strategi pemasaran dalam product life cycle
TRANSCRIPT
Strategi Pemasaran Dalam Product Life Cycle
Seperti halnya dengan manusia, suatu produk juga memiliki siklus atau
daur hidup. Siklus hidup produk biasa dikenal dengan istilah Product Life
Cycle (PLC), yaitu suatu grafik yang menggambarkan riwayat suatu produk
sejak diperkenalkan kepasar sampai dengan ditarik dari pasar.
Daur hidup produk (PLC) merupakan konsep yang penting dalam
pemasaran karena memberikan pemahaman yang mendalam mengenai
dinamika bersaing suatu produk. Konsep ini diperkenalkan oleh Levitt (dalam
Wasson, 1978) pada tahun 1965 dalam artikelnya yang berjudul “Exploit the
Product Life Cycle” yang kemudian penggunaannya dikembangkan dan
diperluas oleh para ahli pemasaran lainnya.
Ada beberapa pendapat mengenai tahap-tahap yang ada dalam PLC
suatu produk. Ada yang menggolongkannya menjadi introduction, growth,
maturity, decline dan terimination. Sementara itu ada pula yang menyatakan
bahwa keseluruhan tahap-tahap PLC terdiri dari introduction (pioneering),
rapid growth (market acceptance), slow growth (turbalance), maturity
(saturation) dan decline (obsolescence). Selain itu ada juga pendapat yang
mengkategorikannya ke dalam tahap introduction, growth, maturity,
saturation, dan decline. Meskipun demikian pada umumnya yang digunakan
adalah penggolongannya kedalam empat tahap yaitu :
1. Introduction
2. Growth
3. Maturity
4. Decline
Karakteristik dan tujuan pemasaran dalam PLC
Tahap Dalam PLC
Introduction Growth Maturity Decline
Penjualan Penjualan Penjualan me Puncak penjualan penurunan
rendah ningkat dg penjualan cepat
Biaya Biaya per kon Biaya per kon Biaya per konsu Biaya per sumen tinggi sumen sedang men rendah
rendah
Laba Negatif Meningkat Laba tinggi Menurun
Pelanggan Innovators Early Adopters Middle majority Laggards
Pesaing Sedikit Meningkat Jumlahnya tetap MenurunMeski mulaimenurun
Pada tiap tahap tersebut terdapat peluang dan masalah yang berbeda-beda
dalam kaitannya dengan strategi pemasaran dan potensi laba. Dengan
mengenali tahap dimana suatu produk sedang berada atau akan dituju,
pihak manajemen dapat merumuskan rencana dan strategi pemasaran yang
tepat. Selain karakteristik di atas, PLC juga memiliki beberapa karakteristik
sebagai berikut:
1. Tidak semua produk melalui semua tahapan.
Umumnya produk yang gagal memasuki semua tahapan ini adalah
produk-produk yang berkaitan dengan teknologi dan mode (fad).
Contohnya : produk-produk elektronik (walkman, tape recorder,
komputer dan aksesorinya), komponen-komponen tertentu (transistor,
IC dan lain-lain), perangkat lunak komputer (baik aplication
programming maupun language programming).
2. Panjang suatu tahap PLC untuk tiap produk sangat bervariasi
3. PLC dapat diperpanjang dengan inovasi dan repositioning. Banyak
contoh-contoh perusahaan yang berhasil memperpanjang PLC
produknya sehingga penjualannya tidak menurun tetapi malahan terus
meningkat. Contoh klasik yang dapat kita lihat adalah keberhasilan Du
Pont dalam memperpanjang PLC produknya yakni nylon. Sebelumnya
nylon hanya dipergunakan untuk parasut pada waktu perang dunia II.
Tetapi kemudian perusahaan berhasil menunjukan alternatif
pengguanaan nylon untuk industri pakaian. Pakaian wanita dengan
bermascam-macam tekstur dan warna yang terbuat dari nylon
dipromosikan. Jaket dan macam-macam variasi lainnya dari nylon
berkembang di kalangan konsumen dan industri sampai sekarang.
Untuk contoh Indonesia, misalnya Rinso yang berhasil memperpanjang
PLCnya dengan memperkenalkan Rinso Baru, Rinso Ultra, Rinso
Formula Plus, dan Rinso Warna. Demikian pula dengan Pepsoden yang
memperkenalkan Pepsodent yang khusus memelihara kesehatan gusi.
Bagaimana PLC bisa terjadi
Kalkulator mulanya berukuran besar dengan fungsi penjumlahan,
pengurangan, pembagian dan perkalian saja. Kemudian berkembang dengan
ukuran lebih kecil dengan fungsi perhitungan matematik yang lebih banyak
dan kemolek akhirnya berkembang dengan kalkulator semikonduktor.
Perubahan-erubahan inilah yang menunjukan adanya masa timbul dan
tenggelamnya suatu produk yang kemudian menimbulkan konsep PLC.
Penjelasan yang banyak diterima adalah penjelasan yang didasari oleh
konsep perilaku konsumen yang disebut Consumer adoption process.
Proses ini biasanya memerlukan waktu. Masyarakat umumnya mengetahui
keberadaan suatu produk baru setelah produk tersebut ada dipasar selama
beberapa waktu, dan kemudian mereka menerimanya secara bertahap.
Rogers membagi tahapan-tahapan proses adopsi menjadi lima tahap :
1. Awareness (kesadaran)
Konsumen mengetahui tentang adanya produk baru tetapi tidak
mempunyai informasi mengenai produk tersebut.
2. Interst (perhatian)
Konsumen terdorong untuk mencari informasi mengenai produk baru
tersebut.
3. Evaluation (penilaian)
Konsumen mempertimbangkan dan menilai untung ruginya mencoba
produk
baru tersebut.
4. Trial (percobaan)
Konsumen mencoba produk baru kecil-kecilan untuk memperkirakan
kegunaannya.
5. Adopsi
Konsumen memutuskan untuk menggunakan produk baru tersebut
secara teratur.
Teori adopsi kemudian memberikan pengertian yang lebih jauh tentang PLC
dengan penjelasannya tentang proses difusi, yaitu penyebaran ide baru
sejak pengenalannya sampai penerimaan secara umum.
Rogers mengklasifikasikan pengadopsi inovasi menjadi lima kategori :
- Inovator
- Early Adopter
- Early Majority
- Late Majority
- Laggard
Bila produk baru mulai diluncurkan perusahaan harus berusaha
mempengaruhi konsumen agar berminat, tertarik, mencoba dan akhirnya
membeli.
Pada tahap perkenalan biasanya hanya beberapa orang saja yang membeli.
Bila produk tersebut memuaskan kebutuhan sejumlah pembeli lainnya akan
membeli juga (early adopter).
Masuknya pesaing semakin memperkuat proses adopsi, pada tahap
berikutnya lebih banyak pembeli lagi masuk ke pasar (early majority).
Kemudian laju pertumbuhan mulai menurun pada saat jumlah pembeli baru
yang potensial menyusut.
Namun akhirnya akan tiba waktunya penjualan menurun karena munculnya
kelompok produk baru.
Strategi Pemasaran dalam Tahap PLC
Setiap tahap PLC diperlukan strategi-strategi tersendiri, untuk itu diperlukan
kemampuan khusus seorang manager untuk dapat menciptakan dan
menerapkan bauran pemasaran yang tepat pada saat yang tepat.
Identifikasi posisi produk dalam PLC
Tahap PLC Volume
Penjualan
Tingkat
Perubahan
Volume Penjualan
Laba/Rugi
Perkenalan Tumbuh Meningkat Rugi
lambat
Pertumbuhan Pertumbuhan
pesat
Meningkat/
menurun
Laba sangat
besar
Kedewasaan Meningkat Menurun Laba menurun
Penurunan Menurun Negatif Rugi
Tahap Perkenalan
Pada tahap ini :
- penjualan masih rendah,
- volume pasar berkembang lambat karena tingginya market resistensi,
- persaingan relatif kecil
- tingkat kegagalan tinggi
- masih banyak dilakukan modifikasi produk dalam pengujian dan
pengembangannya (karena problem yang timbul tidak seperti yang
diramalkan) dan mungkin pula disebabkan pemahaman yang keliru
tentang pasar.
- Biaya produksi dan pemasaran sangat tinggi
- Distribusi sangat terbatas.
Strategi pemasaran pada tahap ini ditujukan untuk membangun kesadaran
akan produk secara meluas dan mendorong konsumen untuk mencoba atau
dengan kata lain adalah menciptakan primary demand (membangun
permintaan awal/permintaan untuk produk baru). Produk biasanya didesain
dengan model yang terbatas guna menghindari terjadinya kebingungan
pembeli, kualitas produk akan menentukan pembelian ulang. Untuk
penetapan harga ada 2 strategi yang digunakan :
1. Dengan menetapkan harga tinggi
Untuk dapat menutup biaya dengan cepat dan membuat barrier to
entrybagi produsen lain.
2. Menetapkan harga yang rendah
Untuk memperoleh penerimaan pasar yang cepat
Kegiatan promosi diarahkan untuk membangun kesadaran, dimana jenis
periklanan yang digunakan jenis informing. Pemberian sampel & kupon serta
publisitas merupakan cara-cara komunikasi yang banyak ditempuh pada
tahap ini.
Convenience product sangat membutuhkan sampel, kupon dan voucher,
sedangkan shopping dan speciality product lebih banyak memerlukan
educational advertising dan personal selling kepada konsumen akhir.
Strategi yang umum digunakan pada tahap ini adalah mengkombinasikan
penetapan harga dan kegiatan promosi, ada empat bentuk yaitu :
1. Rapid skimming strategy
Strategi ini dilakukan dengan jalan menetapkan harga yang tinggi untuk
memperoleh laba kotor per unit sebanyak mungkin, serta melakukan
promosi yang gencar untuk meyakinkan konsumen tentang kualitas
produk walaupun harganya mahal. Cara ini biasanya dipakai untuk
mempercepat laju penerobosan pasar. Strategi ini akan berhasil jika
sebagian besar pasar belum mengetahui keberadaan produk, konsumen
bersedia membayar pada harga berapa pun, dan perusahaan
menghadapi pesaing potensial serta ingin membangun preferensi pada
mereknya.
2. Slow skimming Strategy
Strategi ini dijalankan dengan menetapkan harga yang tinggi untuk
memperoleh laba kotor per unit sebanyak mungkin dan promosi rendah
agar biaya pemasaran tidak terlalu tinggi.strategi ini akan berhasil jika
besarnya pasar terbatas, sebagian besar konsumen mengetahui
keberadaan produk, konsumen mau membeli dengan harga tinggi, dan
pesaing potensial belum muncul.
3. Rapid Penetration Strategy
Strategi ini dilakukan dengan menetapkan harga yang rendah dan
promosi yang agresif. Tujuan dari strategi ini adalah untuk memperoleh
penerimaan pasar yang cepat dan memperoleh pangsa pasar yang besar.
Strategi ini akan berhasil jika pasar sangat luas, konsumen belum
mengetahui keberadaan produk, konsumen sangat peka dengan harga,
dan terdapat indikasi persaingan potensial yang besar.
4. Slow Penetration Strategy
Strategi ini dijalankan dengan menetapkan harga yang rendah untuk
memperoleh penerimaan yang besar dari konsumen dan promosi yang
rendah agar biaya pemasaran tidak membengkak. Keberhasilan strategi
ini biasanya harus didukung dengan pasar yang sangat luas, konsumen
mengetahui keberadaan produk, konsumen peka terhadap harga, dan
persaingan potensial sangat rendah.
Lamanya tahap perkenalan ini sangat ditentukan oleh karateristik produk
seperti differential advantage dibandingkan produk-produk lain yang eksis di
pasar, usaha-usah edukasional yang dibutuhkan, kadar/corak baru suatu
produk (degree of newness), dan komitmen sumber daya manajemen
terhadap item/aspek baru tersebut.
Tahap Pertumbuhan
Bila suatu produk telah melewati tahap perkenalan dengan baik maka
selanjutnya akan masuk tahap pertumbuhan. Tahap ini dibedakan menjadi
dua kelompok :
1. Rapid growth
2. Slow growth
Rapid growth
Ditandai dengan melonjaknya tingkat penjualan perusahaan dengan cepat
karena karena produk telah diterima dan diminta oleh pasar.
Tidak semua produk dapat mencapai tahap ini bahkan banyak produk yang
gagal di tahap awal. Jika produk baru berhasil sesuai dengan kebutuhan
konsumen , maka keadaan akan menarik pesaing untuk memasuki seiring
dengan meningkatnya penjualan , laba juga meningkat, biaya produksi
menjadi murah akibat efisiensi produksi. Untuk distribusi semakin banyak
outlet yang dibutuhkan jadi pada tahap ini outlet akan mudah didapat
karena banyak retailer yang tertarik dengan keuntungan dan kesuksesan
dari produk baru ini.
Bentuk-bentuk strategi pada tahap ini
- Penyempurnaan produk (penambahan karakteristik atau sifat tertentu
dan pembuatan model baru.
- Pengembangan segmen pasar baru
- Penambahan saluran distribusi baru
- Pengurangan harga untuk merebut konsumen baru.
Slow Growth
Pada tahap ini penjualan semakin meningkat dengan pertumbuhan
penurunan yang semakin menurun. Sebagian besar pasar telah terjangkau,
produk perusahaan telah digunakan oleh mayoritas konsumen. Situasi ini
menyebabkan perushaan mulai memperbarui produknya agar dapat
mempertahankan penjualannya.
Umumnya dilakukan usaha modifikasi produk dengan menyempurnakan
model (style improvement) guna memantapkan posisi produknya di pasar.
Strategi pemasaran pada tahap ini sebagian besar di fokuskan untuk
memperkuat dan mempertahankan posisi pasar serta membangun
kesetiaan konsumen dan penyalur.
Tahap Kedewasaan (Maturity)
Pada tahap ini tercapainya titik tertinggi dalam penjualan perusahaan.
Normalnya tahap ini merupakan tahap terlama dalam PLC. Penjualan pada
tahap ini sangat sensitif terhadap perubahan perekonomian. Pasar semakin
tersegmentasi sehingga untuk masing-masing segmen diperluka promosi
yang berbeda dengan lainnya.
Tahap ini terdiri dari tiga tingkatan :
1. Growth maturity
Pertumbuhan penjualan mulai berkurang disebabkan dewasanya
distribusi (tidak ada lagi saluran distribusi baru yang bisa ditambah)
2. Stable maturity
Penjualan menjadi datar karena jenuhnya pasar, sebagian konsumen
potensial telah mencoba produk baru yang ditawarkan perusahaan.
3. Decaying maturity
Penjualan mulai menurun dan konsumen mulai bergerak ke produk lain
atau produk substitusi.
Menurunya laju pertumbuhan penjualan mengakibatkan kelebihan kapasitas
dalam industri, hal ini menyebabkan persaingan menjadi sangat ketat dan
intersif, pesaing akan lebih sering menurunkan harga, memberi diskon atau
mengobral produknya. Harga akan semakin turun, penjualan tukar tambah
mulai mendominasi, dan berbagai upaya dilakukan untuk mengikat pembeli
dan penyalur dana riset dan pengembangan ditambah untuk menemukan
produk baru.
Pada tahap ini tidak ada lagi celah yang bisa dimasuki pendatang baru,
pesaing yang lembah akan tersingkir dan pasar dan secara berangsur-angsur
industri hanya terdiri dari perusahaan yang mapan.
Ada dua strategi utama yang dapat diterapkan pada tahap kedewasaan :
1. Defensive strategy
Bertujuan mempertahankan pangsa pasar dari pesaing dan menjaga
kelompok produk (product category) dari serangan produk substitusi.
Contoh modifikasi bauran pemasaran untuk memperoleh tambahan
penjualan. Strategi bertahan lebih menitikberatkan pada penekanan biaya
produksi dan menghilangkan kelemahan prouduk.
2. Offensive strategy
Menitikberatkan pada usaha perusahaan untuk mencapai tingkat yang
lebih baik.
Bentuk strategi ini dapat berupa modifikasi pasar yaitu dengan menggaet
kelompok bukan pemakai (non – user), mengintensifkan penawaran
produk kepada non user dalam merebut konsumen pesaing.
Bentuk lain dari strategi ofensif adalah modifikasi produk yaitu dengan
merubah karakteristik produk sehingga menarik konsumen untuk
membeli, menawarkan manfaat baru dari suatu produk kepada konsumen
sekarang untuk mendorong pembelian lebih banyak, pemakian lebih
sering , usaha seperti ini sering disebut dengan Product relaunching.
Alternatif yang digunakan ada beberapa cara :
- strategi perbaiakan mutu
meningkatkan kemampuan produk (daya tahan, kecepatan kinerja
produk)
- strategi perbaikan ciri (feature improvement)
menambah ciri-ciri baru pada produk (ukuran, berat, bahan pelengkap)
- strategi perbaiakan model
menambah daya tarik estetika produk (model, warna, kemasan dan
lain-lain)
4 strategi khusus bagi mature product yang dapat memperpanjang
PLCnya
1. Mempromosikan penggunaan produk lebih frekwentif kepada pemakai
sekarang
2. Mengembangkan pemanfaatan yang lebih variatif pada pemakai
sekarang.
3. Menarik pemakai baru dengan jalan melakukan ekspansi pasar
4. Menemukan pemanfaatan/pengguanaan baru.
Tahap Penurunan (decline)
Penurunan penjualan disebabkan oleh :
- Perubahan selera pasar
- Produk substitusi diterima konsumen
- Perubahan teknologi
Sejumlah alternatif yang dapat dilakukan pada tahap akhir PLC ini. Namun
deperhatikan bahwa pilihan alternative haruslah didasarikan pada
kekuatan dan kelemahan perusahaan serta daya tarik industri bagi
perusahaan. Alternatif-alternatif tersebut antara lain adalah :
1. Menambah investasi agar dapat mendominasi atau menempati posisi
persaingan yan baik
2. Mengubah produk atau mencari penggunaan / manfaat baru produk.
3. Mencari pasar baru
4. Tetap pada tingkat investasi perusahaan saat ini sampai
ketidakpastian industri dapat diatasi.
5. Mengurangi investasi perusahaan secara selektif dengan cara
meninggalkan konsumen yang kurang menguntungkan, tetapi
menambah investasi untuk kelompok kecil konsumen yang masih setia
dan menguntungkan.
6. Meninggalkan bisnis tersebut dan menjual aset perusahaan.