perbup ttg pengalokasian dana desa.pdf
TRANSCRIPT
7/17/2019 PERBUP ttg Pengalokasian Dana Desa.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/perbup-ttg-pengalokasian-dana-desapdf 1/12
BUPATI TELUK BINTUNI
PERATURAN BUPATI TELUK BINTUNI
NOMOR 8 TAHUN 2015
TENTANG
PENGALOKASIAN DAN TATA CARA PENGALOKASIAN
DANA DESA UNTUK SETIAP KAMPUNG
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI TELUK BINTUNI
Menimbang
Mengingat
:
:
a. bahwa dalam rangka pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan,
pembangunan serta pemberdayaan masyarakat dan kemasyarakatan di
lingkup pemerintahan kampung perlu diatur Pengalokasian dan Tatacara
pengalokasian Dana Desa Untuk Setiap Kampung;
b. bahwa untuk melaksanakan pasal 12 ayat (6) Peraturan Pemerintah No. 22
tahun 2015 tentang perubahan atas peraturan pemerintah no. 60 tahun 2014
tentang Dana Desa yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara perlu diatur Pengalokasian dan Tatacara pengalokasian Dana DesaUntuk Setiap Kampung dalam Peraturan Bupati;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana di maksud dalam huruf a
dan b, perlu menetapkaperaturan Bupati Teluk Bintuni tentang
Pengalokasian dan Tatacara pengalokasian Dana Desa Untuk Setiap
Kampung di Kabupaten Teluk Bintuni.
1.
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1969 tentang
Pembentukan Provinsi Otonom Irian Jaya Barat (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun1969 Nomor 47, Tambahan Negara Republik
Indonesia Nomor 2907);
2. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2001 tentang
Otonomi Khusus Provinsi Papua (lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2001 Nomor 135, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4151);
3. Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
4. .Undang – Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pembendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
5. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 20004 tentang
7/17/2019 PERBUP ttg Pengalokasian Dana Desa.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/perbup-ttg-pengalokasian-dana-desapdf 2/12
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan
Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
6.
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan
Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
7.
Undang –
Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang – undangan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Negara Republik
Indonesia Nomor 4389);
8. Undang – Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun2004 Nomor 126, Tambahan Negara Republik
Indonesia Nomor 4438);
9.
Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 5587);
10. Undang – Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Negara Republik
Indonesia Nomor 5495);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 Tentang Dana Perimbangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137,
Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 4575);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 138, Tambahan Daerah Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4576) sebagaimana telah diuah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 65 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 110,
Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 5155);
13.
Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 13 Tambahan Negara
Republik Indonesia Nomor 4577);
14.
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 140, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2007 tentang Perubahan Nama
Provinsi Irian Jaya Barat Menjadi Provinsi Papua Barat (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 56, Tambahan Negara
Republik Indonesia Nomor 4718);
16.
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang – undaang nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2014 Nomor 123, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor5539);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2015 tanggal 29 April 2015
tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 60 tahun 2014 tentang
7/17/2019 PERBUP ttg Pengalokasian Dana Desa.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/perbup-ttg-pengalokasian-dana-desapdf 3/12
Menetapkan :
Dana Desa Yang Bersumber dari APBN (Lembaran Negara No. 5694);
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah bebrapa kali,
terakhir dengan PeraturanMenteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
tentang Perubahan Kedua Atas peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);
19.
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 64 Tahun 2013 tentang Penerapan
Standar Akuntasi Pemerintah Berbasis Akrual Pada Pemerintah Daerah.
MEMUTUSKAN:
PERATURAN BUPATI TENTANG PENGALOKASIAN DAN TATA
CARA PENGALOKASIAN DANA DESA UNTUK SETIAP KAMPUNG
BAB I
KETENTUAN UMUMPasal 1
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kabupaten Teluk Bintuni
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni
3. Bupati adalah Bupati Teluk Bintuni.
4. Kampung adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang
untuk mengatur dsan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan /atau hak tradisional yang di akui dan
dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
5. Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negarayang di
peruntukkan bagi Kampung yang di transfer melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah dan
digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan,
pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat.
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
1. Dimaksudkan sebagai pedoman dalam menghitung besaran pembagian Dana Desa setiap
Kampung secara Proporsional, adil dan merata.
2. Tujuan pembagian Dana Desa untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan kampung,
pembangunan, pemberdayaan masyarakat dan kemasyarakatan.
7/17/2019 PERBUP ttg Pengalokasian Dana Desa.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/perbup-ttg-pengalokasian-dana-desapdf 4/12
BAB III
PENGALOKASIAN DANA DESA
Pasal 3
1.
Dana Desa di alokasikan oleh pemerintah pusat berdasarkan jumlah kampung dengan
memperhatikan jumlah penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah dan tingkat kesulitan
geografis.
2.
Dana Desa setiap kampung sebagaimana di maksud pada ayat 1 di hitung secara berkeadilan
berdasarkan :
a. Dana Desa Merata (DDM); dan
b. Dana Desa Proporsional (DDP) yang di hitung dengan memperhatikan Jumlah penduduk,
luas wilayah, Angka kemiskinan dan indeks kesulitan geografis setiap kampung.
3.
Indeks kesulitan geografis sebagaimana di maksud pada pasal (2) ayat (b) di tentukan oleh faktor
yang terdiri atas :
a.
Ketersediaan prasarana pelayanan dasar;
b.
Kondisi infrastruktur;
c.
Aksebilitas / transportasi.
BAB IV
TATACARA PENGALOKASIANDANA DESA
Pasal 4
1. Tatacara pengalokasian Dana Desa sebagaimana pasal (3) ayat 2 dibagi dengan komposisi
sebagai berikut:
a. Dana Desa Merata (DDM) sebesar 90% dari pagu yang dianggarkan dalam Dana Desa
dibagi sama rata kepada seluruhkampung.
b. Dana Desa Proporsional (DDP) sebesar10% dari pagu yang dianggarkan dalam Dana Desa
dibagi proposional berdasarkan variabel jumlah penduduk (JP), angka kemiskinan (AK),
luas wilayah (LW) dan Indeks Kesulitan Geografis (IKG).
2. Pembagian proposional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dihitung denganpresentase
sebagai berikut:
a.
jumlah penduduk (JP) 25%;
b.
angka kemiskinan(AK) 35%;
c.
luas wilayah (LW) 10%;
d. Indeks kesulitan geografis(IKG) 30%
3.
Formulasi penghitungan Besaran Dana Desa suatu kampung adalah sebagai berikut :
dimana :
DDx : Besaran DD kampung x
DDMx : Besaran DD Merata kampung x
DDPx : Besaran DD Proporsional kampung x
4. DDP suatu kampung di hitung dengan cara
a. DDP Kabupatenx {(25% x persentase jumlah penduduk kampung yang bersangkutan
terhadap total penduduk kampung di kabupaten) + (10% x persentase luas wilayah kampung
bersangkutan terhadap luas wilayah kabupaten) + (35% x persentase angka kemiskinan
kampung) + (30% x persentase indeks kesulitan geografis)}.
= +
7/17/2019 PERBUP ttg Pengalokasian Dana Desa.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/perbup-ttg-pengalokasian-dana-desapdf 5/12
b.
Angka kemiskinan sebagaimana di maksud pada point (a) di hitung berdasarkan persentase
Rumah tangga pemegang Kartu Perlindungan Sosial atau penyebutan lain terhadap jumlah
rumah tangga suatu kampung di bagi jumlah persentase rumah tangga pemegang Kartu
Perlindungan Sosial atau penyebutan lain kabupaten.
c.
Indeks kesulitan geografis sebagaimana dimaksud pada poin (a) di tentukan oleh faktor yang
meliputi :
1. Ketersediaan pelayanan dasar;
2.
Kondisi infrastruktur; dan
3. Aksebilitas / Transportasi;
5. Ketersediaan pelayanan dasar sebagaimana di maksud pada ayat 4 poin (c) di hitung dengan
menentukan range serta skor jumlah posyandu dan menentukan skor kampung berdasarkan
jumlah posyandu yang di miliki suatu kampung terhadap total jumlah skor posyandu
kabupaten;
6.
Kondisi infrastruktur sebagaimana di maksud pada ayat 4 poin (c) di hitung berdasarkan
jumlah rumah tangga yang tidak memiliki listrik pada suatu kampung terhadap total rumah
tangga yang tidak memiliki listrik kabupaten.
7.
Aksebilitas / transportasi sebagaimana di maksud pada ayat 4 poin (c) di hitung berdasarkan :a.
Jarak tempuh kampung ke kabupaten; dan
b. Waktu tempuh kampung ke kabupaten.
8. Data jumlah penduduk kampung, luas wilayah kampung, angka kemiskinan kampung dan
indeks kesulitan geografis sebagaimana di maksud pada ayat (2) bersumber dari Kementerian
yang berwenang dan / atau lembaga yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
statistik.
9. Ketentuan mengenai Tata Cara Perhitungan Besaran Dana Desa untuk setiap kampung
sebagaimana tercantum dalam lampiran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
peraturan Bupati ini.
BAB V
PENYALURAN
Pasal 5
1.
Penyaluran Dana Desa dilakukan dengan cara pemindah bukuan dari RKUD ke rekening kas
kampung;
2.
Penyaluran Dana Desa sebagaimana di maksud pada ayat (1) di lakukan secara bertahap pada
tahun anggaran berjalan dengan ketentuan sebagai berikut :
a.
Tahap I di salurkan pada bulan April sebesar 40% (empat puluh per seratus)
b. Tahap II di salurkan pada bulan Agustus sebesar 40% (empat puluh per seratus)
c. Tahap III di salurkan pada bulan Oktober sebesar 20% (dua puluh per seratus)
3. Penyaluran Dana Desa setiap Kampung sebagaimana di maksud pada ayat (2) di lakukan pada
minggu kedua.
BAB VI
PENGGUNAAN
Pasal 6
1.
Dana Desa di gunakan untuk membiayai :a. penyelenggaraan pemerintahan;
b. pembangunan;
c. pemberdayaan masyarakat; dan
7/17/2019 PERBUP ttg Pengalokasian Dana Desa.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/perbup-ttg-pengalokasian-dana-desapdf 6/12
d.
kemasyarakatan
2. Dana Desa sebagaimana di maksud pada ayat (1) di prioritaskan untuk membiayai
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat;
3.
Prioritas penggunaan Dana Desa sebagaimana di maksud pada ayat (2) di atur tersendiri dalam
Peraturan Bupati Teluk Bintuni.
Pasal 7
Penggunaan Dana Desa mengacu pada Rencana Kerja Pembangunan Jangka Menengah Pemerintah
Kampung.
BAB VII
PELAPORAN
Pasal 8
1. Kepala Kampung menyampaikan laporan realisasi penggunaan Dana Desa kepada Bupati
setiap semester;
2. Penyampaian laporan realisasi penggunaan Dana Desa sebagaiman di maksud pada ayat (1) di
lakukan dengan ketentuan :
a. Laporan Semester I paling lambat minggu keempat bulan Juli tahun anggran berjalan; dan
b. Laporan Semeter II paling lambat minggu keempat bulan Januari tahun anggaran
berikutnya.
BAB VIII
SANKSI
Pasal 9
1. Dalam hal Kepala Kampung tidak atau terlambat menyampaikan laporan sebagaimana di
maksud pada pasal (8) ayat (1), Bupati dapat menunda penyaluran Dana Desa tahap berikutnya
sampai dengan di sampaikannya laporan Realisasi Penggunaan Dana Desa.
2. Dalam hal Kepala Kampung tidak menyampaikan Laporan Realisasi Penggunaan Dana
sebagaimana di maksud pada pasal 8 ayat (2), Bupati dapat memotong alokasi Dana Desa
tahun berikutnya sebesar jumlah dana yang belum di laporkan sesuai dengan peraturan
perundang – undangan yang berlaku.
Pasal 10
1. Dalam hal terdapat SilPa Dana Desa secara tidak wajar, Bupati memberikan Sanksi
administratif kepada Kampung yang bersangkutan berupa pengurangan Dana Desa sebesar
SilPA;
2. SilPA Dana Desa secara tidak wajar sebagaimana di maksud pada ayat (1) terjadi karena :
a. Penggunaan Dana Desa tidak sesuai dengan Prioritas penggunaan Dana Desa atau Petunjuk
Teknis kegiatan; atau
b. Penyimpanan uang dalam bentuk deposito lebih dari 2 (dua) bulan.
3.
Ketentuan mengenai sanksi administratif sebagaimana di maksud pada ayat (1) di atur
tersendiri dalam Peraturan Bupati Teluk Bintuni.
7/17/2019 PERBUP ttg Pengalokasian Dana Desa.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/perbup-ttg-pengalokasian-dana-desapdf 7/12
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 11
Peraturan Bupati Teluk Bintuni ini mulai berlaku pada tanggal di undangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan perundangan Peraturan Bupati TelukBintuni ini
dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Teluk Bintuni.
Ditetapkan di Teluk Bintuni
Pada tanggal 24 April 2015
BUPATI TELUK BINTUNI,
CAP / TTD
ALFONS MANIBUI
7/17/2019 PERBUP ttg Pengalokasian Dana Desa.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/perbup-ttg-pengalokasian-dana-desapdf 8/12
Lampiran : Peraturan Bupati Teluk Bintuni
Nomor : 8 Tahun 2015
Tanggal : 24 April 2015
TATA CARA PERHITUNGAN DANA DESA MERATA (DDM) DAN
DANA DESA PROPORSIONAL (DDP) BAGI SETIAP KAMPUNG
DI KABUPATEN TELUK BINTUNI
Tata cara perhitungan bobot kampung beserta variabel, indikator, Skor, dan Bobot Skor yang
digunakan dalam perhitungan DD di jabarkan sebagai berikut :
A. Dana Desa Merata suatu kampung (DDM) di hitung dengan rumus berikut :
B. Dana Desa Proporsional (DDP) suatu kampung di hitung dengan rumus berikut :
No Variabel (V) Indikator Yang DiGunakan
Skor (s) BobotSkor (a)
1 Angka Kemiskinan (V1) % RT Pemegang KPS 35% 0,35
2 Jumlah Penduduk (V2) Jumlah Penduduk 25% 0,25
3 Luas Wilayah (V3) Luas Wilayah 10% 0,10
4Indeks kesulitan geografis
(V4)
- Pelayanan dasar;
- Infrastruktur; dan
- Aksebilitas / transportasi
30% 0,30
100% 1
i. Variabel Kemiskinan
Variabel Kemiskinan dengan indikator persentase Rumah Tangga Pemegang Kartu
Perlindungan Sosial (KPS) di hitung dengan cara;
a. Membagi jumlah Rumah Tangga Pemegang KPS pada satu kampung dengan jumlah
Rumah Tangga pada kampung tersebut;
b.
Menjumlahkan persentase RT pemegang KPS seluruh kampung untuk memperoleh
persentase RT pemegang KPS seluruh kampung tingkat kabupaten;
c. Nilai koefisien variabel kemiskinan (KV1) suatu kampung di peroleh dari hasil bagi
point (a) dengan hasil pada poin (b);
=
=
=
= %
7/17/2019 PERBUP ttg Pengalokasian Dana Desa.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/perbup-ttg-pengalokasian-dana-desapdf 9/12
d.
Bobot suatu kampung untuk variabel kemiskinan di peroleh dengan cara mengalikan
koefisien variabel kemiskinan (hasil poin c) dengan bobot skor variabel 1 (a1=0,35).
ii. Variabel Jumlah Penduduk
Variabel jumlah penduduk dengan indikator Jumlah Penduduk di hitung dengan cara :
a. Menjumlahkan seluruh penduduk kampung untuk mendapatkan jumlah penduduk
kabupaten;
b.
Nilai koefisien variabel kependudukan (KV2) suatu kampung di peroleh dari hasil bagi
jumlah penduduk suatu kampung dengan jumlah penduduk kabupaten (hasil pada poin
a);
c. Bobot suatu kampung untuk variabel kependudukan di peroleh dengan cara mengalikan
koefisien variabel jumlah penduduk (hasil pada poin b) dengan bobot skor variabel 2
(a2=0,25).
iii.
Variabel Luas WilayahVariabel luas wilayah dengan indikator luas wilayah di hitung dengan cara :
a. Menjumlahkan seluruh luas kampung untuk mendapatkan jumlah luas wilayah
kabupaten;
b.
Nilai koefisien variabel luas wilayah (KV3) suatu kampung di peroleh dari hasil bagi
jumlah luas wilayah suatu kampung dengan luas wilayah kabupaten (hasil pada poin a);
c. Bobot suatu kampung untuk variabel luas wilayah di peroleh dengan cara mengalikan
koefisien variabel luas wilayah (hasil pada poin b) dengan bobot skor variabel 3
(a3=0,10).
=
=
=
=
=
=
=
7/17/2019 PERBUP ttg Pengalokasian Dana Desa.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/perbup-ttg-pengalokasian-dana-desapdf 10/12
iv. Variabel Indeks kesulitan geografis (TKG)
Tata cara perhitungan Indeks kesulitan geografis beserta variabel dan Indikator yang di
gunakan di jabarkan sebagai berikut :
No Variabel (V) Indikator yang di gunakan
a Pelayanan Dasar (Va) Jumlah Posyandu
b Infrastruktur (Vb) Jumlah RT yang tidak memiliki listrik
c Transportasi (Vc)- Jarak tempuh Kampung ke Kabupaten dan
-
waktu tempuh Kampung ke Kabupaten
1. Variabel Pelayanan Dasar
Variabel pelayanan dasar yang di gunakan dalam penentuan IKG adalah kesehatan
dengan indikator Jumlah Posyandu yang di hitung dengan cara :
a.
Menentukan range jumlah terbesar dan jumlah terkecil posyandu yang ada pada
seluruh kampung yakni dari 0 – 9;
b.
Menentukan skor untuk masing – masing jumlah posyandu pada range yang ada.
Semakin banyak jumlah posyandu pada suatu kampung, semakin kecil skor yang di
miliki kampung tersebut yakni dari 10 - 1;c.
Memberi skor setiap kampung sesuai dengan jumlah posyandu yang di miliki;
d.
Menjumlahkan seluruh skor kampung untuk memperoleh skor kabupaten;
e.
Nilai koefisien variabel kesehatan (KVa) suatu kampung di peroleh dari hasil bagi
pada poin (c) dengan hasil pada poin (d).
2. Variabel Infrastruktur
Variabel Infrastruktur yang di gunakan dalam penetuan IKG adalah perumahan dengan
indikator rumah tangga yang tidak memiliki listrik di hitung dengan cara :
a.
Menjumlahkan seluruh Jumlah Rumah Tangga yang tidak memiliki listrik setiap
Kampung untuk mendapatkan jumlah Rumah Tangga yang tidak memiliki listrik
untuk seluruh Kabupaten;
=
=
=
=
7/17/2019 PERBUP ttg Pengalokasian Dana Desa.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/perbup-ttg-pengalokasian-dana-desapdf 11/12
b.
Nilai koefisien variabel infrastruktur (KVb) suatu kampung diperoleh dari hasil bagi
jumlah Rumah Tangga yang tidak memiliki listrik pada suatu kampung dengan
jumlah Rumah Tangga yang Tidak Memiliki Listrik untuk seluruh kabupaten (hasil
poin a).
3. Variabel Transportasi
Variabel transportasi dengan indikator jarak dan waktu tempuh ibukota kampung ke
ibukota kabupaten di hitung dengan cara :
a. Menjumlahkan seluruh jumlah jarak tempuh kampung untuk mendapatkan jumlah
jarak tempuh kabupaten;
b.
Indeks jarak tempuh suatu kampung di hitung dengan membagi jarak tempuh suatu
kampung ke ibukota kabupaten;
c. Langkah serupa pada poin (a) dan Poin (b) di lakukan untuk memperoleh indeks
waktu tempuh suatu kampung;
d.
Nilai koefisien variabel transportasi (KVc) suatu kampung di peroleh dari
penjumlahan indeks jarak tempuh dan indeks waktu tempuh di bagi 2 (dua).
e. Nilai koefisien variabel TKG (KV4) suatu kampung di peroleh dari hasil rata – rata
penjumlahan koefisien variabel pelayanan dasar, infrastruktur dan transportasi.
= + +
=
+
=
=
=
=
=
7/17/2019 PERBUP ttg Pengalokasian Dana Desa.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/perbup-ttg-pengalokasian-dana-desapdf 12/12
Bobot variabel IKG untuk suatu kampung di peroleh dengan cara mengalikan koefisien
variabel IKG hasil pada poin (4) dengan bobot skor variabel 4 (a4=0,30)
Dana Desa Prorsional (DDP) untuk masing – masing kampung selanjutnya di hitung dengan
rumus berikut :
Perolehan Dana Desa masing – masing kampung di hitung dengan rumus :
BUPATI TELUK BINTUNI,
CAP / TTD
ALFONS MANIBUI
= *() + () + () + ()}
=
= +