strategi meningkatkan kualitas pelayanan...

11
STRATEGI MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN NEONATUS: STUDI PENGGUNAAN WAKTU BEKERJA BIDAN DESA DI KABUPATEN SORONG, PAPUA BARAT Sunarwan 1) , Ova Emilia 2) , Lutfan Lazuardi 3) , Guardian Yoki Sanjaya 4) . ABSTRAK Latar Belakang : Sistem surveilans dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak dengan pemanfaatan PWS KIA dapat membantu sistem pelayanan kesehatan yang ada. Bidan desa memiliki peran penting dalam monitoring kesehatan ibu dan anak diwilayah kerjanya. Bidan desa berdomisili didesa, bekerja 24 jam per hari untuk membantu pelayanan kesehatan khususnya kesehatn ibu dan Ibu dan Anak. Saat ini data menunjukan bahwa trend kematian ibu menurun, tetapi di satu sisi kematian bayi baru lahir (neonatus) masih cukup tinggi dan sedikit terabaikan. Tujuan :Untuk mendiskripsikan penggunaan waktu bekerja bidan desa dalam pelayanan kesehatan neonatus. Metodologi : Penelitian deskriptif dilakukan di Dinas Kesehatan Kabupaten Sorong dengan melibatkan 34 bidan yang bekerja dan tinggal di desa. Sebuah log book dibagikan ke masing-masing bidan untuk diisi aktivitas pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidang selama 1 bulan penuh. Pencatatan yang dilakukan kemudian dikompilasi untuk dinilai seberapa besar aktivitasnya untuk kegiatan 1) Pelayanan KIA, 2).Pelayanan Non-KIA, 3).Kunjungan Rumah dan 4). Pencatatan dan Pelaporan yang dibandingkan dengan buku kunjungan pasien (triangulasi sumber). Analisis statistik dilakukan untuk mengukur hubungan penggunaan waktu bidan dengan cakupan pelayanan PWS KIA masing-masing bidan. Hasil dan Pembahasan: Dari 34 log book yang dicatat, rata-rata bidan mencatat aktivitas hariannya antara 14 sampai 30 hari dengan penggunaan waktu sebanyak 88.670 menit (rata-rata 2.607 menit) per orang. Waktu terbanyak digunakan untuk pelayanan KIA di Polindes sebanyak 51.275 menit (57,8%) dengan rata-rata 1.508 menit per orang, pelayanan kunjungan rumah pasca persalinan sebanyak 8.475 menit (16,5%), waktu untuk pelayanan medis non KIA sebanyak 32.550 menit (36,7%), dengan rata-rata 957 menit per orang dan waktu untuk dokumentasi kegiatan sebanyak 5.320 menit (6,0%) dengan jumlah waktu rata- rata 156 menit per orang. Hasil analisis bivariat penggunaan waktu terhadap cakupan PWS KIA menunjukkan bahwa waktu kunjugan pasca persalinan mempunyai hubungan yang signifikan dengan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan (PN), dan berhubungan secara signifikan dengan cakupan kunjungan neonatus (KN) lengkap. Kesimpulan: Kunjungan rumah pasca persalinan bertujuan untuk peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir, dengan kondisi ini diharapkan dapat mempercepat upaya menurunkan angka kematian neonatus. Kata kunci : kunjungan pasca persalinan, surveilans kesehatan ibu dan anak, bidan desa, angka kematian neonatus 1) Mahasiswa Prodi S-2 Ilmu Kesehatan Masyarakat FK UGM 2) Dosen Prodi S-2 Ilmu Pendidikan Kedokteran FK UGM 3) Dosen Prodi S-2 Ilmu Kesehatan Masyarakat FK UGM 4) Dosen Prodi S-2 Ilmu Kesehatan Masyarakat FK UGM

Upload: duongminh

Post on 06-Feb-2018

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STRATEGI MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN …puskesmasmariat.info/.../Strategi-kunjungan-rumah-oleh-bidan-desa.pdf · penggunaan waktu kunjungan rumah pasca bersalin dengan cakupan

STRATEGI MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN NEONATUS: STUDI PENGGUNAAN WAKTU BEKERJA BIDAN DESA DI KABUPATEN SORONG, PAPUA BARAT Sunarwan1), Ova Emilia2), Lutfan Lazuardi3), Guardian Yoki Sanjaya4).

ABSTRAK

Latar Belakang : Sistem surveilans dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak dengan pemanfaatan PWS KIA dapat membantu sistem pelayanan kesehatan yang ada. Bidan desa memiliki peran penting dalam monitoring kesehatan ibu dan anak diwilayah kerjanya. Bidan desa berdomisili didesa, bekerja 24 jam per hari untuk membantu pelayanan kesehatan khususnya kesehatn ibu dan Ibu dan Anak. Saat ini data menunjukan bahwa trend kematian ibu menurun, tetapi di satu sisi kematian bayi baru lahir (neonatus) masih cukup tinggi dan sedikit terabaikan. Tujuan :Untuk mendiskripsikan penggunaan waktu bekerja bidan desa dalam pelayanan kesehatan neonatus. Metodologi : Penelitian deskriptif dilakukan di Dinas Kesehatan Kabupaten Sorong dengan melibatkan 34 bidan yang bekerja dan tinggal di desa. Sebuah log book dibagikan ke masing-masing bidan untuk diisi aktivitas pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidang selama 1 bulan penuh. Pencatatan yang dilakukan kemudian dikompilasi untuk dinilai seberapa besar aktivitasnya untuk kegiatan 1) Pelayanan KIA, 2).Pelayanan Non-KIA, 3).Kunjungan Rumah dan 4). Pencatatan dan Pelaporan yang dibandingkan dengan buku kunjungan pasien (triangulasi sumber). Analisis statistik dilakukan untuk mengukur hubungan penggunaan waktu bidan dengan cakupan pelayanan PWS KIA masing-masing bidan. Hasil dan Pembahasan: Dari 34 log book yang dicatat, rata-rata bidan mencatat aktivitas hariannya antara 14 sampai 30 hari dengan penggunaan waktu sebanyak 88.670 menit (rata-rata 2.607 menit) per orang. Waktu terbanyak digunakan untuk pelayanan KIA di Polindes sebanyak 51.275 menit (57,8%) dengan rata-rata 1.508 menit per orang, pelayanan kunjungan rumah pasca persalinan sebanyak 8.475 menit (16,5%), waktu untuk pelayanan medis non KIA sebanyak 32.550 menit (36,7%), dengan rata-rata 957 menit per orang dan waktu untuk dokumentasi kegiatan sebanyak 5.320 menit (6,0%) dengan jumlah waktu rata-rata 156 menit per orang. Hasil analisis bivariat penggunaan waktu terhadap cakupan PWS KIA menunjukkan bahwa waktu kunjugan pasca persalinan mempunyai hubungan yang signifikan dengan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan (PN), dan berhubungan secara signifikan dengan cakupan kunjungan neonatus (KN) lengkap. Kesimpulan: Kunjungan rumah pasca persalinan bertujuan untuk peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir, dengan kondisi ini diharapkan dapat mempercepat upaya menurunkan angka kematian neonatus. Kata kunci : kunjungan pasca persalinan, surveilans kesehatan ibu dan anak, bidan desa, angka kematian neonatus

1) Mahasiswa Prodi S-2 Ilmu Kesehatan Masyarakat FK UGM 2) Dosen Prodi S-2 Ilmu Pendidikan Kedokteran FK UGM 3) Dosen Prodi S-2 Ilmu Kesehatan Masyarakat FK UGM 4) Dosen Prodi S-2 Ilmu Kesehatan Masyarakat FK UGM

Page 2: STRATEGI MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN …puskesmasmariat.info/.../Strategi-kunjungan-rumah-oleh-bidan-desa.pdf · penggunaan waktu kunjungan rumah pasca bersalin dengan cakupan

1

LATAR BELAKANG

Berbagai faktor terkait resiko terjadinya komplikasi selama kehamilan

dan persalinan serta cara pencegahannya telah diketahui, namun demikian jumlah

kematian ibu dan bayi masih cukup tinggi. Setiap tahun terdapat kurang lebih 210

juta orang ibu hamil dan 30 juta orang diantaranya (15%) mengalami komplikasi

yang berakibat lebih dari setengah juta orang diantaranya mengalami kematian

akibat komplikasi kehamilan dan persalinan (11). Data lain menyebutkan bahwa di

kawasan Asia Tenggara pada tahun 2008 terjadi kurang lebih 18.000 orang ibu

meninggal akibat berbagai komplikasi kehamilan dan persalinan dan 400.000

anak dibawah usia 5 tahun meninggal dengan berbagai penyebab. Indonesia

adalah salah satu negara dengan AKI dan AKB yang tinggi di kawasan ini(1).

WHO dan UNICEF pada tahun 2009 telah membuat pernyataan bersama,

dengan judul: kunjungan rumah pada bayi baru lahir, sebuah strategi untuk

meningkatkan kelangsungan hidup neonatal. Ada 7 butir rekomendasi yang perlu

diperhatikan oleh negara yang ingin menurunkan angka kematian neonatal. Setiap

negara harus mengevaluasi program yang sedang berjalan dan melakukan

penyesuaian (12).

Sistem surveilans berbasis masyarakat dapat memberikan hasil lebih

akurat dalam menilai penyebab kematian ibu dan bayi dibandingkan dengan

sistem berbasis fasilitas kesehatan saja. Sistem surveilans berbasis masyarakat ini

dapat membantu sistem pelayanan kesehatan(7). Bukti menunjukkan bahwa

dengan upaya yang sederhana dengan berbasis masyarakat dapat menurunkan

angka kematian maternal dan neonatal secara bermakna. Bidan desa merupakan

salah satu tenaga kesehatan yang memiliki posisi penting dan strategis dalam

upaya pelaksanaan monitoring dan pelayanan kesehatan ibu dan anak. Keberadaan

bidan desa dianggap strategis terutama ditujukan untuk mendekatkan akses

pelayanan kesehatan ibu dan bayi didaerah terpencil. Bidan desa memiliki peran

penting dalam monitoring kesehatan ibu dan anak diwilayah kerjanya. Diketahui

bahwa bentuk pencatatan dan pelaporan dasar yang dilakukan oleh puskesmas,

khusus yang dilakukan oleh bidan desa sangat beragam. Bidan desa banyak

berkutat dengan pengumpulan data namun komponen data tersebut jarang

Page 3: STRATEGI MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN …puskesmasmariat.info/.../Strategi-kunjungan-rumah-oleh-bidan-desa.pdf · penggunaan waktu kunjungan rumah pasca bersalin dengan cakupan

2

dianalisa dan digunakan untuk tindak lanjut (4). Akibat bidan desa sudah sibuk

dengan tugas sehari-hari melaksanakan pelayanan KIA dan pelayanan kesehatan

lainnya. Kondisi ini mengakibatkan pelaksanaan sistem monitoring kesehatan ibu

dan anak yang tidak dapat berjalan secara optimal (11).

TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini memiliki tujuan secara umum untuk mendiskrisikan hubungan

penggunaan waktu kunjungan rumah pasca bersalin dengan cakupan indikator

Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS KIA).

METODE PENELITIAN

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Dinas Kesehatan

Kabupaten Sorong Provinsi Papua Barat dilaksanakan Juli s/d September 2012.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Sampel dalam penelitian

ini adalah menggunakan keseluruhan sampel (exhaustive sampling) yaitu semua

bidan desa dengan kategori sebagai penanggung jawab pada suatu desa/ Polindes.

Metode ini dipilih karena sampel merupakan kelompok yang sama yaitu bidan

desa dan dilakukan untuk menghindari persepsi diskriminasi (10). Responden yang

terlibat dalam penelitian ini sebanyak 34 bidan desa.

Pengumpulan data dilakukan dengan pemberian kuesioner dan log book

aktivitas harian sebagai salah satu instrumen dalam penelitian ini. Log book

dipilih oleh peneliti untuk pengumpulan data dengan pertimbangan lebih mudah

dilakukan, responden dapat langsung mencatat tiap jenis aktivitas yang telah

dilakukan. Sekalipun dengan pengamatan langsung (observasi) adalah pilihan

terbaik namun dengan pertimbangan bidan desa dapat melakukan pekerjaan

selama 24 jam perhari sehingga metode ini tidak dapat dilakukan. Observasi,

telaah kearsipan yang dikembangkan berdasar hasil analisa dalam log book

aktivitas bidan desa. Hal ini dilakukan untuk melakukan crosscek validasi catatan

aktivitas harian yang ada dalam log book dan juga untuk mengidentifikasi lebih

lanjut penggunaan waktu bekerja dan cukupan pelayanan kesehatan ibu dan anak

diwilayah kerjanya.

Page 4: STRATEGI MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN …puskesmasmariat.info/.../Strategi-kunjungan-rumah-oleh-bidan-desa.pdf · penggunaan waktu kunjungan rumah pasca bersalin dengan cakupan

3

Data cakupan indikator pelayanan kesehatan ibu dan anak yang digunakan

dalam penelitian ini adalah data cakupan pelayanan KIA tahun 2011 pada masing-

masing bidan desa/ Polindes. Digunakannya data tahun 2011 berhubung penelitian

ini dilakukan pertengahan tahun 2012 sehingga data tahun 2012 belum dapat

digunakan. Pertimbangan yang lain adalah bahwa berdasarkan data cakupan pada

tahun 2009 s/d 2011 menunjukan tidak ada perbedaan yang bermakna ditiap

indikator pelayanan.

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil tabulasi data catatan penggunaan waktu bekerja

responden yang tercatat dalam log book aktivitas harian, diperoleh informasi

penggunaan waktu bekerja bidan desa secara umum dikelompokan: 1. Waktu

untuk pelayanan KIA (pelayanan di Polindes/ Pustu dan pelayanan kunjungan

rumah), 2. Waktu untuk pelayanan kesehatan non KIA dan, 3. Waktu untuk

pendokumentasian kegiatan. Distribusi dan proporsi penggunaan waktu bekerja

yang tercatat dalam log book tersaji dalam tabel berikut:

Tabel 1. Proporsi penggunaan waktu bekerja responden

Variabel Penggunaan waktu bekerja yang tercatat dalam Log Book aktivitas harian

menit ( ' ) re-rata ( ' ) %

Total waktu bekerja tercatat dalam Log Book 88670 2607 100

Waktu untuk pelayanan KIA 51275 1508 57,8 Pelayanan KIA di Polindes/ Pustu* 42810 1261 84,5 Kunjungan rumah * 8465 249 16,5

Waktu untuk pelayanan non KIA 32550 957 36,7

Dokumentasi kegiatan 5230 156 6,0 * waktu pelayanan KIA di Polindes dan kunjungan rumah (tercatat kunjungan rumah post partum) adalah bagian dari waktu pelayanan KIA.

Penggunaan waktu bekerja tersebut sebagian besar untuk pelayanan KIA

51.275 menit (57,8%) dengan rata-rata tiap responden menggunakan waktu untuk

Page 5: STRATEGI MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN …puskesmasmariat.info/.../Strategi-kunjungan-rumah-oleh-bidan-desa.pdf · penggunaan waktu kunjungan rumah pasca bersalin dengan cakupan

4

pelayanan KIA sebesar 1.508 menit perbulan. Responden yang menggunakan

waktu untuk pelayanan KIA tertinggi sebesar 2.790 menit dan terendah 460

menit. Adapun dari 34 responden sebagian besar memiliki proporsi waktu untuk

pelayanan KIA > non KIA, sebanyak 20 responden (64,7% ) dengan penggunaan

waktu sebesar 39.410 menit dan rata-rata 1.791 menit. Responden yang

menggunakan waktu bekerja tertinggi adalah 4.315 menit dam terendah sebesar

1.355 menit.

Di dalam pelayanan KIA bidan desa melakukan pelayanan secara umum

dilaksanakan di Polindes atau Puskesmas Pembantu. Diperoleh data bahwa

penggunaan waktu pelayanan KIA dalam gedung sebesar 42.860 menit (84,5%)

dengan rata-rata tiap responden menggunakan waktu untuk pelayanan KIA dalam

gedung ini sebesar 1.261 menit.

Selain pelayanan di Polindes/ Pustu dalam pelayanan KIA oleh bidan desa

juga menggunakan waktu untuk melakukan kunjungan rumah baik pada ibu pasca

bersalin/ masa nifas dan bayi baru lahir. Diperoleh data bahwa penggunaan waktu

kunjungan rumah sebesar 8.475 menit (16,5%) dengan rata-rata tiap responden

menggunakan waktu untuk kunjungan rumah sebesar 249 menit. Responden yang

menggunakan waktu kunjungan rumah tertinggi sebesar 510 menit dan terendah

90 menit. Adapun dari 34 responden terdapat 17 responden (50,0%) memiliki

waktu kunjungan rumah ≥16,5% dari total waktu pelayanan KIA yang dilakukan

dengan waktu yang digunakan sebesar 5.055 menit rata-rata responden

menggunakan waktu sebesar 297 menit.

Aktivitas lain yang dilakukan bidan desa selain pelayanan KIA bidan desa

juga melakukan pelayanan kesehatan non KIA bagi orang sakit yang dilaksanakan

di Polindes atau Puskesmas Pembantu. Diperoleh data bahwa penggunaan waktu

pelayanan non KIA sebesar 32.550 menit (36,7%) dari total waktu yang

digunakan untuk bekerja yang tercatat dalam log book aktivitas harian responden.

Berdasarkan hasil analisis bivariat untuk menilai hubungan penggunaan

waktu pelayanan KIA cakupan kunjungan antenatal care (K1 ibu hamil dan K4

ibu hamil) dan cakupan kunjungan neonatus (KN) lengkap, dapat dilihat dalam

hasil dan pembahasan berikut:

Page 6: STRATEGI MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN …puskesmasmariat.info/.../Strategi-kunjungan-rumah-oleh-bidan-desa.pdf · penggunaan waktu kunjungan rumah pasca bersalin dengan cakupan

5

1. Hubungan proporsi penggunaan waktu bekerja bidan desa dengan cakupan

kunjungan antenatal care ( kunjungan K1 ibu hamil dan K4 ibu hamil)

Hubungan penggunaan waktu bekerja bidan desa dengan cakupan

kunjungan K1 dan K4 ibu hamil dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2. Hubungan penggunaan waktu pelayanan KIA, waktu kunjungan rumah dan waktu dokumentasi kegiatan dengan cakupan kunjungan K1 ibu hamil

Variabel Cakupan K1Ibu Hamil

P RR 95% CI Tinggi Rendah n % n %

Waktu Pelayanan KIA Banyak 10 50,0 10 50,0 0,01* 0,54 0,34-0,85 Sedikit 13 92,9 1 7,1

Waktu Kunjungan Rumah Baik 12 70,6 5 29,4 0,71 1,10 0,68-1,74 Kurang 11 64,7 6 35,3

Waktu dokumentasi kegiatan Baik 6 60,0 4 40,0 0,54 0,85 0,48-1,49 Kurang 17 70,8 7 29,2

Ket: * : Signifikan (p<:0,05)

Tabel diatas menunjukan bahwa pada variabel waktu pelayanan KIA

diketahui dari 20 responden yang memiliki pelayanan KIA besar (>waktu

pelayanan non KIA), terdapat 10 responden (50%) memiliki cakupan

kunjungan K1 ibu hamil tinggi. Nilai RR sebesar 0,54 menyimpulkan bahwa

responden yang memiliki waktu untuk pelayanan KIA lebih banyak (> waktu

untuk pelayanan non KIA memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan

cakupan K1 ibu hamil tinggi dibandingkan dengan responden dengan proporsi

waktu pelayanan KIA sedikit. Secara statistik terdapat hubungan yang

signifikan antara waktu pelayanan KIA dengan cakupan kunjungan K1 ibu

hamil (p=0,01).

Waktu kunjungan rumah, merupakan bagian dari waktu pelayanan KIA.

Diketahui dari 17 responden yang memiliki waktu kunjungan rumah baik

(≥16,5%) terdapat 12 responden (70,6%) memiliki cakupan kunjungan K1 ibu

hamil tinggi. Nilai RR sebesar 1,10 menyimpulkan bahwa responden yang

Page 7: STRATEGI MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN …puskesmasmariat.info/.../Strategi-kunjungan-rumah-oleh-bidan-desa.pdf · penggunaan waktu kunjungan rumah pasca bersalin dengan cakupan

6

memiliki proporsi waktu kunjungan rumah baik berpeluang lebih besar

mendapatkan cakupan kunjungan K1 tinggi, namun secara statistik tidak

terdapat hubungan yang signifikan antara waktu kunjungan rumah dengan

cakupan kunjungan K1 ibu hamil (p=0,71).

Penelitian ini juga menunjukan variabel waktu pelayanan KIA

diketahui dari 20 responden yang memiliki pelayanan KIA banyak (>waktu

pelayanan non KIA), hanya terdapat 8 responden (40,0%) memiliki cakupan

kunjungan K4 ibu hamil tinggi. Nilai RR sebesar 0,56 menyimpulkan bahwa

responden yang memiliki waktu untuk pelayanan KIA lebih banyak (> waktu

untuk pelayanan non KIA memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan

cakupan K4 ibu hamil tinggi dibandingkan dengan responden dengan proporsi

waktu pelayanan KIA sedikit. Namun secara statistik tidak terdapat hubungan

yang signifikan antara waktu pelayanan KIA dengan cakupan kunjungan K4

ibu hamil (p=0,07).

2. Hubungan proporsi penggunaan waktu bekerja bidan desa, proporsi waktu

kunjungan rumah dengan cakupan kunjungan neonatus (KN) lengkap

Hubungan penggunaan waktu bekerja bidan desa dengan cakupan

kunjungan neonatus (KN) lengkap dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3. Hubungan penggunaan waktu pelayanan KIA, waktu kunjungan rumah dan waktu dokumentasi kegiatan dengan Kunjungan Neonatus (KN) lengkap

Variabel Cakupan KN Lengkap

p RR 95% CI Tinggi Rendah n % n %

Waktu kunjungan KIA Banyak 10 50,0 10 50,0 0,41 0,78 0,43-1,40 Sedikit 9 64,3 5 35,7

Waktu kunjungan rumah Baik 13 76,5 4 23,5 0,02* 2,17 1,08-4,34 Kurang 6 35,3 11 64,7

Waktu dokumentasi dan pelaporan Baik 6 60,0 4 40,0 0,76 1,11 0,59-2,07 Kurang 13 54,2 11 46,8

Ket: * : Signifikan (p<:0,05)

Page 8: STRATEGI MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN …puskesmasmariat.info/.../Strategi-kunjungan-rumah-oleh-bidan-desa.pdf · penggunaan waktu kunjungan rumah pasca bersalin dengan cakupan

7

Berdasarkan tabel 15, variabel waktu pelayanan KIA diketahui dari 20

responden yang memiliki pelayanan KIA besar (>waktu pelayanan non KIA),

terdapat 10 responden (50,0%) yang memiliki cakupan kunjungan neonatus

(KN) lengkap tinggi. Nilai RR sebesar 0,78 menyimpulkan bahwa responden

yang memiliki waktu untuk pelayanan KIA lebih banyak (> waktu untuk

pelayanan non KIA) memiliki peluang lebih besar untuk memperoleh cakupan

kunjungan neonatus (KN) lengkap tinggi dibandingkan dengan responden

dengan proporsi waktu pelayanan KIA sedikit. Namun secara statistik tidak

terdapat hubungan yang signifikan antara waktu pelayanan KIA dengan

cakupan kunjungan neonatus (KN) lengkap (p=0,41).

Waktu kunjungan rumah, diketahui dari 17 responden yang memiliki

waktu kunjungan rumah baik (≥16,5%) terdapat 13 responden (76,5%)

memiliki cakupan kunjungan neonatus (KN) lengkap tinggi. Nilai RR sebesar

2,17 menyimpulkan bahwa responden yang memiliki proporsi waktu

kunjungan rumah pasca bersalin baik memiliki peluang 2 kali lebih besar

untuk mendapatkan cakupan kunjungan neonatus (KN) tinggi dibandingkan

responden yang memiliki waktu kunjungan rumah pasca bersalin kurang.

Diketahui secara statistik terdapat hubungan yang signifikan antara waktu

kunjungan rumah pasca bersalin dengan cakupan kunjungan neonatus (KN)

lengkap (p=0,02).

PEMBAHASAN

Tercatat dalam log book aktivitas responden pelayanan kesehatan ibu dan

anak (KIA) meliputi pemeriksaan kehamilan/ antenatal care, pertolongan

persalinan, perawatan masa nifas dan bayi baru lahir, pelayanan KB, pelayanan

bayi/ balita sakit, kunjungan rumah pada ibu hamil dan ibu nifas, posyandu,

pelaksanaan supervisi fasilitatif dan pertemuan bidan. Adapun pelayanan

kunjungan pasien umum dengan berbagai jenis keluhan penyakit yang meliputi

kegiatan anamnese, pemberian obat maupun penanganan perawatan. Tercatat pula

aktivitas pembuatan dokumentasi kegiatan yang meliputi pembuatan laporan rutin

bulanan, validasi register kunjungan ibu hamil, ibu bersalin dan register

Page 9: STRATEGI MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN …puskesmasmariat.info/.../Strategi-kunjungan-rumah-oleh-bidan-desa.pdf · penggunaan waktu kunjungan rumah pasca bersalin dengan cakupan

8

kunjungan bayi. Selain itu juga terdapat catatan aktivitas pembuatan/ monitoring

kantong persalinan dan validasi peta wilayah kerja.

Hasil analisis bivariat pada penelitian ini menunjukan bahwa variabel

waktu pelayanan KIA diperoleh nilai RR = 0,54 (95% CI; 0,34-0,85) dan p=0,01.

Hal ini secara statistik terdapat hubungan yang signifikan antara waktu pelayanan

KIA dengan cakupan kunjungan K1 ibu hami. Dengan ini dalam penelitian ini

disimpulkan bahwa responden yang memiliki waktu untuk pelayanan KIA lebih

banyak (> waktu untuk pelayanan non KIA memiliki peluang lebih besar untuk

mendapatkan cakupan K1 ibu hamil tinggi dibandingkan dengan responden

dengan proporsi waktu pelayanan KIA sedikit.

Dalam penelitian ini juga diketahui bahwa untuk variabel waktu

kunjungan rumah pasca bersalin, variabel ini secara statistik berhubungan secara

signifikan dengan cakupan kunjungan neonatus (KN) lengkap. Hasil analisis

bivariat diperoleh nilai RR sebesar 2,17 (95% CI; 1,08-4,34) dan p = 0,02. Hal ini

dapat disimpulkan bahwa responden yang memiliki proporsi waktu kunjungan

rumah baik (≥16,5%) memiliki peluang 2 kali lebih besar untuk mendapatkan

cakupan kunjungan neonatus (KN) tinggi dibandingkan responden yang memiliki

waktu kunjungan rumah kurang.

Hasil survey yang dilakukan Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong

melalui Multiple Indicators Cluster Survey (MICS) tahun 2011 menyebutkan

bahwa di Kabupaten Sorong persentase penolong kelahiran oleh nakes: 75,3%

namun persentase kelahiran di fasilitas kesehatan hanya sebesar 21,8 %, angka

persalinan remaja perempuan (15-19 tahun): 53 per 1000 remaja, terbesar di

daerah pedesaan. (BPS Kab Sorong, 2011). Hal tersebut senada dengan yang

disebutkan World Health Organization (WHO) bahwa lebih dari dua-pertiga dari

kelahiran di Indonesia dibantu oleh bidan terlatih, yang secara substansial

sebagian besar dilakukan oleh bidan desa. Untuk itu bidan diberi kewenangan

untuk menyediakan perawatan ibu dan bayi baru lahir melalui tindak lanjut berupa

kunjungan rumah (13).

Mengingat persalinan sebagaian besar bukan difasilitas kesehatan namun

dirumah, maka strategi yang dapat dilakukan dalam upaya meningkatkan

Page 10: STRATEGI MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN …puskesmasmariat.info/.../Strategi-kunjungan-rumah-oleh-bidan-desa.pdf · penggunaan waktu kunjungan rumah pasca bersalin dengan cakupan

9

kuantitas serta kualitas pelayanan ibu nifas dan bayi baru lahir adalah melalui

kunjungan rumah. Intervensi yang dilalukan berbasis perawatan bayi baru lahir

dapat mencegah 30-60% kematian bayi baru lahir dalam menurunkan angka

kematian bayi. Oleh karena itu, WHO dan UNICEF telah merekomendasikan

kunjungan rumah di minggu pertama bayi lahir hidup untuk meningkatkan

kelangsungan hidup bayi yang baru lahir.

Adapun Asmanidar (2011), menyebutkan ada hubungan yang bermakna

antara kunjungan rumah pada neonatus dengan penurunan risiko kematian bayi.

Lebih lanjut disebutkan bahwa penurunan risiko kematian bayi lebih tinggi/ baik,

terjadi pada neonatus yang mendapatkan kunjungan rumah dibandingkan dengan

neonatus yang tidak mendapatkan kunjungan rumah (2) .

KESIMPULAN

Waktu untuk pelayanan KIA yang dilakukan bidan desa berimplikasi pada

cakupan kunjungan antenatal care, dimana bidan desa yang memiliki proporsi

waktu bekerja untuk KIA lebih besar dari non KIA memiliki cakupan kunjungan

K1 ibu hamil. Lebih kanjt diketahui bahwa kunjungan rumah pasca bersalin yang

dilaksanakan oleh bidan desa memiliki kontribusi besar dalam pencapaian

cakupan kunjungan neonatus (KN) lengkap qiwilayah kerja bidan tersebut.

KEPUSTAKAAN

1. Acuin, C.S., Khorr, G.R., Liabsuetrakul, T., Achadi, E.L., Htay, T.T., Firestone, R. & Abhuta. A. (2011) Maternal, Neonatal and Child Healh in Souteast: Towards Greater Regional Collaboration

2. Asmanidar. (2011) Pengaruh kunjungan rumah pada neonatus terhadap

penurunan resiko kematian bayi dia Aceh Sealatan. Tesis, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

3. Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong (2012) Multiple Indicators Cluster

Survey (MICS) 2012. Kabupaten Sorong. 4. Departemen Kesehatan RI (2009), Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat

Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA). Jakarta

Page 11: STRATEGI MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN …puskesmasmariat.info/.../Strategi-kunjungan-rumah-oleh-bidan-desa.pdf · penggunaan waktu kunjungan rumah pasca bersalin dengan cakupan

10

5. Departemen Kesehatan RI (2003) Rencana strategis nasional Making Pregnancy Safer ( MPS ) di Indonesia 2001-2010. Jakarta

6. Freedman, L.P., Graham, J.W., Brazier, E., Smith, J.M., Ensor, T., Fauveau,

V & Agarwal, K. (2007) Practical lessons from global safe motherhood initiatives: time for a new focus on implementation, Lancet 2007; 370:1383–91.

7. Kilonzo, A., Kouletio, M., Whitehead, S.J., Curtis K.M. & McCarthy B.J.

(2001) Improving Surveillance for Maternal and Perinatal Health in 2 Districts of Rural Tanzania: American Journal of Public Health 2001 October; 91(10): 1636–1640.

8. Lippeveld, T., Sauerborn, R., & Bodart, C. (2000) Design and

implementation of health information system, WHO Genewa 9. Murniati, (2007) Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan

pelayanan antenatal oleh ibu hamil di Kabupaten Aceh Tenggara. Tesis. Universitas Sumatera Utara. Medan

10. Murti, B. (2006) Desain dan ukuran sampel untuk penelitian kuantitatif dan

kualitatif di bidang kesehatan: Gadjah Mada University Press, Yogyakarta 11. Sutarman (2011) Evaluasi system informasi manajemenkesehatan ibu dan

anak (SIM KIA) di Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura Provinsi Papua. Tesis, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

12. Tweheyo, R., Lule, J.K., Tumwesigye, N.M., Sekandi, J.N. (2010), Male

partner attendance of skilled antenatal care in peri-urban Gulu district, Northern Uganda. BMC Pregnancy and Chilbird.

13. World Health Organization (2009) Home visits for the newborn child:a

strategy to improve survival. WHO/UNICEF Joint Statement. Jenewa