strategi komunikasi kh. dr. muhammad fajar...

84
STRATEGI KOMUNIKASI KH. DR. MUHAMMAD FAJAR LAKSANA DALAM PROGRAM SANTRI WIRAUSAHA AL-FATH DI PONDOK PESANTREN DZIKIR AL-FATH SUKABUMI SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk memenuhi Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) oleh: BASYIR ISKANDARSYAH NIM: 1110051000068 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/2017 M

Upload: phungcong

Post on 26-Jun-2019

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

STRATEGI KOMUNIKASI KH. DR. MUHAMMAD FAJAR LAKSANA

DALAM PROGRAM SANTRI WIRAUSAHA AL-FATH DI PONDOK

PESANTREN DZIKIR AL-FATH SUKABUMI

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk memenuhi Syarat-Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Sosial (S.Sos)

oleh:

BASYIR ISKANDARSYAH

NIM: 1110051000068

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/2017 M

STRATEGI KOMUNIKASI KH. DR. MUHAMMAD FAJAR LAKSANA

DALAM PROGRAM SANTRI WIRAUSAHA AL-FATH DI PONDOK

PESANTREN DZIKIR AL-FATH SUKABUMI

Skripsi

Diajukan Kepada Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Sosial (S. Sos)

Oleh :

Basyir Iskandarsyah

NIM : 1110051000068

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI DAN ILMU DAKWAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1439 H/2017 M

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidaayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 19 Agustus 2017

Basyir Iskandarsyah

ABSTRAK

Basyir Iskandarsyah

1110051000068

Analisis strategi komunikasi KH. DR. Muhammad Fajar Laksana dalam

program santri wirausaha Al-Fath di Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath

Sukabumi.

Pertumbuhan pesantren di Indonesia turut mensukseskan pembangunan

dalam kualitas sumber daya manusia melalui pembinaan agama. Hal ini tidak

hanya dipandang sebagai kegiatan belajar mengajar yang di lakukan, melainkan

konsep dari pembinaan berbagai program yang di adakan oleh Pondok pesantren.

Dalam hal ini berkaitan dengan ulama yang membina program tersebut, adalah

KH. DR. Muhammad Fajar Laksana melalui program santri wirausaha al-fath .

Beliau menjadi pengelola dan pelatih Sumber Daya Manusia, melalui program

tersebut beliau mencetak Sumber daya manusia yang memiliki kesiapan dalam

berwirausaha.

Bagaimana strategi komunikasi KH. DR. Muhammad Fajar Laksana

dalam membina santri yang mengikuti program Santri wirausaha Al-fath?,

bagaimana faktor pendukung dan faktor penghambat dalam hal komunikasi pada

program Santriwirausaha Al-fath?.

Metode penelitian yang digunakan ialah kualitatif, melalui analisis

deskriptif yaitu menggambarkan keadaan dari obyek penelitian melalui triangulasi

data diantaranya wawancara mendalam. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh

gambaran secara jelas dan secara langsung melalui objek yang di teliti.

Hasil dari penelitian ini menggambarkan Strategi komunikasi yang di

gunakan beliau. Sehingga analisis dalam perencanaan komunikasi

(communication planning) berjalan memenuhi nilai-nilai perencanaan yang di

tentukan. Hal ini di buktikan dengan laporan penelitian yang menunjukan proses

memiliki beberapa teknik dan metode, bahkan memiliki kekuatan dan peluang

yang dihasilkan ketika di kaji melalui analisis SWOT.

Strategi Komunikasi yang digunakan di dalam program tersebut teori

R.Wayne Peace yaitu to secure understanding, to establish acceptence, dan to

motivation action. Sedangkan tahap strategi yang digunakan adalah : Membentuk

komunikan, menentukan pesan, dan Menentukan Metode Sebagai Perencanaan

strategi, Metode yang di gunakan ialah: Metode evaluasi rutin, Metode

Komunikasi Bisnis dan metode arus komunikasi horizontal. Sedangkan

membentuk beberapa lembaga seperti Qur‟an Motivation learning dan beberapa

lembaga lainnya sebagai pelaksanaan Strategi. Sedangkan Evaluasi yang di

lakukan melalui Laporan bulanan.

Keyword : Program Santri Wirausaha Dzikir al-fath, Strategi komunikasi, KH.

DR, Muhammad FajarLaksana.

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh,

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah subhanahuwata‟ala

yang telah melimpahkan kasih dan sayang-Nya kepada kita, sehingga penulis bisa

menyelesaikan skripsi dengan tepat waktu, yang kami beri Judul “Analisis

Startegi Komunikasi KH. DR. Muhammad Fajar Laksana dalam Program Santri

Wirausaha Al-fath di Pondok Pesantren Dzikr Al Fath Sukabumi".

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunannya, teori

dan hasil pengamatan masih bisa diperluas dan diperbaharui. Oleh sebab itu,

penulis sangat menerima jika terdapat kritikan dan pendapat yang di terima terkait

dengan penelitian ini.

Tujuan dari penyusunan skripsi ini guna memenuhi salah satu syarat untuk

bisa menempuh ujian Sarjana Sosial pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi (FIDIK) Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) di

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Di dalam pengerjaan skripsi ini telah melibatkan banyak pihak yang sangat

membantu dalam banyak hal. Oleh sebab itu, disini penulis sampaikan rasa terima

kasih sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada M.Ag, Selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang memberikan saya waktu untuk menyelesaikan penelitian ini.

2. Bapak Dr. Arief Subhan, M.Ag Selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ijin

penelitian dan memahami kondisi penelitian yang memerlukan waktu dalam

prosesnya pembuatannya.

3. Bapak Masran, M.Ag Selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam di

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah yang

member kesempatan saya untuk mempresentasikan penelitian ini.

4. Ibu Fita Faturrokhmah, M. Si selaku Sekertaris Jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah yang membimbing saya kepada kepada prosedur penelitian.

5. Ibu Umi Musyarofah, M. A , Selaku Penasihat Akademik, sehingga saya dapat

memahami arti dari kesabaran dan proses dalam penelitian.

6. Ibu Kalsum Minangsih, M.Ag, Selaku Dosen Pembimbing yang telah

membimbing dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai.

7. Bapak Ahmad Fathoni, S. Sos. i yang memberikan penjelasan terkait proses izin

dalam hal penelitian.

8. Santri Pondok Pesantren Al-fath dan Pak KH. DR. Muhammad Fajar Laksana

yang telah mengizinkan saya melakukan penelitian di Pondoknya.

9. Resti muliani yang selalu mengingatkan dan membantu dalam setiap proses

penelitian yang tidak sempat saya kerjakan.

10. Orang tua tercinta yang telah banyak memberikan doa dan dukungan kepada

penulis secara moril maupun materil hingga skripsi ini dapat selesai.

11. Kakak dan adik tercinta juga anggota keluarga serta kerabat yang senantiasa

memberikan doa dan dukungan semangat kepada penulis.

12. Sahabat dan rekan seperjuangan tercinta yang tiada henti memberi dukungan dan

motivasi kepada penulis.

13. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini yang

tidak bisa penulis sebutkan semuanya satu persatu.

Dan Pada akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat,

khususnya bagi teman-teman yang membaca.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

Ciputat, 19 Agustus 2017

Basyir Iskandarsyah

NIM. 1110051000068

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING........................................... i

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA SIDANG ................................................... ii

LEMBAR PENYATAAN ........................................................................................ iii

ABSTRAK ................................................................................................................ iv

KATA PENGANTAR .............................................................................................. v

DAFTAR ISI............................................................................................................. vii

DAFTAR TABEL .................................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 2

B. Batas dan Rumusan Masalah ....................................................... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 4

D. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 5

E. Metodologi Penelitian .................................................................. 6

F. Pedoman penulisan Skripsi .......................................................... 10

G. Sistematika penulisan ................................................................... 10

BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................. 12

A. Strategi ......................................................................................... 12

1. Definisi Strategi ..................................................................... 12

2. Manfaat Strategi .................................................................... 13

3. TahapanTahapan Strategi ...................................................... 14

4. Faktor-faktor strategi ............................................................. 15

5. Analisis SWOT ...................................................................... 16

B. Komunikasi .................................................................................. 18

1. Pengertian Komunikasi ........................................................... 18

2. Proses komunikasi .................................................................. 20

3. Unsur-unsur komunikasi ......................................................... 20

4. Bentuk-bentuk Komunikasi ..................................................... 22

a. Komunikasi pribadi (Personal communication).............. 22

b. Komunikasi Organisasi atau kelompok ................................... 23

viii

c. Komunikasi Bisnis ........................................................... 25

5. Jaringan Komunikasi ............................................................... 25

C. Strategi Komunikasi ..................................................................... 26

D. Pesantren ...................................................................................... 27

BAB III PROFIL KH. DR. MUHAMMAD FAJAR LAKSANA DAN

PROGRAM SANTRI WIRAUSAHA AL-FATH .................................. 29

A. Profil KH. Muhammad FajarLaksana ........................................ 29

1. Latar Belakang Keluarga, Pendidikan dan Pengalaman

Hidup .................................................................................. 29

1. Pendidikan informal ..................................................... 29

2. Pendidikan formal......................................................... 30

2. Karya Beliau dalam Literasi ............................................... 32

3. Membangun Sumber Daya Manusia Berpendidikan

Melalui Yayasan PASIM yaitu Sekolah Tingg iIlmu

Ekonomi dan Sekolah Tinggi Manajemen dan Ilmu

Komputer PASIM ............................................................... 33

4. Pondok Pesantren Dzikir Al-fath Sebagai Wadah

Dan tempat tinggal Santri Wirausaha Al-fath .................... 35

B. Santri Wirausaha Al-Fath ........................................................... 36

BAB IV ANALISA DATA ...................................................................................... 38

A. Strategi komunikasi KH. DR. Muhammad Fajar Laksana ........ 38

1. Perencanaan Strategi dalam komunikasi Program Santri

Wirausaha Al-Fath .............................................................. 38

a. Membentuk Komunikan ............................................... 38

b. Menentukan Pesan ........................................................ 39

c. Menentukan Metode .................................................... 39

2. Pelaksanaan Strategi dalam Komunikasi Program Santri

Wirausaha Al-Fath ............................................................. 44

i. Lembaga pendidikan, perdagangan, jasa dan perbankan 44

ii. Qur‟an Motivation Learning ......................................... 45

iii. Kantor umum sebagai ruang pertemuan ....................... 46

ix

3. Evaluasi Strategi dalam komunikasi Program

Santri Wirausaha Al-Fath ................................................... 46

a. Laporan bulanan .......................................................... 46

B. Faktor pendukung dan Penghambat Strategi Komunikasi

KH. DR. Muhammad Fajar Laksana dalam program Santri

Wirausaha Al-Fath di Pondok Pesantren Al-Fath Sukabumi. .... 46

a. Faktor Pendukung ............................................................... 46

b. Faktor Penghambat ............................................................. 47

c. Analisis SWOT ................................................................... 48

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................ 51

B. Saran-Saran ............................................................................... 53

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

x

DAFTAR GAMBAR DAN TABEL

Gambar 1.1.Triangulasi data ...................................................................................... 9

Gambar 2.1 Tabel kearns analisis SWOT ....................................................... 18

Gambar 3.1 Riwayat Pendidikan KH. DR. Muhammad Fajar Laksana ......... 32

Gambar 3.2 Alur Program Wirausaha Santri Al-Fath ..................................... 37

Gambar 3.3 Hubungan KSB II dengan Program Santri Wirausaha Al-Fath .. 37

Gambar 4.1 Skema Metode Komunikasi Bisnis

Program Santri Wirausaha Al-Fath ............................................. 42

Gambar 4.2 Metode arus komunikasi horizontal

program santri wirausaha al-fath ................................................. 44

Gambar 4.3 Analisis SWOT Program Santri Wirausaha Al-fath

Dalam hal komunikasi ................................................................ 48

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pesantren adalah lembaga pendidikan yang tidak asing bagi masyarakat

Indonesia, sistem asrama dan memiliki beberapa kegiatan keagamaan atau

Tafaqquh fiidin menjadi fokus utama dalam kelembagaan yang bersifat agama

tersebut. Oleh sebab itu keberadaannya tidak terlepas dari hadirnya kehidupan

sosial dan bernegara.

Di Indonesia enterpreunership sering diidentikan dengan kata

“kewirausahaan”. Kewirausahaan adalah kata yang terdiri dari dua suku kata

yaitu kata “wira” dan “usaha” kemudian ada tambahan ke-an yang menunjukkan

kata benda. Kata ‘wira’ artinya pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan,

berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Sedangkan ‘usaha’ berarti

perbuatan, amal, bekerja, berbuat sesuatu.1

Rasulullah SAW Juga menerapkan kewirausahaan dalam kehidupan

beliau, dalam rangka mencari rezeki Allah yang halal. Sebagaimana di jelaskan

dalam surat al-jumu’ah ayat 10 di tegaskan :

“Apabila telah di tunaikan sembahyang maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah dan Ingatlah Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung”.

Ayat ini menjelaskan ada dua kata kunci yakni bertebaranlah dan carilah,

yang artinya tidak sekedar menyeru untuk bekerja dan berusaha, tetapi juga agar

umat islam mempergunakan seluruh potensi dan kemampuan bisnis yang ada,

1Nanang Fatchurochman, Pendidikan Madrasah berbasis Enterpreneurship,(Depok:

Lendean Hati Pustaka, 2012), hal 51

2

sehingga kewirausahaan itu berhasil dan memberi pesan agar alam semesta

menjaga keseimbangan antara mencari rezeki, melakukan usaha dan mengingat

allah melalui sembahyang.2

Menurut Mastuhu di dalam bukunya yang berjudul Dinamika Pesantren

mengatakan bahwa, pesantren adalah lembaga pendidikan tradisional islam yang

bertujuan untuk memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam dengan

menekankan pentingnya moral agama sebagai pedoman hidup bermasyarakat.3

Akhir-akhir ini terdapat kecenderungan fungsi pesantren bukan hanya

lembaga agama melainkan lembaga sosial. Artinya bukan hanya soal-soal agama

saja namun soal-soal kemasyarakatan pun menjadi hal yang penting.

Salah satu faktor yang sedang di benahi atau di perbaiki oleh pemerintah

ialah sektor perekonomian dan sumber daya manusia, khususnya pada di daerah

Sukabumi yang menetapkan tiga poin yaitu pendidikan, kesehatan, dan

kesejahteraan masyarakat. Hal ini memiliki keselarasan program pada Pondok

Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi. Seperti yang di lansir oleh Radar Sukabumi :

“Lembaga Pendidikan satu-satunya yang mengembangkan

kewirausahaan, Ponpes Dzikir Al-fath, satu-satunya yang mengembangkan

kewirausahaan, Ponpes Dzikir Al-fath sangat tepat di jadikan percontohan.

Terekspos secara nasional, secara tidak langsung Ponpes Dzikir Al-fath bisa

mengharumkan nama Kota Sukabumi “. Ujar Walikota Sukabumi, M Muraz usai

memberikan materi kepada peserta LPPM UI di Ponpes Al-fath Kota Sukabumi,

Minggu (15/11/2015).” 4

Muraz sebagai pembicara LPPM UI menjelaskan, keagamaan dan duniawi

harus di ajarkan di pesantren, meski Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath merupakan

pesantren tradisional, tapi di terapkan intrakulikuler di luar pesantren yakni

praktik tentang berekonomi. “Ini salah satu terobosan. Apa yang dilakukan di

pesantren ini bisa terinformasi ke peserta sehingga mereka bisa

2 Departemen Agama RI, Al-qur’an, Surat Al jumu‟ah ayat 10

3 Samsul Nizar, Sejarah Sosial, dan Dinamika Intelektual Islam di Nusantara (Jakarta :

Pranada Media Group,2014) hal 85 4 Radar sukabumi.com/2015/11/16/pesantren-Dzikir Al-fath-sukabumi-dijadikan-objek-

penelitian-18-provinsi

3

mengembangkan pesantren dengan pola yang di lakukan pesantren ini.”5

Katanya.

Seperti yang di jelaskan sebelumnya bahwa pondok pesantren

merupakan inkubator generasi muslim dalam memahami agama islam secara

mendalam. Hal ini menjadikan pondok pesantren memiliki fungsi tarbiyah atau

institusi pengajaran dengan berbagai program. Di antaranya Pondok Pesantren

Dzikir Al-Fath yang memiliki program kewirausahaan bagi santri dan masyarakat

sekitar.

Hal yang menarik adalah jalannya program tersebut, yang sebenarnya

terlihat “baru” dalam institusi pondok pesantren saat ini, hal inilah yang menjadi

ketertarikan saya sebagai peneliti untuk mengetahui strategi komunikasi KH. DR.

Fajar Laksana (Kiai sekaligus pendiri Pondok Pesantren) dalam membina santri,

media apa saja, cara memotivasi santri dan mengontrol pelaksanaan yang

mengikuti Program Santri Wirausaha Al-Fath.

Keberlangsungan dan berjalannya program ini dapat dipastikan melalui

berbagai kegiatan yang telah berlangsung, bahkan beberapa kompetisi

kewirausahaan yang di adakan. Hal tersebut dapat di lihat pula pada harian

online pikiran rakyat yang menuliskan tentang kegiatan tersebut.

Sekertaris Badan Perencanaan (Bappeda) Jawa Barat, Husein Ahmad Di

dampingi kepala subbagian perencanaan, Yuke Septiana, Rabu (15/10/2014)

memastikan hadiah dari Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heriyawan akan segera di

distribusikan ke Pesantren Dzikir Al-Fath di kelurahan Karang tengah, Kecamatan

Gunung puyuh, Kota Sukabumi, Pekan depan. Hal terebut di ungkapkan para

pejabat Bappeda Jabar usai melakukan serangkaian pertemuan dengan para

perwakilan santri dan Pimpinan Pondok Pesantren Dzikr Al-Fath, KH. Fajar

Laksana di Aula Maung Bodas.6

Dari fenomena tersebut, peneliti tertarik meneliti tentang proses

pelaksanaannya, melalui peninjauan analisis strategi komunikasi, dan

5 Ibid 6 Pikiran-rakyat.com/jawa-barat/2014/10/15/300841/pesantren-dzikir-al-fath-segera-terima-

hadiah

4

menggunakan berbagai teori pengumpulan data untuk di analisis dalam lingkup

perencanaan komunikasi.

Selain itu, dengan penelitian ini di harapkan memberi pemahaman

tentang strategi komunikasi secara umum melalui praktik analisis, dengan fokus

penelitian Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath, sebagai tolak ukur pemahaman.

Berdasarkan data dan latar belakang masalah di atas, maka penulis

tertarik untuk meneliti masalah ini mengenai “Strategi Komunikasi KH. DR.

Muhammad Fajar Laksana dalam Program Santri Wirausaha Al-Fath di Pondok

Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi”.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Pembahasan strategi komunikasi pada dasarnya memiliki kajian dari

perencanaan komunikasi. Dari latar belakang penelitian yang sebelumnya di

jelaskan, peneliti mengkaji dan menelaah konsep strategi komunikasi program

Santri Wirausaha Al-Fath di Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi dengan

pembatasan masalah sebagai berikut :

1. Strategi komunikasi KH. DR. Muhammad Fajar Laksana dalam program

Santri Wirausaha Al-Fath.

2. Pendukung dan hambatan komunikasi pada Perencanaan Komunikasi KH,

DR. Muhammad Fajar Laksana dalam program Santri Wirausaha Al-Fath.

Sehingga ruang lingkup penelitian hanya menganalisis komunikasi yang

terjadi, maka rumusan masalah yang di tetapkan sebagai berikut :

1. Bagaimana strategi komunikasi KH. DR. Muhammad Fajar Laksana dalam

membina santri yang mengikuti program Santri wirausaha Al-fath?

2. Bagaimana faktor pendukung dan faktor penghambat dalam hal komunikasi

pada program Santri wirausaha Al-fath?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Terkait dengan pokok permasalahan di atas, maka tujuan penelitian

adalah :

5

a) Untuk memperoleh gambaran tentang strategi komunikasi KH. DR.

Muhammad Fajar Laksana (Kiai sekaligus pendiri Pondok pesantren

Dzikir Al-fath) dalam program Santri Wirausaha Al-Fath.

b) Untuk memperoleh gambaran tentang media dan cara apa saja yang di

guanakan beliau dalam program Santri Wirausaha Al-Fath di Pondok

Pesantren tersebut.

c) Untuk memperoleh gambaran perencanaan komunikasi dalam suatu

program kewirausahaan, khususnya dalam program Santri Wirausaha

Al-Fath.

2. Manfaat Penelitian

Dari tujuan dan rumusan masalah yang dipaparkan, serta

pembatasan masalah yang peneliti tuliskan sebelumnya, diharapkan

memberi manfaat dari berbagai hal, yaitu :

Secara akademis, memberi pemahaman dan pengetahuan tentang

analisis menggunakan teori strategi komunikasi, dengan menggunakan

objek pemikiran KH. DR. Fajar Laksana dan Pondok Pesantren Dzikir Al-

Fath Sukabumi, sebagai tempat penelitian. Hal ini diharapkan dapat

memberikan pemahaman secara teori serta menggunakan teori tersebut

untuk menganalisis komunikasi yang terjadi di sekitar.

Secara Praktisi, memberi informasi hasil dari penelitian, yaitu

konsep yang di kembangkan KH. DR. Fajar Laksana sebagai pimpinan

pondok dalam menerapkan santri berwirausaha. Selain itu, penelitian ini

memberikan manfaat bagaimana pentingnya analisis strategi komunikasi

untuk mengetahui konsep dari objek yang di teliti, melalui hasil yang di

laporkan yang berkaitan dengan perencanaan komunikasi.

D. Tinjauan pustaka

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti selain mengadakan kajian

pustaka yang bersumber dari buku-buku penelitian sosial, yang sebagian besar

terdapat di Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sebagai acuan

penulisan ilmiah dan metode dasar, serta teori-teori yang di gunakan, peneliti

mengkaji dan menggunakan pustaka berikut ini :

6

Skripsi mahasiswa UIN Jakarta yang berjudul Startegi Komunikasi KH.

Agus Abdul Ghofur dalam meningkatkan nilai akhlak pada masyarakat

lingkungan Pondok Pesantren Madinnatunnajah Jombang Ciputat Tangerang

Selatan yang disusun oleh Siti Mahmudah dengan NIM 109051000063, serta

skripsi yang berjudul Strategi Komunikasi KH. Ahmad Syarifuddin Abdul

Ghani dalam membina akhlak dalam masyarakat lingkungan pondok Al-

Hidayah pesantren jawa barat yang disusun oleh Ahmad Mursyidi dengan

NIM 107051002596. Sebagai kerangka dan model awal pembentukan serta

penyusunan skripsi.

Buku yang berjudul Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif

Pendekatan yang di susun oleh Bagong Suyanto serta Sutinah. Sebagai acuan

metode analisis strategi komunikasi, dan menjelaskan beberapa teori terkait

ilmu sosial untuk memudahkan dalam memahami bahasa dan istilah yang sulit

di mengerti.

Buku Yang berjudul Teori Komunikasi: Theories of human

Communication edisi ke sembilan yang di susun oleh Stephen w. Little John

serta Karen A.Foss. Sebagai penjelas berbagai istilah komunikasi terutama

pembahasan terkait analisis jaringan. Hal ini bertujuan untuk memahami dan

memudahkan dalam mengartikan setiap penulisan yang dimaksud peneliti.

Buku yang berjudul Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif dan R

& D yang di susun oleh Prof. Dr. Sugiyono. Sebagai penuntun dari teori-teori

yang berupa sampel dan pengambilan data. Hal ini sebagai referensi teori yang

diajukan oleh penelitian ini agar menjadi laporan ilmiah sebagaimana

mestinya.

Referensi penunjang lainnya, seperti halnya buku-buku komunikasi

pada umumnya yang berkaitan dengan strategi komunikasi. Hal ini akan di

sertakan pada referensi peneliti sebagai penunjang hasil penelitian, di lapangan

serta bentuk laporan. Selain itu, buku pustaka yang di jadikan penunjang ini

akan di sertakan pada kolom referensi dan kutipan.

7

E. Metodologi penelitian

Metodologi penelitian yang di gunakan secara keseluruhan

menggunakan metodologi kualitatif. Oleh sebab itu dalam teknik pengumpulan

data, peneliti menggunakan teknik berikut :

1. Observasi

Menggunakan teknik observasi dalam artian peneliti terlibat pada

kegiatan sehari hari, yaitu melakukan pengamatan secara langsung dalam

waktu tertentu tanpa menggunakan pihak penghubung.

Susan stainback (1988) menyatakan “in participant observation, the

researcher observes what people do, listen to what they say, and

participates in their activities”. Dalam observasi partisipasi, peneliti

mengamati apa yang di kerjakan orang, mendengarkan apa yang di

kerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan

berpartisipasi dalam aktivitas mereka.7

Dalam hal ini peneliti menjadi partisipasi pasif atau passive

participation, yang di sebut sebagai partisipasi yang sebelumnya tidak

menjadi bagian dari objek penelitian.

Passive participation means the researcher is present at the scene of

action but does not interact of participate. Jadi dalam hal ini peneliti

datang di tempat kegiatan orang yang di amati, tetapi tidak ikut terlibat

dalam kegiatan tersebut8.

Oleh sebab itu bentuk laporan dari observasi ialah memiliki tiga objek ,

yaitu tempat, pelaku dan aktivitas.

Obyek penelitian dalam penelitian kualititatif yang di observasi

menurut Spradley dinamakan situasi sosial, yang terdiri atas tiga

komponen yaitu :(1) Place atau tempat di mana interaksi dalam situasi

sedang berlangsung, (2) Actor atau pelaku adalah orang orang yang sedang

memainkan peran tertentu, (3) Activity atau kegiatan yang di lakukan oleh

actor dalam situasi sosial yang sedang berlangsung.9

7Sugiyono,Metode Penelitian kuantitatif dan kualitatif dan R& D, (Jakarta: Alfabeta .2000),

hal 227 8 Ibid

9 Ibid hal 229

8

Observasi pada penelitian pada tahap observasi deskriptif

menggunakan gambaran umum, terutama pemberitaan media tentang

adanya kegiatan yang diteliti, dikarenakan bagi peneliti adalah sesuatu

yang baru di pandang dari segi audit komunikasi.

Dalam Hal ini peneilti melakukan observasi melalui pemberitaan

media online melalui pikiran rakyat dan radar sukabumi. Selain itu peneliti

melakukan observasi melalui kunjungan di awal dengan bukti foto pondok

pesantren pada lampiran.

2. Wawancara

Interview atau wawancara yang di gunakan ialah wawancara semi

struktur atau wawancara yang masih memiliki perluasan dalam

pertanyaannya. Hal ini dikarenakan penelitian ini deskriptif untuk yang

pertama di lakukan peneliti dalam hal analisis strategi komunikasi, agar

tidak terjadi bias dalam hasil wawancara.

Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan

permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang di ajak wawancara

dimintai pendapat dan ide-idenya. Dalam melakukan wawancara, peneliti

perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang di kemukakan

informan.10

Peneliti melakukan wawancara dengan penggagas yaitu KH. DR.

Muhamad Fajar Laksana dan manajer serta anggota. Hal ini dilakukan

untuk memenuhi prosedur penelitan melalui wawancara mendalam kepada

obyek yang di teliti.

3. Dokumentasi

Dokumentasi yang di lakukan ialah menjelaskan profil yang di

teliti, selain itu keadaan dan segala bentuk yang memungkinkan untuk di

jadikan data. Hal ini disesuaikan dengan penangkapan indera manusia,

seperti suara melalui audio, gambar melalui foto dan pelaksanaan atau

proses yang memungkinkan untuk di dokumentasikan melalui video.

Hasil penelitian dari observasi atau wawancara, akan lebih kredibel

dan dapat di percaya kalau di dukung oleh sejarah pribadi kehidupan di

10

Ibid hal 233

9

masa kecil, di sekolah, di tempat kerja, di masyarakat, atau auto

biography. Publish autobiographies provide a readly available source of

data for the discerning qualitative research (Bogdan). Hasil penelitian

juga akan semakin kredible apabila di dukung oleh foto-foto atau karya

tulis akademik dan seni yang telah ada. Photographs provide strikingly

descriptive data, are often used to understand the subjective and is

product re frequently analyzed inductive.11

Setelah melakukan wawancara mendalam kepada beberapa objek,

peneliti melakukan dokumentasi berupa foto seusai wawancara, aktivitas

kegiatan motoris dan gudang stok motoris.

4. Triangulasi/Gabungan

Untuk memudahkan dalam penelitian, peneliti menggunakan

teknik triangulasi agar mendapatkan pemahaman yang di maksud, dalam

hal ini menggali informasi melalui wawancara dan observasi lalu di

sesuaikan berdasarkan realita yang ada sehingga memudahkan dalam

laporan.

Dalam hal triangulasi, Susan Stainback (1988) menyatakan bahwa

“the aim is not determine the truth about some social phenomenon, rather

the purpose of triangulation is ti increase one’s understanding of what

ever is being investigated”. Tujuan dari triangulasi bukan untuk mencari

kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi lebih pada peningkatan

pemahaman peneliti terhadap apa yang telah di temukan.12

Tujuan menggunakan triangulasi ialah menyusun kembali laporan

laporan yang disajikan pada penelitian menjadi struktural dan dapat di

pahami. Selain itu menghindari ketidak sesuaian dari peneliti dalam hal

penulisan.

Mathinson (1988) mengemukakan bahwa “ the value of

triangulation lies in providing evidence –whether convergent, inconsistent,

or contracdictory”. Nilai dari teknik pengumpulan data dengan triangulasi

11

Ibid hal 240 12

Ibid hal 241

10

adalah untuk mengetahui data yang di peroleh convergent (meluas), tidak

konsisten atau kontradiksi.13

Jenis triangulasi yang di gunakan pada penelitian kali ini ialah

trangulasi teknik yaitu melakukan observasi, wawancara mendalam, dan

dokumentasi kepada objek penelitian untuk menentukan hasil laporan.14

Gambar 1.1. Triangulasi data

Dari triangulasi yang di peroleh, maka penyusunannya dilakukan

dengan mengolah data yang di dapatkan melalui keadaan pondok, lalu

melakukan wawancara mendalam dengan KH. DR. Muhammad fajar

laksana serta manager dan dua orang anggota. Setelah itu di

dokumentasikan dan disajikan dalam bentuk data penelitian.

F. Pedoman skripsi

Untuk mempermudah, teknik penulisan yang di lakukan dalam skripsi

ini merujuk kepada buku “pedoman penulisan karya ilmiah” yang di terbitkan

oleh CeQda UIN Jakarta 2007.

G. Sistematika Penulisan

Peneliti membagi laporan penelitian menjadi beberapa bab, yaitu :

BAB I. Merupakan bab pendahuluan yang menguraikan argumentasi

mengenai studi ini. Dalam bab ini peneliti menguraikan latar

belakang masalah, pembatasan dan rumusan masalah, tujuan dan

13

Ibid hal 241 14

Ibid hal 242

Sumber

data yang

sama

Observasi Partisipatif

Wawancara Mendalam

Dokumentasi

11

manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan

sistematika penulisan.

BAB II. Berisi tentang tinjauan teoritis mengenai definisi strategi, tahap-

tahap strategi, manfaat strategi, definisi komunikasi, proses

komunikasi, unsur-unsur komunikasi, strategi komunikasi, dan

definsi pondok pesantren.

BAB III. Membahas sekilas tentang riwayat hidup KH. DR. Muhammad Fajar

Laksana, pendidikan formal dan informal beliau, karya literasi, dan

Program Santri Wirausaha Al-Fath.

BAB IV. Membahas analisis data, yaitu strategi komunikasi KH. DR.

Muhamad Fajar Laksana dalam program Santri Wirausaha Al-Fath

di Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath yang di tinjau dari tahap-tahap

strategi yaitu perencaanaan, pelaksaanaan, dan evaluasi strategi. Hal

tersebut memenuhi to secure understanding, to establish acceptance,

to motivation action.

BAB V. Penutup. Pada bab ini penulis mengemukakan kesimpulan dari

penulisan skripsi, serta saran-saran yang dianggap perlu.

12

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Strategi

1. Definisi Strategi

Strategi seringkali dikaitkan dengan sebuah konsep atau acuan dari

orang yang menggagas suatu perencanaan. Sehingga aplikasi dari

perencanaan itu menjadi terarah dan memiliki tujuan yang jelas dalam

pelaksanaannya.

Dari sudut etimologi (asal kata), berarti penggunaan kata “strategik”

dalam manajemen sebuah organisasi. Dapat diartikan kiat, cara dan taktik

utama yang dirancang secara sistematik dalam melaksanakan fungsi-fungsi

manajemen, yang terarah pada tujuan strategik organisasi.15

Strategi dapat terbentuk dari adanya suatu masalah yang memiliki

solusi-solusi bagi penggaggas. Hal ini seringkali terbentuk dalam sebuah

bagan, definisi, arahan, atau langkah-langkah yang menjadikan konsep

tersebut lebih mudah dipahami dan dilaksanakan.

Definisi lain menyebutkan strategi merupakan garis-garis besar haluan

untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah di tentukan.16

Sebuah strategi menurut FM Loewen berg, Strategi bukanlah statement

yang bersifat Menggeneralisir dan bisa digunakan oleh siapa saja dalam

menghadapi persoalan apa saja. Strategi yang dipakai sangat di tentukan

oleh tujuan apa yang hendak di capai, serta kondisi macam apa yang

tercipta. Strategi yang di pakai dalam memecahkan persoalan tertentu sudah

pasti akan menjadi sangat berbeda dengan strategi yang di terapkan untuk

memecahkan persoalan yang sama sekali lain. 17

15

Hadari Nawawi, Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan,

(Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,2000), hal 147 16

Abduddin Nara, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran (Jakarta : Kencana

Prenada Media Group, 2009), hal 207 17

Nanih Machendrawaty dan Agus Ahmad Safei, Pengembangan Masyarakat Islam

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), hal 97

13

Oleh sebab itu, strategi berkaitan erat dengan manajemen dalam

pelaksanaannya, selain itu menetapkan ukuran serta mempertimbangkan

segala kemungkinan menjadi bagian dalam definisi teori ini.

Dalam kamus Manajemen dikatakan strategi adalah rencana yang cermat

mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus dan saling berhubungan

dalam waktu dan ukuran.18

Sedangkan definisi menurut kamus sosiologi dan kependidikan,

strategi ialah siasat dalam menjalankan maksud dan tujuan tertentu atau

suatu prosedur yang mempunyai alternatif-alternatif pada berbagai

langkah.19

2. Manfaat Strategi

Manfaat dari strategi memiliki arahan yang jelas pada sebuah organisasi

atau tindakan, dikarenakan strategi mencakup konsep dan gambaran dari

tindakan yang akan di lakukan.

Menurut Mintberg ada lima kegunaan dari strategi,yaitu :

a) Sebuah rencana - suatu arah tindakan yang di inginkan secara sadar.

b) Sebuah cara - suatu manuver spesifik yang di maksudkan untuk

mengecoh lawan atau kompetitor.

c) Sebuah pola - dalam suatu rangkaian tindakan.

d) Sebuah posisi - merupakan suatu cara untuk menempatkan

organisasi dalam sebuah lingkungan

e) Sebuah perspektif - merupakan suatu cara yang terintegrasi dalam

memandang dunia.20

Oleh sebab itu sebuah strategi akan di pandang sebagai World view dari

penggagas. Tidak hanya itu, memahami suatu karakteristik gagasan dapat

di kaji dengan melakukan analisis terhadap strategi yang dihasilkan.

18

B.N Marbun, Kamus Manajemen, (Jakarta, Pustaka Sinar Harapan, 2005), hal 340 19

G. Kartasapoetra dan Hartini, Kamus Sosiologi dan Kependidikan, (Jakarta : PT Bumi

Aksara 2007), hal 406 20

Sandra oliver, Strategi Public Relations, (Jakarta : Penerbit Erlangga, 2006), hal 2

14

3. Tahapan Tahapan Strategi

Dalam menganalisis strategi, perlu di pahami tahapan dari

terbentuknya strategi agar tergambar pola dan bentuk dari strategi tersebut.

Dalam proses strategi, terdapat tiga tahapan yang harus di jalankan yaitu :

a) Perencanaan strategi

Menurut Keuffman, Perencanaan adalah suatu proses untuk

menetapkan ke mana kita harus prgi dengan mengidentifkasi syarat apa

yang harus dipenuhi untuk sampai ke tempat tersebut dengan cara yang

paling efisien dan efektif, dengan kata lain perencanaan sebagai penetapan

spesifikasi tujuan yag ingin di capai termasuk cara-cara yang akan

digunakan untuk mencapai tujuan tersebut.21

b) Pelaksanaan Strategi

Dalam pelaksanaan strategi atau penggerakan (Actuating), yang di

lakukan setelah sebuah organisasi memiliki perencanaan dan melakukan

pengorganisasian dengan memiliki struktur organisasi termasuk

tersedianya personil sebagai pelaksana sesuai kebutuhan unitsatuan kerja

yang di bentuk. Di antara kegiatanya adalah melakukan pengarahan

(Commanding), bimbingan (directing) dan komunikasi (Communication)

termasuk koordinasi yang telah di jelaskan di dalam fungsi

pengorganisasian .22

c) Evaluasi atau pengawasan Strategi

Kontrol atau pengawasan di artikan sebagai proses menguur

(Measurment) dan menilai (Evaluation) tingkat evektifitas kerja personil

dan tingkat efesiensi penggunaan sarana kerja dalam memberikan

kontribusi pada pencapaian tujuan organisasi.23

Ada tiga macam langkah dasar untuk mengevaluasi strategi, yaitu :

21

Hafied cangara, Perencanaan dan strategi komunikasi ,(Depok: Rajawai press, 2013), hal

22 22

Hadari nawawi, Management Strategik organisasi non profit bidang pemerintahan,

(Yogyakarta : UGM press, 2003), hal 95 23

Hadari nawawi, Management Strategik organisasi non profit bidang pemerintahan,

(Yogyakarta : UGM press, 2003), hal 117

15

1) Meninjau faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar

strategi. Adanya perubahan yang ada akan menjadi satu hambatan

dalam pencapaian tujuan, begitu pula dengan faktor internal yang

di antaranya strategi tidak efektif atau hasil implementasi yang

buruk dapat berakibat buruk pula bagi hasil yang akan dicapai.

2) Mengukur prestasi (membandingkan hasil yang di harapkan dengan

kenyataan). Prosesnya dapat dilakukan dengan menyelidiki

penyimpanan dari rencana, menyimak kemajuan yang dibuat

kearah pencapaian sasaran yang dinyatakan. Kriteria untuk

mengevaluasi strategi harus dapat di ukur dan di buktikan.

3) Mengembalikan tindakan korektif untuk memastikan bahwa

prestasi sesuai dengan rencana. Dalam hal ini tidak harus berarti

strategi yang ada di tinggalkan atau harus merumuskan strategi

yang baru. Tindakan korektif diperlukan bila tindakan atau hasil

tidak sesuai dengan yang dibayangkan semula atau pencapaian

yang di harapkan.24

4. Faktor-faktor strategi

Jika suatu tahapan akan menimbulkan faktor-faktor yang di jadikan

pembentuk dari tahapan yang di maksud, sedangkan dari pembentukan

strategi dapat di tetapkan faktor-faktor sebagai berikut25

:

a) Lingkungan

Lingkungan tidak pernah berada pada satu kondisi dan selalu

terjadi perubahan yang berpengaruh sangat luas terhadap gejala sendi

kehidupan manusia. Sebagai individu dan masyarakat, tidak hanya

kepada cara berfikir, tetapi juga tingkah laku, kebiasaan, kebutuhan

dan pandangan hidup.

b) Lingkungan organisasi

24

Hadari nawawi, Management Strategik organisasi non profit bidang pemerintahan,

(Yogyakarta : UGM press, 2003), hal 117 25

Onong Uchjana, Dinamika Komunikasi, (Bandung : Remaja rosdakarya,2008), hal 29

16

Lingkungan organisasi mencakup segala sumber daya dan

kebijakan organisasi yang ada.

c) Kepemimpinan

Seseorang pemimpin adalah orang yang tertinggi dalam

mengambil suatu keputusan.Oleh karena itu, pemimpin dalam

menilai perkembangan yang ada dalam lingkungan, baik internal

maupun eksternal sangat berbeda.

5. Analisis SWOT

Analisis yang dapat di gunakan dalam meninjau suatu strategi atau

gagasan seseorang adalah analisis SWOT, yaitu menganalisis strategi

suatu gagasan melalui kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman dari

gagasan tersebut.

Analisis SWOT adalah suatu proyek atau suatu spekulasi

bisnis.Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT

(Strength, Weaknesses, Opportunities, dan Threats).

Analisis SWOT merupakan salah satu instrumen analisis

lingkungan internal dan eksternal perusahaan yang telah dikenal

luas.Analisis ini bertumpu pada basis data tahunan dengan pola 3-1-

5.Maksudnya data yang diupayakan mencakup data perkembangan

organisasi pada tiga tahun kedepan sebelum di lakukan analisis.Hal ini

dimaksudkan agar strategi yang di ambil memiliki dasar dan fakta yang

dapat di pertanggung jawabkan.26

Dari penjelasan SWOT tersebut dapat di definisikan melalui

penjelasan pakar yaitu Strategi yang di susun, di konsentrasikan dan di

konsepsikan dengan baik dapat membuahkan pelaksanaan yang di sebut

strategis.menurut Hisyam Alie27

, untuk mencapai strategi yang strategis

harus memperhatikan hal berikut:

26

M.Ismail Yusanto dan M. Karebet Widjadjakusuma, Manajemen strategi perspektif

syari’ah, (Jakarta : Khairul Bayan, 2003), hal 29 27

Rafi‟udin dan Mamun Abdul Djallal, Prinsip dan Strategi dakwah (Bandung, Pustaka setia

1997) hal 77

17

a. Strength (Kekuatan)

Yaitu memperhitungkan kekuatan yang dimiliki yang biasanya

menyangkut manusianya, dana serta piranti yang dimilikinya.

b. Weakness (Kelemahan)

Yaitu memperhitungkan kelemahan-kelemahan yang

dimilikinya, menyangkut aspek-aspek sebagaimana dimiliki sebagai

kekuatan, misalnya kualitas manusianya, dana dan sebagainya.

c. Opportunity (Peluang)

Yaitu, seberapa besar peluang yang mungkin tersedia di luar,

sehingga peluang yang sangat kecil sekalipun dapat di terobos.

d. Threats (ancaman)

Yaitu memperhitungkan kemungkinan adanya ancaman baik

dari luar maupun dari dalam.Ancaman ini perlu diketahui oleh

organisasi secara baik.Dengan mengetahui ancaman, organisasi

diharapkan dapat mengambil langkah-langkah awal agar ancaman

tersebut tidak menjadi kenyataan.

Untuk mempermudah memahami hal tersebut, peneliti

mencantumkan tabel berikut :

Strength (S)

Identifikasi

kekuatan

Weakness (W)

Identifikassi

Kelemahan

Opportunities (O)

Identifikasi

Kesempatan

S-O Strategies

Menggunakan

Kekuatan untuk

menangkap

kesempatan

W-O Strategies

Mengatasi

Kelemahan dengan

mengambil

kesempatan

Threats (T)

Identifikasi

Ancaman

S-T Strategies

Menggunakan

kekuatan untuk

menghindari

W-T Strategies

Meminimalkan

kelemahan dan

menghindari

18

ancaman ancaman

Sumber : Kearns, 1992

Gambar 2.1 Tabel kearns analisis SWOT

B. Komunikasi

1. Pengertian Komunikasi

Komunikasi secara etimologi berasal dari bahasa latin yaitu

“Communication”, istilah ini bersumber dari perkataan “Communis”

yang berarti „sama‟, kata „sama‟memiliki pengertian„sama arti‟.28

Jadi,

komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu

pesan yang disampaikan oleh komunikator yang diterima oleh

komunikan.

Sedangkan dari beberapa pakar mendefinisikan komunikasi dengan

beberapa istilah yang dapat menjadi acuan terminologi yaitu :

a. Dalam formulasinya Harold D. Laswell itu biasa disebut who (siapa),

Says what (mengatakan apa), in whichchannel (lewat saluran mana), to

whom (kepada siapa), with what effect (efek apa yang diharapkan29

b. Ragers dan D.Lawrence Kincaid mendefinisikan komunikasi adalah

suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan

pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya

akan tiba pada saling pengertian yang mendalam).30

c. Menurut William J. Seller, memberikan definisi komunikasi yang lebih

bersifat universal. Dia mengatakankomunikasi adalah proses dimana

simbol verbal dan non verbal di kirimkan dan diterima dan diberi arti.31

d. Menurut pakar komunikasi Onong Uchjana Effendy mendefinisikan

komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang

kepada orang lain untuk memberitahu atau merubah sikap, pendapat

28

Suryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Bandung: Pustaka setia, 2015), hal 14 29

Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo, 2005), hal 27 30

Hafied Changara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,1998).

Hal 20 31

Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Kasara, 2009). Cet. Ke-10.Hal 4

19

atau perilaku, baik langsung secara lisan maupun tak langsung melalui

media.32

Menurut Onong33

, ada beberapa sebab mengapa manusia melakukan

komunikasi, yaitu untuk :

i. Mengubah sikap (to change the attitude)

ii. Mengubah Opini, pendapat atau pandangan (to change the

opinion)

iii. Mengubah Perilaku (to change behavior)

iv. Mengubah masyarakat (to change society)

2. Proses komunikasi

Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yaitu :

a. Proses Komunikasi secara primer

Proses komunikasi primer adalah suatu proses penyampaian pikiran

atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan

lambang (simbol) sebagai media primer. Lambang sebagai media

primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, isyarat, warna, dan

lain sebaganya yang secara langsung mampu menerjemahkan pikiran

dan perasaan komunikator kepada komunikan34

.

b. Proses komunikasi secara Sekunder

Lain halnya dengan proses komunikasi sekunder, komunikasi

sekunder ialah proses komunikasi melalu media perantara agar sampai

kepada komunikan, hal ini lebih di dominasi oleh komunikasi massa.

Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian

pesan oleh seseorang kepada yang lain dengan menggunakan alat atau

sarana berada di tempat yang relatif jauh dan atau jumlahnya banyak.

32

Onong Uchjana, Dinamika Komunikasi, (Bandung Remaja Rosdakarya,2008), Cet ke-7,

hal 5 33

Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi:Teori dan Praktek,(Bandung : PT Remaja

Rosdakarya,1992), hal 20

34

Ibid, hal 11

20

Surat, telepon, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dan banyak

lagi adalah media kedua yang sering di gunakan dalam komunikasi.35

3. Unsur-unsur komunikasi

Komunikasi memiliki tujuh unsur, yaitu : sumber, pesan, saluran,

penerima, efek, umpan balik, dan lingkungan atau situasi.36

. Jika di

uraikan lebih lanjut akan mendapatkan definsi sebagai berikut :

a. Source (Sumber)

Sumber adalah dasar yang di gunakan di dalam penyampaian pesan,

yang di gunakan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri.Sumber

dapat berupa orang, lembaga, buku, dan sejenisnya. Dalam hal sumber

ini yang perlu kita perhatikan kredibilitas terhadap sumber

(kepercayaan) baru, lama, sementara dan lain sebagainya. Apabila kita

salah mengambil sumber maka kemungkinan komunikasi yang kita

lancarkan akan berakibat lain dari yang kita harapkan.37

Sumber adalah pihak yang menyampaikan atau mengirim pesan

kepada penerima. Sumber sering disebut dengan banyak nama atau

istilah, antara lain : Komunikator, pengirim, atau dalam bahasa inggris

disebut source, sender atau encoder.38

Syarat syarat yang harus di perhatikan oleh seorang komunikator

ialah39

:

i. Memiliki kredibilitas yang tinggi bagi komunikannnya

ii. Keterampilan berkomunikasi

iii. Mempunyai pengetahuan yang luas

iv. Sikap

v. Memiliki daya tarik

35

Ibid, hal 11 36

Widjadja, Komunikasi dan Hubungan masyarakat, (Jakarta: Bumi Aksara,2002), hal 11 37

Ibid hal 12 38

Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada,1998) hal 34 39

Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, (Bandung : PT Remaja

Rosdakarya,1992), hal 38-39

21

b. Message (Pesan)

Pesan ialah pernyataan yang di sampaikan pengirim pada

penerima.Pernyataan bisa dalam bentuk verbal (bahasa tertulis atau

lisan) maupun nonverbal (isyarat) yang bisa dimengerti oleh penerima.

Dalam bahasa inggris pesan bisa di artikan dengan kata :message,

content atau information40

c. Penerima

Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim dari

sumber kepada penerima. Penerima bisa disebut dengan berbagai

macam sebutan, antara lain: khalayak, sasaran, target, adaptor,

komunikan. Dalam bahasa inggris penerima di sebut dengan

namareceiver, audience dan decoder.

d. Efek

Efek ialah perbedaan secara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan

dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Efek

bisa terjadi pada pengetahuan, sikap, dan tingkah laku seseorang.

Karena itu, efek bisa juga diartikan perubahan atau penguatan

keyakinan pada pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang sebagai

akibat penerima pesan.Efek bisa di sebut sebagai akibat atau dampak.

e. Umpan balik

Umpan balik ialah tanggapan yang di berikan oleh penerimaan pesan

dari sumber. Sebenarnya ada juga yang beranggapan bahwa umpan

balik sering di sebut dengan istilah feedback, reaction, response,dan

semacamnya..41

f. Lingkungan

Lingkungan ialah situasi yang mempengaruhi jalannya komunikasi.

Lingkungan dapat di artikan dalam bentuk fisik, sosial, budaya,

psikologis dan dimensi waktu. Sebuah informasi tidak bisa dikirim

karena terhambat oleh kendala fisik sehingga informasi itu tidak bisa

40

Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada,1998) hal 34 41

Ibid hal 35

22

diterima. Misalnya, tempatnya jauh di daerah pegunungan, lingkungan

sosial budaya masyarakat, lingkungan psikologis masyarakat yang

masih trauma akibat bencana yang baru menimpanya, dan sebagainya42

4. Bentuk-bentuk Komunikasi

d. Komunikasi pribadi (Personal communication)

Komunikasi pribadi terbagi menjadi dua macam, diantaranya :

1) Komunikasi Intrapersonal

Menurut Weber Schramm, yang dikutip oleh Phil.Astreid S.

Susanto, bahwa manusia apabila dihadapi dengan suatu pesan

untuk mengambil keputusan menerima ataupun menolaknya akan

mengadakan terlebih dahulu suatu komunikasi dengan dirinya

khususnya menimbang untung rugi yang diajukan oleh

komunikator.43

2) Komunikasi antarpersonal

Menurut Onong Uchjana Effendy, Komunikasi antar

personal adalah komunikasi antar komunikator dengan komunikan.

Komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam hal mengubah

sikap, pendapat, atau prilaku seseorang, karena sifatnya dialogis,

berupa percakapan44

e. Komunikasi Organisasi atau kelompok

Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu organisasi,

danbersifat formal, dan juga informal, dan berlangsung dalam suatu

jaringan yang lebih besar dari pada komunikasi kelompok.

42

Ibid 43

Onong uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung, Remaja Rosdakarya, 2008),

Cet. Ke7, hal .23 44

Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi,( Bandung, Remaja Rosdakarya, 2008),

Cet. Ke7 hal 23

23

Sesuatu di katakan komunikasi kelompok karena, pertama,

proses komunikasi hal mana pesan-pesan yang di sampaikan oleh

seorang pembicara kepada khalayak dalam jumlah yang lebih besar

pada tatap muka. Kedua, komunikasi berlangsung kontinyu dan bisa

dibedakan mana sumber dan mana penerima. Ketiga, pesan yang

disampaikan terencana (dipersiapkan) dan bukan spontanitas untuk

segmen khalayak tertentu.45

Komunikasi Organisasi dapat di batasi dari berbagai unsur .yaitu :

a) Gaya komunikasi organisasi

Ada enam Gaya komunikasi organisasi menurut Steward

L.Tubbs dadn Selvia Moss46

, yaitu :

I. Gaya Komunikasi mengendalikan

Gaya komunikasi mengendalikan ditandai dengan adanya

satu kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa, dan

mengatur prilaku, fikiran, dan tanggapan orang lain. Orang-

orang yang menggunakan gayakomunikasi ini di kenal dengan

nama komunikator satu arah atau one-way communication.

II. Gaya komunikasi dua arah

Gaya Komunikasi dua arah atau equalitarian style, tindak

komunikasi ini dilakukan secara terbuka. Artinya, setiap anggota

organisasi dapat mengungkapkan gagasan ataupun pendapat

dalam suasana yang santai dan informal.

III. Gaya Komunikasi berstruktur

Gaya komunikasi berstruktur atau the structuring style

memanfaatkan pesan pesan verbal secara tertulis ataupun lisan

untuk memantapkan perintah yang di laksanakan, penjadwalan

tugas, dan pekerjaan serta struktur organisasi.

IV. Gaya komunikasi Dinamis

45

Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia, (Jakarta PT. Raja Grapindo Persada,2005), Cet

Ke2, hal 33 46

Suryanto, Pengantar ilmu komunikasi, (Bandung: Pustaka setia, 2005), hal 321-324

24

Gaya Komunikasi dinamis memiliki kecenderungan agresif

karena pengirim pesan atau sender memahami bahwa

lingkungan pekerjaannya berorientasi pada tindakan (action-

oriented).

V. Gaya komunikasi relinguish

Gaya komunikasi relinguish lebih mencerminkan kesediaan

untuk menerima saran, pendapat, atau gagasan orang lain,

daripada keinginan untuk memberi perintah meskipun pengirim

pesan mempunyai hak untuk memberi perintah dan mengontrol

orang lain.

VI. Gaya komunikasi withdraw

Gaya komunikasi withdraw ialah gaya komunikasi yang di

gunakan saat sender enggan berkomunikasi terhadap oranglain,

hal ini disebabkan beberapa kesulitan antarpribadi yang di

hadapi oleh orang-orang tersebut.

b) Jaringan Komunikasi

Jaringan Komunikasi ialah merupakan sistem dari garis

komunikasi yang berhubungan dengan pengirim dan penerima

dalam sebuah fungsi sosial organisasi, yang mempengaruhi prilaku

individu yang bekerja di dalamnya dan posisi individu yang bekerja

dalam jaringan tersebut serta memainkan peranan kunci dalam

menentukan prilaku, dan perilaku orang yang di pengaruhi.47

Lewis membagi empat unsur jaringan komunikasi48

:

I. Keteraturan jaringan contohnya : pernyataan kebijakan dan

aturan.

II. Temuan atau inovatif jaringan contohnya : sistem sugesti dan

pertemuan partisipasi.

III. Keutuhan Integratif dan pemeliharaan jaringan contohnya :

motivasi karyawan.

47

Ibid hal 324 48

Ibid hal 324-325

25

IV. Jaringan komunikasi informatif desktruktifcontohnya : buletin

dan publikasi perusahaan.

Berdasarkan fungsionalnya arus komunikasi terbagi

menjadi dua kelompok, yaitu49

:

I. Arus Vertikal (dari atas ke bawah atau sebaliknya)

II. Arus horizontal (Lateral atau silang)

f. Komunikasi Bisnis

Komunikasi bisnis adalah pertukaran ide, pendapat, informasi,

dan perintah yang memiliki tujuan tertentu yang di sajikan secara

personal atau interpersonal melalui simbol atau tanda50

. Dalam

komunikasi bisnis terdapat :

I. Tujuan

II. Pertukaran antar komunikator dan komunikan

III. Gagasan merupakan isi pesan yang bentuknya beragam tergantung

pada tujuan, situasi, dan kondisi organisasi.

IV. Saluran personal, misalnya tatap muka, menggunakan media

tertentu

V. Simbol yang di gunakan untuk menyampaikan pesan.

B. Strategi Komunikasi

Strategi komunikasi berkaitan erat dengan ilmu manajemen

sebagaimana di jelaskan sebelumnya terkait strategi yang ingin di capai. Hal ini

selaras dengan beberapa masalah komunikasi dan hambatannya.

Strategi komunikasi merupakan paduan perencanaan komunikasi

(communication planning) dengan manajemen komunikasi (Communication

Management) untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Strategi

Komunikasi harus menunjukan bagaimana operasionalnya secara praktis

49

Ibid hal 325-332 50

Ibid hal 332

26

harus dilakukan, dalam arti kata pendekatannya bisa berbeda-beda tergantung

pada suatu kondisi dan situasi51

.

Studi perencanaan komunikasi (Communication planning) awalnya

muncul dari konflik kepentingan antara negaranegara sedaang berkembang

dan negara negara memuncak dalam tahun 1970-an. Ketika itu Indira Gandhi

mengeluhkan adanya ketidakseimbangan informasi di dunia akibat

mengalirnya informasi (Information flow) dngan tidak berkeadilan dari

negara negara maju yang memiliki kekuatan teknologi komunikasi yang lebih

canggih, ke negara negara sedang berkembang yang kurang mampu membeli

teknologi informasi.52

Roger (1982) memberi batasan pengertian strategi komunikasi sebagai

suatu rancangan yang di buat untuk mengubah tingkah laku manusia dalam

skala yang lebih besar melalui transfer ide-ide baru. Seorang pakar

perencanaan komunikasi Middleton(1980) membuat definisi dengan

menyatakan Strategi komunikasi adalah kombinasi yang terbaik dari semua

elemen komunikasi mulai dari komunikator, pesan, saluran (media), dan

penerima sampai pada pengaruh (efek) yang di rancang untuk mencapai tujuan

komunikasi optimal.

Pemilihan Strategi komunikasi merupakan langkah krusial yang

memerlukan penanganan secara hati hati dalam perencanaan komunikasi,

sebab jika pemilihan strategi salah atau keliru maka hasil yang diperoleh bisa

fatal, terutama kerugian dari segi waktu, materi, dan tenaga. Oleh karena itu

strategi juga merupakan rahasia yang harus di sembunyikan oleh para

perencana.53

51 Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi:Teori dan Praktek,(Bandung : PT Remaja

Rosdakarya,1992),hal 32 52

Canagara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,

2013), hal 6 53

Ibid hal.62

27

R.Wayne Peace, Brend D. Petterson dan M.Dallas Burnet dalam

bukunya Technique for effective communication menyatakan bahwa, tujuan

sentral strategi komunikasi terdiri atas tiga tujuan utama54

, yaitu :

a. To secure understanding

b. To establish acceptance

c. To motivation action

Tiga tujuan ini sangat berkaitan erat, karena pertama To Secure

understanding. Memastikan bahwa komunikan mengerti pesan yang di

terimanya.Andaikan sudah dapat dimengerti dan menerima maka

penerimaannya itu harus di bina atau to establish acceptance, yang pada

akhirnya kegiatan dimotivasikan atau to Motivation action.

D. Pesantren

Pesantren pada umumnya memiliki pola pendidikan seperti asrama,

menggunakan tempat tinggal untuk menetap sebagai bentuk keseluruhan pola

ajar bagi pendidikan pelajar yang di sebut santri.

Pesantren adalah “berarti santri dengan awalan ”Pe” dan akhiran “an”

berarti tempat tinggal para santri”55

yang lazim di di sebut juga istilah

pondok.

Di Indonesia istilah pesantren lebih popular dengan sebutan pondok

pesantren. Lain halnya dengan “pondok”, pondok berasal dari bahasa arab

Funduq yang berarti hotel, rumah, dan tempat tinggal sederhana.56

Memiliki konsep pengajaran dengan sistem pelajar tinggal dalam kurung

waktu tertentu, maka dalam prosesnya memiliki manajemen dan struktur dalam

pengelolaan pola pendidikan tersebut.

Pesantren itu sendiri terdiri dari lima elemen pokok, yaitu : Kiyai, Santri,

Masjid, Pondok, dan pengajaran kitab-kitab Islam Klasik. Kelima elemen

54

Onong Uchjana, Dinamika Komunikasi, (Bandung : Remaja rosdakarya,2008), hal 115-

116 55

Zamarkasyl Dhofier, Tradisi Pesantren,Studi tentang pandangan hidup kiyai,cet ke-6.

(Jakarta: LP3ES,1994), hal 18 56

Hasbullah, Seajarah Pendidikan Islam di Indonesia, Lintasan Sejarah Pertumbuhan dan

Perkembangan, cet ke-2 (Jakarta : Raja Grafindo Persada,1996) hal 138

28

tersebut merupakan ciri khusus yang dimiliki pesantren dan membedakan

pendidikan pesantren dengan lembaga pendidikan dalam bentuk lain.

Sekalipun kelima elemen ini saling menunjuang eksistensi sebuah

pesantren,tetapi kiai memainkan peranan yang begitu sentral dalam dunia

pesantren.57

57

Yasmadi,Moderensial Pesantren, Kritik Nur kholis majid terhadap pendidikan islam

tradisional, Cet-1, (Jakarta, ciputat press,2002), hal 63

29

BAB III

PROFIL KH. DR. MUHAMMAD FAJAR LAKSANA DAN

PROGRAM SANTRI WIRAUSAHA AL-FATH

A. Profil KH. Muhammad Fajar Laksana

1. Latar Belakang Keluarga, Pendidikan dan Pengalaman Hidup

DR. KH. Muhammad Fajar Laksana lahir di Sukabumi pada

tanggal 28 November 1969. Beliau memiliki Sejarah dengan

keturunan Pajajaran yaitu Prabu Siliwangi, Teguh Hambali selaku

Pengurus Pondok sekaligus pihak yang mengurus menuturkan bahwa

beliau adalah keturunan yang ke-16 secara biologis.

Beliau juga mendirikan museum yang diberinama 'Museum

Sejarah Sunda Prabu Siliwangi' sebagai warisan sejarah yang perlu di

jaga kelestariannya. Saat ini museum tersebut berada di dalam Pondok

Pesantren Dzikir Al-Fath. Di dalam bangunan ini terdapat sisa-sisa

kerajaan Padjajaran, diantaranya adalah prasasti, pena dan surat-surat

beraksara sunda kuno, kujang, keris, serta pedang yang di yakini

peninggalan sejarah pada kerajaan prabu siliwangi.

Selain itu terdapat Al-Qur‟an kuno berukuran cukup besar, Al-

Qur‟an ini dipercaya merupakan pemberian dari Syekh Quro

Karawang untuk Prabu Siliwangi.

Di karnakan museum tersebut memiliki nilai-nilai bersejarah dan

memiliki koleksi yang bernilai dari masa lampau maka pemerintah

sukabumi menerbitkan izin pendirian dengan Nomor SK.

556/24/DIAPORABUDPAR/2011.

a. Pendidikan informal

Sejak tahun 1989 hingga saat ini beliau adalah orang yang

mendalami dan mengamalkan nilai-nilai beragama yang di ajarkan

oleh thareqat Qodiriyah Naqsyabandiyyah, melalui Pondok

pesantren Suryalaya Tasikmalaya. Hingga saat ini beliau

30

mengamalkan ilmu agama yang di ajarkan oleh KH. A. Shohibul

wafa Tajul Arifin atau yang sering di sebut Abah anom.

Sejak Muda beliau dikenal sebagai orang yang

mengutamakan pendidikan agama sebagai pondasi hidup, hal ini

dapat terlihat di tahun 1993 sampai 1995 melakukan pendidikan

informal dengan belajar shalawat, untuk menambah pengetahuan

dan skill tentangmetodedakwahmelalui shalawat, beliau berguru

kepada Al-ustadz H. Junaedi yang pada saat itu yang memiliki

majelis Sholawat Ciaul Pasir di Sukabumi.

Setelah dua tahun menempuh melakukan pemahaman

tentang shalawat, KH. DR. Muhammad fajar laksana melanjutkan

pendidikannya tentang agama di ponpes Ad-dawah dan al-ummah.

Beliau menempuh pendidikan di pondok pesantren ini selama lima

tahun, yaitu pada tanggal 1995 sampai dengan tahun 2000 M.

b. Pendidikan Formal

Pendidikan Formal yang beliau tempuh pertama kali pada

tahun 1976 hingga 1982 melalui Sekolah dasar (SD) Pintukisi I

Sukabumi. Hingga saat ini (2017) beliau memiliki gelar candidate

Doktor Manajemen di Universitas Pasundan (UNPAS) Bandung.

Hal ini di buktikan dengan keikutsertaan beliau dalam Diklat

bergelar Certified Quality Management (CQM) dari Indonesia

Emas Graduate School of Management, Centre For Business

Management padatahun 1988 dengan memiliki Kompetensi

dibidang Konsultan Quality Management.

Hal ini selaras dengan pendidikan beliau setelah menempuh

pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SMAN I

Sukabumi pada tahun 1988, beliau melanjutkan di Universitas

Nusa (UNINUS) Bandung. Setelah Lulus tahun 1993,beliau

melanjutkan S2 di Universitas ARS International pada tahun 2000.

Dari pendidikan formal yang di jalani beliau, beberapa

penghargaan beliau peroleh karna keikutsertaan dan aktifnya dalam

31

akademisi dan praktik sosial. Hal ini di awali dari penerima

beasiswa berprestasi jarum bakti pendidikan pada tahun 1992.

Dibidang akademik beliau mendapat predikat mahasiswa

berprestasi dari Rektor UNINUS dari Fakultas Ekonomi Bandung

tahun 1993. Setelah lulus dari UNINUS dan memiliki cukup

pengalaman dalam bidang akademik, beliau mengabdikan dan

mengaplikasikannya melalui berbagai program sosial

kemasyarakatan, oleh sebab itu beliau mendapatkan Penghargaan

dari Walikota Sukabumi sebagai pemuda pelopor Kota Sukabumi

Priode 2002/2003 di bidang pemberdayaan, disektor UMKM,

Pendidikan dan Kebudayaan.

Peneliti menyadari akan bertambahnya bidang keilmuan

atau prestasi beliau yang tidak tertulis dalam penelitian ini, di

karnakan kehidupan beliau yang aktif di beberapa organisasi seperti

Nahdlatul Ulama serta mengisi berbagai kajian keislaman serta

keilmuan dalam bidang management ekonomi. Beberapa data yang

di dapatkan oleh peneliti terkait beliau, didapatkan dari observasi

awal atau deepresearch tentang obyek penelitian. Hal ini pun perlu

disadari bahwa objek yang di teliti dalam umur produktif untuk

berkarya. Selain itu gagasan beliau dan terlembaga menjadi hal

yang sulit untuk di akses karna melalui beberapa prosedur yang

harus peneliti lewati.

Oleh sebab itu, peneliti membuatkan skema untuk

mempermudah didalam memahami riwayat hidup beliau dalam hal

pendidikan.

32

SKEMA PENELITI TENTANG RIWAYAT PENDIDIKAN BELIAU

Gambar 3.1 Riwayat Pendidikan KH.DR. Muhammad Fajar Laksana

2. Karya Beliau dalam Literasi

Selain mengaplikasikan pemikiran dan manajemen, beliau

melakukan literasi ilmiah dengan berbagai tema, terutama tentang

ekonomi dan pembangunan.

Dari beberapa judul buku diantaranya, Analisis Indikator

Pengukuran Kualitas Pelayanan dan Kebijakan Pemerintah dalam

Pencapaian Visi Kota Sukabumi, yang diterbitkan langsung oleh STIE

PASIM Bandung dan The Sukabumi Consulting Group tahun 2000.

1989 1995 2000 2017 1976 1982 1985 1988 1993 2008

Ponpes Addawah dan al-ummah

Pondok pesantren Suryalaya Tasikmalaya

Majelis Sholawat Ciaul Pasir di Sukabumi

UNINUS Bandung Fakultasekonomi

Univ. ARS International Bandung

SD Pintukisi I Sukabumi

SMP PGRI I Sukabumi

SMAN I Sukabumi

Candidate Doctor Management Univ.Pasundan Bandung

33

Di bidang Sosial agama beliau menulis buku tentang Karakter

Dakwah Politik Islam yang diterbitkan oleh Lembaga penelitian dan

pendidikan dakwah Kampus Masjid al-ummah Sekarwangi Cibadak

pada tahun 2002.

Bidang Akademisi beliau memiliki berbagai fokus

pembahasan di bidang manajemen, di antaranya pengaruh leverage

factor dan return on investment terhadap return on equity perusahaan

asuransi umum di Indonesia yang di terbitkan oleh STIE PASIM

Bandung, tahun 2002. Selain itu di bidang manajemen syariah beliau

menulis tentang Manajemen Keuangan dan Akuntansi Zakat yang di

terbitkan oleh CV MPU, padatahun 2007, sedangkan di bidang

praktisi marketing beliau menulis buku tentang Manajemen

Pemasaran Pendekatan Praktis yang di terbitkan GRAHA ILMU pada

tahun 2008.

3. Membangun sumber daya manusia berpendidikan melalui

Yayasan PASIM yaitu Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi dan Sekolah

Tinggi Manajemen dan Ilmu Komputer PASIM

Tidak hanya melalui melalui literasi dan kegiatan sosial, beliaupun

mendirikan Lembaga Pendidikan, Yayasan PASIM atau disingkat

YAPASIM. Yayasan ini berdiri pada tanggal 11 Juni 1996 dengan akta

notaris No 41, didepan notaris Dr. Wiratni Ahmadi SH.

Pendirian YAPASIM ini ditujukan untuk menjadi lembaga

pengelola pendidikan tinggi. Oleh karena itu, setelah YAPASIM

berdiri tidak berapa lama sesudah itu pendiri mengajukan ijin kepada

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan untuk mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi yang

diberi nama STIE PASIM.

STIE PASIM, dengan Visi institusi Menjadi sekolah tinggi

Ekonomi yang unggul dalam bidang manajemen dan Akuntansi

34

dengan dukungan agama, budaya, sistem informasi dan Networking

pada tahun 2020.

Hal ini di dukung misi institusi yang beliau dirikan, yaitu

Menyelenggarakan dan meningkatkan proses pendidikan serta

pengajaran dibidang manajemen dan akuntansi yang memiliki lima

keunggulan kompetitif. menyelenggarakan penelitian ilmu ekonomi

yang bermanfaat bagi perkembangan dunia usaha, masyarakat, ilmu

pengetahuan dan teknologi. Meningkatkan kerjasama dengan berbagai

institusi pemerintah maupun swasta baik lokal maupun nasional.

Pada awalnya Menteri pendidikan dan kebudayaan pada tanggal 4

Desember 1996 menjadikan institusi ini sah secara hukum, dengan

mengeluarkan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI

No.80/D/0/1996, tentang ijin STIE PASIM yang terdiri dari dua

jurusan yaitu jurusan manajemen dan jurusan akuntansi.

Selanjutnya pendirian STMIK PASIM dengan mengajukan ijin

kepada menteri pendidikan nasional untuk mendirikan Sekolah Tinggi

Manajemen Informatika dan Komputer yang diberi nama STMIK

PASIM. Berdasarkan pada SK Menteri Pendidikan Nasional RI No

164/D/0/2000 tanggal 23 Agustus 2000 secara resmi berdirilah

STMIK PASIM, sehingga dibawah pengelolaan YAPASIM ada dua

sekolah tinggi yaitu STIE PASIM dan STMIK PASIM yang kemudian

dipindahkan ke Sukabumi berdasarkan SK MENDIKNAS no.

134/D/O/2008 tanggal 17 Juli 2008.

Dikarnakan pengelolaan kampus yang memadai dan berkelanjutan

dari Yayasan PASIM, maka pada tanggal 25 September 2006

pengelola Yayasan Pendidikan Kader Keuangan dan Perbankan yang

mengelola Universitas Nasional Bandung menyerahkan pengelolaan

Universitas Nasional Bandung kepada pendiri YAPASIM. Penyerahan

tersebut dituangkan dalam akta notaris No 25 tanggal 25 September

2006 didepan Notaris R. Sabar Parta koesoema, SH.MH.

Setelah berada dibawah pengelolaan YAPASIM, Universitas Nasional

35

Bandung diajukan perubahan namanya kepada Menteri Pendidikan

Nasional RI menjadi Universitas Nasional PASIM. Pengajuan

perubahan nama tersebut disetujui oleh Menteri Pendidikan Nasional

RI dengan dikeluarkannya SK Menteri Pendidikan Nasional RI No

172/D/0/2007 pada tanggal 6 September 2007.

4. Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Sebagai Wadah dan tempat

tinggal Santri Wirausaha Al-Fath.

Pondok Pesantren Dzikir Al-fath didirikan pada tanggal 14 Mei

2011, Pondok Pesantren Dzikir Al-fath merupakan wujud dari

partisipasi beliau dalam membantu program daerah yaitu pemerintah

sukabumi yang memiliki visi pusat kota jasa di tiga bidang yaitu

pendidikan, kesehatan dan perdagangan. Dalam bidang Pendidikan

beliau mendirikan STIE PASIM dan pembinaan kewirausahaan serta

beasiswa bagi SDM yang terkendala biaya kuliah, dalam hal

kesehatan beliau mendirikan terapi dzikir untuk pengobatan rohani

dan di sektor kewirausahaan beliau membuka lembaga-lembaga

wirausaha dan mengelola Sumber daya manusia yang siap di salurkan

Sehingga pada tanggal 4 Mei 2011 Ahmad heriyawan yang

menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat saat itu meresmikan Pondok

Pesantren al-fath sebagai Qoriyah Thoyibah Mubarokah , yaitu

kawasan pendidikan islami pada saat itu.

Keterkaitan Pondok Pesantren Dzikir Al-fath dengan program

Santri Wirausaha Al-Fath ialah sebagai tempat yang di jadikan sarana

untuk kehidupan anggota dengan di bebaskannya biaya sehari-hari.

Dalam hal ini meliputi konsumsi, tempat tinggal, kebersihan serta

pengetahuan ilmu agama. Serta Pondok Pesantren Dzikir Al-fath

Sebagai bagian Yayasan PASIM setelah STIE dan STMIK PASIM.

36

B. Santri Wirausaha Al-Fath

Program SATRIA atau Santri Wirausaha al fath adalah bagian dari

Program Beasiswa yang di miliki oleh Yayasan PASIM. Program tersebut

di beri nama KSB II yang memiliki kepanjangan Kuliah Santri Sambil

Bekerja Berkelanjutan.

Beasiswa KSB II memiliki pola pembinaan, yang membebaskan

biaya belajar dan hidup anggota selama mengikuti program tersebut.

Sebelum menjadi anggota, seleksi di lakukan dengan menghafal 150 ayat

yang disiapkan setelah itu memilih jenis wirausaha yang akan di tekuni.

Dalam hal ini, KSB II memberikan pembinaan untuk skill

kemandirian dan pengetahuan anggota, melalui partisipasi bidang

wirausaha yang telah ditentukan.

Anggota KSB II tidak menerima gaji dalam masa pembinaan, akan

tetapi mendapatkan pembebasan biaya hidup di Pondok Pesantren Dzikir

Al-Fath serta biaya pendidikan untuk STIE dan STMIK PASIM.

Program Santri Wirausaha Al-Fath ialah Partisipasi Anggota KSB

II untuk menekuni bidang Motorist dan canvas mobil. Bidang motoris

ialah melakukan pemasaran dan penyaluran pangan kepada masyarakat

melalui perdagangan, dalam kewirausahaan dapat di sebut dengan broker

atau institusi yang melakukan supply, untuk stok barang kepada warung

yang berada di sekitar pondok pesantren.

Selain Motoris, program Santri Wirausaha Al-Fath menawarkan

penekunan di dalam bidang canvas mobil yang melakukan kegiatan

reparasi mobil, hal ini di lakukan di luar Pondok Pesantren Dzikir Al-fath.

Hal tersebut dapat dipermudah dengan skema berikut :

37

GAMBARAN PENULIS TERKAIT ALUR PROGRAM SANTRI

WIRAUSAHA ALFATH

Gambar 3.2 Alur Program Wirausaha Santri Al-Fath

GAMBARAN PENULIS TERKAIT PROGRAM SANTRI WIRAUSAHA

AL-FATH YANG MENJADI BAGIAN PROGRAM KSB II

Gambar 3.3 Hubungan KSB II dengan Program Santri Wirausaha Al-fath

Calon

Mahasiswa

STIE dan STMIK

PASIM

Mahasiswa

program KSB

Mahasiswa

non program

KSB

Santri Pondok

Pesantren Dzikir al-Fath

Santri Wirausaha

Al- fath

UNINUS

Bandung

Fakultas

ekonomi

Canvas Mobil

Perguruan Yayasan PASIM

Lembaga Consultan

Raudhatul Athfal.

SD, SMP, SMA

Santri Wirausaha Al-Fath

Motorist

38

BAB IV

ANALISA DATA

A. Strategi komunikasi KH. DR. Muhammad Fajar Laksana

Strategi Komunikasi yang di lakukan KH. DR. Muhammad Fajar

Laksana Dalam Program Santri Wirausaha Al-Fath di pondok pesantren

Dzikir Al-Fath Sukabumi, memiliki beberapa tahap yaitu :

1. Perencanaan Strategi Dalam Komunikasi Program Santri Wirausaha Al-

Fath dalam hal ini untuk menunjukan To Secure Understanding, yaitu

untuk memastikan bahwa komunikan mengerti pesan yang di

sampaikannya. Perencanaan tersebut ialah :

a. Membentuk Komunikan

Untuk mengenal komunikan di dalam program tersebut, beliau

menggunakan penentuan komunikan yang akan mengikuti program.

Hal ini dilakukan melalui penyeleksian dan pengolahan dengan

Motivasi Al-Qur‟an.

Komunikan pada tahap awal adalah komunikan yang memiliki

semangat belajar agama dengan cara menjadi santri, lalu tahap

selanjutnya menghafalkan beberapa ayat al-qur‟an, hal ini di lakukan

beliau agar terjadi kesepahaman dalam kondisi psikologi komunikan.

Komunikan yang lulus dari seluruh tahap yang di tetapkanlah

yang menjadi komunikan atau anggota program santri wirausaha al-

fath.

Seperti penuturan beliau tentang anggota program

tersebut, beliau menuturkan :

“Untuk santri yang awal itu tidak di terjunkan dulu, untuk

santri yang awal wajib bagi mereka dalam tiga bulan mengikuti

trainining dengan kita. Trainingnya itu wajib menghafalkan 150

ayat alqur‟an dulu, artinya kita cetak dulu mental mereka

menjadi santri wirausaha sesuai pendekatan al-qur‟an yang kita

sebut dengan Qur‟an Motivation Trainning, Jadi Bagaimana

39

melatih Mereka dengan alqur‟an sehingga memliki semangat

berwirausaha”58

b. Menentukan Pesan

Setelah menentukan komunikan melalui tingkat motivasi,

selanjutnya beliau menentukan pesan dengan pelatihan kepada

komunikan dengan memahami dan melakukan Tadabur ayat.

Melakukan penentuan pesan tersebut dengan mengambil

ayat-ayat al-qur‟an, yang memiliki motivasi menjadi mujahid (orang

yang bersungguh-sungguh) dalam hal wirausaha, aktivitass tersebut

dilakukan saat terjadinya pengajian dan pelatihan pada Al-Qur‟an

Motivation Learning.

Penentuan pesan yang dilakukan juga mengandung isi karakter

wirausaha muslim, yang didalamnya mengandung kaidah dalam

berwirausaha sebagai seorang muslim.

Beliau menuturkan :

“Quran motivation trainning ini kita lakukan selama tiga

bulan, dengan empat surat, itu yang terdiri dari 150 ayat, yaitu

surat al-fath, al anfal, ar-radh, dan surat an-nashr. Empat surat

ini mencetak seorang mukmin menjadi seorang mujahid. 150

ayat ini mereka wajib hafal, kalau belum hafal mereka belum

bisa di terjunkan, selain menghafal mereka harus mengerti 150

ayat tersebut.”59

c. Menentukan Metode

I. Metode Evaluasi Rutin

Dalam melaksanakan Strategi komunikasi di dalam

Program Santri Wirausaha Al-Fath menggunakan evaluasi rutin

melalui pengajian atau setelahnya. Hal ini di maksudkan beliau

dalam melakukan kontrol dan evaluasi program yang berjalan.

Seperti yang di ungkapkan beliau :

58

Wawancara Pribadi dengan KH. DR Muhammad Fajar Laksana di ruang Pimpinan Pondok (Sukabumi : Selasa, 4 Juli 2017)

59 Wawancara Pribadi dengan KH. DR Muhammad Fajar Laksana di ruang Pimpinan

Pondok (Sukabumi : Selasa, 4 Juli 2017)

40

“Iya, jadi manajernya (manajemennya) biasanya dengan

pengajian, jadi dalam seminggu, lima hari pengajian di

pimpin oleh saya setiap malam, dan sambil laporan. Malem

selasa kita ada tawasulan, ayat kursi. Malam Rabu, doa

khusus cari rizki, dan wiridan. Malam jumat dengan dzikir,

malem selasa asmaul husna. Malam Minggu, shalawat

nariyah, dalam satu minggu itu lima kali pertemuan

tawassulan atau do‟a.

Lalu pada khatmil al-quran hari jum‟at. Sebulan itu ada

dua kali, ada khataman, ada manakiban, dan seminggu satu

kali di hari ahad itu pengajian malam. Jadi mereka itu dalam

seminggu ada lima malam, termasuk jenis pekerjaannya ya,

ada yang bisa malam minggu, ada yang bisa malam jum‟at,

jadi beda-beda. Mereka wajib hadir sambil laporan

seminggu sekali, masing-masing punya waktunya,

tergantung job kerjanya, dan untuk sebulan itu dua kali.

Kalau di siang hari itu hari jum‟at dan hari ahad, di hari

jum‟at itu dari jam Sembilan sampai masuk jum‟atan,

mereka sambil khataman alquran dan tadarusan bareng-

bareng , sampai nanti jum‟atan, kalau hari minggu dari jam

sepuluh sampai jam dua belas, di situ rapat daan

menanyakan jobnya masing-masing.”60

II. Metode komunikasi bisnis

Komunikasi yang di lakukan oleh Program Santri Wirausaha Al-

Fath ialah terbentuknya sumber daya manusia yang mumpuni

dalam menghadapi dunia wirausaha setelah lulus dari program

tersebut.

Tujuan yang menjadi poin keberhasilan program ini adalah

tersalurnya anggota KSB II yang di dalamnya termasuk program

Santri Wirausaha Al-Fath ke instansi kewirausahaan dengan

terbentuknya MoU (Memorandum of Understanding). Selain itu

anggota dapat membentuk atau berinovasi tentang badan usaha di

luar ketentuan instansi yang di ajukan oleh Pondok Pesantren

Dzikir Al-Fath.

Hal ini Selaras dengan penuturan beliau yang mengatakan :

60

Wawancara Pribadi dengan KH. DR Muhammad Fajar Laksana di ruang Pimpinan Pondok (Sukabumi : Selasa, 4 Juli 2017)

41

“Jadi kalau di uraikan program satria itu terbagi dari dua

sektor wirausaha, yaitu yang di dalam dan di luar. Yang di

dalam itu tadi sector perdagangan dan jasa, sector

perdagangan di motoris, minimarket, dan grosir serta di

kantin. Sedangkan di sektor jasa itu di konsultan dan

pendidikan, dari pendidikan tadi itu dari PAUD, SD, SMP,

SMA, SMK.

Selanjutnya sektor jasa yang ketiga ialah diperbankan, kita

bekerjasama dengan bank bukopin. Bank yang kita bikin

namanya bank swamitra, itu jenisnya perbankan yang

dimodali oleh bank bukopin dan kita menyalurkan dana dari

bank bukopin, itu yang mengelola semuanya mahasiswa

alfath yang mengikuti program KSB II, Mereka gratis kuliah,

bekerja dikita seluruhnya di tanggung oleh kita, tetapi mereka

tidak di gaji.

Bagi mereka yang sudah lulus D3 atau S1, ketika mereka

sudah ingin meneruskan bekerja, mereka sudah dapat peluang

kerja yang mumpuni.

Dan yang kedua ini adalah Wirausaha di luar atau di

tempat yang lain. Yaitu di perusahaan, ini program yang lain.

Nah nanti setelah lulusan itu, saya menawarkan MoU, seperti

hari ini, kita kerjasama dengan Garuda Food, Kita ikat MoU,

Seperti hari ini, kita kerjasama dengan Garuda Food (Pada

saat wawancara beliau sedang melakukan Rapat dengan

Garuda food di Pondok alfath). Jadi, ada lima belas santri al-

fath di kasih gaji dua jutaan. Gajinya di kasih dulu ke kita,

tapi si santri itu, ,makan, ongkos oleh kita di bayarkan, dan

nanti uangnya itu di manage. Dan nanti ke santrinya itu kita

kasih ongkos dua puluh lima ribu perhari. Kemudian itu,

mereka kuliah gratis, makan gratis, sampai santri tersebut jadi

sarjana. Nah jadi ketika dia masuk kita tawarkan ke

perusahaan-perusahaan daan distributor lainnya, semisal

sosro, rumah makan bagian kasir, ke yogya store. Mereka itu,

ketika masuk ke program KSB II dan lulus kuliah mereka

tetap bisa melanjutkan pekerjaannya di tempat

sebelumnya”.61

Oleh sebab itu, pertukaran informasi antara komunikator dan

komunikan dalam hal sumber daya manusia dilakukan melalui

musyawarah dan kesepakatan sebagai calon anggota.

61

Wawancara Pribadi dengan KH. DR Muhammad Fajar Laksana di ruang Pimpinan Pondok (Sukabumi : Selasa, 4 Juli 2017)

42

Sedangkan komunikasi bisnis dengan mitra program tersebut

melalui MoU yang telah di tandatangani dan disepakati. Selain itu

mitra yang bekerjasama dengan Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath

dapat memperoleh informasi secara visual melalui banner ataupun

secara wawancara dengan perantara santri yang di tugaskan pada

kantor khusus dalam pondok pesantren dzikir alfath.62

Gagasan yang menyesuaikan dengan keadaan atau

terbukanya ruang untuk melakukan negosiasi dalam hal

kesepakatan, secara formal dapat dilakukan melalui kantor tersebut.

Hal ini pun sudah mencakup saluran personal dan simbol yang

menggunakan tatap muka santri dan mitra melalui pondok

pesantren.

SKEMA METODE KOMUNIKASI BISNIS PROGRAM

SANTRI WIRAUSAHA AL-FATH

Gambar 4.1 Skema metode komunikasi bisnis program Santri

Wirausaha Al-Fath.

62

Lampiran foto

43

III. Metode Arus Komunikasi Horizontal

Perencanaan arus komunikasi horizontal dapat dilihat dari alur

evaluasi dan penyampaian instruksi Program Santri Wirausaha Al-

Fath. Arus komunikasi tersebut dilihat dari Pimpinan Pondok

mengevaluasi melalui setiap manager divisi, selanjutnya manager

divisi melakukan pengawasan dan evaluasi dari masing-masing

bidangnya, sesuai dengan evaluasi sebelumnya

Beliau menuturkan Bahwa:

“Iya, jadi managernya biasanya dengan pengajian,

jadi dalam seminggu, lima hari pengajian di pimpin oleh

saya setiap malam, dan sambil laporan. Malem selasa kita

ada tawasulan, ayat kursi. Malam Rabu, doa khusus cari

rizki, dan wiridan. Malam jumat dengan dzikir, malem

selasa asmaul husna. Malam Minggu, shalawat nariyah,

dalam satu minggu itu lima kali pertemuan tawassulan

atau do‟a.”63

“Ada, seperti halnya perbankan, ada managernya,

dari swamitra, di motoris ada Managernya, di minimarket

ada managernya, di sector jasa dan dan dagang pun ada

managernya, kalau di sektor pendidikan ya kepala sekolah

itu ( Ka dadan yang saat itu berada di sekitar

pewawancara)”.64

Intruksi atau arahan yang di berikan bersifat tertutup, atau

hanya manager dan pimpinan pondok yang melakukan evaluasi

lapangan. Hal inilah yang menyebabkan komunikasi bersifat

sejajar, karna hanya divisi dengan tingkat yang sama untuk

mengetahui informasi selanjutnya. Dan tahap selanjutnya ke tingkat

anggota.

Hanya seorang, Kemudian mereka membawahi beberapa

orang, dan managernya itu ada yang sudah di gaji secara

profesional, ada yang statusnya sebagai KSB II .

63

Wawancara Pribadi dengan KH. DR Muhammad Fajar Laksana di ruang Pimpinan Pondok (Sukabumi : Selasa, 4 Juli 2017)

64 Ibid

44

METODE ARUS KOMUNIKASI HORIZONTAL PROGRAM

SANTRI WIRAUSAHA AL-FATH

Gambar 4.2 Metode arus komunikasi horizontal program santri

wirausaha Al-Fath.

2. Pelaksanaan strategi dalam komunikasi Program Santri Wirausaha Al-

Fath

Setelah melakukan perencanaan, beliau melakukan pelaksanaan

strategi komunikasi yang dimaksudkan untuk pembinaan pesan ata to

establish acceptance, kemudian hal tersebut di lakukan KH. DR

Muhammad Fajar Laksana Sebagai berikut :

a. Lembaga pendidikan, perdagangan, Jasa dan perbankan

Terbentuknya Lembaga Pendidikan yang terdiri dari PAUD,

SD, SMP, SMA, dan SMK Al-Fath ialah hasil pelaksanaan dari

perencanaan strategi beliau. Tidak hanya Lembaga Pendidikan,

melainkan perdagangan, jasa dan perbankan dibentuk sebagai bagian

dari proses pelaksanaan strategi.

Pimpinan Pondok

Manager divisi II

Manager divisi I

Anggota divisi I

Anggota divisi II

Anggota divisi II

Anggota divisi I

45

Lembaga tersebut dijadikan tempat untuk praktik

anggota sebagai aplikasi program, seperti yang di tuturkan

beliau :

“Yang di dalam itu tadi sektor perdagangan dan jasa,

sektor perdagangan di motoris, minimarket, dan grosir serta di

kantin. Sedangkan di sektor jasa itu di konsultan dan

pendidikan, dari pendidikan tadi itu dari PAUD, SD, SMP,

SMA, SMK.65

Melalui pembentukan lembaga perbankan Swamitra yang bekerja

sama dengan bank bukopin, maka pelaksanaan strategi di bidang

perbankan diwujudkan.

Seperti yang diucapkan beliau :

“Bank yang kita bikin namanya bank swamitra, itu

jenisnya perbankan yang dimodali oleh bank bukopin dan kita

menyalurkan dana dari bank bukopin, itu yang mengelola

semuanya mahasiswa alfath yang mengikuti program KSB II,

Mereka gratis kuliah, bekerja dikita seluruhnya di tanggung

oleh kita, tetapi mereka tidak di gaji.”66

Selain itu dalam lembaga jasa di dirikan lembaga konsultan bisnis,

lembaga tersebut memiliki mitra atau melakukan penyatuan (merging)

dengan Zahir Consulting

Beliau mengungkapkan dalam wawancara :

“Setelah itu di sektor jasa, kita juga buka dari

konsultan, kalau sekarang ini kita bekerja sama dengan dzahir

accounting, dan yang kerjanya itu santri yang kuliah, dan kita

jual dari produk luar tapi dari kita yang kelola karena

kerjasama”.67

b. Qur‟an Motivation Learning

Mendirikan lembaga Qur‟an Motivation learning, ialah sebagai

lembaga yang nantinya melakukan motivasi melalui penjelasan ayat-

ayat Al-Qur‟an. Salah satu fungsi terbentuknya melakukan

65

Ibid 66

Ibid 67

Ibid

46

penanaman mental wirausaha sesuai al-qur‟an kepada calon anggota

Santri Wirausaha Al-Fath.

Seperti yang di ungkapkan beliau :

“Trainingnya itu wajib menghafalkan 150 ayat alqur‟an

dulu, artinya kita cetak dulu mental mereka menjadi santri

wirausaha sesuai pendekatan al-qur‟an yang kita sebut

dengan Qur‟an Motivation Trainning”.

c. Kantor umum sebagai ruang pertemuan

Hadirnya kantor umum, atau tempat khusus untuk pertemuan

anggota, serta ruangan khusus masing-masing manager divisi adah

bentuk pelaksanaan strategi beliau.

Seperti yang dipahami bahwa kantor umum atau tempat tempat

tersebut sangat penting keberadaannya, hal tersebut untuk menunjang

komunikasi evaluasi bahkan kontroling komunikasi.

3. Evaluasi strategi dalam komunikasi program Santri Wirausaha Al-Fath

Pada strategi komunikasi To motivation action, beliau menggunaan

tahap evaluasi, yaitu dengan :

a. Laporan Bulanan

Dengan melakukan laporan bulanan maka Evaluasi dari strategi

yang digunakan menjadi terlaksana.

Beliau Menuturkan saat wawancara mendalam :

“Iya, jadi managernya biasanya dengan pengajian, jadi dalam

seminggu, lima hari pengajian di pimpin oleh saya setiap malam,

dan sambil laporan. Malem selasa kita ada tawasulan, ayat kursi.

Malam Rabu, doa khusus cari rizki, dan wiridan. Malam jumat

dengan dzikir, malem selasa asmaul husna. Malam Minggu,

shalawat nariyah, dalam satu minggu itu lima kali pertemuan

tawasulan atau do‟a.”68

68

Wawancara Pribadi dengan KH. DR Muhammad Fajar Laksana di ruang Pimpinan Pondok (Sukabumi : Selasa, 4 Juli 2017)

47

B. Faktor pendukung dan penghambat strategi komunikasi KH. DR.

Muhammad Fajar Laksana dalam program Santri Wirausaha Al-Fath

di Pondok Pesantren Al-Fath Sukabumi.

1. Faktor Pendukung

a. Komunikator

Faktor pendukung berjalannya strategi komunikasi yang

dilakukan beliau ialah, komunikatornya sendiri atau KH. DR.

Muhammad fajar laksana sebagai konseptor dan pelaksana program.

Posisi beliau sebagai konseptor dan pemilik gagasan

menjadi pendukung untuk komunikasi yang bersifat intruksi, selain

itu posisi beliau sebagai Pimpinan Pondok Pesantren Dzikir Al-fath

menjadikan alur komunikasi beliau memiliki kewenangan.

Pengetahuan dan pengalaman beliau mengenai pengelolaan

program berbasis kewirusahaan69

menjadi kekuatan utama dalam hal

kredibilitas dan tersalurkan kepada pimpinan manager.

b. Anggota Program Santri wirausaha al-fath

Bertambahnya sumber daya manusia atau komunikan yang

menjadi objek komunikasi menjadi faktor pendukung selanjutnya.70

Proses penyaringan dan penanaman kemampuan

berwirausaha menjadikan proses pelaksanaan strategi ssesuai yang

diharapakan serta memenuhi poin optimalisasi kinerja dengan

hadirnya inovasi baru yang di sarankan serta berjalannya proses

strategi komunikasi.

c. Sarana

Sarana yang dimiliki dalam hal menunjang komunikasi

ialah kantor71

, tempat melakukan proses negosiasi. Selain itu banner

yang bersifat informatif bagi komunikan dan identitas menjadi faktor

pendukung strategi komunikasi melalui sarana. Dan yang terakhir

adalah ruang rapat yang berada di dalam pondok pesantren.

69 Profil dalam BAB III

70 Profil Program Santri wirausaha al-fath BAB III

71 Lampiran Foto

48

2. Faktor Penghambat

a. Waktu

Tingkat keaktifan beliau yang tinggi sebagai pimpinan

program serta melakukan berbagai sosialisasi kemasyarakatan dan

dakwah di berbagai tempat, menjadikan beliau sulit untuk ditemui

dan melakukan koordinasi secara langsung.

Hal ini pun terjadi kepada anggota dan pimpinan manajer yang

memiliki keaktifan di bidang wirusaha. Sehingga memerlukan

waktu untuk menyampaikan kondisi terutama menyelesaikan

permasalahan dalam komunikasi.

Usep Hermawan sebagai Manager gudang stok motoris

mengungkapkan :

“Biasanya pak kiyai melakukan arahan seminggu

sekali, atau dua minggu sekali, dan biasanya di lakukan

melalui pengarahan dengan pengajian dan perkumpulan lain

setiap dan tergantung divisi”.72

b. Kondisi

Masalah kondisi yang terkadang tidak sesuai dengan

perencanaan menjadi permasalahan, misalnya yang di ungkapkan

anggota.

Usep Hermawan Manager gudang Stok motoris

mengungkapkan :

Biasanya hambatannya pada SO barang atau Stock

out pas loading barang terjadi kekurangan dadn kesalahan

dalam pencatatan, terkadang terjadi kehilangan, pada saat

motoris di bawa ke lapangan dan terjadi kerusakan pada saat

barang di retur.73

3. Analisis SWOT

Kekuatan komunikasi yang dapat di analisis oleh peneliti

dalam Program Santri Wirausaha Al-Fath ialah konsep program

72

Wawancara Pribadi dengan Usep Hermawan di gudang stock motoris al-fath (Sukabumi : Selasa, 4 Juli 2017)

73 Ibid

49

kewirausahaan dan soliditas sesama anggota dan divisi. Hal ini

menjadi modal utama dan kekuatan dalam komunikasi, selain itu

penambahan anggota menjadi faktor pendukung.

Akan tetapi, kelemahan yang terlihat ialah terjadinya

perbedaan kondisi lapangan dan yang dikonsepkan serta memerlukan

waktu banyak untuk menyampaikan pesan kepada anggota. Setiap

anggota program memiliki waktu pelaksanaan instruksi cukup lama,

sehingga melakukan evaluasi memerlukan waktu luang dari beberapa

anggota.

Peluang yang didapatkan dalam hal komunikasi ialah Inovasi

dan pembaharuan dalam setiap pertemuan. Hal ini di lakukan

seminggu sekali atau minimal dua kali dalam sebulan.

Dari peluang tersebut, memiliki hasil dalam kekuatan strategi

dengan meningkatnya sistem komunikasi. Hal ini terjadi melalui

beberapa pertemuan sehingga menghasilkan „produk‟ terbaru dalam

wirausaha Al-Fath.

Akan tetapi peluang tersebut harus di cermati dengan faktor

pelemah, jika terhambatnya suatu laporan tentang kondisi dilapangan.

Hal ini dapat diatasi dengan membuat sistem komunikasi di

organisasi.

Ancaman yang dapat terjadi dalam setiap komunikasi yang di

instruksikan ialah missunderstanding atau salah pahaman dalam

mengartikan pesan atau menangkap maksud.

Ancaman tersebut dapat mempengaruhi kekuatan strategi,

yaitu terjadinya „human error‟ dalam pelaksanaan di lapangan. Hal ini

dapat diatasi dengan membuat management komunikasi yang konkret

Ancaman tersebut dapat menjadi hal yang tak diinginkan jika

dipengaruhi faktor kelemahan, yaitu terjadi kesalahan „fatal‟ di

lapangan dan terjadi tanpa di ketahui dalam waktu yang lama.

Hal ini dapat di atasi dengan melakukan pertemuan khusus

yang membahas kesalahan tersebut sehingga terbentuk solusi.

50

ANALISIS SWOT PROGRAM SANTRI WIRAUSAHA AL-FATH

DALAM HAL KOMUNIKASI

Strength (S)

Konsep program

kewirausahaan dan

soliditas serta

bertambahnya anggota

Weakness (W)

Perbedaan kondisi lapangan

dan yang dikonsepkan serta

memerlukan waktu banyak

untuk menyampaikan pesan

kepada anggota.

Opportunities (O)

Inovasi dan

pembaharuan

dalam setiap

pertemuan

S-O Strategies

Meningkatknya Sistem

komunikasi melalui

beberapa pertemuan

sehingga menghasilkan

„produk‟ terbaru dalam

wirausaha Al-Fath.

W-O Strategies

Terhambatnya laporan

tentang kondisi dilapangan.

Hal ini dapat diatasi dengan

membuat sistem komunikasi

di organisasi.

Threats (T)

Missunderstanding

dalam menangkap

pesan

S-T Strategis

Terjadi „human error‟

dalam pelaksanaan di

lapangan.

Hal ini dapat diatasi

dengan membuat

management komunikasi

yang konkret

W-T Strategies

Terjadi kesalahan „fatal‟ di

lapangan dan terjadi tanpa

di ketahui dalam waktu

yang lama.

Hal ini dapat di atasi dengan

melakukan pertemuan

khusus yang membahas

kesalahan tersebut sehingga

terbentuk solusi

Gambar 4.3 Analisis SWOT Program Santri Wirausaha Al-Fath Dalam Hal

Komunikasi

51

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari Hasil penelitian yang dilakukan penulis, melalui wawancara,

observasi, dokumentasi, serta kajian teoritis, Startegi Komunikasi KH. DR.

Muhammad Fajar Laksana dalam Program Santri wirausaha Al-Fath di

Pondok pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi ialah :

1. Strategi Komunikasi yang di lakukan KH. DR. Muhammad Fajar

Laksana Dalam Program Santri Wirausaha Al-Fath di pondok pesantren

Dzikir Al-Fath Sukabumi yaitu, Pertama dengan perencanaan strategi

yaitu membentuk komunikan yang akan mengikuti program. Hal ini

dilakukan melalui penyeleksian dan pengolahan dengan Motivasi Al-

Qur‟an. Komunikan pada tahap awal adalah komunikan yang memiliki

semangat belajar agama dengan cara menjadi santri, lalu tahap

selanjutnya menghafalkan beberapa ayat al-qur‟an, hal ini di lakukan

beliau agar terjadi kesepahaman dalam kondisi psikologi komunikan.

Setelah membentuk komunikan melalui tingkat motivasi, selanjutnya

menentukan pesan, beliau menentukan pesan dengan pelatihan kepada

komunikan dengan memahami dan melakukan Tadabur ayat. Melakukan

penentuan pesan tersebut dengan mengambil ayat-ayat Al-qur‟an, yang

memiliki motivasi menjadi mujahid (orang yang bersungguh-sungguh)

dalam hal wirausaha. Selanjutnya ialah menentukan metode, yang di

gunakan ialah metode evaluasi rutin, metode komunikasi bisnis, metode

arus komunikasi horizontal. Kedua, pelaksanaan strategi, pada tahap ini

beliau melakukan realisasi perencanaan dengan mendirikan lembaga

pendidikan, perdagangan dan jasa serta perbannkan sebagai wadah

kegiatan anggota program Santri Wirausaha Al-fath. Dan yang Ketiga

evaluasi strategi, hal ini di lakukan dengan melakukan laporan bulanan.

2. Faktor pendukung berjalannya strategi komunikasi yang dilakukan beliau

yang pertama, ialah komunikatornya sendiri atau KH. DR. Muhammad

Fajar Laksana sebagai konseptor dan pelaksana program. Posisi beliau

sebagai konseptor dan pemilik gagasan menjadi pendukung untuk

52

komunikasi yang bersifat intruksi, selain itu posisi beliau sebagai

Pimpinan pondok Pesantren Dzikir Al-fath menjadikan alur komunikasi

menjadikan beliau memiliki kewenangan. Kedua ialah anggota Program

Santri wirausaha al-fath, dengan bertambahnya Sumber daya Manusia atau

komunikan yang menjadi objek komunikasi menjadi faktor pendukung.

Ketiga ialah Sarana. Sarana yang dimiliki dalam hal menunjang

komunikasi ialah kantor untuk proses negosiasi. Selain itu banner yang

bersifat informatif bagi komunikan dan identitas menjadi faktor

pendukung Strategi komunikasi melalui sarana. Dan yang terakhir adalah

ruang rapat yang berada di dalam pondok pesantren.

Selain itu faktor Penghambat pertama ialah waktu, Kesibukan anggota

dan pimpinan menjadikan beliau sulit untuk ditemui dan melakukan

koordinasi secara langsung. Kedua ialah kondisi, kondisi dilapangan yang

terkadang tidak sesuai dengan perencanaan menjadi permasalahan.

3. Analisis menggunakan SWOT dapat di simpulkan bahwa, (Strength) atau

Kekuatan komunikasi terdapat pada konsep program kewirausahaan dan

soliditas sesama anggota dan Divisi. (Weakness) atau kelemahan terdapat

pada terjadinya perbedaan kondisi lapangan dan yang dikonsepkan serta

memerlukan waktu banyak untuk menyampaikan pesan kepada anggota.

(Opportunity) atau peluang terdapat Inovasi dan Solusi dalam setiap

pertemuan. (Threat) atau Ancaman terdapat pada kondisi

missunderstanding atau salah paham dalam mengartikan pesan atau

menangkap maksud. Ancaman tersebut dapat mempengaruhi kekuatan

strategi, yaitu terjadinya „human error‟ dalam pelaksanaan di lapangan.

53

B. Saran-Saran

Bertolak dari penemuan yang di temukan dari penelitian, beberapa hal

yang layak penulis sarankan :

1. Pemasangan Struktur anggota dalam setiap divisi, hal ini dapat

memperjelas arahan dan job desk, sehingga tidak terjadi benturan dalam

kinerja.

Hal ini dapat di contohkan dengan adanya papan struktural pada

instansi dan lembaga pelayanan pemerintah, sehingga pengunjung yang

datang dapat melakukan pertemuan dengan tujuan dan orang yang

tepat.

2. Penggunaan banner sebagai penjelas struktur dapat dilakukan, Sehingga

tamu atau pengunjung pondok lebih memahami atau kepada siapa dapat

menghubung dan menyampaikan maksud tujuannya.

Jika tidak memungkinkan, dapat membuat buku atau agenda

tanggal yang dapat di lihat pengunjung saat di ruang tunggu, hal ini

selain menghemat anggaran, juga menghemat waktu petugas untuk

menjelaskan.

3. Melakukan Audit Struktural, hal ini sangat di perlukan karna relasi

yang selalu keluar masuk, hal ini memerlukan keteraturan jaringan

dalam organisasi dan dapat meningkatkan produktifitas, terutama

pemasaran.

Saya berharap penelitian ini menjadi suatu yang bermanfaat,

khususnya bagi pondok pesantren dzikr alfath Sukabumi, Penulis

berharap, semangat dan jiwa berwirausaha pada santri dan semangatnya

dapat terus berjalan serta tidak luntur oleh hambatan apapun.Amiiiin

LAMPIRAN 3

PEDOMAN WAWANCARA

Nama :

Hari / Tanggal :

Jabatan : Pimpinan Program SATRIA

Manager Divisi Program SATRIA

Anggota Program SATRIA

Tempat :

Waktu :

Pertanyaan :

Pimpinan Program Satria

1. Apa yang di maksud Program

satria dan Bagaimana

Konsepnya?

2. Bagaimana melakukan

Evaluasi Program tersebut?

3. Dalam Proses Controlling

seperti apa?

4. Tahap Awal anggota baru

seperti apa?

5. Langkah apa yang di lakukan

dalam mengatur program

tersebut?

Manager Divisi Program Satria

1. Sebagai manager Stock

motoris ware house apa yang

di lakukan dan bagaimana

manajemennya?

2. Sebagai manager apakah ada

hambatan dalam

pelaksanaannya?

3. Dari pak Kiyai terkadang

melakukan controlling atau

pengawasan terhadap produksi?

Anggota Program Satria

1. Bagaimana anda bisa mengenal

dan mengikuti program

SATRIA di Pondok Pesantren

Dzikir al-fath?

2. Setelah mengikuti program

SATRIA ini bagaimana

pendapat anda terkait

kegiatannya?

3. Apakah langkah anda setelah

anda lulus dari program ini?

PEWAWANCARA

Basyir Iskandarsyah

NIM : 1110051000068

Narasumber

Nama narasumber

57

Lampiran 4

HASIL WAWANCARA

Nama : DR. KH. Muhammad Fajar laksana

Hari / Tanggal : Selasa, 4 Juli 2017

Jabatan : Pimpinan Program SATRIA

Tempat : Ruang Pimpinan Pondok Dzikr Alfath

Waktu : 13.04-13.37 WIB

1. Program SATRIA yang di Maksudkan itu seperti apa pak?

Jawab :

SATRIA itu Santri Wirausaha al-fath, yang di maksud itu santri bisa

kuliah, ngaji, disini bisa bekerja, dapat beassiswa penuh, tidak bayar sama

sekali, bahkan dapat ongkos dari kita.

KSB II atau Kuliah Santri Sambil Bekerja Berkelanjutan, itu salah

satu bagian dari SATRIA, singkatannya Kuliah Santri Sambil Bekerja.

Program wirausaha al-fath ada tiga program, yaitu : Kuliah, Ngaji dan

Bekerja. Ada dua jenis yaitu di dalam dan di luar, yang ada di dalam, kalau

di dalam itu ada apa saja?, nah yang di dalam itu adad dua, yaitu motoris,

santri yang mengikuti program KSB II di kasih motor untuk kita jualan

keliling dan dari sector perdagangan ada di koperasi, mini market, dan di

grosir yang di kelola oleh santri.

Setelah itu di sector jasa, kita juga buka dari konsultan, kalau

sekarang ini kita bekerja sama dengan dzahir accounting, dan yang

kerjanya itu santri yang kuliah, dan kita jual dari produk luar tapi dari kita

yang kelola karena kerjasama.

Selain itu yang di dalam bagian pendidikan itu ada sekolah, jadi lulusan

SMA ngajar di PAUD, MD al-fath, mereka tidak di gaji dalam mengajar

tetapi biaya pondok, kuliah, makan semuanya gratis dan itu masuk dalam

program KSB II yang berada di dalam pondok alfath dan masih lingkup

program SATRIA atau santri Wirausaha alfath.

Jadi kalau di uraikan program SATRIA itu terbagi dari dua sector

wirausaha, yaitu yang di dalam dan di luar. Yang di dalam itu tadi sector

perdagangan dan jasa, sector perdagangan di motoris, minimarket, dan

grosir serta di kantin. Sedangkan di sector jasa itu di konsultandan

pendidikan, dari pendidikan tadi itu dari PAUD, SD, SMP, SMA, SMK.

Selanjutnya sector jasa yang ketiga ialah di perbankan, kita bekerjasama

dengan bank bukopin. Bank yang kita bikin namanya bank swamitra, itu

jenisnya perbankan yang dimodali oleh bank bukopin dan kita

menyalurkan dana dari bank bukopin, itu yang mengelola semuanya

mahasiswa alfath yang mengikuti program KSB II, Mereka gratis kuliah,

bekerja dikita seluruhnya di tanggung oleh kita, tetapi mereka tidak di gaji.

Bagi mereka yang sudah lulus D3 atau S1, ketika mereka sudah

ingin meneruskan bekerja, mereka sudah dapat peluang kerja yang

mumpuni.

Dan yang kedua ini adalah Wirausaha di luar atau di tempat yang

lain. Yaitu di perusahaan, ini program yang lain. Nah nanti setelah lulusan

itu, saya menawarkan MoU, seperti hari ini, kita kerjasama dengan Garuda

Food, Kita ikat MoU, Seperti hari ini, kita kerjasama dengan Garuda Food

(Pada saat wawancara beliau sedang melakukan Rapat dengan Garuda

food di Pondok alfath). Jadi, ada lima belass santri alfath di kasih gaji dua

jutaan. Gajinya di kasih dulu ke kita, tapi si santri itu, ,makan, ongkos oleh

kita di bayarkan, dan nanti uangnya itu di manage. Dan nanti ke santrinya

itu kita kasih ongkos dua puluh lima ribu perhari. Kemudian itu, mereka

kuliah gratis, makan gratis, sampai santri tersebut jadi sarjana.Nah jadi

ketika dia masuk kita tawarkan ke perusahaan-perusahaan daan distributor

lainnya, semisal sosro, rumah makan bagian kasir, ke yogya store. Mereka

itu, ketika masuk ke program KSB II dan lulus kuliah mereka tetap bisa

melanjutkan pekerjaannya di tempat sebelumnya.

Dan yang di maksud berkelannjutan, setelah mereka di sodorkan

kerja, mereka harus membayar zakat sebesar 2,5%, dan di alfath ada

lembaga yang mewadahi itu bernama Lazis al fath ini mewadahi zakat dan

infaq dari Alumni yang sudah bekerja dan dari zakat yang 2,5% itu di

gunakan untuk membantu santri yang berikutnya. Dan yang kesini bebas

biaya atau Gratis total.

2. Dalam Hal Controlling Program biasanya berkoordinasi, dan

managementnya dengan siapa saja pak?

Jawab :

Iya, jadi managernya biasanya dengan pengajian, jadi dalam

seminggu, lima hari pengajian di pimpin oleh saya setiap malam, dan

sambil laporan. Malem selasa kita ada tawasulan, ayat kursi. Malam Rabu,

doa khusus cari rizki, dan wiridan. Malam jumat dengan dzikir, malem

selasa asmaul husna. Malam Minggu, shalawat nariyah, dalam satu

minggu itu lima kali pertemuan tawassulan atau do‟a.

Lalu pada khatmil al-quran hari jum‟at.Sebulan itu ada dua kali,

ada khataman, ada manakiban, dan seminggu satu kali di hari ahad itu

pengajian malam. Jadi mereka itu dalam seminggu ada lima malam,

termasuk jenis pekerjaannya ya, ada yang bisa malam minggu, ada yang

bisa malam jum‟at, jadi beda-beda. Mereka wajib hadir sambil laporan

seminggu sekali, masing-masing punya waktunya, tergantung job

kerjanya, dan untuk sebulan itu dua kali. Kalau di siang hari itu hari jum‟at

dan hari ahad, di hari jum‟at itu dari jam Sembilan sampai masuk

jum‟atan, mereka sambil khataman alquran dan tadarusan bareng-bareng ,

sampai nanti jum‟atan, kalau hari minggu dari jam sepuluh sampai jam

dua belas, di situ rapat daan menanyakan jobnya masing-masing.

3. Untuk santri yang baru mengikuti program biasanya di tempatkan di

mana pak?

Jawab :

Untuk santri yang awal itu tidak di terjunkan dulu, untuk santri

yang awal wajib bagi mereka dalam tiga bulan mengikuti trainining

dengan kita. Trainingnya itu wajib menghafalkan 150 ayat alqur‟an dulu,

artinya kita cetak dulu mental mereka menjaadi santri wirausaha sesuai

pendekatan al-qur‟an yang kita sebut dengan Qur‟an Motivation

Trainning, Jadi Bagaimana melatih Mereka dengan alqur‟an sehingga

memliki semangat berwirausaha, nah,, Quran motivation tainning ini kita

lakukan selama tiga bulan, dengan empat surat, itu yang terdiri dari 150

ayat, yaitu surat al-fath, al anfal, ar-radh, dan surat an-nashr. Empat surat

ini mencetak seorang mukmin menjadi seorang Mujahid. 150 ayat ini

mereka wajib hafal, kalau belum hafal mereka belum bisa di terjunkan,

selain menghafal mereka harus mengerti 150 ayat tersebut., dan saya

sendiri yang langsung turun tangan untuk mengajarkan mental tersebut,

hal ini memotivasi mereka bagaimana mau usaha dengan pendekatan

agama, dan sebutannya qur‟an motivation training. Karna bekerja bagian

daripada jihad, tujuannya adalah berinfaq, ya ayuhal ladzinna amanu

anfiqu makasakum, jadi infaq itu adalah tujuannya. Dan bekerja itu

sebagai perantaraan, bukan menjadi tujuan, karna itulah terken perintah

Allah wajahidu bi amwalihim, berjihadlah kalian dengan harta , wa

anfusihim itu artinya fisabilillah, dan untuk mencetak santri wirausaha ini

kita sudah punya formula, formulanya itu dengan 150 ayat tadi.

4. Dari setiap Divisi Apakah memiliki Pembagian manager?

Jawab :

Ada, seperti halnya perbankan, ada managernya, dari swamitra, di

motoris ada Managernya, di minimarket ada managernya, di sector jasa

dan dan dagang pun ada managernya, kalau di sector pendidikan ya kepala

sekolah itu ( Ka dadan yang saat itu berada di sekitar pewawancara) .

5. Untuk setiap divisi bisa seorang atau lebih dalam mengelolanya?

Jawab:

Hanya seorang, Kemudian mereka membawahi beberapa orang,

dan managernya itu ada yang sudaah di gaji secara professional, ada yang

statusnya sebagai KSB II .

PEWAWANCARA

Basyir Iskandarsyah

NIM : 1110051000068

NARASUMBER

DR. KH. Muhammad Fajar

laksana

Lampiran 5

HASIL WAWANCARA

Nama : Usep Hermawan

Hari / Tanggal : Selasa, 4 Juli 2017

Jabatan : Manager Stock motoris warehouse alfath divison

Tempat : Gudang Stock Motoris Alfath

Waktu : 08.32 – 08.36 WIB

Pertanyaan :

1. Sebagai manager Stock motoris ware house apa yang di lakukan dan

bagaimana managementnya?

Jawab :

Sebagai kepala gudang, yang pertama saya menyiapkan barang

daari Cibadak, biassanya dari PT.Garuda food. Pengambilannya sekali

dalam seminggu, dan biasanya total pembeliannya sekitar 20 juta, Total

tersebut jumlah dari pengambilan PT. Garuda food, Nabati dan minuman.

Setelah itu saaya menyiapkan barang-barang tersebut ke gudang.

Esok harinya, sebelum tim motoris mulai kea gen selanjutnya, saya

melakukan persiapan dengan barang-barang yang akan di stock kepada tim

motoris.

2. Sebagai manager apakah ada hambatan dalam pelaksanaannya?

Jawab :

Biasanya hambatannya pada SO barang atau Stock out pas loading barang

terjadi kekurangan dadn kesalahan dalam pencatatan, terkadang terjadi

kehilangan, pada saat motoris di bawa ke lapangan dan terjadi kerusakan

pada saat barang di retur.

3. Dari pak Kiyai terkadang melakukan controlling atau pengawasan

terhadap produksi?

Jawab :

Biasanya pak kiyai melakukan arahan seminggu sekali, atau dua minggu

sekali, dan biasanya di lakukan melalui pengarahan dengan pengajian dan

perkumpulan lain setiap dan tergantung divisi.

PEWAWANCARA

Basyir Iskandarsyah

NIM : 1110051000068

NARASUMBER

Usep Hermawan

Lampiran 6

HASIL WAWANCARA

Nama : Pardin

Hari / Tanggal : Selasa, 4 juli 2017

Jabatan : Motoris

Tempat :Gudang Stock Motoris Alfath

Waktu :08.36-08.42 WIB

Pertanyaan :

1. Bagaimana anda bisa mengenal dan mengikuti program SATRIA di

pondok al fath?

Jawab :

Waktu SMA kana da yang persentasi, dari KSB II yang ada di beasiswa

seekolah ini, terus langsung di massukkan ke bagian motoris.

2. Setelah mengikuti program SATRIA ini bagaimana pendapat anda

terkait kegiatannya?

Lumayan bagus, saya mendapat banyak pengalaman, diantaranya sempat

bertemu pelanggan daan berinteraksi.Dulu sempat malu saat di Tanya

udah punya anak belum, karena dikirain pelanggan udah punya anak dua,

padahal saya masih single.

3. Apakah langkah anda setelah anda lulus dari program ini?

Setelah ini ya rencanannya kemungkinan dan harapannya sih bisa

langsung ke garuda food. Di indonesiakan sekarang banyaknya kan di

perdagangan ya. Jadi, mudah kalau sebelumnya udah di training dan

mendapatkan ilmu disini jadi ga terlalu rumit.

PEWAWANCARA

Basyir Iskandarsyah

NIM : 1110051000068

NARASUMBER

Pardin

Lampiran 7

PEDOMAN WAWANCARA

Nama : Annisa

Hari / Tanggal : Selasa, 4 juli 2017

Jabatan : Motoris Administration

Tempat :Gudang Stock Motoris Alfath

Waktu :08.36-08.42 WIB

Pertanyaan :

1. Bagaimana anda bisa mengenal dan mengikuti program SATRIA di

pondok al fath?

Jawab :

Di kader sama orang lain, maksudnya karena di kenalin sama orang lain

yang mengikuti ini.

2. Setelah mengikuti program SATRIA ini bagaimana pendapat anda

terkait kegiatannya?

Secara Pribadi memang menambah pengalaman dan wawasan saya untuk

kewirausahaan di kedepannya.

3. Apakah langkah anda setelah anda lulus dari program ini?

Setelah ini kemungkinan kerja, karena kana sudah memiliki pengalaman

dan wawasan di dunia kerja.

PEWAWANCARA

Basyir Iskandarsyah

NIM : 1110051000068

NARASUMBER

Annisa

Lampiran 8

Bukti Foto seusai wawancara

Wawancara penulis kepada DR. KH. Muhammad

Fajar Laksana,Pimpinan pondok pesantren Dzikir

alfath sekaligus Pembina program SATRIA.

Wawancara penulis

kepada

UsepHermawan,

Manager divisi Gudang

motoris.

Wawancara penulis (tengah) kepada Annisa (kiri) dan Pardin (Kanan),Anggota

Motoris pada program satria.

Lampiran 9

DR. KH. Muhammad Fajar Laksana

Lampiran 10

Pondok Pesantren Dzikir Al Fath

Tampak Pintu gerbang Pondok Pesantren Dzikir alfath Kota

Sukabumi.

Batu peresmian oleh Ahmad Heriyawan

sebagai kawasan Qoriyah Thoyyibah

Mubarokah pada 4 mei 2011. Logo Pondok Pesantren Dzikir

Al-fath Sukabumi.

Visi dan Misi Pondok Pesantren Dzikir alfath di banner gerbang

utama

Kantor sekaligus Pusat Informasi tamu yang datang ke Pondok pesantren

Dzikir alfath.

Kantor dan Ruang tunggu tamu yang berkunjung serta di jadikan ruang

administrasi santri Pondok pesantren alfath

Lampiran 11

Rancangan Program Santri wirausaha alfath dan Kuliah sambil bekerja

berkelanjutan pada banner alfath

Lampiran 12

Data dan Bukti Fisik STIE dan STMIK PASIM

Transportasi serbaguna STIE dan STMIK PASIM

Logo yayasan Pasim Gedung Yapasim Tampak

dari depan

Lampiran 13

Data Fisik Program SATRIA Motoris dan Kegiatannya

Depan Gudang stok motoris Saat transportasi motoris tidak di

gunakan di istirahatkan di depan

gudang

Kondisi Motorist saat mulai

berangkat

Kondisi Gudang Stok Motorist