strategi pembelajaran kooperatif

26
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF ( SPK ) A. KONSEP STRATEGI PEMBELAJARAN KELOMPOK Kelompok merupakan konsep yang penting dalam kehidupan manusia, karene sepanjang hidupnya manusia tidak akan terlepas dari kelompoknya. Kelompok dalam pembelajaran dapat diartikan sebagai kumpulan dua orang individu atau lebih yang berinteraksi secara tatap muka, dan setiap individu menyadari bahwa dirinya merupakan bagian dari kelompoknya, sehingga mereka merasa memiliki, dan merasa saling ketergantungan secara positif yang digunakan untuk mencapai tujuan bersama. Dalam pembelajaran kelompok, setiap anggota kelompok akan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama pula. Dilihat dari landasan psikologi belajar, pembelajaran kelompok banyak dipengaruhi oleh psikologi belajar kognitif holistik yang menekankan bahwa belajar pada dasarnya adalah proses berpikir. Berdasarkan psikologi humanistik juga mendasari strategi pembelajaran ini, pengembangan pembelajaran kelompok, pengembangan kemampuan kognitif harus diimbangi dengan perkembangan pribadi secara utuh melalui kemampuan hubungan interpersonal.

Upload: dian

Post on 27-Jun-2015

3.888 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Model Pembelajaran

TRANSCRIPT

Page 1: STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF

STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF( SPK )

A. KONSEP STRATEGI PEMBELAJARAN KELOMPOK

Kelompok merupakan konsep yang penting dalam kehidupan

manusia, karene sepanjang hidupnya manusia tidak akan terlepas

dari kelompoknya. Kelompok dalam pembelajaran dapat diartikan

sebagai kumpulan dua orang individu atau lebih yang berinteraksi

secara tatap muka, dan setiap individu menyadari bahwa dirinya

merupakan bagian dari kelompoknya, sehingga mereka

merasa memiliki, dan merasa saling ketergantungan secara

positif yang digunakan untuk mencapai tujuan bersama.

Dalam pembelajaran kelompok, setiap anggota kelompok akan

bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama pula.

Dilihat dari landasan psikologi belajar, pembelajaran kelompok

banyak dipengaruhi oleh psikologi belajar kognitif holistik yang

menekankan bahwa belajar pada dasarnya adalah proses berpikir.

Berdasarkan psikologi humanistik juga mendasari strategi

pembelajaran ini, pengembangan pembelajaran kelompok,

pengembangan kemampuan kognitif harus diimbangi dengan

perkembangan pribadi secara utuh melalui kemampuan hubungan

interpersonal.

Menurut Teori Medan, bersumber dari aliran psikologi kognitif

Menurut Psikologi Gestalt, menjelaskan bahwa keseluruhan lebih

memberi pengaruh.

Page 2: STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Menurut Teori Psikodinamika, kelompok bukan hanya sekedar

kumpulan individu, melainkan merupakan satu kesatuan yang

memiliki dinamika dan emosi tersendiri.

B. KONSEP STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF ( SPK )

Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan

belajar yang dilakukan siswa dalam kelompok-kelompok tertentu

untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.

Empat unsur penting dalam SPK :

1. Adanya peserta dalam kelompok.

2. Adanya aturan dalam kelompok

3. Adanya upaya belajar setiap anggota kelompok

4. Adanya tujuan yang harus dicapai

Peserta adalah siswa yang melakukan proses pembelajaran

dalam setiap kelompok belajar, pengelompokan siswa dapat

ditetapkan berdasarkan atas minat dan bakat siswa, latar

belakang kemampuan siswa, campuran baik campuran ditinjau

dari minat maupun yang ditinjau dari kemampuan.

Aturan kelompok adalah segala sesuatu yang menjadi

kesepakatan semua pihak yang terlibat, baik siswa sebagai

peserta didik, maupun siswa sebagai anggota kelompok

Upaya belajar adalah segala aktivitas siswa untuk meningkatkan

kemampuannya yang telah dimiliki, maupun meningkatkan

kemampuan baru, baik kemampuan aspek pengetahuan, sikap,

dan keterampilan

Page 3: STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Aspek tujuan dimaksudkan untuk memberikan arah

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, sehingga setiap anggota

kelompok dapat memahami sasaran setiap kegiatan belajar

Strategi dari pembelajaran kelompok adalah Strategi

Pembelajaran kooperatif ( Cooperative learning ).

Menurut Slavin ( 1995 ) mengemukakan dua alasan :

1. Beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan

Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa

Sekaligus dapatmeningkatkan kemampuan hubungan sosial,

menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang

lain, serta

dapat meningkatkan harga diri.

2. Pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan

siswa dalam

belajar berpikir, memecahkan masalah, dan

mengintegrasikan

pengetahuan dengan keterampilan

Dari dua alasan tersebut, menurut Slavin pembelajaran

kooperatif merupakan bentuk pembelajaran yang dapat

memperbaiki sistem pembelajaran yang selama ini memiliki

kelemahan.

C STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Page 4: STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan

menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, antara empat

sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan

akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda

( heterogen )

Sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok, setiap kelompok

akan memperoleh penghargaan ( reward), jika kelompok mampu

menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan

SPK mempunyai dua komponen utama yaitu :

1. Komponen tugas kooperatif ( cooperative task) tentang

bekerja sama

2. Komponen struktur insentif kooperatif ( cooperative

incentive structure)

tentang membangkitkan motivasi individu untuk bekerjasama

mencapai

tujuan kelompok

Dengan demikian diharapkan SPK memberikan dampak

pembelajaran berupa peningkatan prestasi belajar peserta

didik ( student achievement), serta dampak pengiring relasi

sosial, penerimaan terhadap peserta didik yang dianggap

lemah, harga diri, norma akademik, penghargaan terhadap

waktu, dan suka memperikan pertolongan pada yang lain.

Strategi ini dapat digunakan manakala :

Guru menekankan pentingnya usaha kolektif di samping usa

individual dalam belajar

Jika guru menghendaki seluruh siswa untuk memperoleh

keberhasilan dalam belajar

Jika guru ingin menanamkan, bahwa siswa dapat belajar dari

teman lainnya, dan belajar dari bantuan orang lain

Page 5: STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Jika guru menghendaki utuk mengambangkan kemampuan

komunikasi siswa sebagai bagian dari isi kurikulum

Jika guru menghendaki meningkatnya motivasi siswa dan

menambah tingkat partisipasi mereka

Jika guru menghendaki berkembangnya kemampuan siswa dalam

memecahkan masalah dan menemukan berbagai solusi

pemecahan

D. KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Pembelajaran kooperatif lebih menekankan pada proses kerja sama

dalam kelompok, tujuan yang ingin dicapai tidak hanya

kemampuan akademik, dalam pengertian penguasaan bahan

pelajaran, tetapi juga adanya unsure kerjasama untuk penguasaan

materi tersebut, kerjasama ini merupakan cirri khas dari

pembelajaran kooperatif

Menurut Slavin dan Chambers ( 1996 ) berpendapat bahwa

melalui pembelajaran melalui kooperatif dapat dijelaskan melalui

beberapa perspektif :

Perspektif Sosial : melalui kooperatif setiap siswa akan saling

membantu dalam belajar, karene mereka menginginkan semua

anggota kelompok memperoleh keberhasilan ( bekerja secara tim

dengan mengevaluasi keberhasilan oleh kelompok )

Perspektif perkembangan Kognitif artinya adanya interaksi

angtara anggota kelompok dapat mengembangkan prestasi

siswa untuk mengolah berbagai informasi. Kolaborasi kognitif

( setiap siswa akan berusaha untuk menimba dan memahami

informasi untuk menambah pengetahuan kognitifnya).

Dengan demikian karakteristik Strategi Pembelajaran Kelompok

dapat dijelaskan sebagai berikut :

Page 6: STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF

a. Pembelajaran secara tim artinya tim merupakan tempat untuk

mencapai tujuan, dengan demikian setiap siswa harus saling

membantu untuk mencapai tujuan tersebut, satu sama lain

saling memberikan konstribusi demi keberhasilan kelompok.

b. Didasarkan pada Manajemen Kooperatif, manajemen

mempunyai empat fungsi pokok, di antaranya ; fungsi

perencanaan, fungsi organisasi, fungsi pelaksanaan, dan fungsi

kontrol. Artinya segala bentuk membutuhkan perencanaan yang

matang, sehingga dalam pelaksanaan pencapaian tujuan dapat

berjalan sesuai dengan fungsi masing-masing, sedangkan criteria

keberhasilannya melalui tes dan non tes

c. Kemauan Untuk Bekerja sama, Keberhasilan dalam

pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara

kelompok, maka prinsip bekerja sama perlu ditekankan dalam

proses pembelajaran kooperatif, perlunya saling membantu,

saling berinteraksi dan sal;ing berkomunikasi

d. Partisipasi dan Komunikasi ( Participation Communication

) ; melatih siswa agar mampu berinteraksi serta berpartisipasi

dan berkomunikasi, hal ini sangat penting sebagai bekal mereka

kelak di masyarakat. Untuk memiliki kemampuan berkomunikasi

memang memerlukan waktu siswa tidak dapat secara langsung

menguasai dalam waktu yang singkat, guru harus terus melatih

sampai pada akhirnya siswa memiliki kemampuan untuk menjadi

komunikator yang baik.

Dalam prosedur pembelajaran kooperatif dikenal beberapa prinsip

di

antaranya :

1. Penjelasan Materi, diartikan sebagai proses penyampaian

pokok-pokok materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam

Page 7: STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF

kelompok, dalam proses ini guru dapat menggunakan metode

ceramah, metode Tanya jawab, bahkan kalau perlu guru dapat

menggunakan demonstrasi.

2. Belajar dalam Kelompok, Pengelompokan siswa dalam proses

ini bias dengan cara heterogen, menurut Lie ( Anita Lie ( 2005)

alasan penggunaan pengelompokan heterogen lebih disukai,

karena dapat memberikan kesempatan untuk saling mengajar

( Peer Tutoring) dan saling mendukung, meningkatkan relasi dan

interaksi, memudahkan pengelolaan kelas.

3. Penilaian ; dilakukan dengan tes atau bentuk kuis dan dilakukan

secara individual dan kelompok.

4. Pengakuan Tim ( Tim Recognition), adalah poenerapan tim

yang dianggap paling menonjol atau tim yang berprestasi untuk

diberikan hadiah, sehingga dapat memotivasi tim untuk

meningkatkan keberhasilannya

E. KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN SPK

1. KEUNGGULAN SPK

Keunggulan pembelajaran kooperatif sebagai suatu strategi

pembelajaran

di antaranya :

a. Melalui SPK siswa tidak terlalu tergantung pada guru, akan tetapi

dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri,

menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari

siswa yang lain.

b. SPK dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkanide

atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan

membandingkannya dengan ide-ide orang lain

Page 8: STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF

c. SPK dapat menumbuhkan rasa kerja sama dengan tidak

mengenal berbagai perbedaan

d. SPK dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih

bertanggung jawab dalam belajar.

e. SPK merupakan suatu strategi yang cukup ampuh untuk

meningkatkan prestasi akademik, sekaligus kempuan sosial,

termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan

interpersonal yang positif dengan yang lain, mengembangkan

keterampilan me-manage waktu, dan sikap positif terhadap

sekolah.

f. Melalui SPK dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk

menguji ide dan pemahamannya sendiri, menerima umpan balik,

berpraktik memecahkan masalah tanpa takut membuat

kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah tanggung jawab

kelompoknya.

g. SPK dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan

informasi dan kemmampuan belajar abstrak menjadi nyata ( riil )

h. Interasksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan

motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir yang

berguna untuk proses pendidikan jangka panjang.

2. KETERBATASAN/ KELEMAHAN SPK

a. Untuk memahami dan mengerti filosofis SPK membutuhkan

waktu, sangat

tidak mungkin siswa secara langsung dapat memahami filsafat

cooperative dalam waktu yang singkat.

b. Ciri utama SPK adalah siswa saling membelajarkan, jika tanpa

peer teaching yang efektif, maka bias terjadi cara belajar yang

demikian tidak dipahami dan tidak dapat dicapai oleh siswa.

Page 9: STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF

c. Keberhasilan SPK lebih menonjol keberhasilan kelompok,

sebenarnya yang diharapkan dalam pembelajaran adalah

keberhasilan prestasi siswa secara individual.

d. Keberhasilan SPK dalam upaya menganmbangkan kesadaran

berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang,

hal ini tidak mungkin dapat dicapai dalam waktu yang singkat.

e. Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan

yang sangat penting bagi siswa, tetapi banyak aktivitas dalam

kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan secara

individual, idealnya dalam SPK bagaimana membangun

kepercayaan diri bagi setiap siswa.

Page 10: STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF

STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

( CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING )

A. PENDAHULUAN

Dalam Pembelajaran kelompok dengan menerapkan strategi

pembelajaran

kontekstual, kelas dijadikan sebagai tempat berdiskusi tentang

hasil

penemuan lapangan.

Pembelajaran Kontekstual ( Contextual teaching and learning )

merupakan salah satu pendekatan yang menekankan pada

pembelajaran kelompok yang melibatkan siswa secara penuh

dalam proses pembelajaran, siswa didorong untuk beraktivitas

mempelajari materi pelajaran sesuai dengan topik yang akan

dipelajarinya.

Belajar dalam konteks CTL bukan hanya sekedar mendengarkan

dan mencatat, tetapi belajar adalah proses pengalaman langsung,

dengan harapan perkembangan siswa secara utuh selain aspek

kognitif, afektif, juga psikomotor, diharapkan siswa dapat

menemukan sendiri materi yang dipelajarinya.

B.KONSEP DASAR STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

Contextual Teaching and Learning ( CTL ) adalah suatu strategi

pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan

siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang

dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan

nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya

dalam kehidupannya.

Dari konsep tersebut ada tiga hal yang harus dipahami :

Page 11: STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF

a. CTL menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk

menemukan materi, artinya proses belajar diorientasikan pada

proses pengalaman secara langsung ( proses mencari dan

menemukan sendiri materi pelajaran )

b. CTL mendorong siswa dapat menemukan hubungan antara

materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya

siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara

pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata

c. CTL mendorong siswa untuk menerapkannya dalam

kehidupan, artinya melalui CTL materi yang diterima siswa

bukan untuk ditumpuk di otak kemudian dilupakan, tetapi

sebagai bekal bagi mereka dalam mengarungi kehidupan

nyata di masyarakat.

Dalam strategi pembelajaran kontekstual terdapat lima

karakteristik penting dalam proses pembelajarannya yaitu :

1. Dalam CTL, pembelajaran merupakan proses pengaktifan

pengetahuan yang sudah ada ( activating knowledge ) artinya

apa yang akan dipelajari tidak lepas dari pengetahua yang

sudah dipelajari

2. Dalam konsep yang kontekstual adalah belajar dalam

rangka mengambangkan dan menambah pengetahuan baru

( acquiring) diperoleh secara deduktif , pembelajaran dimulai

secara global dan verbal, kemudian kea rah yang lebih detail.

3. Pemahaman pegetahuan ( Understanding Knowledge )

artinya pengetahuan yang diterima bukan hanya dihapal,

tetapi untuk dipahami dan diyakini.

4. Mempraktekkan pengetahuan dan pengalaman tersebut

( applying knowledge ) artinya pengetahuan dan pengalaman

yang diperoleh dari sekolah dapat diaplikasikan dalam

kehidupan siswa sehingga tampak perubahan perilaku siswa.

Page 12: STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF

5. Melakukan refleksi ( reflecting knowledge ) terhadap

perkembangan pengetahuan, hal ini dilakukan sebagai umpan

balik untuk proses perbaikan dan penyempurnaan strategi.

C. LATAR BELAKANG FILOSOFIS DAN PSIKOLOGIS CTL

1. LATAR BELAKANG FILOSOFIS

Banyak dipengaruhi oleh filsafat konstruktifisme yang

digagas oleh

Mark Baldwin dan selanjutnya dikembangkan oleh pemikiran-

pemikiran Epistemology Glambatista Vico ( Suparno,

1997 ) Vico

mengungkapkan “ Tuhan adalah pencipta alam semesta dan

manusia adalah tuan dari ciptaannya”. Mengetahui menurut

Vico

berarti mengetahui bagaimana berbuat sesuatu, artinya

seseorang

dikatakan mengetahui manakala ia dapat menjelaskan

unsur-unsur

apa yang membangun sesuatu itu.

Oleh karena itu menurut Vico pengetahuan itu tidak terlepas

dari orang ( subjek ) yang tahu pengetahuan merupakan

stuktur konsep dari dari subjek yang mengamati.

Pandangan filsafat konstruktifisme tentang hakikat

pengetahuan mempengaruhi konsep tentang proses belajar,

bahwa belajar bukanlah sekedar menghafal, tetapi proses

mengkonstruksi pengetahuan melalui pengalaman,

pengetahuan bukan suatu pemberian dari orang lain, tapi

hasil dari proses mengkonstruksi yang dilakukan setiap

individu.

Page 13: STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Menurut Piaget ; sejak kecil setiap anak sudah diberi

struktur kognitif yang dinamakan skema yang terbentuk dari

pengalaman, berkat pengalaman itulah struktur kognitif anak

terbentuk skema.

Proses penyempurnaan skema tentang sesuatu yang

dilakukan anak disebut asimilasi, sedangkan proses

penyempurnaannya disebut proses akomodasi, sebelum ia

mampu menyusun skema itu, ia dihadapkan pada posisi

ketidakseimbangan ( disequilibrium)

Pandangan Piaget ; pengetahuan itu terbentuk dalam struktur

kognitif anak, sangat berpengaruh terhadap beberapa model

pembelajaran, di antaranya model pembelajaran kontekstual,

menurut model pembelajaran kontekstual pengetahuan itu

akan bermakna manakala ditemukan sendiri dan dibangun

sendiri oleh siswa.

2. LATAR BELAKANG PSIKOLOGIS

Sesuai dengan filsafat yang mendasarinya, bahwa

pengetahuan terbentuk karena peran aktif subjek, maka

dipandang dari sudut psikologis, CTL berpijak pada aliran

psikologis kognitif yaitu proses belajar terjadi karena

pemahaman individu akan lingkungan, belajar melibatkan

proses mental yang tidak tampak seperti emosi, minat,

motivasi, dan kemampuan serta pengalaman.

Dari latar belakang yang mendasarinya, terdapat beberapa

hal yang harus dipahami tentang belajar dalam konteks CTL :

a. Belajar bukan sekedar menghafal, tetapi merupakan

proses mengkonstruksi pengetahuan sesuai dengan

pengalaman yang dimiliki, semakin banyak pengalaman,

semakin banyak pula pengetahuan yang dapat diperoleh.

b. Belajar bukan sekedar mengumpulkan fakta, pengetahuan

itu pada dasarnya merupakan organisasi dari semua yang

dialami, sehingga pengetahuan yang dimiliki akan

berpengaruh terhadap pola-pola perilaku manusia seperti

Page 14: STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF

pola berpikir, bertindak, kemampuan memecahkan

masalah, termasuk penampilan atau performance.

c. Belajar adalah proses pemecahan masalah, maka akan

berkembang secara utuh,bukan hanya perkembangan

intelektual, melainkan pula mental dan emosi

d. Belajar adalah proses pengalaman sendiri yang

berkembang secara bertahap dari yang sederhana menuju

yang kompleks

e. Belajar pada hakikatnya menangkap pengetahuan dari

kenyataan, pengetahuan yang diperoleh adalah

pengetahuan yang bermakna untuk kehidupan anak.

D. PERBEDAAN CTL DENGAN PEMBELAJARAN

KONVENSIONAL

1. CTL menempatkan siswa sebagai subjek belajar, artinya

siswa

berperan aktif dalam setiap proses pembelajaran dengan

cara

menemukan dan menggali sendiri materi pelajaran,

sedangkan

dalam pembelajaran konvensional siswa ditempatkan

sebagai objek

belajar yang berperan sebagai penerima informasi secara

pasif.

2. Dalam CTL, siswa belajar melalui kegiatan kelompok,

seperti kerja

kelompok, berdiskusi, saling menerima dan memberi,

sedangkan

dalam pembelajaran konvensional pembelajaran

3. Dalam CTL, pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan

nyata

Page 15: STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF

secara riil, sedangkan dalam pembelajaran konvensional,

bersifat

teoritis dan abstrak.

4. Dalam CTL, kemampuan didasarkan atas pengalaman,

dalam

pembelajaran konvensional kemampuan diperoleh melalui

latihan-

latihan.

5. Tujuan akhir dari proses melalui CTL adalah kepuasan diri,

sedangkan dalam pembelajaran konvensional tujuan akhir

adalah

nilai atau angka

6. Dalam CTL, tindakan atau perilaku dibangun atas

kesadaran diri sendiri, misalnya individu tidak melakukan

perilaku tertentu karena tahu bahwa itu akan rugi,

sedangkan dalam pembelajaran konvensional tindakan dan

perilaku individu didasarkan oleh faktor dari luar misalnya

tidak melakukan sesuatu karena takut hukuman atau

sekedar untuk memperoleh nilai atau angka dari guru.

7. Dalam CTL, pengetahuan yang dimiliki setiap individu

selalu berkembang sesuai dengan pengalaman yang

dialaminya, sedangkan dalam pembelajaran konvensional

hal ini tidak mungkin terjadi, kebenaran yang yang dimiliki

berifat absolute dan final, karena pengetahuan yang

dimiliki siswa dikonstruksi oleh orang lain.

8. Dalam CTL, guru berperan memonitor dan

mengembangkan pembelajaran mereka masing-masing,

sedangkan dalam pembelajaran konvensional, guru

sebagai penentu jalannya proses pembelajaran.

9. Dalam pembelajaran CTL, pembelajaran bias terjadi di

mana saja dalam konteks dan setting yang berbeda sesuai

dengan kebutuhan, sedangkan dalam pembelajaran

konvensional pembelajaran hanya terjadi di dalam kelas.

Page 16: STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF

10. Dalam CTL keberhasilan pembelajaran diukur dengan

berbagai cara misalnya dengan evaluasi proses, hasil karya

siswa, penampilan, rekaman, observasi, wawancara, dsb,

sedanglkan dalam pembelajaran konvensional keberhasilan

pembelajaran hanya diukur melalui tes.

Dari beberapa perbedaan di atas, CTL memang memiliki

karakteristik tersendiri, baik dilihat dari asumsi maupun

proses pelaksanaan dan pengelolaannya.

E. PERAN GURU DAN SISWA DALAM CTL

Menurut Bobbi Deporte ( 1992 ) siswa mempunyai gaya

yang berbeda dalam belajar, siswa sebagai unsur modal

belajar terdapat tiga tipe gaya belajar siswa, yaitu tipe

visual, auditorial, dan kinestetis :

Tipe visual adalah gaya belajar dengan cara melihat, artinya

siswa akan lebih cepat belajar dengan menggunakan indera

penglihatan

Tipe auditorial adalah tipe belajar dengan cara

menggunakan alat pendengaran.

Tipe kinestetis adalah tipe belajar dengan cara bergerak,

bekerja dan menyentuh.

Dalam pembelajaran kontekstual, setiap guru perlu

memahami tipe belajar dalam dunia siswa, artinya guru perlu

menyesuaikan gaya mengajar terhadap gaya belajar siswa

Beberapa hal yang harus diperhatikan guru :

1. Dalam pembelajaran kotekstual, siswa dipandang sebagai

individu yang sedang berkembang.

2. Setiap anak memiliki kecenderugan untuk belajar hal-hal

yang baru dan penuh tantangan.

Page 17: STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF

3. Belajar bagi siswa adalah proses mencari keterkaitan atau

keterhubungan antara hal-hal yang baru dengan hal-hal

yang sudah diketahui

4. Belajar bagi anak adalah proses menyempurnakan skema

yang telah ada ( asimilasi ) atau proses pembentukan

skema baru ( akomodasi ).

F. ASAS-ASAS CTL

CTL sebagai suatu pendekatan pembelajaran memilki 7 asas

yang melandasi pelaksanaan proses pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan CTL ( merupakan komponen CTL )

di antaranya :

1. Konstruktivisme adalah proses membangun dan

menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa

berdasarkan pengalaman. Menurut Mark Baldwin yang

dikembangkan oleh Piaget, bahwa pengetahuan itu

terbentuk bukan hanya dari objek semata, tetapi jua dari

kemampuan individu sebagai subjek yang menangkap

setiap objek yang diamatinya., ada dua faktor yaitu objek

yang menjadi bahan pengamatan dan kemampuan subjek

untuk menginterpretsi.

Piaget menyatakan hakikat pengetahuan sebagai berikut :

a. Pengetahuan bukanlah merupakan gambaran dunia

kenyataan

belaka, tetapi selalu merupakan konstruksi kenyataan

melalui

kegiatan subjek

b. Subjek membentuk skema kognitif, kategori, konsep dan

struktur

yang perlu untuk pengetahuan.

Page 18: STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF

2. Inkuiri artinya proses pembelajaran didasarkan pada

pencarian

dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis.

Secara umum proses inkuiri dapat dilakukan melalui

beberapa

langkah :

a. Merumuskan masalah

b. Mengajukan hipotesis

c. Mengumpulkan data

d. Menguji hipotesis berdasarkan data yang ditemukan

e. Membuat kesimpulan

Penerapan asas ini dalam CTL dimulai dari adanya

kesadaran siswa akan masalah yang jelas yang ingin

dipecahkan, siswa didorong utuk menemukan jawaban, dan

hipotesis akan menuntun siswa untuk melakukan observasi

dalam rangka mengumpulkan data, kemudian menguji

hipotesis sebagai dasar dalam merumuskan kesimpulan,

melalui proses ini diharapkan siswa memiliki sikap ilmiah,

rasional, dan logis, hal tersebut diperlukan sebagai dasar

pembentukan kreativitas

3. Bertanya ( Questioning )

Bertanya dapat dipandang sebagai refleksi dari

keingintahuan setiap

individu, sedangkan menjawab mencerminkan

kemampuan

seseorang dalam berpikir. Dalam proses pembelajaran

CTL guru

tidak menyampaikan informasi begitu saja, tetapi

memancing siswa

Page 19: STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF

agar dapat menemukan sendiri. Dalam suatu

pembelajaran yang

produktif kegiatan bertanya akan sangat berguna

untuk :

a. Menggali informasi tentang kemampuan siswa dalam

penguasaan materi pembelajaran

b. Membangkitkan motivasi siswa untuk belajar

c. Merangsang keingintahuan siswa terhadap sesuatu

d. Memfokuskan siswa pada sesuatu yang diinginkan

e. Membimbing siswa untuk menemukan atau

menyimpulkan sesuatu.

4. Masyarakat Belajar

Penerapan asas masyarakat belajar dapat dilakukan

dengan menerapkan melalui kelompok belajar, siswa dibagi

dalam kelompok-kelompok yang anggotanya bersifat

heterogen. Guru dapat mengundang atau mendatangkan

nara sumber yang memiliki keahlian khusus untuk

membelajarkan siswa misalnya dokter, para petani dan lain-

lain.

5. Pemodelan ( Modelling )

Asas modeling adalah suatu proses pembelajaran dengan

memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru

oleh setiap siswa. Proses modeling tidak terbatas dari guru

saja akan tetapi dapat juga guru memanfaatkan siswa yang

dianggap memiliki kemampuan.

Melalui modeling siswa dapat terhindar dari pembelajaran

teoritis abstrak yang dapat memungkinkan verbalisme.

Page 20: STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF

6. Refleksi

Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang

telah dipelajari yang dilakukan dengan cara mengurutkan

kembali kejadian-kejadian atau peristiwa pembelajaran yang

telah dilaluinya. Dalam proses pembelajaran CTL guru

memberikan kesempatan kepada siswa untuk merenung,

membiarkan siswa secara bebas menafsirkan

pengalamannya sendiri.

7. Penilaian nyata

Dalam CTL keberhasilan pembelajaran tidak hanya

ditentukan oleh perkembangan kemampuan intelektual saja

akan tetapi perkembangan seluruh aspek. Penilaian nyata

adalah proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan

informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan

siswa. Penilaian dilakukan secara terus menerus selama

kegiatan pembelajaran berlangsung.

Penerapan CTL sebagai suatu strategi pembelajaran

yaitu :

a. CTL adalah model pembelajaran yang menekankan pada

aktivitas siswa secara penuh, baik fisik maupun mental.

b. CTL memandang belajar bukan menghafal, akan tetapi

proses berpengalaman dalam kehidupan nyata

c. Dalam pembelajaran CTL, kelas bukan sebagai tempat untuk

memperoleh informasi akan tetapi sebagai tempat untuk

menguji data hasil temuan di lapangan

d. Materi pelajaran ditemukan oleh siswa sendiri, bukan hasil

pemberian orang lain.

Page 21: STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF