih terarah, maka penulis membatasi yang

akan dibahas hanya tentang Strategi Pendayagunaan Dana Zakat Baitul Maal

Hidayatullah Jakarta Timur Melalui Kuliah Da’i Mandiri.

2. Perumusan Masalah

Dan berdasarkan pembatasan masalah di atas maka masalah pokok yang

akan diangkat dalam skripsi ini adalah meliputi:

a. Bagaiman Strategi Baitul Maal Hidayatullah Jakarta Timur dalam

melaksanakn program Kuliah Da’i Mandiri?

b. Bagaimana Baitul Maal Hidayatullah Jakarta Timur dalam

mendayagunakan dana zakat program Kuliah Da’i Mandiri?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah :

a. Untuk mengetahui strategi yang digunakan Baitul Maal Hidayatullah

Jakarta Timur dalam melaksanakan program Kuliah Da’i Mandiri.

b. Untuk mengetahui uapaya Baitul Maal Hidayatullah Jakarta Timur

dalam pendayagunaan dana zakat melalui program Kuliah Da’i Mandri.

2. Manfaat Penelitian

Adapun Manfaat yang dapat diperoleh dari peneliitian ini adalah :

- Manfaat Akademis: Penelitian ini diharapkan menambah referensi dan

menambah sejumlah studi mengenai lembaga amil zakat dalam

pendayagunaan dana zakat pada pelaksanaannya.

Page 18: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

- Manfaat Praktis: Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kajian yang

menarik dan dapat menambah wawasan serta cakrawala keilmuan

khususnya bagi penulis, umumnya bagi pembaca.

D. Metodologi Penelitian

Pada penyusuna skripsi ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif

yaitu dengan melakukan penelitian yang menghasilkan dan deskriptif. Penelitian

deskriptif, artinya mencatat secara teliti segala gejala-gejal (fenomena) yang

dilihat dan didengar serta dibacanya (via wawancara, foto, video, tape, dokumen

pribadi, memo dan lain-lain) dan peneliti harus membanding-bandingkan,

mengkombinasikan, mengabstraksikan dan menarik kesimpulan.5

Penelitian kualitatif dalam buku Lexy J. Moleong diartikan: penelitian

yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh

subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi dalam bentuk kata-kata

dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan

berbagai model alamiah.6

Adapun metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah

deskripsi analisis, pendekatan deskripsi digunakan untuk menggambarkan tentang

Strategi Pendayagunaan Dana Zakat Baitul Maal Hidayatullah melalui program

Kuliah Da’i Mandiri, dengan uraian sebagai berikut:

1. Waktu dan tempat

a. Waktu Penelitian

Waktu penelitian skripsi ini akan dilaksanakan April sampai Juni 2008.

5Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakrta: PT. Raja Grafindo Persada,

2001), cet ke-1, h 324. 6Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2001), Cet. Ke-1, h 324.

Page 19: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

b. Tempat Penelitian

Tempat penelitian skripsi ini akan dilaksanakan di kantor Baitul Maal

Hidayatullah yang beralamat di Jl. Inpeksi Salura No. 19 Telp. (021)

8503166.

2. Teknik Pemeriksaan dan Keabsahan Data

Untuk menetapkan keabsahan dat diperlukan teknik pemeriksaan data.

Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah criteria yang digunakan

ada beberapa hal: derajat kepercayaan, keteralihan, kebergantungan, dan

kepastian.7

Dalam penulisan skripsi ini penulis lebih jelasnya menggunakan teknik

pemeriksaan keabsahan data dengan menggunakan ketekukan/keajegan

pengamatan. Yaitu mencari secara konsisten interpretasi dengan berbagai cara

dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan kontative8 terhadap lembaga

Baitul Maal Hidayatullah dalam menguraikan secara rinci tentang Strategi

Pendayagunaan Dana Zakat.

3. Metode Pengumpulan data

Metode yang dilakuakn untuk mengumpulakan data penelitian ini adalah

meliputi:

7Ibid, h. 324.

8Ibid, h. 329.

Page 20: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

a. Dokumentasi, adalah data-data yang mengenai hal-hal atau variable yang

berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, makalah dan sebagainya,9 pada

subyek Kuliah Da’i Mandiri.

b. Wawancara, yakni penulis memperoleh keterangan dengan Tanya jawab

sambil bertatap muka antara si penanya dan penjawab, atau responden

dengan menggunakan alat yang dinamika interview guide (panduan

wawancara). Dalam penelitian ini, penulis melakukan wawancara dengan

stsf dan karyawan Baitul Maal Hidayatullah.

c. Observasi, yaitu pengamatan langsung, yakni pengumpulan data dimana

penyelidikan mengadakan pengamatan langsung terhadap gejala dan objek

yang diteliti.10

Dalam penelitian ini, penulis melakukan pengamatan

langsung terhadap objek penelitian yaitu Strategi Pendayagunaan Dana

Zakat Baitul Maal Hidayatullah melalui Program Kuliah Da’i Mandiri.

4. Subjek dan Penelitian

a. Subjek Penelitin

Subjek penelitian adalah orang yang dapat memberikan informasi tentang

data-data yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini yang menjadi subjeknya

adalah para staf dan karyawan dari lembaga Baitul Maal Hidayatullah.

b. Objek Penelitian

Adapun objek penelitian yaitu Lembaga Baitul Maal Hidayatullah yang

terletak di Jl. Inpeksi Saluran No. 19 Telp. (021) 8503166).

5. Teknik Analisa Data

9Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka

Cipta, 1993), Edisi Revisi II, h. 202. 10Winarno Surakhmat, Pengantar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Tarsito, 1980), h. 102.

Page 21: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

Teknik penulisan skripsi ini adalah dengan menggunakan metode

deskriptif analisis yaitu suatu teknik analisis data dimana penulis terlebih dahulu

memaparkan semua data yang diperoleh dari hasil pengamatan, kemudian

menganalisanya dengan berpedoman pada sumber-sumber yang tertulis.

Metode analisa dalam penelitian deskriptif analisis ini, terhadap data

berupa informasi, uraian dalam bentuk bahasa, kemudian dikaitkan dengan data

sehingga memperoleh gambaran atau menguatkan suatu gambaran yang sudah ada

dan sebaiknya bila dibandingkan dengan teori yang ada.

Adapun pedoman yang dijadikan sandaran penulis dalam penulisan skripsi

ini adalah Buku Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, terbitan UIN Jakarta Press, 2002. dan buku pegangan

Metodologi Penelitian Kualitatif yang ditulis oleh Prof. Dr. Lexy J. Moleong, MA

dan metode Penelitian Kualitatif yang ditulis oleh Burhan Bungin (Ed).

6. Teknis Pengolahan Data

Analisis yang baik memerlukan pengelolaan data yang dilakukan secara

efisien. Karena itu penulis mencatat data dalam format yang memudahkan

analisisnya.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan skripsi ini sebelum penulis mengadakan penelitian

lebih lanjut kemudian menyusunnya menjadi suatu karya ilmiah, maka langkah

awal yang penulis tempuh adalah mengkaji terlebih dahulu skripsi-skripsi yang

Page 22: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

mempunyai judul hamper sama dengan yang akan penulis teliti. Judul-judul

tersebut diantaranya:

- Karya milik Sri Sugiyanti yang memiliki judul “Manajemen

Pendayagunaan Hewan Qurban Melalui Usaha Pengkornetan Pada Rumah

Zakat Indonesia”. Dalam skripsi ini Sri Sugiyanti hanya memaparkan

tentang manajemen POACE (planning, organizing, actuating, controlling,

evaluating) dalam pendayagunaan pengkornetan hewan qurban pada

Rumah Zakat Indonesia serta tidak membahas tentang strategi hanya

pendayagunaan saja.

- Karya milik Nurul Fajriyah yang memiliki judul “Pola Pendayaguanaan

Dana Zakat pada Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kota Tangerang

Dalam Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan”. Berisi tentang pola

pendayagunaan atau pendistribusian dalam upaya peningkatan pendidikan

Kota Tangerang serta factor penghambat dan pendukung dalam

pendayagunaan dana zakat di BAZDA Kota Tangerang.

- Karya milik Mulyanih memiliki judul ”Pendistribusian Dana Zakat Infaq

dan Shodaqoh pada BAZDA Kota Serpong”. Adapun skripsi ini

membahas tentang pendistribusian dan ZIS pada BAZDA Kecamatan

Serpong.

- Karya milik Abdul Fikri memiliki judul “Pola Pendayagunaan Dana Zakat

Pada BAZDA Kota Tangerang Dalam Upaya Pemberdayaan Usaha

Ekomomi Lemah”. Adapun skripsi ini membahas tentang

mengembangkan usaha secara produktif, melalui pendayagunaan dana

zakat.

Page 23: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

Berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya, penelitian kali ini

memang penulis ingin menggambarkan secara umum bagaiamana strategi

pendayagunaan dana zakat pada Baitul Maal Hidayatulah Jakarta Timur.

A. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan dalam skripsi ini, penulis berusaha

membuat sistematika dengan jalan membuat pengelompokan berdasarkan

kesamaan dan hubungan masalah yang ada.

Bab I : Merupakan bab pendahuluan, dalam bab ini penulis menguraikan

masalah penulisan yang berisikan pemilihan latar belakang

berisikan pemilihan latar belakang masalah.

Bab II : Merupakan bab tinjauan teoritis, membahas tentang teori strategi,

teori pendayagunaan dan teori zakat.

Bab III : Membahas tentang gambaran Lembaga Baitul Maal Hidayatullah,

latar belakang berdirinya, struktur organisasi, produk dan jasa,

program pendayagunaan zakat.

Bab IV : Membahas tentang strategi pendayagunaan dana zakat Lembaga

Baitul Maal Hidayatullah.

Bab V : Penutup, yang berisi tentang saran dan kesimpulan.

Page 24: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. TEORI STRATEGI

1. Pengertian Strategi

Kata strategi berasal dari bahasa Yunani, yaitu Stratogos yang berasal dari

kata Stratogos, yang berarti militer Ag yang berarti memimpin. Dalam konteks

awalnya, strategi diartikan Generalship atau sesuatu yang dilakukan oleh para

jendral dalam membuat rencana untuk menaklukan musuh dan memenangkan

perang.11 Sehingga tidak mengherankan jika pada awal perkembangannya istilah

strategi digunakan dan popular dilingkungan militer.

Seiring perkembangan ilmu pengetahuan, kata strategi banyak diadopsi

dan diberi yang lebih luas sesuai dengan bidang ilmu atau kegiatan yang

menempatkannya. Pengertian strategi tidak lagi terbatas pada konsep atau seni

seorang jendral di masa perang, tetapi sudah berkembang pada tanggung jawab

seorang pemimpin.12

Penggunaan kata strategi dalam manajemen atau suatu organisasi diartikan

sebagai kiat cara dan taktik utama yang dirancang secara sistematik dalam

melaksanakan fungsi manajemen yang terarah pada tujuan strategi organisasi.13

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan strategi adalah seni

atau ilmu yang menggunakan sumber daya untuk melaksanakan kegiatan

tertentu.14

11

Setiawan Hari Purnomo dan Zulkieflimansyah, Manajemen Strategi Sebuah Konsep

Pengantar, (Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi UI, 1999), h. 8. 12

Ibid, h. 10. 13

Hadari Nawawi, Manajemen Strategi Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan

dengan Ilustrasi di Bidang Pendidikan, (Yogyakarta: Gadjah Mada Universitas Press, 2000), Cet

ke-1, h. 147.

Page 25: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

Untuk mengetahui lebih jelas mengenai pengertian strategi, penulis

mengedepankan pengertian strategi yang dikemukakan beberapa pakar

diantaranya :

a. Menurut Prof. Dr. A.M. Kardiman, strategi adalah penentuan tujuan utama

yang berjangka panjang dan sasaran dari suatu perusahaan atau organisasi

serta pemilikan cara-cara bertindak dan mengalokasikan sumber daya-

sumber daya yang diperlukan untuk mewujudkan tujuan tersebut.15

b. Menurut Dr. Fuad Ansyari mengatakan bahwa : “Dalam pengertian

dasarnya strategi dan titik adalah metode titik untuk memenangkan suatu

persaingan. Persaingan itu berbentuk pertempuran fisik untuk merebut

suatu wilayah dengan memakai senjata dan tenaga manusia. Sedangkan

dalam bidang non militer, strategi dan taktik adalah suatu cara untuk

memenangkan suatu persaingan antara kelompok-kelompok yang berbeda

orientasi hidupnya.”16

c. Menurut Stainer dan Minner, strategi adalah penetapan misi perusahaan,

penetapan sasaran organisasi, dengan mengingat kekuatan eksternal dan

internal, perumusan kebijakan dan strategi tentu untuk mencapai sasaran

dan memastikan implementasinya secara tepat, sehingga tujuan dan

sasaran utama organisasi akan tercapai.17

d. Menurut Din Syamsudin, strategi mengandung arti diantaranya:

1. Rencana dan cara yang seksama untuk mencapai tujuan

14

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka, 1997), h. 199. 15

A.M Kardiman, Pengantar Ilmu Manajemen, (Jakarta: Pronhallindo, t.t.), h. 58. 16

Fuad Amsari, Strategi Perjuangan Umat Islam Indonesia, (Bandung: Mizan, 1990), h.

40. 17George Stainer dan John Minner, Manajemen Strategik, (Jakarta: Erlangga, t.t), h. 20.

Page 26: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

2. Seni dalam mensiasati pelaksanaan rencana atau program untuk

mencapai tujuan.

3. Sebuah penyesuaian terhadap lingkungan untuk menampilkan fungsi

dan peran penting dalam mencapai keberhasilan.18

e. Menurut William F. Glueck, yang dikutip dalam buku Amirullah, et. Al,

Strategi merupakan sesuatu yang dipersatukan, bersifat kompeherensif

terintegrasi yang menghubungkan atau lembaga terhadap tantangan

lingkungan dan dirancang untuk meyakinkan bahwa sejarah dasar

perusahaan atau organisasi akan dicapai dengan pelaksanaan yang tepat

oleh organisasi yang menerapkannya.19

Dari beberapa pengertian di atas maka penulis dapat menyimpulkan: ada

beberapa rumusan-rumusan yang ada dalam strategi, namun demikian tidak

merubah ide-ide pokok yang terdapat dalam pengertian semula diantaranya, yaitu:

1. Strategi merupakan satu – kesatuan rencana yang terpadu untuk mencapai

tujuan organisasi.

2. Dalam menyusun strategi perlu dihubungkan dengan lingkungan

organisasi sehingga dapat disusun kekuatan strategi organisasi.

2. Proses Strategi

Joel Ross dan Michael mengungkapkan, bahwa sebuah organisasi tanpa

adanya strategi seperti kapal tanpa ada kemudinya, bergerak berputus pada

18

Din Syamsudin, Etika Agama dalam Membangun Masyarakat Madani, (Jakarta: Logos,

2000), Cet ke-1, h. 127. 19

Amirullah dan Sri Budi Cantika, Manajemen Strategi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2000),

Cet Ke-1, h. 4.

Page 27: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

lingkaran. Organisasi yang dimiliki seperti pengembara tanpa adanya tujuan

tertentu.20 Adapun proses strategi terdiri dari tiga tahapan :

a. Perumusan Strategi

Dalam perumusan strategi termasuk didalamnya adalah pengembangan

tujuan, mengenali peluang dan ancaman eksternal, menetapkan suatu objektivitas,

menghasilkan strategi alternatif memilih strategi untuk dilaksanakan.21

Dalam

perumusan strategi juga ditentukan suatu sikap untuk memutuskan, memperluas,

menghindari atau melakukan suatu keputusan dalam satu proses kegiatan.

Teknik perumusan strategi yang penting dapat dipadukan menjadi

kerangka kerja diantarannya:

1. Tahap Input (masukan)

Dalam tahap ini proses yang dilakukan adalah meringkas informasi

sebagai masukan awal, dasar yang diperlukan untuk merumuskan

strategi.

2. Tahap Pencocokan

Proses yang dilakukan adalah memfokuskan pada menghasilkan

strategi alternatif yang layak dengan memadukan faktor-faktor

eksternal dan internal.22

3. Tahap Keputusan

Menggunakan semacam teknik, diperoleh dari input sasaran dalam

mengevaluasi strategi alternatif yang telah diidentifikasikan dalam

tahap kedua.23

20

Fred R David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: Prenhalindo, 2002), h. 3. 21

Ibid, h. 15. 22Ibid, h. 183.

Page 28: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

Perumusan strategi haruslah selalu melihat kearah depan dengan tujuan,

artinya peran perencanaan amatlah penting dan memiliki andil yang besar.

b. Implementasi Strategi

Implementasi strategi termasuk pengembangan budaya dalam mendukung

strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif, mengubah arah,

menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memanfaatkan sistem informasi yang

masuk.24

Implementasi strategi sering pula disebut sebagai tindakan dalam strategi

karena implementasi berarti juga memobilisasi untuk mengubah strategi yang

telah dirumuskan menjadi tindakan.

Menetapkan tujuan, melengkapi kebijakan, mengalokasikan sumber daya

dan mengembangkan budaya yang mendukung strategi merupakan usaha yang

dilakukan dalam mengimplementasikan strategi. Implementasi yang sukses

membutuhkan dukungan disiplin, motivasi dan kerja keras.

c. Evaluasi Startegi

Tahapan terakhir dalam sebuah strategi adalah evaluasi strategi. Tiga

macam aktivitas mendasar untuk melakukan evaluasi strategi yaitu:

1. Meninjau faktor-faktor eksternal (berupa peluang dan ancaman) dan

Faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) yang menjadi dasar

asumsi pembuatan strategi

Adapun perubahan faktor eksternal seperti tindakan yang harus

dilakukan. Perubahan yang ada akan menjadi satu hambatan dalam

mencapai tujuan, begitu pula dengan faktor internal yang diantaranya

23

Ibid, h. 198. 24Ibid, h. 5.

Page 29: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

strategi yang tidak efektif atau aktifitas implementasi yang buruk dapat

berakibat buruk pula pada hasil yang akan dicapai.

2. Mengukur prestasi (membandingkan hasil yang diharapkan dengan

kenyataan yang didapat).

Menyelidiki penyimpangan dari rencana, mengevaluasi prestasi

individu dan menyimak kemajuan yang dibuat kearah penyampaian

sasaran yang dinyatakan. Kriteria untuk mengevaluasi strategi harus

dapat diukur dan dibuktikan, kriteria yang meramalkan hasil yang

lebih penting daripada kriteria yang mengungkapkan dengan apa yang

telah terjadi.

3. Mengambil tindakan korektif untuk memastikan bahwa prestasi sesuai

dengan rencana.

Dalam mengambil tindakan korektif tidak harus berarti bahwa strategi

yang sudah ada akan ditinggalkan atau bahkan strategi baru dirumuskan.

”....Tindakan korektif diperlukan bila tindakan atau hasil tidak sesuai dengan yang

dibayangkan semula untuk pencapaian yang direncanakan maka disitulah tindakan

korektif diperlukan.”25

Tindakan korektif harus menempatkan posisi yang lebih baik untuk lebih

mampu memanfaatkan kekuatan internal, menghindari, mengurangi, dan

meringankan ancaman eksternal serta mampu memperbaiki kelemahan internal.

Segala kegiatan korektif harus konsisten secara internal dan bertanggungjawab

secara sosial.

25Ibid, h. 104

Page 30: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

Evaluasi strategi diperlukan karena keberhasilan dimasa depan. Evaluasi

strategi mungkin berupa tindakan yang kompleks dan peka, karena terlalu banyak

penekanan pada evaluasi strategi akan merugikan suatu hasil yang dicapai.

Evaluasi strategi sangat penting untuk memastikan sasaran yang dinyatakan telah

dicapai. Evaluasi strategi sangat diperlukan untuk organisasi dari semua kegiatan

dengan mempertanyakan dan asumsi manajerial, harus memicu tinjauan dan nilai-

nilai yang merangsang kreatifitas.

3. Faktor-Faktor Strategi

Kesadaran bagi setiap orang baik sebagai individu atau kelompok

organisasi, baik organisasi sosial atau organisasi bisnis tentang tujuan yang

hendak dicapai akan berbuah. Suatu usaha untuk mencapai tujuan tersebut dan

sebuah usaha-usaha yang mengarahkan pada penyampaian tujuan disebut strategi.

Suatu strategi harus efektif dan jelas karena ia mengarahkan organisasi

kepada tujuannya untuk itu konsep suatu strategi harus memperhatikan faktor-

faktor strategi, diantaranya:

a. Lingkungan

Lingkungan tak pernah berada pada kondisi dan selalu berubah. Perubahan

yang terjadi berpengaruh sangat luas kepada segala sendi kahidupan

manusia. Sebagai individu masyarakat, tidak hanya kepada cara berfikir

tetapi juga tingkah laku, kebiasaan, kebutuhan, dan pandangan kehidupan.

b. Lingkungan Organisasi

Lingkungan organisasi yang meliputi segala sumber daya dan kebijakan

organisasi yang ada.

c. Kepemimpinan

Page 31: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

S.P. Siagian memberikan definisi tentang kepemimpinan yakni seorang

pemimpin adalah orang tertinggi dalam mengambil keputusan. Oleh

karena itu, setiap pemimpin dalam menilai perkembangan yang ada dalam

lingkungan baik eksternal atau internal berbeda.26

B. TEORI PENDAYAGUNAAN

1. Pengertian Pendayagunaan

Pendayagunaan berasal dari kata “guna” yang berarti manfaat, adapun

pengertian pendayagunaan sendiri menurut kamus besar Bahasa Indonesia:

a. Pengusahaan agar mampu mendatangkan hasil dan manfaat.

b. Pengusahaan tenaga dan sebagainya agar mampu menjalankan tugas

dengan baik.

Kata guna dalam Bahasa Arab yaitu: Al-Istitsmar berasal dari kata

Istatsmara-yastatsmiru, yaitu menggapai sesuatu hasil. Kata Istatsmara Al-Maal-

tsammarahu, artinya adalah mempergunakan harta (maal) tersebut untuk

memproduksi keuntungan. Secara istilah kata guna adalah mempergunakan harta

benda untuk menciptakan sesuatau, baik secara langsung dengan membeli alat-

alat produksi, maupun secara tidak langsung.27

Menurut Kamus Bahasa Indonesia istilah pendayagunaan memiliki arti:

suatu pekerjaan yang memberi pengaruh serta dapat mendatangkan perubahan

yang berarti.28

Pendayagunaan zakat berarti membicarakan beberapa usaha atau kegiatan

yang saling berkaitan dalam menciptakan tujuan tertentu dari penggunaan hasil

26

S.P. Siagian, Manajemen Modern, (Jakarta: Masagung, 1994), Cet ke-2, h. 9. 27

www.pendayagunaanlembagaamilzakat.org.com 28

Muhammad Ali, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Moderen, (Jakarta, Pustaka Amani,

2005), Cet. 1, h. 116.

Page 32: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

zakat secara baik, tepat dan terarah sesuai dengan tujuan-tujuan zakat yang telah

disyariatkan. Pendayagunaan zakat, menurut pedoman Pelaksana Zakat di DKI

Jakarta ditentukan sebagai berikut:

1. bersifat edukatif, produktif dan ekonomi agar para penerima zakat pada

suatu masa tidak memerlukan zakat lagi, bahkan diharapkan menjadi

orang yang membayar zakat.

2. untuk fakir miskin, muallaf, dan ibnusabil, pembagian zakat itu

dititikberatkan pada pribadinya bukan pada lembaga hukum yang

mengurus kebijaksanaan ini dilakukan agar unsure pendidikan yang

dikandung dalam pembagian zakat itu lebih terasa.

3. bagi kelompok amil, gharim dan sabilillah, pembagian dititikberatkan

pada hukumnya atau kepada lembaga yang mengurus atau melakukan

aktivitas-aktivitas keislaman.29 Dasar pendayagunaan zakat umumnya

didasarkan pada Surat At-Taubah ayat 60:

��☺��� �� �������� ������ ����� ���� �!"�☺#���$%

��&���☺��'#���$% �()*+,��- �(⌧�/�⌧ ☺#���$% *1)-34'�'�

5��$% 67� �89���� ����:8���;#���$% 5��$% �<=�>�?

@��� ��#;��$% �<=�>""��� A B(CDE8� � FG�H: @��� I���$% JKL���- DK=�>�M N�6�

Artinya: Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,

orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang

dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang

berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam

perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah

Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.

29

Muhammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat Dan Wakaf, (Jakarta, Universitas

Indonesia Press, 1988), Cet.1, h. 68.

Page 33: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

Maka dapat disimpulkan bahwa pendayagunaan adalah bagaimana cara

atau usaha dalam mendatangkan hasil dan manfaat yang lebih besar dan lebih

baik. Adapun pendayagunaan zakat merupakan bentuk dari proses optimalisasi

pendayagunaan dana zakat agar lebih efektif, bermanfaat dan berdayaguna.

2. Sasaran Pendayagunaan Zakat (8 Asnaf).

Kebijaksanaan pendayagunaan zakat diarahkan kepada sasaran dalam

pengertian yang lebih luas, secara tepat guna, efektif, dengan distribusi yang serba

guna dan produktif. System distribusi zakat adalah persolan maslahat. Ia

menggunakan metode prioritas sesuai dengan tuntutan kebutuhan umat untuk

mencapai masyarakat adil dan makmur, dan untuk melaksanakan alokatif dan

distributor dalam kebijaksanaan fiscal.30

Sasaran pembagian zakat yang dikenal dengan sebutan “mustahuqquz

zakat” yaitu kategori (golongan) yang berhak menerima zakat, pengertian secara

luas mengenai kedelapan kategori itu menurut ulama fiqih,31

terutama ulama

kontemporer, adalah sebagai berikut:

a). Golongan Fakir & Miskin.

Menurut Mazhab Hanafi, fakir adalah orang yang mempunyai harta

kurang dari senisab atau lebih, tetapi habis untuk kebutuhannya. Sedangkan

miskin adalah orang yang tidak mempunyai sesuatu apapun juga untuk memenuhi

kebutuhannya.32

Telah ditegaskan bahwa orang-orang yang berhak menerima zakat

diantaranya adalah fakir miskin. Begitu juga di antara tujuan zakat adalah

30

Sjehcul Hadi Pernomo, Pendayagunaan Zakat Dalam Rangka Pembangunan Nasional,

(Jakarta, Pustaka Firdaus, 1992), Cet. Ke 2, h. 91. 31

Ibid, hal. 12. 32Yusuf Qhardowi, Fikih Zakat, (Bairut, Muassasah Risalah, 1996), Cet. Ke 23, h. 173.

Page 34: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

menghapuskan kefakiran, kemiskinan dan kemelaratan.33

Masyarakat ini terdiri

dari tiga kategori, kategori pertama: mereka yang pendapatannya yang tidak

mencukupi kebutuhan pokoknya; mereka bisa mengambil jatah zakat. Kategori

kedua: mereka yang dapat mencukupi kebutuhan pokoknya, tapi sisa

pendapatannya di bawah satu nisab; mereka tidak berkewajiban membayar zakat,

tapi tidak berhak mengambil jatah zakat. Kategori ketiga: pendapatannya

mencukupi kebutuhan pokoknya dan sisanya mencukupi satu nisab; mereka wajib

membayar zakat. Allah berfirman:

q� A�%�*>' ��� �������� �s☺�'�B � tc�u A q�$% ��u4�v'

��u4' '$% $����� �#��� $4i � +*��[ *1>/� h ��S� E$% 1>B� V�H: *1>���@9=�?

I���$% ��☺�X �q4'��☺' +��>�[ Nwxp�

Artinya: Jika kamu menampakkan sedekah(mu), Maka itu adalah baik sekali. dan

jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang

fakir, Maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. dan Allah akan

menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah

mengetahui apa yang kamu kerjakan.(Q.S. Al-Baqarah: 271)

Dapat dikatakan bahwa pengertian miskin adalah al-mahrum yaitu orang

yang tidak mampu akan tetapi menjaga kehormatan diri, tidak mau meminta-

minta. Misalnya, seseorang membutuhkan Rp. 10.000,-/hari akan tetapi hanya

mempunyai Rp. 7000,-/hari. Sedangkan fakir adalah golongan yang memiliki

harta namun kebutuhan hidup mereka lebih banyak dibandingkan harta yang

mereka miliki. Misalnya, seseorang membutuhkan Rp. 25.000,-/hari tetapi ia

hanya memiliki Rp. 2.500,-/hari. 34

b). Golongan Amil Zakat.

33

M. Ali Hasan, Zakat, Pajak Asuransi Dan Lembaga Keuangan, (Jakarta, PT. Raja

Grafindo Persada, 1996), Cet. 1, h. 19. 34Ibid, hal. 14.

Page 35: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

Amil adalah para pekerja yang telah diserahi tugas penguasa atau

penggantinya untuk mengambil harta zakat dani wajib zakat, mengumpulkan,

menjaga dan menyalurkannya. Dengan kata lain amil adalah badan, lembaga atau

panitia yang mengurus dan mengelola zakat, terdiri dari orang-orang yang

diangkat oleh pemerintah dan masyarakat sekitar. Adapun amil mendapat bagian

seperdelapan dari seluruh harta zakat yang terkumpul, untuk dipergunakan biaya

operasional, administrasi dan honor/gaji bagi anggota team. Setiap amil boleh

menerima zakatnya sebagai petugas sesuai kedudukan dan prestasi kerjanya,

kendatipun dia orang kaya.35

c). Golongan Muallaf.

Golongan muallaf, antara lain adalah, mereka yang diharapkan

kecenderungan hatinya atau keyakinannya dapat bertambah terhadap Islam, atau

terhalangnya niat jahat mereka atau atas kaum muslimin atau harapan akan adanya

kemanfaatan mereka dalam membela dan menolong kaum muslimin dari musuh.36

Diantara golongan masyarakat yang berhak menerima zakat dari kategori

ini adalah sebagai berikut:

1. Orang-orang yang mempunyai keinginan memeluk agama Islam. Dengan

adab yang baik orang-orang yang telah dilembutkan hatinya supaya

memeluk agama Islam.

2. Orang-orang yang mempunyai keinginan membantu umat Islam dengan

adab yang baik orang-orang yang mempunyai kekuasaan bertindak seperti

pemerintah, pemimpin sebuah Negara.

35

Lili Bariadi, dkk, Zakat & Wirausaha, (Jakarta, CV. Pustaka Amri, 2005), Cet. 1, h. 13. 36Yusuf Qhardhawi, Hukum Zakat, (Beirut, Muassasah Risalah, 1996), Cet. 23, Hal. 511.

Page 36: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

3. Orang-orang yang baru memeluk Islam kurang dari satu tahun dan mereka

masih memerlukan bantuan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan

mereka yang baru walaupun bukan semata-mata berbentuk nafkah.

Bantuan tersebut diberikan secara langsung kepada mereka atau secara

bertahap.

Bagian yang diberikan kepada muallaf memang benar-benar

membuktikan tujuan semula sesuai syariat sampai tercapai kondisi social ideal

yang sesuai dengan syariat Islam.37

d). Golongan Riqab.

Riqab artinya hamba sahaya. Bagian ini diberikan untuk memerdekakan

budak, atau dalam rangka membantu memerdekakannya. Sejalan dengan

perkembangan zaman, budak dalam arti harfiah seperti pada masa pra Islam

mungkin sudah tidak ada lagi, tetapi perbudakan dalam bentuk lain, misalnya:

masyarakat Islam yang tertindas baik oleh penjajahan atau dominasi golongan

lain. Alokasi dana zakat pada sektor ini diberikan untuk menolong buruh-buruh

agar lebih berkembang.

e). Golongan Gharim.

Gharim adalah orang yang berhutang bukan untuk keperluan maksiat,

seperti hutang untuk menafkahi dirinya, anak-anak dan istrinya serta hamba

sahaya miliknya. Termasuk untuk menjalankan perintah Allah SWT, seperti haji,

umrah dan hutang untuk menunaikan hak-hak seperti membayar diyat (denda)

atau biaya perkawinan. Termasuk dalam kategori ini adalah orang yang berhutang

untuk kepentingan umum seperti mendamaikan manusia.

37

Syaikh Muhammad Abdul Malik Ar-Rahman, Zakat 1001 Masalah dan Solusinya,

(Jakarta, Pustaka Cerdas, 2003), Cet. , h. 35.

Page 37: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

Terbagi dalam tiga macam bentuk gharim diantaranya yaitu:

1. Hutang yang menjadi kewajiban seseorang untuk kemaslahatan dirinya

sendiri dan hutanngnya bukan untuk maksiat.

2. Hutang yang wajib dibayar Karena mendamaikan dua orang yang

berselisih.

3. Hutang yang wajib dibayar karena menanggung orang lain.

f). Golongan Fi Sabilillah.

Sabilillah adalah sarana untuk menuju keridhoan Allah SWT dalam semua

kepentingan bagi umat Islam secara umum, untuk menegakkan agama dan Negara

bukan untuk keperluan pribadi. Kata fisabilillah memiliki arti luas, pengertiannya

bisa berubah sesuai waktu dan kebiasaan. Fisabilillah meliputi banyak perbuatan,

meliputi berbagai bidang perjuangan dan amal ibadah, baik dari segi agama,

pendidikan, ilmu pengetahuan, budaya, kesenian, termasuk mendirikan rumah

sakit, pengiriman da,I, penerbitan mushaf dan sebagainya. Semua usaha kebaikan

untuk kemaslahatan umum, semua upaya yang dapat menambah kekuatan dan

kejayaan agama dan Negara termasuk dalam kandungan fisabilillah.

g). Golongan Ibnu Sabil.

Ibnu Sabil adalah musafir, orang yang bepergian jauh, yang sedang

kehabisan bekal. Pada saat itu, ia sangat membutuhkan belanja bagi keperluan

hidupnya. Ia berhak mendapatkan bagian zakat sekedar keperluan yang

dibutuhkan sebagai bekal dalam perjalanannya sampai tempat yang dituju.

Sesuai dengan perkembangan zaman, dana zakat ibnu sabil dapat

disalurkan antara lain untuk keperluan: beasiswa bagi pelajar mahasiswa yang

kurang mampu, mereka yang belajar jauh dari kampung halaman, mereka yang

Page 38: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

kahabisan atau kekurangan bekal, penyediaan sarana tempat pemondokan yang

murah bagi musafir muslim atau asrama pelajar dan mahasiswa.38

Pembagian dan pendayagunaan zakat, ditentukan sebagai berikut:

1. Bersifat edukatif, produktif dan ekonomis agar para penerima zakat pada

suatu masa tidak memerlukan zakat lagi. Bahkan diharapkan menjadi

orang yang membayar zakat.

2. Untuk fakir-miskin, muallaf dan ibnu sabil, pembagian zakat itu

ditikberatkan pada pribadinya bukan pada lembaga hukum yang

mengurusnya. Kebijaksanaan ini dilakukan agar unsur pendidikan yang

dikandung dalam pembagian zakat itu lebih jelas dan terasa.

3. Bagi kelompok amil, gharimin, dan sabilillah, pembagian dititikbratkan

pada badan hukumnya atau kepada lembaga yang mengurus dan

melakukan aktivitas-aktivitas keislaman. Dana-dana yang tersedia dari

pengumpulan zakat itu yang belum dibagi atau diserahkan kepada para

mustahik dimanfaatkan untuk pembangunan.

Pendayagunaan dana zakat untuk pemberdayaan selalu memperhatikan

bobot permasalahan yang dihadapi oleh penerima zakat, LPZ juga membuat

ketentuan umum yang merupakan kebijaksanaan zakat. Salah satu alternative

antara lain:

1. Sektor fakir miskin: 35% (dua puluh lima persen untuk bantuan fisik, dan

sepuluh persen untuk dan konsumtif).

2. Sektor amil: 10%,

3. Sektor muallaf, gharim, dan ibnu sabil: 10%,

38Ibid, Hal. 15.

Page 39: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

4. Sektor sabilillah: 45% (dua puluh lima persen untuk bantuan fisik, lima

belas persen untuk bantuan social).

Disamping mempertimbangkan ketentuan umum, pendayagunaan dana

zakat juga mempertimbangkan masalah-masalah praktis yang dihadapi

masyarakat.39

3. Bentuk dan Sifat Pendayagunaan

Kalau melihat pendayagunaan zakat pada masa Rasulullah SAW dan para

sahabat kemudian diaplikasikan pada kondisi sekarang dapat bahwa

pendayagunaan zakat dalam dua bentuk: yakni bantuan sesaat dan pemberdayaan.

Bantuan sesaat bukan berarti bahwa zakat hanya diberikan kepada seseorang satu

kali atau sesaat saja. Bantuan sesaat dalam hal ini berarti bahwa pendayagunaan

kepada mustahik tidak disertai target terjadinya kemandirian ekonomi mustahik.

Pendayagunaan dalam dua bentuk diatas umumnya disertai dengan sifat

penyaluran yang berbeda. Untuk bantuan sesaat sifat penyaluran idealnya adalah

hibah. Adapun untuk pemberdayaan dana yang disalurkan identiok dengan

pinjaman. Ada tiga sifat penyaluran dana dalam pemberdayaan: hibah. Dana

bergulir qhardhul hasan, dan pembiyaan. Tiga sifat penyaluran ini dibedakan

antara dana zakat dengan bukan dana zakat. Untuk penyaluran dana bukan zakat

penyaluran berupa hibah dan bergulir qhardhul hasan dapat dilakukan.

Zakat pada dasarnya diberikan berupa hibah, artinya tidak ada ikatan

antara pengelola dengan mustahik setelah penyerahan zakat. Perkembangannya

zakat dapat diberikan berupa dana bergulir (pinjaman) oleh pengelola kepada

mustahik dengan catatan berupa qhardhul hasan. Artinya tidak boleh ada

39Ibid, h. 27.

Page 40: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

kelebihan yang harus diberikan kepada mustahik kepada pengelola ketika

pengembalian pinjaman tersebut. Besar pengembalian sama persis dengan uang

dipinjamkan.40

C. TEORI ZAKAT

1. Pengertian Dan Tujuan Zakat

Zakat dari istilah fiqih berarti sejumlah harta tertentu yang diwajibkan oleh

Allah untuk diserahkan kepada orang-orang yang berhak. Legitimasi zakat

sebagai kewajiban terdapat beberapa ayat dalam Al-Qur'an. Kata zakat dalam

Ma'rifah disebut 30 kali di dalam Al-Qur'an, 27 kali diantaranya disebutkan dalam

satu ayat Bersama shalat, dan sisanya disebutkan dalam konteks yang sama

dengan sholat meskipun tidak di dalam satu ayat. Di antara ayat tentang zakat

yang cukup populer adalah Surat Al-Baqarah ayat 110 yang berbunyi.41

A�4☺L��%]$% ,yh4,������ A�4'�$�$% ,yh4Czg{��� h ��:$%

A�4:�u� ' X� �"��n| YV�H: �+*��[ ,%��i%: ��}� @���

gq� /��� ��☺�X Fj4'��☺' +����X Npp6�

Artinya : Dan Dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. dan kebaikan apa saja

yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala

nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha melihat apa-apa yang

kamu kerjakan. (Q.S. Al-Baqarah : 110).

Makna zakat menurut bahasa ialah "menambah" sedangkan menurut

pengertian syara' ialah nama bagi suatu harta tertentu, menurut cara-cara tertentu,

kemudian diberikan kepada sejumlah kelompok tertentu.42

40

Ibid. h. 25. 41

Heri Sudarsono, Bank & Lembaga Keuangan Syari'ah, (Jakarta, 2003: Ekonisia),Cet 2.

hal. 12. 42

Imam Suyuthi Al-Munawwar, Dialog Ramadhan, (Jombang, Lintas Media, 2004), Cet

Ke-1, h. 205.

Page 41: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

Maka dapat ditarik kesimpulan zakat adalah sejumlah harta yang wajib

dikeluarkan dan diberikan kepada mereka yang berhak menerimanya apabila telah

mencapai nisab tertentu dengan syarat-syarat tertentu pula. Dan harta tersebut

pemilikan sempurna yang menjadi persyaratan itu adalah harus lebih dari

kebutuhan primer dan cukup senisab serta terbebas dari hutang.

Adapun tujuan dari dikeluarkannya zakat adalah:

a. Menghindari kesenjangan social antara aghniya dan dhua'afa.

b. Pilar amal jama'I antara aghniya dengan para mujahid dan da'I yang

berjuang dan berda'wah dalam rangka meninggikan kalimat Allah

SWT.

c. Membersihkan dan mengikis akhlak yang buruk.

d. Alat pembersih harta dan penjagaan dari ketamakan orang jahat.

e. Ungkapan rasa syukur atas nikmat yang Allah berikan.

f. Untuk pengembangan potensi umat

g. Dukungan moral kepada orang yang baru masuk Islam.

h. Menambah pendapatan Negara untuk proyek-proyek yang berguna

bagi umat.

i. Mewujudkan tatanan masyarakat yang sejahtera diman hubungan

seseorang dengan lainhalnya menjadi rukun, damai dan harmonis yang

akhirnya dapat menciptakan situasi yang tentram, aman lahir dan

bathin.

j. Zakat adala ibadah amaliyah yang mempunyai dimensi dan fungsi

sosial ekonomi atau pemerataan karunia Allah dan juga merupakan

perwujudan solidaritas sosial, pertanyaan rasa kemanusiaan dan

Page 42: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

keadilan, dan sebagai penimbun jurang yang menjadi pemisah antara

golongan yang kuat dan yang lemah.

k. Menjadi unsur penting dalam mewujudkan keseimbangan distribusi

harta dan keseimbangan tanggung jawab individu.43

2. Landasan Kewajiban Zakat

Zakat tidak diwajibkan kepada semua Nabi dan Rasul karena zakat

berfungsi sebagai alat pembersih kotoran dan dosa, sedangkan para Nabi dan

Rasul terbebas dari dosa dan kemaksiatan karena merekan mendapat jaminan

perlindungan dari Allah SWT.

Landasan kewajiban zakat disebutkan dalam Al-Qur'an, Sunnah dan Ijma'

Ulama.

a. Al-Qur'an

='| YV�: *1����$4#:%] B( ���!� *1'u��ui �' 1)+��U�{'$%

�()3 �S<!�$% *1�i#=,��- A gq� �R h4,�!� ⌦V �? *1��� I���$%

��=�☺�? JKL���- Np68� Artinya : Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu

membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.

Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka.

dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.(Q.S. At-Taubah :

103)

b.As-Sunnah

Rasulullah bersabda yang diriwayatkan Syaikhan dari Abdullah bin Umar:

A�� ا'��.ة، و�?دي أن �+; ا:، و9 8��ك �6 4�5، و�: ا0/.م B�+'ا �CD�ن و�روا) ا'�H�8ن "! (ا'�Gآ�ة ا'���وE�، و���م رم

)"+; ا: �! "��

Artinya : Islam ialah, hendaknya engkau menyembah Allah SWT dan tidak

menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun, mendirikan shalat, membayar

zakat yang difardhukan, bershaum di bulan Ramadhan dan

43Ibid, hal. 16.

Page 43: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

menuanaikan ibadah haji ke Baitullah.44

(H.R. Syaikhan dari Abdullah

Bin Umar)

�ء"ا';N' L+.ء وأ";Lوا ��ا'��;EK م���� وداووا �ةآ�'�G� ��' ا�مأ ا�J��ح

(�NOري م�H+'و ا

(روا)Artinya: Peliharalah harta kalian dengan membayar zakat, obatilah orang-orang

yang sakit kalian dengan banyak sedekah dan bersiap-siaplah kalian

dengan cara berdo’a untuk menghadapi cobaan. (HR. Bukhori dan

Muslim).45

c. Ijma' Ulama

Uama baik salaf (tradisional) maupun khalaf (modern) sepakat akan

kewajiban zakat dan bagi yang mmengingkarinya berarti telah kafir dari Islam.46

3. Subjek dan Objek Zakat

Ulama sepakat bahwa zakat di wajibkan kepada muslim yang baligh,

berakal, merdeka karena telah mencapai nisab tertentu dean dengan syarat tertentu

pula.

Allah SWT telah menentukan dalam Al-Qur'an golongan-golongan yang

berhak menerima zakat. Mereka itu adalah:

1). Fakir

2). Miskin

3). Amil Zakat

4). Orang-orang Muallaf yang dijinakkan hatinya

5). Hamba yang ingin memerdedekan dirinya

6). Orang yang berhutang

44

Sayyid Ahmad Al-Hasyimi, Syarah Mukhtarrul Ahaadist, (Bandung, Sinar Baru, 1993),

Cet Ke-1, h. 128. 45

Ibid, h. 409. 46

Syaikh Muhammad Abdul Malik Ar-Rahman, Zakat 1001 Masalah dan Solusinya,

(Jakarta, Pustaka Cerdas Zakat, 2003), Cet ke 1, h. 11.

Page 44: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

7). Orang yang berjuan Fi Sabilillah

8). Ibnu Sabil.47

4. Harta Yang Wajib Dizakati

Sebelum membahas macam-macam harta yang terkena wajib zakat, para

ulama menetapkan alas an kewajiban zakat dari sifat-sifat harta.Sifat-sifat yang

dijadikan sumberbagi kewajiban zakat adalah sebagai berikut:

1. Sifat harta itu bisa mengangkat status seseorang dari miskin menjadi kaya.

2. Sifat kepemilikan terhadap harta yang terkena wajib zakat harus tidak

hilang sewaktu-waktu.

3. Harta kekayaan itu harus harta yang dapat berkembang, baik melalui suatu

perbuatan maupun suatu baik kebajikan. 48

Harta kekayaan yang dikenakan zakat ditentukan berdasarkan sunnah dan

perbuatan Nabi, serta para sahabat sepeninggal Rasulullah, ada 4 macam

diantaranya:

Jenis pertama, adalah hewan ternak, yaitu unta, sapi dan kerbau. Nabi

telah menentukan kadar-kadarnya, dan kadar zakat yang wajib dikeluarkan dalam

ketentuan-ketentuan yang dipelihara oleh Abu Bakar Siddiq sepeninggal Rasul

dan melaksanakannya sebagaimana Rasulullah. Telah lewat satu tahun merupakan

syarat wajib zakat ternak. Apabila telah lewat satu tahun dan ternak tersebut

kurang nisab, maka sesungguhnya tidak wajib zakat. Rasulullah pernah bersabda:

Tiada zakat atas harta hingga lewat satu tahun.

47

Ibid, Hal. 29. 48

Muhammad Abu Zahrah, Zakat Dalam Perspektif Sosial, (Jakarta, Pustaka Firdaus,

2004), Cet 3. hal. 37.

Page 45: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

Jenis kedua, adalah hasil bumi dan buah-buahan. Nabi menyatukan dua

jenis kekayaan itu dalam satu kelompok dan diikuti para sahabat-sahabatnya

sepeninggal beliau.

Bersamaan dengan itu para ulama menyepakati dua hal lainnya:

1. Sesungguhnya zakat hasil bumi dan buah-buahan itu diambil langsung dari

tanaman dan buah-buahan itu sendiri.

2. Apabila tanaman dan tumbuh-tumbuhan tersebut disirami tanpa

menggunakan alat, zakat yang dikeluarkan adalah 10%. Apabila disirami

dengan menggunakan alat maka zakat yang dikeluarkan adalah 5%,

semata-mata karena alat tersebut.

Jenis ketiga, adalah emas dan perak. Rasulullah telah menetapkan

nisabnya (batas minimal wajib zakat dan berapa yang harus dikeluarkan).

Jenis keempat, adalah harta dagangan yaitu harta yang dibuat berdagang.

Ibnu Hazm berkata, harta dagang itu tidak wajib zakat. Sebab, tidak ada nash yang

datang dari Nabi tentang kewajiban zakat atas kekayaan jenis ini. Akan tetapi

jumhur ulama fiqih mewajibkan zakat atas harta dagangan. Mereka dalam hal ini,

mengutip dari hadis-hadis Nabi yang menyatakan wajibnya zakat harta

dagangan.49

Maka dapat disimpulkan harta adalah sesuatu barang yang dimiliki,

dipunyai, oleh seseorang, sutu badan ataupun suatu perusahaan. Makin banyak ia

memiliki barang atau benda makin kaya ia. Menurut ajaran Islam, semua benda

yang dimilki itu yang disebut sebagai harta kekayaan, bila sudah mencapai nisab

harus dikeluarkan zakatnya. Namun, ajaran Islam tidak kaku. Tidak pula semua

49 Ibid, hal. 40.

Page 46: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

harta yang kita miliki, dikeluarkan juga zakatnya. Pada umumnya harta yang

wajib dikeluarkan zakatnya adalah harta yang dapat berkembang (produktif).

Page 47: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

BAB III

GAMBARAN UMUM TENTANG BAITUL MAAL HIDAYATULLAH

A. Sejarah dan Latar Belakang Berdirinya

Zakat merupakan potensi umat Islam yang gemilang dalam upaya

pengentasan kemiskinan, pemberdayaan umat islam. Sehingga perlu adanya

pengelolaan dana zakat itu sendiri secara professional, amanah, tanggung jawab

dan tranfaran yang dilakukan oleh masyarakat, lembaga bersama pemerintah.

Ternyata negeri yang dibangun dengan strategi pembangunan yang terlalu

berorientasi pada pertumbuhan ekonomi serta pembangunan fisik, tetapi

mengabaikan swadaya dan kemandirian masyarakat, serta mengabaikan

pengembangan manusia (human development) itu akhirnya ambruk. Bukan hanya

sumber daya alam yang terkuras habis dieksplotasi atau kualitas sumberdaya

manusia yang malah terpuruk menjadi termasuk terendah di dunia tapi juga

tumpukan utang yang tidak terkira akibat strategi pembangunan yang lebih

banyak ditopang pinjaman luar negeri dan manajemen pembangunan yang buruk.

Paradigma tricle-down effect ini ternyata dalam realitasnya bukan hasil

pembangunan atau kemakmuran yang menetes, tetapi utang menjadi beban lagi

seluruh masyarakat dan yang paling merasakan beban tersebut adalah masyarakat

bawah.

Lalu ketika pondasi yang rapuh itu ambruk, kemiskinanpun menjadi

cermin dari wajah bangsa ini dan berlangsung hingga saat ini.50

50 Company Profile Baitul Maal Hidayatullah.

38

Page 48: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

Maka siapapun dapat menuai malapetaka dari kepongahan dari ketamakan

yang selalu dipertontonkan selama ini. Pengangguran, bencana kelaparan, busung

lapar, mal nutrisi, anak yang putus sekolah, anak jalanan, the lost generation,

poorest of the porr (anak termiskin dari yang miskin), pelayanan kesehatan yang

buruk dan banyak lagi persoalan yang melilit bangsa ini yang tidak hanya

membuat malu sebagai sebuah bangsa sekaligus sebagai Negara yang

berpenduduk muslim terbesar dan bahkan kadang bertanya-tanya, mampukah kita

keluar dari masalah multidimensi ini?.

Pada zaman keemasan Islam, zakat telah terbukti berperan sangat besar

dalam meningkatkan kesejahteraan umat. Zakat tidak sekedar sebuah kewajiban,

tetapi lebih daripada itu, zakat dikelola dengan baik dan didistribusikan secara

merata hingga ketangan yang berhak menerimanya.

Demikian pula sifat keamanahan yang sangat menonjol dari petugas zakat

di zaman Rasulullah SAW. Dan dalam sebuah riwayat kholifah ar-rasyidin,

menyebabakan baitul-maal tempat menampung zakat selalu penuh terisi dengan

harta zakat, kemudian segera disalurkan kepada yang berhak menerimanya.

Dalam periode Daulah Bani Umayyah yang berlangsung selama hamper sembilan

puluh tahun (41-127 H), tampil salah seorang khalifah nya yang sangat

terkenal,yaitu Umar bin Abdul Aziz(99-101 H). Dia terkenal karena kebijakan dan

keadilan serta keberhasilannya dalam memajukan dan mensejahterakan

masyarakat, termasuk keberhasilannya dalam penanganan zakat yang ditujukan

untuk mengentaskan kemiskinan, sehingga para petugas zakat mengalami

kesulitan dalam mencari golongan fakir miskin yang membutuhknan harta zakat

tersebut. Memang sifat amanah dan jujur ini akan menarik rizki dan kemudahan,

Page 49: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

sebaliknya sifat khianat dan tidak dapat dipercaya, akan menyebabkan kefakiran

dan kesulitan.51

Kenyataan di atas menunjukkan bahwa zakat sangat berpotensi untuk

mengentaskan kemiskinan. Bahkan jika zakat benar-benar dikelola secara baik

dan adil, maka tidak akan lagi orang atau warga Negara yang merasa kekurangan.

Mimpikah sekiranya bangsa Indonesia yang terpuruk dengan segala

bidang kehidupan seperti sekarang ini berangan-angan mencapai keadaan seperti

yang telah dicapai oleh Umar bin Abdul Aziz? Tentu saja tidak. Dengan doa dan

harapan akan pertolongan Allah SWT, serta sikap optimis dan kerja keras,

semangat kebersamaan, kasih sayang serta persaudaraan, bangsa Indonesia akan

mampu mencapai kehidupan berbangsa dengan kemakmuran yang merata serta

dilandasi hukum yang berkeadilan.

Baitul Maal Hidayatullah {BMH} adalah lembaga dibawah organisasi

massa Hidayatullah yang diberi amanah untuk mengelola dana ummat dan

Alhamdulillah pada tahun 2001 BMH dikukuhkan sebagai Lembaga Amil Zakat

Nasional melalui SK Menteri Agama No 538. sebuah bukti kepercayaan

masyarakat semakin besar . Adapun sebutan Baitul Maal menggambarkan

idealisme sebagai mana Baitul Maal di zaman para khalifah, yang menjalankan

fungsi pemerataan bagi masyarakat.52

B. Struktur Organisasi Baitul Maal Hidayatullah Periode Tahun 2005

51

Didin Hafidhuddin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, (Jakarta: Gema Insani Press,

2002), Cet ke-1, h. 128. 52Company Profile Baitul Mall Hidayatullah.

Page 50: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

Stuktur organisasi memiliki peran penting untuk mengatur dan

mengkoordinasikan tindakan pegawai dalam mencapai tujuan organisasi.

Pencapaian tujuan organisasi akan lebih mudah direalisasikan dengan bekerja

bersama-sama (team work) daripada dilakukan secara terpisah atau sendiri-sendiri.

Agar pegawai yang bekerja sama tersebut berorientasi pada kepentingan

organisasi atau kolektif, diperlukan adanya koordinasi dan standarisasi atau

prosedur baku yang harus diikuti oleh pegawai. Tanpa adanya struktur yang jelas,

pegawai akan bekerja tanpa arah, bekerja menurut kemauannya sendiri dan

akhirnya tidak hanya organisasi itu yang dirugikan, tetapi juga masyarakat.

Zakat merupakan sumber dana yang cukup potensial untuk meningkatkan

kesejahtraan masyarakat. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu organusasi yang

profesional untuk mengelolanya. Pengelolaan zakat yang dimaksudkan adalah

mencakup kegiatan perencanaan,pengorganisasian,pelaksanaan dan pengawasan

dalam pengumpulan,pendistribusian dan pendayagunaan zakat.53

Salah satu organisasi yang bergerak dalam pengelolaan zakat adalah

Badan Amil Zakat (BAZ). Ada tiga bagian pokok dalam organisasi ini, yaitu

Dewan Pertimbangan, Badan Pelaksana dan Komisi Pengawas. Masing-masing

bagian ini memiliki tugas yang spesifik sesuai dengan Job Description

(pembagian tugas).

53

Abdul Ghofur Anshori, Hukum Zakat dan Pemberdayaan Zakat, (Yogyakarta, Pilar

Media, 2006), Cet Ke-1, h. 105

Page 51: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

Direktur Utara : Drg. Fathul Adhim

Manager Penghimpunan : Marwan Mujahidin

Manager Keuangan : Firmal Zainal Abidin

Manager Pendayagunaan : Muhammad Isnaini

Struktur kepengerusan secara lengkap dari Baitul Maal Hidayatullah dapat

dilihat dalam lampiran-lampiran.

Visi dan Misi

Visi adalah suatu pernyataan menyeluruh tentang gambaran ideal yang

ingin di capai oleh setiap organisasi di masa yang akan mendatang. Visi masa

depan menyatakan arah tujuan secara umum dan dalam jangka waktu panjang.

Dengan memiliki visi yang jelas, maka perjalanan organisasi itu akan ringan,

terarah dan menggembirakan. Jika ada rintangan dan cobaan dalam pelaksanaan

Penasehat

DR. Abdul Mannan, MM

Riza Primadi Drs. Sihansyah Riyadi, MM

Dewan Syari’ah

KH. Nasirul Haq, MA

KH. Hamim Tohari, Msi

Dewan Pengawas

H. Hasan Ibrahim

Buchori Al Wahid

Page 52: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

jadikanlah itu sebagai pemacu untuk lebih bersungguh-sungguh dalam

mewujudkan visi yang telah ditetapkan. Sekaligus sebagai bahan evaluasi kinerja

yang sudah ditentukan.

Karena ada arah yang jelas dan bias berhasil, maka akan terasa indah dan

bahagia karena mampu menembus cita-cita yang diinginkan. Namun, sebaliknya

bila ada organisasi tanpa visi dan misi yang jelas maka mekanisme organisasi

akan cenderung berputar-putar saja tanpa arah dan cita-cita yang akhirnya akan

membuat organisasi hancur dan berhenti di tengah jalan.54

VISI:

Menjadi lembga amil zakat yang terpercaya, amanah dan professional dalam

memberikan pelayanan kepada ummat.

MISI:

1. Meningkatkan kesadaran umat untuk kewajiban zakat dan peduli terhadap

sesama

2. Mengangkat kaum lemah dari kebodohan dan kemiskinan menuju

kemuliaan dan kesejahteraan55

C. Program Pendayagunaan Zakat

Baitul Mall Hidayatullah memiliki 3 payung program diantaranya :

1. Program Dakwah

DAMBAAN {Dai Membangun Negeri}

1. Asuransi Dai

2. Natura Dai

54

BMH News, Ramadhan Smart, (Jakarta, Edisi II, September 2008), h. 5. 55

Wawancara pribadi dengan Rama Wijaya (Program dan Empowering), Jakarta: Rabu,

30 April 2008.

Page 53: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

3. Kirim Dai Indonesia

4. Pengembangan Skill Dai

Peningkatkan kualitas da’I dari segi keilmuan dan wawasan melalui

pengadaan buku-buku referensi, pelatihan dan training secara berkala

dan berkesinambungan.

5. Pengadaan Fasilitas Dakwah

Pemberian fasilitas dakwah bagi da’I-da’I yang bertugas di medan

dakwah yang cukup berat. Misal sepeda, pengadaan perahu dan lain

sebagainya.

6. Bina Iman

Program transformasi keilmuan agama dan pembinaan spiritual yang

dilakukan mulai anak-anak hingga kalangan dewasa. Missal pendirian

TPA, majlis taklim dan lain sebagainya.

7. Satelit Binaan/Bina Umat

Program binaan dan pemberdayaan desa-desa terpencil/ pinggiran

mulai dari ruhani/spiritual, kesehatan (program terpencil/pinggiran)

hingga pemberdayaan ekonomi (program MAPAN).

2. Program Pendidikan

Bina Prestasi Anak Bangsa

a. Beasiswa Berkah

Pemberian beasiswa bagi siswa/I mulai dari SD hingga SMU

khususnya bagi kaum dhuafa/tidak mampu dengan tidak

memprioritaskan kepada prestasi akademik semata.

b. Beasiswa Plus

Page 54: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

Pemberian beasiswa untuk mahasiswa yang diberikan kesempatan

untuk melanjutkan pendidikan di luar negri.

c. Beasiswa Prestasi

Pemberian beasiswa bagi siswa/I mulai dari SD hingga SMU

khususnya bagi kalangan dhuafa/tidak mampu yang memiliki prestasi

akademik yang baik dijenjang pendidkannya.

d. Sahabat Guru/Bea Guru

Program untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas guru dengan

pelatihan, pendidikan dan kesejahteraan guru khususnya guru

pedalaman/pedesaan, yakni mendirikan sekolah formal ditengah-

tengah masyarakat dengan biaya Cuma-Cuma.

e. Sahabat Bangun Sekolah

Memberikan fasilitas sarana dan prasarana pendidikan untuk

menunjang kualitas sumber daya insani baik guru ataupun siswa.

3. Sosial dan Ekonomi

Saatnya Kita Berbagi

a. Sidak Sehat

Program kesehatan keliling dengan pengobatan Cuma-Cuma,

penyuluhan, dan konseling ke masyarakat khususnya rawan penyakit,

keluarga gizi dan makanan.

b. Mandiri Terdepan

Page 55: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

Pemberdayaan ekonomi masyarakat bagi uasaha kecil produktif yang

dimilki/dikelola oleh perorangan ataupun kelompok mustahik (orang

yang berhak menerima dana zakat). Model pembiyaan secara langsung

dan melalui BMT.

c. Pusat Pendidikan Anak Sholeh

Program penyantunan dan pembinaan anak-anak yang dhuafa/kurang

mampu melalui pondok PPAS yang mana memberikan fasilitas secara

penuh mulai akomodasi, konsumsi hingga pendidikan.

d. Rumah Singgah

Program pembinaan anak-anak jalanan dengan pembekalan keilmuan

agama/akhlak dan motivasi.

e. Kurban Berkah Nuasantara

Program kurban yang didistribusikan ke daerah/desa binaan Sumatra

hingga Papua.

f. Klinik Sehat

Pendirian klinik yang diprioritaskan untuk kalangan yang kurang

mampu dengan pembiyaan gratis dan melakukan konseling keliling

(dokter keluarga) secara berkala dan berkelanjutan.

D. Produk Jasa dan Layanan

a. Produk

1). Perhimpunan dana zakat

2). Perhimpunan dana infaq/shadaqoh

3). Perhimpunan dana wakaf tunai

4). Perhimpunan dana khusus (kemanusiaan)

Page 56: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

5). Perhimpunan dana qurban

6). Perhimpunan dana CSR (Corporate Social Responsibility)

7). Perhimpunan barang bantuan

8). Kemitraan program social perusahaan pemerintah/swasta

b. Layanan Partisipasi

1). Berzakat via ATM

2). Berzakat via Bank

3). Berzakat via SMS

4). Berzakat via Debet Card

5). Berzakat via Internet Banking

6). Konter zakat

7). Konsultasi zakat

8). Jemput zakat

9). Zakat online

c. Layanan Umat

1. Membaca dan Belajar Al-Qur’an (MBA)

- Baca Al-qur’an

- Tahsin

- Tarjamah & Tafsir Al-qur’an

2. Kajian Islam

- Dasar-dasar Dienul Islam

- Kajian Lanjut Dienul Islam

- Kajian metodologi Berislam

3. Ruqiyah Syari’iyah

Page 57: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

4. Konseling keluarga dan agama

5. Layanan SKS (Sahabat Kala Sakit)56

56Ibid, Wawancara Pribadi dengan Rama Wijaya.

Page 58: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Strategi Baitul Maal Hidayatullah Jakarta Timur dalam Upaya Terwujud

Kuliah Da’i Mandiri

Sebagaimana pengertian dari strategi adalah satu-kesatuan rencana yang

terpadu untuk mencapai tujuan organisasi agar menjadi efektif dan efisien. Sebuah

organisasi atau lembaga yang menyusun strategi umumnya lebih efektif

dibandingkan dengan organisasi yang tidak menyusun strategi. Hal ini,

disebabkan strategi adalah kacamata yang bermanfaat untuk memonitor apa yang

dikerjakan dan yang sedang terjadi didalam sebuah organisasi atau lembaga.

Strategi yang diterapkan oleh sebuah organisasi atau lembaga. Strategi yang

diterapkan oleh sebuah organisasi atau lembaga yang disusun dengan baik dapat

memberikan sumbangan terhadap kesuksesan organisasi. Akan tetapi, jika strategi

tidak disusun dengan baik malah akan membawa organisasi itu mengarah kepada

kegagalan yang akan berdampak buruk bagi organisasi tersebut.

Tahap perumusan strategi adalah tahap yang paling menentukan dalam

sebuah organisasi/lembaga baik yang bergerak dibidang bisnis ataupun sosial.

Apakah rencana yang akan dicapai telah sampai kepada sebuah tujuan yang

diinginkan.

1. Perumusan Strategi

Adapun dalam proses strategi dibagi kepada 3 tahapan yaitu Perumusan

Strategi,Implementasi Strategi dan Evaluasi Strategi. Dalam perumusan strategi

termasuk didalamnya adalah pengembangan tujuan,mengenali peluang dan

ancaman eksternal. Perumusan strategi haruslah selalu melihat kearah depan

Page 59: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

dengan tujuan artinya peran perencanaan amatlah penting dan memiliki andil yang

besar.

ANALISIS SWOT

Analisis ini diupayakan mencakup data-data faktual yang terjadi disebuah

lembaga hal ini di maksudkan agar strategi yang diambil memiliki dasar yang

dapat di pertanggungjawabkan. Hasil analisa swot dapat menumbuhkan kualitas

dan kuantitas posisi lembaga dengan kemampuan yang dimilikinya. Analisa swot

Lembaga Baitul Maal Hidayatullah diantaranya meliputi :

a. Kekuatan (Strenght)

Adanya dukungan dari pemerintah dan masyarakat sekitar yang memiliki

apresiasi tinggi bukan hanya dalam bentuk dukungan moril tapi juga materil.

b. Kelemahan (Weakness)

Berdasarkan evaluasi yang di lakukan terhadap kegiatan Kuliah Da’i

Mandiri ada beberapa kelemahan dalam menjalankan operasionalnya:

1. Lembaga Baitul Maal Hadayatullah bermasalah dengan jumlah anggaran

(financial) yang terbatas sehingga mempengaruhi kegiatan belajar

mengajar yang sedang dilakukan. Karena sekolah tersebut gratis dan

banyak masyarakat yang belum sadar akan pentingnya zakat.

c. Peluang (Opportunities)

Peluang/kesempatan dalam strategi pendayagunaan yang dimiliki oleh

Lembaga Baitul Maal Hidayatullah dalam menciptakan/membentuk kader Da’i

yang memiliki kemandirian dan berguna bagi Bangsa dan Negara peluang

diantaranya :

Page 60: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

1. Lembaga Baitul Maal Hidayatullah memberikan peluang bagi kader-kader

Da’i untuk menegakkan syari’at karena sosok Da’i adalah sebuah

keniscayaan. Sosok yang memberikan pencerahan tempat bertanya umat

dan sebagai agen dalam tauladan masyarakat.

2. Sebagai media untuk menciptakan kesadaran kepada para dermawan agar

menyisihkan hartanya untuk mereka yang berhak menerima dana zakat (8

Asnaf) dan memiliki rasa tanggung jawab sosial yang tinggi.

d. Ancaman

Ada beberapa ancaman/hambatan dari luar yang dapat mengurangi strategi

pendayagunaan pada Lembaga Baitul Maal Hidayatullah,diantaranya :

1. Da’i yang telah dikirim ke daerah memiliki ancaman tersendiri yaitu

dalam menyesuaikan diri dengan adat istiadat penduduk setempat. Karena

kehadiran Da’i harus bisa menentukan perkara ikthilaf (perbedaan) yang

mereka hadapi.

2. Anggaran yang minim untuk Da’i, Karena Da’i disupport penuh baik

materi dan fisik selama 6 bulan.

2. Implementasi Strategi

Tahap penerapan merupakan tahapan yang paling vital bagi keberhasilan

suatu lembaga tanpa adanya penerapan yang efektif, akan menjadikan impian jauh

dari kenyataan. Pada tahapan ini dibutuhkan suatu aktifitas dengan mobalisasi

yang tinggi dan membutuhkan komitmen serta kerjasama dari seluruh unit, tingkat

dan seluruh pengurus jika ingin berhasil.

Page 61: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

Implementasi strategi termasuk pengembangan budaya dalam mendukung

strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif. Implementasi strategi

Baitul Maal Hidayatullah yang diaplikasikan sebagai berikut:

a. Menentukan Program

Program adalah rencana yang pada dasarnya telah menggambarkan

rencana yang kongkrit, yang dalam program telah tercantum, baik sasaran,

kebijakan prosedur, waktu maupun anggaran. Jadi, program juga

merupakan usaha-uasaha mengefektifkan rangkaian tindakan yang harus

dilaksanakan menurut bidangnya masing-masing57

Program pendayagunaan yang telah ditetapkan oleh Baitul Maal Hidayatullah

adalah:

1. Program Dakwah

a. Asuransi Da’i

b. Natura Da’i

c. Kirim Da’i Indonesia

Peningkatan kualitas Da’i dari segi keilmuan dan wawasan melalui

pengadaan buku-buku referensi, pelatihan dan training secara berkala dan

berkesinambungan.

e. pengadaan Fasilitas dakwah bagi Da’i-Da’i yang bertugas di medan

dakwah yang cukup berat

f. Bina Iman

Program transformasi keilmuan agama dan pembinaan spiritual yang

dilakukan mulai anak-anak hingga kalangan dewasa.

57

Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen: Dasar, Pengertian dan Masalah, (Jakarta, Hadi

Massagung, 1993), Cet Ke-9, h. 100.

Page 62: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

g. Bina Umat

Program pembinaan dan pemberdayaan desa-desa terpencil/pinggiran

mulai dari ruhani, kesehatan serta pemberdayaan ekonomi.

2. Program Pendidikan

a. Beasiswa Berkah

Pemberian beasiswa bagi siswa/I mulai dari SD hingga SMU khususnya

bagi kaum dhu’afa dengan tidak memprioritaskan kepada prestasi

akademik semata.

b. Beasiswa Plus

Pemberian beasiswa untuk mahasiswa yang diberikan kesempatan untuk

melanjutkan pendidikan di luar negeri.

c. Beasiswa Prestasi

Pemberian beasiswa bagi siswa/I dari SD hingga SMU khususnya bagi

kalangan dhu’afa/tidak mampu yang memiliki prestasi akademik yang

baik di jenjang pendidukannya.

d. Sahabat Guru

Program untuk meningkatkan kualitas/kuantitas guru dengan pelatiha,

pendidikan dan kesejahteraan guru, khususnya guru pedalaman atau

pedesaan.

e. Sahabat Bangun Sekolah

Memberikan fasilitas sarana dan prasarana pendidikan untuk menunjang

kualitas sumber daya insani baik guru maupun siswa.

3. Program Sosial dan Ekonomi

Page 63: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

a. Sidak Sehat

Program kesehatan keliling dengan pengobatan Cuma-Cuma.

b. Mandiri Terdepan

Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat bagi usaha kecil produktif yang

dikelola oleh perorangan kelompok Mustahiq.

c. Pusat Pendidikan Anak Shaleh

Program penyantun dan pembinaan anak-anak kaum dhu’fa melalui

Pondok PPAS yang mana memberikan fasilitas secara penuh mulai

akomodasi, konsumsi hingga pendidikan.

d. Rumah Singgah

Program pembinaan anak-anak jalanan dengan pembekalan keilmuan

agama dan motivasi.

e. Kurban Berkah Nusantara

Program kurban yang didistribusikan ke daerah/desa binaan dari Sumatra

hingga Papua.

f. Klinik Sehat

Pendirian klinik yang diprioritaskan untuk kalangan yang kurang mampu

dengan pembiayaan gratis secara berkala dan berkelanjutan.58

Dalam menetapkan program pendayagunaan Baitul Maal Hidayatullah

sudah cukup baik, namun pada tataran pelaksanaannya masih banyak kendala

yang mesti dihadapi. Sehingga pengurus harus pandai mensiasati keadaan

dilapangan agar terus termotivasi.

b. Membuat Jadwal

58Company Profile Baitul Maal Hidayatullah.

Page 64: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

Jadwal adalah pembagian program menurut deretan waktu tertentu yang

menunjukkan kegiatan tersebut harus diselesaikan. Karena jadwal bagian

yang terpisah dari program, berupa daftar dimulainya pekerjaan dan saat

selesainya pekerjaan tersebut dapat berhasil dengan baik.

Jadwal Kegiatan Keseharian adalah sebagai berikut:

No Ragam Kegiatan Wak-Pel PJP Tempat

1 Qiyamul Lail 02.30-04.20 Peserta Masjid

2 Menuggu Waktu 04.20-04.35 Peserta Masjid

3 Shalat Subuh 04.35-04.50 Peserta Masjid

4 Wirid Pagi 04.50-05.00 Peserta Masjid

5 Program hafalan 05.00-06.00 Mu’allim Masjid

6 Operasi Semut 06.00-06.15 Peserta Asrama

7 Mandi Pagi 06.15-07.30 Peserta Asrama

8 Sarapan Pagi 07.30-08.00 Peserta Asrama

9 Masuk Sessi I 08.00-10.00 Mu’allim Masjid

10 Istirahat 10.00-10.15 Peserta Asrama

11 Masuk Sessi II 10.15-12.00 Mu’allim Masjid

12 Ishoma 12.00-13.30 Peserta Asrama

13 Masuk Sessi III 13.30-15.30 Mu’allim Masjid

14 Shalat Ashar/Wirid 15.30-16.00 Peserta Masjid

15 Masuk Sessi IV 16.00-17.45 Mu’allim Masjid

16 Shalat Maghrib 17.45-18.20 Peserta Masjid

17 Membaca Al-Qur’an 18.20-19.00 Peserta Masjid

Page 65: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

18 Shalat Isya/Wirid 19.00-19.30 Peserta Masjid

19 Makan Malam 19.30-20.00 Peserta Asrama

20 Masuk Sessi V 20.00-21.30 Mu’allim Masjid

21 Istirahat 21.30-02.30 Mu’allim Asrama

22 Shalat Malam 02.30-04.35 Mu’allim Masjid

23 Shalat Subuh 04.35-04.50 Mu’allim Masjid

c. Menetapkan Prosedur

Prosedur adalah rencana yang merupakan metode yang biasa digunakan

dalam menangani kegiatan-kegiatan yang dilakukan.59

Prosedur dari Kuliah Da’i Mandiri:

Asal dan Kriteria Peserta

1. Asal Peserta

a. Organisasi Dakwah.

b. Da’i yang telah eksis membina di kawasan terpencil dan minoritas.

c. Masyarakat Umum.

2. Persyaratan Peserta

a. Lancar dalam membaca Al-Qur’an.

b. Pernah terlibat dalam gerakan dakwah (Takmir Masjid).

c. Siap mengikuti semua rangkaian pendidikan serta ta’at kepada tata

tertib yang telah ditetapkan.

d. Siap ditempatkan sebagai Da’i atau membuka jaringan dakwah baru

khususnya didaerah terpencil dan minoritas.

59

Mukhtar Effendi, Manajemen Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam, (Jakarta:

Bharata Karya Aksara, 1986), Cet Ke-1, h. 79.

Page 66: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

e. Umur 18-25 tahun (priorotas belum berkeluarga).

Tempat Tugas

a. Daerah Miskin.

b. Daerah pedalaman dan pedesaan.

c. Kepulauan terpencil.

d. Kawasan rawan konflik.

d. Memperkirakan Anggaran

Adalah suatu perkiraan atau taksiran yang harus dikeluarkan oleh suatu

pihak dan pendapatan (Income) yang diharapkan diperoleh pada masa

yang akan dating dipihak lain. Dengan demikian, anggaran itu dinyatakan

dalam waktu serta unit-unit yang melaksanakan pekerjaan tersebut guna

mencapai hasil yang diharapkan. Dari hasil wawancara yang dilakukan

penulis dalam masalah pendanaan 75% keseluruhan dana zakat yang

masuk dari POS DA’I, 25 % dialokasikan untuk Kuliah Da’i Mandiri dan

sumber dananya sendiri biasa diperoleh dari donator-donatur tetap serta

masyarakat sekitar.

3. Evaluasi

Evaluasi strategi adalah proses mendapatkan informasi mengenai

pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan berikut kinerjanya serta

membandingkan rencana tersebut dengan standar yang telah ditentukan.60

Ada tiga kegiatan pokok dalam evaluasi strategi, diantaranya:

a. Mengkaji ulang faktor-faktor eksternal damn internal yang menjadi

landasan perumusan strategi yang telah ditetapkan.

60

Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Strategik, (Jakarta,: Bina Rupa Aksara, 1996), Cet.

Ke 2, h. 111.

Page 67: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

Penguatan internal terkait dengan sumber daya manusia dan

kelembagaan. Sumber daya manusia yang ada di LPZ mestinya

professional, jujur dan transparan. Sedangkan yang terkait dengan

kelembagaan adalah mekanisme kerja, transparasi organisasi dan

akuntabilitas publik (melalui media cetak ataupun elektonik). Dengan

begitu masyarakat mendapatkan kesempatan untuk mengakses informasi

tang ada di LPZ. Dalam konteks ini. Mestinya LPZ menerapkan standar

manajemen modern, yang antara lain terkait dengan ketersediaan visi

dan misi, planning, perorganisasian, budgeting, evaluasi kelembagaan

secara kontinu.

Sedangkan, yang terkait dengan penguatan eksternal adalah berupa

sinergi jejaring antar lembaga pengelola zakat maupun LPZ dengan

lembaga lain yang memiliki keterkaitan erat dengan program dan

kegiatan yang dilakukan LPZ (Media, departemen dan lain

sebagainya).61

Dengan demikian, rancangan besar agar lembaga pengelola zakat

akuntabel dan berdampak secar sosial dan ekonomi bagi masyarakat

dapat terwujudkan. Sehinnga problem klasik pengelola zakat dapat

terselesaikan dan tidak berlarut-larut.

b. Mengukur kinerja (Kemampuan)

Perlunya profesionalisasi lembaga pengelola zakat yang dicirikan

dengan, secara personal merupakan orang-orang yang kompeten

dibidangnya. Dan sebagai konsekuensi dari profesionalitas itu, maka

61 Majalah BAZIS PROV. DKI, Peduli Ummat, (Jakarta, maret 2008) h. 10.

Page 68: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

semestinya orang yang bekerja full time dengan kompensasi

profesionalitas yang wajar dan tetap dibarengi dengan keikhlasan.

Karena setiap yang bekerja didalamnya didasarkan pada kemampuan dan

kinerja. Maka lembaga zakat akan berkembang secara lebih baik.62

c. Melakukan tindakan-tindakan korektif.

Melakukan tindakan korektif untuk memastikan bahwa prestasi sesuai

dengan rencana yang diinginkan. Langkah ketiga ini dilakukan dengan

tujuan untuk perbaikan dan menyempurnakan segala kegiatan, kebijakan

serta hasil yang tidak sesuai dengan rencana atau standar yang telah

ditentukan.

Adapun upaya yang dilakukan oleh Baitul Maal Hidayatullah dalam

mengevaluasi hasil kenerja yaitu dengan melakukan rapat koordinasisi

yang secara rutin dilakukan.

B. Pendayagunaan Dana Zakat Lembaga Baitul Maal Hidayatullah Melalui

Program Kuliah Da’i Mandiri

Sebagaimana pengertian dari pendayagunaan dana zakat adalah suatu

proses optimalisasi distribusi dana zakat agar lebih efektif, bermanfaat serta

berdaya guna. Maka dalam menentukan pola pendayagunaan zakat, skala

prioritas harus diterapkan dengan melihat kebutuhan dan kesesuaian yang ada di

masyarakat.63

Tentang pendayagunaan zakat, perlu diingat bahwa zakat itu mempunyai

dua fungsi utama, yaitu:

62

Ibid, h. 11. 63

Muhammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, (Jakarta, UI-Press,

1998) Cet ke 1, hal. 61.

Page 69: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

a. untuk membersihkan harta benda dan jiwa manusia supaya senantiasa

berada dalam keadaan fitrah.

b. Zakat itu juga berfungsi sebagai dana masyarakat yang dapat

dimanfaatkan untuk kepentingan sosial guna mengurangi kemiskinan.

Pemanfaatan atau pendayagunaan selama ini dapat digolongkan ke dalam

empat kategori :

a. Pendayagunaan Zakat yang konsumtif tradisional sifatnya. Dalam

kategori ini zakat dibagikan kepada orang yang berhak menerimanya

untuk dimanfaatkan langsung oleh yang bersangkutan.

b. Zakat Konsumtif Kreatif, zakat yang diwujudkan dalam bentuk lain

dari barangnya semula.

c. Zakat Produktif Tradisional, zakat yang diberikan dalam bentuk

barang-barang produktif.

d. Zakat Produktif Kreatif, ke dalam bentuk ini dimasukkan semua

pendayagunaan zakat yang diwujudkan dalam bentuk modal yang

dapat diperdayagunakan, baik untuk membangun suatu proyek sosial

maupun untuk membantu pengusaha kecil.64

Dimaksud dengan arah dan kebijaksanaan pendayagunaan zakat adalah

segala sesuatu yang bertalian dengan usaha pemerintah dalam rangka

memanfaatkan hasil pengumpulan zakat kepada sasaran dalam pengertian yang

lebih luas sesuai dengan cita dan rasa syarak secara tepat dan guna, efektif

manfaatnya dengan system distribusi yang serbaguna dan produktif, sesuai dengan

pesan dan kesan syariat serta tujuan social ekonomis dari zakat.

64Ibid, hal. 62

Page 70: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

Untuk mengarah kepada daya guna yang tepat dan cepat, serba guna dan

produktif, perlu perencanaan, pengerahan dan pembinaan bagi sasaran zakat baik

mustahiq yang bersifat pribadi maupun yang bersifat umum, atau badan hukum.65

Pada isi pendistribusian dan pendayagunaan ZIS, perlu diperhatikan

kembali beberapa hal antara lain aspek pengumpulan dan pengolahan data

mustahiq perlu diperhatikan terlebih dahulu untuk menetapkan beberapa jumlah

mustahiq yang akan mendapatkannya dan penetapan skala prioritasnya. Yang tak

kalah pentingnya juga adalah harus diperhatikan bahwa keberhasilan amil zakat

bukan ditentukan oleh besarnya dana zakat yang dihimpun atau didayagunakan,

melainkan juga pada sejauh mana para mustahiq dapat meningkatkan kegiatan

usaha ataupun kerjanya.

Aspek monitoring dan pembinaan kepada para mustahiq juga perlu

mendapatkan perhatian yang sungguh-sungguh dari lembaga zakat. Lembaga

zakat harusa memberikan laporan yang transparan sehingga dapat diketahui oleh

para muzakki maupun masyarakat secara keseluruhan mengenai pemanfaatan dan

pendayagunaan dana zakat tersebut.66

Program kegiatan Kuliah Da’i Mandiri atau biasa disebut dengan istilah

Bahasa Arab Tadribuddu’at yang mengandung arti Pelatihan Da’i. program ini

dirancang dalam rangka salah satu usaha dalam memenuhi target dakwah di

Nusantara yang banyak fisik dan mental dalam menjalankan tugas pembinaan

umat di daerah pelosok terpencil yang ada seluruh wilayah NKRI.67

65

Sjechul Hadi Pernomo, Pendayagunaan Zakat dalam Rangka Pembangunan Nasional,

(Jakarta, Pustaka Firdaus, 1995) Cet II, hal. 42. 66

www.Pendayagunaanlembagaamilzakat.org.com. di akses pada tanggal 30 April 2008. 67Laporan Akhir Kuliah Da’i Mandiri, h. 2.

Page 71: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

Baitul Maal Hidayatullah sebagai salah satu lembaga amil zakat nasional

ke-7 menggelar program Kuliah Da’i Mandiri, sebuah program untuk mencetak

para Da’i yang siap ditugaskan ke daerah pelosok negeri. Materi yang bervariatif

mulai keilmuan agama, jurnalistik hingga materi pemberdayaan dan kemandirian

diharapakn memberikan Added value eksistensi dai di tengah-tengah masyarakat.

Sosok Da’i adalah sebuah keniscayaan. Sosok yang memberikan pencerahan,

tempat bertanya umat dan sebagai agen dalam pemberdayaan masyarakat sosok

yang menjadi panutan dan suri tauladan masyarakat. Itulah sosok Da’i ideal yang

lahir dari harapan. Saat ini Kuliah Da’i Mandiri memasuki angkatan ke-2 dengan

jumlah 48 peserta dari seluruh nusantara. Sebelumnya telah ditugaskan angkatan

ke-1 berjumlah 39 peserta ke beberapa wilayah diantaranya: Bantul DIY, Sikka

NTT, Kapuas Hulu Kalbar, Belu NTT, Rotendao NTT, Gianyar Bali, dan

Tanggamus Lampung.

Sasaran prioritas daerah Baitul Maal Hidayatullah untuk pengiriman Da’i

adalah :

1. Kawasan Sulit/Terpencil: Kepulauan, daratan yang terisolir, seperti Alor

(NTT), Hulu Mahkamah (Kaltim), Yapen (Papua) dan lain-lain.

2. Kawasan Perbatasan: Titik Terluar Indonesia, seperti Sangihe Talaud

(Sulut), Natuna (Kepri), Sambas (Kalbar) dan lain-lain.

3. Kawasan Bencana: Rehabilitasi mental dan Pendidikan, seperti Aceh,

Gunung Kidul, Siduarjo (Jatim) dan lain-lain.

4. Kawasan Rawan Konflik: Stabilisasi dan Rehabilitasi, seperti Poso

(Sulteng), Ambon (Maluku), Ternate (Malut) dan alin-lain.

Page 72: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

5. Kawasan Pengembangan: Daerah Minoritas Muslim, seperti Wamena

(Papua), Timor Leste (NTT).

Sejauh ini, dai’I-Da’i yang dikirim ke daerah sangat efektif dan mendapat

apresiasi dari masyarakat di daerah tersebut. Karena, Da’i yang telah dikirim atau

di tempatkan disuatu daerah diharapkan mampu menjadi solusi bagi masyarakat di

daerah tersebut. Ada beberapa hal yang menjadi faktor penghambat, diantarnya:

1. Dari segi finansial dan fasilitas yang belum memadai bagi para peserta

Kuliah Da’I Mandiri. Karena masih banyaknya masyarakat yang belum

sadar akan pentingnya berzakat.

Sedangkan yang menjadi faktor pendukungnya adalah:

1. Masyarakat sekitar yang memiliki apresiasi tinggi serta pemerintah juga

turut mendukung.

Da’i-Da’i yang telah dikirim disupport penuh oleh Baitul Maal

Hidayatullah itu sendiri selama enam bulan pertama. Baik materi maupun fisik.

Tetapi, tergantung bagaimana situasi dan kondisi daerah yang ditempati Da’i.

Rekapitulasi Laporan Keuangan Tadribuddu’at Hidayatullah Mei

2007

No Jenis Kegiatan Pemasukan Pengeluaran Saldo

1 DPPH 1-3 15.000.000,00

2 Pinjaman 400.000 15.400,000.00

3 Kesekretariatan 1,944,500.00

4 Logistik, Konsumsi 3,483,150.00

5 Transport 130.000.00

6 Kontrak Asrama 1,500,000.00

Page 73: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

7 Perlengkapan Asrama 938,450.00

8 Perlengkapan Belajar 4,181,600.00

9 Honor Pengurus 2,200,000.00

10 Honor Asatidz 900.000.00

11 Insidentil 15,277,700.00

Sumber Laporan Keuangan Kuliah Da’i Mandiri Periode Mei 2007

Dari keseluruhan dana zakat yang masuk dari BMH Pusat melalui Pos

Da’i sebanyak 75% dan 25% dialokasikan untuk kegiatan Program Kuliah Da’I

Mandiri.dan dana zakat yang didayagunakan itu biasa diperoleh dari donator tetap

dan masyarakat sekitar yang ikut berpartisipasi.

Secara khusus tujuan program kegiatan Kuliah Da’i Mandiri adalah:

a. Meningkatkan pemahaman kepada para peserta tentang ajaran dan

pendidikan Islam yang baik dan benar sesuai dengan Al-Qur’an dan

Hadits.

b. Membangun jaringan da’wah yang mampu mengangkat peradaban

Islam sebagaimana yang diharapkan oleh umat.

c. Sebagai landasan motifator serta membangun umat khususnya dalam

Tsaqofa Islamiyah.

d. Mendakwah atau menyebar luaskan ajaran Islam kepada seluruh

manusia.68

68Laporan Akhir Program Kegiatan Da’i Mandiri, h. 4.

Page 74: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat penulis ambil dari hasil penelitian

terhadap Strategi Pendayagunaan Dana Zakat Baitul Maal melalui Program

Kuliah Da’i Mandiri sebagai berikut :

1. Dengan implementasi strategi yang tepat tentu saja dana zakat yang ada

dapat didayagunakan dengan lebih optimal dan dapat dirasakan oleh

seluruh lapisan masyarakat. Dalam konteks ini yaitu orang-orang yang

berhak menerima dana zakat. Dalam hal ini juga BMH menerapkan

startegi dengan melalui tiga program salah satu programnya adalah Kuliah

Da’I Mandiri dan dibantu dengan enam operator di bidangnya masing-

masing.

2. Agar dana zakat dapat lebih berkembang lagi dan tidak hanya diberikan

kepada 8 asnaf saja, berangkat dari pemikiran iti Baitul Maal Hidayatullah

mendayagunakan dana zakat melalui programnya yaitu Kuliah Da’i

Mandiri. Yang diharapkan da’i-da’i tersebut menjadi sosok yang mampu

memberikan solusi dan pencerahan bagi masyarakat. Dana zakat yang

masuk kedalam BMH pusat sebanyak 75% dan 25% dialokasikan untuk

Kuliah Da’I Mandiri.

B. Saran-saran

66

Page 75: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

1. Mengenai fasilitas diharapkan agar lebih memadai baik dalam sarana

belajar agar kegiatan belajar mengajar lebih efektif dan kondusif.

2. Untuk program kuliah Da’i mandiri harusnya jangka waktunya jangan

hanya 3 bulan karena terlalu cepat. Minimal program tersebut

dilaksanakan selama 6 bulan agar Da’i yang dikirim lebih berkualitas.

Page 76: STRATEGI PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT BAITUL MAAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18239/1/DINI...menyeru manusia untuk melaksanakan perintah Alah berupa iman kepada-Nya

i