strategi pemasaran pembiayaan griya … · staff . koordinator program non reguler fakultas syariah...
TRANSCRIPT
STRATEGI PEMASARAN PEMBIAYAAN GRIYA BANK
SYARIAH MANDIRI DALAM MENARIK MINAT
MASYARAKAT
(STUDI PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG PONDOK INDAH)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)
Oleh:
Hutri Daeng Mardeka
NIM : 205046100612
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H / 2011 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan
hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 22 September 2011
Hutri Daeng Mardeka
RATNAGNEP ATAK
Puji dan syukur tak hentinya penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas ridha dan
limpahan Rahmat – Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dalam rangka
memenuhi persyaratan untuk mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Syariah pada Fakultas Syariah
dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Shalawat serta salam tidak lupa penulis haturkan pula kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat serta umat-umatnya, yang Insya Allah kita
merupakan termasuk didalamnya.
Selama proses penulisan skripsi ini penulis sangant menyadari bahwa dalam proses
tersebut tidaklah lepas dari segala bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, oleh
karenanya pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suman, SH, MA, MM., selaku Dekan Fakultas Syariah
dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Euis Amalia, M. Ag., selaku Pembimbing Akademik, Drs. H. Ahmad Yani, M. Ag
selaku Ketua Koordinator Program Non Reguler dan Kak Mufidah, Kak Syafi‘I selaku
staff Koordinator Program Non Reguler Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Drs. H. Ahmad Yani, M.Ag sebagai Dosen Pembimbing Skripsi, atas waktu, perhatian,
kerjasama dan doanya selama proses bimbingan dalam penyelesaian penulisan skripsi ini,
semoga Bapak senantiasa diberi nikmat sehat dan selalu menjadi suri tauladan bagi kami.
4. Saudari Rima Violeta selaku Coordinator CFE Bank Syariah Mandiri cabang Pondok
Indah, Ibu Fitri dan para pihak yang terkait di Kantor Bank Syariah Mandiri cabang
Pondok Indah yang telah banyak membantu dan menyediakan waktu serta data-data
primer dan sekunder kepada penulis dalam proses penelitian guna menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
5. Kepala beserta seluruh staf Perpustakaan Syariah dan Hukum maupun Perpustakaan
Utama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan
fasilitas yang sangat membantu penulis selama proses penulisan skripsi ini.
6. Kedua Orang Tua yang teramat sangat penulis cintai dan sayangi, yang terhormat Bapak
H. Rappotani Daeng Masenge dan Ibunda Hj. Martina Daeng Kira, dengan restu dan
doanya yang selalu mengiringi, menyertai dan mendampingi penulis dalam setiap
langkah sehingga proses penulisan skripsi ini terselesaikan dengan baik.
7. Suami tercinta, yang tersayang Aditya Rachman yang telah dengan setia mendampingi
dan mendukung penulis dalam melalui tahap-tahap pembuatan skripsi sampai dengan
akhirnya penulisan skripsi ini terselesaikan dengan baik.
8. Ananda Kaila Ditria Rachman dan Ananda Fadhil Hukama Rachman yang ikut turut serta
mendukung dan membantu penulis dengan memberikan motivasi untuk segera
menyelesaikan pembuatan skripsi ini.
9. Kakak-kakak Penulis yang tersayang, Kak Dewi, Mas Obi, Kak Item, Mba Aan, Kak
Ratna, Mas Eko, Kak Fitri, Mas Oji, Kak Yani, Mas Arif, yang juga telah mendukung
penulis dengan doa-doanya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
10. Keponakan-keponakan penulis yang tersayang, Salsa, Urba, Agna, Naylan, Farel,
Yasmin, Saskia, Dera, Haniy, Khanza, Sofie.
11. Keluarga besar mahasiswa/i Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta tahun angkatan 2005, khususnya program studi dan Konsentrasi Muamalat dan
Perbankan Syraiah. Khususnya anak-anak PS.B : Wiwie,Ayu,Sitrun, Wulan, Maria Ulfa,
Naila, Fatah dan lain-lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
12. Adik dan Kakak KelasMahasiswa/i khususnya yang turut bersama-sama penulis
melakukan tahap-tahap pembuatan skripsi, komprhe, sampai sidang, sehingga bisa lulus
bersama-sama.
Besar harapan penulis agar skripsi ini dapat memberikanan kontribusi positif
untuk pihak-pihak terkait dan rekan-rekan mahasiswa/i Fakultas Syariah dan Hukum
khususnya program studi Muamalat dan konsentrasi Perbankan Syariah dan mahasiswa/i
Universigtas Islam Negeri Jakarta pada umumnya serta bagi seluruh mahasiswa/i seluruh
Indonesia.
Penulis sadar bahwa terdapat kekuranganan dalam penulisan skripsi ini karena
manusia bukanlah makhluk yang sempurna. Demikian pengantar dan ucapan terima kasih
penulis sampaikan. Atas semua perhatian yang diberikan, penulis sampaikan banyak
terima kasih.
Jakarta, 22 September 2011
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah..................................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian............................................................... 5
D. Kajian Terdahulu.................................................................................... 7
E. Kajian Pustaka........................................................................................ 7
F. Metode Penelitian.................................................................................. 10
G Sistematika Penulisan.............................................................................. 13
BAB II KONSEP KPR SYARIAH DAN PEMASARAN
A. Kpr Syariah........................................................................................... 16
1. Pengertian KPR Syariah.................................................................. 16
2. Dasar Hukum KPR Syariah............................................................ 17
3. Rukun dan Syarat KPR Syariah...................................................... 20
4. Akad Perjanjian KPR Syariah........................................................ 22
5. Manfaat KPR Syariah.................................................................... 31
6. Mekanisme KPR Syariah.............................................................. 32
B. Pemasaran............................................................................................ 33
1. Pengertian Pemasaran..................................................................... 33
2. Tujuan Dan Kegiatan Pemasaran................................................... 37
3. Konsep Pemasaran ....................................................................... 38
4. Nilai—Nilai Pemasaran Syariah................................................... 41
5. Strategi Pemasaran........................................................................ 42
6. Perbandingan Pemasaran Syariah dan Pemasaran Konvensional.. 47
BAB III GAMBARAN UMUM PEMBIAYAAN GRIYA BSM
A. Sejarah dan Perkembangan Pembiayaan Griya BSM............................ 50
B. Produk-Produk Inovatif Bank Syariah Mandiri..................................... 54
C. Efesiensi Mekanisme Pengajuan Pembiayaan Griya BSM.................... 56
D. Kemudahan Prosedur Pencairan dan Pengembalian Dana.................... 59
E. Transparansi Prosedur Persetujuan Calon Nasabah Pembiayaan Griya Bank
Syariah Mandiri..................................................................................... 61
BAB IV STRATEGI PEMASARAN PEMBIAYAAN GRIYA BANK SYARIAH
MANDIRI
A. Strategi Pemasaran Eksternal dan Internal Pembiayaan Griya BSM.... 62
B. Strategi Pemasaran Pembiayaan Griya BSM dengan Analisis
SWOT................................................................. .................................. 89
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................ 97
B. Saran.................................................................................................. 98
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 99
LAMPIRAN-LAMPIRAN...................................................................................... 102
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Bank Syariah yang semakin banyak bermunculan akhir-akhir ini semakin mengundang
pertanyaan masyarakat akan perbedaan bank syariah dengan bank konvensional.Karena,banyak
segelintir masyarakat yang berpikiran bahwa bank syariah dengan bank konvensioal sama –
sama mengambil keuntungan dari nasabah yang hanya dibedakan dari nama system keuntungan
tersebut di ambil.Bank Konvensional menyebutnya dengan system bunga, dan Bank syariah
menyebutnya dengan Sistem Bagi Hasil.
Peranan bank syariah, pada umumnya, sama dengan perbankan konvensional, yaitu
sebagai perantara (intermediary) antara unit-unit ekonomi yang mempunyai kelebihan (surplus)
dana dengan pihak yang membutuhkan pembiayaan. Dengan peranan perbankan, termasuk juga
perbankan syari‘ah, kelebihan dana tersebut dapat didistribusikan kepada pihak yang
memerlukan pembiayaan dengan tujuan memperoleh kemanfaatan bagi kedua belah pihak.
Dalam konteks ini, yang membedakan antara perbankan syari‘ah dengan perbankan
konvensional adalah dalam hal distribusi keuntungan dan kerugian (transferability risk and
return). Bank-bank konvensional, disamping sebagai lembaga perantara antara pemilik dana
dengan dunia usaha, ternyata justru juga berperan sebagai penyekat antara pemilik dana dengan
dunia usaha karena karena tidak adanya transferability risk and return. Sedangkan bank syari‘ah
berperan sebagai manajer investasi, wakil atau pemegang amanat (custodian) atas investasi di
sektor riil.
Perbedaan lain yang juga menonjol apabila diperhatikan dalam hal hubungan antara
pihak bank dengan investor. Konsep yang diterapkan oleh perbankan syari‘ah adalah mutual
investor relationship (hubungan yang saling menguntungkan/harmonis). Sedangkan dalam
perbankan konvensional konsep yang diterapkan adalah hubungan debitur dengan kreditur yang
antagonis (debtor to creditor relationship). Begitu pula perbedaan dalam mengambil
keuntungan, bank syariah menerapkan bagi hasil (profit and loss sharing) sebagai pengganti dari
bunga yang diklaim haram.
Bank berdasarkan prinsip Syariah atau Bank Syariah atau Bank Islam, seperti halnya bank
konvensional, juga berfungsi sebagai suatu lembaga intermedasi (intermediary institution), yaitu
mengerahkan dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana-dana tersebut kepada
masyarakat yang membutuhkannya dalam bentuk fasilitas pembiayaan.1
Pada tanggal 16 Juli 2008 UU No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah disahkan yang
memberikan landasan hukum industri perbankan syariah nasional dan diharapkan mendorong
perkembangan Bank Syariah yang selama lima tahun terakhir asetnya tumbuh lebih dari 65% per
tahun namun pasarnya (market share) secara nasional masih dibawah 5%. Undang-undang ini
mengatur secara khusus mengenai Perbankan Syariah, baik secara kelembagaan maupun
kegiatan usaha. Beberapa lembaga hukum baru diperkenalkan dalam UU No. 21/2008, antara
lain yakni menyangkut pemisahan (spin-off) UUS baik secara sukarela maupun wajib dan
Komite Perbankan Syariah.2
Pertumbuhan Perbankan Syariah di Indonesia cukup menggembirakan. Per Desember 2008,
tercatat ada lima Bank Syariah (Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Bank Syariah
Mega Indonesia, Bank Syariah BRI, dan Bank Syariah Bukopin), 28 Unit Usaha Syariah (UUS)
1 Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam Tata Hukum Perbankan Indonesia,
cetakan III (Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti,2007) hal.1 2 Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2009) hal.65
dan 131 Bank Perkreditan Rakyat Syariah. Dari jumlah ini, terdapat 951 kantor jaringan, belum
termasuk jaringan kantor Office Channeling yang jumlahnya hampir mencapai 1.500 (Desember
2008). Dari sisi aset, perkembangan Perbankan Syariah juga menggembirakan. Pada tahun 2002,
jumlah total aset Perbankan Syariah baru sekitar Rp 4 triliyun. Namun per Desember 2008,
asetnya sudah menjadi Rp 49,5 triliyun atau dalam enam tahun mengalami penambahan 10 kali
lipat.3
Berdasarkan data diatas,bank syariah semakin berlomba-lomba mengeluarkan produk-
produk dan jasa-jasa yang sesuai dengan syariat islam yang memberikan kemudahan dan
keuntungan bagi nasabahnya, salah satunya pembiayaan KPR Syariah Salah satu bank yang
mengeluarkan pembiayaan KPR Syariah ini adalah Bank Syariah Mandiri. Namun pembiayaan
KPR Syariah ini dalam Bank Syariah Mandiri dikenal dengan ―Pembiayaan Griya Bank Syariah
Mandiri‖. Pembiayaan ini hampir sama dengan pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR)
milik bank konvensional. Namun Pembiayaan Griya BSM ini tentunya menggunakan syariat-
syariat islam dalam mewujudkan keinginan nasabah untuk memiliki rumah pribadi, ataupun
merenovasi rumah pribadi agar menjadi lebih nyaman untuk di huni dan tetap berada di jalan
Allah.
Namun, hingga kini untuk peminat Pembiayaan Griya BSM ini masih kurang, hal ini banyak
disebabkan kurangnya komunikasi antara Bank yang bersangkutan dengan masyarakat diluar
sana. Masih banyak masyarakat yang memilih menggunakan KPR dari bank konvensional,
begitu pula dengan aspek property yang sangat jarang menggunakan KPR Syariah sebagai
pilihan untuk konsumen membeli rumah secara kredit.
Dalam upaya meningkatkan Pembiayaan Griya BSM tersebut, tentunya perlu di adakan
strategi-strategi khusus agar banyaknya konsumen atau nasabah yang tertarik memilih
3 A. Riawan Amin, Menata Perbankan Syariah di Indonesia, cetakan I (Jakarta: UIN Press,2009)
Pembiayaan Griya BSM ini sebagai jalan keluar atau perantara dalam membeli rumah atau
merenovasi rumah yang nyaman dan layak untuk di huni juga sesuai dengan syariat Islam. Maka
dari itu, penulis berusaha untuk mengkaji lebih lanjut tentang pembiayaan KPR Syariah di Bank
Syariah Mandiri yang di kenal dengan istilah ―Pembiayaan Griya BSM‖ dan bagaimana Strategi
pemasaran Bank Syariah Mandiri dalam menarik minat masyarakat, maka penulis mengajukan
sebuah skripsi yang berjudul : “STRATEGI PEMASARAN PEMBIAYAAN GRIYA BANK
SYARIAH MANDIRI DALAM MENARIK MINAT MASYARAKAT”. (Studi pada Bank
Syariah Mandiri Cabang Pondok Indah)
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Dalam penulisan karya tulis ini, agar tidak meluas dan fokus pada permasalahan yang
akan di bahas dan mencapai hasil yang diharapkan, maka penulis perlu membuat batasan.
Batasan yang dimaksud adalah masalah tentang strategi pemasaran Pembiayaan Griya BSM
dalam menarik minat masyarakat.
Atas dasar inilah, maka di cari jawaban atas masalah pokoknya yaitu strategi pemasaran
dalam menarik minat masyarakat memilih Pembiayaan Griya BSM. Untuk itu perlu
dirumuskan beberapa pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana strategi pemasaran yang dilakukan Bank Syariah Mandiri baik secara internal
maupun eksternal untuk menarik minat masyarakat menggunakan Pembiayaan Griya
BSM?
2. Bagaimana Analisis SWOT pada Strategi Pemasaran Pembiayaan Griya Bank Syariah
Mandiri?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan pada pokok permasalahan diatas, maka tujuan kajian skripsi ini secara
umum adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui strategi pemasaran Pembiayaan Griya BSM baik secara internal
maupun eksternal dalam menarik minat masyarakat
2. Untuk mengetahui analisis SWOT pada Strategi Pembiayaan Griya BSM.
Selanjutnya dengan tercapainya tujuan tersebut diatas, diharapkan dari hasil penelitian ini
dapat diperoleh manfaat dan kegunaannya antara lain sebagai berikut:
1. Bagi Penulis, untuk menambah pengetahuan dan pengalaman tentang Pembiayaan Griya
BSM ini karena penulis telah melakukan penelitian secara langsung ke Bank Syariah
Mandiri dan Masyarakat sekitar. Yang kemudian akan sangat berguna bagi penulis dalam
menggunakan ilmu yang telah di pelajarinya selama kuliah di UIN Syarif Hidayatullah
dan mempraktekkannya di bank-bank Syariah yang membutuhkan lulusan Perbankan
Syariah ini untuk membangun Bank Syariah yang busa memenuhi semua keinginan
Masyarakat.
2. Bagi Praktisi, membantu untuk lebih meningkatkan pelayanan serta memperluas usaha ke
berbagai daerah dalam rangka melayani masyarakat serta dapat menentukan strategi yang
akan diambil dalam peningkatan pemasaran produk bank tersebut,
3. Bagi akademisi, sebagai tambahan informasi dan sebagai bahan perbandingan bagi
penelitian lain yang juga meneliti tentang strategi pemasaran lembaga keuangan syariah
serta produk-produknya yang sebelumnya lebih dahulu dikenal lembaga keuangan
konvesional,
4. Bagi masyarakat, dapat menambah wawasan dan pengetahuan, dalam hal ini dapat
memberikan masukan tentang perbedaan KPR Syariah dan KPR konvensional, serta
memperoleh pengetahuan tentang pembiayaan KPR Syariah yang merupakan salah satu
produk yang ada pada perbankan syariah.
D. Kajian Terdahulu
Selain dari kajian pustaka, peneliti telah melakukan penelitian pendahuluan di Bank
Syariah Mandiri cabang Pondok Indah guna mengetahui lebih lanjut tentang beberapa
informasi mendasar yang berhubungan dengan penelitian yang peneliti lakukan. Dan hasil
penelitian tersebut lumayan membantu peneliti untuk awal menulis penelitian ini
E. Kajian Pustaka
N0 Nama / Judul Skripsi
/ Tahun
Isi Skripsi Beda Dengan Penulis
1 Rifka Silvia, NIM :
20304601757 /
Strategi Periklanan
Dalam Meningkatkan
Jumlah Penjualan
Produk KPR Syariah
dan Perluasan Pangsa
Pasar Pada PT. Bank
Isi skripsi ini lebih
menunjukkan pada
strategi periklanan
PT.Bank Tabungan
Negara ( PERSERO)
Kantor Cabang Syariah
dalam meningkatkan
penjualan Produk KPR
Penelitian yang dilakukan
penulis jelas berbeda
dengan skripsi Rifka Silvia
karena penulis dalam
penelitian skripsi ini lebih
menekankan kepada
Strategi Pemasaran yang
di Lakukan BSM pada
Tabungan Negara
(PERSERO) Kantor
Cabang Syariah/
2005-2006
Syariah dan Perluasan
Pangsa Pasarnya
Produk Pembiayaan Griya
BSM dalam menarik
Minat Masyarakat baik
Internal Maupun
Eksternal,dan factor
dominan yang
mempengaruhi
meningkatnya
Pembiayaan Griya BSM
ini.
2 Helmi Haris /
Pembiayaan
Kepemilikan Rumah
(Sebuah Inovasi
Pembiayaan
Perbankan Syariah) /
2007
Dalam Jurnal Helmi
Haris ini isina lebih
kepada Pembiayaan
Kepemilikan Rumah
secara umum yang di
miliki bank – bank
Syariah dan lebih
menekankan kepada
akad- akadnya juga
syarat- syarat dan
rukun-rukunnya. Lebih
ke Mekanisme Umum
Beda dengan yang penulis
tulis dalam Skripsi ini,
karena Penulis tidak
terlalu menekankan
kepada akad akad
pembiayaan Kepemilikan
Rumah ataupun
mekanismenya,
melainkan lebih
menekankan pada
Strategi Pemasaran yang
dilakukan BSM dalam
Pembiayaan
Kepemilikan Rumah
yang dimiliki Bank –
Bank Syariah saat ini
menarik minat
masyarakat memilih
Pembiayaan Griya BSM ini
, juga bagaimana dari segi
Masyarakat ang telah
menjadi nasabah
Pembiayaan Griya BSM
ini.
3 Ibnu Hanim / Strategi
Pemasaran
Pembiayaan
Musyarakah Dalam
Upaya Menarik Minat
Masyarakat (Studi
pada BMT Al-Fath
Pamulang) / 2006
Dalam Skripsi Ibnu
Hanim Ini, Beliau lebih
menekankan kepada
tingkat bagi hasil dan
seberapa besar nilai
pembiayaan yang di
berikan kepada
masyarakat dan
melihat hasil
perkembangan
Pembiayaan tersebut.
Skripsi Beliau berbeda
dengan yang Penuis buat
karena penulis lebih
menekankan Strategi
Pemasaran Eksternal
maupun Internal yang
dilakukan BSM dalam
menarik minat
masyarakat memilih
Pembiayaan Griya BSM
sebagai pilihannya
membantu membangun
rumah maupun membeli
Rumah.
F. METODE PENELITIAN
1. Jenis penelitian
a. Penelitian Lapangan
Suatu penelitian yang dilakukan di lapangan atau di lokasi penelitian, suatu
tempat yang di pilih sebagai lokasi untuk menyelidiki gejala objektif sebagai terjadi
di lokasi tersebut, yang dilakukan juga untuk penyusunan laporan ilmiah.4
Dalam Penelitian ini Peneliti mendatangi langsung Bank Syariah Mandiri Cabang
Pondok Indah untuk mendapatkan keterangan dengan wawancara langsung pada
pihak Bank Syariah Mandiri.
2. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Format desain deskriptif
kualitatif banyak memiliki kesamaan dengan desain deskriptif kuantitatif, karena itu
desain deskriptif kualitatif bisa disebut pula dengan kuasi kualitatif atau desain kualitatif
semu. Artinya, desain ini belum benar-benar kualitatif karena bentuknya masih
dipengaruhi oleh tradisi kuantitatif, terutama dalam menempatkan teori pada data yang
diperoleh.5
3. Sumber Data
Sumber data penelitian ini pada dasarnya diambil dengan dua cara:
4 Ibid, hal.96
5 M. Burhan Bungin, penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial
Lainnya, (Jakarta: Kencana,2007), hal.68
a. Primer, yaitu data yang didapat dari sumber pertama, dari individu seperti hasil
wawancara atau hasil pengisian kuisioner yang bisa dilakukan peneliti.6 Peneliti
dalam hal ini melakukan wawancara langsung kepada pihak Bank Syariah mandiri.
b. Sekunder, yaitu data primer yang diperoleh oleh pihak lain atau data primer yang
telah diolah lebih lanjut dan disajikan oleh pengumpul data primer atau oleh pihak
lain.7 Peneliti mengambil data Sekunder dari para peneliti-peneliti terdahulu yang
telah melakukan penelitian lebih dahulu yang masih berhubungan dengan apa yang
peneliti teliti saat ini.
4. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bank Syariah Mandiri Cabang Pondok Indah Jakarta,
Komp. Ruko Pondok Indah Kav ll No. ll, Blok UA Jln. Taman Duta 1 Sektor ll, Jakarta
Selatan,12310. Telp.021.7662029, 7662030.
5. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah :
a. Observasi
Metode observasi merupakan metode pengamatan yang didukung dengan
pengumpulan dan pencatatan data secara sistematis terhadap obyek yang akan diteliti.
6 Dergibson Siagian dan Sugiarto, Metode Statistik untuk Bisnis dan Ekonomi, (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 2000), hal.16 7 Ibid, hal.16
Dalam penelitian ini metode observasi digunakan agar pokok permasalahan yang ada
dapat diteliti secara langsung pada Bank Syariah Mandiri Cabang Pondok Indah
b. Interview
Metode interview adalah metode pencarian data dengan melakukan wawancara
yaitu cara untuk mengumpulkan data dengan mengajukan berbagai pertanyaan secara
langsung kepada seorang informan ataupun praktisi. Dalam Penelitian ini Peneliti akan
mengajukan Pertanyaan Wawancara langsung kepada Kepala Cabang Bank Syariah
Mandiri Cabang Pondok Indah.
c. Dokumentasi
Dalam sebuah penelitian lapangan dibutuhkan berbagai data sebagai dokumen
pendukung, sehingga metode dokumentasi sangat perlu untuk mencari data yang terkait
dengan berbagai hubungan atau variabel baik berupa buku-buku, catatan koran,
majalah, makalah dan lain sebagainya. Dokumentasi ini digunakan untuk memperkuat
terhadap hasil observasi dan interview.
6. Teknik Penulisan
Sebagai pedoman dalam penulisan skripsi ini, penulis merujuk pada buku
―Pedoman Penulisan Skripsi‖ Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2005.
G. SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk lebih tersusun dan terarah serta memudahkan dalam pembahasan skripsi ini,
maka penulisan skripsi ini dibagi menjadi 5 (lima) bab yang terdiri dari:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan
Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Kajian Terdahulu, Metode Penelitian, Kajian
Pustaka, dan Sistematika Penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Dalam bab ini menguraikan tentang teoritis, meliputi Pengertian Kredit
Pemilikan Rumah (KPR) Syariah, Dasar Hukum Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Syariah,
Rukun dan Syarat Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Syariah, Hukum Kredit Pemilikan Rumah
(KPR) Syariah dan Dampaknya, Akad Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Syariah,
Manfaat Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Syariah, Mekanisme Kredit Pemilikan Rumah
(KPR) Syariah, Pengertian Pemasaran, Tujuan Pemasaran, Konsep Pemasaran, Sistem
Pemasaran, Nilai-Nilai Pemasaran Syariah, Strategi Pemasaran, Perbandingan Pemasaran
Syariah dan Pemasaran Konvensional.
BAB III : GAMBARAN UMUM PEMBIAYAAN GRIYA BSM
Bab ini menguraikan tentang Sejarah dan Perkembangan Pembiayaan Griya
BSM, Produk-Produk Inovatif Bank Syariah Mandiri, Efesiensi Mekanisme Pengajuan
Pembiayaan Griya BSM, Kemudahan Prosedur Pencairan dan Pengembalian Dana,
Transparansi Prosedur Persetujuan Calon Nasabah Pembiayaan Griya BSM.
BAB IV : DESKRIPSI DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN
Bab ini berisi tentang Konsep dan Strategi Pemasaran Eksternal Pembiayaan
Griya BSM, Strategi Pemasaran Internal Pembiayaan Griya BSM,. Faktor dominan
mempengaruhi peningkatan jumlah nasabah Pembiayaan Griya BSM,dan prospek
Pembiayaan Griya BSM dengan Analisa SWOT.
BAB V : PENUTUP
Bab ini merupakan akhir dari seluruh rangkaian pembahasan dalam skripsi ini.
Bab ini berisi tentang kesimpulan yang dilihat dari uraian hasil penelitian dan saran-saran
untuk penelitian selanjutnya.
BAB II
KONSEP KPR SYARIAH DAN PEMASARAN
A. KPR SYARIAH
1. Pengertian KPR Syariah
KPR Syariah merupakan salah satu produk pembiayaan Bank Syariah yang membiayai
kebutuhan nasabah dalam hal pengadaan rumah tinggal (konsumtif), baik baru maupun bekas.
Nasabah dapat mengangsur pembayaran dengan jumlah angsuran yang tidak akan berubah
selama masa perjanjian.
Dalam pandangan islam, KPR yang merupakan salah satu bentuk transaksi usaha yang
perlu di kritisi dari sudut pandang islam. Islam di turunkan oleh Allah SWT untuk segala urusan
di muka bumi. Penerapan aturan islam secara lengkap dapat memberikan petunjuk bagi manusia
untuk semua permasalahan yang terjadi.
Dalam bidang ekonomi, islam telah memberikan petunjuk bagi manusia dalam
melakukan berbagai aktifitas yang terkait di dalam cakupan ekonomi. Islam telah memberikan
arahan bahwa di dalam setiap aktivitas ekonomi, motivasi setiap individu tidak hanya motivasi
untuk hal yang bersifat duniawi, tetapi juga motivasi yang didasari petunjuk islam untuk urusan
akhirat.
2. Dasar Hukum KPR Syariah
a. Landasan Syariah
Prinsip dasar ekonomi konvensional yang berkembang saat ini, motivasi utama
individu dalam melakukan aktivitas ekonomi adalah pemuasan kebutuhan materi yang
sesungguhnya tidak terbatas. Banyak kegiatan ekonomi yang dilakukan hanya demi urusan
keuntungan duniawi semata. Hal-hal yang telah dilanggar oleh islam pun telah banyak
dilanggar, salah satunya penerapan riba, transaksi yang bersifat gharar, dan transaksi yang
penuh spekulasi (maysir).
Dalam perspektif islam, KPR syariah memiliki skema yang sangat berbeda dengan
KPR Konvensional. Dalam KPR Konvensional sangat jelas terlihat riba telah terjadi dalam
bunga rata-rata 10,5% pertahun untuk 3 bulan cicilan dan setelah melewati waktu 3 bulan,
bunga akan berubah meningkat maupun menurun tanpa bisa di prediksi, yang menurut islam
transaksi tersebut mengandung gharar,yaitu ketidakpastian yang berdampak kepada
terdzaliminya salah satu pihak. Hal tersebut jelas sangat berbeda dengan KPR Syariah, yang
tidak mengandung unsur riba dan gharar didalamnya.
1. Al-Quran
Riba telah dilarang di dalam Al-Quran secara jelas di dalam ayat-ayat sebagai berikut :
(QS Ali-Imran 3:130).
―Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan
bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan‖.
Yang dimaksud Riba di sini ialah Riba nasi'ah. menurut sebagian besar ulama bahwa Riba
nasi'ah itu selamanya haram, walaupun tidak berlipat ganda. Riba itu ada dua macam: nasiah dan
fadhl. Riba nasiah ialah pembayaran lebih yang disyaratkan oleh orang yang meminjamkan. Riba
fadhl ialah penukaran suatu barang dengan barang yang sejenis, tetapi lebih banyak jumlahnya
karena orang yang menukarkan mensyaratkan demikian, seperti penukaran emas dengan emas,
padi dengan padi, dan sebagainya. Riba yang dimaksud dalam ayat ini Riba nasiah yang berlipat
ganda yang umum terjadi dalam masyarakat Arab zaman jahiliyah.
(QS.Al-Baqarah 2:276).
―Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang
yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa‖.
Yang dimaksud dengan memusnahkan Riba ialah memusnahkan harta itu atau meniadakan
berkahnya. dan yang dimaksud dengan menyuburkan sedekah ialah memperkembangkan harta
yang telah dikeluarkan sedekahnya atau melipat gandakan berkahnya. Maksudnya ialah orang-
orang yang menghalalkan Riba dan tetap melakukannya.
2. Hadist
ىم سواء: وقال, وشاىديو, وكاتبو, وموكلو ,لعن رسول اللو صلى اهلل عليو وسلم آكل الربا ) :عن جابر رضي اهلل عنو قال )
رواه مسلم
Jabir Radliyallaahu ‗anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu ‗alaihi wa Sallam melaknat pemakan
riba, pemberi makan riba, penulisnya, dan dua orang saksinya. Beliau bersabda: ―Mereka itu
sama.‖ (H.R. Muslim).
.راه ابا دادالحاكم. قال اهلل تعا لى اناثالث الشركين مالم يخن احذىما صاحبو فاءراخانو خرزت من بينيما
Allah SWT telah berfirman (dalam hadits qudsinya) Aku adalah yang ketiga dari dua orang yang
berserikat selama salah seorang diantaranya tidak berkhianat terhadap temannya. Apabila salah
seorang diantara keduanya berkhianat, maka aku keluar dari perserikatan keduanya. (HR.Abu
Daud & Hakim)
Hadits diatas menggambarkan bahwa Allah akan menolong kemajuan perserikatan selama orang
yang berserikat itu tetap ikhas. Tetapi apabila timbul pengkhianatan diantara mereka, maka Allah
akan mencabut kemajuan perserikatan mereka.8
3. Rukun dan Syarat KPR Syariah
1) Rukun KPR Syariah secara umum adalah
- Pihak yang berakad : Penjual dan Pembeli
- Objek yang di akadkan : Barang diperjual belikan dan harga jual / keuntungan
- Akad/Sighat : Serah (ijab) dan Terima (Qabul)
2) Dengan mengacu pada skim murabahah, dapat disimpulkan syarat-syarat yang harus
dipenuhi dalam transaksi KPR Syari‘ah adalah sebagai berikut:
- Pihak bank harus memberitahukan biaya pembelian rumah kepada nasabah KPR
Syari‘ah.
- Kontrak transaksi KPR Syari‘ah ini haruslah sah.
- Kontrak tersebut harus terbebas dari riba
- Pihak bank syari‗ah harus memberikan kejelasan tentang rumah yang
dijadikan obyek transaksi KPR Syari‗ah.
8 H. Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam.(bandung:PT.Sinar baru Algensindo,1998)Cetakan Ke 32,hal 296
- Penjual harus menjelaskan semua hal yang berkaitan dengan proses perolehan barang
tersebut.
Sedangkan persyaratan yang ditetapkan oleh Majelis Ulama‘ Indonesia (MUI)
tentang aplikasi murabahah dalam perbankan syari‘ah, yaitu:
- Bank dan nasabah harus mengadakan akad murabahah yang bebas riba.
- Barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan oleh Syari‗at Islam.
- Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pemberian barang yang telah disepakati
kualitasnya.
- Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri, bukan atas
nama pembeli atau nasabah dan pembelian ini harus sah dan bebas dari riba.
- Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya,
jika pembelian dilakukan secara hutang.
- Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah (pesanan) dengan harga
jual senilai harga perolehan (harga beli ditambah dengan pajak pertambahan nilai/
PPN, biaya angkut dan biaya lain yang terkait dengan pembelian) ditambah dengan
keuntungan. Dalam kaitan ini, bank harus memberitahukan secara jujur harga pokok
barang kepada nasabah berikut biaya yang diperlukan.
- Nasabah membayar harga barang yang telah disepakati tersebut pada jangka waktu
tertentu yang telah disepakati.
- Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan akad tersebut, pihak
bank dapat mengadakan perjanjian secara khusus dengan nasabah.
- Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang sendiri dari
pihak ketiga, maka akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang secara
prinsip milik bank
3) Syarat umum KPR Syariah adalah sebagai berikut :
- WNI
- Usia minimal 21 tahun
- Memiliki penghasilan yang dapat menjamin kelangsungan pembayaran kewajiban
- Tidak memiliki pembiayaan bermasalah dengan bank manapun
- Memiliki NPWP (Nomor Pajak Wajib Pajak)
4. Akad dan Perjanjian KPR Syariah
Dalam islam, pembiayaan untuk membantu masyarakat dalam rangka memenuhi
kebutuhan akan rumah pun bias menjadi prioritas dalam mewujudkan keadilan sehingga target
pasarnya pun tidak hanya orang-orang yang memenuhi criteria bank, tidak hanya orang yang
mampu saja yang berhak mendapatkan pinjaman, tetapi juga masyarakat yang tidak mampu pun
berhak untuk mendapatkan fasilitas pembiayaan KPR Syariah ini.
Sebuah instrument pembiayaan perumahan syariah ini harus memenuhi akad atau
perjanjian yang sesuai dengan aturan syariah. Akad – akad tersebut adalah Ba‘I Bithaman Ajil,
Ijarah Muntahia Bittamlik, Istisna wal Istisna, dan akad Musyarakah Mutanaqisah. Keseluruhan
akad tersebut tidak mengandung riba, maysir dan gharar.
a. Akad Bai‘ Bithaman Ajil (BBA)
Bai‘ Bithaman Ajil (BBA) secara definisi terdiri dari tiga kata berbeda. Al-Bai‘
berarti jual, thaman berarti harga, dan ajil berarti menunda. Akad Bai‘ Thaman Ajil
merupakan akad transaksi jual beli, dengan melakukan penjualan pada tingkat
keuntungan yang disepakati, dengan pembayaran yang di tunda. Jadi, BBA bukan
merupakan transaksi pinjaman.9 Dengan kata lain, BBA merupakan akad murabahah
dengan pembayaran yang di tunda.
Pada akad BBA ini, pembiayaan syariah dilakukan untuk membantu memfasilitasi
masyarakat agar dapat memiliki rumah yang di inginkan sesuai kemampuan. Akad ini
merupakan akad jual beli,yaitu bank melakukan pembelian rumah terlebih dahulu, dan
menjualnya kepada konsumen dengan keuntungan yang disepakati. Apabila pembeli
rumah tidak memiliki kemampuan untuk membayar penuh, maka bank dapat
memberikan keringanan kepada pembeli rumah. Pembeli rumah berutang kepada bank
untuk nilai uang yang disepakati setelah pembelian rumah dilakukan. Dan dari pinjaman
ini, bank tidak diperbolehkan untuk mengambil riba berupa bunga dari pembeli rumah.
Transaksi BBA ini biasa kita kenal dengan transaksi jual beli murabahah.
Akad Bai‘ Thaman Ajil ini memiliki tahapan sebagai berikut :
1. Konsumen melakukan identifikasi dan memilih rumah yang akan dibeli
2. Bank membeli rumah dari penjual dengan cara tunai
3. Bank menjual rumah kepada konsumen dengan harga jual merupakan penjumlahan
harga beli di tambah besar keuntungan
9 Saiful Azhar Rosly, Critical Issues on Islamic Banking and Financial Markets, (Kuala Lumpur:Dinamas
Publishing,2007), hal.87-88
4. Konsumen membayar rumah yang sudah di beli bank dengan cara mencicil.
Dari tahapan-tahapan tersebut, terdapat tiga kontrak perjanjian yang harus
dilakukan agar Bai‘ Bithaman Ajil ini dapat berjalan. Perjanjian pertama adalah
Perjanjian Pembelian Properti (PBP), perjanjian ini melibatkan bank dengan penjual
rumah. Perjanjian kedua adalah Perjanjian Penjualan Properti (PJP), perjanjian ini
melibatkan bank dengan konsumen yaitu Bank menjual rumah kepada konsumen pada
akad yang telah disepakati didalam akad Bai‘ Bithaman Ajil. Perjanjian yang terakhir
adalah Perjanjian Penjaminan (PP), yang melibatkan bank dengan konsumen dalam hal
penjaminan rumah. Konsumen menjaminkan rumahnya kepada bank sampai konsumen
menyelesaikan pembayarannya.
b. Akad Ijarah Muntahia Bittamlik (IMBT)
Akad Ijarah Muntahia Bittamlik (IMBT) ini merupakan akad sewa (ijarah) dari
suatu asset riil, yaitu pembeli menyewa rumah yang terlah di beli oleh bank, dan diakhiri
dengan perpindahan kepemilikan dari bank kepada pembeli rumah. Didalam IMBT ini
terdapat dua buah akad, yaitu akad jual-beli (Al-Bai‘) dan akad IMBT sendiri, yang
merupakan akad sewa menyewa yang di akhiri dengan perpindahan kepemilikan diakhir
masa sewa.10
Secara bahasa, IMBT memiliki arti dengan memecah dua kata didalamnya.
Pertama adalah kata al-ijaarah, yang berarti upah, yaitu suatu yang diberikan berupa upah
terhadap pekerjaan. Dan kata kedua adalah at-tamlik, secara bahasa memiliki makna yang
dapat menjadikan orang lain untuk memiliki sesuatu. Sedangkan menurut istilah, at-
10
Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan,(Edisi Ketiga: Rajagrafindo Persada,2006) hal.149
tamlik bias berupa kepemilikan terhadap benda, kepemilikan terhadap manfaat, bias
dengan imbalan atau tidak.11
Akad Ijarah Muntahia Bittamlik ini dikenal juga dengan Ijarah Wa Iqtinah, yaitu
rumah yang disewa telah disepakati di awal akan dibeli pada akhir masa sewa.
Pembayaran yang dilakukan setiap bulan adalah biaya sewa rumah tersebut di tambah
dengan harga rumah yang telah dibagi jangka waktu sewa yang disepakati. Harga rumah
tersebut diperoleh dari harga beli rumah dari bank kepada si penjual rumah, dikurangi
uang muka yang telah di bayar oleh pembeli rumah. Setelah jangka waktu sewa yang
disepakati selesai, bank harus melakukan transfer kepemilikan rumah kepada pembeli.
Akad Ijarah Muntahia Bittamlik ini memiliki tahapan-tahapan sebagai berikut :
1. Konsumen melakukan identifikasi dan memilih rumah yang akan dibeli
2. Bank membeli rumah dari penjual dengan cara tunai
3. Bank menyewakan rumah kepada konsumen dengan harga sewa dan jangka waktu
yang disepakati
4. Konsumen membayar harga sewa rumah setiap bulan di akhiri dengan membeli
rumah pada harga yang di sepakati di akhir masa sewa.
Dari tahapan-tahapan tersebut , terdapat tiga kontrak yang harus dilakukan.
Kontrak pertama adalah kontrak antara bank dengan penjual rumah yang mencakup
proses jual-beli rumah dari penjual rumah kepada bank. Kontrak ini diatur di dalam suatu
Perjanjian Pembelian Properti (PBP). Kontrak kedua adalah Perjanjian Sewa Menyewa
11
Musyaiqih, Syaikh Kholid bin Ali. Al Ijarah al Muntahia bit Tamlik,(Zaid bid Tsabit Center, Terjemahan Eko Mas Muri,2009)Direktori-Islam.com(tanggal akses 28 Maret 20110
(PSM), yaitu perjanjian yang melibatkan bank dengan konsumen, yaitu bank
menyewakan rumah kepada konsumen dengan biaya sewa per bulan dan jangka waktu
sewa disepakati dalam kontrak ini. Dan perjanjian terakhir adalah Perjanjian Jual Properti
(PJP), yaitu bank menjual rumah yang disewakan tersebut kepada konsumen setelah masa
sewa yang disepakati di awal berakhir.
c. Akad Istisna wal Istisna
Akad yang ketiga adalah akad istisna yang merupakan salah satu pilihan bagi
produk KPR. Akad istisna adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan permbuatan
barang tertentu dengan criteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan
dan penjual.12
Pembayaran yang harus dibayarkan pun dapat dilakukan dengan cara
cicilan. Akad istisna ini merupakann akad jual beli yang berbeda dengan murabahah yang
penyerahan barangnya dilakukan pada awal kontrak dilakukan, sementara pada akad
istisna, penyerahan barang dilakukan di akhir periode pembiayaan. Hal ini karena rumah
yang dipesan belum dibangun sehingga pada saat kontrak, bentuk rumah beserta
komponennya perlu disetujui dengan sangat rinci agar di bangun sesuai dengan harga
yang disepakati.
Akad Istisna wal Istisna merupakan gabungan dua akad istisna dalam suatu proses
transaksi. Akad istisna wal istisna ini dapat diterapkan dalam kasus pembiayaan
perumahan.13
Tahapan dari akad Istisna wal Istisna adalah sebagai berikut :
12
Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan,(Edisi Ketiga: Rajagrafindo Persada,2006) hal.126
13 Ibid,hal.127
1. Konsumen melakukan identifikasi serta memilih lokasi tanah dan menentukan desain
bangunan rumah yang diinginkan
2. Bank melakukan pemesanan untuk membangun rumah kepada developer dengan cara
melakukan pembayaran bertahap sampai rumah selesai dibangun
3. Bank menjual jasa pembangunan rumah dengan mengambil keuntungan dari harga
beli kepada developer
4. Konsumen melakukan pemesanan untuk membangun rumah kepada bank dengan
cara melakukan pembayaran bertahap sampai rumah selesai dibangun.
Dari tahapan- tahapan tersebut, terdapat dua kontrak perjanjian yang harus
dilakukan agar akad Istisna wal Istisna ini dapat berjalan, Perjanjia pertama adalah
Perjanjian antara bank dengan developer untuk memesan rumah yang harus dibangun
terlebih dahulu sesuai pesanan dengan pembayaran bertahap yang diakhiri dengan
perpindahan kepemilikan dari developer kepada Bank. Perjanjian kedua adalah perjanjian
antara bank dengan konsumen, yaitu konsumen memesan rumah yang harus dibangun
terlebih dahulu. Bank akan melakukan pembangunan rumahnya dan konsumen
melakukan pembayaran bertahap yang diakhiri dengan perpindahan kepemilikan dari
bank kepada konsumen.
d. Akad Musyarakah Mutanaqisah
Akad Musyarakah merupakan suatu bentuk kerja sama antara dua pihak atau lebih
untuk memiliki rumah, dengan membagi keuntungan dan kerugian sesuai dengan
proporsi awal investasi,pada saat akad musyarakah dilakukan. Akad Musyarakah
Mutanaqisah adalah akad yang terbentuk karena adanya kerja sama antara bank dengan
pembeli rumah yang berbagi hak kepemilikann akan sebuah rumah yang diikuti dengan
pembayaran kepemilikan setiap bulannya dan perpindahan kepemilikan sesuai dengan
proporsi yang sudah dibayarkan. Dengan demikian akad ini dikatakan sebagai sebuah
akad dengan konsep kemitraan berkurang.14
Akad Musyarakat Mutanaqisah ini memiliki tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Konsumen melakukan identifikasi serta memilih rumah yang diinginkan
2. Konsumen bersama-sama dengan bank melakukan kerja sama kemitraan kepemilikan
rumah sehingga bank dan konsumen sama-sama memiliki rumah dengan proporsi
investasi yang dikeluarkan
3. Konsumen membayar biaya sewa perbulan dan dibayarkan ke bank sesuai dengan
proporsi kepemilikan
4. Konsumen pun melakukan pembayaran kepada bank ataskepemilikan atas rumah
yang dimiliki oleh bank.
Dari tahapan-tahapan tersebut, akad Musyarakah Mutanaqisah memiliki dua
kontrak perjanjian yang harus dilakukan agar akad ini dapat berjalan, perjanjian pertama
adalah perjanjian kemitraan antara bank dengan konsumen untuk bersama-sama memiliki
sebuah rumah. Dan secara bertahap, konsumen akan membayarkan sejumlah dana yang
disepakati untuk membeli status kepemilikan rumah yang dimiliki oleh bank. Perjanjian
yang kedua adalah perjanjian sewa menyewa (ijarah), yaitu konsumen membayar biaya
14
Ahamed Kameel Mydin Meera amd Dzuljastri Abdul Razak, Home Financing through the Musharakah Mutanaqisah Contracts: Some Practical Issues,(Kuala Lumpur: International Islamic University Malaysia,2005)
sewa setiap bulannya kepada pemilik rumah. Karena pemilik rumahnya adalah bank dan
konsumen, maka uang sewa tersebut dibagi sesuai proporsi kepemilikan rumah tersebut.
Dan aktifitas ini dilakukan sampai konsumen memiliki proporsi kepemilikan sebesar
seratus persen.
5. Manfaat KPR Syariah
a. Bagi Nasabah
Nasabah dapat memperoleh manfaat antara lain sebagai berikut :
1. Nasabah tidak perlu memiliki dana besar untuk memiliki rumah. Karena rumah
merupakan asset yang bernilai tinggi dan tidak semua orang mudah menbeli dan
memiliki rumah. Dengan adanya pembiayaan KPR Syariah ini akan memudahkan
masyarakat untuk memiliki rumah, asalkan lulus syarat-syarat KPR Syariah tersebut.
2. Nasabah dapat memiliki rumah dengan mencicil seharga rumah yang di minati tanpa
ada hitungan bunga dan ketidak jelasan cicilan yang berubah-ubah. Pada KPR
Syariah ini, nasabah hanya membayar cicilan sesuai dengan nilai rumah di tambah
keuntungan untuk bank di bagi berapa lama nasabah mencicil, dan cicilan itu bersifat
tetap, sehingga tidak ada yang di rugikan.
3. Nasabah bisa langsung menempati bahkan menyewakan rumah yang di cicilnya
sehingga membantu dalam pembayaran tiap bulannya.
4. Nasabah bisa mencicil rumah selain untuk di tempati, bisa untuk di jadikan investasi.
Karena rumah memiliki nilai yang sangat tinggi sehingga memberikan keuntungan
yang cukup besar.
b. Bagi Bank
Bank dapat memperoleh manfaat antara lain sebagai berikut :
1. Bank dapat memprediksi keuntungan yang di dapat dalam jangka waktu yang sudah
disepakati dan keuntungan yang juga sudah disepakati kedua belah pihak
2. Bank dapat memberikan pembiayaan ke semua kalangan sehingga keutungan yang
didapat semakin banyak.
3. Bank dapat memiliki nasabah yang semakin banyak dalam menggunakan jasa
ataupun produk bank Syariah Mandiri
6. Mekanisme KPR Syariah
a. Syarat
Persyaratan bagi nasabah yang ingin mengajukan permohonan Pembiayaan Griya BSM
antara lain:
1) WNI cakap hukum
2) Usia minimal 21 Tahun dan maksimal 55 tahun pada saat jatuh tempo pembiayaan
3) Maksimum pembiayaan 70% dari harga beli rumah
4) Besar angsuran tidak melebihi 40% dari penghasilan bulanan bersih
b. Tahap analisa permohonan KPR Syariah
c. Akad Pembiayaan
d. Tahap pencairan dana dan pengembalian dana
B. PEMASARAN
1. Pengertian Pemasaran
Menurut Indriyo pemasaran dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang mengusahakan
agar produk yang dipasarkannya itu dapat diterima dan disenangi oleh pasar.15
Menurut Basu
Swastha dan Ibnu Sukotjo pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang
ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan
barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli
potensial.16
Pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan menjalankan konsep, harga, promosi dan
distribusi sejumlah ide, barang dan jasa, untuk menciptakan pertukaran yang mampu memuaskan
tujuan individu dan organisasi.17
Pemasaran adalah suatu proses sosial manajerial dimana
individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui
penciptaan, penawaran, dan pertukaran segala sesuatu yang bernilai (product of value) dengan
orang atau kelompok lain. Definisi ini bedasarkan konsep-konsep berikut ini: kebutuhan,
keinginan, dan permintaan; produk; nilai, biaya dan kepuasan; pertukaran, transaksi dan
hubungan; pasar serta pemasaran dan pemasar.18
Asosiasi pemasaran Amerika memberikan definisi formal yaitu pemasaran adalah suatu
fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan dan
15
Indriyo Gitosudarmo, Manajemen Pemasaran, (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 1995), hal.1 16
Basu Swastha DH dan Ibnu Sukotjo, Pengantar Bisnis Modern, edisi III, (Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 1998), hal.179
17 Charles W. Lamb, Joseph F. Hair, Carl McDaniel, Marketing, (Jakarta: Salemba Empat, 2001), hal.6
18 Indo Yama Nasrudin dan Hemmy Fauzan, Pengantar Bisnis dan Manajemen, Cet. I, (Jakarta: UIN Jakarta
Press, 2006), hal.89
menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang
menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamya.19
Menurut pendapat Philip Khotler
menyatakan bahwa pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan
kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.20
Kotler dan AB Susanto memberikan definisi pemasaran adalah suatu proses sosial dan
manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka
dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain.21
Swasta dan Irawan menjelaskan bahwa pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari
kegiatan – kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan , menentukan harga,
mempromosikan dan mendisribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan, baik
pada pembeli yang ada maupun pada pembeli yang potensial.22
Sehingga secara umum pemasaran dapat diartikan sebagai suatu proses sosial yang
merancang dan menawarkan sesuatu yang menjadi kebutuhan dan keinginan dari pelanggan
dalam rangka memberikan keputusan yang optimal kepada pelanggan.23
Dari pengertian tersebut
diatas dapat diuraikan bahwa pemasaran merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan para nasabahnya terhadap produk dan jasa. Untuk mengetahui kebutuhan dan
keinginan konsumen, maka setiap perusahaan perlu melakukan riset pemasaran, karena dengan
19
Philip Kotler, Marketing Management, (New Jarsey: Prentice Hall, 2000), hal. 8 20
Philip Kotler, Manajemen pemasaran,edisi Milenium I, Jilid ke satu,(Jakarta: Pehallindo 2002), hal 9 21
Philip Kotler dan AB Susanto, Manajemen Pemasaran di Indonesia, (Jakarta: Salemba empat, 2000), hal.7
22 Basu Swasta dan Irawan, Manajemen Pemasaran Modern, (Yogyakarta: Liberty,1998), hal.5
23 M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung: CV Alfabeta, 2010), hal.6
melakukan riset pemasaran inilah bisa diketahui keinginan dan kebutuhan konsumen yang
sebenarnya.24
Dalam syariah marketing, perusahaan tidak hanya berorientasi pada keuntungan semata,
namun turut pula berorientasi pada tujuan lainnya yaitu keberkahan. Perpaduan konsep
keuntungan dan keberkahan ini melahirkan konsep maslahah, yaitu suatu perusahaan syariah
akan berorientasi pada pencapaian maslahah yang optimal. Konsep keberkahan bagi sebagian
pihak merupakan konsep yang abstrak karena secara keilmuan tidak dapat dibuktikan secara
ilmiah, namun inilah salah satu konsep inti dari pada syariah marketing yang menjadi landasan
pada suatu perusahaan berorientasi syariah.25
Pemasaran syariah sendiri menurut definisi adalah penerapan suatu disiplin bisnis strategi
yang sesuai dengan nilai dan prinsip syariah. Jadi pemasaran syariah dijalankan berdasarkan
konsep keislaman yang telah diajarkan Nabi Muhammad SAW. Menurut Hermawan Kertajaya,
nilai inti dari pemasaran syariah adalah integritas dan transparansi, sehingga marketer tidak
boleh bohong dan orang membeli karena butuh dan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan,
bukan karena diskonnya atau iming-iming hadiah belaka.26
Semua definisi diatas, maka secara garis besar dapat ditarik kesimpulan bahwa
pemasaran bukan hanya merupakan kegiatan menjual saja, melainkan suatu proses atau
rangkaian kegiatan yang terus-menerus dan terpadu, yaitu mulai dari kegiatan untuk
mengidentifikasi produk atau jasa apa yang dibutuhkan dan diinginkan konsumen, menentukan
harga yang sesuai, menentukan cara promosi yang efektif, sampai dengan kegiatan menyalurkan
barang dan jasa tersebut kepada konsumen.
24
Kasmir, Pemasaran Bank, Edisi Revisi, (Jakarta: Kencana, 2008), hal.53 25
M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung: CV Alfabeta,2010), hal.19 26
Ibid, hal.20
2. Tujuan Dan Kegiatan Pemasaran
Tujuan dari setiap pemasaran ialah untuk meraih calon-calon pembeli agar membeli produk atau
jasa secara memadai, agar penjual mendapatkan keuntungan yang layak serta menimbulkan
kepuasan bagi konsumen.27
Dalam praktiknya tujuan suatu perusahaan dapat bersifat jangka pendek maupun jangka
panjang. Dalam jangka pendek biasanya hanya bersifat sementara dan juga dilakukan sebagai
langkah untuk mencapai tujuan jangka panjang. Demikian pula dalam hal menjalankan kegiatan
pemasaran suatu perusahaan memiliki banyak kepentingan untuk mencapai tujuan yang
diharapkan. Secara umum tujuan pemasaran bank adalah untuk:28
1). Memaksimumkan konsumsi, atau dengan kata lain memudahkan dan merangsang konsumsi,
sehingga dapat menarik nasabah untuk membeli produk yang ditawarkan bank secar berulang-
ulang.
2). Memaksimumkan kepuasan pelanggan melalui berbagai pelayanan yang diinginkan nasabah.
Nasabah yang puas akan menjadi ujung tombak pemasaran selanjutnya, karena kepuasan ini
akan ditularkan kepada nasabah lainnya melalui ceritannya.
3). Memaksimumkan pilihan (ragam produk) dalam arti bank menyediakan berbagai jenis
produk bank sehingga nasabah memiliki beragam pilihan pula.
4). Memaksimumkan mutu hidup dengan memberikan berbagai kemudahan kepada nasabah dan
menciptakan iklim yang efesien.
27
Firdaus, Kewirausahaan Santri, (Jakarta: PT. Citrayudha Alamanda Perdana, 2000), hal.81 28
Kasmir, Pemasaran Bank Edisi Revisi, (Jakarta: Kencana, 2008), hal.57
3. Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran adalah sederhana dan secara intiusi merupakan filosofi yang menarik.
Konsep pemasaran menyatakan bahwa alasan keberadaan sosial dan ekonomi bagi suatu
organisasi adalah memuaskan kebutuhan konsumen dan keinginan tersebut sesuai dengan
sasaran perusahaan.29
Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan
kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup
perusahaan.30
Menurut Kotler konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai
tujuan organisasional yang ditetapkan adalah perusahaan tesebut harus menjadi lebih efektif
dibandingkan para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan dan mengkomunikasikan nilai
pelanggan kepada pasar sasaran yang terpilih.31
Konsep inti dari kegiatan pemasaran sesuai syariah ialah:32
a. Kebutuhan, keinginan dan permintaan
Sifat dari kebutuhan adalah sunatullah, artinya sudah built-in dalam setiap diri manusia.
Keinginan adalah bentuk kebutuhan manusia yang dihasilkan oleh budaya dan kepribadian
individual. Permintaan adalah keinginan manusia yang didukung oleh daya beli. Keinginan dapat
berubah menjadi permintaan bilamana disertai dengan daya beli.
b. Produk (jasa dan barang)
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan,
dimilki, digunakan atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan.
29
Charles W. Lamb, Joseph F. Hair dan Carl McDaniel, Marketing, (Jakarta: Salemba Empat, 2001), hal.8 30
Basu Swastha DH dan Ibnu Sukotjo W, Pengantar Bisnis Modern, Edisi III, (Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 1998) hal.181
31 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Edisi Millenium, (Jakarta: PT Indeks, 2004), hal.22
32 M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung: CV Alfabeta,2010), hal.6
Produk yang dijual pada industri perbankan adalah produk yang sifatnya jasa, sehingga pemasar
harus mampu melakukan inovasi pemasaran yang cocok untuk pemasaran jasa.
c. Nilai, Biaya dan Kepuasan
Nilai dapat didefenisikan sebagai perbedaan antara nilai yang dinikmati pelanggan karena
memiliki serta menggunakan suatu produk dan biaya untuk memiliki produk tersebut. Nilai
disini ada yang diartikan sebagai nilai nominal, yaitu harga dari produk tersebut.
d. Pertukaran, transaksi dan hubungan
Pertukaran yang merupakan konsep inti dari pemasaran, mencakup perolehan produk
yang diinginkan dari seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai gantinya. Sifat pertukaran
merupakan sifat sunatullah dari manusia, terlihat dari bentuk pertukaran yang dilakukan mulai
dari barter –pertukaran barang dengan barang- sampai dengan pertukaran barang dengan uang
yang kita lakukan saat ini dalam transaksi sehari-hari.
e. Pasar
Konsep pertukaran mengarah ke suatu pasar, dimana pasar adalah perangkat pembeli
yang aktual dan potensial dari sebuah produk. Untuk mencapai pasar sasaran, ada tiga jenis
saluran pemasaran yang dapat digunakan, yaitu saluran komunikasi, saluran distribusi dan
saluran jasa.
f. Pemasaran, Pemasar dan Prospek
Pemasaran berarti mengelola pasar untuk menghasilkan pertukaran dengan tujuan
memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Pemasar adalah pihak yang memasarkan atau
menawarkan manfaat suatu produk kepada pihak lain yang menjadi pasar sasaran dari produk
tersebut. Sementara prospek adalah pihak yang merupakan target pasar potensial dari produk
yang ditawarkan oleh pemasar.
Pada dasarnya pengertian konsep pemasaran mempunyai pemasaran dengan konsep
pemasaran bank. Konsep pemasaran (produksi) berorientasi pada kebutuhan konsumen,
sedangkan konsep pemasaran berorientasi pada konsumen (nasabah). Konsep pemasaran bank
mengandung arti:33
a. Mempunyai falsafah yang mantap dan bertanggung jawab
b. Berorientasi pada nasabah di satu pihak
c. Menguntungkan perusahaan di lain pihak
Menurut Kotler, konsep bauran pemasaran (marketing mix) terdiri dari empat P(4P),
yaitu :34
1. Product (Produk)
2. Price (Harga)
3. Place (Tempat)
4. Promotion (Promosi)
Sedangkan Boom dan Bitner menambah dalam bisnis dan jasa, bauran pemasaran
disamping 4P seperti yang dikemukakan diatas, ada tambahan dengan 3P,yaitu :35
1. People (Orang), yaitu semua orang yang terlibat aktif dalam pelayanan dan
mempengaruhi persepsi pembeli, nama, pribdi pelanggan dan pelanggan-pelanggan lain
yang ada dalam lingkungan pelayanan.
33
Ibid, hal.11 34
Kasmir, Pemasaran Bank Edisi Revisi, (Jakarta: Kencana,2008), hal.119 35
Kasmir, Pemasaran Bank Edisi Revisi, (Jakarta: Kencana,2008), hal.120
2. Physical evidence (bukti fisik), adalahh terdiri dari adanya logo atau simbol perusahaan,
moto, fasilitas yang dimiliki, seragam karyawan, laporan, kartu nama, dan jaminan
perusahaan.
3. Process (Proses), merupakan keterlibatan pelanggan dalam pelayanan jasa, proses
aktivitas, standar pelayanan, kesederhanaan atau kompleksitas prosedur kerja yang ada di
bank yang bersangkutan.
4. Nilai—Nilai Pemasaran Syariah
Ada beberapa nilai-nilai dalam pemasaran syariah yang mengambil konsep dari
keteladanan sifat Rasulullah SAW, yaitu:36
a. Ishiddiq, artinya memiliki kejujuran dan selalu melandasi ucapan, keyakinan, serta perbuatan
berdasarkan ajaran Islam.
b. Fathanah, berarti mengenai, memahami, dan menghayati secara mendalam segala hal yang
terjadi dalam tugas dan kewajiban.
c. Amanah, memiliki makna tanggung jawab dalam melaksanakan setiap tugas dan kewajiban.
d. Tabligh, artinya mengajak sekaligus memberikan contoh kepada pihak lain untuk
melaksanakan ketentuan-ketentuan ajaran Islam dalam setiap gerak aktivitas ekonomi yang
dilakukan sehari-hari.
e. Istiqamah, artinya konsisten. Hal ini memberikan makna seorang pemasar syariah dalam
praktik pemasarannya selalu istiqomah dalam penerapan aturan syariah.
36
M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung: CV Alfabeta,2010), hal.25
5. Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran merupakan strategi untuk melayani pasar atau segmen pasar yang
dijadikan target oleh seorang pengusaha.37
Strategi pemasaran adalah kegiatan menyeleksi dan
penjelasan satu atau beberapa target pasar dan mengembangkan serta memelihara suatu bauran
pemasaran yang akan menghasilkan kepuasan bersama dengan pasar yang dituju.38
Distribusi kadang kala dihubungkan dengan tempat, sehingga memberikan kita 4P dari
bauran pemasaran: Produk (product), tempat (place), promosi (promotion), dan harga (price).
Seorang manajer pemasaran dapat mengontrol tiap komponen dari bauran pemasaran, tetapi
strategi untuk keempat komponen tersebut harus dipadukan untuk mencapai hasil yang optimal.39
a. Strategi Produk, biasanya bauran pemasaran di mulai dari produk ―P‖. Inti dari bauran
pemasaran, yang merupakan langkah awalnya, adalah penawaran produk dan strategi produk.
Sangat sulit untuk mendesain suatu strategi distribusi, memutuskan kampanye promosi, atau
menentukan harga tanpa mengenali produk yang akan dipasarkan.
b. Strategi Distribusi, berkaitan dengan upaya membuat produk tersedia kapan dan dimana
konsumen membutuhkannya. Tujuan dari distribusi adalah untuk memastikan bahwa produk tiba
dalam kondisi layak pakai pada tempat yang ditujukan pada saat diperlukan.
c. Strategi Promosi, promosi terdiri dari penjualan perseorangan, periklanan, promosi
penjualan, dan humas. Peran promosi dalam bauran promosi adalah menghasilkan pertukaran
yang saling memuaskan dengan pasar yang dituju melalui penyampaian, informasi mendidik,
membujuk, atau mengingatkan mereka akan manfaat suatu organisasi atau suatu produk .
37
Indriyo Gitosudarmo, Manajemen Pemasaran, (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 1995), hal.124 38
Charles W. Lamb, Joseph F. Hair dan Carl McDaniel, Marketing, (Jakarta: Salemba Empat, 2001), hal.54 39
Ibid, hal.55
d. Staregi Harga, harga adalah apa yang harus diberikan oleh pembeli untuk mendapatkan
suatu produk. Harga sering merupakan elemen yang paling fleksibel diantara keempat elemen
bauran pemasaran –yaitu elemen yang paling cepat berubah.
Strategi dalam marketing bertujuan untuk mencari atau menciptakan kondisi paling
menguntungkan untuk menjual produk. Beberapa komponen dalam strategi marketing antara
lain:40
a. Menentukan segmen pasar, yaitu menentukan siapa yang paling mungkin dan memastikan
menjadi pangsa pasar dari produk yang kita jual.
b. Menetapkan target penjualan, yaitu merencanakan berapa jumlah produk yang paling optimal
masuk ke segmen pasar.
c. Memberikan pemahaman pasar terhadap produk, yaitu upaya agar sedapat mungkin
keunggulan produk kita mampu membentuk imej di masyarakat, sehingga produk kita mudah
dikenal dan dikenang.
Ada beberapa taktik yang sering dijadikan acuan untuk keberhasilan marketing:41
1) Berani tampil beda terhadap pesaing, membuat konsumen memilih produk kita.
2) Menghasilkan mutu yang terbaik, artinya produk yang dihasilkan benar-benar
memenuhi standar selera pasar.
3) Penetapan harga yang pas, yaitu menetapkan haraga setara dengan kualitas yang barang
dijaminkan.
4) Melakukan promosi, yaitu upaya menyebarkan informasi, agar produk kita dikenal lebih
luas.
40
Firdaus, Kewirausahaan Santri, (Jakarta: PT. Citrayudha Alamanda Perdana, 2000), hal.83 41
Ibid, hal. 84
Dalam praktiknya strategi pertumbuhan memiliki dua dimensi waktu, yaitu strategi
pertumbuhan saat ini dan strategi pertumbuhan untuk pasar baru. Strategi pertumbuhan pasar
saat ini meliputi hal-hal sebagai berikut:42
d. Stategi Penetrasi Pasar (market penetration strategy), ada tiga pendekatan utama untuk
meningkatkan pangsa pasar produk yang ada dalam pasar yang relevan.
e. Strategi Pengembangan Pasar, pertama, Musicale dapat mencari kelompok pemakai
potensial dalam daerah pemasarannya yang minatnya dapat dirangsang. Kedua, perusahaan
mungkin mencari saluran distribusi tambahan di lokasinya sekarang.
f. Strategi Pengembangan Produk, selain strategi penetrasi dan strategi pengembangan
pasar, manajemen harus mempertimbangkan kemungkinan pada produk baru.
Kemudian strategi pertumbuhan untuk pasar baru, maksudnya pasar yang akan dimasuki
benar-benar baru dan belum pernah dimasuki sebelumnya. Strategi pertumbuhan pasar baru
meliputi 3 macam, yaitu:43
a. Pengembangan Pasar (market development strategy), yaitu strategi menawarkan
produk yang sudah ada kepada pasar yang baru. Strategi ini dilakukan apabila pasar yang ada
sudah mengalami stagnan, dimana tingkat persaingan yang demikian tinggi dan sulit untuk
ditembus.
b. Strategi Ekspansi Pasar (market exspansion strategy), yaitu strategi yang dilakukan
dengan cara memasuki wilayah atau geografi baru.ekspansi dapat dilakukan secara lokal maupun
secara internasional, seperti multinasional, regional atau global.
42
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Kontrol, (New Jersey: Prentice Hall,1997), hal.70
43 Kasmir, Pemasaran Bank Edisi Revisi, (Jakarta: Kencana,2008), hal.74
c. Diversifikasi (diversification strategy), strategi yang dilakukan dengan mengembangkan
produk baru untuk memenuhi pasar yang juga masih baru. Strategi ini dilakukan jika pada saat
ini tidak ada lagi peluang untuk pertumbuhan produk pada pasar saat ini.
Kemudian mengembangkan strategi selanjutnya, yaitu strategi konsolidasi yang meliputi
tiga macam:44
1). Strategi Penciutan (retrenchment strategy), merupakan strategi yang dilakukan
dengan cara menarik diri terhadap produk-produk yang gagal atau lemah dipasar dan
memelihara serta memfokuskan kepada produk yang lebih memiliki prospek.
2). Strategi Pemangkasan (pruning strategy), merupakan strategi dengan cara
mengurangi jumlah produk yang ditawarkan saat ini dalam suatu pasar yang ada. Strategi
ini dilakukan jika suatu produk memiliki segmen yang terlalu kecil dan mahal untuk
dilayani, sementara itu pesaing baru terus masuk ke segmen yang sama, sehingga turut
memperkecil segmen yang ada.
3). Strategi Divestasi (divesment strategy), merupakan strategi dengan cara menjual
sebagian bisnis perusahaan kepada perusahaan lainnya untuk menutup unit usaha tertentu
yang dirasakan tidak lagi memiliki prospek.
6. Perbandingan Pemasaran Syariah dan Pemasaran Konvensional
Ada beberapa hal yang menjadi pembeda antara pemasaran syariah dan pemasaran
konvensional.45
44
Ibid, hal.74 45
M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung: CV Alfabeta,2010), hal.28
a. Konsep dan Filosofi Dasar
Perbedaan mendasar antara pemasaran syariah dan pemasaran konvensional adalah dari
filosofi dasar yang melandasinya. Pemasaran konvensional merupakan pemasaran yang bebas
nilai dan tidak mendasarkan keTuhanan dalam setiap aktivitas pemasarnnya. Dalam pemasaran
syariah, seorang pemasar harus merasakan bahwasanya dalam setiap aktivitas pemasarannya ia
selalu diawasi oleh Allah SWT, sehingga ia pun akan sangat berhati-hati dalam memasarkan
produk yang dijualnya.
b. Etika Pemasar
Seorang pemasar syariah sangat memegang teguh etika dalam melakukan pemasaran
kepada calon konsumennya. Seorang pemasar syariah akan secara jujur menceritakan kelebihan
serta kekurangan produk yang ditawrkannya. Apabila dibandingkan dengan pemasaran
konvensional yang cenderung bebas nilai sehingga seorang pemasar bebas menggunakan segala
macam cara demi untuk mendapatkan konsumen bahkan dengan car-cara yang tidak dibenarkan
oleh syariat.
c. Pendekatan Terhadap Konsumen
Konsumen dalam pemasaran syariah diletakkan sebagai mitra sejajar, dimana baik
perusahaan sebagai penjual produk maupun konsumen sebagai pembeli produk pada posisi yang
sama. Perusahaan tidak menganggap konsumen sebagai ―sapi perah‖ untuk membeli produknya,
namun perusahaan akan menjadikan konsumen sebagai mitra dalam mengembangkan
perusahaan. Dalam pemasaran konvensional, konsumen diletakkan sebagai obyek mencapai
target penjualan semata. Konsumen dapat dirugikan karena antara janji dan realitas seringkali
berbeda.
d. Cara Pandang Terhadap Pesaing
Dalam industri perbankan syariah tidak mengangap pesaing sebagai pihak yang harus
dikalahkan atau bahkan dimatikan. Pada perusahaan konvensional yang menganggap pesaing
sebagai pihak lain yang harus dikalahkan bahkan jika bisa dimatikan agar eksistensi perusahaan
dapat semakin maju.
e. Budaya Kerja Dalam Institusi Bank Syariah
Perbankan syariah harus mempunyai budaya kerja yang berbeda dari perbankan
konvensional, sehingga mampu menjadi suatu keunggulan yang dapat sebagai nilai tambah di
pandang masyarakat. Budaya kerja yang harus ditanamkan pada setiap sumber daya insani yang
berkerja di perbankan syariah haruslah budaya kerja yang meneladani sifat Rasulullah SAW.
BAB III
GAMBARAN UMUM PEMBIAYAAN GRIYA BSM
A. Sejarah dan Perkembangan Bank Syariah Mandiri
1. Sejarah Berdiri Bank Syariah Mandiri
Krisis moneter dan ekonomi sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis politik nasional
telah membawa dampak besar dalam perekonomian nasional. Krisis tersebut telah
mengakibatkan perbankan Indonesia yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami
kesulitan yang sangat parah. Keadaan tersebut menyebabkan pemerintah Indonesia terpaksa
mengambil tindakan untuk merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di
Indonesia.
Lahirnya Undang-Undang No. 10 tahun 1998, tentang Perubahan atas Undang-Undang No.
7 tahun 1992 tentang Perbankan, pada bulan November 1998 telah memberi peluang yang sangat
baik bagi tumbuhnya bank-bank syariah di Indonesia. Undang-Undang tersebut memungkinkan
bank beroperasi sepenuhnya secara syariah atau dengan membuka cabang khusus syariah.
PT Bank Susila Bakti (PT Bank Susila Bakti) yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan
Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi berupaya keluar dari krisis
1997 – 1999 dengan berbagai cara. Mulai dari langkah-langkah menuju merger sampai pada
akhirnya memilih konversi menjadi bank syariah dengan suntikan modal dari pemilik.
Dengan terjadinya merger empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya,
BankExim dan Bapindo) ke dalam PT Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999,
rencana perubahan PT Bank Susila Bakti menjadi bank syariah (dengan nama Bank Syariah
Sakinah) diambil alih oleh PT Bank Mandiri (Persero).
PT Bank Mandiri (Persero) selaku pemilik baru mendukung sepenuhnya dan melanjutkan
rencana perubahan PT Bank Susila Bakti menjadi bank syariah, sejalan dengan keinginan PT
Bank Mandiri (Persero) untuk membentuk unit syariah. Langkah awal dengan merubah
Anggaran Dasar tentang nama PT Bank Susila Bakti menjadi PT Bank Syariah Sakinah
berdasarkan Akta Notaris: Ny. Machrani M.S. SH, No. 29 pada tanggal 19 Mei 1999. Kemudian
melalui Akta No. 23 tanggal 8 September 1999 Notaris: Sutjipto, SH nama PT Bank Syariah
Sakinah Mandiri diubah menjadi PT Bank Syariah Mandiri.
Pada tanggal 25 Oktober 1999, Bank Indonesia melalui Surat Keputusan Gubernur Bank
Indonesia No. 1/24/KEP. BI/1999 telah memberikan ijin perubahan kegiatan usaha konvensional
menjadi kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah kepada PT Bank Susila Bakti. Selanjutnya
dengan Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/1999
tanggal 25 Oktober 1999, Bank Indonesia telah menyetujui perubahaan nama PT Bank Susila
Bakti menjadi PT Bank Syariah Mandiri.
Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999 merupakan hari pertama
beroperasinya PT Bank Syariah Mandiri. Kelahiran Bank Syariah Mandiri merupakan buah
usaha bersama dari para perintis bank syariah di PT Bank Susila Bakti dan Manajemen PT Bank
Mandiri yang memandang pentingnya kehadiran bank syariah dilingkungan PT Bank Mandiri
(Persero).
PT Bank Syariah Mandiri hadir sebagai bank yang mengkombinasikan idealisme usaha
dengan nilai-nilai rohani yang melandasi operasinya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-
nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan PT Bank Syariah Mandiri sebagai
alternatif jasa perbankan di Indonesia.
Bank Syariah Mandiri telah mengeluarkan Pembiayaan Griya BSM sejak berdinya 1 nov
1999, namun untuk prosesnya sendiri dikelola oleh cabang masing-masing. Karena bertambah
minat dari para nasabah, BSM mendirikan Customer Financing Bisnis Center (CFBC), serta
mempusatkan proses pembiayaan giya sendiri di CFBC gedung BSM Hasanudin pada bulan
Maret 2010 sampai sekarang. CFBC ini di bangun untuk centralisasi yang awalnya dilakukan
percabang sehingga membutuhkan waktu lebih panjang dalam memproses pembiayaan Griya ini,
terlebih lagi Pembiayaan Griya ini terbagi menjadi beberapa golongan yang harus dipisah-
pisahkan dalam prosesnya, mulai dari pengajuan pembiayaannya sampai dengan pencairan
dananya.46
Dengan adanya CFBC ini bisa menjadikan proses lebih cepat. CFBC ini berada tidak hanya
di Jakarta, melainkan sudah ada pula di Surabaya dan Bandung. Dan Tahun 2011 ini rencananya
akan di adakan pula CFBC di Makassar dan di Medan, srta ada juga CLBO di Tangerang dan di
Bogor. Sehingga untuk prosesnya akan jauh lebih cepat dan lebih kompetitif.
2. Pelaksanaan Operasional Bank Syariah mandiri
Pelayanan Operasional bank syariah mandiri di dasarkan atas prinsip-prinsip syariah,
diantaranya
46
Hasil wawancara pribadi dengan Rima Violeta (Coordinator CFE) pada tanggal 20 Juli 2011 di Gedung Bank Syariah Mandiri Pondok Indah
- Berdasarkan prinsip syariah mudharabah muthlaqah
- Berdasarkan prinsip Syariah dengan akad Wadiah
- Berdasarkan prinsip syariah dengan akad mudharabah muthlaqah. Mudharabah
muthlaqah adalah akad antara pihak pemilik modal (shahibul maal) dengan pengelola
(mudharib) untuk memperoleh keuntungan, yang kemudian akan dibagikan sesuai nisbah
yang disepakati. Dalam hal ini, mudharib (bank) diberikan kekuasaan penuh untuk
mengelola modal atau menentukan arah investasi sesuai syariah
- Berdasarkan prinsip syariah dengan akad wadi’ah yaddhamanah
B.Produk-Produk Inovatif Bank Syariah Mandiri
Dengan Mempertimbangkan prinsip-prinsip Syariah tersebut, maka Bank Syariah
Mandiri Mengeluarkan Produk-produk dan Jasa-jasa Perbankan, yaitu ;
1. Pembiayaan47
a. BSM Implan
b. Pembiayaan Peralatan Kedokteran
c. Pembiayaan Edukasi BSM
d. Pembiayaan Dana Berputar
e. Pembiayaan Kepada Pensiunan
f. Pembiayaan Umrah
g. Pembiayaan Kepada Koperasi Karyawan untuk Para Anggotanya
h. Pembiayaan Griya BSM,
i. Pembiayaan Talangan Haji
j. BSM Customer Network Financing
47
http://banksyariahmandiri.co.id/produk/ (dikutip tanggal 28 Mei 2010)
k. BSM Investasi Terikat Syariah Mandiri (ITSM)
l. Pembiayaan Griya BSM Bersubsidi
2. Produk Dana
a. BSM TABUNGAN
1) Tabungan BSM
2) BSM Tabungan Berencana
3) BSM Tabungan Simpatik
4) BSM Tabungan Investa Cendekia
5) BSM Tabungan Mabrur
6) BSM Tabungan Dollar
7) BSM Tabungan Kurban
8) BSM Tabungan Pensiun
b. BSM GIRO
1) BSM Giro
2) BSM Giro Valas
3) BSM Giro Singapore Dollar
4) BSM Giro Euro
c. BSM DEPOSITO
1) BSM Deposito
2) BSM Deposito Valas
3. Produk Jasa
a. JASA PRODUK
1) BSM Card
2) BSM Sentra Bayar
3) BSM SMS Banking
4) BSM Mobile Banking
5) BSM Net Banking
6) Pembayaran melalui menu Pemindahbukuan di ATM (PPBA)
7) BSM Jual Beli Valas
8) BSM Electronic Payroll
b. JASA OPERASIONAL
1) BSM Transfer Lintas Negara Western Union
2) BSM Kliring
3) BSM Inkaso
4) BSM Intercity Clearing
5) BSM RTGS (Real Time Gross Settlement)
6) Transfer Dalam Kota (LLG)
7) BSM Transfer Valas
8) BSM Pajak Online
9) BSM Pajak Import
10) BSM Referensi Bank
11) BSM Standing Order
c. JASA INVESTASI
1) Reksadana
2) Sukuk Ritel
C. Efesiensi Mekanisme Pengajuan Pembiayaan Griya BSM
Syarat Umum :
a. Mengisi form Pembiayaan rumah
b. Fotokopi KTP suami & istri
c. Fotokopi Surat Nikah / Surat Cerai
d. Fotokopi Kartu Keluarga
e. Fotokopi NPWP / SPT ˃ 50 juta
f. Fotokopi Rekening Tabungan / Koran 6 bulan terkhir + Stempel Bank
g. Asli Slip Gaji 3 Bulan terakhir
h. Bukti pelunasan uang muka ( Down Payment)
i. Surat penawaran rumah / Brosur Perumahan
j. Surat keterangan Lama Bekerja/ Surat pengangkatan dari Perusahaan
k. Usia Min 21 th saat pengajuan dan Maks 55 th saat jatuh tempo
l. Sudah menjadi pegawai tetap
Syarat Take Over & renovasi48
a. Fotokopi Rencana Anggaran Bangunan (RAB)
b. Surat keterangan sisa outstanding dari bank sebelumnya
Setelah persyaratan sudah lengkap,Bank Syariah Mandiri akan melakukan tahap
– tahap selanjutnya sebagai berikut :
a. Scorring awal yang dilakukan pihak BSM Pondok Indah
b. Menentukan analisa awal untuk mengetahui kemampuan nasabah tiap bulannya dan
menentukan berapa angsuran yang wajib dibayarkan nasabah tiap bulannya
48
Hasil wawancara pribadi dengan Rima Violeta (Coordinator CFE) pada tanggal 20 Juli 2011 di Gedung Bank Syariah Mandiri Pondok Indah
c. Setelah itu diserahkan kepada CFBC pusat, yang akan dianalisis oleh sebuah Tim
Analisis (LPA dan LKU) yakni Laporan Penilaian Anggunan dan Laporan
Kunjungan Usaha, untuk menentukan maksimal pembiayaan yang bisa diberikan
oleh BSM
d. Dari pihak LKU dan LPA dilakukan komite awal,scorring akhir, dan komite akhir.
Setelah hasil komite didapatkan, BSM akan mengabari nasabah untuk tahap
selanjutnya
e. Bank Syariah Mandiri kemudian akan memberikan rincian biaya2 yang dan SP3
yaitu Surat Penegasan Pembiayaan Griya
f. SP3 harus sudah ditanda tangani dan dibawa saat akad berlangsung
g. Dua hari sebelum Akad, penjual menyerahkan sertifikat asli untuk di cek
keasliannya di BPN
h. Satu hari sebelumnya, Bank Syariah Mandiri akan meminta nasabah untuk
mentransfer biaya, yaitu biaya pajak karena harus segera dibayarkan ke BPN
melalu Notaris.
i. Pada saat akad , pembeli harus membawa KTP asli suami istri, Kartu Keluarga asli,
Buku nikah asli, dan buku tabungan yg asli. Penjual membawa KTP asli suami istri,
Kartu Keluarga asli, Buku nikah asli, dan bukti pembayan pajak akan diberikan ke
nasabah kita dari notaris yang bersangkutan
j. Setelah akad berjalan, pada hari itu pula dana pembiayaan sudah dapat dicairkan
hanya dalam jangka waktu dua sampai tiga jam saja.
D. Kemudahan Prosedur Pencairan dan Pengembalian Dana
Pembiayaan Griya BSM ini melayani Pembelian rumah baru, pembelian rumah
second, renovasi rumah yang dikerjakan sendiri / kontraktor ( dibatasi untuk pembelian material
bangunan, take over, take over + Top Up, pembangunan rumah, pembelian kavling / tanah yang
langsung akan dibangun rumah tinggal.
Pembiayaan Griya BSM memiliki batas minimal pencairan, untuk BSM memberikan
kemudahan dalam prosedur pencairan Dana sebagai berkut:49
Maksimal pencairan yang di berikan BSM adalah 90% untuk rumah baru dan 80% untuk rumah
second dengan asumsi DP minimal 10% untuk rumah baru dan 20% untuk rumah second. Untuk
Take over, bank akan membiayai secara keseluruhan. Untuk Take Ovet + Top Up atau renovasi
maksimal 70% dari RAB yang dibuat, karena asumsi bank 30% utk tenaga kerja dan 70% utk
material. Untuk Rumah second harus dilengkapi SPR (surat penawaran penjualan rumah), untuk
rumah baru dilampirkan dengan surat bukti booking fee, selain sertifikat IMB, dan PBB. Dan
pembelian tanah kosong, apabila tanah itu akan dibangun,maka bank akan bermurabahah dengan
tanahnya dulu.
Setelah persyaratan lengkap dan semua sertifikat dan pajak sudah dibereskan sejak
sebelum akad dilaksanakan, maka saat akad terjadi, pada hari itu pula dana bisa dicairkan, hanya
memerlukan waktu sekitar 2-3 jam setelah akad selesai. Maka nasabah tidak perlu menunggu
berhari-hari untuk mencairkan dana tersebut.
Pada saat pengembalian dana, Bank Syariah Mandiri pun memberikan kemudahan-
kemudahan mencicil seperti yang telah disepakati dari awal antara pihak Bank dan pihak
nasabah dengan kewajiban nasabah mencicil tiap bulannya. Namun apabila suatu hari sang
nasabah hendak menyelesaikan kewajibannya dengan mebayar semua sisa kewajiban nasabah,
49
Hasil wawancara pribadi dengan Rima Violeta (Coordinator CFE) pada tanggal 20 Juli 2011 di Gedung Bank Syariah Mandiri Pondok Indah
maka bank tidak akan memberikan pinalti kepada nasabah. Nasabah cukup membayar sisa
kekurangan tanpa ditambahkan keuntungan margin bank untuk tahun-tahun selanjutnya. Bahkan
saat nasabah melewati waktu jatuh tempo untuk pembayarannya, bank memang akan
memberikan denda yaitu 0.069% dari cicilannya perhari, namun denda tersebut langsung
disalurkan kepada BAZIS, bukan masuk kedalam daftar keuntungan perusahaan. Jelas terlihat
disini bahwa bank hanya ingin memberikan penegasan untuk nasabah membayar kewajibannya
seperti yang telah disepakati sejak awal akad.
E. Transparansi Prosedur Persetujuan Calon Nasabah Pembiayaan Griya BSM
Pada Pembiayaan Griya Bank Syariah Mandiri ini, Bank Syariah Mandiri
mengutamakan pelayanan dan jasa yang terbaik, termasuk dalam service melayani nasabah yang
hendak melakukan pengajuan Pembiayaan Griya ini. Pada saat calon nasabah menghendaki
transparansi dalam proses persetujuannya atau bahkan penolakan pembiayaan yang diajukan,
maka pihak Bank Syariah Mandiri akan menjelaskan sehingga calon nasabah tersebut mengerti.
Bahkan sebelum calon nasabah menanyakan, pihak Bank Syariah Mandiri sudah memberikan
edukasi-edukasi mengenai segala sesuatu yang berhubungan dan berkaitan dengan pembiayaan
yang diajukan.
BAB IV
STRATEGI PEMASARAN PEMBIAYAAN GRIYA BANK SYARIAH MANDIRI
A. Strategi Pemasaran Eksternal dan Internal Pembiayaan Griya BSM
Menurut Kotler dan Armstrong (2010), strategi pemasaran adalah logika pemasaran
dan berdasarkan itu, unit bisnis diharapkan untuk mencapai sasaran
pemasarannya. Strategi Pemasaran didasarkan analisis manajer perusahaan akan lingkungan
perusahaan baik internal maupun eksternal. Terdapat 3 elemen pokok menurut Fandy
Tjiptono (2006) dalam strategi pemasaran :
a. Konsumen
Pemasaran berawal dari kebutuhan dan keinginan pelanggan serta berakhir dengan kepuasan
loyalitas pelanggan. Pemasar wajib memahami siapa saja pelanggannya, preferensi,
karakteristik, kebutuhan, dan keinginan, gaya hidup, serta faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap pola konsumsi mereka.
b. Pesaing
Memenuhi kepuasan konsumen belumlah cukup. Apabila ada pesaing yang sanggup
memuaskan pelanggan dengan lebih baik, maka pelanggan akanberalih kepesaing. Oleh
sebab itu, setiap organisasi harus memperhatikan faktor persaingan pula. Faktor tersebut
meliputi siapa saja pesaing perusahaan, strategi, kelemahan, kompetensi diri, serta relasi
mereka.
c. Perusahaan
Tujuan perusahaan dicapai melalui upaya memuaskan pelanggan. Caranya tidak semata-mata
dengan menekankan pada aspek transaksi, namun justru lebih fokus pada aspek relasi. Untuk
itu dibutuhkan strategi, kinerja, kompetensi diri, sumberdaya (manusia, alam, finansial,
teknologi, intelektual, informasi, dan waktu).
A1. Strategi dan Metode Pemasaran Eksternal Pembiayaan Griya BSM
Strategi eksternal merupakan hal-hal yang berkaitan dengan lingkungan
perusahaan/bank yang tidak bisa dikendalikan. Metode eksternal mempunyai 2 (dua)
faktor lingkungan, yaitu:50
1. Lingkungan Mikro adalah kekuatan yang dekat dengan bank yang mempengaruhi
kemampuan bank yang bersangkutan dalam melayani para pelanggannya. Yang
dimaksud dalam Bank Syariah Mandiri cab. Pondok Indah adalah keadaan yang
mempengaruhi bank seperti Bank Syariah Mandiri cab. Pondok Indah dalam
melayani nasabahnya maupun yang berhubungan dengan Bank Syariah Mandiri
cab. Pondok Indah sendiri. Adapun yang termasuk ke dalam lingkungan mikro,
sebagai berikut:
a. Nasabah/Pelanggan adalah masyarakat sekitar bank yang akan menjadi sasaran
pemasaran produk bank yang dikeluarkan. Baik itu nasabah lama maupun calon
nasabah baru.
b. Perantara pemasaran bank yang membantu Bank Syariah Mandiri cab. Pondok
Indah adalah para developer. Developer yang hingga saat ini sudah bekerja
sama dengan Bank Syariah Mandiri khususnya cabang Pondok Indah antara lain
adalah Propernas dan Sarlindo Utama.
c. Masyarakat dapat dipandang sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi
perkembangan bank itu sendiri. Dimana Bank Syariah Mandiri cab. Pondok
50
M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung: CV Alfabeta,2010), hal. 111
Indah merupakan salah satu bank yang banyak diminati oleh masyarakat dan
juga menjadi bank yang sering diperhatikan oleh masyarakat. Ini menjadi salah
satu hal yang potensial untuk perkembangan Bank Syariah Mandiri cab. Pondok
Indah.
d. Pesaing Bank Syariah Mandiri cab. Pondok Indah adalah bank-bank yang
berada disekitarnya dan merupakan bank-bank yang mempunyai produk-produk
yang sama guna memenuhi kebutuhan konsumen/nasabah.
2. Lingkungan Makro merupakan keadaan lingkungan makro ini mempunyai cakupan
yang lebih luas dari pada lingkungan mikro, dimana lingkungan makro lebih
menekankan kepada kemampuan Bank Syariah Mandiri karena lingkungangan
makro adalah lingkungan yang mempengaruhi Bank Syariah Mandiri cab. Pondok
Indah secara keseluruhan. Adapun yang termasuk ke dalam lingkungan makro Bank
Syariah Mandiri cab. Pondok Indah adalah sebagai berikut:
a. Lingkungan demografis Bank Syariah Mandiri cab. Pondok Indah adalah
lingkungan yang berada di dekat perusahaan-perusahaan besar yang
berkembang. Pondok Indah adalah tempat yang strategis menjalankan usaha,
banyak sekali tempat makan dan tempat menarik yang banyak di kunjungi
masyarakat. Maka Bank Syariah Mandiri secara demografis merupakan lokasi
yang tepat dalam mendirikan bank.
b. Lingkungan ekonomis Bank Syariah Mandiri sangat baik, karena secara letak
lokasi Bank Syariah Mandiri cab. Pondok Indah berada di daerah pemukiman
menengah keatas,tapi penuh degan pekerja atau masyarakat menengah kebawah
yang bekerja di tempat-tempat usaha sekitar Pondok Indah, ini mendukung daya
beli masyarakat dalam menggunakan produk yang ditawarkan oleh Bank
Syariah Mandiri.
c. Lingkungan alam, jika dilihat dari letak lokasi Bank Syariah Mandiri cab.
Pondok Indah yang dekat dengan perumahan – perumahan yang juga dikelilingi
oleh pohon-pohon besar di Jakarta sehingga masih ada penyegaran di samping
banyaknya polusi udara di sekitarnya.
d. Lingkungan teknologi, Bank Syariah Mandiri dapat mengembangkan produk-
produk yang ada, dan dapat memasarkan kepada masyarakat sekitar bank
Syariah Mandiri dan bisa dikatakan bahwa Bank Syariah Mandiri cab. Pondok
Indah adalah lingkungan yang komersil dalam memasarkan produk.
e. Lingkungan politik dan undang-undang mendukung Bank Syariah Mandiri
untuk dapat mengembangkan usahanya, karena sudah ada legalitas secara
hukum. Bank Syariah Mandiri merupakan salah satu bank syariah yang maju
dan terlama selain bank muamalat. Dengan reputasi Bank Syariah Mandiri
sekarang ini, Bank Syariah Mandiri cabang Pondok Indah dapat dengan mudah
memasarkan kepada masyarakat.
f. Lingkungan kultur, merupakan salah satu kekuatan yang mendukung suatu
usaha/bank untuk melihat prepsepsi masyarakat atas usaha/bank tersebut.
Dengan perkembangan Bank Syariah Mandiri, masyarakat tidak ragu untuk
menjadi nasabah Bank Syariah Mandiri cab. Pondok Indah. Ini dikarenakan
presepsi yang ada di masyarakat atas Bank Syariah Mandiri baik dan merupakan
salah satu bank syariah yang sangat maju.
A.2. Strategi dan Metode Internal Pembiayaan Griya BSM
Metode eksternal adalah lingkungan yang tidak bisa dikendalikan oleh
perusahaan/bank itu sendiri, karena lingkungan tersebut terbentuk di lingkungan luar
sekitar lokasi bank. Sedangkan metode pemasaran internal sebaliknnya, metode internal
adalah faktor-faktor yang dapat dikendalikan dan dikuasai oleh perusahaan.51
Bank Syariah
Mandiri cab. Pondok Indah dapat melakukan strategi internal, karena Bank Syariah
Mandiri cab. Pondok Indah saat ini merupakan bank syariah yang banyak diminati oleh
masyarakat luas. Strategi pemasaran internal ada 4 macam dan biasa disebut dengan 4P,
yaitu:52
1. Strategi Penentuan Lokasi (Place)
Penentuan lokasi suatu cabang bank merupakan salah satu kebijakan yang sangat penting.
Bank yang terletak dalam lokasi yang strategis sangat memudahkan nasabah dalam berurusan
dengan bank.53
Dengan lokasi bank dapat mengembangkan usaha dan juga dengan mudah
memasarkan produk-produk yang ada di dalam bank tersebut. Bank Syariah Mandiri cab.
Pondok Indah berada di daerah yang komersil dan ini merupakan salah satu kekuatan yang
mendukung Bank Syariah Mandiri cab. Pondok Indah untuk dengan mudah memasarkan produk-
produknya, karena Bank Syariah Mandiri berada di lokasi yang padat akan penduduk. Dalam
penentuan lokasi untuk mendirikan suatu bank, dibutuhkan strategi lokasi yang baik. Karena
dengan melihat lokasi bank dapat mengetahui pasaran yang dapat mengembangkan usaha bank
di masyarakat. Penentuan lokasi dikategorikan menjadi salah satu strategi internal yang penting
karena sebelum mendirikan bank harus tahu apakah lokasi tersebut memiliki daya beli yang
tinggi. Maka dari itu, strategi penentuan lokasi bertujuan untuk:
51
Ibid, hal. 111 52
Ibid, hal. 111 53
Kasmir, Pemasaran Bank, Edisi Revisi, (Jakarta: Kencana, 2008), hal. 145
a. Bank Syariah Mandiri cab. Pondok Indah mempunyai Tujuan dalam menempatkan
lokasi pemukiman padat penduduk dan pusat usaha masyarakat adalah agar dapat
memberikan kemudahan bagi nasabah dalam bertransaksi atau beraktivitas bisnis yang
terkait dengan pihak perbankan.
b. Dengan lokasi Bank syariah Mandiri cab. Pondok Indah yang berada di dekat
perusahaan-perusahaan, mall besar dan strategis adalah agar bank dapat meningkatkan
pelayanan kepada nasabah lebih cepat dan akurat serta terpercaya, dengan didukung
oleh teknologi yang digunakan.
c. Lokasi Bank Syariah Mandiri cab. Pondok Indah tersebut dilakukan agar bank dapat
menentukan lay out yang sesuai dengan standar keamanan, keindahan dan
kenyamanan bagi nasabahnya, karena dengan kenyamanan yang diberikan oleh Bank
Syariah Mandiri cab. Pondok Indah dapat meningkatkan nasabah dalam menggunakan
produk-produk Bank Syariah Mandiri cab. Pondok Indah.
d. Dengan lokasi yang mudah dijangkau dan luas bangunan yang ditempati oleh Bank
Syariah Mandiri cab. Pondok Indah, ini memudahkan untuk mengatur denah lokasi
dalam penenmapatan layanan-layanan yang diberikan kepada nasabah. Hal ini
dilakukan agar Bank Syariah Mandiri cab. Pondok Indah dapat menentukan metode
antrian yang paling optimal terutama pada hari atau jam-jam sibuk. Sehingga nasabah
dapat terlayani secara cepat, tepat dan akurat. Dengan pelayanan yang maksimal yang
diberikan kepada nasabah, ini akan membuat nasabah puas dan akan tetap menjadi
nasabah serta tidak berpaling kepada bank lain.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan dan penentuan lokasi suatu bank adalah
pertimbangan sebagai berikut:54
a. Dekat dengan kawasan industri atau pabrik
b. Dekat dengan perkantoran
c. Dekat dengan pasar
d. Dekat dengan perumahan atau masyarakat
e. Mempertimbangkan jumlah pesaing yang ada di suatu lokasi
Dalam menentukan letak lokasi bank, perlu diperhatikan beberapa hal yang berkaitan
dengan penempatan lokasi. Karena dengan melihat hal-hal tersebut suatu usaha/bank dapat
memberikan pelayanan yang maksimal kepada nasabah dengan letak lokasi yang baik. Faktor-
faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan lokasi tempat adalah sebagai berikut:55
a. Faktor utama (primer)
1) Dekat dengan pasar
2) Dekat dengan perumahan
3) Tersedia tenaga kerja baik jumlah maupun kualitas yang diinginkan
4) Terdapat fasilitas pengangkutan
5) Tersedia sarana dan prasarana
6) Sikap masyarakat
b. Faktor sekunder
1) Biaya untuk investasi di lokasi
2) Prospek perkembangan harga tanah, gedung atau kemajuan di lokasi tersebut
3) Kemungkinan untuk perluasan lokasi
54
M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung: CV Alfabeta,2010), hal. 133 55
Kasmir, Pemasaran Bank, Edisi Revisi, (Jakarta: Kencana, 2008), hal. 148
4) Terdapat fasilitas penunjang lain seperti pusat perbelanjaan atau perumahan
5) Masalah pajak dan peraturan perburuhan di daerah setempat
2. Strategi Produk Bank (Product)
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan
perhatian, dibeli, dipergunakan, atau dikonsumsi dan yang dapat memuaskan kebutuhan atau
keinginan.56
Strategi produk bank diperlukan guna mengenalkan produk baru yang akan dijual.
Pada saat ini di Bank Syariah Mandiri cab. Pondok Indah meluncurkan produk baru yaitu
Pembiayaan Griya BSM, Pembiayaan Griya BSM ini termasuk kedalam kategori pembiayaan.
Pembiayaan Griya BSM di Bank Syariah Mandiri cab. Pondok Indah bertujuan untuk membantu
masyarakat dalam membiayai kebutuhan nasabah dalam hal pengadaan rumah tinggal
(consumer), baik baru maupun bekas dan nasabah dapat mengangsur pembayarannya dengan
jumlah angsuran yang tidak akan berubah selama masa perjanjian. Maka dari itu, Bank Syariah
Mandiri cab. Pondok Indah perlu melakukan startegi pemasaran untuk menjual produk
Pembiayaan Griya BSM tersebut. Dalam strategi produk bank, dibutuhkan beberapa hal yang
perlu dilakukan sebelum memasarkan produk tersebut ke masyarakat, hal ini untuk
mengembangkan produk yang akan dipasarkan, antara lain:57
a. Penentuan logo dan moto
Sebelum memasarkan produk, terlebih dahulu untuk menentukan logo seperti apa yang
nantinya akan menjadi logo dari produk tersebut, dan logo itu harus bisa menarik perhatian
masyarakat karena dengan logo masyarakat mudah untuk mengingat produk tersebut. Selain
logo, moto juga dibutuhkan karena dengan kalimat-kalimat yang menarik memudahkan
56
M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung: CV Alfabeta,2010), hal. 140 57
Ibid, hal. 146
masyarakat tertarik untuk menggunakan produk tersebut dan kata-kata itu mudah diingat. Maka
dari itu, Bank Syariah Mandiri cab. Pondok Indah membuat logo dan moto yang mudah diingat
dan dapat menarik perhatian masyarakat.
b. Menciptakan merek
Setelah membuat logo dan moto untuk produk yang dipasarkan, selanjutnya adalah
menciptakan merek. Merek ini dibuat agar makin menarik perhatian masyarakat atas produk
yang ditawarkan. Merek biasanya berada dalam kemasan produk yang akan dipasarkan, karena
kemasan adalah pendukung dari pembentukan suatu produk yang dipasarkan.
c. Keputusan label
Langkah selanjutnya dalam strategi produk bank adalah menentukan label. Sama seperti
merek, label juga merupakan salah satu hal yang harus ada karena label merupakan suatu
pendukung dalam kemasan produk. Perkembangan produk tergantung bagaimana pemasaran
produk itu sendiri, penetapan label adalah langkah terakhir dalam pemasaran produk.
3. Strategi Harga Bank (Price)
Penentuan harga merupakan salah satu aspek penting dalam kegiatan pemasaran. Harga
menjadi sangat penting untuk diperhatikan, mengingat harga sangat menentukan laku tidaknya
produk dan jasa perbankan.58
Strategi harga bank adalah salah satu strategi yang sangat penting
dalam kegiatan pemasaran, karena dalam memasarkan suatu produk kita harus tahu harga dari
produk yang dipasarkan. Maka dari itu, Bank Syariah Mandiri cab. Pondok Indah dalam
menentukan harga Pembiayaan Griya BSM tersebut, dengan melihat persentase yang ada
dipasaran.
58
Kasmir, Pemasaran Bank, Edisi Revisi, (Jakarta: Kencana, 2008), hal. 136
Pembiayaan Griya BSM Bank Syariah Mandiri cab. Pondok Indah adalah produk yang
ditawarkan kepada masyarakat sekitar bank, dengan harga rumah yang mengikuti pasaran.
Dan dengan strategi harga produk yang mengikuti pasaran, ini merupakan salah satu daya
tarik masyarakat untuk menggunakan produk Pembiayaan Griya BSM. Selain dengan lokasi
yang mudah dicapai dan dekat dengan pemukiman masyarakat, terminal, dan perusahaan-
perusahaan produksi yang cenderung melakukan aktifitas dengan menggunakan layanan bank.
Maka dengan adanya Pembiayaan Griya BSM dan dengan tarif harga yang membuat masyarakat
menjadi nasabah produk Pembiayaan Griya BSM tersebut.
Tujuan dalam penentuan harga secara umum adalah sebagai berikut:59
a. Untuk bertahan hidup. Maksud dari bertahan hidup disini adalah bagaimana bank bisa
dan mampu bersaing dengan bank lain dalam menarik perhatian masyarakat untuk
menjadi nasabah bank. Lokasi Bank Syariah Mandiri cab. Pondok Indah selain dekat
dengan pemukiman masyarakat, terminal, , dan perusahan industri, Bank Syariah
Mandiri cab. Pondok Indah juga berada dalam lingkungan yang sekitarnya banyak
bank. Ini berarti Bank Syariah Mandiri cab. Pondok Indah harus mampu bersaing
dengan bank-bank pesaingnya.
b. Untuk memaksimalkan harga. Bank Syariah Mandiri dapat menentukan harga agar
mudah bersaing dengan bank-bank yang ada disekitarnya. Dalam menentukan harga
yang sesuai dengan pasaran ini, diharapkan dapat menarik perhatian serta minat
masyarakat lebih tinggi dan ini mengakibatkan nasabah pembiaayanpun bisa
meningkat. Dengan meningkatnya nasabah pembiayaann griya BSM ini, berarti
menambah laba pada bank.
59
Ibid, hal. 136
c. Untuk memperbesar market share. Penentuan harga diharapkan dapat memperlebar
pemasaran produk pembiayaan rumah yang ada di Bank Syariah Mandiri cab. Pondok
Indah, dengan pemasaran yang meluas diharapkan dapat meningkatkan nasabah baru
dan menarik perhatian nasabah bank pesaing dan pada akhirnya nasabah tersebut
berpaling dan menjadi nasabah Bank Syariah Mandiri cab. Pondok Indah.
d. Mutu produk. Dalam memasarkan produk, mutu produk haruslah mempunyai kualitas
tinggi sehingga masyarakat mempunyai kesan bahwa produk yang ditawarkan adalah
produk yang berkualitas. Dalam memasarkan Pembiayaan Griya BSM, Bank Syariah
Mandiri menawarkan produk pembiayaan rumah dengan mutu yang berkualitas,
karena setiap pembiayaan yang di ajukan oleh nasabah dan di setujui oleh pihak bank
diasuransikan, dengan begitu masyarakat percaya untuk menggunakan produk
Pembiayaan Griya BSM yang ada pada Bank Syariah Mandiri.
e. Karena pesaing. Dalam menentukan harga bank harus melihat harga yang digunakan
oleh pesaing, karena harga dapat mempengaruhi minat masyarakat dalam
menggunakan produk yang ditawarkan dan ini akan berakibat nasabah akan pindah ke
bank lain. Maka dari itu, Bank Syariah Mandiri cab. Pondok Indah untuk menarik
minat masyarakat dan mempertahankan nasabahnya, Bank Syariah Mandiri cab.
Pondok Indah selalu mengikuti harga yang ada dipasaran.
4. Strategi Promosi Bank (Promotion)
Dalam menentukan strategi pemasaran banyak faktor yang dilihat guna memaksimalkan
pemasaran produk yang akan ditawarkan kepada masyarakat. Setelah menentukan strategi
penentuan lokasi bank agar masyarakat lebih mudah untuk melakukan transaksi perbankan,
kemudian menentukan strategi produk harga. Strategi produk harga digunakan untuk
memudahkan bank dalam menentukan produk yang dipasarkan, lalu strategi penentuan harga,
dimana sebelum kita menawarkan produk tersebut kita harus terlebih dahulu menentukan harga,
karena harga dapat menarik perhatian masyarakat. Dan strategi pemasaran yang terakhir adalah
strategi promosi bank. Promosi merupakan sarana yang paling ampuh untuk menarik dan
mempertahankan nasabahnya. Salah satu tujuan promosi bank adalah menginformasikan segala
jenis produk yang ditawarkan dan berusaha menarik calon nasabah yang baru.60
Strategi promosi bank adalah strategi penutup dalam menawarkan produk baru. Dengan
Bank membuat promosi, masyarakat akan lebih cepat mengenal produk yang ditawarkan kepada
masyarakat. Dengan logo dan motto yang bagus, dengan label yang menarik dan kemasan yang
baik ini akan lebih cepat menarik perhatian masyarakat.
Bank Syariah Mandiri cab. Pondok Indah melakukan promosi dengan berbagai macam
cara yang dapat menarik perhatian masyarakat, baik dengan promosi, iklan, penjualan maupun
publisitas.
a. Promosi
Promosi dilakukan oleh Bank guna menarik perhatian minat masyarakat untuk
menggunakan produk tersebut. Promosi itu sendiri dilakukan bank dengan cara memberitahukan
langsung kepada masyarakat langsung, selain itu juga dengan cara memberikan selembaran
pemberitahuan tentang produk Pembiayaan Griya BSM yang sekarang dipasarkan. Sedangkan
tujuan promosi dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri adalah:
1) Memperkenalkan dan menjual produk Pembiayaan Griya BSM pada nasabah.
2) Agar Bank Syariah Mandiri mampu bersaing dengan bank pesaing yang juga
mempunyai produk pembiayaan dan menarik nasabah baru.
60
Ibid, hal. 156
3) Menjual goodwill image dan idea yang baik di Bank Syariah Mandiri cab. Pondok
Indah.
4) Membuka gerai-gerai tiap minggunya, menawarkan semua produk dan jasa yang
dimiliki BSM
5) Denggan meliahat situasi dan kondisi sekitar, pihak Bank Syariah Mandiri selalu
menciptakan inovasi-inovasi baru yang membuat calon nasabah tertarik.
b. Periklanan
Iklan merupakan tempat promosi yang mudah dilihat oleh masyarakat, karena belum
tentu masyarakat kebanyakan mengetahui hanya dengan promosi yang dilakukan oleh Bank
Syariah Mandiri hanya dengan memperkenalkannya langsung kepada masyarakat. Untuk itu
Bank Syariah Mandiri cab. Pondok Indah membutuhkan sebuah sarana dalam mempromosikan
produk Pembiayaan Griya BSM tersebut dengan cara mengiklankannya, dan iklan tersebut bisa
melalui pamflet yang disebarkan kepada masyarakat, spanduk maupun dengan benner yang
dipasang didepan gedung Bank Syariah Mandiri cab. Pondok Indah.
Dengan iklan maka produk Pembiayaan Griya BSM pada Bank Syariah Mandiri lebih
cepat diketahui oleh masyarakat. Tujuan penggunaan iklan oleh Bank Syariah Mandiri sebagai
media promosi, yaitu:
1) Bank Syariah Mandiri bertujuan memperkenalkan produk Pembiayaan Griya BSM
kepada masyarakat, dan segala sesuatunya yang berhubungan dengan produk
Pembiayaan Griya BSM tersebut.
2) Untuk mengingatkan nasabah akan produk yang ditawarkan serta keunggulan produk
tersebut, agar tidak mudah tersaingi oleh bank pesaing yang juga mempunyai produk
yang sama. Dan ini juga berguna untuk mempertahankan nasabah yang sudah ada
agar tidak berpaling kepada bank lain.
3) Tujuan lain dari Bank Syariah Mandiri cab. Pondok Indah dalam menggunakan iklan
adalah untuk menarik perhatian dan minat para nasabah baru dengan harapan akan
memperoleh daya tarik dari para calon nasabah baru. Diharapkan mereka mencoba
untuk menggunakan produk yang ditawarkan atau paling tidak para calon nasabah
baru sudah mengerti tentang kehadiran produk Pembiayaan Griya BSM tersebut
untuk kemudian akan mencobanya pada suatu hari.
4) Selain itu, tujuan Bank Syariah Mandiri melakukan promosi melalui iklan untuk
mempengaruhi nasabah bank pesaing agar berpindah ke Bank Syariah Mandiri cab.
Pondok Indah. Dalam hal ini sasarannya adalah nasabah yang sudah mengerti dan
sudah menjadi nasabah Bank Syariah Mandiri cab. Pondok Indah, diharapkan
nasabah bank lain juga turut terpengaruh dengan iklan yang ditampilkan dan
berpindah menjadi nasabah Bank Syariah Mandiri cab. Pondok Indah.
5) Tujuan lain dari Bank Syariah Mandiri untuk membangun citra yang baik bagi bank
dalam jangka waktu yang lama. Selain itu, Bank Syariah Mandiri sudah dikenal luas
oleh masyarakat jadi tidak terlalu sulit untuk mempertahankan citra yang sudah
terbentuk.
c. Promosi Penjualan (Sales Promotion)
Bank Syariah Mandiri cab. Pondok Indah melakukan promosi penjualan guna
meningkatkan jumlah nasabah dalam menggunakan produk Pembiayaan Griya BSM pada Bank
Syariah Mandiri cab. Pondok Indah. Karena Pembiayaan Griya BSM telah lebih dahulu
dikembangkan oleh KPR Konvensional. Dan ini lah yang menjadi kekuatan bagi Bank Syariah
Mandiri cab. Pondok Indah untuk mempromosikan penjualan Pembiayaan Griya BSM pada
masyarakat.
Selain itu, untuk mencapai hasil yang maksimal dalam melakukan promosi penjualan, ada
langkah-langkah yang harus dilakukan karena ini baik sebagai suatu tujuan penjualan yang
bagus. Adapun langkah promosi penjualan yang harus dilakukan yaitu:61
1) Menentukan tujuan yang akan dicapai dari program promosi penjualan tersebut.
2) Menyeleksi alat-alatnya atau apa yang akan ditawarkan dari program promosi
penjualan tersebut.
3) Menyusun program promosi penjualan yang sesuai.
4) Melakukan pengujian pendahuluan atas program.
5) Melaksanakan dan mengendalikan program.
6) Mengevaluasi hasil dari program promosi penjualan.
Dengan melihat langkah-langkah yang harus dilakukan dalam promosi penjualan, Bank
Syariah Mandiri cab. Pondok Indah dapat mengembangkan serta menawarkann produknya
kepada masyarakat. Dalam pencairan dana pun tidak ada batas minimum pencairan dana. Dan ini
menjadi langkah promosi yang bagus dalam mempromosikan produk Pembiayaan Griya BSM
itu sendiri, selain dari margin pembiayaan Griya BSM yang sangat kompetitif di bandingkan
pembiayaan yang di berikan kompetitor-kompetitornya.
d. Penjualan Pribadi (Personal Selling)
Selain promosi yang ada diatas, kita dapat melakukan sendiri promosi itu langsung
kepada nasabah, karena dengan bank langsung terjun untuk memasarkan dan menjelaskan
produk Pembiayaan Griya BSM. Bank Syariah Mandiri cab. Pondok Indah, melakukan penjualan
pribadi ini langsung kepada nasabah Bank Syariah Mandiri cab. Pondok Indah sendiri dengan
61
M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung: CV Alfabeta,2010), hal. 178
memberitahukannya langsung kepada nasabah agar nasabah mengetahui produk terbaru yang
dikeluarkan Bank Syariah Mandiri oleh pegawai bank Bank Syariah Mandiri cab. Pondok Indah.
Penjualan secara personal selling dianggap lebih mudah melakukannya dan lebih cepat mengena
di ingatan nasabah, karena lebih mudah menerangkannya secara langsung dan nasabahpun dapat
mengetahui keunggulan yang ada pada produk Pembiayaan Griya BSM itu sendiri. Karena
dianggap cara penjualan pribadi lebih bagus dan langsung kepada nasabah, maka cara ini sering
digunakan untuk melakukan promosi secara langsung. Penjualan pribadi (personal selling)
memang memakan banyak waktu karena pegawai bank harus menjelaskan langsung kepada
nasabah, dan ini tidak seperti promosi-promosi sebelumnya hanya dengan lewat spanduk, flayer,
benner dan lain sebagainya yang diajadikan sebagi alat promosi. Namu, penjualan pribadi ini
juga akan memberikan beberapa keuntungan bagi Bank Syariah Mandiri cab. Pondok Indah itu
sendiri, antara lain:62
1) Bank Syariah Mandiri cab. Pondok Indah dapat langsung bertatap muka dengan
nasabah atau calon nasabah, sehingga dapat langsung menjelaskan tentang produk
kepada nasabah secara rinci, sehingga masyarakat tidak hanya mengetahui produk
Pembiayaan Griya BSM tersebut dari alat-alat promosi yang digunakan.
2) Bank Syariah Mandiri dapat memperoleh informasi langsung dari nasabah tentang
kelemahan produk Pembiayaan Griya BSM, terutama dari keluhan yang nasabah
sampaikan termasuk informasi dari nasabah tentang bank lain. Dan ini akan menjadi
sebuah pelajaran bagaimana Bank Syariah Mandiri dalam meningkatkan kualitas
produk Pembiayaan Griya BSM, dan memberikan pelayanan yang baik agar tidak
kalah saing oleh bank pesaing lain.
62
Ibid, hal. 180
3) Bank Syariah Mandiri cab. Pondok Indah dengan melakukan promosi ini dapat
langsung mempengaruhi nasabah dengan berbagai argumentasi logis yang dimiliki
oleh bank melalui pegawai bank yang berhadapan langsung dengan menjelaskan
keunggulan-keunggulan produk Pembiayaan Griya BSM. Dengan begitu, nasabah
ataupun calon nasabah lebih tertarik dan percaya untuk menggunakan produk ini.
4) Dengan promosi seperti ini membuat Bank Syariah Mandiri cab. Pondok Indah
menjadi lebih dekat dan akrab dengan nasabah bank, dan bank pun dapat mengetahui
hal-hal yang menjadi keluhan nasabah dalam pelayanan selama ini, sehingga bank
dapat meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan kepada nasabah melalui
pegawai pelayanan. Ini akan membuat nasabah tidak mudah berpaling ke bank lain
dan tetap menjadi nasabah di Bank Syariah Mandiri cab. Pondok Indah.
5) Petugas Bank Syariah Mandiri yang memberikan pelayanan merupakan citra bank
yang diberikan kepada nasabah apabila pelayanan yang diberikan baik dan
memuaskan. Karena dengan pelayanan yang baik nasabah tidak akan pindah ke bank
lain, dan dengan pelayanan yang baik maka citra yang diberikan kepada Bank Syariah
Mandiri cab. Pondok Indah akan menjadi lebih baik di mata nasabah.
e. Publisitas
Ada satu hal lagi yang dilakukan dalam melakukan promosi, yaitu publisitas. Kegiatan
publisitas dapat meningkatkan pamor bank dimata para nasabahnya. Dengan publisitas, maka
nama Bank Syariah Mandiri makin diingat oleh masyarakat dan ini akan membuat kepercayaan
masyarakat meningkat dengan mengunakan produk-produk yang ada di Bank Syariah Mandiri.
Dengan perkembangan perbankan syariah saat ini, Bank Syariah Mandiri adalah bank yang
terlama berdiri setelah Bank Muamalat. Maka Bank Syariah Mandiri cab. Pondok Indah tidak
terlalu berusaha keras untuk mempublisitaskan banknya, tapi bukan berarti Bank Syariah
Mandiri cab. Pondok Indah tidak melakukannya. Publisitas adalah pelengkap dari promosi-
promosi yang dilakukan Bank Syariah Mandiri cab. Pondok Indah untuk mengenalkan produk-
produk yang ada terutama produk Pembiayaan Griya BSM yang baru dipasarkan kepada
masyarakat.
Dengan publisitas, bank dapat mengetahui bagaimana pandangan masyarakat kepada
Bank Syariah Mandiri dan bagaimana respon yang diberikan kepada masyarakat tentang produk-
produk yang dijual kepada masyarakat. Dengan publisitas Bank Syariah Mandiri cab. Pondok
Indah dapat mengetahui seberapa besar kekuatan bank dalam bersaing dengan bank pesaing, dan
letak kekurangan yang ada didalam Bank Syariah Mandiri cab. Pondok Indah.
Untuk menentukan faktor yang lebih dominan mempengaruhi masyarakat untuk
menjadi nasabah Bank Syariah Mandiri cab. Pondok Indah, perlu melakukan strategi-strategi
yang lebih spesifik dalam melakukan pemasaran sebuah produk. Karena pada strategi internal
maupun eksternal pun dapat dilakukan oleh perusahaan-perusahaan selain bank, namun strategi
internal dan eksternal perlu dilakukan dalam memasarkan sebuah produk baru yang ada di Bank
Syariah Mandiri cab. Pondok Indah yaitu Pembiayaan Griya BSM. Bank dapat melakukan
strategi yang langsung kepada pasaran, dari strategi-strategi diatas, Bank Syariah Mandiri cab.
Pondok Indah dapat melakukan pemasaran dengan langsung menuju sasaran melalui :
1. Strategi penetrasi pasar, strategi ini dilakukan agar bank dapat melihat bagaimana
masyarakat dipasaran, sehingga dengan mengetahui keadaan pemasaran, bank dapat
melakuakan promosi-promosi guna meningkatkan nasabah Bank Syariah Mandiri cab.
Pondok Indah.
2. Strategi pengembangan produk, strategi ini dilakukan untuk mengembangkan serta
memperkenalkan produk baru yang ada pada bank syariah itu sendiri, terutama produk
Pembiayaan Griya BSM yang ada pada Bank Syariah Mandiri cab. Pondok Indah.
Dengan strategi ini, masyarakat mengetahui bahwa produk Pembiayaan Griya BSM
termasuk dalam produk pembiayaan. Pembiayaan Griya BSM ini adalah produk yang
ditawarkan kepada masyarakat guna membantu masyarakat dalam mewujudkan keinginan
masyarakat memiliki rumah pribadi baik rumah baru ataupun rumah bekas bahkan dalam
merenovasi rumahnya sehingga lebih layak untuk di huni.
Strategi ini dilakukan dengan tujuan-tujuan membantu nasabah dalam mengetahui produk
baru yang ditawarkan bank kepada nasabah, dan tujuan strategi ini antara lain:
a. Dengan strategi ini, bank dapat mengetahui selera dan minat nasabah saat ini, karena
pada dasarnya selera manusia selalu berubah tergantung dari keadaan dan kondisi saat
itu. Dengan begitu, Bank Syariah Mandiri cab. Pondok Indah bisa memenuhi
kebutuhan dan selera nasabah saat itu.
b. Dengan strategi ini, bank dapat menarik minat masyarakat untuk menggunakan produk
pembiayaan ini.
c. Dengan strategi ini, Bank Syariah Mandiri cab. Pondok Indah dapat bersaing dengan
bank lain yang juga mengeluarkan produk baru yang sejenis ataupun produk baru
lainnya.
3. Strategi ini digunakan untuk mengikuti perkembangan jaman dan teknologi yang
berkembang sekarang ini. Bank Syariah Mandiri cab. Pondok Indah dalam memasarkan
produk Pembiayaan Griya BSM,
4. Strategi pengembangan pasar, startegi ini dilakukan untuk mengikuti alur perkembangan
pasar, agar tidak mudah tersaingi oleh bank pesaing yang lain. Dalam melakukan
pengembangan pasar, bank dapat berkerjasama dengan perusahaan yang dapat mendukung
dalam perkembangan produk baru yang ada pada bank. Bank Syariah Mandiri cab. Pondok
Indah berkerja sama dengan pihak developer untuk memasarkan produk Pembiayaan Griya
BSM.
Dengan perkembangan perbankan syariah sekarang ini, memudahkan untuk perbankan
syariah dalam memasarkan produk syariah yang ditawarkan dan diluncurkan. Salah satu produk
yang sekarang ini sedang dipasarkan adalah Pembiayaan Griya BSM, jika dilihat dari
perkembangan Pembiayaan Griya BSM itu sendiri, menandakan bahwa Pembiayaan Griya BSM
dapat diterima oleh masyarakat luas sebagai salah satu produk pembiayaan yang ada di dalam
bank, salah satu bank tersebut adalah Bank Syariah Mandiri.
Keunggulan yang dimiliki oleh Bank Syariah Mandiri adalah salah satu Bank syariah
yang sudah dikenal masyarakat luas, dan juga sebagai salah satu dari lima bank yang diakui
sebagai bank syariah. Karena bank-bank yang saat ini mengkonversikan dan membuka cabang
syariah masih berupa Unit Usaha Syariah. Dengan begitu, strategi pemasaran yang dilakukan
oleh Bank Syariah Mandiri sendiri tidak terlalu sulit, hanya menambah sedikit tingkat pelayanan
yang diberikan kepada nasabah.
Dalam peningkatan nasabah Bank Syariah Mandiri dengan meluncurkan produk
Pembiayaan Griya BSM dimasyarakat, maka dibutuhkan strategi pemasaran yang dapat menarik
perhatian masyarakat untuk menjadi nasabah, baik nasabah lama maupun nasabah baru. Dengan
jumlah nasabah yang menggunakan produk Pembiayaan Griya BSM itu sendiri dapat dilihat
bahwa strategi pemasaran yang diterapkan dapat diterima oleh masyarakat.
Peningkatan nasabah pada Bank Syariah Mandiri dengan ditawarkannya produk
Pembiayaan Griya BSM, dapat dilihat bahwa metode strategi pemasaran yang lebih dominan
dalam mempengaruhi peningkatan jumlah nasabah Bank Syariah Mandiri adalah Strategi
internal. Ini dikarenakan semua strategi yang dilakukan oleh Bank Syariah lebih mengutamakan
kepada promosi dalam menarik minat serta perhatian masyarakat untuk menggunakan produk
Pembiayaan Griya BSM.
Perkembangan Bank Syariah Mandiri saat ini sangat maju dan itu ditandai dengan
peningkatan jumlah kantor cabang diberbagai daerah. Optimisme BSM juga tidak terlepas dari
shared values. Sebagaimana diketahui, sejak pertengahan 2005, nilai-nilai perusahaan telah
disepakati bersama untuk di-shared oleh seluruh pegawai BSM, yang disebut shared values yang
disingkat ―ETHIC‖. Excellence berarti berupaya mencapai kesempurnaan melalui perbaikan
yang terpadu dan berkesinambungan. Teamwork artinya mengembangkan lingkungan kerja yang
saling bersinergi.63
Berpijak pada shared values tersebut, seluruh pegawai BSM diharapkan mengetahui
seluk beluk dan arah kebijakan BSM. Muaranya tentu saja pada hasil kinerja atau prestasi BSM.
Ini terbukti, satu di antaranya, dari pencapaian aset BSM hingga akhir 2009 (unaudited) yang
mencapai Rp 22 triliun. Berdasarkan catatan tersebut, menargetkan BSM bisa tumbuh sedikitnya
25 persen pada 2010, baik aset, pembiayaan, maupun dana pihak ketiga (DPK). Pertumbuhan
aset akan ditopang dengan penambahan sebanyak 125 kantor cabang dan outlet yang tersebar di
seluruh Indonesia. Patut diketahui, sepanjang 2009, BSM terus menambah jaringan. Sebagai
gambaran, hingga pekan kedua November 2009, outlet BSM tercatat telah mencapai 370.
Perinciannya adalah 59 Kantor Cabang (KC), 96 Kantor Cabang Pembantu (KCP), 92 Kantor
63 http://komunitasamam.wordpress.com/2010/01/14/walau-bank-syariah-menjamur-bsm-siap-
bersaing/ (dikutip tgl 28 Mei 2010)
Kas (KK), 49 Konter Layanan Syariah (KLS), 48 Payment Point, 13 Kas Keliling (Mobile Cash),
dan 13 gerai online.64
Pada tahun 2011, Bank Syariah Mandiri sudah menargetkan akan membuka 200 outlet
lagi di seluruh Indonesia, seperti pada Bank Syariah Mandiri Cabang Utama yang memiliki 7
Kantor Cabang Pembantu yaitu KCP Pamulang, KCP Ciputat, KCP Cireunde, KCP
Cilandak,KCP Cinere, KCP Pondok Labu, KLS PIM 2 dan tahun ini akan bertambah 3 unit
outlet yaitu KCP Pondok Pinang, KCP Pondok Cabe dan KCP Simatupang.
Dengan pertumbuhan Bank Syariah Mandiri, berarti manandakan bahwa Bank Syariah
Mandiri telah banyak diminat dan banyak masyarakat yang telah menjadi nasabahnya. Dan ini
menjadikan kekuatan bagi Bank Syariah Mandiri cab. Pondok Indah untuk memasarkan produk
baru, yaitu produk Pembiayaan Griya BSM. Tetapi, dalam memasarkan serta mengenalkan
produk baru pun dibutuhkan berbagai macam strategi guna menarik minat serta perhatian
masyarakat. Dan strategi yang dapat digunakan ada 2 (dua), yaitu strategi internal dan strategi
eksternal.
Strategi internal adalah strategi yang sering digunakan dan merupakan strategi yang
paling utama dan mendasar karena setiap perusahaan (bank) dalam memasarkan dan
menawarkan produk barunya dengan menggunakan marketing mix karena 4P yaitu: product,
place, price, dan promotion adalah sebauh strategi yang mudah untuk menarik minat masyarakat.
Namun strategi secara eksternal pun mempengaruhi walau tak sebesar strategi internal, karena
dalam melilhat nasabah/masyarakat kita perlu mengetahui bagaimana kemauan dan minat
masyarakat pada saat itu. Dan strategi eksternal adalah strategi dengan melihat kondisi
lingkungan sekitar Bank Syariah Mandiri cab. Pondok Indah yang tidak bisa dikendalikan.
64 http://komunitasamam.wordpress.com/2010/01/14/walau-bank-syariah-menjamur-bsm-siap-
bersaing/ (dikutip tanggal 28 Mei 2010)
Dilihat dari segi pemasarannya, Bank Syariah Mandiri cab. Pondok Indah dalam
melakukan pemasaran produk Pembiayaan Griya BSM sesuai dengan nilai pemasaran syariah
yang diajarkan oleh Rasulullah. Diantara nilai tersebut adalah amanah (bertanggung jawab),
shiddiq (jujur), fathanah (mengerti), istiqamah (konsisten).65
Karena Bank Syariah Mandiri cab.
Pondok Indah bertanggung jawab atas promosi barang yang telah dilakukannya sesuai dengan
yang ada di lapangan saat melayani nasabahnya. Bank syariah Mandiri cab. Pondok Indah pun
jujur dalam melakukan penghitungan keuntungan dalam pembiayaan rumah tersebut, agar
nasabah tidak merasa dirugikan dengan tarif yang tinggi. Bank Syariah Mandiri cab. Pondok
Indah pun mengerti kebutuhan dan keadaan nasabah pembiayaan griya BSM serta mengetahui
keadaan lingkungan lokasi Bank Syariah Mandiri cab. Pondok Indah berada. Serta konsisten
dalam menjalankan usahanya, tetap melayani nasabah dengan sebaiknya agar nasabah merasa
senang menjadi nasabah.
B. Strategi Pemasaran Pembiayaan Griya BSM dengan Analisis SWOT
Pengertian Analisis SWOT
Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity and Threat) adalah metode
perencanaan strategi yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Proses ini melibatkan penentuan tujuan
yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal
yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.
65
M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung: CV Alfabeta,2010), hal. 25
Teknik ini dibuat oleh Albert Humphrey, yang memimpin proyek riset pada Universitas
Stanford pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an dengan menggunakan data dari perusahaan-
perusahaan Fortune 500.
Tujuan Analisis SWOT
Analisis SWOT dilakukan untuk mengidentifikasi kondisi internal dan eksternal yang
terlibat sebagai inputan untuk perancangan proses sehingga proses yang dirancang dapat berjalan
optimal, efektif, dan efisien.
Penjabaran Analisis SWOT
Berikut penjabaran dari analisis SWOT :
S = Strength merupakan kondisi internal yang menunjang suatu organisasi untuk mencapai
objektif yang diinginkan
W = Weakness merupakan kondisi internal yang menghambat suatu organisasi untuk mencapai
objektif yang diinginkan
O = Opportunity merupakan kondisi eksternal yang menunjang suatu organisasi untuk mencapai
objektifnya
T = Threat merupakan kondisi eksternal yang menghambat suatu orgaisasi untuk mencapai
objektifnya
SWOT Matrix
SWOT Matrix menggambarkan berbagai alternatif strategi yang dapat dilakukan oleh
perusahaan yang disarakan pda hasil analisis SWOT. Karenanya tidaklah mengherankan jika
kemudian ada 4 alternatif strategi yang tersedia yaitu strategi SO, WO, ST dan WT. Data dan
informasi yang digunakan oleh masing-masing strategi ini diperoleh dari matrix EFE dan IFE.
Oleh karena itu sebelum menghasilkan SWOT Matrix, pembuatan EFE (External Factor
Evaluation) dan IFE (Internal Factor Evaluation) tentu saja menjadi hal yang harus didahulukan
terlebih dahulu.
Strategi SO dalam SOWT Matrix ini adalah strategi yang digunakan perusahaan dengan
memanfaatkan atau mengoptimalkan kekuatan yang dimilikinya/Strength (S) untuk
memanfaatkan berbagai peluang/Opportunities (O) yang ada. Sedangkan WO strategi adalah
strategi yang digunakan perusahaan dengan seoptimal mungkin meminimalisir
kelemahan/Weakness (W) yang ada untuk memanfaatkan berbagai peluang/Opportunity (O).
Strategi ST adalah strategi yang digunakan perusahaan dengan memanfaatkan atau
mengoptimalkan kekuatan/Strength (S) untuk mengurangi berbagai ancaman/Threats (T) yang
mungkin melingkupi perusahaan. Dan yang terakhir, strategi WT adalah strategi yang digunakan
untuk mengurangi kelemahan/Weaknesses (W) dalam rangka meminimalisir menghindari
ancaman/Threats (T).
Penyusunan Strategi Berdasarkan Analisis SWOT
Setelah kondisi-kondisi teridentifikasi, maka strategi dapat disusun berdasarkan analisis
SWOT:
1) Bagaimana menggunakan Strength?
2) Bagaimana memperbaiki Weakness?
3) Bagaimana mengeksploitasi setiap Opportunity?
4) Bagaimana melunakkan Threat?
Terancang suatu proses yang dapat dieksekusi secara optimal. Jadi, antara kekuatan
maupun kelemahan, peluang ataupun ancaman bila digunakan sudut pandang yang berbeda dapat
menjadi terbalik. Oleh karena itu, hal utama sebelum menentukan SWOT adalah memahami
tujuan (objektif) dari suatu organisasi itu sendiri sehingga konteks SWOT pun tentu sesuai
dengan pencapaian objektif SWOT.
Sebaiknya, alangkah bijaksana jika tidak mengeliminasi kandidat daftar SWOT terlalu
terburu-buru. Pentingnya masing-masing SWOT akan diungkapakan oleh nilai dari strategi yang
akan dikembangkan. Jadi, item SWOT yang tidak menghasilkan strategi tidaklah penting.
Analisis SWOT hanyalah salah satu metode untuk mengidentifikasi dan memiliki kelemahan.
Analisis SWOT juga terkadang menampilkan hasil daftar yang tanpa prioritas yang jelas,
sehingga dapat terjadi ―peluang kecil terlihat seperti ancaman besar‖
SWOT MATRIKS : Pembiayaan Griya Bank Syariah Mandiri
KEKUATAN (S) KELEMAHAN (W)
Place - Karena letak BSM Pondok
Indah di daerah yang
komersil,Pembiayaan
Griya BSM memiliki
kemudahan untuk
menjaring nasabah
sebanyak-banyaknya
- BSM Pondok Indah juga
terletak di lokasi yang
- Letak BSM cabang
Pondok Indah ini
sangat berdekatan
dengan bank-bank
pesaing lainnya
- Pada pembiayaan Griya
BSM ini tidak
menerima pembiayaan
rumah indent lebih dari
strategis, luas dan mudah
dijangkau sehingga
memudahkan BSM
mengatur denah lokasi
dalam penempatan
layanan-layanan untuk
nasabah.
1 tahun.
- Sulitnya mendapatkan
SDM yang
berkompeten di bidang
pembiayaan Griya ini
- Image yang terbentuk
dimasyarakat tentang
Pembiayaan Griya
BSM ini hanya untuk
orang islam
Product - Pembiayaan Griya BSM
merupakan produk
pembiayaan dari BSM
yang memiliki tujuan
untuk membantu
masyarakat dalam
membiayai kebutuhan
nasabah dalam hal
pengadaan rumah tinggal,
baik baru maupun bekas,
dengan pembayaran
dicicil.
- Pada Pembiayaan Griya
BSM, jumlah angsuran fix
,tidak akan mengalami
perubahan selama masa
angsuran.
- Apabila nasabah ingin
mempercepat pelunasan,
maka nasabah tidak akan
dikenakan pinalti
- Pada produk pembiayaan
griya BSM apabila
nasabah telat melakukan
pembayaran, tetap akan
dikenakan denda, akan
tetapi denda tersebut tidak
masuk kedalam rekening
keuntungan perusahaan
melainkan dimasukkan ke
BAZIS,untuk diamalkan.
Price - Pembiayaan Griya BSM
sangat berhati-hati dalam
menentukan harga dengan
melihat persentase yang
ada dipasaran
- Pembiayaan Griya BSM
adalah produk yang
ditawarkan kepada
masyarakat dengan harga
rumah yang mengikuti
harga pasaran
- Pembiayaan Griya BSM
memiliki margin yang
kompetitif
Promotion - Promosi yang ilakukan
Pembiayaan Griya BSM
adalah denganmembuka
gerai-gerai setiap
minggunya untuk
memperkenalkan produk
pembiayaan Griya ini
kepada masyarakat
- Menciptakan inovasi-
inovasi baru yang
membuat calon nasabah
tertarik setiap periode
tertentu
- Pembiayaan Griya BSM
juga melakukan promosi
melalui periklanan, media
cetak, dan media
elektronik
- Pembiayaan Griya BSM
juga melakukan personal
selling atau penjualan
pribadi, yakni pihak BSM
yang dengan langsung
bertatapan dengan calon
nasabah dan
memberitahukan produk
pembiayaan griya tersebut
secara langsung,
- Pembiayaan Griya BSM
memiliki SDM yang
berkualitas untuk
menjelaskan tentang
Pembiayaan griya
tgersebut sehingga
menarik minat masyarakat
untuk mengajukan
pembiayaan tersebut
PELUANG (O)
- Semakin
meningkatnya
kebutuhan
masyarakat
untuk memiliki
rumah
pribadi,ataupun
merenovasi
rumah
- Masih sedikitnya
pesaing
- Tidak
dikhususkan
untuk orang
islam
- Masyarakat
Indonesia yang
mayoritas
beragama islam
merupakan pasar
potensial yang
sangat besar
- Pertumbuhan
yang sangat pesat
dengan
pembangunan
bank Syariah di
daerah-daerah
Strategi SO :
- Menambah kantor cabang
untuk Bank Syariah
Mandiri disetiap daerah
dan provinsi yang
potensial
- Menambah kantor cabang
CFBC di daerah-daerah
yang agak jauh dari pusar
sehingga mempermudah
dan mempersingkat waktu
Strategi WO :
- Mempererat kerja sama
bank dengan
perusahaan –
perusahaan developer
- Mempererat kerja sama
dengan penanam modal
dan bank – bank lain
- Mengadakan program-
program pelatihan guna
mendapatkan SDM
yang berkompeten di
bidang Pembiayaan
Griya ini
- Melakukan sosialisasi
di berbagai media
tentangprinsip
perbankan Mandiri
Syariah sehingga dapat
menarik nasabah
sebanyak-banyaknya
tidak hanya dikalangan
umat islam saja
ANCAMAN (T)
- Banyaknya
produk yang
sejenis yang
menawarkan
banyak
keunggulan
- Pesaing tidak
hanya datang dari
bank-bank
konvensional
melainkan juga
dari bank syariah
lainnya
Strategi ST :
- Mempertahankan ciri khas
produk pembiayaan Griya
BSM dengan ekonomi
berbasis syariah
- Mempertahankan margin
yang kompetitif
- Mengeluarkan inovasi-
inovasi baru setiap periode
Strategi WT :
- Semakin banyak
membuka gerai-
gerai sehingga dapat
memberikan
edukasi-edukasi
tentang pembiayaan
Griya BSM ini
- Melakukan strategi
promosi lebih gencar
di semua media
untuk meningkatkan
pangsa pasar
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan mengenai strategi pemasaran pembiayaan griya Bank
Syariah Mandiri dalam menarik minat masyarakat, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Strategi pemasaran yang dilakukan Pembiayaan Griya Bank Syariah Mandiri dalam
menarik minat masyarakat terbagi menjadi dua strategi, yaitu strategi internal dan
strategi eksternal. Strategi internal yang dilakukan oleh pihak Bank Syariah Mandiri
khususnya pada pembiayaan Griya BSM ini adalah dengan menjalankan Strategi
Penentuan Lokasi (Place), Strategi Produk Bank (Product), Strategi Harga Bank (Price),
dan Strategi Promosi Bank (Promotion). Untuk Strategi eksternal yang dilakukan
pembiayaan Griya Bank Syariah Mandiri cabang Pondok Indah terbagi menjadi dua
faktor lingkungan. Yang pertama adalah dari lingkungan mikro,maksudnya adalah
kekuatan yang dekat dengan bank yang bersangkutan dalam melayani para nasabahnya.
Faktor lingkungan yang kedua yaitu lingkungan makro, lingkungan makro ini lebih
menekankan kepada kemampuan bank Syariah Mandiri,lingkungan yang mempengaruhi
Bank Syariah Mandiri secara keseluruhan.
2. Strategi Pemasaran Pembiayaan Griya Bank Syariah Mandiri kedepannya apabila di lihat
dari hasil analisis SWOT (Strenght, Weakness, Oppotunity and Threat) . Stategi Pemasaran
yang dilakukan Pembiayaan Griya BSM memiliki banyak kekuatan (Strenght) antara lain
adalah dengan menerapkan strategi 4P, yaitu Place, Product, Price dan Promotion, walaupun
memang masih ada sedikit kelemahan (Weakness), namun karena Peluang (Opportunity)
sangat besar, maka Ancaman (Threat) bisa teratasi dengan baik.
B. SARAN
Adapun saran yang dapat diberikan pada penulisan ini, adalah :
1. Untuk peneliti selanjutnya ada baiknya dalam melakukan analisis strategi pemasaran
suatu produk di sebuah intansi perusahaan, melakukan penelitian terlebih dahulu tentang
perkembangan produk yang sedang dianalisa. Selain itu, dalam menentukan strategi
pemasaran dilihat pula pemasaran secara islam, karena produk yang kita analisa adalah
produk syariah yang ditawarkan oleh perbankan syariah, maka ada baiknya pemasaran
tersebut disertakan pemasaran secara islam pula.
2. Dengan pemasaran syariah, kita dapat melihat bahwa bank syariah tersebut dalam
melakukan pemasaran sesuai dengan syariat islam atau tidak. Dan kita dapat mengetahui
apakah bank syariah tersebut sudah syariah seperti bank syariah sesungguhnya yang
memang dijalankan dengan syariat islam.
DAFTAR PUSTAKA
Al Arif. M. Nur Rianto. SE. M.Si, Dasar Dasar Pemasaran Bank Syariah, Bandung: CV
Alfabeta, 2010.
Amin. A. Riawan, Menata Perbankan Syariah Di Indonesia, Cetakan I, Jakarta: UIN Press,
2009.
Amin. Ma‘ruf. KH, Prospek Cerah Perbankan Islam, Jakarta: Lekas, 2007.
Anshori. Abdul. Ghofur, Perbankan Syariah di Indonesia, Yogyakarta: Gajah Mada Universitas
Press, 2007.
Antonio. Muhammad Syafi‘i, Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum, Cetakan I, Jakarta: Tazkia
Institute, 1999.
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005.
Bungin. M. Burhan, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu
Sosial Lainnya, Jakarta: Kencana, 2007.
Fathoni. Abdurrahmat, Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi, Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2006.
Firdaus, Kewirausahaan Santri, Jakarta, PT Citrayudha Alamanda Perdana, 2000
Gitosudarmo. Indriyo. Drs. M. Com (Hons), Manajemen Pemasaran, cet. II, Yogyakarta: BPFE-
Yogyakarta, 1995.
Haroen. Nasrun. H, Fiqh Muamalah, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2000.
Hasan. M. Ali, Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2004.
Indonesia. Inatitut. Bankir, Bank Syariah: Konsep, Produk dan Implementasi Operasional,
Jakarta: Djambatan, 2001.
M. Kartini. dan Gunawan W, Seri Hukum Harta Kekayaan: Hak Istimewa, Gadai dan Hipotek,
Jakarta: Kencana, 2005.
Muhammad. Drs. M.Ag, Bank Syariah Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman,
Edisi Kedua, Yogyakarta: Ekonisia, 2006.
Nasrudin. Indo Yama. SE. MAB, Hemmy Fauzan. SE. MM, Pengantar Bisnis Dan Manajemen,
Cetakan I, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006.
Kasmir. SE. MM, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Keenam, Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2002.
Kotler. Philip, Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan, Implementasi Dan Kontrol, edisi
revisi, New Jersey: Prentice Hall, 1997.
Lamb. W. Charles. Jr. Hair Jakarta. F. Joseph. Jr. Daniel. Mc. Carl, Marketing, Jakarta: Salemba
empat, 2001.
Lathief. A.H. Azharudin, Fiqih Muamalat, Jakarta: UIN Press,2005.
Nasrudin. Indo. Yama. dan Hemmy. Fauzan, Pengantar Bisnis dan Manajemen, Cet. I, Jakarta:
UIN Jakarta Press, 2006.
Nazir. Habib. Hasanuddin. Muhammad. Ensiklopedi Ekonomi dan Perbankan Syariah, Jakarta:
Kaki Langit, 2004.
Nazir. Moh, Metode Penelitian, Bogor: Ghalia Indonesia, 2005.
Rivai. Veithzal. Prof. Dr. Mba. H, Andria. Permata. Veithzal. B. Acct. Mba, Ferry. N. Idroes. Se.
Mm, Bank and Financial Institution Management, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2007.
Siagian. Dergibson. dan Sugiarto, Metode Statistik untuk Bisnis dan Ekonomi, Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2000.
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: CV Alfabeta, 2006.
Sjahdeini. Sutan Remy. Prof. Dr. SH, Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam Tata Hukum
Perbankan Indonesia, Cetakan III, Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti, 2007.
Soemitra. Andri. MA, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta: Kencana, 2009.
Sudarsono. Heri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi, Cet. 4, Jakarta:
Ekonisia, 2007.
Swastha. Basu. DH. dan Ibnu. Sukotjo, Pengantar Bisnis Modern, edisi III, Yogyakarta: Liberty
Yogyakarta, 1998.
Syafe‘i. Rahmat, Fiqih Muamalah, Bandung: CV Pustaka Setia, 2000.
Wirdyaningsih, Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, Jakarta: Kencana, 2007.
www.kontan.co.id
HASIL WAWANCARA
DENGAN PIHAK BANK SYARIAH MANDIRI
PONDOK INDAH
Narasumber : Rima Violeta
Jabatan : Coodinator CFE (Customer Financing Executive)
Hari, tanggal : Rabu, 20 Juli 2011
Tempat : Bank Syariah Mandiri Cabang Pondok Indah
1. T : Apa yang dimaksud dengan Pembiayaan Griya BSM?
J : Pembiayaan yang dikeluarkan oleh Bank Syariah Mandiri guna memenuhi
kebutuhan masyarakat dalam memiliki rumah tinggal pribadi baik rumah second
maupun rumah baru, renovasi, bangun rumah dan take over, dengan memberikan
pembiayaan dengan margin yang kompetitif dan cicilan flat selama masa
angsuran, sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang disepakati dan sesuai dengan
syariat-syariat islam dan jauh dari riba dan gharar didalamnya.
2. T : Bagaimana latar belakang lahirnya Pembiayaan Griya BSM?
J : PT. Bank Syariah Mandiri mulai beroperasi pada tanggal 1 November 1999,
Bank Syariah Mandiri telah mengeluarkan Pembiayaan Griya BSM sejak
berdinya 1 nov 1999, namun untuk prosesnya sendiri dikelola oleh cabang
masing-masing. Karena bertambah minat dari para nasabah, BSM mendirikan
Customer Financing Bisnis Center (CFBC), serta mempusatkan proses
pembiayaan giya sendiri di CFBC gedung BSM Hasanudin pada bulan Maret
2010 sampai sekarang. CFBC ini di bangun untuk centralisasi yang awalnya
dilakukan percabang sehingga membutuhkan waktu lebih panjang dalam
memproses pembiayaan Griya ini, terlebih lagi Pembiayaan Griya ini terbagi
menjadi beberapa golongan yang harus dipisah-pisahkan dalam prosesnya, mulai
dari pengajuan pembiayaannya sampai dengan pencairan dananya.
3. T : Apa saja yang ditawarkan pembiayaan griya BSM kepada masyarakat?
J : Untuk saat ini, Pembiayaan Griya BSM menawarkan Pembiayaan untuk
membeli rumah baru atau second ataupun renovasi rumah dengan tarif fix
sampai akhir masa cicilan dengan DP 10% untuk rumah baru, DP 20% untuk
rumah second dan 70% pencairan dana untuk renovasi rumah dan bangun rumah
dari Rancangan Anggaraan Biaya (RAB) yang di ajukan.
4. T : Untuk golongan apa saja yang bisa mengajukan pembiayaan Griya BSM ?
J : Dalam Pembiayaan Griya BSM, ada tiga golongan yang dapat mengajukan
Pembiayaan Griya BSM ini, yaitu golongan Karyawan, golongan Profesional
dan golongan Wiraswasta.
5. T : Bagaimana perkembangan Pembiayaan Griya BSM dari semenjak berdiri sampai
saat ini?
J : Perkembangan Pembiayaan Griya BSM sejak Maret 2010 sampai saat ini bisa
dibilang sangat meningkat. Karena sejak Maret 2010 sampai saat ini Pembiayaan
Griya BSM setiap bulannya mengalami peningkatan dalam menjaring nasabah
baru. Apalagi Bank Syariah Mandiri membuka banyak cabang atau outlet-outlet
baru diseluruh Indonesia, dan SDM Bank Syariah Mandiri yang semakin
profesional dalam menemukan inovasi-inovasi baru dan strategi-strategi jitu
dalam menarik minat masyarakat sekitar.
6. T : Apa saja produk – produk inovatif dari BSM?
J : Alhamdulillah, produk – produk Bank Syariah Mandiri semuanya sangat
inovatif, karena Bank Syariah Mandiri adalah Bank Syariah Nomor Satu
hingga saat ini dibandingkan Bank-Bank Syariah lainnya. Jadi semua produk
dan jasa yang Bank Syariah Mandiri merupakan produk inovatif. Namun ada
satu lagi produk inovatif terbaru BSM yaitu BSM Care Program.
7. T : Apakah Pembiayaan Griya BSM ini termasuk produk inovatif dari BSM?
J : Seperti yang barusan saya sampaikan, semua produk kami merupakan produk
inovatif, termasuk Pembiayaan Griya BSM ini, Pembiayaan ini merupakan
pembiayaan yang memberikan inovasi-inovasi baru bagi perkembangan Bank
Syariah di Indonesia ini. Produk ini kami kembangkan karena melihat minat
dari para nasabah kami dan masyarakat umum akan kebutuhan griya.
8. T : Apa saja syarat-syarat dalam mengajukan pembiayaan griya bsm ini?
J : Persyaratan umum :
a. Mengisi Form Pembiayaan Rumah
b. Foto diri 4 x6 (1lembar)
c. Fotokopi KTP Suami dan Istri
d. Fotokopi surat nikah / Surat cerai
e. Fotokopi Kartu Keluarga
f. Fotokopi NPWP / SPT >50 Juta
g. Fotokopi Rekening tabungan / Koran 6 bulan terakhir + Stempel bank
h. Asli Slip Gaji 3 Bulan terakhir
i. Bukti pelunasan uang muka ( Down Payment)
j. Surat Penawaran Rumah / Brosur Perumahan
k. Surat Keterangan Lama Bekerja / Surat Pengangkatan dari perusahaan
l. Usia Min 21 tahun saat pengajuan dan maksimal 55 tahun saat jatuh tempo
m. Sudah menjadi pegawai tetap (khusus untuk golongan karyawan)
Syarat Take Over dan Renovasi
a. Fotokopi Rencana Anggaran Bangunan (RAB)
b. Surat Keterangan sisa OutStanding dari Bank sebelumnya
9. T : Bagaimana mekanisme pengajuan pembiayaan griya bsm?
J : Untuk mekanisme pengajuan pembiayaan Griya BSM ini, calon nasabah harus
memenuhi persyaratan – persyaratan seperti yang telah dijelaskan terlebih
dahulu, kemudian setelah persyaratan lengkap, Bank Syariah Mandiri akan
melakukan tahap-tahap selanjutnya sebagai berikut :
a. Scorring awal yang dilakukan pihak BSM Pondok Indah
b. Menentukan analisa awal untuk mengetahui kemampuan nasabah tiap
bulannya dan menentukan berapa angsuran yang wajib dibayarkan nasabah
tiap bulannya
c. Setelah itu diserahkan kepada CFBC pusat, yang akan dianalisis oleh sebuah
Tim Analisis (LPA dan LKU) yakni Laporan Penilaian Anggunan dan
Laporan Kunjungan Usaha, untuk menentukan maksimal pembiayaan yang
bisa diberikan oleh BSM
d. Dari pihak LKU dan LPA dilakukan komite awal,scorring akhir, dan komite
akhir. Setelah hasil komite didapatkan, BSM akan mengabari nasabah untuk
tahap selanjutnya
e. Bank Syariah Mandiri kemudian akan memberikan rincian biaya2 yang dan
SP3 yaitu Surat Penegasan Pembiayaan Griya
f. SP3 harus sudah ditanda tangani dan dibawa saat akad berlangsung
g. Dua hari sebelum Akad, penjual menyerahkan sertifikat asli untuk di cek
keasliannya di BPN
h. Satu hari sebelumnya, Bank Syariah Mandiri akan meminta nasabah untuk
mentransfer biaya, yaitu biaya pajak karena harus segera dibayarkan ke BPN
melalu Notaris.
i. Pada saat akad , pembeli harus membawa KTP asli suami istri, Kartu
Keluarga asli, Buku nikah asli, dan buku tabungan yg asli. Penjual membawa
KTP asli suami istri, Kartu Keluarga asli, Buku nikah asli, dan bukti
pembayan pajak akan diberikan ke nasabah kita dari notaris yang
bersangkutan
j. Setelah akad berjalan, pada hari itu pula dana pembiayaan sudah dapat
dicairkan hanya dalam jangka waktu dua sampai tiga jam saja.
10. T : Seperti apa kemudahan yang di berikan BSM dalam prosedur pencairan dan
pengembalian dana?
J : Kemudahan yang diberikan oleh BSM dapat dilihat dari sangat cepatnya proses
pencairan dana apabila akad sudah dilakukan, hanya membutuhkan waktu dua
sam tiga jam saja. Begittu pula dengan proses pengembalian dana yang bisa
dilakukan dalam bentuk cicilan yang fix, tidak akan berubah sampai akhir masa
cicilan dengan angka sesuai yang telah disepakati bersama. Bank Syariah
Mandiri pun tidak menghalangi apabila di tengah-tengah masa cicilan nasabah
berniat melunasi semua pembiayaannya tanpa harus mencicil, BSM akan dengan
senang menghitungkan berapa sisa kewajiban nasabah dalam membayar
pembiayaannya, tanpa dikenakan biaya pinalti sedikitpun. Dengan kemudahan-
kemudahan seperti itu, Insya Allah Nasabah Pembiayaan Griya BSM akan
merasa nyaman dan puas dengan transparan perhitungan margin yng telah
disepakati dari awal hingga akhir.
11. T : Apakah ada transparasi dalam prosedur persetujuan calon nasabah pembiayaan
griya bsm?
J : Dalam prosedur persetujuan calon nasabah Pembiayaan Griya BSM ini,
alhamdulillah BSM sangat transparan kepada nasabah. Saat ada seorang calon
nasabah datang ke BSM dengan niat mengajukan Pembiayaan Griya BSM ini,
kami secara hati – hatidan jelas akan menerangkan apa itu Pembiayaan Griya
BSM, dan segala sesuatu yg berhubungan dengan Pembiayaan Griya BSM ini,
bahkan apabila si nasabah menanyakan mengapa pembiayaan yang disetujui
adalah sekian persen, hitungannya dari mana, kami akan menjelaskan
perhitungan-perhitungannya secara mendetail. Mungkin disinilah salah satu
keunggulan Pembiayaan Griya BSM di bandingkan dengan pembiayaan di bank-
bank lain, kami sangat transparasi dalam prosedur persetujuan calon nasabah
Pembiayaan Griya BSM .
12. T : Bagaimana strategi pemasaran internal dan eksternal Pembiayaan Griya BSM
dalam menarik minat masyarakat?
J : Strategi pemasaran internal yang dilakukan Pembiayaan Griya BSM ini antara
lain dengan strategi kami menentukan lokasi dalam membuka cabang atau outlet
baru,seperti cabang Pondok Indah ini, mungkin Pondok Indah agak jauh dari
pemukiman penduduk, namun banyak perusahaan –perusahaan berkembang
disini, dan itu menjadi target marketing kami dalam menjerat nasabah, kemudian
strategi kami dalam mengeluarkan produk baru yang nantinya akan menarik
minat masyarakat sekitar. Selain itu kami juga memiliki strategi harga bank (
price), Pembiayaan Griya BSM ini sangat berhati hati dalam menentukan harga
rumah yang ditawarkan harus mengikuti harga pasaran dengan margin yang
kuantitif sehingga Pembiayaan Griya BSM ini dapat berkembang dengan sangat
baik hingga saat ini, dan untuk strategi internal kami yang terakhir ialah dengan
mengadakan promosi-promosi bank yang variatif dan inovatif yang membuat
masyarakat tertarik dengan promosi yang ditawarkan.
Strategi internal lainnya adalah mengeluarkan inovas produk seperti promo
margin (penurunan 1%), promo DP, pemasaran ke perusahaan – perusahaan dan
instansi terkait maupun media cetak.
Sedangkan untuk strategi eksternalnya itu sendiri adalah kami akan menawarkan
produk – produk kami dari pintu ke pintu perusahaan – perusahaan sekitar dan
nasabah – nasabah lama kami tentang produk – produk terbaru yang dikeluarkan
BSM guna menarik calon nasabah yang lebih banyak. Strategi eksternal lainnya
adalah melakukan kerja sama dengan pihak developer. Developer yang bekerja
sama dengan BSM Pondok Indah saat ini antara lain adalah Propernas, Sarlindo
Utama (Cinere Agung Residence).
13. T : Apa faktor dominan mempengaruhi peningkatan jumlah nasabah pembiayaan
griya bsm?
J : Faktor dominan yang mempengaruhi peningkatan jumlah nasabah dalam
Pembiayaan Griya BSM adalah dapat dilihat dari strategi internal kami.
14. T : Bagaimana prospek pembiayaan griya bsm dalam tahun- tahun yang akan
datang?
J : Prospek Pembiayaan Griya BSM dalam tahun – tahun yang akan datang kami
optimis akan semakin meningkat, karena selain BSM akan membuka lebih
banyak lagi cabang- cabang dan outlet-outlet baru diseluruh Indonesia, kami
juga akan menambah CFBC di seluruh Indonesia sehingga prosesnya akan
semakin cepat,dan peningkatan SDM yang akan ditingkatkan, sehingga dalam
produk Pembiayaan Griya BSM ini akan semakin dipercaya masyarakat dalam
membantu mengatasi kebutuhan masyarakat dalam memiliki rumah tinggal
sendiri baik rumah baru ataupun rumah second.
15. T : Apa Kekuatan dari Pembiayaan Griya BSM ini?
J : Untuk kekuatan dari Pembiayan Griya BSM itu sendiri lebih kepada margin
Pembiayaan Griya BSM yang kuantitif, proses Pembiayaan Griya BSM yang
lebih transparasi dari mulai pengajuan pembiayaan sampai kepada pencairannya,
proses pencairan dana yang cepat dan juga denda untuk keterlambatan
pembayaran setiap harinya akan masuk ke BAZIS, bukan ke rekening
keuntungan bank, serta tidak adanya pinalti apabila pelunasan dipercepat.
16. T : Apa kelemahan dari Pembiayaan Griya BSM ini?
J : Mungkin salah satu kelemahan Pembiayaan Griya BSM ini adalah belum bisa
melayani pembiayaan rumah dengan sistem indent lebih dari satu tahun, karena
produk istisna kami belum dapat dikembangkan dalam sistem pembiayaan griya.
Terutama lagi BSM ingin memberikan kenyamanan kepada calon nasabah agar
cepat memiliki rumah dengan proses cepat, saat nasabah mulai mencicil,
nasabah sudah bisa menempati rumah yang dicicil.
17. T : Apa yang menjadi ancaman bagi pembiayaan Griya BSM dalam menghadapi
banyaknya kompetitor dalam bidang pembiayaan ini?
J : Ancaman bagi Pembiayaan Griya BSM ini mungkin lebih kepada banyaknya
bank-bank yang menawarkan produk sejenis yang menawarkan sejumlah
keunggulan-keunggulan lain, dan kekuatan nasabah yang cukup tingg untukmemilih bank yang di minati, juga yang menjadi kompetitor disini tidak hanya
dari bank- bank konvensional melainkan dari bank-bank syariah.
Jakarta, 20 Juli 2011
A.n. Kepala Cabang Bank Syariah Mandiri
RIMA \fi0lrb&lfr pondok Indah
Coordinator CFE
PERKEMBANGAN PEMBIAYAAN GRTYA BSM YANG TELAH DICAIRKANOLEHBANK SYARIAH MANDIRI CABANG PONDOK INDAH PERIODE JANUARI S/D
JtiNr 2011
Rp2,000,000,000Rp1,800,00Q000Rp1,600,000,000Rp1,400,000,000Rp1,20Q000,000Rp1,00Q000,000
Rp800,000,000Rp60Q00O,000Rp400,000,000Rp200,000,000
Rpo
-.a-Pembiayaan yang telahdicairkan
{-Target
,J.oo*d*.fof J
Jakarta,2tl&rli 2011
A.n. Kepala Cabang Bank Syariah Mandiri
JANUARI2011 Rp 600.000.000 Rp 605.000.000
FEBRUARI20ll Rp 600.000.000 Rp 618.000.000
MARET 2011 Rp 600.000.000 Rp 1.364.600.000
APRIL 2011 Rp 600.000.000 Rp 455.000.000
MEI2011 Rp 600.000.000 Rp 1.030.000.000
JIINI2011 Rp 600.000.000 Rp. 1.740.000.000
Coordinator CFE
bsrn'gnya
miliki rumahdengan proses cepat dan
bebas biaya penalti
ffi *.*sy"rirt mandiri.co.id
maffi '*
sya na h
MilikiRumah dengan proses Cepatdan Bebas Biaya Penalti
rbiayaan Gria BSM adalah fasilitas yang disediakan oleh BSM* pembiayaan pemilikan rumah tinggal.
rntukan:ridu/Perorangan.
rfaatrgsuran ringan dan tetap hingga jatuh tempo pembiayaan. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi kantor cons umer Financingoses yang mudah dan cepat. Dengan melengkapi persyaratan Business Citnter (CFBC) kami:,kumen dan mengisi aplikasi. . cFBCJakarta .:kibel untuk beli rumah baru atau bekas. Jl. Hasanudin No. 57 Jakarta I 2160
silitasoutodebetdariTabungan BSM. Tlp. (021) 2701184,2701185 - Fax (021) 2301512
'bas biaya penaltibagi yang ingin mempercepat pefunasan. '
9F?c qanqlp
ngka waktu pembiayadn hingga l5 tahun. Jl' Jenderal Ahmad Yani No' 252 BandungIlp. (022) 7231344
" CFBC Surabayayaratah: . - ,- Jl. Bukit Darmo Boulevard No. B 20 SurabayaNl cakap hukum. Tlp.(031) 5674848,5679842,5677062
'ia karyawan minimal 21 tahun dan pada saat jatuh tempo hsya allah segera dibuka GFBC baru di kota-kota lainnyalmbiayaan usia makimal 55 tahun atau belum pensiun,dangkan untuk wiraswasta dan profesional pada saat jatuhmpo fasilitas pembiayaan usia maksimal 60 tahun. Atau hubungi:
mandiri syariah call (021 ) 5299 77 55www.syariahmandiri.co.id
Dokurnen'Nasabah Prorusiimal^arry3wcn v,Ylra$ /a$:
Fotokopi KTP PemohonFotokopi K{P Suami/lstriFotokopi Kartu Keluarga & SuratNikah (Bila Menikah)/Surat CeraiFotokopi sluBTDP danAkta Pendirian PeruiahaanFotokopi Laporan KeuanganFotokopi ljin PnktekAsli Slip Gaji dan Surat KeteranganPegawai TetapFotokopi Rekening Koran atauTabungan 3 Bulan TerakhirFotokooi NPWP
v/
Jv.t
^l,l
V
J
IV
V
umen yang Diperlukan:
kumen Agunan Rumah Baru Rumah BekasokopiSertifikat HGBAIMokopi IMB dan Denah Bangunanokopi PBB (Tahun Terakhir)
+?manornsya na h
bangCountcr/Consumct Financitrg Exccutivc
DiterimaTanggal Dikembalikan
Pembiayaanma Pemohon
I U
mat Pemohon
Obyek Pembiayaanfond ukan
Aplikasi (form) pembiayaan yang telah ditanda tangani
Setoran biaya penilaijaminan (Khusus pengajuan > Rp 1,5 M )
Fotocopy KTP Pemohon (yang masih berlaku)
Fotocopy KTP Suaml dan lstri (yang masih berlaku)
Fotocopy Surat Nikah/Surat Cerai
Fotocopy Kertu Keluarga
Fotocopy Surat Keterangan WNI (SKBRI) dan Ganti Nama (warga keturunan)
Asli Slip Gajl 3 bulan terakhir (Pemohon)
Asli Slip Ga.ii Suaml/lstri 3 bulan terakhir (Join Income)SK Pengangkatan/Srt Keterangan Lama Bekerja & Jabatan (Pemohon)
SK Pengangkatan/Srt Keterangan Lama Bekerja & Jabatan (Suami/lstri)
Fotocopy NPWP & Srt Keterangan SPT (diatas Rp.50 juta)
Surat Pernyataan Kuasa Potong Ga.ii dari Bendahara /Juru Bayar Gaji
Surat Pernyataan (Sl) Pemlndahan caji dari Bank Penerima Gaji
Fotocopy Rekening Tabungan 6 (enam) Bulan Terakhk (Pemohon)
Folocopy Rekening Gko 3 (tiga) Bulan Terakhir (Suami dan lstri)
Laporan Keuangan ln House Figure (untuk 2 tahun terakhir)
Rekapitulasl Laporan Penjualaniolnset (untuk l2 bulan ierakhir)
Foto@py TOPFotocopy SIUP / SITU / SKDP / HQ&AMDAL / Surat ljin dari Instansi terkailFotocopy NPWP & Surat Keterangan SPT (Perusahaan)
Fotocopy ljin Praktek
Fotocopy Surat Keterangan dari AsosiasiAD & ART perusahaan
Surat Penawaran Peniualan Rumah & Pembayaran Booking FeeSurat Penawaran Penjualan Kendaraan Roda EmpatBukti Pefunasan Pembayaran Uang Muka (Down Payment) Rumah atau MobilSurat Konflrmasi Ulang Tentang Pembelian Rumah
mandrr l5\r ' l l l ' l I l
EEuf,-r lErfil-r nnNllmr-r
EEfilmf Emrlsr,t/rrfi f:ntir#FllillE[r1 2 3 1 2 3 1 2 3
EEEEEEHEE
RpRp
1
2
1,
4
5
1
5
6
7
1
4
1
5
o
1
J
ffiffiEE
ffiffiEE
ffiffiEE
EEEEE
EEEE
ffiEEEE
ffiffiEE
ffiffiEE
ffiffiEE
r . r d i l
ffi
gr,,Ji,!]1;
1 Fotocopy Sertif ikat HM/HGB
2 Fotocopy IMB
3 Fotocopy PBB Terakhk
4 Surat Pernyalaan dari Dealers tentang limit BPKB / Cover Note
'1 Klitansi dari pihak ketiga ( untuk mobil bekas )2 Menyertakan FC Sertifikat Rumah/Rek Listrlk/Rek Telpon (khusus PPI/1)
EEEEEEEEElliiYil:n1ii
IIrl.-I ii:i llm
Documen : /Lamplran llConsumer Flnancing ExecutivF Ct,eck Lis//Sares CounterlcFBcl2olo
1 2 3
rrmllil r.tflltlElt E@
EoE
. g s9 Po \ :
F : ' 0 b*Fi iHY c 6 s
E$1E; .qe?rEsi 'E;H]: a F=S c ! < *l o - E !;F 5E' e = 5 d? h d h; 6 6 t s; 9 < 9{ t E o : r i
'i*
#,i EI - E
r r E - a3 i t l t Ei{. L-r.'L -s: ! i Z m E' q !9
E6h ;F> TLL4 S
E:fiE*=
x r
o - c
; i c @; e c
. c I OF F :x x z6 ' A i :E E o - \3 i5$gt . = 4 d v
I E J 6 P. = , i z Y ' =
c + u E !t F 3 6 OO Y O V Tq > > > >
: a a&8so o o o oc Q o o oy o o o o2 U 4 L U
rJ&lFI
HIel
F G
:troz.\<ozr)I
I
E
:l
-Eo R sz o X
< ; : N< x @- F PI . ' , t< N Nt - -
Vz 8< F
I c o o
l\l\
ooV J E E\ c 6
E 9 Er , i 56 a 6 66 9 € 1* H E E- ^ d - -
U l * 4- E : X! q N U
. - F E o ^ -' ; u d 3 : -9 ( 4 s E -a r * 4 I
* f f 5 'E6' = J a t r c! : . - f , N- a , i i 6 5 tH ; A s 4+ 9 i ' 9 E. l t E r - +i = d e 6 g
o
.eo
N'6oEo
uF
I
oEt
6 6Y C
o \ :c ^ . ; :@ . = : vgFiHv c 6 c; q r g. i 5e5- , : G -
; E i " gc d c =* - 8 *U r O d _e * E =e w . c -
S o r < . ' ;l o E !;FsE' G Z
6 0o > d >q + - Q -? 3 o E; . P < €< ' ; d d i
,:r-i. r S{.$L si : r i
j : t l E - n,Eb :fu; iF> -=Ln s
itE iL 4 _ :
x r
6 9& c
t =a , P F" o i F ,^ c * !x - 26 6 i :t r c 6 :
eSasF5 - * E V^ : H i : ; o: , ; 2 v . =c + E E v
E Y A i ; . d .u > > > >' = d q d d, s o o o ob o o o o
= d ; n n d
z !
2= iHR izz .SP I2 Z t; _ < iY t - { |FE i. i - r
c r i < !- v Ii t ( J ,2 z I\ t : 1 ,
a z '= z '€ p Ia X ,
< A ;v l
: - _ J
n aF 6
d
I
oz.\<ozo-
FE:<-)E
Z R E< ; ; N< x 1 0T r ' i< N N
U):<2 9 4< I Fc o 6
o
v r E E\ c o> R E
t f i * lF. E 6 > t :8 . E ; q F
, = \ M - -
€ ; = - " . c6 - c A ; i' 6 P E * . gd . _ a : { ^ -
F 3 F d a :i r g o E b =
tr iTEETE f rsi€A*E ;PF€ 'EaF3g