strategi pemasaran pembiayaan mudharabah ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5747/1/tugas...
TRANSCRIPT
STRATEGI PEMASARAN PEMBIAYAAN
MUDHARABAH DI KSPPS TAMZIS BINA UTAMA
CABANG SALATIGA
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna
Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)
Disusun Oleh :
WAHYU PUTRI THIYASIWI
NIM 64010160056
PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2019
i
STRATEGI PEMASARAN PEMBIAYAAN
MUDHARABAH DI KSPPS TAMZIS BINA UTAMA
CABANG SALATIGA
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna
Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)
Disusun Oleh :
WAHYU PUTRI THIYASIWI
NIM 64010160056
PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2019
ii
iii
iv
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“ Sebuah Keikhlasan Mendamaikan Hidup “
PERSEMBAHAN
Tugas akhir ini penulis persembahkan untuk :
1. Allah SWT atas segala rahmat, nikmat, dan hidayah-Nya kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
2. Kedua orangtua (Bapak Wiyoto dan Ibu Partini), terimakasih atas kasih
sayang, dukungan, dan do’a yang diberikan selama ini.
3. Teman-teman seperjuangan D III Perbankan Syariah angkatan 2016 yang
telah berjuang bersama selama ini.
4. Almamaterku IAIN Salatiga
vi
ABSTRAK
Thiyasiwi, Wahyu Putri. 2019. Strategi Pemasaran Pembiayaan Mudharabah di
KSPPS Tamzis Bina Utama Cabang Salatiga . Tugas Akhir, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi D III Perbankan Syariah, IAIN
Salatiga. Pembimbing: Ari Setiawan, M.M.
Strategi pemasaran merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam
memasarkan berbagai produk agar diminati oleh masyarakat. Penelitian ini
bermaksud untuk mengetahui bagaimana strategi pemasaran pembiayaan
mudharabah di KSPPS Tamzis Bina Utama Cabang Salatiga dan kendala apa yang
dihadapi KSPPS Tamzis Bina Utama Cabang Salatiga dalam memasarkan
pembiayaan mudharabah. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field
research) dengan menggunakan pendekatan kualitatif, dalam memasarkan
pembiayaan mudharabah menggunakan strategi bauran pemasaran (marketing
mix). Produk pembiayaan mudharabah memakai akad kerjasama dimana modal
100% dari shahibul maal; Administrasi pembiayaan mudharabah hanya mengganti
biaya kelengkapan administrasi seperti materai dan ongkos survey.
Selain daripada itu KSPPS juga melaksanakan kegiatan marketing dalam bentuk
iklan, sedangkan kendala yang dihadapi adalah pada bagian pemasaran pembiayaan
mudharabah. Banyaknya lembaga pembiayaan menyebabkan terjadi banyak
pilihan dalam menggunakan banyak pembaruan.
Kata kunci: Bauran pemasaran, Pembiayaan Mudharabah, KSPPS
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumWr.Wb
Puji Syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan karunia,
nikmat, dan kesehatan sehingga saya dapat menyelesakan laporan ini. Tidak lupa
pula kami haturkan shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW, beserta
keluarganya, para sahabatnya dan semua umatnya yang selalu istiqomah sampai
Dengan mengucap syukur alhamdulillah penulis panjatkan puji syukur kepada
Allah SWT, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan
Tugas Akhir yang berjudul “Strategi Pemasaran Pembiyaan Mudharabah Di KSPPS
Tamzis Bina Utama Cabang Salatiga” dengan lancar tanpa kendala yang berarti.
Sholawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada Rasulullah SAW,
keluarga, sahabat, dan para pengikutnya.
Penelitian ini diajukan guna memenuhi Tugas Akhir Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam Program Studi D III Perbankan Syariah. Penulis mengucapkan
terimasih kepada semua pihak yang telah memberikan pengarahan, bimbingan,
bantuan, dan dukungan dalam berbagai bentuk. Oleh karena itu, melalui ruang ini
penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin. M.Ag. selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri Salatiga.
2. Bapak Dr. Anton Bawono, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam IAIN Salatiga.
viii
3. Bapak Ari Setiawan, M.M. selaku ketua Program Studi D III Perbankan
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.
4. Bapak Ari Setiawan, M.M. selaku dosen pembimbing yang telah sabar
membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
5. Segenap dosen, staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam,
Program Studi D III Perbankan Syariah IAIN Salatiga.
6. Kepada kedua orang tua sayayang selalu mendo’akan dan menjadi
penyemangat saya.
7. Segenap karyawan KSPPS Tamzis Bina Utama Cabang Salatiga yang telah
membantu kelancaran kegiatan Magang ini.
8. Sahabat-sahabat seperjungan yang menimba ilmu di IAIN Salatiga,
khususnya prodi D-3 Perbankan Syariah angkatan 2016.
9. Semua pihak yang telah membantu kelancaran pelaksanaan paraktikum dan
penyusunan laporan yang tidak dapat disebutkan satu-persatu
Menyadari atas keterbatasan yang dimiliki dalam menyelesaikan penelitian
ini, sehingga masih ditemui kekurangan dan ketidaksempurnaan. Oleh karena itu,
dengan segenap kerendahan hati penulis menyampaikan permohonan maaf. Namun
demikian sekecil apapun karya tulis ini penulis berharap penelitian ini dapat
bermanfaat untuk pembaca.
Salatiga, 03 Juli 2019
Wahyu Putri Thiyasiwi
64010160056
ix
DAFTAR ISI
COVER ............................................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................................... ii
PENGESAHAN ................................................................................................ iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ......................................................... iv
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ................................................................ v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... vi
ABSTRACT ..................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... x
BAB I : PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 8
C. Tujuan Penelitian 8
D. Manfaat Penelitian 9
E. Metodologi Penelitian 10
F. Sistematika Penulisan 13
BAB II : LANDASAN TEORI ........................................................................ 16
A. Kerangka Teoritis 16
1. Strategi Pemasaran 16
x
a. Pengertian Strategi 16
b. Pengertian Strategi Pemasaran 17
c. Konsep Strategi Pemasaran 18
d. Segmentasi Pasar 18
e. Bauran Pemasaran 21
2. Tinjauan Tentang Produk Mudharabah ................................................. 27
B. Telaah Pustaka 31
BAB III : GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN ............................. 39
A. Sejarah KSPPS Tamzis Bina Utama Cabang Salatiga ............................. 39
B. Profil KSPPS TAMZIS Bina Utama Cabang Salatiga ............................. 42
1. Visi dan Misi KSPPS TAMZIS Bina Utama Cabang Salatiga ........... 42
2. Struktur Organisasi KSPPS Tamzis Bina Utama Cabang Salatiga ..... 42
3. Susunan pengelola KSPPS Tamzis Bina Utama Cabang Salatiga ...... 43
4. Job Discription KSPPS Tamzis Bina Utama Cabang Salatiga ........... 43
C. Produk-Produk KSPPS Tamzis Bina Utama Cabang Salatiga ................. 62
BAB IV : ANALISIS DATA PENELITIAN ................................................... 74
A. Analisis Strategi Pemasaran Pembiayaan Mudharabah di KSPPS Tamzis
Bina Utama Cabang Salatiga .................................................................. 74
B. Kendala yang dihadapi KSPPS Tamzis Bina Utama dalam Strategi
Pemasaran Pembiayaan Mudharabah ...................................................... 84
BAB V : PENUTUP ......................................................................................... 87
xi
A. Kesimpulan 87
B. Saran 88
C. Penutup 89
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 91
LAMPIRAN ..................................................................................................... 93
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lembaga keuangan merupakan suatu lembaga yang sangat membantu
masyarakat. Lembaga keuangan banyak menyediakan fasilitas kredit (modal),
tabungan atau investasi serta pendistribusian sumber daya ekonomi kepada
masyarakat. Disuatu lembaga keuangan maupun bisnis dalam Islam tidak hanya
bertujuan untuk mendapatkan keuntungan (profit oriented) saja, tetapi juga
untuk membentuk keadilan dalam suatu sistem perekonomian, menghindari pola
perilaku ekonomi yang dzalim dan terbebas dari transaksi yang dilarang oleh
Islam seperti riba, maysir, gharar dan lain sebagainya.
Lembaga keuangan dibagi menjadi dua, yaitu lembaga keuangan makro
(bank) dan lembaga keuangan mikro. Koperasi Syariah merupakan salah satu
jenis dari lembaga keuangan yang bergerak pada skala mikro dengan
berdasarkan prinsip syariah. Masyarakat sering menyebut koperasi syariah
dengan BMT (Baitul Maal Wa Tamwil). Perbedaan koperasi syariah dan BMT
terletak pada lembaganya. Koperasi syariah mempunyai satu lembaga saja yaitu
dibidang keuangan yang mengembangkan usahanya dalam bentuk jasa simpan
pinjam maupun pembiayaan. Sedangkan BMT mempunyai dua lembaga yaitu
lembaga keuangan (Baitul Tamwil) dan lembaga sosial (Baitul Maal) yang
bergerak dalam pengumpulan zakat, infaq, shadaqah (ZIS) dan dana sosial lain
beserta pengelolaan dan penyalurannya.
1
Perkembangan Koperasi Syariah maupun BMT di Indonesia dimulai pada
tahun 1992 dengan disahkannya Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang
perbankan yang menerapkan prinsip bagi hasil. Dari situlah mulai bermunculan
lembaga keuangan khususnya perbankan yang berdasarkan prinsip syariah,
seperti Bank Muamalat Indonesia (BMI), BPRS dan BMT. Menurut
Sumiyanto (2008) perbedaan BMT atau koperasi syariah dengan Bank Syariah
adalah dalam aspek pendamping dan dukungan. Kelembagaan bank syariah
sangat terikat dengan peraturan pemerintah (Departemen Keuangan) dan
peraturan Bank Indonesia (BI). Sedangkan kelembagaan BMT atau koperasi
syariah yang berbadan hukum koperasi, berada di bawah naungan Departemen
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah serta diatur dalam Undang-Undang
Perkoperasian No.17 Tahun 2012 dan secara khusus juga diatur dalam
Keputusan Menteri Koperasi dan UKM RI No. 91/Kep/M.KUKM/IX/2004
tentang petunjuk pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah
(KJKS). Mulai tahun 2015, sistem KJKS ini dikenal dengan Koperasi Simpan
Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) berdasarkan Peraturan Menteri
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia No.
16/Per/M.KUKM/IX/2015 tentang pelaksanaan kegiatan usaha simpan pinjam
dan pembiayaan syariah oleh koperasi.
Pasar tradisional sebagai salah satu bagian penting dalam kehidupan
manusia. Karena pasar banyak menjual kebutuhan sehari-hari mulai dari
kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Pasar tradisional dengan harga yang
terjangkau dan merakyat dapat memenuhi kebutuhan yang diperlukan.
3
Kehidupan seorang muslim tentunya tidak jauh dari pasar. Pasar mempunyai
peranan penting bagi kehidupan seorang muslim. Dan bisa dijadikan sebagai
katalisator hubungan transendental muslim dengan Tuhannya. Dengan kata lain,
bertransaksi dalam pasar merupakan ibadah seorang muslim dalam kehidupan
ekonomi. Hal tersebut dilakukan oleh Rasulullah ketika tinggal ke Madinah.
Beliau sering pergi ke pasar untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kepuasan pasar
merupakan hal penting yaitu saling ridha dan rahmat antara pembeli dan penjual
atas transaksi yang dilakukan. Dengan adanya keridhaan ini, maka membuat
pasar tetap loyal terhadap produk perusahaan dalam jangka waktu yang panjang.
Menurut Huda (2016: 40) konsep pemasaran merupakan sebuah ilmu dan
seni yang mengarah pada proses penciptaan, penyampaian, dan
pengomunikasian sesuatu kepada para konsumen serta menjaga hubungan
dengan pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders). Namun, pemasaran
pada masa kini, menurut Kartajaya diartikan sebagai 1) membujuk orang lain
untuk berbelanja sebanyak-banyaknya; 2) membuat kemasan sebaik-baiknya,
padahal produknya tidak bagus, atau; 3) membujuk dengan segala cara agar
orang lain mau berbelanja. Hal ini berbeda dengan pemasaran syariah yang
mengajarkan pemasar untuk jujur kepada konsumen. Disamping itu, nilai-nilai
syariah mencegah pemasar terperosok kedalam kekeliruan tersebut.
Oleh karena itu, peranan dalam marketing sangatlah penting dalam
menunjang keberhasilan di lembaga keuangan syariah. Tanpa adanya strategi
pemasaran yang baik, tentu produk yang telah didesain sedemikian rupa tidak
akan menarik konsumen. Disinilah tugas para marketing untuk memasarkan
produk mereka sehingga konsumen tertarik untuk menggunakan produk
tersebut. Menurut Amir (2005: 207) dalam strategi marketing dikenal dengan
tiga aspek strategi, yaitu segmentasi pasar (segmentation), target pasar yang
tepat (targeting) dan penetuan posisi (positioning) harus lebih baik dalam rangka
memenangkan perang pemikiran, bagaimana untuk menarik nasabah. Pada
aspek taktik, dalam berdagang harus memperhatikan tiga aspek penting lain,
seperti differentiation (keunikan) dari sebuah produk, juga dengan marketing
mix yang sering dikenal dengan istilah 4P (Product, Price, Place, dan
Promotion), dan selling, yaitu kekuatan penjualan untuk memenangkan
persaingan pasar.
Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) atau Balai Usaha Mandiri Terpadu
merupakan lembaga keuangan mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi
hasil, menumbuh kembangkan usaha mikro dalam rangka mengangkat derajat
dan martabat serta membela kepentingan kaum fakir miskin, ditumbuhkan atas
prakarsa dan modal awal dari tokoh-tokoh masyarakat setempat dengan
berlandasan pada sisitem ekonomi yang salam: keselamatan (berintikan
keadilan), kedamaian, dan kesejahteraan.
Menurut Ridwan (2004: 126) Baitul maal (rumah harta), menerima titipan
zakat, infaq, dan shadaqah serta mengoptimalkan distribusinya sesuai dengan
peraturan dan amanahnya. Baitul Tamwil (rumah pengembangan harta),
melakukan pengembangan usaha-usaha produktif atau investasi dalam
meningkatkan kualitas ekonomi. Dengan adanya BMT ini dapat sangat
5
membantu masyarakat yang mayoritas menengah kebawah. Untuk memberikan
bantuan untuk usaha yang dikelola.
Untuk itu, pengembangan dan pemasaran lembaga keuangan syariah perlu
lebih ditingkatkan lagi. Usaha-usaha pemasaran untuk menguasai dan
memperluas pasar mempunyai arti yang sangat penting, untuk itu perlu di
tempuh berbagai cara demi mencapai tujuan tersebut. Seperti yang di ketahui,
bahwa konsep dan strategi pemasaran akan selalu berkembang sesuai dengan
perkembangan jaman.
Keberadaan BMT merupakan represtasi dari kehidupan masyarakat
dimana BMT mampu mengkoordinir kepentingan masyarakat. Dengan
menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat dengan cara menawarkan
produk-produk perbankan dengan menggunakan akad dan prinsip syari’ah yang
bertujuan mencari keuntungan tanpa meninggalkan kepentingan sosial
didalamnya.
Strategi pemasaran yang dilakukan oleh Baitul Maal Wa Tamwil (BMT)
dalam memasarkan produknya yang mana saat ini sudah sangat bersaing, dalam
menyampaikan maksud dari strategi pemasaran mereka untuk dapat diterima dan
dimengerti oleh nasabah. Menurut Mursid (2016 : 69) variabel dari strategi
pemasaran adalah produk. Pemilihan produk yang seksama akan produk
merupakan bagian yang penting. Pembeli baru mau membeli suatu produk kalau
memang merasa tepat untuk membeli produk yang bersangkutan. Artinya,
produklah yang harus menyesuaikan diri terhadap pembeli, bukan pembeli yang
menyesuaikan diri terhadap produk. Variabel kedua yaitu harga, harga bagi
sebagian besar masyarakat masih menduduki tempat teratas, sebelum ia membeli
barang atau jasaa. Bagi penjual yang penting bagaimana menetapkan harga yang
pantas, terjangkau oleh masyarakat dan tidak merugikan masyarakat. Variabel
ketiga yaitu tempat, untuk menyampaikan barang atau jasa ke konsumen apakah
diperlukan saluran distribusi. Perlukah adanya tempat, apa langsung dari
produsen ke konsumen. Variabel keempat yaitu promosi, suatu barang tidak
akan selalu langsung dikenal oleh konsumen. Jadi promosi penting digunakan
untuk mengenalkan suatu produk ke masyarakat luas. Dengan penggunaan
strategi permasaran dari bauran pemasaran sangat berpengaruh karena itu
dijadikan acuan dalam menerapkan ke produk yang akan ditawarkan kepada
masyarakat.
Dalam fungsinya BMT selain harus memberikan pelayanan yang baik juga
tetap berhubungan baik dengan masyarakat. Karena hubungan yang dijalankan
tidak lain supaya BMT dapat mengukur seberapa jauh kepuasan anggota
terhadap pelayanan yang diberikan. Kepuasan anggota inilah merupakan bagian
terpenting dari BMT. Kegiatan yang BMT lakukan untuk memenuhi kebutuhan
nasabah tersebut mendorong BMT untuk melakukan strategi pemasaran yang
efektif. Oleh karena itulah pemasaran sangat diperlukan, agar masyarakat lebih
mengenal BMT.
Menurut Cannon (2008) strategi pemasaran yang dapat direncanakan
untuk dapat bersaing dengan sukses. Strategi pemasaran meliputi segmentasi
pasar. Segmentasi pasar dengan proses 2 tahap yaitu penentuan pasar produk
yang luas, dan membangun bauran pemasaran (marketing mix), dengan
7
menentukan pasar produk yang luas memilah pasar yang efektif dijadikan
sebagai daya tarik dari suatu perusahaan tersebut, dan grid pasar yang
merupakan tambahan visual terhadap segementasi pasar.
KSPPS Tamzis Bina Utama merupakan salah satu lembaga syariah yang
bergerak dibidang keuangan dengan berdasarkan konsep syariah. KSPPS
Tamzis Bina Utama ini mempunyai produk yang dimanfaatkan untuk
menunjang usaha produktif masyarakat yaitu produk simpanan dan produk
pembiayaan, salah satunya pembiayaan mudharabah.
Supaya pembiayaan mudharabah dapat diminati oleh para konsumen,
maka KSPPS Tamzis Bina Utama harus menerapkan strategi pemasaran yang
baik dan tepat guna menumbuhkan kepercayaan masyarakat untuk
menggunakan produk yang ditawarkan tersebut. Penulis merasa tertarik untuk
melakukan penelitian di KSPPS Tamzis Bina Utama karena KSPPS ini
merupakan salah satu lembaga keuangan yang membantu usaha masyarakat
menengah kebawah.
Berdasarkan ulasan dari latar belakang di atas penulis dapat memberikan
gambaran bahwa strategi pemasaran menjadi aspek penting dalam sebuah
lembaga keuangan syariah khususnya di KSPPS Tamzis Bina Utama. Hal
tersebut menjadi faktor pendukung persoalan pasar yang semakin kompleks
serta diharapkan mampu bersaing dengan lembaga keuangan lainnya.
Penulis merasa tertarik untuk melakukan sebuah penelitian mengenai
strategi pemasaran pembiayaan mudharabah di KSPPS Tamzis Bina Utama
cabang Salatiga, dengan maksud untuk menganalisa bagaimana strategi
pemasaran pembiayaan mudharabah di KSPPS Tamzis Bina Utama, serta
mengetahui tentang bagaimana penerapan strategi pemasaran mudharabah
dalam upaya untuk meningkatkan kualitas produk serta mempertahankan
keeksistensian dan pertumbuhan KSPPS Tamzis Bina Utama cabang Salatiga.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis mengambil pokok
permasalahan yang akan dibahas berkaitan dengan judul sebagai berikut:
1. Bagaimana strategi pemasaran pembiayaan mudharabah di KSPPS Tamzis
Bina Utama Cabang Salatiga?
2. Apa saja kendala yang dihadapi KSPPS Tamzis Bina Utama Cabang Salatiga
dalam proses pemasaran pembiayaan mudharabah?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Tujuan Formal adalah sebagai persyaratan untuk melengkapi tugas akademik
dalam rangka menyelesaikan studi DIII perbannkan syariah pada Fakultas
Ekonomi Bisnis dan Islam IAIN Salatiga.
2. Tujuan Material adalah:
a. Untuk memahami bagaimana strategi pemasaran pembiayaan
mudharabah di KSPPS Tamzis Bina Utama Cabang Salatiga.
9
b. Untuk memahami dan meneliti apa saja kendala yang dihadapi KSPPS
Tamzis Bina Utama Cabang Salatiga dalam proses pemasaran
pembiayaan mudharabah.
D. Manfaat Penelitian
Selain tujuan di atas, penelitian ini juga mempunyai manfaat, yaitu:
1. Secara Teoritis
a. Peneliti
Dalam penelitian ini dapat menambah pengetahuan serta
wawasan tentang bagaimana strategi pemasaran dalam produk
pembiayaan kendala yang dihadapi KSPPS Tamzis Bina Utama
Cabang Salatiga dalam proses pemasaran pembiayaan mudharabah
di KSPPS Tamzis Bina Utama Cabang Salatiga.
b. Akademisi
Dalam penelitian ini dapat dijadikan salah satu referensi
dalam pengembangan ilmu ekonomi khususnya Ekonomi Islam di
Program Studi DIII Perbankan Syariah maupun di instansi lain dan
dapat menjadi acuan bagi mahasiswa dalam melakukan penelitian
selanjutnya.
2. Secara Praktis
a. KSPPS Tamzis Bina Utama
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu
pertimbangan bagi pihak KSPPS Tamzis Bina Utama dalam
pengambilan keputusan atau kebijakan dalam penentuan strategi
pemasaran pembiayaan mudharabah.
b. Masyarakat
Penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan
serta wawasan masyarakat tentang lembaga keuangan syariah.
E. Metodologi Penelitian
Untuk menyusun Tugas Akhir ini penulis menggunakan metode penelitian
kualitatif (Azwar, 2005:5) yaitu pendekatan yang lebih menekankan analisisnya
pada proses penyimpulan induktif, serta pada analisis terhadap dinamika
hubungan antar fenomena yang diamati dengan menggunakan logika ilmiah.
Oleh karena itu, peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas
jadi biasa bertanya, menganalisa dan mengkonstruksi obyek yang diteliti
menjadi lebih jelas.
Untuk memperoleh data-data yang penulis butuhkan, penulis
menggunakan metode pengumpulan data antara lain sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yaitu
Penelitian ini dilakukan langsung di KSPPS Tamzis Bina Utama Cabang
Salatiga.
2. Sumber Data
a. Data primer
11
Menurut Bungis (2005: 133) data primer merupakan data yang
diperoleh langsung dari subyek penelitian dengan teknik pengambilan
data langsung pada subyek sebagai sumber informasi yang dicari. Data-
data yang dikumpulkan di sumber primer ini berasal dari situasi
langsung yang aktual ketika suatu peristiwa itu terjadi. Menurut Silalahi
(2006: 266) data primer ini memiliki kelebihan serta kekurangan,
dimana kelebihannya adalah data yang didapatkan ini akan sesuai
dengan tujuan penelitian dari peneliti dan dikumpulkan dengan
prosedur-prosedur yang ditetapkan serta dikontrol oleh peneliti. Data
primer dari penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan
dokumentasi langsung dari manager dan bagian marketing di KSPPS
Tamzis Bina Utama Cabang Salatiga.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data penelitian yang diperoleh peneliti secara
tidak langsung melalui media perantara. Pada umumnya, data sekunder
ini sebagai penunjang data primer. Dalam penelitian ini data sekunder
diperoleh melalui buku, majalah atau bulletin, internet dan sebagainya
yang berhubungan dengan tema penelitian.
3. Metode Pengumpulan Data
a. Observasi
Menurut Tika (2006:57) metode observasi adalah cara dan teknik
pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan
secara sistematik terhadap gejala atau fenomena yang ada pada objek
penelitian. Metode observasi dilakukan peneliti dengan pengamatan
langsung di KSPPS Tamzis Bina Utama Cabang Salatiga.
b. Wawancara
Metode interview atau wawancara Moleong (2013: 190) adalah
percakapan dengan maksud tertentu. Wawancara terstruktur adalah
wawancara yang pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan
pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Wawancara tak terstruktur
yaitu pertanyaannya biasanya tidak disusun terlebih dahulu dan
menyesuaikan dengan keadaan.
Metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab sepihak, yang
dikerjakan secara sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian.
Tanya jawab tersebut dilakukan oleh dua orang atau lebih secara fisik
dan masing-masing pihak dapat menggunakan saluran-saluran
komunikasi secara wajar dan lancar. Dalam wawancara ini peneliti
menggunakan wawancara terstruktur yaitu wawancara yang dibuat dari
suatu daftar pertanyaan yang telah direncanakan dan telah disusun
sebelumnya. Penulis melakukan wawancara kepada bagian pihak-pihak
yang berkaitan dengan penelitian ini antara lain adalah yaitu wawancara
kepada Manager Maketing Cabang di KSPPS Tamzis Bina Utama
Cabang Salatiga. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi penyimpangan atau
kesalahpahaman mengenai judul yang diangkat.
13
4. Metode Analisis Data
Setelah mengumpulkan data, langkah selanjutnya adalah mengolah
data secara teratur dan rapi. Dalam hal ini penulis menggunakan metode
deskriptif analitis yaitu metode yang digunakan terhadap suatu data yang
telah dikumpulkan, kemudian diklasifikasikan, disusun, dijelaskan yakni
digambarkan dengan kata-kata atau kalimat yang digunakan untuk
memperoleh kesimpulan. Bagaimana strategi pemasaran pembiayaan
mudharabah di KSPPS Tamzis Bina Utama dan apa saja kendala yang
dihadapi KSPPS Tamzis Bina Utama dalam proses pemasaran pembiayaan
mudharabah.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini dibahas tentang latar belakang masalah yang berisi
tentang alasan dilakukannya penelitian ini, rumusan masalah
penelitian, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini terdiri dari dua (2) sub bab yaitu, kerangka teori dan telaah
pustaka. Telaah pustaka berisi penelitian terdahulu, dimana penulis
akan menguraikan penelitian-penelitian terdahulu yang bersumber
dari beberapa jurnal yang berkaitan dengan strategi pemasaran
lembaga keuangan dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Kemudian dalam kerangka teori, penulis akan menguraikan teori-
teori yang relevan dengan masalah yang akan diteliti seperti tinjauan
umum, konsep dasar pemasaran konvensional maupun syariah serta
strategi pemasaran baik konvensional maupun syariah.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisi tentang tata cara pelaksanaan penelitian yang
bertujuan untuk mencari jawaban atas permasalahan yang diteliti.
Pada bab ini akan diuraikan tentang gambaran umum KSPPS Tamzis
Bina Utama.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi hasil penelitian dan pembahasan, dimana penulis akan
mendiskripsikan tentang strategi pemasaran, kendala-kendala yang
dihadapi dalam proses pemasaran pembiayaan mudharabah di
KSPPS Tamzis Bina Utama.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi penutup dan pada bab ini akan dibahas kesimpulan
penelitian. Kesimpulan merupakan jawaban dari perumusan
masalah dalam penelitian ini. Selain itu pada bab ini juga berisi saran
dari penulis yang berhubungan dengan objek penelitian. Saran yang
disampaikan bertujuan untuk kepentingan penelitian selanjutnya
15
serta perbaikan terhadap temuan-temuan di lapangan yang berkaitan
dengan hasil penelitian dan ditujukan kepada pihak terkait.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kerangka Teori
1. Strategi Pemasaran
Ada beberapa definisi strategi dari beberapa para ahli diantaranya:
a. Pengertian Strategi
Ada beberapa definisi strategi dari beberapa para ahli diantaranya:
Menurut Suyanto (2007) Webster’s New World Dictionary, definisi
strategi adalah ilmu perencanaan dan penentuan arah operasi-operasi
militer berskala besar. Strategi adalah bagaimana menggerakkan
pasukan ke posisi paling menguntungkan sebelum pertempuran actual
dan musuh.
Byrne dalam kutipannya Hasan (2010: 29) mendefinisikan strategi
adalah sebagai sebuah pola yang mendasar dari sasaran yang berjalan dan
yang direncanakan, penyebaran sumber daya dan interaksi organisasi
dengan pasar, pesaing, dan faktor-faktor lingkungan.
Menurut Hamel dan Prahalad (1995) dalam bukunya Competing for
The Future, persaingan yang akan dating merupakan persaingan untuk
menciptakan masa yang akan datang merupakan lebih dari sekedar
menangkap peluang yang telah kita tetapkan sebelumnya. Tujuan kita
tidak untuk meniru produk, proses dan metode pesaing kita,
16
17
melainkan bagaimana mengembangkan untuk menciptakan peluang
masa yang akan datang dan mengeksploitasinya.
Jadi dalam menerapkan strategi harus bisa tepat sasaran supaya
mampu memberikan kepuasan kepada para pelanggan. Semakin banyak
pelanggan yang menerima produk atau jasa yang ditawarkan, maka
semakin puas dan strategi pun dianggap berhasil.
b. Pengertian Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran menurut Mursid (2003: 55) merupakan arahan
yang bertujuan untuk berbagai usaha penting, dimana strategi itu sendiri
mempunyai berbagai unsur yang dapat ditimbulkan oleh analisis lanjutan
dari tiap-tiap sasaran. Misalnya sasaran dalam meningkatkan pendapatan
penjualan. Dapat dilakukan dengan meningkatkan harga per unit
penjualan, meningkatkan jumlah volume penjualan, dan menjual dari
satuan-satuan yang lebih mahal harganya.
Kotler (1999) mendefinisikan pemasaran sebagai sebuah proses
sosial dan manajerial di mana individu-individu dan kelompok-
kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui
penciptaan, penawaran, dan pertukaran produk-produk atau value
dengan pihak lainnya.
Dibutuhkan dua bagian yang sangat berkaitan yaitu pasar target dan
bauran pemasaran. Pasar target yaitu sekelompok konsumen yang
homogen yang mejadi sasaran perusahaan tersebut. Bauran pemasaran
merupakan variable-variabel yang disusun oleh perusahaan untuk
memuaskan kelompok yang ditarget.
Maka dalam strategi pemasaran sangat berkaitan erat dengan
khalayak ramai, dan pemimpin harus bisa bekerjasama dengan banyak
pihak untuk menjamin keberhasilannya.
c. Konsep Strategi Pemasaran
Konsep strategi pemasaran adalah konsep pemasaran yang
mengubah focus pemasaran dari pelanggan atau produk ke dalam
konteks lingkungan eksternal yang lebih luas. Konteks lingkungan
eksternal yang lebih luas yaitu menyangkut persaingan, kebijakan dan
peraturan pemerintah, lingkup makro, ekonomi, social-budaya,
demografi, hukum-politik dan teknologi. Perubahan lainnya adalah
dalam hal tujuan pemasaran yaitu dari profitabilitas menjadi keuntungan
pihak yang berkepentingan. Pihak yang berkepentingan meliputi
pelanggan, karyawan manajemen, masyarakat, dan pemerintah.
d. Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar berupa proses keseluruhan dari perusahaan untuk
memperhatikan pembeli dari tiap-tiap segmen. Apabila suatu pasar dari
suatu produk terdiri dari banyak penjual dan pembeli. Maka akan lebih
efisien jika dikelompokkan berdasarakan pembeli atau konsumen.
Tujuan dari pengelompokkan ini, supaya lebih mudah dalam
menentukan perbedaan-perbedaan diantara pembeli dan bisa
mengakibatkan dalam preferensi yang diinginkan maupun dibutuhkan itu
19
juga berbeda-beda. Dengan penjelasan diatas bisa disimpulkan bahwa
segmentasi pasar yaitu pembagian daripada pasar secara cepat dan
keseluruhan ke dalam kelompok-kelompok untuk penyesuaian yang
lebih tepat dan konkrit dari suatu produk sesuai dengan keinginan,
kebutuhan, serta karakteristik konsumen.
1) Geographic Segmentation
Pengelompokkan didasarkan atas daerah dimana para
penjual harus bisa membedakan daerah mana yang bisa
memberikan keuntungan bagi mereka. Pengecer kecil pun dapat
membedakan langganan dari daerahnya sendiri maupun daerah
lain.
Di Indonesia hal ini masih sulit dilakukan karena wilayah
Indonesia yang sangat luas sehingga biaya penjualan untuk
mendistribusikan barang berbeda-beda. Perusahaan-perusahaan
besar, yang sudah mempunyai reputasi nasional (misalnya
Unilever), mengambil kebijakan dengan harga-harga yang
uniform untuk semua daerah-daerah di kawasan Indonesia
umumnya biaya distribusi ditanggung oelh produsen.
Factor demografi yang lain misalnya dilihat dari daerah yang
sejuk dan daerah yang panas. Pada daerah yang sejuk sangat
cocok untuk dipasarkan pakaian yang tebal-tebal. Pada daerah
yang yang panas cocok dipasarkan pakaian yang tipis dan tidak
menahan panas. Pada daerah wisata cocok dipasarkan barang
atau produk yang menjadi ciri khas dari daerah tersebut, tempat-
tempat penginapan, transportasi, dan sebagainya.
2) Demographic Segmentation
Dalam pengelompokkan Demographic Segementation ini
dikelompokkan berdasarkan keadaan suatu masyarakat yang
berubah seperti misalnya, pengelompokkan dalam bidang usia,
jenis kelamin, dan besarnya keluarga, pendapatan, jabatan kepala
keluarga, siklus penghidupan keluarganya (family life cycle),
pengelompokkan dalam bidang agama, social, dan budaya.
3) Psychographic Segementation
Dengan Psychographic Segementation ini membedakan
berbagai macam kebutuhan pembeli yang timbul sebagai hasil
dari kenyataan bahwa kebutuhan pembeli lebih berbeda dari life
style atau personality life daripada demographic lives.
Kelompok Psychographic ini adalah:
a) Swingers adalah mereka yang selalu mencari barang yang
mutakhir (up to date) dan gerak cepat, cara hidup mereka
adalah mementingkan kesenangan.
b) Seekers adalah kelompok yang selalu membeli barang-
barang yang dapat mencerminkan kedudukan mereka
yang tinggi di masyarakat.
21
c) Plain Joes adalah kelompok yang selalu mencari barang-
barang yang biasa, yang tidak mencolok mata akan tetapi
dapat memenuhi kebutuhan.
4) Segmentasi Perilaku
Segmentasi perilaku membagi kelompok berdasarkan status
pemakai, kejadian, tingkat penggunaan, status kesetiaan, sikap,
dan tahap kesiapan pembeli.
5) Segmentasi Manfaat
Segmentasi manfaat mengklasifikasikan pasar berdasarkan
atribut (nilai) atau manfaat yang terkandung dalam suatu produk.
e. Bauran Pemasaran
1) Produk
Berikut ini beberapa definisi produk menurut para pakar:
a) Menurut Stanton (2010), ada 2 arti mengenai produk, yaitu:
(1) Dalam arti sempit: a product is a set of tangible physical
attributes assenabled in an identifiable from (sebuah produk
adalah sekelompok atribut fisik nyata yang terkait dalam
sebuah bentuk yang dapat diidentifikasikan).
(2) Dalam arti luas: a product is a set of tangible and intangible
attributes, including packaging, color, price, quality, and
brand, plus the service and reputation of the seller (sebuah
produk adalah sekelompok atribut nyata dan tidak nyata,
didalamnya termasuk kemasan, warna, harga, mutu, dan merk
ditambah dengan pelayanan dan reputasi penjual).
b) Menurut Philip Kotler (1999)
Philip Kotler mendefinisikan produk sebagai berikut: a
product is anything that be offered to a market for attention
acquisition, use or consumption that might satisfy a want or need
(sebuah produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar
untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai, dan dikonsumsikan sehingga
dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan).
Jadi produk ialah sesuatu yang dapat ditawarkan kepada
sebuah pasar supaya diperhatikan, diminta, dipakai, atau
dikonsumsi sehingga bisa memuaskan keinginan dan kebutuhan.
Produk bisa berupa jasa, benda fisik, tempat, orang, organisasi, dan
gagasan (ide).
2) Harga (Price)
Price Merupakan satu-satunya elemen pendapatan dalam
marketing mix. Penentuan harga jual produk berupa jasa yang
ditawarkan, dalam perbankan syariah merupakan salah satu faktor
terpenting untuk menarik minat nasabah.
Pengertian harga dalam perbankan syariah bisa dianalogikan
dengan melihat seberapa besar pengorbanan yang dikeluarkan oleh
konsumen untuk mendapatkan sebuah manfaat dalam bentuk jasa
23
yang setimpal atas pengorbanan yang telah dikeluarkan oeh
konsumen tersebut.
3) Tempat (Place)
Menurut (Sutarno, 2012: 224) merupakan keputusan
distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi para
pelanggan. Tempat dimana produk tersedia dalam sejumlah saluran
distribusi dan outlet yang memungkinkan konsumen dapat dengan
mudah memperoleh suatu produk.
4) Promosi (Promotion)
Promosi adalah komunikasi persuasif yang sifatnya mengajak,
mendesak, membujuk, meyakinkan. Ciri dari komunikasi yang
persuasif (komunikasi) adalah: ada komunikator yang secara
terencana mengatur berita dan cara menyampaikannya untuk
mendapatkan respon yang baik dari penerima (target pendengar).
Kelompok cara promosi dibagi menjadi empat yaitu: periklanan,
personal selling, publisitas, dan sales promotion.
Bentuk-bentuk utama dari komunikasi perusahaan adalah:
a) Penjualan pribadi (personal selling)
Penjualan pribadi berkaitan dengan penggunaan salesman
untuk menjual produk suatu perusahaan. Hal ini mempunyai
kelebihan dari berbagai metode promosi dan periklanan dalam
arti hal itu merupakan suatu pendekatan langsung. Salesman
dapat secara langsung memperhatikan reaksi dari konsumen dan
menyelesaikan pembicaraan kepada situasinya, dan dapat
fleksibel dan sangat efektif bila salesman dengan baik memberi
penjelasan. Selanjutnya salesman dapat menggunakan
pengalaman memperbaiki keterampilan menjualnya. Penjualan
pribadi bukanlah usaha sia-sia, karena salesman akan menjual
kepada konsumen potensial. Dalam berbagai peristiwa,
penjualan pribadi dapat melakukan penjualan senyatanya. Selain
itu hal tersebut dengan cara ini, dapat dikumpulkan berbagai
informasi mengenai tingkah laku membeli dari konsumen,
kebiasaan-kebiasaannya, bahkan mengumpulkan informasi
tentang pesaing.
b) Periklanan (advertising)
Periklanan adalah segala bentuk presentasi dalam bentuk
lisan ataupun penglihatan produk tertentu kepada kelompok
konsumen dengan tujuan mendorong mereka untuk membeli.
Pada dasarnya ada dua jenis periklanan, yaitu periklanan produk
dan periklanan institusi.
Periklanan produk memberitahukan konsumen mengenai
produk dan mendorong mereka untuk mencobanya. Iklan
biasanya menjelaskan sifat-sifat produk, daya tarik hasil
penjualan dengan pengurangan harga atau discount.
25
Periklanan intitusi diarahkan untuk menciptakan goodwill
konsumen kepada perusahaan. Tujuan iklan seperti ini untuk
menciptakan pengaruh jangka panjang dalam peningkatan
penjualan. Tujuan utama periklanan adalah menaikkan
penjualan dan keuntungan. Periklanan memerlukan biaya, dan
bila perusahaan dapat mencapai tujuan tanpa periklanan, maka
perusahaan tidak akan melakukan periklanan. Bagaimanapun,
dalam situasi bisnis yang kompetitif hal ini tidak mungkin, tanpa
iklan perusahaan akan kehilangan pangsa pasarnya, karena
pesaingnya melakukan periklanan. Periklanan merupakan
sebagian aktivitas pemasaran perusahaan.
Dalam melakukan periklanan ada berbagai macam tujuan
periklanan. Termasuk ke dalamnya adalah:
(a) Membantu program penjualan pribadi, karena salesman
akan lebih mudah menemukan konsumen.
(b) Mudah menemui orang seperti manajer puncak, karena
para manajer telah membacanya sebelumnya pada
majalah yang biasa dibacanya.
(c) Memberi kemudahan pihak lain menghubungi
perusahaan dan berarti menaikkan penjualan.
(d) Memasuki sebuah pasar baru atau menarik suatu
kelompok konsumen baru.
(e) Memperkenalkan suatu produk baru, periklanan
merupakan cara terbaik memberitahukan kepada
sebanyak mungkin orang, akan kehadiran suatu produk
baru.
(f) Menaikkan penjualan suatu produk, sebuah kampanye
periklanan dapat menstimulasi penjualan suatu produk.
(g) Mengkounter prasangka atau substitusi, ini khususnya
penting bila produk perusahaan terihat telah ditiru
perusahaan pesaing.
(h) Mempertahankan konsumen yang telah ada, periklanan
mengingatkan konsumen sekarang terus membeli
produk, dengan kata lain loyalitas konsumen dapat
dibangun.
(i) Menahan langganan yang hilang dengan berbagai daya
tarik.
(j) Membangun goodwill bagi perusahaan dengan memberi
informasi kepada umum nama perusahaan yang
memasarkan suatu produk.
5) Promosi penjualan (sales promotion)
Menurut Manullang (2013:208). Promosi penjualan (sales
promotion) dapat dipandang sebagai jembatan antara periklanan
dan penjualan pribadi karena pada dasarnya itu terdiri semua
bentuk dari pada aktivitas pemasaran.
27
2. Tinjauan Tentang Produk Mudharabah
a. Pengertian Mudharabah
Mudharabah (Yunus, 2000: 32) adalah perjanjian atas suatu jenis
perkongsian, dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan dana dan
pihak kedua (mudharib) bertanggungjawab atas pengelolaan usaha.
Keuntungan hasil usaha dibagikan sesuai dengan nisbah porsi bagi hasil
yang telah disepakati sejak awal maka kalau rugi (shahibul maal) akan
kehilangan sebagian imbalan dari hasil kerja keras dan managerial skill
selama proyek berlangsung. Mudharabah berasal dari kata dharb, yang
berarti memukul atai berjalan. Pengertian memukul atau berjalan ini lebih
tepatnya adalah proses seseorang memukulkan kakinya dalam menjalankan
usahanya.
Menurut istilah, mudharabah berarti ungkapan terhadap pemberian
harta dari seseorang kepada orang lain sebagai modal usaha keuntungan
yang diperoleh akan dibagi dua dan bila rugi akan ditanggung oleh pemilik
modal. Dalam kamus istilah fiqih (Karim, 1993: 11) mudharabah adalah
suatu bentuk kerjasama antara orang yang memberi modal dan orang lain
yang menjalankannya.
Menurut Mujieb (1994:214) dengan kata lain seseorang memberikan
harta kepada orang lain untuk diperdagangkan dengan perjanjian, pelaksana
mendapat sebagian jumlah tertentu dari labanya.
b. Landasan Syariah
Secara umum, landasan dasar syariah al-mudharabah lebih
mencerminkan anjuran untuk melakukan usaha. Hal ini tampak pada ayat-
ayat dan hadist berikut ini:
1) Al-Qur’an
Artinya: Tidaklah dosa bagi kamu untuk mencari karunia dari
Tuhanmu.Maka apabila kamu berangkat dari Arafah (selesai wuquf),
maka berzikirlah kamu kepada Allah di Masy’aril Haram. Dan ingatlah
Allah sebagaimana Dia telah menunjuki kamu meskipun kamu
sebelum itu sungguh termasuk orangorang yang sesat . (QS. AL-
Baqarah: 198)
Dalam surat Al-Baqarah ayat 198 dijelaskan bahwasanya
mendorong kaum muslimin untuk melakukan upaya perjalanan usaha
guna mencari karunia Allah SWT. Salah satu bentuk usaha tersebut
adalah dengan melakukan kerja sama dalam kontrak mudharabah,
sebagai mana yang pernah dilakukan Rasulullah SAW dengan
Khadijah, dengan modal dari Khadijah. Beliau pergi ke Syam dengan
membawa modal tersebut untuk diperdagangkan. Perniagaan itu
mendapatkan keuntungan yang banyak dan beliau pun mendapat
bagian dari keuntungan itu.
29
2) Al-Hadits
Diantara hadits yang berkaitan dengan mudharabah adalah
hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Majah Rahimahullahu Ta’ala dari
Shuhaib bahwa Rasulullah SAW. Bersabda, “Tiga hal yang
didalamnya terdapat keberkahan yaitu: jual beli yang ditangguhkan,
melakukan qiradh (memberikan modal kepada orang lain), dan yang
mencampuri gandum dengan jelas untuk keluarga, bukan untuk
diperjualbelikan”. (HR. Ibn Majah dari Shuhaib).
3) Ijma’
Menurut Imam Zailai yang dikutip dari (Antonio, 2001:96)
telah menyatakan bahwa para sahabat telah berkonsensus terhadap
legitimasi pengolahan harta yatim secara mudharabah. Kesepakatan
para sahabat ini sejalan dengan spirit hadits yang dikutip Abu Ubaid.
Mudharabah hukumnya jaiz (boleh). Hal ini dapat diambil dari
kisah Rasulullah yang pernah melakukan mudharabah dengan Siti
Khatijah. Siti Khatijah bertindak sebagai pemilik dana dan Rasulullah
sebagai pengelola dana. Mudharabah telah dipraktikkan secara luas
oleh orang-orang sebelum masa islam dan beberapa sahabat Nabi
Muhammad SAW. Jenis bisnis ini sangat bermanfaat dan sangat
selaras dengan prinsip dasar ajaran syariah, oleh karena itu masih tetap
ada didalam sistem Islam.
c. Jenis-jenis Mudharabah
1) Pengertian Mudharabah
Secara umum, mudharabah terbagi menjadi dua jenis: mudharabah
muthlaqah dan mudharabah muqayyadah.
a) Mudharabah Muthlaqah (investasi tidak terikat) yaitu pihak
dimana yang menjadi sebagai penguasa untuk menjalankan
sebuah amanah menjalankan proyek tanpa adanya
larangan/gangguan apapun seperti yang berhubungan dengan
waktu, tempat, jenis, perusahaan, dan pelanggan. Investasi
seperti ini pada usaha perbankan syariah biasa diaplikasikan
pada deposito dan tabungan.
b) Mudharabah Muqayyadah (investasi terikat) yaitu pemilik
dana (shahibul maal) membatasi/memberi syarat kepada
mudharib dalam pengelolaan dana seperti misalnya hanya
untuk melakukan mudharabah bidang tertentu, cara, waktu, dan
tempat tertentu saja.
2) Syarat-syarat mudharabah menurut Sutanto (2013:213)
a) Orang yang terkait dalam akad cakap hukum.
b) Syarat modal yang digunakan harus berbentuk uang (bukan
barang), jelas jumlahnya, tunai (bukan berbentuk utang),
langsung diserahkan kepada mudharib.
c) Pembagian keuntungan harus jelas, dan sesuai dengan nisbah
yang disepakati.
31
3) Berakhirnya Akad Mudharabah
Lamanya kerja sama dalam mudharabah tidak tentu dan tidak
terbatas, tetapi semua pihak berhak untuk menentukan jangka waktu
kontrak kerja sama dengan memberitahukan pihak lainnya. Namun,
akad mudharabah dapat berakhir karena hal-hal berikut:
a) Dalam hal tersebut dibatasi waktunya, maka mudharabah
berakhirpada waktu yang telah ditentukan.
b) Salah satu pihak memutuskan mengundurkan diri.
c) Salah satu pihak meninggal dunia atau hilang akal.
d) Pengelola dana tidak menjalankan amanahnya sebagai
pengelola usaha untuk mencapai tujuan sebagaimana
dituangkan dalam akad. Sebagai pihak yang mengemban
amanah harus beriktikad baik dan hati-hati.
e) Modal sudah tidak ada.
B. Telaah Pustaka
Terdapat beberapa hasil penelitian terdahulu yang mempunyai kemiripan
tentang objek penelitian yang dilakukan penulis yaitu strategi pemasaran.
Pertama, hasil penelitian yang dilakukan oleh Mahbub (2016) tentang
Pengaruh Pembiayaan Mudharabah Terhadap Pendapatan BMT UGT Sidogiri
Capem Songgon Kabupaten Banyuwangi. Hasil penelitian ini memaparkan
bahwa: pembiayaan mudharabah memiliki pengaruh terhadap pendapatan BMT
UGT Sidogiri capem songgon ialah kenaikan serta penurunan jumlah
pembiayaan mudharabah sangat berpengaruh dalam besar kecilnya pendapatan.
Yang mana jika pembiayaan mudharabah mengalami kenaikan maka pendapatan
BMT akan mengalami kenaikan dan jika pembiayaan mudharabah mengalami
penurunan maka pendapatan bmt akan mengalami penurunan.
Strategi marketing yang dilakukan oleh BMT UGT Sidogiri Capem
Songgon Kabupaten Banyuwagi yaitu lokasi pemasaran yang strategis dan dekat
dengan pasar dan pusat perbelanjaan. Dan lebih mengutamakan yang mengelola
BMT tersebut ialah para alumni pesantren Sidogiri yang sudah dikenal serta
tersebar luas di wilayah Banyuwangi serta menggandeng tokoh-tokoh
masyarakat untuk memperkenalkan BMT Sidogiri kepada masyarakat di
lingkungan sekitar.
Kedua, hasil penelitian yang dilakukan oleh Erni Susana, Annisa Prasetyanti
(2011) tentang Pelaksanaan dan Sistem Bagi Hasil Pembiayaan Al-Mudharabah
Pada Bank Syariah. Hasil penelitian ini memaparkan bahwa didalam jurnal ini,
ditemukan bahwa dalam penyaluran pembiayaan mudharabah disalurkan ke
segala sector perekonomian yang tidak dapat memberikan keuntungan dan
melarang penyaluran untuk usaha yang menggunakan unsur yang tidak halal.
Pengambilan keputusan pembiayaan akad mudharabah.
Dalam jurnal tersebut aplikasi mudharabah dalam perbankan biasanya
diterapkan pada tabungan berjangka (tabungan khusus seperti haji, kurban dll),
deposito biasa, dan deposito khusus. Antonio (2001) said that resiko akad
mudharabah adalah nasabah tidak menggunakannya sesuai yang disebut dalam
kontrak, lalai dan kesalahan yang disengaja, penyembunyian keuntungan oleh
nasabah.
33
Faktor-faktor yang mempengaruhi Bagi hasil, menurut antonio (2001),
petama, faktor langsung meliputi investment rate (Persentase aktual dana yang
di investasikan dari total dana), jumlah dana yang tersedia untuk di investasikan
merupakan jumlah dana dari berbagai sumber dana yang tersedia untuk di
investasikan, dan juga nisbah (profit sharing ratio dengan melihat data usaha,
kemampuan angsuran, haisl usaha, tingkat yang diharapkan, nisbah pembiayaan
distribusi pembahian hasil). yang kedua faktor tidak langsung meliputi
penentuan butir-butir pendapatan dan biaya, kebijakan akunting.
Ketiga, hasil penelitian dari Jurnal dengan judul Implementasi Akad
Mudharabah Pada BaitulMaal Wa Tamwil (Studi Komparatif BMT PSU dan
Kanindo) oleh Dimas Ananda Rahman (2014), hasil dari penelitian ini untuk
mengetahui bagaimana penerapan dan perlakuan akuntansi pada pembiayaan
akad mudharabah pada BMT PSU dan KANINDO. Jenis penelitian Dimas
merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan data primer yang
bersumber dari wawancara dan dokumentasi secara langsung pada obyek
penelitian dan data sekunder dari data-data, laporan dan buku-buku yang
berhubungan dengan obyek penelitian Dimas. Objek penelitian dalam penelitian
Dimas Ananda Rahman adalah BMT PSU dan KANINDO. Hasil yang diperoleh
dari penelitian Dimas menunjukan bahwa terdapat perbedaan implementasi akad
mudharabah pada BMT PSU dan KANINDO, yaitu pada BMT PSU penerapan
akad mudharabah sudah sesuai dengan ketentuan PSAK No. 105 tetapi pada
pengungkapannya saja, pada pengakuan, pengukuran dan penyajian masih
belum sesuai dengan PSAK No. 105. Sedangkan pada KANINDO, yang telah
sesuai dengan PSAK No. 105 yaitu pada pengakuan, pengungkapan dan
pengukuran, kecuali penyajian pada akad mudharabahnya.
Keempat, hasil penelitian yang dilakukan oleh Siti Masniah (2007) yang
berjudul “Analisis Pembiayaan Mudharabah pada Koperasi Baitul Mal Wal
Tanwil Maslahah Mursalah Lil Ummah (BMT-MMU) Sidogiri Pasuruan”
hasilnya BMT MMU Sidogiri memiliki prosedur pembiayaan mudharabah yang
tertulis dalam uraian dan secara sistematis dijelaskan langkah-langkahnya.
Strategi yang dilakukan dalam penyalurannya yaitu dengan analisis 5C (
Character, Capacity, Capital, Condition of Economic, Collateral) + Syariah.
Sedangkan untuk jenis usaha yang dibiayai oleh akad mudharabah adalah
bersifat produktif seperti UKM (Usaha Kecil Menengah), hal ini dilakukan
karena nasabah (mudharib) akan menggunakan dananya untuk kepentingan
usaha.
Sistem bagi hasil mudharabah yang dilakukan oleh BMT MMU didasarkan
pada nisbah bagi hasil dengan mempertimbangkan tingkat produktivitas usaha
yang akan dilakukan mudharib. Sesuai dengan target yang dijadikan sasaran,
penyaluran mudharabah oleh BMT MMU memiliki banyak kelebihan dan
manfaat bagi BMT maupun nasabah.
Kelima, hasil penelitian yang dilakukan oleh Hamidah dan Yandono (2016)
yang tentang Akad Pembiayaan Mudharabah Menurut Pemahaman Nasabah
Baitul Maal Wat Tamwil di Tongas Probolinggo, Penelitian ini membahas
tentang relevansi praktik perbankan atau lembaga keuangan syariah dengan etika
pemasaran dalam Al-Qur‟an.
35
Dari penelitian tersebut maka didapat adanya 4 nilai utama yang melekat
pada akad mudharabah ini, yaitu (1) kepercayaan (amanah), (2) adil, (3)
kejujuran dan (4) hubungan yang saling memberikan keuntungan.
Tingkat pemahaman nasabah BMT terhadap konsep akad mudharabah
masih rendah. Pemahaman atas akad ini hanya didasarkan penjelasan pihak
BMT yang kurang tepat. Di samping itu pengalaman sebelumnya menjadi
nasabah lembaga keuangan konvesional, pengalaman berhutang pada rentenir
atau keluarga membentuk pemahaman tentang akad mudharabah yang tidak
sesuai dengan ketentuan syariah. Akibatnya akad mudharabah masih dimaknai
sebagai perjanjian utang-piutang dengan kewajiban membayar bunga, bukan
berdasar pada nisbah atau ratio bagi hasil. Demikian pula dalam hal kewajiban
adanya jaminan, masih dipahami sebagai sesuatu yang wajar sebagai perjanjian
tambahan. Namun demikian, pemahaman nasabah BMT terhadap nilai-nilai
akad, yaitu kepercayaan, keadilan, kejujuran, serta saling menguntungkan,
secara umum sangat baik, hal ini tidak lepas dari pengaruh sosial budaya
masyarakat di daerah lokasi penelitian.
No Peneliti Persamaan Perbedaan
1 Mahbub 2016 a. Objek
Penelitian yaitu
strategi
pemasaran.
Fokus Penelitian :\
- Lingkungan yang
dijadikan sebagai
lokasi pemasaran
pada BMT Sidogiri
adalah lingkungan
yang memiliki
lokasi yang strategis
dan memiliki
potensi jaringan
alumni pesantren
Sidogiri serta dekat
dengan pasar atau
pusat perbelanjaan.
- Menggunakan
metode tafsir
tematik.
2 Erni Susana, Annisa
Prasetyanti 2011
a. Objek
Penelitian yaitu
strategi
pemasaran.
b. Metode
penelitian
deskriptif
kualitatif
a. Fokus Penelitian:
Kebijakan
Pembiayaan Al-
Mudharabah (Bagi
Hasil)
Pada Pt.Bank
Muamalat Indonesia,
Tbk
Cabang Malang
37
3 Dimas Ananda Rahman
(2015)
a. Jenis
penelitian
merupakan
penelitian
kualitatif.
Fokus Penelitian:
Topik yang dibahas
adalah tentang
penerapan akuntansi
akad mudharabah
pada lembaga
keuangan syariah non
perbankan.
4 Siti Masniah (2007) a. Objek
Penelitian yaitu
strategi
pemasaran.
b. Metode
penelitian
deskriptif
kualitatif
Fokus Penelitian pada
- Proses Pemberian
Pembiayaan yang ada
pada BMT MMU
- Pembagian nisbah
bagi hasil antara BMT
dan pemilik usaha
yang dilakukan.
Strategi pemberian
pembiayaan ini
menggunakan kriteria
5C+IS.
5 Siti Hamidah dan Prayudo
Eri Yandono (2016)
a. Penelitian ini
membahas
relevansi praktik
perbankan atau
lembaga
keuangan syariah
dengan etika
pemasaran dalam
Al-Qur‟an
a. Penelitian termasuk
kedalam penelitian
kepustakaan.
b. Menggunakan
metode tafsir tematik.
BAB III
GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN
A. Sejarah KSPPS Tamzis Bina Utama Cabang Salatiga
Tamzis dibentuk oleh sekelompok anak muda terdidik pada tahun 1992 di
kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo - Jawa Tengah. Modal yang kecil,
pengalaman yang minim serta letak geografis yang relatif berada bukan di sentra
kegiatan ekonomi tidak menyurutkan tekad anak-anak muda ini untuk
membangun perekonomian yang lebih adil sesuai syariah.
Pada tanggal 14 November 1994, Tamzis mendapat status badan hukum
dengan nomor 12277/B.H/VI/XI/1994 dari Departemen Koperasi. Berkat ijin
Allah SWT melalui ketekunan, keyakinan dan kemampuannya berkomunikasi
dengan masyarakat dan berbagai pihak, Tamzis kini memiliki lebih dari dua
puluh ribu anggota. Pelayanan kepada masyarakat yang semula hanya di garasi
pengurusnya, kini telah memiliki kantor pusat yang representatif dengan
beberapa kantor cabang dan kantor pembantu.
Pada tahun 2003 dengan prestasi dan kinerja yang terus meningkat,
TAMZIS mendapat izin dari Departemen Koperasi Republik Indonesia untuk
membangun cabang di berbagai kota di Indonesia. Selain di Wonosobo Jawa
Tengah (kota asal didirikan), TAMZIS saat ini memiliki kantor di beberapa area,
antara lain: Yogyakarta, Jakarta, Bandung, Banyumas, Magelang, Klaten,
Semarang dan akan terus mengembangkan diri ke kota-kota lain.
Tamzis Sebagai Koperasi
39
Pada hari Sabtu tanggal 14 November 2015, bertempat di TAMZIS Training
Center, Dusun Marong, Desa Karangluhur, Kecamatan Kertek, Kabupaten
Wonosobo, telah diadakan RAT (Rapat Anggota Tahunan) tahun 2015
disampaikan bahwa keputusan menggunakan koperasi sebagai pilihan badan
hukum diantara pilihan-pilihan badan hukum lain yang diperkenankan secara
legal, untuk menjalankan usahanya dibidang lembaga keuangan syariah. Alasan-
alasan yang telah disampaikan dalam keputusan RAT tahun lalu, itulah yang
menjadi kelebihan bagi kita untuk menggunakan badan hukum Koperasi.
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa founding fathers, pendiri republic ini
secara tegas telah menetapkan bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai
usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan.
Yang dalam penjelasannya antara lain disebutkan bahwa kemakmuran
masyarakatlah yang diutamakan dan bukan kemakmuran orang seorang. Dan
bangun perusahaan yang sesuai dengan itu adalah koperasi. Dari pengertian
kemakmuran yang digunakan maka hal ini menunjukkan bahwa para pendiri
republic ini mempercayai bahwa tujuan berekonomi itu bukan hanya
mengurangi kemiskinan dan pengangguran, akan tetapi lebih dari itu,
kemakmuran masyarakat adalah “bangunlah jiwanya, bangunlah badannya,”
bagi menurut kalimat lagu kebangsaan kita. Dan menurut kalimat pembukaan
UUD ’45, “untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa.” Sehingga alih-alih hanya bernuansa material seperti mengurangi
kemiskinan dan pengangguran, maka tujuan pembangunan adalah lebih dari itu.
Yakni kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan berbangsa.
41
Kesejahteraan atau kemakmuran ini harus kita maknai kesejahteraan yang
meliputi jiwa, raga, intelektualitas, kesejahteraan hidup dan kehidupan social
bermasyarakat. Maka, jika kita ingin menggunakan cara pemahaman demikian,
menjadi apa yang digagas secara utuh sebagai tujuan bernegra oleh para pendiri
republic ini, seiring sejalan dengan tujuan diturunkannya syariah untuk
memandu hidup manusia meliputi penjagaan terhadap agama (hifdud-din);
penjagaan terhadap jiwa (hifdun-nafs); penjagaan terhadap akal (hifdul-aq’l);
penjagaan terhadap harta (hifdul-mal); dan penjagaan terhadap keturunan
(hifdun-nasl) sebagaimana dinyatakan oleh syatibi.
Kesadaran mengenai tujuan koperasi kita untuk meningkkatkan
kesejahteraan anggota dengan tidak hanya focus kepada kesejahteraan financial
semata, akan tetapi meliputi kesejahteraan ada 5 aras yaitu ruhani, jasmani,
intelektual, finansial dan kesejahteraan, yang meliputi keterlibatan anggota
kepada penjagaan lingkungan dan masyarakat sosialnya. Hal ini kemudian
dirumuskan pada model masyarakat social yang kita sebut sebagai model
keluarga utama, dimana kesejahteraan suatu keluarga setidaknya harus meliputi
ketersediaan kebutuhan-kebutuhan dasar atas 5 unsur sebagaimana telah
disampaikan dimuka.
Dari diskusi-diskusi pada internal pengurus dan juga melibatkan anggota-
anggota RAT, tentang pilihan badan hukum yang paling memungkinkan agar
tujuan kesejahteraan kepada anggota dapat terlaksana, maka kesimpulannya
adalah kita memilih untuk menggunakan badan hukum koperasi.
B. Profil KSPPS TAMZIS Bina Utama Cabang Salatiga
1. Visi dan Misi KSPPS TAMZIS Bina Utama Cabang Salatiga
a. Visi
“Menjadi Koperasi Utama dan Terpercaya untuk Kesejahteraan
Anggota”
b. Misi :
1) Membina keutamaan akhlaq.
2) Menggembirakan dan memudahkan anggota mengembangkan
kegiatan ekonomi produktifnya.
3) Mengembangkan tata kelola perusahaan yang baik dan layanan
keuangan berdasar.
4) Mengembangkan manfaat kepada anggota untuk mencapai
kesejahteraan keluarga utama.
5) Bekerjasama dengan semua pihak untuk membina masyarakat
utama.
2. Struktur Organisasi KSPPS Tamzis Bina Utama Cabang Salatiga
Gambar 3.1 Struktur Organisasi KSPPS Tamzis Bina Utama Cabang Salatiga
Manager Administrasi Cabang
KeWtearhaynu gIsannian:to Hadi
Manager Marketing Cabang
Jaelani
MO MO
Ratna Dwiyanti Mado Harvido
43
3. Susunan pengelola KSPPS Tamzis Bina Utama Cabang Salatiga adalah:
a. Marketing Manager : Jaelani
b. Administration Manager : Wahyu Isnaini anto Hadi
c. Marketing Officer 1 : Ratna Dwiyanti
d. Marketing Officer 2 : Mado Harvido
4. Job Discription KSPPS Tamzis Bina Utama Cabang Salatiga
a. Manager Marketing
1) Tugas-Tugas Manager Marketing Cabang
a) Bersama – sama dengan MAC, Account Officer (AO) dan marketing
merancang program kerja dan anggaran tahunan kantor cabang yang
berkaitan dengan promosi, pemasaran, penjualan produk dan
edukasi syariah terhadap masyarakat.
b) Melakukan pendekatan terhadap tokoh atau ormas yang potensial
dalam memperluas market share Tamzis.
c) Bersama-sama MAC menjaga likuiditas kantor cabang yang
optimal. Menyusun, mengatur, menganalisis, mengimplementasi
dan mengevaluasi manajemen pemasaran, penjualan dan promosi
secara bertanggungjawab bagi perkembangan dan kemajuan
perusahaan.
d) Melakukan pendelegasian dan distribusi tugas kepada Account
Officer (AO) yang berkaitan dengan pemasaran dan oenjualan
produk baik pendanaan maupun pembiayaan.
e) Melakukan koordinasi kerja antar Account Officer (AO) dan
melakukan pengawasan pelaksanaan.
f) Melakukan survey dan penilaian kelayakan atas pengajuan
pembiayaan dari anggota sesuai dengan jenjang yang telah diatur
dalam SOP pembiayaan.
g) Menciptakan iklim kerja yang baik, melakukan bimbingan dan
senantiasa memotivasi staff-staffnya agar terus meningkat prestasi.
h) Menciptakan suasana Islami dan senantiasa berusaha agar prinsip-
prinsip syariah dilaksaknakan secara baik di lingkungan kantornya.
i) Membuat laporan keuangan dan kinerja kantor cabang ke
manajemen pusat.
j) Mengarahkan seluruh karyawan untuk bekerja secara profesional,
efisien dan efektif.
k) Merealisasikan dan melaksanakan rencana-rencana serta prosedur-
prosedur yang diterapkan melalui pendelegasian wewenang pada
departemen pemasaran, penjualan dan promosi, yang berada di
bawah tanggungjawabnya.
2) Fungsi Manager Marketing Cabang
a. Fungsi ekstemal: Manager Marketing Cabang bersama-sema
dengan Manager Administrasi Cabang (MAC) merupakan
refresentasi Tamzis dilingkungan cabangnya dan management
pusat menjalin dan membina hubungan baik dengan berbagai
pihak di lingkungan cabangnya seperti dengan dinas koperasi,
45
para pemimpin ormas Islam, para pemimpin komunitas lokal,
tokoh masyarakat dan sebagainya
b. Fungsi internal: Manager Marketing Cabang bersama-sama dengan
Manager Administrasi Cabang adalah nakhoda Tamzis yang
mengelola organisasi Tamzis dalam menjalankan serta mewujudkan
visi dan misi Tamzis.
3) Tanggung Jawab Manager Marketing Cabang (MMC)
a) Manager Marketing Cabang (MMC) bersama dengan Manager
Administrasi Cabang (MAC) bertanggung Jawab atas terciptanya
citra Tamzis sebagai lembaga keuangan yang syariah, professional
dan terpercaya.
b) Bersama-sama dengan Manager Administrasi Cabang (MAC)
bertanggungjawab atas terpganya pelaksanaan syariah oleh Account
Officer (AO), marketing/kolektor dan admin di kantor cabangnya.
c) Bertanggungjawab atas peningkatan kesadaran dan pemahaman
masvarakat terhadap ekonomi syariah.
d) MMC bertanggung jawab atas meningkatnya kesadaran masyarakat
dl sek'tar kantornya, karyawan dan anggota Tamzis dalam
membayar zakat, infaq, sadaqah dan wakaf ditandal dengan
peningkatan dana mall yang terhimpun di kantor Tamzis.
e) MMC bertanggungjawab atas perluasan pasar funding Tamzis
melalui promosi dan pemasaran yang ditandai dengan peningkatan
jumlah amggota pendana
f) Nominal dana yang terhimpun di Tamzis.
g) MMC bertanggung jawab atas perluasan pasar pembiayaan yang
ditandaj dengan meningkatnya jumlah anggota yang dibiayai baik
dan segi kuantrtas maupun nominal dana yang tersalurkan.
h) MMC bertanggungjawab atas kualitas pembiayaan yang disalurkan,
ditandaj dengan produktivitas yang optimal dan rendahnya
pembiayaan bermasalah.
i) MMC bersama dengan Manager Administrasi Cabang (MAC)
bertanggung Jawab atas likuiditas asset , effisiensi biaya dan
pencapaian laba yang optimal.
j) Bertanggungjawab atas Kinerja Account Officer (AO) dan
marketing/kolektor di lingkungan kantor cabangnya.
k) Bersama-sama dengan Manager Administrasi Cabang (MAC)
bertanggungjawab atas tersosialisasi dan ditaatinya peraturan dan
standar operasional procedure perusahaan.
l) Bertanggungjawab atas terjaganya data dan rahasia perusahaan
4) Tugas Manager Marketing Cabang:
a) Bersama-sama dengan Manager Administrasi Cabang (MAC),
Account Officer (AO) dan Marketing merancang program kerja
dan anggaran tahunan kantor cabang yang berkaitan dengan
promosi, pemasaran, penjualan produk dan edukasi syariah
terhadap masyarakat.
47
b) Melakukan pendekatan terhadap tokoh atau ormas yang
potensial dałam memperluas market share Tamzis.
c) Bersama-sama dengan Manager Administrasi Cabang (MAC)
menjaga likuiditas kantor cabang yang optimal.
d) Melakukan pendelegasian dan distribusi tugas kepada Account
Officer (AO) yang berkaitan dengan pemasaran dan penjualan
produk baik pendanaan maupun pembiayaan.
e) Melakukan koordinasi kerja antar Account Officer (AO) dan
melakukan pengawasan pelaksanaannya.
f) Melakukan survey dan penilaian kelayakan atas pengajuan
pembiayaan dari anggota sesuai dengan jenjang yang telah
diatur dałam SOP pembiayaan.
g) Mengklasifikasi kelancaran pembiayaan dan melakukan
remedial sesuai dengan jenjang dan klasifikasi yang telah diatur
dałam SOP Pembiayaan.
h) Menciptakan iklim kerja yang baik, melakukan bimbingan dan
senantiasa memotivasi staf-stafnya agar terus meningkatkan
prestasi.
i) Menciptakan suasana islami dan senantiasa berusaha agar
prinsip-prinsip syariah dilaksanakan secara baik di lingkungan
kantornya.
j) Membuat laporan keuangan dan kinerja kantor cabang ke
Manajement pusat
5) Wewenang Manager Marketing Cabang
a) Mewakili manajemen menjalin dan membina hubungan baik dengan
dinas koperasi dan pihak ekternal lainnya di lingkungan cabangnya.
b) Memutuskan diterima atau ditolaknya permohonan pembiayaan dari
anggota sesuai dengan batas kewenangan yang telah diatur dałam
standar operasional prosedur pembiayaan.
c) Merancang program kerja dan anggaran biaya kantor cabang untuk
diajukan ke kantor pusat
d) Mengawasi, memberikan penilaian dan malakukan teguran terhadap
account officer dan marketing/ kolektor atas kualitas kerjanya.
e) Mengajukan pertimbangan penambahan personalia di lingkungan
cabangnya
f) Memiliki otoritas pengeluaran biaya operasional / biaya marketing
yang jenis dan batas maksimalnya diatur dałam ketentuan tersendiri.
g) Memiliki otoritas pengadaan aktiva tetap yang jumlah maksimalnya
diatur dałam ketentuan tersendiri.
6) Pekerjaan MMC (Rincian Tugas point C)
a) Promosi dan Pemasaran
(1) Menjalin hubungan baik dengan instansi-instansi pemerintah
terutama dinas Koperasi dilingkungan cabangnya.
(2) Menjalin hubungan baik dengan koperasi-koperasi jasa keuangan
syariah yang lain dan atau asosiasi BMT di lingkungan kantor
cabangnya.
49
(3) Menjalin hubungan baik dengan tokoh-tokoh masyarakat dan para
pemimpin organisasi masa dilingkungan kantor cabangnya.
(4) Menjaga nama baik/kredibilitas Tamzis di hadapan anggota dan
masyarakat dengan cara melakukan koordinasi secara berkala
dengan Account Officer (AO), Marketing Kolektor, MAC
(Manager Administrasi Cabang) dan staf administrasi.
(5) Melakukan mapping, perluasan dan penetrasi pasar pendanaan dan
pembiayaan Tamzis.
(6) Menyusun strategi dan melakukan promosi Tamzis yang murah
dan tepat sasaran.
(7) Memasarkan produk pendanaan (simpanan mutiara dan Ijabah)
maupun pembiayaan.
(8) Membuat perencanaan mengenai peningkatan asset dan rencana
pendapatan bulanan.
b) Pembiayaan
(1) Bersama sama dengan Account Officer (AO)
menindaklanjuti pengajuan pembiayaan dari anggota untuk
disetujui atau ditolak.
(2) Melakukan survey, menilai kelayakan usaha, mengkalkulasi
kesanggupan bavar dan mampu menaksir nilai agunan dan
umur ekonominya guna mengantisipasi kerugian di akhir
pembiayaan apabila pembiayaan tidak lancar.
(3) Bersama-sama dengan MAC (Manager Administrasi
Cabang) mengambil keputusan persetujuan atau penolakan
atas pengajuan pembiayaan yang diajukan anggota sesuai
syarat dan batas kewenangan yang telah ditetapkan dalam
SOP pembiayaan.
(4) Bersama dengan Account Officer (AO) dan MAC (Manager
Administrasi Cabang) mengatur jadwal pencairan
pembiayaan yang telah disetujui.
(5) Melakukan pengawasan terhadap realisasi pembiayaan.
(6) Melakukan pengawasan terhadap kualitas kolekting
pembiayaan yang dilakukan marketing.
c) Remidial
(1) Meningkatkan perfoma opersional dengan menekan terhadap
pembiayaan yang sudah jatuh tempo (Non Performed
Financing) dan berkoordinasi dengan Account Officer (AO)
segera melakukan tindakan terhadap pembiayaan yang
bermasalah.
(2) Melakukan remidiasi terhadap pembiayaan bermasalah yang
sudah masuk melebihi 6 bulan sampai 12 bulan sesuai dengan
kewenangannya yang diatur dalam SOP pembiayaan.
(3) Bersama-sama dengan MAC (Manager Administrasi
Cabang) mengajukan pelimpahan wewenang dan pemindah
51
bukuan atas pembiayaan bermasalah yang sudah lebih dari 12
bulan ke divisi remidial Tamzis Pusat.
(4) Membuat laporan rutin setiap bulan yang berisi lembar
control marketing dan data-data pembiayaan bermasalah/
macet kepada manager area.
d) Managerial dan Kepersonaliaan
(1) Bersama dengan MAC menyusun rencana anggaran dan biaya
tahunan (RAB) yang akan diajukan ke managemen pusat.
(2) Membuat rencana, strategi dan target funding bulanan, outstanding
bulanan, pendapatan bagi hasil, laba, serta menjaga tercukupinya
likuiditas kantor sebagai break down dari tujuan dan target yang
telah termaktub dalam RAB tahunan.
(3) Bersama-sama dengan MAC membuat perencanaan terhadap alur
kas (Cash Flow) dan mengelola ketersediaan kas baik untuk
memenuhi kewajiban pencairan investasi berjangka Mudharabah
yang jatuh tempo, pelayanan penarikan dana Simpanan Mutiara
anggota maupun pencairan pembiayaan.
(4) Melakukan penugasan kepada Account Officer (AO) / Marketing
Kolektor untuk penghimpunan /kolekting titipan angsuran
pembiayaan dan simpanan mutiara dari para anggota.
(5) Melakukan rapat mingguan dan bulanan dengan MMC dan
Account Officer (AO) sebagai evaluasi dan membuat laporan
efektifitas kerja Account officer dan marekting/kolekting yang
menyangkut penghimpunan dana maupun pembiayaan.
(6) Melakukan upaya-upaya agar seluruh personel di kantor
cabangnya senantiasa meningkat prestasi kerjanya dengan
melakukan bimbingan, arahan dan motivasi terhadap mereka.
(7) Membina para Account Officer (AO) untuk selalu mengontrol dan
mengawasi kualitas dan kuantitas kolekting dari marketing
kolektor.
(8) Melakukan teguran dan peringatan berkaitan dengan tindakan
indisipliner maupun tindakan yang tidak sesuai dengan SOP dan
norma yang berlaku yang dilakukan oleh karyawan kantor cabang.
(9) Memberikan sanksi kepada karyawan yang menjadi bawahannya
jika melakukan kesalahan dan atau penyimpangan sesuai dengan
kewenangan yang dimiliki.
(10) Membuat usulan mengenai penambahan dan atau pengurangan
karyawan sesuai kebutuhan dan efesiensi kerja.
(11) Membuat usulan mutasi dan promosi karyawan di kantor
cabangnya ke managemen pusat.
(12) Mengevaluasi perkembangan pencapaian hasil kerja karyawan-
karyawan yang magang di cabang bersangkutan,dan berkewajiban
melaporkan serta meneruskan usulan untuk pengangkatan seorang
karyawan magang menjadi karyawan kontrak kepada HRD.
53
(13) Melakukan pengaturan jadwal cuti karyawan agar pelayanan
kepada anggota tetap berjalan secara maksimal.
b. Account Officer (AO)
1) Fungsi Account Officer (AO)
a) Fungsi Enternal: refresentasi dari manager Tamzis kantor Cabang
untuk berkomunikasi dengan anggota dan calon anggota dalam
rangka : pertama, memasarkan produk- produk Tamzis baik produk
mall maupun tamwil. Kedua, melakukan edukasi ekonomi syariah
baik secara verbal melalui penjelasan dan penerbitan maupun non
verbal melalui pemberian kesempatan masyarakat untuk mendapat
pengalaman berekonomi syariah di Tamzis.
b) Fungsi internal: sebagai bagian dari managemen Tamzis Kantor
cabang dalam mengelola asset dan sumberdaya manusia untuk
pencapaian tujuan-tujuan Tamzis cabang yaitu penghimpunan dana
mall dan dana tamwil yang tinggi, pembiayaan yang sehat dan
perolehan laba yang optimum.
2) Tanggungjawab Account Officer (AO)
a) Membantu MMC dan MAC bertanggung jawab atas terbangunnya
citra Tamzis sebagai lembaga keuangan yang syariah, professional
dan terpercaya di lingkungan kantor cabangnya.
b) Bertanggungjawab atas terjaganya pelaksanaan syariah oleh
marketing/kolektor yang dipimpinnya.
c) Bertanggungjawab atas perluasan pasar funding Tamzis
sebagaimana yang telah ditugaskan oleh MMC (couverage area dan
nilai nominalnya) melalui promosi dan pemasaran yang ditandai
dengan peningkatan jumlah anggota pendana dan nominal dana yang
terhimpun di Tamzis.
d) MMC Bertanggung jawab atas perluasan pasar pembiayaan
sebagaimana yang telah ditugaskan oleh MMC (couverage area dan
nilai nominalnya) yang ditandai dengan meningkatnya jumlah
anggota yang dibiayai baik dari segi kuantitas maupun nominal dana
yang tersalurkan.
e) Bertanggungjawab atas kualitas pembiayaan yang disalurkannya
ditandai dengan produktivitas yang optimal dan rendahnya
pembiayaan bermasalah.
f) Bertanggungjawab atas peningkatan penghimpunan dana mall di
lingkungan kantor cabangnya. Menjaga effisiensi biaya operasional
dirinya dan marketing/kolektor yang menjadi tanggungjawabnya.
g) Bertanggungjawab atas Kinerja marketing/kolektor yang
dipimpinnya.
h) Bertanggungjawab atas ditaatinya peraturan dan standar operasional
procedure perusahaan oleh para marketing/kolektor yang
dipimpinya.
i) Bertanggungjawab atas peningkatan kesadaran dan pemahaman
masyarakat yang menjadi relasinya terhadap ekonomi syariah.
55
j) Bertanggungjawab atas terjaganya data dan rahasia perusahaan.
3) Tugas Account Officer:
a) Bersama-sama dengan MMC (Manager Marketing Cabang) dan
MAC merancang program kerja dan anggaran tahunan kantor
cabang yang berkaitan dengan promosi, pemasaran, penjualan
produk dan edukasi syariah terhadap masyarakat.
b) Membantu dan berkoordinasi dengan MMC memperluas pasar
dengan melakukan pendekatan terhadap tokoh masyarakat dan
pimpinan ormas atau komunitas yang potensial dalam memperluas
market share Tamzis.
c) Memasarkan produk pendanaan Tamzis baik produk komersial
(tamwil) yaitu Simpanan Mutiara dan Investasi Berjangka
Mudharabah (Ijabah) maupun produk Mall (zakat, infaq, sadaqah
dan wakaf).
d) Memasarkan produk pembiayaan Tamzis baik yang menggunakan
akad mudharabah maupun murabahah.
e) Melakukan survey dan penilaian kelayakan atas pengajuan
pembiayaan dari anggota sesuai dengan batas kewenangan yang
telah diatur dalam SOP pembiayaan
f) Meneruskan pengajuan pembiayaan dari anggota kepada MMC yang
nilainya di atas batas kewenangan Account Officer (AO)
sebagaimana diatur dalam SOP pembiayaan
g) Melakukan koordinasi dengan MAC dan admin pembiayaan dalam
menyusun jadwal pencairan terhadap pembiayaan yang telah
disetujui.
h) Memastikan semua pembiayaan yang telah dijadwalkan bersama
admin telah dicairkan dengan benar.
i) Menugaskan dan mengkoordinasikan para marketing/kolektor yang
dipimpinnya untuk melakukan kolekting pembiayaan dan simpanan
Mutiara dari anggota yang mendapatkan fasilitas pembiayan dari
Tamzis
j) Melakukan pengawasan dan bertanggungjawab terhadap kualitas
kerja marketing/kolektor yang dipimpinnya.
k) Mengklasifikasi kelancaran pembiayaan dan melakukan remedial
terhadap pembiayaan yang telah jatuh tempo antara 0 s/d 6 bulan
sesuai dengan tanggungjawabnya sebagaimana diatur dalam SOP
Pembiayaan
l) Menciptakan iklim kerja yang baik diantara para marketing/kolektor,
melakukan bimbingan dan senantiasa memotivasi mereka agar terus
meningkatkan prestasi.
m) Menciptakan suasana Islami dan senantiasa berusaha agar prinsip-
prinsip syariah dilaksanakan secara baik di lingkungan kantornya.
n) Membuat laporan harian, mingguan dan bulanan mengenai kinerja
timnya (marketing/kolektor yang dipimpinya) kepada MMC.
4) Wewenang
57
a) Menjalin dan membina hubungan baik dengan lurah pasar dan pihak
ekternal lainnya di wilayah kerja yang telah ditentukan oleh MMC.
b) Mengajukan program kerja dan anggaran biaya operasional ke
MMC.
c) Memutuskan diterima atau ditolaknya permohonan pembiayaan dari
anggota sesuai batas wewenang yang diatur dalam standar
operasional prosedur pembiayaan.
d) Mengawasi, memberikan penilaian dan melaporkan kualitas kerJa
marketing/ kolektor yang dipimpinnya.
e) Mengajukan pengadaan perangkat kerja yang nilai maksimalnya
diatur dalam ketentuan tersendiri.
5) Pekerjaan (Rincian Tugas point C)
Promosi dan Pemasaran
a) Menjalin hubungan baik dengan tokoh-tokoh masyarakat dan para
pemimpin organisasi masa atau komunitas di lingkungan kantor
cabangnya.
b) Menjalin hubungan baik dengan lurah pasar di area kerjanya.
c) Menjaga nama baik / kredibilitas Tamzis di hadapan anggota dan
masyarakat dengan cara melakukan koordinasi secara berkala
dengan Marketing Kolektor, MAC dan staf administrasi.
d) Melakukan mapping, perluasan dan penetrasi pasar
e) Menyusun strategi dan melakukan promosi Tamzis yang murah dan
tepat sasaran.
f) Memasarkan produk pendanaan (Simpanan Mutiara dan Ijabah)
maupun pembiayaan (mudharabah dan murabahah)
g) Membuat perencanaan mengenai peningkatan asset dan rencana
pendapatan bulanan tim yang dipimpinnya.
Pembiayaan
a) Menilai dan menindaklanjuti pengajuan pembiayaan dari anggota
b) Melakukan survey, menilai kelayakan usaha, mengkalkulasi
kesanggupan bayar dan mampu menaksir nilai agunan dan umur
ekonominya guna mengantisipasi kerugian di akhir pembiayaan
apabila pembiayaan tidak lancar.
c) Mengambil keputusan menyetujui atau menolak atas pengajuan
pembiayaan yang diajukan anggota sesuai syarat dan batas
kewenangan yang telah ditetapkan dalam SOP pembiyaan.
d) Bersama dengan admin pembiayaan mengatur jadwal pencairan
pembiayaan yang telah disetujui.
e) Melakukan pengawasan terhadap realisasi pembiayaan
f) Melakukan pengawasan terhadap kualitas kolekting pembiayaan
yang dilakukan marketing
g) Menggantikan sementara (back up) tugas marketing melakukan
kolekting jika ada marketing yang dipimpinnya berhalangan hadir
karena sakita atu cuti.
Remidial
59
a) Meningkatkan perfoma opersional dengan menekan pembiayaan
yang sudah jatuh tempo ( Non Performed Financing ) dan segera
melakukan tindakan terhadap pembiayaan yang bermasalah.
b) Melakukan remidiasi terhadap pembiayaan bermasalah 0 sampai 6
bulan sesuai dengan kewenangannya yang diatur dalam SOP
pembiayaan.
c) Membuat laporan rutin mingguan dan bulanan yang berisi lembar
control marketing dan data-data pembiayaan bermasalah/ macet
kepada MMC.
Managerial dan Kepersonaliaan
a) Membangun komitmen dan team work yang baik dengan dan antar
marketing/kolektor yang dipimpinnya.
b) Memastikan kebijakan kebijakan, aturan dan strategi kerja
managemen benar-benar dilaksanakan oleh para marketing dan
kolektor yang dipimpinnya.
c) Membantu MMC dan MAC menyusun rencana anggaran dan biaya
tahunan (RAB) yang akan diajukan ke managemen pusat.
d) Membantu MMC membuat rencana, strategi dan target funding
bulanan, outstanding bulanan, pendapatan bagi hasil, laba, serta
menjaga tercukupinya likuiditas kantor sebagai break down dari
tujuan dan target yang telah termaktub dalam RAB tahunan.
e) Melakukan penugasan kepada Marketing/Kolektor untuk
penghimpunan /kolekting titipan angsuran pembiayaan dan
simpanan mutiara dari para anggota.
f) Melakukan rapat mingguan dan bulanan dengan marketing/kolektor
sebagai evaiuasi dan membuat laporan efektifitas kerja
marekting/kolekting yang menyangkut penghimpunan dana dan
pembiayaan.
g) Melakukan upaya-upaya agar marketing/kolektor yang dipimpinnya
senantiasa meningkat prestasi kerjanya dengan melakukan
bimbingan, arahan dan motivasi terhadap mereka.
h) Melakukan teguran berkaitan dengan tindakan indisipliner maupun
tindakan yang tidak sesuai dengan SOP dan norma yang berlaku
yang dilakukan Oleh marketing dan kolektor yang dipimpinnya.
Edukasi Syariah dan Konsultan bisnis
a) Menjelaskan perniagaan-perniagaan yang sesual dengan syariah.
b) Menjelaskan akad-akad transaksi keuangan syariah terutama
produk-produk Tamzis.
c) Meningkatkan sikap kesyariahan marketing dan anggota.
d) Memberikan advis/ strategi dan trik bisnis kepada anggota.
e) Mengajarkan administrasi niaga kepada anggota.
f) Membantu anggota membuat perencanaan bisnis
Problem Solver
61
a) Membantu Account Officer (AO), Marketing/Kolektor dalam
memberikan keterangan kepada anggota/ calon anggota berkaitan
dengan pemasaran produk-produk Tamzis atau kelembagaan
Tamzis.
b) Membantu komunikasi dengan anggota jika ada complain atau
permasalahan yang tidak mampu diselesaikan oleh Kolektor,
Account Officer (AO), maupun administrasi dilingkungan
cabangnya.
c) Menyelesaikan semua permasalahan internal cabang yang berkaitan
dengen operasional Tamzis maupun berkaitan dengan kemungkinan
adanya konflik antar karyawan.
d) Mampu memberikan Exck-up edukasi / pendidikan kepada anggota
ataupun calon anggota yang ada didalam pasar, serta mampu
memberikan konsultasi (dim rangka konsultasi - klinik bisnis)
kepada anggota terkait dengan usaha yang dilakukan anggota.
6) Kompetensi
a) Memiliki aqidah dan sikap syariah yang kuat serta pantas dijadikan
teladan.
b) Berpendidikan minimal D3 semua disiplin ilmu.
c) Memiliki jiwa kepemimpinan.
d) Memiliki kecakapan berkomunikasi dalam bahasa indonesia dan
bahasa lokal cabangnya.
e) Memiliki kemampuan menganalisa prosfek bisnis mikro.
f) Memiliki kemampuan menggunakan kompüter minimal Ms word,
MS exel dan MS power Point.
g) Memahami SOP Keanggotaan, SOP Pendanaan, SOP Pembiayaan
dan SOP Remediasi.
C. Produk-Produk KSPPS TAMZIS Bina Utama Cabang Salatiga
1. Produk dan Layanan KSPPS Tamzis Bina Utama
Sebagai lembaga keuangan Syariah, KSPPS Tamzis Bina Utama
bertindak sebagai lembaga komersil yang kegiatan usahanya didasarkan pada
prinsip syariah. Produk-produk yang diciptakan selalu dikembangkan dan
disesuaikan dengan kondisi dan permintaan pasar. Untuk produk maal
sendiri, terdapat devisi khusus Tamzis yaitu Tamaddun untuk menangani
pengumpulan dan penyaluran dana ZIS. Produk-Produk Tamzis selalu
berkembang setiap tahunnya, baik itu produk funding maupun landing.
Secara garis besar, produk-produk yang diitawarkan Tamzis dapat dibagi
menjadi 3 (tiga), yaitu: (www.tamzis.id, 2019)
a) Simpanan
Tedapat beberapa jenis produk simpanan yang dikembangkan oleh
Tamzis, diantaranya adalah simpanan mutiara, simpanan haji dan umroh,
simpanan qurban, simpanan walimah dan simpanan pendidikan. Untuk
produk simpanan ini, kebanyakan akad yang digunakan adalah wadiah yad
dhamanah, dimana pihak Tamzis berhak untuk menggunakan atau
menyalurkan dana yang sudah dihimpun untuk kegiatan usaha yang
produktif. Pihak Tamzis menyediakan tenaga (marketing) untuk melayani
63
anggota baik itu penyetoran maupun penarikan simpanan setiap hari di
tempat usaha. Selain itu produk simpanan lain yang cukup banyak
peminatnya adalah produk investasi berjangka mudharabah (ijabah).
Produk ini jika di lembaga keuangan konvensional disebut deposito.
1) Simpanan Mutiara
Deskripsi simpanan mutiara merupakan salah satu produk funding
yang menggunakan akad wadiah yad dhamanah, dimana pihak Tamzis
dapat menyalurkan titipan dana dari anggota ke kegiatan usaha yang
produktif. Simpanan mutiara ini dapat digunakan untuk segala
keperluan sehari-hari (bayar air, listrik atau pajak) dan dapat dicairkan
sewaktu-waktu di semua kantor cabang Tamzis.
(1) Fasilitas dan keunggulannya, yaitu:
(a) Mudah
Setoran dan pengambilan dapat dilayani di semua kantor
Tamzis Bina Utama Caban Salatiga. Setoran dan pengambilan
dapat dilayani di tempat anggota.
(b) Multiguna
Sangat cocok bagi yang memiliki usaha perdagangan di
pasar maupun sentra usaha lainnya. Dapat digunakan sebagai
simpanan Pendidikan, Walimah, Qurban, Aqiqah dan Haji.
(c) Barokah
Menggunakan prinsip Wadiah Yad Ad Dhamanah, yaitu
Tamzis menerima titipan dari anggota kemudian disalurkan ke
usaha yang produktif.
2) Simpanan Qurma (qurban, walimah dan aqiqah)
Deskripsi simpanan Qurma merupakan produk simpanan yang
menggunakan akad wadiah yad dhamanah. Simpanan Qurma ini
bertujuan untuk membantu anggota untuk merencanakan ibadah
qurban, walimah atau aqiqah.
(1) Fasilitas dan Keunggulan Simpanan Qurma
(a) Setoran bisa dilakukan setiap saat, dan penarikan hanya boleh
dilakukan sekali dalam satu tahun pada saat pergantian tahun
ajaran baru.
(b) Menyiapkan biaya pendidikan pada tahun ajaran berikutnya.
(c) Melatih siswa untuk hemat, dengan cara menabung.
(d) Mudah, siswa tidak harus datang ke kantor, petugas yang datang
ke sekolah.
3) Simpanan Haji
Produk ini bertujuan untuk memudahkan anggota dalam
merencanakan ibadah haji maupun umroh. Produk ini juga
menggunakan akad wadiah yad dhamanah dan anggota akan mendapat
bonus setiap bulannya.
4) Simpanan Pendidikan
65
Produk ini bertujuan untuk membantu anggota yang ingin
merencanakan pendidikan anaknya. Untuk penyetoran dapat dilakukan
setiap hari, akan tetapi untuk penarikannya hanya dapat dilakukan pada
saat pergantian tahun ajaran baru (setahun sekali).
(1) Fasilitas dan Keunggulan Simpanan Pendidikan:
(a) Setoran bisa dilakukan setiap saat, dan penarikan hanya boleh
dilakukan sekali dalam satu tahun pada saat pergantian tahun
ajaran baru.
(b) Menyiapkan biaya pendidikan pada tahun ajaran berikutnya.
(c) Melatih siswa untuk hemat, dengan cara menabung.
(d) Mudah, siswa tidak harus datang ke kantor, petugas yang datang
ke sekolah.
5) Simpanan Ijabah (investasi berjangka mudharabah)
Ijabah merupakan produk investasi berjangka yang jika di lembaga
keuangan konvensional dikenal dengan deposito. Produk ini
menggunakan akad mudharabah. Jumlah minimal investasi adalah
sebesar Rp. 1.000.000,- dan kelipatannya. Bagi hasil akan diberikan
setiap bulan. Nisbah bagi hasil yang diterima anggota dapat berkisar
antara 35-45% setiap bulannya tergantung lamanya investasi dan
pendapatan KSPPS Tamzis Bina Utama.
(1) Fasilitas dan Keunggulan Simpanan Ijabah
(a) Dikelola berdasarkan prinsip adil.
(b) Disalurkan untuk membiayai para pedagang dan pengusaha
kecil.
(c) Disalurkan hanya untuk kegiatan usaha yang halal.
(d) Perolehan bagi hasil yang menguntungkan dan kompetitif.
(e) Mudah dalam bertransaksi, kami siap datang ketempat Anda.
(f) Berpengalaman lebih dari 25 tahun.
(g) Memiliki jaringan tingkat nasional.
6) Pembiayaan Porsi Haji Tamzis
Pembiayaan Porsi Haji TAMZIS merupakan pinjaman dana dari
TAMZIS kepada anggota/pemohon khusus untuk menutupi kekurangan
dana untuk memperoleh kursi/seat haji. Lembaga akan membantu
pengurusan perolehan seat/ porsi haji anggota lewat bank yang ditunjuk
oleh Kemenag. Dan sebagai jasa pengurusan itu anggota/ pemohon
membayar ujroh atau sering disebut dengan fee (biaya) pengurusan
kepada Tamzis. Tujuan dan manfaatnya diantaranya :
a) Memberi kemudahan kepada anggota Tamzis dalam melaksanakan
ibadah haji.
b) Memberikan kepastian keberangkatan Ibadah Haji tanpa dibayang-
bayangi kekhawatiran kehabisan quota porsi Haji.
c) Memudahkan dalam hal pembayaran cicilan dana talangan, karena
jangka waktu sampai tiga tahun.
Akad dalam Pembiayaan Talangan Haji Tamzis ini
menggunakan Ijarah wal Qardh, lembaga akan membantu menjelaskan
67
kepada anggota proses cara mendapatkan porsi haji. Kemudian
lembaga siap menyediakan jasa pengurusan perolehan seat/ porsi haji
anggota/ pemohon lewat bank yang ditunjuk oleh Kemenag. Sebagai
jasa pengurusan tersebut, anggota/ pemohon membayar ujroh atau
sering disebut dengan fee (biaya) pengurusan kepada lembaga.
Kemudian muncul total biaya yang harus dikeluarkan oleh anggota/
pemohon terkait biaya porsi haji maupun jasa pengurusannya. Untuk
proses pengurusan tersebut menggunakan akad Ijaroh. Apabila anggota
ternyata belum bisa memenuhi semua biaya yang harus dikeluarkan
untuk mendapatkan porsi haji beserta jasa pengurusannya, maka
lembaga siap memberikan pinjaman dengan akad Qardh.
Tabel 3.1 Simulasi Pembiayaan Porsi Haji
Keterangan
Jangka Waktu Pembiayaan
12 Bulan 24 Bulan 36 Bulan
Dana Porsi Haji
(sesuai ketentuan
Kemenag)
Rp 25.000.000
Rp 25.000.000
Rp 25.000.000
Dana Anggota
Sendiri
Rp 5.000.0000
Rp 5.000.0000
Rp 5.000.0000
Dana
Talangan/Pembiayaan
dari Tamzis
Rp 20.000.000
Rp 20.000.000
Rp 20.000.000
Ujroh Rp 3.000.000 Rp 3.000.000 Rp 3.000.000
Tabungan Haji Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000
Biaya Penjaminan Rp 22.500 Rp 45.000 Rp 67.500
Angsuran Perbulan Rp 1.916.667 Rp 1.083.333 Rp 805.556
Angsuran Harian Rp 76.667 Rp 43.333 Rp 32.222
Dari simulasi tersebut dalam table di atas, anggota yang berniat
mendapatkan porsi haji melalui pembiayaan di Tamzis, setoran pertama
sebesar Rp. 5.567.500,00 (Dana Sendiri + Tabungan Haji + Biaya
Peminjaman), kemudian selanjutnya mengangsur setiap bulannya
sebesar Rp. 805.500,00 selama 36 bulan (3tahun). Persyaratan
Pembiayaan :
a) Anggota mempunyai kemampuan untuk menunaikan ibadah haji
(isito’ah)
b) Anggota mengisi formulir dari KSPPS Tamzis Bina Utama
c) FC KTP suami istri
69
d) FC KK
e) FC Keterangan penghasilan
f) Menandatangani surat kuasa pengurusan
7) Zakat, Infaq, Sedekah Dan Wakaf Tamzis Bina Utama
Zakat merupakan salah satu rukun Islam dan menjadi salah satu
unsur pokok bagi tiang syariat Islam. Oleh sebab itu, hokum
menunaikan zakat adalah wajib bagi setiap muslim dan muslimah yang
telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Meninggalkan kewajiban zakat
berarti meninggalkan salah satu rukun Islam, dosa besar bagi mereka
yang meninggalkan. Bila rukun Islam, seperti membaca syahadat,
sholat, puasadan haji memiliki hubungan langsung dengan Allah SWT.
Zakat tidak saja memiliki hubungan langsung dengan Allah, tetapi juga
memiliki hubungan dengan manusia secara sosiologis. Begitu
pentingnya peran zakat dalam pembangunan masyarakat Islam.
a) Contoh Zakat Profesi Insan Tamzis
(1) Nishob Zakat berdasar hukum Islam seniali 85 gram emas.
Misal: Harga emas/ gram bulan Maret 2015 yaitu Rp. 500.000,-
Jadi, 500.000,- x 85 gram = 42.500.000,-/ tahun Kemudian,
42.500.000,- : 12 bulan = 3.541.600,-/ bulan Dan dibulatkan
menjadi = Rp. 3.500.000,- Maka Nishob zakat Profesi setiap
bulan Maret sebesar Rp. 3.500.000,-
(2) Penetapan Zakat berdasarkan pendapatan BRUTO (Pendapatan
kotor) sebelum.
(3) Kadar Nishob yang harus dikeluarkan dari zakat profesi
karyawan TAMZIS Rp. 3.500.000,- x 2,5% = Rp. 87.500,-
b) Sedekah Tamzis
Baitul Maal Tamzis adalah lembaga sosial bagian dari Baitut
Tamwil Tamzis yang secara khusus mengelola dan memberdayakan
umat. Tujuan Baitul Maal Tamzis adalah untuk mengangkat derajat
dan martabat kaum dhuafa sebagaimana diperintahkan oleh syariah
Islam. Baitul Maal Tamzis berdiri sejak 2006 yang secara umum
mengelola dana zakat, infak/ sedekah dan wakaf untuk kesejahteraan
umat secara umum melalui beberapa program antara lain: Beasiswa
ustadz dan ustadzah, pemberdayaan ekonomi, Santunan anak yatim
dan dhuafa dan Peduli kemanusiaan. Infak yang terkumpul
sepenuhnya digunakan untuk meningkatkan kualitas umat Islam
yang diselenggarakan oleh Baitul Maal Tamzis.
c) Wakaf Uang Tamzis (WUT)
Menurut Manzhur (1999:359) kata Wakaf berasal dari
bahasa Arab Waqf yang berarti menahan, berhenti, atau diam. Jika
dihubungkan dengan harta seperti tanah, binatang dan yang lain, ia
berarti pembekuan hak milik untuk kegunaan tertentu. Secara
terminologi, wakaf diartikan sebagai penahan hak milik atas materi
benda (al-‘ain) untuk tujuan menyedekahkan manfaat (al-manfa’ah)
(al-Jurjani:328). Istilah wakaf uang belum dikenal di zaman
Rasulullah. Wakaf uang (cash waqf) baru dipraktekan sejak awal
71
abad kedua Hijriyah. Imam Az Zuhri (wafat 124 H) salah seorang
ulama terkemuka dan peletak dasar tadwin al-hadits memfatwakan,
dianjurkan wakaf dinar dan dirham untuk pembangunan sarana
dakwah, sosial, dan pendidikan umat Islam. Di Indonesia, wakaf
uang baru popular tahun 200-an. Wakaf uang banyak diinvestasikan
pada bisnis berbasis syariah. Keuntungan dari hasil investasi
tersebut digunakan kepada segala sesuatu yang bermanfaat secara
social keagamaan. Wakaf uang adalah wakaf yang dilakukan
sesorang, kelompok orang, lembaga atau badan hukum dalam
bentuk uang tunai. Termasuk dalam pengertian uang adalah surat-
surat berharga.
Wakaf uang tamzis sudah berjalan sejak 2006. Adapun
Wakaf Uang Tamzis ini merupakan upaya mengoptimalkan potensi-
potensi wakaf yang ada dalam diri karyawan dan anggota Tamzis.
Kedepan, akan dikembangkan pada lembaga ata institusi yang
senafas dan kepada masyarakat secara umum. Dengan program
wakaf uang tamzis ini mudah-mudahan potensi tersebut bisa
dimaksimalkan untuk program-program sosial-keagamaan yang
selama ini telah berjalan.
Mengapa Wakaf Uang
1. Siapapun Bisa
Dengan pemahaman dan kesadaran baru tentang wakaf uang,
orang yang ingin wakaf tak harus menunggu kaya. Setiap lembar
uang yang Anda miliki bias dijadikan amal jariyah yang abadi.
Kapapun bisa.
2. Bisa Dimana Saja
Wakaf uang lebih gampang. Karena kami penanggungjawab
wakaf uang tamzis menyediakan kotak di masing-masing meja
karyawan atau kantor Tamzis di seluruh Indonesia. Dengan begitu,
niat wakaf uang Anda dimanapun bias dilaksanakan. Tak usah
menunggu.
3. Uang Tak Berkurang.
Uang yang anda wakafkan, tak sepeserpun akan berkurang
jumlahnya. Justru sebaliknya, uang tersebut akan berkembang
melalui investasi yang dijamin aman, dengan pengelolaan secara
amanah, yakni bertanggungjawab, professional dan transparan.
Wakaf Uang Tamzis (WUT) memiliki fokus utama pada
aspek pengelolaan asset wakaf produktif secara optimal sehingga
dapat memberi manfaat sebesar mungkin. Hasil dari pengelolaan
dari wakaf uang tersebut akan diserahkan pada KSPPS Tamzis
Bina Utama untuk disalurkan kepada masyarakat yang berhak
dalam bentuk program-program pendidikan, kesehatan, sosial
umum dan pemberdayaan ekonomi. Dari pengalaman menyalurkan
Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) sejak 2006, KSPPS Tamzis Bina
Utama yang telah menyalurkan kepada yang berhak dengan tepat
sasaran, tepat guna dan tepat akuntabilitas. Sebagai gambaran,
73
berikut sekilas program-program Wakaf Uang Tamzis di bidang
Bisnis Berbasis Syariah, Pendidikan, Pemberdayaan Ekonomi dan
Wakaf Sarana Ibadah:
Bisnis Berbasis Syariah; Syariah Integratif Zone (SIZ)
adalah konsep pengelolaan dan pengembangan dana wakaf
produktif yang integrative antar wilayah berbasis syariah. Bisa
bentuk property seperti pembangunan Ruko, pasar tradisional
syariah, masjid social entrepreneur, gedung pertemuan muslim,
pesantren usaha, hotel syariah, swalayan berbasis syariah. Hal
tersebut disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat di masa depan
yang lebih produktif dan optimal dalam pengelolaan wakaf.
BAB IV
ANALISIS DATA PENELITIAN
A. Analisis Strategi Pemasaran Produk Mudharabah di KSPPS Tamzis Bina
Utama Cabang Salatiga
Dalam perkembangan diera ini, kita mengetahui bahwa kemajuan dalam
lembaga keuangan syariah sudah mulai dikenal oleh masyarakat luas. Seperti
yang kita ketahui sudah banyak lembaga keuangan syariah seperti BMT, KSPPS,
Badan Perwakafan Nasional, BPRS, Asuransi Syariah, Obligasi Syariah, dan
lain-lain. Dalam strategi pemasaran yang dilakukan KSPPS Tamzis Bina Utama
ialah bagaimana cara untuk menarik minat masyarakat atau calon anggota untuk
ikut bergabung menjadi anggota dan menggunakan produk jasa yang tersedia di
KSPPS Tamzis Bina Utama. Strategi pemasaran pada dasarnya adalah rencana
yang menyeluruh, terpadu dan menyatu di bidang pemasaran, yang memberikan
panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan
pemasaran suatu perusahaan. Bahkan dalam pemasarannya KSPPS Tamzis ini
sudah mencangkup ke beberapa daerah pasar di Salatiga dan sudah memiliki
ratusan anggota. Kembali lagi dengan prinsip utama syariah yaitu adil. Jadi
prinsip itu sangat dipegang teguh oleh KSPPS Tamzis Bina Utama. Maka dalam
pemasaran pembiayaan produk ikhitiar utama syariah (akad mudharabah) di
KSPPS Tamzis Bina Utama ini memerlukan strategi pemasaran yang baik dan
tepat.
74
75
Berikut strategi pemasaran dan penerapan pembiayaan mudharabah
yang digunakan oleh KSPPS Tamzis Bina Utama diantaranya:
1. Penetapan posisi pasar
Penetapan posisi pasar dimulai dengan suatu barang, jasa,
organisasi, lembaga, atau bahkan orang. Tujuan penetapan posisi adalah
untuk membedakan persepsi organisasi berikut produk dari pesaing. Dalam
penetapan posisi pasar KSPPS Tamzis Bina Utama berusaha bagaimana
pembiayaan mudharabah supaya bisa dikenal masyarakat dalam pembiyaan
tersebut terkhusus bagi pedagang yang ada di pasar dan menjadi pembeda
bagi pembiayaan yang ada BMT atau KSPPS lain. Dikatakan juga bahwa
penetapan posisi banyak mengedepankan komunikasi.
Strategi ini sangat berhubungan dengan bagaimana konsumen
menempatkan produk organisasi dalam ingatan mereka, sehingga calon
konsumen yang ditargetkan dan segmen yang dipilih memiliki penilaian
tertentu dan mengidentifikasikan dirinya dengan produk tersebut. Dasar
dalam penetapan posisi, meliputi: atribut, harga dan kualitas, pemakaian
atau aplikasi, pemakaian produk, kelas produk, dan pesaing.
2. Sistem jemput bola
Dalam memasarkan produknya KSPPS Tamzis Bina Utama
menerapkan sistem jemput bola, yaitu dengan cara pegawai Tamzis
mendatangi langsung tempat anggota. Serta biasanya para pedagang yang ada
di sekitar kantor KSPPS Tamzis Bina Utama. Dengan sistem jemput bola ini
KSPPS Tamzis Bina Utama lebih memudahkan masyarakat atau calon
anggota yang ingin bergabung menjadi anggota di KSPPS Tamzis Bina
Utama serta memudahkan sistem transaksi anggota yang ingin menabung
tetapi terkendala oleh waktu sehingga pegawai KSPPS Tamzis Bina Utama
dapat mendatangi langsung ke tempat anggota.
3. Promosi melalui beberapa media
Dalam memasarkan produknya pihak KSPPS Tamzis Bina Utama
menggunakan media cetak yang berupa brosur. Pegawai bagian pemasaran
membagikan brosur kepada masyarakat saat sedang melakukan promosi di
pasar, sekolahan dan para pedagang kaki lima, serta pihak KSPPS Tamzis
Bina Utama juga update melalui media sosial (instagram, facebook, twitter,
whatsapp), media elektronik seperti televise.
4. Anggota mereferensikan kepada lingkungan sekitar.
Media informasi ini digunakan oleh anggota untuk menceritakan
kepada temannya tentang pengalamannya menggunakan produk yang ada di
KSPPS Tamzis Bina Utama. Para anggota menceritakan tentang puas atau
tidak puasnya menggunakan produk KSPPS Tamzis Bina Utama serta
pelayanan yang diberikan dari Tamzis tersebut. Sehingga media informasi
dari mulut ke mulut ini sangat berpengaruh dan berdampak terhadap
pemasaran dan minat para calon anggota untuk menggunakan produk jasa di
KSPPS Tamzis Bina Utama. Dari hasil wawancara dengan para anggota,
kebanyakan para anggota mengetahui keberadaan KSPPS Tamzis Bina
Utama adalah dari temannya yang sama-sama pedagang.
5. Grebek pasar setiap seminggu sekali
77
Setiap seminggu sekali yaitu dihari Sabtu, para pegawai KSPPS
Tamzis Bina Utama melakukan grebek pasar. Karena ada 3 pasar yang dituju,
maka dijadwalkan terlebih dahulu. Semisal minggu pertama pasar 1 dan 2,
minggu kedua pasar pagi dan terus berlanjut ke minggu-minggu berikutnya.
Semakin gencarnya pegawai KSPPS Tamzis Bina Utama
melakukan promosi kepada masyarakat, maka semakin banyaknya
masyarakat yang mengetahui keberadaan KSPPS Tamzis Bina Utama serta
fungsi KSPPS Tamzis bagi masyarakat. Maka dari itu meningkatkan kegiatan
promosi kepada masyarakat sangatlah penting agar masyarakat tertarik untuk
menjadi anggota di KSPPS Tamzis Bina Utama.
Perumusan strategi pemasaran tersebut bertujuan untuk menarik
calon anggota dan meningkatkan jumlah anggota serta mempertahankan
loyalitas anggota yang sudah ada. Selain itu dengan dilakukannya strategi
pemasaran yang baik dan tepat dapat dipastikan pemasaran suatu produk jasa
yang ada di KSPPS Tamzis Bina Utama dapat dengan mudah diterima oleh
para calon anggota serta pemasaran suatu produk jasa KSPPS Tamzis Bina
Utama juga dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan visi misi
perusahaan. Sehingga hal tersebut dapat berdampak pada meningkatnya
jumlah anggota KSPPS Tamzis Bina Utama.
Selain itu, perumusan strategi tersebut mengacu dengan bauran
pemasaran yang akan memberikan arah dalam melakukan kegiatan
pemasarannya.
1. Pelaksanaan Bauran Pemasaran (Marketing Mix) KSPPS Tamzis Bina
Utama
Demi kesuksesan, perusahaan (pemasar) harus mampu
merencanakan bauran pemasaran (marketing mix) yang akan
memaksimalkan penjualan dan keuntungan. Berikut pelaksanaannya
adalah:
a) Strategi produk
Produk merupakan segala sesuatu yang berbentuk benda maupun
jasa yang dapat di tawarkan ke pasar untuk memenuhi kebutuhan
sekaligus memberikan manfaat kepada anggota KSPPS Tamzis Bina
Utama. Penerapan strategi pemasaran produk simpanan maupun
pembiayaan mudharabah yang dilakukan oleh KSPPS Tamzis Bina
Utama adalah dengan berdasarkan prinsip syariah. Uang yang
dititipkan oleh anggota kepada Tamzis dalam setiap produknya berada
pada sektor bebas haram, pada pembiayaan mudharabah pihak KSPPS
Tamzis Bina Utama memberikan bagi hasil kepada anggota yang
menitipkan uangnya di KSPPS Tamzis Bina Utama untuk dikelola.
Namun, KSPPS Tamzis Bina Utama masih harus mengembangkan
produk-produk baru yang inovatif, tetapi produk tersebut harus
memenuhi syarat yaitu sesuai dengan syariat dan disetujui oleh Dewan
Syariah, dapat ditangani oleh sistem operasi KSPPS Tamzis Bina
Utama yang bersangkutan dan membawa kemaslahatan bagi
masyarakat sehingga dengan adanya produk yang ditawarkan oleh
79
KSPPS Tamzis Bina Utama kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi.
Sehingga hal tersebut dapat menarik masyarakat untuk bergabung
menjadi anggota di KSPPS Tamzis Bina Utama dan dapat
meningkatkan jumlah anggota di KSPPS Tamzis Bina Utama.
b) Strategi harga
Harga yang ditentukan pada masing-masing produk yang ada di
KSPPS Tamzis Bina Utama khususnya pada pembiayaan mudharabah
sudah disesuaikan dengan aturan yang berlaku dan telah dijabarkan
dalam tiap-tiap produk yang ada di KSPPS Tamzis Bina Utama. Selain
itu harga yang telah ditetapkan oleh pihak KSPPS Tamzis Bina Utama
bebas dari praktik kecurangan seperti menetapkan bagi hasil yang tinggi
agar pihak KSPPS Tamzis Bina Utama mendapatkan keuntungan yang
banyak.
Dengan demikian, keuntungan yang diperoleh anggota tidak hanya
rasa aman dan rasa bebas dari riba tetapi anggota juga akan
mendapatkan bagi hasil keuntungan dari uang yang telah di kelola oleh
KSPPS Tamzis Bina Utama sebagai produk pembiayaan. Besarnya
sistem bagi hasil ditentukan oleh KSPPS Tamzis Bina Utama sesuai
dengan sistem pembagian berdasarkan prinsip syariah dan nisbahnya
disepakati oleh kedua belah pihak. Sedangkan untuk mengatasi anggota
yang kurang terbuka atas keuntungan yang diperoleh, maka pihak
Tamzis dapat melakukan pemantauan langsung terhadap kegiatan
usaha yang dijalankan oleh anggota tersebut.
c) Strategi distribusi tempat
KSPPS Tamzis Bina Utama cabang Salatiga berlokasi ditempat
yang strategis yaitu beralamatkan di Jalan Kalinyamat Kidul Nomor 10,
Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga, Jawa Tengah dan berada di Sekitar
Pasar Raya I dan pedagang kaki lima. Hal tersebut menjadikan sebagian
besar anggota maupun calon anggota adalah pedagang. Dengan lokasi
yang strategis ini, KSPPS Tamzis Bina Utama menjadi salah satu
tempat alternatif simpanan maupun pembiayaan dengan prinsip syariah
bagi para anggota yang ada di sekitar lokasi. Dalam upaya memberikan
kemudahan bagi para anggota serta untuk menghindari kualitas jasa
diambil oleh pesaing lain maka KSPPS Tamzis Bina Utama
menggunakan sistem jemput bola sehingga pegawai KSPPS Tamzis
Bina Utama dapat mendatangi langsung tempat anggota yang tidak
dapat datang ke kantor karena terkendala oleh kesibukan para anggota.
d) Strategi promosi
Promosi merupakan alat untuk memperkenalkan produk yang
dihasilkan oleh KSPPS Tamzis Bina Utama. Dengan kegiatan promosi
yang dilakukan, Tamzis akan berusaha membujuk para calon anggota
untuk menggunakan produk-produknya. Bentuk promosi yang
dilakukan oleh KSPPS Tamzis Bina Utama adalah melalui brosur dan
spanduk, sosialisasi kelapangan, pendekatan dengan kiai dan tokoh
masyarakat, kegiatan sosial keagamaan dan informasi dari mulut ke
mulut. Brosur digunakan oleh KSPPS Tamzis Bina Utama dengan
81
tujuan memberikan penjelasan dan pemahaman tentang profil KSPPS,
produk-produk yang dimiliki, persyaratan menjadi anggota, serta
layanan yang disediakan yang diberikan kepada anggota dan spanduk
diberikan kepada anggota yang mempunyai usaha warung makanan dan
dipasang di warungnya agar ketika ada pembeli maupun masyarakat
yang belum mengetahui keberadaan KSPPS Tamzis Bina Utama dapat
mengetahui dan tertarik untuk menjadi anggota. Sosialisasi di lapangan
dilakukan oleh KSPPS Tamzis Bina Utama karena strategi ini dianggap
sebagai cara yang efektif sehingga pegawai KSPPS dapat lebih
memahami keadaan calon anggota secara langsung, sehingga dapat
memberikan penjelasan dan saran produk apa yang sesuai dengan yang
dibutuhkan oleh calon anggota. Pendekatan dengan kiai dan tokoh
masyarakat juga strategi promosi yang dipilih oleh KSPPS Tamzis Bina
Utama karena strategi ini dianggap dapat mempererat tali silaturahim
serta pihak KSPPS juga dapat memberikan penjelasan tentang prinsip
operasional yang diterapkan dalam pengelolaan produk KSPPS sesuai
dengan prinsip syariah dan KSPPS juga bekerja untuk kepentingan
umat. Kegiatan sosial keagamaan yang diadakan oleh pihak KSPPS
Tamzis Bina Utama setiap satu tahun sekali yaitu pada bulan ramadhan,
kegiatan ini selain untuk dilakukan pengajian dan santunan anak yatim
piatu juga media untuk melakukan promosi kepada masyarakat untuk
menarik calon anggota, dan informasi dari mulut ke mulut yaitu media
promosi yang lebih sering dilakukan oleh para anggota dengan
menceritakan pengalamannya tentang sistem pengelolaan dan
pelayanan yang ada di KSPPS Tamzis Bina Utama. Sarana promosi
yang digunakan oleh KSPPS Tamzis Bina Utama dalam memasarkan
produk mudharabahnya meliputi : penjualan pribadi, periklanan, dan
promosi penjualan (sales promotion).
1) Penjualan pribadi (personal selling)
Kegiatan penjualan pribadi (personal salling) yang dilakukan
oleh KSPPS Tamzis Bina Utama merupakan suatu pendekatan
langsung. Pegawai KSPPS dari bagian pemasaran secara langsung
turun ke lapangan memasarkan produknya dan memperhatikan
reaksi dari konsumen serta pegawai KSPPS dapat memberikan
penjelasan dengan baik tentang produk dan sistem pengelolaan
yang ada di KSPPS Tamzis Bina Utama. Penjualan pribadi
(personal selling) sangat mempengahi minat calon anggota untuk
bergabung menjadi anggota di KSPPS Tamzis Bina Utama, karena
dengan penjualan pribadi ini pegawai KSPPS dapat dengan mudah
dan jelas menawarkan produk kepada masyarakat.
2) Periklanan (advertising)
KSPPS Tamzis Bina Utama dalam melakukan promosi
melalui periklanan dengan menggunakan berbagai media antara
lain : membagikan brosur kepada masyarakat dan memberikan
spanduk kepada anggota yang mempunyai usaha warung makanan,
pendekatan dengan kiai dan tokoh masyarakat, memperluas
83
jaringan kerjasama, dan meningkatkan kegiatan pemasaran kepada
masyarakat.
3) Promosi penjualan (sales promotion)
Promosi penjualan (sales promotion) yang dilakukan oleh
KSPPS Tamzis Bina Utama adalah dengan melakukan sistem
jemput bola, kegiatan pengajian ramadhan berbagi setiap satu tahun
sekali, dan memberikan konsultasi usaha kepada anggota. KSPPS
Tamzis Bina Utama dalam melaksanakan strategi pemasaran selain
menerapkan bauran pemasaran juga memahami perilaku konsumen
yaitu dengan cara pegawai KSPPS yang sedang menawarkan
produknya kepada masyarakat atau calon anggota selalu
memperhatikan produk apa yang sedang dibutuhkan oleh
masyarakat atau calon anggota tersebut. Selain itu pihak KSPPS
Tamzis Bina Utama juga memberikan tolak ukur dalam kepuasan
produknya kepada anggota.
2. Pelaksanaan Konsep pelayanan KSPPS Tamzis Bina Utama
Dalam kaitannya dengan pelayanan kepada pelanggan eksternal,
semua pihak yang bergerak dalam pemberian layanan yang bersifat
komersil harus menyadari, bahwa keberadaan konsumen yang setia (loyal)
merupakan pendukung untuk kesuksesan bagi perusahaan maupun
organisasi lainnya. Dengan demikian, mereka harus menempatkan
konsumen sebagai aset yang sangat berharga, karena kenyataannya tidak
akan ada satupun organisasi, terutama perusahaan yang akan mampu
bertahan hidup bila ditinggalkan oleh pelanggannya.
Pelayanan prima atau pelayan yang baik merupakan suatu daya tarik
bagi para masyarakat atau calon anggota maupun bagi anggota KSPPS itu
sendiri. Seperti halnya di KSPPS Tamzis Bina Utama memberikan
pelayanan menggunakan M-Tamzis yaitu sistem pelayanan online dengan
memanfaatkan pembayaran online seperti pembayaran tagihan PLN,
TELKOM, PDAM dan cicilan motor, untuk membeli pulsa, kuota kepada
anggota KSPPS. Dari pelayanan tersebut KSPPS Tamzis Bina Utama
selalu berusaha memberikan pelayan yang terbaik kepada semua
pelanggan yang menggunakan jasa KSPPS walaupun pelanggan tersebut
bukan anggota dari KSPPS Tamzis Bina Utama serta selalu berusaha
memperbaiki kekurangan.
B. Kendala yang dihadapi KSPPS Tamzis Bina Utama dalam Pemasaran
Pembiayaan Mudharabah
Adapaun kendala yang dihadapi KSPPS Tamzis Bina Utama dalam strategi
pemasaran pembiayaan mudharabah sebagai berikut:
1. Produk
a. Banyaknya lembaga keuangan yang ada didaerah Salatiga yang menjadi
pesaing dalam produk pembiayaan mudharabah.
b. Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang produk pembiayaan
mudharabah.
85
c. Adanya pinjaman-pinjaman yang tidak lancar yang membuat pendapatan
atau berkurangnya sumber modal pada KSPPS Tamzis Bina Utama
sehingga tidak sesuai dengan target yang direncanakan, dan hal ini akan
menghambat dalam melakukan pembiayaan mudharabah.
2. Harga
a. Adanya lembaga keuangan seperti BPD, Mandiri yang ada disekitar Salatiga
yang telah lama dikenal oleh masyarakat Salatiga pada umumnya keuangan
tersebut menawarkan pinjaman dengan tingkat suku bunga atau bagi hasil
yang bersaing.
b. Rendahnya tingkat perhatian masyarakat terhadap keberadaan KSPPS
Tamzis Bina Utama serta pengetahuan masyarakat yang kurang dan bahkan
terkadang mereka memandang sebelah mata terhadap KSPPS. Mereka
misalnya beranggapan bahwa KSPPS Tamzis Bina Utama maupun lembaga
keuangan syariah tidak konsisten menerapkan prinsip syariah sehingga
mereka memiliki persepsi bahwa KSPPS tidak lebih dari lembaga keuangan
konvensional dengan sistem bunga yang berbaju syariah.
3. Distribusi (Placement)
a. Adanya tempat atau rumah anggota yang sulit ditempuh, karena sulitnya
medan jalan yang ada di daerah Bedono.
4. Promosi ( Promotion)
a. Ada beberapa pedagang yang ketika didatangi oleh pihak KSPPS Tamzis
Bina Utama belum bersedia untuk mengajukan pembiayaan mudharabah
karena mereka telah melakukan pinjaman pada lembaga lain.
b. Rendahnya pengetahuan kesyariahan yang masih menjadi kendala bagi
pengelola KSPPS Tamzis Bina Utama. maka dari itu para pegawai wajib
mempunyai latar belakang dan pengetahuan yang cukup tentang ekonomi
syariah, sehingga lebih mudah dalam mengenalkan produk mudharabah.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang strategi pembiayaan mudharabah di
KSPPS Tamzis Bina Utama, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Strategi pemasaran pembiayaan mudharabah yang dilakukan oleh KSPPS
Tamzis Bina Utama ialah dengan cara : penetapan posisi pasar, sistem jemput
bola, promosi melalui beberapa media, anggota mereferensikan kepada
lingkungan sekitar grebek pasar setiap seminggu sekali. Selain itu ada dalam
memasarkan pembiayaan mudharabah juga menggunakan strategi bauran
pemasaran (marketing mix) yang meliputi 4P, yaitu:
(a) Produk (Product) produk pembiayaan mudharabah memakai akad
kerjasama dimana modal 100% dari shahibul maal;
(b) Harga (Price) administrasi pembiayaan mudharabah di KSPPS Tamzis
Bina Utama cukup murah untuk mengganti biaya kelengkapan
administrasi seperti materai.
(c) Penempatan distribusi (Placement), bisa dilakukan di kantor KSPPS
Tamzis Bina Utama atau pihak KSPPS mendatangi kios atau rumah
anggota dengan sistem jemput bola;
(d) Promosi (Promotion) promosi yang dilakukan KSPPS Tamzis Bina
Utama antara lain, system jemput bola, promosi melalui beberapa media.
87
2. Kendala yang dihadapi KSPPS Tamzis Bina Utama dalam proses pemasaran
pembiayaan mudharabah antara lain:
(a) Produk
Banyaknya lembaga keuangan yang ada didaerah Salatiga yang
menjadi pesaing dalam produk pembiayaan mudharabah, rendahnya
pengetahuan masyarakat tentang produk pembiayaan mudharabah,
Adanya pinjaman-pinjaman yang tidak lancar yang menghambat
pembiayaan mudharabah lainya;
(b) Harga
Banyaknya lembaga keuangan seperti BPD yang ada disekitar
Salatiga yang telah lama dikenal oleh masyarakat Salatiga pada
umumnya keuangan tersebut menawarkan pinjaman dengan tingkat suku
bunga atau bagi hasil yang bersaing;
(c) Distribusi
Adanya tempat atau rumah anggota yang sulit ditempuh, karena
sulitnya medan jalan yang ada didaerah pelosok;
(d) Promosi
Tidak semua nasabah yang didatangi pihak KSPPS Tamzis Bina
Utama yang bersedia menjadi anggota.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis sampaikan diatas maka penulis
memberikan saran yang bertujuan untuk meningkatkan perkembangan KSPPS
Tamzis Bina Utama dalam segi pemasaran.
89
a) Pada strategi promosi jika KSPPS Tamzis Bina Utama ingin
mengembangkan dan meningkatkan anggota dan pembiayaan maka KSPPS
lebih ditingkatkan lagi, supaya dapat menarik lebih banyak lagi anggota.
Dan juga mengunakan media sosial seperti, Website sebagai media
komunikasi dan informasi harus cepat dan mengetahui akan adanya KSPPS
Tamzis Bina Utama sebagai informasi kepada anggota.
b) Seharusnya pegawai Tamzis lebih spesifik mengetahui tentang perbankan
syariah dan juga mengetahui lebih detail tentang produk-produk yang ada
di KSPPS Tamzis Bina Utama minimal lulusan dari perbankan syariah.
c) Senantiasa meningkatkan mutu SDM dengan mengikut sertakan pada
seminar-seminar dan pelatihan-pelatihan tentang ke KSPPS, BMT- an dan
ekonomi syariah.
C. Penutup
Dengan memanjatkan puji syukur kehadiran Allah SWT yang maha
pengasih dan maha mengetahui, dengan rahmat dan hidayah, dan ridha-Nya
penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dalam mengakhiri masa study di IAIN
Salatiga Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) dengan lancar, semoga
dapat memberikan konstribusi positif bagi kita semua, Amin. Penulis
sepenuhnya menyadari akan keterbatasan dan kemampuan penulis dalam
menyusun Tugas Akhir ini, penulis juga menyadari bahwa Tugas Akhir ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna, sehingga saran dan kritik
yang membangun senantiasa penulis harapkan. Akhirnya penulis menyampaikan
Terima Kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan Tugas
Akhir ini dan semoga mendapatkan imbalan yang setimpal dari Allah SWT,
Semoga Tugas Akhir ini bermanfaat, Amin Ya Robbal Alamin.
92
DAFTAR PUSTAKA
Amir, M. Taufiq.2005.Dinamika Pemasaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Antonio, Syafi’i Muhammad. 2001.Bank Syariah Dari Teori ke Praktik. Jakarta:
Gema Insani Press.
Azwar, Saifuddin.2005.Metode Penelitian.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Al Quran al-Karim. Qs. Al-Baqarah (198)
Anan Dwi Saputro. 2015. Sistem Perhitungan Bagi Hasil Pembiayaan Mudharabah
Pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Malang. Jurnal Administrasi
Bisnis, Vol. 21 No. 2.
Bungis, Burhan.2005.Metode Penelitian Kuantitatif.Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Dimas Ananda Rahman. 2015. Implementasi Akad Mudharabah pada Baitul Maal
Wa Tamwil (Studi Komparatif BMT PSU dan Kanindo). Jurnal Ilmiah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Vol.2 No. 2.
Hamidah, Siti dan Prayudo Eri Yandono. 2016. Akad Pembiayaan Mudharabah
Menurut Pemahaman Nasabah Baitul Maal Wat Tamwil di Tongas
Probolinggo. Jurnal Hukum dan Syariah Vol 7 No.2.
Huda, Nurul, dkk.2016.Baitul Mal Wa Tamwil Sebuah Tinjauan Teoris.Jakarta :
Amzah.
Hasan, Nur.2010. Marketing Bank Syariah. Bogor :Ghalia Indonesia.
Cannon, Joseph P, William D. Perreault, Jr.,E. Jerome McCarthy. 2008.
"Pemasaran Dasar edisi 16 pendekatan managerial global basic
marketing".Jakarta:Salemba Empat.
Karim, Adiwarman, Bank Islam (Analisis Fiqih dan Keuangan), Jakarta : IIIT
Indonesia, 2003.
Kotler, Philip.1999.Manajemen Pemasaran Jilid 1: analisis, perencanaan,
implementasi, dan pengendalian.Jakarta:Erlangga.
Mahbub. 2016. Pengaruh Pembiayaan Mudharabah Terhadap Pendapatan BMT T
Sidogiri Capem Songgon Kabupaten Banyuwangi. Jurnal Hukum Islam,
Ekonomi dan Bisnis. Vol.2 / No.2: 63-8.
Manullang, M, Pengantar Bisnis, (Jakarta : PT Indeks, 2013).
Mursid, M.2003.Manajemen Pemasaran.Jakarta: Bumi Aksara.
Mujieb, M. Abdul, Kamus Istilah Fiqh, (Jakarta : PT Pustaka Firdaus, 1994).
Moleong, Lexy. J, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remadja
Rosdakarya, 2013).
M. Suyanto, Strategic Management, Yogyakarta: Andi Offset, 2007.
Susana, Erni dan Annisa Prasetyanti. 2011. Pelaksanaan Dan Sistem Bagi Hasil
Pembiayaan Al-Mudharabah Pada Bank Syariah. Jurnal Keuangan dan
Perbankan, Vol.15, No.3 hlm. 466–478.
Sumiyanto, A. (2008). BMT Menuju Koperasi Modern. Yogyakarta: ISES
Publishing.
Sutanto, H., & Umam, K. (2013). Manajemen Pemasaran Bank Syariah. Bandung:
Pustaka Setia.
Standar Operasional Prosedur KSPPS Tamzis Bina Utama.
Wawancara dengan Manajer Cabang KSPPS Tamzis Bina Utama, Bapak Jaelani.
Yudiana, Eka Fetria.Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Salatiga: SAIN
Salatiga Press, 2014.
LAMPIRAN
93
Brosur Pembiyaaan Produk Tamzis
Formulir Permohonan Pembiyaan
KSPPS Tamzis Bina Utama
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. DATA PRIBADI
Nama : Wahyu Putri Thiyasiwi
Tempat, Tanggal Lahir : Kudus, 01 Februari 1998
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Wiroyudan, Rt. 01/ Rw. 06, Kecamatan
Tingkir, Kelurahan Tingkir Tengah, Kota
Salatiga, Kode Pos : 54745
Status : Belum Menikah
B. DATA PENDIDIKAN
Perguruan Tinggi : IAIN SALATIGA (2016-2019)
SMA : SMA N 2 SALATIGA
SMP : SMP N 2 UNGARAN
SD : SD N SIDOMULYO 04 UNGARAN BARAT
C. HOBBY
Bermain Basket, dan Mendengarkan Musik